Puisi Gempa - Islam Sejuk

30
November 2009 Untuk Mengenang Peristiwa GEMPA PADANG IUA-Islam yang sejuk http://islamunderattack.multiply.com Baru saja kemarin Tarian Tuhan Allah Cintakan Kita Lintas Patah Bumipun Bergoncang Jakarta…. Padang diujung Senja Luruh Memeluk Luka Cinta diantara Puing- puing Ada yang Terlupa Bencana Pelajaran Cinta kasih Malaikat Kecil Pada Sebuah tempat Titik Nol Robohnya Kota Kami Pesan dari Surga Manusia dan Maut Bersengketa Urat Getas negeri Dua Kutub anugerah Pertemuan dan Perpisahan Bertafakur Pada sisa Airmata

description

Puisi puisi islami untuk mengenang gempa Padang Oktober 2009

Transcript of Puisi Gempa - Islam Sejuk

Page 1: Puisi Gempa - Islam Sejuk

November 2009

Untuk Mengenang Peristiwa

GEMPA PADANG

IUA-Islam yang sejuk

http://islamunderattack.multiply.com

Baru saja kemarin

Tarian Tuhan

Allah Cintakan Kita

Lintas Patah

Bumipun Bergoncang

Jakarta….

Padang diujung Senja

Luruh

Memeluk Luka

Cinta diantara Puing-

puing

Ada yang Terlupa

Bencana Pelajaran

Cinta kasih

Malaikat Kecil

Pada Sebuah tempat

Titik Nol

Robohnya Kota Kami

Pesan dari Surga

Manusia dan Maut

Bersengketa

Urat Getas negeri

Dua Kutub anugerah

Pertemuan dan

Perpisahan

Bertafakur Pada sisa

Airmata

Page 2: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 2

E-book ini merupakan kumpulan Puisi

untuk mengenang peristiwa Gempa

Padang Oktober 2009.

Puisi-puisi ini merupakan hasil karya

ukhuwah muslim muslimah yang bernaung

dibawah ikatan Islam Sejuk.

E-book ini boleh dimilik secara gratis.

Mengambil keuntungan ekonomi dari

sebagian atau keseluruan e-book ini

adalah terlarang.

Page 3: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 3

By. Ummu Aisyah

Baru Saja Kemarin.....Kenangan Ku Di Sumatera Barat

Baru saja kemarin kami berkunjung ke Pariaman, Kampung Dalam dan sekitarnya

Baru saja kemarin kami bersilaturrahim kepada sanak saudara dan family di sana

Baru saja kemarin keceriaan dan kegembiraan terpancar di wajah mereka

Tanpa ada sedikitpun tersirat bahwa hal itu tiba-tiba kan sirna

Baru saja kemarin kami merajut ukhuwah bersama -sama dengan keluarga besar

Baru saja kemarin kami sangat bahagia dapat pulang bersama

Baru saja kemarin kami menyaksikan berbagai panorama keindahan alam ciptaan Nya

sungai, sawah, bukit, pantai dan laut yang sangat mempesona

Baru saja kemarin kami bermandi dan bercengkrama di sungai batang nareh yang jernih

Baru saja kemarin kami menyantap gulai ikan pauh piaman yang lezat

Baru saja kemarin kami berburu salak bule yang enak dimakan hangat-hangat

Baru saja kemarin kami telusuri jalan mulus di pelosok kampung yang tembus kearah mana saja

Baru saja kemarin kami lewati bukit tandikat sebagai jalan alternatif Pariaman-Bukit Tinggi via Malalak

untuk menghindari kemacetan di Padang Panjang

Baru saja kemarin kami deg-degan sambil berzikir melewati jalan curam sempit tikungan tajam

menanjak dan jembatan kayu yang baru direhab

Baru saja kemarin kami membayangkan jika saja hujan tiba tiba turun pasti bukit-bukit yang baru di

belah dan dikerok itu akan longsor menutup jalan dan kendaraan pun terpleset saking licinnya jalan

bercampur tanah yang basah

Baru saja kemarin kami bersyukur sampai di Bukit Tinggi menjelang maghrib dan tidak kemalaman

Baru saja kemarin kami berpikir kalaulah kami sampai kemalaman di jalan yang baru pertama kami

lewati di atas gunung di tengah hutan dalam keadaan jalan licin sempit dan gelap tak sanggup rasanya

tuk membayangkannya karena sesampainya di atas gunung di tepi bukit yang mudah longsor dan tebing

yang curam baru ada plang peringatan agar tidak melewati jalan itu di malam hari !!!!

Baru saja kemarin kami berharap tidak akan mengulang melewati jalan alternatif tadi yang ternyata baru

soft opening .

Puisi 1

Page 4: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 4

Baru saja kemarin kami menginap di bawah tebing menjulang kelangit sekitar seratus meter tingginya

dilembah Harau

Baru saja kemarin kami saksikan sejuknya gemercik air terjun di Harau dan di Lembah Anai

Baru saja kemarin kami sebrangi lautan Padang selama hampir satu jam dengan perahu boat kecil sambil

memandangi ombak yang cipratannya sampai membasahi wajah menuju Pulau Sikuai

Baru saja kemarin kami menginap semalam di pulau kecil yang pantainya berpasir lembut dan

putih,lautnya tenang dan sangat jernih, membuat kami tak puasnya berenang-renang, berski air dan

bersnorkling ria memandangi ikan-ikan berwarna-warni nan cantik di pulau kecil yang indah like a

paradise

Baru saja kemarin kami pandangi ngarai Sianok yang menawan yang yang didekatnya gua jepang

menghunjam jauh kedalam bumi sebagai benteng mereka dahulu dan tempat penyiksaan para tenaga

kerja romusha ditawan dan dibantai

Baru saja kemarin kami kunjungi kembali tuk kesekian kalinya Jam gadang sebagai tempat favorite

melepas lelah dan tempat berkumpulnya siapa saja yang datang ke Bukit Tinggi untuk melihat icon

kebanggaan warga disana

Baru saja kami tinggali wilayah Sumatera Barat yang indah dan belum lagi kami tiba dirumah melainkan

masih dalam berkendaraan ria di daerah sekitar Danau Toba terdengar lah berita yang sangat

menyedihkan itu

Gempa hebat terjadi di wilayah Padang dan Pariaman yang membuat rumah-rumah retak, roboh dan

rata dengan tanah termasuk beberapa rumah family yang baru saja kemarin kami kunjungi, juga banyak

sekali rumah yang terkubur dibawah bukit-bukit yang longsor bersama dengan para penghuninya,

ratusan nyawa melayang dan mungkin ribuan yang tidak bisa ditemukan karena tertimbun reruntuhan

bangunan dan reruntuhan tanah bukit yang longsor termasuk bukit tandikat yang baru saja kemarin

kami lewati sambil mulut komat-kamit dan hati berpasrah kepada Nya karena kondisi jalan baru itu yang

sangat menegangkan

Ya Ilahi Ya Robbi baru saja kemarin kami nikmati dan kami syukuri serta takjub atas keindahan alam

ciptaan Mu yang menawan yang takkan pernah bosan tuk melihatnya , ternyata Engkau ingin

menunjukkan kekuasaan Mu yang lain

Puji dan Syukur hanyalah milik Mu ya Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kami

mengunjungi alam Mu yang indah yang telah memberi kesempatan kepada kami bersilaturrahim yang

telah memberikan kami keselamatan dan perlindungan selama kami berada di sana

Berikanlah ketabahan dan kesabaran ya Allah kepada sanak family yang terkena musibah kepada kaum

muslimin yang mendapat ujian Mu berupa musibah ini berikanlah kekuatan iman kepada mereka

berikanlah bantuan agar mereka dapat menjalani hidup seperti sedia kala dan jadikanlah musibah ini

sebagai peringatan bagi kami

untuk semakin mendekatkan diri kepadamu untuk taat dan patuh kepada Mu untuk melaksanakan

ajaran Islam dengan kaaffah untuk melaksanakan amal ibadah secara syumul dan kontinue untuk

mengeluarkan zakat infaq dan shadaqah di jalan Mu untuk menunaikan amanah da'wah yang engkau

embankan untuk menunaikan amanah ketika kami duduk di berbagai lembaga pemerintahan untuk

Page 5: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 5

menghindari berbagai kerusakan moral pergaulan bebas perzinahan pornografi riba dan berbagai

kemaksiyatan lain yang Engkau haramkan

Ya Robb kami jangan lah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah....

Ya Robb kami janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana yang Engkau

bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami

Ya Robb kami janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya

Maafkanlah kami ampunilah kami dan rahmatilah kami

Engkaulah pelindung kami (QS.Al Baqarah: 286)

Medan, 4 Oktober 2009

Page 6: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 6

By. Rinda

Aku hanya jentikkan jariKu kau pun lari tunggang langgang

Aku hanya tekukkan jariKu kau langsung teriak melengking

Aku hanya ayunkan kedua lenganKu

kau takut dan bersembunyi dari kibasannya Bagaimana bila Ku goyangkan kepalaKu

Bagaimana bila kulingkarkan kedua mataKu Bagaimana bila Ku hembuskan nafasKu

Bagaimana bila Ku lipat tanganKu Bagaimana bila kelekukkan perutKu

Bagaimana bila Ku hentakkan langkahKu Padahal jariKu tak selentik jarimu

Padahal kepalaKu tak bergoyang secepat milikmu Padahal nafasKu tak sehempas nafasmu

Padahal tanganKu tak sehalus jarimu Dan perutKu tak selekuk perutmu Dan langkahKu tak sekeras hentakkan langkahmu

Tapi, Nyatanya.....

Apa yang Ku lakukan menghempasmu pada duka Apa yang Ku lakukan membuatmu menderita

Apa yang Ku lakukan membuatmu merana Apa yang Ku lakukan membuatmu meminta Kembali meminta padaKu

Dan Aku pun senang...

TarianKu membuatmu mengingatKu MengingatKu dengan sempurna

Puisi 2

Page 7: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 7

”Dan mereka berkata, ”Maha suci Tuhan kami; sungguh janji Tuhan kami pasti penuhi, Dan mereka

menyungkurkan wajah sambil menangis dan bertambah khusyu’ (QS 17:108-109)

Seberang,

171009

Terima kasih untuk Bunda-Bunda yang menginspirasiku karena suka sekali menari

www.yienda80.multiply.com

Page 8: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 8

By. Kirana Al-Abbas

Di sini di tanah berjari dan rumah bertanduk

Guratan pena tak henti mengalir

Menceritakan dari arah tangis hulu ke hilir..

Mencekat ubudiyah atas lantunan harap tak berkesudah

Di sini, Di atas kubah-kubah yang tetap kokoh.

Aku teriakkan lolong derita atas kealpaan.

Bumi telah berderak-derak dan aku semakin karat.

Maka ia meluap, menelungkapkan kami atas segala Khilaf

Di sini di tempat berternak taqwa

Kupintal segala kata, kujumput serangkai do'a

lepaskan kesedihan dan rumpun faedah makna

karena ini menjadi saksi

Allah masih cintakan Kita

Nb:

Semoga Kita dapat mengambil faedah dari setiap musibah

"Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa

batas" (QS. Az-Zumar:10)

Rasulullah bersabda,

"Tidaklah seorang mukmin ditimpa sebuah kesedihan, nestapa, bencana, derita, penyakit,

hingga duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah, dengannya, akan mengampuni kesalahan-

kesalahannya"

Puisi 3

Page 9: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 9

By. Teteh Okti

Terseret bentang pijak

gelegar ranah

kurung dunia merindu iba

amarah menabur pojok

lara

Rintih...

Allahu Akbar!

Bondongan bela menukik

Tumpah

endap... endap... endap

gaung pada tobat

Gores...

Terlampir

Mengepul saling tuduh

derap lomba jumawa

kais roda hidup

bentang senja luruh

Patah...

Lintas pisah sudah

Puisi 4

Page 10: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 10

By. Anti

saat langit menatap saat awan menggelap saat daun-daun jatuh tertingkap saat debu-debu tersingkap saat itu pula kegetiran merasuk di antara bumi yang mengamuk karena jiwa-jiwa yang terpuruk di balik dunia yang suntuk sungguh kami tak ingin begini dan kami berusaha memperbaiki diri namun tetap keputusan Illahi tak dapat di pungkiri kini tubuh-tubuh menggelepar di balik tanah bahkan potongan-potongannya masih berdarah teriakan-teriakan itu begitu menggugah keluarga dan sanak saudara pun terpisah uda..uni..kami tak dapat merasa apa yang kalian rasa namun kami mengerti apa yang kalian pinta bukan emas permata, bahkan dunia dan seisinya namun tulusnya do'a kini air mata membasahi bumi yang lirih di antara wajah-wajah yang sedih namun ini bukanlah akhir dari sebuah kisah karena kalian masih memiliki saudara-saudara yang tak lelah berempati dan memberikan do'a untuk pulihnya bumi nusantara dan inilah saatnya kembali mendekat pada yang tak pernah pekat saatnya memohon ampun pada Yang Maha Pengampun saatnya muhasabah dengan semua yang terhimpun

Puisi 5

Page 11: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 11

dalam mozaik-mozaik kehidupan dunia yang sering membuat kita lalai dan tak ada kata terlambat untuk kembali membangun puing-puing kesedihan membangun puing-puing ketakutan membangun puing-puing kesembuhan membangun puing-puing kebahagiaan karena kita adalah satu bangunan maka bila kalian sakit, kami pun ikut merasakan mari kita berjabat tangan menuju hari esok yang penuh harapan

".........Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan...." ( Q.S. 94:5 ) Laa tahzan wa laa takhof, Innalloha ma'ana ( jangan bersedih dan jangan takut Alloh selalu bersama kita ) ( Anti / ID : fmcute )

Page 12: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 12

By. Senja Utama

....NGOOooong,............

.

Nguing,..nguing,..nguing,...Jakarta Menolong Aceh...!!!

Nguing,...nguing,...nguing.....

Jakarta menolong Jogja,...!!! Nguing,..nguing,...nguing,...

Jakarta Menolong Sidoarjo,..!!!...Nguing,..nguing,..nguing,...

Jakarta Menolong Tasikmalaya...!!!,...Nguing,..nguing,..nguung,.....gg

.....Jakarta,...menolong...Pa...dang....!!!.....................Jakarta,....menyaksikan.....

...................................................................

Jakarta harus banyak belajar.....

Jakarta,....harus,...waspada......

Jakarta harus,..bersiap.......

Jakarta harus bisa,...mengambil,..hikmah.....

Jakarta harus segera berTAUBAT..........

,..............................................

Apakah Jakarta setelah,...................sssssssssssssssssssssssssssssshhhhhh.......

* by : senjautama *

Puisi 6

Page 13: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 13

By. Nieqita

PadangPadangPadangPadang, kukukukulukis engkau dalam bingkai kenanganlukis engkau dalam bingkai kenanganlukis engkau dalam bingkai kenanganlukis engkau dalam bingkai kenangan

Tak lagi elok jam gadang menari Tak lagi elok jam gadang menari Tak lagi elok jam gadang menari Tak lagi elok jam gadang menari –––– nari dalam ingatannari dalam ingatannari dalam ingatannari dalam ingatan

Tak ada lagi kisah haru pilu si malin kundangTak ada lagi kisah haru pilu si malin kundangTak ada lagi kisah haru pilu si malin kundangTak ada lagi kisah haru pilu si malin kundang

mengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senjamengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senjamengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senjamengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senja

menggetarkan ranah mu dan seluruh jiwamenggetarkan ranah mu dan seluruh jiwamenggetarkan ranah mu dan seluruh jiwamenggetarkan ranah mu dan seluruh jiwa

rintihmu meraung pedih menoreh pilurintihmu meraung pedih menoreh pilurintihmu meraung pedih menoreh pilurintihmu meraung pedih menoreh pilu di langit kelamdi langit kelamdi langit kelamdi langit kelam

saat ribuan nyawa luruhsaat ribuan nyawa luruhsaat ribuan nyawa luruhsaat ribuan nyawa luruh

saat kepingan jiwa runtuh....saat kepingan jiwa runtuh....saat kepingan jiwa runtuh....saat kepingan jiwa runtuh.... PadangPadangPadangPadang , kurangkai bait , kurangkai bait , kurangkai bait , kurangkai bait ---- baitmu dalam kenangan…..baitmu dalam kenangan…..baitmu dalam kenangan…..baitmu dalam kenangan….. secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya….secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya….secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya….secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya…. hitam pahitnya kian menoreh lukahitam pahitnya kian menoreh lukahitam pahitnya kian menoreh lukahitam pahitnya kian menoreh luka

Saat gempa terasa bagai kiamat kubraSaat gempa terasa bagai kiamat kubraSaat gempa terasa bagai kiamat kubraSaat gempa terasa bagai kiamat kubra

Menerjang tak pilih Menerjang tak pilih Menerjang tak pilih Menerjang tak pilih ruparuparuparupa

Menggeletar tanpa diduga…..Menggeletar tanpa diduga…..Menggeletar tanpa diduga…..Menggeletar tanpa diduga….. PadangPadangPadangPadang , mengenangmu kini dalam sepotong doa….., mengenangmu kini dalam sepotong doa….., mengenangmu kini dalam sepotong doa….., mengenangmu kini dalam sepotong doa….. Rintih perihmu berujung senduRintih perihmu berujung senduRintih perihmu berujung senduRintih perihmu berujung sendu

Laramu terbekam membekuLaramu terbekam membekuLaramu terbekam membekuLaramu terbekam membeku

Semoga tiada lagi gemuruh menderaSemoga tiada lagi gemuruh menderaSemoga tiada lagi gemuruh menderaSemoga tiada lagi gemuruh mendera

merejammu dalam himpitan lukamerejammu dalam himpitan lukamerejammu dalam himpitan lukamerejammu dalam himpitan luka

Padang, derita mu bukanlah tentang murka NyaPadang, derita mu bukanlah tentang murka NyaPadang, derita mu bukanlah tentang murka NyaPadang, derita mu bukanlah tentang murka Nya

MelainkaMelainkaMelainkaMelainkan cinta Nya yg belum terpahami maknanyan cinta Nya yg belum terpahami maknanyan cinta Nya yg belum terpahami maknanyan cinta Nya yg belum terpahami maknanya

Bersimpuhlah engkau di hadapan NyaBersimpuhlah engkau di hadapan NyaBersimpuhlah engkau di hadapan NyaBersimpuhlah engkau di hadapan Nya

Agar redup pedih di jiwamu nan laraAgar redup pedih di jiwamu nan laraAgar redup pedih di jiwamu nan laraAgar redup pedih di jiwamu nan lara

Puisi 7

Page 14: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 14

By. Tiar Rahman

Jika Allah berkehendak

memerintahkan lempeng bumi bergerak

berderak, meluluh lantak

gempa kemarin di tanah awak

seakan jiwa berhenti berdetak

tapi kita tak mampu menolak

*****

gempa yang sekejap

kerusakan telah menetap

janganlah lelah untuk berharap

*****

luruh sudah air mata

untuk saudara di sumatera

luruh sudah semesta doa

menjadi benih asa di setiap jengkal persada

luruh sudah sebagian jiwa

semoga Allah berkenan mencatatnya sebagai syuhada

Puisi 8

Page 15: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 15

By. Henny Herwina Hanif Kawan, Aku tak tahu harus mengatakan apa biarlah ombak pantai Gondoriah ini yang bicara bukankah deburannya masih membuai kita? dan mesjid pantai ini bukankah ia tak kurang suatu apa? sementara tak jauh dari sini, atau yang jauh sekali di Padang banyak sekali yang cidera dalam sekejap kehilangan segala bahkan jiwa Maafkan aku Kawan, karena tak bisa menjamumu layaknya muslim memuliakan tamu ya kau benar, aku sedang sibuk sekali ada sembako yang harus kuantar untuk saudara kita di daerah lain mereka sangat membutuhkannya anak-anak, orang tua yang renta dan para bunda ah, aku harus bergegas Apakah yang kau bawa Kawan? susu untuk anakku, makanan, air mineral? oh, terima kasih sekali tapi mungkin masih ada yang jauh lebih membutuhkan dari aku kedatanganmu saja sungguh sangat berarti betapa engkau peduli tentu, bukankah kita bersaudara lukaku menyakitimu pula Bagaimana? rumahku? betul, memang sudah tak ada hancur dan bersujud ke bumi, rata rumah yang lain juga, di desaku hampir semua korban tak terkata

Puisi 9

Page 16: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 16

ini seperti mimpi guncangan itu telah merangkai cerita yang berbeda sawah hijau membentang dan julangan tanduk atap rumah gadang kini makam raksasa Kau benar Kawan, aku harus sabar ikhlas hanya itu yang menguatkan kakiku kini denganya aku melangkah ini semua ketetapanNya telah tertulis dalam kitabNya begitu mudah bagiNya Aku setuju Kawan kita harus mampu memaknai semua ini dengan bijak apakah keimanan kita tengah diuji apakah kelalaian kita yang mendapat teguran atau kesalahan kitakah yang tengah mendapat ganjaranNya? Akhirnya, kau harus pergi Kawan? tentu aku mengerti, silahkan kau harus kembali, akupun berjalan lagi dan kau memelukku? Yah, sudah tak ada yang tersisa kawan sebentar saja izinkan kumenangis di bahumu

Pariaman, awal Oktober 2009

Page 17: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 17

By. N. Surya Hendrawan

Ya Allah...

Kembali airmata ini menetes di pipiku

Diantara puing - puing bebatuan bersemayamlah cintaku

Yang tak mungkin lagi hidup.

Ya Allah...

Kembali airmata ini menetes di pipiku

Diantara puing - puing doa - doa yang ku panjatkan kepadaMu

Mengenang betapa dahsyatnya teguranMu

Ya Allah...

Kering sudah airmata ini

Diantara puing - puing kesabaranku terhadap cobanMU

Untuk menjalankan kehidupan yang baru tanpa cinta - cinta yang kumiliki

Puisi 10

Page 18: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 18

By. Djaelani TERASA SESAK DIDADA KALA SANG BUMI MURKA BERGERAK ...TERASA... AMBRUK..... BERANTAKAN SEMUA AKUPUN TERGAGAP TAKBIR TERLONTAR BEGITU SAJA TAK BISA BERLARI BERNAPASPUN SESAK AKU TERHIMPIT ANTARA HIDUP DAN MATI YA...ALLAH SAMPAI DISINIKAH UMURKU SAMPAI DISINIKAH KAU PUTUS RIZKIKU APAKAH INI 'DAH TERTULIS DALAM KITAB-MU ? YA..ALLAH.... KAKIKU SAKIT SEKALI TERHIMPIT PUING-PUING BESI ANTARA HARAP DAN CEMAS TERINGAT AKU AKAN DOSA-DOSA INIKAH ADZAB YANG HARUS KU TERIMA INIKAH BALASAN UNTUKKU DIDUNIA AKU TAK SANGGUP MENAHAN DERITA DIDUNIA APALAGI DERITA KELAK DIAKHERAT MU KEMARIN BANYAK YANG TERLUPA IBADAH PADAMU SAMBIL LALU SAJA KUBIARKAN ITU SEBAGAI RUTINITAS BELAKA IBADAHKU TAK MEMBEKAS APA-APA DISAAT SEPERTI INI... HANYA ENGKAULAH YANG MAMPU MENOLONG HAMBA DILUAR SANA.... BANYAK BERTEBARAN PARA SUKARELAWAN BANYAK MEMBAWA ALAT-ALAT BERAT KARENA BUMI MENUMPAHKAN APA YANG ADA DIPUNGGUNGNYA TAPI TAK KU LIHAT ADA YANG MEMBAWA DOA DAN PENGHARAPAN DALAM KECEMASAN... MEREKA MENGANDALKAN ALAT MEREKA MENGANDALKAN MAKHLUK AMPUNI MEREKA YA ALLAH..

Puisi 11

Page 19: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 19

YA ALLAH... AKU DISINI TERHIMPIT DALAM KEALPAAN AMPUNI DOSA HAMBA YA ALLAH IJINKAN HAMBA MENDAPAT BERKAHMU WALAU DOSA SETINGGI GUNUNG ENGKAULAH TAK PERNAH MENINGKARI JANJI AMPUNI HAMBA YA ALLAH JANGANLAH ENGKAU BERI COBAAN YANG TAK SANGGUP HAMBA PIKUL YA ALLAH AMPUNI DOSA SAUDARA SAUDARA KAMI YA ALLAH KAMI AKUI KAMI TELAH LALAI ADA YANG TERLUPA BAHKAN BANYAK YANG TERLUPA PANGGILANMU SERING KAMI LALAIKAN MASJID BANYAK KAMI BIARKAN KOSONG DAKWAH SEBAGAI AMALAN NABI SAW , KAMI TAK IKUT AMBIL BAGIAN BANYAK ANAK ANAK KAMI BELAJAR MERANTAU UNTUK BERNIAGA KADANG KAMI LUPA 'TUK MENYURUH MERANTAU GUNA BELAJAR ILMU AGAMA AMPUNI HAMBA YA ALLAH KEALPAAN KAMI AKAN KEFANAAN DUNIA INI YA ALLAH,,,,BERILAH KAMI KESEMPATAN UNTUK MEMPERBAIKI AKHLAK KAMI UNTUK BERBUAT APA YANG TELAH KAMI LUPAKAN YA ALLAH .... KABULKAN DOA KAMI KALAUPUN ENGKAU AMBIL HAMBA SAAT INI HAMBA IKHLAS YA ALLAH TAK ADA YANG SANGGUP MENGUBAH KETENTUANMU AKUILAH HAMBA INI BENAR BENAR HAMBAMU YA ALLAH.... BIARKAN LIDAH INI MUDAH MENGUCAP LA ILAHAILLALLAH..

Page 20: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 20

By. Ferry Djajaprana

Ketika tali sepatuku sulit kumasukkan ke dalam lobangnya..

Ketika seakan kursiku bergerak tak beraturan

Ketika orang-orang berhamburan..

Akupun ikut berlari keluar..dengan bealaskan kaos kaki..

Ketika tidak ingat siapa-siapa

Ketika otak tak lagi bekerja

hanya ada diri sendiri

Itulah bencana

Kehidupan dan kematian berbeda tipis manakala gedung bertumbangan

jalan terbelah

Ku sadar betapa kecilnya kami dibanding makrokosmos

betapa kecilnya makro kosmos dengan Dzat Yang Maha Luas

Ketika kau menyadarkan aku

dari keterlenaan nikmat dunia

kau gugah dengan bencana

dengan alih generasi

dengan welas asih

Ada rasa kesatuan

antar umat di dunia

sekat negara dan sekat suku

tidak bisa memisahkan rasa kebersamaan

Bencana adalah pelajaran cinta kasih yang terlupa..

Puisi 12

Page 21: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 21

By. Dyah Paramita

surga penuh dengan malaikat-malaikat kecil...

yang sedang riang bermain...

ke sana ...kemari....

tersenyum dengan gembiranya

dengan tatapan mata yang menyejukkan...

seolah berkata...

ayah...bunda...ikhlaskan kami...

kelak..kan ku sambut kalian di pintu surgaNya...

*kuatkan ayah & bunda anak-anak SD yang tertimbun akibat gempa itu ya Allah..

Puisi 13

Page 22: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 22

By. Afitzalmanfaluthi : Padang Pariaman mayat-mayat tertanam rapi di sini terpendam dalam tanah dengan macam posisi mereka tidak pernah meminta terkubur di sini tidak pula mengerti akan berakhir seperti ini innalillahi, masih adakah kemanusiaan penguasa yang peduli? Begitulah, ketika kisah di utamakan rebutan kekuasaan Bencana di anggap agenda tahunan dan menjadi puing kenangan Sekadar terapi kejut untuk hati yang lupa ingatan Tapi tidak cukup untuk mengobati luka para korban Disini, peduli dibutuhkan Mengasah keimanan kita Jiwa kita Bukan Cuma setor uang dan makanan... Tapi lebih dari itu, Menjadi saudara... Meringankan beban korban gempa Mari berbagi..... Oktober2009

Puisi 14

Page 23: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 23

By. Birumalam

Serasa hilang ingatanku saat bumi berderak derik tanpa henti

Aku terpaku berpegangan pada angin di atas kakiku yg lunglai

Sementara udara dingin menyergap wajahku yg pucat pasi

Kudengar jeritan minta tolong

Namun semua orang berlari dan selamatkan dirinya sendiri

Bahkan aku tak mampu beranjak dari ketakutan yg menjalar di seluruh urat nadi

Gempa gempa….. pekikan merobek cakrawala

Dan robohlah kota kami……

Aku menangis untuk nasibku dan nasib mereka

Akan terbangkah nyawa kami hari ini

Entah pada siapa kulantunkan tanya yg menyesakkan dada

Mengapa … mengapa bumi menumpahkan amarahnya

Dan merobohkan kota kami...

Puisi 15

Page 24: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 24

By. Arifah Sore itu …

Kami tak menyangka…

Kecup Mamak di kening ini adalah akhir pertemuan kami …

Tiba-tiba Buuummmmmmm….!!!

Semua pemandangan jadi tercengang ketakutan...

Kami merunduk… merangkak….disela-sela puing….

Jerit dan tangis kami tak terdengar lagi…

Kedua bibir kecil kami terasa terkunci…

Kami berusaha berlindung…

Tapi tiada satupun yang bisa melindungi kami…kecuali perlindungan Ilahi Rabbi…

Baju, kerudung bersimbah darah…

Pensil dan buku kami tak tahu kemana arah…

Tangan dan kaki kecil kami tak ada lagi ….

Sepatu baru pemberian Mamak tak lagi jadi barang berarti…

Keceriaan kami tiba-tiba tak ada lagi……

Kini tinggal catatan kecil kami…

Seandainya kau tau…

Kami bukan pelaku maksiat…

Kami bukan pecinta miyabi…

Kami juga bukan mendustakan dan berpaling dari kebenaran Ilahi…

Akhirnya kami mengerti…

Ku disini telah dapat apa yang dijanjikan Allah kepada kami…

Rumah kami kini …

Baju kami kini …

Dan Malaikat kini datang menemui kami dari segala pintu surgawi…

Memberi salam kepada kami…..

Nikmat inilah yang kami cari selama ini…

Andai darahmu selalu mengalir untuk kami…

Andai ragamu selalu menyertai kami…

Andai kepedulianmu tak hanya menunggu kematian kami…

Andai kau dekat denganNya tak lagi menunggu ajal menanti …

Engkaupun akan mendapat seperti kami di surga ini…

Puisi 16

Page 25: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 25

By. Dania Eka Hari itu serupa hari yang biasa

Manusia bertebaran di muka bumi

Beberapa menenggak tuak durjana

Beberapa sembahyang ingin ruku'kan bumi

Aku kaum pertengahan saja, tak hendak jadi alim pula durhaka

Sekonyong-konyong tanah berderak

Berselisih detik, bukit luruh berleleran dalam cepat cahya

Seorang perempuan terhentak

Ia memekik ngeri

Suaranya nyaring tinggi

Jantungku terhenti berlari

Darahku mengental-pekat kini

Suaraku hilang, tenaga terbang

Sekilap pandangan, genteng-genteng bergeseran, bata-bata berlepasan

Lalu dihantam bah padat kecokelatan

Manusia lari tunggang langgang

Sambil bertutup telinga, berpicing mata, sembunyikan diri dari maut

Kalut dramakan imajiku liar

Mataku tengadah, malaikat sederap dari bumi, pancangkan panji-panji maut

Manusia berpeluh darah, sengketakan maut, biar

Mulut-mulut berbusah, membasuhkan istighfar

Jiwa yang menggapai-gapai hendak ceraikan diri

Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa, beri ampun ini diri

Beri kami putusan menang dalam sengketa berdarah ini, biar

La ilaha ilallah, tiada ilah selain-Mu, mempercaya di tiap sel waktu

Sepi memagut, segala menanti, menanti-menanti

Aku meringkih dalam sunyi

Ingatan pada maut yang menghantu

Seorang perempuan dan bayinya terbujur kaku di timbunan

Keduanya mati, berpalingan!

Puisi 17

Page 26: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 26

By. Dwi Oitrotoar

Senja kala bungkam kembali

Lindu merajai guratgurat bumi membentuk cincin air mata

Merah pun tak lagi membara

Basah

Hujan darah

Lindu……lindu…..

Tak lekang oleh waktu

Kapan dan dimana selalu membuat beku

“Ibu……ibu…….”,

Teriakmu ketika lindu kembali di tanah minang

Ibu……ibu…….

Se-karat apakah bumiku?

Tasikmalaya, 2009

Puisi 18

Page 27: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 27

By. Fachmy Casofa

Kawanku di Padang menterjagakanku

Mengirim salam yang hatinya terpenuh-sembilu

Kami tergoyang-goyang Richter saudaraku, katanya terpilu

Anyir, kau jejakkan ratap di di jalur hatiku kawan, kataku

Tak apa, walau kini senyumku anyir, senyumku masih terukir

Balasan atas ratapku itu, justru membingungku

Kawanku, ikutkah akalmu tergoyang-goyangkan

Hingga tak berlurus lagi kini

Selidikku tercampur heran

Dia tersenyum, dengan air mata yang terkulum

Dan aku pun makin tak mengerti

Kita hanya bisa belajar dua hal, kawanku

Kami, di sini, dilatih-Nya kesabaran

Dan engkau, di sana, dilatih-Nya kepedulian

Itulah mengapa Dia mengukhuwah kita

Inilah dua kutub anugerah terindah tuk kita

Lututku lemas, aku tersungkur mendengar jawabnya

Kutahniahkan takbir, dan basah air mata untuknya...

26 Oktober 2009

Puisi 19

Page 28: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 28

By. Irvan Permana

Sore itu badan ini berada ditempat kerja

Tapi tidak dengan hati ku

Tak ada angin tak ada hujan

Sore itu di kampung halaman ku –Padang- diguncang oleh gempa berkekuatan 7.9 SR

Apapun, dimanapun, siapapun…

Jika Ia sudah menghendakinya, maka terjadilah

Komunikasi putus total

Hati ini sungguh gundah gulana mengingat keluarga di Padang

Namun, hanya dengan mengingat nama Mu ya Rabb

Hati ini kembali menjadi tenang

Dengan hati terus memohon keselamatan dari keluarga hamba

Sore itu Padang (sebahagian besar) hancur

Tak sedikit nyawa yang kembali kepada Pemiliknya

“Dan bagi mu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan”

Ironis sekali

Aku yang biasanya melihat tayangan di layar televisi tentang bencana yang terjadi di daerah lain

Sekarang menelan ludah melihat kampung halaman ku sendiri terkena bencana

Ya ALLAH tabah dan sabarkanlah hati kami dalam menghadapi cobaan ini ya ALLAH

Pertebal dan tambahkanlah iman dan takwa kami dalam menghadapi semua ini ya Rabb…

Dan hingga pada akhirnya,

Kalau sudah takdirnya perpisahan, siapa aku hendak menafikkannya

Perpisahan itu akan selalu ada, walau bagaimanapun bentuknya, siapapun, dimanapun dan

kapanpun, tiada lain yang disisakannya adalah sebuah kenangan berserta kesedihan didalamnya

Kita hanya akan mendapati pertemuan yang kekal di akhirat kelak dan insya ALLAH di surga-Nya

Puisi 20

Page 29: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 29

By. Yadi

terbaring diatas pasir

selepas menyisir laut dan pantai

rindu dan gelisah ku kayuh, perlahan

meski tak sampai ku pada tepi

terbaring diatas pasir

diantara tumpukan duka dan tangis kehilangan

adakah kau dengar reruntuhan hati

serupa gugur daun merimbun sunyi

aku disini, bertafakur pada sisa air mata

dari setiap peristiwa dihatiku

Tuhan,matamukah yang memataiku

ketika kutelusuri laut dan pantai

tak ada tempat sembunyi

selain dihatimu

2009

Puisi 21

Page 30: Puisi Gempa - Islam Sejuk

@islam sejuk group Page 30