PSIKOLOGI REMAJA - · PDF filePSIKOLOGI REMAJA Oleh : Saktiyono B. Purwoko, S.Psi Sumber...
Transcript of PSIKOLOGI REMAJA - · PDF filePSIKOLOGI REMAJA Oleh : Saktiyono B. Purwoko, S.Psi Sumber...
PSIKOLOGI REMAJA
Oleh : Saktiyono B. Purwoko, S.Psi
Sumber buku : “Psikologi Remaja” karangan Prof. Dr. Sarlito WS
Masa yang paling indah
adalah masa remaja.
Masa yang paling
menyedihkan adalah masa
remaja.
Masa yang paling ingin
dikenang adalah masa
remaja.
Masa yang paling ingin
dilupakan adalah masa
remaja.
DEFINISI REMAJA (WORLD HEALTH ORGANIZATION, 1974)
Remaja adalah suatu masa ketika :
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
WHO juga menetapkan batas usia remaja :
10-14 thn : remaja awal
15-20 thn : remaja akhir ≈ youth (PBB)
PROFIL REMAJA INDONESIA (PROF. DR. SARLITO WS, 2008)
Usia 11-24 thn & belum menikah :
11 thn umumnya muncul tanda-tanda seksual sekunder.
11 thn dianggap akil baligh, baik menurut adat atau agama.
Muncul tanda-tanda penyempurnaan perkembangan psikologis; identitas diri (Erikson), fase genital (Freud), puncak perkembangan kognitif (Piaget) & moral (Kohlberg).
24 thn batas maksimal jika masih bergantung pada orangtua.
Seorang yang sudah menikah pada usia berapapun dianggap dewasa, baik secara hukum maupun agama.
PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS REMAJA
A. PEMBENTUKKAN KONSEP DIRI
Remaja adalah masa transisi dari periode masa kanak
– kanak menuju kedewasaan.kedewasaan itu bukan
hanya tercapainya umur tertentu.
Secara Psikologis kedewasaan menurut GW. Alport
(1961, BabVII) adalah sebagai berikut :
1. Pemekaran diri sendiri ( extension of the self ),
ditandai oleh : kemampuan seseorang untuk
menganggap orang atau hal lain sebagai dirinya
sendiri, egoisme berkurang, tumbuhnya kemampuan
mencintai orang lain dan alam sekitarnya,
bertenggangrasa, dan berkembangnya ego ideal.
2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri
secara objective (Self Objectivication) :
Kemampuan untuk mempunyai wawasan
tentang diri sendiri, kemampuan menangkap
humor.
3. Memiliki falsafah hidup tertentu (Unifying
philosophy of life ) : Seseorang itu faham
bagaimana seharusnya ia bertingkahlaku di
dalam masyarakat.
Ciri - ciri tersebut biasanya dimulai sejak secara
fisik tumbuh tanda - tanda seksual sekunder. Ia
mulai jatuh cinta, mempunyai idola, dan
seterusnya. Sampai pada taraf tertentu sehingga
kepribadiannya menetap.
Masa remaja ( adolesence ) sering dianggap
sebagai masa storm & stress, masa yang penuh
frustasi dan konflik, masa harus dilakukannya
penyesuaian diri, masa percintaan dan roman dan
masa pemisahan diri dari masyarakat dan
kebudayaan org dewasa.
EGO IDENTITY (ERIKSON)
Salah satu topik yang paling sering
dipertanyakan pada masa remaja adalah
masalah "Siapakah Saya?” akibat
perkembangan self-awareness.
Remaja selalu berubah dan ingin selalu mencoba,
baik dalam peran sosial maupun dalam
perbuatan. Proses "mencoba peran" ini normal,
tujuannya ingin menemukan jati-diri atau
identitasnya sendiri.
Menurut Erickson masa remaja adalah
masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri.
Karakteristik remaja yang sedang
berproses untuk mencari identitas diri ini
juga sering menimbulkan masalah pada
diri remaja.
KARAKTERISTIK REMAJA YANG DAPAT
MENIMBULKAN BERBAGAI PERMASALAHAN
PADA DIRI REMAJA (GUNARSA, 1989)
Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan
dalam gerakan.
Ketidakstabilan emosi.
Adanya perasaan kosong akibat perombakan
pandangan dan petunjuk hidup.
Adanya sikap menentang dan menantang orang
tua.
Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi
pangkal penyebab pertentangan-pertentang
dengan orang tua.
Kegelisahan karena banyak hal diinginkan
tetapi remaja tidak sanggup memenuhi
semuanya.
Senang bereksperimentasi.
Senang bereksplorasi.
Mempunyai banyak fantasi, khayalan.
Kecenderungan membentuk kelompok dan
kecenderungan kegiatan berkelompok
B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif remaja membahas tentang
perkembangan remaja dalam berfikir (proses
kognisi/proses mengetahui ). Menurut J.J. Piaget, remaja
berada pada tahap Formal Operasional, yaitu tahap
berfikir yang dicirikan dengan kemampuan berfikir
secara hipotetis, logis, abstrak, dan ilmiah. Pada usia
remaja, operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada
obyek-obyek konkrit seperti usia sebelumnya, tetapi
dapat pula dilakukan pada proposisi verbal (yang
bersifat abstrak) dan kondisi hipotetik (yang bersifat
abstrak dan logis).
KEMAMPUAN KOGNITIF REMAJA
Berbagai penelitian menunjukkan adanya
perbedaan yang konsisten antara kemampuan
kognitif anak-anak dan remaja. Dibandingkan
anak-anak, remaja memiliki kemampuan lebih
baik dalam berfikir hipotetis dan logis. Remaja
juga lebih mampu memikirkan beberapa hal
sekaligus - bukan hanya satu - dalam satu saat
dan konsep-konsep abstrak (Keating, dalam
Carlson, dkk., 1999). Menurut Nettle (2001).
FAKTOR PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
Menurut pandangan teori pemrosesan informasi, kemampuan berfikir pada usia remaja disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan sumberdaya kognitif (cognitive resource).
Peningkatan ini disebabkan oleh automaticity atau kecepatan pemrosesan (Case; Keating & MacLean; dalam Carlson, dkk. 1999); pengetahuan lintas bidang yang makin luas (Case, dalam Carlson, dkk. 1999); meningkatnya kemampuan dalam menggabungkan informasi abstrak dan menggunakan argumen-argumenlogis (Moshman & Frank, dalam Carlson, dkk., 1999); serta makin banyaknya strategi yang dimiliki dalam mendapatkan dan menggunakan informasi (Carlson, dkk., 1999).
C. PERKEMBANGAN PERAN SOSIAL
Pada masa remaja lingkungan sosial adalah
teman sebaya.
Mencapai hubungan yang lebih matang
dengan teman sebaya.
Mencapai perilaku yang bertanggung jawab.
Mengembangkan kemampuan intelektual
untuk hidup sebagai warga negara.
Mencapai kemandirian emosional dari orang
tua dan orang dewasa lainnya.
ORANG YANG PERTAMA DIHARAPKAN MEMBANTU
REMAJA DALAM BERBAGAI MASALAH
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih
melibatkan kelompok teman sebaya dibanding
orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds,
2001). Dibanding pada masa kanak-kanak,
remaja lebih banyak melakukan kegiatan di
luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra
kurikuler dan bermain dengan teman (Conger,
1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan
demikian, pada masa remaja peran kelompok
teman sebaya adalah besar.
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi
pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang
perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991;
Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger
(1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan
bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber
referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan
sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja,
teman-teman menjadi sumber informasi misalnya
mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik,
musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya
(Conger, 1991).
D. PERKEMBANGAN EMOSI
Terjadi peningkatan emosi yang disebabkan oleh :
penyesuaian pada lingkungan baru, harapan sosial
untuk berperilaku lebih matang, aspirasi yang tidak
realistis, penyesuaian dengan lawan jenis, masalah
sekolah – pekerjaan, hubungan keluarga yang tidak
harmonis.
Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah
dengan sangat cepat.
Remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk
berubah dari mood "senang luar biasa" ke "sedih luar
biasa", sementara orang dewasa memerlukan beberapa
jam untuk hal yang sama (Csikszentmihalyi & Larson,
1984).
E. PERKEMBANGAN MORAL & RELIGI
Perkembangan mencapai tahap moralitas post-
conventional (Kohlberg).
Remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam
menghadapi masalah-masalah populer yang
berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya:
politik, kemanusiaan, perang & keadaan sosial
(Turiel, 1978).
Tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku,
sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka
selama ini tanpa bantahan.
Mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang
ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif
lainnya.