Prosiding Seminar Nasional Geografirepository.unp.ac.id/14090/1/DEBI PRAHARA 2 YURNI SUASTI...
Transcript of Prosiding Seminar Nasional Geografirepository.unp.ac.id/14090/1/DEBI PRAHARA 2 YURNI SUASTI...
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Prosiding Seminar Nasional Geografi
2016, dengan Tema “Kecerdasan Spasial dalam Pembelajaran dan Perencanaan
Pembangunan”, dapat diterbitkan.
Tema tersebut dipilih, karena saat ini telah semakin intensif dan meluas
penggunaan informasi geospasial berupa Teknologi Penginderaan Jauh dan
Sistem Informasi Geografis (SIG), baik dalam pembelajaran maupun perencanaan
pembangunan yang pada intinya membutuhkan kecerdasan spasial. Oleh karena
itu, perlu dibangun kecerdasan spasial, salah satunya melalui kegiatan seminar.
Seminar Nasional Geografi 2016 dilaksanakan agar berbagai kalangan baik
peneliti, praktisi, dosen, guru, dan mahasiswa dapat bertukar pengalaman dan
wawasan dalam membangun kecerdasan spasial.
Kumpulan makalah dalam bentuk prosiding ini merupakan wujud
ketertarikan dari akademisi, praktisi dan mahasiswa untuk berkomunikasi dan
bertukar gagasan. Mudah-mudahan prosiding ini dapat disebarluaskan dan
dimanfaatkan, demi tercapainya peningkatan kecerdasan spasial di berbagai
kalangan. Terimakasih disampaikan kepada Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS
sebagai pemakalah kunci, Dr.rer.nat. Nandi, S.Pd, MT, M.Sc dan Prof. Dr. Syafri
Anwar, M.Pd sebagai pemakalah utama, selanjutnya para tamu undangan, dan
para peserta Seminar Nasional Geografi 2016. Ucapan terima kasih juga ditujukan
kepada Rektor Universitas Negeri Padang, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
seluruh panitia yang terdiri dari Dosen, Staf Administrasi dan Mahasiswa Jurusan
Geografi, serta pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah
membantu terselenggaranya seminar dan terwujudnya prosiding ini.
Semoga Allah SWT meridhai semua langkah dan perjuangan kita, serta
berkenan mencatatnya sebagai amal ibadah. Aamiin.
Padang, 19 November 2016
Ketua Pelaksana
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
Kecerdasan Spasial dalam Pembelajaran
dan Perencanaan Pembangunan
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI 2016
JILID 1. GEOGRAFI
Padang, 19 November 2016
Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI 2016
KECERDASAN SPASIAL DALAM PEMBELAJARAN DAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Editor:
Dra. Yurni Suasti, M.Si
Ahyuni, ST, M.Si
Penerbit:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka, Kampus UNP Air Tawar, Padang 25171
Telp./ Fax. (0751) 7055671
Email: [email protected] Web: http://fis.unp.ac.id
Buku ini diterbitkan sebagai Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 yang
diselenggarakan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, pada tanggal 19 November
2016
ISBN : 978-602-17178-2-0
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
DAFTAR ISI
JILID 1. GEOGRAFI Penulis Judul Hal
Hartono Pemanfaatan Kartografi Penginderaan Jauh dan
SIG dalam Peningkatan Kecerdasan Spasial untuk
Pembangunan
1
Nandi Kecerdasan Spasial dan Pembelajaran Geografi:
Pemanfaatan Media Peta, Penginderaan Jauh dan
SIG dalam Pembelajaran Geografi dan IPS
23
Syafri Anwar Pengembangan Instrumen Kecredasan Spasial
sebagai Alat Ukur Kemampuan Awal Siswa:
Aplikasi Instrumen Penilaian dalam Pembelajaran
Geografi
38
Iswandi Umar Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman
Pada Wilayah Rawan Banjir di Kota Padang
Provinsi Sumatera Barat
44
M. Aliman Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis
Spatial Thinking
58
Hendry Frananda Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografi di Bidang Kelautan
69
Ahmad Nubli Gadeng,
Epon Ningrum,
Mirza Desfandi
Mengembangkan Kecerdasan Spasial Melalui
Model Pembelajaran Games Memorization
Tournament
84
Ernawati Penginderaan Jauh dan Kecerdasan Spasial 97
Nofrion,
Ikhwanul Furqon,
Jeli Herianto
Penggunaan Media Prezi Sebagai Media
Pembelajaran Geografi Pada Materi Penginderaan
Jauh
105
Dukut Wido Utomo,
Fani Rizkian Julianti
Sistem Informasi Geografis untuk Memetakan
Kerentanan Pencemaran DAS Cikapundung
112
Rahmanelli Wujud Kecerdasan Spasial (Spatial Inteligence)
dalam Kajian Geografi Regional Dunia
128
Zeffitni Model Agihan Spasial Sistem Akuifer Cekungan
Air Tanah Palu Berdasarkan Pendekatan
Geomorfologi dan Geologi
143
Pitri Wulandari Meningkatkan Kecerdasan Spasial Melalui Model
Discovery Learning pada Materi Mitigasi Bencana
Sosial
154
Ahyuni Pengembangan Bahan Ajar Berfikir Spasial Bagi
Calon Guru Geografi
163
Supriyono Sistem Informasi Geografi untuk Pengendalian 176
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
Bencana Tanah Longsor di DAS Sungai Bengkulu
Febriandi Pemanfaatan Informasi Geospasial untuk
Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
188
Yuli Astuti Upaya Peningkatan Kecerdasan Spasial Peserta
Didik di sekolah Menegah Atas Melalui Teknologi
Sistem Informasi Geografi
198
Fevi Wira Citra Pembelajaran Geografi dalam Konsep Geo-Spasial 218
Azhari Syarief Pemanfaatan Teknologi Informas Geospasial
untuk Pemetaan Potensi Nagari dalam
Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan
(Studi Kasus Nagari Simarasok Kecamatan Baso
Kabupaten Agam)
223
Gracya Niken Nindya
Sylvia
Peran Kecerdasan Spasial Terhadap Hasil Belajar
Geografi Melalui Problem Based Learning Kelas
XII SMA Negeri 1 Belitung Kabupaten Oku Timur
231
Debi Prahara,
Yurni Suasti,
Ahyuni
Pengembangan Potensi Objek dan Rute Perjalanan
Ekowisata di Nagari Koto Alam Kecamatan
Pangkatan Koto Baru
242
T.Putri Tiara,
Revi Mainaki
Tingkat Kerentanan Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) di Kecamatan Cimahi
Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat Indonesia
253
Helfia Edial Analisis Spasial Daerah Rawan Longsor di
Sepanjang Jalur Transportasi Darat Padang Aro
Kabupaten Solok Selatan
269
Khoirul Mustofa Meningkatkan Kecerdasan Spasial Melalui Model
Pembelajaran Examples Non Examples dan Media
Peta
277
Muhammad Hanif,
Tommy Adam
Prediksi Dinamika Total Suspendended Sediment
dengan Algoritma Transformasi Citra untuk
Pengelolaan Perairan Kawasan Teluk Bayur dan
Bungus Teluk Kabung
288
Yudi Antomi Analisis Ketimpangan Regional di Provinsi Riau
Tahun 2007-2011
298
Widya Prarikeslan Variasi Musim dan Kondisi Hidrolik 309
Surtani Peran Serta Masyarakat dalam Pemanfaatan
Sumber Daya Alam Secara Efektif dan Efisien
320
Ratna Wilis Pola Sebaran Tanaman Pangan di Kabupaten
Tanah Datar
326
David Oksa Putra,
Rery Novio
Dampak Kerusakan Lingkungan Penambangan
Bijih Besi PT. Royalty Mineral Bumi di
Kenagarian Pulakek, Kecamatan Pauh Duo,
Kabupaten Solok Selatan
340
Sri Mariya Fenomena Mobilitas Sirkuler Penduduk (Ulak
Alik) ke Wilayah Bagian Utara Kota Padang
348
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
Provinsi Sumatera Barat
Affandi Jasrio Arahan Pemanfaatan Lahan di Kota Pariaman
Berbasis Sistem Informasi Spasial Geografi
356
Deded Chandra Penggunaan Radio Isotop dalam Bidang Hidrologi 366
JILID 2. PENELITIAN TINDAKAN KELAS Asli
Penerapan Model Pembelajaran Kuis Kartu
Bervariasi Pada Mata Pelajaran PKn untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas V
SDN 02 Koto Nopan Saiyo
371
Ali Udin
Upaya Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa
Melalui Metode CIRC Pada Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Kelas IX.5 SMPN 1 Panti
379
Bahrul
Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada
Pembelajaran IPA Melalui Penggunaan Model
Cooperative Learning Tipe Time Token di Kelas
IX.2 SMPN 1 Panti
385
Dermirawati
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Melalui Penerapan Media Gambar Berseri Pada
Pembelajaran Tematik di Kelas I Semester Januari-
Juni 2016 SDN 03 Koto Nopan Saiyo Kecamatan
Rao Utara
393
Ennida Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Menggunakan Model Pembelajaran Contextual
Teaching And Learning (CTL) di Kelas I.A SDN
03 Beringin Kecamatan Rao Selatan
401
Ety Herawati
Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui
Metode Example Non Example Dalam
Pembelajaran Tematik Di Kelas II SDN 10 Koto
Nopan Saiyo Kecamatan Rao Utara
408
Gusmiati
Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal
Teaching untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas V SDN 08 Lubuk Layang
Kecamatan Rao Selatan
416
Hodijah
Penerapan Model Pembelajaran Picture And
Picture untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Tematik di Kelas I.A
SDN 03 Beringin Kecamatan Rao Selatan
424
Nurmaini
Upaya Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam
Pembelajaran Tematik Pada Tema Selalu
Berhemat Energi Melalui Metode Example Non
Example Di Kelas IV.B SDN 01 Pauh Kurai Taji
431
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
Kecamatan Pariaman Selatan
Raisen Marjon Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa
Melalui Model Pembelajaran Talking Stick Pada
Mata Pelajaran PJOK di Kelas Vi.A SDN 03
Beringin Kecamatan Rao Selatan
438
Masniari
Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Melalui
Metode Cooperative Integrated Reading And
Comprehension (CIRC) Pada Pembelajaran IPS di
Kelas VII.5 SMPN 1 Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman
445
Saruddin
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pkn Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Comprehension (CIRC ) di Kelas IV Semester
Juli-Desember 2016 SDN 08 Lubuk Layang
455
Syafiar
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Co-
Op Co-Op Pada Mata Pelajaran Pkn Di Kelas IV.B
Semester Juli-Desember 2016 SDN 03 Beringin
Kecamatan Rao Selatan
463
Syukrina Hidayati
Penerapan Model Pembelajaran Group
Investigation untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas
V.A Semester Juli-Desember 2016 SDN 03
Beringin Kecamatan Rao Selatan
470
Yani Wati Ningsih
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran Example Non
Example Pada Pembelajaran IPA di Kelas VI.A
Semester Juli-Desember 2016 SDN 03 Beringin
Kecamatan Rao Selatan
478
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
242
PENGEMBANGAN POTENSI OBJEK DAN RUTE PERJALANAN
EKOWISATA DI NAGARI KOTO ALAM
KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU
Debi Prahara1, Yurni Suasti
2, Ahyuni
3
1Alumni Prodi Pendidikan Geografi,
2,3Staf Pengajar Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang-Padang, Sumatera Barat
e-mail: [email protected],
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi objek
berdasarkan kesesuaian lahan dan mengembangkan rute perjalanan
ekowisata di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru.
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif yang dilakukan secara
bertahap. Tahap pertama adalah partisipatory tourism apraisal, survei
lapangan dan analisis kesesuaian lahan yang berpotensi sebagai objek
ekowisata. Kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan rute
perjalanan wisata. Penelitian ini menemukan terdapat 13 objek yang
dapat dijadikan sebagai objek ekowisata, dengan kriteria pada
umumnya adalah sesuai dikembangkan untuk objek ekowisata. Ketiga
belas objek tersebut dapat di bentuk ke dalam empat rute, sekaligus
empat kawasan ekowisata di Negari Koto Alam Kecamatan Pangkalan
Koto Baru.
Kata Kunci: Potensi Ekowisata, Rute Perjalanan Wisata
PENDAHULUAN
Nagari Koto Alam merupakan salaha satu nagari yang berada di wilayah
administrasi Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Nagari ini mempunyai potensi
alam yang menarik dengan unsur-unsur lensekap yang beragam seperti adanya
pemandangan alam, air terjun, lembah dan lain-lain, serta kondisi hutan yang
sangat alami. Daerah ini juga merupakan salah satu daerah yang dilalui oleh garis
khatulistiwa sehingga daerah ini makin unik. Selain itu, Nagari Koto Alam yang
berada di jalur jalan raya negara lintas Sumatera bagian timur yang
menghubungkan antara Sumatera Barat dan Riau. Dengan kondisi alam yang
demikian, daerah ini sebenarnya sangat berpotensi dijadikan sebagai salah satu
daerah destinasi ekowisata di bagian utara Provinsi Sumatera Barat.
Saat ini kawasan-kawasan yang baru dilirik dan dikembangkan untuk
kegiatan ekowisata di Sumatera Barat selain Mentawai adalah kawasan-kawasan
di bagian selatan dan tengah, seperti Kawasan Mandeh, Kawasan Nyarai,
Kawasan Bukik Cambai, Kawasan Ngarai Sianok, dan lain-lain.
Dikembangkannya kawasan-kawasan ini, terutama bagian selatan Sumatera Barat
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
243
sebagai kawasan ekowisata sudah cukup banyak menarik para wisatawan baik
lokal maupun mencanegara, untuk berkunjung ke daerah tersebut. Disisi lain,
kawasan yang lebih dulu berkembang dalam bidang kepariwisataan di Sumatera
Barat sebagaimana juga disebutkan di atas adalah kawasan wisata yang terdapat di
bagian tengah, yakni Bukittinggi dan sekitarnya yang lebih fokus pada kegiatan
rekreasi dan budaya. Kawasan ini masih berpotensi dipadukan pengembangannya
dengan tema ekowisata sebagaimana yang sudah dikembangkan pada bagian
selatan. Disinilah perlunya titik fokus pengembangan potensi ekowisata dan rute
perjalanan wisata di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Artinya
dengan memanfaatkan rute perjalanan wisata yang telah ada (Bukittinggi dan
sekitarnya), pengembangan kawasan ekowisata di Nagari Koto Alam Kecamatan
Pangkalan Koto Baru sudah memiliki pasar yang jelas. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penawaran perpanjangan lama tinggal para wisatawan melalui promosi
kawasan-kawasan ekowisata baru tersebut.
Ekowisata secara konseptual menurut Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata Republik Indonesia (2003) dapat didefinisikan sebagai suatu konsep
pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-
upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada
masyarakat dan pemerintah setempat. Dalam konteks yang senada Suprayitno
(2008) menyatakan bahwa ekowisata adalah suatu model pengembangan wisata
alam yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah yang
dikelola secara alami di mana tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam
juga melibatkan unsur pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi serta
peningkatan pendapatan masyarakat setempat.
Ekowisata juga dapat dilihat sebagai suatu produk. Sebagai suatu produk
ekowisata didefinisikan sebagai kesatuan konsep dari produk yang tangible
(sumberdaya, atraksi, fasilitas, dan infrastruktur) maupun intangible (jasa
pelayanan fungsi dan kegiatan) yang memberikan nilai kepada wisatawan/ turis.
Secara umum produk ekowisata meliputi sumberdaya alam, atraksi, fasilitas,
infrastruktur, jasa, pandangan/ imej, dan simbol dari suatu nilai budaya yang
menawarkan manfaat yang menarik kepada kelompok konsumen untuk
memuaskan mereka sesuai dengan motivasi dan harapan mereka terkait dengan
penggunaan leisure time.
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan, dalam
pengembangan produk ekowisata ada tiga elemen kunci produk yang harus
dipertimbangkan, yakni: mengembangkan produk yang unik, asli, dan produk
yang dapat dikelola secara berkelanjutan. Melakukan pengembangan ketiga
elemen tersebut menurut Rusdianto (2011), perlu dilakukan langkah-langkah
berikut: (1) Identifikasi sumberdaya yang akan ditata sebagai sebuah produk, (2)
Identifikasi produk yang sudah ada dan potensial produk yang akan
dikembangkan, (3) Pengembangan produk-produk baru, (4) Pengembangan dan
pembangunan "pintu masuk, zona tujuan dan rute perjalanan masyarakat, (5)
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
244
Pengembangan paket produk yang paling tepat, dan (6) Pengembangan hubungan
dan jaringan industri lain, seperti layanan informasi.
Selanjutnya menurut Rusdianto, ada tiga bentuk lokasi yang dapat
dikembangkan menjadi atraksi ekowisata yakni: (1) Lokasi atraksi alam (natural
sites attractions) seperti topografi, iklim, sumberdaya air, satwa liar, vegetasi,
areal perlindungan, dan lokasi tertentu yang mempunyai ciri khusus yang
mengagumkan bagi wisatawan; (2) Lokasi perubahan alam yang dibedakan
dengan atraksi alam karena memiliki sifat tertentu yang dapat dijadikan sebagai
atraksi, termasuk fenomena alam yang terjadi pada musim tertentu. Contoh:
migrasi burung-burung yang merupakan suatu ilustrasi atraksi yang sangat bagus
pada musim tertentu; proses letusan gunung; (3) Lokasi atraksi budaya (cultural
site attractions) merupakan salah satu atraksi ekowisata yang juga dapat
dikembangkan, antara lain tempat-tempat peninggalan zaman dahulu seperti
tempat peninggalan zaman batu, zaman industrialisasi, zaman kontemporer, dan
lain sebagainya.
Pengembangan pariwisata harus direncanakan secara baik, karena tanpa
adanya rencana yang matang, dikhawatirkan pariwisata sebagai suatu industri
akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan. Perencanaan
pembangunan sektor pariwisata di suatu daerah dibutuhkan ketersediaan data dan
informasi yang memadai, karena data dan informasi merupakan dasar dari suatu
perencanaan yang baik. Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam menyusun
rencana strategis sektor pariwisata di suatu daerah dapat berupa analisis potensi
dan daya tarik objek wisata.
Potensi ekowisata merupakan potensi ekologis, sosial dan budaya. Potensi
ini akan menjadi daya tarik ekowisata yang mendukung konservasi lingkungan,
dan budaya yang ada di kawasan ekowisata. Daya tarik ekowisata bisa berupa
daya tarik alam berupa hutan, sungai, danau, pantai serta meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Potensi objek ekowisata
merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh lokasi atau objek dipermukaan bumi
yang dapat dikembangkan menjadi objek ekowisata dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tersebut berupa analisis kesesuaian lahan untuk lokasi
ekowisata dengan beberapa Indikator yang terdiri dari, indikator kekritisan lahan,
indikator aksesibilitas, indikator topografi/ kemiringan lereng, indikator dukungan
masyarakat, indikator ketersediaan sumber air, indikator keamanan, dan indikator
konflik kepentingan.
Berdasarkan pembahasan tentang kondisi real dan pengembangan ekowisata
di atas, dikemukakan tujuan penelitian ini sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan
daya tarik kawasan ekowisata di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto
Baru, dan (2) Mengembangkan rute perjalanan potensi ekowisata di Nagari Koto
Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru.
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
245
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif terhadap pengembangan
potensi ekowisata yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah
partisipatory tourism apraisal dan survei lapangan untuk menentukan objek dan
beberapa indikator kesesuaian lahan, serta rute perjalanan wisata. Kesuaian lahan
ditetapkan mengacu pada Dokumen Pengembangan wisata TAHURA (dalam
Riyanto, 2014) yang menggunakan tujuh indikator seperti pada Tabel 1. Terakhir
adalah membentuk rute perjalanan wisata sekaligus kawasan ekowisata serta
perencanaan perjalanan ekowisata (tourism plan).
Tabel 1. Panduan Analisis Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Ekowisata
N
O INDIKATOR Data
Sumber
Data Kategori Skor
Bobo
t
Range
Nilai
(6x7)
1 2 3 4 5 6 7 8
1
Kekritisan
Lahan
Peta Sebaran Lahan Kritis
BPDAS
KUANTAN
1. Tidak Kritis
2. Agak Kritis
3. Kritis
3
2
1
15
15-45
2
Aksesibilitas
Waktu Tempuh,
Kondisi Jalan
Jarak Dari Pemukiman
Penduduk
Observasi
1.mudah
dijangkau
2. agak sulit
dijangkau
3. sulit dijangkau
3
2
1
15
15-45
3
Topografi/kemi
ringan Lereng
Peta Kemiringan Lereng
BAPPEDA
1.0-15%
2. 15-30%
3. > 30%
3
2
1
10
10-30
4
Dukungan
Masyarakat
Pemilik Lahan di lokasi
Pemilik Tanah Adat
Pemerintah Nagari
Wawancara
1. Mendukung
2. Kurang
Mendukung
3. Tidak
Mendukung
3
2
1
20
20-60
5
Ketersediaan
Sumber Air
Ketersediaan Air Bersih
Kondisi Das
Observasi
1. Baik
2. Kurang Baik
3. Tidak Baik
3
2
1
15
15-45
6
Keamanan
Tingkat Bahaya Lokasi
Observasi
1. Aman
2. Kurang Aman
3. Tidak Aman
3
2
1
15
15-45
7
Konflik
Kepentingan
Perencanaan Nagari
Wawancara
kantor Wali
Nagari
1. Sesuai dengan
perencanaan
Nagari
2. Kurang Sesuai
dengan
Perencanaan
Nagari
3. Tidak Sesuai
Dengan
Perencanaan
Nagari
3
2
1
10
10-30
Sumber: Dokumen Pengembangan wisata Tahura (2013, dalam Riyanto, 2014)
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
246
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Objek Ekowisata di Nagari Koto Alam
Berdasarkan observasi lapangan dan dan teknik partisipasi masyarakat
dalam pengembangan kepariwisataan (partisipatory tourism apraisal) didapatkan
13 objek ekowisata di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru, yakni
Tugu Sakido Mura, Panorama Bukik Lawa, Panorama Selat Malaka, Puncak
Paninjawan, Batu Tali Ayam, Batu Badukong, Puncak Kampaan Langik, Sosa
Kumbang Balayie, Lubuk bulan, Lubuk Panyabogangan uso, Lubuk Buntoa, Ai
Masin, dan Lubuk Panjang. Berdasarkan analisis masing-masing potensi objek
dapat digambarkan klasifikasi kesesuaian lahan untuk objek ekowisata di Nagari
Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru dengan berpedoman pada FAO
(1994).
Tabel 2. Kesesuaian Lahan Objek Ekowisata di Kawasan Nagari Koto Alam
Kecamatan Pangkalan Koto Baru
No
Indikator LK AK TOP DM KSA KA KK
T PKL K Bobot 15 15 10 20 15 15 10
Nama Objek Bobot X Skor
1 Tugu Sakido Mura 30 45 10 60 45 30 30 250 83.3 SS
2 Panorama Bukik Lawa 15 45 10 60 45 30 20 225 75.0 S
3 Panorama Selat malaka 15 45 10 60 45 45 10 230 76.7 S
4 Puncak Paninjawan 15 30 10 60 30 30 20 195 65.0 S
5 Batu Tali Ayam 15 30 10 60 45 30 20 210 70.0 S
6 Batu Badukong 30 30 10 60 45 30 10 215 71.7 S
7 Kampaan Langik 45 30 10 60 45 45 10 245 81.7 S
8 Sosa Kumbang Balayie 15 30 10 60 45 30 20 210 70.0 S
9 Lubuk Bulan 15 30 10 60 45 30 20 210 70.0 S
10 Lubuk Panyabogangan Uso 15 30 10 60 45 30 20 210 70.0 S
11 Lubuk Buntoa 15 30 10 60 45 30 20 210 70.0 S
12 Ai Masin 45 30 10 60 45 30 20 240 80.0 S
13 Lubuk Panjang 45 30 10 60 45 30 20 240 80.0 S
Kesesuaian Lahan Rata-Rata 74.1 S
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016
Keterangan
LK : Kekritisan Lahan KSA : Ketersediaan Sumber Air
KK : Konflik Kepentingan PKL : %Kesesuaian Lahan
DM : Dukungan Masyarakat TOP : Topografi
K : Klasifikasi
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
247
Berdasarkan perolehan skor dan persentase kesesuaian lahan masing-masing
objek ekowisata yang ada di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru
dapat disimpulkan bahwa 13 objek yang ada di Nagari Koto Alam Kecamatan
Pangkalan Koto Baru berada pada kategori sesuai. Sehingga semua objek tersebut
sesuai untuk dikembangkan sebagai objek ekowisata di Nagari Koto Alam
Kecamatan Pangkalan Koto Baru.
Rute Perjalanan Wisata di Nagari Koto Alam
Rute perjalanan wisata dikembangkan berdasarkan kedekatan lokasi objek
yang sudah diidentifikasi. Dari ketiga belas objek ekowisata yang ada tersebut
maka dibentuk empat rute perjalanan wisata di Nagari Koto Alam, yang akhirnya
membentuk kawasan-kawasan ekowisata, yaitu: (1) Rute Jalan Raya Negara, (2)
Rute Sawa Lowe, (3) Rute Bukik Cawan, dan (4) Rute Koto Lamo.
Gambar 1. Rute Jalan Raya Negara
1. Rute Jalan Raya Negara
Rute Jalan Raya Negara menghubungkan tiga objek melalui rute primer jalan
raya negara. Objek yang terhubung pada rute ini yaitu Tugu Sakido Mura,
Panorama Bukik Lawa, dan Panorama Selat Malaka. Di dalam rute ini dapat
di rencanakan kegiataan wisata yaitu melihat dan menikmati keindahan alam,
fotografi, wisata sejarah dan pengamatan titik kulminasi matahari pada waktu
tertentu.
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
248
Gambar 2. Objek Ekowisata Tugu Khatulistiwa dan Panorama Bukik Lawa
2. Rute Sawa Lowe
Rute Sawa Lowe menghubungkan tiga objek melalui Rute Primer Jalan Raya
Negara, Rute Sekunder Jalan Pertanian, dan Rute Tersier Jalur Tracking.
Objek yang terhubung pada rute ini yaitu Batu Badukong, Batu tali Ayam, dan
Puncak Paninjawan. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada rute ini yaitu
melihat dan menikmati keindahan alam fotografi wisata sejarah tracking.
Gambar 3. Rute Sawa Lowe
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
249
Gambar 4. Objek Ekowisata Batu Badukong dan Puncak Paninjawan
3. Rute Bukik Cawan
Rute Bukik Cawan Menghubungkan 1 objek melalui Rute Primer Jalan Raya
Negara, Rute Sekunder Jalan Pertanian, dan Rute Tersier Jalur Tracking.
Objek yang terhubung pada rute ini yaitu Puncak Kampaan Langik. Kegiatan
wisata yang dapat dilakukan pada rute ini yaitu melihat dan menikmati
keindahan alam, fotografi, bird watching, tracking, pengamatan flora dan
fauna.
Gambar 5. Rute Bukik Cawan
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
250
Gambar 6. Objek Ekowisata Puncak Kampaan Langik dan Jalur Menuju Objek
Puncak Kampaan Langik
4. Rute Koto Lamo
Rute Koto Lamo menghubungkan enam objek melalui Rute Primer Jalan Raya
Negara, Rute sekunder Jalan Pertanian, dan Rute Tersier Jalur Tracking.
Objek yang terhubung pada rute ini yaitu Sosa Kumbang Balayie, Lubuk
Bulan, Lubuk Panyaboganagn Uso, Lubuk Buntoa, Ai Masin dan Lubuk
Panjang. Melihat dan menikmati keindahan alam, fotografi, bird watching,
tracking, pengamatan flora dan fauna, wisata sejarah, memancing,
penelusuran sungai, mengamati fenomena unik air masin, dan penelusuran
sungai.
Gambar 7. Rute Koto Lamo
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
251
Gambar 8. Objek Ekowisata Sosa Kumbang Balayie dan Lubuk Panjang
Tabel 3. Perencanaan Perjalanan Wisata di Kawasan Nagari Koto Alam No Rute Nama
Rute
Lama
wisata
Objek Kegiatan
1
Primer
Jalan Provinsi
Rute Jalan
Raya
Negara
< 1 Hari
1. Tugu Sakido Mura
2. Panorama Bukik
Lawa
3. Panorama Selat
Malaka
1. Melihat dan menikmati
Keindahan Alam
2. Fotografi
3. Wisata sejarah
4. Pengamatan titik kulminasi
matahari pada waktu tertentu
2
Primer
Jalan Raya
Nagari
Sekunder
Jalan
Pertanian
Tersier
Jalur Tracking
Rute Sawa
Lowe
1 Hari
1. Batu Badukokng
2. Batu Tali ayam
3. Puncak Paninjawan
1. Melihat dan menikmati
Keindahan Alam
2. Fotografi
3. Wisata sejarah
4. Tracking
3
Primer
Jalan Raya
Nagari
Sekunder
Jalan
Pertanian
Tersier
Jalur Tracking
Rute
Bukik
Cawan
1 Hari
Puncak Kampaan
Langik
1. Melihat dan menikmati
keindahan Alam
2. Fotografi
3. Bird Watching
4. Tracking
5. Pengamatan Flora dan Fauna
4
Primer
Jalan Raya
Nagari
Sekunder
Jalan
Pertanian
Tersier
Jalur Tracking
Rute Koto
Lamo
1 Hari
1. Pemandian Alam
Koto Lamo
2. Ai Masin
3. Lubuk Panjang
4. Lubuk Bunta
5. Lubuk
Panyabogangan Uso
6. Lubuk Bulan
7. Sosa Kumbang
Balayie
1. Melihat dan menikmati
keindahan alam
2. Fotografi
3. Bird watching
4. Tracking
5. Pengamatan flora dan fauna
6. Wisata sejarah
7. Memancing
8. Penelusuran sungai
9. Mengamati fenomena unik ai
masin
10. Penelusuran Sungai
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016
Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang Padang, 19 November 2016
252
Dari keempat rute perjalanan wisata tersebut, dapat dirumuskan perencanaan
perjalanan wisata di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Koto Baru yang
meliputi rute, lama tinggal, objek yang bisa dikunjungi, dan kegiatan yang dapat
dilakukan di masing-masing kawasan yang terbentuk seperti pada Tabel 3.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daerah Sumatera
Barat mempunyai beragam objek ekowisata. Prioritas pengembangan potensi
objek ekowisata dapat dilakukan dengan memanfaatkan pusat kegiatan wisata
yang telah ada dan mempertimbangkan jalur transportasi yang sudah ada.
Berdasarkan potensi objek ekowisata yang dimiliki maka Nagari Koto Alam
Kecamatan Pangkalan Koto Baru dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan
kawasan ekowisata bagian timur laut dengan menyatukan beberapa objek yang
berdekatan dari segi lokasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2003. Ekowisata
Prinsip dan Kriteria. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik
Indonesia dan Indecon: Jakarta.
Riyanto, Dk. 2014. Analisis Pembangunan Ekowisata di Kawasan Taman Hutan
Raya Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Pada Blok
Pembangunan Wisata Ngata Baru Kabupaten Sigi. Jurnal Warta Rimba
Vol. 2 No. 1. Universitas Tadaluko: Palu
Rusdianto, Wahju. 2011. Pengembangan Atraksi Ekowisata.
http://wakatobinationalpark.com. Diakses pada 30 juni 2015.
Suprayitno. 2008. Teknik Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Bahan
Bacaan. Pusat Diklat Kehutanan: Bogor