Proyek Akhir - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
-
Upload
ahmad-saktia-yunus -
Category
Design
-
view
998 -
download
2
description
Transcript of Proyek Akhir - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
FILM ANIMASI 2D “CERITA ORANG LAUT ENAM
SUKU”
PROYEK AKHIR II
Oleh :
Candra Manto 4311211004
Lia Nurwadini 4311211005
Almuaini Nurmawati 4311211011
M. Azahari 4311211016
Ahmad Saktia Asrudin Yunus 4311211029
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan matakuliah Proyek Akhir II
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM
BATAM
2013-2014
LEMBAR PENGESAHAN
Batam, …. Juli 2014
Pembimbing,
Supardianto, S.ST
NIK. 113105
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, saya:
NIM : 4311211004
Nama : Candra Manto
adalah mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam yang menyatakan
bahwa proyek akhir dengan judul:
FILM ANIMASI 2D “CERITA ORANG LAUT ENAM SUKU”
disusun dengan:
1. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
2. tidak melakukan pemalsuan data
3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa
ijin pemilik
Jika kemudian terbukti terjadi pelanggaran terhadap pernyataan di atas, maka saya
bersedia menerima sanksi apapun termasuk pencabutan gelar akademik.
Lembar pernyataan ini juga memberikan hak kepada Politeknik Negeri Batam untuk
mempergunakan, mendistribusikan ataupun memproduksi ulang seluruh hasil
Proyek Akhir ini.
Batam, 15 Juli 2014
Candra Manto 4311211004
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, saya:
NIM : 4311211005
Nama : Lia Nurwadini
adalah mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam yang menyatakan
bahwa proyek akhir dengan judul:
FILM ANIMASI 2D “CERITA ORANG LAUT ENAM SUKU”
disusun dengan:
1. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
2. tidak melakukan pemalsuan data
3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa
ijin pemilik
Jika kemudian terbukti terjadi pelanggaran terhadap pernyataan di atas, maka saya
bersedia menerima sanksi apapun termasuk pencabutan gelar akademik.
Lembar pernyataan ini juga memberikan hak kepada Politeknik Negeri Batam untuk
mempergunakan, mendistribusikan ataupun memproduksi ulang seluruh hasil
Proyek Akhir ini.
Batam, 15 Juli 2014
Lia Nurwadini 4311211005
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, saya:
NIM : 4311211011
Nama : Almuaini Nurmawati
adalah mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam yang menyatakan
bahwa proyek akhir dengan judul:
FILM ANIMASI 2D “CERITA ORANG LAUT ENAM SUKU”
disusun dengan:
1. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
2. tidak melakukan pemalsuan data
3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa
ijin pemilik
Jika kemudian terbukti terjadi pelanggaran terhadap pernyataan di atas, maka saya
bersedia menerima sanksi apapun termasuk pencabutan gelar akademik.
Lembar pernyataan ini juga memberikan hak kepada Politeknik Negeri Batam untuk
mempergunakan, mendistribusikan ataupun memproduksi ulang seluruh hasil
Proyek Akhir ini.
Batam, 15 Juli 2014
Almuaini Nurmawati 4311211011
v
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, saya:
NIM : 4311211016
Nama : M. Azahari
adalah mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam yang menyatakan
bahwa proyek akhir dengan judul:
FILM ANIMASI 2D “CERITA ORANG LAUT ENAM SUKU”
disusun dengan:
1. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
2. tidak melakukan pemalsuan data
3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa
ijin pemilik
Jika kemudian terbukti terjadi pelanggaran terhadap pernyataan di atas, maka saya
bersedia menerima sanksi apapun termasuk pencabutan gelar akademik.
Lembar pernyataan ini juga memberikan hak kepada Politeknik Negeri Batam untuk
mempergunakan, mendistribusikan ataupun memproduksi ulang seluruh hasil
Proyek Akhir ini.
Batam, 15 Juli 2014
M. Azahari 4311211016
vi
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, saya:
NIM : 4311211029
Nama : Ahmad Saktia Asrudin Yunus
adalah mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam yang menyatakan
bahwa proyek akhir dengan judul:
FILM ANIMASI 2D “CERITA ORANG LAUT ENAM SUKU”
disusun dengan:
1. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
2. tidak melakukan pemalsuan data
3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa
ijin pemilik
Jika kemudian terbukti terjadi pelanggaran terhadap pernyataan di atas, maka saya
bersedia menerima sanksi apapun termasuk pencabutan gelar akademik.
Lembar pernyataan ini juga memberikan hak kepada Politeknik Negeri Batam untuk
mempergunakan, mendistribusikan ataupun memproduksi ulang seluruh hasil
Proyek Akhir ini.
Batam, 15 Juli 2014
Ahmad Saktia Asrudin Yunus 4311211029
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir PA II sekaligus laporan yang berjudul
“Film Animasi 2D Cerita Orang Laut Enam Suku”.
Dalam penyusunan dan penyelesaian proyek dan laporan ini, penulis banyak
dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Supardianto, S.ST selaku dosen pembimbing.
2. Keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan do’a.
3. Seluruh rekan-rekan yang ikut serta membantu pengerjaan proyek dan
laporan ini.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya
dan penulis sendiri khususnya.
Batam, 09 Juli 2014
Penulis
viii
ABSTRAK
FILM ANIMASI 2D “CERITA ORANG LAUT ENAM SUKU”
Film animasi di Indonesia sudah cukup berkembang, dengan didukungnya
perkembangan teknologi yang cukup pesat. Hal ini memudahkan dalam
penyampaian pesan moral maupun budaya di Indonesia yang beraneka ragam
melalui film animasi, terutama animasi 2D.
Dengan berkembangnya teknologi komputerisasi pada saat ini, kita dapat
menghasilkan film animasi dengan cepat dan biaya yang murah, terutama bila
didukung dengan sumber daya manusia yang produktif dan kreatif, sehingga dapat
menghasilkan film dengan nilai yang positif untuk perkembangan film animasi di
Indonesia.
Tujuan dari proyek ini untuk melestarikan budaya Batam yaitu cerita rakyat dalam
bentuk film animasi 2D. Sehingga secara tidak langsung dapat menumbuhkan
keingintahuan penonton untuk mengenal budaya tersebut dengan media yang lebih
menghibur, yaitu dengan dibuatnya dalam bentuk film animasi 2D.
Proses pembuatan karakter dan penganimasian menggunakan Adobe Flash CS6.
Film animasi ini dibuat dengan menggunakan teknik classic tween, motion tween,
frame by frame. Penggabungan setiap scene dan elemen film menggunakan Adobe
Premiere CS6. Hal yang terpenting dalam proyek ini adalah kematangan konsep dan
alur cerita agar pesan moral dan nilai budaya Melayu dapat tersampaikan dengan
baik kepada penonton.
Kata Kunci: Film Animasi 2D, Cerita Rakyat Batam, Kartun
ix
ABSTRACT
2D ANIMATION FILM “CERITA ORANG LAUT ENAM
SUKU”
Animated Film in Indonesia had developed enough, with sufficient technological development support rapidly. This allows the delivery of the message or moral culture in Indonesia that variegated through animated films, especially animated 2D. With the development of computerized technology at this time, we can produce animation quickly and at low cost, especially when supported by human resources productive and creative, so that it can produce a film with a positive value for the development of animated film in Indonesia. The goal of this project is to preserve the culture of the Batam which folklore in the form of a 2D animated film. So can indirectly foster curiosity the audience to get to know the culture of the more entertaining with the media, which is made with in the form of a 2D animated film. The process of creating and animating characters using Adobe Flash CS6. This animated Film made using the technique of classic tween, motion tween, frame by frame. Merge per scene and film using Adobe Premiere elements CS6. The most important thing in this is the maturity of the project concept and storyline that moral messages and values of the Malay culture can be carried well to the audience. Key words: 2D animated Film, folklore of Batam, cartoons
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
Bab I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
Bab II DESKRIPSI PROYEK ........................................................................................ 4
2.1 Sejarah Batam ..................................................................................................... 4
2.2 Gambaran Cerita ................................................................................................. 5
2.3 Pengertian Animasi ............................................................................................. 8
2.4 Prinip Dasar Animasi .......................................................................................... 8
2.5 Pengertian Multimedia ........................................................................................ 9
2.6 Komponen Multimedia ....................................................................................... 9
2.7 Proses Pembuatan Animasi ............................................................................... 10
2.8 Referensi Gaya Desain ...................................................................................... 10
2.8.1 Desain Karakter................................................................................................. 10
2.8.2 Gaya Desain Pakaian ........................................................................................ 11
Bab III KONSEP DESAIN ............................................................................................ 16
3.1 Konsep Umum .................................................................................................. 16
3.1.1 Sasaran .............................................................................................................. 16
3.1.2 Strategi Komunikasi .......................................................................................... 17
3.2 Proses Pra Produksi ........................................................................................... 18
3.2.1 Karakter ............................................................................................................. 18
3.2.2 Storytelling ........................................................................................................ 21
3.2.3 Storyboard ......................................................................................................... 22
xi
3.2.4 Audio, Narasi, dan Musik ................................................................................. 24
3.2.5 Warna ................................................................................................................ 25
3.2.6 Tipografi ........................................................................................................... 26
3.2.7 Prakiraan Biaya ................................................................................................. 27
Bab IV KERANGKA ACUAN PROYEK .................................................................... 28
4.1 Format Produk .................................................................................................. 28
4.2 Tahap Proses Produksi ...................................................................................... 28
4.2.1 Skema Kerja Pembuatan Film Animasi ............................................................ 28
4.2.2 Pembuatan Karakter .......................................................................................... 29
4.2.3 Background ....................................................................................................... 31
4.2.4 Coloring ............................................................................................................ 32
4.2.5 Key Animation ................................................................................................... 32
4.2.6 In Between Animation ....................................................................................... 34
4.2.7 Animasi Classic Tween ..................................................................................... 35
4.2.8 Rendering Animasi ........................................................................................... 35
4.3 Tahap Proses Pasca Produksi ............................................................................ 36
4.3.1 Editing ............................................................................................................... 36
4.3.1.1 Sound Editing .................................................................................................... 37
4.3.1.2 Video Editing .................................................................................................... 38
4.3.2 Finishing ........................................................................................................... 39
4.3.2.1 Compositing ...................................................................................................... 39
4.3.2.2 Rendering .......................................................................................................... 39
4.4 Realisasi Biaya .................................................................................................. 40
Bab V KESIMPULAN ................................................................................................. 41
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 41
5.1 Saran ................................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 43
STORYBOARD ................................................................................................................ 44
KARAKTER ..................................................................................................................... 45
KARTU BIMBINGAN ..................................................................................................... 46
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1 Peta Kepulauan Riau ...................................................................... 4
Gambar II-2 Putri Candra Kirana bersama Ayahanda dan Saudari Tirinya ..... 11
Gambar II-3 Baju Teluk Belangga dan Baju Cekak Musang ........................... 12
Gambar II-4 Baju Kurung Cekak Musang ........................................................ 13
Gambar II-5 Baju Kurung Teluk Belanga ........................................................ 13
Gambar II-6 Baju untuk upacara penerimaan tamu agung ............................... 15
Gambar III-1 Storyboard .................................................................................... 24
Gambar III-2 Opening film animasi 2D “Cerita Orang Laut Enam Suku” ........ 26
Gambar IV-1 Skema kerja langkah-langkah pembuatan film animasi 2D
“Cerita Orang Laut Enam Suku” ................................................. 29
Gambar IV-2 Sketsa karakter pada selembar kertas ........................................... 30
Gambar IV-3 Hasil tracing karakter pada komputer .......................................... 30
Gambar IV-4 Background dan pewarnaan pada software Paint Tool SAI ........ 31
Gambar IV-5 Background dan pewarnaan pada software Adobe Flash CS6 .... 31
Gambar IV-6 Karakter yang sudah diberi perwarnaan ....................................... 32
Gambar IV-7 Key adegan sedang berjalan ......................................................... 33
Gambar IV-8 Contoh penerapan key animation yang dimasukkan frame by
frame ............................................................................................ 33
Gambar IV-9 Gambar mata saat terbuka pada frame 1 ...................................... 34
Gambar IV-10 Gambar mata saat tertutup pada frame 31 ................................... 34
Gambar IV-11 Proses pembuatan classic tween .................................................. 35
Gambar IV-12 Proses export animasi ke dalam movie ........................................ 36
Gambar IV-13 Penggabungan scene pada adobe premier .................................... 37
Gambar IV-14 Editing suara di Adobe Premiere Pro CS6 ................................... 37
Gambar IV-15 Editing suara di Adobe Audition ................................................. 38
Gambar IV-16 Proses mensinkronkan animasi dengan suara hasil dubbing ....... 38
Gambar IV-17 Proses rendering di Adobe Premiere Pro CS6 ............................. 39
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel III-1 Karakter pada film animasi cerita orang laut enam suku .................... 18
Tabel III-2 Tabel Warna ........................................................................................ 25
Tabel III-3 Prakiraan biaya .................................................................................... 27
Tabel IV-4 Tabel realisasi biaya ............................................................................ 40
xiv
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerita rakyat merupakan kekayaan budaya bangsa. Cerita rakyat dipercaya mampu
memberikan pendidikan budaya leluhur sebuah bangsa, dan mampu membangun
nilai-nilai budaya dan identitas bangsa. Terlebih cerita rakyat yang berasal dari
suatu daerah, dapat menceritakan asal-usul suatu masyarakat beserta nilai-nilai
budaya yang mereka anut.
Kebudayaan serta bahasa Melayu di Batam dipengaruhi oleh luasnya kerajaan
Melayu Nusantara. Pada awalnya pusat dari kerajaan Melayu berada di Malaka
kemudian pindah ke Johor, dan pada akhirnya pindah ke Riau. Di Riau sendiri
wilayah dan masyarakatnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu masyarakat Melayu
yang tinggal di Provinsi Riau yang biasa disebut Melayu Riau Daratan, dan
masyarakat Melayu yang tinggal di Provinsi Kepulauan Riau yang biasa disebut
Melayu Riau Kepulauan. Untuk daerah Batam termasuk ke dalam masyarakat Riau
Kepulauan.
Riwayat Cerita Orang Laut Enam Suku yang menjadi cerita dasar pembuatan
animasi 2D ini menggambarkan penduduk asli Batam yang sebagian besar adalah
Orang Melayu. Yang berlangsung sejak zaman Kerajaan Tamasik sampai kejayaan
Johor, yang dimulai dari penghujung abad ke-14 sampai pada abad ke-18. Dimana
pada saat itu Batam masih dalam kawasan Johor, sebelum berdirinya Kerjaan Riau-
Lingga pada tahun 1721-1911.
Seiring berkembangnya zaman, terutama dalam bidang teknologi komputer.
Teknologi komputer memiliki salah satu peranan penting yaitu sebagai alat
penghibur dan pendidik, salah satunya adalah untuk membantu proses visualisasi
cerita melalui film animasi. Dalam penyampaian cerita rakyat/dongeng akan lebih
1
menarik bila disajikan melalui animasi, disamping mudah dalam mencerna cerita
juga akan mendapatkan visualisasi/gambaran dari cerita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditarik
kesimpulan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat konsep animasi dari cerita rakyat yang sudah ada
diadaptasikan ke dalam bentuk animasi 2D?
2. Bagaimana bentuk setiap karakter dalam cerita, baik itu menentukan bentuk
tubuh, wajah, pakaian, warna dan latar yang sesuai dengan cerita?
1.3 Batasan Masalah
Agar proyek ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas.
Pembatasan masalah yang penulis bahas antara lain:
1. Pembuatan konsep animasi dari cerita rakyat yang sudah ada.
2. Pembentukan karakter pada masing-masing tokoh.
3. Perancangan animasi 2D dengan menggunakan software Corel Draw, Adobe
Flash, Adobe Photoshop, dan Adobe Premiere.
4. Pada pembuatan animasi 2D kali ini durasi waktu hanya dibatasi 1-5 menit.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditarik kesimpulan atas beberapa
tujuan penelitian yang meliputi:
1. Mengadaptasi sebuah cerita rakyat dalam bentuk film animasi 2D dengan cara
membuat konsep serta karakter yang sesuai dengan target audience.
2
2. Pembentukan desain karakter dapat mengambil referensi dari film animasi 2D
yang menceritakan dongeng dengan target audience yang sama. Sehingga dapat
dibuat sebuah karakter yang sesuai dengan target audience maupun latar
belakang dari cerita rakyat tersebut.
3
Bab II DESKRIPSI PROYEK
2.1 Sejarah Batam
Sumber: http://desnaputra-journey.blogspot.com
Gambar II-1 Peta Kepulauan Riau
Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan Selat Malaka dan
Selat Singapura. Tidak ada literatur yang dapat menjadi rujukan dari mana nama
Batam itu diambil, yang jelas Pulau Batam merupakan sebuah pulau besar dan 329
pulau yang ada di wilayah Kota Batam. Satu – satunya sumber yang dengan
jelas menyebutkan nama Batam dan masih dapat dijumpai sampai saat ini adalah
Traktat London (1824). Penduduk asli Kota Batam diperkirakan adalah orang –
orang Melayu yang dikenal dengan sebutan Orang Selat atau Orang Laut.
Penduduk ini paling tidak telah menempati wilayah itu sejak zaman kerajaan
Tamasik (sekarang Singapura) dipenghujung tahun 1300 atau awal abad ke-14.
Dalam catatan lainnya, kemungkinan Pulau Batam telah didiami oleh orang laut
sejak tahun 231 M yang di zaman Singapura disebut Pulau Ujung. Pada masa
jayanya Kerajaan Malaka, Pulau Batam berada di bawah kekuasaan Laksamana
4
Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, kekuasaan atas kawasan Pulau Batam dipegang
oleh Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan (sekarang P. Bintan).
Ketika Hang Nadim menemui ajalnya, pulau ini berada di bawah kekuasaan Sultan
Johor sampai pada pertengahan abad ke.18. Dengan hadirnya kerajaan di Riau
Lingga dan terbentuknya jabatan Yang Dipertuan Muda Riau, maka Pulau Batam
beserta pulau – pulau lainnya berada di bawah kekuasaan Yang Dipertuan Muda
Riau, sampai berakhirnya kerajaan Melayu Riau pada tahun 1911.
Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda cukup tajam dalam upaya
menguasai perdagangan di perairan Selat Melaka. Bandar Singapura yang maju
dengan pesat, menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara menguasai
perdagangan Melayu dan perdagangan lainnya yang lewat di sana. Hal ini
mengakibatkan banyak pedagang yang secara sembunyi – sembunyi menyusup ke
Singapura. Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura, sangat bermanfaat
bagi pedagang – pedagang untuk berlindung dan gangguan patroli Belanda. Pada
abad ke - 18, Lord Minto dan Raffles dan kerajaan Inggris melakukan Barter
dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Pulau Batam yang merupakan pulau
kembar dengan Singapura.
2.2 Gambaran Cerita
Konon, ada kisah Nenek Sakti menghadap Raja di Kerajaan Johor. Nenek Sakti
memohon untuk mendapat pembagian garam karena orang kampung sangat
memerlukannya. Ada yang hendak menggarami ikan untuk membuat ikan asin, ada
juga penduduk yang kehabisan garam untuk makanan sehari-hari.
Menyembahlah Nenek Sakti, “Harap diampun Tuanku Raja berdaulat. Patik
menyembah menyusun jari, menjunjung duli dihadapan Tuanku empunya diri.”
“Nah apakah gerangan maksud Nenek Sakti?” titah baginda Raja, “Kabarkanlah
dengan pasti, moga-moga hajat Nenek Sakti dapat segera kami penuhi.”
5
“Daulat Tuanku,” Nenek Sakti memaparkan maksud kedatangannya. “Patik
kabarkan ke bawah duli, tentang rakyat di ujung negeri sedang kehabisan garam
untuk keperluan sehari-hari. Garam juga amat diperlukan, guna menggarami ikan
labak-bilis dan teri begitu bertuah-ruah pada saat sekarang ini. Ampun… Tuanku,
kiranya berkenan dihari Tuanku mohon patik mendapatkan garam itu. Tidak boleh
banyak, secupak-segantang pun cukuplah. Dapat banyak dibagi sama banyak, bila
sedikit sama-sama dicicipi. Demikianlah harapan patik.”
“Sungguh bijak Nenek Sakti bertutur kata, enak didengar dan enak dirasa,” kata
Raja Johor seraya tertawa gembira. “Atas segala permintaan Nenek Sakti itu kami
penuhi. Jangankan garam yang diminta, uang dan ringgit pun kami berikan. Sebab
luluh juga rasa hati kami, mendengar tutur kata orang bijak. Sembah permintaan
orang baik perangai seperti Nenek Sakti, patut sungguh kami penuhi.”
Baginda Raja Johor itu pun memberikan Nenek Sakti garam seceper penuh, sesuai
dengan keperluan orang-orang kampung yang belum begitu banyak jumlahnya
ketika itu.
“Nah manfaatkanlah seceper garam pemberian kami ini,” titah baginda sambil
menyerahkan seceper garam itu kepada Nenek Sakti. Setelah menggeleng-
gelengkan kepala tanda gembira sekaligus terharu, baginda pun bersabda,
“Sebenarnya tidaklah sampai hati kami, memberikan garam ini hanya seceper untuk
Nenek Sakti dengan keperluan orang sekampung. Tetapi apa hendak dikata lagi,
cuma sebanyak inilah garam tersisa. Pesanan belum datang dari negeri Jawa,
kiriman dari Madura pun belumlah tiba.“
Menyembah Nenek Sakti sambil menyambut garam seceper dari tangan Raja Johor
itu, “Takzim Tuanku. Raja adil Raja disembah, Raja lalim Raja disanggah. Besarlah
terima kasih patik disertai rakyat sekampung-kampung, inilah peribahasanya – hati
kerbau sama dipepah hati tungau sama pula dicecah.”
Singkat kisahnya, setelah Nenek Sakti memperoleh seceper garam pemberian Raja
Johor itu, berpikirlah beliau, “Hendak dibagikan sama rata rakyat sekampung-
6
kampung, garam seceper ini tentulah tidak memadai. Hendak dimiliki untuk diri
sendiri, tamak-lobak hukumnya,” pikir Nenek Sakti dalam hatinya. “Nah….takdir
Tuhan jugalah hamba panjatkan doa. Ya Allah, turunkanlah mukjizat-Mu
menjadikan garam seceper ini hamba-rakyat setia mengabdi kepada rajanya. Sebab,
hendak dibagi-bagikan sama rata pun tidaklah mencukupi keperluan sehari-hari.
Turunkanlah karunia-Mu ya Allah, guna membalas budi Raja kami yang baik hati,
bertenggang rasa, adil bijaksana…,” sepah-serapah, kaul Nenek Sakti.
Atas kuasa dan kebesaran Allah SWT jugalah, segalanya bisa terjadi. Disaat itu pula
dengan serta-merta menjelmalah sebarisan rakyat dari seceper garam anugerah raja
itu. Mereka tunduk menyembah keharibaan Nenek Sakti, “Ampun Nenek sakti
datuk-nenek kami, sumpah setia kami ingin mengabdi di bawah duli Raja Johor
junjungan Nenek Sakti, junjungan kami juga,“ kata keenam orang jelmaan garam
seceper itu kepada Nenek Sakti.
“Ya, ikak-mike yang berenam kunamakan Orang Enam Suku yang berdaulat di
bawah duli Raja Johor,“ tukas Nenek Sakti, seraya mempersembahkan mereka itu
ke hadapan baginda Raja Johor di tahta singgasana.
Menurut riwayat yang empunya cerita pula, setelah berada di hadapan Raja Johor,
bertanyalah baginda, “Wahai Orang Enam suku yang setia di bawah duli kami. Apa
hendak kamu sekalian, mike katakanlah, pasti kami penuhi.“
”Ampun Tuanku,“ sembah Orang Enam Suku serentak, ”Sesuai dengan asal patik
dari seceper garam permintaan Nenek Sakti datuk-nenek kami. Mohon, tempatkan
patik yang enam ini pada sebuah kapal emas. Asal garam ini dari laut, ke laut itulah
pula tempat tinggal bangsa kami… Orang Enam Suku.“
Lalu sepakatlah Raja Johor dan Nenek Sakti, membangun kapal emas. Selanjutnya,
Orang Enam Suku itu pun berlayarlah sebagai pengawal pantai, penjaga teluk-
rantauan mengawasi selat dan menjamin keselamatan alam lingkungan: kerang-
ikan, pasir-pantai sarang penyu bertelur.
7
Konon itulah asal-muasal Orang Laut, puak Enam Suku yang menjadi sebagian
warga Pulau Batam sejak dahulu kala. Mereka bertempat tinggal di sampan-perahu,
suka berpindah-pindah dari sebuah tanjung ke teluk-rantau lainnya lagi, sesuai
dengan peredaran musim. Bila berhembus angin barat mereka berteduh dalam teluk
rantau sebelah timur, tiba musim utara pindah ke selatan, dan pada musim angin
selatan berlindung di utara. Perihal itu disebut, “sudah merupakan pusaka-baka“
Orang Laut-Mesuku yang Enam Suku.
2.3 Pengertian Animasi
Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian
gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan (Terjemahan dari : Ibiz
Fernandez McGraw- Hill/Osborn, California, 2002).
2.4 Prinip Dasar Animasi
Untuk memahami 12 prinsip dasar animasi dapat dilihat dari sebuah gerak dan
memahaminya secara berurutan. Kedua belas prinsip tersebut adalah:
1. Pose dan Gerakan Antara (Pose-To-Pose and Inbetween)
2. Pengaturan Waktu (Timing)
3. Gerakan Sekunder (Secondary Action)
4. Akselerasi (Ease In Ana Out)
5. Antisipasi (Anticipation)
6. Gerakan Lanjutan dan Perbedaan Waktu Gerak (Follow Through and
Overlapping Action)
7. Gerakan Melengkung (Arc)
8. Dramatisasi Gerakan (Exaggeration)
8
9. Elastisitas (Squash And Strech)
10. Penempatan di Bidang Gambar (Staging)
11. Daya Tarik Karakter (Appeal)
12. Penjiwaan Karakter
2.5 Pengertian Multimedia
Istilah multimedia jika ditinjau dari segi bahasa, terdiri dari 2 suku kata, yaitu
"multi" yang memiliki arti banyak atau lebih dari satu dan "media" yang memiliki
arti wadah atau alat. Multimedia dapat diartikan sebagai transmisi data dan
manipulasi semua bentuk informasi, baik berbentuk kata, gambar, video, musik,
atau angka (Pengertian Ahli. 2013). Pengertian Multimedia Menurut para Ahli.
[Online].
Tersedia:http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-multimedia-menurut-
para-ahli.html. [07 Maret 2014].
2.6 Komponen Multimedia
Komponen-komponen multimedia adalah:
1. Teks
2. Image (grafik)
3. Bunyi (audio)
4. Video
5. Animasi
6. Virtual Reality
9
2.7 Proses Pembuatan Animasi
a. Pra Produksi
1. Menentukan Ide Cerita dan Konsep Desain Karakter
2. Menyusun Naskah Cerita/Skenario
3. Concept Art (Sketsa Karakter, Properti, dan Lingkungan Sekitar)
4. Pembuatan Storyboard
5. Recording (Merekam Suara Sesuai Dialog Pada Naskah)
6. Sound Effect and Music
b. Produksi
1. Tracing Karakter dan Pewarnaan
2. Modeling 2D dan Penganimasian
c. Pasca Produksi
1. Compositing and Editing
2.8 Referensi Gaya Desain
Adapun referensi untuk gaya desain, baik itu desain karakter maupun desain
pakaian adalah sebagi berikut:
2.8.1 Desain Karakter
Pengambilan gaya desain karakter untuk animasi 2D ini, mengambil referensi dari
salah satu animasi karya Kastari Animation yaitu dongeng cerita rakyat “Keong
Emas”. Pengambilan referensi desain karakter dari film ini disebabkan karena
10
kesamaan target audience. Pada film ini dibuat sebuah desain karakter yang terlihat
lucu dengan mata bulat dan wajah yang tembam.
Sumber : Dongeng Cerita Rakyat Keong Emas HD – Kastari Animation Official
Gambar II-2 Putri Candra Kirana bersama Ayahanda dan Saudari Tirinya
2.8.2 Gaya Desain Pakaian
Sedangkan untuk gaya desain pakaiannya diambil dari pakaian adat yang biasa
dipakai orang Melayu, seperti baju kurung, kain songket, dan ikat kepala.
Pakaian tradisional Melayu terdiri dari berbagai macam jenis. Jenis pakaian yang
dipakai tergantung situasi dan kondisi pemakaiannya dan kegiatan yang dilakukan,
misalnya pakaian resmi atau yang digunakan sehari-hari.
Jenis Pakaian:
a. Pakaian Harian
Pakaian yang dikenakan ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Berdasarkan
pemakaiannya, pakaian harian dapat dibedakan menjadi pakaian anak-anak,
pakaian dewasa, dan pakaian orang tua atau setengah baya.
11
• Pakaian Anak-anak
Pakaian anak laki-laki yang masih kecil disebut baju monyet. Setelah beranjak
besar, anak laki-laki memakai Baju Teluk Belanga atau Baju Cekak Musang.
Terkadang juga memakai celana setengah atau bawah lutut, kopiah, dan tutup
kepala dari kain segi empat. Sedangkan untuk anak perempuan yang belum
dewasa memakai baju kurung yang selaras dengan kain bermotif bunga atau
satu warna dengan kain tersebut.
Sumber : http://capital-adham.blogspot.com/2013/09/reti-ke-tidak-pakai-baju-melayu.html
Gambar II-3 Baju Teluk Belangga dan Baju Cekak Musang
• Pakaian Dewasa
Pakaian anak laki-laki yang telah dewasa disebut Baju Kurung Cekak Musang yang
dilengkapi dengan kain samping berupa sarung perekat dan kopiah atau ikat kepala.
Sedangkan untuk perempuan memakai Baju Kurung Laboh, Baju Kebaya Pendek,
dan Baju Kurung Tulang Belut. Baju ini dipadukan dengan kain sarung batik dan
penutup kepala berupa selendang atau.
12
Sumber: http://3.bp.blogspot.com/_fxA23BMuGbk/
Gambar II-4 Baju Kurung Cekak Musang
• Pakaian Orang Tua
Pakaian untuk perempuan tua setengah baya ada berbagai macam, seperti Baju
Kurung Teluk Belanga (Baju Kurung Tulang Belut), Kebaya Laboh, dan Baju
Kebaya Pendek yang biasa dipakai untuk pergi ke ladang. Kerudung untuk
menutupi kepala berupa selendang segi empat yang dibentuk segitiga sehingga
menyerupai jilbab.
Sumber : http://fusion-fashion.blogspot.sg/2008/07/baju-kurung-teluk-belanga
Gambar II-5 Baju Kurung Teluk Belanga
b. Pakaian Resmi
Pakaian resmi untuk laki-laki adalah Baju Kurung Cekak Musang lengkap dengan
kopiah, kain samping yang terbuat dari kain tenun Siak, Indragiri, Daik, dan daerah-
daerah di Riau lainnya.
13
Bahan Baju Kurung Cekak Musang berupa kain sutra, kain satin, atau kain
berkualitas tinggi lainnya. Sebagai perlengkapannya antara lain kopiah dan kain
samping. Sistem memakai kain samping ini ada dua macam, yaitu ikat dagang
dalam dan ikat dagang luar.
Pakaian resmi untuk perempuan dewasa adalah Baju Melayu Kebaya Laboh dan
Baju Kurung Cekak Musang. Bentuk Baju Kurung atau Kebaya Laboh ini
mengikuti bentuk tubuh si pemakai, namun tidak terlalu longgar dan tidak terlalu
sempit. Panjang baju perempuan yang masih gadis adalah tiga jari di atas lutut,
sedangkan untuk orang tua panjang bajunya tiga jari di bawah lutut.
c. Pakaian Upacara Adat
Pakaian tradisional yang dipakai pada saat upacara adat dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu pakaian untuk perempuan dan pakaian untuk laki-laki.
Pakaian upacara untuk perempuan yang masih gadis berbeda dengan pakaian untuk
perempuan yang sudah menikah. Jenis pakaian yang dipakai untuk perempuan tua
adalah Baju Kurung Tulang Belut. Sedangkan untuk perempuan setengah baya dan
gadis adalah Baju Kebaya Laboh Cekak Musang berwarna hitam yang terbuat dari
bahan sutra. Warna hitam pada pakaian ini hanya dipakai pada waktu upacara adat
penobatan raja, menteri, atau datuk. Sedangkan untuk upacara adat yang lain,
semisal upacara penerimaan tamu agung atau pun upacara penerimaan anugerah,
para perempuan memakai baju berwarna kuning.
Melayu yang menghadiri upacara adat juga memakai sanggul. Sanggul tersebut
berbentuk sanggul joget, sanggul lipat pandan yang berhiaskan bunga goyang di
atasnya. Di sebelah kanan sanggul dihiasi jurai panjang dan di sebelah kiri dihiasi
jurai pendek.
14
Sumber : http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2663/pakaian-tradisional-melayu-riau.
Gambar II-6 Baju untuk upacara penerimaan tamu agung
15
Bab III KONSEP DESAIN
3.1 Konsep Umum
Konsep film animasi 2D yang dibuat berdasarkan target audience yang telah
ditentukan yaitu anak-anak. Pembuatan film yang menonjolkan karakter-karakter
yang mempunyai budi pekerti yang patut di contoh oleh anak-anak. Salah satunya
adalah karakter Nenek Sakti yang santun dan tidak tamak. Meskipun di ceritakan
bahwa pembagian garam sangat sedikit namun ia tidak ingin memakai garam itu
untuk kepentingan pribadi. Karakter ini mencerminkan sosok yang peduli terhadap
sesama sehingga diharapkan penonton film ini dapat mengambil pelajaran penting.
Konsep film animasi “Cerita orang laut enam suku” diambil dari sebuah cerita
rakyat dari daerah Melayu yang menceritakan asal muasal penduduk asli Riau yang
didominasi oleh suku melayu.
3.1.1 Sasaran
Film animasi “Cerita Orang Laut Enam Suku” ditujukan pada khalayak sasaran
primer dan sekunder. Khalayak sasaran primer atau sering disebut dengan target
audience primer adalah target utama dalam pemasaran film animasi 2D cerita rakyat
ini nantinya. Segala bentuk rancangan film ini nantinya akan disesuaikan dengan
karakteristik target audience primer. Khalayak sasaran sekunder atau yang sering
disebut dengan tambahan di luar target audience primer yang juga mempunyai
minat dan menyaksikan film cerita rakyat dalam bentuk animasi. Target audience
sekunder meliputi orang tua anak-anak ketika mereka mendampingi anak mereka
serta memberikan penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan anak ketika menyaksikan
film animasi tersebut.
16
Target audience primer menurut Demografis film animasi ini adalah :
Usia : 5 – 11 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
Agama : Semua agama
Suku : Semua suku
Target audience sekunder menurut Demografis film animasi ini adalah :
Usia : 15 - 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
Agama : Semua agama
Suku : Semua suku
3.1.2 Strategi Komunikasi
Pada umumnya film memiliki pesan moral yang dapat dijadikan pelajaran berharga.
Pesan tersebut dapat tersampaikan jika kita memiliki strategi komunikasi yang baik.
Ada beberapa strategi komunikasi dibuat dalam produksi film animasi 2D ini,
diantaranya:
1. Memproduksi sebuah film live action tentu memerlukan biaya yang banyak.
Namun, pembuatan film animasi 2D tidak mengeluarkan banyak biaya.
Sehingga pesan tetap dapat disampaikan melalui sebuah film animasi 2D.
2. Film animasi “Cerita Orang Laut Enam Suku” didominasi oleh bahasa
Indonesia. Sebagian kecil menggunakan bahasa melayu agar tidak
meninggalkan unsur kebudayaan Melayu.
3. Budi pekerti yang baik dapat dilihat dari semua tokoh. Penokohan pada film ini
adalah protagonist. Sehingga penikmat film ini dapat meneladani sifat-sifat baik
pada setiap karakter.
17
3.2 Proses Pra Produksi
Proses pra produksi adalah tahapan sebelum produksi. Disini semua hal yang
berkaitan dengan proses pembuatan karya animasi disiapkan. seperti membuat
team, membuat cerita, membuat naskah, membuat storyboard, exposuresheet,
membuat animatic, merekam suara, membuat desain tokoh, merancang warna
karakter maupun background dan prakiraan biaya.
3.2.1 Karakter
Terdapat delapan karakter pada film animasi 2D ini. Karakter-karakter dalam film animasi
ini adalah:
Tabel III-1 Karakter pada film animasi cerita orang laut enam suku
Nama Karakter Gambar Karakter Ciri Karakter Sifat Karakter
1. Nenek Sakti
Seorang nenek dengan wajah yang sudah keriput, berusia 70 tahun. Dengan tinggi badan 153 cm dan berat badan 45 kg. Memakai kebaya berwarna hijau dan jarik.
Bijak, peduli, rendah hati, santun dan dermawan
2. Raja Ibrahim Ali
Seorang raja yang memiliki kumis tebal. Berusia 50 tahun, dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan 90 kg. Memakai pakaian melayu berwarna merah memakai destar di kepala dengan lambang bulan bintang serta menggunakan kain songket
Arif dan bijaksana, rendah hati, dermawan, santun, dan murah senyum
18
3. Tapa
Seorang lelaki berusia 23 tahun. Berbadan tegap, dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan 66 kg. Memakai pakaian melayu berwarna abu-abu, memakai kain songket dan ikat kepala.
Tegas, kuat, pantang menyerah
4. Takur
Seorang lelaki berusia 23 tahun. Tinggi badan 170 cm dan berat badan 68 kg. Memakai pakaian melayu berwarna coklat muda, memakai kain songket dan ikat kepala.
Tidak banyak bicara, murah senyum, dan rendah hati
5. Rabas
Seorang lelaki berusia 23 tahun. Tinggi badan 160 cm dan berat badan 67 kg. Memakai pakaian melayu berwarna cokelat, memakai kain songket dan ikat kepala.
Pendiam, murah senyum, dan pemaaf
19
6. Tiaga
Seorang lelaki berusia 22 tahun. Tinggi badan 158 cm dan berat badan 70 kg. Memakai pakaian melayu berwarna hitam, memakai kain songket dan ikat kepala.
Dermawan, banyak bicara, humoris, dan lincah
7. Andalas
Seorang lelaki berusia 22 tahun. Tinggi badan 160 cm dan berat badan 65 kg. Memakai pakaian melayu berwarna biru, memakai kain songket dan ikat kepala.
Pintar, aktif, ramah, dan sopan
8. Parapati
Seorang lelaki berusia 23 tahun. Tinggi badan 168 cm dan berat badan 68 kg. Memakai pakaian melayu berwarna hijau, memakai kain songket dan ikat kepala.
Lincah, humoris, dan banyak bicara
20
3.2.2 Storytelling
Konon, ada kisah Nenek Sakti menghadap Raja di Kerajaan Johor. Nenek Sakti
memohon untuk mendapat pembagian garam karena orang kampung sangat
memerlukannya. Ada yang hendak menggarami ikan untuk membuat ikan asin, ada
juga penduduk yang kehabisan garam untuk makanan sehari-hari.
Menyembahlah Nenek Sakti di hadapan raja, kemudian raja menanyakan maksud
kedatangan Nenek Sakti. Nenek Sakti pun memaparkan maksud dan tujuannya
datang ke kerajaan Johor untuk meminta garam yang nantinya akan dibagikan
kepada rakyat di negeri Johor. Sebab persediaan garam pada saat itu tidak
mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
Tutur kata yang bijak, membuat Raja Johor sangat gembira. Sehingga permintaan
Nenek Sakti dipenuhinya. Namun tak banyak yang dapat diberikan oleh Raja Johor.
Raja Johor hanya memberikan sepiring garam karena pesanan garam belum datang
dari negeri Jawa dan kiriman dari Madura pun belum tiba.
Singkat kisah, setelah Nenek Sakti memperoleh sepiring garam pemberian Raja
Johor itu, berpikirlah beliau jika dipakai untuk kepentingan pribadi tidak baik
hukumnya dan jika hendak dibagikan sama rata pada rakyat sekampung, garam
tersebut tentu tidak mencukupi. Sehingga ia pun memanjatkan do’a agar Allah SWT
menurunkan mukjizat agar garam tersebut menjadi rakyat yang setia mengabdi pada
rajanya. Atas kuasa dan kebesaran Allah SWT maka menjelmalah seceper garam
tersebut menjadi sebarisan rakyat yang diberi nama Orang Laut Enam Suku.
Orang Laut Enam Suku dan Nenek Sakti menghadap Raja Johor. Kemudian Raja
Johor menanyakan keinginan Orang Laut Enam Suku tersebut. Salah satu dari
mereka kemudian menjawab bahwa mereka ingin dibuatkan kapal emas. Lalu
sepakatlah Raja Johor dan Nenek Sakti, membangun kapal emas. Selanjutnya,
Orang Enam Suku itu pun berlayarlah sebagai pengawal pantai, penjaga teluk-
rantauan mengawasi selat dan menjamin keselamatan alam lingkungan.
21
Konon, salah satu dari orang laut enam suku menetap di pulau Batam dan menjadi
penduduk asli Batam.
3.2.3 Storyboard
22
23
Gambar III-1 Storyboard
3.2.4 Audio, Narasi, dan Musik
Narasi adalah karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa. Tujuan dari
narasi adalah mengatakan kepada pembaca tentang apa yang terjadi. Sirait (1985:
24). Film Cerita Orang Laut Enam Suku ini diawali dengan narasi yang
menceritakan tentang kedatangan Nenek Sakti menghadap Raja Johor guna
meminta garam. Di akhir film terdapat narasi yang menceritakan Orang Laut Enam
Suku yang berlayar di perairan Johor untuk mengawasi dan menjamin keselamatan
lingkungan.
Musik yang dipakai pada film animasi 2D ini adalah musik instrumen Melayu.
Penggunaan instrumen Melayu memperkuat nuansa Melayu pada film animasi ini.
24
3.2.5 Warna
Warna adalah elemen utama yang menunjang proses pembuatan film animasi ini
sesuai dengan target yang dituju yaitu anak-anak. Berdasarkan buku
“Mengembangkan Kreatifitas dan Kecerdasan Anak” oleh Anik Pamilu dikatakan
bahwa anak-anak cenderung memilih sesuatu benda atau objek berdasarkan
warnanya. Warna yang disukai anak-anak adalah warna dasar yang soft dan cerah
atau hangat. Warna cerah atau hangat adalah warna-warna yang berada pada
lingkaran warna antara warna merah, kuning, cokelat. Sementara warna-warna soft
merupakan warna yang mengandung unsur warna putih. Berikut adalah warna soft
dan cerah yang mendominasi film animasi ini:
Tabel III-2 Tabel Warna
Warna Contoh warna Deskripsi Hijau
Warna yang tenang dan biasanya dikaitkan dengan lingkungan dan alam. Warna ini memberikan kesan segar
Kuning Kuning adalah warna yang hangat. Cukup menarik perhatian dan sangat baik jika dijadikan background untuk teks hitam karena akan lebih mencolok terlihat. Warna kuning juga banyak dihubungkan dengan budaya Melayu.
Jingga Warna jingga/orange juga mempunyai kesan yang kuat dan hangat. Warna oranye juga mempunyai kesan kehangatan alam seperti warna khas sore pada saat matahari terbenam.
Merah Warna yang kuat sekaligus hangat. Merah juga melambangkan warna yang berani. Warna merah merupakan warna yang paling menarik bagianak-anak.
Coklat Merupakan warna bumi karena memberikan kesan hangat,nyaman, dan aman. Coklat dihubungkan dengan kesederhanaan, dekat denganlingkungan dan mencerminkan tradisi serta kebudayaan.
Emas Merupakan warna dengan kesan mewah, banyak digunakan pada pewarnaan istana kerajaan. Warna emas juga memberi kesan berkelas dan elegant
Sumber :http://thetrue1story.wordpress.com/2013/03/27/pengertian-warna-dalam-desain-grafis-2/
25
3.2.6 Tipografi
Perancangan tipografi pada judul film harus memenuhi beberapa persyaratan antara
lain readability (mudah dibaca), gaya, dan keserasian. Tipografi pada judul film
merupakan sebuah visualisasi rancangan grafis yang dibuat sedemikian rupa supaya
audience bisa menafsirkan film yang akan dilihat sekaligus sebagai bahasa verbal
yang dibuat menjadi simbol visual melalui komposisi rancangan huruf yang dipilih
mempunyai proses identifikasi dari karakter tokoh, cerita, setting, bahkan tren yang
sedang berlaku pada saat ini.
Target audience film animasi 2D cerita orang laut enam suku ini adalah anak-anak.
Sehingga penggunaan font Goudy Stout merupakan pilihan yang tepat. Font ini
memberikan kesan tebal dan capital agar mudah dibaca. Pemberian warna-warni
pada font ini akan menambah nilai keindahan yang disukai anak-anak.
Penggunaan tipografi pada film animasi 2D “Cerita Orang Laut Enam Suku”
terdapat pada judul film animasi 2D. Dikarenakan kesan tebal dan kapital pada font
maka akan mempermudah penonton dalam membaca judul film animasi 2D-nya.
Gambar III-2 Opening film animasi 2D “Cerita Orang Laut Enam Suku”
26
3.2.7 Prakiraan Biaya
Berikut adalah prakiraan biaya yang mungkin akan dikeluarkan selama proses
pengerjaan film animasi 2D “Cerita Orang Laut Enam Suku”.
Tabel III-3 Prakiraan biaya
Pra Produksi
NO Keterangan Unit Satuan Harga Jumlah 1 Kertas HVS 2 Rim Rp 35.000 Rp 70.000 2 Tinta Printer 2 Botol Rp 50.000 Rp 100.000 3 Pensil 4 Buah Rp 5.000 Rp 20.000 4 Peruncing 2 Buah Rp 2.500 Rp 5.000 5 Penghapus 4 Buah Rp 3.500 Rp 14.000
Total : Rp 209.000 Produksi
NO Keterangan Unit Satuan Harga Jumlah 1 Animator 5 Orang Rp 100.000 Rp 500.000 2 Dubbing 5 Orang Rp 100.000 Rp 500.000 3 Laporan Akhir 2 Eksemplar Rp 100.000 Rp 200.000
Total : Rp 1.200.000 Pasca Produksi
NO Keterangan Unit Satuan Harga Jumlah 1 Compositing 5 Orang Rp 250.000 Rp 1.250.000 2 Editing 3 Orang Rp 200.000 Rp 600.000 4 Jilid Laporan 3 Eksemplar Rp 70.000 Rp 210.000
Total : Rp 2.060.000
TOTAL BIAYA KESELURUHAN : Rp 3.469.000
27
Bab IV KERANGKA ACUAN PROYEK
4.1 Format Produk
Standar ukuran yang digunakan dalam pembuatan film animasi 2D “Cerita Orang
Laut Enam Suku” adalah PAL (Phase Aternating Line), dengan penjelasan sebagai
berikut :
Resolusi : 720 x 576 (DVD Quality)
Format Video : MP4
Video Codec : H.264
Frame Rate : 24 fps
Audio Codec : AAC
Pada film animasi ini menggunakan ukuran PAL karena ukuran ini memenuhi
standar kualitas video yang sering digunakan di Indonesia, dan sudah banyaknya
pemutar CD/DVD yang menggunakan sistem ini.
4.2 Tahap Proses Produksi
4.2.1 Skema Kerja Pembuatan Film Animasi
Skema kerja dibuat agar dalam proses pembuatan film animasi 2D “Cerita Orang
Laut Enam Suku” lebih terstruktur dan terarah, berikut adalah skema atau bagan
dalam pembuatan film animasi :
28
Gambar IV-1 Skema kerja langkah-langkah pembuatan film animasi 2D “Cerita Orang
Laut Enam Suku”
4.2.2 Pembuatan Karakter
Pembuatan karakter pada film animasi 2D “Cerita Orang Laut Enam Suku” dibuat
pada selembar kertas terlebih dahulu sebelum dibuat melalui komputer. Setelah
karakter digambar pada selembar kertas, kemudian dilakukan scanning untuk dapat
ditracing / digambar lagi melalui komputer. Proses tracing menggunakan software
Adobe Flash CS6 agar memudahkan dalam penganimasian. Setiap bagian tubuh
seperti tangan, kaki, badan, maupun kepala dibuat terpisah pada layer yang berbeda.
29
Kemudian untuk mata dan mulut dikonvert ke dalam simbol dengan pilihan
graphic.
Gambar IV-2 Sketsa karakter pada selembar kertas
Gambar IV-3 Hasil tracing karakter pada komputer
30
4.2.3 Background
Background merupakan lokasi dan setting di mana animasi berada. Background
dapat dibuat secara sederhana ataupun kompleks sesuai dengan kebutuhan.
Dikarenakan dalam pembuatan background dilakukan oleh beberapa orang maka
dalam hal ini menggunakan dua software, yaitu Adobe Flash dan Paint Tool SAI.
Masing-masing software mempunyai kelebihannya masing-masing. Pada Adobe
Flash background ketika dizoom tidak terjadi pecah-pecah pada gambar, sehingga
warna dan garis pada gambar tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada Paint
Tool SAI, mempunyai keunggulan mudah dan cepat dalam pengoprasiannya.
Gambar IV-4 Background dan pewarnaan pada software Paint Tool SAI
Gambar IV-5 Background dan pewarnaan pada software Adobe Flash CS6
31
4.2.4 Coloring
Proses coloring atau pewarnaan dilakukan secara digital dengan menggunakan
software Adobe Flash CS6 untuk karakter dan background. Dan untuk sebagian
background yang dibuat pada software Paint Tool SAI dilakukan pewarnaan
langsung pada software tersebut. Warna pada karakter untuk bagian tubuh seperti
warna kulit, rambut, mata, maupun hidung menggunakan warna dasar. Sedangkan
untuk pakaiannya masih menggunakan warna dasar, hanya saja untuk kain songket
dan jarik menggunakan bitmap untuk corak kainnya.
Gambar IV-6 Karakter yang sudah diberi perwarnaan
4.2.5 Key Animation
Pada tahap ini, seorang Key animator membuat gerakan-gerakan kunci untuk
menandai suatu posisi gerakan dalam animasi pada karakter atau objek. Key
animation adalah sebuah gambar awal atau gambar kunci dari bentuk pada animasi
pada frame. Animasi yang akan dijadikan gambar kunci terlebih dahulu harus
dijadikan ke dalam movie clip. Berikut adalah salah satu contoh gambar kunci pada
film animasi Cerita Orang Laut Enam Suku.
32
Gambar IV-7 Key adegan sedang berjalan
Gambar IV-8 Contoh penerapan key animation yang dimasukkan frame by frame
33
4.2.6 In Between Animation
Buat gambar mata saat terbuka dan tertutup kemudian kedua gambar dijadikan
symbol dengan pilihan graphic. Frame pertama diisi dengan mata yang masih
terbuka. Kemudian di frame tertentu diisi dengan mata yang tertutup, dan jeda
beberapa frame diisi dengan mata yang terbuka.
Gambar IV-9 Gambar mata saat terbuka pada frame 1
Gambar IV-10 Gambar mata saat tertutup pada frame 31
34
4.2.7 Animasi Classic Tween
Dalam pembuatan film animasi 2D kali ini, selain menggunakan animasi frame by
frame juga menggunakan animasi classic tween. Langkah-langkah dalam membuat
animasi classic tween yang seolah-olah kamera bergerak ke bawah, atas, atau
samping adalah sebagai berikut. Buat terlebih dahulu gambar yang akan digerakkan
melebihi stage, kemudian impor ke dalam stage dan atur posisi frame awalnya. Pada
frame tertentu tambahkan Keyframe dan atur posisi gambar sesuai dengan
keinginan, dan di antara frame awal dan frame akhir kemudian klik kanan dan pilih
Create Classic Tween. Jika gambar terlalu besar dan menyusahkan dalam
penempatan posisi pada stage, dapat menggunakan tool Rulers dengan
memposisikan garis bantu sesuai dengan ukuran stage.
Gambar IV-11 Proses pembuatan classic tween
4.2.8 Rendering Animasi
Setelah proses penggabungan background dan penganimasian selesai, selanjutnya
adalah mengekspor animasi ke dalam movie yang nantinya setiap scenenya akan
digabungkan dengan menggunakan Adobe Premiere Pro CS6, dengan format
35
ekstensi *.mov yang merupakan ekstensi file dari QuickTime. Caranya pilih menu
File>Export>Export Movie (Ctrl + Alt + Shift + S) > beri nama file kemudian pilih
tipe filenya QuickTime(*.mov) dan klik Save. Secara default pengaturan dimensi
dan framerate sudah menyesuaikan dengan pengaturan stage yang telah dibuat, jika
ingin perubahan dimensi dan framerate dapat dilakukan secara manual sesuai
kebutuhan.
Gambar IV-12 Proses export animasi ke dalam movie
4.3 Tahap Proses Pasca Produksi
Setelah proses produksi selesai, tahapan selanjutnya adalah proses pasca produksi.
Pada proses pasca produksi ini dilakukan pengeditan / penggabungan tiap scene
menjadi satu dan penambahan audio. Untuk menggabungkan animasi dan audio
pada film animasi 2D “Cerita Orang Laut Enam Suku” menggunakan software
Adobe Premiere Pro CS6.
4.3.1 Editing
Editing dilakukan untuk menggabungkan menjadi satu scene-scene yang telah
dibuat, mensinkronkan gerakan mulut pada saat penganimasian dengan suara yang
36
dihasilkan pada saat dubbing, memberikan backsound, dan mengekspor ke dalam
media yang ditentukan.
Gambar IV-13 Penggabungan scene pada adobe premier
4.3.1.1 Sound Editing
Pengeditan suara hasil dubbing dilakukan menggunakan software Adobe Premiere
CS6, dan Adobe Audition untuk memotong jeda kosong yang tidak terlalu
dibutuhkan ataupun memisahkan menjadi beberapa bagian sesuai dengan
kebutuhan, dan untuk menghilangkan suara noise.
Gambar IV-14 Editing suara di Adobe Premiere Pro CS6
37
Gambar IV-15 Editing suara di Adobe Audition
4.3.1.2 Video Editing
Tahapan ini merupakan proses menggabungkan semua scene animasi yang telah
dibuat dan mensinkronkan animasi dengan suara dubbing ataupun backsound yang
sudah diedit sebelumnya.
Gambar IV-16 Proses mensinkronkan animasi dengan suara hasil dubbing
38
4.3.2 Finishing
4.3.2.1 Compositing
Menggabungkan seluruh elemen dalam pembuatan film animasi 2D “Cerita Orang
Laut Enam Suku” mulai dari proses impor, pengaturan cut, sampai sinkronisasi
antar elemen, semua dilakukan dengan menggunakan software Adobe Premiere Pro
CS6.
4.3.2.2 Rendering
Setelah semua elemen digabungkan dan sudah menjadi satu kesatuan video animasi.
Selanjutnya adalah rendering ke dalam format video dengan ekstensi AVI.
Dikarenakan pada film animasi 2D ini menggunakan format MP4, maka setelah
menjadi file video yang berformat AVI, selanjutnya dikonversi ke dalam format
video MP4 dengan menggunakan Freemake Video Converter.
Gambar IV-17 Proses rendering di Adobe Premiere Pro CS6
39
4.4 Realisasi Biaya
Dalam pelaksanaan proses pembuatan film animasi 2D “Cerita Orang Laut Enam
Suku” tidak semua pengeluaran pada perkiraan biaya dilakukan. Terutama untuk
biaya transportasi dan konsumsi, jadwal pertemuan antar anggota kelompok tidak
selalu dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, melainkan digantikan dengan
komunikasi via email ataupun WhatsApp. Sehingga mengurangi biaya pengeluaran
yang cukup besar.
Tabel IV-4 Tabel realisasi biaya
Pra Produksi NO Keterangan Unit Satuan Harga Jumlah 1 Kertas HVS 2 Rim Rp 35.000 Rp 70.000 2 Tinta Printer 2 Botol Rp 50.000 Rp 100.000 3 Pensil 4 Buah Rp 5.000 Rp 20.000 4 Peruncing 2 Buah Rp 2.500 Rp 5.000 5 Penghapus 4 Buah Rp 3.500 Rp 14.000
Total : Rp 209.000 Produksi
NO Keterangan Unit Satuan Harga Jumlah 1 Animator 5 Orang Rp 100.000 Rp 500.000 2 Dubbing 5 Orang Rp 100.000 Rp 500.000 3 Laporan Akhir 2 Eksemplar Rp 100.000 Rp 200.000
Total : Rp 1.200.000 Pasca Produksi
NO Keterangan Unit Satuan Harga Jumlah 1 Compositing 5 Orang Rp 250.000 Rp 1.250.000 2 Editing 3 Orang Rp 200.000 Rp 600.000 4 Jilid Laporan 3 Eksemplar Rp 50.000 Rp 150.000
Total : Rp 2.000.000
TOTAL BIAYA KESELURUHAN : Rp 3.409.000
40
Bab V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan film animasi sudah semakin banyak. Namun sedikit yang
mempunyai pesan moral dan unsur kebudayaan yang terkandung di dalamnya.
Kebanyakan film animasi yang dibuat pada saat ini hanya bersifat sebagai
hiburan tanpa unsur mendidik. Sehingga pembuatan film animasi yang
mengangkat kebudayaan Melayu dan juga beberapa unsur lain seperti
penyampaian pesan moral merupakan peranan penting untuk mengingatkan
kembali dua hal yaitu pendidikan moral pada anak dan melestarikan budaya
bangsa.
2. Karakter film animasi “Cerita Orang Laut enam Suku” dibuat berdasarkan
referensi karakter dari dongeng anak. Sehingga timbul kesamaan yang membuat
film animasi ini akan diminati oleh anak-anak. Serta pemilihan warna yang
cerah, dan mencolok untuk karakternya.
3. Penggunaan bahasa Melayu pada film animasi ini dan penggunaan pakaian adat
Melayu pada karakter, diharapkan dapat memberikan nilai budaya Melayu
kepada anak-anak.
5.1 Saran
1. Dalam pembuatan film animasi 2D diperlukan tim yang solid, terorganisir, dan
memiliki sumber daya manusia yang memadai. Di samping itu, perlu adanya
Management waktu yang baik agar proses pembuatan film animasi tidak
mengalami kemunduran jadwal yang sudah ditetapkan.
2. Dalam proses pra produksi sebuah film animasi 2D diharapkan memahami
dengan matang terlebih dahulu maksud dari jalan cerita dan konsep sebuah film,
41
serta apa yang ingin disampaikan dalam film animasi 2D nantinya. Jangan
terlalu buru-buru untuk memulai produksi filmnya.
3. Dan jangan terpaku kepada konsep desain karakter ataupun latar yang akan
ditampilkan. Karena sosok visual karakter akan menyesuaikan dengan
perwatakan yang dia punya. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah
memaparkan secara detail watak-watak karakter yang akan dibuat. Dengan
menyusun struktur penokohan seperti itu, akan memberikan posisi dan beban
penceritaan secara merata. Sebaiknya penyusunan penokohan dibuat setelah
menyelesaikan sinopsis cerita, bukan setelah cerita selesai dibuat secara detail.
Dan juga satu hal untuk mengikat emosi penonton adalah keunikan watak dari
karakter yang dibuat, yang memberikan ciri khas dalam membedakan dengan
karakter yang lain. Sehingga penonton dengan mudah mengenali karakter tanpa
harus membedakan dengan karakter yang lain. Dan salah satu caranya adalah
dengan menyesuaikan sasaran penonton film animasinya.
42
DAFTAR PUSTAKA
1. Syamsuddin, B. M. 1996. Cerita Rakyat dari Batam. Jakarta: Grasindo, 13-17.
2. Blog Seto Enggar T. Proses Pembuatan Film Animasi. [Online]. Tersedia:
http://seto.citravision.com/berita-23-proses-pembuatan-film-animasi.html. [28
Feburari 2014].
3. “Dongeng Cerita Rakyat Keong Emas” 9.56 Menit. Kastari Animation. 20 Jan.
2014.
4. Kebudayaan Indonesia. Antara Bahasa Melayu Dengan Riau Dangan Bahasa
Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1284/antara-bahasa-melayu-
dengan-riau-dangan-bahasa-indonesia. [07 Maret 2014].
5. Dunia Melayu Se-Dunia. Pakaian Tradisional Melayu Riau. [Online]. Tersedia
: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2663/pakaian-tradisional-melayu-
riau. [07 Maret 2014].
6. Cyber Business School. Animasi & Multimedia. [Online]. Tersedia:
http://www.cbs-
bogor.net/galeri/ebooklain/AnimasiMultimedia/Animasi%26Multimedia.pdf.
[07 Maret 2014]
7. Pengertian Narasi menurut para Ahli [Online]. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/8214/3/BAB%202-07201241044.pdf [22 Juni 2014]
8. Anik, Pamilu. 2007. Mengembangkan Kreativitas Dan Kecerdasan Anak.
Jakarta : Buku kita
9. Sejarah Kota Batam. Tersedia :
http://batamkota.go.id/pemerintahan_baru.php?sub_module=46&klp_jenis=89 [1
July 2014)
43
STORYBOARD
44
KARAKTER
45
KARTU BIMBINGAN
46