Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...

26
?Em Pis " Prospek dan Tantangan Pengembangan Agribisnis Pulp dan Kertas pada Era nolabeling dan O"tono~ Daerah" Editor: Dr. Ir. Tungkot Sipayung, MS Dr. Ir. Rachmat Pambudy, NS Ir. Burhanuddin, MMA Ir. Frans Dabukke .. Ir. h i Muti Bertha Susila - @ tahun 2000 Diterbitkm oleh Pusat Studi P e m b m p m Instikt Perta:animBogor Layout Se~g oleh Burhanuddh Disain Sampul sleh Frans Dabukke dm Burhmuddh Dicetak oleh Pustaka Wirausaha Nluda

Transcript of Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...

Page 1: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...

? E m Pis

" Prospek dan Tantangan Pengembangan Agribisnis Pulp dan Kertas pada Era nolabeling

dan O"tono~ Daerah"

Editor: Dr. Ir. Tungkot Sipayung, MS Dr. Ir. Rachmat Pambudy, NS

Ir. Burhanuddin, MMA Ir. Frans Dabukke ..

Ir. h i Mut i Bertha Susila -

@ tahun 2000

Diterbitkm oleh Pusat Studi P e m b m p m Instikt Perta:anim Bogor

Layout S e ~ g oleh Burhanuddh

Disain Sampul sleh Frans Dabukke dm Burhmuddh

Dicetak oleh Pustaka Wirausaha Nluda

Page 2: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...

Pengantar Editor, haknlan iii

Keynote Speech "Otonomi Daerah dan Imglikasinya terhadap Pengembangan Agribisnis P d g dm Kertas & Indonesiaf', halanzan viii Prof. Dr. Ryas Rasyid, Menteri Negara Otonomi Daerah Republik Indonesia

Prospek dan Tantangan Pengembangan Industri Pulp dan Kerhs Indonesia Dalam Era Ekolabeling dan 0tonom.i Daerah, hala~natt 1 Dr. (f. Gatot [%nu Santosa, Dirjen Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia

Prospek dan Tantangan Pengernbangm Industri Pulp dan Kertas Indonesia Dalam Era Ekolabeling dim Otommi Daerah, halarnan 29 Prof. DR. F.G. Suraho, Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB

MelrPbangun Daya Saing Agribisnis Pulp d m Kertas Dalarn Era "Ekolabeling d m Otonomi Daerah, h k m a n 35 Prof. Dr. Bungaran Saragih, M.Ec., Kepala Pusat Studi Pembangunan IPB Dr. 1s. Tunghot Sipayung, Peneliti Senior Pusat Studi Pembangunan IPB

PSP - [ - IPR

Page 3: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...

,p?(><:,7..-,r, ,);j,.:~:;<: .I.. <if. .;. . .

.Pulp & Kertas

Membmgun Dayasaing Zndustri Pulp dan Kertas: Masalah Pasokan Bahan Baku Kayu, halaman 43 Dr. Ir. Hariadi )<., Deputi Pengendalian Kerusakan Lingkungan, BAPPEDAL

Diskusi Sesi Pertama, halanlatl55

Kemampuan Teknologi Pulp dan Kertas Mutakhir dalam Mewujudkan Suatu Green Industry, Izalaarna~z 72 IF. Sufrisno T. Sudi GO, Peneliti Senior Balai Besar Selulosa

Kernampuan Teknologi Pulp dan Kertas MutaWnir dalam Mewujudkm Suatu Green Industry, Izalarrzan 100 Nyoman Jaya kllisbra, PhD., Jurusan Teknologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Budidaya Tanaman Kayu Pulp, halanza~r 172 Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng, MF., Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB

Dukungan Pernbibitm dan Budidaya Tanaman Kayu Hutan untuk Pelestarian Industri Pulp dan Kertas, halarnan 120 Prof. Dr. Ir. Berni Hanipin Soeseno, Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM (r. Sukirna D. Prianto, Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan UGM

Dukungan Pembibitm dan Budidaya Tanaman Kayu Hutan untuk Pelestarian Industri Pulp d m Kertas, Izala?~zalt 136 Ir. Makmur Damanik, Manajer Penelitian dan Pengembangan PT Indorayon Utarna

Diskusi Sesi Kedua. halaman 149

Kesimpulan dan Rekomendasi, Ilala~~zatt 156

Daftar Hadir Seminar, IraZalrtall159

Biodata Singkat Pembicara dan Pembanding, halalnan 165

Page 4: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...

Ketegangan pemanfaatan sumberdaya alam seperti hutan telah lama tejadi dalam sejarah peradaban manusia modem. Pengagum pembangunan (deuelopmentalis'm) melihat hutan sebagai sumberdaya ekonomi yang harus dimanfaa&an untuk pembangunan ekonomi. Sementara pengagum fingkungan (enviuonmenlis'm) melihat hutan sebagai bagian "organ ktbuh alam" yang bila dieksploitasi akan merusak kesehbangan alam. Kemudian pengagum sosial (socialis'm) melihat pemanfataan hutan maupun pelestarian hutan mengabaikan hak-hak rakyat lokal.

Nampaknya, ketegangan antara ketiga kubu tersebut juga tejadi dalam perkembangan agribisnis pulp dan kertas, termasuk di Indonesia. Pengagurn pembangunan (termasuk pengusaha), melihat agribisnis pulp dan kertas sebagai salah satu "mesin ekonomi" yang menghasilkan kue ekonomi seperti kesempatan kerja dan berusaha, pendapatan, pajak, devisa negara dan lain-lain. Sementara pengagum lingkungan yang dimotori aktivitas llngkungan melihat kehadiran agribisnis pulp dan kertas sebagai perusak hutan dan lingkungan. Sedangkan pengagum sosial melihat kehadiran agribisnis pulp dan kertas sebagai kompetitor kesempatan ekonomi dan mengeksploitasi hak-hak rakyat lokal. Begitu kuatnya ketiga kubu tersebut, bukan hanya pada level pemikiran/paradigma, tetapi juga pada level aksi, sehingga konflik terbuka antar kubu acapkali tejadi.

Belakangan muncul ahan tengah-tengah yang dikenal dengan pengagurn pembangunan berkelanjutan (sustni~zable deuelopmentalis'm). ALiran tengah- tengah ini yang pendukungnya berasal dari ketiga kubu tersebut, mengintemalisasi kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial ke dalam kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam (hutan) termasuk agribisnis pulp dan kertas. Aspek ekonorni, lingkungan, sosial dijadikan value perusahaan agribisnis pulp dan kertas. Upaya memutus ketergantungan agribisnis pulp dan kertas pada hutan alam melalui pengembangan timber plantation,

Page 5: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...

mengupayakan secara terus menerus penyempurnaan teknologi terbersih (sh-ive cleaner technologzes) pada seluruh proses, dan mengintegrasikan agribisnis pulp dan kertas dengan ekonomi rakyat lokal melalui community development, diharapkan dapat membuat agribisnis pulp dan kertas menjadi warga masyarakat yang baik (to be good corporate citizen) yakni good dalam socio- performance, environmental performance maupun dalam economic-performance.

Bahwa kenyataan saat ini agribisnis pulp dan kertas masih jauh dari to be good corporafe cifizen tersebut, itulah fakta yang dapat diterima. Memang sebagai industri yang mash relatif baru di Indonesia (dibandingkan di negara lain), agribisnis pulp dan kertas masih memerlukan waktu untuk belajar. Meskipun demikian komitmen kearah tersebut sudah ada betapapun kecilnya. Pengembangan timber plantatio~z (seperti HTI), adanya R & D pada breeding tanaman kayu hutan terrnasuk kebun benih (nursenj), pelaksanaan cornrnunify development terlepas dari soal efektivitasnya, merupakan salah satu bentuk komitmen kearah tersebut. Bahkan kesediaan peIaku agribisnis pulp dan kertas untuk di kritik, d m mendiskusikan persoalannya juga menunjukkan komimen untuk itu. Persoalannya adalah bagaimana mempereepat proses yang ada, sehingga secegat mungkin mewujudkan to be good corporate citizen tersebut. Mempercepat proses tersebut bukan sekadar tuntutm ekalabehg dan otonomi daerah semata, melainkan bagian dari upaya membangun keunggulan bersaing agribisnis pulp dan kertas Indonesia di pasar internasional.

Barangkali hal-ha1 tersebutlah yang dapat ditarik sebagai benang rnerah dari makalah dan diskusi selama seminar yang disajikan dalam Buku Prosiding: PROSPEK DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PULP DAN KERTAS DALAM ERA EKOLABELING DAN OTONOMI DAERAM, ini.

Secara garis besar, inforrnasi yang demrkian dapat ditelusuri pada dua sesion utama. Sesi Perfama: membahas; Prospek dan Tantangan Industri Pulp dan Kertas Indonesia Dalam Era Ekolabeling dan Otonomi Daerah (Dr.Ir. Gatot Ibunusantosa dengan pembanding Prof.Dr. F.G. Suratmo); Membangun Daya Saing Agribisnis Pulp dan Kertas Dalarn Era Ekolabeling dan Otonorni Daerah (Prof.Dr.Ir. Bungaran Saragih, MEc dengan pembanding Dr.Ir. Hariadi Kartodihardjo). Sesi Medua: Kemampuan Teknologi Pulp dan Kertas Dalam mewujudkan Green Industry (Ir. Sutrisno T. Sudirdjo dengan pembanding Dr.Ir. Nyoman Wistara); Dukungan Pembibitan dan Budidaya Tanarnan Kayu Wutan untuk Pelestarian Industri Pulp dan Kertas (Prof.Dr.Ir. Rudy C. Tarumingkeng dan Prof.Dr.Ir. Oemi Mani'in Soeseno, dengan pembahas Ir. Makmur Damanik). Selain itu, setiap sesion dilengkapi dengan notulen diskusi antara panelis dengan peserta.

Prosiding seminar ini layak dan bermanfaat untuk dibaca oleh pengusaha agribisnis pulp dan kertas, rirnbawan, pengarnbil kebijakan (pemerintah baik pusat maupun daerah), mahasiswa, masyarakat pengguna kertas, aktivis

Page 6: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 7: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 8: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 9: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 10: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 11: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 12: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 13: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 14: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 15: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 16: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 17: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 18: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 19: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 20: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 21: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 22: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 23: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 24: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 25: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...
Page 26: Prospek dan Tantangan Pengembangan Era nolabeling Otono ...