PROTOTIPE ALAT PENGUKUR SUHU DAN KELEMBABAN … · elektronika menggunakan berbagai jenis IC...
Transcript of PROTOTIPE ALAT PENGUKUR SUHU DAN KELEMBABAN … · elektronika menggunakan berbagai jenis IC...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PROTOTIPE ALAT PENGUKUR SUHU DAN KELEMBABAN
BERBASIS WEB
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Diploma III Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
FLASH VITALLENKO
NIM. M3308042
PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN ABSTRACT
Flash Vitallenko, 2011, “Prototype Monitoring Temperature And
Humidity With Web Base”. D3 Studies Program Computer Science Faculty
of Mathematics and Natural Sciences University of Sebelas Maret Surakarta.
Nowadays, is highly uncertain especially coupled with the issue of
global warming that makes the weather more uncertain and required a
preparation to face the weather change - especially change in temperature and
humidity around.
At this time, technology is growing rapidly and becoming more
sophisticated. The development of current technology is closely associated
with the development of computer technology. Computers are driving progress
and benchmark progress. Along the progress of computer technology along
with advances in information technology that is supported by the science of
electronics is very influential to the development of technology. The computer
is used as an electronic circuit controllers using different types of
microprocessor IC or sensor as the detection state of the environment. Then
from every tool we can find out the circumstances in an useful information for
us. Various tools in electronics has been studied on college majoring in
Computer Engineering.
This reason to arise an idea to develop an implement in a
microprocessor device that can detect the environment especially in terms of
temperature and humidity around automatically and efficiently, and can view
information on the state of a region to be visited through the easy access via the
internet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Flash Vitallenko, 2010. PROTOTIPE ALAT PENGUKUR SUHU
DAN KELEMBABAN. Program Studi D III Ilmu Komputer Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Perubahan cuaca pada pada saat ini sangat tidak menentu apalagi ditambah
dengan isu global warming membuat cuaca semakin tidak pasti dan diperlukan
sebuah persiapan untuk menghadapi cuaca yang berubah – ubah terutama suhu
dan kelembaban. Pada saat ini, teknologi semakin berkembang pesat dan semakin
canggih. Perkembangan teknologi saat ini sangat berkaitan dengan perkembangan
zaman, maka diciptakan alat yang berfungsi untuk melihat suhu dan kelembaban.
yang juga dapat diakses di mana saja secara mudah dan cepat yaitu melalui
internet.
Untuk melihat suhu dan kelembaban yang berubah-ubah dibutuhkan
sensor yang akurat maka digunakan sensor SHT11 yang mempunyai tingkat
sensitivitas. Digunakan juga mikrokontroler ATMEGA8535 sebagai pengontrol
sensor. ATMEGA8535 digunakan juga sebagai pengendali utama dalam
rangkaian ini.
Setelah mendapatkan rangkaian utama, dibutuhkan rangkaian yang
berfungsi menghubungkan antara rangkaian utama dengan komputer. Untuk dapat
menghubungkan rangkaian utama dengan komputer digunakan ICMAX232.
Untuk melihat data yang sudah masuk dari rangkaian utama ke komputer
yang menggunakan ICMAX232, digunakan Program Visual Basic yang berfungsi
untuk dapat menerima program dan sebagai monitoring kinerja alat serta
berfungsi sebagai converter ke data base yang akan terhubung dengan web.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN MOTTO
Tak kenal kata menyerah
Andalkan Tuhan dalam segala hal
Setiap apa yang dikerjakan dengan kesungguhan hati percayalah itu tidak
akan sia-sia
Jangan menyerah dengan keadaan
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau,
supaya kita hidup didalamnya.
(Efesus 2 :10)
Tetaplah berdoa (1Thesalonika 5 : 17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Orang tuaku, Bapak dan Ibu yang memberi dukungan moril maupun
materil
3. Teman – teman saya diPMK MIPA yang telah memberikan dukungan
4. Untuk kakak-kakak saya yang telah memberikan dorongan moril
maupun materiil
5. Sahabat senasib sepenanggunan saya, Febbry, Astia, Nata, Rio ,
Winarno, Sigit dan Zia.
6. Teman seperjuangan dalam satu misi Tekomp 08
7. Untuk notebook saya yang telah menolong saya dalam keadaan yang
tepat
8. Terima Kasih Buat Pasangan saya yang telah membantu dan
memberikan semangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
PujiSyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas
limapahan berkat sehingga dapat menyelesaiakan tugas akhir dan laporan yang
berjudul “PROTOTYPE ALAT PENGUKUR SUHU DAN
KELEMBABAN BERBASIS WEB” dengan baik.
Laporan tugas akhir ini disusun sebagai pelengkap salah satu syarat
mencapai gelar Ahli Madya Program Diploma III Ilmu Komputer Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuian Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc, Ph. D, selaku Dekan Fakultas
MIPA UNS.
2. Drs. YS. Palgunadi, M. Sc, selaku kepala program studi D III
Ilmu Komputer Fakultas MIPA UNS.
3. Viska Inda Variani, S. Si, M. Si, selaku pembimbing akademik.
4. Artono Dwijo Sutomo, S. Si,M.Si, selaku pembimbing tugas
akhir.
5. Febri Arief S dan Astia Adi Pratama, terima kasih atas
bantuannya selama pembuatan tugas akhir.
Semoga karya tulis yang sudah dibuat ini bermanfaat bagi masyarakat
dan dapat dikembangkan lebih lanjut.
Surakarta, Juni 2011
Penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN ABSTRACT .................................................................................... iv
ABSTRACT.. ........................................................................................................ v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………. 2
1.3 Batasan Masalah………………………………………………. 2
1.4 Tujuan dan manfaat …………………………………………… 2
1.5 Metodologi Penelitian………………………………………….. 3
1.6 Sistematika Penulisan………………………………………….. 3
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………. 4
2.1 Suhu…………………………………………………………….. 4
2.2 Kelembaban…………………………………………………….. 4
2.2.1 Kelembaban absolute………………………………….. 4
2.2.2 Kelembaban spesifik…………………………………… 4
2.3 Mikrokontroler…………………………………………………. 5
2.3.1 Arsitektur ATmega8535………………………………. 6
2.3.2 Deskripsi Mikrokontroller ATmega8535 ……………… 8
2.4 Arsitektur Mikrokontroler ATMega8535 .……………………. 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2.4.1 Organisasi memori AVR ATMega8535………………. 10
2.4.2 Memori Data …………………………………………. 10
2.4.3 Memori Program ……………………………………… 11
2.4.4 Port Sebagai Input / Output Digital …………………… 11
2.5 Peta Memori…………………………………………………… 12
2.6 Sensor…………………………………………………………. 15
2.7 Sensor SHT11…………………………………………………. 15
2.8 Diagram blok SHT11…………………………………………. 16
2.9 Prinsip kerja sensor…………………………………………… 18
2.10 Konfigurasi LCD LMB162ADC…………………………….. 18
2.11 Visual Basic …………………………………………………. 20
2.12 Khazama……………………………………………………. 20
2.13 MySql………………………………………………………. 20
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN……………………………….. 21
1.1 Diagram Blok…………………………………………………. 21
1.2 Perancangan hardware………………………………………... 22
1.2.1 Sensor SHT11…………………………………………… 22
1.2.2 Mikrokontroler ATMEGA8535………………………… 23
1.2.3 LCD 16 x2 ……………………………………………… 23
1.2.4 Rangakaian Max232……………………………………. 24
1.3 Perancangan Software…………………………………………… 25
1.3.1 Perancangan program pada mikrokontroler ……………. 25
1.3.2 Deklarasi program ……………………………………… 27
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA………………………………… 31
4.1 Penjelasan pengoprasian alat ……………………………………. 31
4.2 Setting pada Hyper terminal…………………………………….. 31
4.3 Pengujian alat…………………………………………………… 32
4.4 Tampilan pada LCD……………………………………………. 33
4.5 Tampilan pada website…………………………………………. 33
4.6 Perbandingan suhu……………………………………………… 34
BAB V PENUTUP………………………………………………………….. 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
5.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 35
5.2 Saran…………………………………………………………… 35
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 36
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Gambar 2.1 Deskripsi Pin AT Mega 8535……………….. 7
2. Gambar 2.2 Arsitektur Mikrokontroller At Mega 8535.…….. 10
3. Gambar 2.3 Peta Memori Program ….…………………… 13
4. Gambar 2.4 Peta Memori Data …………………………... 14
5. Gambar 2.5 EEPROM Data Memori……………………… 14
6. Gambar 2.6 Blok Diagram………………………………… 16
7. Gambar 2.7 Skema data SHT11…………………………… 17
8. Gambar 2.9 SHT11………………………………………… 17
9. Gambar 3.0 Blok diagram pungukur suhu dan kelembaban. 21
10. Gambar 3.1 Rancangan SHT11…………………………….. 22
11. Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler……………………. 23
12. Gambar 3.3 LCD dan Mikrokontroler…………………….. 23
13. Gambar 3.4 Skema Sistem Mikrokontroler Dalam PCB…. 24
14. Gambar 3.5 Rangkaian ICMax232………………………… 25
15. Gambar 3.6 Skema Rangkaian Max232 dalam PCB……… 26
16. Gambar 3.7 Diagram Alir program Mikrokntroler………… 27
17. Gambar 4.1 Interface Pada Komputer Sebagai Monitoring… 30
18. Gambar 4.2 Hasil Pengoprasian…...………………………... 31
19. Gambar 4.3 Setting Pada Hyperteminal………….................. 31
20. Gambar 4.4 Hasil Pada Hyperterminal..……………………. 32
21. Gambar 4.5 Tampilan Pada LCD …………………………... 33
22. Gambar 4.6 Tampilan Pada Web…………………………… 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Table 2.1 PIN SHT11 ………………………….…………… 22
2. Tabel 4. Perbandingan Suhu SHT 11dengan Termometer.. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Script SHT11 ………………………….……….. 36
2. Script Visual Basic ……………………………... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Cuaca pada akhir – akhir ini sangat tidak menentu apalagi
ditambah dengan isu global warming membuat cuaca semakin tidak pasti
dan diperlukan sebuah persiapan untuk menghadapi cuaca yang berubah –
ubah terutama dalam suhu dan kelembaban sekitar.
Pada saat ini, teknologi semakin berkembang pesat dan semakin
canggih. Perkembangan teknologi saat ini sangat berkaitan dengan
perkembangan teknologi komputer. Komputer merupakan penggerak
kemajuan dan tolak ukur kemajuan zaman. Seiring kemajuan Teknologi
komputer disertai dengan kemajuan teknologi informasi yang ditunjang
dengan ilmu elektronika sangat berpengaruh kepada perkembangan
Teknologi. Komputer digunakan sebagai pengendali sebuah rangkaian
elektronika menggunakan berbagai jenis IC mikroprosesor ataupun sensor
sebagai deteksi keadaan lingkungan. Kemudian dari setiap alat tersebut
kita dapat mengetahui keadaan lingkungan sebgai sebuah informasi yang
berguna bagi kita. Berbagai alat dalam elektronika tersebut sudah
dipelajari pada perkuliahan jurusan Teknik Komputer.
Kemudian terciptalah sebuah ide untuk dapat
mengimplementasikan sebuah alat mikroprosesor yang dapat mendeteksi
lingkungan terutama dalam hal suhu dan kelemababan sekitar secara
otomatis dan efisien serta dapat melihat informasi keadaan sebuah daerah
yang akan dikunjungi melalui akses yang mudah yaitu melalui internet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat alat pengukur suhu dan pengukur kelembaban
yang ditampilkan dalam website sebagai akses infomasi.
2. Bagaimana memprogram mikrokontroler agar dapat mendeteksi suhu
udara dan kelembaban udara.
3. Bagaimana membuat website dengan tampilan yang dapat
menampilkan hasil dari sensor pengukur suhu dan kelembaban.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam laporan Tugas Akhir ini yaitu sebagai
berikut :
1 Sensor yang digunakan untuk mendeteksi suhu dan kelembaban adalah
SHT11.
2 Mikrokontroler yang digunakan yaitu ATMega8535.
3 Membuat interface monitoring pada computer mengunakan VB.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan alat ini adalah :
1 Dapat memanfaatkan sensor SHT11 dalam mendeteksi suhu dan
kelembaban.
2 Memanfaatkan mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pemroses data.
3 Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat sebuah sistem
informasi keadaan cuaca suatu daerah dan dapat diakses secara cepat
dan akurat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam pembuatan dan peyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan
metode sebagai berikut:
a. Studi pustaka, pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pencarian
data tentang sensor suhu kelembaban.
b. Prosedur pembuatan alat :
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan, manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan
laporan.
b. BAB II LANDASAN TEORI
Memuat tinjauan pustaka yang berisi teori-teori yang mendukung
dalam pembuatan tugas akhir.
c. BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN
Memuat data-data yang diperlukan dalam perancangan suatu system.
d. BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA
Memuat tentang langkah dan hasil analisa dan pembahasan dari
pengujian tentang alat yang dibuat.
e. BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
Perancangan/Perenc
anaan alat
Pengujian
alat
Analisis Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi
suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu
benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun
benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer.
Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur,
Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan
termometer lainnya mengikuti:
C:R:(F-32) = 5:4:9 dan
K=C - 273.(derajat)
Karena dar Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat,
bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu
Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu,
untuk mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau
mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena jika kita menggunakan
Kelvin akan lebih rumit untuk mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R
4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sebagai contoh:
dan .
(Suhu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2.2 KELEMBABAN
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini
dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau
kelembaban relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut higrometer.
Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara
dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier).
Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu
udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan
perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
2.2.1 Kelambaban Absolut
Kelembaban absolut mendefinisikan massa dari uap air pada
volume tertentu campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan
dalam gram per meter kubik (g/m3).
2.2.2 Kelembaban spesifik
Kelembaban spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah
uap air di udara dengan rasio terhadap uap air di udara kering.
Kelembaban spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air, mw,
per kilogram udara, ma .
Rasio tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
(Kelembaban - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2011)
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor
dan memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada
beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dalam satu kemasan. Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol
sangat luas dan populer.
Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantaranya Intel,
Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Dari beberapa
vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan
Atmel. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard‟s Risc prosesor) memiliki
arsitektur RISC 8 bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit
(16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus
clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock.
Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki
arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set
Computing), sedangkan seri MCS 51 berteknologi CISC (Complex
Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga
ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing – masing
kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan
instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena
itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain
mudah didapatkan dan lebih murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas
yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR klasik, AT
Mega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas
lain seperti ADC,EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah
AT Mega 8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz membuat ATMega8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian
MCS 51. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega8535
sebagai mikrokontroler yang powerfull.
2.3.1 Arsitektur ATMega8535
Mikrokontroler ATmega8535 memiliki fitur-fitur utama, seperti
berikut :
1. 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C, dan Port D)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. 10 bit 8 Channel ADC (Analog to Digital Converter)
3. 4 channel PWM
4. 6 Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-
down, Standby and Extended Standby
5. 3 buah timer/counter
6. Analog comparator
7. Watchdog timer dengan osilator internal
8. 512 byte SRAM
9. 512 byte EEPROM
10. 8 kb Flash memory dengan kemampuan Read While Write
11. Unit interupsi (internal & eksternal)
12. Port antarmuka SPI8535 “memory map”
13. Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal
2,5Mbps
14. 4.5 sampai 5.5V operation, 0 sampai 16MHz
KONFIGURASI PIN AT MEGA 8535
Gambar 2.3 Deskripsi Pin AT Mega 8535
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2.3.2 Deskripsi Mikrokontroller ATmega8535
1. Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter. Port A
juga berfungsi sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika
A/DKonverter tidak digunakan. Pin - pin Port dapat
menyediakanresistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-
masing bit).Port A output buffer mempunyai karakteristik gerakan
simetrisdengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.
Ketika pinPA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara
eksternal ditarikrendah, pin – pin akan memungkinkan arus sumber
jika resistor internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated
manakalasuatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
2. Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor
internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port B output
buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya
sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port B
yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor
pullupdiaktifkan. Pin Port B adalah tri-stated manakala suatu
kondisireset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
3. Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor
internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port C output
buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya
sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port C yang
secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor
pullupdiaktifkan. Pin Port C adalah tri-stated manakala suatu
kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
4. Port D (PD7..PD0)
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor
internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port D output
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya
sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port D
yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor
pullupdiaktifkan. Pin Port D adalah tri-stated manakala suatu
kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
5. RESET
Masukan input. Level rendah pada pin ini dalam waktu lama dan
lebih rendah dari lebar pulsa minimum akan menhasilkan reset,
meskipun clock tidak bekerja.
6. XTAL1
Masukan ke penguat oscillator pembalik dan input ke clock
internal sirkuit
7. XTAL2
Keluaran dari penguat oscillator pembalik
8. AVCC
AVCC adalah pencatu daya pada port A dan converter A/D. Secara
eksternal terhubung ke VCC, sekalipun ADC tidak digunakan. Jika
ADC digunakan, tetap harus terhubung ke VCC sebagai low pass
filter.
9. AREF
AREF sebagai referensi untuk konverter A/D.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2.4 ARSITEKTUR MIKROKONTROLLER AT MEGA 8535
Gambar 2.4 Arsitektur Mikrokontroller At Mega 8535
2.4.1 Organisasi memori AVR ATMega8535
AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data
dan memori program yang terpisah. Sebagai tambahan,
ATmega8535memiliki fitur suatu EEPROM Memori untuk
penyimpanan data. Semuatiga ruang memori adalah reguler dan linier.
2.4.2 Memori Data
Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 register
umum,64 buah register I/O,dan 512 byte SRAM Internal.Register
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
keperluan umum menempati space data pada alamatterbawah, yaitu $00
sampai $1F. Sementara itu, register khusus unutk
menangani I/O dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati
64alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 hingga $5F. Register
tersebutmerupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur
fungsiterhadap berbagai peripheral mikrokontroler, seperti kontrol
register,timer/counter, fungsi – fungsi I/O, dan sebagainya. Register
khususalamat memori secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Alamatmemori berikurnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu
pada lokasi$60 sampai dengan $25F. Konfigurasi memori data
ditunjukkan pada
2.4.3 Memori Program
ATmega8535 berisi 8K bytes On-Chip di dalam sistem
Memoriflash Reprogrammable untuk penyimpanan program. Karena
semuaAVR instruksi adalah 16 atau 32 bits lebar, Flash adalah
berbentuk 4K x16. Untuk keamanan perangkat lunak, Flash Ruang
program memori adalah dibagi menjadi dua bagian, bagian boot
program dan bagian aplikasi program dengan alamat mulai dari $000
sampai $FFF.Flash Memori mempunyai suatu daya tahan sedikitnya
10,000write/erase Cycles. ATmega8535 Program Counter (PC) adalah
12 bitlebar, alamat ini 4K lokasi program memori.
2.4.4 Port Sebagai Input / Output Digital
ATmega8535 mempunyai empat buah port yang bernama
PortA, PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur
bi-directional dengan pilihan internal pull-up. Tiap port mempunyai
tiga buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf „x‟
mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf „n‟ mewakili nomor
bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat
pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
PINx. Bit DDxn dalam regiter DDRx (Data Direction Register)
menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin
output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai pin input. Bila
PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi
sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk
mematikan resistor pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin
dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah tri-state setelah
kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai
pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0
pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan
berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state
(DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1)
maka harus ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled
(DDxn=0, PORTxn=1)atau kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0).
Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama
lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara
sebuah strong high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu
masalah, maka bit PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk
mematikan semua pull-up dalam semua port. Peralihan dari kondisi
input dengan pull-up ke kondisi output low juga menimbulkan masalah
yang sama. Maka harus menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0,
PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai
kondisi transisi. Lebih detil mengenai port ini dapat dilihat pada manual
datasheet dari IC ATmega8535.
2.5 Peta Memori
ATMEGA 8535 memiliki dua jenis memori, yaitu program
memory dan data memory ditambah satu fitur yaitu EEPROM memory
untuk menyimpan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1. Program Memory
ATMEGA 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash
Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program
memory dibagi menjadi dua bagian, yaitu Boot Flash Section dan
Application Flash Section. Boot Flash Section digunakan untuk
menyimpan program Boot Loader, yaitu program yang harus dijalankan
pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.
Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi
yang dibuat user. AVR tidak dapat menjalakan program aplikasi ini
sebelum menjalankan program Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash
Section dapat deprogram dari 128 word sampai 1024 word tergantung
setting pada konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika Boot Loader
diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga sudah
aman.
Gambar 2.3 Peta Memori Program
2. Data Memory
Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535.
Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan
untuk Register File dan I/O Memory sementara 512 likasi address lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
digunakan untuk internal data SRAM. Register file terdiri dari 32 general
purpose working register, I/O register terdiri dari 64 register.
Gambar 2.5 Peta Memori Data
3. EEPROM Data Memory
ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk
menyimpan data. Loaksinya terpisah dengan system address register, data
register dan control register yang dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat
EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.
Gambar 2.6 EEPROM Data Memori
(Kurniawan, 2011.Konfiguarsi PIN ATMEGA8535)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2.6 Sensor
Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu
besaran fisis menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan
rangkaian listrik tertentu. Sensor yang digunakan dalam sistem kontrol
ini yaitu sensor SHT 11 yang mampu mendeteksi nilai suhu dan
kelembaban tertentu.
2.7 Sensor SHT 11
SHT 11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban
relatif dengan multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasikan
secara digital. Dibagian dalamnya terdapat kapasitif polimer sebagai
elemen untuk sensor kelembaban relative dan sebuah pita regangan
yang digunakan sebagai sensor temperatur. Output kedua sensor
digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface
serial pada satu chip yang sama. Sensor ini menghasilkan sinyal
keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat. SHT 11
dikalibrasi pada ruangan dengan kelembaban yang teliti menggunakan
hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah di
programkan kedalam OTP memory. Koefisien tersebut akan digunakan
untuk mengkalibrasi keluaran dari sensor selama proses pengukuran. 2-
wire alat penghubung serial dan regulasi tegangan internal membuat
lebih mudah dalam pengintegrasian sistem. Ukurannya yang kecil dan
konsumsi daya yang rendah membuat sensor ini adalah pilihan yang
tepat, bahkan untuk aplikasi yang paling menuntut. Didalam piranti
SHT 11 terdapat suatu surface-mountable LLC (Leadless Chip Carrier)
yang berfungsi sebagai suatu pluggable 4-pin single-in-line untuk jalur
data dan clock, blok diagram chip SHT 11 dapat dilihat pada Gambar 2.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 2.7 Blok Diagram
2.8 Diagram Blok SHT11
Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban
adalah SHT11 dengan sumber tegangan 5 Volt dan komunikasi bidirectonal
2-wire. Sistem sensor ini mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk
perintah pengalamatan dan pembacaan data. Pengambilan data untuk masing-
masing pengukuran dilakukan dengan memberikan perintah pengalamatan
oleh mikrokontroler. Kaki serial Data yang terhubung dengan mikrokontroler
memberikan perintah pengalamatan pada pin Data SHT11 “00000101” untuk
mengukur kelembaban relatif dan “00000011” untuk pengukuran temperatur.
SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan temperatur pada pin Data
secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan mikrokontroler agar
sensor dapat bekerja. Sensor SHT11 memiliki ADC (Analog to Digital
Converter) di dalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah terkonversi
dalam bentuk data digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam
pengolahan data pada mikrokontroler. Skema pengambilan data SHT11 dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 2.8 Skema data SHT11
Spesifikasi dari SHT11 ini adalah sebagai berikut:
1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Sensirion SHT11.
2. Mengukur suhu dari -40C hingga +123,8C, atau dari -40F hingga +254,9F
dan kelembaban relatif dari 0%RH hingga 1%RH.
3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga 0,5C pada suhu 25C
dan ketepatan (akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga 3,5%RH.
4. Memiliki atarmuka serial synchronous 2-wire, bukan I2C.
5. Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan rangkaian pencegah kondisi
sensor lock-up.
6. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah30 μW.
7. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6sehingga memudahkan
pemasangannya.
Gambar 2.9 SHT11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2.9 Prinsip Kerja Sensor
SHT11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif
dengan multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital.
Dibagian dalamnya terdapat kapasitas polimer sebagai eleman untuk sensor
kelembaban relatif dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor
temperatur. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC
14 bit dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini
mengahasilkan sinyal keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat.
SHT11 ini dikalibrasi pada ruangan denagn kelembaban yang teliti
menggunakan hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah
diprogramkan kedalam OTP memory. Koefisien tersebut akan digunakan
untuk mengaklibrasi keluaran dari sensor selama proses pengukuran.
(Noname 2011, [email protected], Innovative
Elektronik)
2.10 Konfigurasi LCD LMB162ADC
Untuk menampilkan antarmuka daris ensor digunakan LCD 16x2 tipe
LMB162ADC, dengan fungsi tiap kakinya adalaha sebagai berikut :
a. Kaki 1 ( GND )
Kaki ini berhubungan dengan tegangan 0 volt / Ground
b. Kaki 2 ( VCC )
Kaki ini berhubungan dengan tegangan 5 volt sebagai tegangan
sumber daya
c. Kaki 3 ( VEE / VLCD)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Tegangan pengatur kontras pada LCD, kaki ini berfungsi untuk
mengatur kontras pada LCD. Kontras mencapai maksimum saat
kaki mendapat tegangan 0 volt.
d. Kaki 4 ( RS )
Register Select ( RS ), kaki pemilih register yang akan diakses.
Untuk akses ke register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan
untuk akses ke register perintah, logika dari kaki ini adalah 0.
e. Kaki 5 ( R/W )
Logika 1 dari kaki ini menunjukkan bahwa modul lcd sedang pada
mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul lcd
sedang pada mode penulisan. Untuk aplikasi yang tidak perlu
pembacaan data pada modul lcd, kaki ini dapat langsung
dihubungkan ke GND.
f. Kaki 6 ( E )
Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD.
g. Kaki 7-14 ( D0-D7 )
Data bus, kedelapan kaki modul lcd ini adalah bagian dimana
aliran data mengalir.
h. Kaki 15 ( Anoda )
Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD.
i. Kaki 16 ( Katoda )
Berfungsi untuk tegangan negative dari backlight modul LCD.
(M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632), 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2.11 Visual Basic
Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk
mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di atas
sistem .NET Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan
menggunakan alat ini, para programmer dapat membangun
aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga
aplikasi command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari
beberapa produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#,
atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft
Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut
paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat
sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang
diimplementasikan di atas .NET Framework.
(Visual Basic - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2011)
2.12 Khazama
Khazama AVR Programer Software ini berguna untuk mendownload
program dengan USB downloader, mengenai pembuatan USB downloader
sudah saya jelaskan pada kategory elektronika dan robotika.
(Agfianto. http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2009/08/software-
untuk-avr-downloader-berbasis-usbasp/, didownload pada tanggal 20 Juni
2011)
2.13 MySql
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis
data SQL (bahasa Inggris:database management system) atau DBMS
yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh
dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak
gratisdibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka
juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana
penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.
(MySql - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB 3
DESAIN DAN PERANCANGAN
3.1 Diagram Blok
Gambar 3.0 Blok diagram pungukur suhu dan kelembaban
Pada gambar diagram blok pertama yaitu blok sensor SHT11 sebagai
input data. Sensor SHT11 telah terkalibrasi sehingga sensor dapat langsung
digunakan. Kemudian diblok diagram kedua digunakan Mikrokontoler
ATmega8535, yang sangat mendukung dan sudah support sensor SHT11
yang sudah 2wire. Mikro ini digunakan sebagai otak pikiran dari input dan
output sistem. Mikro mengatur input dan output.
Pada blok ketiga A adalah display LCD sebagai output sensor untuk
tampilan output dari sensor. Disini lcd digunakan sebagai monitoring suhu
dan kelembaban ruangan. Blok ketiga B digunakan sebagai penyimpan data
dalam database dan sebagai tampilan dalam komputer dan komputer
digunakan sebagai penghubung antara Komputer dengan internet. Blok
keempat digunakan sebagai tampilan alam internet, sehingga dapat diakses
dimana saja melalui layanan internet.
SENSOR
SHT11
INTERNET
DISPLAY LCD
KOMPUTER
Mikrokontroler
ATMEGA8535
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3.2 Perancangan hardware
3.2.1 Sensor SHT11
Sensor yang digunakan adalah SHT11 buatan SENSIRION yang
sudah memiliki komunikasi 2 wire yang juga disupport mikrokontroler
Atmega8535. Sensor ini memiliki dua input yaitu suhu dan kelembaban.
Sensor ini memiliki tingkat sensitifitas yang cukup tinggi sehingga sangat
cocok dalam pengukuran suhu dan kelembaban dalam udara. Sensor SHT11
memiliki 4buah pin yaitu VCC, GND,DATA,SCK, dan pin yang lain adalah
NC atau tidak hubungkan.
Tabel 3.1 PIN SHT11
Dalam perancangan ini telah dibuat rancangan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Rancangan SHT11
3.2.2 Mikrokontroler ATMEGA8535
Mikrokonroler ATMEGA8535 merupakan otak atau pengatur
sistem kinerja dari input atau ouput dari semua sistem.miko berisi
program yang telah dibuat dan merupakan sistem write and erase atau
tulis ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokntroler
Rangkaian diatas merupakan rangkaian minimum untuk
menghubungkan sensor SHT11, LCD dan Max232. Dengan default
XTAL 110592 MHZ dan meggunakan kapasitor 27pF dan 30 pF.
Dengan mode XTAL default akan mempengaruhi dalam pemrosesan
program.digunakan juga regulator yaitu IC7805 sebagai penyetabil
keluaran menjadi 5volt dengan kapasitas input masukan ke IC7805 <
30volt.
3.2.3 LCD 16 x 2
Dalam rangkaian ini digunakan output untuk monitoring adalah
LCD (Liquid Crystal Display) dengan ukuran 16 x 2. Koneksi LCD
dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 3.3 LCD dan Mikrokonroler
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Hasil dari input SHT11 dapat ditampilkan dalam LCD dengan
proses dalam Mikrokontroler. Nilai hasil dari proses input SHT11
berupa suhu dan kelembaban dapat ditampilakan dalam mode string.
Tampilan LCD memakai modus 4bit sehingga pin yang digunakan
adalah adalah pin 11-14. Port untuk mengirim aalah port 0, dalam
pengaturan tingkat kecerahan dipakai Trimer Potensio.
Gambar 3.4 Skema Sistem minimum Mikrokontroler Dalam PCB
3.2.4 Rangakaian Max232
Rangkaian monitoring menggunakan LCD sedangkan untuk
tampilan dalam komputer dibutuhkan IC Max232 sebagai konfersi.
Digunakan DB9 atau komunikasi serial dalam dalam koneksi hubungan
ke komputer. Rancangan dapat dilihat dalam gambar berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 3.5 Rangakaian ICMax23
Pin yang digunakan adalah T1in dihubungkan ke pin TXD
dimikrokontroler,kemudian dihubungkan dengan DB9 female. PIN
dalam DB9 adalah pin 2,3 dan 2. Pin2 dihubungkan dengan Pin T1out
pada ICMax232, Pin 3 dihubungkan dengan R1in pada ICMax232
sedangkan Pin 5 dihubungkan dengan Ground.
Gambar 3.6 Skema Rangkaian Max232 dalam PCB
3.3 Perancangan software
3.3.1 Perancangan program pada mikrokontroler
Perancangan script data dalam pemrograman SHT11 yaitu sensor
suhu dan kelembaban menggunakan bahasa tingkat tinggi yaitu
menggunakan software Bascom AVR, hasil dari pemrograman dapat
dilihat dalam diagram alir berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 3.7 Diagram Alir program Utama
Start
Pengiriman perintah
pembacaan suhu dan
kelembaban (SCK)
Pembacaan hasil
pengukuran
Tunggu 15 detik
Kirim hasil ouput data
ke LCD
Masuk dalam
perhitungan suhu dan
kelembaban
Kirim hasil ke serialpot
(DB9)
Interface LCD
Interface Visual Basic
Pengiriman data ke
html melalui visual
basic
Visual dalam html dan
menjadi webserver
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3.3.2 Deklarasi program
$regfile = "m8535.dat"
$crystal = 11059200
$baud = 9600
Program diatas untuk deklarasi mikrokontroler yang dipakai, dalam hal ini
digunakan Atmega8535 dengan deklarasi “m8535.dat”. kemudian crystal
yang 11059200 dengan default crystal. Baud rate untuk sinkronisasi dengan
max232 sebesar 9600
Sck Alias Porta.0
Dataout Alias Porta.1
Datain Alias Pina.1
Program selanjutnya untuk sck atau program yang digunakan untuk
sinkronisasi atau penyeimbangan komuikasi antara SHT11 dan
Mikrokontroler yang dideklarasi di PortA yang sudah memiliki sistem ADC
diport 0. Kemudian untuk input dan output data digunakan Port 1.
Declare Sub Getit()
Ddra = &B11111111 'seluruh port b diset
sebagai output
Config Porta.0 = Output 'sck
Config Porta.1 = Output 'datain
Program diatas untuk port b yang diset sebagai output dan config Port 0 dan
Port 1
Config Lcd = 16 * 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Config Lcdpin = Pin , Rs = Portc.5 , E = Portc.4 , Db4 = Portc.3 , Db5 =
Portc.2 , Db6 = Portc.1 , Db7 = Portc.0
Deflcdchar 0 , 7 , 5 , 7 , 32 , 32 , 32 , 32 , 32 ' replace ? with number (0-
7) ' replace ? with number (0-7)
Program diatas digunakan untuk deklarasi output pada LCD sesuai Pin yang
telah ditentukan.
Command = &B00000011
Call Getit ' Ambil temperatur, lalu simpan di
variable
Tempc = T1c * Dataword 'Ambil data celcius
Tempc = Tempc - 40
Command = &B00000101
Call Getit 'get the humidity
Calc = T2 * Dataword
Calc = Calc + T1c
Calc2 = Tempc - 25
Calc = Calc2 * Calc
Rhlintemp = Calc + Rhlinear
Waitms 500
List program diatas digunakan untuk kalibrasi alat SHT11dari suhu dan
kelembaban dengan suhu dikurangi 40 derajat celcius. Dengan kelembaban
dikurangi 25.
Print "Suhu" ; Tempc ; "C"
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Print "Kelembaban" ; Rhlintemp ; "%"
List program diatas untuk menampilkan hasil dari input sensor alat
kekomunikasi serial, ke hyperterminal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Bab 4
IMPLEMENTASI DAN ANALISIS
4.1 Penjelasanan pengoprasian alat
Gambar 4.1 Interface Pada Komputer Sebagai Monitoring
Gambar diatas merupakan aplikasi Visual Basic untuk interface
yang berfungsi untuk memonitoring alat sensor suhu dan kelembaban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Data akan berjalan saat pengoprasian dimulai dalam gambar berikut
Gambar 4.2 Hasil Pengoprasian
4.2 Setting pada hyper terminal
Gambar 4.3 Setting Pada Hyperterminal
Kemudian settingan akan masuk pada tampilan hyperterminal yang
kemudian akan terdeteksi oleh visual basic software, kemudian akan terkoneksi
dengan sql server dan terkoneksi dengan php maka tampilan dapat dilihat
ditampilan website. Dengan setingan baudrate 9600 dan bit 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4.3 Pengujian Alat
Gambar 4.4 Hasil Pada Hyperterminal
Pengujian alat dilakukan dengan menggunakan konektor komunikasi serial
atau DB9 ke computer. Kabel yang digunakan berupa kabel tiga warna sepanjang
20cm. dalam uji alat settingan harus disesuaikan dengan script program pada
Mikrokontroler. Pada baudrate mikrokontroler diisi 9600 bits persecond, maka
setting pada computer harus sama, hal ini berfungsi untuk mensinkronkan antara
hardware alat dan computer agar searah. Dengan nilai data 8 dan nilai stop bits 1
serta flow control gunakan none. Settingan ini berlaku pada HyperTerminal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
4.4 Tampilan pada LCD
Gambar 4.5 Tampilan Pada LCD
Hasil dari tampilan LCD, merupakan tampilan hasil dari output yang
dihasilkan dari port D yang sudah disetting dengan scrip command Config Lcdpin
= Pin , Rs = Portc.5 , E = Portc.4 , Db4 = Portc.3 , Db5 = Portc.2 , Db6 = Portc.1 ,
Db7 = Portc.0. dengan inputan hasil dari sensor SHT11. Dengan delay 15 detik.
4.5 Tampilan pada website
Gambar 4.6 Tampilan pada Web
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pada tampilan akan terlihat hasil dan dengan interval data pada monitoring
serta pada website.
4.6 Perbandingan Suhu
Tabel 4. Perbandingan Suhu SHT dengan Termometer
No Jam tgl Suhu
SHT11 Kelembaban
Suhu
Termometer
1 18/07/2011 14:17:17 29.12 0.63 29.50
2 16/07/2011 14:17:32 29.12 0.63 29.50
3 16/07/2011 14:17:47 29.12 0.63 29.50
4 16/07/2011 14:17:62 29.12 0.63 29.50
5 16/07/2011 14:17:77 29.12 0.63 29.50
6 16/07/2011 14:17:46 29.12 0.89 29.50
7 16/07/2011 14:17:21 29.12 0.89 29.50
8 16/07/2011 14:17:36 29.12 0.89 29.50
9 18/07/2011 14:17:39 29.12 0.89 29.50
10 18/07/2011 14:17:42 29.12 0.89 29.50
Perbedaan antara suhu dari SHT11 dengan Termometer terjadi karena
modul yang dipakai adalah buatan sendiri. Sehingga membuat tingkat keakuratan
berkurang. Dibandingkan dengan modul asli dari produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian dan analisa dari “PROTOIPE ALAT
PENGUKUR SUHU DAN KELEMABABAN BERBASIS WEB”, didapat
suatu kesimpulan:
1. Telah dibuat alat pengukur suhu dan pengukur kelembaban yang ditampilkan
dalam website sebagai akses infomasi.
2. Telah dibuat program mikrokontroler yang dapat mendeteksi suhu udara dan
kelembaban udara.
3. Telah dibuat website dengan tampilan yang dapat menampilkan hasil dari
sensor pengukur suhu dan kelembaban.
5.2. Saran
Saran untuk prototype “PROTOIPE ALAT PENGUKUR SUHU DAN
KELEMABABAN BERBASIS WEB” sebagai pengembangan selanjutnya,
saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Digunakan lebih banyak output lagi, misal output berupa suara.
2. Digunakan lebih banyak lagi untuk inputan misal ada input sensor hujan.