PT SMI Insight 2017 Q3 · Biomass Power • Ketersediaan / variabilitas pasokan BBM. •...

13
PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id SMI Insight 2017 1 PT SMI Insight 2017 – Q3 Reaching The Energy Mix Target Through Bioenergy 825 830 750 700 700 1221 1150 1150 1200 1295 4888 4819 4750 4669 4600 3728 3883 4068 4257 4452 6934 6799 6650 6569 6595 2015 2016 2017 2018 2019 Gambaran 1. Penawaran vs Permintaan Bahan Bakar Fosil (Setara Per Seribu barrel/hari) Minyak Gas Batu bara Permintaan Energi Produksi Energi Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral A. Pendahuluan 46% 25% 20% 23% 22% 24% 26% 30% 25% 5% 23% 31% 2015 2025 2050 Minyak Gas Batu Bara Energi Terbarukan 400 MTOE 1000 MTOE 215 MTOE Gambaran 2. Target Bauran Energi Nasional Sumber Potensi Sumber Potensi Geothermal 30 GW Solar 533 GW Bioenergi 33 GW Angin 114 GW Hidro 75 GW Tidal 18 GW Gambaran 3. Target Diversifikasi Energi Sumber: Global Green Growth Institute, Pushing the Envelope on Renewable Energy, 2016 Konsumsi energi di Indonesia saat ini masih bergantung pada penggunaan bahan bakar yang bersumber dari fosil. Disatu sisi, produksi dan penemuan cadangan baru bahan bakar fosil tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada dasarnya akan memicu peningkatan kebutuhan energi yang lebih tinggi. Dari grafik di atas, dapat kita lihat jika produksi batu bara tidak dimasukkan ke dalam total produksi bahan bakar fosil, selisih antara penawaran dan permintaannya menjadi defisit. Kondisi ini pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1) Permintaan minyak nasional > penawaran, impor dibutuhkan. 2) Permintaan riil gas > penawaran gas domestik, sehingga ekspor menurun. 3) Produksi batu bara > permintaan domestik. Permasalahan lainnya yang muncul sebagai efek samping dari tingginya permintaan bahan bakar fosil adalah kenaikan subsidi. Tentunya kondisi ini akan memberatkan belanja pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Republik Indonesia (RI) terus mempromosikan energi baru dan terbarukan dengan menetapkan target 23 persen penggunaan bahan bakar pada tahun 2025. Target ini sejalan dengan komitmen untuk menurunkan emisi gas buang yang ditetapkan saat konferensi COP 21 tahun 2015 di Paris, Perancis. Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Target yang ditetapkan oleh Pemerintah RI sangat didukung dengan adanya potensi dari cadangan energi terbarukan yang belum sepenuhnya termanfaatkan:

Transcript of PT SMI Insight 2017 Q3 · Biomass Power • Ketersediaan / variabilitas pasokan BBM. •...

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

SMI Insight 2017 1

PT SMI Insight 2017 – Q3

Reaching The Energy Mix Target Through Bioenergy

825 830 750 700 700

1221 1150 1150 1200 1295

4888 4819

4750 4669 4600

3728 3883 4068

4257 4452

6934 6799 6650 6569 6595

2015 2016 2017 2018 2019

Gambaran 1. Penawaran vs Permintaan Bahan Bakar Fosil (Setara Per Seribu barrel/hari)

Minyak GasBatu bara Permintaan EnergiProduksi Energi

Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

A. Pendahuluan

46% 25% 20% 23% 22%

24%

26% 30%

25%

5% 23%

31%

2015 2025 2050Minyak GasBatu Bara Energi Terbarukan

400 MTOE

1000 MTOE

215 MTOE

Gambaran 2. Target Bauran Energi Nasional

Sumber Potensi Sumber Potensi

Geothermal 30 GW Solar 533 GW

Bioenergi 33 GW Angin 114 GW

Hidro 75 GW Tidal 18 GW

Gambaran 3. Target Diversifikasi Energi

Sumber: Global Green Growth Institute, Pushing the Envelope on

Renewable Energy, 2016

Konsumsi energi di Indonesia saat ini masih bergantung pada penggunaan bahan bakar yang bersumber dari fosil. Disatu sisi, produksi dan penemuan cadangan baru bahan bakar fosil tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada dasarnya akan memicu peningkatan kebutuhan energi yang lebih tinggi.

Dari grafik di atas, dapat kita lihat jika produksi batu bara tidak dimasukkan ke dalam total produksi bahan bakar fosil, selisih antara penawaran dan permintaannya menjadi defisit. Kondisi ini pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1) Permintaan minyak nasional > penawaran, impor dibutuhkan.

2) Permintaan riil gas > penawaran gas domestik, sehingga ekspor menurun.

3) Produksi batu bara > permintaan domestik.

Permasalahan lainnya yang muncul sebagai efek samping dari tingginya permintaan bahan bakar fosil adalah kenaikan subsidi. Tentunya kondisi ini akan memberatkan belanja pemerintah.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Republik Indonesia (RI) terus mempromosikan energi baru dan terbarukan dengan menetapkan target 23 persen penggunaan bahan bakar pada tahun 2025. Target ini sejalan dengan komitmen untuk menurunkan emisi gas buang yang ditetapkan saat konferensi COP 21 tahun 2015 di Paris, Perancis.

Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Target yang ditetapkan oleh Pemerintah RI sangat didukung dengan adanya potensi dari cadangan energi terbarukan yang belum sepenuhnya termanfaatkan:

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Gambaran 5. Energi Efisiensi dan Target Reduksi Emisi

Indikator 2015 2016 2017 2018 2019

Intensitas energi*

482,2 477,3 472,6 467,8 463,2

Reduksi emisi CO2**

14,71 16,79 20,60 23,57 28,48

*Ekuivalen per milyar rupiah barel minyak **JutaTon

Indikator 2015 2016 2017 2018 2019

Geothermal* 1.439 1.713 1.976 2.610 3.195

Bioenergi* 1.892 2.069 2.292 2.559 2.872

Hidro & Mini Hidro*

8.342 9.252 9.592 10.082 10.622

Solar* 76,9 92,1 118,6 180 260,3

Wind/Hybrid* 5,8 11,5 19,8 30,8 47,0

Tidal* - - - - 1

Biofuel** 4,07 6,48 6,71 6,96 7,21

Gambaran 4. Target Diversifikasi Energi

1International Energy Agency, “World Energy Outlook, Part B, Special Focus on Renewable Energy” (2016): 444, www.iea.org/t&c. Tanggal Akses: 16 Oktober 2017

2International Energy Agency, “World Energy Outlook, Part B, Special Focus on Renewable Energy” (2016): 444 - 445, www.iea.org/t&c. Tanggal Akses: 16 Oktober 2017

2 SMI Insight 2017

*Dalam Megawatt (MW) **Dalam Juta Ton

Mempertimbangkan kondisi tersebut, Pemerintah RI memfokuskan untuk meningkatkan diversifikasi energi melalui energi terbarukan diantaranya geothermal, bioenergi, hidro, solar, angin, tidal (pemanfaatan pasang surut permukaan laut), dan produksi biofuel.

Dengan mendiversifikasi energi melalui berbagai sumber, gas buang emisi diharapkan akan berkurang secara efektif dari 14,71 Juta ton pada 2015 menjadi 28, 48 Juta pada tahun 2019.

Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Ketika mengembangkan proyek energi terbarukan, faktor teknologi yang kompetitif akan sangat krusial dalam menentukan bagaimana proyek itu dikembangkan dan memenuhi aspek komersial. Oleh karena itu, hal ini diperlukan untuk mendukung masyarakat memenuhi tujuannya, yaitu mitigasi perubahan iklim, menurunkan polusi serta meningkatkan mengamankan kebutuhan energi.

Sejak lama, sebagian energi terbarukan dalam berbagai bentuk telah menawarkan efisiensi dan kompetitif untuk memberikan kebutuhan listrik, panas, dan juga bahan bakar transportasi. Dalam hal produksi listrik, energi hidro dapat dikatakan sebagai teknologi yang paling kompetitif. Sudah menjadi sumber energi terbarukan yang terbesar dan saat ini berperan mengaliri satu per enam dari total produksi listrik dunia. Bioenergi dan geothermal juga menjadi sumber yang komersil dalam pasar. Ketika feedstock tersedia, bioenergi juga sangat kompetitif untuk digunakan dalam skala industri, seperti semen, makanan, minuman serta produksi biofuel. Sebagai contoh, di Brazil , ampas tebu menjadi basis produksi ethanol dan dapat berkompetisi dengan bahan bakar

konvensional dalam satu dekade terakhir. 1

Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Gambaran 6. Konsep Utama Pengembangan Proyek Energi Baru Terbarukan

1. Tingkat Kompetitif Energi digunakan untuk mengindikasikan ketika proyek energi terbarukan menguntungkan tanpa adanya dukungan dari pemerintah atau sumber lainnya serta nilai dari emisi gas buang dikeluarkan.

2. Keuntungan Finansial mengindikasikan saat proyek menguntungkan bagi investor termasuk dampak dari dukungan lainnya yang memberikan keuntungan atau penurunan biaya.

3. Biaya yang Efektif adalah konsep yang diperhitungkan. Hal ini terkait dengan penilaian relatif terhadap biaya dibandingkan dengan tujuan yang ditetapkan. Sebagai contoh, biaya dari pembangkit energi terbarukan lebih tinggi atau rendah daripada pembangkit listrik tenaga nuklir atau pembangkit lainnya yang menghasilkan karbon, meningkatkan keamanan kapasitas energi, meningkatkan kualitas udara, dan berkontribusi terhadap ekonomi dan bagaimana biaya yang dihasilkan dibandingkan dengan lainnya. Investor pada dasarnya juga mempertimbangkan biaya yang efektif untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan. 2

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Gambaran 7. Risiko Kunci & Rintangan Pada Proyek Energi Terbarukan

Tipe RE Isu-Isu Risiko Risk Management Considerations

Geothermal

• Biaya pengeboran dan risko yang muncul (blow out).

• Risiko eksplorasi (Suhu yang tidak diharapkan).

• Komponen penting yang rusak, seperti pompa.

• Waktu tunggu yang lama (Perizinan).

• Terbatasnya pengalaman operator dan perbedaan aspek teknologi pada lokasi yang berbeda.

• Terbatasnya sumber data pengukuran. • Persetujuan perencanaan bisa jadi sulit • 'Stimulasi teknologi' masih belum terbukti namun

bisa mengurangi risiko eksplorasi.

PV

• Kerusakan komponen (mis. Arus Sirkuit pendek).

• Kerusakan akibat cuaca

• Pencurian / vandalism

• Jaminan kinerja tersedia (misalnya sampai 25 tahun).

• Komponen standar, dengan substitusi yang mudah. • Pemeliharaan bisa terbengkalai (terutama di negara

berkembang).

Solar Thermal

• Risiko prototip/ teknologi seiring bertambahnya ukuran proyek dan digabungkan dengan yang lainnya

• RETs misalnya menara surya

• Sejarah operasi yang baik (sudah sejak 1984). • Pemeliharaan bisa terbengkalai (terutama di negara

berkembang).

Small Hydro

• Banjir • Variabilitas sumber musiman / tahunan.

• Kerusakan yang berkepanjangan karena pemantauan di luar lokasi (waktu respon yang lama) dan kekurangan suku cadang.

Wind Power

• Waktu tunggu yang panjang dan biaya di muka (misal: perencanaan izin dan biaya konstruksi).

• Kegagalan komponen penting (misalnya gear train / box, bantalan, pisau dll).

• Variabilitas sumber daya angin • Pemasangan kabel lepas pantai.

• Membuat dan model turbin. • Jaminan manufaktur dari pemasok komponen. • Data sumber angin yang bagus. • Kontrol kerugian mis. Pertarungan api bisa sulit jika

lokasi berada di lepas pantai atau tempat ketinggian.

• Pengembangan prosedur yang umumnya dipergunakan

Biomass Power

• Ketersediaan / variabilitas pasokan BBM. • Variabilitas harga sumber daya • Kewajiban lingkungan yang terkait dengan

penanganan dan penyimpanan bahan bakar.

• Kontrak jangka panjang bisa memecahkan masalah sumber daya.

• Biaya penanganan bahan bakar. • Kontrol emisi.

Biogas Power

• Risiko sumber daya (misalnya pengurangan kuantitas dan kualitas gas karena perubahan bahan baku organik).

• Perencanaan oposisi terkait dengan masalah bau.

• Prosedur keselamatan yang ketat diperlukan seperti pengendalian kerugian seperti peralatan dan layanan pemadam kebakaran.

• Tingkat keausan yang tinggi.

Tidal/Wave Power

• Kelangsungan hidup di lingkungan laut yang keras. • Berbagai desain dan konsep namun tanpa

pemenang yang jelas. • Prototip/risiko teknologi. • Skala kecil dan waktu tunggu yang panjang

• Sebagian besar prototip dan demonstrasi teknologi proyek.

• Data pengukuran sumber daya yang baik.

Sumber: United Nations Environment Programe (UNEP), 2004. Financial Risk Management Instruments for Renewable Energy Projects - Summary Document, UNEP, Division of Technology, Industry and Economics.

3 SMI Insight 2017

Pada tingkatan evaluasi sebuah proyek, investor juga perlu memitigasi risiko-risiko yang mungkin muncul saat konstruksi maupun operasi. Setiap proyek energi terbarukan memiliki tipe risiko dan rintangan yang berbeda. Sebuah studi yang dilakukan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) mengelaborasikan risiko-risiko yang umumnya melekat pada proyek energi terbarukan:

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

B. Bioenergi

Gambaran 8. Fotosintesis Gambaran 9. Tipe-Tipe Biomassa

Sumber: Diadaptasi dari www.eia.gov/ (Domain Publik)

4

3Independent Statistics & Analysis U.S Energy Information Administration, Biomass explained, https://www.eia.gov/energyexplained/?page=biomass_home. Tanggal Akses: 18 Oktober 2017 4The Energy and Resources Institute (TERI), Biomass Gasifier for Thermal and Power applications, http://www.teriin.org/technology/biomass-gasifier. Tanggal Akses: 18 Oktober 2017

SMI Insight 2017

Indonesia yang memiliki sumber daya alam melimpah berpotensi menjadi produsen bioenergi terbesar di dunia. Salah satu potensi yang tidak dapat dilupakan adalah ketersediaan lahan untuk menanam berbagai sumber bioenergi. Jenis-jenisnya termasuk biomassa, biogas, biofuel (biodiesel dan bioethanol) sebagai energi alternatif. Pada bagian ini akan dielaborasikan lebih lanjut mengenai definisi bioenergi dan jenis turunannya.

1. Biomassa

Secara definisi , biomassa adalah material organik yang bersumber dari tumbuhan dan hewan serta bersifat sumber yang terbarukan. Biomassa mengandung energi yang didapatkan dari matahari. Tumbuhan menyerap energi matahari yang biasa kita kenal dengan fotosintesis.

Ketika biomassa dibakar, energi kimiawi di dalam bimassa dilepaskan sebagai panas. Biomassa dapat dibakar secara langsung dan dikonversikan menjadi biofuel cair atau biogas yang kemudian dibakar menjadi fuel. Contoh biomassa dan peruntukannya menjadi energi:

• Kayu dan sampah kayu yang dimanfaatkan untuk menghangatkan gedung, untuk memproduksi panas pada industri serta elektrifikasi.

• Tanaman agrikultur dan material sampah yang dibakar sebagai bahan bakar atau dikonversikan menjadi biofuel cair.

• Makanan dan sampah pada pembuangan dibakar untuk menghasilkan listrik atau dikonversikan menjadi biogas.

• Kotoran hewan dan limbah manusia yang dikonversikan menjadi biogas, dapat digunakan menjadi bahan bakar.3

Sumber: Diadaptasi dari www.eia.gov/ (Domain Publik)

Teknologi dan lokasi merupakan aspek yang sangat penting untuk dipertimbangkan ketika mengembangkan pembangkit listrik biomassa. Setiap jenis biomassa memiliki karakteistik yang tersendiri serta menentukan teknologi yang akan digunakan. Teknologi juga harus terbukti secara komersial dan cocok dengan kapasitas yang dijalankan pada proyeksi keuangan. Terdapat berbagai pilihan teknologi, diantaranya telah terbukti berkembang dan layak finansial seperti halnya digunakan oleh pabrik kelapa sawit. Kedua teknoligi tersebut antara lain 4 :

1) Direct-fired Sudah mature dalam hal teknologi maupun secara komersial. Metode direct-fired adalah metode yang tertua yang digunakan untuk menghasilkan listrik dari biomassa. Sampah yang padat secara langsung dibakar pada boiler. Pembakaran adalah cara yang paling mudah untuk mengekstrak energi dari biomassa dan mengkonversi menjadi listrik pada tahapan akhir. Saat pembakaran berlangsung, energi kimiawi dari biofuel terkonversi menjadi panas dan menekan uap dalam ruang uap. Setelahnya uap akan memutar turbin yang terkoneksi dengan generator.

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Gambaran 10. Alur Teknologi Direct-Fired Biomassa

Sumber: http://www.gse.it (Domain Publik)

5All Power Labs, Gasification explained, http://www.allpowerlabs.com/gasification-explained. Tanggal Akses: 27 October 2017

5 SMI Insight 2017

2) Gasification

Tidak seperti metode pembakaran langsung, gasifikasi biomassa adalah proses mengkonversi biomassa menjadi bahan bakar dalam bentuk gas, yang terlebih dahulu didahului serangkaian proses reaksi thermo-chemical. Gasifikasi terdiri dari 5 proses thermal: Drying, Pyrolysis, Combustion, Cracking, dan Reduction. Berikut adalah penjelasan dari proses-proses tersebut5:

a) Drying

Drying adalah proses pemisahan kelembaban pada biomassa sebelum proses Pyrolysis. Semua yang bersifat lembab harus dipisahkan dari bahan bakar sebelum suhu 100°C berlangsung.

b) Pyrolysis

Pyrolysis adalah aplikasi dari pemanasan biomassa, dengan tidak adanya udara, akan membantuk arang dan berbagai gas tar dan cairan. Pada umumnya ini adalah proses pembentukan arang.

c) Combustion

Combustion adalah satu-satunya proses exothermic dari lima proses gasifikasi. Utamanya semua panas yang menjalankan pada proses drying, pyrolysis, dan reduction bersumber dari combustion atau secara tidak langsung dari pertukaran panas pada gasifier. Proses ini dapat dihasilkan menggunakan gas tar maupun arang hasil pyrolysis.

d) Cracking

Cracking adalah proses memecahkan molekul besar yang kompleks seperti tar menjadi gas yang lebih ringan akibat adanya panas. Ini merupakan proses yang krusial untuk memproduksi gas yang bersih dan cocok dengan mesin pembakaran internal, dikarenakan gas tar terkondensasi menjadi tar yang lengket yang akan mempercepat pembusukan pada pipa-pipa mesin.

e) Reduction

Reduction adalah proses pengupasan atom oxygen hasil pembakaran menjadi molekul hidrokarbon. Sehingga molekul yang dikembalikan dapat dibakar kembali. Reduction adalah proses pembakaran kembali.

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Gambaran 12. Alur Teknologi Gasifikasi Biomassa

Sumber: http://www.rainharvest.co.za (Domain Publik)

Gambaran 11. Proses Gasifikasi

Sumber: http://www.allpowerlabs.com/gasification-explained (Domain Publik)

6 SMI Insight 2017

Terlepas dari jenis teknologi yang digunakan sebagai pembangkit, biomassa sejak lama sebelum energi terbarukan banyak diperbincangkan. Hal ini membuktikan bahwa energi terbarukan memberikan banyak manfaat. Berikut diantaranya 4 manfaat dari biomassa sebagai alternatif dari bahan bakar fosil:

1) Energi Terbarukan

Energi biomassa dipertimbangkan sebagai energi terbarukan karena terbentuk dari material organik yang dapat diproduksi secara berkesinambungan.

2) Carbon Neutral

Menurut penelitian, hanya karbon yang diserap untuk menjalani siklus hidup tanaman tanaman yang dilkeluarkan dari biomassa. Pada proses pengulangan material yang bersumber dari tanaman, akan menghasilkan jumlah karbon yang kembali digunakan oleh tanaman sehingga tidak ada karbon tambahan yang dihasilkan. Atas pertimbangan itu biomassa dipertimbangkan sebagai energi yang bersih.

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

2. Biogas

Sumber: https://www.ecofys.com/

Gambaran 13. Ilustrasi Biogas Menjadi Listrik

7

5Conserve Energy Future, What is Biomass? https://www.conserve-energy-future.com/. Tanggal Akses: 30 October 2017

Proses produksi biogas diilustrasikan pada tabel berikut ini:

6Clarke Energy, What is Biogas, https://www.clarke-energy.com/biogas/. Tanggal Akses: 27 October 2017

k

Karbohidrat Karbohidrat Protein

Gula Asam Lemak Asam Lemak

Asam Karbonat dan Alkohol

Hdrogen, Karbon Dioksida, Amonia

Hidrogen, Asetat, Asam, Karbon Dioksida

Biogas Methane, Karbon Dioksida

Hydrolysis

Acidogenesis

Acidogenesis

Methanogenesis

Gambaran 14. Proses Produksi Biogas

Sumber: https://www.clarke-energy.com/

Aspek Energi

Aspek Sosial

Aspek Lingkungan

• Meningkatkan kapasitas energi bersih

• Berkontribusi dalam pencapaian target bauran energi

• Menyediakan sumber energi yang stabil

• Menciptakan kesempatan kerja baru di desa

• Meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan biogas

• Membawa manfaat bagi lingkungan

• Mengurangi polusi air

• Mengurangi emisi gas methane

Gambaran 15. Manfaat Pencernaan Anaerobik

Pencernaan anaerobik membawa beberap manfaat. Kelebihan penggunaan biogas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

SMI Insight 2017

3) Banyak Tersedia

Biomassa adalah sumber yang dapat dengan mudah ditemukan. Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari biomassa. Banyak ahli energi yang setuju bahwa ketika pertimbangan ekonomi dan lingkungan disatukan, biomassa akan menjadi pilihan utama energi alternatif.

4) Lebih Murah Dari Bahan Bakar fosil

Memproduksi biomassa tidak memerlukan biaya investasi yang tinggi. Sementara disisi lainnya, bahan bakar fosil memerlukan biaya investasi yang tinggi mulai dari pengeboran, konstruksi pipa gas, dan lainnya6 .

Biogas adalah gas yang terbentuk dari mikroorganisme anaerobik. Mikroba-mikroba tersebut akan menkonsumsi karbohidrat dan lemak, memproduksi methane dan karbon dioksida sebagai produk limbah metabolik. Gas ini bisa dimanfaatkan manusia sebagai sumber energi yang berkelanjutan.

Komposisi biogas tergantung dari asalnya. Yang utama, Biogas terdiri dari methana dan karbon dioksida serta mengandung sejumlah kecil nitrogen atau hidrogen. Persentase komposisi relatif metana umumnya dipengaruhi oleh rasio karbohidrat, protein, dan lemak dalam bahan baku, dan juga faktor pengenceran pada digester. Produksi biogas terdiri dari empat tahap, (1) hidrolisis, (2) pengasaman, (3) pembentukan asam asetat, (4) pembentukan metana.

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Selama pengembangan proyek pembangkit listrik biogas, pengembang juga harus menilai dan mengenali setiap jenis risiko. Setiap jenis risiko harus dialokasikan ke pihak yang paling siap untuk mengelolanya. Untuk proyek biogas, risiko kritisnya meliputi:

Jenis Risiko Deskripsi Mitigasi

Persediaan Feedstock

Proyek biogas-ke-energi tidak mungkin berhasil jika pasokan bahan bakar jangka panjang tidak dapat diprediksi atau kualitas bahan bakar tidak pasti.

Pengembang proyek memerlukan kontrak jangka panjang dengan pemasok bahan baku dan harus menghindari situasi yang memungkinkan pemasok untuk memberikan penawaran bersaing dari pengguna bahan baku lainnya.

Pendapatan

Perjanjian pembelian jangka pendek atau kontrak pembelian sesuai yang dibutuhkan biasanya tidak dianggap cukup secara finansial terkecuali dapat diimbangi jika ada penjamin kuat yang setuju untuk melunasi pinjaman tersebut terlepas dari apakah listrik dapat dijual.

Kontrak yang sesuai biasanya mencakup kewajiban pembelian wajib (take-or-pay): Pembeli energi tidak boleh gagal dalam pembayaran dengan alasan apapun, termasuk, misalnya, kerusakan saluran transmisi atau fasilitas lain di dalam kendali pembeli yang menghentikan aliran kekuasaan

Teknologi

Tidak semua teknologi pembangkit dirancang, diproduksi, dan dirawat dengan cara yang sama. Menjadi kewajiban pemilik proyek untuk memilih penggerak utama, generator dan tambahan peralatan sesuai dengan rekam jejak kinerja dalam aplikasi serupa.

Sebagai bagian dari uji kelayakan, pemilik proyek harus meminta semua pasokan peralatan sesuai perencanaan serta menawarkan referensi dan data tentang proyek-proyek yang berhasil dengan ukuran dan jenis operasi serupa dengan bahan bakar sejenis. Penyedia teknologi harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk memberikan jaminan kinerja untuk persyaratan yang sesuai bagi pemberi pinjaman.

Operasional

Pemeliharaan yang tidak tepat atau praktik operasi yang buruk dapat menyebabkan downtime yang tidak direncanakan sehingga mengancam secara finansial

Perjanjian operasi dan perawatan lengkap dengan pemasok peralatan yang mencakup semua layanan dengan biaya tahunan tetap.

Konstruksi

Tahap engineering, procurement, dan konstruksi (EPC) dari proyek biogas memerlukan kontraktor dan peralatan dan pemasok komponen yang berpengalaman. Jaminan penting dari pengalaman, seperti tanggal penyelesaian proyek, output daya bersih kilowatt dan tingkat panas bahan bakar berdasarkan parameter bahan bakar lokal, harus diamankan di depan.

Selain itu, pemilik proyek perlu memiliki cukup ekuitas dalam cadangan untuk menutupi kelebihan biaya dan masih menyelesaikan proyek. Pemberi pinjaman membutuhkan kontrak EPC lump sum yang menyediakan kepastian lengkap dari konstruksi proyek. Payment and Performance bonds (Atau letter of Credit) mungkin juga diminta oleh pemberi pinjaman.

8

Figure 16. Risiko-Risiko Pembangkit Listrik Biogas7

7Szymanski, Devine, and Lee. Managing Risks, Reaping Rewards through Biogas Applications, Caterpillar : 2013

SMI Insight 2017

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

3. Biofuel

Biofuel secara umum adalah bahan bakar biomassa (bahan yang berasal dari tumbuhan dan hewan). Setiap produk biofuel diproduksi secara berbeda. Misalnya ethanol dihasilkan oleh fermentasi jagung atau tebu, sedangkan biodiesel diproduksi dengan menghancurkan lemak hewani atau tumbuhan dengan adanya methanol. Crude Palm Oil melalui proses transesterifikasi, yang secara kimia bereaksi dengan alkohol seperti methanol atau ethanol untuk menghasilkan biodiesel.

Ada dua jenis utama bahan baku biofuel: yang bisa dikonsumsi dan tidak bisa dikonsumsi. Produk makanan manusia seperti gula, pati, atau minyak nabati dijadikan biofuel melalui metode yang disebut transesterifikasi. Biofuel, juga bisa diproduksi dari tanaman non pangan, limbah pertanian dan residu yang tidak bisa dikonsumsi manusia dengan menggunakan teknologi maju seperti hydrocracking. Dalam proses ini bahan baku dipecah dengan adanya hidrogen dalam produksi biofuel. Bahan baku seperti minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk memproduksi biofuel melalui metode konvensional dan lanjutan, tergantung keadaannya.

Pada bagian ini terutama akan diuraikan dua jenis biofuel: bioethanol dan Biodiesel.

a) Bioethanol

Bahan bakar bioethanol terutama dihasilkan oleh proses fermentasi gula, meskipun dapat juga diproduksi dengan proses kimia untuk mereaksikan etilen dengan uap. Sumber utama gula yang dibutuhkan untuk memproduksi ethanol berasal dari bahan bakar atau tanaman energi. Tanaman ini ditanam secara khusus untuk penggunaan energi dan termasuk tanaman jagung, jagung dan gandum, sedotan, willow and poplar, serbuk gergaji, buluh rumput berumput, rumput tali, dan tanaman sorgum. Ada juga penelitian dan pengembangan yang sedang berlangsung dalam penggunaan limbah padat kota untuk menghasilkan bahan bakar ethanol. ethanol atau etil alkohol (C2H5OH) adalah warna yang jelas serta kurang cair, dapat terurai secara hayati, rendah toksisitas dan menyebabkan sedikit polusi lingkungan jika tumpah. ethanol terbakar untuk menghasilkan karbon dioksida dan air. Ethanol adalah bahan bakar oktan tinggi dan telah menggantikan timbal sebagai penambah oktan bensin.

9

Dengan mencampur ethanol dengan bensin kita juga bisa mengoksidasi campuran bahan bakar sehingga membakar lebih banyak dan mengurangi emisi yang berpolusi.8

Produksi bioethanol pada dasarnya terdiri dari 3 proses utama fermentasi, distilasi, dan dehidrasi. Sebelum proses fermentasi, beberapa tanaman membutuhkan hidrolisis karbohidrat. Proses produksi biogas diilustrasikan pada tabel berikut ini:

8 Energy System Research Unit, what is Bioethanol, http://www.esru.strath.ac.uk/EandE/Web_sites/02-03/biofuels/what_bioethanol.htm. Tanggal Akses : 7 December 2017

SMI Insight 2017

Pre-treatment

Ditution

Fermentasi

Distilasi

Dehidrasi

Pemisahan Ragi

Protiferation Ragi

Ragi

Ethanol 99.5%

Air

Molasses

CO2

Minyak Menyatu

Stop

Gambaran 17. Proses Biethanol dari Molasses

Selain bioethanol, biofuel jenis lain yang digunakan sebagai strategi diversifikasi campuran energi nasional adalah biodiesel. Pada bagian selanjutnya, akan diuraikan definisi biodiesel dan potensinya di Indonesia.

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Sama seperti bioethanol, penggunaan biodiesel di Indonesia telah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir mengingat keterbatasan bahan bakar fosil. Penggunaan biodiesel juga termasuk dalam campuran energi nasional. Berdasarkan peraturan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral No. 20/2014, biodiesel dicampur menjadi diesel di beberapa sektor akan ditargetkan sebagai berikut:

3.32

4.07

6.48 6.71

6.96 7.21

2

3

4

5

6

7

8

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambaran 20. Produksi Bioenergi Sebagai Bahan Bakar (KL)

Sumber: Renstra, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Pada Gambar 20, dapat dilihat pada tahun 2019, diharapkan produksi Bioenergi bisa mencapai 7,2 KL. Angka ini selaras dengan total target pemanfaatan bioenergi.

b) Biodiesel Biodiesel bisa diproduksi dari minyak nabati, minyak hewani / lemak, lemak dan minyak goreng bekas. Hal ini sangat mirip dengan diesel fosil. Manfaat utama biodiesel dapat digambarkan sebagai karbon netral. Ini berarti bahwa bahan bakar tidak menghasilkan output bersih karbon dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Proses untuk mengubah minyak yang disebutkan di atas disebut transesterifikasi, memecah molekul minyak nabati menjadi molekul penyusun yang membentuk biodiesel sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk sampingannya.

9 Energy System Research Unit, what is Biodiesel, www.esru.strath.ac.uk/EandE/Web_sites/02-03/biofuels/what_biodiesel.htm. Tanggal Akses : 8 December 2017 10 Jurnal Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral , 2nd Edition 2016

10

Sektor Jan’16 Jan’20 Jan’25

Mikro, Perikanan, Pertanian, PSO

20% 30% 30%

Transportasi Non PSO 20% 30% 30%

Komersial dan Industri 20% 30% 30%

Pembangkit Listrik 30% 30% 30%

Gambaran 19. Target Penggunaan Biodiesel

Gambaran 18. Siklus Biodiesel

Sumber : http://www.alternative-energy-news.info (Domain Publik)

SMI Insight 2017

Salah satu bentuk penyediaan energi bersih di dunia adalah biodiesel. Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi menjadi salah satu produsen biodiesel terbesar. Selain kelapa sawit, limbah yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit juga memiliki potensi untuk diolah menjadi sumber energi. Industri lain yang berpotensi mengembangkan bioenergi yaitu industri gula untuk mengembangkan

bioethanol. Oleh karena itu, sejak akhir tahun 2008, Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menerapkan penggunaan biodiesel dan bioethanol secara bertahap, terutama di sektor transportasi darat..10

Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Setelah memahami definisi Bioenergi, produk turunan dan potensinya di Indonesia, berikut adalah beberapa kesimpulan terkait rencana bauran energi nasional:

1. Ketergantungan energi dasar fosil harus dikurangi secara signifikan karena pasokan lebih rendah dari permintaannya.

2. Pemerintah Indonesia telah menetapkan fokus untuk mencapai 23 persen bauran energi nasional pada tahun 2025. Pembangunannya berkisar dari panas bumi, bioenergi, hidro, solar dan angin.

3. Bioenergi di Indonesia memiliki potensi hingga 33 GW melalui pengembangan pabrik Biogas dan Biomassa.

4. Konsep kunci untuk mengembangkan energi terbarukan adalah mengevaluasi daya saing energi, daya tarik finansial dan efektivitas biaya.

5. Ada dua jenis teknologi biomassa yang biasa digunakan: 1) Direct-fired; 2) Gasification.

6. Risiko yang paling khas yang muncul adalah tanaman biogas yang biasanya berasal dari suplai bahan baku. Kontrak jangka panjang dengan pemasok dapat diterapkan untuk mengurangi risiko semacam ini.

7. Biodiesel bisa diproduksi dari minyak nabati, minyak hewani / lemak, lemak dan minyak goreng bekas. Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia harus memiliki potensi untuk menjadi salah satu produsen biodiesel terbesar. Selain kelapa sawit, limbah yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit juga memiliki potensi besar untuk diolah menjadi sumber energi.

B. Kesimpulan

Direct-Fired

Gasification

Biomass

Bioenergy

Mollases

Bioethanol

Biofuel

Biodiesel

Biogas

Sugar

11 SMI Insight 2017

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Appendix 1 Potensi Bioenergi Per Provinsi (In MW)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal EBTKE. Buku Statistik EBTKE : 2016

12 SMI Insight 2017

No ProvinsiBiomass/

BiofuelBiogas Total

1 Riau 4157.4 37.7 4195.1

2 East Java 2851.3 569.6 3420.9

3 North Sumatera 2796.1 115.5 2911.6

4 West Java 1979.8 574.3 2554.1

5 Central Java 1884.1 348.4 2232.5

6 Sumatera Selatan 2061.4 71.2 2132.6

7 Jambi 1821 18.9 1839.9

8 Kalimantan Tengah 1486.7 12.2 1498.9

9 Lampung 1407.6 84.5 1492.1

10 West Kalimantan 1279.3 28.9 1308.2

11 South kalimantan 1266.3 23.6 1289.9

12 Aceh 1136.6 37.7 1174.3

13 East/North kalimantan 946.6 17.7 964.3

14 South Sulawesi 890.3 69.1 959.4

15 West Sumatera 923.1 34.7 957.8

16 Bengkulu 633 11.8 644.8

17 Banten 346.5 118.6 465.1

18 West Nusa Tenggara 341.3 52.8 394.1

19 Central Sulawesi 307.4 19.5 326.9

20 East Nusa Tenggara 192.5 48 240.5

21 DI Yogyakarta 183.1 41.1 224.2

22 Bangka Belitung 217.7 5.4 223.1

23 West Sulawesi 197.8 8.1 205.9

24 Bali 146.9 44.7 191.6

25 North Sulawesi 150.2 13.8 164

26 South East Sulawesi 132.8 17.7 150.5

27 Gorontalo 119.1 11.5 130.6

28 DKI Jakarta 0.5 126.1 126.6

29 Papua 81.4 15.1 96.5

30 West Papua 50.8 4.1 54.9

31 North Maluku 27.5 7 34.5

32 Maluku 23.6 9 32.6

33 Riau Islands 11.6 4.3 15.9

30,051 2,603 32,654

PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I www.ptsmi.co.id

SMI Insight 2015

SMI Insight 2015

Appendix 2 Pembangkit Biomassa On Grid (In MW) Per 2015

13 SMI Insight 2017

No Perusahaan COD Biomass TypeContract

(MW)

1 PT Riau Prima Energy 2001 Palm Waste 10

2 PT Growth Sumatra 1 2006 Palm Waste 9

3 PT Listrindo Kencana 2006 Palm Waste 5

4 PT Indah Kiat Pulp & Paper 2006 Palm Waste 3

5 PT Belitung Energy 2010 Palm Waste 7

6 PT Growth Sumatra 2 2010 Palm Waste 10

7 PT Growth Asia 2011 Palm Waste 10

8 PT Navigat Organic 2011 MSW 12

9 PT Navigat Organic 2012 MSW 2

10 PT Growth Asia 2012 Palm Waste 10

11 PT Navigat Organic 2013 MSW 2

12 PT Austindo ANE 2014 POME 1.2

13 PT PLN 2014 Corn 0.4

14 PT Rimba Palma 2014 Palm Waste 10

15 PT Victorindo 2015 Palm Waste 3

16 PT Harkat Sejahtera 2015 Palm Waste 10

17 PT Sumber Organik 2015 MSW 1.6

18 PT Meskom Agro Sarimas 2015 Palm Waste 10

19 PT Maju Aneka Sawit 2015 POME 1

20 Sukajadi Sawit 2015 POME 2.4

Total 119.6

No Lokasi Tipe BiomasaKapasitas

(Mw)

1 Sumatera Palm Industry 335

POME 9

Sugar Cane 66

Pulp 955

2 Kalimantan Palm Industry 91

3 Jawa - Bali Palm Industry 2

Sugar Cane 142

Municipal Waste -

4 Sulawesi Palm Industry 11

Sugar Cane 11

5 Papua Palm Industry 4

Total 1626

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal EBTKE. Buku Statistik EBTKE : 2016