pusat penelitian dan pengembangan hortikultura tahun 2013
Transcript of pusat penelitian dan pengembangan hortikultura tahun 2013
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
PUSAT PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
HORTIKULTURA TAHUN 2013
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2
kata pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rakhmat dan karunia-Nya, akhirnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Puslitbang Hortikultura tahun 2013 dapat diselesaikan. LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
Berdasarkan INPRES 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No.
239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Puslitbang Hortikultura telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang berisi kinerja internal yang berfungsi sebagai koordinasi UPT di bawahnya (Balitsa di Lembang, Balitbu Tropika di Solok, Balithi di Segunung dan Balitjestro di Tlekung) selama tahun 2013 dan disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2010 – 2014 dengan melaksanakan 8 (delapan) sasaran strategis yang dijabarkan dari 1 (satu) kegiatan utama Puslitbang Hortikultura dengan 8 (delapan) indikator kinerja sasaran.
Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian LAKIP ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.
Jakarta, Januari 2014
Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura,
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MS
NIP. 19591010 198603 1 002
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 3
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v
IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................ 1
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 6
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................... 10
2.1. Visi........................................................................................ 10
2.2. Misi ...................................................................................... 10
2.3. Tujuan ................................................................................ 11
2.4. Sasaran ................................................................................ 11
2.5. Sasaran Strategis ................................................................... 12
2.6. Target Utama Puslitbang Hortikultura ....................................... 12
2.7. Arah Kebijakan ...................................................................... 13
2.8. Strategi ................................................................................ 13
2.9. Kegiatan dan Strategi Pendanaan ............................................ 14
2.10. Keterkaitan dengan Program Badan Litbang Pertanian ............... 14
2.11. Komoditas Hortikultura ........................................................... 15
2.12. Sub Kegiatan ......................................................................... 16
2.13. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama ....................................... 17
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................... 20
3.1. Indikator Keberhasilan ............................................................ 20
3.2. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja ............................................ 20
3.3. Penjelasan Memadai atas Pencapaian Kinerja ............................ 23
3.4. Akuntabilitas Keuangan .......................................................... 69
BAB IV. PENUTUP ............................................................................. 85
LAMPIRAN ........................................................................................ 95
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 4
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Puslitbang Hortikultura 2010-2014 ...................................... 17
Tabel 2. Sasaran , Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target TA. 2010-
2014 ................................................................................ 18
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang
Hortikultura Tahun 2013 .................................................... 21
Tabel 4. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2012 dan
2013 ................................................................................ 67
Tabel 5. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah Lingkup Puslitbang
Hortikultura ....................................................................... 72
Tabel 6. Capaian Kegiatan Utama dan Realisasi Keuangan dalam
Pencapaian Sasaran 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura ..... 74
Tabel 7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup
Puslitbang Hortikultura Tahun 2012 dan 2013 Menurut Jenis
Belanja ............................................................................ 79
Tabel 8. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Masing-Masing
UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura TahunAnggaran 2012
dan 2013 .......................................................................... 79
Tabel 9. Rekapitulasi PNBP Tahun 2013 Lingkup Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura ............................................... 81
Tabel 10. Rekapitulasi PNBP Tahun 2012– 2013 Lingkup Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura .......................... 84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 5
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1. Keragaan Buah Mangga Agri Gardina ................................ 24
Gambar 2. Aksesi Durian dengan Porsi Edible > 30% .......................... 25
Gambar 3. Penampilan CVUB Buah Keprok SoE dan Pamelo Seedless ... 27
Gambar 4. TSS 1-S4/Brebes 1 .......................................................... 28
Gambar 5. TSS-KL 80 S3/Brebes 2 .................................................... 28
Gambar 6. 25 VUB Tanaman Hias ..................................................... 34
Gambar 7. Produksi Benih Sumber Buah Tropika ................................ 37
Gambar 8. Produksi BF dan BPMT Jeruk di KP. Punten 2013 ................ 38
Gambar 9. Proses Pengepakan PF dan BPMT untuk Didistribusikan ....... 38
Gambar 10. Lima Teknologi Inovativ Tanaman Sayuran ........................ 41
Gambar 11. Gejala Penyakit, A)Busuk Batang Kuning, B) Bintik Batang C)
Bercak Batang, dan D) Busuk Batang Tanaman Buah Naga .. 41
Gambar 12. Keragaan Buah Pisang pada berbagai Dosis Pupuk Kalium ... 41
Gambar 13. Dua Materi Uji Perakitan Paket Teknologi Budidaya Pisang di
Lokasi KP.Aripan ............................................................. 42
Gambar 14. Perbaikan Teknologi Perbenihan Jeruk dan Buah Subtropika
untuk menghasilkan Benih Bebas Penyakit a. Hasil
pengendalian burik kusam; b. Tanaman stroberi pada
perlakuan minus one; c. Bunga lengkeng mekar setelah
perlakuan menggunakan KCLO3 dan KMNO4 ..................... 42
Gambar 15. Aklimatiasi tanaman stroberi a. Tanaman stroberi varietas
Berastagi didalam sungkupan plastik 8 minggu setelah
tanam b. Tanaman stroberi varietas Dorit tanam di lapang
umur 12 minggu setelah tanam c. Stroberi varietas
Rosalinda yang akan ditanam di Bedugul, Bali d. Lokasi di
Lokasi pertanaman di Bedugul, Bali di dalam screen house ... 42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 6
Gambar 16. Plasma Nutfah Tanaman Sayuran ..................................... 44
Gambar 17. Aneka Plasma Nutfah Buah Tropika ................................... 46
Gambar 18. Keragaan Hasil Explorasi Jeruk 2013 ................................. 47
Gambar 19. Keragaan Hasil Evaluasi PN Jeruk JRM 2012 ....................... 47
Gambar 20. Persentase Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA. 2013
masing-masing UK/UPT. a) sebelum revisi, b) setelah revisi
c). Revisi Hibah dan Pagu Minus ....................................... 71
Gambar 21. Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA. 2013 Per
Belanja .......................................................................... 72
Gambar 22. Grafik Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikultura
TA 2013 Per UK/UPT ....................................................... 76
Gambar 23. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran
Puslitbang Hortikuktura TA.2012 dan 2013 Per jenis
Belanja .......................................................................... 78
Gambar 24. Grafik Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran
Puslitbang Hortikuktura TA 2012 Per UK/UPT .................. 78
Gambar 25. Grafik Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan
Umum TA. 2013 .............................................................. 82
Gambar 26. Grafik Perbandingan Realisasi PNBP TA. 2012 dan 2013 ...... 83
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura ...................... 96
Lampiran 2. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura TA. 2013 ............................. 97
Lampiran 3. Rencana Stratejik Tahun 2010 s/d 2014 .......................... 98
Lampiran 4. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun
2013 ........................................................................... 102
Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan 2013 ...................................... 110
Lampiran 6. Penetapan Kinerja Tahun 2013 ....................................... 111
Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon II Badan Litbang
Pertanian ...................................................................... 113
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 8
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan
pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Puslitbang Hortikultura
telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis ini
dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan
Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; Renstra Kementerian Pertanian Tahun
2010-2014, dan Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014. Renstra
Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi,
misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan
penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan
oleh Puslitbang Hortikultura selama lima tahun ke depan (2010-2014).
LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan
Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk
melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsinya sebagai Instansi
Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna,
bersih dan bertanggungjawab. LAKIP disusun secara konsisten, komprehensif,
realistis dan mempunyai hubungan yang logis dengan bahan dasarnya adalah
Renstra, DIPA, RKA-KL, RKT, dan PK.
Puslitbang Hortikultura memiliki visi : Menjadi lembaga penelitian dan
pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan
dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal.
Untuk mencapai visi tersebut Puslitbang Hortikultura memiliki misi
sebagai berikut :
• Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis
sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang
berdaya saing dan berkelanjutan,
• Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura;
• Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan
pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya
lembaga litbang hortikultura berkelas dunia,
• Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola
kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 9
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian,
Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014
yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya
saing. Program utama Badan Litbang Pertanian ini dijabarkan dalam 12
kegiatan, salah satunya adalah kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura. Untuk
mendukung kegiatan tersebut, pada tahun anggaran 2013 Puslitbang
Hortikultura menetapkan 7 (tujuh) tujuan, 9 (sembilan) sasaran dan 8 (delapan)
sasaran strategis yang selanjutnya diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja.
Komoditas utama hortikultura terdiri dari mangga, durian jeruk, kentang,
bawang merah, anggrek, dan krisan. Indikator kinerja sasaran yang telah
ditargetkan dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target
yang ditetapkan. Puslitbang Hortikultura berupaya agar hasil teknologi penelitian
memiliki daya saing yang tinggi.
Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan
kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang
dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk
mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu
(1) sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 – < 100 persen; (3)
cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan kurang berhasil : < 60 persen.
Realisasi capaian kinerja Puslitbang Hortikultura sampai akhir tahun 2013
menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rerata sebesar
123,06% (sangat berhasil).
Sasaran stratetgis 1: Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, yaitu
dihasilkannya VUB hortikultura, dengan indikator jumlah VUB hortikultura. Pada
tahun 2013 target VUB yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura adalah 31, tetapi
capaian realisasi belum mencapai target, yaitu 27 VUB (87,10%) dengan
kategori berhasil. Hal ini dikarenakan VUB tanaman sayuran, tanaman buah
tropika serta tanaman jeruk dan buah subtropika capaian realisasi tidak
mencapai target, tetapi VUB tanaman hias capaian realisasinya melebihi target,
yaitu 108,69% (sangat berhasil). Masing-masing VUB yang tidak mencapai
target adalah sebagai berikut: capaian realisasi VUB tanaman Balitbu Tropika
serta tanaman Jeruk dan Buah Subtropika masing-masing 80% (berhasil),
sedangkan capaian realisasi VUB tanaman sayuran mencapai 50% (kurang
berhasil).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 10
Sasaran strategis 2 : Tersedianya benih sumber, yaitu dihasilkannya benih
sumber sayuran, benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber
tanaman hias bermutu tinggi, dan benih jeruk batang atas dan batang bawah
hasil perbanyakan SE, dengan indikator jumlah benih sumber pada tahun 2013
telah mencapai realisasi rerata melebihi target, yaitu 145,71% (sangat
berhasil). Namun untuk kegiatan penyediaan benih sumber bawang merah dan
sayuran potensial serta jeruk batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan
SE capaian realisasi masih di bawah target, yaitu berturut-turut 76% (cukup
berhasil) dan 10% (kurang berhasil).
Sasaran strategis 3 : Tersedianya teknologi budidaya produksi
hortikultura ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi
hortikultura ramah lingkungan, dengan indikator kinerja jumlah teknologi
budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang telah ditargetkan pada
tahun 2013 telah mencapai realisasi melebihi dari target 108,69% (sangat
berhasil). Hal ini dikarenakan jumlah teknologi yang dihasilkan tanaman
sayuran dan tanaman jeruk dan buah subtropika capaian realisasinya melebihi
target, yaitu berturut-turut 125% dan 150% (sangat berhasil), sedangkan
teknologi dari tanaman hias mencapai sesuai target 100% (sangat berhasil).
Namun teknologi yang dihasilkan tanaman buah tropika belum mencapai target,
yaitu 85% (cukup berhasil).
Sasaran strategis 4 : Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura,
yaitu terkelolanya sejumlah aksesi Sumberdaya Genetik Hortikultura dengan
indikator jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan
terkarakterisasi pada tahun 2013 secara umum telah melebihi target dengan
capaian realisasi 102,24% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan sumberdaya
genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dari tanaman
sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah
subtropika ≥ dari target yang telah ditetapkan yaitu masing-masing mencapai
100%, 100,70%, 105,50% dan 118% (sangat berhasil).
Sasaran strategis 5 : Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura,
yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura
dengan indikator kinerja yaitu jumlah diseminasi inovasi hortikultura melalui
penyelenggaraan seminar, open house/field day, pameran, gelar teknologi,
transfer paket teknologi, materi web, tercetaknya: jurnal hortikultura, Majalah
Iptek Hortikultura, Buku Profil Buah Nusantara, dan leaflet/booklet. Pada tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 11
2013 rerata realisasi capaian kinerja telah melebihi target, yaitu 126,71%
(sangat berhasil). Hal ini dikarenakan realisasi capaian penyelenggaraan
diseminasi pada umumnya ≥ target (100-500%).
Sasaran strategis 6 : Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu
dihasilkannya rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, dengan indikator
kinerja jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura realisasi yang dicapai
pada tahun 2013 telah melebihi target, yaitu 200% (sangat berhasil).
Sasaran strategis 7 : Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu
meningkatnya jumlah jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan
internasional, dengan indikator kinerja Jumlah Kerjasama Penelitian pada tahun
2013 telah mencapai realisasi melebihi target 113,04% (sangat berhasil). Hal
ini dikarenakan jumlah kerjasama Balitsa melebihi target yang telah ditetapkan
yaitu 500% (sangat berhasil), sedangkan realisasi capaian Balitbu Tropika,
Balithi dan Balitjestro sesuai target 100% (sangat berhasil), namun realisasi
capaian kerjasama Puslitbang Hortikultura belum mencapai target yaitu 85,71%
(berhasil).
Sasaran strategis 8 : Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura,
yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan
pengembangan kawasan hortikultura, dengan indikator kinerja Jumlah Koordinasi
dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura.
Pada tahun 2013 capaian realisasi dalam mendukung pengembangan kawasan
hortikultura tidak memenuhi target, yaitu 96,30% (berhasil). Hal ini
dikarenakan program dukungan dan pengembangan kawasan lokasi tanaman
buah subtropika tidak mencapai target, yaitu 87,5% (berhasil). Namun capaian
realisasi dukungan pemanfaatan teknologi yang diselenggarakan Puslitbang
Hortikultura, Balitsa, Balithi dan Balitjestro telah sesuai dengan target yang
ditetapkan yaitu masing-masing 100% (sangat berhasil).
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember
2013, anggaran Puslitbang Hortikultura telah direalisasikan sebesar Rp.
95.522.187.348 (93,41%). Rata-rata realisasi anggaran masing-masing UK/UPT
lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil di atas 93%, kecuali
Puslitbang Hortikultura karena terputusnya kontrak pembangunan gedung
Puslitbang Hortikultura dan akan dilanjutkan pada tahun 2014. Persentase
realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 12
adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura 83,90%, Balitsa 94,04%,
Balitbu Tropika 98,68%, Balithi 98,76%, dan Balitjestro 96,22%.
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang
Hortikultura TA 2013 sebesar Rp. 500.845.000,-, dengan rincian untuk masing-
masing UK/UPT tahun 2013 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Rp
0,-, Balitsa Rp.151.000.000,-, Balitbu Tropika Rp 153.485.000,-, Balithi Rp
92.465.000,- dan Balitjestro Rp 103.895.000,-.
Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp.
1.393.396.440,- (278,21%), dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT
sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Rp. 13.133.000,-, Balitsa Rp.
528.584.305,-, Balitbu Tropika Rp. 420.849.798,-, Balithi Rp. 281.346.837,- dan
Balitjestro Rp. 149.482.500,-.
Jika dikelompokkan menurut jenis penerimaan, tercatat realisasi
Rp.1.163.160.893,- (232,24% dari target Rp.500.845.000,-) terdiri dari
penerimaan umum sebesar Rp 350.817.980,- (423,46%) dari target Rp.
82.845.000,-) dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 1.042.578.460,- (249,42%
dari target Rp.418.000.000,-).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 13
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan litbang hortikultura terhadap peningkatan kualitas produk
hortikutura yaitu berupaya untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan
pada tahun 2013, yaitu : (1) Perakitan varietas unggul yang diminati konsumen,
(2) konservasi dan karakterisasi sumberdaya genetik, (3) penyediaan benih
sumber hortikultura, serta (4) perakitan teknologi produksi hortikultura ramah
lingkungan. Untuk dapat mencapai target tersebut di atas, maka peran kebun,
UPBS, Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting yang diperlukan. Dengan
adanya perubahan lingkungan strategis, maka diperlukan peningkatan peran
serta masyarakat yang lebih luas untuk membangun sub sektor hortikultura.
Pemerintah sebagai fasilitator, dinamisator, dan regulator tentu dituntut untuk
melakukan restrukturisasi kelembagaannya dengan prinsip good govermance
dengan tiga karakter utama, yaitu kredibilitas, akuntabilitas dan transparansi.
Transparansi hanya dapat dicapai dengan melibatkan publik sebagai pengawas
atas keberhasilan pelaksanaan program dan target yang telah ditetapkan.
Dalam rangka tersebut, maka Puslitbang Hortkultura telah menyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2013 sebagai
wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang
mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai dengan
tugas dan fungsinya. LAKIP Puslitbang Hortikultura disusun untuk dapat
menggambarkan tingkat keberhasilannya selama tahun 2013, sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Beberapa hasil kegiatan utama Puslitbang
Hortkultura pada tahun 2013 yang telah dicapai, yaitu 1) dihasilkannya 27 VUB
hortikultura; 2) tersedianya 1.963 plasma nutfah hortikultura yang terkonservasi
dan terkarakterisasi; 3) Tersedianya benih sumber hortikultura yang terdiri
dari:121.235 G0 kentang, 26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan
sayuran potensial, 12.300 batang buah tropika, 14.085 planlet anggrek dan
tanaman hias lainnya, 492.253 stek krisan, 7.233 BF dan BPMT jeruk serta benih
sumber buah subtropika, 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas
hasil SE; 4) Tersedianya 26 teknologi budidaya produksi hortikultura ramah
lingkungan. Selain itu, telah diselenggarakan kegiatan diseminasi, dihasilkannya
6 (enam) rekomendasi kebijakan, koordinasi dan pengawalan program dukungan
pengembangan kawasan hortikultura pada 29 lokasi, serta telah melaksanakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 14
26 kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri, baik institusi
pemerintah maupun swasta.
Sesuai peran strategisnya di dalam pembangunan subsektor hortikultura
yang modern, tangguh dan berkelanjutan, diharapkan agar mampu
menghasilkan teknologi yang bermanfaat dan berdaya saing bagi para
stakeholder. Kerjasama antar pengguna, penghasil teknologi dan stakeholder
lainnya sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura pada masa mendatang.
Di dalam pelaksanaan tupoksinya akan tetap berpegang pada prinsip
akuntabilitas dan kredibilitas lembaga untuk dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi program, output, serta peningkatan kualitas SDM.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permen/OT.140/10/2110,
tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang
Hortikultura adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan
program penelitian dan pengembangan hortikultura serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. Susunan organisasi lingkup Puslitbang
Hortikultura seperti yang disajikan pada Lampiran 1.
Sumberdaya (Manusia, Sarana-prasarana, dan Anggaran)
Dengan semakin besarnya Puslitbang Hortikultura, maka diperlukan
dukungan sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana).
SDM yang sesuai akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui
rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan
jangka pendek dan panjang.
Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan
sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui APBN, maupun
peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri.
Saat ini, Puslitbang Hortikultura dan Balai-balainya didukung oleh 613
orang pegawai dengan komposisi yang dapat di lihat pada Lampiran 2, Sesuai
program Kementerian Pertanian, maka sebagai institusi penelitian dan
pengembangan, dengan tugas pokok dan fungsi utama untuk melakukan
penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura, maka peran pejabat
fungsional, khususnya peneliti, sangat diperlukan untuk melaksanakan program
tersebut. Para peneliti tergabung dalam tiga kelompok bidang disiplin ilmu, yaitu
Kelompok Peneliti (Kelti) Pemuliaan dan Sumberdaya Genetik, Fisiologi dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 15
Agroekonomi, serta Hama dan Penyakit. Keragaman jabatan fungsional menurut
strata pendidikan yang tersedia saat ini disajikan pada Lampiran 2.
Sesuai dengan Rencana peningkatan kegiatan penelitian dan
pengembangan hortikultura pada masa yang akan datang, tentu dibutuhkan
adanya dukungan tenaga peneliti dalam jumlah yang ideal, komposisi
keberadaan tenaga peneliti yang tersedia, secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 2
Berdasarkan sebaran jenjang fungsional peneliti di masing-masing Balai
Penelitian, jenjang fungsional peneliti menunjukkan komposisi yang beragam.
Pada saat ini komposisi ideal ditemukan di Balitsa, Balithi, dan Balitjestro,
sedangkan di Balitbu belum mencapai ideal mengingat belum tersedianya
pejabat peneliti yang mempunyai jenjang Peneliti Utama. Secara keseluruhan
komposisi peneliti menurut jabatan yang mendekati kondisi ideal sebagaimana
ditunjukkan oleh rasio yang ada saat ini, dapat dilihat pada Lampiran 2.
Peneliti sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
dan pengembangan tidak dapat berlangsung optimal jika tidak didukung oleh
keberadaan tenaga fungsional non-peneliti dan staf penunjang lainnya. Secara
keseluruhan jumlah tenaga teknisi litkayasa yang ada di lingkup Puslitbang
Hortikultura sudah memadai hal ini disebabkan karena adanya tunjangan kinerja
yang menyebabkan teknisi yang semula memilih fungsional umum mengajukan
fungsional litkayasa untuk meningkatkan grade. Berdasarkan kajian critical mass,
perbandingan ideal antara peneliti dengan teknisi litkayasa adalah 1:3. Saat ini
komposisi perbandingan peneliti dan teknisis litkayasa pada masing-masing
Balai Penelitian adalah sebagai berikut: Balitsa (1 : 2), Balitbu (1 : 4), Balithi (1
: 2), dan Balitjestro (1: 2). Keragaman teknisi litkayasa menurut jenjang
fungsional lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 ditampilkan pada
Lampiran 2. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa empat Balai Penelitian
lingkup Puslitbang Hortikultura sudah dalam kondisi ideal.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga
fungsional agar lebih profesional, beberapa peneliti dan staf lainnya telah
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan jangka panjang (tugas
belajar) dan pelatihan jangka pendek (pelatihan fungsional/teknis dan non
teknis), secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2
Dukungan sarana dan prasarana dalam kegiatan penelitian dan
pengembangan sangat diperlukan. Sarana dan prasarana dalam lingkungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 16
Litbang dititikberatkan pada pembenahan kebun percobaan dan penyempurnaan
laboratorium penelitian. Saat ini Puslitbang Hortikultura dan Balai-balainya
membina dan membawahi 16 kebun percobaan yang tersebar di beberapa
provinsi di Indonesia dengan luas total 361,81 ha, sedangkan laboratorium
berjumlah 21 unit, yang sebagian di antaranya telah mendapatkan akreditasi dari
Penguji SNI 17025-2005.
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan di kebun
percobaan dengan beragam tipe agroekosistem dan jenis tanah. Luas dan
Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013
ditampilkan pada Lampiran 3.
Tidak seluruh luasan kebun percobaan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan penelitian dan pengembangan. Dari total luas lahan kebun percobaan,
seluas 14,14% digunakan untuk kegiatan penelitian, 27% untuk penanaman
koleksi plasma nutfah, 11,95% sebagai lahan produksi (termasuk untuk
kerjasama), dan 10,56% untuk bangunan emplasemen kantor. Pemetaan lahan
kebun sesuai peruntukannya tahun 2013 ditampilkan pada Lampiran 3.
Penggunaan laboratorium sebagai sarana penelitian sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Sebagai
lembaga penelitian berkelas dunia sudah sewajarnya jika semua laboratorium
dapat terakreditasi dari lembaga akreditasi yang bertaraf internasional Lampiran
3,. Saat ini sebagian laboratorium di lingkungan Puslitbang Hortikultura telah
mendapatkan status akreditasi, sedangkan yang belum diakreditasi masih dalam
proses ke arah akreditasi. Proses akreditasi untuk laboratorium memerlukan
waktu yang cukup lama.
Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke
arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar
yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci
dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi
teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan
produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan
daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk
(product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi
produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 17
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Renstra Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang
berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan
kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan
dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura selama lima tahun ke depan (2010-
2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang,
tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi
pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan.
Dokumen Renstra ini merupakan acuan dan arahan bagi UPT lingkup Puslitbang
Hortikultura dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan
pengembangan hortikultura periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi,
dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-sektor terkait.
Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 menyebabkan
Puslitbang Hortikultura merestrukturisasi kegiatan berupa RPTP/RDHP/RKTM
dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting).
Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama
sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi
selama periode tahun 2010-2014.
2.1. Visi
Visi Puslitbang Hortikultura adalah menjadi lembaga penelitian dan
pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan
dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya Lokal.
2.2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mempunyai misi sebagai
berikut :
• Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura
berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura
yang berdaya saing dan berkelanjutan,
• Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis
hortikultura;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 18
• Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura
dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk
terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia,
• Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui
pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura.
2.3. Tujuan
• Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi,
dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang
berdaya saing dan berkelanjutan,
• Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik
hortikultura,
• Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan
penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah
daerah dan swasta,
• Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis
hortikultura,
• Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian
hortikultura,
• Meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK
hortikultura berkelas dunia.
• Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan
internasional.
2.4. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura adalah
sebagai berikut:
1. Tersedianya Sumberdaya Genetik, yaitu terkelolanya sejumlah aksesi
sumberdaya genetik hortikultura,
2. Tersedianya inovasi hortikultura, yaitu dihasilkannya Varietas Unggul
Baru komoditas hortikultura,
3. Tersedianya benih sumber, yaitu dihasilkannya benih sumber sayuran,
benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias
bermutu tinggi, dan benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil SE,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 19
4. Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan,
yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah
lingkungan,
5. Terselenggaranya diseminasi, yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil
penelitian unggulan hortikultura melalui publikasi tingkat nasional dan
internasional,
6. Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu dihasilkannya rekomendasi
kebijakan litbang hortikultura,
7. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya peneliitian
hortikultura
8. Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu Meningkatnya jaringan
kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional
9. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu
terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan
pengembangan kawasan hortikultura.
2.5. Sasaran Strategis
Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura serta
mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis
sumberdaya lokal, maka sasaran strategis Puslitbang Hortikultura adalah
sebagai berikut:
1. Tersedianya Varietas Unggul Baru hortikultura,
2. Tersedianya benih sumber hortikultura,
3. Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan,
4. Tersedianya sumberdaya genetik hortikultura,
5. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura,
6. Tersedianya rumusan kebijakan penelitian dan pengembangan
hortikultura,
7. Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura,
8. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura.
2.6. Target Utama Puslitbang Hortikultura
Dalam 5 tahun ke depan (2010-2014), Puslitbang Hortikultura mempunyai
beberapa target utama di berbagai bidang yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 20
1. Kentang toleran suhu tinggi dan bawang merah produksi tinggi
2. Buah tropika berbiji kecil (small seeds) buah sub tropika berbiji sedikit
(seedless) manggis, durian dan jeruk
3. Tanaman Hias varietas novelty dan toleran hama penyakit utama (krisan,
anggrek),
4. Benih sumber berkualitas, harga murah, tahan penyakit, dan beradaptasi
dengan perubahan iklim (bawang merah, kentang, durian, manggis,
jeruk, krisan dan anggrek).
2.7. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dalam mengimplementasikan kegiatan penelitian dan
pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut :
1. Mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
2. Mendorong peningkatan diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing
dan ekspor
3. Mendukung perlindungan Petani dan Usaha Pertanian
4. Meningkatkan kapasitas institusi
2.8. Strategi Litbang Hortikultura
Strategi yang ditentukan dalam rangka pencapaian keluaran (output) dari
kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura dalam kurun waktu
2010-2014, ialah :
1. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya genetik
hortikultura,
2. Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing
berbasis sumber daya lokal,
3. Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul
hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
4. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas
dan bidang masalah, efisien serta ramah lingkungan,
5. Pengembangan inovasi hortikultura melalui pemanfaatan media
komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan perguruan
tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung
pengembangan kawasan agribinis hortikultura,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 21
6. Analisis dan sintesis kebijakan berorientasi pada percepatan
pembangunan industri hortikultura berdaya saing yang berbasis
sumberdaya lokal,
7. Optimalisasi peningkatan kapasitas dan pembinaan kompetensi
sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura,
8. Pembinaan kinerja institusi lingkup Puslitbang Hortikultura,
9. Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan
komunikasi IPTEK,
10. Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat
nasional dan internasional.
2.9. Kegiatan dan Strategi Pendanaan
Berdasarkan orientasi output dan outcome yang ingin dicapai 2010-2014,
kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura di masing-masing UPT
diarahkan pada dua kategori, sebagai berikut :
a. Kategori I: Scientific Recognition, yaitu kegiatan penelitian
upstream untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan
pendukung yang mempunyai muatan ilmiah, fenomenal, dan futuristik
untuk mendukung peningkatan produksi komoditas prioritas.
b. Kategori II: Impact Recognition, yaitu kegiatan litbang yang lebih
bersifat penelitian adaptif untuk mendukung pencapaian program utama
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Upaya peningkatan pendanaan di luar APBN akan dilakukan melalui
peningkatan kerja sama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dalam
maupun luar negeri. Khusus kerjasama dalam negeri akan ditingkatkan melalui
kerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta dengan mengacu pada PP
35/2008 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010).
2.10. Keterkaitan Kegiatan dengan Program Badan Litbang Pertanian
Restrukturisasi program dan kegiatan merupakan upaya pemerintah
untuk optimasi penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM),
Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu yang diamanatkan oleh
Undang-Undang No. 25 tahun 2004 mengenai Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Hasil dari restrukturisasi program dan kegiatan tersebut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 22
diimplementasikan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian/Lembaga (K/L) 2010-2014 (Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 2010).
Berdasarkan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan (Bappenas,
2009), setiap eselon 1 dari Kementerian/ Lembaga Negara hanya melaksanakan
satu program yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian/Lembaga untuk
periode 2010-2014. Selanjutnya, program yang dilaksanakan oleh eselon 1 pada
Kementerian/Lembaga dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan untuk
dilaksanakan oleh eselon-eselon 2 di bawahnya. Dengan demikian, program yang
dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian diuraikan lebih lanjut dalam kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap eselon 2 di bawahnya.
Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, maka Pusat
Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hortikultura, mempunyai tugas
sebagai pelaksana Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada Program Penciptaan
Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang dilaksanakan oleh
Badan Litbang Pertanian.
2.11. Komoditas Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menetapkan dua
kategori komoditas dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan
hortikultura berdasarkan Renstra Badan Litbang Pertanian dalam 2010-2014,
yaitu : (1) Komoditas Utama, dan (2) Komoditas Potensial. Komoditas Utama
merupakan komoditas prioritas penelitian dan pengembangan yang mencakup
manggis, durian, jeruk, kentang, bawang merah, anggrek, dan krisan. Komoditas
potensial adalah komoditas selain komoditas utama yang memiliki potensi dan
peluang tinggi untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi permintaan pasar
dalam negeri dan ekspor yang mencakup: (a) sayuran (cabai, tomat, mentimun,
dan sayuran daun), (b) buah tropika (pisang, mangga, alpokat, melon, dan
nenas), (c) buah subtropika (lengkeng, anggur, dan strowberi), dan (d) tanaman
hias (lili, mawar, anyelir, gladiol, Araceae, dan Zingiberaceae). Beberapa
komoditas potensial diharapkan akan menjadi komoditas trendsetter untuk masa
mendatang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 23
2.12. Subkegiatan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menghasilkan
indikator kinerja atau output yang terukur dengan satuan yang spesifik untuk
kurun waktu 2010-2014. Output yang dihasilkan akan merupakan bagian
integratif pada outcome dari program di tingkat Badan Litbang Pertanian.
Penganggaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura
untuk kurun waktu 2010-2014 diusulkan berdasarkan output yang direncanakan
(performance based budgeting).
Kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura lebih lanjut
diuraikan ke dalam subkegiatan-subkegiatan pada lingkup Puslitbang
Hortikultura, yang dilaksanakan di satker Puslitbang Hortikultura, dan yang
dilaksanakan di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Puslitbang
Hortikultura, yaitu Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Balai Penelitian Tanaman
Buah Tropika, Balai Penelitian Tanaman Hias, dan Balai Penelitian Tanaman
Jeruk dan Buah Subtropika.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 24
2.13. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
Tabel 1. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Puslitbang Hortikultura 2010-2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1. Tersedianya Varietas Unggul Baru hortikultura
Jumlah VUB Hortikultura
2. Tersedianya benih sumber hortikultura
- Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial
- Jumlah Benih Sumber Buah Tropika
- Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias
- Jumlah Benih Sumber Jeruk dan Buah Subtropika
Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE
3. Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi hortikultura Ramah lingkungan
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
4. Tersedianya Sumber daya genetik
hortikultura
Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang
Terkonservasi dan Terkarakterisasi Jumlah benih sumber :
5. Terselenggaranya diseminasi inovasi Hortikultura
Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
6. Tersedianya Rumusan Kebijakan penelitian dan pengembangan hortikultura
Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura
7. Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura
Jumlah Kerjasama Penelitian
8. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura
Indikator kinerja merupakan bagian yang selaras dengan sasaran yang akan
dicapai dengan target per tahun selama TA 2010 – 2014 seperti disajikan pada
Tabel 1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 25
Tabel 2. Sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target TA 2010
– 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan TARGET
2010 2011 2012 2013 2014
1 Tersedianya Varietas Unggul Baru
Hortikultura
Jumlah VUB Hortikultura
VUB 18 19 25 16 13
2
Tersedianya Benih Sumber Hortikultura
Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang
Merah dan Sayuran Potensial
Go Kentang 20.000 22.000 24.000 26.000 28.000
Kg Bawang merah & sayuran
potensial
20.000 25.000 30.000 35.000 40.000
- Jumlah Benih Sumber Buah Tropika
batang 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000
- Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias
planlet 1.800 2.400 3.100 3.700 4.000
stek 150.000 200.000 250.000 250.000 250.000
- Jumlah Benih Sumber Jeruk dan
Buah Sub Tropika
batang 2.335 3.035 4.000 5.200 6.700
- Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE
planlet 100.000 500.000 500.000 500.000 500.000
3 Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
teknologi 12 13 12 14 12
4 Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura
Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi
aksesi 1.435 1.560 1.560 1.560 1.560
5
Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Hortikultura
Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
seminar 7 8 8 8
open house 1 1 1 1
pameran 20 24 24 24
jurnal 4 4 4 4
6 Tersedianya Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura
Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura
rekomendasi 1 1 1 1
7 Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura
Jumlah Kerjasama Penelitian
kerjasama 10 15 15 15
8 Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Hortikultura
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan
Pengembangan Kawasan Hortikultura
lokasi 19 20 20 20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 26
Indikator kinerja beserta targetnya tersebut akan dijadikan sebagai
indikator utama pencapaian sasaran kegiatan pada masing-masing UK/UPT
lingkup Puslitbang Hortikultura.
Keterkaitan antara tujuan, sasaran dan cara mencapai tujuan dan
sasaran yang tertuang dalam Renstra Puslitbang Hortikultura tahun 2010-2014
disusun dalam Form Rencana Stratejik (RS) disajikan pada Lampiran 2. Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) 2013 telah disusun dan ditandatangani pada tahun 2012
(Lampiran 3). Selanjutnya pada Januari 2013 ditetapkan Penetapan Kinerja (PK)
tanpa ada perubahan dari RKT yang telah disusun (Lampiran 4). PK merupakan
kontrak kinerja antara Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan menjadi
acuan dalam melaksanakan kegiatan di Puslitbang Hortikultura beserta Balai-
Balai Penelitiannya dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan.
Sebagai evaluasi terhadap pencapaian kinerja yang telah ditetapkan,
dilaksanakan pengukuran capaian kinerja dengan membandingkan antara
capaian yang diperoleh dengan target yang ditetapkan mengikuti format yang
telah ditetapkan (Lampiran 5).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 27
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria
keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan
serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur
keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1)
sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 – < 100 persen; (3) cukup
berhasil : 60 – <80 persen; dan kurang berhasil : < 60 persen. Realisasi
kinerja yang dicapai Puslitbang Hortikultura sampai akhir tahun 2013
menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian
sebesar 123,06% (sangat berhasil).
Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut disebabkan oleh faktor
pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang
cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan
pencapaian sasaran juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik
aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan
sarana penelitian.
3.2 HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Berdasarkan RPJM 2010–2014, Puslitbang Hortikultura mempunyai 9
(sembilan) sasaran dan 8 (delapan) sasaran strategis dengan 8 (delapan)
indikator kinerja. Target dan capaian untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 28
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang
Hortikultura Tahun 2013
Program/ Kegiatan Prioritas
Sasaran Strategis
Indikator Satuan Target Capaian Persen
Program (Badan Litbang Pertanian): Penciptaan
Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Kegiatan (Puslitbang
Hortikultura): Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Hortikultura
1. Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura
Jumlah VUB Hortikultura VUB 31 27 87,10
2. Tersedianya Benih Sumber Hortikultura
- Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial
G0 kentang 101.000
121,235 98,01
- Bawang merah dan sayuran potensial
kg 35.000 26.596,93
- Jumlah benih sumber buah tropika
batang 12.000 12.300 102,5
- Jumlah benih sumber tanaman hias
Planlet anggrek dan
tanaman hias lain
3.700 14.085 360,68
Stek krisan 300.000 492,253 164,08
- Jumlah Benih Sumber Jeruk
dan Buah Subtropika
BF & BPMT
jeruk, benih sumber buah subtropika
5.200 7.233 139
- Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE
planlet 300.000 30.000 10
3. Tersedianya Teknologi
Budidaya Produksi Hortikultura Ramah
Lingkungan
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah
Lingkungan
teknologi 24 26 108,69
4. Tersedianya Sumberdaya
Genetik
Hortikultura
Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang
Terkonservasi dan
Terkarakterisasi
aksesi 1.920 1.963 102,24
5. Terselenggaranya Diseminasi Inovasi
Hortikultura
Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
Seminar 5 13 260
Open house/field
day
4 4 100
Pameran 31 42 135,48
Jurnal 6* 4 100
Leaflet/booklet (eks)
12.000 12.000 100
Materi web 12 12 100
Gelar
teknologi
1 2 200
Majalah Iptek
400 400 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 29
Hortikultura
(eks)
Buku Profil Buah
Nusantara
(eks)
300 300 100
Promosi TV (kali)
4 6 150
Diseminasi teknologi ke BPTP (paket)
1 1 100
6. Tersedianya
Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura
Jumlah Rekomendasi
Kebijakan litbang Hortikultura
rekomendasi 3 6 200
7. Terwujudnya Kerjasama Bidang
Hortikultura
Jumlah Kerjasama Penelitian kerjasama 23 26 113,04
8. Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi
Hortikultura
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan
Kawasan Hortikultura
lokasi 27 26 96,30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 30
3.3 PENJELASAN MEMADAI ATAS PENCAPAIAN KINERJA
Pengukuran tingkat capaian kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2013
dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran
dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2013 Puslitbang
Hortikultura dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran
Strategis 1 :
Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura yaitu
dihasilkannya Varietas Unggul Baru (VUB) komoditas
hortikultura
Untuk mencapai sasaran strategis pertama tersebut, diukur dengan 1
(satu) indikator kinerja yaitu Jumlah VUB Hortikultura. Adapun pencapaian target
dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah VUB Hortikultura 31 27 87,10
Terdiri dari:
- VUB sayuran 4 2 50
- VUB buah tropika 2 2 CVUB 80
- VUB tanaman hias 23 25 108,69
- VUB jeruk dan buah
subtropika
2 2 VUB 80
Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis pertama dengan indikator
jumlah VUB hortikultura pada tahun 2013 telah dihasilkan 27 VUB hortikultura
dari target 31 VUB dengan capaian realisasi tidak memenuhi target, yaitu
87,10% (berhasil). Tidak tercapainya target VUB Hortikultura disebabkan oleh :
A) Realisasi VUB tanaman sayuran mencapai 50% (kurang berhasil). Hanya
diperoleh 2 VUB sayuran dari 4 VUB sayuran yang ditargetkan, hal ini disebabkan
karena tiga genotipe/klon yaitu CIP-394614.117, CIP 391846.5 & CIP-397073.7
statusnya telah diuji keunggulannya di dataran medium pada musim hujan,
namun pengujian musim kemarau mengalami kegagalan karena kekeringan dan
pola musim yang mengalami perubahan sehingga endemik penyakit bakteri yang
tidak dapat diatasi; B) Capaian VUB realisasi buah tropika mencapai 80%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 31
(berhasil) hal ini disebabkan karena dari 2 (dua) VUB buah tropika yang
ditargetkan diperoleh 2 calon varietas unggul baru (CVUB) yang saat ini dalam
proses pendaftaran menjadi VUB yaitu durian Kalumpang Sijunjung dan mangga
Agri Gardina 45. Naskah pendaftaran durian telah dievaluasi namun ada
perbaikan yaitu varietas pembanding harus memakai varietas yang telah dilepas
yang berasal dari Sumatera Barat dengan alasan karena durian bersifat spesifik
lokasi. Durian ini dieksplorasi mulai tahun 2011, kemudian terus dievaluasi
sampai tahun 2013 dalam proses pendaftaran VUB. Pada tahun 2013 juga telah
diperoleh 1 CVUB mangga yang diusulkan dengan nama Agri Gardina 45. Saat
ini CVUB tersebut masih dalam proses pendaftaran dan pelepasan varietas.
Keunggulan dari varietas ini adalah rasa manis, warna kulit buah merah
kekuningan, tajuk tanaman rendah yaitu ± 3 m, tanaman genjah (umur 3 tahun
berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setalah bunga mekar) dan produksi
tinggi (25-30 kg/pohon/tahun) (Gambar 1). Pada aksesi durian diketahui
mempunyai keunggulan porsi buah yang dapat dimakan > 30%, rasa manis,
pulen, serat rendah dan berwarna kuning (Gambar 2).
Gambar 1. Keragaan buah mangga Agri Gardina 45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 32
Lb-Trk 02
Lb-Trk 04
Lb-Trk 06
Gambar 2. Aksesi durian dengan porsi edible >30%
Bjnra-012
BK.Sgu.005-2013
BK.Sgu.004-2013
BK.Sgu.006-2013
Dairi.SU.002A.2013
Bjnra-001
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 33
C) Capaian realisasi VUB tanaman jeruk dan buah subtropika berdasarkan
indikator jumlah VUB yang ditargetkan pada tahun 2013 menghasilkan 2 (dua)
VUB, belum tercapai sepenuhnya dengan realisasi capaian sebesar 80%
(berhasil). VUB tersebut yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk Pamelo dengan
sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik. Hasil
evaluasi sampai akhir tahun 2013 menyimpulkan bahwa meskipun kedua VUB
telah memiliki karakter unggul sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan
warna kulit menarik (Gambar 3), tetapi karakter yang dimiliki oleh kedua VUB
tersebut belum stabil, sehingga masih diperlukan evaluasi lanjutan. Sebagai
tindak lanjut dari permasalahan ini, pada tanggal 16-17 Desember 2013 di
Bogor. Puslitbang Hortikultura telah menyelenggarakan diskusi mengenai
Refocusing Kegiatan Penelitian Perakitan Varietas Jeruk, hasil diskusi
menyarankan tindak lanjut dan langkah efektif agar capaian target dapat segera
terealisasi, yaitu: dalam program pemuliaan seedless perlu difokuskan pada
upaya memastikan mekanisme seedlesness pada kasus pemuliaan jeruk, dengan
tujuan agar segera mendapatkan solid mutant yang stabil. Seedlesness
disebabkan oleh beberapa faktor reproductive cycle yang kegagalannya
mengakibatkan seedlessness : 1) parthenocarpi alami; male/female sterility; 2)
self-incompatibility; 3) anther dari bunga yang sarna tidak dapat menyerbuki
kepala putik, sedangkan dari pohon yang lain dapat menyerbuki putik; 4) aborsi
embryosach; 5) induced mutation yang mengakibatkan pollen tidak viable; 6)
aplikasi zpt; auksin GA3; 7) poliploidi; triploid; endosperm, embryo rescue
tanaman seedless, fusi/persilangan diploid dan tetraploid. Sebagai contoh
diilustrasikan kasus di Mesir, dimana mutasi diinduksi dengan oryzalin 30-50 uM
2-3 hari repeat 5 kali pada tunas muda (embryogenic). Dengan asumsi meristem
terdiri dari sekitar 200 sel, (100 urn), maka diharapkan mampu menghasilkan
200 tanaman, one cell one plant.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 34
Adapun 27 VUB yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
VUB Sayuran
1) TSS 1-S4/Brebes 1. Keunggulan: hasil umbi 20-21 t/ha, toleran terhadap
penyakit alternaria porii, susut bobot umbi 18-19%, daya simpan umbi
4-6 bulan pada suhu 27C, kebutuhan benih per hektar 2 kg dengan
daya berkecambah benih 80%. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes
(pada ketinggian 4-600 m dpl. Dapat ditanam di luar musim (Mei-
Agustus) (Gambar 4).
2) TSS-KL 80 S3/Brebes 2. Keunggulan: hasil umbi 14-23 t/ha, toleran
terhadap curah hujan tinggi, beradaptasi luas (18 m – 1200 m dpl.) daya
simpan umbi 4 bulan pada suhu 27C, kebutuhan benih per hektar 1-2
kg. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes (pada ketinggian 4-600 m dpl.
Dapat ditanam di luar musim (Mei-Agustus) (Gambar 5).
Gambar 3. Penampilan CVUB buah Keprok SoE dan Pamelo Seedless
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 35
Gambar 4. TSS 1-S4/Brebes 1 Gambar 5. TSS-KL 80 S3/Brebes 2
VUB Tanaman Hias
Tanaman hias menghasilkan sebanyak 25 (dua puluh lima) VUB (Gambar 6)
terdiri dari :
3 (tiga) VUB anggrek Phalaenopsis tipe standar, 2 (dua) VUB anggrek
Phalaenopsis tipe multiflora, 1 (satu) VUB anggrek Dendrobium, 2 (dua)
varietas krisan pot, 5 (lima) varietas krisan tipe spray, 7 (tujuh) varietas
krisan mutan, dan 5 (lima) varietas Anyelir
Keunggulan dari 25 (dua puluh lima) tanaman hias tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Larasati. Bentuk bunga bulat;
arah menghadap bunga segala arah; corak bunga bergaris dan berbintik;
warna tugu Purple (Violet groups 76B Royal Hort. Colour Chart), splas
violet (Violet groups 87D Royal Hort. Colour Chart); jumlah bunga mekar
14 – 18kuntum; lama kesegaranbunga3 – 4 bulan. Tipe multiflora bunga
besar dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata
dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah
2. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Pratiwi. Bentuk bunga bulat;
arah menghadap bunga dua arah; corak bunga bergaris dan berbintik;
warna tugu Purple violet (Violet groups 81B Royal Hort. Colour Chart)
warna garis dan bintik pada sepal lateral dan petal tajam, tipe standard
dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata dan
rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah.
3. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Respati. Bentuk bunga bulat;
arah menghadap bunga segala arah; corak bunga bergaris dan berbintik;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 36
warna tugu Purple (Violet groups 76B Royal Hort. Colour Chart), splas
violet (Violet groups 87D Royal Hort. Colour Chart); jumlahbungamekar
14 – 18kuntum; lama kesegaran bunga3 – 4 bulan. Tipe multiflora
bunga besar dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet
rata dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah
4. Anggrek Phal. Multiflora varietas Atminda, lama kesegaran bunga
3 - 4 bulan; hasil bunga 2 - 3 spike / tanaman / tahun; Jumlah kuntum
bunga 7 – 12 / tangkai; beradaptasi baik di dataran ketinggian 1.000 m
dpl
5. Anggrek Phal. Multiflora varietas Abbrittyas, lama kesegaran
bunga 3 - 4 bulan; hasil bunga 2 - 3 spike / tanaman / tahun; Jumlah
kuntum bunga 18 - 20/tangkai; beradaptasi baik di dataran ketinggian
600 – 1.400 m dpl.
6. Anggrek Dendrobium varietas Syifa. Bentuk bunga bintang; arah
menghadap bunga dua arah; warna tugu Hijau kekuningan (Yellow
green group 145D); jumlah bunga mekar 6-9 kuntum; lama kesegaran
bunga 1,5-2 bulan. Ukuran bunga dan warna bunga; Adaptif di dataran
rendah sampai dataran tinggi.
7. Krisan pot varietas Aiko. Tinggi tanaman 24,5–27,5 cm; Tipe bunga
spray; Bentuk bunga ganda; Jumlah bunga 7-23 kuntum per tangkai;
Warna bunga pita Greyed orange group 175 B; warna bunga tabung
Yellow green group 153 C. Respon time 50-60 hari setelah periode hari
panjang; dapat dibudidayakan tanpa menggunakan alat, bentuk bunga
ganda dengan warna kuntum bunga merah, jumlah kuntum bunga yang
banyak; beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1200 m dpl.
8. Krisan pot varietas Avanthe. Tinggi tanaman 17,8 - 26 cm; Tipe
bunga pot; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 4 - 5 kuntum; Warna
bunga ungu respon time 56 - 65 hari setelah periode hari panjang;
beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.200 m dpl.
9. Krisan tipe spray varietas Solinda Pelangi. Tinggi tanaman 130,0 -
134,5 cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 12
kuntum; Warna bunga putih. lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon
time 55 - 65 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada
ketinggian 700 – 1.200 m dpl
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 37
10. Krisan tipe spray varietas Arosuka Pelangi. Tinggi tanaman 121,5
- 128,5 cm; Tipe bunga spray; Jumlah bunga 14 - 17 kuntum; Warna
bunga kuning lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon time 56 - 61
hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700
– 1.200 m dpl
11. Krisan tipe spray varietas Sabiya. Tinggi tanaman 130,0 - 134,5 cm;
Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 12 kuntum; Warna
bunga kuning lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon time 55 - 65
hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700
– 1.200 m dpl
12. Krisan tipe spray varietas Awanis. Tinggi tanaman 100,0 – 107,0
cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 10 kuntum;
Warna bunga putih; warna bunga tabung Yellow Green Group RHS
Colour Chart 154 A. Lama kesegaran bunga 18 - 21 hari; respon time 57
- 64 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian
700 - 1200 m dpl.
13. Krisan tipe spray varietas Erika, Tinggi tanaman 113,5 – 126,5 cm;
Tipe bunga standar; Bentuk dekoratif; Jumlah buLama kesegaran bunga
16 - 20 hari; respon time 49 - 55 hari setelah periode hari panjang;
bentuk bunga dekoratif standar dengan warna kuntum bunga ungu
muda, ukuran bunga yang relative besar dan agak tahan terhadap
penyakit karat; beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1200 m dpl nga 1
kuntum; Warna bunga Red Purple Group RHS Color Chrat 75 D.
14. Krisan Mutan varietas Jayani. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe
bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna
bunga putih. Respon time 9-10 minggu setelah periode hari panjang;
Batang besar dan kekar untuk menunjang ukuran bunga yang besar.
Ketahanan segar dalam vas yang relatif lama.
15. Krisan Mutan varietas Pinka Pinky. Tinggi tanaman 100-110 cm;
tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum;
Warna bunga pink. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari
panjang; Bunga berukuran besar yang ditopang oleh batang yang tebal;
Ketahanan segar bunga potong relatif lama
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 38
16. Krisan Mutan varietas Dwimahyani. Tinggi tanaman 100-110 cm;
tipebunga spray; Bentuk bunga tunggal; Jumlah bunga 9-15 kuntum per
tangkai; Warna bunga pita pink dan oranye; warna bunga tabung hijau.
Respon time 8-8,5 minggu setelah periode hari panjang; Tangkai bunga
terminal yang pendek sehingga kuntum bunga menandan membentuk
kubah yang kompak.
17. Krisan Mutan varietas Hartuti. Tinggi tanaman 110-120 cm;
tipebunga spray; Bentuk bunga tunggal; Jumlah bunga 16-22 kuntum
per tangkai; Warna bunga pita pink; warna bunga tabung hijau. Respon
time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Pertumbuhan sangat
cepat, batangnya sangat kuat dengan daun yang agak tebal untuk
menunjang diameter bunga yang besar.
18. Krisan Mutan varietas Suciyono. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe
bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna
bunga pita putih. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang;
Batang kuat untuk mendukung ukuran bunga dan cakram bunga yang
besar. Kuntum bunga padat dan masif sehingga bunga pita tidak mudah
gugur. Ketahanan segar dalam vas yang lebih lama.
19. Krisan Mutan varietas Pinkana. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe
bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah bunga 15-22 kuntum
per tangkai; Warna bunga pita violet kemerahan; warna bunga tabung
hijau. Respon time 9-10 minggu setelah periode hari panjang;
Batangnya sangat kuat dengan daun yang agak tebal untuk menunjang
jumlah kuntum bunga yang banyak.
20. Krisan Mutan varietas Marina. Tinggi tanaman 90-110 cm; tipe
bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna
bunga putih. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang;
Kuntum bunga padat dan masif yang ditopang oleh batang yang kuat
dan memiliki ketahanan segar yang lebih lama.
21. Anyelir varietas Laras. Tinggi tanaman 37 - 40 cm; Tipe bunga spray;
Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 10 - 11 helai; Warna bunga
merah lama kesegaran bunga 10 - 12 hari; umur tanaman 30 - 36 hari;
beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1500 m dpl
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 39
22. Anyelir varietas Aruna. Tinggi tanaman 36 - 51 cm; Tipe bunga spray;
Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 15 - 23 helai; Warna bunga
merah tua lama kesegaran bunga 9 - 12 hari; umur tanaman 30 - 36
hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl
23. Anyelir varietas Belani. Tinggi tanaman 35 - 47 cm; Tipe bunga
spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 10 - 14 helai; Warna
bunga ungu merah lama kesegaran bunga 10 - 11 hari; umur tanaman
30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl
24. Anyelir varietas Bintari. Tinggi tanaman 41 - 44 cm; Tipe bunga
spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 13 - 19 helai; Warna
bunga merah lama kesegaran bunga 10 - 11 hari; umur tanaman 30 - 36
hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl
25. Anyelir varietas Laksmi, Tinggi tanaman 31 - 35 cm; Tipe bunga
spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 13 - 15 helai; Warna
bunga merah ungu lama kesegaran bunga 10 - 12 hari; umur tanaman
30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl.
Anggrek Phal.
Multiflora Var.
Atmindra
Anggrek Phal.
Multiflora Var.
Abrittyas
Anggrek
Dendrobium
Var. Syifa
Standar Var. Ayu
Larasati
Standar Var. Ayu
Respati
Standar Var. Ayu Pratiwi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 40
Krisan Pot
Var. Aiko
Krisan Pot Var.
Avanthe
Krisan tipe Spray
Var. Solinda Pelangi
Krisan tipe Spray
Var.Arosuka
Pelangi
Krisan tipe
Spray
Var.Sabiya
Krisan tipe Spray Var.Awanis
Krisan tipe Spray
Var.Erika
Krisan Mutan Var. Marina
Krisan Mutan Var.
Jayani
Krisan Mutan Var.
Dwimahyani
Krisan Mutan
Var. Pinka
Pinky
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 41
Gambar 6. 25 VUB Tanaman Hias
Sasaran Strategis
2 :
Tersedianya benih sumber hortikultura, yaitu
dihasilkannya benih sumber (G0) kentang, bawang
merah dan sayuran potensial, benih sumber buah
tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias,
dan benih jeruk batang bawah dan batang atas hasil
perbanyakan SE.
Krisan Mutan Var. Pinkana Krisan Mutan Var.
Marina
Laras Laksmi
Aruna Belani Bintari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 42
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu
jumlah benih sumber. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator
kinerja digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang
101.000 G0 kentang
121.235 98,01
Jumlah Benih Sumber Bawang Merah dan Sayuran Potensial (kg)
35.000 kg 26.596,93
Jumlah Benih Sumber Buah Tropika,
12.000 batang 12.300 102,5
Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias,
3.700 planlet 300.000 stek
14.085 492.253
380,68 164,08
Jumlah benih sumber jeruk dan buah subtropika
5.200 BF & BPMT jeruk
7.233 139
Jumlah benih batang bawah dan
batang atas hasil perbanyakan SE
300.000 planlet 30.000 10
Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 2 dengan indikator jumlah
benih sumber hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 mencapai
realisasi rata-rata 145,71% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian target
realisasi benih sumber ini dikarenakan telah dikuasainya teknik produksi benih
sumber yang mengacu pada DOKSISTU SMM UPBS yang dikelompokkan menjadi
4 jenis dokumen (panduan mutu, prosedur kerja, instruksi kerja dan
formulir/catatan). Dokumen tersebuat telah mendapat sertifikasi dari Lembaga
Sertifikat Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (LSSMBTPH)
yang dikeluarkan oleh PT. Mutu Agung Lestari (Mall) serta meningkatnya
kemampuan sumber daya manusia dan kondisi lingkungan yang mendukung
produksi benih. Secara bertahap UPBS-Puslitbang Hortikultura juga telah mampu
melayani permintaan konsumen dengan mendistribusikan benih sumber
hortikultura secara tepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat
mutu, dan tepat tempat serta berupaya melakukan transparansi keuangan
sehingga memenuhi prinsip accountable. Keberhasilan pencapaian target
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 43
didukung juga oleh koordinasi dengan pihak-pihak terkait misalnya BPSB yang
telah memberi kemudahan dalam proses pelabelan benih dan untuk memenuhi
kebutuhan industri florikultura yang sangat tinggi.
Benih sumber yang dihasilkan hampir semua melebihi dari target 100%,
bahkan ada yang melebihi jauh dari target yang telah ditetapkan, dengan
kategori keberhasilan sampai 380,68%, yaitu pada penyediaan benih sumber
tanaman hias menghasilkan 14.085 dari target 3.700 planlet. Realisasi capaian
benih sumber tanaman hias stek krisan 492.253 stek, 164,08% (sangat
berhasil), melebihi target yang ditetapkan 300.000 stek. Untuk realisasi capaian
benih sumber jeruk dan buah subtropika 7.233 BF & BPMT jeruk mencapai 139%
(sangat berhasil) melebihi target yaitu 5.200 BF & BPMT. Realisasi capaian
benih sumber buah tropika juga melebihi target 12.300 batang, 102,5% (sangat
berhasil), dari target 12.000 batang. Namun realisasi capaian benih sumber
tanaman sayuran berdasarkan indikator keberhasilan mencapai 98,01%
(berhasil), terdiri dari 121.235 kg benih sumber G0 kentang dari target
101.000 kg G0 kentang dan realisasi capaian benih sumber bawang merah dan
sayuran potensial 26.596,93 kg dari target 35.000 kg. Target produksi benih
sumber tidak tercapai dikarenakan jumlah benih inti/ benih sumber sebagai
bahan perbanyakan benih terbatas. Jumlah benih sumber/benih inti yang
tersedia hanya cukup untuk memproduksi benih di lingkup Puslitbang
Hortikultura sehingga terjadi kekurangan benih sumber/benih inti untuk
mendukung produksi benih melalui kemitraan. Oleh karena diharapkan teknologi
produksi/perbanyakan benih inti bermutu yang dapat memproduksi dalam
jumlah banyak dan cepat, salah satunya dengan teknologi somatik
embriogenesis. Keterbatasan dalam memprediksi musim yang berkepanjangan
juga menjadi kendala sehingga ada beberapa varietas yang tidak tumbuh
optimal. Hal ini juga disebabkan mekanisme kemitraan yang kurang efektif
sehingga perlu tinjauan ulang, perbaikan dan penyempurnaan mekanisme
kemitraan.
Selanjutnya, untuk kegiatan penyediaan benih batang bawah dan batang
atas jeruk hasil perbanyakan SE hanya mencapai 10% (kurang berhasil).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 44
Penyebab kurang berhasilnya produksi benih batang bawah dan batang atas
hasil perbanyakan SE karena mengalami hyperhydricity sehingga terjadi
kematian embrio masal pada proses maturasi yang dilakukan di media cair.
Benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2013 tersebut
adalah: 1) 121.235 G0 kentang; 2) 26.596,93 kg benih sumber bawang merah
dan sayuran potensial; 3) 12.300 batang benih sumber dari 2 varietas manggis
Ratu Tembilahan dan Ratu Kamang (1.500 batang), 2 varietas mangga (5.000
batang), 14 varietas durian (3.200 batang), 3 varietas alpukat (600 batang), dan
1 varietas sirsak ratu (2.000 batang); 4) 14.085 planlet anggrek dan tanaman
hias lain; 5) 492.253 stek krisan; 6) 7.233 benih sumber jeruk dan buah
subtropika dengan rincian kelas benih Blok Fondasi sebanyak 501 pohon dan
kelas benih Blok Penggandaan Mata Tempel sebanyak 6.732 pohon dan telah
didistribusikan kepada pemesan instansi pemerintah maupun swasta; dan 7)
30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas jeruk hasil perbanyakan SE.
Gambar 7. Produksi benih sumber buah tropika
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 45
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator
kinerja yaitu Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah
Lingkungan. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja
dapat digambarkan sebagai berikut:
Sasaran
Strategis 3 :
Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura
ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi
budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan
Gambar 8. Produksi BF dan BPMT Jeruk di KP. Punten 2013
Gambar 9 . Proses pengepakan BF dan BPMT untuk didistribusikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 46
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi
Hortikultura Ramah Lingkungan
24 26 108,69
Terdiri dari :
- Teknologi sayuran 4 5 125
- Teknologi buah tropika 5 4 85
- Teknologi tanaman hias 11 11 100
- Teknologi jeruk dan buah
subtropika
4
6 150
Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 3 dengan indikator
kinerja Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
yang telah ditargetkan pada tahun 2013 capaian realisasi telah melebihi target
sebesar 108,69% (sangat berhasil). Namun untuk teknolgi buah tropika
capaian realisasi teknologi belum mencapai target, yaitu 85% (berhasil) hal ini
disebabkan karena: “Teknologi Pemupukan Kalsium dan Boron Untuk
Meningkatkan Produksi dan Kualitas Buah Manggis” belum memperoleh hasil
secara maksimal melalui kegiatan peningkatan produktivitas dan kualitas buah
manggis di lokasi pengembangan kawasan manggis. Target peningkatan
produksi sebesar 25% belum tercapai karena panen raya di lokasi penelitian
belum terjadi. Perkiraan panen raya terjadi pada akhir Pebruari 2014.
Adapun teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang
dihasilkan Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut.
1) Biopestisida Untuk Mengendalikan OPT Tanah pada Komoditas Kentang
2) Teknologi Pengendalian Penyakit Virus Kuning pada Cabai Merah.
3) Teknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan TSS (True Shallot Seed)
di Dataran Tinggi
4) Teknik Produksi Benih TSS Yang Efisien Dari Segi Kualitas dan Kuantitas di
Dataran Tinggi
5) Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS di Dataran Rendah
6) Teknologi untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Produksi Mangga
Sebesar ≥ 15%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 47
7) Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk Batang Buah Naga
dengan Fungisida
8) Teknologi Perbanyakan Durian dan Manggis Secara Massal melalui Teknik
Embriogenesis Somatik
9) Teknologi Budidaya Pisang dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza
Arbuskula dan Pemupukan untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan
Kesehatan Tanaman
10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem untuk Perbanyakan Masalah pada
Anggrek Phalaenopsis
11) Teknologi perbanyakan anggrek Vanda secara in vitro
12) Teknologi budidaya Krisan Hemat Sumber Daya
13) Teknologi budidaya Leather Leaf
14) Teknologi responvarietas krisan terhadap pemberian pupuk P
15) Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera
16) Teknologi pengendalian bakteri busuk lunak pada Anggrek Phalaenopsis
17) Teknologi pengendalian CyMV pada anggrek Dendrobium
18) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Cendawan
Antagonis pada Tanaman Krisan
19) Teknologi pengendalian hama pengorok daun dengan insektisida nabati
pada tanaman krisan
20) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Inducer untuk
Ketahanan Tanaman Krisan
21) Teknologi Meningkatkan Rasa Manis Buah Jeruk Keprok
22) Teknologi Menguningkan Kulit Buah Jeruk Keprok
23) Teknologi Memuluskan Kulit Buah Jeruk Keprok dari Serangan Penyebab
Burik Kusam
24) Teknologi Pemacuan Pembungaan dan Pembuahan Lengkeng
25) Teknologi Produksi Benih Stroberi Melalui Kultur Meristem
26) Teknologi Protein Rekombinan untuk Memproduksi Protein Bakteri
Penyebab Penyakit Huanglongbing (HLB=CVPD), Sebagai Materi
Imunogen Dalam Pembuatan Antiserum Poliklonal.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 48
Umbi asal TSS Perendaman BAP 37,5 ppm Medium tanam TSS
Gambar 11. Gejala penyakit, A) Busuk Batang Kuning, B) Bintik Batang, C)
Bercak Batang, dan D) Busuk Batang tanaman buah naga
A B C D
600 400 200 0
g K2O/tan/tahun
Gambar 12. Keragaan buah pisang
pada berbagai dosis pupuk Kalium
Gambar 10. Lima teknologi inovativ tanaman sayuran
Biopestisida Pengendalian virus kuning
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 49
A B
Gambar 13. Dua materi uji perakitan paket
teknologi budidaya pisang di lokasi KP. Aripan
Gambar 15. Aklimatiasi tanaman stroberi a. Tanaman stroberi varietas Berastagi didalam sungkupan plastik 8 minggu setelah tanam b. Tanaman stroberi varietas Dorit tanam di lapang umur 12 minggu setelah tanam c. Stroberi varietas Rosalinda yang akan ditanam di Bedugul, Bali d. Lokasi d. Lokasi pertanaman di Bedugul, Bali di dalam screen house
Gambar 14. Perbaikan Teknologi Perbenihan Jeruk dan Buah Subtropika untuk menghasilkan Benih Bebas Penyakit a. Hasil pengendalian burik kusam; b. Tanaman stroberi pada perlakuan minus one; c. Bunga lengkeng mekar setelah perlakuan menggunakan KCLO3 dan KMNO4
a
b
b
b
b
b
c
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 50
Sasaran
strategis 4 :
Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura, yaitu
terkelolanya sejumlah aksesi sumberdaya genetik
hortikultura
Untuk mencapai sasaran strategis ke empat, diukur dengan 1 (satu) indikator
kinerja yaitu Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang Terkonservasi dan
Terkarakterisasi. Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Sumberdaya Genetik
Hortikultura yang Terkonservasi
dan Terkarakterisasi
1.920
aksesi
1.963
aksesi
102,24
Terdiri dari :
- SDG sayuran 200 200 100
- SDG buah tropika 1.400 1.410 100,70
- SDG tanaman hias 200 211 105,50
- SDG jeruk dan buah
subtropika
120 142 118
Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 4 dengan indikator
Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi
capaian realisasi telah melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu 102,24%
(sangat berhasil). Hal ini dikarenakan capaian realisasi sumberdaya genetik
hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dari tanaman buah tropika,
tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika melebihi dari target
yang telah ditetapkan berturut-turut 100,70; 105,50 dan 118%, sedangkan
capaian realisasi sumberdaya genetik hortikultura tanaman sayuran sesuai
dengan target 100%.
Sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi
yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 sejumlah 1.963 aksesi
yang dihasilkan:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 51
1. Melalui kegiatan eksplorasi plasma nutfah tanaman sayuran (Gambar 16)
telah didapat 19 komoditas dengan total 50 nomor aksesi sayuran meliputi
bawang merah 2 aksesi, bayam cabut 2 aksesi, cabai rawit 8 aksesi, kacang
panjang 5 aksesi, caisim 2 aksesi, kecipir 1 aksesi, koro 1 aksesi, terung 7
aksesi, mentimun 1 aksesi, tomat 6 aksesi, paria 1 aksesi, wortel 1 aksesi,
bawang daun 4 aksesi, gambas 2 aksesi, labu siam 1 aksesi, kacang tunggak
1 aksesi, kacang merah 1 aksesi, cabai gendot 1 aksesi, katuk 1 aksesi dan
okra 3 aksesi. Disamping hasil eksplorasi tersebut telah dilakukan
karakterisasi koleksi plasma nutfah sayuran meliputi 3 komoditas dengan
total 94 nomor aksesi sayuran yaitu rawit 42 aksesi, kecipir 12 aksesi dan
terung 40 aksesi. Pada tahun 2013 juga telah dilakukan rejuvinasi 8
komoditas dengan total 56 nomor aksesi sayuran meliputi bawang merah 12
aksesi, cabai rawit 10 aksesi, kacang panjang 5 aksesi, koro 2 aksesi, terung
10 aksesi, tomat 5 aksesi, kentang 10 aksesi dan gambas 2 aksesi.
Cabai rawit Terung
Kecipir Cabai gendot
Gambar 16. Plasma Nutfah Tanaman Sayuran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 52
2. Pengelolaan plasma nutfah tanaman buah tropika (Gambar 17) telah
terkonservasi dan terkaraterisasi sebanyak 1.410 aksesi termasuk dalam
kategori sangat berhasil (100,7%) dari target 1.400 aksesi. Sumberdaya
genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi
berjumlah 1.410 aksesi tersebut terdiri dari 39 komoditas (salak 426 aksesi,
nenas 291 aksesi, mangga 259 aksesi, pisang 131 aksesi, durian 71 aksesi,
rambutan dan manggis masing-masing 47 aksesi, belimbing 22 aksesi,
jambu biji 20 aksesi, alpukat 18 aksesi, sawo 13 aksesi, semangka 9 aksesi,
jambu air 8 aksesi, melon 6 aksesi, genitu 5 aksesi, kesemek dan pepaya
masing-masing 4 aksesi, biwa 3 aksesi, jambu bol 3 aksesi, mundu, duwet
dan namnam masing-masing 2 aksesi, alkesa, abiu, bencoi, bisbul, blighia
sapadi, dewandaru, harendong leuweung, karamunting, karendang, markisa,
marang, matoa, malaka, sawo kecik masing-masing 1 aksesi) yang
dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan plasma nutfah tanaman buah
tropika. Aksesi lain yang telah dilengkapi datanya adalah mangga, nenas,
salak dan durian. Meskipun demikian masih terdapat kendala dalam
pengelolaannya karena beberapa aksesi belum berbuah/belum masuk fase
generatif, ada yang tidak berbuah, buah hilang atau dicuri, dan beberapa
aksesi hanya melengkapi karakter yang sudah ada sehingga data yang
diperoleh belum maksimal. Kendala lainnya adalah perubahan iklim,
menyebabkan beberapa komoditas sampai bulan Desember 2013 buahnya
belum panen/panen dengan buah yang sangat sedikit. Fenomena ini terjadi
KP. Subang, dimana beberapa komoditas belum panen (durian, rambutan
dan buah lainnya). Demikian juga di KP. Cukurgondang, tidak semua aksesi
mangga berbuah dan beberapa aksesi buahnya sangat sedikit.
Kerabat manggis 5452
Jambu Jamaika
Jambu bol
Jambu air
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 53
Gambar 17. Aneka plasma nutfah buah tropika
Nenas
Jambu Air
Nagasari
Alkesa
Bisbol
Duwet hitam
Karamunting
Nenas Alpukat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 54
3. Pengelolaan plasma nutfah tanaman hias berjumlah 211 aksesi dengan
capaian realisasi 105,50% (sangat berhasil), hal ini melebihi target yang
telah ditetapkan, yaitu 200 aksesi. Tanaman hias juga mempunyai tambahan
220 aksesi plasma nutfah, yaitu aksesi koleksi, data karakterisasi dan aksesi
terkonservasi Plasma Nutfah (PN) 119 Anggrek (Phalaenopsis, Dendrobium,
Vanda, Paphiopedilum, Cymbidium, and Oncidium); 42 varietas Balithi
(Spathoglottis, mawar, krisan, anyelir,lili); 14 tanaman hias subtropis
(mawar, krisan dan gerbera); 39 tanaman hias tropis (heliconia, aglaonema,
anthurium, melati); 6 tanaman hias lain (puring dan amarilis);dan
tersedianya 1 paket dokumen data base plasma nutfah anggrek dan
tanaman hias lain dalam bentuk katalog, leaflet, CD dan lain-lain.
4. Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi
pada tanaman jeruk dan buah subtropika telah mencapai 142 aksesi (118%),
terdiri dari 112 aksesi plasma nutfah jeruk (Pamelo, Manis, Keprok, Siam,
Batang bawah dan batang atas Biofarmaka) dan terkarakterisasi sebanyak
20 aksesi jeruk (Keprok, Manis, Siam dan Biofarmaka) dan 10 asesi buah
subtropika. Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan
terkarakterisasi ini melebihi target yang ditetapkan, yaitu 120 aksesi.
Gambar 18. Keragaan hasil explorasi jeruk 2013
Gambar 18. Keragaan Hasil Explorasi jeruk 2013
Gambar 19. Keragaan hasil evaluasi PN Jeruk JRM2012
Gambar 19. Keragaan Hasil Evaluasi PN Jeruk JRM 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 55
Sasaran 5 :
Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura, yaitu
meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian
unggulan hortikultura melalui seminar, open
house/wisata petik jeruk, pameran, publikasi cetak dan
elektronik ditingkat nasional maupun internasional.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu
Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura yang terdiri dari seminar, open house,
pameran, gelar teknologi, publikasi cetak dan elektronik.
Berdasarkan indikator kinerja sasaran 5 indikator kinerja yaitu Jumlah
Diseminasi Inovasi Hortikultura pada tahun 2013 secara umum telah mencapai
realisasi lebih dari target, yaitu 126,71% (sangat berhasil). Hal ini didukung
dari pelaksanaan kegiatan diseminasi dimana realisasi capaiannya melebihi target
yaitu penyelenggaraan seminar 260%, pameran 135,48%, gelar teknologi 200%
dan promosi inovasi melalui meteri web 150%. Sedangkan kegiatan diseminasi
dimana capaian realisasinya sesuai dengan taget adalah tercetaknya: Jurnal
Hortikultura, leaflet/booklet, Majalah Iptek Hortikultura, Buku Profil Buah
Nusantara, dan terlaksananya transfer 1 paket teknologi ke BPTP masing-masing
100%. Namun capain realisasi penyelenggaraan open house/field day tidak
mencapai target 75%.
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Diseminasi
Inovasi Hortikultura
5 kali Seminar 13 260
4 kali Open house/field day 4 100
31 kali Pameran 42 135,48
6 Jurnal* 4 100
12.000 eks leaflet/booklet 12.000 100
12 buah materi web 12 100
1 kali Gelar teknologi 2 200
400 eks Majalah Iptek 400 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 56
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Hortikultura
300 eks Buku Profil Buah
Nusantara
300 100
4 kali Promosi TV (kali) 6 150
1 paket diseminasi teknologi
ke BPTP
1 100
Terdiri dari :
- Puslitbanghorti 15
pameran
19
126,67
2 seminar 2 100
4 Jurnal 4 100
400 eks Majalah Iptek 400 100
4 kali Promosi TV 6 150
- Balitsa 1 kali Open
house/launching
1 100
1 kali Seminar 5 500
5 kali Pameran 10 200
2 Jurnal 0
- Balitbu Tropika 10.000 expl. leaflet/booklet 11.000 110
1 ekspose 1 100
1 kali Gelar teknologi 2 200
Transfer 10 paket teknologi
ke BPTP
1 100
- Balithi 1 Seminar
1 open house
1
1
100
100
6 pameran 8 114,28
7 kerjasama 7 100
- Balitjestro 2 Seminar 5 250
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 57
Indikator Kinerja Target Realisasi %
3 pameran 5 167
1 kali Open house (wisata
petik jeruk)
1 100
1) Puslitbang Hortikultura
Kegiatan diseminasi yang diselenggarakan oleh Puslitbang Hortikultura pada
tahun 2013 telah mencapai realisasi rata-rata melebihi target, yaitu
115,33% (sangat berhasil). Hal ini didukung oleh karena pelaksanaan
masing-masing kegiatan diseminasi Puslitbang Hortikukltura mencapai
realisasi ≥ 100.
2) Tanaman Sayuran
Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman sayuran bertujuan untuk
memperkenalkan teknologi yang telah dihasilkan oleh Balitsa. Pada tahun
2013 ini kegiatan diseminasi Balitsa telah mencapai realisasi melebihi
target, yaitu sebesar 190% (sangat berhasil). Diseminasi inovasi teknologi
tanaman sayuran yang telah dilakukan adalah terselenggaranya launching
VUB 1 kali, seminar 5 kali dan berpartisipasi dalam ekspose/pameran 10
kali, sedangkan sasaran jurnal tidak tercapai karena terdapat ketentuan UPT
tidak boleh menerbitkan jurnal. Namun demikian, peneliti Balitsa telah
berkontribusi menerbitkan KTI sebanyak 18 KTI yang terbit pada Jurnal
Hortikultura Puslitbang Hortikultura dan 2 KTI pada Jurnal Internasional.
3) Tanaman Buah Tropika
Terselenggaranya diseminasi inovasi buah tropika termasuk dalam kategori
sangat berhasil (127,5%). Sasaran tersebut telah dicapai dengan
tercetaknya 11.000 eks leaflet/booklet yang terdiri dari 17 judul,
terselenggaranya Ekspose Buah Nusantara II, dengan tema “Diversitas
Plasmanutfah dan Hasil Pemuliaan Tanaman Buah Tropika”, telah
diselenggarakan 2 gelar teknologi dengan 2 kegiatan yaitu Teknologi Tepat
Guna yang dilaksanakan pada tanggal 26-30 September 2013 dan Hari
Pangan Sedunia XXXIII, dengan tema “Optimalisasi Sumberdaya Lokal
Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi
Masyarakat” dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober – 5 November 2013, di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 58
Padang. Telah dilaksanakan transfer 17 paket teknologi ke ke seluruh BPTP
di Indonesia. Teknologi tersebut adalah: 1) Budidaya pepaya, 2) Budidaya
Salak, 3) Budidaya Rambutan, 4). Budidaya Sirsak, 5). Budidaya Manggis,
6). Budidaya Semangka, 7). Durian, 8). Budidaya Melon, 9). Budidaya Sawo,
10). Budidaya Pisang, 11). Budidaya Duku, 12). Budidaya Nenas, 13).
Budidaya Naga, 14). Budidaya Markisa, 15). Budidaya Jambu Biji dan 16).
Budidaya Mangga.
4) Tanaman Hias
Kegiatan diseminasi Balithi telah mencapai realisasi 103,57% masuk dalam
kategori sangat berhasil. Sasaran tersebut telah dicapai dengan
menyelenggarakan seminar nasional tanaman hias serta open house
Varietas & Teknologi Tanaman Hias; partisipasi dalam acara festival
hortikultura Jawa Tengah Soropadan Agro Expo, Peringatan 1 Abad
Kabupaten Solok (Sumatera Barat), pameran Expo Bunga dan Buah
Nusantara di IPB Bogor, PF2N 2013 di DIY, ekspose PTT leather leaf di
Getasan Kabupaten Semarang, ekspose PTT Anggrek di Karang Anyar Jawa
Tengah, pameran hasil teknologi Balithi, pada acara open house, dan bursa
florikultura Badan Litbang Pertanian di Senayan dan TMII.
5) Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
Diseminasi Inovasi tanaman jeruk dan buah subtropika Hortikultura pada
tahun anggran 2013 mencapai realisasi rata-rata 172,33% (sangat
berhasil). Keberhasilan pencapaian target ini disebabkan karena berperan
aktif dalam mengikuti 5 kegiatan seminar dan 5 kali pameran yang
diselenggarakan oleh Pemda maupun Kementan serta penyelenggaraan
open house yang dikemas dalam kegiatan wisata petik jeruk untuk umum
yang dilaksanakan di visitor plot Balitjestro.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 59
Sasaran
Strategis 6 :
Tersedianya rumusan kebijakan penelitian dan
pengembangan hortikultura, yaitu dihasilkannya
rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu
Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang hortikultura. Adapun pencapaian target
dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Rekomendasi Kebijakan
litbang Hortikultura
3 rekomendasi 6 200
Berdasarkan indikator kinerja sasaran 6 dengan indikator kinerja Jumlah
Rekomendasi Kebijakan litbang hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun
2013 telah mencapai realisasi 200% (sangat berhasil).
Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura yang telah dihasilkan berupa
Kebijakan:
1. Kebijakan pengaturan impor produk hortikultura agar disesuaikan
dengan aturan yang telah disepakati World Trade Organization (WTO)
seperti tidak lagi menggunakan pengaturan quota tetapi tarif
2. Dukungan kebijakan penetapan pintu masuk impor produk hortikultura,
tetapi perlu dilakukan penguatan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia
(SDM)
3. Penghapusan bawang merah dan bawang bombay sebagai komoditas
yang perlu mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)
untuk melakukan impor
4. Penetapan harga referensi bawang merah dan cabai sebagai dasar impor
produk tersebut sebaiknya adalah Break Event Point (BEP) berdasar
analisis usahatani setiap musim ditambah 40 persen
5. Perlu dilakukan peninjauan kembali atas sistem penilaian Karya Tulis
Ilmiah agar mendorong terciptanya hasil penelitian yang dapat
dimanfaatkan oleh dunia usaha
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 60
6. Balai komoditas bekerjasama dengan industri perbenihan dalam negeri
untuk menghasilkan varietas unggul dan sesuai dengan permintaan
konsumen
Sasaran
Strategis 7 :
Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu
Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura
nasional dan internasional
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator
kinerja yaitu Jumlah Kerjasama Penelitian. Adapun pencapaian target dari
masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Kerjasama
Penelitian
23 kerjasama 26 113,04
Terdiri dari :
- Puslitbang Hortikultura 7 6 85,71
- Balitsa 1 5 500
- Balitbu Tropika 7 7 100
- Balithi 7 7 100
- Balitjestro 1 1 100
Berdasarkan indikator kinerja sasaran 7 dengan indikator kinerja Jumlah
Kerjasama Penelitian yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai
realisasi 113. 04% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan realisasi capaian
kerjasama yang dilakukan oleh unit kerja Puslitbang Hortikultura dan keempat
Balitnya mencapai ≥ 100%. Unit kerja yang melakukan kerja sama dimana
realisasinya melebihi target 100% adalah Balitsa (500%). Sementara itu,
Puslitbang Hortikultura realisasinya masih di bawah target (85,71%).
Pada tahun 2013 Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan 6 kerja sama
dari 7 kerja sama yang ditargetkan dengan realisasi mencapai 85,71%
(berhasil), yaitu, 1) Integrated Crop Production of Banana in Indonesia and
Australia, mitra ACIAR-Bioversity Internasional; 2) Conservation and Sustainable
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 61
Use of Cultivated and Wild Tropical Fruit Diversity: Promoting Sustainable
Livelihoods, Food Security and Ecosystem Services, mitra UNEP- GEF-Bioversity
International, jangka waktu Desember 2008 – Desember 2013; 3)
Development of locally appropriate GAP programs and agricultural produce
safety information system in Indonesia, mitra AFACI (Asian Food and Agriculure
Coopertation Initiative), jangka waktu 3 tahun (September 2012 - September
2015); 4) Kerja sama Penelitian, Pengembangan Varietas dan Promosi
Hortikultura dengan PT. Mekar Unggul Sari; 5) Kerja sama Penelitian dan
Pengembangan Sentra Unggulan Hortikultura dengan PT. Polowijo Gosari; dan
6) Kerja Sama Penelitian, Pengembangan dan Promosi Teknologi Tanaman
Hortikultura dengan PT. Merek Indah Lestari.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melaksanakan 5 kerja sama dari 1
target kerjasama dengan realisasi capaian sebesar 500% (sangat berhasil).
Kerja sama tersebut, yaitu: 1) Asian Vegetable Reasearch Development Center
(AVRDC) Taiwan dengan judul Mobilizing Vegetable Genetic Resources and
Technologies To Enhance Householde Nutrition, Income and Livelihoods In
Indonesia; 2) The Australian Centre for International Agricultural Research
(ACIAR) dengan judul Suistainable Productivity in Allium and Solanaceous
Vegetable Crop in Indonesia and Subtropical Australia; 3) Applied Plant Research
(APR)-the Netherlands dengan judul Permanent Vegetable Production System
yang dilaksanakan di Cirebon; 4) Applied Plant Research (APR)-the Netherlands
dengan judul Increase In Potato Production In West Java yang dilaksanakan di
Pangalengan dan Garut; dan 5) JIRCAS dengan judul Data Collection of Farmers
Practices Recording of Major Field Work dan Events Correspondence with JIRCAS
Researchers and Others.
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah mengadakan kerja sama
penelitian sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu 7 kerja sama, dengan realisasi
capaian 100% (sangat berhasil). Kerja sama tersebut adalah (4 kerja sama
dalam negeri dan 3 kerja sama luar negeri): 1) kerjasama penelitian,
pengembangan varietas dan promosi tanaman buah tropika. Kerjasama ini
dilaksanakan dengan PT. Rama Baja Batam; 2) kerjasama pengembangan
varietas hortikultura, dengan Direktorat pemukiman, lingkungan, dan agribisnis
bedah pengusahaan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam;
3) pengadaan benih dan pengawalan teknologi budidaya tanaman buah untuk
penanganan lahan kritis sumber daya air berbasis masyarakat, dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 62
Pemerintah Daerah Kabupaten Solok; 4) kegiatan penelitian, pengembangan
varietas dan promosi tanaman buah tropika, dengan PT. Mekar Unggul Sari; 5)
kerjasama dengan ACIAR dengan judul “Integrated crop production of banana in
Indonesia and Australia”; 6) kerjasama dengan ACIAR dengan judul
“Management of fruit quality and pest infestation on mango and mangosteen to
meet technical market access requirement”; dan 7) kerjasama dengan ACIAR
dengan judul “Musa Collection Mission Riagle Exploration”.
Balai Penelitian Tanaman Hias telah melaksanakan 7 kerja sama dari 7
target sehingga realisasi pencapaian target sebesar 100% (sangat berhasil).
Kerjasama tersebut antara lain adalah: 1) kerjasama pemuliaan partisipatif dan
pengembangan lili dengan PT Agronas Farm; 2) produksi dan pengembangan
benih sumber krisan dengan BPTP DIY dan CV. Panah Mas Farm; 3)
pengembangan green city dan Hutan Kota dengan Pemkab Wonosobo; 4)
pengembangan inovasi varietas ungguldan perbenihan tanaman hias krisan di
Sukabumi; 5) perbanyakan anggrek komersil dengan CV. Centra Anggrek; 6)
pengembangan inovasi budidaya leather leaf di Getasan Kabupaten Semarang;
dan 7) pengembangan agribisnis anggrek berbasis SCM di kawasan Matesih
Karang Anyar.
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika tahun 2013 telah
melaksanakan 1 kerja sama dari 1 kerja sama yang ditargetkan, hal ini telah
melebihi target dengan realisasi capaian sebesar 100% (sangat berhasil).
Kerja sama tersebut adalah Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk RGL di
wilayah Kabupaten Lebong Propinsi Bengkulu melalui dukungan inovasi teknologi
hasil penelitian dan pengembangan dari Balitjestro.
Sasaran 8 :
Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura,
yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan
program dukungan dan pengembangan kawasan
hortikultura.
Berdasarkan indikator kinerja sasaran 8 dengan indikator kinerja Jumlah
Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan
Hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi
96,30% (berhasil). Hal ini disebabkan realisasi yang dicapai Balit lingkup
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 63
Puslitbang Hortikultura telah mencapai target 100%, yaitu Balitsa, Balithi dan
Balitjestro. Sementara itu, Balitbu realisasinya sebesar 87,50% (berhasil).
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan
Program Dukungan dan
Pengembangan Kawasan
Hortikultura
27 lokasi 26 96,3
Terdiri dari :
- Puslitbanghorti 4 4 100
- Balitsa 3 3 100
- Balitbu Tropika 8 7 87,5
- Balithi 7 7 100
- Balitjestro 5 5 100
• Puslitbang Hortikultura
Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka
koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan
hortikultura, antara lain koordinasi dukungan pengembangan kawasan di
beberapa lokasi, yaitu di Cirebon untuk komoditas mangga, Ciamis untuk
komoditas cabai, perbenihan jeruk di NTT, dan pengembangan krisan di
Tabanan, Bali. Kegiatan dalam rangka koordinasi dan pengawalan program
dukungan dan pengembangan kawasan tanaman hortikultura dapat dilihat
sebagai berikut.
1. Pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman
sayuran telah dilakukan pada 3 lokasi kawalan agribisnis tanaman
sayuran dan Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan realisasi sebesar
100% (sangat berhasil) dari target yang ditetapkan sebanyak 3
lokasi, yaitu: 1) Terlaksananya kegiatan pemberian dukungan inovasi
pengembangan cabai merah di kawasan hortikultura Ciamis; 2)
Terlaksananya kegiatan konfirmasi tentang keberadaan program
pengembangan kawasan agribisnis sayuran di Kabupaten Garut dan
Brebes; 3) Dukungan program Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 64
terbangunnya percontohan rumah pangan lestari di tiga lokasi yaitu
Lembang, Bandung dan Cibubur.
2. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman buah
subtropika telah dilakukan pengawalan pada 7
lokasi (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT)
dengan realisasi sebesar 87,5% (berhasil), dari target sebanyak 8
lokasi, 1 lokasi yaitu Papua ditiadakan. Hal ini dikarenakan adanya
kebijakan pemerintah untuk subsidi bahan bakar, sehingga terjadi
pemotongan biaya anggaran di pertengahan tahun 2013. Adapun
kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sbb : 1) Diseminasi teknologi
perbenihan dan budidaya pepaya, pisang dan sirsak; 2) Kunjungan Ibu
Negara di KRPL Cibubur, Jakarta; 3) Penampilan model kawasan rumah
pangan lestari mencakup penananam tanaman pangan, sayuran, buah-
buahan, rempah dan obat serta ternak ikan; 4) Diseminasi budidaya
tanaman buah untuk KRPL; 5) Sosialisasi pengembangan tanaman
hortikultura (buah-buahan) untuk KRPL kepada Kelompok Tani Ambun
Pagi, Aripan, Solok- Sumatera Barat; 6) Dukungan logistik benih (sirsak,
pepaya, pisang) untuk pengembangan KRPL di Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan NTT.).
3. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman hias dalam
mendukung pengembangan kawasan hortikultura di 7 lokasi dengan
realisasi sebesar 100% (sangat berhasil) dari target sebanyak 7 lokasi,
yaitu di Soropadan (Jawa Tengah), Karang Anyar (Jawa Tengah), Solok
(Sumatera Barat), Sukabumi (Jawa Barat), Nusa Dua (Bali), Banjir Kanal
Timur (DKI Jakarta), dan Tabanan (Bali).
4. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman jeruk dan
buah subtropika di 5 lokasi dengan realisasi sebesar 100% (sangat
berhasil) dari terget sebanyak 5 lokasi. Kawalan dan dukungan tersebut
antara lain adalah jeruk melalui demo, temu lapang, dan penyediaan
nara sumber serta sosialisasi inovasi teknologi pengelolaan kebun jeruk
sehat langsung di lahan petani di kawasan agribisnis jeruk yaitu Jatim,
Sumbar, Bengkulu, NTT dan Kaltim memberikan hasil yang cukup
signifikan terhadap perbaikan pengelolaan kebun jeruk milik petani dan
sekaligus meningkatkan minat petani untuk menerapkan inovasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 65
teknologi jeruk sesuai rekomendasi. Lokasi yang mendapat kawalan
menunjukkan keragaan kebun jeruk yang bersih dan lebih sehat dan
kemauan petani untuk menerapkan beberapa komponen inovasi
teknologi seperti pemangkasan, sanitasi kebun dan penyaputan batang.
Outcome
Berdasarkan capaian kinerja kegiatan yang telah dihasilkan, ada beberapa
capaian yang dapat diperkirakankan sebagai outcome, antara lain adalah
VUB, distribusi benih sumber, teknologi, dan diseminasi.
a. VUB
Varietas Unggul Baru (VUB) hortikultura yang dapat diperkirakan
sebagai outcome antara lain: adalah adopsi (Lisensi) Cabai merah var.
Kencana dan kangkung var. Sutera telah mendapat perjanjian Lisensi
dari swasta dengan PT. Agrindo Hartha Mekar berdasarkan
penandatangan MoU pada tanggal 25 Mei 2012. Balitsa juga telah
melaksanakan kerjasama lisensi berupa kerjasama perbanyakan benih
hibrida komoditas mentimun Litsa Hijau pada bulan Nopember 2013
antara Balitsa dengan CV. Citra Semayang Indonesia. Cabai keriting
varietas Kencana juga telah diadopsi oleh kelompok tani di Ciamis Jawa
Barat. Cabai merah varietas Tanjung-2 yang disebarkan Balitsa telah
diadopsi di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Barat
(Ciamis, Garut, Kuningan, Cirebon, Tasikmalaya) dan Jawa Timur
(Blitar). Tahun 2012, varietas cabai merah Tanjung-2 dari Balitsa telah
diadopsi petani di 10 Kecamatan di Kabupaten Ciamis. Diperkirakan
total luas tanam Tanjung-2 adalah 140 ha. Dampak langsung dari
adopsi varietas cabai Tanjung-2 di Ciamis saja, pada tahun 2012,
adalah terjadi peningkatan profit petani adopter sebesar 7,4 Milyar
rupiah dan terjadi peningkatan Rate of Invesment (ROI) sebesar
131%. Dampak tak langsung dari adopsi Tanjung-2 adalah
berkurangnya hari kerja bagi tenaga kerja petani senilai 1,5 Milyar,
diperolehnya profit bagi produsen benih sebesar 205 juta rupiah, dan
tersedianya 1.272 ton cabai merah berkualitas untuk bahan baku
sambal tradisional bagi konsumen rumah tangga/warung. Tingkat
pengembalian biaya penelitian dan diseminasi varietas Tanjung-2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 66
adalah ROI sebesar 2.558%. Artinya setiap 100 rupiah yang
dialokasikan untuk biaya penelitian dan biaya diseminasi varietas
Tanjung-2 akan memberikan peningkatan profit sebesar 2.558 rupiah
bagi petani adopternya.
b. Distribusi Benih Sumber
Ketersediaan benih sumber yang dihasilkan diupayakan untuk dapat
memenuhi permintaan konsumen melalui Unit Pengelola Benih Sumber
(UPBS) sehingga dapat mendistribusikan benih sumber hortikultura secara
tepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat
tempat. Pada tahun 2013 UPBS lingkup Puslitbang Hortikulltura telah
menyebarkan dan mendistribusikan benihnya kepada pengguna
diantaranya Direktorat Perbenihan dan Sarana Prasarana Hortikultura,
Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura, Dinas Pertanian,
perusahaan swasta, petani, masyarakat umum, pengunjung pameran,
beberapa wilayah Indonesia, dll. Benih sumber hortikultura yang
didistribusikan oleh UPBS masing-masing komoditas adalah sebagai
berikut:
A. Benih sumber tanaman sayuran
Beberapa output benih sumber tanaman sayuran apabila
dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara
lain distribusi benih dan kerjasama lisensi. Benih sumber sayuran
generatif telah terdistribusi ke 27 BPTP dan 21 Dinas Pertanian di
seluruh Indonesia, bawang merah telah terdistribusi ke 8 BPTP dan 7
Dinas Pertanian, sedangkan kentang telah terdistribusi ke 4 BPTP dan 4
Dinas Pertanian dengan perician sebagai berikut :
Stok benih bawang merah yang tersedia telah terdistribusi 5958,5
kg benih sumber bawang merah meliputi Sembrani (931,2kg),
Katumi (923,2 kg), Maja (585,2 kg), Bima (1752,7 kg), Kuning
(246,6 kg), Pikatan (329,9 kg), Trisula (503,2 kg), Pancasona
(209,8 kg), Mentes (355,7 kg), Kramat-1 (103,4 kg) dan Kramat-2
(17,6 kg).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 67
Sayuran lainnya terdistribusi 304.024 g meliputi cabai var.
Lembang-1 (511 g), cabai var. Tanjung-2 (760 g), cabai var.
Kencana (20.511 g), tomat var. Mutiara (37 g), tomat var. Opal
(1392 g), tomat var. Ratna (12 g), tomat var Mirah (34 g) tomat
var. Zamrut (48 g), tomat var. Intan (3 g), tomat var. Berlian (740
g), tomat var. CLN 6046 (20 g), bayam var. Kakap Hijau (5 g),
bayam var. Giti Merah (1070 g), bayam var. Giti Hijau (1775 g),
mentimun var. Saturnus (50 g), mentimun var. Mars (19240 g),
mentimun var. Pluto (125 g), mentimun var Hibrida-1 (250 g),
mentimun var. Hibrida 7 (100 g), kacang panjang var. KP-1 (109650
g), kacang panjang Pras-1 (1900 g), kacang panjang Pras-2 (4245
g), kacang panjang Pras-3 (6900 g), caisim LV-145 (16050 g),
buncis rambat var. Horti-1 (29300 g), buncis rambat Horti-2 (1350
g), buncis rambat Horti-3 (250 g), kangkung var. Sutera (81275 g),
dan buncis tegak var. Balitsa-1 (6000 g).
Dari stok benih kentang yang tersedia telah terdisribusi 28.232 ubi
Go meliputi Granola (9016), Atlantik Malang (1795), Manohara
(1805), Merbabu-17 (4250), Margahayu (1645), Pink 06 (1225),
GM-05 (1185),Cipanas (2763), Kikondo (100), GM-08 (2390),
Tenggo (2051), Andina (1175), Kastanum (1077), Vernei (700) dan
Repita (2055) Serta 26400 planlet meliputi Granola (14348), Atlantik
M (7680), Margahayu (820), Merbabu-17 (2550), Cipanas (820),
Tenggo (1890), Kikondo (770), Cingkariang (360) dan Repita
(4130).
Balitsa juga telah melakukan kerjasama lisensi telah dilaksanakan pada
bulan Nopember 2013 antara Balitsa dengan CV. Citra Semayang
Indonesia berupa kerjasama perbanyakan benih hibrida komoditas
mentimun Litsa Hijau
B. Benih Sumber Tanaman Buah Tropika
Beberapa output benih sumber tanaman buah tropika apabila
dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara
lain adalah :
Terdistribusinya benih sumber buah tropika sejumlah 8.206 batang
ke berbagai wilayah pengembangan dan terealisasinya distribusi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 68
benih buah tropika dalam rangka mendukung kegiatan KRPL di
berbagai lokasi.
Menyebarkan leaflet sebanyak 9.850 eksemplar (exp), dengan
rincian 1.200 exp pada Tour de Singkarak, 1.050 exp pada kegiatan
pertiga bumi di Lubuk Minturun, 1.150 exp pada pameran gelar
teknologi tepat guna (TTG) di Padang, 1.000 exp pada pameran
flora dan flori nasional di Yokyakarta, 950 exp pada kegiatan HPS di
Padang, 4.500 exp pada kegiatan ekspose buah nusantara II di
Kp.Sumani. 5 keping DVD teknologi yang berisi 7 judul teknologi ke
BPSP Propinsi Kalimantan Barat.
C. Benih Sumber Tanaman Hias
Komoditas krisan in-vivo dan in-vitro yang didistribusikan tahun 2013
sebanyak 387.200 stek berakar dan 877 botol planlet. Bibit krisan
dalam bentuk stek berakar terdiri atas 25 varietas yaitu Cut Nyak Dien,
Sakuntala, Puspita Nusantara, Puspita Asri, Puspita Pelangi, Padma
Buana, Swarna Kencana, Tirta Ayuni, Mustika Kaniya, Dewi Ratih,
Pasopati, Dwina Pelangi, Dwina Kencana, Pramuditha, Wastu Kaniya,
Asmarandana, Paras Ratu, Permana, Raspati, Sasikirana, Kusuma
Patria, Kusuma Sakti, Kusuma Swasti, Cintamani dan Ratna Hapsari.
Bibit krisan yana terdistribusi dalam bentuk planlet terdiri atas 19
varietas yaitu Cut Nyak dien, Sakuntala, Puspita Nusantara, Puspita
Pelangi, Swarna Kencana, Tirta Ayuni, Pasopati, Pramuditha, Wastu
Kaniya, Asmarandana, Raspati, Tiara Salila, Sasikirana, Kusuma patria,
Kusuma sakti, Kusuma swasti, Cintamani, Ratna hapsari dan Salzieta.
Pada tahun 2013 menunjukkan bahwa varietas krisan yang dipesan
terbanyak oleh konsumen dalam bentuk stek berakar adalah Puspita
Nusantara disusul oleh Sakuntala dan Puspita Pelangi. Ketiga varietas
tersebut memiliki warna berturut-turut kuning, kuning dan putih.
Varietas krisan yang dipesan terbanyak oleh konsumen dalam bentuk
planlet adalah Ratnahapsari, disusul oleh Sasikirana dan Kusuma
Swasti. Ketiga varietas tersebut memiliki warna berturut-turut merah,
putih dan ungu. Dengan demikian, secara umum konsumen lebih
menyukai varietas yang berwarna kuning dan putih, baik bibit dalam
bentuk stek berakar maupun dalam bentuk planlet. Benih krisan in vivo
didistribusikan kepada petani melalui Direktorat Perbenihan Florikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 69
(39,68%), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (13,68%), Instansi
Pemerintah 39,81% (Balai Pengembangan Benih Hortilutura dan Aneka
Tanaman/BPBHAT, Dinas-dinas Pertanian di daerah) melalui kegiatan-
kegiatan penelitian dan diseminasi dalam mendukung agribisnis krisan
nasional. Disamping itu benih krisan yang diproduksi terdistribusi juga
langsung kepada petani dan swasta melalui pemesanan langsung ke
UPBS tanaman hias sebanyak 6,83%.
UPBS tanaman hias disamping memproduksi benih krisan juga
memproduksi benih tanaman anggrek dan tanaman hias lainnya.
Anggrek dendrobium terdistribusi 620 tanaman sebagai tanaman
dewasa dan 285 dalam bentuk planlet di botol. Sisa dari benih anggrek
berupa tanaman (remaja dan dewasa) dan planlet dalam botolan, yang
depelihara sebagai stok benih dan sumber eksplan untuk produksi
benih anggrek. Sementara Spathoglottis terdistribusi 1.381 tanaman,
Mawar Potong 833 tanaman, Mawar Mini 307 tanaman, Gladiol 2.535
subang, Anthurium 185 tanaman, Sedap malam 18,5 kg umbi, Anyelir 3
dalam bentuk planlet di botol, sementara untuk Lili terdistribusi 705
tanaman dan 44 dalam bentuk planlet di botol.
D. Benih Sumber Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
Sampai dengan tahun 2013, varietas jeruk yang dilepas tahun-tahun
sebelumnya telah disebarluaskan dan didistribusikan kepada pemesan
diantaranya, Dinas Pertanian, Direktorat Perbenihan, swasta serta
gapoktan di sentra-sentra jeruk Indonesia yang sebelumnya
kelembagaan perbenihan baik pemerintah maupun swasta diberbagai
propinsi sentra pengembangan jeruk, dari 19 propinsi di tahun 2012
menjadi 23 propinsi di tahun 2013. Produksi benih sumber kelas benih
BF dan BPMT pada tahun 2013 sebanyak 7.233 pohon dan telah
terdistribusi sebanyak 8.645 pohon. Distribusi lebih banyak dari
produksi dikarenakan memenuhi pemesanan pada akhir tahun 2012.
Berdasarkan analisis secara ekonomi antara usahatani mengadopsi
benih jeruk bebas penyakit dan non adopsi benih jeruk bebas penyakit
pada tiga lokasi yaitu Kabupaten Banyuwangi-Jawa Timur, Kota Batu-
Jawa Timur dan Kabupaten Sambas-Kalimantan Barat semuanya
memenuhi kriteria layak untuk diusahakan, karena semua nilai NPV > 0
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 70
(bernilai positif), B/C rasio bernilai > 1 dan nilai IRR > dari tingkat
suku bunga Bank Indonesia yang berlaku saat ini (7,5%). Namun
demikian, dapat dicermati bahwa usahatani jeruk yang menggunakan
benih berlabel bebas penyakit memberikan nilai keuntungan
berdasarkan NPV, B/C rasio dan IRR tersebut lebih tinggi dari pada
usahatani yang tidak menggunakan benih berlabel bebas penyakit.
Dengan demikian, meskipun biaya investasi yang dikeluarkan oleh
petani untuk benih bebas penyakit nilainya lebih besar, namun dapat
terbayar oleh tingkat keuntungannya yang lebih tinggi pula. Selain itu,
umur tanaman yang menggunakan benih berlabel bebas penyakit
dengan pemeliharaan optimal bisa berlanjut sampai 10 tahun dan
bahkan lebih. Sedangkan yang tidak menggunakan benih berlabel
bebas penyakit umumnya setelah 4 atau 5 kali panen saja, tanaman
akan rusak. Jadi pada tahun ke-5 akan mengalami puncak produksinya,
kemudian setelahnya akan mengalami penurunan produksi dan
akhirnya tanaman menjadi rusak atau mati. Sedangkan tanaman yang
menggunakan benih jeruk berlabel diharapkan akan terus linier dan
berkelanjutan. Sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi,
saat ini sudah merupakan penanaman generasi ketiga setelah tanaman
pada periode sebelumnya hancur. Demikian juga dengan yang terjadi
di Kabupaten Sambas, saat ini sudah merupakan penanaman generasi
kelima setelah tanaman pada periode-periode sebelumnya hancur.
Untuk nilai NPV dan IRR usahatani jeruk adopter di Batu
menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada usahatani adopter di
kedua lokasi lainnya karena varietas jeruk yang ditanam di Batu adalah
jenis keprok, yang mana harga jualnya di tingkat petani memang lebih
tinggi dari pada harga jeruk siam yang ditanam di Kabupaten
Banyuwangi dan Sambas. Harga jual jeruk keprok di tingkat petani
berkisar antara Rp 8.000 – 10.000/Kg, sedangkan harga jual jeruk Siam
di tingkat petani berkisar antara Rp 4.000 – 7.000/Kg. Sehingga
penerimaan petani nilainya lebih tinggi. Namun jika dilihat berdasarkan
nilai B/C rasionya, maka tingkat B/C rasio pada usahatani jeruk adopter
di Kabupaten Sambas nilainya lebih tinggi dari pada usahatani jeruk
adopter di kedua lokasi lainnya. Hal ini dikarenakan biaya pemeliharaan
tanaman di Kabupaten Sambas yang lebih rendah dari pada biaya di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 71
kedua lokasi lainnya. Dengan demikian menyebabkan nilai pembagi
penerimaan petani menjadi lebih kecil dan menghasilkan nilai rasio
yang lebih besar. Berdasarkan informasi ini, potensi ekonomi jeruk
Siam Pontianak di Kabupaten Sambas masih cukup tinggi. Bila
kenyataannya di lapang terjadi penurunan luasan lahan jeruk di
wilayah tersebut akibat semakin banyak tanaman yang rusak maka
perlu digali sumber akar permasalahannya dan dicari solusinya.
c. Teknologi
Dengan teknologi yang dihasilkan, Puslitbang Hortikultura telah
melakukan dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di
beberapa wilayah Indonesia yang dilaksanakan oleh Balit lingkup
Puslitbang Hortikultura.
Balitsa telah mengadakan dukungan dan pengembangan
kawasan hortikultura di tiga lokasi, yaitu Ciamis, Garut dan Brebes,
serta dukungan program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Lembang,
Bandung dan Cibubur. Teknologi yang dihasilkan Balitsa apabila
dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome ,
diantaranya adalah Teknologi produksi cabai merah dengan
menggunakan netting house, spesifikasi Balitsa dapat
direkomendasikan untuk penelitian pengkajian di BPTP karena dapat
meningkatkan hasil cabai merah sampai 238%. Rakitan teknologi
pengendalian OPT pada budidaya kentang toleran suhu panas akan
menggiring petani untuk menurunkan ketinggian bertanam kentang
menjadi di dataran medium sehingga dapat mengurangi risiko banjir
dan longsor.
Balitbu melaksanakan koordinasi dan pendampingan teknologi di
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT.
Output teknologi dari Balitbu Tropika jika dikembangkan lebih
lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain: 1) Teknologi
meningkatkan ukuran /berat mangga gedong gincu melalui pengairan
dan pemupukan; 2) Teknologi memperpanjang masa simpan mangga
Gedong gincu dan Arumanis menggunakan suhu rendah dalam
simpanan; 3) Teknologi pengendalian stem end root yang menyerang
mangga di simpanan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 72
Balithi melakukan dukungan dan pengembangan kawasan
hortikultura di di Soropadan (Jawa Tengah), Karang Anyar (Jawa
Tengah), Solok (Sumatera Barat), Sukabumi (Jawa Barat), Nusa Dua
(Bali), Banjir Kanal Timur (DKI Jakarta), dan Tabanan (Bali).
Balitjestro telah mengadakan dukungan teknologi pengelolaan
kebun jeruk sehat di kawasan agribisnis jeruk Kawalan dan dukungan
tersebut antara lain adalah jeruk melalui demo, temu lapang, dan
penyediaan nara sumber serta sosialisasi inovasi teknologi pengelolaan
kebun jeruk sehat langsung di lahan petani di kawasan agribisnis jeruk
yaitu Jatim, Sumbar, Bengkulu, NTT dan Kaltim memberikan hasil yang
cukup signifikan terhadap perbaikan pengelolaan kebun jeruk milik
petani dan sekaligus meningkatkan minat petani untuk menerapkan
inovasi teknologi jeruk sesuai rekomendasi. Lokasi yang mendapat
kawalan menunjukkan keragaan kebun jeruk yang bersih dan lebih
sehat dan kemauan petani untuk menerapkan beberapa komponen
inovasi teknologi seperti pemangkasan, sanitasi kebun dan penyaputan
batang.
d. Diseminasi
Dalam rangka mengkomunikasikan teknologi hasil penelitian agar
dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat pengguna, pada
tahun 2013 Puslitbang Hortikultura mengadakan kegiatan Diseminasi
Inovasi Teknologi Unggulan Hortikultura. Melalui kegiatan ini
diharapkan adanya akselerasi transfer inovasi teknologi kepada pelaku
agribisnis dan masyarakat untuk meningkatkan daya saing produk
hortikultura; terciptanya pertukaran informasi antara peneliti,
pengambil kebijakan, petani, masyarakat, pengusaha, dan pelaku
agribisnis di bidang hortikultura; menggali umpan balik dan masukan
dari pengguna teknologi dan pelaku agribisnis untuk penajaman
program litbang hortikultura.
Dengan diselenggarakannya diseminasi inovasi teknologi
unggulan hortikultra selama tahun 2013 maka, varietas unggul baru,
teknologi unggulan, dan produk yang dihasilkan oleh Balit lingkup
Puslitbang Hortikuktura dapat dikenal lebih dekat oleh peneliti,
pengambil kebijakan, petani, masyarakat, pengusaha, dan pelaku
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 73
agribisnis di bidang hortikultura. Hal ini ditandai dengan: 1) semakin
responsnya pengunjung mengunjungi stand Puslitbang Hortikultura
untuk mencari informasi tentang hortikultura; 2) Apresiasi positif
pengunjung untuk setiap produk yang ditampilkan pada saat pameran;
3) ketertarikan swasta akan VUB/teknologi/produk yang ditampilkan
sehingga terjalin kerjasama; 4) jumlah pengunjung yang mengunjungi
web semakin tahun semakin bertambah; 5) semakin meningkatnya
kunjungan wisata ilmiah dan magang ke Balit lingkup Puslitbang
Hortikultura; 6) Publikasi ilmiah yang dipakai oleh pengguna sebagai
bahan literature.
e. Kerjasama
Sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan diseminasi
inovasi hortikutura adalah ketertarikan swasta akan
VUB/teknologi/produk yang ditampilkan sehingga terjalin kerjasama.
Adapun mitra yang telah menjalin kerja sama dengan Balitsa adalah
kerjasama luar negeri dengan Applied Plant Research (APR) Wageningen
UR The Netherlands, Asian Vegetable Reasearch Development Center
(AVRDC) Taiwan, ACIAR dan JIRCAS.
Balitbu melaksanakan kerjasama dengan PT. Rama Baja Batam,
Direktorat Pemukiman, Lingkungan, Dan Agribisnis Bedah Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Pemerintah
Daerah Kabupaten Solok, PT. Mekar Unggul Sari dan ACIAR.
Balai Penelitian Tanaman Hias telah melaksanakan kerja sama
dengan: PT Agronas Farm, BPTP DIY dan CV. Panah Mas Farm, Pemkab
Wonosobo, CV. Centra Anggrek, pengembangan inovasi varietas
ungguldan perbenihan tanaman hias krisan di Sukabumi, pengembangan
inovasi budidaya leatherleaf di Getasan Kabupaten Semarang, dan
pengembangan agribisnis anggrek berbasis SCM di kawasan Matesih
Karang Anyar.
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika tahun 2013
telah melaksanakan kerja sama kegiatan Pengembangan Kawasan
Agribisnis Jeruk RGL di wilayah Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu
melalui dukungan inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan
dari Balitjestro
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 74
Tabel 4. Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2012 dan 2013
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013
Target
Realisasi
% Target Realisasi %
Jumlah VUB Hortikultura VUB 25 34 136 31 27 87,10
Jumlah Benih Sumber
Hortikultura
- Jumlah Benih Sumber (G0)
Kentang
Go kentang 45.000 53.895 119,77 101.000 121,235 98,01
- Jumlah Benih Sumber Bawang
Merah dan Sayuran Potensial
kg bawang
merah dan
sayuran
potensial
30.000 32.571 108,57 35.000 26.596,93
- Jumlah benih sumber buah
tropika
batang 33.000 35.800 108,48 12.000 12.300 102,5
- Jumlah Benih Sumber Tanaman
Hias
planlet 3.100 37.470 1.208,71 3.700 14.085 360,68
setek 250.000 505.048 202,02 300.000 492.253 164,08
- Jumlah benih sumber jeruk dan
buah subtropika
BF & BPMT,
benih sumber
buah subtropika
4.000 6.851 171 5.200 7.233 139
- Jumlah benih jeruk batang
atas dan batang bawah hasil
perbanyakan SE
planlet 500.000 335.000 67 300.000 30.000 10
Jumlah Teknologi Budidaya
Produksi Hortikultura Ramah
Lingkungan
teknologi 14 14 100 24 26 108,69
Jumlah sumberdaya genetik
hortikultura yang terkonservasi
dan terkarakterisasi
aksesi 1.625 1750 107,69 1.920 1.963 102,24
Jumlah Diseminasi Inovasi
Hortikultura
seminar 13 18 138,46 5 13 260
open house 1 1 100 4 3 75
pameran 22 52 236,36 31 42 135,48
Jurnal 4 4 100 6* 4 100
exp
leaflet/booklet
6000 6000 100 12.000 12.000 100
artikel publikasi
ilmiah
25 25 100 - -
artikel publikasi
populer
10 10 100 - -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 75
buah materi web 12 12 100 12 12 100
gelar teknologi 1 1 100 1 2 200
paket fasilitas
pengajuan
usulan paten
2 3 150 - -
fasilitasi
pengajuan
pelepasan
varietas
3 1 33,3 - -
buku panduan
teknis
1 1 100 - -
promosi TV 4 6 150
buku Profil Buah
Nusantara
300 300 100
majalah iptek
hortikultura
1 1 100 400 400 100
Jumlah Rekomendasi Kebijakan
litbang Hortikultura
rekomendasi 1 1 100 3 6 200,00
Jumlah Kerjasama Penelitian kerjasama 21 26 123,81 23 26 113,04
Jumlah Koordinasi dan
Pengawalan Program Dukungan
dan Pengembangan Kawasan
Hortikultura
lokasi 24 20 120,83 27 26 96,30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 76
3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Dalam era Anggaran Berbasis Kinerja, maka prinsip – prinsip
akuntabilitas kinerja dalam pemanfaatan penggunaan anggaran perlu
dirumuskan secara konkrit dan terukur. Indikator keberhasilan penelitian tidak
hanya mampu meningkatkan produksi dan kualitas tetapi akuntabilitas
penggunaan anggarannya harus dapat dianggap sebagai investasi. Dengan
pendekatan tersebut maka pada tahun 2013 telah dirancang RKA-KL yang
kemudian menjadi bahan penyusunan DIPA. Sumber anggaran yang digunakan
selama ini berasal dari dana APBN, serta kegiatan kerjasama luar negeri dan
dana dari APBNP.
3.4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2013
Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2013 Lingkup
Puslitbang Hortikultura mempunyai pagu awal sebesar Rp. 101.946.516.000,-.
Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2013 adalah
sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 26.438.486.000,-
(26%), Balitsa Lembang Rp. 22.680.981.000,- (22%), Balitbu Tropika Solok Rp.
20.091.655.000,- (20%), Balithi Segunung Rp. 18.570.576.000,- (18%) dan
Balitjestro Tlekung Rp. 14.165.018.000,- (14%). Namun demikian dengan
adanya kebijakan pemeritah tentang penghematan pada bulan Agustus 2013,
DIPA Lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami penghematan sebesar 10%
sehingga menjadi sebesar Rp.71.493.786.000,- dengan rincian Puslitbang
Hortikultura Jakarta Rp.11.645.454.000,-, Balitsa Lembang Rp. 19.407.962.000,-
Balitbu Tropika Solok Rp. 15.520.285.000,-, Balithi Segunung Rp.
14.728.533.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 10.191.552.000,-
Sampai dengan tanggal 28 Desember 2013 DIPA Puslitbang Hortikultura
kembali mengalami perubahan karena adanya tambahan dana dari Hibah, dan
adanya revisi pagu minus belanja pegawai pada UPT Balitbu, Balithi dan
Balitjestro, sehingga anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2013
menjadi Rp. 102.259.605.00, dengan rincian masing-masing UK/UPT sebagai
berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta menjadi Rp 26.930.841.000,-
(26%) karena ada tambahan dana hibah Rp. 1.875.550.000,-, Balitsa Lembang
menjadi Rp. 23.280.056.000,- (22%) karena ada tambahan dana hibah Rp.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 77
1.577.577.000,- dan Balitbu Tropika Solok Rp. 20.114.437.000,- (20%), karena
ada tambahan hibah Rp. 430.200.000,-.
Persentase DIPA UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura sebelum revisi
dan sesudah revisi pada tahun 2013 dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
Puslitbanghorti26.438.486.000
26%
Balitsa22.680.981.000
22%Balitbu
20.091.655.000 20%
Balithi18.570.376.000
18%
Balitjestro14.165.018.000
14%
DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013
Puslitbanghorti
25.297.878.000 26%
Balitsa
21.702.479.000 22%
Balitbu
19.224.861.000 20%
Balithi
17.769.213.000 18%
Balitjestro
13.553.911.000 14%
DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013
(Revisi Penghematan)
b
a
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 78
Gambar 20. Persentase Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA 2013 masing-masing UK/UPT. a) sebelum revisi, b) setelah revisi c). Revisi Hibah dan Pagu Minus
Memperhatikan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan
Puslitbang Hortikultura menempati penyediaan pagu tertinggi, yaitu sebesar
26%, ini disebabkan adanya belanja modal pembangunan gedung kantor
Puslitbang Hortikultura, kemudian diikuti Balitsa sebesar 22%, Balitbu Tropika
20%, 18% dan Balitjestro sebesar 13%.
Perubahan anggaran DIPA terdapat pada Satuan Kerja Lingkup
Puslitbang Hortikultura, yaitu Balitsa dan Balitbu Tropika, Balithi Tanaman Hias
dan Balitjestro Tlekung mengalami perubahan akibat dari adanya dan hibah dan
revisi pagu minus pada belanja pegawai Hal ini karena Puslitbang Hortikultura
menerima dana hibah langsung dari negara lain dan badan internasional.
Keseluruhan penambahan dana hibah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Puslitbanghorti26.930.841.000
26%
Balitsa23.280.056.000
23%
Balitbu20.114.437.000
20%
Balithi18.154.772.000
18%
Balitjestro 13.779.499.000
13%
DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013
(Revisi Hibah dan Pagu Minus)
c
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 79
Tabel 5. Rekapitulasi Penambahan dana hibah lingkup Puslitbang
Hortikultura
No UK/UPT
RINCIAN Total Pagu Pagu Hibah
(Rp.)
Realisasi
(Rp.)
Sisa (Rp.)
1.
Puslitbang Hortikultura
3.863.327.000
Terdiri dari :
Bioversity 1.485.058.000 958.021.400 586.734.642
ACIAR 242.702..000 182.972.650 41.368.600
AFACI 147.790.000 147.790.000 0
Balitsa 1.577.577.000 981.249.710 596.637.290
2. Balitbu Tropika
ACIAR
430.200.000 347.380.600 82.819.400
TOTAL 3.863.327.000 2.617.414.360 1.307.559.932 3.863.327.000
Anggaran belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbang
Hortikuktura dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan
dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu
Puslitbang Hortikultura dialokasikan untuk belanja pegawai, modal dan barang.
Gambar 21. Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA.2013 Per Belanja
Memperhatikan komposisi penyediaan Belanja memperlihatkan Belanja
pegawai menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat
digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di
B. Pegawai 39.785.027.000
B.Barang41.314.276.000
B.Modal
21.160.302.000
DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 Perjenis Belanja
B.Pegawai
B.Barang
B.Modal
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 80
Puslitbang Hortikultura, lebih membutuhkan Belanja pegawai. Belanja Modal
dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan bahan laboratorium dan KP serta
penelitian dan diseminasi dan atau bangunan yang kurang.
Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2013 secara
keseluruhan telah mencapai Rp. 95.522.187,348- (93,41%). Persentase realisasi
capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah
sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 84,90%, Balitsa Lembang
94,04%, Balitbu Tropika Solok 98,68%, Balithi Segunung 98,76%, dan Balitjestro
Tlekung 96,22%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 81
Tabel 6. Capaian kegiatan utama dan realisasi keuangan dalam
pencapaian sasaran 2013 lingkup Puslitbang Hortikultura
NAMA
KEGIATAN/OUTPUT
ANGGARAN KINERJA OUTPUT
PAGU REALISASI
TARGET SATUAN
REALIS
ASI
% (Rp) (Rp) (%)
Penelitian dan
Pengembangan
Tanaman
Hortikultura
102.259.605.000 95.522.187.348 93,41
Jumlah VUB
Hortikultura
31
vub
27
87,10
Jumlah Benih Sumber
Hortikultura
101.000
G0 kentang 121,235
98,01
35.000 kg bwng merah dan
sayuran potensial
26.596,9
3
12.000
3.700
batang
planlet
12.300
14.085
102,5
380,68
300,000 stek tan.hias, 492,253 164,08
5.200
300.000
batang Bawah dan
Batang Atas Jeruk
hasil SE
planlet
7.233
30.000
139
10
Jumlah Teknologi
Budidaya Produksi
Hortikultura Ramah
Lingkungan
24 teknologi 26 108,69
Jumlah Sumberdaya
Genetik Hortikultura
yang
Terkonsentrasi dan
Terkarakterisasi
1.920 aksesi 1.963 102,24
Jumlah Diseminasi
Inovasi Hortikultura
5
4
31
seminar
open House/field
day
pameran
13
4
42
260
100
135,45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 82
1
6*
12.000
12
1
400
300
4
1
ekspose
jurnal
leaflet/booklet(eks
materi Web
gelar Teknologi
majalah Iptek Hort
(expl)
expl.Buku Profil
Buah Nusantara
promosi TV (kali)
paket Diseminasi
Teknologi ke BPTP
1
4
12.000
12
2
400
300
6
1
100
100
100
100
200
100
100
150
100
Jumlah Rekomendasi
Kebijakan litbang
Hortikultura
3 rekomendasi 6 200
Jumlah Kerjasama
Penelitian
23 kerjasama 26 113,04
Jumlah Koordinasi dan
Pengawalan Program
Dukungan dan
Pengembangan
Kawasan Hortikultura
27 lokasi 26 96,30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 83
Gambar 22. Grafik Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikultura TA
2013 Per UK/UPT
Rata-rata realisasi anggaran per UK/UPT maupun per jenis belanja
lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas 90%,
kecuali Puslitbang Hortikultura realisasi sampai 31 Desember 2014 sebesar
83,90% hal ini disebabkan putusnya kontrak pembangunan gedung Puslitbang
Hortikultura dan akan dilanjutkan pada tahun 2014.
Akuntabilitas keuangan tidak terlepas dari berhasilnya pencapaian
sasaran yang dicapai oleh Puslitbang Hortikultura dengan penjabaran pencapaian
kegiatan utama dan output yang dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Puslitbang
Hortikultura pada Tabel 7.
Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2012 dengan Realisasi
Anggaran tahun tahun 2013
Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2012
Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp.74.505.355.000,-. Alokasi anggaran
per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja
pegawai Rp.35.851.173.000,-, belanja barang Rp. 33.895.185.000,-, dan belanja
modal Rp. 4.758.997.000,-. Sedangkan alokasi anggaran per UK/UPT lingkup
Puslitbang Hortikultura tahun 2012 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang
Hortikultura Jakarta Rp 13.220.536.000,-, Balitsa Lembang Rp. 20.007.773.000,-,
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Puslitbang HortiBalitsa Balitbu Balithi BalitjestroLingkup Puslit
83.9094.04
98.68 98.76 96.2293.41
P
e
r
s
e
n
UPT/UK
PERSENTASE PELAKSANAAN DIPAS/D DESEMBER 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 84
Balitbu Tropika Solok Rp 16.356.961.000,-, Balithi Segunung Rp
14.728.553.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 10.191.552.000,-.
Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 secara
keseluruhan mencapai 95,71% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi
keuangan dari masing-masing jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura
adalah sebagai berikut : belanja pegawai 96,36%, belanja barang 94,94%, dan
belanja modal 96,28%. Sedangkan realisasi keuangan dari masing-masing
UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker
Puslitbang Hortikultura Jakarta 93,02%, Balitsa Lembang 95,78%, Balitbu
Tropika Solok 96,81%, Balithi Segunung 96,05%, dan Balitjestro Tlekung
94,40%.
Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2013
Lingkup Puslitbang Hortikultura semula sebesar Rp.101.946.516.000,-.
Kemudian pada tanggal 26 September 2013 mengalami revisi penghematan
10% yang mengakibatkan Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami
penurunan sehingga menjadi Rp. 97.548.342.000,-, Pagu Lingkup Puslitbang
Hortikultura pada tanggal 23 Desember 2013 kembali mengalami revisi DIPA
karena adanya tambahan dana dari hibah dan revisi pagu minus pada belanja
pegawai sehingga mengalami kenaikan sebesar Rp 4.711.263.000,- (4,82%)
dan mengakibatkan pagu DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura menjadi Rp.
102.259.605.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura
tahun 2012 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta
Rp.25.297.878.000,-, menjadi Rp 26.930.841.000,- Balitsa Lembang Rp.
21.702.479.000,- menjadi Rp. 23.280.056.000,- Balitbu Tropika Solok Rp.
19.224.861.000,-,menjadi Rp. 20.114.437.000,- Balithi Segunung Rp.
17.769.213.000,- menjadi Rp. 18.154.772.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp.
13.553.911.000,- menjadi Rp.13.779.499.000,-
Dibandingkan anggaran tahun 2012 DIPA Puslitbang Hortikultura pada
tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 37,25%. Realisasi keuangan sampai
dengan 31 Desember 2013 secara keseluruhan mencapai 93,41% dari Pagu
Anggaran. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing-masing UK/UPT
lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: Satker Puslitbang
Hortikultura Jakarta 83,90%, Balitsa Lembang 94,04%, Balitbu Tropika Solok
98,86, Balithi Segunung 98,76%, dan Balitjestro Tlekung 96,22%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 85
Gambar 23. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura
TA.2012 dan 2013 Per jenis Belanja
Gambar 24. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura
TA.2012 dan 2013 Per UK/UPT
80
85
90
95
100
B.Pegawai B.Barang B.Modal
96.3694.94
96.2897.60
92.26
87.79
Jenis Belanja
Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 dan 2013 Per UK/UPT
2012
2013
7580859095
100 93.0295.73
98.2395.80 94.30
83.90
94.04 98.6898.76
96.22
UK/UPT
Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 dan 2013 Per
UK/UPT
2012
2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 86
Tabel 7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang
Hortikultura tahun 2012 dan 2013 menurut jenis belanja
No Jenis Pengeluaran
Tahun 2012 Tahun 2013
Pagu Anggaran
(Rp.)
Realisasi
Anggaran
(Rp.)
(%) Pagu Anggaran
(Rp.)
Realisasi
Anggaran
(Rp.)
(%)
1 Belanja Pegawai 35.902.852.000 34.597.563.649 96,36 39.785.027.000 38.830.969.291 97,60
2 Belanja Barang
33.895.185.000
32.179.331.663 94,94 41.314.276.000 38.114.594.338 92,26
3 Belanja Modal 4.707.318.000 4.532.365.525 96,28 21.160.302.000 18.576.623.719 87,79
Jumlah Seluruhnya 74.505.355.000 71.323.765.637 95,71 102.259.605.000 95.522.187.348 93,41
Tabel 8. Perbandingan Pagu dan realisasi anggaran masing masing UPT
lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 2012 dan
2013
No Uraian
Tahun 2012 Tahun 2013
Pagu Anggaran Realisasi Keuangan Sisa Anggaran Pagu Anggaran Realisasi Keuangan Sisa
Anggaran
(Rp.) ( Rp. ) % ( Rp ) (Rp.) ( Rp. ) % ( Rp )
1 Puslitbang Hortikultura 13.220.536.000 12.297.851.157 93.02 922.684.843 26.930.841.000 22.594.019.514 83,90 4.336.821.486
2 Balai PenelitianTanaman
Sayuran
20.007.773.000 19.163.510.683 95,78 844.262.317
23.280.056.000 21.892.535.905 94,04 1.387.520.095
3 Balai PenelitianTanaman
Buah Tropika
16.356.961.000 16.080.849.873 98,31 276.111.127
20.114.437.000 19.848.128.102 98,68 266.308.898
4 Balai PenelitianTanaman
Hias
14.728.533.000 14.146.560.000 96,05 581.973.000
18.154.772.000 17.929.522.402 98,76 225.249.598
5 Balai PenelitianTanaman
Jeruk dan Buah Subtropika
10.191.552.000 9.620.489.124 94.40
571.062.876 13.779.499.000 13.257.981.425 96,22
521.517.575
Jumlah Seluruhnya 74.505.355.000 71.309.260.837 95,71 3.196.094.1630 102.259.605.000 95.522.187.348 93,41 6.737.417.652
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 87
3.4.2. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Sesuai mandat, Puslitbang Hortikuktura selain mendapatkan dana dari
APBN, juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis penerimaan
umum dan fungsional.
Sumber penerimaan umum tahun 2013 yang menonjol terdiri dari : sewa
rumah dinas, penjualan aset yang dihapuskan, penerimaan kembali belanja
pusat tahunan yang lalu, pelunasan ganti rugi khususnya dari pengembalian
tunjangan fungsional penelitian, penerimaan denda penyelesaian pekerjaan dan
penerimaan pendapatan anggaran lain-lain.
Sumber penerimaan fungsional tahun 2013 mengalami peningkatan
disebababkan karena meningkatnya penjualan hasil pertanian dan perkebunan,
meningkatnya pendapatan jasa , jasa pelatihan/informasi/laboratorium.
Penerimaan umum adalah penerimaan yang bukan berasal dari
pelaksanaan tugas pokok instansi, sedangkan penerimaan fungsional merupakan
penerimaan yang berasal dari pelaksanaan tugas pokok instansi. Saat ini pagu
anggaran sumber dana dari PNBP dapat digunakan apabila satuan kerja telah
menerima PNBP dan tealh disetorkan ke kas negara, PNBP ini dapat digunakan
kembali dengan besaran sesuai dengan persetujuan penggunaan dari Menteri
Keuangan sebesar 94,02%.
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang
Hortikultura TA 2013 sebesar Rp.500.845.000,-, dengan rincian untuk masing-
masing UK/UPT tahun 2012 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura
Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 151.000.000,-, Balitbu Tropika Solok Rp
153.485.000,-, Balithi Segunung Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp
103.895.000,-
Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp.
1.393.396.440,- (278,21%) dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT
sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp. 13.133.000,-, Balitsa
Lembang Rp. 528.584.305,-, Balitbu Tropika Solok Rp. 420.849.798,-, Balithi
Segunung Rp. 281.346.837 dan Balitjestro Tlekung Rp. 149.482.500,-.
Jika dikelompokkan menurut jenis penerimaan, tercatat realisasi Rp.
1.393.396.440,- (278,21% dari target Rp. 500.845.000,-) terdiri dari penerimaan
umum sebesar Rp 350.817.980 (423,46) dari target Rp. 82.845.000,- dan
penerimaan fungsional sebesar Rp. 1.042.578.460 ,- (249,42% dari target Rp.
418.000.000,-).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 88
Lebih jelasnya, realisasi PNBP TA 2013 dari penerimaan umum dan
fungsional dapat dilihat pada tabel 9 berikut :
Tabel 9. Rekapitulasi PNBP Tahun 2013 Lingkup Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultura
Jenis Pengeluaran
Tahun 2013
No Pagu Realisasi %
Target Rp. Rp
1 Puslitbang Hortikultura
- Penerimaan umum - 38.701.798 -
- Penerimaan Fungsional - 0 -
Jumlah : 1 - 38.701.798 -
2 Balai PenelitianTanaman Sayuran
- Penerimaan umum 23.000.000 203.872.245 886,40
- Penerimaan Fungsional 128.000.000 324.712.060 253,68
Jumlah : 2 151.000.000 528.584.305 350,05
3 Balai PenelitianTanaman
Buah Tropika
- Penerimaan umum 58.345.000 61.797.798 105,92
- Penerimaan Fungsional 95.140.000 359.052.000 377,39
Jumlah : 3 153.485.000 420.849.798 274,20
4 Balai PenelitianTanaman Hias
- Penerimaan umum 1.500.000 72.014.937 4801.00
- Penerimaan Fungsional 90.965.000 209.331.900 230.12
Jumlah : 4 92.465.000 281.346.837 304,27
5 Balai PenelitianTanaman
Jeruk dan Buah Subtropika
- Penerimaan umum - - -
- Penerimaan Fungsional 103.535.000 149.482.500 143,88
Jumlah : 5 103.895.000 149.482.500 143.88
Jumlah Penerimaan Umum ( 1 s/d 5 ) 82.845.000 376.386.778 454,33
Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 5 ) 418.000.000 1.042.578.460
249,42
Jumlah Seluruhnya 500.485.000 1.418.965.238 283,52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 89
Gambar 25. Grafik Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum TA
2013
Tabel di atas memperlihatkan bahwa tahun 2013 penerimaan sektor fungsional
lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh :
1. Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran
penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi UK/UPT lingkup Puslitbang
Hortikultura;
2. Naiknya batasan tertinggi ijin penggunaan kembali PNBP fungsional
menjadi 94,02%.
Perbandingan Penerimaan PNBP 2012 dengan Penerimaan PNBP tahun
2013
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang
Hortikultura TA 2012 sebesar Rp. 500.845.000,- dengan rincian untuk masing-
masing UK/UPT tahun 2012 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura
Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 151.000.000,-, Balitbu Tropika Solok Rp
153.485.000,-, Balithi Segunung Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp
103.893.000,-.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Lingkup Puslitbang
Hortikultura TA tahun 2012 sebesar 1.163.160.893,- (232,243%) dari target Rp
500.845.000,-, dan TA 2013 sebesar Rp. 1.418.965.238,- (283,52%) dari target
Rp. 500.845.000,-.
0
500,000,000
1,000,000,000
1,500,000,000
PenerimaanUmum
PenerimaanFungsional
Total
82,845,000
418,000,000 500,845,000 350,817,980
1,042,578,460
1,393,396,440
Jenis Penerimaan
Realisasi PNBP s/d 31 Desember 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura
Target
Realisasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 90
Capaian kinerja realisasi penerimaan umum setiap tahun rata-rata
mengalami peningkatan baik dari sisi nominal maupun persentase, tahun 2012
sebesar Rp.191.607.193,- (187,20%) dari target Rp. 102.355.000,- dan pada
tahun 2013 sebesar Rp.376.386.778,- (454,33%) dari target Rp. 82.845.000,-
Capaian kinerja realisasi penerimaan umum dari setiap tahun dari sisi
nominal maupun prosentase semakin meningkat, tahun 2012 sebesar
Rp.191.607.193 - (187,20%) dari target sebesar Rp.102.355.000,- dan tahun
2013 sebesar Rp. 376.386.778,- (454.33%) dari target sebesar Rp. 82.845.000,-
Realisasi penerimaan fungsional PNBP tahun 2012 lingkup Puslitbang
Hortikultura sebesar Rp. 971.553.700- (243,81%) dari target sebesar
Rp.398.490.000,- dan pada tahun 2013 terealisasi sebesar Rp. 1.042.578.460,-
(249,42%) dari target sebesar Rp. 418.000.000,-
Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak lingkup ( PNBP) Puslitbang
Hortikultura pada TA 2012 dan 2013 tercantum dalam gambar 28. dibawah ini.
Gambar 26. Grafik Perbandingan Realisasi PNBP TA.2012 dan 2013
0
500,000
1,000,000
1,500,000
PenerimaanUmum
PenerimaanFungsional
Total
191,607
971,554
1,163,161
350,818
1,042,578
1,393,396
Jenis Penerimaan
Perbandingan Realisasi PNBP Tahun 2012 - 2013 (Rp.000)
2012
2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 91
Tabel 10. Rekapitulasi PNBP Tahun 2012– 2013 Lingkup Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
No
Jenis Pengeluaran
Tahun 2012 Tahun 2013
Pagu Realisasi Persen Pagu Realisasi Persen
Target
Rp. Rp
Target Rp. Rp
1 Puslitbang Hortikultura
- Penerimaan umum - 27.262.800 - 13.133.000 0,00
- Penerimaan Fungsional - - - -
Jumlah : 1 - 27.262.800 - 13.133.000 0,00
2 Balai PenelitianTanaman Sayuran
- Penerimaan umum 12.000.000 41.884.577 349.04 23.000.000 203.872.245 886,40
- Penerimaan Fungsional 139.000.000 363.897.800 261.80 128.000.000 324.712.060 253,68
Jumlah : 2 151.000.000 405.782.377 268.80 151.000.000 528.584.305 350.06
3 Balai PenelitianTanaman
Buah Tropika
- Penerimaan umum 58.345.000 53.051.662 90,93 58.345.000 61.797.798 105,92
- Penerimaan Fungsional 95.140.000 245.646.500 258,19 95.140.000 359.052.000 377,39
Jumlah : 3 153.485.000 298.698.162 194,61 153.485.000 420.849.798 274,20
4
Balai PenelitianTanaman
Hias
- Penerimaan umum 31.650.000 50.713.154 160,23 1.500.000 72.014.937 4801,00
- Penerimaan Fungsional 60.815.000 74.555.000 122,59 90.965.000 209.331.900 230,12
Jumlah : 4 92.465.000 125.268.154 135,48 92.465.000 281.346.837 304,27
5 Balai PenelitianTanaman
Jeruk dan Buah Subtropika
- Penerimaan umum 360.000 18.695.000 5,193 0 0 0
- Penerimaan Fungsional 103.535.000 287.454.400 277,64 103.895.000 149.482.500 143,88
Jumlah : 5 103.895.000 306.149.400 294,67 103.895.000 149.482.500 143,88
Jumlah Penerimaan Umum
(1 s/d 5) 102.355.000 191.607.193
187,20 82.845.000 376.386.778
454,33
Jumlah Penerimaan fungsional 1 s/d 5) 398.490.000 971.553.700
243,81 418.000.000 1.042.578.460
249,42
Jumlah Seluruhnya 500.845.000 1.163.160.893
232,24 500.845.000 1.418.965.238
283,52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 92
BAB IV
PENUTUP
Capaian sasaran Puslitbang Hortikultura tahun 2013 diukur dengan 8
(delapan) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan
dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dengan rata-rata capaian
realisasi 121,70%, dengan kriteria capaian dari kurang berhasil (10%) sampai
pada capaian sangat berhasil (360,68%). Keberhasilan pencapaian sasaran
secara umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti,
litkayasa dan tenaga adminstrasi yang memadai.
SUCCESS STORIES
Dinamisasi perubahan lingkungan strategis yang relatif cepat di sektor
pertanian, terutama produk hotikultura, merupakan hal penting yang harus
direspon oleh Puslitbang Hortikultura, terutama dalam menentukan prioritas
kegiatan penelitian dan pengembangan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan
daya saing komoditas hortikultura dan untuk membantu pelaku agribisnis sektor
hortikultura dalam menghadapi pasar global.
Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 telah melaksanakan kegiatan
penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing komoditas
hortikultura melalui 24 RPTP dan 11 RDHP. Beberapa hasil kegiatan Puslitbang
Hortikultura yang merupakan success story antara lain adalah :
1) Dihasilkannya 27 VUB yang diminati konsumen dari target 31 VUB, terdiri
dari: 1) TSS 1-S4/Brebes 1, 2) TSS-KL 80 S3/Brebes 2, 3) Anggrek Phal.
Standar varietas Ayu Larasati, 4) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu
Pratiwi, 5) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Respati, 6) Anggrek Phal.
Multiflora varietas Atminda, 7) Anggrek Phal. Multiflora varietas
Abbrittyas, 8) Anggrek Dendrobium varietas Syifa, 9) Krisan pot
varietas Aiko, 10) Krisan pot varietas Avanthe, 11) Krisan tipe spray
varietas Solinda Pelangi, 12) Krisan tipe spray varietas Arosuka Pelangi,
13) Krisan tipe spray varietas Sabiya, 14) Krisan tipe spray varietas
Awanis, 15) Krisan tipe spray varietas Erika, 16) Krisan Mutan varietas
Jayani, 17) Krisan Mutan varietas Pinka Pinky, 18) Krisan Mutan varietas
Dwimahyani, 19) Krisan Mutan varietas Hartuti, 20) Krisan Mutan
varietas Suciyono, 21) Krisan Mutan varietas Pinkana, 22) Krisan Mutan
varietas Marina, 23) Anyelir varietas Laras, 24) Anyelir varietas Aruna,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 93
25) Anyelir varietas Belani, 26) Anyelir varietas Bintari, 27) Anyelir
varietas Laksmi
2) Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan 1.963 aksesi sumber genetik
(SDG) hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi yang berasal
dari : 200 aksesi SDG sayuran, 1.410 aksesi SDG tanaman buah tropika,
211 aksesi SDG tanaman hias, dan 142 aksesi SDg tanaman jeruk dan
buah subtropika.
3) Dihasilkannya benih sumber hortikultura: 121.235 G0 kentang;
26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial;
12.300 batang benih sumber buah tropika, 14.085 planlet anggrek dan
tanaman hias lain, 492.253 stek krisan 7.233 benih sumber jeruk BF dan
BPMT dan 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas hasil
perbanyakan SE.
4) Dihasilkannya 26 teknologi budidaya produksi hortikultura ramah
lingkungan dimana jumlah teknologi tersebut telah sesuai dengan yang
ditargetkan, yaitu 1) Biopestisida Untuk Mengendalikan OPT Tanah Pada
Komoditas Kentang, 2) Teknologi Pengendalian Penyakit Virus Kuning
Pada Cabai Merah,3) Teknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan
TSS (True Shallot Seed) di dataran tinggi, 4) Teknik Produksi Benih TSS
Yang Efisien Dari Segi Kualitas dan Kuantitas Di Dataran Tinggi. 5)
Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS Di Dataran Rendah, 6)
Teknologi Untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Produksi Mangga
Sebesar ≥ 15%, 7) Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk
Batang Buah Naga Dengan Fungisida, 8) Teknologi Perbanyakan Durian
dan Manggis Secara Massal Melalui Teknik Embriogenesis Somatik, 9)
Teknologi Budidaya Pisang Dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza
Arbuskula dan Pemupukan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan
Kesehatan Tanaman, 10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem Untuk
Perbanyakan Masalah Pada Anggrek Phalaenopsis, 11) Teknologi
perbanyakan anggrek Vanda secara in vitro, 12) Teknologi Budidaya
Krisan Hemat Sumber Daya, 13) Teknologi Budi Daya Leather Leaf, 14)
Teknologi responvarietas krisan terhadap pemberian pupuk P, 15)
Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera, 16) Teknologi pengendalian
bakteri busuk lunak pada anggrek Phalaenopsis, 17) Teknologi
pengendalian CyMV pada anggrek Dendrobium, 18) Teknologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 94
Pengendalian Penyakit Karat Putih Dengan Cendawan Antagonis Pada
Tanaman Krisan, 19) Teknologi pengendalian hama pengorok daun
dengan insektisida nabati pada tanaman krisan, 20) Teknologi
Pengendalian Penyakit Karat Putih Dengan Inducer Untuk Ketahanan
Tanaman Krisan, 21) Teknologi Meningkatkan Rasa Manis Buah Jeruk
Keprok, 22) Teknologi Menguningkan Kulit Buah Jeruk Keprok, 23)
Teknologi Memuluskan Kulit Buah Jeruk Keprok Dari Serangan
Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT) Penyebab Burik Kusam, 24)
Teknologi Pemacuan Pembungaan dan Pembuahan Lengkeng, 25)
Teknologi Produksi Benih Stroberi Melalui Kultur Meristem, 26) Teknologi
Protein Rekombinan Untuk Memproduksi Protein Bakteri Penyebab
Penyakit Huanglongbing (HLB=CVPD), Sebagai Materi Imunogen Dalam
Pembuatan Antiserum Poliklonal.
5) Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura dengan realisasi
capaian rata-rata melebihi target, yaitu 126,70% melalui
terselenggaranya seminar, pameran, ekspose, gelar teknologi, open
house/wisata petik jeruk, tercetaknya jurnal, leaflet/booklet, Majalah
Iptek Hortikultura serta Buku Profil Buah Nusantara, up load materi web,
dan terlaksananya transfer paket teknologi ke BPTP.
6) Tersedianya 6 rekomendasi kebijakan litbang hortikultura dari 3
rekomendasi yang telah ditargetkan.
7) Terwujudnya 26 kerja sama bidang hortikultura dari 23 kerja sama yang
ditargetkan, yaitu 6 kerja sama dilaksanakan oleh Puslitbang
Hortikultura; 5 kerja sama dilakukan oleh Balitsa; 7 kerja sama
dilaksanakan oleh Balitbu Tropika; 7 kerja sama dilakukan oleh Balithi;
dan 1 kerjasama oleh Balitjestro.
8) Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu dengan
terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan
pengembangan kawasan hortikultura di 26 lokasi dari target di 27 lokasi.
9) Selain keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan,
Puslitbang Hortikultura juga telah menerima beberapa penghargaan atas
prestasi yang diraih sebagai berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 95
Balitsa :
1) The Best Service Excellent of The Year dari Kementerian Koperasi
dan UKM RI Kerjasama dengan TRE UNO (lamp
2) UPBS-Balitsa memperoleh sertifikat SMM SNI ISO/IEC 9001:2008
dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (LSSM-BPTPH) Nomor 19.
3) Lima Laboratorium Penguji Balitsa terakreditasi berdasarkan standar
mutu SNI ISO/IEC 17025 : 2008 dengan terbitnya sertifikat
akreditasi dengan nomor LP-798-IDN dari Komite Akreditasi Nasional
(Lampiran 19)
4) Balitsa Peringkat ke-19 pemeringkatan pengelolaan informasi inovasi
teknologi pertanian melalui situs web lingkup Badan Litbang
Pertanian Tahun 2013.
5) Balitsa Pemenang Lomba Tertib Arsip Lingkup Sekretariat Jenderal
UPT Daerah dan Unit Kerja Pusat Lingkup Kementerian Pertanian
dengan surat keputusan Menteri Pertanian
5970/kpst/OT.140/11/2012.
Balitbu Tropika
1) Dapat mempertahankan sertifikat ISO 9001-2008
2) Penambahan ruang lingkup ISO 9001-2008 pada Unit Pengelolaan
Benih Sumber (UPBS) pada tanggal 26 Agustus 2013
3) SPI dengan predikat sangat handal
4) SDM berprestasi sebagai juara 1 kategori
peneliti/penyuluh/perekayasa lomba inovasi teknologi pertanian
2013 pada kegiatan international conference on bioversity, climate
change and food security
5) Juara 1 pada kegiatan diklat jabatan fungsional lanjutan LIPI
(gelombang XI)
Balithi
1) VUB tanaman hias yang telah didaftar dapat segera dimanfaatkan
pengguna untuk mendukung pengembangan industri florikultura
nasional. Koleksi plasma nutfah dapat digunakan oleh peneliti
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 96
pemulia sebagai tetua persilangan, dan publikasi hasil-hasil
penelitian dapat diadopsi oleh seluruh stakeholder. Inovasi teknologi
budidaya juga tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung
peningkatan daya saing produk florikultura nasional. Benih sumber
VUB dapat dipesan ke UPBS dan dikembangkan menjadi benih sebar
seluruh sentra produksi di dalam negeri.
Balitjestro
1) Produksi dan pendistribusian benih sumber bebas penyakit kepada
stakeholder dan bertambahnya kelembagaan perbenihan menjadi 23
provinsi yang pada tada tahun 2012 sebanyak 19 provinsi
2) Kerjasama yang terjalin pada tahun 2013, kepercayaan BUMN PTPN
XII, VIII dan IX, pemerintah daerah dan swasta, cukup besar dalam
mengembangkan jeruk dengan menggunakan benih jeruk bebas
penyakit.
3) Pengawalan teknologi di PTPN dipercayakan pada peneliti dan teknisi
Balitjestro
4) Menjadi salah satu kandidat dari 3 Instansi dibawah Kementerian
Pertanian untuk mendapat penghargaan Citra Layanan Primayang
telah diuji lapang oleh tim penilai dari Kementerian PAN
5) Mendapat sertifikat Wilayah Bebas dari Korupsi dari Kementerian
Pertanian tahun 2013.
6) Sertifikat Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2013 untuk Balitsa, Balitbu, Balithi
dan Balitjestro
Bila dibandingkan dengan hasil kinerja penelitian dan pengembangan
hortikultura pada tahun 2012, terdapat beberapa kemajuan, hal ini dikarenakan
adanya peningkatan dalam jumlah anggaran, perbaikan fasilitas baik untuk
laboratorium maupun kebun percobaan.
Beberapa hasil kinerja penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura
pada tahun 2012, sebagai berikut :
1) Dihasilkannya 27 VUB yang diminati konsumen yang terdiri dari 3 (tiga) VUB
Kentang (Varietas Amabile, Varietas Maglia, Varietas dan Medians); 2 (dua)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 97
VUB sayuran lainnya, yaitu Mentimun Hibrida Litsa Hijau dan Jamur Kuping
Nawangsari; 22 VUB tanaman hias terdiri dari : 2 VUB anggrek Phalaenopsis
tipe standar,2 VUB Phalaenopsis tipe multiflora, 2 VUB anggrek
Phalaenopsis tahan penyakit busuk daun, 1 VUB anggrek Dendrobium
mutan, 6 varietas Krisan tipe standar, 2 varietas Krisan pot, 7 varietas
Krisan mutan, dan 2 varietas Gladiol.
2) Pada pengelolaan plasma nutfah sampai tahun 2012 SDG Puslitbang
Hortikultura telah terkonservasi dan terkarakterisasi sebanyak 1.750
tanaman hortikultura yang berasal dari: terkarakterisasi 170 aksesi SDG
sayuran, plasma nutfah tanaman buah tropika telah terkonservasi dan
terkarakterisasi sebanyak 1.276 aksesi, plasma nutfah tanaman hias yang
terkarakterisasi dan terkonservasi 187 aksesi, dan tanaman jeruk dan buah
subtropika telah mencapai 117 aksesi SDG yang terkonservasi dan
terkarakterisasi.
3) Benih sumber yang dihasilkan pada tahun 2012 terdiri dari : 53.895 G0
kentang; 32.571 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial;
35.800 batang benih sumber buah tropika yang terdiri dari 1.400 batang
benih sumber dari 9 varietas unggul durian, 1.000 batang benih sumber dari
2 varietas unggul manggis, 400 batang benih sumber dari 3 varietas alpukat,
11.000 batang benih sumber dari 2 varietas mangga, 1.000 batang benih
sumber dari 1 varietas sirsak ratu, 21. 000 batang bibit pisang hasil
perbanyakan secara kultur jaringan yang bebas penyakit dan berlabel;
37.470 planlet anggrek dan tanaman hias lain; 505.048 stek krisan; 6.851
benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian: kelas benih Blok
Fondasi (BF) sebanyak 318 pohon dan kelas benih Blok Penggandaan Mata
Tempel (BPMT) sebanyak 6.533 pohon; dan 335.000 planlet benih batang
bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE.
4) Dihasilkannya teknologi Sistem dan Usaha Agribisnis Tanaman Hortikultura
Ramah Lingkungan dari target 14 teknologi tercapai 14 Teknologi yaitu: 1)
Teknologi Pengendalian OPT Pada Budidaya Kentang Toleran Suhu Panas; 2)
Teknik Penyimpanan untuk Mencegah Peningkatan Kadar Gula; 3) Teknologi
Produksi Cabai Merah dengan Menggunakan Netting House; 4) Teknologi
Meningkatkan Ukuran/Berat Mangga Gedong Gincu Melalui Pengairan dan
Pemupukan; 5) Teknologi Memperpanjang Masa Simpan Mangga Gedong
Gincu dan Arumanis Menggunakan Suhu Rendah di Tempat Penyimpanan; 6)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 98
Teknologi Pengendalian Stem End Rot yang Menyerang Mangga di Tempat
Penyimpanan; 7) Tersedianya Komponen Teknologi Budidaya Pisang dengan
Memanfaatkan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman; 8) Tersedianya
Komponen Teknologi Budidaya Pisang Dengan Pemberian Kapur Untuk
Meningkatkan Produktivitas > 20 t/ha di Lokasi Pengembangan Kawasan
Pisang; 9) Teknologi Produksi Tanaman Hias; 10) Teknologi Perbenihan
Tanaman Hias; 11) Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) pada Tanaman Hias; 12) Perbaikan Teknologi
Mikropropagasi Stroberi untuk Penyediaan Bibit Bebas Penyakit; 13)
Perbaikan Teknologi Mikropropagasi Stroberi untuk Penyediaan Bibit Bebas
Penyakit; dan 14) Teknologi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Ekstrim
Terhadap Resiko Kegagalan Panen pada Tanaman Jeruk Melalui Manipulasi
Sistem Budidaya.
5) Diseminasi Inovasi Hortikultura pada tahun 2012 secara umum telah
mencapai realisasi lebih dari target, yaitu 113,56%. Hal ini didukung dari
pelaksanaan kegiatan seminar, pameran, open house, gelar teknologi,
fasilitasi pengajuan usulan paten, pengajuan pelepasan varietas,
tercetaknya: 4 nomor Jurnal hortikultura, leaflet/booklet, artikel publikasi
ilmiah, dan 1 nomor majalah iptek hortikultur.
6) Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu dihasilkannya 1 (satu) rekomendasi
kebijakan litbang hortikultura
7) Terwujudnya 26 kerjasama bidang hortikultura, yaitu meningkatnya jaringan
kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional
8) Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu terselenggaranya
koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan
hortikultura pada 29 lokasi.
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Sampai dengan bulan Desember 2013, secara keseluruhan semua
kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. Namun ada beberapa masalah
yang dihadapi mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak mencapai target.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 99
Permasalahan :
Proses penyediaan bahan terlambat yang mengakibatkan pelaksanaan
kegiatan tidak sesuai target
Rendahnya realisasi anggaran belanja barang.
Pola musim yang mengalami perubahan sehingga endemik penyakit bakteri
yang tidak dapat diatasi dan keterbatasan dalam memprediksi musim
Lambatnya pelaksanaan kegiatan penelitian, sehingga baru dimulai pada
bulan Mei 2013
Kurangnya peralatan laboratorium seperti alat-alat pendukung dan bahan
kegiatan penelitian serta masih terdapatnya alat-alat laboratorium
pengadaan sebelum tahun 1990 sehingga kurang layak pakai.
Penetapan target Renstra yang cukup tinggi
Rendahnya realisasi anggaran disebabkan oleh (1) Pagu dana belanja
pegawai yang diberikan terlalu tinggi (2) Kurang tersedianya waktu
penyelesaian SP2HL untuk hibah luar negeri karena tidak sinkronnya waktu
penganggaran antar negara
Regenerasi pegawai adminitrasi pengelola DIPA tidak sesuai harapan
sehingga menghambat proses penyerapan anggaran. Terjadi kesenjangan
kemampuan antara PNS senior dengan PNS junior.
Kekuatan internal
SDM, sarana, dan prasarana yang memadai
Kebijakan internal yang mendukung
Pemecahan Masalah
Memperkuat sumber daya anggaran dan sarana prasarana untuk produksi
benih bawang merah pada tahun 2014 sehingga target Renstra dapat
tercapai dan untuk mempercepat proses penyerapan anggaran perlu
dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas PNS pengelola DIPA melalui
pelatihan dan membangun budaya kerja tim bukan budaya kerja individu,
serta melakukan rotasi antar bagian secara berkala.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM dalam bidang penelitian
maupun litkayasa dan tenaga administrasi melalui training jangka pendek
maupun jangka panjang, melaksanakan penelitian secara tepat waktu, biaya
dan tenaga serta percepatan dalam pencairan dana.Melakukan koordinasi
internal antara peneliti dan pengelola anggaran agar terjadi sinkronisasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 100
antara pengelola anggaran sebagai unit pelayanan dan peneliti sehingga
masing-masing dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar
Menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan pada perkiraan yang
realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Indikator kinerja dimaksud hendaknya (a) spesifik dan jelas, (b) dapat diukur
secara obyektif, (c) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,
dan (d) tidak bias
Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pengadaan alat laboratorium
Meningkatkan pemahaman terhadap Akuntabilitas Kinerja Institusi
Pemerintah bagi setiap pelaksana kegiatan penelitian dan unsur manajemen.
Mengusulkan fasilitas pendukung produksi SE (bahan, screenhouse dan
bioreaktor) guna meningkatkan capaian produk benih SE
Meningkatkan monitoring dan evaluasi pada semua kegiatan baik
pelaksanaan penelitian maupun kegiatan pendukung lainnya, sehingga
diperoleh informasi tentang keberhasilan dan atau kekurangan-kekurangan
kegiatan tersebut.
Melakukan pertemuan periodik antara penjab penelitian dengan anggota
timnya, untuk membahas kendala yang dihadapi tiap periode waktu.
Melakukan rapat periodik tiap bulan untuk membahas capaian kinerja dan
membahas kendala yang terjadi.
IMPLIKASI DAN TINDAK LANJUT
Berdasarkan capaian indikator kinerja yang dihasilkan pada tahun 2013,
terlihat bahwa capaian keberhasilan benih sumber khusunya benih jeruk batang
atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE hanya mencapai 10% (kurang
berhasil), sehingga pada tahun 2014, Puslitbang Hortikultura akan melakukan
review Renstra 2010-2014 dengan meninjau ulang target jumlah benih sumber
batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE 2014.
Selain itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura perlu
menempuh langkah-langkah terobosan melalui reorganisasi dan restrukturisasi
program, optimasi pemanfaatan, dan peningkatan sumber daya penelitian yang
dimiliki.
Laporan akuntabilitas kenerja instansi pemerintah tahun 2013 ini
merupakan salah satu bukti partisipasi aktif dari Puslitbang Hortikultura dalam
Pembangunan Pertanian Nasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 101
institusi. Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura
direncanakan dan dilaksanakan serta dievaluasi sesuai dengan Rencana Strategis
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2010 - 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 102
L A M P I R A N
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 103
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 104
Lampiran 2. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultura TA 2013
Jenis Pengeluaran
Pagu
Anggaran
Keuangan Fisik Sisa Anggaran
Target Realisasi Target
Realisasi
(Rp)
(%)
(Rp)
(%)
(Rp)
(%)
Fisik
(%)
Fisik
(%)
Puslitbanghorti Belanja Pegawai Belanja Barang
Belanja Modal
4.002.597.000 11.791.886.000
11.136.358.000
4.002.597.000 11.791.886.000
11.136.358.000
100,00 100,00
100,00
3.395.731.285 10.369.730.632
8.828.557.597
84,84 87,94
79,28
100,00 100,00
100,00
100,00 100,00
96,66
606.865.715 1.422.155.368
2.307.800.403
15,16 12,06
20,72
Jumlah : 1 26.930.841.000 26.930841.000 100,00 22.594.019.514 83,90 100,00 95,55 4.336.821.486 16,10
Balitsa
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
12.139.148.000 10.092.702.000 1.048.206.000
12.139.148.000 10.092.702.000 1.048.206.000
100,00 100,00 100,00
11.811.657.475 9.044.342.430 1.036.536.000
97,30 89,61 98,89
100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00
327.490.525 1.048.359.570
11.670.000
2,70 10,39 1,11
Jumlah : 2 23.280.056.000 23.280.056.000 100,00 21.892.535.905 94,04 100,00 100,00 1.387.520.095 5,96
Balitbu Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
9.200.610.000 7.993.087.000 2.920.740.000
9.200.610.000 7.993.087.000 2.920.740.000
100,00 100,00 100,00
9.186.259.082 7.804.697.020 2.857.172.000
99,84 97,64 87,62
100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00
14.350.918 188.389.980 63.568.000
0.16 2,36 2,18
Jumlah : 3 20.114.437.000 20.114.437.000 100,00 19.848.128.102 98,68 100,00 100,00 266.308.898 1,32
Balithi Belanja Pegawai
Belanja Barang Belanja Modal
8.700.239.000
6.420.533.000 3.034.000.000
8.644.772.000
6.476.000.000 3.034.000.000
100,00
100,00 100,00
8.694.188.133
6.307.558.669 2.927.775.600
99,93
98,24 96,50
100,00
100,00 100,00
100,00
100,00 100,00
6.050.867
112.974.331 106.224.400
0,07
1,76 3,50
Jumlah : 4 18.154.722.000 18.154.722.000 100,00 17.929.522.402 98,76 100,00 100,00 225.249.598 1,24
Balitjestro Belanja Pegawai Belanja Barang
Belanja Modal
5.797.900.000 4.960.601.000
3.020.998.000
5.797.900.000 4.960.601.000
3.020.998.000
100,00 100,00
100,00
5.743.133.316 4.588.265.587
2.926.582.522
99,06 92,49
96,87
100,00 100,00
100,00
100,00 100,00
100,00
54.766.684 372.335.413
94. 415.478
0,94 7,51
3,13
Jumlah : 5 13.779.499.000 13.779.499.000 100,00 13.257.981.425 96,22 100,00 100.00 521.517.575 3,78
Jumlah A (1 s/d 5) 39.785.027.000 39.785.027.000 100,00 38.830.969.291 97,60 100,00 100,00 954.057.709 2,40
Jumlah B (1 s/d 5) 41.314.276.000 41.314.276.000 100,00 38.114.594.338 92,26 100,00 100,00 3.199.681.662 7,74
Jumlah C (1 s/d 5) 21.160.302.000 21.160.302.000 100.00 18.576.623.719 87,79 100,00 97,33 2.583.678.281 12,21
Jumlah Seluruhnya 102.259.605.000 102.259.605.000 100,00 95.522.187.348 93,41 100,00 99,11 6.737.417.652 6,59
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 105
Lampiran 3. Rencana Stratejik Tahun 2010 s/d 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 106
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 107
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 108
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 109
Lampiran 4. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura
Tahun 2013
Menurut Jabatan
Jabatan Jumlah
Struktural 25
Peneliti 160
Litkayasa 69
Arsiparis 3
Pustakawan 1
Pranata Komputer 2
Analis Kepegawaian 1
Pranata Humas 1
Fungsional Umum (Staf penunjang) 351
Total Pegawai 613
Menurut Jabatan Fungsional dan Tingkat Pendidikan
Jabatan Pendidikan
Total S3 S2 S1 SM D3 SLTA
Peneliti 21 63 75 1 - - 160
Teknisi Litkayasa - - 10 3 7 49 69
Pustakawan - - 1 - - 1
Arsiparis - - - - 1 2 3
Pranata Komputer - - 2 - - - 2
Analis Kepegawaian - - 1 - - - 1
Pranata Humas - - 1 - - - 1
Jumlah 21 63 89 5 8 51 237
Menurut Usia
UK/UPT Umur (tahun)
Jumlah <30 31-40 41-50 51-60 >60
Puslitbanghorti 2 10 19 21 1 53
Balitsa Lembang 11 40 62 75 7 195
Balitbu Tropika 5 28 84 29 1 147
Balithi 4 37 43 50 2 136
Balitjestro 6 26 31 19 - 82
Jumlah 28 141 239 194 11 613
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 110
Menurut Jenjang Fungsional Peneliti
UK/UPT
Jenjang Jabatan Peneliti
Jumlah Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Puslitbang Hortikultura
4 1 1 1 7
Balitsa 12 14 9 12 47
Balitbu - 15 15 17 47 Balithi 5 12 8 13 38 Balitjestro 4 3 6 8 21
Jumlah 25 45 40 51 160
Menurut Jenjang Fungsional Litkayasa
Lingkup
Jenjang Jabatan Teknisi Litkayasa
Jumlah Penyelia
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Pemula
Balitsa 8 5 1 6 20
Balitbu 3 1 2 6 12
Balithi 9 8 8 1 26
Balitjestro 1 - 3 7 11
Jumlah 21 14 14 20 69
Pelatihan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Tahun
2009-2013
Pelatihan Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Pelatihan Jangka Panjang
15 16 13 13 26
Pelatihan Jangka Pendek
120 39 50 65
Jumlah 135 55 63 13 81
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 111
Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang
Hortikultura Tahun 2013
Kebun Percobaan
Luas Kebun (Ha)
Jenis Tanah Ketinggian
(m) dpl Tipe Iklim
Curah Hujan (mm/th)
Margahayu 40,50 Andosol 1.250 B 2.060 Subang 108,91 Latosol 115 - 148 C 2.589
Aripan 96,98 PMK 425 Rendah basah 1.200 Sumani 25,00 Alluvial 340 Rendah basah - Berastagi 25,97 Andosol 1.430 A 2.500-3.000 Segunung 10,58 Andosol 1.100 Tinggi basah -
Cipanas 7,52 Andosol 1.050 Tinggi basah - Pasarminggu 0,38 Liat 50 Rendah basah - Tlekung 12,66 Andosol 950 D 1.800 Punten 2,70 Andosol 950 Tinggi kering 1.485 Banaran 1,22 Latosol 950 Tinggi kering -
Kliran 0,60 Latosol 950 Tinggi kering - Banjarsari 4,66 Alluvial 2 Rendah kering 800-1000 Cukurgondang 13,03 Latosol 50 D 1.332 Kraton 7,68 Dark grey
grumusol
5 Rendah kering 1.470
Pandean 3,42 - 7 Rendah kering 1.158
Jumlah 361,81
Pemetaan Lahan Kebun Sesuai Peruntukannya Tahun 2013
Kebun Percobaan
Luas (ha)
Pemetaan Lahan Kebun (ha)
Lahan Perco baan
Koleksi PN
Lahan Pro- duksi
Area Sarana Kebun
Empla- semen Kantor
Lain nya
KP. Margahayu 40,50 11,14 0,28 5,46 0,14 21,58 1,90
KP. Subang 104,40 4,50 45,00 - - 1,90 57,51
KP. Aripan 96,98 15,75 25,00 - 6,40 4,00 45,83
KP. Sumani 25,00 2,00 2,50 9,50 0,50 1,50 9,00
KP. Berastagi 25,97 8,00 2,00 9,67 0,50 4,00 1,80
KP. Segunung 10,58 2,50 2,00 2,50 1,00 1,33 1,25
KP. Cipanas 7,52 2,00 0,20 2,00 1,60 1,50 0,22
KP. Psrminggu 0,38 0,07 - - 0,14 0,17 -
KP. Tlekung 12,66 2,50 5,00 3,00 0,66 1,00 0,50
KP. Punten 2,70 - 0,10 1,60 0,20 0,20 0,60
KP. Banaran 1,22 - 1,00 0,17 - 0,02 0,03
KP. Kliran 0,60 - 0,48 - - 0,02 0,10
KP. Banjarsari 4,66 0,50 1,25 2,40 0,01 0,25 0,25
KP. Ck.gondang 13,03 1,81 10,50 0,14 - 0,31 0,27
KP. Kraton 7,68 0,25 - 6,83 - 0,40 0,20
KP. Pandean 3,42 1,00 2,38 - - 0,04 -
Jumlah 361,81 52,02 97,69 43,27 11,15 38,22 119,46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 112
Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025: 2005 dan yang
Belum Terakreditasi Tahun 2013
UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS
Balai Penelitian Tanaman Sayuran
1 Central/Utama 1 2 3 4
Sebagai tempat peralatan yang digunakan semua laboratorium. Uji residu pestisida (proses persiapan). Uji/analisis laju respirasi bahan. Pengamatan sitologi
Belum Belum Belum Belum
2 Hama-Penyakit
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penelitian hama penyakit tanaman sayuran skala laboratorium. Pembuatan koleksi hama penyakit. Pembuatan dan efikasi biopestisida. Uji kesehatan benih kentang khususnya kandungan bakteri Ralstonia solanacearum, Erwinia carotovora pv. Carotovora dan cendawan Fusarium oxysporum. Uji resistensi hama terhadap insektisida. Uji kesehatan benih biji cabai terhadap cendawan Colletotrichum spp. dan bakteri Xanthomonas campetris vesicatoria serta tomat terhadap patogen cendawan Alternaria solani dan bakteri X. campetris vesicatoria. Identifikasi hama, penyakit, nematoda dan musuh alami. Efikasi pestisida. Uji strain, biovar dll
Belum Belum Belum Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Belum Belum Belum
3 Fisiologi Hasil A 1 2 3 4 B 5
Kimia : Uji kadar air. Uji kandungan abu. Uji kandungan protein. Uji kandungan karbohidrat/pati, serat, gula keasaman, lemak, vitamin C, vitamin A, antioksidan, beta karoten.
Re-akreditasi Re-akreditasi Re-akreditasi Belum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 113
UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS
C 6
Fisiko Kimia : Uji total soluble solid dan kekentalan. Fisik : Uji tekstur, diameter dan berat jenis.
Belum Belum
4 Tanah dan Tanaman
A 1 2 3 4 B 5 C 6 D 7
Analisis Tanah : Uji pH Uji unsur makro : C-organik, N, P Bray, P Olsen, K Morgan V, NTK (Ca, Mg, K, Na), KTK, tekstur. Uji unsur mikro : Fe, Mn, Cu, Zn, Al, S, NO3,Cl, B. Uji unsur tambahan : Al.dd, H.dd, PK HCl 25%, EC, tekstur 4-10 fraksi, N-NH4, N-NO3, kebutuhan kapur, pirit, P Retensi, kadar abu, silikat, logam berat : Ag, Pb, Hg. AnalisisTanaman : Uji Unsur makro dan mikro : N, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg. Analisis Pupuk Organik dan Anorganik : Uji unsur makro dan mikro : pH, C, N, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg, N-NH4, N-NO3, kadar abu dan silikat. Analisis Air : Uji unsur makro dan mikro : kadar lumpur, pH, DHL, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg, Nh4, NO3, CO3, HCO3.
Akreditasi Akreditasi Belum Belum Belum Belum Belum
5 Ekofisiologi 1 2 3
Pengujian berat kering. Pengujian luas daun *) Pengujian kandungan klorofil.
Terakreditasi Terakreditasi Belum
6 Benih A 1 2 3 B 4 5
Benih biji tomat dan cabai Uji kemurnian fisik. Uji kadar air. Uji daya kecambah Benih umbi kentang : Uji kemurnian fisik
Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 114
UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS
Uji varietas lain secara visual.
7 Virologi 1 2 3 4
Uji kesehatan benih kentang khusus kandungan virus PLRV, PVY, PVX, dan PVS. Uji titer antiserum PVY dan PLRV. Uji resisiensi tanaman terhadap virus CMV. Uji kesehatan benih biji cabai dan tomat terhadap penyakit virus terbawa benih (CMV, TMV, dan To MV).
Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi
8 Kultur Jaringan
1 2 3
Penelitian kultur jaringan. Produksi benih kentang (planlet dan umbi mini). Produksi dan penyimpanan benih inti sayuran.
Belum SMM SMM
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
1 Pemuliaan dan Kultur In-Vitro
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kultur jaringan. Somatik Embriogenesis Embryo rescue Cryopreservation. Konservasi plasma nutfah secara in-vitro. Pengamatan sitogenetik. Penggandaan dan pengamatan kromosom. Pengamatan pollen. Analisis berbasis DNA.
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
2 Kimia dan Fisiologi
1 2 3 4 5 6 7
Analisis nutrisi buah (vit C, total asam, kadar air, Ca, serat, TSS Uji organoleptik buah. Prosesing buah dan biji Karakterisasi dan dokumentasi buah. Pengolahan lepas panen. Analisis tanah. Analisis jaringan tanaman.
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
3 Proteksi Tanaman
1 2 3 4 5 6 7 8
Koleksi, isolat, identifikasi dan konservasi mikroorganisme. Mass rearing serangga. Koleksi serangga (insectarium) Penelitian pengendali hayati. Penelitian pupuk hayati. Perbanyakan agens hayati. Uji ketahanan tanaman
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 115
UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS
terhadap OPT. Uji efikasi pestisida.
4 Uji Mutu Benih
1 2 3 4
Uji kemurnian varietas tanaman buah tropika. Uji BBTV. Uji CTV. Uji CVPD.
Pendaftaran Re-akreditasi Re-akreditasi Pendaftaran
Balai Penelitian Tanaman Hias
1 Mikologi 1 Identifikasi tanaman sakit, cendawan patogen/musuh alami.
Belum
2 Entomologi 1 2 3
Identifikasi hama. Bioekologi hama. Pengendalian hama.
Belum Belum Belum
3 Biokontrol 1 2 3
Identifikasi tanaman sakit. Identifikasi cendawan patogen tanaman. Uji pengendalian hayati.
Belum Belum Belum
4 Ekofisiologi 1 2 3
Uji unsur hara N, P, K, Ca, Mg. Pengujian bahan organik. Uji pH EC.
Belum Belum Belum
5 Virologi 1 2 3
Deteksi virus krisan. Deteksi viroid krisan. Deteksi virus tanaman hias lain.
Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi
6 BUSS Pengujian varietas krisan terhadap kebaruan, keunikan, kestabilan dan keseragaman.
Terakreditasi
7 Kultur Jaringan (4 unit)
1 2 3 4
Eliminasi virus Analisis jumlah kromosom Perbanyakan cepat Penyiapan tanaman induk galur murni.
Belum Belum Belum Belum
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
1 Terpadu meliputi kegiatan berbasis pemuliaan dan perbenihan, kultur jaringan, fitopatologi serta entomologi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indeksing. Pemurnian varietas. Perbanyakan kultur jaringan. Pengujian keragaman varietas. Perbanyakan in-vitro. Perbanyakan massal agens hayati. Perbanyakan entomopatogen dan antagonis. Pengamatan mikroskopis. Resistensi dan toksikologi serangga.
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
2 Analisis dan 1 Desain grafis. Belum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 116
UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS
Pengolahan Data
2 3 4 5 6
Pengembangan aplikasi komputer. Updating website. Pengembangan aplikasi internet. Pengelolaan jaringan komputer. Perawatan dan perbaikan hardware komputer.
Belum Belum Belum Belum Belum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 117
Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 118
Lampiran 6. Penetapan Kinerja Tahun 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 119
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 120
Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon II Badan Litbang
Pertanian
PENGUKURAN KINERJA
TINGKAT ESELON II BADAN LITBANG PERTANIAN
Unit Organisasi Eselon II : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Tahun Anggaran : 2013
Sasaran
Strategis Indikator Satuan Target Capaian Persen
1.Tersedianya Varietas Unggul Baru
Hortikultura
Jumlah VUB Hortikultura VUB 31 27 87,10
2. Tersedianya Benih Sumber
Hortikultura
Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah
dan Sayuran Potensial
G0 kentang 101.000
121,235 98,01
Bawang merah dan sayuran potensial
kg 35.000 26.596,93
Jumlah benih sumber buah tropika
batang 12.000 12.300 102,5
Jumlah benih sumber
tanaman hias
Planlet anggrek
dan tanaman hias lain
3.700 14.085 360,68
Stek krisan 300.000 492,253 164,08
Jumlah Benih Sumber Jeruk
dan Buah Subtropika
BF & BPMT jeruk,
benih sumber buah subtropika
5.200 7.233 139
Benih Batang Bawah dan
Batang Atas Hasil
Perbanyakan SE
planlet 300.000 30.000 10
3.Tersedianya Teknologi
Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura
Ramah Lingkungan
teknologi 24 26 108,69
4.Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura
Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi
aksesi 1.920 1.963 102,24
5.Terselenggaranya Diseminasi
Inovasi
Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
Seminar 5 13 260
Open house/field
day
4 4 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 121
Hortikultura Pameran 31 42 135,48
Jurnal 6* 4 100
Leaflet/booklet (eks)
12.000 12.000 100
Materi web 12 12 100
Gelar teknologi
1 2 200
Majalah Iptek
Hortikultura (eks)
400 400 100
Buku Profil Buah
Nusantara (eks)
300 300 100
Promosi TV (kali)
4 6 150
Diseminasi teknologi ke
BPTP (paket)
1 1 100
6.Tersedianya Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura
Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura
rekomendasi 3 6 200
7.Terwujudnya Kerjasama
Bidang Hortikultura
Jumlah Kerjasama Penelitian
kerjasama 23 26 113,04
8Meningkatnya Pemanfaatan
Teknologi Hortikultura
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program
Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura
lokasi 27 26 96,30
Jumlah Anggaran : Rp. 101.946.516.000,-
Jumlah Anggaran Revisi : Rp. 97.548.342.000,-
Jumlah Anggaran Revisi Hibah : Rp. 102.259.605.000,-