PTM Stroke DM HT (Autosaved)

download PTM Stroke DM HT (Autosaved)

of 16

Transcript of PTM Stroke DM HT (Autosaved)

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    1/16

    LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

    F6. UPAYA PENGOBATAN DASAR

    PENYAKIT TIDAK MENULAR

    HIPERTENSI DAN STROKE

    OLEH:

    Dr. YOVAN INDRA BAYU PRAKOSA

    PUSKESMAS DHARMA RINI TEMANGGUNG

    (Periode 11 Maret 201311 Juli 2013)

    Stroke

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    2/16

    1

    BAB I

    LATAR BELAKANG

    Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa ada lima jenis penyakit tidak

    menular yang menguras anggaran Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Kelima

    penyakit tersebut meliputi gagal ginjal, penyakit paru, kanker, stroke, dan penyakit jantung.

    Alokasi anggaran untuk Jamkesmas yang digelontorkan pemerintah pusat ke daerah sebanyak

    Rp. 34,5 triliun dan 83% habis untuk penanganan penyakit tidak menular tersebut. Hal ini

    menunjukkan bahwa fokus terhadap pencegahan penyakit tidak menular haruslah seimbang

    dan setara dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. (Kemenkes RI, 2013)

    Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia.

    Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam

    waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda

    dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang

    kesehatan di Indonesia. Proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada

    tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian

    tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes,

    kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM terjadi baik di perkotaan

    maupun di perdesaan. (Kemenkes RI, 2013)

    Data Riskesdas 2007 menunjukkan di perkotaan, kematian akibat stroke pada

    kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9%, sedangkan di perdesaan sebesar 11,5%. Hal

    tersebut menunjukkan PTM (utamanya stroke) menyerang usia produktif. Sementara itu

    prevalensi PTM lainnya cukup tinggi, yaitu: hipertensi (31,7%), arthritis (30.3%), penyakit

    jantung (7.2%), dan cedera (7,5%). (Litbang Kemenkes, 2007)

    PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang

    aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan, 34,7% penduduk

    usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari (menurun pada Riskesdas 2010 yaitu sebanyak

    28,2%), 93,6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas

    fisik. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan program pengendalian PTM sejak tahun

    2005. Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa promosi Perilaku

    Bersih dan Sehat serta pengendalian masalah tembakau. (Litbang Kemenkes, 2010)

    Artikel ini akan membahas tentang kegiatan dokter internsip dalam menunjang peran

    Puskesmas Dharma Rini Temanggung untuk pengendalian penyakit tidak menular.

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    3/16

    2

    BAB II

    PERMASALAHAN

    Puskesmas Dharma Rini Temanggung juga memberikan perhatian khusus pada

    Penyakit Tidak Menular (PTM). Beberapa PTM tercatat pada tahun 2012 di wilayah kerja

    Puskesmas Dharma Rini, yaitu 638 kasus decomp cordis, 89 kasus IDDM, 4 kasus NIDDM,

    43 kasus psikosis, 18 kasus asma bronkial, 16 kasus PPOK, 13 kasus AMI, 6 kasus angina

    pectoris, 13 kasus stroke non hemoragik, dan 4 kasus kanker (terdiri dari 3 carcinoma cervix,

    1 carcinoma mamae). Data tersebut menunjukkan betapa pentingnya pencegahan terhadap

    PTM ini di wilayah Puskesmas Dharma Rini.

    Upaya pengendalian faktor risiko PTM dapat dilakukan dengan promosi Perilaku

    Hidup Bersih dan Sehat serta pengendalian masalah tembakau. Data PHBS Puskesmas

    Dharma Rini tahun 2012 menunjukkan beberapa faktor risiko PTM di wilayah kerjanya,

    seperti rumah tangga yang bebas dari rokok hanya sebesar 32,2%, dan pada indikator

    aktivitas fisik juga masih kurang (sebesar 77,7%).

    Berikut ini adalah contoh kasus PTM yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas

    Dharma Rini, tepatnya di daerah Pikatan Mudal. Pasien dengan diagnosis post stroke non

    hemoragik dengan riwayat hipertensi tidak terkontrol. Anamnesis dilakukan secara

    alloanamnesis terhadap istri pasien karena pasien mengalami afasia motorik.

    Seorang pria, usia 60 tahun, dengan keluhan utama lemah pada

    anggota gerak sebelah kanan sejak 3 bulan yang lalu. Pasien didiagnosis

    menderita stroke dan sempat dirawat di RSUD Temanggung. Waktu itu,

    sesaat setelah pasien bangun tidur, pasien merasa lemah pada anggota

    gerak sebelah kanan. Pasien tidak dapat berdiri dan berjalan. Selain itu,

    pasien juga tidak dapat berbicara namun paham dengan pembicaraan orang

    lain. Pasien tidak merasakan gringgingen dan jimpe-jimpe sebelumnya.

    Gangguan kesadaran (-), Mual (-), muntah (-), pusing (-), nyeri kepala (-),

    kejang (-), gangguan penciuman (-), pandangan dobel (-), gangguan

    pendengaran (-), gangguan/susah menelan (-), gangguan berbicara (+).

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    -R. Hipertensi : (+), terdiagnosis > 5 tahun yang lalu, tekanan darahtertinggi mencapai 220/110 mmHg, tidak terkontrol.

    -R. Penyakit Jantung : disangkalRiwayat Kebiasaan:

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    4/16

    3

    -R. Merokok : (+) lebih dari 20 tahun minimal 1 bungkus per hari, saat inikadang-kadang masih merokok

    Riwayat Sosial Ekonomi:

    Pasien merupakan kepala keluarga, tinggal di rumah sederhana dengan 1

    istri dan 1 anaknya. Saat ini pasien tidak dapat bekerja, biaya untuk

    kebutuhan hidup saat ini dari hasil jual makanan oleh istri dan dari upah

    anak bekerja di pabrik. Pasien mempunyai kartu asuransi Jamkesmas namun

    kesulitan dalam transportasi untuk kontrol dan fisioterapi.

    Pemeriksaan Fisik: TB: 162 cm, BB: 53 kg

    - Vital Sign : BP 180/100 mmHg, HR 84 x/menit, RR 20 x/menit, suhu afebril- GCS : E4VxM6-Fx Luhur : afasia motorik-Fx Sensoris :

    -Fx Motorik : lateralisasi dextra

    babinsky, chaddock

    -Nn. Craniales:N.III : pupil isokor (3mm/3mm), RC (+/+)

    N.VII : parese dextra UMN

    N.XII : parese dextra UMN

    Diagnosis:

    Klinis : Hemiparese dx, parese N. VII & XII dextra UMN, afasia motorik

    Topis : Sub Cortex Sinistra

    Etiologi : Post Stroke Non Hemorrhagic dd. Stroke Hemorrhagic dengan

    RiwayatHT Tidak Terkontrol

    Permasalahan yang timbul:

    1.Bagaimana penatalaksanaan medis yang komprehensif dari pasien kasus di atas?2.Bagaimana peran Puskesmas dalam pencegahan dan penanggulangan meningkatnya

    kasus PTM?

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    5/16

    4

    BAB III

    PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

    Penanganan pasien pasca stroke harus secara multidimensial (holistik) dan

    komprehensif. Secara holistik berarti pasien kita intervensi dalam dimensi biologis, psikis,

    sosial, dan spiritual. Komprehensif berarti intervensi lengkap mulai dari preventif, promotif,

    kuratif, dan rehabilitatif.

    Terapi dibedakan pada fase akut (hari ke 0-14 sesudah onset penyakit) dan pasca fase

    akut. Sasaran pengobatan fase akut ialah menyelamatkan neuron yang menderita jangan

    sampai mati, dan agar proses patologik lainnya yang menyertai tak mengganggu/mengancam

    fungsi otak. Tindakan dan obat yang diberikan haruslah menjamin perfusi darah ke otak tetap

    cukup, tidak justru berkurang. Sehingga perlu dipelihara fungsi optimal dari respirasi,

    jantung, tekanan darah darah dipertahankan pada tingkat optimal, kontrol kadar gula darah

    (kadar gula darah yang tinggi tidak diturunkan dengan drastis), bila gawat balans cairan,

    elektrolit, dan asam basa harus terus dipantau. Pengobatan yang cepat dan tepat diharapkan

    dapat menekan mortalitas dan mengurangi kecacatan. Tujuan utama pengobatan adalah untuk

    memperbaiki aliran darah ke otak secepat mungkin dan melindungi neuron dengan

    memotong kaskade iskemik. (Perdossi, 2000)

    Pasien pada kasus di atas termasuk dalam kasus stroke fase pasca akut. Setelah fase

    akut berlalu, sasaran pengobatan dititikberatkan pada tindakan rehabilitasi penderita, dan

    pencegahan terulangnya stroke. (Perdossi, 2000)

    A. PreventifTujuannya untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru stroke, dengan

    jalan antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor risiko stroke:

    Untuk stroke infark diberikan:

    1. Obat-obat anti platelet agregasi2. Obat-obat untuk perbaikan fungsi jantung dari ahlinya3. Faktor risiko dikurangi seminimal mungkin

    a) Menghindari rokok, obesitas, stresb) Berolahraga teraturc) Kontrol tekanan darah

    B. RehabilitasiStroke merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45 tahun, maka yang

    paling penting pada masa ini ialah upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita,

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    6/16

    5

    fisik dan mental, dengan fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi. Jika seorang pasien

    tidak lagi menderita sakit akut setelah suatu stroke, fokus utama ada pada pemaksimalan

    kemampuan fungsi pasien. Hal ini sering dilakukan di rumah sakit rehabilitasi atau area

    khusus di rumah sakit umum.

    Proses rehabilitasi dapat meliputi beberapa atau semua hal di bawah ini:

    1. Terapi bicara untuk belajar kembali berbicara dan menelan2. Terapi okupasi untuk mendapatkan kembali ketangkasan lengan dan tangan3. Terapi fisik untuk memperbaiki kekuatan dan kemampuan berjalan, dan4. Edukasi keluarga untuk memberikan orientasi kepada mereka dalam merawat orang

    yang mereka cintai di rumah dan tantangan yang akan mereka hadapi.

    Tabel 1. Pedoman dasar rehabilitasi pasien pasca stroke

    Waktu (pasca stroke) Rehabilitasi

    Hari 1-3 (di sisi tempat tidur) Kurangi penekanan pada daerah yang sering tertekan(sakrum, tumit)

    Modifikasi diet, bed side, positioning Mulai PROM dan AROM

    Hari 3-5 Evaluasi ambulasi Beri sling bila terjadi subluksasi bahu

    Hari 7-10 Aktifitas berpindah Latihan ADL: perawatan pagi hari Komunikasi, menelan

    2-3 minggu Team/family planing Therapeuthic home evaluation

    3-6 minggu Home program Independent ADL, transfer, mobility

    10-12 minggu Follow up Review functional abilities

    Macam-macam rehabilitasi fisik yang dapat diberikan adalah :

    1. Bed exercise2. Latihan duduk3.

    Latihan berdiri

    4. Latihan mobilisasi

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    7/16

    6

    5. Latihan ADL (activity daily living)6. Latihanpositioning (penempatan)7. Latihan mobilisasi8. Latihan pindah9. Latihan berpakaian10. Latihan membaca11. Latihan mengucapkan huruf A,I,U,E,O

    Komplikasi (Jose et al, 2008)

    Dalam perawatan pasien stroke perlu diingat bahwa komplikasi pada stroke sering

    terjadi dan menyebabkan gejala klinik stroke menjadi semakin memburuk. Tanda-tanda

    komplikasi harus dikenali sejak dini sehingga dapat dicegah agar tidak semakin buruk dan

    dapat menentukan terapi yang sesuai. Komplikasi pada stroke yaitu:

    1. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama):a. Edema serebri: Merupakan komplikasi yang umum terjadi, dapat menyebabkan

    defisit neurologis menjadi lebih berat, terjadi peningkatan tekanan intrakranial,

    herniasi dan akhirnya menimbulkan kematian.

    b.Abnormalitas jantung: Kelaianan jantung dapat menjadi penyebab, timbul bersamaatau akibat stroke, merupakan penyebab kematian mendadak pada stroke stadium

    awal.sepertiga sampai setengah penderita stroke menderita gangguan ritme jantung.

    c. Kejang: kejang pada fase awal lebih sering terjadi pada stroke hemoragik dan padaumumnya akan memperberat defisit neurologis.

    d.Nyeri kepalae. Gangguan fungsi menelan dan aspirasi

    2.

    Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama):a. Pneumonia: Akibat immobilisasi yang lama. Merupakan salah satu komplikasi

    stroke pada pernafasan yang paling sering, terjadi kurang lebih pada 5% pasien dan

    sebagian besar terjadi pada pasien yang menggunakan pipa nasogastrik.

    b.Emboli paru: Cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, seringkali pada saatpenderita mulai mobilisasi.

    c. Perdarahan gastrointestinal: Umumnya terjadi pada 3% kasus stroke. Dapatmerupakan komplikasi pemberian kortikosteroid pada pasien stroke. Dianjurkan

    untuk memberikan antagonis H2 pada pasien stroke ini.

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    8/16

    7

    d.Stroke rekurene. Abnormalitas jantung

    Stroke dapat menimbulkan beberapa kelainan jantung berupa:

    1) Edema pulmonal neurogenik2) Penurunan curah jantung3) Aritmia dan gangguan repolarisasi

    f.Deep Vein Thrombosis(DVT)g.Infeksi traktus urinarius dan inkontinensia urin

    3. Komplikasi jangka panjanga. Stroke rekuren

    b.Abnormalitas jantungc. Kelainan metabolik dan nutrisid.Depresie. Gangguan vaskuler lain: penyakit vaskuler perifer.

    C. Peran Puskesmas Dharma Rini untuk Mencegah PTMPeran Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan adalah untuk mengubah

    paradigma masyarakat yang masih menganut paradigma sakit menuju paradigma baru,

    yaitu paradigma sehat. Penerapan paradigma sehat ini dengan cara gencar dan rutin dalam

    tindakan preventif dan promotifnya.

    1. Mendayagunakan kembali Posyandu, Posbindu, dan atau PKD untuk tindakanpreventif dan promotif

    Saat ini, pelayanan kesehatan yang diberikan di tingkat dasar masih fokus

    terhadap tindakan kuratif. Masyarakat masih belum paham akan pentingnya

    kesehatan, pengetahuan mereka saat ini bahwa datang ke Posyandu dan PKD untuk

    mencari pengobatan. Padahal hal tersebut sangat berlawanan dari konsep utamanya,

    yaitu tindakan preventif dan promotif. Oleh karena itu, Posyandu dan PKD perlu

    diposisikan kembali sebagai ujung tombak tindakan preventif dan promotif

    Puskesmas. Posyandu dan PKD seharusnya juga sebagai tempat untuk konsultasi

    kesehatan, gizi, screening penyakit tidak menular, kebersihan lingkungan, perilaku

    hidup bersih dan sehat.

    2. Promosi KesehatanPromosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat harus rutin dilakukan, baik

    dengan metode penyuluhan ataupun media pamflet, baliho. dkk. Tema yang dipilih

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    9/16

    8

    terutama berkaitan dengan faktor risiko PTM, seperti anjuran untuk tidak merokok,

    makan makanan sehat (rendah kolesterol, rendah natrium, rendah gula, kecukupan

    air), dan aktivitas fisik.

    3. Screening dan terapi awal PTMFaktor risiko lain seperti dislipidemia, hiperurisemia, dan hipertensi perlu selalu

    dikontrol untuk mencegah penyakit yang lebih serius seperti stroke dan AMI.

    Kini suatu upaya yang terpadu sedang berjalan untuk mengembangkan Pengamatan

    Risiko Terhadap Penyakit Tidak Menular, dengan mengadaptasi Rencana Global dan

    Regional. Tiga komponen utama diadopsi, yaitu: pengamatan faktor-faktor risiko, upaya

    peningkatan kesehatan yang terpadu, dan penghantaran perawatan kesehatan yang

    direformasi. (WHO, 2003)

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    10/16

    9

    BAB IV

    PELAKSANAAN

    Telah dilaksanakan kunjungan rumah pasien stroke tersebut pada tanggal 20, 27

    Maret 2013, dan 9, 24 April 2013. Kunjungan diawali dengan reanamnesis perjalanan

    penyakit, pemeriksaan fisik, dan pencarian faktor risiko penyebab stroke.

    Hasil Program Perkesmas

    1.Reanamnesis perjalanan penyakit2.Pemeriksaan fisik3.Pencarian faktor risiko

    a Hipertensi tidak terkontrol, saat pemeriksaan BP 180/100 mmHg.b Merokok, pasien kadang-kadang masih merokok.c Stress, depresi karena aktivitas menjadi terbatas.

    4. Intervensi medisa. Preventif

    1) Pemberian obat anti hipertensi, captopril 3x25 mg dan nifedipin 2x5mg2) Pemberian obat anti agregasi platelet, aspilet 1x80 mg3) Pemberian neuroprotektan, piracetam 2x800 mg4) Edukasi untuk tidak merokok, termasuk melarang anggota keluarga lain untuk

    merokok.

    5) Modifikasi diet (Huang, 2007; Remig, 2008)Makanan yang dianjurkan yaitu:

    a)Sayuran. Sayuran sangat dibutuhkan bagi penderita stroke karena serat yang adadi saluran dapat mengikat kolesterol maupun lemak lainnya yang ada di saluran

    pencernaan dan membuangnya melalui feses. Sumber sayuran terbaik antara lain

    wortel, asparagus, seledri, buncis, labu siam, mentimun, bayam, selada, tomat.

    b)Semua buah dan jus buah. Buah-buahan bermanfaat dalam menurunkan kadarkolesterol, mencegah kerusakan pembuluh darah dan sebagai antikoagulan.

    Vitamin C dan E terbukti sebagai antioksidan sehingga sangat baik dikonsumsi.

    Buah yang baik dikonsumsi: melon, alpukat, jambu biji, anggur, pisang, dan apel.

    c)Sumber karbohidrat, antara lain padi-padian, gandum, jagung, dll.d) Ikan yang mengandung Omega 3e)Suplemen makanan yang disarankan antara lain vitamin C, E, B6, asam folat,

    bioflavonoid, dan lesitin.

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    11/16

    10

    f)Bumbu dan rempah yang dapat dikonsumsi antara lain bawang merah, bawangputih, bawang bombay, jahe, kunyit, ketumbar, kemiri, merica, lengkuas, dll.

    Makanan yang tidak dianjurkan antara lain:

    a) Makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi. Kelebihan garam dansodium akan memperburuk penyakit hipertensi yang merupakan salah satu

    pemicu stroke. Makanan yang mengandung natrium tinggi antara lain makanan

    instan (mi instan, bubur instan), makanan kalengan, kecap, saus tomat, ikan asin,

    ikan atau daging asap, telur asin, pindang, soda kue, penyedap rasa seperti MSG

    dan sodium benzoat, sodium bikarbonat.

    b) Daging sapi dan ayam dengan lemaknya, daging ayam dengan kulit, jeroan,fried chicken, burger, dan telur.

    c) Lemak dan minyak. Mentega, margarine, mayonese, serta semua makanan yangdigoreng terutama dengan minyak kelapa.

    d) Makanan yang mengandung protein dan lemak yang tinggi, antara lain cumi,udang, kerang, jeroan, kuning telur, telur puyuh, dan makanan bersantan.

    e) Susu dan produk turunannya. Susu fullkrim, susu condensed, krim terutamakrim kopi, keju, es krim, dan yogurt full fat.

    f) Makanan yang mengandung gula yang tinggi, seperti cake, puding, coklat,biskuit, permen, dan sereal yang memiliki kadar gula yang tinggi.

    g) Alkohol dan tembakau. Kandungan alkohol dan nikotin di dalam rokok akanmemperburuk kondisi pembuluh darah.

    Kadar nutrisi pada pasien stroke:

    a) Energi cukup : 25-45 kkal/kg BBFase akut 1100-1500 kkal/hari

    b) Protein cukup : 0,8-1 gr/kg BBGizi kurang: 1,25-1,5 gr/kg BB, GGK: 0,6 gr/kg BB

    c) Lemak cukup : 20-25 %d) Karbohidrat cukup : 60-70 %e) Kolestrol dibatasi

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    12/16

    11

    6) Motivasi rujukan ke dokter ahli saraf dan ahli rehabilitasi medik untuk perencanaanterapi medis dan rehabilitasi.

    b.RehabilitatifSetelah pulang dari rawat inap di RS, pasien tidak kontrol rutin dan belum

    mendapatkan intervensi untuk rehabilitasi medis. Motivasi rujukan ke ahli saraf dan ahli

    rehabilitasi medis belum dapat dilakukan karena kendala transportasi. Untuk

    pembiayaan, pasien memiliki asuransi kesehatan Jamkesmas. Solusi untuk intervensi

    yang dilakukan: 1. Pendekatan dan edukasi keluarga pasien tentang pentingnya terapi

    medis yang diberikan, 2. Fisioterapi lanjutan dapat dilakukan di Puskesmas

    Temanggung, 3. Pelatihan untuk inisiasi rehabilitasi sampai kendala yang ada dapat

    teratasi.

    1) Inisiasi rehabilitasiPelatihan rehabilitasi sederhana untuk pasien dan keluarga pasien.

    a) Terapi Fisik/FisioterapiObservasi:

    Kontak dan pengertian baik. Kelemahan anggota gerak kanan Keterbatasan anggota gerak kananProgram:

    Breathing exerciseProper bed positioning untuk mengurangi penekanan pada daerah yang

    sering tertekan (sakrum, tumit)

    Terapi panas sederhana, dengan air hangat untuk merangsang persarafananggota gerak sebelah kanan.

    Latihan PROM dan AROM (passive and active range of motion)b) Terapi Okupasi

    Observasi:

    Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari Kelemahan anggota gerak kanan Keterbatasan anggota gerak kananProgram :

    Latihan peningkatan ADL (activity daily life) dengan aktivitas Latihan penguatan otot Terapi Wicara

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    13/16

    12

    c) Terapi WicaraObservasi:

    Afasia MotorikProgram:

    Latihan pernapasan (pre speech training) berupa latihan napas, menelan,meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan.

    Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir dan mengucapkankata-kata.

    Latihan mengucapkan huruf A,I,U,E,Od) Ortotik Prostetik

    Belum dilakukan terapi

    e) PsikologiObservasi:

    Motivasi untuk berobat dan latihan kurangProgram:

    Memberikan dukungan mental pada penderita dan keluarga tentang penyakitpenderita dan prognosis penyakitnya jika penderita latihan terus

    f) Sosial MedikObservasi:

    Kontak baik Biaya perawatan: Jamkesmas Rumah tinggal permanen, lantai ubin, dinding tembok dan WC jongkok Transportasi ke sarana kesehatan kesulitanProgram:

    Memberikan edukasi dan bimbingan kepada penderita untuk berobat danberlatih secara teratur, minimal 1 jam dalam sehari.

    Mengadakan edukasi dan evaluasi terhadap lingkungan rumah. Bantuan transportasi ke sarana kesehatan oleh SKD.

    Inisiasi rehabilitasi ini dilakukan dalam beberapa tahap kunjungan rumah:

    Kunjungan I : terapi (a) fisioterapi, (f) sosial medik

    Kunjungan II : evaluasi kunjungan I, terapi (b) okupasi, (c) wicara

    Kunjungan III : evaluasi kunjungan II, terapi (e) psikologis

    Kunjungan IV : evaluasi kunjungan III

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    14/16

    13

    BAB V

    MONITORING DAN EVALUASI

    Program intervensi medis untuk penderita stroke di atas harus selalu rutin dievaluasi

    dan dimonitor. Beberapa hal yang perlu dimonitor adalah:

    1. AntropometriPenimbangan BB di awal dan akhir intervensi.

    2. Fisik/klinis (tiap hari) :a. Kesadaran dan keadaan umum

    b. Tekanan darahc. Pemeriksaan neuromuskuler, termasuk besar otot, kekuatan otot, ROM.

    3. BiokimiaKadar ureum, kreatinin, GDS, bilirubin, SGOT, SGPT, HDL, LDL, dan albumin setiap kali

    ada pemeriksaan (menyesuaikan kebutuhan).

    4. DietAsupan/intake gizi harian sudah baik atau belum, melihat kepatuhan pasien dalam

    menjalankan diet.

    5. Evaluasi program rehabilitasi.6. Selalu menanyakan kembali materi yang diberikan, baik kepada pasien maupun keluarga

    pasien.

  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    15/16

    14

    DAFTAR PUSTAKA

    Kementerian Kesehatan RI. 2013.Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian

    Terbanyak di Indonesia. Diakses dihttp://www.depkes.go.idpada tanggal 23 April

    2013.

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI. 2007.Riskesdas 2007. Diakses di

    http://www.litbang.depkes.go.idpada tanggal 23 April 2013

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI. 2010.Riskesdas 2010. Diakses di

    http://www.litbang.depkes.go.idpada tanggal 23 April 2013

    Huang CY. 2007.Nutrition and Stroke. Department of Medicine, University of Hong Kong;

    16 : 266-74.http://apjcn.nhri.org.tw/server/apjcn/volume16/vol16suppl.1/

    ChenYaHuang(266-274).pdf

    Jose CN, Ester Bitanga, Nijasri Suwanwela, Hui Meng Chang, et al. 2008. Complication of

    acute stroke: A Study in Ten Asian Countries.Neurology Asia(13): 33-9.

    Kelompok studi serebrovaskuler & Neurogeriatri, PERDOSSI. 2000. Guideline Stroke 2000

    Seri Pertama, Jakarta

    Remig, Valentina. 2008Medical Nutrition Therapy for Neurologic Disorders. In: Kathleen

    Mahan, Sylvia Escott (editors). Krauses Food and Nutrition Therapy, 12th ed.

    Missouri : Saunders Elsevier ; 2008. pp. 1067-81

    Sinaki M, Dorsher PT. 1993.Rehabilitation after Sroke. In : Basic Clinical Rehabilitation

    Medicine. Philadelphia. Mosby; pp. 87-8

    WHO. 2003.Penyakit Tidak Menular. Diakses di

    http://www.who.or.id/ind/ourworks.asp?id=ow2pada tanggal 23 April 2013

    http://www.depkes.go.id/http://www.litbang.depkes.go.id/http://www.litbang.depkes.go.id/http://apjcn.nhri.org.tw/server/apjcn/volume16/vol16suppl.1/http://www.who.or.id/ind/ourworks.asp?id=ow2http://www.who.or.id/ind/ourworks.asp?id=ow2http://apjcn.nhri.org.tw/server/apjcn/volume16/vol16suppl.1/http://www.litbang.depkes.go.id/http://www.litbang.depkes.go.id/http://www.depkes.go.id/
  • 7/22/2019 PTM Stroke DM HT (Autosaved)

    16/16

    15

    FEEDBACK / KOMENTAR

    Mengetahui Temanggung, April 2013

    Dokter Pendamping, Dokter Internsip,

    dr. Novelia Dian Trenggonowati dr. Yovan Indra Bayu Prakosa

    NIP. 19621104 199010 2 001