RANCANG BANGUN KAMERA PENGINTAI (CAMERA...

15
RANCANG BANGUN KAMERA PENGINTAI ( CAMERA TRAPS) SATWA LIAR DI HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Aliffan Wahyu Wibowo 09.11.2768 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

Transcript of RANCANG BANGUN KAMERA PENGINTAI (CAMERA...

RANCANG BANGUN KAMERA PENGINTAI (CAMERA TRAPS)

SATWA LIAR DI HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN

SENSOR INFRA MERAH

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Aliffan Wahyu Wibowo

09.11.2768

kepada

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2014

PENGESAHAN

DESIGN OF WILDLIFE SURVEILLANCE CAMERAS (CAMERA TRAPS) IN THE WOODS WITH INFRARED SENSOR TECHNOLOGY

RANCANG BANGUN KAMERA PENGINTAI (CAMERA TRAPS)SATWA LIAR DI

HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH

Aliffan Wahyu Wibowo Emha Taufiq Luthfi

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

The development of technology and science at this point in the dynamic growth

both types, segmentation, and the destination. Various devices have been created, mainly to assist and facilitate the work of human. Because in this modern era, people are always demanding convenience for each activity. The microcontroller is an electronic device that plays an important role in the manufacture of fully automated devices. Microcontroller has replaced the role of humans in operating a device, so it can be used in making a device that may not be directly operated by human beings.

At this time the condition of endemic wildlife, especially endangered species in Indonesia has become increasingly serious. Many of the practice of poaching, not to mention exacerbated by the narrowing of forest as their home. Because it is necessary supervision and protection against these animals. One of these animals by installing surveillance cameras (Camera Trap) to record and monitor the spread of these animals.

Surveillance camera function to take pictures of animals in the forest. The technology used is a surveillance camera using infrared sensors and a microcontroller. How the surveillance cameras work by detecting body heat and motion captured by an infrared sensor, then every time there is a live object passing in front of the camera, the camera will take a picture of the object. Surveillance cameras are designed to withstand the conditions in the forest that no power source, because the camera is equipped with a solar cell as a backup power source.

Keywords: conservation, wildlife, microcontrollers, sensors, infrared, camera

1

1. Pendahuluan

Pemanfaatan mikrokontroler sudah sangat luas disemua bidang kehidupan,

karena kemudahan-kemudahan dan manfaat yang ditawarkan sangat besar. Salah satu

kelebihannya adalah dapat melakukan pengoperasian secara otomatis.

Dalam bidang perlindungan satwa-satwa langka dan endemik yang dilindungi

oleh pemerintah, teknologi mikrokontroler dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kamera

pengintai (camera traps) satwa liar. Untuk mengoptimalkan kinerja kamera pengintai

tersebut, maka kamera pengintai akan dilengkapi dengan teknologi sensor infra merah,

sebagai media input yang dihubungkan ke mikrokontroler.

Kondisi satwa langka terutama satwa endemik di Indonesia semakin

memprihatinkan pada saat ini. Banyak terjadi praktik perburuan liar, belum lagi

diperparah dengan semakin menyempitnya hutan sebagai tempat tinggal mereka.

Karena itu diperlukan pengawasan dan pelindungan terhadap satwa satwa tersebut.

Salah satunya dengan memasang kamera pengintai (camera trap) untuk mendata dan

memantau penyebaran satwa-satwa tersebut. Karena tidak mudah bagi petugas

konservasi untuk mengambil gambar satwa liar dengan begitu dekat.

Kamera pengintai berfungsi untuk mengambil gambar satwa-satwa di hutan,

dengan diikatkan pada sebuah batang pohon yang kuat. Cara kerja kamera pengintai

tersebut dengan mendeteksi panas tubuh dan gerak yang ditangkap oleh sensor infra

merah, maka setiap kali ada objek hidup yang melintas di depan kamera, kamera akan

memotret objek tersebut. Desain kamera pengintai juga dibuat sedemikian rupa, agar

tahan dengan berbagai cuaca extrim di hutan, dan dibuatkan ruang untuk menempatkan

baterai (sumber tenaga lain) sebagai sumber arus listrik.

2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Sistem

Terdapat banyak pendapat tentang definisi sistem, akan tetapi keseluruhan

mengandung arti yang sama. Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur

atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling

bergantung sama lain.

2.2 Pengertian Simulasi

Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan

sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum

menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau sistem

abstrak tertentu.

2.3 Kamera Pengintai Satwa

Kamera pengintai satwa adalah sistem yang memungkinkan pengambilan foto-

foto dari satwa liar tanpa harus dikendalikan secara langsung oleh manusia. Untuk

2

karena itu, kamera pengintai harus dilengkapi dengan beberapa piranti pendukung.

Piranti pendukung utamanya adalah mikrokontroler dan sensor infra merah. Sensor infra

merah bertugas untuk mendeteksi adannya panas dan gerak dari suatu objek, jadi setiap

ada objek yang hidup melintas di depan kamera tersebut, maka kamera secara otomatis

akan memfoto objek di depannya tersebut.

2.4 Arduino Uno

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino Uno

memiliki 14 pin digital input/output (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM),

6 analog input pins, 1 buah resonator keramik 16 MHz, 1 buah konektor USB, 1 buah

power jack, 1 buah ICSP header, dan 1 buah tombol reset. Semua komponen itu

diperlukan untuk mendukung kerja dari mikrokontroler.

2.5 Mikrokontroler ATmega328

Komponen utama pada papan rangkaian Arduino Uno sebenarnya adalah

sebuah mikrokontroler 8 bit dengan merek ATmega yaitu ATmega328 yang diproduksi

oleh perusahaan Atmel Corporation. Beberapa produk Arduino memang menggunakan

mikrokontroler bertipe ATmega yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasinya.

2.6 Sensor PIR (Passive Infrared Receiver)

Passive Infrared Receiver (PIR) adalah sebuah sensor yang berbasis infrared.

Tetapi PIR tidak seperti sensor infra merah lainnya yang terdiri dari IR LED dan

fototransistor. Sensor PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan

namanya yang “Passive”, sensor ini hanya menerima energi dari pancaran sinar infra

merah pasif yang dimiliki setiap benda yang terdeteksi oleh sensor tersebut. Biasanya

yang terdeteksi oleh sensor ini adalah panas tubuh yang dimiliki oleh makhluk hidup.

Pada dasarnya sensor PIR terbuat dari sensor piroelektrik (logam bulat yang terdapat

kristal segi empat di tengahnya), yang dapat mendeteksi radiasi infra merah.

2.7 Panas Tubuh Makhluk Hidup

Panas tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses

tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Adapun tempat pengukuran

suhu tubuh yang relatif konstan seperti, untuk suhu inti : rektum, membran timpani,

esofagus, arteri pulmoner, dan kandung kemih, sedangkan untuk suhu permukaan

seperti kulit, aksila, dan oral. Panas tubuh mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin

dan rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa panas dan refleks

pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam

system syaraf pusat. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa

kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan

hantaran rasa panas.

3

2.8 Software Arduino 1.0.3

Aplikasi yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler pada papan Arduino

sebenarnya ada banyak, tetapi di sini aplikasi yang akan digunakan adalah Arduino

1.0.3. Aplikasi ini merupakan software yang dikembangkan sendiri dari pihak Arduino,

yang disediakan secara gratis untuk user dan bersifat open source.

2.9 Kamera

Kamera adalah alat yang paling utama di dalam dunia fotografi. Kata kamera

berasal dari bahasa latin yaitu “camera obscura” yang artinya “ruang gelap”, karena pada

awalnya untuk memproyeksikan tampilan dimana suatu ruangan berfungsi seperti cara

kerja kamera fotografis yang modern.

2.10 Baterai

Baterai adalah alat listrik kimiawi yang dapat menyimpan energinya dan

mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik, kareana baterai mempunyai kemampuan

untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik.

2.11 Panel Surya (Photovoltaic)

Photovoltaic atau yang sering disebut panel surya adalah teknologi yang dapat

berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi sinar matahari menjadi energi

listrik secara langsung. Panel surya biasanya dirangkai dalam sebuah unit yang biasa

disebut module. Dalam sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya (solar cell) yang

bisa disusun secara seri maupun paralel. Sedangkan yang dimaksud dengan surya

adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi

energi listrik atas dasar efek photovoltaic.

3. Analisis dan Perancangan Sistem

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

3.1.1 Identifikasi Kebutuhan Perangkat Keras

Kebutuhan alat perlu diinventarisasikan agar didapat data yang menjelaskan

kebutuhan alat dan fungsinya.

No. Alat Fungsi

1 Komputer Menjalankan program aplikasi

2 Printer Mencetak dokumen

3 Solder Peleleh timah

4 Obeng Memasang dan melepas baut

5 Multimeter Mengukur tegangan, frekuensi, dan

tahanan

4

6 Penyedot Timah Mengangkat timah cair dari rangkaian

7 Cutter Pemotong PCB dan pengupas kabel

8 Gunting Pemotong kabel

9 Tang Penjepit benda kerja

10 Gergaji Pemotong benda kerja

11 Bor Pembuat lubang benda kerja

12 Kikir Penghalus benda kerja

Kebutuhan bahan juga perlu diinventarisasikan agar didapat juga data yang

menjelaskan kebutuhan bahan dan fungsinya.

No. Bahan Fungsi dalam Rangkaian Jumlah

1 Arduino Uno Pusat pengendali rangkaian 1

2 Kamera Digital Pengambil gambar 1

3 Sensor PIR Pendeteksi panas tubuh 1

4 Bateari Li-Ion 3,7

volt Menyimpan energi listrik 2

5 Solar Cell 12V Mengkonversi energi sinar matahari

menjadi energi listrik 1

6 Relay 5 volt Saklar elektronik 1

7 Dioda 1N4007 Penyearah tegangan 1

8 Dioda 1N4004 Penyearah tegangan 1

9 Dioda Zener 3,3V Penyetabil tegangan 1

10 Transistor TIP31 Switch arus 1

11 Resistor Hambatan arus listrik 10

12 LED Indikator 2

13 IC LM317T Mengatur pengatur arus 1

14 IC LM555N Mengatur waktu 1

15 Kapasitor 4,7 uf Memfilter arus 1

5

16 Kapasitor 10 uf Memfilter arus 1

17 Kapasitor 1 uf Memfilter arus 1

18 VR 20KΩ Mengatur besarnya arus yang

dibutuhkan 2

19 Saklar 3 kaki Saklar manual 1

20 PCB polos Papan tempat komponen 1

3.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem pada skripsi ini antara

lain :

1. Microsoft Windows 7 sebagai sistem operasi.

2. Arduino 1.0.3 sebagai aplikasi untuk memprogram mikrokontroler.

3. Proteus 8 Professional sebagai aplikasi untuk membuat desain rangkaian.

4. Microsoft Office 2007 sebagai pembuatan laporan.

5. Photoshop CS3 untuk mengolah gambar.

3.1.3 Brainware

Brainware diperlukan untuk memelihara perangkat keras dan perangkat lunak

yang mendukung aplikasi, merawat dari kerusakan, dan merawat perangkat keras.

3.2 Perancangan Sistem

3.2.1 Konsep Dasar

Diagram blok konsep dasar dari sistem kerja kamera pengintai satwa yang

dirancang pada skripsi ini, ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Solar Cell

Baterai

6

3.2.2 Perancangan Perangkat Keras

3.2.2.1 Rangkaian Arduino Uno

Papan rangkaian Arduino Uno berfungsi sebagai pusat pengendali lalu-lintas

aliran data yang masuk ataupun keluar dari mikrokontroler ATmega328 yang tertanam

pada rangkaian. Fungsi dari mikrokontroler ini adalah untuk mengolah input dari

rangkaian PIR, kemudian akan diproses dan menghasilkan keputusan yang berupa

output yang akan dikirim ke rangkaian relay.

3.2.2.2 Rangkaian Sensor PIR

Untuk mengetahui ada tidaknya satwa yang lewat di depan kamera, maka

dibutuhkan sebuah sensor PIR yang akan menangkap panas tubuh dari satwa tersebut.

Dimana sensor PIR akan memberikan menghasilkan input yang dikirim ke rangkaian

Arduino Uno untuk diproses.

3.2.2.3 Rangkaian Relay

Rangkaian relay pada Gambar 3.4 merupakan sebuah rangkaian saklar otomatis

yang akan terhubung ke kamera untuk mengatur tombol shutter. Sistem kerja dari

rangkaian ini adalah dengan menerima output dari mikrokontroler, kemudian rangkaian

relay akan memposisikan relay dalam keadaan on ataupun off, sesuai dengan hasil

ouput dari mikrokontroler.

3.2.2.4 Rangkaian Solar Cell

Sumber tegangan yang digunakan oleh Arduino Uno adalah dua buah baterai Li-

Ion 3,7 volt. Tetapi untuk mengatasi kemungkinan habisnya daya pada baterai, maka

Relay Kamera

Sensor PIR

7

pada rangkaian ini dilengkapi dengan rangkaian Solar Cell yang akan menjadi sumber

tengangan alternatif untuk mensuplai daya ke baterai.

3.2.2.5 Perancangan PCB (Printed Circuit Board)

Agar pemasangan komponen dapat dilakukan dengan benar, terlebih dahulu tata

letak komponen harus ditentukan.

3.2.2.6 Perakitan Komponen

Setelah semua PCB pada masing-masing bagian selesai dikerjakan, langkah

selanjutnya adalah pemasangan komponen pada masing-masing bagian sesuai dengan

rancangan rangkaian yang sudah dibuat. Pemasangan komponen dilakukan dengan cara

menyolder kaki-kaki komponen pada lubang-lubang yang ada di PCB.

3.2.3 Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan pada skrisi ini yaitu Arduino 1.0.3. Aplikasi ini

berfungsi untuk memprogram mikrokontroler pada papan rangkaian Arduino Uno. Sistem

kerja mikrokontroler untuk mengoperasikan komponen-komponen pendukung,

sepenuhnya dapat diatur menggunakan aplikasi ini. Flowchart program pada

mikrokontroler ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

8

4. Implementasi dan Pembahasan

4.1 Pembuatan Rangkaian Elektronik

Pada tahap pembuatan rangkaian elektronik, merupakan tahap yang sangat

rentan terhadap kerusakan baik dalam pembuatan maupun dalam penggunaan, dalam

pembuatan bagian elektronis ada beberapa tahapan yang dilakukan.

4.1.1 Pembuatan PCB

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan PCB adalah

PCB single layer, sketsa lay-out PCB, ferricholorida (FeCL3), amplas halus, tinner, mata

bor , dengan diameter 0,8 mm dam 1 mm, solder dan timah.

4.1.2 Pembuatan Layout PCB

Untuk melakukan perancangan layout PCB dapat dengan manual ataupun

menggunakan software, software yang digunakan adalah PCB Designer, dalam

Start

PIR

Ada

Objek

LED Terpicu Pengendali Relay Terpicu

Stop

LED Kamera

Tidak

Ya

9

melakukan design PCB kita harus menyesuaikan pada skema elektronis yang telah ada

agar tidak terjadi kesalahan, berikut gambar desain PCB yang telah selesai.

4.1.3 Perendaman PCB

Tahap berikutnya adalah proses perendaman PCB pada larutan FeCL3 untuk

menghilangkan lapisan tembaga yang tidak digunakan pada PCB

4.1.4 Melubangi PCB

Proses yang tidak kalah penting adalah dalam pemberian lubang pada PCB,

yang digunakan untuk meletakkan kaki-kaki komponen. Alat yang digunakan untuk

melubangi PCB biasanya menggunakan mesin pengebor mini yang khusus digunakan

untuk melubangi PCB dengan diameter 0,8 mm dam 1 mm.

4.1.5 Perakitan PCB

Setelah semua PCB pada masing-masing bagian selesai dikerjakan, langkah

selanjutnya adalah pemasangan komponen pada masing-masing bagian sesuai dengan

desain rangkaian yang sudah dibuat. Pemasangan komponen dilakukan dengan cara

menyolder kaki-kaki komponen pada lubang-lubang yang ada di PCB. Peletakan kaki

komponen harus teliti, jangan sampai tertukar dengan kaki komponen lain agar tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

4.1.6 Board Mikrokontroler (Arduino Uno)

Board mikrokontroler merupakan bagian board yang digunakan untuk meletakan

IC Mikrokontroler ATmega328 dan komponen pendukung lainnya yang merupakan pusat

utama dalam proses pembaca dan pengolah data yang di peroleh dari sensor yang

terpasang, board ini juga digunakan untuk interfacing dengan komputer melalui

hubungan port USB yang terhubung ke komputer yang berfungsi untuk download

program ke dalam Mikrokontroler yang digunakan.

4.1.7 Board Sensor PIR

Board sensor PIR adalah rangkaian sensor yang digunakan untuk mendeteksi

ada tidaknya satwa yang melintas di depan kamera. Sensor yang digunakan adalah

sensor infra merah jenis Passive Infrared Receiver (PIR). Sesuai dengan namanya yang

“Passive”, sensor ini hanya menerima energi dari pancaran sinar infra merah pasif yang

dimiliki setiap benda yang terdeteksi oleh sensor tersebut. Biasanya yang terdeteksi oleh

sensor ini adalah panas tubuh yang dimiliki oleh makhluk hidup.

4.1.8 Board Relay

Board relay berisi rangkaian relay yang berfungsi sebagai saklar otomatis yang

akan terhubung ke kamera untuk mengatur tombol shutter. Sistem kerja dari rangkaian ini

adalah dengan menerima output dari mikrokontroler, kemudian rangkaian relay akan

memposisikan relay dalam keadaan on ataupun off, sesuai dengan hasil ouput dari

mikrokontroler.

10

4.1.9 Board Solar Cell

Board solar cell berisi baterai 7,4 volt yang dilengkapi dengan rangkaian charger

dari pembangkit listrik bertenaga matahari yang merupakan sumber energi listrik

alternatif. Jadi jika tenaga pada baterai telah menipis, baterai akan mendapat suplay

energi dari panel surya.

4.1.10 Kamera

Kamera digunakan untuk mengambil gambar pada saat sensor infra merah

mendeteksi objek, kamera yang digunakan adalah kamera jenis DSLR, karena mudah

dalam perekayasaan tombol shutternya. Dengan kamera ini kualitas gambar akan sangat

baik, namun dengan harga yang cukup mahal dan kurang praktis.

4.1.11 Pembuatan Box Rangkaian Kamera Traps

Pembuatan box rangkaian kamera traps bermanfaat sebagai wadah untuk

meletakkan bagian-bagian rangkaian yang terpisah agar menjadi satu kesatuan dan

melindungi komponen dari debu dan air.

4.2 Pembuatan Program Mikrokontroler

Aplikasi yang digunakan pada skrisi ini yaitu Arduino 1.0.3. Aplikasi ini berfungsi

untuk memprogram mikrokontroler pada papan rangkaian Arduino Uno. Sistem kerja

mikrokontroler untuk mengoperasikan komponen-komponen pendukung, sepenuhnya

dapat diatur menggunakan aplikasi ini..

4.3 Uji Coba Sistem

Uji coba sistem adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kinerja dari sistem kamera yang telah dibuat, dan untuk mengetahui ketidak sempurnaan

sistem, serta untuk menganalisa dalam melakukan perbaikan selanjutnya. tujuan utama

dari pengetesan sistem ini adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen dari suatu

sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. pengujian perlu dilakikan untuk

mencari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

Ada dua metode dasar yang bisa digunakan dalam melakukan pengujian, yaitu :

1. Black Box Testing

Metode pengujian yang hanya dilakukan dengan menjalankan atau

mengeksekusi program, kemudian mengamati apakah hasil program tersebut

sesuai dengan proses yang diinginkan. Uji coba black box testing memeriksa

beberapa aspek sistem, tetapi memeriksa sedikit mengenai struktur logika

internal software.

2. White Box Testing

Metode pengujian yang dilakukan dengan melihat ke dalam program untuk

meneliti kode-kode program yang ada dan menganalisis apakah ada kesalahan

atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan

proses yang diinginkan, maka baris-baris program, variabel dan parameter yang

11

terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di-

compile ulang. White box testing sebaiknya dilakukan pada alur logika yang

penting.

4.4 Uji Coba Perangkat Keras

Pada tahap uji coba perangkat keras, perangkat keras dicoba untuk dijalankan

sesuai dengan prosedur yang telah dibuat, apakah sesuai dengan prosedur atau tidak.

4.5 Pemeliharaan Sistem Kamera

Walaupun sistem sudah melalui proses pengujian, bukan berarti sistem kamera

pengintai satwa dapat terlepas dari kerusakkan terutama pada bagian perangkat

kerasnya. Hal tersebut dapat terjadi karena kebutuhan sistem yang kurang divalidasi,

kurang dikomunikasikan dan disalah artikan.

5. Kesimpulan

1. Dihasilkan suatu sistem kamera pengintai satwa liar dengan memanfaatkan

teknologi sensor infra merah dan mikrokontroler yang akan membantu dan

mempermudah dalam pengawasan dan pendataan satwa liar oleh petugas

konservasi.

2. Alat ini akan menghasilkan data yang valid, karena data yang diperoleh bukan

berupa jejak, suara, atau kotoran, tetapi berupa foto dari satwa liar tersebut.

3. Dengan menggunakan kamera ini, petugas konservasi tidak perlu khawatir dan

takut mengganggu aktifitas dari satwa liar, karena dapat diawasi dari jarak jauh.

4. Kamera ini sudah dilengkapi dengan solar cell, sehingga kamera mempunyai

tenaga listrik cadangan.

5. Kemampuan sensor kamera untuk menangkap objek di depannya akan bekerja

normal jika jarak antara sensor dengan objek kurang dari 4 meter. Jika lebih dari

4 meter, kerja sensor kurang akurat.

6. Untuk mendapatkan kualitas gambar yang bagus, penempatan kamera

diusahakan di ruang terbuka dan cukup cahaya. Dikarenakan flash pada kamera

tidak di fungsikan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pengertian Panel Surya atau Solar Cell.

http://tenagasuryaku.com/2011/12/03/solar-sell/. diakses 7 Januari 2013.

Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino dan LabVIEW. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Indah, Sari. 2012. Suhu Tubuh. http://sariindah891.blogspot.com/2012/12/suhu-tubuh/.

diakses 21 Juni 2014.

Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler dan

Pemrogramannya Menggunakan Arduino. Yogyakarta : Andi Publisher.

Rifqy Alistia, Bagus. 2008. Cara Kerja Sensor PIR. http://www.iseerobot.com/produk-

1052-sensor-gerak-pir/. diakses 21 Juni 2014.

Tri Saputro, Tedy. 2011. Passive Infrared Sensor (Bagian 1).

http://elektronikayuk.wordpress.com/2011/10/23/passive-infrared-sensor-bagian-1/.

diakses 17 Desember 2012.

Wardana, Lingga. 2006. Mikrokontroler AVR Seri ATMega 8535. Yogyakarta : Andi

Publisher.