PS-02 HUKUM-HUKUM PROBABILITAS · • Dilambangkan dengan himpunan A ; ... •Merupakan gambaran...
Transcript of PS-02 HUKUM-HUKUM PROBABILITAS · • Dilambangkan dengan himpunan A ; ... •Merupakan gambaran...
PengertianRuang Sampel dan Titik Sampel
• Ruang Sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkinterjadi pada suatu percobaan statistik.
• Ruang Sampel dinyatakan dengan lambang S
• Syarat ruang sampel
– Dua hasil atau lebih tidak dapat terjadi secara bersamaan
– Harus terbagi habis
• Kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dalam ruang sampeldisebut dengan Titik Sampel.
• Sehingga titik sampel merupakan unsur atau anggota dari ruangsampel.
Contoh Ruang Sampel dan Titik Sampel
• Jika sebuah dadu dilempar ke atas, maka tentukan ruang sampelkemungkinan mata dadu yang muncul adalah 1, 2, 3, 4, 5 atau 6.
• Sehingga ruang sampelnya dinyatakan dengan S = {1, 2, 3, 4, 5,6}
• Suatu pabrik memproduksi sejenis produk kesehatan. Kemungkinanproduk yang dihasilkan adalah produk yang “cacat” dan “tidak cacat”.
• Sehingga ruang sampel dari sebuah produk yang dihasilkan oleh pabrikdapat dinyatakan dengan S = {Cacat, Tidak Cacat}
• Sebuah koin dilempar ke atas. Setelah jatuh, maka kemungkinan sisiyang muncul paling atas adalah “Gambar” atau “Angka”.
• Sehingga ruang sampel percobaan tersebut dapat dinyatakan denganS = {Angka, Gambar}
Pengertian Kejadian
• Suatu kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel
• Dilambangkan dengan himpunan A ;
• Anggota-anggota dari A adalah titik sampel;
• Pada kasus pelemparan satu buah dadu
– S={1,2,3,4,5,6} dan A={2} ; sehingga
– A⊆ S ; A merupakan himpunan bagian dari S
– 2 ∈ A ; 2 disebut titik sampel
• Himpunan semesta / ruang sampel (S) adalah himpunan seluruhkejadian yang ada
• Himpunan kosong ( Ø atau {}) adalah himpunan bagian terkecil darisuatu himpunan
Pengertian Kejadian
• Komplemen suatu kejadian A terhadap ialah himpunan semua unsurS yang tidak termasuk A
• Dinyatakan dengan lambang Ā
• Misal suatu ruang sampel S = { buku, pensil, jurnal, majalah, koran}
• Jika A = { buku,pensil, jurnal }
• Maka Ā = {majalah, koran}
Diagram Venn
• Merupakan gambaran dari hubungan antara kejadian danruang sampel
• S = ruang sampel
• A = himpunan bagian dari S
• Ā = komplemen dari A
s
Ā
Irisan
• Interseksi antara dua kejadian
• Sering ditulis A ∩ B : kejadian yang unsurnya termasuk A dan B
• A ∩ B = { x : x ∈ A dan x ∈ B}
• A irisan B = x sedemikian rupa
sehingga x elemen A dan x elemen B
s
B
Gabungan
• Gabungan antara dua kejadian
• Sering ditulis A ∪ B : kejadian yang mengandung semua unsur yang termasuk A atau B atau keduanya
• A ∪ B = { x : x ∈ A, x ∈ B atau x ∈ AB}
• A gabungan B = x sedemikian rupa sehingga x elemen A, x elemen B atau x elemen AB
s
B
A. Hukum Penjumlahan
• Hukum penjumlahan pada kejadian saling lepas (mutually exclusive event)
• Kejadian saling lepas adalah Kejadian dimana jika sebuah kejadianterjadi maka kejadian lain tidak akan terjadi atau Kejadian salinglepas terjadi apabila hanya satu dari dua atau lebih peristiwa yang dapat terjadi.
• Dapat digambarkan dengan diagram Venn:
Maka P(AB) = 0
• Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitaskejadian A atau B yang dinyatakan P(A atau B)
A B
A. Hukum Penjumlahan
• Maka Hukum penjumlahan pada kejadian saling lepas dilambangkansebagai:
P(A atau B) = P (A) + P(B) atau P(A ∪ B) = P (A) + P(B)P(A atau B) = P(A) + P(B) - P(AB) Karena P(AB) = 0 , maka
P(A atau B) = P(A) + P(B) – 0
Sehingga: P(A atau B) = P(A) + P(B)
• Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n maka :
P(A atau ... n) = P(A) + P(B) + ......+P(n)
A. Hukum Penjumlahan
• Hukum penjumlahan pada kejadian tidak saling lepas (notmutually exclusive event)
• Kejadian tidak saling lepas adalah Kejadian dimana jika sebuahkejadian terjadi maka kejadian lain dapat terjadi atau kejadian yang dapat terjadi secara bersama-sama
• Peristiwa bersama Dapat digambarkan dengan diagram Venn:
Maka P(AB) ≠ 0
A BAB
A. Hukum Penjumlahan
• Maka Hukum penjumlahan pada kejadian tidak saling lepasdilambangkan sebagai:
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)
P(A atau B) : probabilitas terjadinya A atau B atau A dan B bersama-samaP(A) : probabilitas terjadinya AP(B) : probabilitas terjadinya BP(AB) : probabilitas terjadinya A dan B bersama-sama
A. Hukum Penjumlahan
• Peluang Gabungan Tiga Kejadian
• P(AUBUC) = P(A) + P(B)+ P(C) - P(A∩B) - P(A∩C) - P(B∩C) + P(A∩B∩C)
• Keterangan:P(A) : Peluang kejadian AP(B) : Peluang kejadian BP(C) : Peluang kejadian CP (A∩B) : Peluang kejadian A irisan BP (A∩C) : Peluang kejadian A irisan CP (B∩C) : Peluang kejadian B irisan CP (A∩B∩C) : Peluang kejadian A irisan B irisan C
B. Hukum Perkalian
• Hukum perkalian pada kejadian bebas (independent Event)
• Kejadian bebas adalah terjadinya peristiwa atau kejadian tidakmempengaruhi probabilitas terjadinya peristiwa lain.
• Dua peristiwa A dan B dikatakan bebas jika dan hanya jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B
• Dapat dinyatakan dalam bentuk:
P(A dan B) = P(A) x P(B) atau P (A∩B) = P(A).P(B)
B. Hukum Perkalian
• Kejadian tak bebas / bersyarat (dependent event)
• Probabilitas bersyarat adalah probabilitas terjadinya kejjadian B dengan syarat bahwa kejadian A sudah terjadi/akan terjadi
• Hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa peristiwaB terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi dinyatakansebagai berikut:
P (A∩B) = P(A) x (P(B|A) atau (P(B|A) = P (A∩B) /P(A), jika P(A) > 0