randoo

53
39 Eli yulianti 1102011086 SKENARIO 1 : KESEHATAN IBU,ANAK DAN REMAJA BLOK KEDOKTERAN KOMUNIKASI LI 1. Memahami dan Menjeaskan Perilaku Beresiko dan Perilaku Kesehatan pada Masa Pubertas Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu: 1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. 2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang. 3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. 4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi Tahapan perkembangan masa remaja : Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut : 1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun. Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya. 2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun. Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam. 3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun. Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri. Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.Tahapan perkembangan identitas:

description

dada

Transcript of randoo

Eli yulianti1102011086SKENARIO 1 : KESEHATAN IBU,ANAK DAN REMAJABLOK KEDOKTERAN KOMUNIKASILI 1. Memahami dan Menjeaskan Perilaku Beresiko dan Perilaku Kesehatan pada Masa PubertasBeberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang.3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi

Tahapan perkembangan masa remaja : Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 13 tahun.Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrakdan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.

2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 16 tahun.Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayaltentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.

3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 20 tahun.Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya,mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapankebebasan diri.Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.Tahapan perkembangan identitas:

Sehat adalah keadaan sejahtera seutuhnya baik secara fisis, jiwa maupun sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Remaja merupakan kelompok masyarakat yang hampir selalu diasumsikan dalam keadaan sehat. Padahal banyak remaja yang meninggal sebelum waktunya akibat kecelakaan, percobaan bunuh diri, kekerasan, kehamilan yang mengalami komplikasi dan penyakit lainnya yang sebenarnya bisa dicegah atau diobati. Banyak juga penyakit serius akibat perilaku yang dimulai sejak masa remaja contohnya merokok, penyakit menular seksual, penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA), Human Immunodeficiency Virus Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS), kurang gizi, dan kurang berolahraga. Semua ini, yang akan mencetuskan penyakit atau kematian pada usia muda.Pada masa remaja terjadi perubahan baik fisis maupun psikis yang menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya. Masa ini merupakan masa terjadinya proses awal pematangan organ reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan perubahan fisis, kecukupan gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang akhirnya menimbulkan konflik dalam dirinya yang kemudian memengaruhi kesehatannya. Remaja yang mengalami gangguan kesehatan berupaya untuk melakukan reaksi menarik diri karena alasan-alasan tersebut. Pencegahan terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada remaja memerlukan pengertian dan perhatian dari lingkungan baik orangtua, guru, teman sebayanya, dan juga pihak terkait agar mereka dapat melalui masa transisi dari kanak menjadi dewasa dengan baik Yang termasuk dalam kelompok remajaRemaja dimengerti sebagai individu yang berada pada masa peralihan dari masa kanak ke masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase pematangan (pubertas), yang ditandai dengan perubahan fisis, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa pubertas, hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan aktif diproduksi, dan menjadikan remaja memiliki kemampuan reproduksi. Perkembangan psikologis ditunjukkan dengan kemampuan berpikir secara logis dan abstrak sehingga mampu berpikir secara multi-dimensi. Emosi pada masa remaja cenderung tidak stabil, sering berubah, dan tak menentu. Remaja berupaya melepaskan ketergantungan sosial-ekonomi, menjadi relatif lebih mandiri. Masa remaja merupakan periode krisis dalam upaya mencari identitas dirinya.Ditinjau dari sisi bahwa remaja belum mampu menguasai fungsi fisis dan psikisnya secara optimal, remaja termasuk golongan anak. Untuk hal ini, remaja dikelompokkan menurut rentang usia sesuai dengan sasaran pelayanan kesehatan anak. Disesuaikan dengan konvensi tentang hak-hak anak dan UU RI no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, remaja berusia antara 10-18 tahun. Pengertian Perilaku BeresikoPerilaku yang dapat membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit berhasil dalam melalui masa perkembangannya. Perilaku berisiko dilakukan remaja dengan tujuan tertentu yaitu untuk dapat memenuhi perkembangan psikologisnya. Contoh : Merokok, penggunaan narkoba agar diterima teman sebayanya, bukti kemandirian dari orang tuaHubungan Perilaku BerisikoTingkah laku berisiko cenderung dihubungkan satu sama lain dengan memperkirakan bahwa permulaan dari suatu perilaku dapat menunjukkan bahwa perilaku lain mempunyai kemungkinan besar sebagai awal dari masa yang akan datang. Hubungan yang erat antara minum alkohol dan kecelakaan yang tidak disengaja telah banyak diketahui. Hubungan alkohol dengan kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama kematian pada akhir remaja. Alkohol juga dihubungkan dengan kecelakaan termasuk bukan penggunaan kendaraan dan olah raga air. Penyalahgunaan obat mempunyai hubungan positif dengan mulanya perilaku seksual dini. Remaja wanita yang dilaporkan menggunakan obat-obat yang tidak sah dan merokok sigaret lebih suka tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak menginginkan kehamilan. Di antara masalah penyalahgunaan obat, pola penggunaan dihubungkan dengan berbagai kebiasaan yang diperkirakan. Permulaan kebiasaan minum alkohol dan merokok merupakan hal yang merusak. Sebagai rangkaian kemajuan selanjutnya, penggunaan mariyuana didahului dengan minum alkohol dan merokok; alkohol, sigaret (rokok) dan mariyuana mendahului obat-obat illegal yang lain (termasuk pelanggaran hokum, kokain, heroin, sedatif dan tranquiliser) dan penggunaan obat psikoaktif akan diikuti oleh obat-obat bius yang lain. Pada anak wanita, merokok sering merupakan prediksi yang penting untuk penyalahgunaan obat bius yang lain. Penggunaan obat bius secara umum akan mengakibatkan mudahnya penggunaan obat bius yang lain yang menyebabkan efek kumulatif dari semua obat bius.Konsekuensi medis dari perilaku berisiko dapat berdampak jangka pendek maupun jangka panjang dari tingkah laku berisiko. Dampak jangka pendek terlihat dalam beberapa minggu atau bulan, yaitu selama masa remaja; efek jangka panjang akan muncul umumnya setelah masa remaja. Konsekuensi jangka pendek dari penggunaan alkohol terlihat pada umumnya di ruang gawat darurat yang dikaitkan dengan kecelakaan. Bahan psikoaktif delta-9-tetra hidrokanabinol dalam mariyuana menyebabkan perubahan suasana hati. Risiko jangka panjang tidak akan didokumentasi. Disfungsi psikologis pada umumnya sering dilaporkan dalam penggunaan obat bius. Petunjuk penting untuk kekurangan disfungsi termasuk di sini adalah gangguan motivasi secara umum dan gangguan perkembangan di dalam sekolah. Pencarian identitas bagi yang sudah berpengalaman pada pecandu sangat sulit karena tidak mungkin untuk mengidentifikasi karena remaja tidak mungkin memakai obat-obatan tanpa jalan pintas Perlunya memperhatikan kesehatan remajaPertumbuhan dan perkembangan yang pesat dari aspek fisis, emosi, intelektual, dan sosial pada masa remaja merupakan pola karakteristik yang ditunjukkan dengan rasa keingintahuan yang besar, keinginan untuk bereksperimen, berpetualang, dan mencoba bermacam tantangan, selain cenderung berani mengambil risiko tanpa pertimbangan matang terlebih dahulu. Ketersediaan akan akses terhadap informasi yang baik dan akurat, serta pengetahuan untuk memenuhi keingintahuan mempengaruhi keterampilan remaja dalam mengambil keputusan untuk berperilaku. Remaja akan menjalani perilaku berisiko, bila keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat dan selanjutnya menerima akibat yang harus ditanggung seumur hidupnya dalam berbagai bentuk masalah kesehatan fisis dan psikososial.Beberapa alasan mengapa program kesehatan remaja ini perlu diperhatikan antara lain disebabkan:1. Jumlah remaja di Indonesia lebih kurang 20% dari populasi;2. Remaja merupakan aset sekaligus investasi generasi mendatang;3. Upaya pemenuhan Hak Asasi Manusia;4. Untuk melindungi sumber daya manusia potensial.Keadaan kesehatan remaja di IndonesiaRemaja menghadapi masalah kesehatan yang kompleks, walaupun selama ini diasumsikan sebagai kelompok yang sehat. Dari beberapa survei diketahui besaran masalah remaja, sebagaimana ditunjukkan oleh data berikut: survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan 17% perempuan yang saat ini berusia 45-49, menikah pada usia 15 tahun; Sementara itu, terdapat peningkatan secara substansial pada usia perempuan pertama kali menikah. Perempuan usia 30-34 tahun yang menikah pada usia 15 tahun sebesar 9%, sedangkan perempuan usia 20-24 tahun yang menikah pada usia 15 tahun sebesar 4% (BPS and Macro International, 2008).Menurut survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, persentase perempuan dan lelaki yang tidak menikah, berusia 15-19 tahun merupakan : Perokok aktif hingga saat ini: Perempuan: 0,7%; sedangkan lelaki: 47,0%. Mantan peminum alkohol: Perempuan: 1,7%; dan lelaki: 15,6%. Peminum alkohol aktif: perempuan: 3,7%; lelaki: 15,5 %. Lelaki pengguna obat dengan cara dihisap: 2,3%; dihirup: 0,3 %; ditelan 1,3%. Perempuan pertama kali pacaran pada usia 20 th. Merekomendasikan pe biaya u/ pelayanan kesehatan, kelangsungan hidup anak dan program keluarga berencana yg memenuhi kebutuhan remaja puteri1. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tdk diinginkan oleh salah satu atau kedua orangtua bayi tersebut.Faktor penyebabnya: Karena kurangnya pengetahuan yg lengkap & benar ttg proses terjadinya kehamilan & metode2 pencegahannya Akibat terjadi tindak perkosaan Kegagalan alat kontrasepsiJika remaja mengalami KTD:Hanya ada pilihan Mempertahankan atau Aborsi, hal ini akan beresiko terhadap fisik, psikis dan sosial remaja. Mempertahankan Kehamilan1. Risiko Fisik: kesulitan dalam persalinan seperti pendarahan, komplikasi lain (PEB, persalinan prematur, IUGR, CPD) hingga kematian 2. Risiko Psikis/Psikologis. pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya/ tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah: perkawinan bermasalah yang penuh konflik krn sama-sama belum dewasa & siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Pasangan muda terutama pihak perempuan : dibebani o/ berbagai perasaan yg tdk nyaman (dihantui rasa malu terus menerus, rendah diri, bersalah/ berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dll) hingga gangguan kejiwaan 3. Risiko Sosial berhenti/putus sekolah atas kemauan sendiri krn rasa malu/cuti melahirkan. dikeluarkan dari sekolah sekolah tdk mentolerir siswi hamil. menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja yg seharusnya dinikmati, & terkena cap buruk karena melahirkan anak "di luar nikah" kelahiran anak di luar nikah masih menjadi beban orang tua maupun anak yg lahir. 4. Risiko EkonomiMerawat kehamilan, melahirkan & membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besarMengakhiri Kehamilan Abortus dalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan, dimana beratnya < 500 gram atau sebelum kehamilan usia 20 mgg Abortus terbagi 2: Abortus spontan keguguran Abortus buatan pengguguran, aborsiImami/KRR 24

Risiko aborsi tdk aman1. Risiko Fisik: Pendarahan & komplikasi lain (infeksi, emboli, KE, robekan ddg rahim, kerusakan leher rahim) kematian. Aborsi yang berulang: komplikasi & juga mengakibatkan kemandulan. 2. Risiko Psikis Pelaku aborsi: perasaan takut, panik, tertekan atau stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah/ dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama Depresi Perasaan sedih karena kehilangan bayi Kehilangan kepercayaan diri3. Risiko Sosial Ketergantungan pada pasangan menjadi > besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah mengalami KTD dan aborsi. Remaja perempuan > sukar menolak ajakan seksual pasangannya. Pendidikan terputus dan masa depan terganggu. 4.Risiko Ekonomi. Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya menjadi semakin tinggi.Kerugian & bahaya KTD pd remaja Remaja jadi putus sekolah Kehilangan kesempatan meniti karir Menjadi orangtua tunggal & pernikahan dini yg tdk terencana Kesulitan dalam beradaptasi secara psikologis (sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang) Kesulitan beradaptasi menjadi orangtua (tidak bisa mengurus kehamilannya & bayinya) Perilaku yang tidak efektif (stress, konflik) Kesulitan beradaptasi dengan pasangan Mengakhiri kehamilannya aborsi ilegal kematian & kesakitan ibu LI 3. Memahami dan Menjeaskan Penatalaksanaan Resiko Tinggi Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi.Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).2. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada Usia Muda.a. Keguguran.Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksiterutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.c. Mudah terjadi infeksi.Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis..

e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.f. Kematian ibu yang tinggi.Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:a. Resiko bagi ibunya :(1) Mengalami perdarahan.Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.(2) Kemungkinan keguguran / abortus.Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai alat.(3) Persalinan yang lama dan sulit.Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salahKematian ibu.Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.b. Dari bayinya :(1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.

(2) Berat badan lahir rendah (BBLR).Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.(3) Cacat bawaan.Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.(4) Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.(Manuaba,1998).Faktor-Faktor Resiko pada KehamilanMenurut Azrul Azwar (2008) faktor-faktor resiko pada ibu hamil meliputi:1. Umura. Terlalu muda yaitu < 20 tahun Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik sehingga perlu diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit.b. Terlalu tua yaitu > 35 tahun Pada umur ini kesehatan dan rahim ibu sudah tidak baik seperti pada umur 20-35 tahun sebelumnya sehingga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan dan resiko cacat bawaan.2. ParitasParitas lebih dari 3 perlu diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena semakin banyak anak keadaan rahim ibu semakin lemah.3. Interval Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang < 2 tahun, bila jarak terlalu dekat maka rahim dan kesehatan ibu bulum pulih, keadaan ini perl diwaspadai persalinan lama, kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik atau perdarahan.4. Tinggi badan Tinggi badan < 145 cm, pada keadaan ini paerlu diwaspadai ibu yang mempunyai panggul sempit sehingga sulit untuk melahirkan5. Lingkar Lengan AtasLila < 23,5 cm, ini berarti ibu beresiko memderita KEK (Kekurangan Energi Kronik) atau kekurangan gizi yang lama. Pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak dikemudian hari.6. Riwayat Keluarga menderita penyakit kencing manis (DM), Hipertensi dan riwayat cacat kongenital.7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul Menurut Wordpress (2008), faktor resiko atau resiko sedang dalam kehamilan yaitu: tinggi badan kurang dari 145 cm, jarak antara kelahiran/ kehamilan kurang dari 2 tahun, paritas lebih dari 3 orang, usia >35 tahun dan