PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN...

134
PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN KANTOR PUSAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: AGHNAITA SUWANDA NIM. 11140251000067 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442H/ 2020M

Transcript of PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN...

Page 1: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN

PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

KETENAGAKERJAAN KANTOR PUSAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

AGHNAITA SUWANDA

NIM. 11140251000067

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1442H/ 2020M

Page 2: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020
Page 3: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020
Page 4: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Aghnaita Suwanda

NIM : 11140251000067

Judul Skripsi : Proses Penyusutan Arsip Dinamis pada Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Pusat

Ujian Skripsi : 12 Februari 2020

Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar dari Tim Penguji

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) pada Program Studi

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta,11 Mei 2020

Tanda Tangan

Tanggal

1. Ketua Sidang : Siti Maryam, M.Hum

NIP. 19700705 199803 2 002

12-05-2020

2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si

NIP. 19710530 199903 1 003

29-05-2020

3. Pembimbing : Mukmin Suprayogi, M.Si

NIP.196203011999031001

12-05-2020

4. Penguji I : Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum

NIP. 19780621 201101 1 004

5. Penguji II : Nurul Hayati,M.Hum

NIDN. 201458102 11-05-2020

Page 5: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

i

ABSTRAK

Aghnaita Suwanda (NIM. 11140251000067). Proses Penyusutan Arsip Dinamis

pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor

Pusat. Di bawah bimbingan Mukmin Suprayogi, M.Si. Program Studi

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2020.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penyusutan arsip dan

mengetahuiupaya dalam mengatasi kendala penyusutan arsip yang dilakukan di

BPJS Ketenagakerajaan Kantor Pusat. Jenis pendekatan penelitian ini

menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan

penelitian ini mengungkapkan bahwa unit kearsipan BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat dalam proses penyusutan arsip dinamis inaktifmenggunakan JRA

sebagai pedoman yang digunakan. Hal tersebut sudah dibuktikan dengan

pelaksanaan pemindahan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif sesuai dasar

hukum yang berlaku yang dituangkan ke dalam PERDIR 20/08/2018 tentang

jadwal retensi arsip di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan. Adapun kendala dalam

pelaksanaan penyusutan arsip dinamis seperti Sumber Daya Manusia dalam

pemahaman yang berbeda-beda dalam proses klasifikasi arsip sehingga

menyebabkan kebingungan dalam menentukan masa rentensi arsip, kendala lain

seperti kurangnya fasilitas penyimpanan arsip yang menyebabkan unit kearsipan

mengharuskan mengeluarkan uang untuk menyewa ruangan penyimpanan arsip.

Upaya yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat dalam mengatasi

kendala tersebut dengan pembinaan dan sosialisasi terhadap kompetensi tim

penilai kemudian memperbaiki proses penciptaan arsip dengan pedoman yang

sudah ada selanjutnya pembuatan JRA yang dituangkan ke dalam PERDIR

20/08/2018 yang dapat mengatasi kendala kurangnya tempat penyimpanan arsip.

Kata Kunci : Arsip Dinamis, Penyusutan Arsip, Pusat Arsip, BPJS

Ketenagakerjaan

Page 6: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

ii

ABSTRACT

Aghnaita Suwanda (NIM. 11140251000067). Dynamic Archive Depreciation

Process at the Head Office Social Security Managing Agency. Under the

guidance of Mukmin Suprayogi, M.Sc. Library of Science Study Program

Faculty of Adab and Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta 2020.

The purpose of this study was to determine the process of depreciation of records

and determine efforts to overcome the constraints of archival shrinkage carried

out at the Central Office BPJS. This type of research approach uses the case study

method with a qualitative approach. Data collection is done by observation,

interview, and documentation. The findings of this study revealed that the Central

Office BPJS Manpower filing unit in the process of inactivating dynamic archive

depreciation used JRA as the guideline used. This has been proven by the

implementation of dynamic inactive archive transfer and destruction in

accordance with the applicable legal basis as outlined in PERDIR 20/08/2018

regarding records retention schedule in the BPJS Employment environment. As

for the constraints in the implementation of dynamic archive depreciation such as

Human Resources in different understandings in the classification process of the

archive, causing confusion in determining the period of archive retention, other

constraints such as the lack of archival storage facilities that cause archival units

require spending money to rent the archive storage room. Efforts made by the

Central BPJS Employment Office in overcoming these obstacles by fostering and

socializing the competency of the assessment team then improve the process of

creating records with existing guidelines and then making JRA as outlined in

PERDIR 20/08/2018 which can overcome the constraints of lack of storage files.

Keywords: Dynamic Archive, Archive Depreciation, Archive Center, Employment

BPJS.

Page 7: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, penulis haturkan puji dan syukur yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul ―Proses Penyusutan Arsip

Dinamis Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor

Pusat‖ dapat selesai dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Hal

tersebut didasari pada keterbatasan waktu, tenaga, maupun pengetahuan dari diri

penulis. Akan tetapi penulis berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan

yang terbaik kepada pembaca khususnya Program Studi Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan

ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, Lc, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Prof. Drs. Saiful Umam, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Amir Fadhilah, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 8: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

iv

5. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis yang

telah meluangkan waktu, tenanga, dan pikirannya untuk membantu

mengarahkan, dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah

memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Pihak unit kearsipan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat, Khususnya Bapak

Muhammad Reza, Muhammad Awaluddin, dan Triyanto selaku penata muda

kearsipan BPJS Ketenagakerjaan yang telah bersedia memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di unit kearsipan

BPJS Ketengakerjaan Kantor Pusat.

8. Orangtua penulis, Bapak Adang Rusdiana dan Ibu Isniyarmi yang tidak

pernah lupa untuk memberikan doa dan nasihat sehingga menimbulkan

semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak dan adik penulis, Aggy Panca Suwanda, Astri Aulia Suwanda, dan Al-

Faizal Suwanda yang selalu memberikan semangat dalam meyelesaikan

skripsi ini.

10. Kerabat penulis, Anik Riani yang selalu mendukung penulis secara moral

maupun materil.

11. Kepada para sahabat, Abil Ramandha,Arum Fakhriyah, Silmi Kaffah,

Marisya Ningrum,Chairul Fatah, Mega Budi Aditya,Rizky Maulana, Briliani

Nur Fikri, Lila Safitri, Ingrid Shela Devina, Faisal Ahmad Faqihuddin, Irwina

Savitri. Terimakasih selalu memberikan bantuan, semangat, doa, dan

motivasi kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

Page 9: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

v

12. Kepada seluruh teman-teman Prodi Ilmu Perpustakaan dan angkatan 2014,

khususnya teman seperjuangan di kelas B angkatan 2014 yang tidak dapat

disebut satu persatu. Terimakasih telah banyak memberi bantuan serta

masukan dalam menyelesaikan tugas kelas, serta telah mau berbagi suka dan

duka selama 4 tahun ini.

13. Terimakasih untuk semua pihak yang telah banyak membantu dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Hanya do’a dan ucapan terima kasih yang dapat

penulis sampaikan. Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan kalian.

Aamiin Yaa robbal’alamiin.

Demikian dengan penyusunan skripsi ini tentu saja masih banyak

kekurangan dan kekelirua, maka sudah sepantasnya skripsi ini butuh masukan

berupa kritik dan saran yang bersifat membangun. Dengan demikian, diharapkan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Jakarta, 11 Januari 2020

Aghnaita Suwanda

Page 10: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

D. Definisi Istilah ................................................................................................. 8

E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR ....................................................................... 11

A. Konsep Pemahaman Arsip ............................................................................ 11

1. Arsip ........................................................................................................... 11

2. Arsip Dinamis ............................................................................................ 12

3. Arsip Dinamis Inaktif ................................................................................. 14

4. Manajemen Arsip Dinamis ........................................................................ 16

5. Arsip Sebagai Sumber Informasi ............................................................... 19

B. Penyusutan Arsip .......................................................................................... 25

1. Definisi Penyusutan Arsip ......................................................................... 25

2. Tujuan dan Manfaat Penyusutan ................................................................ 29

3. Prosedur Penyusutan Arsip ........................................................................ 31

C. Jadwal Retensi Arsip ..................................................................................... 36

1. Definisi JRA ............................................................................................... 36

2. Tujuan dan Manfaat JRA ........................................................................... 37

3. Pedoman penetapan JRA............................................................................ 40

D. Pusat Arsip .................................................................................................... 42

E. Dasar Hukum Arsip....................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 47

Page 11: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

vii

A. Jenis dan Pendekatan..................................................................................... 47

B. Kriteria Informan .......................................................................................... 48

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 49

1. Data Primer ................................................................................................ 49

2. Data Sekunder ............................................................................................ 51

D. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 52

E. Variabel dan Indikator Penelitian.................................................................. 53

F. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 54

G. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 56

A. Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan ..................... 56

1. Sejarah ........................................................................................................ 56

2. Visi Misi ..................................................................................................... 59

3. Struktur Organisasi .................................................................................... 59

4. Letak Geografis .......................................................................................... 60

B. Hasil Penelitian ............................................................................................. 60

1. Proses Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusat ........................................................................................................... 61

2. Upaya Mengatasi Kendala dalam Proses Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif

di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat ..................................................... 72

C. Pembahasan ................................................................................................... 76

1. Proses Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat ............................................................................................... 76

2. Upaya Mengatasi Kendala dalam Proses Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif

di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat ..................................................... 84

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 87

A. Kesimpulan ................................................................................................... 87

B. Saran .............................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 12: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Direktorat Utama ............................................... 58

Page 13: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Nama Informan ........................................................................... 48

Tabel 3.2 Waktu Penelitian .................................................................................... 53

Page 14: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi kini semakin berkembang pesat dan

sangat mempengaruhi kemajuan suatu instansi, baik pemerintah maupun

swasta. Semua kegiatan yang dilakukan oleh instansi pasti membutuhkan

informasi. Informasi menjadi sebuah kebutuhan yang mutlak harus terpenuhi

sebagai pendukung pekerjaan yang dilakukan oleh suatu instansi. Salah satu

informasi yang sangat penting bagi suatu instansi ialah rekaman dari kegiatan

instansi itu sendiri, rekaman tersebut termasuk ke dalam arsip. Arsip memiliki

berbagai fungsi salah satu di antaranya ialah menyediakan informasi bagi

pemakainya.

Secara umum arsip merupakan keseluruhan dari bentuk informasi

yang terekam dalam berbagai media. Sebagai rekaman informasi dari setiap

kegiatan administrasi suatu instansi arsip akan terus berkembang seiring

dengan semakin kompleksnya fungsi dan tugas instansi. Selama instansi

masih melaksanakan fungsinya selama itu pula arsip akan tercipta dengan

sendirinya. Dengan begitu dapat kita lihat kaitannya arsip dengan instansi

penciptanya.

Permasalahannya ialah semakin banyak terciptanya arsip akan

berdampak pula pada penumpukan arsip yang semakin menggunung. Dari

hari ke hari arsip yang tercipta akan membuat sesak pada ruangan kerja jika

tidak adanya pengelolaan. Secara tidak sengaja arsip yang menumpuk

Page 15: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

2

tersebut membutuhkan manajemen dan pengelolaan arsip yang baik dari

mulai awal terciptanya arsip hingga penyusutan arsip itu sendiri.

Untuk mempermudah kegiatan dalam manajemen kearsipan,

mengurangi jumlah volume arsip pada suatu instansi arsip tersebut harus

dikendalikan dengan cara penyusutan arsip. Menurut Undang-Undang No.43

Tahun 2009 pasal 40 ayat (4): Pengelolaan arsip dinamis adalah untuk

mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien dalam

penciptaan arsip membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi

arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.1

Penyusutan arsip perlu dilakukan namun sebelum melakukan kegiatan

penyusutan arsip terlebih dahulu melakukan penilaian pada arsip-arsip

dinamis mana yang memiliki nilai guna dan perlu disimpan serta berapa lama

arsip dinamis tersebut perlu disimpan. Setelah dilakukan proses penilaian

hasilnya ialah menentukan jadwal retensi arsip dan pemusnahan arsip

dinamis inaktif dimana tujuan akhirnya ialah mengurangi volume arsip,

penyelamatan arsip dan juga optimalisasi pendayagunaan informasi arsip.

Esensi dari penyusutan arsip ialahproses temu kembali arsip yang

lengkap, cepat dan akurat dengan cara mengelola arsip sesuai dengan asas

penyimpanan arsip sehingga pada instansi yang bersangkutan terdapat

pengelolaan arsip secara efisien. Semua arsip tersebut yang masih memiliki

nilai guna yang terkait dengan fungsi instansi yang bersangkutan.

Dalam Undang-Undang No.43 tahun 2009 tentang kearsipan pasal 49

yang dimaksud dengan penyusutan meliputi dengan cara pemindahan arsip

1Indonesia, ―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tenteng Kearsipan,‖

2009, h.27,

https://www.kpk.go.id/images/pdf/uu%20pip/UU_No_43_Tahun_2009_Kearsipan.pdf.

Page 16: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

3

inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang telah

habis retensinya dan tidak memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan penyerahan arsip statis oleh pencipta

arsip unit kerarsipan kepada lembaga kearsipan.2

Dalam melakukan penyusutan arsip, setiap instansi harus memiliki

jadwal retensi arsip untuk menentukan masa retensi arsip. Jadwal retensi arsip

sangat mendukung dalam pengelolaan arsip. Karena dengan adanya jadwal

retensi arsip dapat mempermudah pekerjaan untuk mengetahui arsip mana

yang akan disimpan dalam jangka waktu panjang dan arsip mana yang yang

akan disimpan dalam jangka waktu singkat serta mengetahui berapa lama

arsip disimpan dan kapan arsip harus dimusnahkan.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Pusat

yang selanjutnya akan disebut BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat memiliki

berbagai jenis arsip yang dikelola. Pengelolaan tersebut sangat penting guna

memberikan informasi yang lengkap, cepat dan akurat. Hal tersebut

dibutuhkan karena mengingat peranan arsip sebagai proses penyajiaan

informasi saat pengambilan keputusan dan merumuskan kebijakan.Tidak

terepas dari suatu kenyataan bahwa setiap hari BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusat menghasilkan arsip yang pada hakikatnya adalah catatan/rekaman

informasi dari segala kegiatan yang dilakukan. Menumpuknya arsip ini

menimbulkan permasalahan antara lain, ruang penyimpanan, penyediaan

tenaga pengelola, penyediaan peralatan, hingga biaya yang dibutuhkan untuk

pemeliharaan dan perawatan. Maka dari itu penyusutan arsip dinamis inaktif

2Indonesia, h. 32.

Page 17: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

4

pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat merupakan kegiatan yang perlu

dilakukan.

Penyusutan arsip bertujuan untuk mengurangi jumlah volume arsip

dan memusnahkan arsip yang tidakbernilai guna. Pada intinya penyusutan

arsip merupakan salah satu kegiatan pengelolaan arsip inaktif di unit

kearsipan. Berdasarkan observasi awal penulis ke BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat, penulis mendapatkan informasi bahwa sudah ada arsip yang

dikelola dan tersusun rapi di rak dan masih banyak yang sedang dalam

proses pemindahan arsip dinamis inaktif yang tingkat kegunaanya sudah

menurun. Adapun arsip yang sudah habis masa retensinya namun belum

dibuatkan daftar usul musnahnya dan masih tersimpan di rak.Beberapa

kendala yang dihadapi dalam kegiatan penyusutan arsip di BPJS

Ketenagakerjaanyaitu, kurangnya pemahaman dari beberapa Sumber Daya

Manusia terkait JRA dan berbeda-beda dalam mengklasifikasikan arsip.

Dalam proses pengklasifikasian arsip dilakukan oleh beberapa arsiparis

sehingga menghasilkan perbedaan dalam klasifikasinya. Hal tersebut juga

akan menyebabkan perbedaan dalam lokasi penyimpanan dan status masa

retensi arsip nantinya. Kendalalainnya seperti kurangnya fasilitas, seperti unit

kerja yang tersebar di seluruh Indonesia ruangan arsipnya masih terbatas,

sehingga membuat unit kerja mengeluarkan biaya sewa gedung untuk

tambahan menyimpan arsip, hal tersebut dikarenakan belum lengkapnya

instrumen dasar hukum peraturan internal yang ada di BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu terdapat penumpukan pada arsip-arsip yang sudah masuk kedalam

masa inaktif yang belum dipindahkan atau dimusnahkan seperti naskah dinas

Page 18: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

5

dan produk hukum, serta voucher umum. Arsip-arsip yang menumpuk

tersebut yang menjadi sumber masalah bagi unit pengolah dan unit

kearsipannya sendiri karena arsip tersebut akan memakan biaya dan tempat

yang lebih untuk perawatannya. Selain itu, akibat dari banyaknya arsip inaktif

yang menumpuk maka akan semakin sulit pula untuk melakukan penataan

dan pencarian arsip. Hal ini yang akan berdampak tidak efektifnya

penggunaan arsip yang masih bernilai guna tinggi.Dengan demikian,akan

mempengaruhi dalam waktu pencarian arsip yang dibutuhkan, karenanya

fungsi dari pengelolaan arsip sendiri adalah guna menemukan arsip yang

dibutuhkan dalam waktu yang cepat dan tepat.Penumpukan arsip tersebut

terjadi akibat tidak adanya peraturan atau dasar hukum yang kuat untuk

melakukan penyusutan. Jika arsip langsung disusutkan tidak berdasarkan

prosedur dan peraturan yang berlaku maka akan berdampak pada masa yang

akan datang karena khususnya kegiatan pemusnahan nantinya tidak akan kuat

dimata hukum jika terjadi sesuatu dikemudian hari. Namun, setelah

mengubah namanya dari Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan dan

peraturan disahkan baru sekali diadakannya pemusnahan arsip dinamis

inaktif. Karena BPJS Ketenagakerjaan sudah menjadi badan hukum publik

maka arsip yang akan dimusnakan harus melibatkan ANRI. Oleh karena itu

dibutuhkan kegiatan penyusutan yang sesuai dengan Perka ANRI dan

kemudian ditetapkan ke dalam peraturan direksi internal yang berlaku di

lingkungan BPJS Ketenagakerjaan agar siklus hihup arsip tetap berjalan dan

kegiatan penyusutan tersebut kuat dimata hukum jika suatu saat terjadi

permasalahan.

Page 19: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

6

Sebuah lembaga/instansi sudah pasti menciptakan arsip setiap harinya,

setiap hari arsip tersebut akan semakin banyak dan lama-lama akan

menumpuk jika tidak diolah dengan manajemen yang baik dan benar. Karena

itu arsip dalam sebuah lembaga/instasi harus melakukan penyusutan pula

dalam manajemennya, dan lagi setiap lembaga/instansi harus melaporkan

kegiatan manajemen arsip khususnya dalam tahapan penyusutan arsip kepada

ANRI. BPJS Ketenagakerjaan merupakan sebuah badan hukum publik yang

dapat dikatan baru terdaftar dalam ANRI.Dari pemaparan latar belakang

tersebut kemudian penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait

bagaimana proses penyusutan arsip yang kemudian dituangkan dalam skripsi

yang berjudul, “Proses Penyusutan Arsip Dinamis pada Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Pusat”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, unit kearsipan BPJS

Ketenagakerjaan melaksanakan penyusutan arsip dengan 3 kegiatan di

antaranya; pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan arsip. Dalam

penelitian ini penulis hanya ingin meneliti proses penyusutan arsip dinamis

inaktif pada pemindahan dan pemusnahan saja. Penulis akan memfokuskan

penelitian pada proses serta upaya dalam mengahadapi kendala dari kegiatan

penyusutan. Pembatasan penelitian ini dibuat agar tidak melebar bahkan

menyimpang dari apa yang diteliti sehingga maksud yang diinginkan dapat

tersampaikan dengan baik kepada para pembaca.

Page 20: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

7

Dari batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana proses penyusutan arsip dinamis inaktif di Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

2. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala dalam proses penyusutan

arsip dinamis di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan gambaran proses penyusutan arsip dinamis inaktif

yang dilakukan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Kantor Pusat.

2. Untuk mengetahui upaya unit kearsipan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Ketenagakerjaan Kantor Pusat dalam mengatasi kendala pada

proses penyusutan arsip dinamis inaktif.

Adapun beberapa manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan berguna bagi perkembangan ilmu

perpustakaan dan informasi khususnya yang berkaitan dengan tema

penelitian. Selain itu diharapkan dapat mendorong peneliti lain untuk

meniliti permasalahan yang sejenis dengan variabel-variabel lainnya.

Page 21: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

8

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

masukan atau bahan evaluasi terhadap keberlangsungan kegiatan

penyusutan arsip di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat.

3. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dikemudian

hari sebagai acuan yang akan datang dalam penelitian yang serupa.

Penulis juga berharap dapat menjadi pembelajaran ketika akan masuk

dunia kerja.

D. Definisi Istilah

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan

media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi & komunikasi yang

dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga

pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan

perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Arsip Dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan

pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.

Arsip Dinamis Inaktif adalah arsip dinamis yang frekuensi penggunaannya

telah menurun.

Penyusutan Arsip adalah sebuah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan

cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan,

Page 22: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

9

pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis

ke lembaga kearsipan.

Jadwal Retensi Arsip adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka

waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi

rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai

kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman

penyusutan dan penyelamatan arsip.

Pusat Arsip atau records center merupakan tempat dan semua fasilitas yang

didesain khusus untuk menyimpan arsip inaktif.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai

permasalahan ini, penulis akan menguraikan secara sistematika mulai dari

BAB I sampai BAB V dengan rincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab pembuka yang membahas latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah dan

sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini berisikan literatur yang bertujuan untuk memberikan

gambaran kepada pembaca mengenai landasan-landasan teori yang

digunakan dalam penelitian. Landasan teori yang digunakan

disesuaikan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti.

Bab III Metode Penelitian

Page 23: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

10

Bab ini memuat jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan,

kriteria pemilihan informan, teknik pengumpulan data baik itu

sumber data primer maupun data sekunder, teknik analisis data

yang dilakukan pada saat penelitian di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memuat profil BPJS Ketenagakerjaan dan mengenai hasil

temuan dilapanangan sesuai dengan aspek yang dikaji oleh penulis

serta pembahasan penelitian.

Bab V Penutup

Bab akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran dari

penulis setelah melakukan penelitian di BPJS Ketenagakerjaan.

Page 24: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

11

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Konsep Pemahaman Arsip

1. Arsip

Arsip sendiri berasal dari Bahasa Yunani ―Archivum‖ yang berarti

tempat untuk menyimpan. Namun, seiring dengan perkembangan bidang

kearsipan, maka muncul banyak ahli yang mencoba mengemukakan

pendapat-pendapatnya mengenai arsip. Barthos menyebutkan

arsip(record) yang dalam bahasa Indonesia ada yang menyebut ‖warkat‖,

pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai : setiap catatan tertulis

baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang membuat keterangan-

keterangan mengenai suatu subjek (pokok persoalan) ataupun peristiwa

yang dibuat orang untuk membantu daya ingat orang itu pula.3

Yohannes Suraja mengatakan juga arsip sebagai pusat ingatan

bagi setiap kegiatan, karena seseorng tidak mungkin mengingat semua

dokumen penting dan catatan yang kompleks, hal ini juga senada dengan

pernyataan Liang Gie yangm menyebutkan bahwa ―people forget,

records remember‖ (orang bisa lupa, arsip selalu ingat).4

Pengertian arsip di Indonesia diatur dalam undang-undang No. 43

Tahun 2009 tentang kearsipan menyebutkan dalam pasal 1 ayat 2 bahwa

arsip adalah rekaman kegiatan atas peristiwa dalam berbagai bentuk dan

media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

3Basir Barthos, Manajemen Kearsipan, 1 ed. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 1.

4Yohannes Suraja, Manajemen Kearsipan (Malang: DIOMA, 2006), h. 29.

Page 25: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

12

yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah,

lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi

kemasyarakatan, dan perorangan dalam pelaksanaan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.5

Arsip sendiri tidak diciptakan secara khusus namun arsip akan

lahir dengan sendirinya selama kegiatan administrasi terus berjalan

sebagai bukti pelaksanaan kegiatan yang terekam dalam bentuk media

apapun. Oleh karena itu perlu prosedur yang jelas dalam sistem

penyimpanan yang baik sehingga membuat temu kembali yang cepat dan

tepat dan bahkan hingga tahap penyusutan yang benar dan kuat dimata

hukum.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa

pengertian arsip adalah catatan tertulis atau rekaman suatu kegiatan atau

bukti aktivitas dalam berbagai bentuk media yang dibuat dan diterima

oleh badan korporasi atau perorangan yang masih digunakan dalam

secara langsung dalam kegiatan dan disimpan dalam jangka waktu

tertentu yang memuat keterangan-keterangan mengenai suatu persoalan

atau peristiwa untuk membantu daya ingat.

2. Arsip Dinamis

Sugiarto dan Wahyono menyebutkan arsip dinamis atau record

adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan peciptaarsip

5Indonesia, ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang No 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,‖ 2012.h. 2.

Page 26: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

13

dan disimpan selama dalam jangka waktu tertentu karena masih memiliki

nilai guna primer.6

Sedangkan Barthos menyebutkan bahwa arsip dinamis adalah

arsip yang diperlukan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan,

penyelenggaraan kehidupan berbangsa pada umumnya atau arsip yang

digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan arsip negara.7

Sementara Sulistyo-Basuki menyebutkan arsip dinamis merupakan

informasi terekam, termasuk informasi dalam sistem komputer, yang

dibuat atau diterima oleh badan korporasi atau perorangan dalam

transaksi kegiatan atau melakukan tindakan sebagai bukti aktivitas

tersebut.8

Dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2009 tentang kearsipan

disebutkan bahwa arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara

langsung dalam kegiatan penciptaan arsip dan disimpan dalam jangka

waktu tertentu karena masih memiliki nilai guna primer. Arsip digunakan

secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggraaan

kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara

langsung dalam penyelenggaraan administrsi negara.

Dalam hal pengelolaan arsip dinamis ialah proses pengendalian

arsip dinamis secara efisien, efektif, dan sistematis yang meliputi

penciptaan, penggunaan, pemeliharaan dan penyusutan arsip.

6Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern: dari Konvensional ke Basis

Komputer (Yogyakarta: Gava Media, 2015), h. 7. 7Basir Barthos, Manajemen Kearsipan: Untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi

(Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 4. 8Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi

dan Dokumen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.13.

Page 27: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

14

Menciptakan efisiensi kerja dalam hal penciptaan, pemeliharaan, dan

penemuan kembali informasi untuk menunjang pengambilan keputusan,

pelaksanaan operasional, penyediaan bahan bukti kebijaksanaan, dan

kegiatan organisasi merupakan tujuan pengelolaan arsip dinamis dalam

suatu organisasi. Termasuk di dalamnya suatu upaya untuk menjamin

terpeliharanya legalitas, profesionalisme dan pertanggungjawaban

organisasi.

Pengelolaan pada arsip dinamis dilakukan terhadap arsip vital,

arsip aktif, dan arsip inaktif. Kegiatan pengelolaan arsip dinamis

sebagaimana terdapat dalam UU No.43 tahun 2009 meliputi empat hal

yaitu : (1) penciptaan arsip, (2) penggunaan arsip, (3), dan (4) penyusutan

arsip.

3. Arsip Dinamis Inaktif

ANRI menyebutkan arsip dinamis inaktif adalah arsip yang

frekuensi penggunaannya untuk menyelenggarakan administrasi telah

menurun. Dalam Undang–Undang Nomor 43 Tahun 2009 definisi arsip

inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaanya telah menurun. Pada

umumnya ukuran dalam penurunan frekuensi penggunaan arsip merujuk

pada batas tertentu frekuensi dalam penggunaan arsip selama satu tahun.

Arsip yang dalam satu tahun dirujuk lebih banyak dari batas yang telah

ditentukan berarti tergolong kedalam arsip aktif. Sedangkan arsip yang

Page 28: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

15

dalam satu tahun dirujuk kurang dari batas yang ditentukan maka

termasuk kedalam arsip inaktif.9

Arsip dinamis inaktif selain memiliki pengertian yang berkaitan

dengan frekuensi penggunaan, arsip inaktif juga merupakan arsip yang

berfungsi sebagai referensi atau rujukan saja. Pada umumnya arsip

dinamis inaktif hanya dibutuhkan informasinya saja dalam rangka

penyusunan dan pelaksanaan setiap kegiatan organisasi. Sedangkan arsip

aktif kecuali dijadikan rujukan, dapat juga digunakan sebagai alat

penyelesaian atau menyertai dalam proses administrasi.

Pengelolaan arsip dinamis inaktif bertujuan agar dapat

menyediakan arsip dan dapat ditemukan secara efektif dan efisienserta

dapat memberikan ruangan bagi arsip yang baru. Prosedur pengelolaan

arsip dinamis inaktif yang dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan

cara penyusutan yang meliputi pemindahan dan pemusnahan arsip.

Arsip dinamis inaktif yang frekuensi penggunaannya sudah

menurun akan dipindahkan dan disimpan dalam tempat dan fasilitas

tertentu yang biasanya disebut dengan pusat arsip atau record center.

Pusat arsip tersebut biasanya sengaja dibuat guna menyimpan arsip

inaktif yang masa frekuensinya sudah menurun sehingga ruang arsip

yang berada di kantor bisa digunakan untuk arsip aktif dan

mempermudah arsiparis dalam mencari informasi jika sewaktu-waktu

dibutuhkan.

9Sambas Ali Muhidin dan Hendri Winata, Manajemen Kearsipan untuk Organisasi Publik, Bisnis,

Sosial, Politik, dan Kemasyarakatan (Bandung: Pustaka Setia, 2015).

Page 29: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

16

Namun bagi arsip dinamis inaktif yang sudah tidak memiliki nilai

guna maka nasib arsip tersebut akan dimusnahkan sesuai dengan

ketentuan dan peraturan yang berlaku. Semua itu dilakukan agar

menghemat tempat dan menjaga agar tidak ada masalah yang timbul

kemudian hari. Karena sekarangpun sudah ada ketentuan yang berlaku

dalam kegiatan pemusnahan arsip, sehingga bagi lembaga atau instansi

tidak perlu takut lagi dalam melaksanakan pemusnahan asal sesuai

dengan syarat yang berlaku.

4. Manajemen Arsip Dinamis

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mencapai

tujuan tertentu melalui dan bersama orang lain. Penn dalam Sujono

menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu praktek dimana hasil

kinerja yang dicapai diperoleh berdasarkan penerapan pengetahuan,

keahlian dan tanggungjawab.10

Menurut ANRI manajemen arsip inaktif

ialah pengelolaan arsip inaktif di pusat arsip dengan menggunakan sistem

pengelolaan yang palinh tepat sehingga mampu mencapai tujuan dan

memenuhi prinsip-prinsip pengelolaan arsip.11

Parker dalam Anon Mirmani turut menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan manajemen arsip dinamis adalah kontrol yang

sistematis dan konsisten terhadap arsip dari sepanjang siklus

kehidupannya. Adapun pengertian lain dari manajemen arsip dinamis

yakni satu disiplin manajemen yang bertanggungjawab untuk efisiensi

10

Sujono, Manajemen Arsip Inaktif (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h. 1.4. 11

Arsip Nasional Republik Indonesia, Manajemen Arsip Inaktif (Jakarta: Arsip Nasional Republik

Indonesia, 2002). h. 24.

Page 30: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

17

dan kontrol sistematis dan konsisten terhadap arsip melalui siklus

hidupnya sejak diciptakan hingga dimusnahkan.12

Tujuan utama dari manajemen arsip inaktif adalah mampu

menyediakan arsip yang tepat kepada orang yang tepat, waktu yang

cepat, dan dengan biaya seefisien mungkin. Ira A Penn dalam Sujono

menyebutkan tujuan utama dalam pengelolaan arsip inaktif adalah 100

persen ketelitian (accuracy) dalam mengendalikan pemeliharaan arsip

yang dikelolanya.13

Menurut Zulkarnain dan Sumarsono dalam Recki Ari Wijaya

menyatakan bahwa manajemen kearsipan ialah pelaksanaan dari fungsi-

fungsi manajemen dalam rangka mengelola keseluruhan siklus hidup

arsip yang meliputi dari fase: penciptaan dan penerimaan (creation and

receipt), pendistribusian (distribution), penggunaan (use), pemeliharaan

(maintenance) dan penyusutan (disposition) suatu arsip.14

Setiap fasenya

saling berhubungan satu sama lainnya. Dari fase tersebut terdapat proses

yang menggambarkan siklus hidup arsip mulai dari lahirnya arsip sampai

dimusnahkan.

Tahapan siklus hidup arsip tersebut merupakan tahapan yang

saling terikat dan saling menentukan sehingga antara fungsi tahapan satu

dapat mempengaruhi tahapan yang lainnya. Misalkan fungsi

pemeliharaan arsip yang tidak memiliki pengelolaan dengan baik akan

berpengaruh selanjutnya pada fungsi penyusutan yang berakibat akan

12

Anon Mirmani, Pengantar Kearsipan (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2013). 13

Sujono, Manajemen Arsip Inaktif, h. 1.10. 14

Recki Ari Wijaya, Bambang Budi Wiyono, dan Ibrahim Bafadal, ―Pengelolaan Kearsipan,‖

Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Vol. 1, no. 2 (2018): h. 234.

Page 31: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

18

terus bertambahnya arsip namun tidak adanya penyusutan sehingga tidak

ada tempat baru bagi arsip-arsip yang baru. Hal itu juga akan berimbas

pada penciptaan lagi nantinya dan dengan fase-fase selanjutnya juga.

Terkait dengan hal tersebut arsip inaktif juga menggambarkan

siklus hidup arsip tersebut dengan pengelolaan arsip inaktif memiliki

kaitan dengan fungsi pada siklus hidup arsip. Misalnya pengelolaan arsip

yang digunakan untuk menyediakan bahan referensi (reference), bahan

pengambilan keputusan (decision making), serta dapat pula digunakan

sebagai bahan bukti hukum (legal requirement) terkait dengan tahapan

penggunaan. Pemindahan arsip (transfer) merupakan langkah awal

dikelolanya arsip inaktif setelah diserahkan oleh unit kerja pencipta dan

juga pencarian (retrieve) dalam rangka layanan arsip yang diperlukan

kembali oleh unit kerja, keduanya saling berkaitan pada tahapan

pemeliharaan. Kemudian, penyimpanan arsip inaktif (inactive storage),

pemusnahan (discard/destroy) dalam pengelolaan arsip inaktif terkait

dengan tahapan penyusutan.

Beberapa fungsi tahapan siklus hidup arsip yang terkait dan

dikelola dalam aktivitas manajemen arsip inaktif secara terprogram akan

berjalan sesuai tujuan yang ditetapkan apabila didukung sumber daya

yang memadai, yaitu sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan,

keahlian/ keterampilan dan tanggungjawab, serta dana, fasilitas yang

memadai dan prosedur kerja yang standar. Dari penjelasan diatas maka

lingkup manajemen arsip inaktif dapat mencakup sebagai berikut:

Penentuan fasilitas penyimpanan arsip inaktif, penentuan lay out ruang

Page 32: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

19

penyimpanan arsip inaktif (Pusat Arsip), pemindahan arsip inaktif,

pembenahan arsip inaktif yang tidak terstruktur (kacau), penataan dan

penyimpanan arsip inaktif, pemusnahan arsip, pemeliharaan arsip inaktif,

pelayanan arsip inaktif.

5. Arsip Sebagai Sumber Informasi

Perkembangan teknologi kini semakin menuntut betapa

pentingnya sebuah informasi bagi setiap organisasi baik pemerintah

maupun swasta. Karena pada dasarnya keseluruhan kegiatan organisasi

membutuhkan informasi. Maka dari itu, informasi menjadi bagian yang

sangat penting untuk mendukung proses kerja administrasi dan

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen organisasi. Dengan adanya

informasi yang benar dan teliti maka pengambilan keputusan dapat

menghasilkan efisien dan efektif. Informasi menjadi bahan pertimbangan

dalam proses pengambilan keputusan pada suatu lembaga atau

organisasi.15

Arsip merupakan salah satu sumber informasi yang dapat

menunjang proses organisasi, arsip juga dapat berfungsi sebagai pusat

ingatan, alat bantu pengambilan keputusan, merumuskan kebijakan dan

untuk kepentingan organisai lainnya. Oleh sebab itu, harus ada sistem

dan prosedur kerja yang baik dalam manangani kearsipan agar dapat

menyajikan informasi yang lengkap, cepat, tepat dan benar. Berdasarkan

fungsi arsip sebagai sumber informasi khususnya bagi organisasi yang

15

Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 1996), h. 9.

Page 33: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

20

menaungi sangat penting, maka harus adanya manajemen atau

pengelolaan arsip yang baik mulai dari penciptaan samapai dengan

penyusutan.

Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan oleh Basir Barthos

bahwa kearsipan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pusat

ingatan serta digunakan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan

dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan,

menganalisa, pengembangan, perumusan kebijakan, pengambilan

keputusan, pembuatan laporan, pertanggungjawaban, penilaian, dan

pengendalian setepat-tepatnya.16

Dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 pasal 3 disebutkan

penyelenggaraan kearsipan bertujuan sebagai berikut:

a. Menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh

lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,

perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan

perseorangan, serta ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional;

b. Menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai

alat bukti yang sah;

c. Menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan

pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

16

Barthos, Manajemen Kearsipan, h. 2.

Page 34: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

21

d. Menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan

rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan

terpercaya;

e. Mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu

sistem yang komprehensif dan terpadu;

f. Menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti

pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara;

g. Menjamin keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi, sosial,

politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati

diri bangsa; dan

h. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan

pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.

Dari penjelasan undang-undang di atas terlihat betapa pentingnya

kearsipan, yaitu sebagai alat bantu daya ingat manusia maupun dalam

rangka pelaksanan kegiatan pemerintahan dan pelaksanaan kehidupan

kebangsaan. Selain itu kearsipan juga dapat digunakan sebagai salah satu

bahan untuk penelitian ilmiah. Karena apabila bahan-bahan kearsipan

yang dibutuhkan terkumpul dan tersimpan dengan baik maka akan

mempermudah untuk mempelajari persoalan tertentu.

Selain itu menurut Ana Pujiastuti juga menyebutkan bahwa fungsi

arsip dalam kehidupan modern dapat dikelompokan dalam 5

kepentingan, yaitu:

Page 35: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

22

a. Arsip merupakan kebutuhan hidup manusia. Kehidupan modern

menuntut ketersediaan dokumen yang menyertai kehidupan

seseorang. Karena keberadaan dokumen tersebut sebagai

representasi pemiliknya. Missal: akta kelahiran, ijazah, passport,

KTP, SIM dll. Dalam hal ini arsip melekat pada individu yang

bersangkutan. Bisa dikatakan jika arsip bertransformasi menjadi

kebutuhan pokok setelah sandang, papan dan pangan.

b. Arsip merupakan urat nadi administrasi Organisasi sebagai suatu

bentuk administrasi tidak mungkin mengabaikan keberadaan arsip.

Oleh karena itu muncullah arsip sebagai produk organisasi. Dengan

kata lain arsip merupakan sumber data informasi serta pusat ingatan

dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi.11 Tidak

jarang dalam berbagai perselisihan antara organisasi yang

bersangkutan dengan pihak lain terbela atau terpecahkan dengan

ketersediaan arsip.

c. Arsip merupakan bukti dan sumber informasi otentik Kehidupan

modern dapat dikatakan bertumpu pada ketersediaan arsip. Status,

kewenangan, hak, kewajiban, identitas maupun hasil kegiatan dari

suatu organisasi atau individu tertumpu pada arsip yang tersedia

sebagai bukti otentik. Dikatakan sebagai bukti otentik dan sumber

informasi otentik karena arsip merupakan data yang tercipta paling

dekat dengan kegiatan atau peristiwa yang mengiringi.

d. Rekaman kegiatan/peristiwa kehidupan modern yang memiliki

kecanggihan teknologi yang cukup mengagumkan semakin memberi

Page 36: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

23

kemungkinan untuk menempatkan arsip sebagai rekaman kegiatan

atau peristiwa. Arsip tekstual cenderung memiliki nilai formalitas

yang cukup tinggi sebagai bukti kegiatan atau peristiwa tetapi arsip

dalam bentuk non tekstual lebih memberi kemungkinan untuk

merekam berbagai kegiatan atau peristiwa. Apalagi ada

kecenderungan terjadinya peristiwa yang tidak terencana misalnya

bencana alam. Kecanggihan teknologi yang kepemilikannya tidak

terbatas menjadikan semakin tersedianya bukti kegiatan ataupun

bukti suatu peristiwa.

e. Catatan kinerja Dalam pelaksana operasional organisasi, baik bisnis

maupun publik, senantiasa bertumpu pada ketersediaan data.

Demikian halnya dengan prestasi kerja yang telah dicapai. Setiap

kegiatan dalam suatu organisasi didasarkan pada catatan. Demikian

halnya hasil dari kegiatan tersebut akan dituangkan dalam bentuk

catatan. Catatan inilah yang menjadi dasar penilaian prestasi kerja.

Secara lebih terperinci fungsi arsip dalam pelaksanaan manajemen

meliputi beberapa hal, yaitu: mendukung proses pengambilan

keputusan, menunjang proses perencanaan, mendukung pelaksanaan

pengawasan, sebagai alat bukti, sebagai pusat ingatan dan

menunjang kegiatan ekonomi.17

Seluruh kegiatan administrasi yang dilaksanakan akan

meghasilkan sebuah arsip terus menerus selama kegiatan administrasi

berlangsung, otomatis maka volume arsip pada suatu organisasi akan

17

Ana Pujiastuti, ―Lembaga Kerasipan: Upaya Pengelolaan Arsip Secara Kolektif di Perguruan

Tinggi‖ 2013. www.eprints.uad.ac.id

Page 37: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

24

semakin bertambah. Dengan selalu bertambahnya arsip jika arsip-arsip

tersebut tidak dikendalikan maka arsip tersebut tidak akan memiliki nilai

guna, sehingga arsip itu hanya akan menjadi tumpukan kertas yang tidak

ada manfaatnya dan tidak dapat memberikan informasi yang tepat dan

cepat jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Dengan demikian perlu adanya usaha dalam mengatur volume

arsip tersebut. Penyusutan arsip merupakan salah satu usaha dalam

mengatur arsip. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi atau bahkan

dapat menghindari dari berbagai masalah yang timbul seperti penyediaan

anggaran, ruang penyimpanan arsip, tenapa serta perlengkapan yang

dibutuhkan. Mengingat kegunaan arsip yang sangat penting bagi sebuah

organisasi maka penataan arsip yang teratur dan menyeluruh akan

memberikan informasi dan referensi sistematik yang dapat membantu

pimpinan pada organisasi untuk memperlancar kegiatanya dan

memperlancar komunikasi serta tugas-tugas yang nantinya akan

dikerjakan.

Kegiatan organisasi selalu bertitik tolak pada informasi yang

bersumber dari arsip yang dimiliki oleh organisasi itu sendiri baik itu

untuk perencanaan, pelaksanaan maupun dalam pengawasan.

Pengambilan keputusan selalu bertumpu pada kegiatan yang pernah

dilakukan serta pada hasil evalusi kegiatan yang ada. Hal itu yang akan

selalu berhubungan antara organisasi dengan pengarsipan yang dilakukan

oleh organisasi tersebut. Informasi yang diperoleh memlalui arsip juga

dapat menghindari kesalahan komunikasi, mencegah adanya duplikasi

Page 38: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

25

pekerjaan dan membantu mencapai efisiensi pekerjaan. Arsip sebagai

sumber informasi dalam kegiatan organisasi sudah sangat jelas

mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis.

Dilihat dari nilai pentingnya arsip, semua orang akan mengatakan

penting atau sangat pentingnya arsip bahkan seorang pakar kearsipan

mengungkapkan bahwa dunia tanpa arsip adalah dunia tanpa memori,

tanpa kepastian hukum, tanpa sejarah, tanpa kebudayaan dan tanpa ilmu

pengetahuan, serta tanpa identitas kolektif.18

B. Penyusutan Arsip

Arsip merupakan yang hidup, tumbuh dan terus berubah seirama

dengan tata kehidupan pada masyarakat maupun dengan tata pemerintah.

Arsip yang terus berkembang setiap harinya akan menjadi tumpukan arsip

yang menggunung, apabila dibiarkan begitu saja tentunya akan membutuhkan

tempat yang lebih luas dalam penyimpananya, sehingga menyebabkan

pemborosan terhadap tempat dan peralatan yang dibutuhkan. Penyusutan

arsip merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut.

1. Definisi Penyusutan Arsip

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi akan tercipta

sebuah arsip, tentu semakin sering kegiatan organisasi dilakukan maka

lebih banyak arsip yang tercipta, jika dibiarkan tentu akan terjadi

penumpukan arsip. Maka hal tersebut menjadi sebuah masalah bagi

organisasi. Untuk itu diperlukan kegiatan penyusutan arsip guna

18

Sulistyo-Basuki, h. 23.

Page 39: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

26

mengurangi jumlah dan nilai guna arsip yang terdapat di unit kerja dan

unit kearsipan.19

Penyusutan arsip yaitu kegiatan mengelola arsip yang sesuai

dengan asas penyimpanan arsip sehingga terdapat pengelolaan arsip

secara efisien. Penyusutan arsip dilakukan untuk memindahkan arsip

inaktif ke pusat arsip (unit kearsipan) dan pemusnahan arsip yang tidak

bernilai untuk dipindahkan. Penyusutan Arsip merupakan kegiatan

pengurangan jumlah arsip dengan cara:

a. Pemindahan Arsip Inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;

b. Pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna; dan

c. Penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan.20

Selaras dengan Undang-Undang No. 43 Tahun 2009, penjelasan

menurut Muhidin dan Winata ada beberapa cara penyusutan arsip, dapat

terlebih dahulu dilakukan sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip. Apabila

organisasi memiliki jadwal retensi arsip, penyusutan arsip dapat

dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a. Pemindahan arsip inaktif dari unit pengelolah ke unit kearsipan.

Unit pengolah adalah satuan kerja dari pencipta arsip yang

memiliki tugas dan tanggungjawab mengolah semua arsip yang

berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip dilingkungannya. Unit

kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang memiliki

19

Iftah Annisa Fitri dan Marlini, ―Penyusutan dan Nilai Guna Arsip di Unit Kearsiapan Dinas

Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat,‖ Jurnal Ilmu Informasi

Perpustakaan dan Kearsipan 2, no. 1 (2013): h. 324. 20

Indonesia, ―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tenteng Kearsipan,‖ h.

32.

Page 40: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

27

tugas dan tanggungjawab dalam penyelenggaraan kearsipan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan arsip dari

unit pengolah ke unit kearsipan yaitu:

1) Pemindahan arsip inaktif pada unit pengolah (unit kerja) di

dalam organisasi menjadi tanggungjawab kepala unit kerja

masing-masing.

2) Pelaksanaan pemindahan arsip inaktif dilakukan dengan

penandatanganan berita acara dan dilampiri daftar arsip yang

dipindahkan.

3) Berita acara pemindahan arsip inaktif ditandatangani oleh kepala

satuan kerja dan kepala unit kearsipan.

4) Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan dengan memerhatikan

bentuk dan media arsip melalui kegiatan: penyeleksian,

pembuatan daftar yang dipindahkan, dan penataan yang akan

dipindahkan.

5) Pemindahan arsip inaktif: (1) yang memiliki retensi dibawah 10

tahun dilakukan dari unit pengolah/unit kerja ke unit kearsipan;

(2) yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 tahun

dilakukan dari unit pengolah ke unit kearsipan dilakukan

berkoordinasi dengan unit kearsipan ditingkat Lembaga

kearsipan.

b. Pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna.

Page 41: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

28

Pemusnahan arsip merupakan salah satu dari kegiatan

penyusutan arsip yang bertujuan mengurangi jumlah arsip. Arsip

yang akan dimusnahkan harus memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Tidak memiliki nilai guna

2) Telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan.

3) Tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang.

4) Tidak berkaitang dengan penyelesaian proses suatu perkara.

Pemusnahan arsip pada pencipta arsip merupakan

tanggungjawab pimpinan organisasi. Dalam hal pemusnahan arsip,

dilakukan dengan pembentukan panitia penilaian arsip yang juga

ditetapkan oleh pimpinan organisasi. Panitia penilaian arsip

sekurang-kurangnya memenuhi unsur: (1) kepala unit kearsipan

sebagai ketua untuk pemusnahan arsip yang memiliki retensi di

bawah 10 tahun; (2) kepala unit pengolah sebagai anggota; (3)

Kepala Lembaga kearsipan sebagai ketua untuk pemusnahan arsip

yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 tahun; (4) arsiparis

sebagai anggota.

c. Penyerahan arsip statis (bernilai sejarah) kepada lembaga kearsipan

(UU No. 43/2009) jika organisasi tidak memiliki JRA, maka

penyusutan arsip dilakukan melalui tahapan tertentu, yaitu

pendataan, penataan, pendaftaran, penilaian, dan penyusutan.21

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan

bahwa penyusutan arsip dapat dilakukan dengan tiga kegiatan, yaitu

21

Sambas Ali Muhidin dan Hendri Winata, Manajemen Kearsipan untuk Organisasi Publik,

Bisnis, Sosial, Politik, dan Kemasyarakatan (Bandung: Pustaka Setia, 2015).

Page 42: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

29

pemindahan arsip inaktif, dari unit pengolah ke unit kearsipan;

pemusnahan arsip yang telah habis retensinya dan tidak memiliki

nilai guna lagi; penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada

lembaga kearsipan.

Sedarmayanti juga berpendapat bahwa penyusutan arsip

adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan untuk mengatasi

masalah menumpuknya arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna

lagi, dengan adanya kegiatan ini dapat membuat ruang penyimpanan

dapat menampung arsip yang masih memiliki nilai guna.22

Dengan penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa

penyusutan arsip itu penting untuk mengurangi jumlah arsip yang

tercipta, kegiatan penyusutan arsip juga dapat membantu yaitu

semisal tempat yang semula yang digunakan untuk pelaksanaan

sehari-hari dapat digunakan untuk arsip-arsip yang baru. Penyusutan

arsip mencakup tiga kegiatan yaitu pemindahan, pemusnahan dan

penyerahan. Dalam hal ini Jadwal Retensi Arsip sangat diperlukan

supaya penyusutan arsip dilakukan sesuai dengan pedoman.

2. Tujuan dan Manfaat Penyusutan

Selama fungsi administrasi sebuah organisasi masih terus berjalan

maka semakin bertambah pula volume arsip yang mengakibatkan

menumpuknya arsip apabila tidak dilakukannya pengelolaan. Maka dari

itu penyusutan arsip bertujuan untuk:

22

Sedarmayanti, ―Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern‖ (Bandung: Mandar

Maju, 2003), h. 127.

Page 43: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

30

a. Penghematan dan efisiensi;

b. Pendayagunaan arsip;

c. Pengawasan arsip yang bernilai guna tinggi;

d. Penyelamatan bahan bukti kegiatan organisasi, dan;

e. Memenuhi persyaratan hukum.23

Adapun manfaat bagi sebuah organisasi yang melakukan

penyusutan arsip, yaitu:

a. Tertatanya arsip dinamis di masing-masing instansi pemerintah

maupun perusahaan sehingga informasi dapat didayagunakan secara

maksimal untuk kepentingan operasional instansi/perusahaan yang

bersangkutan;

b. Terjadinya efesiensi dalam penggunaan ruangan, peralatan, tenaga,

maupun data karena telah dimusnahkan arsip-arsip yang tidak

berguna;

c. Terselamatkannya arsip yang bernilai guna sekunder sebagai bukti

pertanggungjawaban nasional, yaitu dengan diserahkannya arsip

statis instansi/perusahaan kepada ANRI;

d. Memudahkan penemuan kembali arsip yang disimpan. Arsip yang

tertata rapi, baik fisik maupun informasinya maka apabila diperlukan

dapat ditemukan secara benar, cepat dan tepat;

e. Menghindari masalah hukum yang disebabkan oleh arsip, misalnya

tuntutan pidana dan perdata.24

23

Sudjono, Materi Pokok Penilaian dan Penyusutan Arsip (Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2007), h. 1.11. 24

Zita Asih Supastiwi, Konsep Dasar Penyusutan Arsip (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

2014), h. 1.14.

Page 44: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

31

3. Prosedur Penyusutan Arsip

Penyusutan arsip dilakukan berdasarkan Jadwal Retensi Arsip

oleh instansi/perusahaan yang memiliki Jadwal Retensi Arsip. Dalam

kegiatan penyusutan arsip ini ketentuan dan tata kerjanya diatur yang

menjadi prosedur dalam pemindahan, pemusnahan dan penyerahan arsip

instansi/perusahaan kepada ANRI. Prosedur penyusutan arsip ini disusun

secara rinci dan tegas sesuai kebutuhan dan kondisi instansi/pemerintah

masing-masing. Mustari dan Irawan menyebutkan prosedur dalam

penyusutan arsip sebagai berikut:

a. Prosedur Pemindahan Arsip

Berikut prosedur pemindahan arsip dari unit pengolah

(central file) ke pusat arsip (records center), adalah:

1) Pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah arsip-

arsip tersebut sudah benar-benar inaktif atau aktif. Penentuan

arsip sebagai arsip inaktif berdasarkan Jadwal Retensi Arsip

dilaksanakan dengan memeriksa informasi dan jangka waktu

arsip selanjutnya melihat kolom retensi arsip di dalam Jadwal

Retensi Arsip. Apabila arsip telah berakhir jangka simpan

aktifnya maka arsip tersebut dapat dinyatakan sebagai arsip

inaktif.

2) Pendaftaran, setelah diperiksa dan ditentukan sebagai arsip

inaktif maka arsip-arsip tersebut harus dibuatkan daftar secara

Page 45: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

32

lengkap, baik judul series-nya/jenis arsipnya, tahun, volume,

kondisi, penataan (sistem penyimpanan yang digunakan).

3) Penataan arsip, hal ini dilakukan untuk menjaga agar penataan

aslinya tidak diubah atau tidak berubah. Misalnya arsip yang

ketika masih aktif disimpan berdasarkan sistem filling numeric

maka harus tetap dipertahankan. Penataan arsip ini menyangkut

penataan setiap lembar arsip dalam folder/map, penataan antara

folder yang satu dengan folder yang lain dalam bok arsip dan

penataan anatara bok arsip yang satu dengan bok arsip yang lain.

4) Pembuatan berita acara pemindahan arsip. Mengingat bahwa

pemindahan arsip ini menyangkut pula pengalihan wewenang

dan tanggungjawab dari satu unit organisasi yang lain atau

paling tidak pengalihan wewenang dan tanggungjawab dari unit

pengolah ke pusat arsip, maka pada umumnya orang lebih suka

membuat suatu bukti pemindahan arsip dalam bentuk berita cara

pemindahan arsip.

5) Pelaksanaan pemindahan. Setalah arsip tertata dalam bok yang

telah diberi nomor sesuai dengan nomor didaftar arsip yang

dipindahkan dan disiapkan berita acaranya, maka dilaksanakan

pemindahan arsip inaktif. Pemindahan ini dapat dilaksanakan

sesuai dengan kondisi organisasi. Apabila suatu organisasi

memiliki pusat arsip terpisah jauh dari lokasi kantor, maka

diperlukan sara transportasi yang dipersiapkan dengan baik

Page 46: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

33

sehingga proses pengangkutan arsip tidak menimbulkan

kerusakan arsip yang akan dipindahkan.25

b. Prosedur Pemusnahan Arsip

Pemusnahan arsip ini memiliki resiko hukum yang sangat

tinggi, karena arsip yang sudah terlanjur dimusnahkan tidak dapat

diciptakan atau diadakan kembali. Terkait dengan tingginya resiko,

maka kegiatan pemusnahan arsip harus melalui prosedur sebagai

berikut:

1) Pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah arsip

tersebut benar-benar telah habis jangka simpannya. Pemeriksaan

ini dilakukan berpedoman pada Jadwal Retensi Arsip. Apabila

suatu arsip telah dinyatakan habis masa retensinya, maka arsip

tersebut perlu diperiksa tentang kebenaran isinya, kelengkapan

informasinya, kemungkinan keterkaitannya dengan arsip yang

lain.

2) Pendaftaran. Arsip-arsip yang telah diperiksa sebagai arsip yang

diusulkan musnah, harus dibuat daftarnya. Sehingga dari daftar

ini diketahui secara jelas informasi tentang arsip-arsip yang akan

dimusnahkan.

3) Pembentukan panitia pemusnahan, hal ini dilakukan apabila

arsip yang akan dimusnahkan memiliki retensi 10 tahun atau

lebih. Jika arsip yang akan dimusnahkan memiliki retensi

dibawah 10 tahun, maka tidak perlu dibuat kepanitian, cukup

25

Mustari dan Irawan, Materi Pokok Perancangan Jadwal Retensi Arsip (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2009), h. 2.9.

Page 47: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

34

dilaksanakan oleh unit yang secara fungsional bertugas

mengelola arsip. Panitia pemusnahan ini sekiranya terdiri dari

anggota-anggota yang berasal dari unit pengelola arsip, unit

pengamanan, unit hukum dan perundang-undangan, dan unit-

unit lain yang berasal dari unit pengelola arsip, unit

pengamanan, unit hukum dan perundang-undangan, dan unit-

unit lain yang terkait.

4) Penilaian, persetujuan, dan pengesahan. Penilaian arsip pada

dasarnya dilakukan setiap kali menyeleksi arsip yang akan

dimusnahkan. Namun, untuk arsip yang memiliki retensi

dibawah 10 tahun, sekiranya cukup dilakukan oleh instansi

pemilik arsip. Kemudian disahkan oleh pimpinan organisasi

untuk dilaksanakan pemusnahan. Sedangkan, arsip yang

memiliki retensi 10 tahun ke atas, khususnya untuk instansi

pemerintah harus melalui penilaian bersana ANRI, yaitu ketika

meminta persetujuan pemusnahan dari kepala ANRI.

Dikarenakan arsip yang memiliki retensi 10 tahun ke atas

memiliki kemungkinan lebih besar untuk bernilai guna

sekunder.

5) Pembuatan berita acara. Berita acara pemusnahan arsip

merupakan salah satu dokumen pemusnahan arsip yang sangat

penting di samping daftar arsip yang dimusnahkan. Kedua jenis

dokumen ini dapat menjadi dasar hukum bahwa pelaksanaan

pemusnahan dilakukan secara sah.

Page 48: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

35

6) Pelaksanaan pemusnahan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

dibakar, dicacah, atau dibuat bubur kertas yang penting fisik dan

informasinya tidak dapat dikenali lagi. Kemudian dalam

pelaksanaan pemusnahan arsip perlu disaksikan oleh minimal

dua orang pejabat dari bidang hukum/perundang-undangan atau

bidang pengawasan, yang nantinya menandatangani berita acara

sebagai saksi pemusnahan arsip.26

c. Prosedur Penyerahan Arsip ke ANRI

Penyerahan arsip ke ANRI dilakukan hanya apabila arsip

tersebut memang benar-benar bernilai guna sekunder atau arsip

statis. Penyerahan arsip dilakukan melalui prosedur berikut:

1) Pemeriksaan dan penilaian arsip, sekalipun pemeriksaan dan

penilaian arsip telah dilaksanakan oleh masing-masing instansi,

tetapi dalam kegiatan penyerahan arsip statis perlu diadakan

penilaian kembali oleh ANRI.

2) Pendaftaran, setelah kegiatan pemeriksaan dan penilaian arsip

selesai dilaksanakan dan ditentukan bahwa arsip tersebut dapat

diserahkan ke ANRI, maka kegiatan berikutnya adalah

pembuatan daftar arsip yang akan diserahkan.

3) Pembuatan berita acara. Berita acara penyerahan arsip perlu

untuk dibuat, mengingat bahwa kegiatan penyerahan arsip

26

Mustari dan Irawan, h. 2.11.

Page 49: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

36

terkait dengan pengalihan hak dan wewenang pengelolaan arsip

yang bernilai guna sangat tinggi dan bersifat lestari.

4) Pelaksanaan penyerahan, hal ini dapat dilaksanakan setelah arsip

tersebut didaftar dan dibuat berita acaranya. Penyerahan

dilakukan oleh pimpinan instansi/perusahaan yang mewakili

kepada pimpinan ANRI atau pejabat yang mewakili dengan

menandatangani berita acara.27

C. Jadwal Retensi Arsip

Pemahaman terhadap arsip mana yang masih aktif yang harus

disimpan di unit kerja dan arsip mana yang telah menjadi arsip inaktif yang

harus dipindahkan ke pusat arsip. Mengenai masa aktif dan inaktif semua

tercatat dalam Jadwal Retensi Arsip yang selanjutnya disebut dengan JRA.

1. Definisi JRA

Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

bahwa JRA adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu

penyimpanan atau retensi, jenis arsip dan keterangan yang berisi

rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai

kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman

penyusutan dan penyelamatan arsip.28

Sedarmayanti mengatakanJRA adalah suatu daftar yang memuat

kebijakan seberapa jauh kelompok arsip dapat disimpan atau

27

Mustari dan Irawan, h. 2.14. 28

Indonesia, ―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tenteng Kearsipan,‖ h.

2.

Page 50: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

37

dimusnahkan.29

Barthos mendefinisikan JRA adalah daftar yang berisi

tentang jangka waktu penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai

pedoman penyusutan arsip.30

Saffady juga mengatakan bahwa JRA

merupakan komponen utama dari suatu program manajemen arsip

dinamis yang sistematis.31

Dikatakan sebagai komponen yang utama

dikarenakan JRA sangat menentukan efesiensi dan efektivitas penyusutan

arsip.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

adanya JRA merupakan suatu daftar yang berisi jangka simpan arsip,

dapat mempermudah suatu instansi/organisasi membedakan arsip

dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif sesuai dengan nilai kegunaannya,

serta dapat membantu proses penyusutan arsip dengan menentukan nasib

akhir apakah arsip tersebut dimusnahkan atau disimpan permanen.

2. Tujuan dan Manfaat JRA

JRA merupakan sebuah pedoman dalam kegiatan penyusutan

arsip. Sedarmayanti menyebutkan tujuan dari JRA yaitu:

a. Untuk memisahkan antara arsip aktif dengan aktif inaktif.

b. Memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali arsip aktif.

c. Menghemat ruangan, perlengkapan dan biaya.

d. Menjamin pemeliharaan arsip inaktif yang bersifat permanen.

29

Sedarmayanti, ―Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern,‖ h. 86. 30

Barthos, Manajemen Kearsipan, h. 103. 31

William Saffady, Records and a Information Management Fundamentals of Professional

Practice, 3rd

ed. (USA: ARMA International, 2016), h. 73.

Page 51: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

38

e. Memudahkan pemindahan arsip ke Arsip Nasional.32

SedangkanMustari dalam Oktarino dan Elva menyebutkanJRA

mempunyai 2 tujuan utama. Pertama, memenuhi kebutuhan organisasi

pencipta, yaitu:

a. Mengurangi Biaya. Program retensi arsip diperlukan karena dengan

memusnahkan arsip yang tidak diperlukan lagi dan memindahkan

arsip aktif ke tempat penyimpanan arsip inaktif dapat mengurangi

biaya pemeliharaan/pengelolaan arsip;

b. Meningkatkan Efesiensi. Menjamin jika organisasi memiliki JRA

maka arsip aktif dapat dipindahkan ke tempat penyimpanan arsip

inaktif serta arsip yang sudah tidak berguna dapat dimusnahkan

secara teratur. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi

di dalam pengelolaan arsip instansi/organisasi;

c. Keselamatan bahan pertanggungjawaban. Dengan adanya JRA,

maka arsip-arsip yang bernilai guna sekunder yang merupakan bahan

pertanggungjawaban nasional dapat dijamin keselamatannya, karena

penerapan JRA dengan benar akan terhindar dari kemungkinan

pemusnahan arsip bernilai guna pertanggungjawaban nasional dan

menyimpan arsip yang tidak mempunyai nilai guna;

d. Mewujudkan konsistensi dalam penyusutan. JRA mengatur prosedur

dan tindakan agar konsistensi dalam menentukan keputusan yang

harus diambil untuk menyimpan atau menyusutkan arsip. Program

32

Sedarmayanti, ―Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern,‖ h. 103.

Page 52: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

39

penyusutan berdasarkan JRA mengurangi inkosistensi, kecerobohan

atau penyusutan yang bermotivasi pribadi;33

Kedua, memenuhi persyaratan hukum, peraturan yang dijadikan

dasar dalam penyusunan JRA, yaitu peraturan pemerintah Nomor 28

Tahun 2012 Pasal 53 Ayat 1 tentang kewajiban memiliki JRA: lembaga

negara, pemerintah daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN dan

BUMD.34

Sementara Sulistyo-Basuki menyebutkan tujuan dari JRA

adalah untuk memenuhi keperluan badan korporasi dan memenuhi

ketentuan perundang-undangan.35

JRA pun mempunyai manfaat yang sangat penting dalam

kegiatan penyusutan. Menurut Sulistyo-Basuki manfaat dari JRAitu

adalah sebagai berikut:

a. Menghemat waktu pencarian informasi dengan cara mengecilkan

jumlah arsip dinamis.

b. Menghindari masalah hukum.

c. Lebih efisien dalam mengatur arsip dinamis yang betul-betul

penting.

d. Menghemat tempat.

e. Mengindentifikasi nilai guna arsip dinamis.36

Sauki Hadiwardoyo juga menyebutkan adanya JRA dapat

memberikan manfaat sedikitnya dalam tiga hal, yaitu:

33

Oktarino Arizola dan Elva Rahmah, ―Pembuatan Jadwal Retensi Arsip (JRA) di Kantor Wali

Nagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat,‖ Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan,

2, no. 2 (2014): h. 3. 34

Indonesia, ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang No 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,‖ h. 16. 35

Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi

dan Dokumen, h. 311. 36

Sulistyo-Basuki, h. 4.

Page 53: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

40

a. Aspek Efisiensi, dengan adanya JRA yang telah disetujui ANRI

berarti suatu instansi/lembaga dapat melakukan penyusutan arsipnya

sendiri sesuai dengan ketentuan JRA,

b. Aspek Akuntabilitas, dengan adanya kerjasama dengan ANRI

memungkinkan setian instansi/lembaga melestarikan arsip yang

dianggap sebagai bukti akuntabilitas perannya secara nasional dan

bernilai pertanggungjawaban nasional,

c. Aspek Budaya, dengan perumusan JRA berarti setiap instansi dapat

menyelamatkan arsip bukti pertanggungjawaban nasional dan bukti

keberadaan/sejarah instansinya secara otomatis dan efisien sejak

arsip masih aktif.37

Penjelasan diatas tersebut dapat dikatakan bahwa, kewajiban

dalam memiliki JRA merupakan sebuah persyaratan hukum yang penting

baik bagi suatu instansi pemerintahan maupun swasta, karena penyusutan

maupun pemusnahan arsip keduanya itu mengandung akibat hukum

tertentu.

3. Pedoman penetapan JRA

Dalam peraturan pemerintah No. 28 Tahun 2012 JRA adalah

berisi informasi mengenai jangka waktu penyimpanan, jenis arsip, dan

keterangan.38

Masing-masing instansi atau lembaga menjadikan

peraturan pemerintah tersebut sebagai acuan untuk menentukan JRA.

37

Sauki Hadiwardoyo, ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip,‖ Suara Badar IV, 2002, h. 8,

http://bapersip.jatimprov.go.id/image/Merumuskan%20Jadwal%20Retensi%20Arsip.pdf. 38

Indonesia, ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang No 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.‖, h. 4.

Page 54: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

41

Instansi atau lembaga tersebut juga dapat membuat JRA dengan

ketentuan yang lebih rinci, dengan begitu akan lebih jelas dan tepat

dalam menentukan masa retensi arsip.

Setiap arsip yang tercipta sudah pasti ditentukan masa retensinya

dilihat dari dasar nilai kegunaannya dan dirangkum dalam bentuk jadwal

retensi. ANRI menetapkan pedoman yang harus digunakan sebagai

petunjuk menentukan nilai guna arsip. Berikut pedoman penetapan JRA

menurut Ig Wursanto, yaitu:

a. Lembaga-lembaga negara pemerintah masing-masing memiliki JRA

yang telah ditetapkan dan disetujui oleh kepala Arsip Nasional

Republik Indonesia

b. Untuk menjaga objektifitas dalam menentukan nilai guna arsip, jadwal

retensi disusun oleh suatu panitia yang terdiri dari pejabat yang benar-

benar memahami kearsipan, fungsi dan kegiatan instansi masing-

masing.

c. Dalam melaksanakan tugasnya, panitia tersebut perlu mendengar

pertimbangan ketua Badan Pemeriksa Keuangan sepanjang

menyangkut masalah keuangan dan kepala Badan Administrasi

Kepegawaian Negara sepanjang mengenai masalah kepegawaian.

d. Rancangan jadwal retensi itu perlu disetujui Kepala Arsip Nasional

sebelum ditetapkan oleh Pemimpin Lembaga Negara/Badan

Pemerintah yang bersangkutan sebagai jadwal retensi yang berlaku

untuk lingkungan organisasi.

Page 55: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

42

e. Untuk JRA Pemerintah Daerah perlu terlebih dahulu memperhatikan

pendapat Menteri Dalam Negeri.39

Berdasarkan penjelasan di atas JRA adalah sebuah produk hukum

yang berlaku sebagai jaminan bahwa penyusutan arsip dapat dilakukan

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini juga menjadi

jaminan akuntabilitas kegiatan/instansi dan sekaligus perlindungan

hukum bagi setiap arsiparis yang melakukan kegiatan penyusutan arsip di

instansi masing-masing.

D. Pusat Arsip

Arsip inaktif merupakan arsip yang tidak harus selalu tersedia namun

harus tetap disimpan dengan tujuan hukum, fiskal atau sejarah, arsip tersebut

kemudian akan dipindahkan ke pusat arsip atau records center.40

Pusat arsip

merupakan sebuah bangunan atau ruangan yang pada umumnya memiliki

design atau konstruksi khusus untuk penyimpanan arsip inaktif secara murah,

untuk pengelolaan dan pelayanan arsip sebelum dimusnahkan.41

Patricia E. Wallace dalam Sujono menyebutkan pusat arsip adalah

suatu fasilitas penyimpanan dengan biaya murah untuk menyimpan arsip

inaktif dan semi aktif suatu organisasi dengan biaya yang murah.42

Betty R

Ricks dalam Sujono pun menjelaskan bahwa pusat arsip (records center)

adalah fasilitas yang ditentukan untuk menyimpan arsip inaktif. Pusat arsip

39

Ignatius Wursanto, Kearsipan 1 (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 212. 40

Judith Read Smith, Mary Lea Ginn, dan Norman F. Kallaus, Record Management (USA: South

Westrn: Cincinnati, 2002), h. 147. 41

Gunarto dan Mudalsih, Materi Pokok Manajemen Pusat Arsip, 4 ed. (Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2013), h. 2.2. 42

Sujono, Manajemen Arsip Inaktif, h. 1.21.

Page 56: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

43

ini digunakan guna memenuhi dua kebutuhan umum, yaitu sebagai pusat

arsip dengan biaya yang murah untuk pelayanan sebagai pusat dari pelayanan

referensi.43

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pusat arsip (record

center) untuk menyimpan arsip inaktif, pengelolaan arsip sebelum arsip

tersebut dimusnahkan, pelayanan sebagai pusat referensi dengan biaya yang

murah.

Hukum yang mengatur tentang kearsipan yaitu dalam Peraturan

Pemerintah mengenai Undang-Undang No.43 Tahun 2009 didalamnya juga

disebutkan bahwa adanya unit kearsipan yang salah satu tugasnya adalah

mengelola arsip inaktif dari suatu organisasi. Dengan kata lain, secara teknis

pusat arsip adalah tempat yang dirancang khusus untuk menyimpan dan

mengelola arsip inaktif.

Fungsi utama dari pusat arsip itu sendiri yaitu sebagai tempay untuk

menyimpan arsip inaktif dan pusat refesensi dari suatu organisasi.

Keberadaan dari pusat arsip sangatlah fleksibel tergantung dari kemampuan

maupun situasi dan kondisi organisasi. Jika organisasi kecil dengan jumlah

karyawan dibawah 100 orang maka volume arsip yang terciptapun tidak akan

banyak, lokasi yang digunakan sebagai tempat penyimpan arsip juga cukup

dengan bangunan sendiri yang menyatu dengan kantor. Sedangkan sebaliknya

apabila organisasi yang besar bisa membangun gedung atau ruangan untuk

dijadikan pusat arsip, selain tidak perlu mengeluarkan uang terus menerus

43

Sujono, h. 1.20.

Page 57: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

44

untuk menyewa dengan adanya pusat arsip juga dapat membantu kelancaran

dalam pengelolaan arsip di kantor dan tidak menggangu pekerjaan.

Tujuan dari adanya pusat arsip (records center) adalah untuk

mengurangi volume arsip inaktif yang disimpan di unit kerja (central file),

mengendalikan arsip inaktif yang tersimpan di unit kerja (central file) ke

pusat arsip (records center), memudahkan temu kembali arsip (retrieval),

menghemat biaya, serta menjamin keamanan arsip inaktif baik fisik maupun

informasi yang ada di dalamnya.44

Dalam usaha pencapaian tujuan pengelolaan arsip inaktif perlunya

diciptakan pusat arsip yang memiliki sasaran agar keberadaannya pusat arsip

tidak sia-sia. Berikut sasaran yang perlu dimiliki: 1) Pengurangan volume

arsip organisasi dan implikasinya terjadi pengurangan biaya ruang simpan,

alat, dan sumber daya manusia; 2) Penciptaan kontrol yang tepat untuk

menjamin aliran arsip dari tempat yang mahal ke tempat yang lebih murah; 3)

Pembebasan ruangan kerja atau kantor dari tumpukan arsip; 4) Penciptaan

sistem penyimpanan dan penemuan kembali yang efektif dan efisien; 5)

Pengamanan records seluruh organisasi; 6) Mendukung objektivitas

pengeluaran biaya.45

44

Rulli Susfa Ramanda dan Sri Indrahti, ―Analisis Pengelolaan Arsip Inaktif terhadap Temu

Kembali Arsip di Pusat Arsip (Records Center) Politeknik Negeri Semarang,‖ Jurnal Ilmu

Perpustakaan 4, no. 3 (2015): h. 4. 45

Gunarto dan Mudalsih, Materi Pokok Manajemen Pusat Arsip, h. 1.23.

Page 58: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

45

E. Dasar Hukum Arsip

Dalam kegiatan penyusutan arsip harus sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku di Indonesia. Melihat dari aspek hukum, terdapat tiga hal

yang harus dipertimbangkan, di antaranya:

1. Ketentuan hukum yang mengatur bidang kearsipan. Dalam hal ini

disebutkan antara lain: UU Nomor 7 / 1971, PP Nomor 34 / 1979 dan

Surat Edaran Kepala Arsip Nasional RI Nomor 01/SE/1981 dan Nomor

02/SE/1983, termasuk UU Nomor 8 / 1997 tentang Dokumen

Perusahaan;

2. Ketentuan yang mengatur bidang operasional

instansi/perusahaan/lembaga pencipta arsip. Setiap naskah dinas sebagai

unsur pokok arsip, pada prinsipnya adalah konfidensial. Artinya harus

mengikuti ketentuan hukum yang mengatur keberadaan dan cara kerja

instansi/perusahaan/lembaga pencipta arsipnya. Beberapa produk hukum

tentu akan menyangkut ketentuan bagaimana suatu naskah dinas itu harus

dikelola untuk menjamin akuntabilitas kegiatannya;

3. Ketentuan hukum yang mengatur ketentuan-ketentuan lain, namun

mengingat cara suatu instansi/perusahaan memperlakukan arsipnya.

Dalam hal ini dapat disebutkan antara lain Undang-Undang Hukum

Dagang (KUHD), Hukum Pidana, ISO 9000, dan kontrak-kontrak

kerja/businesscontract yang menyangkut hal-hal khusus.46

Dengan begitu kegiatan arsip harus dilakukan dengan hukum yang

berlaku bukan dengan alasan hanya karena ada suatu masalah yang

46

Hadiwardoyo, ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip,‖ h. 4.

Page 59: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

46

mendesak, melainkan penyusutan arsip merupakan suatu kewajiban yang

harus dilakukan oleh instansi/perusahaan yang kemudian disesuaikan dengan

hukum yang berlaku. Selain itu juga harus dilakukan dengan prosedur standar

operasional dalam pelaksanaanya sehingga segala kegiatan nantinya dapat

dipertanggungjawabankan.

Page 60: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

47

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan

pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan

yang disusun secara ilmiah dengan tujuan untuk menemukan, mengembangkan

dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.47

Untuk memenuhi kebutuhan

penelitian ini maka terlebih dahulu menentukan jenis dan pendekatan penelitian,

pemilihan informan, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

A. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus. Studi

kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Studi kasus

merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian

berkenaan dengan ―how‖ atau ―why‖, bila penelitian hanya memiliki sedikit

peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan

bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa

kini) di dalam kehidupan nyata.48

Penggunaan jenis penelitian ini digunakan

untuk menemukan data yang valid, akurat, signifikan dengan permasalahan,

sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah berdasarkan

kondisi yang terjadi di lapangan serta menghasilkan uraian spesifik mengenai

penyusutan arsip dinamis di BPJSKetenagakerjaan Kantor Pusat.

47

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2. 48

Robert K Yin, Studi Kasus, Desain dan Metode Edisi Revisi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2004). h. 1.

Page 61: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

48

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pendekatan

kualitatif, penelitian kualitatif adalah suatu prosedur untuk menghasilkan

data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis, ataupun lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati.49

Pendekatan Kualitatif menganalisis data-

data non angka seperti hasil dari wawancara, catatan dari hasil laporan bacaan

yang bersumber dari buku-buku atau artikel dan juga termasuk non tulisan

seperti gambar dan film.50

Dari pengertian tersebut penulis menggunakan

pendekatan ini untuk melakukan penelitian dengan menggambarkan temuan-

temuan yang akan diperoleh dari proses penyusutan arsip dinamis pada BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat sehingga dapat ditarik kesimpulan.

B. Kriteria Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasitentang situasi dan konsidi dari latar penelitian.51

Penentuan

informan ditentukandengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek

penelitian danditentukan berdasarkan konsep purposive sampling. Purposive

sampling adalahmetode penentuan informan dengan cara secara sengaja

memilih informan-informan tertentu dengan mengabaikan informanlainnya

karena informan tertentuini memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki

informan lain.52

Dengan pemilihan informan maka akan mempermudah

dalam mengetahui informasi secara mendalam.

49

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 4. 50

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis

Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN Press, 2004), h.

99. 51

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2007, h. 90. 52

Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian

Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula, h. 183.

Page 62: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

49

Kriteria yang akan menjadi narasumber pada penelitian ini adalah

arsiparis yang memahami tentang segala proses penyusutan arsip termasuk

proses pemindahan dan pemusnahan arsip dinamis serta melakukan langsung

kegiatan penyusutan di unit kearsipan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

serta bersedia dijadikan informan. Oleh karena itu, sesuai dengan masalah

yang dibahas dari penelitian ini, subjek yang dijadikan informan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Nama Informan

No Nama Jabatan

1 Triyanto Penata Muda Kearsipan

2 Reza Maulana Penata Muda Kearsipan

3 Muhammad Awaluddin Penata Muda Kearsipan

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini merupakan cara paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini telah disesuaikan dengan tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini terdiri data primer dan data sekunder, sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung, tanpa

perantara atau langsung diambil dari sumbernya.53

Sumbernya diperoleh

langsung dari hasil wawancara narasumber atau informan yang dianggap

berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan tentang proses

53

Irawan, h. 86.

Page 63: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

50

penyusutan arsip di BPJS Kantor Pusat. Dalam penelitian ini peneliti

mendapatkan data-data primer dengan cara:

a. Observasi

Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan

datanya bertempat pada pengamatan langsung terhadap objek

penelitian.54

Data observasi bersifat faktual, cermat, dan terperinci

mengenai keadaan di lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial

serta konteks di mana kegiatan itu terjadi. Data tersebut diperoleh

berkat adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan pengamatan

secara langsung.55

Hal itu dilakukan untuk membandingkan dengan

kenyataan yang ada dilapangan. Adanya observasi ini penulis dapat

mengetahui bagaimana proses penyusutan arsip serta upaya dalam

mengatasi kendala yang ada di unit kearsipan BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.56

Wawancara ini dilakukan

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. penulis

melakukan wawancara dengan menanyakan langsung kepada

informan yang berkompeten untuk menjawab pertantanyaan-

pertanyaan dari yang peneliti berikan. Hal ini dilakukan untuk

54

Irawan, h. 63. 55

Nasution, Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2003), h. 59. 56

Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian

Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula, h. 156.

Page 64: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

51

mengetahui lebih dalam terkait permasalahan yang dapat

memberikan informasi mengenai penyusutan arsip dinamis di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung

dari sumbernya.57

Data ini berasal dari perpustakaan, yaitu terdiri dari

buku-buku, literatur-literatur, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti. Data sekunder merupakan data tambahan

sebagai gambaran tambahan dan pelengkap penelitian. Dalam penelitian

ini penulis mendapatkan data-data sekunder dengan cara, antara lain:

a. Kajian pustaka

Kajian pustaka adalah suatu penelitian yang datanya

diperoleh dari berbagai jenis bahan pustaka (buku, dokumen, artikel,

laporan, majalah, kliping, dan sebagainya).58

Kegiatan ini bertujuan

untuk melengkapi data yang diperlukan.

Kajian pustaka merupakan pengidentifikasian secara

sistematis, penemuan dan analisis dokumen-dokumen yang memuat

informasi terkait dengan masalah penelitian. Kajian pustaka ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai macam

sumber informasi tertulis lainnya yang dapat dijadikan sebagai

landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang penulis

bahas.

57

Irawan, h. 87. 58

Irawan, h. 65.

Page 65: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

52

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan kejadian yang sudah berlalu

dan hasil dari dokumentasinya dapat berupa tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang.59

Dokumentasi ini

dilakukan agar hasil penelitian dari observasi dan wawancara dapat

dipercaya karena diperkuat dengan data-data yang menunjang

penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Menganalisis data juga dapat berarti menguraikan data atau

menjelaskan data yang telah dikumpulkan. Kemudian dari data yang telah

dikumpulkan tersebut dapat ditarik kesimpulan. Tujuannya yaitu untuk

menyimpulkan pesan dari data tersebut menjadi sebuah informasi yang dapat

dijadikan dasar pengambilan keputusan. Sugiyono menyebutkan setelah data

diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data melalui

beberapa tahap, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara tertentu sehingga simpulan akhir dapat

ditarik. Pada tahap reduksi data ini, data yang telah diklasifikasikan

kemudian diseleksi untuk memilih data yang tersedia kemudian dipilah

untuk menemukan fokus penelitian.

59

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 240.

Page 66: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

53

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, data yang telah tersusun kemudian

disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif sehingga akan

tergambar permasalahan yang menjadi objek kajian.

3. Penarikan Kesimpulan

Teknik penarikan kesimpulan adalah langkah yang esensial dalam

proses penelitian. Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas

pengorganisasian informasi yang diperoleh dalam analisis data.

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini menggunakan teknik induktif,

yaitu teknik penarikan kesimpulan dari data yang bersifat khusus menuju

simpulan yang bersifat umum.60

E. Variabel dan Indikator Penelitian

Dasar hukum yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan

indikator penelitian adalah undang-undang No.43 tahun 2009 tentang

kearsipan, peraturan pemerintah No.7 tahun 1971 tentang pelaksanaan

undang-undang No.43 tahun 2009, Peraturan Direksi No.11,12,19,20,21

tahun 2019 BPJS Ketenagakerjaan tentang pedoman penyusutan arsip serta

beberapa literatur yang diperoleh dari buku dan lain sebagainya.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

indikator terdiri dari:

1. Proses penyusutan arsip dinamis inaktif.

60

Sugiyono, h. 247.

Page 67: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

54

2. Upaya mengatasi kendala-kendala dalam kegiatan penyusutan arsip

dinamis.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan September 2019 bertempat di

unit kearsipan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat yang terletak di Jalan

Gatot Subroto No. 79, RT.8/RW.2, Karet Semanggi, Setia Budi, Jakarta

Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12930.

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

No. Kegiatan 2019 2020

Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Pengajuan proposal

2 Konsultasi dengan Dospem

3 Menyusun daftar pertanyaan

4 Penelitian lapangan

5 Analisis data dan kesimpulan

6 Pengesahan skripsi

7 Sidang skripsi

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang sesuai dengan tema penyusutan arsip

dinamis inaktif yang penulis usung dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian yang berjudul ―Proses Penyusutan dan Pemusnahan Arsip

Berdasarkan Jadwal Retensi Arsip pada Kantor Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Ponorogo” yang ditulis oleh Aselly

Anggraini Saputri dan Prof. Dr. Bambang Suratman penelitian ini telah

dimuat di Jurnal Administrasi Perkantoran (JPAP) Universitas Negeri

Surabaya Vol. 5, No 3, 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Page 68: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

55

mengetahui proses proses penyusutan dan pemusnahan arsip yang

berdasarkan JRA di Kantor DUKCAPIL Kabupaten Ponorogo.

Perbedaan penelitian ini terletak pada jenis arsip dan lokasi yang

diteliti, karena penulis meneliti arsip dinamis inaktif yang diolah di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat. Penelitian tersebut memiliki fokus

penelitian sama dengan penulis yaitu penyusutan arsip. Pendekatan yang

diambil penulis juga serupa yaitu pendekatan kualitatif.

2. Penelitian yang berjudul “Penerapan Jadwal Retensi Arsip Dalam Proses

Penyusutan Arsip Di Unit Pusat Arsip Kementerian Energi Dan Sumber

Daya Mineral”ditulis oleh Martani Pudyastuty, mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, ditulis pada tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui penerapan JRAdalam proses penyusutan arsip

dan mengetahui upaya yang dilakukan di Unit Pusat Arsip Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral dalam mengatasi hambatan menerapkan

JRA dalam proses penyusutan arsip. Penelitian ini memiliki pembahasan

yang sama dengan penulis yaitu JRA dalam proses penyusutan arsip.

Perbedaan terletak pada tempat yang diteliti. Martani Pudyastuty

memilih Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai lokasi

penelitian sedangkan penulis memilih BPJSKetenagakerjaan Kantor Pusat.

Hasil yang didapat pun berbeda dan kendala yang ditemukan berbeda

sehingga berbeda pula cara penyelesaianya.

Page 69: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

1. Sejarah

Berdasarkan sumber dari www.bpjsketenagakerjaan.go.id tentang

profil BPJS Ketenagakerjaan adalah penyelenggaraan program jaminan

sosial merupakan salah satu tanggungjawab dan kewajiban Negara untuk

memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai

dengan kondisi kemampuan keuangan negara. Indonesia seperti halnya

negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial

berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh

peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses

yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang

kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo

PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan

kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial

Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan

Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok

Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga

kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut

landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan,

Page 70: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

57

pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang

pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang

mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk

mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang

pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP

No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara

Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan

perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja

dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus

penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau

seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan

UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang

perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: ―Negara mengembangkan

sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat

yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan‖.

Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada

pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi

maupun produktivitas kerja.

Page 71: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

58

Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan

kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan

memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan

Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh

tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No

24 Tahun 2011.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS.

Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT

Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek

(Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan

program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT

dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

Menyadari besar dan mulianya tanggungjawab tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini

pelayanan sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang

langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya.

Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program

BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja

dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi

peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat

Indonesia.

Page 72: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

59

2. Visi Misi

BPJS Ketenagakerjaan dalam mencapai tujuannya tentu

mempunyai sebuah visi misi. BPJS Ketenagakerjaan mempunyai visi yaitu

―Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kebanggaan bangsa, yang

amanah, bertata kelola baik serta unggul dalam operasional dan

pelayanan‖. Untuk mencapai visi tersebut dapat dicapai melalui misi-misi

dari program BPJS Ketenagakerjaan yang berkomitmen untuk:

a. Melindungi dan Menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya

b. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja

c. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Direktorat Utama

Direktur Utama

Asisten Deputi Bidang

Sekretariat Badan

Penata Utama Sekretariat Badan

Penata Madya Kearsipan

Penata Muda Kearsipan

Asisten Deputi Bidang Sekretariat Pimpinan Badan

Asisten Deputi Bidang Sekretariat Dewan Pengawas

Asisten Deputi Bidang Tata

Kelola

Deputi Direktur Bidang

Sekretariat Badan

Page 73: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

60

Berdasarkan struktur organisasi di atas dapat dilihat bahwa unit

kearsipan berada di bawah koordinasi Deputi Direktur Bidang Sekretariat

Badan. Unit kearsipan terdiri dari Penata Madya Kearsipan dan ada lagi

bahawannya yaitu Penata Muda Kearsipan yang bertugas untuk mengelola

arsip baik di kantor pusat maupun di pusat arsip.

4. Letak Geografis

BPJSKetenagakerjaan Kantor Pusat terletak di Jl. Jendral Gatot

Subroto No. 79 Jakarta Selatan, Indonesia 12930. Dengan nomor telpon

(021)520-7797 (Hunt). Fax.(021)520-2310, Email.

[email protected], website.

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id.

B. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui beberapa metode penelitian

di antaranya dengan metode observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan

kepada informan yang menurut penulis dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan sesuai dengan apa yang sedang diteliti serta bersedia dijadikan

informan dan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis. Berikut ini akan

penulis jabarkan hasil penelitian mengenai proses penyusutan arsip dan upaya

dalam menangani kendala yang dihadapi dalam kegiatan penyusutan arsip.

Page 74: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

61

1. Proses Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat

a. Pemindahan Arsip Inaktif dari Unit Pengelola ke Unit Kearsipan.

Banyaknya jenis arsip pada sebuah lembaga hukum membuat

lembaga tersebut harus benar-benar serius dalam mengelola arsipnya

agar kelak dibutuhkan mudah dan cepat ditemui serta tertata rapi.

Jenis arsip yang ada di BPJSKetenagakerjaan Kantor Pusat punya

beberapa jenis arsip, yaitu naskah dinas dan produk hukum dan

voucher umum. Untuk arsip kepesertaan yang terdiri dari BPU Jakon

dan penerima upah (PU), sertavoucher jaminan berada di kantor

wilayah dan kantor cabang yang melakukan pelayanan. Seperti yang

dijelaskan oleh Informan mengenai jenis arsip yang ada di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat yaitu sebagai berikut.

“Khusus SBD aja ada Naskah Dinas dan Produk Hukum tapi Kita

ada record center di Narogong, disana kita ada semua jenis arsip tapi

gak ada arsip kepesertaan yang sekarang”61

“... jadi kita di unit kearsipan memang fokus di naskah dinas”62

Dari setiap jenis arsip tersebut tentunya BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat melakukan pemindahan arsip inaktif dari unit pengelola

ke unit kearsipan agar tidak menumpuk di unit pengelola arsip.

Kegiatan pemindahan tersebut tentu harus melalui beberapa proses,

berikut prosedur dalam pemindahan arsip. Pertama dilakukannya

pemilahan dan pengelompokkan arsip terlebih dahulu, lalu dibuat

daftar arsipnya dan menata arsip ke dalam boks arsip. Kemudian

61

Muhammad Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis, 4 November 2019. 62

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis, 4 November 2019.

Page 75: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

62

mengajukan pesetujuan pemindahan arsip inaktif. Arsip yang akan

dipindahkan harus memenuhi syarat seperti sudah masuk masa retensi

arsip. Setelah itu dilakukan verifikasi antara bentuk fisik arsip dengan

daftar arsip harus sesuai. Jika yang belum memenuhi syarat maka

arsip tersebut dikembalikan, bagi yang sudah memenuhi syarat bisa

ditindaklanjuti untuk mendapatkan pesetujuan pemindahan arsip dan

kemudian dibuatkan berita acaranya.

Berdasarkan hasil observasi penulis melakukan pengamatan

dalam proses penyusutan arsip yang dilakukan oleh BPJS

Ketenagakerjaan yaitu melakukan pemindahan arsip ke unit kearsipan

dan pemusnahan arsip dinamis inaktif yang sudah tidak bernilai guna.

Dalam setiap prosesnya tim pelaksana melakukan semuanya dengan

mengikuti pedoman yang berlaku di BPJS Ketenagakerjaan. Berikut

ini juga penjelasan dari Informan mengenai proses pemindahan arsip.

―pemilihan arsip dan mengelompokan arsipnya terlebih dahulu,lalu

buat daftar arsip, kemudian pengajuan pemindahan arsip, kalau ada

arsip yang belum memenuhi syarat arsipnya dikembalikan kalau

disetujui ya bisa dipindahkan kemudian buat berita acara

pemindahan arsip.”63

“jadi proses pemindahan arsip ke unit kearsipan yang pertama harus

dibuatkan daftar kearsipannya, arsip yang dipindahkan itu boleh

arsip inaktif dan arsip aktif, untuk catatan arsip aktif itu terkait

dengan tempat unit pengolah arsip itu kadang terbatas ruangannya

makanya arsip aktif itu bisa dipindahkan ke unit kearsipan, setelah

dibuatkan daftar arsip kita akan crosscheck antara daftar arsip

dengan fisik arsip, kita crosscheck kita verifikasi, kalo antara fisik dan

daftar arsip sudah oke, ditindaklanjuti dan dibuatkan berita acara

pemindahan, itu ditandatangani minimal pejabat struktural antara

pemilik unit pengolah dan unit kearsipan, dan yang tidak sesuai data

itu arsipnya dikembalikan, jadi kalo sesuai itu ditindaklanjuti

63

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 76: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

63

dibuatkan berita acaranya kalo yang tidak sesuai dikembalikan ke

unit pengelolahnya untuk dipembetulan, jika sudah dibetulkan itu bisa

lagi dimasukan ke daftar pemindahan biar itu tadi, tidak ada dusta

diantara kita, biar sewaktu waktu ada temuan yang tadinya gada kok

disitu ada, mungkin itu sih dek tahap pemindahan arsip inaktif ke unit

kearsipan”.64

Setelah melalui beberapa tahapan yang sudah dijelaskan di atas

maka proses selanjutnya dalam pemindahan arsip inaktif yaitu

pelaksanaan pemindahan arsip inaktif dari unit pengelola ke unit

kearsipan. Setelah berita acara ditandatangani kedua pihak maka

daftar arsip dan arsip inaktif sudah bisa dipindahkan. Masing-masing

kedua pihak pun menyimpan berita acara dan daftar arsipnya agar

suatu saat ketika dibutuhkan mudah untuk temu kembali.

“ ... kemudian arsipnya dipindahkan dan berita acaranya ditanda

tangani oleh kedua pihak, terus masing-masing juga pegang berita

acara sama daftar arsipnya supaya nanti kalau suatu saat arsipnya

dibutuhkan lagi kita bisa tau arsip tersebut ada dimana lokasinya.”65

Setelah melewati prosedur pemindahan arsip tentunya proses

selanjutnya memindahkan arsip ke lokasi pusat arsip. Untuk lokasi

pemindahan arsip yang digunakan menjadi pusat arsip dari

keseluruhan arsip di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat yaitu di

Narogong tepatnya di Kota Bekasi.

“kalau bpjs ketengakerjaan kantor pusat kita melakukan pemindahan

arsipnya ke unit pengelolah yang berada di Narogong, Bekasi.”66

“kita punya pusat arsip itu yang nampung semua, yaitu nampung

30.000 boks itu ada di narogong”67

64

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis, 4 November 2019. 65

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 66

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 67

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 77: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

64

Namun sekarang tidak bisa semua arsip dipindahkan ke pusat

arsip di Narogong khusus kantor cabang pemindahan arsipnya hanya

dapat dipindahkan ke kantor wilayah. Jadi kantor cabang selanjutnya

hanya bisa memindahkan arsip inaktifnya ke pusat arsip masing-

masing di kantor wilayahnya. Berikut ini penjelasan dari Informan

mengenai lokasi pemindahan arsip.

“kalo cabang sekarang hanya bisa melakukan pemindahan ke kantor

wilayah, setiap kantor wilayah punya pusat arsip juga, nah kalo yang

di Jakarta itu di Dadap...”68

Dalam pemindahan arsip ada beberapa pihak atau unit yang

terlibat didalamnya, seperti di kantor pusat yaitu Diputi Sekretariat

Badan, dan dikantor cabang atau wilayah yaitu penjabat struktural

seperti kepala kantor cabang ataupun kepala kantor wilayah, dan

tentunya ada pihak dari unit pengelola serta pihak unit kearsipan yang

dituju. Berikut ini penjelasan dari Informan mengenai pihak yang

terlibat dalam pemindahan arsip.

“jadi diberita acara itu disebutkan pihak pertama siapa, kalo

misalnya cabang pihak pertamanya otomatis pejabat struktural,

pejabat struktural itu kepala kantor cabang itu. Kalo pusat harus

ditandatangani diputi bagian sekertariat badan. Pihak keduanya

pihak unit kearsipannya yang dituju.”69

“unit pengelola dan unit pusat kearsipan”70

b. Pemusnahan Arsip Dinamis Inaktif

Tahap akhir dalam kegiatan pengelolalan arsip ialah

pemusnahan arsip, yaitu berfungsi untuk mengurangi jumlah arsip

68

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 69

Awaludinur. 70

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 78: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

65

yang sudah menurun frekuensi penggunaanya. Pemusnahan arsip

dilakukan agar tidak terjadi penumpukan arsip pada ruang

penyimpanan arsip dan rak yang ada dapat digunakan untuk arsip-

arsip yang baru. Mengenai kegiatan pemusnahan arsiptentunya harus

melalui proses JRA atau jadwal retensi arsip, dimana arsip masuk

masa tidak aktif lagi, seperti contoh arsip keuangan yang masa

aktifnya sampai 10 tahun dari waktu terciptanya.

Mengenai JRA tersebut tentunya di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat sudah menerapkan JRA dalam penyusutan arsip,

berdasarkan hasil observasi dalam proses pengelolaan arsip di BPJS

Ketenagakerjaan melakukannya dengan berpedoman pada JRA yang

sudah diberlakukan di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri

yang sudah disesuaikan antara peraturan direksi BPJS

Ketenagakerjaan dengan UU No. 43 tahun 2009. Berikut penjelasan

Informan mengenai penerapan JRA dalam penyusutan arsip.

“sudah sesuai dengan JRA, sudah disahkan oleh ANRI yang sebagai

payung hukumlah jika ada sesuatu di kemudian hari.”71

Sebelum penerapan JRA dalam penyusutan arsip tentunya ada

penyusunan JRA oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat,

penyusunan ini tentunya disesuaikan dari Undang- Undang 43 tahun

2009, PP tahun 2012, dan Perka ANRI terkait pedoman JRA. Selain

itu juga BPJSKetenagakerjaan Kantor Pusat mengundang masing-

masing unit pencipta arsipnya, Satuan Pengawas Internal dan

Kepatuhan Hukum untuk membantu dalam proses penyusunan JRA

71

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 79: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

66

tersebut. Berikut ini penjelasan dari Informan mengenai penyusunan

JRA di BPJSKetenagakerjaan.

“jadi gini kalo masalah JRA, jadi pertama kali itu kita ngikut ke

Undang-Undang dulu ada Undang-Undang kearsipan 43 2009, terus

dia turun ke PP tahun 2012 itu pelaksanaan si Undang-Undang okey,

dari PP ini turunlah ke Perka ANRI aturan kepala arsip nasional

republik indonesia mereka ada nyuruh kita untuk setiap instansi itu

nyiapin 5 instrumen jadi dari anrinya mereka harus nyuruh kita punya

5 instrumen yang pertama itu kode klasifikasi, terus pengelolaan

naskah dinas, yang ketiga pengelolaan kearsipan, yang keempat

jadwal retensi arsip, yang kelima itu hak akses keamanan dan hak

akses jadi siapa yang boleh eee mengelola ini haknya dimana dan

mana arsip yang boleh di umum boleh engga nah nanti diatur 5

instrumen ini, jadi 5 instrumen ini harus diterapin di BPJS

Ketenagakerjaan jadi selain Perka ANRI kita kan harus punya

peraturan internal nih dek nah itu kita tuangkan kedalam peraturan,

jadi semua sudah inline nyambung dek”72

“... jadi kan setiap arsip ada pemiliknya jadi misalnya naskah dinas

itu kan dibidang umum ya, terus arsip lpk umum dan jaminan di

bidang keuangan, terus arsip kepesertaan itu dibidang kepesertaan,

dari bidang-bidang itu kita panggil, kita apa namanya kita ajak

konsinering, untuk penentuan dari pada jenis-jenis arsip tersebut, jadi

bidang-bidang tersebut itu kita kasih nih, ini loh arsip kalian kalo dari

JRA ANRI ini perlakuannya kalo administrasi 2 tahun, kalo TI dan

hukum 5 tahun kalo keuangan 10 tahun, dari jenis-jenis arsip pemilik

bidang tadi udah sesuai apa enggak, jadi syarat daripada penyusunan

JRA itu tadi pertama pedomannya dari ANRI itu kita jadikan dasar

untuk mengumpulkan bidang-bidang untuk menentukan JRA itu.

Setelah dari rapat itu kan ada persetujuan tuh buatkan notulen

rapatnya kan, dari hasil notulen rapat itu kita ajukan ke direksi,

setelah dari direksi dan disetujui direksi, barulah keluar Perdir

tentang JRA nomor 20 itu tadi. Dari rapat itu juga selain kita

mengundang bidang-bidang kita mengundang dari ANRI juga SPI dan

KHK juga sih, karna terkait dengan ini juga sih kalo ada temuan-

temuan hukum, dan ANRI pun kita undang kan dia kan yang memiliki

awal dari itu.”73

Setelah dari proses penyusunan JRA maka tahapan selanjutnya

yaitu penetapan dari JRA itu sendiri yang nantinya akan menjadi

PERDIR atau Peraturan Direksi. Namun sebelum ditetapkannya

72

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 73

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 80: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

67

menjadi PERDIR peraturan tersebut harus disesuikan dengan Undang-

Undang No. 43 tahun 2009 kemudian mengecek secara sitematis tata

naskah yang dituangkan kedalam peraturan tersebut oleh Diputi

Direktur Kepatuhan Hukum sehingga tidak terjadi kesalah pahaman

terkait penjelasannya. Setelah mendapatkan persetujuan dari direktur

utama maka JRA itu ditetapkan di dalam PERDIR 20/08/2018 tentang

pedoman retensi arsip di lingkungan BPJSKetenagakerjaan, berikut ini

wawancara dengan Informan.

“...prosedur hukumnya yang pasti harus sesuai UU 43 tahun 2009,

kita juga punya diputi direktur kepatuhan hukum untuk mengecek

secara sistematis untuk kata-kata yang dikeluarkan. Dari ANRI kita

extensi lalu kita buat sesuai dengan hasil diskusi dengan ANRI lalu

kita ajukan untuk muncul diperdir, tapi sebelum perdir ini muncul kita

harus melewati kepatuhan hukum dulu untuk dicek kembali melihat

tata tulis atau mungkin ada sesuatu yang ga sesuai dengan undang-

undang...”74

“prosedur hukumnya mengacu pada perdir20/08/2018 tentang

pedoman retensi arsipdi lingkungan BPJSKetenagakerjaan.”75

Jadi BPJS Ketenagakerjaan tentunya mempunyai prosedur

hukumnya sendiri dan tetap menganut dari Undang-Undang No.43

Tahun 2009 dan dari Perka ANRI mengenai JRA, maka dari itu

tentunya BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat melakukan pelatihan

untuk arsiparis agar paham mengenai penerapan JRA.

BPJSKetenagakerjaan sudah melakukan pelatihan kepada

arsiparisnya, berikut ini penjelasan dari Informan mengenai pelatihan

arsiparis tentang JRA.

”... Kita punya wadah untuk sosialaisasi pemusnahan, kebetulan

kemarin di Jogja dilakukan sosialisasi pemusnahan mengundang 15

74

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 75

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 81: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

68

besar kandidat juara, maupun kantor cabang madya utama, pratama,

dan seluruh kanwil, lebih kurang ada 65 orang, sosialisasi kedua itu

di Bukit Tinggi, mengundang Kanwil Sumba Riau dan Sumbagut dan

seluruh kantor cabangnya, sosialaisasi ketiga ini di Makassar dan

mengundang Kanwil Kalimantan. Jadi untuk tahun ini seharusnya

semua kanwil, namun masih keterbatasan waktu jadi hanya itu saja

yang dapat diundang.”76

“ ... jadi setiap tahun kita selalu ngadain, tahun 2015,2016,2017

2018, 2019 kita setiap tahun buat bimbingan, jadi kita diklat mereka

semua dari seluruh Indonesia kita undang ke Jakarta kita ajarin

semuanya tapi kan dengan konsep ga konsep baku jadi kalo misalnya

kearsipan ini kan lebih ke action sebenernya teori boleh tau dikit yang

penting kita langsung action nih nah jadi kalo di kita sistemnya

misalnya diklatnya itu 3 hari, nah 1 hari kita makan teori 2 hari

praktek langsung nyari boks cara buat boks gimana cara buat

portapel, cara buat daftar arsip itu semua dijalanin dan efektif karena

memang kayak temen-temen teori juga udah ngertilah maksudnya

aktif tuh yang ini inaktif tuh yang ini tapi ketika cara buat daftar

arsip gimana itu cara nentuin retensi gimana nah itu kita ajarin dan

feedbacknya ketika kita sudah kuat kasih pengetahuan mereka kita

ikat pakai lomba itu jadi ketika mereka ada yang dikerjain nih ada

reward ketika mereka ga kerjain ada punishman”77

Dari semua penjelasan di atas tentunya BPJS Ketenagakerjaan

sudah dapat menentukan arsip dinamis yang sudah benar-benar habis

masa retensinya dan sesuai dengan JRA dan sudah memenuhi hak dan

kewajibannya untuk diaudit dan sudah tidak ada lagi perkara-perkara

dipersidanganagar kelak tidak akan terjadi kesalahan dalam proses

penyusutan arsip. Berikut ini adalah penjelasan Informan mengenai

proses pemeriksaan arsip dinamis yang sudah habis masa retensinya.

“...misalnya arsip keuangan yang tadi kami musnahkan 10tahun

namun belum ada proses audit itu masih belum boleh dimusnahin,

misalnya arsip keuangan Salemba 15tahun tapi belum pernah diaudit

berarti masih ada hak dan kewajibannya untuk diaudit. Arsip itu

boleh dimusnahin setelah selesai hak dan kewajibannya maupun

perkara-perkaranya dipersidangan tapi harus tetep mengikuti JRA.

76

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 77

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 82: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

69

Proses audit sekarang sudah berjalan rutin yaitu maksimum perdua

tahun sekali.”78

Setelah menentukan masa retensi arsipnya tentunya proses

selanjutnya adalah prosespembentukan panitia pemusnahan, sesuai

PERDIR penyusutan arsip panitia dalam pemusnahan ini yang harus

berjumlah ganjil minimal 3 orang maksimal tidak terbatas. Kemudian

tahapan selanjutnya yaitu pembuatan daftar arsip usul musnah yang

nantinya akan diverifikasi oleh tim panitia itu sendiri terhadap arsip

yang akan diusulkan musnah sesuai dengan JRA yang ada di dalam

PERDIR 20/08/2018. Setelah daftar arsip usul musnah disetujui (jika

arsip yang tidak disetujui maka dikoordinasikan kembali apakah

dikembalikan atau melengkapi persyaratan yang kurang bagi yang

sudah sesuai akan mendapat surat persetujuan dari ANRI). Setelah

mendapat surat persetujuan maka selanjutnya akan dibuatkan surat

keputusan direksi tentang pemusnahan arsip. Tibalah saatnya pada

pelaksaan pemusnahan yang wajib disaksikan oleh unit yang

mengusulkan musnah, unit pengawasan internal dan unit kepatuhan

hukum. Setelah selesai pelaksanaan dari pemusnahan maka

selanjutnya penandatanganan berita acara oleh tim dan saksi sehingga

jika sewaktu-waktu terjadi masalah dapat dilihat di berita acaranya

agar kuat di mata hukum. Berikut ini penjelasan Informan mengenai

proses pemusnahan arsip.

“untuk pemusnahan pertama-tama membentuk tim panitia penilai

arsip, sesuai perdir panitia harus berjumlah ganjil minimal 3 orang

78

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 83: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

70

maksimal tidak terbatas tergantung kondisi di unit kerja. Setelah itu

buatkan daftar arsip usul musnah, dari tim panitia memverifikasi

sesuai perdir 20/08/2018, nilai guna administrasi itu 2 tahun setelah

hak dan kewajibannya terpenuhi, nilai hukum dan IT 5 tahun, nilai

guna keuangannya itu 10 tahun. Dari daftar itu ada yang memenuhi

dan ada yang tidak memenuhi, yang tidak memenuhi dikembalikan

ketempatnya ke ruangan arsip, dan yang memenuhi ditindak lanjuti

dan dibuatkan surat pertimbangan hasil verifikasi. Surat

pertimbangan untuk kantor cabang ditunjukan ke kantor wilayah

tembusan deputi direktur SBD kantor pusat. Kalo yang dimusnahkan

arsip kantor wilayah maka tertuju ke kantor pusat deputi direktur

SBD kantor pusat. Kalau dari kantor pusat maka surat tertuju ke

ANRI dari ANRI jika ada persetujuan lansung kita tindak lanjuti ke

direksi untuk dibuatkan SK pemusnahan. Setelah itu pelaksanaan

pemusnahan. Untuk pemusnahan minimal dilihat oleh 3 unit. Yang

pertama unit yang punya arsip usul musnah, yang kedua SPI, dan

KHK. Setelah itu dibuatkan berita acara pemusnahan. Jadi berita

acara itu yang kita simpan jika sewaktu-waktu ada pihak lain yang

mau mengklaim arsip yang sudah dimusnahkan maka dapat dilihat

diberita acara dan kita tunjukan itu kita sudah kuat dalam proses

hukumnya.”79

“KHK dan SPI itu menyaksikan. Kalo yang untuk pemusnahannya

Pertama unit pengolah, kantor cabang itu ada bidang keuangan, ada

bidang jaminan, ada bidang pemasaran, dan IT itu unit

pengolahannya. Lalu unit kearsipannya itu bidang umum dan SDM.

Dari bidang-bidang itu tersebut membuat panitia-panitia yang

jumlahnya ganjil.”80

Dengan adanya panitia pemusnahan dan saksi tentunya proses

pemusnahannya dapat berjalan lancar, karena proses terakhir dari

penyusutan ini adalah kegiatan pemusnahannya, ada beberapa cara

yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat dalam

memusnahkan arsip, yaitu dengan cara slider atau dengan

penghancuran, ada juga dengan dibakar dan terakhir dengan zat kimia.

Berdasarkan hasil observasi penulis mengamati dalam proses

pelaksanaan pemusnahan yang dilakukan di BPJS Ketenagakerjaan

mereka dapat melakukannmya dengan tiga cara yaitu dengan cara

79

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 80

Triyanto.

Page 84: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

71

dibakar, dicacah dengan menggunakan mesin penghancur kertas, dan

menggunakan zat kimia yang dijadikan bubur kertas. Hal terpenting

yaitu informasi yang ada di dalam arsip sudah tidak bisa dibaca atau

dikenali lagi. Berikut ini penjelasan dari Informan mengenai cara-cara

pemusnahan arsip yang dilakukan oleh BPJSKetenagakerjaan.

“...pemusanahan itu sesuai perdir ini dengan cara slider atau

penghancuran, kedua dibakar dan ketiga dengan zat kimia kalau

kertas dijadikan bubur lagi gitu.”81

“ ... pokoknya arsip itu eee 3 model yang boleh ni nih pemusnahan

arsip secara total sehingga tidak dapat dikenal baik bentuk maupun

isi atau tanda-tanda dengan cara penghancuran atau pencacahan,

pembakaran, peleburan dengan cara zat kima atau cara-cara lain

yang memenuhi kriteria tersebut, jadi yang penting dia hancur dan

gak dikenalin lagi, jadi gada lagi yang lambang-lambang BPJS yang

masih keliatan bener-bener hancur.”82

Dari semua proses penyusutan arsip tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan pernah sekali melakukan pemusnahan arsip yaitu

pemusnahan arsip tahun 1989-1993 sebanyak 114 boks, dan itu

merupakan pemusnahan pertama sejak mengubah namanya dari

JAMSOSTEK menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Berikut ini adalah

penjelasan dari Informan mengenai pemusnahan arsip tersebut.

“19-21 September di gedung arsip BPJSKetenagakerjaan Kantor

Pusat di Narogong.Arsip yang dimusnahkan arsip kantor cabang

Tanjung Priok tahun 1989-1993 sebanyak 114 boks itu perdana

selama kita berdiri sebagai BPJSKetenagakerjaan, sebelum BPJS kan

JAMSOSTEK itu juga sudah pernah tapi kan prosedurnya sudah beda

ya, antara BUMN dengan Lembaga Negara.”83

81

Triyanto. 82

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 83

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 85: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

72

2. Upaya Mengatasi Kendala dalam Proses Penyusutan Arsip Dinamis

Inaktif di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

Segala kegiatan yang dilakukan oleh sebuah instansi atau lembaga

pasti akan menghadapi suatu kendala dikarenakan suatu kekurangan

ataupun suatu keterbatasan dari instansi atau lembaga tersebut. Tak

terkecuali dengan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat.

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat didalam melakukan sebuah

kegiatan penyusutan arsip dinamis inaktif terdapat beberapa kendala yang

dihadapi. Kendala tersebut muncul dikarenakan faktor kurangnya

pemahaman dari beberapa Sumber Daya Manusia terkaitJRA dan berbeda-

beda dalam mengklasifikasikan arsip sehingga prihal arsip dengan

klasifiksinya jadi berbeda, hal tersebut membuat bingung dalam

menentukan jadwal retensinya.

Berdasarkan hasil observasi bahwa Sumber Daya Manusia masih

terbatas dan mayoritas dari mereka bukan dari latar belakang bidang

kearsipan. Dengan begitu mereka harus menyesuaikan dengan pekerjaan

yang ada dan mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan kearsipan

yang didapatkan melalui pelatihan dan diklat yang dilaksanakan oleh

ANRI. Berikut wawancara dengan Informan terkait kendala dari faktor

Sumber Daya Manusia.

“untuk kantor cabang masih ada yang menyerahkan arsip yang belum

masuk ke dalam JRA, contohnya proses auditnya belum dilakukan

walupun jangka waktunya sudah sesuai atau sudah 10tahun. Proses

verifikasi untuk mencocokkan antara fisik arsip dengan JRA, terutama

naskah dinas terkait prihal dan klasifikasinya jadi bingung menentukan

jadwal retensinya”84

84

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 86: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

73

Lalu adapun kendala yang lainnya seperti kurangnya fasilitas yang

tersedia. Seperti unit kerja yang tersebar di seluruh Indonesia ruangan

arsipnya masih terbatas, sehingga menyebabkan arsip yang ada tidak dapat

ditampung lagi dan hal tersebut membuat unit kerja mengeluarkan biaya

sewa gedung untuk menyimpan arsip.

Berdasarkan hasil observasi penulis juga mengamati akan fasilitas

yang tersedia di unit pengelola. Ruangan tersebut cukup terbilang kecil

dan tempat penyimpanan arsip tersebut juga digabungkan dengan tempat

penyimpanan peralatan yang digunakan untuk menyimpan arsip seperti,

kardus, portaple, map, bahkan berkas perlengkapan yang akan digunakan

oleh pegawai BPJS Ketenagakerjaan, serta peralatan pendukung lainnya.

Kemudian kendala arsip yang tidak dapat tertampung lagi tersebut

dikarenakan belum lengkapnya instrumen dasar hukum peraturan internal

yang ada di BPJS Ketenagakerjaan sehingga penyusutan arsip khususnya

pemusnahan belum dapat terlaksanakan. Berikut ini penjelasan dari

Informan terkait kendala tersebut.

“unit kerja kita yg tersebar di seluruh Indonesia ruang arsipnya kan

terbatas, jadi kalo tidak ada pemusnahan otomatis mungkin bakal tidak

cukup, karena belum adanya pemusnahan karena belum ada dasarnya

juga untuk pemusnahan tersebut. Sampe di daerah-daerah itu ada yang

mengeluarkan biaya untuk sewa gedung untuk penyimpanan arsip, karena

kantor cabangnya tidak muat.”85

“yaitu tidak adanya 5 instrumen tadi ... jadi sebenernya masalahnya tuh

disebelumnya, jadi kalo diceritain sebelum tahun 2016 mungkin ya

sebelum kita ada aturan masalahnya cuma diaturan.kita arsip yang lewat

10 tahun arsip yang sudah masuk jadwal retensi itu banyak banget, dari

daerah juga banyak banget. Tapi kita gak bisa melakukan pemusnahan

85

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 87: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

74

terkendala di step instrumennya gak ada, kita bisa aja musnahin tapi kita

gak kuat dimata hukum”86

Dari kendala-kendala tersebut BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya

tinggal diam dalam menghadapinya, mereka punmempunyai solusi untuk

mengatasi kendala tersebut. Untuk mengatasi kendala seperti kurangnya

pemahaman dari beberapa SDM terkait dengan JRA mereka membina dan

melakukan sosialisasi terhadap kompetensi dari tim penilai kemudian

memperbaiki proses penciptaan arsip dengan pedoman yang sudah dibuat.

Berikut penjelasan Informan terkait hal tersebut.

“kompetensi dari tim penilai arsipnya harus dibina dan disosialisasikan

terus. Kedua dari proses penciptaan arsipnya diperbaiki sesuai peraturan

yg dibuat.”87

Kendala berikutnya adalah kurangnya fasilitas yang tersedia.

Seperti unit kerja yang tersebar di seluruh Indonesia ruangan arsipnya

masih terbatas, sehingga menyebabkan arsip yang ada tidak dapat

ditampung lagi dan hal tersebut membuat unit kerja mengeluarkan biaya

lebih untuk sewa gedung guna menyimpan arsip. Kemudian kendala arsip

yang tidak dapat tertampung lagi tersebut juga dikarenakan belum

lengkapnya instrumen dasar hukum dalam penyusutan arsip sehingga

pemusnahan arsip dinamis inaktif belum dapat dilaksanakan. Maka dari itu

solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan

membuatkan JRA yang ada di dalam PERDIR tentang JRA agar dapat

mengatasi kendala dari kurangnya tempat penyimpanan arsip. Berikut

penjelasan dari Informan terkait hal tersebut.

86

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 87

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 88: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

75

“dari kendala tersebut kita buatkan JRA tadi untuk mengatasi kendala

ruang arsip yang tidak cukup atau cepat penuh tersebut.”88

“ ... sekarang sudah mempunyai instrumen tersebut, jadi ketika sudah

masuk kemari ini bisa diinlinekan nih misalnkan kayak jaminan, jaminan

itu kan masuknya ke KU, KU itu keuangan, keuangan itu minimal 10 tahun

baru bisa dimusnahkan setelah dibayarkan dan setelah hak dan

kewajibannya udah selesai, jadi kita inlinekan ke jadwal retensi arsip”89

Dari cara mengatasi kendala yang muncul dalam penyusutan arsip

maka akan ada dampak atau manfaat yang dirasakan. Dampak yang

dirasakan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat setelah melakukan

penyusutan arsip, yaitu mengurangi cost dalam penyewaan gedung untuk

menyimpan arsip, ruang arsip menjadi rapi dan teratur sehingga lebih

mudah dalam melakukan temu kembali arsip dan memberi ruang bagi

arsip yang baru, menang lomba sebagai juara 3 dalam pemilihan unit

kearsipan lembaga negara atau lembaga pemerintah non-kementerian

terbaik Nasional tahun 2019 yang diadakan oleh ANRI, kemudian skema

rangkaian mulai dari terciptanya arsip hingga arsip tersebut dimusnahkan

tidak terputus dan peraturan yang dibuat sudah sesuai dengan pedoman

hukum yang berlaku sehingga ketika terjadi masalah dalam penyusutan

khususnya pemusnahan bisa kuat dimata hukum. Berikut ini penjelasan

dari Informan mengenai dampak yang dirasakan tersebut.

“otomatis kan yang pertama mengurangi cost, yang tadinya kita nyewa

gedung sekarang jadi gak nyewa, ruangan arsip unit kerja semakin rapi

karena tidak ada arsip yang menumpuk di pojok-pojok akhirnya larinya ke

rak-rak semua jadi tertata rapi arsipnya, tadinya arsipnya berantakan

sekarang jadi tertata rapi, yang terakhir dapat ikut lomba kearsipan dan

bisa memang.”90

88

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis 89

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 90

Triyanto, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 89: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

76

“... proses dari skema kearsipan penciptaan pengelolaan pemeliharaan

sampe penyusutan itu tidak terpustus, sebelumnya kan arsipnya selalu

bertambah dan selalu dipeliharaterusbelum ada penyusutan... dengan

adanya penyusutan ini jadi bisa menyimpan arsip yang baru.”91

“nah ketika kita udah kuat aturannya ada, kita sudah sesuai peraturan

internal sesuai Perka ANRI dan sesuai Undang-Undang dia kuat, jadi

ketika ada masalah dikemudian hari kita kuat, jadi instrumen yang saya

sebutkan tadi itu adalah peraturan direksi BPJS Ketenagakerjaan, itu

semua diatur dalam perdir tersebut”92

C. Pembahasan

Penulis akan membahas hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas.

Berikut pembahasan mengenai proses penyusutan arsip dinamis inaktif yang

meliputi pemindahan dan pemusnahan serta upaya dalam mengatasi kendala

yang ada dalam kegiatan penyusutan arsip dinamis inaktif.

1. Proses Penyusutan Arsip Dinamis Inaktif di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat

Unit kearsipan BPJSKetenagakerjaan Kantor Pusat memiliki

banyak jenis arsip yang disimpan seperti naskah dinas dan produk hukum,

voucher umum, voucher jaminan, serta kepesertaan yang terdiri dari BPU

Jakon dan PU (Penerima Upah). Berdasarkan hasil wawancara dan

observasi oleh penulis, unit kearsipan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

hanya menyimpan arsip naskah dinas dan produk hukum, dan voucher

umum. Sedangkan voucher jaminan serta kepesertaan yang terdiri dari

BPU Jakon dan PU (Penerima Upah) hanya berada di kantor cabang dan

kantor wilayah yang melakukan pelayanan saja.

91

Awaludinur, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis. 92

Reza Maulana, Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis.

Page 90: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

77

Proses pemindahan arsip dinamis inaktif di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat sudah dilaksanakan dengan teratur dan sesuai dengan

prosedur yang ada. Pemindahan arsip dinamis inaktif dilakukan agar arsip

yang frekuensi kegunaanya sudah menurun tidak menumpuk sehingga

tidak dapat memberikan tempat bagi arsip yang baru. Hasil wawancara

dan observasi mengambarkan prosedur yang dilakukan dalam proses

pemindahan arsip dinamis inaktif ini dimulai dari pemilahan dan

pengelompokan arsip itu sendiri dan harus sudah sesuai syarat yang

ditentukan seperti sudah masuk ke dalam jadwal masa retensi. Proses

selanjutnya yaitu dibuatkannya daftar arsip dan menata arsip tersebut ke

dalam boks arsip. Setelah arsip siap kemudian akan dibuatkan surat

persetujuan pemindahan arsip dinamis inaktif. Setelah mendapatkan surat

persetujuan maka arsip yang akan dipindahkan akan diverifikasi terlebih

dahulu antara daftar arsip dengan fisik arsip agar tidak ada kesalahan

sehingga menyebabkan masalah dikemudian hari. Jika tahapan verifikasi

sudah terselesaikan maka akan dibuatkan berita acara pemindahan arsip

yang nantinya berguna sebagai keterangan pengalihan wewenang dan

tanggungjawab dalam pengelolaan arsip, selanjutnya arsip yang sudah

ditata sesuai dengan daftar arsip siap dipindahkan ke unit kearsipan.

Hal itu semua selaras dengan yang disampaikan oleh Mustari dan

Irawan dalam prosedur pemindahan arsip dari unit pengolah ke pusat arsip

yaitu mulai dari pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah

arsip tersebut sudah benar-benar inaktif atau masih aktif, kedua

pendaftaran untuk dibuatkan daftarnya secara lengkap, ketiga penataan

Page 91: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

78

arsip yang bertujuan untuk menjaga agar penataan aslinya tidak diubah

atau berubah, keempat pembuatan berita acara pemindahan arsip sebagai

tanda pengalihan wewenang dan tanggungjawab, dan yang terakhir

pelaksanaan pemindahan.93

Setiap lembaga atau instansi besar pasti memiliki jumlah arsip

yang banyak dan sudah banyak juga yang memiliki gedung pusat arsip

sendiri. Pusat arsip tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai tempat

penyimpanan arsip inaktif dan pengelolaan arsip sebelum arsip tersebut

dimusnahkan.Ketika arsip sudah memasuki tahap inaktif maka arsip sudah

tidak simpan lagi di unit-unit kerja melainkan akan dipindahkan ke pusat

arsip (records center).Pemindahan arsip ini dilakukan untuk membuat

ruangan kerja terbebas dari tumpukan arsip inaktif.Begitu juga yang

dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat mereka memiliki

pusat arsip sendiri yang digunakan untuk menyimpan arsip inaktif

sehingga tidak membuat ruangan penyimpanan arsip di kantor menjadi

penuh. Lokasi yang dijadikan sebagai pusat arsip oleh BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat yaitu di Narogong, Bekasi. Seperti

wawancara yang saya lakukakan dimana dijelaskan bahwa kantor pusat

memiliki pusat arsip atau records center di Narogong, Bekasi.

Hal tersebut juga sesuai dengan penjelasan Gunarto dan Mudalsih

bahwa pusat arsip merupakan sebuah bangunan yang memiliki design

khusus untuk menyimpan arsip inaktif secara murah, pengelolaan dan

pelayanan arsip sebelum dimusnahkan.94

dan diciptakannya pusat arsip

93

Mustari dan Irawan, Materi Pokok Perancangan Jadwal Retensi Arsip, 2009, h. 2.9 . 94

Gunarto dan Mudalsih, Materi Pokok Manajemen Pusat Arsip, h. 2.2.

Page 92: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

79

tersebut juga sudah memiliki sasaran yaitu pengurangan volume arsip,

menjamin aliran arsip dari tempat mahal ke yang lebih murah,

membebaskan ruangan kerja dari tumpukan arsip, sistem temu kembali

yang efektif dan efisien, mengamankan records organisasi, dan

mendukung objektivitas pengeluaran biaya.95

Unit kearsipan dalam sebuah instansi atau lembaga kini pasti sudah

memiliki panduan dalam pengelolaan arsipnya. Terkait dengan proses

penyusutan dimana JRA digunakan sebagai acuan untuk menentukan masa

retensi arsip. Adanya JRA akan mempermudah arsiparis dalam melakukan

proses penyusutan terlebih dalam hal pemusnahan dimana biasanya

arsiparis tidak berani untuk memusnahkan begitu saja arsip yang ada

dikhawatirkan akan berdampak masalah yang besar. Dengan begitu JRA

akan membantu arsiparis sebagai alat bantu hukum yang kuat jika terjadi

dikemudian hari. Dapat dikatakan BPJS Ketenagakerjaan sudah

memahami adanya dasar hukum yang mengatur JRA. Seperti wawancara

saya dengan informan yang menjelaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan

sudah sesuai dengan JRA dan sudah disahkan juga oleh ANRI sebagai

payung hukum jika terjadi sesuatu dikemudian hari.

Hal ini selaras dengan hal yang perlu dipertimbangkan dalam

aspek hukum dasar arsip yaitu ketentuan hukum yang mengatur bidang

kearsipan. Dalam hal ini disebutkan antara lain: UU Nomor 7 / 1971, PP

Nomor 34 / 1979 dan Surat Edaran Kepala Arsip Nasional RI Nomor

01/SE/1981 dan Nomor 02/SE/1983, termasuk UU Nomor 8 / 1997

95

Gunarto dan Mudalsih, h. 1.23.

Page 93: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

80

tentang Dokumen Perusahaan.96

Undang-Undang Nomor 7 / 1971 tentang

ketentuan-ketentuan kearsipan yang kemudian diubah menjadi Undang-

Undang No.43/2009.Undang-Undang No.43 Tahun 2009 tentang

kearsipan yang menyebutkan JRA adalah daftar yang berisi sekurang-

kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip dan

keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip

dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan

sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.97

Setiap lembaga atau instansi pasti menjadikan peraturan

pemerintah N0. 28 Tahun 2012 tentang pelaksanaan UU No.43 Tahun

2009 tentangJRA sebagai pedoman dalam menentukan JRA.Panita dalam

penyusunan JRA ini adalah arsiparis dan unit yang bersangkutan dalam

pencipta arsip, SPI dan KHK. BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusatberpedoman pada JRA dalam proses penyusutan arsip.JRA yang

dibuat dan yang disesuaikan dengan peraturan internal BPJS

Ketenagakerjaan sudah disahkan oleh ANRI dan menjadi pedoman yang

sah dalam melakukan kegiatan penyusutan di lingkungan BPJS

Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan membuat JRA agar siklus hidup

arsip yang ada di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan tidak terputus, dapat

menentukan masa retensi arsip yang dilihat dari dasar nilai kegunaannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menjelaskan bahwa

penyusunan JRA berpedoman dari Perka ANRI tentang JRA dan

penyusunan JRA harus disesuaikan dengan UU No.43 Tahun 2009. JRA

96

Hadiwardoyo, ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip,‖ h. 4. 97

Indonesia, ―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tenteng Kearsipan.", h.

2.

Page 94: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

81

yang disusun oleh panitia sudah disahkan oleh kepala ANRI setelah itu

disahkan oleh direktur utama dan menjadi panduan yang sah di lingkungan

BPJS Ketenagakerjaan. Dalam proses penyusunan JRA panitia yang terdiri

dari arsiparis mengajak pada unit lain yang menciptakan arsip untuk ikut

serta dalam menyusun JRA, serta SPI dan KHK yang pasti mereka terkait

dengan hukum dan mengetahui fungsi kegitaan instansi masing-masing.

Hal tersebut selaras dengan pedoman penetapan JRA dimana

masing-masing instansi atau lembaga wajib menjadikan peraturan

pemerintah No. 28 Tahun 2012 tentang JRA sebagai acuan untuk

menentukan JRA. Ditambah dengan yang disampaikan oleh Ignatius

Wursanto pedoman penetapan JRA, pertama lembaga negara pemerintah

masing-masing memiliki JRA yang telah ditetapkan dan disetujui oleh

kepala ANRI,kedua untuk menjaga objektifitas dalam menentukan nilai

guna arsip JRA harus disusun oleh panitia yang benar-benar memahami

arsip fungsi dan kegiatan instansi masing-masing, ketiga dalam

melaksanakan tugasnya panitia perlu mendengarkan pertimbangan

menyangkut masalah keuangan dan kepegawaian, rangcangan JRA perlu

persetujuan kepala ANRI sebelum ditetapkan oleh pimpinan instansi yang

bersangkutan sebagai JRA yang berlaku di lingkungan instansi, kemudian

terkahir untuk JRA pemerintah daerah perlu terlebih dahulu

memperhatikan pendapat menteri dalam negeri.98

JRA digunakan sebagai pedoman untuk membantu arsiparis dalam

pelaksanaan penyusutan dalam menentukan masa retensi arsip.

98

Wursanto, Kearsipan 1, h. 212.

Page 95: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

82

Pemusnahan arsip bertujuan untuk mengurangi jumlah arsip, namun

pemusnahan arsip ini memiliki resiko yang sangat tinggi karena apabila

arsip yang sudah dimusnahkan tidak akan bisa lagi diciptakan kembali.

Arsip BPJS Ketenagakerjaan yang akan dimusnahkan juga memiliki

kriteria seperti sudah tidak memiliki nilai guna lagi, masa retensinya habis

atau memang arsip yangsudah masuk ke daftar musnahsemisaluntuk arsip

administrasi masa retensinya 2 tahun, teknologi dan informasi 5 tahun dan

untuk keuangan 10 tahun serta sudah memenuhi hak dan kewajibannya,

dan yang lebih penting arsip tersebut tidak sedang berkaitan dalam proses

suatu perkara.

Dalam proses pemusnahan di BPJS Ketenagakerjaan akan

membuat tim panitia pemusnah yang berjumlah ganjil agar dapat

mempermudah dalam pengambilan keputusan, tim tersebut yang akan

menjadi penilai dan pelaksana dalam proses penyusutan.Arsip yang akan

dimusnahkan diusulkan dan dibuatkan daftarnya kemudian diperiksa

kembali sehingga dapat diketahui dengan jelas arsip mana saja yang akan

dimusnahkan. Setelah arsip tersebut diperiksa dan diverifikasi maka

langkah selanjutnya yaitu disahkan oleh direktur utama dan kepala ANRI.

Setelah disahkan akan dikeluarkan surat keputusan dan surat perintah

untuk pelaksanaan pemusnahan. Sebelum pelakasanaan pemusnahan akan

dibuatkan berita acara pemusnahan yang nantinya akan menjadi bukti

keterangan bahwa arsip tersebut sudah dimusnahkan secara sah dan

menjadi dasar hukum yang kuat jika terjadi masalah dikemudian hari.

Page 96: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

83

Dalam pelaksanaan pemusnahan biasanya dapat dilakukan dengan

cara dibakar, dicacah, atau dijadikan bubur dengan zat kimia yang

terpenting adalah informasi yang ada didalamnya sudah tidak dapat

dikenali lagi. BPJS Ketenagakerjaan pun sama dalam melakukan

pemusnahan, mereka melakukannya bisa dengan ketiga cara tersebut

sesuai dengan yang akan memusnahkan yang paling penting adalah sesuai

dengan pedoman yang ada. Pada saat pelaksanaan pemusnahan juga harus

disaksikan oleh unit kearsipannya sendiri, unit pencipta arsip, kepatuhan

dan hukum serta satuan pengawas internal. Saksi tersebut yang nantinya

akan menandatangani berita acara pemusnahan.

Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan oleh Mustari Irawan

dalam prosedur pemusnahan arsip; Pertama, pemeriksaan yang dilakukan

untuk mengetahui apakah arsip tersbeut sudah benar-benar telah habis

jangka simpannya dengan berpedoman pada JRA. Kedua, arsip yang sudah

diperiksa sebagai arsip usul musnah akan dibuatkan daftarnya sehingga

dapat dengan mudah mengetahui secara jelas informasi tentang arsip yang

akan dimusnahkan. Ketiga, pembentukan panitia pemusnah yang

dilakukan untuk arsip yang akan dimusnahkan memiliki retensi 10 tahun

atau lebih, panitia pemusnah ini juga terdiri dari anggota yang berasal dari

unitt peengelola arsip, unit pengamanan, unit hukum dan perundang-

undangan, dan unit lain yang terkait. Keempat, penilaian yang pada

dasarnya dilakukan setiap kali menyeleksi arsip yang akan dimusnahkan,

kemudian disahkan oleh pimpinan organisasi untuk pelaksanaan

pemusnahan sedangkan arsip yang memiliki retensi diatas 10 tahun harus

Page 97: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

84

melalui penilaian ANRI karena biasanya arsip yang memiliki masa retensi

10 tahun ke atas kemungkinan lebih besar bernilai guna sekunder. Kelima,

pembuatan berita acara yang akan menjadi dasar hukum bahwa

pelaksanaan pemusnahan dilakukan secara sah. Keenam, pelaksanaan

pemusnahan yang bisa dilakukan dengan cara dibakar, dicacah atau dibuat

dibuat bubur kertas yang penting informasinya tidak lagi dikenali.

Kemudian dalam pelaksanaan pemusnahan arsip perlu disaksikan oleh

minimal dua orang pejabat dari bidang hukum atau pengawasan yang

nantinya akan menandatangani berita acara pemusnahan.99

Dari semua proses penyusutan arsip tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan pernah sekali melakukan pemusnahan arsip yaitu

pemusnahan arsip tahun 1989-1993 sebanyak 114 boks, dan itu merupakan

pemusnahan pertama sejak mengubah namanya dari JAMSOSTEK

menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

2. Upaya Mengatasi Kendala dalam Proses Penyusutan Arsip Dinamis

Inaktif di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat didalam melakukan sebuah

kegiatan penyusutan arsip dinamis inaktif terdapat beberapa kendala yang

dihadapi. Kendala tersebut muncul dikarenakan faktor kurangnya

pemahaman dari beberapa Sumber Daya Manusia terkait JRA dan

berbeda-beda dalam mengklasifikasikan arsip sehingga perihal arsip

dengan klasifiksinya jadi berbeda, hal tersebut membuat bingung dalam

99

Mustari dan Irawan, Materi Pokok Perancangan Jadwal Retensi Arsip, 2009, h. 2.14.

Page 98: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

85

menentukan jadwal retensinya. Lalu kendala yang lainnya seperti

kurangnya fasilitas yang tersedia. Seperti unit kerja yang tersebar di

seluruh Indonesia ruangan arsipnya masih terbatas, sehingga menyebabkan

arsip yang ada tidak dapat ditampung lagi dan hal tersebut membuat unit

kerja mengeluarkan biaya sewa gedung untuk menyimpan arsip.

Kemudian kendala arsip yang tidak dapat tertampung lagi tersebut

dikarenakan belum lengkapnya instrumen dasar hukum peraturan internal

yang ada di BPJS Ketenagakerjaan sehingga penyusutan arsip khususnya

pemusnahan belum dapat terlaksanakan.

Dari kendala tersebut BPJS Keteneagakerjaan berupaya untuk

mengatasi beberapa kendala tersebut. Pertama BPJS Ketenagakerjaan

berupaya membina dan melakukan sosialisasi terhadap kompetensi dari

tim penilai kemudian memperbaiki proses penciptaan arsip dengan

pedoman yang sudah dibuat untuk mengatasi kurangnya pemahaman dari

beberapa SDM terkait dengan JRA. Selanjutnya, menyusun JRA yang

dituangkan kedalam peraturan direksi tentang JRAdi lingkungan BPJS

Ketenagakerjaan agar dapat mengatasi kendala dari kurangnya tempat

penyimpanan arsip.

Dampak yang dirasakan setelah mengatasi kendala tersebut yaitu

mengurangi cost dalam penyewaan gedung untuk menyimpan arsip, ruang

arsip menjadi rapi dan teratur sehingga lebih mudah dalam melakukan

temu kembali arsip dan memberi ruang bagi arsip yang baru,

memenangkan lomba sebagai juara 3 dalam pemilihan unit kearsipan

lembaga negara atau lembaga pemerintah non-kementerian terbaik

Page 99: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

86

Nasional tahun 2019 yang diadakan oleh ANRI, kemudian skema

rangkaian mulai dari terciptanya arsip hingga arsip tersebut dimusnahkan

tidak terputus dan pelaksanaan pemusnahan sudah kuat dimata hukum jika

terjadi sesuatu kemudian hari.

Page 100: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang penyusutan arsip BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses penyusutan arsip dinamis inaktif di BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusat menggunakan jadwal retensi arsip yang digunakan sebagai

pedoman dalam pelaksanaannya. BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

menuang JRA tersebut kedalam PERDIR 20/08/2018tentang jadwal

retensi arsip di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan. Kegiatan pemindahan

arsip dinamis inaktif meliputi pemeriksaan, pendaftaran, penataan arsip,

pembuatan berita acara pemindahan, serta pelaksanaan

pemindahan.Sedangkan proses pemusnahan arsip dinamis inaktif BPJS

Ketenagakerjaanmeliputi pemeriksaan, pendaftaran, pembentukan panitia

pemusnahan, penilai persetujuan dan pengesahan, pembuatan berita

acara, serta pelaksanaan pemusnahan.

2. Upaya yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan dalam mengatasi

kendala yaitu membina, melakukan sosialisasi terhadap kompetensi tim

penilai, serta membuat JRA. Kemudian memperbaiki proses penciptaan

arsip dengan pedoman yang sudah dibuat untuk mengatasi kurangnya

pemahaman dari beberapa SDM terkait dengan JRAagar dapat mengatasi

kendala yang ada.

Page 101: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

88

B. Saran

Dari kesimpulan tersebut maka penulis dapat memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Proses penyusutan arsip di BPJS Ketenagakerjaan sudah ada beberapa

yang terlaksana dengan mengikuti peraturan yang ada. Oleh karena itulah

diharapkan kedepannya BPJS Ketenagakerjaan dapat melaksanakan

penyusutan dengan tepat. Hendaknya seluruh proses penyusutan arsip ini

juga dapat diperbaiki dengan contoh hasil evaluasi yang ada selama

kegiatan penyusutan berlangsung.

2. Upaya dalam mengatasi kendala yang dihadapi selama kegiatan

penyusutan alangkah baiknya jika dijadikan pelajaran dan evaluasi.

Harapannya dari penulis sehingga dari hasil evaluasi yang ada dapat

memberikan solusi yang berguna untuk kedepannya dalam proses

penyusutan. Seperti pengadaan pembinaan dan sosialisasi secara rutin

sehingga membuat para arsiparis di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan

dapat melakukan proses penyusutan berjalan dengan lancar dan

sistematis.

Page 102: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1996.

Arizola, Oktarino, dan Elva Rahmah. ―Pembuatan Jadwal Retensi Arsip (JRA) di

Kantor Wali Nagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat.‖ Jurnal Ilmu

Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 2, no. 2 (2014).

Arsip Nasional Republik Indonesia. Manajemen Arsip Dinamis Inaktif. Jakarta:

Arsip Nasional Republik Indonesia, 2002.

Awaludinur, Muhammad. Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis, 4 November

2019.

Barthos, Basir. Manajemen Kearsipan. 1 ed. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

———. Manajemen Kearsipan: untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan

Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Fitri, Iftah Annisa dan Marlini. ―Penyusutan dan Nilai Guna Arsip di Unit

Kearsiapan Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi

Sumatera Barat.‖ Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan 2,

no. 1 (2013).

Gunarto, dan Mudalsih. Materi Pokok Manajemen Pusat Arsip. 4 ed. Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka, 2013.

Hadiwardoyo, Sauki. ―Merumuskan Jadwal Retensi Arsip.‖ Suara Badar IV.

2002.

http://bapersip.jatimprov.go.id/image/Merumuskan%20Jadwal%20Retensi

%20Arsip.pdf. Area lampiran.

Indonesia. ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 28 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang No 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,‖

2012.

———. ―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tenteng

Kearsipan,‖ 2009.

https://www.kpk.go.id/images/pdf/uu%20pip/UU_No_43_Tahun_2009_K

earsipan.pdf.

Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan

Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta:

STIA-LAN, 2004.

Maulana, Reza. Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis, 4 November 2019.

Page 103: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Mirmani, Anon. Pengantar Kearsipan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

2013.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007.

Muhidin, Sambas Ali, dan Hendri Winata. Manajemen Kearsipan untuk

Organisasi Publik, Bisnis, Sosial, Politik, dan Kemasyarakatan. Bandung:

Pustaka Setia, 2015.

Mustari, dan Irawan. Materi Pokok Perancangan Jadwal Retensi Arsip. Jakarta:

Universitas Terbuka, 2009.

Narbuko, Cholid, dan Abu Achmad. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara,

2009.

Nasution. Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2003.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2002.

Pujiastuti, Ana. "Lembaga Kearsipan: Upaya Pengelolaan Arsip secara Kolektif di

Perguruan Tinggi" (2013) www.eprints.uad.ac.id

Ramanda, Rulli Susfa, dan Sri Indrahti. ―Analisis Pengelolaan Arsip Inaktif

terhadap Temu Kembali Arsip di Pusat Arsip (Records Center) Politeknik

Negeri Semarang.‖ Jurnal Ilmu Perpustakaan 4, no. 3 (2015).

Saffady, William. Records and a Information Management Fundamentals of

Professional Practice. 3 ed. USA: ARMA International, 2016.

Sedarmayanti. Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern.

Bandung: Mandar Maju, 2003.

Smith, Judith Read, Mary Lea Ginn, dan Norman F. Kallaus. Record

Management. USA: South Westrn: Cincinnati, 2002.

Sudjono. Materi Pokok Penilaian dan Penyusutan Arsip. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2007.

Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. ―Manajemen Kearsipan Modern: dari

Konvensional ke Basis Komputer.‖ Yogyakarta: Gava Media, 2015.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sujono. Manajemen Arsip Inaktif. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.

Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan

Mengelola Informasi dan Dokumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2003.

Page 104: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Supastiwi, Zita Asih. Konsep Dasar Penyusutan Arsip. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2014.

Suraja, Yohannes. Manajemen Kearsipan. Malang: DIOMA, 2006.

Triyanto. Wawancara Penyusutan Arsip Dinamis, 4 November 2019.

Wijaya, Recki Ari, Bambang Budi Wiyono, dan Ibrahim Bafadal. ―Pengelolaan

Kearsipan.‖ Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Vol. 1, no. 2

(2018).

Wursanto, Ignatius. Kearsipan 1. Yogyakarta: Kanisius, 1991.

Yin, Robert K.Studi Kasus, Desin dan Metode Edisi Revisi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004.

Page 105: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

LAMPIRAN

Panduan Wawancara

Keterangan :

1. Penelitian ini berjudul “Proses Penyusutan Arsip Dinamis pada

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor

Pusat”

2. Penyusutanarsip dinamis ini yang dimaksud ialah pemindahan dan

pemusnahan arsip dinamis.

3. BPJS Ketenagakerajaan Kantor Pusat merupakan pusat koordinasi dari

seluruh kantor BPJS kantor wilayah, kantor cabang, dan kanto cabang

perintis yang ada di seluruh Indonesia

No Tujuan Pertanyaan

penelitian

Sumber

Bacaan

1 Untuk

mendapatkan

gambaran

proses

penyusutan

arsip dinamis

inaktif yang

dilakukan di

Badan

Penyelenggara

Jaminan Sosial

Ketenagakerja

an Kantor

Pusat.

a. Pemindah

an Arsip

a. Jenis arsip apa

saja yang ada di

BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

b. Siapa saja

pengguna arsip

di BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

c. Apa saja fasilitas

yang digunakan

untuk

melakukan

penyimpanan

arsip di BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

d. Apakah BPJS

Ketenagakerjaan

memiliki

pedoman yang

digunakan untuk

mengelola arsip

Mustari dan

Irawan

(2009),

Gunarto &

Muldasih

(2013),

Sauki

Hadiwardoy

o (2002)

Page 106: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

?

e. Bagaimana

sistem

klasifikasi arsip

di BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

f. Apakah BPJS

Ketenagakerjaan

melakukan

pemindahan

arsip inaktif dari

unit pengelolah

ke unit kearsipan

?

g. Jenis arsip apa

saja yang

dilakukan

pemindahan ?

h. Dimana lokasi

pemindahan

arsip yang

digunakan

menjadi pusat

arsip dari

keseluruhan

arsip di BPJS ?

i. Siapa saja yang

terlibat dalam

melakukan

pemindahan

arsip ?

j. Bagaimana

proses

pemindahan

arsip di BPJS

ketenagakerjaan

Kantor Pusat ?

k. Bagaimana

system

penyimpanan

pad arsip

dinamis di BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

b. Pemusna

han arsip 1. Apakah BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat ini

Mustari dan

Irawan

(2009), UU

Page 107: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

memiliki JRA?

2. Bagaimana

proses

penyusunan JRA

itu sendiri ?

3. Apakah ada

prosedur hukum

dalam

pelaksanaan

JRA?

4. Apakah ada

pelatihan untuk

arsiparis dalam

melaksanakan

JRA?

5. Bagaimana

sosialisasi dalam

penerapan JRA

di BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat ?

6. Apakah BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat

sudah

menerapkan

JRA dalam

kegiatan

penyusutan ?

7. Apakah BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat

sudah pernah

melakukan

pemusnahan

arsip dinamis ?

8. Bagaimana

proses

pemeriksaan

arsip dinamis

yang sudah

benar-benar

habis masa

retensinya agar

tidak terjadi

kesalahan dalam

proses

penyusutan ?

No.43

(2009),

Sedarmayan

ti (2015),

sulistyo-

Basuki

(2003),

Ignatius

Wursanto

(1991)

Page 108: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

9. Bagaimana

proses verifikasi

hingga akhirnya

arsip tersebut

sudah bisa

dimusnahkan ?

10. Siapa saja yang

berhak menjadi

panitia dalam

pemusnahan

arsip di BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

11. Bagaimana

proses

pemusnahan

arsip dinamis di

BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

2

Untuk

mengetahui

upaya unit

kearsipan

Badan

Penyelenggara

Jaminan Sosial

Ketenagakerja

an Kantor

Pusat dalam

mengatasi

kendala pada

proses

penyusutan

arsip dinamis

inaktif

Kendala dan

bagaimana

cara

mengatasinya

1. Dampak Kendala

apa saja yang

muncul dalam

kegiatan

penyusutan arsip

di BPJS

Ketenagakerjaan

Kantor Pusat ?

2. Bagaimana cara

mengatasi

kendala yang

muncul ?

3. Dampak apa saja

yang muncul

setelah

dilakukannya

kegiatan

penyusutan arsip

?

UU No.43

(2009),

Barthos

(2016),

sudjono

(2007)

Page 109: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Hasil Wawancara

1. Transkip Wawancara I

Nama Informan : Muhammad Awaludinur

Jabatan Informan : Penata Muda Kearsipan

Hari/Tanggal Wawancara : 4 November 2019

Tempat Wawancara : Ruangan Unit Pengelola arsip BPJS

Ketenagakerjaan Pusat

1. Jenis arsip apa saja yang ada di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : ―Khusus SBD aja ada Naskah Dinas dan Produk Hukum tapi Kita

ada record center di Narogong, disana kita ada semua jenis arsip tapi gak

ada arsip kepesertaan yang sekarang”

2. Siapa saja pengguna arsip di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : ―SBD dan unit lain yang kehilangan arsip‖

3. Apa saja fasilitas yang digunakan untuk melakukan penyimpanan arsip di

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : ―untuk raknya kita atur sendiri ya contoh ini rak 5 ambal

tingginya 2 m, jadi untuk rak kita gak ngatur spesifikasi karena setiap

ruangan tingginya berbeda-beda, jadi kita cuma nyaranin ke cabang

misalnya nih ada cabang yg tinggi ruangnya 3 m dia bisa pakai rak

maksimum 2.5m jadi 2.5m itu untuk tinggi raknya, bangunannya otomatis

harus lebih dari 2.5m dong, karena ketika bangunannya tinggi 2.5m terus

kita paksa untuk rak 2.5m nanti akan menutupi cahaya. Jadi tinggi gedung

ini kan 2.5m jadi kita pakai rak yg 2m yaitu rak yg 5 ambal ini. Di cabang

wajib punya filling kabinet, untuk nyusun surat agar tersusun sesuai kode

klasifikasi. Untuk portaplenya panjang 36cm,tingginya 19,5cm,

lebar23,5cm, panjang tali 1m, kuping portaple 2.5cm dan juga kardus

yang sudah diberi logo BPJS Ketenagakerjaan agar kita tahu bahwa

kardus itu tidak dimanfaatkan dan tidak diperjualbelikan sembarangan.

Untuk pembuatan semuanya kita ada vendor, kalo di luar wilayah ada

anggaran kearsipan jadi bisa dimanfaatkan mereka untuk pengadaan

fasilitas arsipnya sendiri. Biasanya masing-masing unit kerja di setiap

kantor cabang punya anggaran tersendiri untuk arsip, beberapa ada yang

kirim surat ke kantor pusat dan kantor pusat kirim barang‖

4. Apakah BPJS Ketenagakerjaan memiliki pedoman yang digunakan untuk

mengelola arsip ?

Jawab : ―ada kita ada 5 instrument, jadi instrument yang pertama itu ada

penyusunan klasifikasi, lalu pedoman pengelolaan, penyusunan jadwal

Page 110: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

retensi, pedoman penyusutan arsip, pembuatan klasifikasi keamanan dan

akses arsip dinamis.”

5. Bagaimana sistem klasifikasi arsip di BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusat?

Jawab : ―kita ada 14 kode klasifikasi itu yg premier eh primer, baru nanti

dari primer itu turun ke tersier yg turunannya sampe 197. Kode klasifikasi

itu sesuai dengan jenis suratnya‖

6. Apakah BPJS Ketenagakerjaan melakukan pemindahan arsip inaktif dari

unit pengelolah ke unit kearsipan ?

Jawab : ―ada, misalnya contoh bidang Keuangan mau mindahin arsip ke

bidang Umum, pemindahan arsip dari unit keuangan di kantor cabang ke

unit umum, karena yang megang kearsipan itu kan unit umum ya, jadi

mereka harus menyerahkan daftar arsip baru berita acara, jadi penata

kearsipannya harus crosscheck daftar-daftar arsip yg sudah dikirimkan,

terus berita acara daftar arsip itu untuk penyerahan, terus kalo dari

kantor pusat dari unit lain sama juga harus ada berita acara sama daftar

arsip, semua unit harus kaya gitu. Kalo untuk cabang mau mindahin ke

narogong itu gak bisa, cabang harus ke kanwil dulu. Jadi mekanismenya

kantor cabang ke kantor wilayahnya masing-masing”

7. Jenis arsip apa saja yang dilakukan pemindahan ?

Jawab : ―dari kelima jenis arsip itu bisa, tapi kalo untuk arsip kepesertaan

itu gak boleh, eh tapi bisa juga dipidahin kalo arsip kepesertaan itu udah

inaktif atau perusahaan itu udah tutup. Naskah dinas produk hukum,

voucher jaminan, voucher umum, arsip kepesertaan pu, arsip kepesertaan

bpu, Cuma ada kondisi tertentu keterbatasan ruangan dimana arsip aktif

dia harus mindahin secara periodik per tiga bulan ke unit kearsipan”

8. Dimana lokasi pemindahan arsip yang digunakan menjadi pusat arsip dari

keseluruhan arsip di BPJS ?

Jawab : ―kalo cabang sekarang hanya bisa melakukan pemindahan ke

kantor wilayah, setiap kantor wilayah punya pusat arsip juga, nah kalo

yang di Jakarta itu di Dadap. Kalo kantor pusat, pusat arsipnya di

Narogong”

9. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan pemindahan arsip?

Jawab : ―jadi diberita acara itu disebutkan pihak pertama siapa, kalo

misalnya cabang pihak pertamanya otomatis pejabat struktural, pejabat

struktural itu kepala kantor cabang itu. Kalo pusat harus ditandatangani

Page 111: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

diputi bagian secretariat badan. Pihak keduanya pihak unit kearsipannya

yang dituju.‖

10. Bagaimana proses pemindahan arsip di BPJS ketenagakerjaan Kantor

Pusat ?

Jawab : ―pemilihan arsip dan mengelompokan arsipnya terlebih

dahulu,lalu buat daftar arsip, kemudian pengajuan pemindahan arsip,

kalau ada arsip yang belum memenuhi syarat arsipnya dikembalikan

kalau disetujui ya bisa dipindahkan kemudian buat berita acara

pemindahan arsip kemudian arsipnya dipindahkan dan berita acaranya

ditanda tangani oleh kedua pihak, terus masing-masing juga pegang

berita acara sama daftar arsipnya supaya nanti kalau arsipnya

dibutuhakan lagi kita bisa tau arsip tersebut ada dimana lokasinya.”

11. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat ini memiliki JRA?

Jawab : ―ada di Perdir 20 yaitu tentang JRA”

12. Bagaimana proses penyusunan JRA itu sendiri ?

Jawab : ―pembuatan ini memang mengundang orang ANRI bagian akuisisi

misalnya untuk diklat kurikulum misalnya masa aktifnya 1 tahun jadi kita

tau batasannya aktif itu sampai mana. Kita juga menyesuaikan dengan

perdir yang berlaku disini”

13. Apakah ada prosedur hukum dalam pelaksanaan JRA?

Jawab : ―yang pertama untuk prosedur hukumnya yang pasti harus sesuai

UU 43 Tahun 2009, kita juga punya diputi direktur kepatuhan hukum

untuk mengecek secara sistematis untuk kata-kata yang dikeluarkan. Dari

ANRI kita extensi lalu kita buat sesuai dengan hasil diskusi dengan ANRI

lalu kita ajukan untuk muncul diperdir, tapi sebelum perdir ini muncul kita

harus melewati kepatuhan hukum dulu untuk dicek kembali melihat tata

tulis atau mungkin ada sesuatu yang ga sesuai dengaan undang-undang

atau segala macem. Baru muncul perdir ini‖

14. Apakah ada pelatihan untuk arsiparis dalam melaksanakan JRA?

Jawab : “ada,kita punya wadah untuk sosialaisasi pemusnahan, kebetulan

kemarin di Jogja dilakukan sosialisasi pemusnahan mengundang 15 besar

kandidat juara, maupun kantor cabang madya utama, pratama, dan

seluruh kanwil, lebih kurang ada 65 orang, sosialisasi kedua itu di Bukit

Tinggi, mengundang Kanwil Sumba Riau dan Sumbagut dan seluruh

kantor cabangnya, sosialaisasi ketiga ini di Makassar dan mengundang

Kanwil Kalimantan. Jadi untuk tahun ini seharusnya semua kanwil,

Page 112: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

namun masih keterbatasan waktu jadi hanya itu saja yang dapat

diundang.”

15. Bagaimana sosialisasi dalam penerapan JRA di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat ?

Jawab : ―sebenernya gak ada, karena yg mengurus semua arsipnya kan

kita orang sbd juga. Kalo untuk pengelolaan arsipnya ada, sekretaris ada

pelatihannya karena untuk kantor pusat masing-masing diputi baru ada

satu unit kerja yang ada penata kearsipannya tapi beda nama yaitu penata

dokumentasi yaitu tugasnya ngurusin keuangan akutansi.”

16. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat sudah menerapkan JRA

dalam kegiatan penyusutan ?

Jawab : ―udah.”

17. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat sudah pernah melakukan

pemusnahan arsip dinamis ?

Jawab : ―udah pernah satu kali, itu arsip voucher jaminan, kantor cabang

Tanjung Priok tahun 89-93 jumlahhnya 114 box yang isinya 8443

record.”

18. Bagaimana proses pemeriksaan arsip dinamis yang sudah benar-benar

habis masa retensinya agar tidak terjadi kesalahan dalam proses

penyusutan ?

Jawab : ―jadi kan gini kita mesti tahu batasan, misalnya nih kita gak boleh

baca ini semua, misalnya arsip keuangan yang tadi kami musnahkan

10tahun namun belum ada proses audit itu masih belum boleh

dimusnahin, misalnya arsip keuangan salemba 15tahun tapi belum pernah

diaudit berarti masih ada hak dan kewajibannya untuk diaudit. Arsip itu

boleh dimusnahin setelah selesai hak dan kewajibannya maupun perkara-

perkaranya dipersidangan tapi harus tetep mengikuti JRA. Proses audit

sekarang sudah berjalan rutin yaitu maksimum perdua tahun sekali.”

19. Bagaimana proses verifikasi hingga akhirnya arsip tersebut sudah bisa

dimusnahkan ?

Jawab : ―Pertama itu kita di record center punya daftar arsip tapi harus

verifikasi ulang antara daftar arsip dengan fisik arsip, itu yang melakukan

penata kearsipannya, terus dari daftar arsip itu kita lihat jenis arsipnya

apa, misalnya voucher umum kan jelas untuk keuangan itu setelah hak dan

kewajiban berarti 10tahun untuk JRA lalu membuat daftar arsip usul

musnah ke ANRI, setelah dapet surat balasan dari ANRI bahwa arsip yg

diajukan boleh dimusanhin, lalu kita buat draft kepnya lalu muncul

Page 113: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

keputusan direksi lalu membuat surat perintah panitia pemusnahan arsip,

lalu buat berita acara pemusnahan arsip lalu laporan pemusnahan arsip

lengkap dengan draf dan dokumentasinya.‖

20. Siapa saja yang berhak menjadi panitia dalam pemusnahan arsip di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : ―Satuan Pengawas Internal, Kepatuhan Hukum, Sekretariat

Badan.‖

21. Bagaimana proses pemusnahan arsip dinamis di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

Jawab : ―Menggunakan slider, lalu bisa dibakar, lalu menggunakan zat

kimia dan atau penghancuran.”

22. Dampak Kendala apa saja yang muncul dalam kegiatan penyusutan arsip

di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat ?

Jawab : ―untuk kantor cabang masih ada yang menyerahkan arsip yang

belum masuk kedalam JRA, contohnya proses auditnya belum dilakukan

walupun jangka waktunya sudah sesuai atau sudah 10tahun. Proses

verifikasi untuk mencocokkan antara fisik arsip dengan JRA, terutama

naskah dinas terkait prihal dan klasifikasinya jadi bingung menentukan

jadwal retensinya.”

23. Bagaimana cara mengatasi kendala yang muncul ?

Jawab : ―Kompetensi dari tim penilai arsipnya harus dibina dan

disosialisasikan terus. Kedua dari proses penciptaan arsipnya diperbaiki

sesuai peraturan yg dibuat.”

24. Dampak apa saja yang muncul setelah dilakukannya kegiatan penyusutan

arsip ?

Jawab : ―Pertama proses dari skema kearsipan penciptaan pengelolaan

pemeliharaan sampe penyusutan itu tidak terpustus, sebelumnya kan

arsipnya selalu bertambah dan selalu dipelihara terus belum ada

penyusutan. Uang yang dikeluarkan semakin banyak dan ruangan yang

digunakan harus semakin luas, dengan adanya penyusutan ini jadi bisa

menyimpan arsip yang baru.”

Page 114: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

2. Transkip Wawancara II

Nama Informan : Reza Maulana

Jabatan Informan : Penata Muda Kearsipan

Hari/Tanggal Wawancara: 4 November 2019

Tempat Wawancara :Ruangan Unit Pengelola arsip BPJS

Ketenagakerjaan Pusat

1. Jenis arsip apa saja yang ada di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : “itu ada arsip naskah dinas, jadi kita di unit kearsipan memang

fokus di naskah dinas”

2. Siapa saja pengguna arsip di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab: “disini cuma penata kearsipan satu urusan, satu urusan bisa kita

liat tadi kunci password jadi kalo disini masuk harus pake password, kalo

misalkan unutk hak ases khusus karena disini kan khusus perwakilan dari

kantor pusat yang unit kearsipannya tuh di sekretariat badan tapi dari

sekretariat badan di lantai ini ada lagi empat urutan satu urutan yang

fokusnya ke kearsipan”

3. Apa saja fasilitas yang digunakan untuk melakukan penyimpanan arsip di

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab: “sama aja kardus, portapel, rak, pengatur suhu, filling kabinet,

lemari anti api”

4. Apakah BPJS Ketenagakerjaan memiliki pedoman yang digunakan untuk

mengelola arsip ?

Jawab: “karna gak bisa kita arsip BPJS tuh kayak tuh polanya kayak gini

kini masuk ke kementerian yang lain itu bakalan beda, terorinya sama tapi

pelaksanaanya pasti beda karna kaya kementerian A dia ciptain jaminan

dia ga ciptain naskah dinasnya yang gak seribet itu nah kita buat aturan

seperti itu tapi gak melenceng dari aturan-aturan pedoman-pedoman yang

udah dibuat”

5. Bagaimana sistem klasifikasi arsip di BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusat?

Jawab: “kita ada aturannya, jadi berdasarkan ini kita dapat nentuin

tempat nyimpennya dimana terus retensi berapa lama, jadi misalnya

Page 115: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

administrasi 3 tahun berarti 3 tahun setelah disimpan itu udah bisa

dimusnahin”

6. Apakah BPJS Ketenagakerjaan melakukan pemindahan arsip inaktif dari

unit pengelolah ke unit kearsipan ?

Jawab: “pemindahan jadi kita itu ada pemindahan”

7. Jenis arsip apa saja yang dilakukan pemindahan ?

Jawab: “arsip masanya sudah inaktif mereka bisa nyerahin ke kita”

8. Dimana lokasi pemindahan arsip yang digunakan menjadi pusat arsip dari

keseluruhan arsip di BPJS ?

Jawab: “kita punya pusat arsip itu yang nampung semua, yaitu nampung

30.000 boks itu ada di narogong dari kanwil bisa nyerahin ke dadap ada

ruang arsip wilayah namanya”

9. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan pemindahan arsip ?

Jawab: “unit pengelola dan unit pusat kearsipan”

10. Bagaimana proses pemindahan arsip di BPJS ketenagakerjaan Kantor

Pusat ?

Jawab: “pertama pemindahan ke ruang arsip jadi ketika memang arsip

aktif sudah masa inaktif mereka bisa nyerahin ke kita ataupun dari kanwil,

kanwil bisa nyerahin ke dadap, ada ruang arsip wilayah, jadi arsip kita

bisa ditampungketika cabang udah gak muat. Selanjutnya ketika arsipnya

bernilai statis itu kita bisa nyerahin ke ANRI”

11. Bagaimana sistem penyimpanan pada arsip dinamis di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab: “karna kita fokusnya ke naskah dinas misalnya KS 02.00 jadi

ketika dia udah jadi arsip baru disimpen disini disediain tempat ini nanti

ada lagi orangnya yang masukin ke dalem (fiiling cabinet) KS misalkan

KS 02 jadi kalian nyarinya gampang jadi semuanya udah terstruktur dari

penciptaan sampai dengan prosesnya pengarsipan. Nanti setelah dari sini

kan ini kan karna pending nih kadang satu hari kadang seminggu sekali

itu baru dimasukin jadi rapi semuanya. Setelah ini KS kan udah ngurut nih

00, 01, 02 ngurut dia sampe kebelakang itu nanti ketika kita arsipin

dirarik nanti dimasukin kedalam boks. Jadi misalnya kayak KS, nah ini

kayak KS nah ini tadi yang ada dalem boks itu kan kita gunain untuk

tahun 2019 nanti misalkan ganti 2020 itu yang dalem (filling cabinet) itu

pindah kemari. Setahun sekali jadi misal kayak KS itu mungkin bisa jadi

Page 116: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

satu mungkin bisa jadi 2 (boks). Termasuk 2019, 2018, 2017 itu udah kita

pindahin jadi siklusnya jalan terus”

12. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat ini memiliki JRA?

Jawab: “iya kita sudah ada JRA”

13. Bagaimana proses penyusunan JRA itu sendiri ?

Jawab: “jadi gini kalo masalah JRA, jadi pertama kali itu kita ngikut ke

Undang-Undang dulu ada Undang-Undang kearsipan 43 2009, terus dia

turun ke PP tahun 2012 itu pelaksanaan si Undang-Undang okey, dari PP

ini turunlah ke Perka ANRI aturan kepala arsip nasional republik

indonesia mereka ada nyuruh kita untuk setiap instansi itu nyiapin 5

instrumen jadi dari anrinya mereka harus nyuruh kita punya 5 instrumen

yang pertama itu kode klasifikasi, terus pengelolaan naskah dinas, yang

ketiga pengelolaan kearsipan, yang keempat jadwal retensi arsip, yang

kelima itu hak akses keamanan dan hak akses jadi siapa yang boleh eee

mengelola ini haknya dimana dan mana arsip yang boleh di umum boleh

engga nah nanti diatur 5 instrumen ini, jadi 5 instrumen ini harus

diterapin di BPJS Ketenagakerjaan jadi selain Perka ANRI kita kan harus

punya peraturan internal nih dek nah itu kita tuangkan kedalam

peraturan, jadi semua sudah inline nyambung dek”

14. Apakah ada prosedur hukum dalam pelaksanaan JRA?

Jawab: “Undang-Undang 43 tahun 2009, PP 28 tahun 2012 tentang

pelaksanaan si Undang-Undang 43 , Kepres 105 tahun 2004 tentang

pengeloaan arsip dan Perka Anri”

15. Apakah ada pelatihan untuk arsiparis dalam melaksanakan JRA?

Jawab: “ada, jadi setiap tahun kita selalu ngadain, tahun 2015,2016,2017

2018, 2019 kita setiap tahun buat bimbingan, jadi kita diklat mereka

semua dari seluruh Indonesia kita undang ke Jakarta kita ajarin semuanya

tapi kan dengan konsep ga konsep baku jadi kalo misalnya kearsipan ini

kan lebih ke action sebenernya teori boleh tau dikit yang penting kita

langsung action nih nah jadi kalo di kita sistemnya misalnya diklatnya itu

3 hari, nah 1 hari kita makan teori 2 hari praktek langsung nyari boks

cara buat boks gimana cara buat portapel, cara buat daftar arsip itu

semua dijalanin dan efektif karena memang kayak temen-temen teori juga

udah ngertilah maksudnya aktif tuh yang ini inaktif tuh yang ini tapi

ketika cara buat daftar arsip gimana itu cara nentuin retensi gimana nah

itu kita ajarin dan feedbacknya ketika kita sudah kuat kasih pengetahuan

mereka kita ikat pakai lomba itu jadi ketika mereka ada yang dikerjain

nih ada reward ketika mereka ga kerjain ada punishman”

Page 117: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

16. Bagaimana sosialisasi dalam penerapan JRA di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat ?

Jawab: “kan kita ada 133 penata di daerah nih, ada 9 orang sekarang

masih 6, 3 orang lagi baru mau masuk, 9 orang yang kantor pusat itu kita

diklatin keluar jadi skemanya kami belajar dari luar rangkum semuanya

yang nyambung dengan pengelolaan kami baru kita ajarin ke temen-temen

dan kayak aku misalkan, aku punya sertifikat pengelooan arsip dinamis

ada, pengelolaan arsip elektronik ada dan itu yang diselenggarakan oleh

ANRI sendiri sedangkan kalau kayak penata arsip cabang sertifikatnya itu

ya dari kami jadi kayak ngikuti pelatihan tahun sekian tahun sekian dan

tahun sekian skemanya kayak gitu”

17. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat sudah menerapkan JRA

dalam kegiatan penyusutan ?

Jawab: “sudah”

18. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat sudah pernah melakukan

pemusnahan arsip dinamis ?

Jawab: “failed projectnya semenjak kita jadi BPJS Ketenagakerjaan kita

udah satu kali melakukan pemusnahan yang kita musnahin itu kantor

cabang tanjung priok, kantor cabang tanjung priok itu udah gak ada lagi

udah ganti nama jadi kelapa gading nah tapi arsipnya itu ada pusat arsip

jadi tanggungjawabnya kita untuk melakukan pemusnahan kemarin itu

kami memusnahkan 114 boks ”

19. Bagaimana proses pemeriksaan arsip dinamis yang sudah benar-benar

habis masa retensinya agar tidak terjadi kesalahan dalam proses

penyusutan ?

Jawab: “syarat pemusnahan arsip yaitu tidak memiliki nilai guna, telah

habis masa retensinya. Prosedur pemusnahan , pembentukan panitia

arsip, penyeleksian arsip, pembuatan daftar usul musnah, penilaian arsip

lagi, permohonan persetujuan pemusnahan arsip, dan pelaksanaan

pemusnahan arsip, nah permohonan dan persetujuan ini yang harus ke

ANRI. jadi gini kan ada pembentukan panitia penilai arsip, misal kalo

dicabang itu kabid umum, mereka seleksi dulu arsipnya berapa total boks

yang mau dimusnahin sama mereka, terus cocokin datanya udah bener-

bener sesuai gak jenis arsipnya apa keuangan atau masih ada naskah

dinasnya udah dipilah dia membuat tuh daftar arsipnya tuh. Setalah daftar

arsip mereka buat penilaian arsip nih, penilaian arsip ini dituangkan

dalam surat pertimbangan penilaian arsip, tapi itu maksudnya mereka liat

misalnya KU 03.00 itu masuk masa retensinya kapan, 10 tahun misalkan

Page 118: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

arsip tahun 90 berarti tahun 2000 harusnya sudah bisa dimusnahin yaa

berarti sudah masuk masa retensinya. Dari situ ketika mereka sudah

membuat hasil pertimbangan tadi nah mereka kirim surat ke kantor pusat,

dari kantor pusat kirim lagi ke ANRI, nah setelah disetujui dari ANRI baru

bisa dilaksanakan.”

20. Bagaimana proses verifikasi hingga akhirnya arsip tersebut sudah bisa

dimusnahkan ?

Jawab: “jadi pertama kali setelah Sprin panitia kita suratin dulu nih ke

ANRI kita harus melibatkan mereka. Jadi ketika kirim daftar arsip setelah

hasil pertimbangan merka akan memverifikasi ada gak arsip statis yang

mengandung unsur sejarah. Ketika diverifikasi sama mereka maka arsip

ini siap dimusnahkan”

21. Siapa saja yang berhak menjadi panitia dalam pemusnahan arsip di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab: “tim untuk pemusnahan itu yang melibatkan divisi kepatuhan dan

hukum serta satuan pengawas internah, dan unit yang akan melakukan

pemusnahan”

22. Bagaimana proses pemusnahan arsip dinamis di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

Jawab: “kita ada 3, pokoknya arsip itu eee 3 model yang boleh ni nih

pemusnahan arsip secara total sehingga tidak dapat dikenal baik bentuk

maupun isi atau tanda-tanda dengan cara penghancuran atau

pencacahan, pembakaran, peleburan dengan cara zat kima atau cara-

cara lain yang memenuhi kriteria tersebut, jadi yang penting dia hancur

dan gak dikenalin lagi, jadi gada lagi yang lambang-lambang BPJS yang

masih keliatan bener-bener hancur.

23. Kendala apa saja yang muncul dalam kegiatan penyusutan arsip di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat ?

Jawab: “yaitu tidak adanya 5 instrumen tadi ... jadi sebenernya

masalahnya tuh disebelumnya, jadi kalo diceritain sebelum tahun 2016

mungkin ya sebelum kita ada aturan masalahnya cuma diaturan.kita arsip

yang lewat 10 tahun arsip yang sudah masuk jadwal retensi itu banyak

banget, dari daerah juga banyak banget. Tapi kita gak bisa melakukan

pemusnahan terkendala di step instrumennya gak ada, kita bisa aja

musnahin tapi kita gak kuat dimata hukum”

24. Bagaimana cara mengatasi kendala yang muncul ?

Page 119: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Jawab: “... tapi kami sekarang sudah mempunyai instrumen tersebut, jadi

ketika sudah masuk kemari ini bisa diinlinekan nih misalnkan kayak

jaminan, jaminan itu kan masuknya ke KU, KU itu keuangan, keuangan itu

minimal 10 tahun baru bisa dimusnahkan setelah dibayarkan dan setelah

hak dan kewajibannya udah selesai, jadi kita inlinekan ke jadwal retensi

arsip”

25. Dampak apa saja yang muncul setelah dilakukannya kegiatan penyusutan

arsip ?

Jawab: “nah ketika kita udah kuat aturannya ada, kita sudah sesuai

peraturan internal sesuai Perka ANRI dan sesuai Undang-Undang dia

kuat, jadi ketika ada masalah dikemudian hari kita kuat, jadi instrumen

yang saya sebutkan tadi itu adalah peraturan direksi BPJS

Ketenagakerjaan, itu semua diatur dalam perdir tersebut”

3. Transkip Wawancara III

Nama Informan : Triyanto

Jabatan Informan : Penata Muda Kearsipan

Hari/Tanggal Wawancara : 4 November 2019

Tempat Wawancara : Ruangan Unit Pengelola arsip BPJS

Ketenagakerjaan Pusat

1. Jenis arsip apa saja yang ada di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : ―yang disini naskah dinas dan produk hukum aja”

2. Siapa saja pengguna arsip di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : ―sbd dan unit kerja lain yang membutuhkan”

3. Apa saja fasilitas yang digunakan untuk melakukan penyimpanan arsip di

BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : ―pencahayan lampu dan jendela, ac, pengatur suhu, apar yang

harus diletakan di depan pintu, untuk yang inaktif kita simpan di rak

dengan kardus dan portapel. Sedangkan yang aktif kita simpan di filling

cabinet, rak, dan lemari besi anti api”

4. Apakah BPJS Ketenagakerjaan memiliki pedoman yang digunakan untuk

mengelola arsip ?

Jawab : ―iya punya”

5. Bagaimana sistem klasifikasi arsip di BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Pusat?

Page 120: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Jawab : ―untuk sistem klasifikasi sesuai dengan perdir 11/06/2018, jadi

dalam sistem klasifikasi di kantor pusat ini menganut perdir tadi, yg

berjumlah 14 kode klasifikasi premier sampai ke tersier itu sampai 197.

Yg pertama DL (diklat dan pelatihan) turunan tersiernya 9. Yg kedua HK

(hukum) tersiernya tuh ada 26. Ketiga HL (hubungan lembaga) tersiernya

ada 24. HM (kehumasan) tersiernya 10. IF (informatika) tersiernya ada 5.

JM (jaminan) tersiernya ada 5. KP (kepesertaan) tersiernya 21. KS

(keseketariatan) tersiernya ada 9. KU (Keuangan dan investasi) tersiernya

ada 13. OT (organisasi dan tata kerja) tersiernya ada 12. PG

(kepegawaian) tersiernya 33. PP (pengawasan dan pemeriksaan)

tersiernya ada 3. RP (perencanaan dan pengembangan) tersiernya ada 7.

SP (sarana dan prasarana) tersiernya ada 20”

6. Apakah BPJS Ketenagakerjaan melakukan pemindahan arsip inaktif dari

unit pengelolah ke unit kearsipan ?

Jawab : ―ya melakukan pemindahan arsip‖

7. Jenis arsip apa saja yang dilakukan pemindahan ?

Jawab : ―kalo di bpjs ketenagakerjaan itu ada 6 jenis arsip, arsip naskah

dinas dan produk hukum, arsip lpk jaminan, lpk umum, arsip kepesertaan

dibagi 3; kepesertaan pu, bpu, kepesertaan jakon”

8. Dimana lokasi pemindahan arsip yang digunakan menjadi pusat arsip dari

keseluruhan arsip di BPJS ?

Jawab : ―kalau bpjs ketengakerjaan kantor pusat kita melakukan

pemindahan arsipnya ke unit pengelolah yang berada di narogong,

Bekasi”

9. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan pemindahan arsip ?

Jawab : ―ya... itu ada 2 unit, yaitu unit pengolah dan unit kearsipan

karena harus ada mengetahui antara dua yang memiliki arsip dan

menerima arsip”

10. Bagaimana proses pemindahan arsip di BPJS ketenagakerjaan Kantor

Pusat ?

Jawab :“jadi proses pemindahan arsip ke unit kearsipan yang pertama

harus dibuatkan daftar kearsipannya, arsip yang dipindahkan itu boleh

arsip inaktif dan arsip aktif, untuk catatan arsip aktif itu terkait dengan

tempat unit pengolah arsip itu kadang terbatas ruangannya makanya

arsip aktif itu bisa dipindahkan ke unit kearsipan, setelah dibuatkan daftar

arsip kita akan crosscheck antara daftar arsip dengan fisik arsip, kita

crosscheck kita verifikasi, kalo antara fisik dan daftar arsip sudah oke,

Page 121: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

ditindaklanjuti dan dibuatkan berita acara pemindahan, itu

ditandatangani minimal pejabat struktural antara pemilik unit pengolah

dan unit kearsipan, dan yang tidak sesuai data itu arsipnya dikembalikan,

jadi kalo sesuai itu ditindaklanjuti dibuatkan berita acaranya kalo yang

tidak sesuai dikembalikan ke unit pengelolahnya untuk dipembetulan, jika

sudah dibetulkan itu bisa lagi dimasukan ke daftar pemindahan biar itu

tadi, tidak ada dusta diantara kita, biar sewaktu waktu ada temuan yang

tadinya gada kok disitu ada, mungkin itu sih dek tahap pemindahan arsip

inaktif ke unit kearsipan”

11. Bagaimana system penyimpanan pad arsip dinamis di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : “kalo sistem penyimpanan arsip dinamis disini diletakan disini

kebanyakan arsip fisik ya, itu disimpan di rak, rak ini setiap rak ditaro

berdasarkan jenis arsipnya sendiri, arsip naskah dinas sendiri, disusun

berdasarkan jenis arsip. Selain kita buat daftar arsipnya, kita buatkan

katalog untuk arsipnya. Katalognya itu untuk mengetahui jenis arsip itu

terletak di rak berapa, katalog itu pengganti dari denah, katalognya

berbentuk buku, dan ada juga yang soft copynya”

12. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat ini memiliki JRA?

Jawab : ―ya punya”

13. Bagaimana proses penyusunan JRA itu sendiri ?

Jawab : ―kalau proses penyusunan JRA kita berpedoman dari perka ANRI

terkait JRA setelah kita berpedoman itu, setelah itu di kami kan ada 6

jenis arsip itu, jadi kan setiap arsip ada pemiliknya jadi misalnya naskah

dinas itu kan dibidang umum ya, terus arsip lpk umum dan jaminan di

bidang keuangan, terus arsip kepesertaan itu dibidang kepesertaan, dari

bidang-bidang itu kita panggil, kita apa namanya kita ajak konsinering,

untuk penentuan dari pada jenis-jenis arsip tersebut, jadi bidang-bidang

tersebut itu kita kasih nih,m ini loh arsip kalian kalo dari JRA ANRI ini

perlakuannya kalo administrasi 2tahun, kalo TI dan hukum 5 tahun kalo

keuangan 10 tahun, dari jenis-jenis arsip pemilik bidang tadi udah sesuai

apa enggak, jadi syarat daripada penyusunan JRA itu tadi pertama

pedomannya dari anri itu kita jadikan dasar untuk mengumpulkan bidang-

bidang untuk menentukan JRA itu. Setalah dari rapat itu kana da

persetujuan tuh buatkan notulen rapatnya kan, dari hasil notulen rapat itu

kita ajukan ke direksi, setelah dari direksi dan sisetujui direksi, barulah

keluar perdir tentang JRA nomor 20 itu tadi. Dari rapat itu juga selain

kita mengundang bidang-bidang kita mengundang dari ANRI juga SPI

dan KHKjuga sih, karna terkait dengan ini juga sih kalo ada temuan

Page 122: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

temuan hukum, dan ANRI pun kita undang kan dia kan yang memiliki

awal dari itu”

14. Apakah ada prosedur hukum dalam pelaksanaan JRA?

Jawab : ―prosedur hukumnya mengacu pada perdir 20/08/2018 tentang

pedoman retensi arsip di lingkungan bpjs ketenagakerjaan”

15. Apakah ada pelatihan untuk arsiparis dalam melaksanakan JRA?

Jawab : ―Kebetulan baru baru ini kita melaksanakan pelatihan di bulan

September, sebelum melakasanakan pemusnahan kita melakukan

pelatihan. Pelatihan sudah berjalan 3 kali, yg pertama di jogja yang

mengundang seluruh penata kearsipan, kedua perwilayah kita undang

yaitu mengundang wilayah sumbagut dan sumba riau, dan terakhir di

makassar. Sedangkan kami di bpjs ketenagaerjaan ini kan ada 11 kantor

wilayah, yang untuk penata sendiri sudah semua kami laksanakan,

sedangkan untuk kantor wilayah baru hanya 3 wilayah yang kita lakukan

sosialisasi.”

16. Bagaimana sosialisasi dalam penerapan JRA di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat ?

Jawab : “ya yang jelas prosedur pemusnahan itu kita sosialisasikan dari

awal ya dari rencana pemusnahan sampai terakhir itu berita acara

pemusnahan yang disaksikan spi dan khk, jadi prosedur-prosedure

pemusnahan itu yg kita sosialaisasikan.”

17. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat sudah menerapkan JRA

dalam kegiatan penyusutan ?

Jawab : ―sudah sesuai dengan JRA, sudah disahkan oleh ANRI yang

sebagai payung hukumlah jika ada sesuatu di kemudian hari”

18. Apakah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat sudah pernah melakukan

pemusnahan arsip dinamis ?

Jawab : ―19-21 september di gedung arsip BPJSKetenagakerjaan Kantor

Pusat di Narogong. Arsip yangg dimusnahkan arsip kantor cabang

Tanjung Priok tahun 1989-1993 sebanyak 114 boks itu perdana selama

kita berdisi sebagai BPJSKetenagakerjaan, sebelum BPJS kan

JAMSOSTEK itu juga sudah pernah tapi kan prosedurnya sudah beda ya,

antara BUMN dengan Lembaga Negara.”

19. Bagaimana proses pemeriksaan arsip dinamis yang sudah benar-benar

habis masa retensinya agar tidak terjadi kesalahan dalam proses

penyusutan ?

Page 123: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Jawab : ―Hampir sama ya dengan tahap pemusnahan arsip tadi ya, nanti

kan ada panitia penilai, dari daftar arsip usul musnah, nah dari daftar

arsip usul musnah iyu ada verifikasi, nah gunanya itu verifikasi

mengcroscheck daftar ini udah boleh dimusnahkan apa tidak, jika tidak

dikembalikan jika memenuhi maka ditindak lanjuti. Jadi kita bener-bener

ini ya dek harus teliti ya karena arsip itu juga punya nilai guna keuangan,

kadang-kadang pernah kejadian coba-coba pihak yang tidak

diinginkanpun coba coba pernah ngeklaim dengan kartu duplikatnya.”

20. Bagaimana proses verifikasi hingga akhirnya arsip tersebut sudah bisa

dimusnahkan ?

Jawab : ―untuk pemusnahan pertama-tama membentuk tim panitia penilai

arsip, sesuai perdir panitia harus berjumlah ganjil minimal 3 orang

maksimal tidak terbatas tergantung kondisi di unit kerja. Setelah itu

buatkan daftar arsip usul musnah, dari tim panitia memverifikasi sesuai

perdir 20/08/2018, nilai guna administrasi itu 2 tahun setelah hak dan

kewajibannya terpenuhi, nilai hukum dan IT 5 tahun, nilai guna

keuangannya itu 10 tahun. Dari daftar itu ada yang memenuhi dan ada

yang tidak memenuhi, yang tidak memenuhi dikembalikan ketempatnya ke

ruangan arsip, dan yg memenuhi ditindak lanjuti dan dibuatkan surat

pertimbangan hasil verifikasi. Surat pertimbangan untuk kantor cabang

ditunjukan ke kantor wilayah tembusan deputi direktur SBD kantor pusat.

Kalo yang dimusnahkan arsip kantor wilayah maka tertuju ke kantor pusat

deputi direktur SBD kantor pusat. Kalau dari kantor pusat maka surat

tertuju ke ANRI dari ANRI jika ada persetujuan lansung kita tindaklanjuti

ke direksi untuk dibuatkan SK pemusnahan. Setelah itu pelaksanaan

pemusnahan. Untuk pemusnahan minimal dilihat oleh 3 unit. Yang

pertama unit yang punya arsip usul musnah, yg kedua SPI, dan KHK.

Setelah itu dibuatkan berita acara pemusnahan. Jadi berita acara itu yang

kita simpan jika sewaktu-waktu ada pihak lain yang mau mengklaim arsip

yang sudah dimusnahkan maka dapat dilihat diberita acara dan kita

tunjukan itu kita sudah kuat dalam proses hukumnya.”

21. Siapa saja yang berhak menjadi panitia dalam pemusnahan arsip di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Pusat?

Jawab : “KHK dan SPI itu menyaksikan. Kalo yang untuk pemusnahannya

Pertama unit pengolah, kantor cabang itu ada bidang keuangan, ada

bidang jaminan, ada bidang pemasaran, dan IT itu unit pengolahannya.

Lalu unit kearsipannya itu bidang umum dan SDM. Dari bidang-bidang

itu tersebut membuat panitia-panitia yang jumlahnya ganjil.”

Page 124: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

22. Bagaimana proses pemusnahan arsip dinamis di BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Pusat?

Jawab : “Setelah perdir keluar otomatis kan ada pelaksanaan

pemusnahan, pemusanahan itu sesuai perdir ini dengan cara slider atau

penghancuran, kedua dibakar dan ketiga dengan zat kimia kalau kerts

dijadikan bubur lagi gitu.”

23. Dampak Kendala apa saja yang muncul dalam kegiatan penyusutan arsip

di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat ?

Jawab :―Unit kerja kita yang tersebar di seluruh Indonesia ruang arsipnya

kan terbatas, jadi kalo tidak ada pemusnahan otomatis mungkin bakal

tidak cukup, karena belum adnaya pemusnahan karena belum ada

dasarnya juga untuk pemusnahan tersebut. Sampe di daerah-daerah itu

ada yang mengeluarkan biaya untuk sewa gedung untuk penyimpanan

arsip, karena kantor cabangnya tidak muat.”

24. Bagaimana cara mengatasi kendala yang muncul ?

Jawab :―Dari kendala tersebut kita buatkan JRA tadi untuk mengatasi

kendala ruang arsip yang tidak cukup atau cepat penuh tersebut.‖

25. Dampak apa saja yang muncul setelah dilakukannya kegiatan penyusutan

arsip ?

Jawab : ―Otomatis kan yang pertama mengurangi cost, yang tadinya kita

nyewa gedung sekarang jadi gak nyewa, ruangan arsip unit kerja semakin

rapi karena tidak ada arsip yang menumpuk di pojok-pojok akhirnya

larinya ke rak-rak semua jadi tertata rapi arsipnya, tadinya arsipnya

berantakan sekaramng jadi tertata rapi, yang terakhir dapat ikut lomba

kearsipan dan bisa memang.”

Page 125: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

LEMBAR OBSERVASI

KEGIATAN PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS DI UNIT

PENGELOLA ARSIPBPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR PUSAT

Tanggal Lokasi

pengamatan

Aspek yang

diamati

Hasil pengamatan

4

November

2019

Unit

pengelola

kearsipan

BPJS

Ketenagakerj

aan Kantor

pusat

Sumber Daya

Manusia

Penulis melakukan pengamatan

terhadap SDM, bahwa SDM

masih terbatas dan mayoritas di

antaranya bukan dari latar

belakang bidang kearsipan.

mereka harus menyesuaikan

dengan perkerjaan yang ada dan

mempelajari segala sesuatu yang

berkaitan dengan kearsipan.

Demikian mereka mendapatkan

ilmu yaitu dari pelatihan dan

diklat yang dilaksanakan oleh

ANRI.

Unit

pengelola

kearsipan

BPJS

Ketenagakerj

aan Kantor

pusat

Pengelolaan

arsip

Dalam proses pengelolaannya

BPJS Ketenagakerjaan

melakukannya dengan

berpedoman pada JRA yang

sudah diberlakukan di

lingkungan BPJS

Ketenagakerjaan itu sendiri yang

sudah disesuaikan antara dengan

peraturan direksi BPJS

Ketenagakerjaan dengan UU No.

43 Tahun 2009.

Penulis mengamati fasilitas yang

ada di unit pengelola yaitu

ruangnya yang terbilang kecil

dan tempat penyimpanan arsip

tersebut digabung dengan tempat

penyimpanan peralatan yang

digunakan untuk menyimpan

arsip, seperti kardus, portaple,

map, berkas perlengkapan yang

akan digunakan oleh pegawai

BPJS Ketenagakerjaan, serta

peralatan pendukung lainnya.

Unit

pengelola

kearsipan

BPJS

Ketenagakerj

Penyusutan

arsip

Penulis melakukan pengamatan

penyusutan arsip yang dilakukan

oleh BPJS Ketenagakerjaan

yaitu melakukan pemindahan ke

unit kearsipan dan pemusnahan

Page 126: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

aan Kantor

pusat

arsip dinamis inaktif yang tidak

bernilai guna. Dalam setiap

prosesnya mereka mengikuti

pedoman yang ada yang berlaku

di BPJS Ketenagakerjaan.

Penulis mengamati dalam proses

pelaksanaan pemusnahan di

BPJS Ketenagakerjaan mereka

melakukan dengan tiga cara

yaitu dengan dibakar, dicacah

dengan menggunakan mesin

penghancur kertas, dan

menggunakan zat kimia

dijadikan bubur kertas.

Terpenting dari itu semua ialah

informasi yang ada di dalamnya

sudah tidak terbaca dan dikenali

lagi.

Jakarta, 04 November 2019

Reza Maulana

Page 127: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Daftar Gambar

Gambar 1 dan 2 Ruang Kerja Pengelolaan Arsip Dinamis

Gambar 3 dan 4 rak penyimpanan arsip dan tempat penyimpanan sarana dan

prasarana

Page 128: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Gambar 5 dan 6 Tempat penyimpanan arsip sebelum dan sesudah dikelola

Gamabar 7-9 Portapel, boks dan lemari besi anti api

Page 129: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Gambar 10 dan 11 arsip aktif di filling cabinet dan di dalam boks

Gambar 12 Peraturan Direksi

Page 130: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Gambar 13 Pedoman Klasifikasi

Gambar 14 Prosedur Pemusnahan Arsip dan Pemindahan Arsip

Page 131: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Surat Izin Observasi

Page 132: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Surat Izin Penelitian

Page 133: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

Surat Dosen Pembimbing

Page 134: PROSES PENYUSUTAN ARSIP DINAMIS PADA BADAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51241/...2. Sekretaris Jurusan : Amir Fadhilah, M.Si NIP. 19710530 199903 1 003 29-05-2020

BIODATA PENULIS

Aghnaita Suwanda. Lahir di Tangerang, 7 Agustus 1996,

merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara dari bapak Adang

Rusdiana dan Ibu Isniyarmi. Merupakan mahasiswa Program

Studi (S1) Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aghnaita telah

menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Pasar Baru 5, MTs An-Nawawiyah, dan

di SMA Negeri 2 Kotabumi. Pernah magang di Perpustakaan FISIP UIN Syarif

Hiyatullah (November 2015). Pernah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan

di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Januari-Februari

2017). Melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah Kronjo tepatnya Desa

Pagedangan Ilir (Juli-Agustus 2017). Pernah aktif dalam kegiatan UKM Arkadia

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2014-2018). Pernah magang di unit kearsipan

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Salemba(Maret-November 2019).