rahma

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Negara agraris adalah Negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai tulang punggung perekonomiannya. Indonesia sebagai Negara agraris, memiliki sumber daya berlimpah di bidang pertanian dan perkebunan. Di bidang perkebunan, prospek perkembangan budidaya wortel di Indonesia sangat cerah. Selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja. Wortel sangat diperlukan tubuh, karena wortel memiliki kandungan gizi terutama vitamin dan mineral. Selain wortel, hasil di bidang perkebunan yang cukup banyak dihasilkan oleh Indonesia adalah pisang. Dengan daerah penghasil pisang terbesar berada di Pulau Jawa. Indonesia yang juga sebagai Negara tropis memiliki daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, sehingga produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Indonesia termasuk penghasil terbesar karena sekitar 50% produksi pisang Asia berasal dari Indonesia. Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energy cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain serta mengandung magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Seperti yang telah kita ketahui, masyarakat hanya mengonsumsi daging buah pisang tersebut, sedangkan kulitnya dibuang begitu saja sehingga akan menjadi limbah. Padahal kulit pisang tersebut memiliki manfaat yang tidak kalah penting dibandingkan dengan daging buah pisang sendiri. Kulit pisang juga memiliki kandungan gizi yang sangat baik seperti karbohidrat, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Usaha pengolahan limbah kulit pisang menjadi hal yang sangat penting karena dapat meningkatkan nilai ekonomis kulit pisang tersebut. Selain itu mengolah kulit pisang menjadi tepung dapat mensubstitusi tepung terigu yang harganya terus melonjak.

description

fgfhggd

Transcript of rahma

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Negara agraris adalah Negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai tulang punggung perekonomiannya. Indonesia sebagai Negara agraris, memiliki sumber daya berlimpah di bidang pertanian dan perkebunan. Di bidang perkebunan, prospek perkembangan budidaya wortel di Indonesia sangat cerah. Selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja. Wortel sangat diperlukan tubuh, karena wortel memiliki kandungan gizi terutama vitamin dan mineral.

Selain wortel, hasil di bidang perkebunan yang cukup banyak dihasilkan oleh Indonesia adalah pisang. Dengan daerah penghasil pisang terbesar berada di Pulau Jawa. Indonesia yang juga sebagai Negara tropis memiliki daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, sehingga produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Indonesia termasuk penghasil terbesar karena sekitar 50% produksi pisang Asia berasal dari Indonesia.

Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energy cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain serta mengandung magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Seperti yang telah kita ketahui, masyarakat hanya mengonsumsi daging buah pisang tersebut, sedangkan kulitnya dibuang begitu saja sehingga akan menjadi limbah. Padahal kulit pisang tersebut memiliki manfaat yang tidak kalah penting dibandingkan dengan daging buah pisang sendiri. Kulit pisang juga memiliki kandungan gizi yang sangat baik seperti karbohidrat, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup.

Usaha pengolahan limbah kulit pisang menjadi hal yang sangat penting karena dapat meningkatkan nilai ekonomis kulit pisang tersebut. Selain itu mengolah kulit pisang menjadi tepung dapat mensubstitusi tepung terigu yang harganya terus melonjak. Pengolahan limbah kulit pisang menjadi tepung merupakan suatu inovasi sehingga dapat menciptakan wirausahawan baru yang secara tidak langsung dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meminimalisir pengangguran. Dalam suatu negara, peran wirausaha sangat penting karena mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara, dengan adanyapeningkatan produktivitas.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah limbah kulit pisangsehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya.

b. Untuk mengetahui bagaimana cara mengombinasikan kulit pisang dan wortel menjadi Dokupistel.

c. Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh olahan donat limbah kulit pisang dan wortel (Dokupistel).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pisang

Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Berikut merupakan urutan taksonomi pisang.

Kerajaan : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : LiliopsidaOrdo : ZingiberalesFamili : MusaceaeGenus : MusaSpesies : M. acuminata,M. balbisiana,M. paradisiaca (invalid),M. sapientum (invalid)

Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi. Namun, kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Karena itu, tidak perlu takut kegemukan walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak. Sedangkan dalam hal kandungan mineral, pisang adalah buah yang banyak menyimpan kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi.

Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh. Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang mencapai 2 miligram per 100 gram dan seng 0,8 mg. Kandungan vitaminnya sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin). Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmiter dalam kelancaran fungsi otak.

2.2 Kulit Pisang

Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina. Dalam studi klinis yang dilakukan, para peneliti membandingkan efek ekstrak kulit pisang bagi retina mata pada dua kelompok. Pertama adalah kelompok kontrol dan kelompok kedua adalah responden yang diberi ekstrak kulit pisang dan mereka dipapari cahaya selama enam jam dalam dua hari. Hasilnya, yang tidak mendapat ekstrak kulit pisang sel retinanya menjadi mati, sedangkan kelompok lainnya retinanya tidak mengalami kerusakan. Sementara itu untuk mengatasi depresi, para peneliti menyarankan untuk meminum air rebusan kulit pisang atau membuatnya dalam bentuk jus segar selama beberapa kali dalam seminggu karena dalam kulit pisang terdapat sumber vitamin B6 yang dibutuhkan untuk membuat serotonin dalam otak. Serotonin berfungsi mengurangi rasa sakit, menekan nafsu makan, menimbulkan relaks, dan mengurangi ketegangan.

Kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup (Sulffahri.2008). Selain mengandung sejumlah vitamin, di dalam kulit pisang juga terdapat beberapa mineral. Berikut ini disajikan tabel mengenai kandungan mineral dalam kulit pisang.

Tabel Komposisi mineral dari kulitMusa sapientum

Unsur

Konsentrasi (mg/g)

Kalium

78.10 6.58

Kalsium

19.20 0.00

Natrium

24.30 0.12

Besi

0.61 0.22

Mangan

76.20 0.00

Bromine

0.04 0.00

Rubidium

0.21 0.05

Stronsium

0.03 0.01

Zirconium

0.02 0.00

Niobium

0.02 0.00

2.3 Wortel

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu, sementara daunnya menjulang di atas permukaannya. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 - 24 bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m dengan bunga berwarna putih. Dalam taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Umbelliferales

Famili : Umbelliferae (Apiaceae)

Genus : Daucus

Spesies : Daucus carrota L.

Kandungan wortel yang terdiri atas sebagian besar zat yang bernama beta karoten, membuat wortel berwarna jingga terang. Kandungan wortel berupa zat beta karoten tersebut akan menjadi vitamin A setelah dicerna oleh tubuh. Vitamin A sangat baik untuk kesehatan mata sehingga terhindar dari penyakit rabun jauh dan rabun senja. Dapat dipastikan jika semakin terang dan jingga warna wortel, maka kandungan beta karotennya semakin banyak. Kandungan wortel bukan hanya itu. Selain mengandung beta karoten, di dalam wortel juga terdapat serat, zat antioksidan, vitamin (C dan B kompleks), serta beberapa mineral penting seperti kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium dan natrium. Wortel juga mengandung gula, pektin, aspargin, vitamin K, lemak, hidrat arang, asam amino, dan minyak esensial. Ditambah lagi bukan hanya wortelnya saja yang banyak kandungannya, tapi bijinya juga mempunyai banyak kandungan yang bermanfaat. Bijinya mengandung flavonoid, minyak atsiri, termasuk asaron, pinen, dan limonen, asam tiglat, azaron, dan bisabol, meristin yang berkasiat memberikan efek aprodisiak.

2.4 Donat

Donat (doughnuts atau donut) adalah penganan yang digoreng, dibuat dari adonan tepung terigu, gula, telur dan mentega. Donat yang paling umum adalah donat berbentuk cincin dengan lubang di tengah dan donat berbentuk bundar dengan isi yang rasanya manis, seperti berbagai jenis selai, jelly, krim, dan custard.

Donat bisa dibentuk dengan menyatukan kedua sisi adonan berbentuk persegi panjang hingga membentuk cincin atau menggunakan pemotong otomatis yang sekaligus membuat lubang di tengah adonan donat. Lubang pada donat berbentuk cincin dulunya dimaksudkan agar donat cepat matang sewaktu digoreng. Adonan donat yang tersisa sewaktu membuat donat berbentuk cincin sering dijual sebagai doughnut hole atau dicampurkan lagi ke dalam adonan untuk membuat donat baru. Adonan donat terdiri dari dua jenis, adonan yang dibangunkan dengan ragi seperti adonan roti, dan adonan kental seperti adonan cake. Donat dari adonan tepung yang memakai ragi biasanya kadar lemak 25% dari berat donat, sedangkan donat adonan cake mengandung kadar lemak 20%. Donat dari adonan cake digoreng selama 90 detik bolak-balik di dalam minyak bersuhu antara 190hingga 198. Sedangkan donat dari adonan tepung yang dibangunkan oleh ragi memerlukan waktu penggorengan yang lebih lama (sekitar 150 detik) di dalam minyak bersuhu 182hingga 190. Setelah matang, permukaan donat bisa dihias dengan taburan gula halus bercampur bubuk kayu manis.

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat, Bahan dan Cara mengolah kulit pisang menjadi tepung kulit pisang :

3.1.1 Alat

a. Pisau

b. Talenan

c. Baskom

d. Oven

e. Blender bumbu

3.1.2 Bahan

a. Kulit pisang raja

b. Natrium metabisulfit

c. Air

3.1.3 Cara kerja

a. Potong kulit pisang menjadi kecil kecil dengan pisau

b. Rendam potongan kulit pisang dalam natrium metabisulfit kurang lebih 30 menit kemudian tiriskan. Natrium metabisulfit berfungsi untuk menghambat terjadinya proses oksidasi pada kulit pisang yang dapat mencegah timbulnya pencoklatan kulit pisang. Sehingga tepung yang dihasilkan akan lebih bersih.

c. Keringkan kulit pisang. Untuk proses pengeringan lebih cepat dilakukan dengan oven dengan suhu 600(1 kg di oven selama 40 menit).

d. Kulit pisang yang sudah selesai dioven kemudian diblender hingga halus.

3.2 Alat, Bahan dan Cara mengombinasikan limbah kulit pisang dan wortel menjadi

Dokupistel

3.2.1 Alat :

a. Baskom

b. Pisau

c. Wajan

d. Spatula

e. Gelas

f. Sendok makan

g. Blender

3.2.2 Bahan

a. Tepung limbah kulit pisang

b. Wortel

c. Gula pasir

d. Tepung terigu

e. Air

f. Fermipan

g. Minyak goring

h. Mentega

i. Gula halus

j. Telur

3.2.3 Cara kerja

a. Campurkan sachet fermipan, air, dan 3 sendok makan gula pasir. Kemudian aduk hingga merata

b. Haluskan 1 biji wortel dengan blender

c. Buat adonan donat dengan mencampurkan kg tepung terigu, kg tepung limbah kulit pisang, 2 sendok makan margarin, 1 butir telor, campuran fermipan, dan wortel yang sudah dihaluskan. Kemudian aduk adonan hingga merata

d. Banting-banting adonan donat agar adonan tersebut mengembang

e. Bentuk adonan menjadi bulatan berdiameter 4 cm. Tutup dan diamkan adonan donat yang sudah dibentuk hingga mengembang. Tunggu 15 menit

f. Setelah adonan cukup mengembang, buat lubang pada adonan yang sudah dibentuk bulatan.

g. Panaskan minyak goreng dan masukkan adonan donat yang sudah dibentuk tersebut. Goreng hingga warnanya coklat keemasan.

h. Angkat donat dan tiriskan

i. Bubuhi gula halus pada donat tersebut

j. Donat siap disajikan.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Limbah Kulit Pisang Dapat Meningkatkan Nilai Ekonomisnya

Pisang merupakan buah unggulan Indonesia. Produksi komoditas ini merata di seluruh pelosok tanah air. Pisang banyak dikonsumsi dalam keadaan segar oleh sebagian masyarakat tetapi kulitnya hanya dibuang dan menjadi limbah, padahal penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkanmood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina.

Dengan banyaknya manfaat yang dimiliki oleh limbah kulit pisang tersebut, maka sangat penting untuk mengolah limbah kulit pisang sehingga akan dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Caranya yaitu dengan mengolahnya menjadi tepung kulit pisang. Pengolahan kulit pisang menjadi tepung memang belum banyak dikenal masyarakat. Adanya pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi tepung dapat mensubstitusi tepung terigu sehingga harga tepung terigu yang mahal dapat diimbangi. Kulit pisang memiliki total fenolik yang lebih tinggi (9,07 mg/g berat kering) dibandingkan dengan daging buah pisang (2,32 mg/g berat kering). Hal ini berarti bahwa kulit pisang memilikisenyawa antioksidan dengan aktivitas yang cukup tinggi. Pengujian telah dilakukan terhadap aktivitas antioksidan terhadap oksidasi lemak. Senyawa antioksidan flavonoid yang terdapat pada kulit pisang yaitu katekin, galokatekin, dan epikatekin.

Kulit pisang tinggi akan kalsium (78.10 mg/g), kalium sangat baik untuk kesehatan. Di dalam tubuh, kalium berfungsi untuk transmisi saraf dan membantu menurunkan tekanan darah. Kekurangan kalsium menyebabkan kejang, kelemahan otot, detak jantung yang tidak stabil, dan depresi. Kulit pisang memiliki kandungan serat yang sangat tinggi, yaitu 50.25 g/100g. Kandungan serat yang tinggi pada bahan pangan sangat penting, yaitu untuk membantu memperlancar pencernaan, juga menurunkan kolesterol dan resiko penyakit jantung, serta mencegah wasir dan kanker usus.

Kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 persen dan karbohidrat (zat pati) sebesar 18,50 persen. Karena kulit pisang mengandung zat pati maka kulit pisang dapat diolah menjadi tepung.Sebenarnya semua jenis kulit pisang dapat dibuat menjadi tepung kulitpisang. Kulit pisang yang dipilih untuk diolah adalah kulit pisang raja karena mengandung kalsium (Ca) sebesar 10 mg. Selain itu kulit pisang raja lebih tebal dari kulit pisang lain (Sulfahri, 2008). Sehingga memiliki potensi pati yang cukup besar untuk diolah menjadi substituen tepung terigu.

4.2 Limbah Kulit Pisang dan Wortel menjadi Dokupistel

Kulit pisang yang kaya akan zat pati dapat diolah menjadi tepung, kandungan lainnya seperti kalsium, protein, dan lemak akan menjadikannya produk olahan yang bergizi tinggi. Sedangkan wortel yang kaya akan vitamin dan mineral dapat dimanfaatkan sebagai kue yang sehat dan bergizi. Kedua bahan tersebut dapat dikombinasikan menjadi kue yang sehat dan bergizi, yaitu menjadi donat kulit pisang wortel (dokupistel).

4.3 Kontribusi Olahan Donat yang Berbahan Baku Limbah Kulit Pisangdan Wortel (Dokupistel)

4.3.1 Meningkatkan Nilai Ekonomis Limbah Kulit Pisang

Limbah kulit pisang yang sebelumnya kurang dimanfaatkan dan dibuang begitu saja tanpa memiliki nilai ekonomis, namun dengan munculnya ide kreatif dari penulis untuk mengolah limbah kulit pisang tersebutdengan bahan tambahan wortel menjadi produk kue donat maka limbah kulit pisang tersebut akan meningkat nilai ekonomisnya karena kue donat

tersebut telah memiliki harga jual.

4.3.2 Menciptakan Wirausahawan Baru

Pengolahan limbah kulit pisang menjadi produk kue donat dapat dijadikan alternatif untuk membuka usaha baru karena kue donat merupakan makanan terfavorit di kalangan masyarakat sehingga penulis yakin produk kue donat yang berbahan baku limbah kulit pisang tersebut mudah berkembang dan diterima masyarakat, apalagi produk yang penulis ciptakan memiliki keunggulan yaitu harganya lebih terjangkau jika dibandingkan dengan produk kue donat yang berbahan baku tepung terigu maupun kentang tanpa meninggalkan kualitas kue yang dihasilkan.

4.3.3 Meminimalisir Pengangguran

Dengan munculnya wirausahawan baru yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang masih menganggur dan menyerap mereka menjadi tenaga kerja, maka dapat meminimalisir jumlah pengangguran yang ada di masyarakat.

4.3.4 Harga Jual Yang Lebih Terjangkau

Donat yang beredar dipasaransaat ini sangat variatif, ada yang memakai tepung terigu sebagai bahan baku dan ada pula yang memakai kentang sebagai bahan bakunya. Harga jual yang berlaku dipasaran untuk 1 biji donat terasa masih terlalu mahal yaitu berkisar antara Rp1.500,00-Rp 2.000,00. Harga jual yang mahal tersebut disebabkan oleh mahalnya harga bahan baku untuk membuat donat tersebut, dimana harga 1 kg tepung terigu adalah Rp 6.000,00 dan harga kentang per kg adalah Rp 8.000,00. Namun, donat yang berbahan baku limbah kulit pisang harga jualnya akan lebih murah sehingga dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah karena harga bahan bakunya lebih murah yaitu harga 1 kg limbah kulit pisang adalah Rp 1.500,00.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Limbah kulit pisang yang kaya akan kalium dan serotoin dapat diolah menjadi tepung kulit pisang. Tepung kulit pisang ini dapat menjadi substitusi tepung terigu yang harganya semakin tinggi.

Dokupistel merupakaninovasi pengolahan limbah kulit pisang yang dibuat dengan mengombinasikan limbah kulit pisang dan wortel sehingga masyarakat akan memperoleh kue alternatif dengan harga yang terjangkau tanpa mengabaikan nilai gizinya.

Dengan pengolahan limbah kulit pisang menjadi Dokupistel dapat meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga bisa meminimalisir jumlah pengangguran.

5.2 Saran

1. Pemerintah melalui lembaga terkait agar menyosialisasikan pembuatan Dokupistel dengan mengombinasikan limbah kulit pisang dan wortel sebagai kue alternatif agar dapat menambah lapangan pekerjaan.

2. Masyarakat yang memanfaatkan daging buah pisang dalam usahanya agar mulai mengolah limbah kulit pisang sehingga menaikkan nilai ekonomisnya dan dapat meningkatkan pendapatan.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................................... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pisang........................................................................................................................ 2

2.2 Kulit Pisang............................................................................................................... 3

2.3 Wortel....................................................................................................................... 4

2.4 Donat......................................................................................................................... 4

BAB III. METODE KERJA

3.1 Alat, Bahan dan Cara mengolah kulit pisang menjadi tepung kulit pisang................. 6

3.1.1 Alat......................................................................................................................... 6

3.1.2 Bahan..................................................................................................................... 6

3.1.3 Cara Kerja.............................................................................................................. 6

3.2 Alat, Bahan dan Cara mengombinasikan limbah kulit pisang dan wortel menjadi dokupistel......................... 6

3.2.1 Alat......................................................................................................................... 6

3.2.2 Bahan..................................................................................................................... 6

3.2.3 Cara Kerja.............................................................................................................. 7

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Limbah Kulit Pisang Dapat Meningkatkan Nilai Ekonomisnya........................... 8

4.2 Limbah Kulit Pisang dan Wortel menjadi Dokupistel.......................................... 9

4.3 Kontribusi Olahan Donat yang Berbahan Baku Limbah Kulit Pisangdan Wortel........ 9

4.3.1 Meningkatkan Nilai Ekonomis Limbah Kulit Pisang......................................... 9

4.3.2 Menciptakan Wirausahawan Baru..................................................................... 9

4.3.3 Meminimalisir Pengangguran............................................................................. 9

4.3.4 Harga Jual Yang Lebih Terjangkau..................................................................... 9

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 10

5.2 Saran........................................................................................................................ 10

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa segenap alam yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah ini saya tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya karya ilmiah yang saya beri judul Donat Kulit Pisang Wortel (Dokupistel).

Pada kesempatan ini, dalam penulisan karya ilmiah ini saya mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya dari hati yang terdalam saya juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada :

Kedua orangtua saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya baik itu berupa dukungan moril maupun dukungan materil.

Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik berupa sharing pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka pembuatan karya ilmiah ini.

Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita semua.

Palu, 13 Mei 2015

Sri Rahma L.M. Said