RABU, 27 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Harga bukan lagi ... · tik DHL. Laporan studi bertajuk...

1
S AAT ini harga bukan lagi menjadi satu-sa- tunya faktor penentu bagi konsumen dalam melakukan transaksi pembe- lian. Banyak konsumen yang bersedia membayar lebih untuk mendapatkan layanan lebih baik. Demikian antara lain hasil studi mengenai perilaku kon- sumen dan layanan konsumen yang dilakukan The Economist Intelligence Unit (EIU) atas permintaan perusahaan logis- tik DHL. Laporan studi bertajuk Great- er Expectations: Keeping Pace with Customer Service Demands in Asia Pacic yang dipublikasikan kemarin ini juga mengungkap- kan perbedaan persepsi antara perusahaan dan konsumen tentang apa yang sebenarnya diharapkan konsumen. Peneli- tian melibatkan 764 konsumen dan 313 perusahaan di Asia. Editor Senior EIU Sudhir Vadaketh dalam konferensi pers hasil studi, di Jakarta, mengatakan konsumen di In- donesia memiliki ekspektasi layanan konsumen yang lebih besar daripada di negara-nega- ra Asia lainnya. Namun, per- bedaan persepsi masih terlihat antara konsumen dengan pe- rusahaan. Hanya 50% perusahaan Indo- nesia yang disurvei berpendapat layanan konsumen tersedia se- telah harga yang bagus. Adapun 44% menyatakan berinvestasi untuk layanan konsumen hanya untuk produk kelas atas. Ia menambahkan di sektor nansial, kesehatan, travel dan transportasi, restoran, serta per- hotelan konsumen di Indonesia bahkan lebih mempertimbang- kan layanan konsumen dari- pada harga dan kualitas. “Perbedaan antara layanan yang ditawarkan perusahaan dan apa yang diinginkan kon- sumen merupakan suatu pe- luang. Pada saat persaingan di Asia semakin meningkat, perusahaan yang lebih meng- utamakan layanan konsumen akan mendapatkan keuntung- an,” jelas Sudhir. Dari tahun ke tahun tam- paknya perusahaan mulai me- nyadari hal tersebut. Menurut Sudhir, sebanyak 90% peru- sahaan di Indonesia kini ber- usaha untuk menginvestasikan modal lebih banyak lagi dalam layanan konsumen mulai tahun depan. Layanan konsumen ini ditingkatkan dengan mem- prioritaskan pada pelatihan karyawan. Paling berkembang Bila diperbandingkan, ting- kat layanan konsumen di Tanah Air lebih tinggi daripada layan- an konsumen di negara-negara lain di Asia Pasifik, seper ti Thailand, Singapura, Hong Kong, Malaysia, dan China. “Kepuasan layanan konsu- men di Indonesia dan perkem- bangan layanan dalam lima tahun terakhir lebih baik dari- pada di negara-negara Asia lainnya,” ungkap Sudhir. Ia menyatakan konsumen di Indonesia cenderung tetap menggunakan suatu produk meskipun bukan kualitas ter- baik. Itu mereka lakukan jika perusahaan berjanji memberi- kan layanan konsumen yang lebih baik. Sementara itu, CEO DHL Ex- press untuk Asia Pacic, Eropa Timur, Timur Tengah dan Afri- ka, Roger Crook, menyatakan hasil studi EIU memberikan perspektif regional untuk pe- ningkatan layanan di industri logistik. Hal tersebut sangat berman- faat untuk mengantisipasi peningkatan pengeluaran kon- sumen di Asia dari US$4,3 tri- liun pada 2009 menjadi US$32 triliun pada 2030. Nilai ini setara dengan pengeluaran 43% konsumen di dunia. (*/E-2) [email protected] KALANGAN pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) men- desak pemerintah agar segera menyelenggarakan program tabungan perumahan sebagai salah satu sumber dana pem- biayaan perumahan. Pembentukan dan konsep lembaga pengelola tabungan perumahan ini bisa mencontoh Central Provident Fund (CPF) yang dimiliki Singapura. “Potensi dana yang bisa dikumpulkan dari tabungan perumahan akan sangat be- sar. CPF Singapura saja seka- rang ini mengelola dana tidak kurang dari US$100 miliar,” kata Sekretaris Jenderal DPP REI Alwi Bagir Mulachela di Jakarta, kemarin. Menurutnya, bila lembaga serupa terbentuk dan konsep tabungan perumahan sudah berjalan, salah satu persoalan klasik di sektor perumahan rakyat yakni pembiayaan akan teratasi. “Seandainya ada 20 juta pekerja yang menabung Rp20 ribu per bulan, tiap tahun akan terkumpul Rp4,8 triliun. Dana sebesar itu kalau digulirkan melalui skim fasilitas likuiditas, dalam beberapa tahun akan terakumulasi sangat besar,” kata dia. Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa telah men- gungkapkan pentingnya pro- gram tabungan perumahan bagi percepatan penyediaan rumah rakyat. Selain membiayai pembelian rumah, dana tabungan itu juga bisa digunakan untuk penyedi- aan bank tanah (land bank) dan membenahi infrastruktur. Di sisi lain, REI akan mempri- oritaskan program kepemilikan rumah bagi warga negara asing (WNA). Terlebih, ketentuan terkait program tersebut telah diakomodasi dalam Rancangan Undang-Undang Perumahan dan Permukiman (RUU Per- kim). “Secara prinsip program kepemilikan rumah bagi WNA telah disetujui oleh BPN dan Kementerian Perumahan Rakyat,” ungkap Alwi. Ia menyatakan pemerintah sudah memastikan bahwa kepemilikan properti oleh warga asing di Indonesia tidak akan dipersulit. “PP-nya nanti yang atur BPN (Badan Pertanahan Nasio- nal). Kita minta minimal masa kepemilikan bagi orang asing adalah 70 tahun. Bentuknya HGB (hak guna bangunan) atau hak pakai itu terserah Kemenpera. Nanti untuk syarat membeli properti, mereka bisa memakai paspor saja,” ucap Alwi. Saat ini, aturan kepemilikan rumah bagi WNA di Indonesia diatur dalam Peraturan Peme- rintah No 41 Tahun 1996. PP tersebut saat ini sedang dalam proses revisi. Diperkirakan, re- visi aturan tersebut akan selesai awal 2011. (Pun/CS/E-4) BANK Indonesia (BI) menilai pemangkasan suku bunga acu- an (BI rate) yang kini di posisi 6,5% belum perlu dilakukan untuk meredam arus likuiditas asing ke pasar modal Tanah Air. Lebih lanjut, Indonesia dianggap imun dari pengaruh perang mata uang global. “Jadi kalau ada orang menga- takan currency war, kita tidak merasa terpengaruh. Yang kita lakukan selama ini adalah menjaga agar mata uang kita tetap masih sejalan fundamen- talnya dengan ekonomi kita,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution seusai acara Malam Peduli Konsumen Perbankan di Jakarta, Senin (25/10). Ia mengatakan BI ingin agar momentum pertumbuh- an ekonomi jangan sampai terganggu dengan apresiasi maupun uktuasi nilai tukar rupiah yang berlebihan. Pasal- nya, para pelaku bisnis mem- butuhkan kepastian kurs untuk menjalankan usaha mereka dengan baik. “Bayangkan bila volatilitas- nya, kurs sebentar-sebentar Rp9.000, sebentar-sebentar Rp10.000, siapa yang bisa am- bil keputusan? Semua orang akan menunggu saja,” kata Darmin. Selama beberapa pekan be- lakangan, BI diketahui aktif mengintervensi pasar uang untuk menahan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Tanpa intervensi BI, rupiah diprediksi akan terus menguat melampaui level 8.900 per dolar AS seiring dengan masuknya capital inow. Sejumlah ekonom, seperti Kepala Ekonom Bank Dana- mon Anton Gunawan, meng- anjurkan pemangkasan BI rate untuk meredam aliran modal asing masuk. Pasalnya, suku bunga yang lebih tinggi dari- pada suku bunga di negara- negara maju membuat investor portofolio terus menyerbu instrumen-instrumen keuang- an di Indonesia. Saat ditanya mengenai ke- mungkinan menurunkan BI rate, Darmin berkilah, “Eng- gaklah, Anda bisa lihat kebi- jakan yang kita jalankan sudah sesuai.” Ia pun mengakui bahwa neraca BI masih desit karena konsekuensi menjaga stabilitas rupiah. Namun, menurutnya, BI melakukan hal itu agar perekonomian Indonesia tetap berjalan baik. “Bank sentral di banyak negara itu tidak mempersoal- kan urusan desit. Bahkan ada sejumlah bank sentral, per- modalannya saja tidak pernah ada dalam undang-undang- nya,” tuturnya. Adapun dalam Anggaran Tahunan BI 2010 yang sudah disetujui DPR, desit anggaran neraca BI 2010 diperkirakan akan mencapai Rp22,41 triliun. (*/Ant/E-4) PARA menteri pertanian ang- gota Perhimpunan Negara Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASE- AN) ditambah dengan menteri pertanian dari Jepang, China, dan Korea Selatan (ASEAN+3) memutuskan untuk memben- tuk lembaga untuk cadangan pangan darurat ASEAN+3 (ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve/APTERR). Kepu- tusan itu diambil pada sidang ASEAN+3 ke-10 yang berlang- sung mulai 23 Oktober hingga 25 Oktober 2010 di Kamboja. “APTERR itu akan dijadikan lembaga permanen untuk meng- atasi keadaan darurat pangan dan kemanusiaan di wilayah ASEAN+3,” ujar Menteri Per- tanian Suswono, saat jumpa pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin. Ia mengatakan setiap negara harus memiliki cadangan pa- ngan untuk mendukung AP- TERR. Total cadangan beras yang disiapkan 787 ribu ton. ASEAN mendapat tanggung jawab menyiapkan cadangan beras sebanyak 87 ribu ton. Di dalamnya, menurut Suswono, Indonesia diserahi 12 ribu ton. Cadangan beras sisanya, yakni sebanyak 700 ribu ton dibe- bankan kepada Jepang, China, dan Korea Selatan. “Pembagiannya Jepang se- banyak 250 ribu ton, China se- banyak 300 ribu ton, dan Korea Selatan sebanyak 150 ribu ton,” tutur Suswono. Ketika cadangan berkurang, negara yang bersangkutan wajib menambah cadangannya hingga sesuai dengan yang dibebankan. Kemudian, saat di salah satu negara ASEAN+3 terjadi keadaan darurat pa- ngan, negara itu akan menda- patkan bantuan dari total 787 ribu ton itu. Penandatanganan APTERR dijadwalkan dua bulan menda- tang karena Menteri Pertanian Singapura hendak berkonsul- tasi terlebih dahulu di kabinet. Lantaran lembaga itu akan di- jadikan permanen, para menteri pertanian ASEAN+3 merasa lembaga ini butuh sekretariat. “Indonesia dan Thailand sudah menawarkan diri,” tandas Sus- wono. (*/E-2) Percepat Program Tabungan Perumahan BI Nilai Indonesia Imun dari Imbas Perang Kurs ASEAN+3 Siapkan Cadangan Pangan 18 | Ekonomi Nasional RABU, 27 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Kepuasan layanan konsumen di Indonesia dalam lima tahun terakhir lebih baik daripada di negara-negara Asia lainnya.’’ Sudhir Vadaketh Editor Senior EIU Harga bukan lagi Nomor Satu Irana Shalindra Di banyak sektor, konsumen lebih mempertimbangkan layanan konsumen daripada harga dan kualitas produk.

Transcript of RABU, 27 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Harga bukan lagi ... · tik DHL. Laporan studi bertajuk...

Page 1: RABU, 27 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Harga bukan lagi ... · tik DHL. Laporan studi bertajuk Great-er Expectations: Keeping Pace with Customer Service Demands in Asia Pacifi c

SAAT ini harga bukan lagi menjadi satu-sa-tunya faktor penentu bagi konsumen dalam

melakukan transaksi pembe-lian. Banyak konsumen yang bersedia membayar lebih untuk mendapatkan layanan lebih baik.

Demikian antara lain hasil studi mengenai perilaku kon-sumen dan layanan konsumen yang dilakukan The Economist Intelligence Unit (EIU) atas permintaan perusahaan logis-tik DHL.

Laporan studi bertajuk Great-er Expectations: Keeping Pace with Customer Service Demands in Asia Pacifi c yang dipublikasikan kemarin ini juga mengungkap-kan perbedaan persepsi antara perusahaan dan konsumen tentang apa yang sebenarnya diharapkan konsumen. Peneli-tian melibatkan 764 konsumen dan 313 perusahaan di Asia.

Editor Senior EIU Sudhir Vadaketh dalam konferensi pers hasil studi, di Jakarta, mengatakan konsumen di In-

donesia memiliki ekspektasi layanan konsumen yang lebih besar daripada di negara-nega-ra Asia lainnya. Namun, per-bedaan persepsi masih terlihat antara konsumen dengan pe-rusahaan.

Hanya 50% perusahaan Indo-nesia yang disurvei berpendapat layanan konsumen tersedia se-te lah harga yang bagus. Adapun 44% menyatakan berinvestasi untuk layanan konsumen hanya untuk produk kelas atas.

Ia menambahkan di sektor fi nansial, kesehatan, travel dan transportasi, restoran, serta per-hotelan konsumen di Indonesia bahkan lebih mempertimbang-kan layanan konsumen dari-pada harga dan kualitas.

“Perbedaan antara layanan yang ditawarkan perusahaan dan apa yang diinginkan kon-sumen merupakan suatu pe-luang. Pada saat persaingan di Asia semakin meningkat, perusahaan yang lebih meng-utamakan layanan konsumen akan mendapatkan keuntung-an,” jelas Sudhir.

Dari tahun ke tahun tam-paknya perusahaan mulai me-nyadari hal tersebut. Menurut

Sudhir, sebanyak 90% peru-sahaan di Indonesia kini ber-usaha untuk menginvestasikan modal lebih banyak lagi dalam layanan konsumen mulai tahun depan. Layanan konsumen ini ditingkatkan dengan mem-prioritaskan pada pelatihan karyawan.

Paling berkembangBila diperbandingkan, ting-

kat layanan konsumen di Tanah Air lebih tinggi daripada layan-an konsumen di negara-negara lain di Asia Pasifik, seper ti

Thailand, Singapura, Hong Kong, Malaysia, dan China.

“Kepuasan layanan konsu-men di Indonesia dan perkem-bangan layanan dalam lima tahun terakhir lebih baik dari-pada di negara-negara Asia lainnya,” ungkap Sudhir.

Ia menyatakan konsumen di Indonesia cenderung tetap menggunakan suatu produk meskipun bukan kualitas ter-baik. Itu mereka lakukan jika perusahaan berjanji memberi-kan layanan konsumen yang lebih baik.

Sementara itu, CEO DHL Ex-press untuk Asia Pacifi c, Eropa Timur, Timur Tengah dan Afri-ka, Roger Crook, menyatakan hasil studi EIU memberikan perspektif regional untuk pe-ning katan layanan di industri logistik.

Hal tersebut sangat berman-faat untuk mengantisipasi peningkatan pengeluaran kon-sumen di Asia dari US$4,3 tri-liun pada 2009 menjadi US$32 triliun pada 2030. Nilai ini setara dengan pengeluaran 43% konsumen di dunia. (*/E-2)

[email protected]

KALANGAN pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) men-desak pemerintah agar segera menyelenggarakan program tabungan perumahan sebagai salah satu sumber dana pem-biayaan perumahan.

Pembentukan dan konsep lembaga pengelola tabungan perumahan ini bisa mencontoh Central Provident Fund (CPF) yang dimiliki Singapura.

“Potensi dana yang bisa dikumpulkan dari tabungan perumahan akan sangat be-sar. CPF Singapura saja seka-rang ini mengelola dana tidak kurang dari US$100 miliar,” kata Sekretaris Jenderal DPP REI Alwi Bagir Mulachela di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, bila lembaga serupa terbentuk dan konsep tabungan perumahan sudah berjalan, salah satu persoalan klasik di sektor perumahan rakyat yakni pembiayaan akan teratasi.

“Seandainya ada 20 juta pekerja yang menabung Rp20 ribu per bulan, tiap tahun akan terkumpul Rp4,8 triliun. Dana sebesar itu kalau digulirkan melalui skim fasilitas likuiditas, dalam beberapa tahun akan terakumulasi sangat besar,” kata dia.

Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa telah men-gungkapkan pentingnya pro-gram tabungan perumahan bagi percepatan penyediaan rumah rakyat.

Selain membiayai pembelian rumah, dana tabungan itu juga bisa digunakan untuk penyedi-aan bank tanah (land bank) dan membenahi infrastruktur.

Di sisi lain, REI akan mempri-oritaskan program kepemilikan rumah bagi warga negara asing (WNA). Terlebih, ketentuan terkait program tersebut telah diakomodasi dalam Rancangan Undang-Undang Perumahan dan Permukiman (RUU Per-kim).

“Secara prinsip program kepemilikan rumah bagi WNA telah disetujui oleh BPN dan Kementer ian Perumahan Rakyat,” ungkap Alwi.

Ia menyatakan pemerintah sudah memastikan bahwa kepemilikan properti oleh warga asing di Indonesia tidak akan dipersulit.

“PP-nya nanti yang atur BPN (Badan Pertanahan Nasio-nal). Kita minta minimal masa kepemilikan bagi orang asing adalah 70 tahun. Bentuknya HGB (hak guna bangunan) atau hak pakai itu terserah Kemenpera. Nanti untuk syarat membeli properti, mereka bisa memakai paspor saja,” ucap Alwi.

Saat ini, aturan kepemilikan rumah bagi WNA di Indonesia diatur dalam Peraturan Peme-rintah No 41 Tahun 1996. PP tersebut saat ini sedang dalam proses revisi. Diperkirakan, re-visi aturan tersebut akan selesai awal 2011. (Pun/CS/E-4)

BANK Indonesia (BI) menilai pemangkasan suku bunga acu-an (BI rate) yang kini di posisi 6,5% belum perlu dilakukan untuk meredam arus likuiditas asing ke pasar modal Tanah Air. Lebih lanjut, Indonesia dianggap imun dari pengaruh perang mata uang global.

“Jadi kalau ada orang menga-takan currency war, kita tidak merasa terpengaruh. Yang kita lakukan selama ini adalah menjaga agar mata uang kita tetap masih sejalan fundamen-talnya dengan ekonomi kita,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution seusai acara Malam Peduli Konsumen Perbankan di Jakarta, Senin (25/10).

Ia mengatakan BI ingin agar momentum pertumbuh-an ekonomi jangan sampai terganggu dengan apresiasi maupun fl uktuasi nilai tukar rupiah yang berlebihan. Pasal-nya, para pelaku bisnis mem-butuhkan kepastian kurs untuk

menjalankan usaha mereka dengan baik.

“Bayangkan bila volatilitas-nya, kurs sebentar-sebentar Rp9.000, sebentar-sebentar Rp10.000, siapa yang bisa am-bil keputusan? Semua orang akan menunggu saja,” kata Darmin.

Selama beberapa pekan be-lakangan, BI diketahui aktif mengintervensi pasar uang untuk menahan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Tanpa intervensi BI, rupiah diprediksi akan terus me nguat melampaui level 8.900 per dolar AS seiring dengan masuknya capital infl ow.

Sejumlah ekonom, seperti Kepala Ekonom Bank Dana-mon Anton Gunawan, meng-anjurkan pemangkasan BI rate untuk meredam aliran modal asing masuk. Pasalnya, suku bunga yang lebih tinggi dari-pada suku bunga di negara-negara maju membuat investor

portofolio terus menyerbu instrumen-instrumen keuang-an di Indonesia.

Saat ditanya mengenai ke-mungkinan menurunkan BI rate, Darmin berkilah, “Eng-gaklah, Anda bisa lihat kebi-jakan yang kita jalankan sudah sesuai.”

Ia pun mengakui bahwa neraca BI masih defi sit karena konsekuensi menjaga stabilitas rupiah. Namun, menurutnya, BI melakukan hal itu agar perekonomian Indonesia tetap berjalan baik.

“Bank sentral di banyak nega ra itu tidak mempersoal-kan urusan defi sit. Bahkan ada sejumlah bank sentral, per-modalannya saja tidak pernah ada dalam undang-undang-nya,” tuturnya.

Adapun dalam Anggaran Tahunan BI 2010 yang sudah disetujui DPR, defi sit anggaran neraca BI 2010 diperkirakan akan mencapai Rp22,41 triliun.(*/Ant/E-4)

PARA menteri pertanian ang-gota Perhimpunan Negara Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASE-AN) ditambah dengan menteri pertanian dari Jepang, China, dan Korea Selatan (ASEAN+3) memutuskan untuk memben-tuk lembaga untuk cadangan pangan darurat ASEAN+3 (ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve/APTERR). Kepu-tusan itu diambil pada sidang ASEAN+3 ke-10 yang berlang-sung mulai 23 Oktober hingga 25 Oktober 2010 di Kamboja.

“APTERR itu akan dijadikan lembaga permanen untuk meng-atasi keadaan darurat pangan dan kemanusiaan di wilayah ASEAN+3,” ujar Menteri Per-tanian Suswono, saat jumpa pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan setiap negara harus memiliki cadangan pa-ngan untuk mendukung AP-TERR. Total cadangan beras yang disiapkan 787 ribu ton.

ASEAN mendapat tanggung jawab menyiapkan cadangan beras sebanyak 87 ribu ton. Di dalamnya, menurut Suswono, Indonesia diserahi 12 ribu ton. Cadangan beras sisanya, yakni sebanyak 700 ribu ton dibe-bankan kepada Jepang, China, dan Korea Selatan.

“Pembagiannya Jepang se-banyak 250 ribu ton, China se-banyak 300 ribu ton, dan Korea Selatan sebanyak 150 ribu ton,” tutur Suswono.

Ketika cadangan berkurang, negara yang bersangkutan wajib menambah cadangannya hingga sesuai dengan yang dibebankan. Kemudian, saat di salah satu negara ASEAN+3 terjadi keadaan darurat pa-ngan, negara itu akan menda-patkan bantuan dari total 787 ribu ton itu.

Penandatanganan APTERR dijadwalkan dua bulan menda-tang karena Menteri Pertanian Singapura hendak berkonsul-tasi terlebih dahulu di kabinet. Lantaran lembaga itu akan di-jadikan permanen, para menteri pertanian ASEAN+3 merasa lembaga ini butuh sekretariat. “Indonesia dan Thailand sudah menawarkan diri,” tandas Sus-wono. (*/E-2)

Percepat Program Tabungan Perumahan

BI Nilai Indonesia Imundari Imbas Perang Kurs

ASEAN+3Siapkan

CadanganPangan

18 | Ekonomi Nasional RABU, 27 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Kepuasan layanan konsu men di Indonesia dalam lima tahun terakhir lebih baik daripada di negara-negara Asia lainnya.’’

Sudhir VadakethEditor Senior EIU

Harga bukan lagi Nomor Satu

Irana Shalindra

Di banyak sektor, konsumen lebih mempertimbangkan layanan konsumen daripada

harga dan kualitas produk.