q Guava Pengemasan

download q Guava Pengemasan

If you can't read please download the document

description

pengemas

Transcript of q Guava Pengemasan

TUGAS PENGEMASAN

KEMASAN MINUMAN SARI JAMBU Q GUAVA

DISUSUN OLEH :

SABILA NAJAH / 125100100111032

KELAS J

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Produk: Minuman Kemasan Mayora Q Guava

Jenis Pengemasan

Pada produk minuman kemasan ini, digunakan pengemas plastik. Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas; berbobot ringan; tidak mudah pecah; bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik. Plastik yang digunakan pada produk ini yakni jenis PET, kemasan plastik yang food grade yang aman untuk makanan. Tanda tersebut tertera pada bagian bawah botol sebagai berikut:

PET adalah hasil kondensasi polimer etilen glikol dan asam treptalat,dan dikenal dengan nama dagang mylar. Jenis plastik ini banyak digunakan dalam laminasi terutama untuk meningkatkan daya tahan kemasan terhadap kikisan dan sobekan LLDPE sehingga banyak digunakan sebagai kantung-kantung makanan.

Tanda tersebut merupakan tanda yang biasanya ada pada botol plastik yang berwarna jernih atau tembus pandang seperti pada botol air mineral, botol jus, dan minuman kemasan lainnya. Botol jenis PET/PETE ini direkomendasikan hanya sekali pemakaian karena bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat dan panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan dioksin (zat karsinogenik) yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang. Penggunaan botol berbahan PET ini sebaiknya segera menghabiskan isi botol sesudah tutupnya dibuka, karena semakin lama wadah dibuka, maka kandungan kimia yang terlarut juga semakin banyak dan kebersihan botol juga semakin berkurang dan dapat pula meningkatkan resiko leaching (Kompas,2008). Bahan PET 1 ini bersifat tembus pandang, kuat, tahan pelarut,kedap gas dan cairan, dan tidak tahan suhu 80oC.

Struktur:

Keamanan penggunaan plastik sebagai kemasan pangan didasarkan pada jumlah migran/monomer plastik (bahan-bahan kimia yang membentuk plastik) yang bermigrasi ke dalam pangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah migran dari pengemas ke dalam pangan antara lain adalah konsentrasi migran; kekuatan ikatan/mobilitas bahan kimia dalam pengemas tersebut; ketebalan kemasan; sifat alami pangan dalam kaitan kontak dengan pengemas (kering, berair, berlemak, asam, alkoholik); kelarutan bahan kimia terhadap pangan; lama dan suhu kontak.

Desain

Desain kemasan minuman ini menggunakan nuansa warna hijau yang menunjukkan kesan yang segar dan alami. Hijau merupakan warna yang umumnya berkaitan dengan alam. Warna hijau banyak digunakan untuk kemasan produk yang berhubungan dengan pertanian, peternakan, dan produk obat-obatan(Septa,2014). Dalam hal ini, produk mengangkat alaminya jambu biji dalam produknya, sehingga digunakan warna hijau yang memberi kesan alami. Terdapat pula gambar jambu biji yang menunjukkan bahan pembuatan minuman ini. Di bagian belakang desain juga terdapat gambar es batu dan sari jambu biji yang berwarna pink yang memberi kesan kesegaran.

Pada botol kemasan ini, tidak semua bagian botol ditutupi dengan label, namun ada yang dibiarkan transparan. Hal ini digunakan untuk menginfokan warna produk dan isi dari produk tersebut yang memiliki butir-butir kecil biji khas sari jambu biji.

Bentuk botol juga 6 sisi di mana tidak berbentuk lingkaran utuh. Hal ini akan mempermudah konsumen memegang botol tersebut. Kemudian mulut botol pun cukup besar yang digunakan untuk mempermudah konsumen dalam konsumsi minuman kemasan ini.

Labelisasi

Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan (KEMENDAG,2005).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat label kemasan (Indrayati, 2011) yaitu :

Label tidak boleh menyesatkan. Memuat informasi yang diperlukanHal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk makanan adalah sebagai berikut : nama produk, komposisi / daftar bahan yang digunakan, netto, nama pihak produksi, no registrasi dinas kesehatan, kode produksi, logo halal dan keterangan kadaluarsa.

Kementerian perdagangan mewajibkan label produk dalam Bahasa Indonesia. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 67/M-DAG/PER/11/2013 yang diundangkan di lembaran negara pada 24 Desember 2013 Jo Nomor 10/M-DAG-PER/1/2014.

Label pada kemasan ini memiliki 3 sisi pandang. Pada sisi pertama, terdapat labelisasi berupa nama produk Q Guava di bagian depan botol. Label ini berfungsi untuk menunjukkan merk dagang pada minuman kemasan ini agar dikenal masyarakat. Huruf besar atau huruf kapital memudahkan dalam pembacaan merk. Di bagian bawah label terdapat gambar buah jambu biji yang menunjukkan minuman tersebut merupakan minuman kemasan berupa jus yang terbuat dari jambu biji. Sementara di samping gambar buah terdapat label dengan puree jambu biji sumber vitamin C & zink yang menunjukkan bahwa produk tersebut terbuat dari jambu biji asli yang merupakan sumber vitamin C dan zink, hal ini dicantumkan untuk memberitahu konsumen manfaat yang bisa didapat dari konsumsi produk ini.

Label yang sama juga terdapat pada sisi ke 2 kemasan namun berbeda pada penulisan label dengan puree jambu biji sumber vitamin C & zink yang ditulus menjadi With pnk guava puree source of vitamin C & zink.Istilah asing ini dapat ditambahkan/disertai dengan keterangan yang sama dalam bahasa selain bahasa Indonesia yang telah diberikan sebelumnya (Clearing House,2014).

Di bagian ujung kiri, terdapat kode halal dari MUI. Kode ini berfungsi untuk melindungi konsumen muslim dari produk yang tidak terjamin kehalalannya (MUI, 2014). Makanan halal adalah makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarang/haram dan atau yang diolah menurut hukum-hukum agama Islam. Adanya kode ini akan meyakinkan konsumen utamanya yang beragama Islam untuk tidak khawatir dengan kehalalan produk karena telah disertifikasi oleh MUI sebagai badan yang menyeleksi kehalalan pada produk.

Di bagian bawah label tadi, terdapat keterangan mengenai isi bersih, kode BPOM, dan produsen pembuat produk ini. Isi berat bersih menggambarkan bobot atau volume produk yang sesungguhnya tanpa bobot bahan pengemas (Indrayati, 2011). Kode BPOM merupakan tanda bahwa produk tersebut telah didaftarkan ke Badan POM dan mendapat nomor notofikasi (disingkat NA). Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut telah teruji dan dinyatakan aman oleh BPOM.

Sementara di sisi ke 3, terdapat labelisasi Q Guava penghilang dahaga dengan manfaat buah jambu biji.Vitamin C, dan zink menambah manfaat Q guava, baik untuk tubuh. Labelisasi ini digunakan untuk menarik konsumen membeli produk dengan mengunggulkan manfaat yang dikandung dari jambu biji. Kemudian, dibagian bawah label tersebut terdapat label komposisi produk yakni bahan bahan yang digunakan dalam produk menggunakan bahasa Indonesia dan juga Inggris. Cara penulisan komposisi bahan penyusun dimulai dari bahan mayor atau bahan utama atau bahan yang paling banyak digunakan sampai yang terkecil. (Indrayati, 2011).

Selanjutnya, di bagian bawahnya terdapat Informasi nilai gizi yang terkandung untuk memberitahu konsumen takaran saji yang sesuai dan kandungan gizi yang ada dalam produk. Pencantuman Informasi Nilai Gizi, diwajibkan pada label pangan yang memuat keterangan tertentu, yaitu label pangan yang :

a. disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan zat gizi lain yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan komponen serta turunannya, termasuk energi.

b. dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku dibidang mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya.

Di samping informasi nilai gizi, pada label juga diberi informasi mengenai layanan konsumen dan email yang dapat dihubungi. Hal ini sangat penting dicantumkan di mana konsumen merupakan raja yang bila terdapat masalah atau kritik dan saran dapat segera disampaikan pada pihak yang tepat.

Pada labelisasi di samping informasi nilai gizi, terdapat pula logo MAYORA. Mayora Group ini merupakan kelompok bisnis produk konsumen diIndonesia khususnya dalam bidang pangan yang menaungi berbagai macam produk termasuk Q Guava. Ada pula barcode di bagian bawah label MAYORA. Barcode adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin yang mengumpulkan data dari lebar garis dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau ada pula yang berupa kode matriks. Barcode ini berfungsi sebagai standar perdagangan masa kini yang memudahkan input data (Daulay, 2009). Adanya barcode ini akan sangat membantu mempercepat konsumen dalam pembelian di berbagai swalayan.

Sementara itu, diatas bagian label tersebut terdapat saran penyimpanan dan perlakuan pada produk ini dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris. Pada label tersebut disebutkan bahwa produk ini harus dikocok dahulu sebelum diminum, harus dihindarkan dari sinar matahari langsung, disimpan di lemari pendingin setelah dibuka atau harus diminum pada hari yang sama. Label tersebut menunjukkan bahwa produk akan lebih baik jika dikocok dahulu sebelum diminum agar tercampur dengan baik, kemudian butuh dihindarkan dari sinar matahari karena sinar ultravolet (UV) yang terdapat pada sinar matahari mampu mendegradasi polimer dalam plastik. Terdapat bagian rantai monomer yang nantinya akan terputus sehingga struktur polimer menjadi rapuh dan plastik pun rusak sehingga polimer akan masuk dan bercampur dengan produk (Ayu,2011). Sementara itu, saran penyimpanan di ruang pendingin agar produk menjadi lebih awet dan tetap segar jika ingin dikonsumsi kembali, namun jika tidak dilakukan penyimpanan di pendingin lebih baik jika dikonsumsi secara langsung setelah dibuka.

Pada leher botol, terdapat keterangan mengenai best before dan kode produksi. Best before merupakan keterangan mengenai tanggal di mana produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati (Indrayati, 2011). Jadi, tanggal tersebut memberitahu konsumen bahwa produk masih bisa dikonsumsi namun kualitasnya tidak sebaik jika dikonsumsi sebelum tanggal best before tersebut.

Sementara itu, kode produksi adalah kode yang menyatakan tentang batch produksi dari produk pada saat pembuatan. Dalam kode tersebut ber isi tanggal produksi dan angka atau huruf lainnya yang mencirikan dengan jelas pembuatan produk tersebut(Indrayati, 2011). Kode produksi ini digunakan untuk mengetahui kegiatan produksi secara rinci dan jelas dalam pembuatan produk tersebut. Kode produksi ini sangat penting hubungannya apabila terdapat keluhan konsumen atau produk yang tidak sesuai ada di pasaran. Adanya kode ini akan bisa mendeteksi mana saja produk yang tidak baik tersebut dan dapat dilakukan penarikan dengan kode yang sama, selanjutnya dapat dilakukan evaluasi pada sistem dan batch produksi pada hari itu.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu,Arinta. 2011. Mengapa Air Minum Kemasan Harus Dijauhkan dari Sinar Matahari? https://serba13serbi.wordpress.com. Tanggal akses 23 Maret 2015.

Clearing House. 2014. Penerapan Label Pangan.http://clearinghouse.pom.go.id/content-penerapan-label-pangan.html#ixzz3VGZbKQdR. Tanggal akses 23 Maret 2015.

Daulay,Sere. 2009. Hubungan BARCODE dengan Produk Industri Sebagai Standar Perdagangan Produk Industri Masa Kini. www.kemenperin.go.id.Tanggal akses 23 Maret 2015.

Indrayati, Amirilia. 2011. Pengemasan. http://blog.umy.ac.id/. Tanggal akses 23 Maret 2015.

KEMENDAG. 2005. Nomor :Hk.00/05.1.2569 Tentang Kriteria Dan Tata Laksana Penilaian Produk Pangan. http://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/Penilaian%20Pangan.pdf Tanggal akses 23 Maret 2015.

Kompas. 2008. Bahaya Di Balik Kemasan Plastik. www.kompas.com. Tanggal akses 23 Maret 2015.

MUI. 2014. Pemberitahua atas Logo Halal MUI pada Materi Promosi Herbalife. http://www.halalmui.org/. Tanggal akses 23 Maret 2015.

POM. 2000. Informasi Nilai Gizi. http://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/Pedsilaizi2.pdf. Tanggal akses 23 Maret 2015.

Septa. 2014. Psikologi Warna dalam Desain Logo. http://organix-digital.com/ Tanggal akses 23 Maret 2015.