Psneiitian institut PROVEK - IPB University

34
PEAT ST%lD! PEPABANGUNAq Lernbaga Psneiitian "institut Psrianian Bagor PROVEK KOOWBlNASI KELEMBAGAAN KETAMANAPJ PANGAN

Transcript of Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Page 1: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

P E A T ST%lD! PEPABANGUNAq Lernbaga Psneiitian

"institut Psrianian Bagor PROVEK KOOWBlNASI KELEMBAGAAN

KETAMANAPJ PANGAN

Page 2: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Stud; Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departernen Pertanian RI

Kata Pengaatar

Behagai perkembangan yang dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini

teiah membuat berbagai pernasalahan jangka pendek yang mendesak lebih

mendominasi perhatian banyak pihak. Be&agai isyu yang menuntut penyelesaian

segera seolah datang tidak ada habisnya, dan membuat para pengambil

kepulusan, baik eksekutif maupun legislatif, seolah trdak lagi memiliki waktu untuk

memikirkan ha1 lainnya. Padahal telah sama disadari bahwa banyak pennasalahan

jangka pendek sebenamya hanya merupakan akibat dari pernasalahan jangka

panjang yang belum tuntas dihadapi atau diantisipasi.

Salah satu permasalahan jangka panjang yang mendesak unluk mendapat

perhatian lebih besar adalah masalah pertambahan penduduk. Dengan

pertumbuhan penduduk Indonesia yang mencapai 1,49 persen per tahun maka

penduduk akan bertambah lebih dari 3 juta jiwa per tahun. Hal ini berarti terjadi

pula periambahan tuntutan pemenuhan kebuluhan pangan, tuntutan peningkatan

kesempatan kerja dan tunlutan bagi berbagai kebutuhan hidup lainnya seperti

tempat tinggal, fasiiitas urnurn dan sebagainya. Pada gilirannya kedua hal tersebut

akan menimbulkan tekanan ierhadap sumberdaya alam dan lingkungan. Jika

proses tersebut terus beiiangsung tanpa penanganan yang komprehensif,

ketahanan pangan akan terancam dan masalah kemiskinan akan semakin sulit

diselesaikan.

Pusat Studi Pembangunan, lnstilut Pertanian Bogor (PSP-IPB) dan Badan

Bimas Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian memandang penasalahan

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan i

Page 3: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangutlan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahatlan Pangan, Deparbemen PeFtanian RI

pertambahan penduduk sebagai masaiah yang sangat serius dan mengancarn

ketahanan pangan nasional, regional dan mrnahtangga; sekaligus juga merupakan

unsur yang sangat perlu dipeha~kan dalam usaha pengentasan kerniskinan dan

pembangunan pedesaan. Hal tersebut menjadi dasar bagi penyelenggaraan

Lokakarya ~ekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan.

Lokakarya ini diharapkan dapat mengingatkan semua pihak unbk secara serius

memikirkan permasalahan mendasar yang dihadapi Indonesia dan negam-negara

berpenduduk besar lainnya, sekaligus dapat menghimpun pemikiran bagi berbagai

usaha untuk mengantisipasinya.

PSP-IPB mengucapkan terimakasih yang sebesar-besamya atas

dukungan berbagai pihak sehingga lokakarya dapat terselenggara dengan baik,

khususnya kepada Menteri Pertanian Rl; Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan,

Departemn Pertanian; para pembicara dan peserta dari INDEF, United Nations

Population Fund (UNFPA), Bappenas, PPLH IPB, PPLH ITB, PPSDAL-Unpad,

Unbraw, PSLH-UGM, PKA-IPB serta pahsipan seminar lainnya. Pemikiran yang

telah dikemukakan merupakan sumbangan yang sangat kharga, dan semangat

yang diajukan dalam seminar dihampkan dapat bergulir menjadi suatu kegiatan

nyata bersama.

Bogor, Mei 2002

Kepala Pusat Skdi Pembangunan IPB

Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 4: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pernbangunan. LP-IPB Badan BIMAS Ketahanan Pangan. Departernen Pertanian RI

Latar Belakang ......................................................................................................

Tujuan ....................................................................................................................

................................................................. Rangkuman Hasil dan Rekomendasi

............... Pengantar Lokakarya oleh Kepala Pusat Studi Pembangunan IPB

............................................ Sarnbutan Menteri Pertanian Republik Indonesia

..................................................................................................... Makaiah Utarna

Tekanan Penduduk dan Degradasi Sumberdaya Alam di Tengah

Upaya Pemulihan Ekonomi (Dr . Bustanul Arifin) ...............................

Perspektif dan Upaya Pemantapan Ketahanan Pangan Berkelanjutan

(Dr . Achmad Suryana) ..........................................................................

Population and Environmental Change (Dr . Nesim Tumkaya) ..........

Permasaiahan dan Agenda Pengembangan Ketahanan Pangan

(Dr . Deddy M . Masykur Riyadi) .............................................................

Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan Nasional: lnvestigasi

Singkat Mengenai Peranan Kebijakan Pembangunan Nasional

(Or . Parulian Hutagaol dan Ir . Soeryo ~diwib&o, MS) .....................

. Makalah Penunjang ............................................................................................

Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan: Kasus Gilarurn Hulu

(Refleksi Persoalan di Tingkat Mikro Bagi Penetapan Kebijakan Makro)

(Budhi Gunawan, Parikesit, Oekan S . Abdoellah) ...............................

Tekanan Penduduk. Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan iii

Page 5: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Agroforestry: Kidup Berkesinanbungan Pada Lahan Sernpit

(Prof. Wani Hadi Utorno) ........................................................................ 176

Signifikansi Refoma Agraria Sebagai Dasar Pembangunan PeFtanian

Tangguh Menuju Ketahanan Pangan (Dr. Endriatmo Soetarto) ....... 187

Biaya ~ingkungan Yang Terabaikan Dalam Kebijakan Ketahanan

Pangan (Dr. Harianto dan Ir. Ratna Katharina, MS) .......................... 196

Pengelolaan Surnberdaya Aam: Kelestarian Lingkungan dan .

Kesejahteraan Masyarakat Lokal (Dr. Bobi 5. Setiawan) ................... 204

Notulen ~ iskus i ............................................................................................... 223

Dafiar Peserta ....................................................................................................... 256

Liputan Media Massa ......................................................................................... . 259

iv Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 6: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departmen Pertanian RI

"Mencari Solusi Kompmhensif Mengurangi Peluang Te jadinya Bencana Vang BeruBang"

Bencana banjir yang melanda berbagai tempat di Indonesia pada awal tahun 2002

ini telah memberi indikasi kuat perlunya kewaspadaan yang sungguh-sungguh

tehadap keseirnbangan kondisi sumberdaya alam yang rnenopang kehidupan

Bangsa Indonesia. Banjir besar yang menenggelamkan sebagian kota Jakarta

ditengarai berkaitan dengan pemanfaatan lahan didaerah hulu sungai yang kurang

sesuai dengan kaidah tatanrang, serta pengelolaan wilayah perkotaan yang masih

membutuhkan banyak pehaikan. Namun mengingat sebaran bencana banjir besar

yang te jadi tidak hanya pada wilayah dengan tekanan ekonomi yang sangat tinggi,

seperti wilayah Jakarta - Bogor - Tangerang - Bekasi (Jabotabek) dan kaitannya

dengan wilayah Bogor - Puncak - Cianjur (Bopunjur), teiapi juga didaerahdaerah

seperti Pekalongan, Situbondo, Jambi, Kalimantan Tengah, dan daerah lain; maka

patut diduga bahwa terdapal masalah yang lebih mendasar yang tengah dihadapi

bangsa Indonesia. Terlebih jika kemudian dikaitkan pula dengan fakta historis

bahwa bencana banjir ini telah beiulang dengan periode yang singkat, dengan

fenomena bencana yang semakin besar, dan kerugian yang semakin besar pula.

Salah satu masalah penting yang patut diduga menjadi penyebab kondisi yang

tidak diinginkan tersebut adalah masalah tekanan penduduk. Indonesia merupakan

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 7: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

salah satu negara yang telah dinilai behasil mengurangi laju pertumbuhan

penduduknya. Namun bahkan dengan pertumbuhan penduduk hanya sekitar 1.5

persen per tahun, tetapi dengan jumlah penduduk mencapai 206 juta jiwa, maka

tahun 2002 ini di Indonesia telah tejadi pertumbuhan penduduk hingga 3.09 juta

jiwa. Dengan pertumbuhan penduduk yang sarna, jumlah tersebut akan bertarnbah

mencapai sekitar 3.7 jutaltahun pada 2010 pada saat penduduk Indonesia telah

meneapai sekibr 235 juta jiwa.

Tekanan penduduk yang demikan besar akan berakibat pada dua ha1 pokok.

Pertama, kebutuhan akan pangan. Setiap Bhun Indonesia akan membuluhkan

tambahan pangan setidaknya untuk memenuhi tambahan kebutuhan sekitar 3.5

juta jiwa penduduk tersebut. Jika mempematikan keseimbangan konsumsi pangan

masyamkt Indonesia saat ini, maka akan terdapat dorongan kebutuhan yang lebih

besar bagi pemenuhan pangan non-sereal seperti sayur, buah, produk petemakan,

dan perikanan untuk rnemperoleh status konsurnsi gizi yang berimbang. Untuk

keperluan tersebut dibutuhkan setidaknya tambahan 100.000 h e b r lahan

pertanian untuk memproduki seeal (padi), dan beberapa puluh ribu heMar lagi

untuk memproduki produk pertanian lain. Akibalnya tejadi tekanan yang semakin

berat pada sumberdaya alam, apalagi jika pendaya-gunaan sumberdaya alam

t ~ e b u t tidak dilakukan dengan bijaksana.

Kedua, kebutuhan peningkatan kesempatan kerja. Pertambahan penduduk dan

pertambahan kebutuhan hidup secara ng akan menumbuhkan kebutuhan

akan kesempatan keja yang semakin besar pula. Urbanisasi dan tumbuhnya

2 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 8: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangumn, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Depaftemm P-nian RI

kawasan kumuh diperkotaan merupakan cerminan adanya dorongan yang besar

tersebut. Dengan penduduk yang sekitar 45 persen masih teFkail dengan kegiatan

pertanian, tenrtama pertanian yang berbasis lahan (land-base agncu/fure), maka

tekanan terhadap sumknlaya iahan dan sumberdaya alam pada umumnya akan

semakin besar pula.

Masalah kesempatan ke j a ini kemudian juga berkait dengan masalah ketersediaan

pangan, atau ketahanan pangan pada umumnya. Kasus yang terjadi dibeberapa

tempat, separti Lampung dan Bengkulu, dimana sekelompok masyarakat bahkan

tidak dapat lagi memberi beras bersubsidi untuk orang miskin; menunjukkan bahwa

ketersediaan (supply3 pangan tidak selalu menjamin tidak terjadinya kerawanan

pangan masyamkat. Kemampuan daya beli masyarakat, yang teFkait erat dengan

produktivitas kesempatan kerja yang tersedia, akan sangat menentukan ketahanan

pangan rumah tangga. Kondisi ini juga rnenegaskan bahwa ketahanan pangan

domestik tidak dapat diselesaikan hanya dengan membuka pasar import untuk

pangan. Petani tanaman pangan pedu dijaga agar dapat tetap memperoleh intensif

untuk terus berusaha,agar dapat cukup memiliki pendapatan untuk membeli

pangan. Bahkan IFPRI dalam laporan yang dikeluakan September 2001

menilnjukan bahwa indikasi " food unsecuri~' patui diwaspadai. Pada tahun 2020,

IFPRI telah memperkirakan akan terjadi peningkatan penintaan produk sereal

hingga s e k i r 49 persen dan 92 persen untuk produk daging di negara-negara

herkembang, terutama akibat peningkatan tekanan penduduk. BerStailan dengan

ha! tersebut, jika tidak dilakukan ha!-ha1 yang signifikan, diperkirakan di Asia

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan 3

Page 9: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pernbangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Depatemen P h n i a n RI

Tenggara, termasuk Indonesia, akan terjadi antara 10 hingga 14 juta anak-anak

yang menderita gizi buruk.

Masalah-masatah diatas, kebutuhan akan peningkatan pangan dan kebutuhan

kesempatan kerja yang kemudian bernuara pada ancaman teFhadapa ketahanan

pangan akibat peningkatan jumlah penduduk, memiliki keterkaitan yang sangat

besar dengan degradasi kondisi lingkungan sumberdaya alam di wilayah pedesaan,

termasuk wilayah hulu sungai; disamping juga mmberi kontribusi temadap

penurunan kualitas hidup di perkotaan, bahkan sebagai salah satu sumber

kemiskinan. Pemasalahan-permasalahan mendasar ini pulalah yang kemudian

mewujud pada berbagai pernasalahan tunrnan yang timbul kemudian, seperti

banjir dan bencana lain. Mengatasi dampak bencana banjir, seperti melakukan

pertolongan pertarna dan melakukan rehabilitasi berbagai fasilitas, serta melakukan

usaha-usaha untuk mengurangi resiko bencana sewpa dimasa yang akan datang,

seperti pembangunan kana1 dan penegakkan hukum; merupakan ha1 yang sangat

penting dan harus segera dilakukan. Namun tanpa penyelesaian menyelunrh dan

komprehensif rnenyangkut beberapa pernasalahan diatas,maka ancaman bencana

dimasa yang akan datang tetap akan terbuka bahkan semakin rnernbesar.

Pada akhir tahun 1960-an Indonesia telah berhasil menjawab tantangan sempa

dengan memanfaatkan teknologi peFtanian dan pengelolaan kelembagaan melalui

Bimas yang rnampu mendorong leqadinya Revolusi Hijau di Indonesia. Namun

demikian, struMur sosisl ekonorni masyarakat saat ini telah sangat berbeda.

Beberapa perubahan konteksbal untuk mnjawab permasaiahan tersebut adalah:

4 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 10: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMS Ketahanan Pangan, Dep&emen Pertanian RI

1. Pennasalahan yang kian berat dan mendalam, ditandai dengan kerusakan

sumberdaya alam yang telah jauh lebih ekstensif.

2. Jumlah penduduk yang telah meningkat menjadi jauh iebih besar.

3. Pola politik desenkalistik dengan penekanan pada otonomi daerah sebagai

basis pangambilan keputusan dalarn mengatasi berbagai pemasalahan

yang ada dalam masyarakat.

4. Kemampuan pemrintah yang sernakin terbatas, terutama dalam ha1

pendanaan.

5. Proses demokratisasi dan peranan masyarakat yang lebih dominan,

ditandai dengan peran organisasi seperti lernbaga swadaya masyarakat

yang kian dominan.

6. Tingkat keterbukaan global dan pemn dunia intemasional yang sernakin

meningkat dalam berbagai proses pengambitan keputusan

Kondisi diatas mempakan format baru yang hams dipehatikan dalam setiap

pengambilan keputusan. Oleh karenanya dipandang pedu adanya suatu

pembahasan yang kornprehensit untuk mmbahas pemasalahan di atas dan solusi

komprehensibya dalam kontek aktual saat ini.

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan 5

Page 11: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Stwii Pembangunan, LP-IPB Badan BlNVIS Kebhanan Pangan, Depiutmen Pertanian RI

Sehubungan dengan kondisi yang telah diumikan diatas, lokakarya " Tekanan

Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan" secara urnum

bertujuan rneqbahas urgensi penanganan masalah pertambahan penduduk,

degradasi lingkungan dan ketahanan pangan, sebagai bentuk usaha bersama

rnencari solusi komprehensif untuk mengurangi peluang terjadinya bencana yang

bemlang.

Secara khusus kegiatan tersebut bertujuan:

1. Memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai keterkaitan

antara pemasalahan tekanan penduduk, degradasi lingkungan, dan

ketahanan pangan; serta darnpaknya teihadap bencana yang berulang di

Indonesia.

2. Memperoleh perspektif intemasional mengenai pemasalahan tersebut.

3. Menghirnpun pernikiran mengenai solusi komprehensif, baik dalarn janaka

pendek maupun jangka panjang, dalam konteks kondisi dan situasi yang

aMual.

4. Menyusun agenda prioritas jangka pendek dan jangka panjang dalam

pelestarian lingkungan, pembangunan pertanian, dan pembangunan

pdesaan

6 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 12: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

WNCKUMAN HASIL DAN REKOMENDASI

Selama kumn waktu 1996 - 2000, kelersediaan pangan masih cukup, namun

dengan ke~endenrngan menurun. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya

pertambahan penduduk yang relatif besar, yang tidak sejalan dengan peningkatan

produksi pangan yang berjalan lebih larnbat. Perrnasalahan kependudukan

Indonesia, selain laju pertumbuhan yang masih tergolong tinggi dengan jumlah

penduduk yang sangat besar, adalah penyebarannya yang tidak merata.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan rnengakibaikan kompetisi antara

pernanfaatan lahan untuk lahan usaha (baik lahan untuk perianian maupun

pembangunan industri), pemukiman penduduk, dan pembangunan prasarana dan

sarana publik. Kompetisi pemanfaatan lahan yang tidak terkendali (apalagi dengan

mengkonversi lahan pertanian dan daerah resapan air) akan dapai mengakibatkan

degradasi lingkungan khususnya terhadap kualiias lahan perianian. Apabila

degradasi lingkungan tidak segera ditangani, maka akan dapat mengancam

kebutuhan pangan umat manusia.

Hal lain yang periu diwaspadai dari perturnbuhan jumlah penduduk adalah sernakin

rneningkatnya permintaan bahan pangan baik dalam jumlah, rnutu dan keragaman.

Peningkatan pemintaan bahan pangan yang bermulu dan beragam sangat terkait

dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk

meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya. Narnun perlu diingat bahwa

apabila penurunan kualitas lahan akibat tekanan jumlah penduduk yang semakin

meningkat tidak diantisipasi sd in i mungkin, maka dikhawatirkan kemampuan

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan 7

Page 13: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan. LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

produksi bahan pangan domestik tidak akan dapat mengikuti peningkatan

kebutuhannya. Apabila ha1 ini tejadi maka pada waktu yang akan datang

kebutuhan pangan Indonesia akan semakin tergantung pada impor, yang berarti

ketahanan pa?gan nasional menjadi semakin rentan karena akan semakin

tergantung pada keboakan negara lain.

Ketersediaan pangan pada tingkat nasional yang diukur dari ketersediaan energi

(kalori) dan protein, selalu lebih tinggi dari kecukupan yang direkornendasikan. Dari

data produksi, cadangan, impor dan ekspor pangan diperoleh tingkat ketersediaan

energi untuk dikonsumsi per kapita pada tahun 2000 sebesar 2 992 kilo kaiori per

hari, yang sebagian bsa r disediakan oleh padi-padian (67.2 %), diikuti oleh umbi-

umbian (8.7 %), biji berminyak (8.0 %) dan minyak dan lemak (6.2 %). Ketersediaan

energi ini telah melebihi rekomendasi tingkat kecukupan konsumsi per kapita, yaitu

sebesar 2 500 kilo kalori per hari. Ketersediaan protein untuk dikonsumsi per kapita

pada tahun 2000 mencapai 80.0 gram per hari. h g k a ini lebih tinggi dan'

rekomendasi kecukupan konsumsi protein per kapita sebesar 55 gram per hari.

Walaupun demikian, sebagian besar dari protein ini dihasilkan dari bahan tanaman

yaitu 86.9 persen, sedangkan kontribusi protein hewani hanya sebesar 13.1 persen.

Walaupun secara makro ketersediaan pangan telah memenuhi standar kecukupan,

namun kecukupan tingkat nasional tersebut tidak tercemin dalam tjngkat konsumsi

pangan perkapita atau secara mikro. Tingkat konsumsi energi perkapita pada tahun

1999 sekitar 1.849 kilokalorihari atau hanya 82,2 persen dari tingkat kecukupan

8 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 14: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BIMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

standar kecukupan , juga komposisi kualitas konsumsi gizi masih belum seimbang

dan didominasi oleh bahan pangan nabati.

Belurn tercapainya kecukupan pangan tingkat indiidu ini juga ditunjukan oleh

tingginya ba l k yang mengafami gizi kumng (249%) dan gizi bumk (,7,7%).

Disamping itu. pada tahun 1999 tercatat sekitar 24.2 penen wanita usia subur

mengalami kekurangan energi kronis. Apabila kelompok ini sedang mengalami

kehamilan atau menyusui, maka dapat diperkirakan anak-anak yang dilahirkannya

akan mengalami masalah pertumbuhan dan kesehatan.

Kerawanan pangan mempunyai korelasi positif dan erat kaitannya dengan

kerniskinan. Krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun sebelumnya telah

menyebabkan jumlah penduduk miskin di lndonesia meningkat lagi. Data tahun

1999 menunjukan proporsi penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,4 persen,

yang terdiri dari 17,9 persen mengaiami kemiskinan kronis dan 9,5 persen

kemiskinan transient (mendadak). Kemiskinan 'uansien ini dapat disebabkan karena

kenrsuhan sosial-politik, kohan bencana alam dan krisis ekonomi yang kuat, atau

ha1 lain yang menyebabkan pasokan pangan ke wilayah atau kelompok masyarakat

tersebut terputus. Apabila kondisi telah pulih, kelompok penduduk rniskin ini pada

umumnya akan dapat segera membebaskan diri dari kungkungan kerniskinan.

Konsumsi b r a s sebagai bahan pangan utama masyarakat hingga saat ini masih

tinggi. Kondisi ini akan memberikan tekanan pada sumber daya alam dan

lingkungan. Oleh karena iiu program diversiiikasi pangan dalam kebijakan pangan

nasional perlu diintegrasikan dalam perspektif penawaran maupun permintaan.

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan 9

Page 15: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

Kebijakan diversifikasi pangan selama ini kurang efektif. Kemungkinan kurang

efektiiya program diversifikasi pangan tersebut adalah ketidak-konsistenan

kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bidang pangan, tennasuk kms . Untuk itu,

pemerintah pedu mempertegas komitrnennya rnengenai promosi diversifikasi

pangan. Hal ini dapat diwujudkan melalui upaya menjaga konsistensi dan

sinkronisasi antara kebijakan produksi dan harga beras dengan program dan

kebijakan diversifikasi pangan.

Kebijakan pengendalian penduduk merupakan faktor penting dalam strategi

pengurangan degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Namun kebijakan

tersebut harus pula dibarengi dengan kebijakan diversifikasi ekonomi untuk

pengembangan pedesaan secara umum. Penciptaan lapangan keqa di pedesaan,

terutama di sektor luar usahatani (non-farm) jelas merupakan langkah yang amat

efekti dalam peningkatan pendapatan regional. Disinilah perlunya strategi

kebdakan yang komprehesa di bidang kependudukan, pemulihan ekonomi yang

bebasis penciptaan kesempatan keqa dan pengembangan non-hm7 di tingkat

pedesaan, dapat mengurangi faktor tekanan penduduk, yang dapat menurunkan

tingkat degradasi lahan. Degradasi lahan jelas mengakibatkan penurunan tingkat

pndapatan petani, terutama mereka yang mengusahakan tanaman yang relatif

sensitif tehadap kualitas lahan, seperti padi ladang dan ubi jalar. Dengan

dernikian, pemilihan jenis tanaman dan perencanaan poia usahatani yang lebih

tepat sesuai dengan kapasitas sumber daya menjadi alternatif yang tidak dapat

ditawar-tawar iagi.

10 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 16: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BIMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

Namun demikian, strategi yang dikemukakan di atas akan dapat berjalan dengan

lebih baik jika konsep pembangunan nasional dapat diubah secara fundamental.

Pembangunan nasional semestinya tidak dirancang untuk memposisikan

pembangunan pertanian sebagai pndukung proses industrialisasi. Pengalaman

akhir-akhir menunjukkan bahwa implementasi konsep ala Lewis ini justru, akhirnya,

membawa kehancuran pada perekonomian nasional. Pengalaman ini juga

sekaligus telah menyadarkan kita agar mengadopsi konsep pembangunan nasional

yang menempatkan pembangunan pertanian sebagai motor pembangunan

nasional secara keseluruhan.

Ketahanan pangan memang terkait erat dengan kualitas lingkungan. Kuaiitas

lingkungan yang semakin baik yang disertai dengan pemanfaatan keragaman

potensi sumberdaya antar daerah. Dengan memanfaatkan keragaman potensi

sumber daya aniar daerah dan keragaman selera serta permintaan pangan yang

semakin mengglobal, pemantapan ketahanan pangan antara lain diwujudkan

melalui upaya: (a) memankatkan potensi dan keragaman surnberdaya lokal yang

dilaksanakan secara efisien dengan mamanfaatkan teknologi spesifik lokasi dan

ramah lingkungan, (b) mendorong pengembangan sistem dan usaha agribisnis

pangan yang berdaya saing, berkelanjutan, bekerakyatan dan terdesentralisasi, (c)

mengembangkan penlagangan pangan regional (antar daerah) yang mampu

meningkatkan ketersediaan dan kegiatan ekonomi untuk mensejahterakan

masyarakat dalam kerangka NKRI, bukan dalam semangat otonomi daerah dalam

arti sempit, (d) 'memanfaatkan pasar intemasional pangan semra bijaksana bagi

pemenuhan kebutuhan konsumen yang beragam seiring dengan pengembangan

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 17: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BIMAS Ketahanan Pangan, Departernen Pertanian RI

ekonomi pangan di dalam negeri, dan (e) memberikan jaminan akses yang lebih

baik bagi masyarakat miskin atas pangan yang bersifat pokok.

Pembangunan pertanian perlu diarahkan untuk membawa kemakmumn bagi para

pelakunya di daerah pedesaan. Karena kondisi lingkungan (environmeni) yang

baik adalah vital untuk kegiatan produksi pertanian, maka kemakrnuran yang

dihasilkan dari kegiatan pertanian akan mendorong masyarakat petani uniuk

mengkonservasi lingkungan. Untuk rnencapai kondisi ini, maka pembangunan

pertanian haws berturnpu pada paradigma yang berorientasi pada pemberian

rangsangan dan kebebasan pada n~asyarakat petani untuk meningkatkan

kemampuan ' creafivify- eentrepreneurshi$j sehingga mereka mampu bersaing

dalam globalisasi ekonomi dan mandiri secara ekonomi. Untuk itu, organisasi-

organisasi petani perlu diubah secara fundamental, dari organisasi-organisasi yang

bemtngsi sebagai instrumen bagi kekuasaan politik nasional menjadi organisasi-

organisasi yang mampu melayani kebutuhan petani untuk selalu meningkatkan

kemampuan ' flea&&- en&epreneu~h~i)' .

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 18: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Stwli Pembangunan, Ll-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, De~artemen Pertanian RI

Dr. Bayla Krisnamu&hi, MS Kepala Pusat SWdi Pembangurman PPB

Yth. Bapak Menteri Pertanian RI

M. Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan

Yth. Bpk. Walikota Bogor

Yth. Bapak & Ibu sekalian

Assalammualaikum Warohmatullahu Wabarokatuh

Selamat pagi, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S W , karena kita bisa

berlemu dalam pe~emoan hari ini. Pertama kami dari PSP IPB rnenghaturkan

terirna kasih yang sedalam dalamnya kepada Bapak Menteri Pertanian serk Bapak

& Ibu undangan yang Blah rneluangkan waktu, meringankan langkah untuk

menghadiri acam sederhana ini.

Acara bkakarya ini sebenamya lahir daFi pertanyaan kecil yang diajukan oleh

Bapak Bungaran Saragih kepada kami beberapa waMu yang laiu saat kita semua

prihatin dengan bencana banjir yang melanda beberapa tempat di Indonesia.

Beliau mnanyakan apakah bencana ini akan berulang ? Saya menjadi murid Prof.

Bungaran selarna 15 tahun dan saya tahu j i b bl iau bertanya seperti itu ada

pemikiran b a r dibalik peFtanyaan itu.

Tekanan Penduduk, Degradasi tingkungan dan Ketahanan Pangan 13

Page 19: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

Untuk menjamb pertanyaan kecil Prof. Bungaran itu, kami mencoba

mengumpulkan rekan-rekan, dan mengkaji pertanyaan sedehana tadi. Di dalam

diskusi, jawaban yang muncul atas pertanyaan mengapa banjir terjadi di Jakarta ?

Jawaban canda adalah karena banjir kiriman dari Bogor. Namun jawaban canda

tersebut dijawab .dengan canda juga bahwa banjir yang berasal dari Bogor

diakibalkan oleh rusaknya kawasan Puncak yang dipergunakan S a r a over util/ied

oleh warga Jakarta sendiri. Mengapa warga Jakarta melakukan ha1 itu ?, sampai

akhimya di ujung pertanyaan itu ada masalah yang berkaitan dengan pertambahan

penduduk.. Pertumbuhan penduduk kita yang hanya 1,5 % itu sudah 3 juta

jkaltahun. Pehitungan secara kasar, 3 juta jiwa itu membutuhkan tambahan

pangan yang dihasilkan oleh lahan kurang lebih 100.000 Halthn. Belum lagi

mengenai tambahan tenaga kerja. Jadi dengan terjadinya pertambahan penduduk

telah mengakibatkan tekanan sumberdaya alam, terjadinya penurunan SDA dan

pada akhirnya kita semua merasakan dampak adanya tekanan SDA tadi.

Nampaknya jawaban alas pertanyaan Prof. Bungaran Saragih tadi sudah terjawab

bahwa sangat mungkin lerjadi apabila kita tidak melakukan sesuatu nyang

mendasar.

Bapak dan Ibu sekalian, pertemuan ini terselenggara berkat dukungan dari Badan

Bimas Ketahanan Pangan. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Dr. Achmad Suryana atas support yang diberikan dan juga kami

mengucapkan ierima kasih kepada penyampai makalah, rekan-rekan dari PT, LSM

yang pada hari ini, mudah-mudahan sampai dengan sore nanti kita berkumpui.

Dengan jumlah hadirin yang tidak begitu banyak, hanya sekitar 50 orang, kita

14 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 20: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BIMAS Ketahanan Pangan, Departernen Pertanian RI

mencoba untuk menjadikan workshop ini sebagai langkah awal dari serangkaian

kegiatan untuk membahas masalah yang sangat mendasar ini. Direncanakan kira-

kira pada bulan September nanti, PSP akan mengadakan lokaka~ya setelah kami

selesaikan studi mengenai keseimbangan pangan di lndonesia tahun 2005. Jadi ini

adalah tahap pertama, mudah-mudahan juga berguiir di Perguruan Tinggi lainnya.

Bapak Menteri Pertanian dan hadirin yang saya hormati,

Saya rnmohon maaf kiranya ada hal yang kurang berkenan dalam

penyelenggaraan lokaka~ya kali ini. Pmilihan mang yang mungkin agak

dipaksakan dan terlihat berdesakan. Terus terang kami agak sedikit memaksa

untuk diiaksanakan di mangan ini. Ada alasan romantisme historis karena pada

tanggal 27 April 1952 gdung ini didirikan dengan peletakan M u pertama dan

pidato oleh Presiden Soekamo. Jadi pada saat ini sudah berulang tahun yang ke-

50. Pada pidatonya, beliau menyampaikan sesuatu yang persis sama dengan

pertanyGn yang kita ajukan tadi, 'SSiapa yang akan memberi makan bangsa

Indonesia ini ? Pada wlctu itu beliau baru memproyeksikan jurniah penduduk kia

sekiar 110 - 120 juta (tahun 1952), dan saat ini jumlah itu telah mencapi 2 kali

lipatnya.

Wmi juga mencatat bahatva di &pan gedung ini pada tahun 1972 a

kunjungan Presiden Soeharto pertama ke iPB (30 tahun yam iaiu). Wiau juga

mengatakn hal yang sama, dimam pa& saat itu krgulir suatu program yaw

sekarang dikenal dengan nama program BIMAS, dan menjadi sangat rnassal

meskipun persiawnnya sudah dilakukan pada tahun-tahun umnya. Jadi di

Tekanan Penduduk, Degiadasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 21: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

tahun 2002 ini kita mencob mendiskusikan ha1 yang serupa, bukan berarti kita

tidak berbuat apa-apa dalam 50 tahun ini, tetapi mungkin karena konteksnya

krbeda. Dan mudah-mudahan aspek historis tadi bisa memberikan inspirasi

sekaiigus semangat bagi kita untuk memikirkan masalah yang sangat mendasar ini.

bmikian, selanjutnya kami mohon perkenan kepada Bapak Menteri Pertania~

untuk memberikan amanat sebagai pengantar sekaligus membuka lokakarya ini.

Atas perhatian Bapak dan Ibu sekalian saya ucapkan terima kasih.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh

16 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 22: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangumn, LP-IPB Badan BlNlAS Ketahanan Pangan, Depdemen Pertanian RI

S M B U T M MENTERI P E R T m U RII Prof. Dr. IF. Bungaran Saragih, MEc.

Yth. Sdr. Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan

Ylh. Para Eselon I Lingkup Departemen Pertanian

Yth. Sdr. Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan

Yth. Sdr. Kepala Pusat Studi Pembangunan

Yth. Saudara-saudara sekalian

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Unluk memuiai pertemuan yang penting ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur

serta memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar kita semua selalu mendapat

petunjuk dan resb-Nya, serta diberi kemampuan untuk melaksanakan' tugas kita

masingmasing dengan sebaik-baiknya.

Saudam-saudara sekalian.

Sebagai mana kila ketahui bersarna, ketersedian pangan pada tingkat nasional

yang diukur dari ketersediaan energi (kalori) dan protein, selalu lebih tinggi dari

itecukupan yang direkomendasikan, yaitu energi sebesar 2.550 kilo kalori per kapita

.per hari dan protein 55 gram per kapita per hari. Selama kurun waktu 1996 - 2000,

ketersediaan pangan juga masih cukup, narnun dengan kecendemngan rnenunrn.

Penunrnan tersebut disebabkan oleh adanya pertambahan penduduk yang relatif

besar, yang tidak sejalan dengan peningkatan produksi pangan yang bejalan lebih

lambat.

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan 17

Page 23: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pmbangunan, LP-IPB B a a n BlMAS Ketahanan Pangan, Deparlemen Pertanian RI

Kemampuan akses rumah tangga terhadap pngan yang ditunjukkan oleh angka

konsumsi per kapita per hari masih dibawah angka kecukupan yang

direkomendasikan, yaitu energi 2.200 kilo kalori per kapita per hari dan protein 55

gram per kapita per hari. Disarnping belum mencapai kecukupan, angka konsumsi

per kapita tersebul cenderung menunjukan penumnan selama kurun waMu 1996 -

2000. Penurunan ini terutarna disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat

akibat banyaknya tenaga kerja di sektor industri dan jasa yang kehilangan

pekerjaan dan sumber pendapatannya, sebagai dampak krisis ekonomi yang

berkepanjangan.

Kedua ha1 tersebut diatas menunjukan bahwa ketahananlketersedian pangan pada

tataran nasionallagregat tidak selaiu menjamin ketahanan pangan pada tingkat

mikrolrumah tangga. Pada sisi lain, ketahanan pangan setiap mmah tangga

memiliki perspeMif yang sangat strategis, karena dad ketahanan pangan pada

tingkatan rumah tangga inilah yang akan dihasilkan sumberdaya rnanusia Indonesia

yang berkualitas.

Dengan jurnlah penduduk yang cukup besar, yaitu 205,8 juta jiwa pada tahun 2000,

dan terus bertambah 1,49 persen per tahun, pemenuhan ketahanan pangan

merupakan tantangan b a r , yang dihadapi secara sistimatis, terpadu, dan

berkelanjdan. Hal tersebul secara langsung berkaitan pada dua ha1 rnendasar: (a)

peningkatan kebutuhan pangan dan (b) pningkatan kebutuhan kesempalan kerja

guna memperoleh tingkat pendapatan yang layak. Kedua hat tersebut merupakan

dua kompnen utarna dalam pemjudan ketahanan pangan.

18 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 24: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

Saudara-saudara sekatian,

Tuntutan kebutuhan pangan, tuntutan kebutuhan aktivitas ekonomi yang mampu

memberikan kesempatan keija, dan tingkat perubahan stiuktural ekonomi yang

ielatif lambat, telah menjadi sumbei utama tekanan pada sumberdaya alam

teisebut juga merupakan konsekuensi dari adanya pertambahan pnduduk,

kebutuha fasiiitas umum, jalan, lahan untuk industii, dan sebagainya.

Gejala tekanan pada sumbeidaya alam telah ditunjukkan dengan meningkatnya

gangguan akibat penurunan kualitas sumber daya alarn, seperti banjii ksa r yang

baru-baru ini terjadi di beberapa daeiah. Dalam ha1 ini bukan hanya besarnya

bencana yang peilu dicerrnati, tetapi juga peningkatan frekuensi dari dampak

bencana yang rneningkat. Penanganan bencana alam yang teijadi untuk

meringankan beban para korban banjir, tetapi juga merupakan solusi jangka

panjang untuk mencegah berulangnya bencana dengan dampak semakin

bertambah besai.

Saudara-saudaia yang saya honati,

Tekanan kepada surnber daya alam tanpa diikuti perubahan siruktur ekonomi yang

memadai, akan menjadi ancaman terhadap ketahanan pangan, baik pada tingkat

rnikro maupun makro. Pada tingkat mikro, degradasi lahan akan menyebabkan

keterbalasan kemampuan pemanfaatan surnber daya alam secara optimal,

sehingga petani tidak mampu memanfaatkan sumbeidaya alam tersebut secara

maksimal. Hal ini selanjutnya akan mengakibatkan semakin rendahnya

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 25: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Sludi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Kehhanan Pangan, Departemen Pertanian RI

produMivitas usaha tani dan semakin bemmya jumlah penduduk miskin.

Sebagaimana diketahui, penduduk miskin di pdesaan, disamping ditengarai

karena sempitnya penguasaan lahan, juga terkonsentrasi pada daerahslaerah

lahan yang marjinal.

Pada sisi lain, tingkat dan kedalaman kemiskinan tersebut juga akan menimbulkan

tekanan yang semakin besar temadap pemanfaatan sumber daya alam yang tidak

terkendali. Hubungan sirkuler ini harus segera diputus agar ketahanan pangan

dapat diwujudkan secara leslari.

Pemantapan ketahanan pangan juga mem~liki arti strategis dalam kedua konteks

tersebut, yaitu pemanfaatan sumber daya alam secara lestafl dan penanggulangan

kemiskinan. Oleh karena itu, upaya pemanfaatan ketahanan pangan harus dapat

mencapai kedua tujuan tersebut secara sirnuitan, yang s m r a rinci dapat diuraikan

menjadi :

1. Meningkatkan pendapatan rumah tangga petani, baik dari laba

usahalaninya maupun dari sumber-sumber lainnya

2. Menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh rumah tangga dalam jumlah

yang cukup, terjangkau, aman dikonsumsi dan berkelanjutan

3. Meningkatkan efisiensi, daya saing, dan pengembangan agribisnis pangan

dalam kerangka dinamisasi perekonomian desa

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 26: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

Formasi tersebut telah dituangkan dengan baik dalam GBHN 19942004, yaitu

" pengembangan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman

sumberdaya bahan pangan, keleibagaan dan budaya lokal, dalam rangka

menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan,

pada tingkat harga yang terjangkau dengan memperhatikan pandapatan petani" .

Dari amanat GBHN tersebut jelas tergambar bahwa sistem ketahanan pangan

harus dimulai pada tingkat lokal dengan memanfaatkan atau mengusahakan variasi

bahan pangan yang ada ditingkat lokal. Dengan kata lain tidak perlu terjadi

penyeragaman pola prduksi dan konsumsi pangan s m r a nasional. Selain itu dari

amanai tersebut juga mengandung implikasi bahwa perencanaan pangan harus

dibangun pada satuan rumah tangga, dimana ketahanan pangan nasional hanya

akan mantap apabila kondisi ketahanan pangan masing-masing rumah tangga atau

keluarga juga mantap. Hal lain yang juga perlu menjadi catatan d9ri amaGt\FBHN "/:- < - - :; % - LLk.

tersebut adaiah perlunya efisiensi produksi dalam mengMsitkan 6ah;3n- pari$ap t ,- .* ,,

lokal agar memiliki daya saing dan harganya terjangkau d @ h ~ pa6 IrC&q-m t$&%i- , + 1.- ?. -:.en+

< 2% $%**% ;-:- *- \,<

tetap menguntungkan bagi prdusen atau petani. :: -r..k *.-: ,'&-&-? "- . > r. f A s.;&-:~ -,;:%* - -

* 1 < * s . . : ~ * @ - - . . $ - : p 2 L*

> d - . A - =*-? i+-' , .. , ' , - - ':.x-.:,?*~$.>*

Saudara-saudara sekalian, I * I- C %a:a* - -T<-+&J z- 1; * , <%, . y-3 .- *"J ;- / . A '---&" CCl iC - ". - c - z **.+.. : fi3 '. ./"*

Upaya-up;aya pemantapan ketahanan pangan dengan be-air~YRiaM,iferse"jut ---..-c -- > * - A , , ~

merupakan tantangan besar. Pertama, karena penduduk akan terns-rtahbah.

Kedua, dampak krisis ekonomi yang masih terns dirasakan saat ini ienyebabkan

jumlah penduduk miskin yang ada masih cukup besar, sehingga memerlukan

proses recove/y yang cepat. Ketiga, sumberdaya alam semakin terbatas, sehingga

- -

Tekanzn Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan 2 1

Page 27: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pmbangunan, LP-IPB %&an BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Peffanian RI

pengelolaannya memeduka prencanaan yang baik dan terintegrasi dengan

selunrh kepentingan yang ada. Untuk menjamb tantangan

peningkatan jumlah pnduduk, dikaitkan dengan penumnan kualitas sumbrdaya

alam serta pengaruhnya pada ketahanan pangan, saya rnenilai lokakarya yang kita

ikuti bersama-sama hari ini sangat strategis, karena akan menentukan rnasa depan

bangsa dan negara.

Besar harapan saya, rnelalui lokakarya ketahanan pangan yang bertopik: Tekanan

penduduk, degradasi lingkungan, dan ketahanan pangan, kita dapat menyatukan

pemahaman tentang pernasalahan yang kita hadapi dan dapat menghasiikan

pemikiran-pemikiran yang jernih, komprehensa dan bersifat multi dimensi ini, bukan

lagi perdebabn akademis dan teoritis.

Akhimya, dmgan mmohon ridho Tuhan Yang Maha Esa, saya nyatakan

Lokakarya "Tekanan Penduduk, Degradasi lingkungan, dan Kelahanan Pangan"

dibuka dengan resmi.

Selarnat berdiskusi dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa selalu krsarna

kita.

Menteri Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc

22 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 28: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pernbangunan, LP-IPB Badan B IMS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

Achrnad Suryana - -

Badan Birnas Ketahanan Pangan - - - - - - - - -- - -

'Tjuk'Eko Mari Basuki Badan Birnas Ketahanan Pangan

No.

1.

2.

3.

1 6. 1 Sri Wulan I Badan Birnas Ketahanan Pangan

/ 7. 1 Ngenten Sinulingga / Badan Birnas Ketahanan Pangan

Nama

Bungamn Saragih

Djodi Tjahjadi

Hemanto

lnstansi

Departernen Pertanian

Badan Bimas ~etahanan Pangan

Badan Bimas Ketahanan Pangan

112. Benny Rachrnan I Pusat Peneiitian Sosial Ekonomi Pertanian 1

8.

9.

10.

11.

113-1 Frans Dabukke I Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian /

Ning Pribad~ - -- - -.- - - - -- -

Rahardi - - - - -

Pantjar Sirnatupang

Ema Maria Lokolo

Badan Birnas Ketahanan Pangan .-- - - - - - - - - -

Badan Birnas Ketahanan Pangan -. - - - - - --- - --- -- -- -

Pusat Peneritian Sosial Ekonomi Pertanian

Pcrsat Penelitian Sosial Ekonorni Pertanian

14.

15.

16.

17.

18.

/ 20. I H.T. Soelisntani / PPLH Universitas Brawiiava 1 19.

256 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Mewa Man i / Pusat Penelidan Sosial Ekonomi Perbnian

Budhi Gunawan

Abdul Munif

Damayand B.

Santun R.P. Sitorus

Wani Hadi Utomo

PPLW Universitas Padjajaran

PKPHT-IPB

PKPHT-IPB

Jurusan Tanah IPB

PPLH Universitas Brawijaya

Page 29: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusai Studi Pwnbangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

24. 1 Bunasor Sanim / FEM-IPB I

No.

21.

22.

23.

25. 1 Endriatmo Soetarto 1 PKA-IPB 1

27. 1 Bobby Setiawan 1 PPLH-UGM 1

Nama

Harianto

V. Bayu Krisnamurthi

Rizal Syarief

lnslansi

Pusat Studi Pembangunan-IPB

Pusat Studi Pembangunan-IPB

LPM-IPB

32. 1 Nino 1 IPB 1

28. - 29.

30. -

31.

Yayuk F.B.

Parulian Hulagaol

Suryo Adiwibowo

Baginda Siagian

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan 257

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

Adrian Lubis

H.R. lswara Natanegara

lndra M. Roesli

Juju S.

Megawati S.

Tateng S.

Odi Suryadi

A. Kuswara

Rosadi S.

Pasca Sarjana-IPB

Walikota Bogor

KPLH- Kota Bogor

Dinas Pertanian-Kota Bogor

Pemda Gianjur

Pemda Kabupaten Bogor

Pernda Kabupaten Bogor

Pernda Kabupaten Bogor

Pernda Kabupaten Bogor

42. / Hemanto Siregar UNSFIR

Page 30: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BIMAS Ketahanan Pangan, Depdmen Pertanian RI

1 Republika 1 I Pakuan I 1 Bisnis Indonesia 1

l 6 0 . / E d w i n / RCTI

/ Pikiran Rakyat 1

258 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Republika I

The Jakarta Post

62.

63.

Imam

Rendi A. Witular

Page 31: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Depaitemen Pertanian RI

Masy arakat Indonesia Rendah ~AI(I\RTA - Seharusnya, jumlah konsumsi pangan rumah

tangga yang dianjurkan untuk sumber energi sebesar 2.550 kilo kalori. Sedang protein sebesar 55 gram pgr kapita per hari. Namun, kata Menteri Pertanian, Prof Bungaran Saragih, yang sekarang terjadi adalah tingkat konsurnsi energi barn 2.200 kilo kalori dan konsumsi protein 50 gram per kapita per hari.

Ini artinya, kata Bungaran dalarn arahannya pada Lokakarya Tekanan Penduduk, Degadasi Lingkungan, dan Ketahanan Pangan, di Bogor, Rabu (1/5), tingkat konsumsi pangan mikro di Indonesia rnasih rendah. "Saat ini kernam- puan akses rumah tangga terhadap pangan rnasih di bawah angka kecukupan," katanya.

Penyebabnya, pertumbuhan penduduk yang semakin besar. Sehingga peningkatan produksi pangan yang tgrjadi tidak sejalan dengan pertambahan penduduk. Menurut Dr Nesim Tumkaya, pewakilan UNFPA untuk Indonesia, laju per- tumbuhan penduduk dunia saat ini mencapai 6,1 miliar. Sementara tahun 1985 sampai 1995, laju produksi pangan dunia tertinggal64 persen dari laju pertumbuhan penduduk. Dan, ini banyak terjadi di negara-negara berkembang.

Ila c10

Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan 259

Page 32: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

Pusat Studi Pembangunan, LP-IPB Badan BlMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

Tekanan Penduduk

S m1.- Tekanan Penduduk (pressure

population) yang saat ini hampir dilupakan karena banyaknya ber- munculan rnasalah jangka pendek, teimasuk masalah politik dan kea- manan, rnerupakan bahaya jangka panjang dan merupakan born wakru yang h a s diantisipasi.

Demikian dilia* Menteri Per- tanian Bungaran Saragih ketika bertricra dalarn Lokakarya Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan ddn Ketahanan Pangan yang dise- lenggarakan Pusat Studi Pemhan- gunan (PSP) IPB, Rabu kemarin di Bogor. Bungaran menegaskan bah- wa tekanan penduduk ini dampak jangka panjangnya akan lebih me- ngagetkan. Prediksi tersebut menu- rut Bungaran Saragih, karena saat ini hatnpir tidak ada lagi Iembaga yang dengan serius m a n g a n i la- jakan penduduk. "Tidak ada lagi suara BKKBN maupun lembaga lain yang gencar menggendalikan periumbuhan penduduk." regas

Bungaran sarnbil menyebut bahwa ia pemah mngungkapkan masalah ini beberapa kali di kabinet. Oleh karena itu hams ada orang yang berfikir jernih untuk memccahkan jangka panjang.

'Tidak ada lagi orang mem- bicarakan kondisi Kawasan Fun&. Kita lerlalu mudah melupakan masa- lah yang sebenamya harus diantisi- pasi. Di Jakarta saja sekarang pem- bicanan sudah mengarah pada siapa pengganti gubemur. bukan masalah yang lebih penttrig." tumrnja

Namun. diingaikan bahwa berba- gai diskusi dan lokakarya semacam itu sudah seringkali dilakukan di- rnana-mana. Namun satu ha1 yang sering terlupakan bah\ra pemba- hasannya dalam posisi ~rrkaak-ko- iak. Karena itu, ia berharap agar W g a i pakar mampu menpkaitkan saw pernasalahan dengan per- nasalahan lainnya untuk dicarikan solusinya seean. t q a d u .

Sebagai gambaran, Mentan me- nyehut bahwa saat ini hampir 3 juta

tenaga kerja per tahun mnjadi pe- ngangguran yang tentu mencari ia- pangan kc r ja yang memang sudah sangat terbatas. "Jika sebagian besar tenaga kerja pengangguran rersebur dengan terpaksa masuk kc sekror penanian, teiutama on-Jarnr, maka &an semalrin gurem sajaiah pena- nian kita," tulurnya

Mcnteri Pmanian juga niengajak prakdsi, b i r o h t maupun pakar ser- la LSM untuk menghilangkan re- torika-ietorika pembangunan yang hanya benifat membuai. "Pahi1 karakan pahit, manis katakan manis demi bangsa-di masa mendatang," tegasnya.

Dalam Lokakarya yang pcscrtanya ierdiri dari be&agai p&ar lingkung- an, baik dari IPB. UGM. ITB dan Unpad sena berbagai dinas instansi Iainnya, menampilkan tiga pcm- bicara yaitu, Direktur INDEF Dr Busmu1 Ariftn, Dr. Nesim Tumkasa ( U W A represenlalive Indonesia) dan Dr. Achmad Suryana (Bimas Depian). (D-3ff **

260 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan

Page 33: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

192 uefiued ueueyelay uep uefiuny6u!g !sepe~fiaa 'ynpnpuad ueueyal

(laq) .~EUO!ZJJ ueledcpuad ucq~e~$t i ! i law werep j!!*aja

'qa7Surq !!~Seyas !e[!o e! !u! e m 3 ~ ~ ~ ! u m nqesn ienl m y a s !p EUCI

,.-nJai 'uces~pad !p e f ~ a x ue811edcf uer~d!suad !snlns uey~opoXuaw

.7nuolsna 'nj! e u a ~ e ~ .ueynfuol

.~rue[eZuau! und xeXueq u!xecll -3s Sued ynpnpuad q c ~ w n i q q o ueqc! unilntnqaq 1rSu!5ua~u

.,quo- uyctoas [eqeq !u! ucqeles : ,cuuad seXuinfur[as asew epn j

,wL!in3 ue!acq !p epc , ZoeX leu!~jnut uetlel-uatlcl cped , !edtues ucqqeq ue!ueiisd uetlel , - ~ e q c ~ urson[~ad ueq~cq!~cZuau

.'qnpnpuad ueurqal !suanxEuox :$npnpuad ucueqa~ ~ c q q e u!e[ ueZunqa'u!l ueq r s~a? ( elnfa8 uep 'uoqel !scpe~Sap U E ~ C O $ J ~ ~ !lo> '-oAuaui qejc?(ewad !eZeqas UIJW [nUCjSQ JQ '.I! t 1 C l U ? t U 2 s

,ueiea'u!dad uaqmaw ueltlaur rnm .,'edux!eq mcu!e8cq rleqnq .ebuepe nucur -!eZay !rsaiu n!! .leuo!seu ueSu -cd U E ~ U L ? ~ U I ~ ~ J ~ ~ uCJodt!l p2OS

' edueyo~ , , .ue%ued uejiue~nyaq urSuap itrsuay>Jcl ueqialieZuaui ueyepal !pcpal ~c)[eq 'yep!i e~ !y -1Cml33 EJCJ2S ueq8unl!qJ3d:p n s a t edu!rvadu~ur l u o i ucye]cs -ctulsd ut:p qnpnpuad uerjnq -~i l I l l~>d ~ l t l ~ ~ ~ ~ l ~ l > p ~ l a d ~ r ~ l ! : ~ ~

dnyns ylseur !Siaua uce!pas - ~ a ~ s x ! J R ~ inyn!p leuo!seu jeySu!i sped ue3ucd ucu!par -JJla)[ 'unmuaui ue3uluapua3ay ept? !xsabq .ucSucd uce!pJs -Isla?$ J!q%elJi ur3ucqursq~ad 1"s r[eJaep !1Hp JIe~odel led -epiisuc e[vs nleq nqe%uaw UCJ

-eZi~ng uetua~q 'c&cxeyol cqnq - u a u !csn uc.%lrlJc.n !nuiail!a

.uclrusu infurl ,,'uellcl um!d -uaduad ucp '![a4 cAcp cXiiios -oJatu 'urunuau 8ulu2pua3 2Tcrc.i tieSued ueeipasmiaq ucqeles - e w ~ a d cped ubxdepcq~p s1!q 'ewes 3 p L lees x!sauupuI '!p mqet dcux J ! ~ c [ !.icq emf rj!~.,

.npe&n czsas uc~tesalas!p !isaur eXunZ!iaq ' ( e r u ~ ~ d o Sued i!seq ueyvzdepuaru es!q yntun ' ~ e q c p c ~ .qes!&at em3as mqeq!p tnqas~a~ uulqcud cZ!l '!u! muelas .sn3geyas ue%urd ueueqelaq U E ~ 'w3unqa'u![ !scpeB?p 'qnpnp -uad ueqnqwnu% ueuexar !uqe.i tresjq u e [ d eZ!t m+afaXuxI uesuaru SueL ~ c q uals!s u q q -c[aq el&upuad u e ~ n t u a l u ~ ~ InqasJar e l i ~ e ~ e ) [ o j e.ynyw>tu Zued UCILIILLI 'nI! C J E I U J U I ~ S

. q u n p !sclrtdod uep ueSunqSurl ~?!t(~qttJad leq!~>d 'il,<Jg?cqol e l ~ a s a d i:Jod opcd -37 sqa! uc~cqwcd ut!!.~aqwaur

eSn[ n ,Ccqqn~ LufsaN JU !Vlnj, icsp ueZuny2url 'exaraur u!c[aS ,curclrad isas !p ~!duraj UE!uC$Jad U%lI2 t J~daa U E % U

-Ed UClIE~Cl2~ SEUI!B UCpCa UCP ,

E U E ~ J ~ ~ pt?llll$3tj 11 Ja '&zaL) tsueu!g ~ U C J!UOUO%J JO ~ u a w -do[a.ta~] i o j Inl!jsuI pep u g u v lnualsng ia 'ue!g!q +?!wad '

'ILL? CJBJE WIIIEp EJF3!q -wxi !eaeqx pdruel u e ~ u n ? ~ u ! ~ uop ue!ue~iad Suap!q !p Zuep -uoq yoyor i a ~ a p a ~ '18 UE!UE~

-dad u a u l a u r d a ~ ueZucd ueuey -e~a)i seiu!g ucpea ueBuap cues ef~axaq ~ u e u n 2 u e q u c a ~ ! p n t ~ iemd, qa[o ueqere38ualas~p ~ u ! &):813 ~nqnd !c[nw!p S u c d e ~ e ~ ~

-uueuraq '5ue!sZu.eu -CJCB sndue)ll 'GdI-Sa JCaCW Zuonx !p ' ( t 1 1 o u o y 3 u u ~ l ~ l n w a d u X u d n y v % u a _ ~ ! p ' i r d ~ l ~ DIDO J 2 q l l l l l S !SDPDJ~J(J IlVp y n p l l p -112d llUlID?/J_I EtCI3tJaq E L ~ c ? -ex01 welep eXuuey~cdruns!p e.iuu~e[ rie3ued ueueqclaq icrnd -as ueq1a8e3uaw uenuiat-uetiul -aL 3 3 q ' q ! a ' e~e~ ueiedung 31 JU JOJJ uc~~rnmad paluzN Sun3 -Su!s!p !u! { C I ~ .nrqe,n-n~ye.nas 9ep3faw cs!q ZueA mqem iuml ue -8uap e,inr ewe% !~epuax~ar Tap!) Suen' xnpnpuatl utll1equicl~ad nlel uelei)sJ>d - ~ v a ~ f v f ~ ~ l

q t ~ moa rpe t3

Page 34: Psneiitian institut PROVEK - IPB University

.sat Studi Pembangunan, LP-IPB. dan BIMAS Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI

Bungaran Saraagih Aebait Ktjsis Daya B&$

Protein Rakyaf ~ e v h s T m Bogor, Pakuanr

Menteri Pmtanian Prof Dr Ir Bungaran Sara& MEc mengab- kan, kcmampuan akqs -ah tangga terhadap p n p n ymg-di tu~ijukan oieh angka k o m d pc.~ kapita per hari rnasih dibawah any;& kecukupan yakni 2200 kilo knlori (enrrgi) per ltari pcr kapib diin protcirt Sf! gram/hari selama ktrrttn cvakfu 1"19(*2W.

Ikeniarnrran ini discbabken me- nurulinya tin)..? bcli mnsyarakat akihat hanyaknya tcnaga ke j a di &tor induski dm jasa van& krhi- Innvan nckeriaan r;umtcr wenda-

ersp.eIr~~g..Sangpt:strategiS &. wkian . ..., ketahm,paiim pa-

tab ak& d&kil~sum&?Yrdaya inanusjs hdanesia yang berkua- .Litas.

- "qeh sebab i tupemahan ke- m n a n pangan rnerupakan tan- iangan besar yang h a w ditiadapi secarrr sisternatis, terpadu, dan berkelanjutan. Hal tsb sccara !mg- sung berakibat pada duahal men- &&jar vakni ~ e n i n r k a i a n kebu-

. - i,t*rkep;njan&

"Ganibaran ctiatas menunjitUan bahwa keta- Ilonan/kcterscdiaan pangan pada lataran nasio- nal (ab.npat) tidiikwlalu mcnjamin kek7franan pa- "$an pada tjngkat ntmah t3ng.y (mikro). Pada- ha! i.ckhanan Fangan setiap rumah langga ini m c m i l i ~ ~ c r ~ p e k t i f v a n ~ sangat slra?cgis, karena dari ketahiinnn pilnpn pad;\ tingkat rumah tang- ga tsb akan diha~iikan suniber d a p manusia

/Indonesia vanr krkuali~as,' dcmrkian d i u n u b -

an yang ky& %la Bungaran seraya menambah- knn bahwa dua k J itu m utama dalam pcnvujudan

cara rnakro k e t d i a a n pangan telah memcnuhi standar kccukupan, namun kecukupan tingkat

dalam tingkat konsumsi pangan vcrkapifa atau sccah mikfo. Tinekat ncr-

kart h<en~&i ~ & t ~ . n i a n Prof Dr Ir Dungaran Sara- kap%a p'ada k ~ u n 1999 sekitar 1.849 k2ikaiori- rrh. h4E.c barcl-baru ini saal mcmtnlka 1okakan.a; /hari atau hanva 82,2 urnsen darei tinckat kecu- Ycickanan Perkrmbuhan Pcndutguk, ~ e ~ r a d a s i ii- kup Bcgitu punYkomposisi ngkmigan, d.m Keklhanan P w g m di Ex Gedung gizi g dan didominasi deh Faperla L f 2 Karnpus Bat-anangsimg Bagor. bsh

Lokakarya tcrscbt~t n~cnghadirkan beberapa "Bdum ter.&painya k b k u p a n p a n g a n &&at pcmbicara dianiaranya T>; Scsm Tumka\a (Unit- individu ini juga diMjulcican of& tingginya bali- cd Nation Populafim Fund), Dr Ir Ad~rnad Sur- ta yang wng zi kurang (24,9%) dan gizi viina (Kepala Dadan Binias Ketafianan Panzan buruk(7,7Y-1. inrr itu, oada Lahun 199 ter- . . I~cptm), jr Suryo Adirvitwwo, Ms ( ~ c p d a P&- catat sckitar 24,2 46 Gmk usfa s ~ b w mengalami IPB), Dr Bushnu1 Arifin, Dr Ir Y Baw I(risnamur- k e k u m n m enerni kronis." kata Srirvar&. Awabi- t h i , ' ~ ~ Kcpals PSP Bogor dan biberapa pcn- la kelo&pok i n i k d a n g rncnga3a* kcharhian bicara lainnya. atau menyusuii, maka dapat dipffkirakan an&-

b4asih kata Rungarm, kctahanan pangan pada anak yang d i l a h i r h y a akan mengalami masa- tatan11 rlasioniil t i d l selzlu rncnjanun kctahanan lah pmtumbuhan dan kesehatan. r 1x33

262 Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan