Rancang Pendeteksi Kerusakan Lampu sksjsLalu Lintas Berbasis Wireless
description
Transcript of Rancang Pendeteksi Kerusakan Lampu sksjsLalu Lintas Berbasis Wireless
-
RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN LAMPU
LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS
(BAGIAN II)
TUGAS AKHIR
DWI WAHYU PRASETYO
PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM
INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013
-
i
RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN LAMPU
LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS
(BAGIAN II)
TUGAS AKHIR
DWI WAHYU PRASETYO
PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM
INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013
-
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PROYEK AKHIR
RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN LAMPU
LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS
(BAGIAN II)
PROYEK AKHIR
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Bidang
Otomasi Sistem Instrumentasi Pada Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Oleh :
DWI WAHYU PRASETYO
NIM 081002005
Tanggal Lulus :
30 Agustus 2013
Disetujui oleh :
Pembimbing, Konsultan,
Drs. Tri Anggono Prijo Saikhul Imam, S.Si
NIP. 196105171990021001 NIK.139080784
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PROYEK AKHIR
Judul : RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN
LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS
(BAGIAN II)
Penyusun : DWI WAHYU PRASETYO
NIM : 081002005
Tanggal Ujian : 23 Agustus 2013
Pembimbing : Drs. Tri Anggono Prijo
Konsultan : Saikhul Imam, S.Si
Disetujui oleh :
Pembimbing,
Drs. Tri Anggono Prijo
NIP.196105171990021001
Konsultan,
Saikhul Imam, S.Si
NIK.139080784
Mengetahui :
Ketua Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Drs.Siswanto,M.Si
NIP.19640305 198903 2 003
Ketua Prodi
D3-Otomasi Sistem Instrumentasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Drs.Bambang Suprijianto,M.Si
NIP.19630426 19920 1001
-
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN PROYEK AKHIR
Proyek Akhir ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan
dalam lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai
referensi kepustakaan, tetapi pengutipan seijin penulis dan harus menyebutkan
sumbernya sesuai kebinasaan ilmiah.
Dokumen Proyek Akhir ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.
-
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat,
rahmat dan kemurahan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir
dengan judul Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu Lintas
Berbasis Wireless.
Selama mengerjakan penelitian sampai tersusunnya Tugas Akhir ini,
banyak bantuan moril maupun materil yang telah penulis peroleh dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dengan
kerendahan hati dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan ridho, hidayah, ilmu, kebahagiaan dan
anugerah yang luar biasa. Serta memberi iman dan ketakwaan yang
membuat saya selalu bersyukur. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah bagi Rasulullah Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan
yang terang dan begitu mencintai umatnya.
2. Ibuku Mualifah dan kakakku Adi Cahyo Purnomo, serta ayahku Didik
Purwanto (Alm). Atas segala doa, bantuan inspirasi serta dorongannya
selama ini.
3. Bapak Drs.Bambang Suprijianto,M.Si selaku kaprodi D3 Otomasi Sistem
Instrumentasi, penguji proposal dan sidang tugas akhir ini.
4. Bapak Saikhul Imam,S.Si selaku Dosen konsultasi yang selalu
memberikan ilmu dalam setiap konsultasi, masukkan dan membantu
dalam perkuliahan serta pembuatan tugas akhir ini.
5. Bapak Drs.Tri Anggono Prijo selaku Dosen Pembimbing tugas akhir ini
yang selalu membantu dan memberikan bimbingan.
6. Bapak Drs.Siswanto, M.Si selaku kepala depatemen Fisika.
7. Mbak Dwi Hastuti yang selalu sabar dalam membantu, men-support dan
mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Dyah Prameswari Ningartha, my partner yang selalu membantu, berjuang
bersama, selalu ada ketika dibutuhkan, meskipun selalu cerewet.
9. Pak Deni yang selalu membantu untuk memberikan ide, kreatifitas dan
mengajari pemograman.
-
vi
10. Semua Dosen D3 Otomasi Sistem Instrumentasi yang selalu mengajar
dengan ikhlas walaupun teman-teman sering ramai dikelas.
11. Rikana Brillian Putri Indah yang selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Semua teman-teman dikelas D3-Otomasi Sistem Instrumentasi angkatan
2010, Tyo, Andre (Mbah), Faisal (Endok), Dimas (Dimsum), Munir
(Mumun), Suhud (Supendi), Romi ( Rombeng), Robbi (Cong Makasen),
Agung, Rouf, Dhani, Eko, Adhi (Adhi Gugugaga), Ari (Jhon Gen), Aloy,
Rangga, Husna, dan Ike semua telah mendukung terselesaikannya tugas
akhir dan PKM I love you guys.
13. Teman-teman HIMAFI dan ASTRAI yang banyak mengajarkan tim dan
organisasi.
14. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Maaf apabila
terlewatkan. Semoga kebaikan dan keikhlasan kalian dibalas oleh Allah
SWT.
Harapan kami sebagai penulis adalah semoga dengan terselesaikannya
Tugas Akhir ini, dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi umumnya dimasa
sekarang dan yang akan dating. Sadar dengan keterbatasan waktu dan
kemampuan yang dimiliki oleh penulis , maka hasil dari Tugas Akhir ini
tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian penulis telah
berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun mengharapkan saran
dan kritik demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Surabaya,
Penulis
-
vii
Dwi Wahyu Prasetyo, 2013, Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan Lampu
Lalu Lintas Berbasis Wireless (Bagian II). Tugas Akhir ini dibawah bimbingan
Drs. Tri Anggono Prijo dan Shaikul Imam, S.Si, MT Prodi D3 Otomasi Sistem
Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga.
ABSTRAK
Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang
terpasang di persimpangan jalan, pengaturan ini dimaksudkan untuk mengatur
pergerakan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat
bergerak secara bergantian. Lampu lalu lintas yang tiba-tiba rusak atau mati
mendadak, mampu mengacaukan arus lalu lintas, sehingga kemacetan tidak dapat
dihindari. Dampaknya adalah kemacetan lalu lintas yang padat.
Sistem pada proyek akhir ini menggunakan mikrokontroler ATMega16,
multiplexer yang berfungsi sebagai pengaturan keluaran dari beberapa masukan
sensor arus, sensor ACS712 berfungsi untuk pendeteksi arus pada kabel lampu
lalu lintas dan wireless Xbee Pro berfungsi untuk mengirim dan menerima data
dari status lampu. Hasil dari pembacaan sensor arus akan melewati multiplexer
dan akan di olah oleh mikrokontroler, lalu data akan dikirim secara real time
menggunkan wireless.
Kata Kunci : Mikrokontroler ATMega16, sensor ACS712, Multiplexer, Wireless
Xbee Pro.
-
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR ................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 3
1.4 Tujuan ....................................................................................... 3
1.5 Manfaat Tugas Akhir ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Traffic Light.............................................................................. 5
2.1.1 Jenis Lampu Lalu Lintas ................................................. 6
2.1.2 Cara Pengoprasian .......................................................... 6
2.1.3 Sistem Lampu Lalu Lintas .............................................. 7
2.2 Sensor Arus ACS712 ................................................................ 7
-
ix
2.3 Xbee Pro ................................................................................... 10
2.4 RF Module tipe Xbee Pro ......................................................... 11
2.5 Mikrokontroler ATMega16 ...................................................... 12
2.5.1 Fitur ATMega16 ............................................................. 12
2.5.2 Konfigurasi Pin AVR ATMega16 .................................. 14
2.6 Catu daya .................................................................................. 16
2.7 Multiplexer ............................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 20
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 20
3.2.1 Bahan Penelitian ............................................................. 20
3.2.2 Alat Penelitian ................................................................ 21
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................... 22
3.3.1 Perancangan Alat ............................................................ 24
3.3.2 Diagram Blok ................................................................. 26
3.3.3 Perancangan Software .................................................... 30
3.3.4 Pengalamatan Mikrokontroler ATMega16 ..................... 32
3.3.5 Perancangan Software Pengujian
Port-Port Mikrokontroler ................................................ 33
3.3.6 Perancangan Software ADC dan Multiplexer
pada Mikrokontroler........................................................ 33
3.3.7 Perancangan Software Komunikasi Serial ..................... 34
-
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Mikrokontroler ......................................................... 36
4.2 Pengujian Software Multiplexer dan ADC
pada Mikrokontroler ATMega16 ............................................. 37
4.3 Pengujian Wireless Xbee .......................................................... 38
4.4 Pengujian Software Komunikasi Serial .................................... 42
4.5 Pengujian Software Pendeteksi Kerusakan Lampu
Lalu Lintas Pada Delphi ........................................................... 47
4.6 Pembahasan Kinerja Alat ......................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 53
5.2 Saran ......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 54
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Listing progam mikrokontroler .............................................. 55
Lampiran II Listing program Delphi7 ....................................................... 63
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lampu Lalu Lintas ................................................................ 5
Gambar 2.2 Diagram Blok IC ACS712 .................................................... 8
Gambar 2.3 Konfigurasi Pin dari IC ACS712 .......................................... 8
Gambar 2.4 IC Sensor Arus ACS712 ....................................................... 8
Gambar 2.5 Xbee Wireless ....................................................................... 10
Gambar 2.6 Konfigurasi Pin ATMega16 .................................................. 14
Gambar 2.7 Diagram Blok Multiplexer CD4051B ................................... 18
Gambar 3.1 Diagram Blok Prosedur penelitian ........................................ 22
Gambar 3.2 Perancangan Pendeteksi kerusakan lampu lalu lintas
Berbasis Wireless .................................................................. 24
Gambar 3.3 Rancang Bangun Pendeteksi kerusakan lampu
Lalu Lintas Berbasis Wireless .............................................. 25
Gambar 3.4 Diagram blok Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan
Lampu Lalu Lintas Berbasis Wireless ................................. 26
Gambar 3.5 Form Tampilan pada Delphi7 .............................................. 29
Gambar 3.6 Flowchart Rancang Bangun Pendeteksi
Kerusakan Lampu Lalu Lintas Berbasis Wireless ............... 30
Gambar 4.1 Test Query Xbee Pro S1 ....................................................... 39
Gambar 4.2 Test Query gagal .................................................................. 40
Gambar 4.2 Tampilan hyperterminal pada
personal komputer berupa data ADC ................................... 43
Gambar 4.3 Tampilan Form1 pada delphi ................................................ 48
Gambar 4.4 Kondisi normal pada nyala lampu lintas ............................... 51
Gambar 4.5 Terjadi kerusakan pada lampu lalu lintas .............................. 52
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B .............................................................. 15
Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port C ............................................................... 15
Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D ............................................................... 16
Tabel 2.4 Tabel kebenaran Multiplexer .................................................... 19
Tabel 3.1 Tabel kebenaran keluaran multiplexer ...................................... 28
Tabel 4.1 Tabel penggunaan port pada Mikrokontroler............................ 36
Tabel 4.2 Pengujian menghubungkan multiplexer dengan ADC.............. 37
Tabel 4.3 Uji coba pertama receive satu ruang dengan transmitter .......... 41
Tabel 4.4 Ujicoba kedua receive di ruang berbeda dengan transmitter .... 42
Tabel 4.5 Tabel pengujian komunikasi serial
dengan personal komputer ........................................................ 44
Tabel 4.6 Tabel hasil pengiriman data dari
mikrokontroler ke personal komputer. ..................................... 45
Tabel 4.7 Pengujian program Delphi 7 keseluruhan ................................. 50
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lampu lalu lintas
yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra
cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan
kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah.
Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur
pergerakan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat
bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus yang ada.
Tapi apa jadinya apabila fasilitas di jalan raya kurang memadai ataupun
kurang mendapatkan perhatian. Tidak jarang lampu lalu lintas yang tiba-tiba rusak
atau mati mendadak, mampu mengacaukan arus lalu lintas, sehingga kemacetan
tidak dapat dihindari. Dampaknya adalah kemacetan lalu lintas yang padat.
Bahkan kemungkinan terburuk, saling tabrak antara pengendara. Jika hal yang
seperti ini dapat langsung diatasi, mungkin kemacetan tidak akan berlangsung
lama. Tapi jika pihak yang berwajib tidak atau belum mengetahui keadaan lampu
lalu lintas yang mengalami kerusakan. Tentu saja arus lalu lintas di jalan tersebut
akan kacau untuk kurun waktu yang cukup lama.
Agar tidak terjadi hal tersebut perlu dilakukan pemantauan secara terus
menerus. Fungsinya, agar setiap traffic light yang mengalami kerusakan secara
otomatis akan melaporkan statusnya. Dengan demikian, status lampu lalu lintas
-
2
yang rusak dapat langsung diketahui. Metode penelitian yang pernah di
aplikasikan di simulasi traffic light adalah dengan menggunakan sensor
photodiode sebagai sensor pendeteksi kerusakan dan handphone GSM sebagai
pengirim pesan kerusakan ke pusat control traffic light. Tapi sensor photodiode
yang dipasang di tiap-tiap lampu lalu lintas sangat tidak efisien, karena
pemasangan sensor photodiodenya tepat di nyala lampu, sehingga mengganggu
tampilan lampu lalu lintas itu sendiri. Penggunaan modul GSM untuk mengirim
informasi kerusakan pada lampu lalu lintas juga dirasa sudah kuno, selain itu jika
provider GSM yang digunakan untuk menerima sms sedang trouble, maka sms
kerusakan yang dikirim dari modul GSM pasti akan terhambat atau tidak terkirim.
Lalu di buatlah alat Sistem Monitoring Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu
Lintas Berbasis Wireless. Pada metode ini menggunakan sensor arus ACS712,
mikrokontroler ATMega16, dan wireless. Sensor yang digunakan untuk
mendeteksi kerusakan diletakkan didekat ATCS (box control) sehingga tidak
mengganggu tampilan lampu lalu lintas, untuk mengirimkan informasi kerusakan
lampu lalu lintasnya menggunakan wireless, karena informasi dapat langsung
diterima oleh pusat control lampu lalu lintas dan kepolisian, sehingga kerusakan
dapat langsung terdeteksi.
-
3
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi dalam melakukan tugas akhir ini diantaranya
adalah:
1. Apakah sensor dapat mendeteksi kerusakan?
2. Apakah wireless dapat mengirim informasi kerusakan ?
3. Apakah informasi kerusakan dapat diterima komputer kontrol?
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan alat tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari
kekurangan-kekurangan, sehingga dalam pembuatannya perlu dibatasi agar tujuan
dari tugas akhir ini dapat tercapai. Ada pun batasan-batasan masalah disini antara
lain:
1. Alat ini merupakan rancangan prototype
2. Alat ini dapat mendeteksi kerusakan jika wireless tetap terkoneksi dengan baik
1.4 Tujuan
Alat ini dibuat untuk mendeteksi adanya kerusakan pada nyala lampu lalu
lintas yang menggunakan pendeteksi kerusakan berupa sensor arus ACS712,
wireless untuk media pengiriman data dan monitoring kerusakan diruang control.
-
4
1.5 Manfaat Tugas Akhir
Alat ini dapat membantu mendeteksi kerusakan lampu lalu lintas dengan
mudah dan tepat, sehingga kita dapat mengetahui dimana letak kerusakan dan
jenis kerusakan pada nyala lampunya. Dan akan mengirimkan pesan ke pusat
pengontrolan lampu lalu lintas dan kepihak kepolisian sehingga dapat cepat
ditangani.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Traffic Light (Lampu Lalu Lintas)
Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang
terpasang dipersimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross),
dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini menandakan kapan kendaraan harus
berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagaiarah. Pengaturan lalu lintas
dipersimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada
masing-masing kelompok agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak
saling mengganggu antar arus yang ada.
Lampu lalu lintas telah diadopsi di hampir semua kota di dunia ini. Lampu
ini menggunakan warna yang diakui secara universal untuk menandakan berhenti
adalah warna merah, hati-hati untuk warna kuning dan hijau berarti dapat jalan
terus.
Gambar 2.1 Lampu Lalu Lintas
-
6
2.1.1 Jenis Lampu Lalu Lintas
1. Lampu lalu lintas terpisah Pengoperasian lampu lalu lintas yang
pemasangannya didasarkan pada suatu tempat persimpangan saja tanpa
mempertimbangkan persimpangan lainnya.
2. Lampu lalu lintas terkoordinasi Pengoperasian lampu lalu lintas yang
pemasangannya mempertimbangkan beberapa persimpangan yang terdapat
pada arah tertentu.
3. Lampu lalu lintas jaringan Pengoperasian lampu lalu lintas yang
pemasangannya mempertimbangkan beberapa persimpangan yang terdapat
dalam suatu jaringan yang masih dalam satu kawasan.
2.1.2 Cara Pengoperasian
1. Fixed time traffic signal Lampu lalu lintas yang pengoperasiannya
menggunakan waktu yang tepat dan tidak mengalami perubahan. Untuk
lampu lalu lintas dengan jenis pengoperasian ini menggunakan system
control logika atau biasa dikenal dengan PLC (Programmable Logic
Controller).
2. Actuated traffic signal Lampu lalu lintas yang pengoperasiannya
dengan pengaturan waktu tertentu dan mengalami perubahan dari waktu
kewaktu sesuai dengan kedatangan kendaraan dari berbagai persimpangan.
Cara pengoperasian jenis ini menggunakan system control berbasis logika
fuzzy.
-
7
2.1.3 Sistem lampu lalu lintas
System pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika
lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat berjalan baik secara
otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas
pada tiap-tiap jalur. System ini dikenal sebagai logika fuzzy. Metode
logika fuzzy digunakan untuk menentukan lamanya waktu lalu lintas
menyala sesuai dengan volume kendaraan yang sedang mengantre
pada sebuah persimpangan. Hasil pengujian system logika fuzzy ini
menunjukkan bahwa system lampu dengan logika ini dapat
menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang
antrean kendaraan sebesar 56,24%, jika dibandingkan dengan system
lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan
dengan menggunakan tenaga listrik. Namun, saat ini sudah ada
perkembangan teknologi lalu lintas dengan tenaga matahari.
2.2 Sensor Arus ACS712
Allegro ACS712 menyediakan solusi ekonomis dan tepat untuk
pengukuran arus AC atau DC di dunia industri, komersial, dan sistem komunikasi.
Perangkat terdiri dari rangkaian sensor efek-hall yang linier, low-offset, dan
presisi. Saat arus mengalir di jalur tembaga pada bagian pin 1-4, maka rangkaian
sensor efek-hall akan mendeteksinya dan mengubahnya menjadi tegangan yang
proporsional seperti yang dapat dilihat pada diagram blok fungsi berikut.
-
8
Gambar 2.2 Diagram blok IC ACS712
Gambar 2.3 Konfigurasi pin dari IC ACS712
Gambar 2.4 IC Sensor Arus ACS712
-
9
Berikut ini adalah karakteristik dari sensor arus ACS712.
Memiliki sinyal analog dengan sinyal-ganguan rendah (low-noise)
Ber-bandwidth 80 kHz
Total keluaran error 1.5% pada Ta = 25C
Memiliki resistansidalam 1.2 m
Tegangan sumber operasi tunggal 5.0V
Sensitivitas keluaran: 66 sd 185 mV/A
Tegangan keluaran proporsional terhadap arus AC atau pun DC
Fabrikasi kalibrasi
Tegangan offset keluaran yang sangat stabil
Hysterisis akibat medan magnet mendekati nol
Rasio keluaran sesuai tegangan sumber
Sensor ACS712 ini pada saat tidak ada arus yang terdeteksi, maka
keluaran sensor adalah 2,5 V. Dan saat arus mengalir dari IP+ ke IP-, maka
keluaran akan >2,5 V. Sedangkan ketika arus listrik mengalir terbalik dari IP- ke
IP+, maka keluaranya akan< 2,5 V.
-
10
2.3 Xbee Wireless
RF Module merupakan sebuah wireless embedded modul yang dapat
dengan mudah di-interface-kan dengan berbagai macam mikrokontroler.
Radio frequency tranciever ini merupakan sebuah modul yang terdiridari RF
receiver dan RF transmitter dengan sistem interface serial UART asynchronous.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menggunakan RF Module
agar dapat melakukan komunikasi point to point adalah melakukan seting
konfigurasi alamat (address). Proses konfigurasi ini dapat dilakukan melaui
software X-CTU yang merupakan software aplikasi khusus untuk RF Module.
Cara lain untuk melakukan setting dapat dilakukan melalui hiperterminal. Untuk
melakukan setting konfigurasi address melalui hiperterminal ada dua metode.
Metode pertama disebut one line percommand dan metode kedua disebut multiple
command on one line.
Gambar 2.5 Xbee Wireless
-
11
2.4 RF Module tipe XBee Pro
XBee PRO merupakan modul radio frekuensi yang beroperasi pada
frekuensi 2.4 GHz. Sesuai data sheet, modul ini memerlukan tegangan 2.8 V
sampai dengan 3.3 V saat mengirim data, modul ini akan membebani dengan arus
270 mA, dan arus 55 mA untuk penerimaan data Pada XBee Pro terdapat 20 pin,
namun yang sementara ini digunakan adalah 6 pin, yaitu VCC dan GND untuk
tegangan masukan, DOUT merupakan pin Transmit (TX), DIN merupakan pin
Receive (RX), RESET merupakan pin reset XBee PRO dan yang terakhir adalah
PWMO/RSSI merupakan indikator bahwa ada penerimaan data yang biasanya
dihubungkan ke led yang di drive oleh transistor.
Fitur
1. 3.3V @50mA
2. 250kbps Max data rate
3. 50mW output (+17dBm)
4. 1 mil (1600m) kisaran
5. Wire antenna
6. Sepenuhnya FCC bersertifikat
7. 6 10-bit ADC masukan pin
8. 8 digital IO pin
9. Enkripsi 128-bit
10. Lokal atau over-udara konfigurasi
11. AT atau API perintah set
-
12
2.5 Mikrokontroler ATMega16
ATMega16 merupakan mikrokontroler CMOS8-bit buatan Atmel keluarga
AVR. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter dengan
metode compare, interrupt eksternal dan internal, serial UART, progammable
Watchdog Timer, ADC dan PWM internal.
2.5.1 Fitur ATMEGA 16
Fitur-fitur yang dimiliki ATMEGA 16 sebagaiberikut :
1. Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi, dengan daya
rendah.
2. Arsitektur RISC dengan through hput mencapai 16 MIPS pada frekuensi
16MHz.
3. Memiliki kapasitas Flash memori 16 Kbyte, EEPROM 512 Byte dan
SRAM 1 Kbyte.
4. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu PortA, Port B, Port C, dan Port D.
5. CPU yang terdiriatas 32 buah register.
6. Unit interupsi internal dan eksternal.
7. Port USART untuk komunikasi serial.
8. Fitur Peripheral
Tiga buah Timer / counter dengan kemampuan pembandingan.
2 (dua) buahTimer/Counter 8 bit dengan Prescalerter pisah dan
Mode Compare.
-
13
1 (satu) buahTimer/Counter 16 bit dengan Prescaler terpisah,
Mode Compare, dan Mode Capture.
Real Time Counter dengan Oscillator tersendiri.
4 channel PWM
8 channel, 10-bit ADC
8 Single-ended Channel
7 Differential Channel hanya pada kemasan TQFP.
2 Differential Channel dengan Programmable Gain 1x, 10x, atau
200x.
Byte-oriented Two-wire Serial Interface.
Programmable Serial USART
Antarmuka SPI
Watchdog Timer dengan oscillator internal.
On-chip Analog Comparator.
-
14
2.5.2 Konfigurasi Pin AVR ATMega16
Konfrgurasi pin ATMega16 bisa dilihat pada gambar dibawah ini. Dan dari
gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin
ATMega16sebagai berikut:
Gambar 2.6 Konfigurasi pin ATMega16
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PAO..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PBO..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog dan SPI.
-
15
Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B
5. Port C (PCO..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, seperti
dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port C
-
16
6. Port D (PDO..PD7) merupakan pinI/O dua arah dan pin fungsi khusus,seperti
dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset microcontroller.
8. XTALL1 dan XTALL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
2.5 Catu Daya
Pencatu daya sebagai sumber daya. Sebagian besar piranti elektronik
membutuhkan tegangan searah (Direct Current / DC). Penggunaan baterai sebagai
sumber daya DC dinilai kurang efektif, hal ini disebabkan daya yang dimiliki
baterai hanya mampu digunakan dalam beberapa waktu saja (tidak tahan lama)
dan harganya relative mahal. Satu-satunya sumber daya mudah didapat dan
harganya paling murah adalah tegangan listrik PLN sebesar 110V/220V, dengan
frekuensi 50-60 Hz.
-
17
Tegangan PLN berupa tegangan bolak-balik (Alternate Current / AC).
Oleh karena ini, supaya dapat mencatu piranti elektronik yang memerlukan
tegangan DC, diperlukan sebuah rangkaian yang bisa mengubah tegangan bolak-
balik (AC) menjadi tegangan searah (DC) yang dinamakan rangkaian penyearah
tegangan. Dalam pembuatan power supply yang baik, tidak cukup hanya
menggunakan rangkaian penyearah tegangan. Untuk menciptakan catu daya yang
baik maka diperlukannya Regulator Voltage untuk menstabilkan tegangan
keluarannya. Hal ini dikarenakan bahwa tegangan PLN sering mengalami naik /
turun.
2.6 Multiplexer
Sebuah Multiplexer adalah rangkaian logika yang memiliki banyak masukan
tetapi hanya 1 keluaran dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat
mengatur penyaluran masukan tertentu kepada keluarannya, sehingga
memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui media tunggal.
Seleksi data-data masukan dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan
masukan dari multiplexer tersebut. Blok diagram sebuah multiplexer ditunjukkan
pada gambar dibawah ini.
-
18
Gambar 2.7 Diagram blok multiplexer CD4051B
Multiplexer CD4051B adalah multiplexer yang memiliki 8-channel
masukan dan memiliki 3 masukan biner control yaitu A, B, C dan INH (Inhibit).
Dari 3 sinyal biner itu pilihlah 1 dari 8 saluran untuk diaktifkan, dan
menghubungkan salah satu dari 8 masukan tersebut ke keluaran. Dibawah ini
adalah tabel kebenaran dari multiplexer CD4051B.
-
19
Tabel 2.4 Tabel kebenaran Multiplexer
Beberapa keunggulan umum dari multiplexer CD4051B dibandingkan dengan
multiplexer lain adalah:
Level tegangan 0 VDD (VDD maks = 15 volt)
Multiplexer data analog (mempunyai variasi tegangan)
Bisa digunakan untuk demuxtiplexer.
-
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Pembuatan alat ini dilakukan di Laboratorium Biofisika Program Studi D3
Otomasi Sistem Instrumentasi, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga, selama kurang lebih 4 bulan, dimulai pada bulan maret
sampai Juli 2013.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Mikrokontroler AVR ATMega16
Miniatur Lampu Lalu Lintas
Wireless (wifi) Xbee
Komputer
Sensor Arus ACS712
Multiplexer CD4051BE
Kabel
Timah
PCB
-
21
3.2.2 Alat Penelitian
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perangkat Keras (Hardware)
Downloader USB Mikrokontroler Atmega 16
PC (Personal Computer)
Bor PCB
Sedot Timah
Multimeter
Solder
2. Perangkat Lunak (Software)
Code Vision AVR C Compiler
ProgISP
Windows7
Borland Delphi 7
-
22
3.3 Prosedur Penelitian
Pada perancangan dan pembuatan alat ini terbagi atas dua tahap, yaitu
tahap pertama perancangan dan pembuatan sistem hardware dan tahap kedua
adalah perancangan dan pembuatan software sebagai pengendali operasi alat.
Diagram blok prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.1 Diagram blok prosedur penelitian
STAR
T
Perancangan Software
Perancangan Hardware
Wireless Xbee Pro Minimum System Sensor ACS712
Analisa dan Pembahasan
Uji Kinerja Alat
END
-
23
Dari diagram blok prosedur penelitian dapat dijelaskan bahwa prosedur penelitian
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan sketsa perencanaan mekanik.
2. Pembuatan perangkat keras (hardware)
Rangkaian minimum system
Rangkaian Sensor Arus ACS712
Rangkaian Wireless XBee Pro
3. Melakukan pengujian hardware dan software. Melakukan pengujian
Sensor arus ACS712 yang digunakan sebagai pendeteksi arus pada kabel-
kabel lampu lalu lintas, pengujian wireless Xbee pro yang digunakan
sebagai pengirim informasi jika terjadi kerusakan pada system lalu lintas.
4. Menganalisa hasil pengujian alat agar diketahui prosentase kesalahan dari
system kerja alat secara keseluruhan kemudian dilakukan pembahasan
mengenai penganalisaan tersebut.
-
24
3.3.1 Perancangan Alat
Gambar rancangan alat bisa dilihat pada Gambar 3.2 Gambar
perancangan alat deteksi kerusakan lampu lalu lintas menggunakan
wireless.
Gambar 3.2 Perancangan pendeteksi kerusakan lampu lalu lintas
menggunakan wireless
Keterangan :
1. Menggunakan sensor ACS712 sebanyak 9 buah sensor.
2. Menggunakan 3 buah Multiplexer untuk memasukkan keluaran sensor
ke ADC secara bergantian.
3. Wireless Xbee pada mikrokontroler hanya sebagai transmiter
mengirim data ke Xbee Receive yang ada pada PC.
4. Pada personal komputer menggunakan software delphi untuk membuat
program deteksi kerusakan.
Lampu
Lalu Lintas
Sensor
Arus ACS712 Multiplexer
Mikrokontroler
Wireless Xbee
Transmitter
Wireless
Xbee Receive
-
25
Hasil dari rancang bangun alat deteksi kerusakan lampu lalu lintas
menggunakan wireless dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu Lintas
Menggunakan Wireless
SENSOR
MINMUM SYSTEM
MULTIPLEXER
XBee
-
26
1.3.2 Diagram Blok
Gambar 3.4 Diagram blok Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu
Lintas Menggunakan Wireless
Multiplexer disini dibuat untuk mengatur masukan dari sensor ke
ADC secara bergantian. Digunakan multiplexer karena jumlah dari sensor
melebihi jumlah ADC yang ada pada ATMega16 yang berjumlah 8 pin.
Dalam mengatur masukan menggunakan select data menggunakan port
pada mikrokontroler. Pengalamatan port pada mikrokontroler sebagai
berikut :
Mikrokontroler
ATMega16
Sensor Multiplexer
Xbee Transmitter
Xbee Receiver
Serial USB
Converter
Perangkat Komputer
ADC ON
Serial ON
-
27
Multiplexer 1 :
A : PORTC.7
B : PORTC.5
C : PORTC.3
Multiplexer 2 :
A1 : PORTA.5
B1 : PORTA.3
C1 : PORTA.1
Multiplexer 3 :
A2 : PORTA.4
B2 : PORTA.2
A2 : PORTA.0
. Alat rancang bangun pendetesi kerusakan lampu lalu lintas
menggunakan IC CD4051 multiplexer analog. Alat ini menggunakan IC
multiplexer analog ini dengan keluaran range 0 5 volt. Yang mempunyai
8 masukan dan 1 keluaran. Dalam memasukkan seleksi data mengikuti
tabel kebenaran pada datasheet multiplexer CD4051 seperti berikut ini :
Seleksi data berupa masukan tegangan ke
multiplexer
Seleksi data berupa masukan tegangan ke
multiplexer
Seleksi data berupa masukan tegangan ke
multiplexer
-
28
Tabel 3.1 Tabel kebenaran keluaran multiplexer
C B A DATA
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 2
0 1 1 3
1 0 0 4
1 0 1 5
1 1 0 6
1 1 1 7
Pada masukan seleksi data nilai 1 dalam mikrokontroler mengeluarkan
keluaran sebesar 5 volt. Jika bernilai 0 maka mikrokontroler bernilai 0,1 volt atau
sama dengan ground. Dalam setiap keluaran multiplexer komunikasi serial selalu
ON dan setiap select data maka keluaran data dari multiplexer akan dikonversi ke
ADC mikrokontroler dan setelah itu dikirim data tersebut.
ADC yang digunakan ialah ADC 8 bit. Digunakan untuk menerima
mengkonversi hasil keluaran pada sensor. Data dari ADC dikirim ke personal
komputer dengan komunikasi serial dari Xbee transmitter ke Xbee receive yang
berada pada personal komputer, komunikasi dari Xbee Receive penghubung ke
personal komputer dengan menggunakan USB to Serial Converter. Data yang
diterima oleh personal komputer diolah oleh Delphi7 sebagai pengolah data dan
menampilkan.
-
29
Dalam menampilkan data dibuat form berupa lalu lintas letak lampu
berdasarkan pada miniatur lalu lintas. Tampilan dari form Delphi7 dapat dilihat
pada gambar 3.5 form Delphi7.
Gambar 3.5 Form tampilan pada Delphi7
Pengaturan Mikrokontroler dalam komunikasi serial pada PC diatur
dengan menggunakan USART. USART digunakan untuk mengirimkan data dari
mikrokontroler dan diterima oleh personal komputer. Dalam komunikasi serial
pada form Delphi7 di setting baudrate sama dengan baudrate yang ada pada
mikrokontroler, agar komunikasi bisa dilakukan antara mikrokontroler dengan
wireless Xbee sebagai pengirim dan penerima data. Data yang diterima oleh
Delphi7 mengolah data yang dikirimkan oleh mikrokontroler berupa nilai ADC
dan nama deklarasi lampu lalu lintas. Dalam form Delphi tidak menampilkan nilai
dari deklarasi tetapi nilai dari deklarasi ditampilkan pada komponen shape salah
satu komponen bentuk bulat pada delphi.
-
30
3.3.3 Perancangan Software
Dari hasil perancangan alat rancang bangun deteksi kerusakan lampu lalu
lintas berbasis wireless, prinsip dari alat ini sudah diketahui maka dibuat lah
flowchart dari program. Flowchart program bisa dilihat pada gambar 3.6
flowchart perancangan software.
Gambar 3.6 Flowchart rancang bangun pendeteksi kerusakan lampu lalu lintas
berbasis wireless
START
Inisialisasi
ADC
Mikrokontroler
Seleksi Data
Serial ON
Xbee Transmiter
ON
Xbee Receive
ON
Tampil
Delphi
Stop
Koneksi
Tidak
Serial Off
Ya
End
-
31
Cara kerja dari flowchart gambar 3.6 adalah :
Pada inisialisasi mikrokontroler terdapat inisialisasi beberapa komponen
port yang dibutuhkan yaitu inisialisasi ADC, inisialisasi port untuk select data ke
multiplexer, dan inisialisasi serial USART. Dalam seleksi data secara berurutan
mengambil data keluaran pada multplexer mulai dari data 1 sampai data yang
terakhir, akan terjadi pengulangan terus menerus. Setelah semua inisialisasi
terlaksana mula-mula program delphi dinyalakan terlebih dahulu. Kemudian pada
program software di delphi, awalnya setting port serial yang akan dipakai untuk
komunikasi serial dan settingan yang lain. Setelah semua setting selesai maka
ditekan tombol button Start data dari mikrokontroler akan diterima. Data yang
diterima kemudian diolah oleh delphi dan ditampilkan dalam bentuk komponen
shape pada delphi. Pengiriman akan terus menerus dilakukan oleh mikrokontroler.
Pada tampilan delphi disediakan button untuk menghentikan pengiriman.
Akan tetapi mikrokontroler tetap terus menerus mengirimkan data.
Mikrokontroler secara otomatis mengirimkan semua data keluaran yang
dikeluarkan oleh multiplexer. Kerusakan dari lampu lalu lintas bisa dilihat pada
tampilan di delphi pada waktu pengecekkan kerusakan. Pada tampilan delphi
diberi tanda lampu 1, lampu 2, dan lampu 3. Agar memudahkan pengecekkan jika
terjadi kerusakan pada lampu lalu lintas. Jika terjadi suatu kerusakan pada koneksi
wireless maka data tidak dapat ditampilkan pada delphi dan otomatis personal
komputer tidak bisa menerima data yang dikirim mikrokontroler. Hal ini bisa jadi
kerusakaan pada xbee transmitter/receiver dan kerusakan pada mikrokontroler.
-
32
3.3.4 Pengalamatan Mikrokontroler Atmega16
Mikrokontroler ATmega 16 sebagai pusat dari pengaturan masukan dan
keluaran dipasang dengan rangkaian oscillator yang memiliki frekuensi XTAL
sebesar 4.000000 MHz. Adapun port mikrokontroler yang digunakan pada alat ini
adalah :
1. PA.1 : Konfigurasi ADC (8 bit)
2. PA.3 : Konfigurasi ADC (8 bit)
3. PA.5 : Konfigurasi ADC (8 bit)
4. PC.7 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1( A )
5. PC.5 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1 ( B )
6. PC.3 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1 ( C )
7. PB.5 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2 ( A )
8. PB.3 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2 ( B )
9. PB.1 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2 ( C )
10. PB.0 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3 ( A )
11. PB.2 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3 ( B )
12. PB.4 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3 ( C )
13. PD.0 : Receive pada Komunikasi Data Serial
14. PD.1 : Transmitted pada Komunikasi Data Serial
-
33
3.3.5 Perancangan Software pengujian Port-Port mikrokontroler.
Mikrokontroler ATmega 16 memiliki port-port sejumlah 40 port yang
dapat difungsikan sebagai masukan dan keluaran. Port-port tersebut adalah Port
A, Port B, Port C dan Port D. Pada setiap port terdapat 8 pin yang dapat
difungsikan sebagai masukan dan keluaran. Sehingga, perlu dilakukan pengujian
pada setiap port. Agar masukan dan keluaran mikrokontroler lebih stabil dalam
bekerja. Pengujian port-port dilakukan dengan cara mendownload software
mikrokontroler menggunakan CodeVision AVR Compiler, jika port-port yang
diintruksikan bekerja dengan lancar dan bisa di download. Maka port-port
tersebut bisa digunakan dengan baik.
3.3.6 Perancangan Software ADC dan multiplexer pada Mikrokontroler
Pada perancangan software ADC dengan multiplexer untuk mengatur
keluaran dari multiplexer secara teratur masuk ke ADC mikrokontroler. Awal
yang akan dilakukan yaitu select data dilakaukan dengan memberikan masukan
pada multiplexer. Kemudian multiplexer akan memberikan masukan ke ADC
sesuai urutan listing program, mulai dari data 1 sampai data terakhir. Perancangan
software pembacaan ADC dibuat agar tegangan keluaran analog dari sensor
melalui multiplexer dapat dikonversikan oleh ADC kedalam data digital 8 bit.
-
34
3.3.7 Perancangan Software Komunikasi Serial
Perancangan software komunikasi serial antara mikrokontroler dengan PC
berfungsi mengecek kerusakaan lampu lalu lintas secara otomatis melalui PC.
Software komunikasi serial terdiri dari beberapa subroutine sebagai berikut :
1. Inisialisasi dan konfigurasi Serial pada Mikrokontroler Atmega 16.
2. Konfigurasi Transmited dan Received dari Mikrokontroler ke PC untuk
mengirimkan data ADC.
3. Konfigurasi Transmited dan Received pada Xbee.
4. Konfigurasi dari PC secara serial ke Mikrontroler melalui Delphi 7.
Agar serial dapat digunakan untuk mengirim dan menerima yang
terhubung secara langsung dari PC ke Mikrokontroler. Langkah awal yang harus
dilakukan adalah penginisialisasian dan konfigurasian serial dalam
Mikrokontroler Atmega 16. Dalam penulisan intruksi pada mikrontroler
menggunakan USART. USART harus diinisialisasi sebelum komunikasi manapun
dapat berlangsung. Proses inisialisasi normalnya terdiri dari pengesetan baud rate,
penyetingan frame format dan pengaktifan pengirim atau penerima tergantung
pada pemakaian. Penulisan inisialisasi dan konfigurasi serial menggunakan
USART untuk mendeklarasikan pada CodeVision komunikasi serial. Selanjutnya
mengaktifkan Rx untuk received data (menerima data secara serial), dan Tx untuk
transmited data (mengirimkan data secara serial). Saat Received On dan
-
35
Transmited On, maka program bisa dijalankan dengan memanggil data serial.
Pengecekkan berjalan atau tidaknya serial data melalui Hyperterminal pada PC.
Konfigurasi dari Xbee sendiri menggunakan software X-CTU dari
pabrikan yang bisa didownload gratis. Kemudian konfigurasi dua Xbee ada yang
di setting sebagai transmitter dan receiver. Kemudaian konfigurasi dari Xbee
berupa PAN ID yaitu dikonfigurasi sama anatara Xbee transmitter dan receiver
agar dua Xbee bisa melakukan pengriman data. Di dalam Delphi7 juga
dibutuhkan transmisi secara serial. Deklarasi yang digunakan untuk mengatur data
serial menggunakan serial comport. Deklarasi yang digunakan dalam program
Delphi menggunakan bahasa pascal. Ketika received on maka deklarasinya
ComPort1.Connected. Data akan diterima jika komponen Comport aktif.
-
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Mikrokontroler ATmega 16
Mikrokontroler ATmega 16 memiliki empat buah port yaitu : Port A,
Port B, Port C dan Port D. Minimum system AVR ATmega 16 sebagai pusat
pengaturan masukan dan keluaran dipasang dengan select data multiplexer,
ADC, Komunikasi Serial Xbee. Adapun penggunaan port minimum system
yang terhubung pada system pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tabel penggunaan port pada Mikrokontroler
Port
Mikrokontroler Rangkaian Hardware
PORTA.1 Konfigurasi ADC (8 bit)
PORTA.3 Konfigurasi ADC (8 bit)
PORTA.5 Konfigurasi ADC (8 bit)
PORTC.7 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1( A )
PORTC.5 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1( B )
PORTC.3 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1( C )
PORTB.5 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2( A )
PORTB.3 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2( B )
PORTB.1 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2( C )
PORTB.4 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3( A )
PORTB.2 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3( B )
PORTB.0 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3( C )
PORTD.0 Received Serial
PORTD.1 Transmited Serial
-
37
4.2 Pengujian Software Multiplexer dan ADC pada Mikrokontroler
ATmega16
Software ADC dilakukan dengan menghubungkan keluaran tegangan
dari multiplexer ke ADC mikrokontroler. Untuk pengujian dari multiplexer
dengan memberikan masukan tegangan yang berbeda-beda, kemudian select
data diberikan langsung dari port mikrokontroler. Berikut adalah tabel hasil
uji coba multiplexer dengan ADC.
Tabel 4.2 Pengujian menghubungkan multiplexer dengan ADC
Select Data Data
Ke-
Masukan
( V )
Keluaran
( V )
ADC
C B A
0 0 0 0 2,2 2,2 112
0 0 1 1 2,5 2,5 127
0 1 0 2 2,8 2,8 142
0 1 1 3 3,1 3,1 158
1 0 0 4 3,4 3,4 173
1 0 1 5 3,7 3,7 188
1 1 0 6 4 4 204
1 1 1 7 4,3 4,3 219
-
38
Berikut ini data hasil ujicoba mulitplexer dengan ADC. Data diambil
berdasarkan masukan dari tegangan yang berbeda-beda. Berdasarkan ujicoba
semua keluaran sama dengan masukan.
Setelah program selesai dideklarasikan cara pengujiannya software
keluaran multiplexer ADC pada mikrokontroler ATmega16 untuk
mengkonversi tegangan ke bit ADC. ADC menggunakan Vcc = +5 Volt
sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan masukan analog mulai
dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena ADC memiliki keluaran 8 bit.
Jadi setiap kenaikan tegangan berkisar 0,0196 Volt pada sensor maka
akan menaikkan 1 bit ADC. Untuk kenaikkan dari sensor ialah stiap 1 ampere
maka tegangan keluaran akan bertambah 180 mv.
4.3 Pengujian Wireless Xbee
Pengujian wireles Xbee Pro S1 dengan mengunakan software yang sudah
ada yaitu X-CTU. Software yang berasal dari pabrikan dari digi.com bisa
didownload secara gratis pada laman web digi.com. Pada awalnya dalam
melakukan komunikasi secara wireless dengan menggunakan Xbee Pro S1 ini
harus dikonfigurasi terlebih daulu dengan software X-CTU, agar bisa
mengenali perangkat wireless yang tersedia sesuai dengan serial number pada
Xbee Pro S1. Seperti yang terlihat pada gambar 4.1 Test Query agar
-
39
mengetahui serial number Xbee tersebut untuk memudahkan dalam
konfigurasi.
Gambar 4.1 Test Query Xbee Pro S1
Dari hasil test query telah didapatkan serial number Xbee Pro S1 yang
terhubung dengan personal komputer. Jika didapatkan seperti hasil pada
gambar 4.1 maka test query tersebut berhasil. Akan tetapi jika tidak berhasil
maka akan tampil seperti pada gambar 4.2. tidak berhasil mendapatkan
informasi tentang serial number dikarenakan karena beberapa hal, yaitu kabel
yang terhubung pada USB to Serial Converter tidak sesuai antara pin untuk
Rx dan Tx salah peletakkannya. Bisa juga karena salah setting baudrate awal
dikarenakan settingan awal dari pabrikan yaitu 9600. Jika kita rubah baudrate
maka bisa menyebabkan gagal test query.
-
40
Gambar 4.2 Test Query gagal
Untuk melakukan pengujian pada Xbee wireless, kita pengujian
dilakukan dua kali. Yaitu pertama receive (penerima) diletakkan pada satu
ruang dengan transmitter (pengirim). Dan percobaan yang kedua meletakkan
receive (penerima) diluar ruangan dan transmitter berada dalam ruangan. Hal
ini dilakukan karena untuk melihat data yang dikirim mengalami perubahan
atau tidak. Data yang dikirim ialah data dari ADC mikrokontroler. Data yang
dikirim dari mikrokontroler mempunyai keterangan, jika M yang berarti
lampu lalu lintas yang berwarna merah, K yang berarti lampu lalu lintas yang
berwarna kuning, dan H yang berarti lampu lalu lintas berwarna hijau. Untuk
-
41
letak dari tiang lampu lalu lintas ditandai dengan A, B, dan C. Jika kedua
keterangan digabungkan maka seperti tabel 4.3.
Tabel 4.3 Uji coba pertama receive satu ruang dengan transmitter.
No Data yang dikrirm Data yang diterima Status
1 MA128 MA128 Terkirim
2 KA127 KA127 Terkirim
3 HA128 HA128 Terkirim
4 MA128 MA128 Terkirim
5 KA128 KA128 Terkirim
6 HA127 HA127 Terkirim
7 MC127 MC127 Terkirim
8 KC127 KC127 Terkirim
9 HC128 HC128 Terkirim
Dari data tabel 4.3 diatas, hasil ujicoba dengan meletakkan receive masih
satu ruang dengan transmitter data yang terkirim tidak mengalami perubahan
dengan yang diterima pada personal komputer.
-
42
Tabel 4.4 Ujicoba kedua receive di ruang berbeda dengan transmitter.
No Data yang dikrirm Data yang diterima Status
1 MA126 MA126 Terkirim
2 KA128 KA128 Terkirim
3 HA128 HA128 Terkirim
4 MA127 MA127 Terkirim
5 KA126 KA126 Terkirim
6 HA127 HA127 Terkirim
7 MC128 MC128 Terkirim
8 KC128 KC128 Terkirim
9 HC128 HC128 Terkirim
Dari uji coba ketika wireless Xbee recieve diletakkan berbeda ruang
dan hasil dari uji coba semua data bisa diterima oleh personal komputer.
4.4 Pengujian Software Komunikasi Serial
Pengujian Software Serial antara mikrokontroler dengan PC yang
berfungsi mendeteksi kerusakan lampu lalu lintas secara otomatis melalui PC.
Didalam komunikasi serial wireless Xbee dibutuhkan received (penerima)
dan transmited data (pengirim data). Cara pengujian dengan membuka
Hyperterminal untuk melihat program dari mikrokontroler masuk ke PC.
Untuk pengujian pada komunikasi serial mikrokontroler dengan personal
komputer, dengan menuliskan program pada mikrokontroler berupa coba
maka pada personal komputer menampilkan tulisan coba seperti pada
-
43
mikrokontroler, gambar dapat dilihat pada gambar 4.1. dari pengujian
tersebut maka personal komputer dapat menerima data dari mikrokontroler.
Sehingga data keluaran dari mikrokontroler berupa data ADC bisa diterima
oleh personal komputer. Untuk listing dari program bisa dilihat pada lampiran
1 yang berisikan program mikrokontroler komunikasi serial beserta seleksi
data dan ADC.
Gambar 4.2 Tampilan hyperterminal pada personal
komputer berupa data ADC.
Hal ini membuktikan bahwa data ADC bisa diterima oleh personal
komputer dengan komunikasi serial wireless. Seperti contoh pada gambar 4.2
yaitu tampilan data ADC yang dikirim dari mikrokontroler bisa diterima oleh
personal komputer.
-
44
Tabel 4.5 Tabel pengujian komunikasi serial dengan personal komputer.
Kirim Data Terima Data Status
Coba Coba Berhasil
Test Test Berhasil
1234 1234 Berhasil
5678 5678 Berhasil
Sa112 Sa112 Berhasil
Data ADC yang dikirim oleh mikrokontroler dengan menggunakan
komunikasi serial data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 menunjukan data
yang dikirim oleh mikrokontroler ke personal komputer dengan komunikasi
serial dengan menggunakan wireless Xbee Pro. Data yang diterima oleh
personal komputer mempunyai nilai yang sama dengan dikirim oleh
mikrokontroler. Setiap data yang dikirim oleh mikrokontroler mempunyai
waktu 50 ms, agar didapatkan monitoring kurang lebih sesuai dengan yang
ada dijalanan. Jadi, dari data yang pertama yang dikirim oleh mikrokontroler
dengan data yang kedua begitu juga selanjutnya mempunyai waktu delay atau
jeda selama 50 ms. Pemberian jeda waktu dalam setiap pengiriman data agar
data yang dikirim sesuai dan teratur seperti yang diinginkan. Berikut adalah
tabel hasil pengiriman komunikasi serial dengan menggunakan wireless Xbee
pro.
-
45
Tabel 4.6 Tabel hasil pengiriman data dari mikrokontroler ke personal
komputer.
Data Mikrokontroler
( Pengirim )
Data Personal Komputer
( Penerima )
Status Pengiriman
MA128 MA128 Berhasil
KA128 KA128 Berhasil
HA128 HA128 Berhasil
MB128 MB128 Berhasil
KB128 KB128 Berhasil
HB128 HB128 Berhasil
MC128 MC128 Berhasil
KC128 KC128 Berhasil
HC128 HC128 Berhasil
MA116 MA116 Berhasil
KA128 KA128 Berhasil
HA128 HA128 Berhasil
MB115 MB115 Berhasil
KB128 KB128 Berhasil
HB128 HB128 Berhasil
MC116 MC116 Berhasil
KC128 KC128 Berhasil
HC128 HC128 Berhasil
MA128 MA128 Berhasil
-
46
KA114 KA114 Berhasil
HA128 HA128 Berhasil
MB128 MB128 Berhasil
KB117 KB117 Berhasil
HB128 HB128 Berhasil
MC129 MC129 Berhasil
KC116 KC116 Berhasil
HC128 HC128 Berhasil
MA116 MA116 Berhasil
KA128 KA128 Berhasil
HA116 HA116 Berhasil
MB128 MB128 Berhasil
KB128 KB128 Berhasil
HB115 HB115 Berhasil
MC128 MC128 Berhasil
KC128 KC128 Berhasil
HC117 HC117 Berhasil
-
47
Dalam tabel 4.6 pengambilan data dilakukan awalnya mematikan seluruh
lampu, kemudian selanjutnya menyalakan semua lampu secara berurutan
yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Jika pengiriman data mikrokontroler
yang berasal pada multiplexer yang terakhir yaitu multiplexer yang ketiga
selesai maka akan kembali ke multiplexer yang pertama dan seterusnya
pengiriman berulang-ulang.
4.5 Pengujian Software Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu Lintas pada
Delphi.
Deteksi kerusakan pada lampu lalu lintas dapat dilihat dengan
menggunakan software yang telah dibuat dengan menggunakan delphi.
Keadaan lampu lalu lintas yang ada dijalanan dapat diketahui secara langsung
dari layar monitor dengan software yang sudah dibuat. Pada deteksi
kerusakan lampu lalu lintas dibuat seperti sama dengan kondisi di jalan raya,
seperti contoh yaitu warna lampu merah, kuning, dan hijau. Serta tata letak
dari lampu sendiri, seperti contoh merah terletak diatas, kuning berada di
tengah, dan hijau berada dibawah. Hal ini memudahkan dalam pengamatan
lampu lalu lintas. Pengujian pada software delphi mengolah data yang sudah
dikirim oleh mikrokontroler. Pada mikrokontroler mengirim berupa data yaitu
misalkan MA128. Pada delphi membuat program yaitu parsing text bertujuan
untuk memisahkan antara huruf dan angka pada data yang stelah dikirim oleh
mikrokontroler. Dari angka didapat nilai untuk suatu logika, karena nilai 128
ialah ketika lampu dalam keadaan padam, maka ketika MA bernilai 128
komponen shape akan tetap berwarna putih. Pada saat lampu yang berwarna
-
48
merah pada multiplexer 1 data yang dikirimkan MA116. Jika, data tersebut
bernilai 116 maka komponen shape akan berubah warna menjadi warna
merah begitu juga dengan yang lainnya.
Semua data yang dikirimkan oleh mikrokontroler yang diolah oleh delphi
ialah besar nilai angka. Hal ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah
semua karakter misalkan data MA116 maka jumlah karakter sebanyak 5
karakter. Maka pada delphi memisahkan antara dua karakter awal yaitu MA
sebagai inisial bahwa menyatakan merah terletak pada lampu lalu lintas 1,
begitu juga dengan data MB128 dua karakter awal yaitu MB sebagai inisial
bahwa menyatakan merah terletak pada lampu lalu lintas 2. Setelah dapat
memisahkan dua karakter awal dengan karakter selanjutnya. Maka secara
urutan dari karakter ketiga sampai karakter kelima sebagai nilai dari ADC
pada setiap sensor.
Gambar 4.3 Tampilan Form1 pada delphi
-
49
Pada komponen ComTerminal1 form delphi pada tampilan gambar 4.3,
berguna untuk melihat pengiriman data ke delphi agar memudahkan dalam
melihat nilai data. ComTerminal sama halnya Hyperterminal berfungsi untuk
melihat data yang dikirim ke personal komputer dengan komunikasi serial.
Sehingga pengambilan dalam pengolahan data pada delphi procedure
TForm1.ComTerminal1StrRecieved. Untuk selengkapnya listing program
software delphi dapat dilihat pada lampiran 2. Untuk komponen Delphi7
keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.7 pengujian program Delphi7
keseluruhan. Dari semua komponen dan deklarasi komponen dapat berjalan
dengan baik sesuai yang diinginkan.
-
50
Tabel 4.7 Pengujian program Delphi 7 keseluruhan
Alamat Program Perintah Program Hasil Uji
Button1 Setting Kotak dialog setting serial
Button2 Start Menerima data serial dari
mikrokontroler ke PC.
Muncul pada Memo1
Button3 Stop Mengakhiri penerimaan
data serial dari
mikrokontroler ke PC.
Button4 Exit Untuk keluar dari program
deteksi kerusakan lampu
lalu lintas
Shape1 Merah Lampu 1 Warna merah pada lampu 1
Shape2 Kuning Lampu 1 Warna kuning pada lampu 1
Shape3 Hijau Lampu 1 Warna hijau pada lampu 1
Shape4 Merah Lampu 2 Warna merah pada lampu 2
Shape5 Kuning Lampu 2 Warna kuning pada lampu 2
Shape6 Hijau Lampu 2 Warna hijau pada lampu 2
Shape7 Merah Lampu 3 Warna merah pada lampu 3
Shape8 Kuning Lampu 3 Warna kuning pada lampu 3
Shape9 Hijau Lampu 3 Warna hijau pada lampu 3
-
51
4.6 Pembahasan Kinerja Alat
Dari software Delphi dapat dilihat kondisi nyala lampu pada lampu lalu
lintas. Pada mikrokontroler akan aktif terus-menerus untuk mengirimkan data
ADC ke personal komputer. Pada personal komputer dengan membuka
software Delphi, kemudian melakukan setting port serial pada personal
komputer maka dapat tersambung dengan wireless Xbee yang berada pada
mikrokontroler dan sudah dapat menerima data.
Jika terdapat kerusakan pada nyala lampu lalu lintas atau lampu lalu
lintas dalam keadaan tidak normal dapat dilihat pada tampilan di Delphi. Pada
gambar 4.4 dapat dilihat ketika kondisi normal pada lampu lalu lintas. Secara
otomatis akan berubah warna jika kondisi pada lampu lalu lintas menyala atau
mati.
Gambar 4.4 Kondisi normal pada nyala lampu lintas
Perubahan warna dari software Delphi dikarenakan adanya perubahan
nilai ADC dari mikrokontroler yang dikirimkan dengan wireless Xbee. Jika
pada software delphi tidak dapat berubah-ubah warnanya wireless pada
-
52
transmitted mengalami kerusakan. Kerusakan ditimbulkan ada beberapa
faktor. Hal ini jika terjadi maka proses pengiriman akan berhenti.
Gambar 4.5 terjadi kerusakan pada lampu lalu lintas
Pada kondisi lampu lalu lintas mengalami gangguan seperti rusak atau
menyala tidak normal pada gambar 4.5. Kondisi ini bisa terjadi karena faktor
sistem pada lampu lalu lintas mengalami kerusakan. Jika kerusakan dapat
dilihat maka petugas akan langsung ke lokasi tempat lampu lalu lintas.
-
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan pengujian tugas akhir dengan judul Rancang Bangun
Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu Lintas Berbasis Wireless dapat menarik
suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Sensor ACS712 dapat mendeteksi arus dari lampu lalu lintas ketika lampu
sedang keadaan menyala, dengan hasil keluaran sensor berupa tegangan
analog.
2. Wireless Xbee pro dapat mengirimkan data dari mikrokontroler ke
personal komputer dengan menggunakan komunikasi serial.
5.2 Saran
Penulis mengharapkan kedepannya alat ini bisa dikembangkan sehingga
lebih baik lagi. Beberapa saran yang penulis sampaikan adalah sebagi berikut:
1. Bisa memberikan alarm pada pihak berwajib jika lampu lalu lintas
mengalami kerusakan.
2. Bisa melakukan reset sendiri dengan memberikan software reset pada
mikrokontroler, agar kinerja dari mikrokontroler dalam mengirim data
stabil.
-
54
Haviz Setiawan. 2011. Sensor Arus Efek Hall ACS712 (hall Effect Allergo
ACS712) diakses dari http://ilmubawang.blogspot.com/2011/04/sensor-arus-efek-
hall-acs721-hall.html
Wikipedia.2013. diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Multiplekser
Baskara.2012. diakses dari http://baskarapunya.blogspot.com/2012/09/dasar-teori-
atmega16.html
Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino dan Labview. Jakarta : PT. Elex Media
Kompetindo.
Ngoen, Thompson Susabda. 2009. Algoritma dan Struktur Data Bahasa C.
Jakarta : Mitra Wacana Media.
Tipler, P. A., 2001, Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 2: Edisi 3, Penerjemah:
Dr. B. Soegijono, Jakarta, Penerbit Erlangga.
Sasongko, Bagus Hari. 2012. Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C.
Yogyakarta : ANDI
-
55
LAMPIRAN I
Listing Program Mikrokontroler AVR Compiler
/*****************************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.05.0 Professional
Automatic Program Generator
Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
Project : Tugas Akhir
Version : Super
Date : 7/28/2013
Author : Dwi Wahyu Prasetyo
Chip type : ATmega16
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 4.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 256
*****************************************************/
#include
#include
#include
#include
//------------------multiplexer----------------
#define C2 PORTB.0
#define B2 PORTB.2
#define A2 PORTB.4
#define C1 PORTB.1
#define B1 PORTB.3
#define A1 PORTB.5
-
56
#define C PORTC.3
#define B PORTC.5
#define A PORTC.7
#define ADC_VREF_TYPE 0x20
// Read the 8 most significant bits
// of the AD conversion result
unsigned char read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCH;
}
// Declare your global variables here
//--------------ADC variabel----------------
int adc1, adc2, adc3, adc4, adc5, adc6, adc7, adc8, adc9;
char buf0[9];;
unsigned char MA[5], KA[5], HA[5], MB[5], KB[5], HB[5], MC[5],
KC[5], HC[5];
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
-
57
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0xFF;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0xFF;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
-
58
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
-
59
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// USART initialization
// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity
// USART Receiver: On
// USART Transmitter: On
// USART Mode: Asynchronous
// USART Baud Rate: 9600
UCSRA=0x00;
UCSRB=0x18;
UCSRC=0x86;
UBRRH=0x00;
UBRRL=0x19;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
-
60
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 691.200 kHz
// ADC Voltage Reference: AREF pin
// ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped
// Only the 8 most significant bits of
// the AD conversion result are used
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0x87;
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
while (1)
{
// Place your code here
//-------- seleksi data pada multiplexer 1--------
A=1;B=1;C=0;
delay_ms(100);
adc1=read_adc(1); //program ADC
sprintf(MA,"MA%d",adc1);
puts(MA);
adc1=0;
delay_ms(50);
-
61
A=1;B=0;C=1;
delay_ms(100);
adc2=read_adc(1);
sprintf(KA,"KA%d",adc2);
puts(KA);
adc2=0;
delay_ms(50);
A=1;B=1;C=1;
delay_ms(100);
adc3=read_adc(1);
sprintf(HA,"HA%d",adc3);
puts(HA);
adc3=0;
delay_ms(50);
//-------- seleksi data pada multiplexer 2--------
A1=0;B1=0;C1=0;
delay_ms(100);
adc4=read_adc(3);
sprintf(MB,"MB%d",adc4);
puts(MB);
adc4=0;
delay_ms(50);
A1=1;B1=0;C1=0;
delay_ms(100);
adc5=read_adc(3);
sprintf(KB,"KB%d",adc5);
puts(KB);
adc5=0;
delay_ms(50);
-
62
A1=1;B1=1;C1=0;
delay_ms(100);
adc6=read_adc(3);
sprintf(HB,"HB%d",adc6);
puts(HB);
adc6=0;
delay_ms(50);
//--------seleksi data pada multiplexer 3--------
A2=0;B2=0;C2=0;
delay_ms(100);
adc7=read_adc(5);
sprintf(MC,"MC%d",adc7);
puts(MC);
adc7=0;
delay_ms(50);
A2=1;B2=0;C2=0;
delay_ms(100);
adc8=read_adc(5);
sprintf(KC,"KC%d",adc8);
puts(KC);
adc8=0;
delay_ms(50);
A2=1; B2=1; C2=1;
delay_ms(100);
adc9=read_adc(5);
sprintf(HC,"HC%d",adc9);
puts(HC);
adc9=0;
delay_ms(50);
};
}
-
63
LAMPIRAN II
Listing Program Delphi7
unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, jpeg, ExtCtrls, StdCtrls, CPortCtl, CPort;
type
TForm1 = class(TForm)
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Image1: TImage;
Image2: TImage;
Image3: TImage;
Image4: TImage;
Image5: TImage;
Shape1: TShape;
Shape2: TShape;
Shape3: TShape;
Shape4: TShape;
Shape5: TShape;
Shape6: TShape;
Shape7: TShape;
Shape8: TShape;
Shape9: TShape;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Label5: TLabel;
Button1: TButton;
Button2: TButton;
Button3: TButton;
-
64
Memo1: TMemo;
Memo2: TMemo;
ComTerminal1: TComTerminal;
ComPort1: TComPort;
Button4: TButton;
procedure ComTerminal1StrRecieved(Sender: TObject; var Str: String);
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
procedure Button3Click(Sender: TObject);
procedure Button4Click(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
data:String;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.ComTerminal1StrRecieved(Sender: TObject; var Str: String);
var
data1,data2 :array [1..7] of String;
df,dg:String;
begin
if Ord(str[1])=10 then
begin
Memo1.Lines.Add(data);
data2[1]:=data[1];
data2[2]:=data[2];
dg:=data2[1]+data2[2];
-
65
//--------Terima Data Lampu 1 Multiplexer 1--------
if dg = 'MA' then
begin
data1[1]:=data[3];
data1[2]:=data[4];
data1[3]:=data[5];
df:=data1[1]+data1[2]+data1[3];
if df
-
66
df:=data1[1]+data1[2]+data1[3];
if df
-
67
Memo2.Lines.Add(df);
end;
if dg = 'HB' then
begin
data1[1]:=data[3];
data1[2]:=data[4];
data1[3]:=data[5];
df:=data1[1]+data1[2]+data1[3];
if df
-
68
if dg = 'KC' then
begin
data1[1]:=data[3];
data1[2]:=data[4];
data1[3]:=data[5];
df:=data1[1]+data1[2]+data1[3];
if df
-
69
end;
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
ComPort1.ShowSetupDialog;
end;
procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
begin
ComPort1.Connected:=True;
end;
procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject);
begin
ComPort1.Connected:=False;
end;
procedure TForm1.Button4Click(Sender: TObject);
begin
Application.Terminate;
end;
end.