ptk SMP.doc
-
Upload
anonymous-pfcbejomue -
Category
Documents
-
view
544 -
download
60
Transcript of ptk SMP.doc
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BERITA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
MELALUI TEKNIK PEMODELAN
DI SMP NEGERI 4 KRAGILAN KABUPATEN SERANG
Penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan
Usul Kenaikan Pangkat Guru dalam Jabatan
Disusun oleh :MASWI, S.Pd.
NIP. 196609111988031009
PEMERINTAH KABUPATEN SERANGDINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 4 KERAGILAN2014
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BERITA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI
TEKNIK PEMODELAN
DI SMP NEGERI 4 KRAGILAN KABUPATEN SERANG
LAMA PENELITIAN : 3 Bulan,mulai bulan Januari sampai maret 2014
PENULIS N A M A : MASWI, S.PdNIP. : 196609111988031009PANGKAT/GOLONGAN : Pembina , IV / aJABATAN : Guru MadyaINSTITUSI : SMP Negeri 4 KragilanKECAMATAN : KragilanKABUPATEN : SerangPROVINSI : BantenALAMAT : TELEPON KANTOR : HP :
Serang, Maret 2014Mengesahkan, Kepala Sekolah
Drs. POPO SUPENA, M.Pd MASWI,S.PdNIP. 195828061993031002 NIP. 196609111988031009
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan Judul : “PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS BERITA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI
TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 4 KRAGILAN KABUPATEN SERANG ”
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga
PTK ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu yang telah membantu penyelesaian laporan
ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak
yang memerlukan.
Penyusun
ABSTRAK
Maswi,.PTK 2014. Meningkaktan kemampuan siswa kelas VII.B dalam pembelajaran menulis berita Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui teknik pemodelan di SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang.
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis berita melalui teknik pemodelan di SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang .
Hipotesis tindakan yang akan diuji adalah kemampuan siswa dalam menulis berita dapat meningkat melalui teknik pemodelan dalam proses pembelajaran .
Penelitian ini melibatkan siswa kelas VII,B sebanyak 33 orang di SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang . Data dikumpulkan melalui instrumen, observasi langsung di lapangan dan menghasilkan data awal kemampuan siswa dalam menulis berita sebesar 48,33 kategori kurang.
Kemudian atas dasar pengamatan dan hasil pra siklus di atas,maka dilakukan penelitian dengan kegiatan 2 siklus dimana siklus ke 1 menunjukkan hasil peningkatan menjadi 68,33 kategori baik dan pada siklus ke 2 menjadi 87,50 kategori amat baik ,hal ini berarti mengungkapkan bahwa melalui teknik pemodelan dalam pembelajaran terhadap siswa dapat meningkatkan kemampuannya di SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dalam seluruh
proses belajar siswa di sekolah. Selama menuntut ilmu di sekolah, siswa sering di
ajarkan dan diberi tugas untuk menulis, oleh karena itu mereka diharapkan akan
mempunyai wawasan yang lebih luas dan mendalam setelah melakukan kegiatan
menulis.
Kridalaksana (2005: 968) menulis adalah melahirkan pikiran tematik atau perasaan
seperti mengarang, membuat surat dalam tulisan. Akhadiah (2002: 2)
mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik
serta mengungkapkan secara tersurat. Menulis berarti mengungkapkan ide, pikiran,
gagasan, pengetahuan dan wawasan ke dalam tulisan yang sistematis dan bisa
dipahami oleh orang lain.
Pelajaran menulis kadang hanya digunakan sebagai pengisi waktu luang dan tidak
memperoleh porsi waktu yang cukup. Siswa banyak yang tidak senang apabila
diminta untuk membuat karangan. Siswa menganggap pelajaran menulis wacana
sebagai pelajaran yang membosankan dan melelahkan (Tarigan, 1986: 186-187). Hal
ini menarik perhatian untuk diteliti upaya yang harus ditempuh untuk menarik
perhatian siswa dalam pembelajaran menulis teks berita.
Kemudian atas dasar pengamatan dan hasil pra siklus di atas,maka dilakukan
penelitian dengan kegiatan 2 siklus dimana siklus ke 1 menunjukkan hasil
peningkatan menjadi 68,33 kategori baik dan pada siklus ke 2 menjadi 87,50
kategori amat baik ,hal ini berarti mengungkapkan bahwa melalui teknik pemodelan
dalam pembelajaran terhadap siswa dapat meningkatkan kemampuannya di SMPN 4
Kragilan Kabupaten Serang
Teks berita adalah naskah berita yang berisi fakta mengenai kejadian peristiwa yang
hangat, menarik, atau penting bagi sebagian besar masyarakat yang bisa
disampaikan melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media
internet.
Kegiatan menulis teks berita cocok untuk pembelajaran menulis pada siswa kelas
VII B SMPN 4 Kragilan karena pada taraf ini siswa banyak mengalami dan
mengamati hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Tema dalam berita adalah peristiwa
yang terjadi di lingkungan masyarakat dan siswa sudah bisa merespon
lingkungannya, membayangkan dalam pikirannya kemudian dituangkan dalam
bentuk tulisan.Pemanfaatan pemodelan sebagai media untuk mengamati suatu
kejadian yang akan ditulis menjadi sebuah teks berita sangat tepat. Menulis teks
berita dengan teknik pengamatan gambar peristiwa akan memberikan kebebasan
kepada siswa untuk membahasakannya. Jadi, siswa yang satu dengan yang lain akan
bervariasi dalam membahasakan pemodelan peristiwa yang diamati.
Berdasrkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti
mengenai “Peningkat Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Teknik Pengamatan
pemodelan pada Siswa Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang Tahun Pelajaran 2013-
2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas ada tiga macam yang perlu dibahas dalam penelitian ini.
.1. Apakah teknik pengamatan pemodelan gambar peristiwa dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan
Kabupaten Serang ?
2. Bagaimana persepsi dan tanggapan siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang
tahu ajaran 2013-2014 tentang penulisan teks berita melalui pengamatan pemodelan
pada siawa Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang tahun pelajaran 2013-2014?
C. Pembatasan Masalah
Masalah ini dibatasi pada Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita melalui
Teknik Pengamatan pemodelan pada Siswa Kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan
Serang Tahun Ajaran 2013-2014.
D. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan di atas, dalam penelitian ini memiliki tiga tujuan.
1. Memaparkan peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui pengamatan
gambar peristiwa pada siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang tahun
pelajaran 2013-2014.
\2. Menjelaskan motivasi kemampuan menulis teks berita melalui pengamatan gambar
peristiwa pada siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang tahun pelajaran
2013-2014.
3. Menganalisis persepsi dan tanggapan siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan
Serang tahu ajaran 2013/2014 tentang penulisan teks berita melalui pemodelan pada
siawa Kelas VII SMPN 4 Kragilan Serang tahun pelajaran 2013-2014.
E. Manfaat
Dalam penelitian ini dapat diambil manfaan bagi siswa, guru, dan sekolah. adapun
manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Siswa
a. Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan dalam menilis teks berita dengan
menggunakan pemodelan.
b. Siswa dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuan menulis teks berita di
dalam kelas.
2. Guru
a. Sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau sejauh mana kemampuan
yang dimiliki siswa dalam menilis teks berita dengan menggunakan pemodelan.
b. Sebagai bahan referensi pembanding untuk untuk melakukan penelitian tindakan
kelas.
3. Sekolah
a. Sekolah dapat menyediakan media pembelajaran yang menarik.
b. Dengan adanya media belajar yang menarik akan mampu mewujudkan siswa yang
kreatif dan bervariasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kemampuan Menulis
Menulis menurut Rusyana (2000:1) menyatakan bahwa menulis adalah wujud
pengutaraan secara tersusun dengan mempergunakan bahasa disebut karangan. Jadi,
karangan adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, pendirian, khayalan,
kehendak, keyakinan, dan pengalaman kita.
Harmer (2002:92) merupakan suatu cara interaksi sosial dengan orang lain, dan
kita menulis untuk menyampaikan sesuatu kepada seseorang dengan tujuan tertentu.
Dengan kata lain, kita menulis untuk menyelesaikan sesuatu. Senada denga Syamsudin
(1994:1) menyatakan bahwa menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang
dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara
mereka.
Selanjutnya, Cunming (2001:13) mengatakan bahwa menulis memiliki aturan-
aturan sendiri serta konvensi dan kita dapat mengharapkan suatu materi yang dapat
diandalkan melalui menulis menulis adalah aspek bahasa yang paling disiplin dan
merupakan salah satu aspek yang dapat dipelajari secara lebih khusus atau detail serta
lebih cermat.
Tarigan (2008:2) juga menjelaskan menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut. Jika mereka memahami
bahasa dan lambang tadi, menulis bukan sekedar menggunakan huruf-huruf tetapi ada
pesan yang dibawa oleh penulis melalui gambar-gambar tersebut.
Menurut Nurgiantoro (2001:296) “menulis adalah suatu bentuk sistem
komunikasi lambang visual dengan menggunakan gagasan melalui media bahasa”
Senada dalam pengertian dari Nurgiantoro dan Tarigan, dalam Supinah (1994)
juga memberikan pengertian bahwa menulis merupakan suatu proses perubahan bentuk
pikiran/angan-angan/perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang/tanda/tulisan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan
komunikasi atau interaksi dengan bahasa tulis dengan tujuan mengutarakan pikiran,
perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman dengan
memperhatikan aturan-aturan dan konvensi yang berlaku.
Dalam berkomunikasi secara tertulis tentunya membutuhkan proses agar tulisan
yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan baik oleh penulis itu sendiri maupun oleh
pembaca tulisan. Tidak semua individu dapat menuangkan ide dan pikiran ke dalam
bentuk tulisan , namun jika seseorang mampu menghasilkan tulisan yang baik tentunya
dapat memetik keuntungan dari tulisan tersebut.
Tarigan (2008:9) mengungkapkan unsur-unsur menulis diantaranya:
1. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri. Kita
mengetahui sampai dimana pengetahuan kita tentang suatu topik. Untuk
mengembangkan topik itu kita terpaksa berfikir, menggali pengetahuan dan
pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.
2. Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. Kita terpaksa
bernalar: menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang
mungkin tidak pernah kita lakukan jika kita tidak menulis.
3. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta
menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.
4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta
mengungkapkannya secara tersurat.
5. Dengan menulis di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan,
yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih luas.
6. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita
harus jadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap
informasi dari orang lain.
7. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan berpikir serta berbahasa
secara tertib.
Berdasarkan unsur-unsur di atas, dapat diformulasikan pengertian menulis, yaitu
keterampilan menyusun dan mengkomunikasikan gagasan denganmedium bahasa yang
dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi antara keduanya demi
tercapainya suatu tujuan.
Berkaitan dengan tujuan menulis Hago Harti dalam Tarigan (2008:25) juga
mengungkapkan macam-macam tujuan menulis sebagai berikut:
1. Asignment Purpose (tujuan penugasan), penulis tidak mempunyai tujuan sama
sekali. Kegiatan menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendir.
(misalnya: para siswa yang diberi tugas meranggkum; sekertaris yang ditugaskan
membuat laporan, notulen rapat).
2. Altruistic Purpose (tujuan menyenangkan orang lain), penulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan.
3. Persuasif Purpose (tujuan menyakinkan), tulisan yang bertujuan menyakinkan
para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4. Informational Purpose (tujuan penerangan), tulisan yang bertujuan memberikan
informasi atau keterangan atau penerangan kepada pembaca.
5. Slef-expressive Purpose (tujuan peryataan diri), yang bertujuan memperkenalkan
atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.
6. Creative Purpose (tujuan kreatif), tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan
pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan
melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni idaman.
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Problem-Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah), melalui tulisan ini,
penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan,
menjernihkan serta menjelajahi secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-
gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima pembaca.
Tujuan-tujuan menulis yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya memberikan informasi dengan cara yang berbeda-beda tetapi bahwa tujuan
utama menulis merupakan alat komunikasi tidak langsung antara penulis dengan
pembaca. Jadi, menulis banyak memberikan manfaat yang didapat dari keterampilan
tersebut yaitu kemampuan memadukan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi topik
yang akan dituliskan, kemauan mengendalikan emosi, serta menata dan mengembangkan
daya nalarnya dan memacu si penulis untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap
informasi yang diperlukan untuk kegiatan menulis tersebut.
Perbedaannya penelitian ini menitikberatkan pada peningkatan kemampuan menulis teks
berita melalui teknik pengamatan gambar foto peristiwa, sedangkan Rahmawati
menitikberatkan pada peningkatan penulisan teks berita melalui teknik pengamatan
gambar.
Penelitian tentang pemodelan dalam pembelajaran menulis pernah diteliti oleh
Agusyaningrum (2007) Agustyaningrum mengemukakan terdapat peningkatan
keterampilan menulis karangan narasi oleh siswa di kelas , setelah mengikuti
pembelajaran dengan pemanfaatan gambar berseri, megalami peningkatan dari
sebelimnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Agisyaningrum sama-sama
meneliti tentang keterampilan menulis dengan menggunakan media gambar.
Perbedaannya penelitian aguntyaningrum lebih menekankan pada penulisan paragraf
narasi dengan menggunakan media gambar berseri, sedangkan pada penelitian ini lebih
menekankan pada penulisan teks berita dengan menggunakan media gambar foto
peristiwa.
Hasil penelitian Arifiah adalah variasi diksi yang digunakan oleh siswa dalam menyusun
cerita berdasarkan kelas katanya terbagi menjadi kelas kata pengisi nomina dan
pronomina. Persamaan penelitian ini dengan Arifiah adalah menggunakan gambar
sebagai media pembelajaran menulis, perbedaannya penelitian Arifiah menitikberatkan
pada kemampuan siswa menyusun cerita seara beruntut sedangkan pada penelitian ini
menitikberatkan pada kemampuan siswa menulis teks berita dengan menggunakan media
gambar peristiwa.
Hasil penelitian Latifah yaitu ada variasi urutan yang disusun dalam paragraf,
persamaannya penelitian Latifah dengan penelitian ini gambar yaitu menggunakan
sebagai media. Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian Latifah, penelitian ini
menitikberatkan pada peningkatan menulis teks berita, sedangkan Latifah
menitikberatkan pada variasi pada urutan yang disusun dalam paragraf.
Sedangka pada penelitian ini lebih menitik beratkan pada penulisan teks berita dengan
menggunakan media foto gambar peristiwa.
Penelitian Winardi (2009) Hasil dalam penelitian Winardi bahwa setelah menggunakan
media gambar berita, siswa mengalami peningkatan dalam menulis karangan
argumentasi. Persamaan penelitian Winardi dengan penelitian ini sama-sama mengkaji
tengtang menulis dengan menggunakan media gambar. Letak perbedaannya, pada
penelitian Winardi menitikberatkan pada peningkatan kemampuan menulis karangan
arrgumentasi dengan menggunakan media gambar. Sedangkan pada penelitian ini lenih
menitikberatkan pada peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan
pemodelan.
B. Pengertian Berita
Kridalaksana (2005:1219) definisi menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan
(seperti mengarang membuat surat) dengan tulisan. Hampir sama dengan definisi
menulis yang diutarakan oleh Lada (dalam Tarigan, 1986:22) bahwa menulis
merupakan suatu prosentase bagian dari kesatuan ekspresi bahasa.
Sami (1990: 81) berpendapat bahwa kecakapan menulis sebetulnya dapat menjadi
milik semua orang yang pernah menduduki bangku sekolah. Pada dasarnya kecakapan
menulis merupakan buah pikiran dan ide ke dalam bentuk lambang bahasa. Akhadiah
(2002: 9) mengatakan bahwa menulis adalah ragam komunilasi yang perlu dilengkapi
alat-alat penjelas serta aturan gaya dan tanda baca.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpukan bahwa menulis berarti menuangkan
ide pikiran, gagasan, pengetahuan ke dalam tulisan yang sistematis, sesuai atauran
ejaan dan tanda baca dengan biasa dipahami.
2. Fungsi dan Tujuan Menulis
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung, sangat
penting bagi pendidik karena merupakan pelajaran berpikir secara kritis (D’ Agela
dalam Tarigan, 1986: 22).
Kegiatan meulis mempunyai maksud dan tujuan yang ingin disampaikan penulis
kepada pembaca. Berikut ini tujuan menulis menurut Handry Guntur Tarigan.
a. Memberitaukan atau mengajari.
b. Mengajak atau mendesak.
c. Menghibur atau menyarankan.
d. Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi berapi-api.
Senada dengan pendapat yang dikemukakan di atas Semi (1990: 19-20) juga
memperhitungkan melalui.
a. Memberikan arahan, yakni memberikan pertanyaan pada orang lain dengan
mengajarkan sesuatu.
b. Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian dalam penjelasan tentang sesuatu
hal yang diketahui orang lain.
c. Menceritakan kejadian, yakni memberikan informasi tentang sesuatu yang
berlangsung disuatu waktu.
d. Meringkaskan, yaitu membuat ringkasan suatu tulisan agar lebih singkat.
e. Meyakinkan, yaitu berusaha meyakinkan orang lain agar selalu dengannya.
3. Berita
a. Pengertian Berita
Chsrnley (dalam Muda, 2005: 22) mengungkapkan bahwa berita adalah laporan
yang tepat waktu mengenai fakta yang memiliki daya tarik atau hal penting atau
kedua-duanya bagi masyarakat luas. Menurut Henshall & Ingram (dalam Skripsi
Raahmawati, 2007: 36) berita adalah susunan kejadian setiap hari, sehingga
masyarakat menerimanya dalam bentuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi
cerita, pada hari yang sama di radio atau televisi dan keesokan hari di berbagai surat
kabar.
Kridalaksana (2005: 140) berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian
atau peristiwa yang hangat. Sumadiria (2005:65) mengatakan berita adalah laporan
tercepat mengenai fakta aatu ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi
sebagian besar khalayak, malalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi,
atau internet.
b. Unsur-unsur Berita
Menurut Putra (dalam Skripsi Raahmawati, 2007: 36) menyatakan bahwa di dalam
berita terdapat enam unsur berita yang disingkat menjadi 5W+1H ( What, Who,
Where, When, Why,dan How). Berikut adalah arti dari masing-masing istilah
tersebut:
a. What (apa) : Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa yang
sedang terjadi dalam berita.
b. Who (siapa) : Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam
berita.
c. Where (dimana) : Artinya, peristiwa atau kejadian berita yang sedang
berlangsung.
d. When (kapan) : Artinya, kapan peristiwa atau kejadian beria itu terjadi.
e. Why (mengapa) : Artinya, mengapa kejadian yang ada dalam berita itu bisa
terjadi.
f. How (bagaimana) : Artinya, bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu biasa
berlangsung. Security (aman) : Artinya, apakah peristiwa atau kejadian yang
dimuat biasa menjadi aman atau malah sebaliknya menimbulkan kekisruhan,
untuk itu berita yang dimuat harus memperhatikan keamanannya.
4. Media dan Media Pembelajaran
Menurut Schiam sebagamana dikutip oleh Suwarno (2006: 128) menyatakan, bahwa
media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Menurut Briggs sebagaimana dikutip
oleh Suwarno (2006: 128) mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik
untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Dari pengertian diatas, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sarana, alat atau
teknologi yang dapat menunjang dan memperlancar proses pembelajaran.
5.Ciri-ciri media pembelajaran:
Menurut Gearlach dan Eli sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2003: 11-13)
mengemukakan, bahwa ada tiga ciri media yaitu:
a Ciri fiksatif. Ciri ini menampilkan fungsi media untuk merekam serta menampilkan
suatu peristiwa yang diteliti atau dikaji.
b Ciri manipulatif untuk memanipulasi suatu kejadian. Kejadian yang memakan waktu
yang lama dapat ditampilkan dalam waktu yang singkat
c Ciri distributif yaitu menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dapat
ditranformasikan kepada banyak orang dalam waktu yang bersamaan.
Menurut Arsyad (2003: 26-27), manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran dalam
proses belajar mengajar sebagai berikut:
a Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
c Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
d Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya
wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
5. Fungsi Media Pendidikan
Sadiman (2002: 10) media yang digunakan dalam pembelajaran mempunyai beberapa
fungsi.
1) Memperjelas penyajian pembelajaran agar tidak terlalu verbalistis.
2) Menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi akan menciptakan
interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
3) Menimbulkan semangat belajar bagi siswa.
4) Menimbulkan siswa belajar mandiri untuk memimilih berdasarkan kemampuan
minatnya.
Dapat disimpulkan bahwa media pendidikan memiliki fungsi menciptakan
pembelajaran bervariasi dan menimbulkan semangat belajar pada siswa.
6. Jenis Media
Sect dan Richey (dalam Arsyad, 2003: 30), jenis media dapat dikelompokkan menjadi
empat macam.
1. Media hasil teknologi cetak meliputi teks, gambar, grafik, peta, foto, dan
representasi foto grafik.
2. Media audio visual meliputi proyektor film, tape recorder, Televisi, proyektor
visual yang lebar.
3. Media teknologi, berdasarkan computer meliputi, menggabungkan pemekaian
beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer yang memeiliki
kemampuan yang canggih
7. Kelebihan Penggunaan Media Gambar
Subana (2005: 320-325) menyebutkan kelebihan penggunaan media gambar adalah:
1. Gambar mudah diperoleh pada buku, majalah, koran, album foto dan lain-lain.
2. Dapat menterjemahkan ide-ide pokok dalam bentuk yang nyata.
3. Gambar mudah dipakai karena menggunakan peralatan.
4. Gambar relative mirah.
5. Gambar dapat digunakan dalam banyak hal.
a. Kekurangan Media Gambar.
Selain memiliki kelebihan, media gambar juga memiliki kekurangan yang perlu
diperhatikan, yaitu
1. Berdimensi dua sukar untuk menulis bentuk yang sebenarya.
2. Gambar tidak memperlihatkan gerak sepert gamar hidup.
3. Siswa tidak selalu dapat menginpretasikan isi gambar (Subana, 2005: 325).
b. Gambar Fakta Peristiwa Sebagai Media Pembelajaran
Peristiwa adalah kejadian (hal, perkara, dll): kejadian yang luar biasa (Kridalaksana,
2005: 860). Sedangkan foto adalah potret; gambaran, bayangan, pantulan,
(Kridalaksana, 2005: 320).
Gambar foto peristiwa merupakan tiruan gambaran dari kejadian yang luar biasa
yang ada di sekitar kita. Bentuknya berupa gambar yang di dalamnya memuat
informasi tentang kejadian yang sedang terjadi di suatu tempat, daerah atau suatu
negara. Informasi yang berupa gambar tersebut dapat dituangkan dalam bentuk
tulisan.
Jadi dapat disimpulakan pemodelan dapat digunakan untuk pembelajaran di kelas
khususnya keterampilan menulis teks berita.
C.Penggunaan Media Pembelajaran
Karakteristik kemampuan siswa dalam menangkap informasi atau memahami
materi pembelajaran berbeda-beda, ada siswa yang lebih mudah menangkap materi
pembelajaran dengan cara mendengar, ada siswa yang lebih mudah menangkap materi
pembelajaran dengan cara melihat, dan ada juga siswa yang lebih mudah menangkap
materi pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat. Perbedaan karakteristik ini
harus diakomodir oleh guru dengan cara penggunaan media dalam pembelajaran, dengan
menggunakan media yang bervarisasi perbedaan karakteristik dapat diatasi.
Pernyataan di atas didukung oleh Sanjaya (2008: 224) yang menjelaskan ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, misalnya media harus
disesuaikan dengan tujuan, media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan
kemampuan guru. Ada media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok
untuk siswa yang lain.
Arsyad, (2011:81) mengatakan bahwa, salah satu ciri media pembelajaran adalah
bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu
siswa. Sebagian media dapat mengelola pesan dan respon siswa sehingga media itu
sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa
pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang
terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan memotivasi
kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
Leshin, dkk dalam Arsyad, (2011:81) juga mengemukakan Prinsip-prinsip
penggunaan dan pengembangan media pembelajaran, yaitu media berbasis manusia
(guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media berbasis
cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembar lepas), media berbasis visual
(buku, charts, grafik, peta, figur/gambar, transfaransi, film bingkai atau silinde), media
berbasis audio-visual (video, film, silinde bersama tape, televisi), dan media berbasis
komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif).
Menurut Sadiman (2009:6) mengungkapkan media pembelajaran mempunyai
kegunaan sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), b. Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, dan daya indra, c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat
dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik, d. Dengan sifat yang unik pada tiap
siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda.
Dengan mempertimbangkan beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan
dalam penggunaan dan pemilihan media pembelajaran perlu adanya pertimbangan-
pertimbangan oleh karena itu, perlu dirancang dan dikembangkan lingkungan
pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar
perorangan dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang efektif
guna menjamin terjadinya pembelajaran.
Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah
dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media
yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkannya sendiri.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2010:21) menjelaskan manfaat media
pembelajaran adalah sebagai berikut : (1). Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media penerima pesan
yang sama. (2). Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai
penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. (3).
Pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-
prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
(4). Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan
media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi
pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh
siswa. (5). Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integritas kata dan gambar
sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
(6). Pembelajaran dapat diberikan kepada dan di mana diinginkan atau diperlukan
terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. (7).
Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan dan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa dalam menafsirkan
materi pembelajaran. (8). Peran guru dapat berubah kearah lebih positif.
Sadiman (2009:16) mengemukakan beberapa manfaat media pendidikan sebagai
berikut : (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak verbalitas, (2) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, (3) penggunaan media pendidikan secara tepat
dan bervariasi dapat diatasi sikap anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna
untuk; a. Menimbulkan kegairahan belajar, b. Memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, c. Memungkinkan anak
didik belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. (4) sifat yang unik pada
setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan
banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apabila latar
belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan
media pendidikan, yaitu untuk kemampuannya dalam; a. Memberikan rangsangan yang
sama, b. Mempersamakan pengalaman, c. Menimbulkan persepsi yang sama.
Dalam proses belajar mengajar, salah satu unsur yang sangat penting adalah
media pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran bukan hanya sekedar
membantu pekerjaan guru saja dalam mengajar, melainkan lebih jauh dari itu bahwa
media pembelajaran lebih banyak berguna membantu siswa dalam belajar. Itu sebabnya
pembelajaran sebuah media pembelajaran tidak bisa asal-asalan penggunaan media
pembelajaran terpusat pada siswa, sebab media pembelajaran membantu siswa dalam
belajar agar lebih berhasil.
Menurut Sujana (1995:99) mengemukakan alat peraga dalam mengajar
memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang efektif. Setiap proses belajar-mengajar ditandai dengan adanya beberapa
unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi. Unsur metode dan alat
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai
cara atau tehnik untuk mengantarkan bahkan pelajaran agar sampai kepada murid.
Menurut Sujana dan Rivai (1991:19) manfaat media pembelajaran adalah sebagai
berikut: (1) menarik perhatian siswa terhadap materi yang disajikan, (2) mengurangi
bahkan menghilangkan verbalisme, (3) membantu siswa untuk memperoleh pengalaman
belajar, (4) membatasi keterbatasan ruang, waktu, dan lingkungan, (5) terjadi kontak
langsung antara siswa dan guru, (6) membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar
berdasarkan latar belakang ekonomi siswa.
Hal ini mengandung makna bahwa media pembelajaran sebagai salah satu
komponen yang berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya
dalam rangka menciptakan situasi yang diharapkan. Tentu saja media pembelajaran ini
harus relevan penggunaanya serta harus sesuai dengan tujuan dan isi pembelajaran.
Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media pembelajaran harus selalu
melihat kepada tujuan dan bahan ajar. Karena media pembelajaran bukan berfungsi
sebagai alat hiburan, maka tidak diperkenankan penggunaan media hanya sekedar untuk
permainan atau hiburan.
Miarso (2009:456) juga mengungkapkan kegunaan media dalam pembelajaran
adalah :
1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervarisi kepada otak kita, sehingga
otak kita dapat berfungsi secara optimal.
2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa.
3. Media dapat melampaui batas ruang kelas.
4. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswa dan
lingkungannya.
5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral / menyeluruh dari sesuatu yang
kongkret maupun abstrak.
9. Media memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, pada
tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
10. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy) yaitu kemampuan
untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan dan lambang yang tampak, baik
yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan.
11. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan kesadaran
akan dunia sekitar.
12. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri dosen maupun mahsiswa.
Proses pembelajaran dengan menggunakan media memberikan keuntungan bagi
siswa yaitu siswa dapat belajar lebih termotivasi dan lebih banyak daripada penyampaian
materi yang hanya menimbulkan rangsangan dasar.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang manfaat media pembelajaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memudahkan para pengajar untuk
menyampaikan secara tepat dan efisien kepada siswa. Media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar dan membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar
berdasarkan latar belakang ekonomi siswa. Dengan media pembelajaran akan menarik
perhatian siswa terhadap materi yang disajikan. Guru dan siswa akan menimbulkan
kegiatan belajar, memberikan rangsangan, pengalaman, persepsi, menarik perhatian siswa
dan membatasi keterbatasan, ruang, waktu dan lingkungan. Melibatkan siswa dalam
proses belajar secara aktif sehingga interasi antara siswa atau warga belajar menjadi lebih
menonjol.
C.Kerangka Berfikir
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia, dalam
pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar diperlukan
model pembelajaran interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa
sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil, guru merancang proses
belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek
menulis sehingga tercapai keterampilan dalam menulis. Agar hasilnya meningkat
diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa
secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar
mengajar.
Dari uraian di atas dapat diduga bahwa pembelajaran menulis dengan teknik
pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia di
kelas VIII,B SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang.
D. Hipotesis Tindakan
Menulis dengan media gambar foto peristiwa. Penulis harus mengamati gambar yang
telah disediakan.. Dari gambar tersebut, penulis dapat mengembangkan menjadi sebuah
teks berita. Cara semacam ini seharusnya lebih unik dan menarik, penulis dapat
menikmati keindahan gambar pula. Cara ini juga akan membantu seorang penulis,
gambar semestinya dibuat warna warni, sehingga tidak membosankan penulisnya. Dalam
situasi pengajaran di sekolah, menulis teks berita dengan media gambar foto peristiwa
kiranya akan lebih menarik karena perhatian penulis juga pada aspek visual melalui
gambar, pendengar juga akan terusik imajinasinya dan ikut berjalan mengikuti keindahan
gambar.Dari tindakan yang penulis lakukan dapat dinyatakan dalam hipotesa, bahwa
Peningkatkan kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII,B
melalui pembelajaran menulis dengan teknik pemodelan SMPN 4 Kragilan Kabupaten
Serang.
14
10. Indikataor Pencapaian
Penelitian tindakan kelas (PTK) harus memiliki indikator pencapaian tertentu yang
harus dicapai. Penelitian ini terdapat beberapa indikator yaitu:
a. Siswa mampu menulis teks berita dengan baik berdasarkan gambar foto peristiwa.
b. Media gambar dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran menulis teks
berita.
c. Media gambar dapat memberikan motivasi dan dukunngan pada siswa untuk lebih
giat belajar.
d. Pembelajaran menulis dengan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
e. Meedia gambar memberikan kemudahan pada guru dalam prooses belajar
mengajar.\
f. Siswa diharapkan mahir atau pandai dalam menulis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek,Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VII dengan subjek yang dikenai tindakan adalah
siswa Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang yang berjumlah 34 siswa,waktu
semester ganjil bulan Januari sampai bulan Maret 2012
B. Prosedur Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah peningkatan kemampuan siswa kelas Kelas VII B
SMPN 4 Kragilan Serang dalam menulis teks berita melalui
prosedur,perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang tergambar
dalam siklus di bawah ini.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan berdasarkan
permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar di Kelas VII B SMPN 4
Kragilan Serang. Dalam penelitian ini, kepala sekolah, guru mapel, dan peneliti
berupaya memperoleh hasil yang maksimal melalui cara yang efektif. PTK
memungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dan revisi untuk merevisi
jika permasalahan yang dihadapi belum terpecahkan.
1.Sikluske1
a. Perencanaan
Kegiatan awal, peneliti mengidentifikasi masalah yang selama ini ada
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan lebih komprehensif
(seksama).
Permasalahan yang telah digali dalam kegiatan awal selanjutnya
dirumuskan peneliti dengan lebih operasional dan menetapkan dan
merumuskan rancangan tindakan penelitian
b.Pelaksanaan.
Kegiatan pelaksanaan ini mempersiapkan instrumen yang yang akan
digunakan saat mengamati siswa dalam proses pembelajaran hingga evaluasi.
Aspek-aspek yang dinilai adalah aktivitas keterlibatan siswa dalam menggunakan
media audio visual hingga evaluasi.
c.Pengamatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut :
Dalam proses pembelajaran ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas
siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pada kegiatan ini, metode pembelajaran dengan menggunakan media
audio visual yang telah direncanakan diimplementasikan. dilaksanakan
sesuai dengan rencana, skenario, dan setting pembelajaran serta
alokasi waktu yang telah ditetapkan.
Untuk membantu siswa memahami masalah yang diajukan guru, siswa
diberi bimbingan untuk memahami petunjuk dalam LKS berupa
pertanyaan dan langkah-langkah dalam melakukan kegiatan
pengamatan dan diskusi dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan perangkat
penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya.
1. Tes Tanggapan Siswa Terhadap Media
Tes tanggapan siswa terhadap media pembelajaran ini digunakan untuk
meneliti seberapa tinggi kelayakan MPP “PM“ sebagai media
pembelajaran. Dalam hal ini digunakan skala Likert.
2 Tes Motivasi Siswa
Tes motivasi siswa ini digunakan untuk meneliti siswa terkait dengan
motivasi dan perhatian siswa terhapap proses pembelajaran. Dalam hal ini
pun digunakan skala Likert.
3. Tes Kemampuan Menyimak
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak, siswa diberikan
evaluasi terhadap kemampuan mereka dalam menulis ide-ide pokok dari
wacana berita televisi yang telah disimak.
d. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan,melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Diskusi dilakukan setelah mengetahui hasil refleksi setiap putaran, yang
digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar
berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai
penyempurnaan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin atau harus
dicapai
2.Siklus ke2
a.Perencanaan
Setelah dilakukan kegiatan pada siklus ke 1 dan sesuai dengan rencana
tujuan pembinaan guru pada siklus berikutnya,sasaran, metode, dan langkah-
langkah kegiatan pada program ini,untuk memfasilitasi, dalam kegiatan ini
diawali dengan hasil refleksi tentang penggunaan audio visual pada kegiatan
proses belajar mengajar untuk diidentifikasi dan dianalisis hasil serta menentukan
tindak lanjut hasilnya.
Hasil analisis menggambarkan kemampuan siswa dalam menyimak yang
menggunakan media audio visual secara kualitatif perlu ditingkatkan, hal ini
penting untuk dikuasai guru agar dapat dilaksanakan sesuai
kebutuhan/permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
b. Pelaksanaan
Dari hasil perencanaan di atas guru melakukan kegiatan yang sama yaitu
melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan media audio visual yang
berbeda dari sebelumnya di kelas untuk mengetahui peningkatan kemampuannya
dalam keterampilan menyimak pada identifikasi kegiatan yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
c. Observasi
Guru melakukan kegiatan proses pembelajaran yang menggunakan audio
visual yang berbeda namun instrument yang sama dan mengamati kegiatan proses
belajar siswa dalam rangka meningkatkan hasil perbaikan prestasi sebelumnya di
kelas,dari hasil pelaksanaan di kelas ditemukan bahwa siswa sudah mengalami
peningkatan kemampuan dalam keterampilan menyimak yang menggunakan audio
visual.
d. Refleksi
Dari hasil observasi di kelas pada tahap ini dapat terlihat peningkatan
hasil kemampuan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar , oleh karena hasilnya
menunjukkan peningkatan sesuai dengan harapan maka penulis tidak melakukan
tindakan pada siklus berikutnya.
C.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi.
a. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi
tentang pemahaman siswa terhadap media.
b. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui
kompetensi siswa dalam menyimak.
D.TeknikAnalisisData
Analisis data dilakukan meliputi kegiatan klasifikasi data, penyajian data,
dan penilaian keberhasilan tindakan. Kegiatan klasifikasi ini meliputi memilah-
milah data yang telah dikelompokkan sesuai dengan jenis datanya.
C. Sumber Data dan Cara Pengambilan
Sumber data dalam penelitian ini dijadikan sebagai informasi dalam penelitian.
Sumber data meliputi:
15
16
1. Informasi yang menjadi sumber data dalam penelitian ini aktivitas siawa Kelas
VII B SMP Negeri 4 Kragilan Serang saat pembelajaran penulisan teks berita
berlangsung.
2. RPP yang dibuat oleh peneliti cara kegiatan pembelajaran melalui penulisan
teks berita
Pengambilan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dilakukan
dengan teknik sebagai berikut.
1. Tes
Digunakan untuk mengambil data dan nilai hasil karangan siswa mengenai
teks berita.
2. Observasi
Teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti
mengenai situasi pembelajaran menulis teks berita Kelas VII B SMP Negeri
4 Kragilan Serang.
3. Wawancara
Untuk menetahui data motivasi siswa ketika pelaksanaan pembelajaran
menulis teks berita pengamatan gambar foto peristiwa serta tanggapan dan
resepsi siswa tentang pembelajaran menulis teks berita.
4. Dokomentasi
Dokomen merupakan kumpulan catatan peristiwa yang di masa lampau atau
masa kini, bias buku pribadi, buku persetasi, dll. Untuk memperoleh data
sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa
dengan melihat dokumen yang ada di sekolah.
17
F. Teknik Analisis Data
Analisis terhadap peningkatan kemampuan siswa menulis teks berita
melalui teknik pemodelan mencakup kemampuan cecara lengkap, singkat,
padat, jelas, serta actual. Analisis motivasi siswa ketika mengikuti
pembelajaran menulis teks berita melalui pengamatan gambar foto peristiwa
dianalisis mencakup semangat siswa ketika pelaksanaan tindakan penulisan
teks berita melalui teknik pemodelan persepsi dan tanggapan siswa tentang
pembelajaran menulis teks berita dan tanggapan siswa mengikuti
pembelajaran penulisan teks berita melalui teknik pemodelan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1.SIKLUS PERTAMA
Pada siklus pertama, peneliti mengorganisasikan siswa dalam kelompok
besar yang terdiri dari 4-7 orang. Ada empat kegiatan yang dilakukan pada siklus
pertama yaitu merancang kegiatan, melaksanakan kegiatan, menganalisis data, dan
refleksi.
1. Rancangan Kegiatan
Siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan, selama 3 jam pelajaran
atau 3 x 35 menit. Pada siklus pertama ini peneliti menyampaikan materi sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan.
Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini adalah menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan dengan
topik tentang perpustakaan. Pada pertemuan ini juga dipersiapkan media
pembelajaran yang berupa: contoh karangan berdasar pengalaman dari majalah
anak, ruang perpustakaan sebagai sarana untuk menambah pengalaman siswa,
format-format penilaian dan lembar observasi.
Tugas siswa adalah menyusun kerangka karangan dengan cara setiap
anggota diskusi menyumbangkan satu kalimat untuk dapat dijadikan sebagai
kerangka karangan dan mengembangkan menjadi paragraf yang padu sehingga
membentuk suatu karangan.Bentuk penilaian pada siklus pertama ini adalah
penilaian unjuk kerja siswa secara kelompok yang berupa karangan dengan
penilaian tiap indikator sesuai skor pada rubrik penilaian.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2014 dengan waktu 3
jam pelajaran beberapa hal penting yang dilakukan pada proses pembelajaran
adalah sebagai berikut.
(a) mengajak siswa berkunjung ke perpustakaan secara bergiliran.
(b) siswa mengamati dan memperhatikan contoh karangan berdasarkan
pengalaman.
(c) siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan kemudian
mengembangkannya menjadi paragraf yang padu.
(d) guru mengklarifikasi jika ada permasalahan membuat kerangka karangan
serta mengamati kinerja siswa dalam diskusi kelompok.
(e) siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas.
(f) menyimpulkan materi pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya guru berpedoman pada skenario pembelajaran yang
telah dirancang sebelumnya.
3. Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh pada siklus pertama adalah data hasil karangan siswa
kelas V secara kelompok. Data tersebut adalah nilai rata-rata tiap indikator yang
telah ditentukan. Indikator yang dimaksud adalah kesesuaian judul memiliki nilai
rata-rata 72,00; tata bahasa memiliki nilai rata-rata 74,00; ejaan memiliki nilai
rata-rata 73,00; struktur kalimat memiliki nilai rata-rata 75,00; kosa kata
memiliki nilai rata-rata 74,00.
Dari hasil kelima indikator tersebut dapat diambil nilai rata-rata keseluruhan
siklus pertama adalah 74,00. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut maka pada siklus
pertama ini ada peningkatan jika dibanding dengan nilai rata-rata pada kondisi
awal yang hanya mencapai 64,00. Namun peningkatannya masih kurang dari
target yang ditetapkan, sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus kedua
untuk mencapai hasil maksimal sesuai target yang telah ditentukan.
4. R e f l e k s i
Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pada siklus pertama
berlangsung, antara lain: (a) siswa sangat antusias mendapat giliran mengunjungi
perpustakaan, (b) masih ada beberapa siswa yang belum mampu mengeluarkan
gagasan secara tertulis, (c) setelah membuat kerangka karangan dengan berdiskusi,
siswa mulai menemukan kemudahan dalam menyusun kerangka karangan, (d) guru
kekurangan waktu untuk menyelesaikan tahapan skenario pembelajaran. Hal ini
disebabkan karena guru lebih banyak membimbing siswa untuk membuat kerangka
karangan.
Kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan proses
pembelajaran pada siklus ini, baik kekurangan dari aspek siswa maupun
kekurangan dari aspek guru diupayakan untuk dapat diperbaiki dengan tujuan
mengoptimalkan pembelajaran untuk mendukung peningkatan kemampuan siswa
dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman.
2. Siklus ke 2
Berdasarkan hasil siklus pertama disusun rancangan kegiatan untuk siklus
kedua. Pada siklus kedua siswa diorganisasikan dalam kelompok kecil yang
berjumlah dua orang sehingga siswa lebih aktif dalam membuat kerangka karangan
berdasar pengalaman. Pada siklus kedua ini bentuk pengalaman siswa digali dengan
cara menyanyikan lagu berjudul ”Pergi Belajar”. Pada siklus kedua ini masing-
masing kelompok juga mempresentasikan hasil kerja kelompok. Selain membuat
karangan secara kelompok siswa juga membuat karangan secara individu untuk
mengetahui kemampuannya dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. Ada
empat kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua adalah merancang kegiatan,
melaksanakan kegiatan, menganalisis data, dan refleksi.
1. Rancangan Kegiatan
Materi yang disampaikan pada siklus kedua ini sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Untuk menghindari
waktu yang tidak sesuai maka pada RPP ditulis penggunaan waktu untuk tahapan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada siklus kedua sama dengan siklus
pertama yaitu menulis karangan berdasar pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan. Media yang dipersiapkan pada siklus ini sama
dengan siklus pertama hanya ditambah dengan foto-foto pribadi yang dimiliki
siswa.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Pebruari 2014 selama tiga jam
pelajaran atau 3 x 35 menit. Beberapa hal penting yang dilakukan pada proses
pembelajaran siklus ini adalah: guru mengorganisasikan siswa menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dua orang, dalam diskusi kelompok siswa membuat
karangan dengan topik pergi belajar.
Secara individual siswa membuat karangan berdasar pengalaman masing-
masing. Guru mengklarifikasi jika ada permasalahan saat siswa membuat
karangan dan melakukan pengamatan terhadap hasil kerja siswa. Setelah selesai
mengarang guru menentukan hasil karangan yang baik untuk dibacakan siswa di
depan kelas.
3. Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh pada siklus kedua ini adalah nilai rata-rata tiap indikator
pada karangan siswa secara kelompok maupun individu. Berdasar data yang
diperoleh nilai rata-rata tiap indikator secara kelompok adalah 64 sedang nilai
rata-rata tiap indikator secara individu memperoleh 74. Berdasar kedua nilai rata-
rata tiap indikator baik secara kelompok maupun individu maka dapat
disimpulkan bahwa hasil perolehan pada siklus kedua mencapai nilai rata-rata 83.
Perolehan nilai rata-rata tiap indikator pada siklus II ada peningkatan jika
dibanding dengan nilai rata-rata tiap indikator siklus I yang memiliki rata-rata 74.
4. R e f l e k s i
Ada beberapa hal yang dilakukan selama proses siklus kedua berlangsung,
antara lain: (a) melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
dikuasai siswa seperti mengungkapkan gagasan / ide secara tertulis dalam bentuk
kalimat dengan struktur kalimat yang tepat, (b) menanyakan kesulitan-kesulitan
yang ditemui siswa kemudian guru menjelaskan, (c) siswa senang dengan pelajaran
mengarang secara diskusi hal ini dapat dibuktikan dengan keaktifan dalam
berdiskusi, (d) melakukan tukar pendapat dengan observer tentang metode yang
digunakan dalam penelitian in, (e) siswa tampak termotivasi untuk membuat
karangan sendiri setelah menyelesaikan tugas kelompok.
Pada proses siklus kedua ini, siswa menunjukkan kemajuan dalam
melakukan diskusi kelompok, lebih mudah menggali dan menemukan ide atau tema
karangan berdasarkan pengalaman.
B.PEMBAHASAN
Berdasar hasil observasi yang dilakukan peneliti pada penelitian tindakan
kelas yang berjudul melalui Metode Diskusi di Kelas VII A siswanya berjumlah 25
orang.
Penelitian yang dilakukan ini dimulai dengan tes karangan berdasar
pengalaman untuk mengetahui kondisi awal siswa. lebih jelasnya diperinci pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.1. Tes Karangan Siswa Berdasarkan Pengalaman Tahap AwalNo Nama Siswa Aspek Jumlah
NilaiRata-rata
KetuntasanK J TB E SK KK T BT
1 50 50 55 60 50 265 53 √2 60 50 50 60 60 270 54 √3 75 70 70 75 70 360 72 √4 50 50 60 50 60 270 54 √5 50 50 50 50 50 250 50 √6 50 60 60 50 60 280 56 √7 70 75 70 70 75 360 72 √8 60 60 50 60 60 290 58 √9 60 70 70 70 75 345 69 √10 70 75 70 75 70 360 72 √11 70 70 80 75 80 375 75 √12 60 50 60 60 55 285 57 √13 60 70 75 70 75 350 70 √14 70 75 80 75 70 370 74 √15 60 60 50 60 60 290 58 √16 50 60 60 50 60 280 56 √17 60 70 75 75 70 350 70 √18 50 50 50 60 50 260 52 √19 60 50 50 50 60 270 54 √20 75 70 70 80 70 365 73 √21 80 75 75 80 70 380 76 √22 60 60 60 65 50 295 59 √23 75 80 80 80 75 390 78 √24 75 75 80 75 80 385 77 √25 60 50 55 50 50 265 53 √Jumlah 1560 1575 1605 1625 1605 7960 1592 11 14Rata-rata (%) 62 63 64 65 64 318 64 44 56
Keterangan KJ = Kesesuaian JudulTB = Tata BahasaE = EjaanSK = Struktur KalimatKK = Kosa KataT = TuntasBT = Belum Tuntas
Tabel 5.2. Rata-rata Nilai Tiap Indikator (Kondisi Awal)No Indikator Nilai
1 Kesesuaian Judul 62
2 Tata Bahasa 63
3 Ejaan 64
4 Struktur Kalimat 65
5 Kosa kata 65
Rata-rata Nilai 64
A. Siklus Pertama
1. Rancangan Kegiatan
Pada siklus pertama ini peneliti melakukan beberapa persiapan sesuai dengan
rancangan yaitu mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan model
pembelajaran yang akan digunakan, media yang berupa karangan berdasar pengalaman
yang diambil dari majalah anak serta persiapan pengorganisasian siswa agar proses
pembelajaran berjalan lancar. Penelitian ini menggunakan metode diskusi oleh karena
itu pengorganisasian siswa sangat perlu diperhatikan. Pada pembelajaran siklus ini
siswa mengarang secara kelompok dengan topik tentang perpustakaan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus pertama dilakukan pada tanggal 7 Januari 2014 dengan
menggunakan waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak
25 orang. Siswa diajak berkunjung ke perpustakaan kemudian melakukan diskusi
dengan kelompok. Keaktifan siswa sangat baik saat mendapat giliran menyumbangkan
sebuah kalimat yang akan digunakan untuk membuat kerangka karangan.
Siklus pertama ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan
kemampuan siswa menulis karangan berdasar pengalaman dengan menggunakan
metode diskusi. Hasil yang diperoleh pada siklus pertama adalah penilaian secara
individu dan kelompok. Peningkatan yang akan diukur adalah dari hasil kondisi awal
siswa sebelum dikenai tindakan dan hasil siklus pertama setelah dilakukan tindakan.
3. Pengamatan/Observasi
Hasil observasi adalah aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran. Ada
pun data yang dihasilkan dalam pengamatan ini adalah pada kegiatan awal telah
melaksanakan sesuai dengan kegiatan yang terdapat pada perencanaan (RPP). Pada
kegiatan ini sebagian besar guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
perencanaan pada RPP. Aspek yang masih kurang adalah kurang optimalnya
penggunaan alokasi waktu. Guru melaksanakan pembelajaran melebihi waktu yang
telah ditentukan dalam RPP. Guru banyak membantu siswa untuk membuat kerangka
karangan. Di samping itu siswa masih banyak bertanya tentang kalimat yang dibuat
dalam membuat kerangka karangan sudah benar atau belum. Kekurangan yang
ditemukan juga adalah masih ada siswa yang enggan menyumbangkan kalimat untuk
mempercepat proses mengarang. Berikut kami sajikan hasil nilai rata-rata tiap
indikator yang diperoleh pada siklus ini seperti yang terlihat pada Tabel berikut.
Tabel 5.3. Tes Karangan Kelompok Berdasarkan Pengalaman Siklus INo Nama Siswa Aspek Jumlah
Nilai
Rata-
rataK J TB E SK KK
1 Kelompok A 60 70 70 65 75 340 68
2 Kelompok B 70 75 80 80 75 380 76
3 Kelompok C 70 75 70 65 70 350 70
4 Kelompok D 60 50 60 70 60 300 60
Jumlah 260 270 280 280 280 1370 274
Rata-rata (%) 65 68 70 70 70 318 64
Tabel 5.4. Tes Karangan Siswa Berdasarkan Pengalaman Siklus INo Nama Siswa Aspek Jumlah
NilaiRata-rata
KetuntasanK J TB E SK KK T BT
1 60 60 60 70 70 320 64 √2 70 60 60 75 70 335 67 √3 85 80 70 90 80 405 81 √4 60 60 75 70 75 340 68 √5 60 60 65 65 60 310 62 √6 65 75 75 65 70 350 70 √7 75 80 80 75 80 390 78 √8 75 75 60 65 75 350 70 √9 70 80 80 75 80 385 77 √10 80 90 80 75 70 360 72 √11 70 70 80 80 90 390 78 √12 70 60 65 65 65 325 65 √13 70 80 80 75 75 380 76 √14 85 90 90 90 80 435 87 √15 70 75 65 70 70 350 70 √16 60 65 70 60 70 325 65 √17 70 80 80 90 80 400 80 √18 60 60 65 70 60 315 63 √19 70 65 60 65 70 330 66 √20 80 75 80 90 80 405 81 √21 100 90 85 90 85 450 90 √22 75 70 70 75 65 305 71 √23 85 90 90 95 85 445 89 √
24 85 80 75 85 80 405 81 √25 60 70 60 60 70 320 64 √Jumlah 1810 1840 1820 1885 1855 9125 1835 16 9Rata-rata (%) 72 74 73 75 74 365 74 64 36
Berdasar data tersebut di atas disajikan Tabel 5.4, yang menunjukkan adanya
peningkatan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal sebelum memperoleh tindakan
dengan ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama. Pada tahap awal hanya 44 %
sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 64%
Tabel 5.5. Keaktifan Siswa Dalam DiskusiNo Aspek Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)1 Kerjasama B 10 43 %
C 4 17 %K 9 40 %
2 Partisipasi B 11 48 %C 7 30 %K 5 22 %
3 Gagasan/Ide B 9 40 %C 4 17 %K 10 43 %
4 Kinerja B 8 35 %C 8 35 %K 7 30 %
Rubrik Penilaian :I. Kerjasama :
B = Mampu bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan masalahC = Kurang mampu bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan masalahK = Tidak mampu bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan masalah
II. Partisipasi :B = Aktif memberi ide kepada kelompok dalam menyelesaikan masalahC = Tidak aktif memberi ide kepada kelompok dalam menyelesaikan masalahK = Tidak memberi ide kepada kelompok dalam menyelesaikan masalah
III. Gagasan / Ide :B = Mampu memberi gagasan / ide dalam menyelesaikan masalahC = Kurang mampu memberi gagasan / ide dalam menyelesaikan masalahK = Tidak mampu memberi gagasan / ide dalam menyelesaikan masalah
Kegiatan menulis ini sulit diterapkan pada anak yang memiliki kecerdasan
kurang, karena mereka tidak mampu menggali pikiran/gagasan untuk dituangkan
dalam bentuk tulisan. Meskipun telah melakukan kegiatan mengulang pengalaman
seperti berkunjung ke perpustakaan.
Metode diskusi membantu anak lebih cepat menyelesaikan karangan. Hasil
karangan yang dilakukan dalam bentuk kelompok menjadi lebih baik, karena daya
imajinasi anak diungkapkan secara bersama dengan teman sebaya. Menulis karangan
dengan metode diskusi akan memudahkan anak untuk belajar mengawali
mengungkapkan gagasan/ide dalam bentuk tulisan. Metode diskusi dapat memberikan
kualitas yang baik dalam menulis karangan.
Penelitian ini menghadapi kendala pada waktu pembelajaran artinya jika
waktu pembelajaran yang sempit kita sangat sulit untuk mencapai hasil maksimal.
Kegiatan menulis karangan sebaiknya diberi waktu yang cukup untuk mencapai hasil
yang maksimal. Dari segi positif waktu yang cukup memberi peluang pada anak untuk
menuliskan gagasan/ide namun dari segi negatifnya dengan waktu yang banyak akan
menyita waktu pelajaran yang lain.
4. Refleksi
Pada siklus pertama siswa tidak senang saat guru menjelaskan tujuan
pembelajaran. Mereka menganggap bahwa menulis karangan adalah sesuatu yang sulit
dilakukan. Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan kinerja siswa bahwa yang
mendapat nilai B hanya 35%, nilai C ada 35%, dan nilai K ada 30 % . Oleh karena itu
mereka tampak tidak senang begitu mendapat pembelajaran menulis karangan. Saat
kegiatan siklus pertama mulai dilakukan mereka dengan seksama mengikuti langkah –
langkah yang harus dilakukan. Setahap demi setahap telah mereka lakukan kemudian
tampak ada rasa kebanggaan saat mereka menyelesaikan karangan bersama kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan dan data-data yang diperoleh dan disajikan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa pada siklus I terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam
menulis karangan berdasarkan pengalaman, tetapi peningkatan tersebut belum
memenuhi target keberhasilan pembelajaran. Untuk itu, peneliti bersama dengan
observer memutuskan untuk melanjutkan pada siklus II
B. Siklus Kedua
1. Rancangan Kegiatan
Persiapan siklus kedua hampir sama dengan siklus pertama, yaitu
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan
digunakan, media yang berupa karangan berdasar pengalaman yang diambil dari
majalah anak serta persiapan pengorganisasian siswa agar proses pembelajaran
berjalan lancar. Perbedaan pada siklus kedua ada pada pengorganisasian siswa. Pada
siklus kedua siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dua sampai tiga orang
serta mengajak siswa menyanyikan lagu ”Pergi Belajar” untuk mengingatkan
pengalaman pada saat berangkat ke sekolah.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan siklus kedua pada tanggal 14 Pebruari 2014 dengan
menggunakan waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran. Pada kegiatan ini siswa sudah
tampak mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah
karangan berdasar pengalaman. Hal ini terlihat saat guru memberikan tugas mengarang
bersama kelompok kecilnya. Keaktifan siswa dalam kelompok sangat baik sebelum
mereka dikenai tindakan.
3. Pengamatan /Observasi
Hasil observasi terhadap kegiatan guru dalam pengelolaan pembelajaran
adalah guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pada Rencana
Pelaksanaan Pelaksanaan (RPP). Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa
untuk membuat karangan berdasar pengalaman dengan topik pergi belajar. Pada siklus
kedua ini siswa lebih senang dalam menulis karangan karena sudah mengetahui tahap
mengarang dengan benar sehingga perhatian pada pilihan struktur kata dan
penggunaan ejaan lebih tepat.
Siklus kedua ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan
kemampuan siswa menulis karangan berdasar pengalaman dengan menggunakan
metode diskusi dari siklus pertama ke siklus dua. Hasil penilaian yang diperoleh pada
siklus kedua ini adalah penilaian kelompok dan penilaian individu. Berikut kami
sajikan Tabel untuk mengetahui penilaian kelompok dan penilaian individu yang
dilakukan pada siklus kedua.
Tabel 5.6. Tes Karangan Kelompok Berdasarkan Pengalaman Siklus IINo Nama Siswa Aspek Jumlah
Nilai
Rata-
rataK J TB E SK KK
1 Kelompok A 70 75 80 75 75 425 85
2 Kelompok B 80 80 90 100 85 435 87
3 Kelompok C 80 90 80 75 75 400 80
4 Kelompok D 75 70 75 80 80 380 76
Jumlah 305 315 325 330 315 1640 328
Rata-rata (%) 76 79 81 83 79 410 82
Tabel 5.7. Tes Karangan Siswa Berdasarkan Pengalaman Siklus IINo Nama Siswa Aspek Jumlah
NilaiRata-rata
KetuntasanK J TB E SK KK T BT
1 70 75 70 75 80 370 74 √2 80 70 70 90 80 390 78 √3 100 90 90 100 90 470 94 √4 70 70 85 75 90 390 78 √5 70 70 75 75 70 360 72 √6 70 80 75 70 80 375 75 √7 85 100 90 80 100 455 91 √8 80 90 70 70 80 390 78 √9 80 90 100 80 90 440 88 √10 100 100 90 80 80 450 90 √11 80 75 90 90 100 425 85 √12 75 70 70 70 70 355 71 √13 80 90 90 90 80 430 86 √14 100 100 100 100 90 490 98 √15 75 80 70 80 90 395 79 √16 70 70 70 70 70 350 70 √17 80 100 90 100 90 460 92 √18 70 70 75 70 70 355 71 √19 80 70 70 70 80 360 72 √20 100 85 90 100 100 475 95 √21 100 100 95 100 100 495 99 √22 85 80 80 85 70 400 80 √23 100 100 100 100 100 500 100 √
24 90 90 85 90 85 440 88 √25 75 80 80 75 70 380 76 √Jumlah 2065 2095 2070 2085 2105 10400 2080 25 0Rata-rata (%) 83 84 83 83 84 416 83 100 0
Tabel 5.8. Keaktifan Siswa Dalam DiskusiNo Aspek Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)1 Kerjasama B 17 74 %
C 6 26 %K - 0 %
2 Partisipasi B 19 83 %C 4 17 %K - 0 %
3 Gagasan/Ide B 19 83 %C 4 17 %K - 0%
4 Kinerja B 20 87 %C 3 13%K - 0%
4. Refleksi
Pada siklus kedua kendala yang terjadi tidak ada dan kesulitan hanya terdapat
pada anak-anak tertentu yang memiliki kecerdasan kurang. Di dalam kelas yang
sedang diteliti ini ada dua orang anak yang memiliki kerdasan kurang. Hal ini tidak
menjadi kendala yang berarti untuk melaksanakan tugas apa yang harus dilakukan dan
mampu membuat kerangka karangan dari kegiatan yang sama saat pergi ke sekolah.
Siswa sudah banyak yang menunjukkan kesukaannya pada pembelajaran
mengarang. Hal ini ditunjukkan pada sikap mereka saat mendapat tugas mengarang
dengan kelompok kecil dan dapat dibuktikan pada hasil pengamatan kinerja siswa
yang mendapat nilai B ada 87% dan mendapat nilai C ada 13% . Mereka segera
membentuk kelompok dan menanyakan tema apa yang akan dibuat karangan.
Kemudian segera menulis karangan sesuai petunjuk. Berdasarkan hasil pengamatan
dan data-data yang telah terkumpul, maka diputuskan bahwa pembelajaran dicukupkan
hanya sampai pada siklus II saja, karena dinyatakan telah berhasil dan sesuai dengan
target yang ditentukan.
C. Kondisi akhir
Kemampuan siswa dalam menulis karangan selalu mengalami peningkatan
di setiap tahap atau siklus. Hal itu terbukti dengan meningkatnya kemampuan siswa
dalam menulis karangan dari tahap awal ke siklus I. Berikut data peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis karangan pada setiap indikator penilaian.
Tabel 5.9. Peningkatan Rata-rata tiap indikatorNo Indikator Tahap Awal Siklus I Peningkatan
1 Kesesuaian Judul 62 72 10
2 Tata Bahasa 63 74 11
3 Ejaan 64 73 9
4 Struktur Kalimat 65 75 10
5 Kosa kata 65 74 9
Rata-rata Nilai 64 74 10
Berdasar data tersebut di atas, yang menunjukkan adanya peningkatan pada
tiap indikator antara rata-rata nilai dari kondisi awal sebelum memperoleh tindakan
dengan nilai rata-rata pada siklus pertama.
Tabel 5.10. Peningkatan Ketuntasan Belajar SiswaNo Tahap Jumlah Siswa Tuntas Persentase
1 Tahap Awal 11 44
2 Siklus I 16 64
Peningkatan 5 Siswa 20%
Berdasar tabel tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus
pertama terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan berdasar pengalaman
sebesar 20 %. Peningkatan tersebut belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan
yaitu dengan persentase ketuntasan sebesar 75%. Hal ini perlu dilanjutkan ke
siklus II.
Kemampuan siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman pada
siklus II juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pada tahap awal
dan pada siklus I. Berikut adalah hasil rekapitulasi peningkatan kemampuan siswa
dalam mengarang berdasarkan pengalaman
Tabel 5.11. Peningkatan Rata-rata tiap indikatorNo Indikator Tahap Awal Siklus I Siklus II Peningkatan1 Kesesuaian Judul 62 72 83 21 dari tahap awal,
dan 11 dari siklus I2 Tata Bahasa 63 74 84 21 dari tahap awal,
dan 10 dari siklus I3 Ejaan 64 73 83 19 dari tahap awal,
dan 10 dari siklus I4 Struktur Kalimat 65 75 83 18 dari tahap awal,
dan 8 dari siklus I5 Kosa kata 65 74 84 19 dari tahap awal,
dan 10 dari siklus IRata-rata Nilai 64 74 83 19 dari tahap awal,
dan 9 dari siklus I
Tabel 5.12. Peningkatan Ketuntasan Belajar SiswaNo Tahap Jumlah Siswa Tuntas Persentase
1 Tahap Awal 11 44
2 Siklus I 16 64
3 Siklus II 25 100
4 Peningkatan dibanding tahap awal 14 Siswa 56 %
5 Peningkatan dibanding siklus I 9 Siswa 36 %
Berdasar tabel tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus
pertama terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan berdasar pengalaman
sebesar 20 %, antara siklus pertama dan kedua terdapat peningkatan kemampuan
menulis karangan berdasar pengalaman sebesar 36 %. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil penelitian ini terjadi peningkatan signifikan dan lebih tinggi daripada yang
diperkirakan. Dengan demikian pada penelitian tindakan kelas ini dapat dihentikan
BAB.V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan pada peningkatan pembelajaran menulis
berita dengan teknik pemodelan siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Kabupaten Serang
setelah diadakan penelitian peningkatan pembelajaran menulis berita dengan teknik
pemodelan. peningkatan pembelajaran menulis berita dengan teknik pemodelan dapat
diketahui dari hasil tes. Dari hasil tes siswa masih banyak yang belum mampu
merespon apa yang mereka simak dari menulis berita dengan teknik pemodelan yang
disampaikan peneliti. Hal ini terlihat dalam hasil tes mencapi 65%. yang mampu
menyimak sudah mencapai 84%. Dari rat-rata tersebut hanya beberapa butir soal tes
yang tidak dapat dijawab oleh siswa dengan sempurna.
5.2 Saran
Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran menulis berita dengan
teknik pemodelan . Setelah penelitian dilaksanakan , saran yang dapat diberikan
adalah adalah sebagai berikut:
Bagi guru Bahasa Indonesia, dapat menggunakan mennamkan isi bacaan.
Bagi siswa, disarankan aktif mengikuti pembelajaran dan selalu berlatih, agar dapat
menemukan informasi dengan tepat dari apa yang disimak.
Bagi pembaca yang menekuni bidang Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan dapat
melakukan penelitian dengan pendekatan lain untuk menambah khasana ilmu bahasa.
18
DAFTAR PUSTAKA
- Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan, 2006. Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta.
- Bloom. 2001. Dasar-dasar Pendidikan (Terjemahan Sugiyarto). Surakarta : FKIP
UNS.
- Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Fisika Sekolah
Dasar. Jakarta : Balitbang Depdiknas.
- Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
- Emi Pujiastuti; 2004. Kontribusi Matematika dalam Pengembangan Potensi
Daerah:
- Pendidikan, Industri, dan Sistem Informasi. Makalah disampaikan dalam rangka
Konferda X Himpunan Matematika Jateng – DIY di Jurusan Matematika FMIPA
Unsoed Purwokerto 6 Maret 2004.
- Mudhoffir. 2000. Proses Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Formal. Surabaya :
Usaha Nasional.
- Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
- Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Algosindo.
- ______. 2000. Penilaian Hasil Proses Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdikarya.
- ______. 2004. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Bandung : Publikasi,
FIP IKIP Bandung.
19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.RPP
2HASIL INSTRUMEN YG ADA DI BAB IV SEMUA DICOPY PINDAHKAN KE
LAMPIAN
3POTO