PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i...

126
PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI USAHA PEMBUATAN TEMPE DI RT 04 RW 20 KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN PAMULANG TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh JAMILLAH 1113054000040 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H /2017 M

Transcript of PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i...

Page 1: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MELALUI USAHA PEMBUATAN TEMPE

DI RT 04 RW 20 KELURAHAN KEDAUNG

KECAMATAN PAMULANG TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh

JAMILLAH

1113054000040

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H /2017 M

Page 2: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw
Page 3: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw
Page 4: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw
Page 5: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

i

ABSTRAK

Jamillah

Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw 20

Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan

Kemiskinan merupakan pangkal masalah sosial yang mendasar.

Kemiskinan melibatkan seluruh aspek permasalahan sosial dalam kehidupan

manusia. Salah satu dampak dari kemiskinan ialah krisis ekonomi. Krisis ekonomi

di Indonesia memiliki pengaruh besar bagi masyarakat Indonesia dalam kehidupan

sehari-hari, baik dalam kehidupan ekonomi, sosial budaya, bahkan merambat

kepada bidang-bidang lainnya. Krisis ekonomi yang terjadi menambah runyamnya

situasi ketenaga kerjaan di Indonesia. Tingginya angka pengangguran di Indonesia

juga merupakan masalah yang seringkali menjadi perhatian pemerintah.

Ajaran Islam menekankan agar setiap umat Islam berjuang mengentaskan

kemiskinan dengan pengembangan diri dan masyarakat. Usaha pembuatan tempe

yang berada di Rt 04 Rw 20 Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulag, Tangerang

Selatan merupakan usaha kecil menengah yang mampu menyerap tenaga kerja baik

yang berkaitan langsung dengan proses produksi tempe, bahan baku olahan tempe,

hingga produk hasil olahan tempe. Prospek usaha pembuatan tempe sangat baik

karena permintaan tempe semakin meningkat. Potensi tempe dalam meningkatkan

kesehatan dengan harga yang relatif murah dapat memberikan alternatif pilihan

dalam pengadaan makanan bergizi yang dapat dijangkau oleh segala lapisan

masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Proses pemberdayaan yang

terjadi pada masyarakat tersebut. 2. Apa saja hasil yang diperoleh oleh masyarakat

setelah mengikuti proses pemberdayaan tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melalui pengamatan

langsung, observasi, dan wawancara terhadap responden atau informan. Hasil dari

penelitian ini adalah : bahwa pemilik usaha pembuatan tempe berperan penting

dalam proses pemberdayaan terhadap para pegawai pembuatan tempe. Para

pegawai diberikan ilmu dan keterampilan dalam pembuatan tempe yang baik dan

tahan lama. Para pegawai yang tadinya tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan

tetap tidak lagi kebingungan dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari. Para

pegawai mendapatkan upah atau pendapatan sehingga tingkat perekonomian

mereka menjadi bertambah.

Page 6: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta karuia-Nya yang sungguh menjadi sumber pengetahuan

penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proses Pemberdayaan

Masyarakat dalam Melakukan Usaha Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw 20 Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan”. Skripsi ini diajukan kepada

Program Sastra 1 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, hingga para sahabat,

serta pengikutnya hinngga akhir zaman.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar

Sarjana Sosial Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi

adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh

keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan karya ilmiah

ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan penulis, sampaikan

ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatulah

Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Raoudhonah, M.Ag., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi

Keuangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

7. Muhammad Hudri S.Ag., M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

8. Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta

membantu literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

9. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya

dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang senantiasa

Page 7: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

iii

memberikan ilmu, membimbing dan memberikan pengarahan selama

perkuliahan.

10. Ibunda tercinta, Hartinah (Alm) yang menjadi motivasi penulis untuk

memasuki Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Suatu

kehormatan dapat memenuhi keinginan dan amanahnya, semoga penulis

menjadi salah satu kebanggaannya (Alm).

11. Bapak tercinta, Muhammad Dulloh terimakasih atas segala perhatian, kasih

sayang, semangat, motivasi, do’a, dukungan moril dan materil terhadap

penulisan dalam studi.

12. Kakak Fathur Rozi dan Kusniati, Adik Nabila, Keponakan paling lucu

Safaroz Alwi Zulhan dan seluruh keluarga besar Muhammad Dulloh yang

senantiasa memberikan semangat dan dukungan, serta hiburan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi.

13. Bapak Cahyo selaku ketua Rw 20, Ibu Emi selaku ketua Rt 04, Bang Anjar

yang selalu membantu penulis untuk berkomunikasi dengan para pengrajin

tempe, dan seluruh pengrajin usaha tempe yang berada di Kelurahan

Kedaung Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.

14. Nadia Farhana Susanti S.Tr, sahabat tercinta yang selalu ada dalam suka

maupun duka, yang selalu menyemangati penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi.

15. Sahabat Private Party, terutama Asep Zamalail S.E dan Ivan Rasyid, atas

hiburan dan dukungan hingga sampai ke penyelesaian skripsi.

16. Sahabat seperjuangan Sarah Fauziah, Aulia Ulfa, Mir’atun Nisa, Nurul

Andani, Ajeng Dwi, Vikron Fahreza, yang saling memberikan semangat

untuk menyelesaikan penelitian ini, serta seluruh teman-teman Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam angkatan Tahun 2013.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya, terimakasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Jakarta, Oktober 2017

Jamillah

1113054000040

Page 8: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian. ............................................................................................... 7

E. Metodologi Penelitian. .......................................................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 16

G. Sistematika Penulisan. .................................................................................... 20

BAB II .............................................................................................................................. 22

LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 22

A. Pemberdayaan Masyarakat ............................................................................... 22

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat. ....................................................... 22

2. Tujuan Pemberdayaan. .................................................................................. 27

3. Indikator Keberdayaan. ................................................................................. 30

B. Pemberdayaan Sebagai Sebuah Proses ............................................................. 31

1. Proses Pemberdayaan ..................................................................................... 31

2. Tahapan Pemberdayaan................................................................................. 34

3. Strategi Pemberdayaan. ................................................................................. 35

BAB III ............................................................................................................................. 38

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ........................................................... 38

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 38

1. Sejarah Desa Kedaung.................................................................................... 38

2. Letak dan Batasan Wilayah Kelurahan Kedaung ....................................... 39

3. Infrastrutur Keadaan Umum ........................................................................ 40

4. Struktur Organisasi Pemerintaham .............................................................. 42

Page 9: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

v

5. Keadaan Penduduk Kelurahan Kedaung Tangerang Selatan .................... 42

6. Dasar Pemikiran Kelurahan Kedaung ......................................................... 43

7. Data Perangkat Kelurahan Kedaung ............................................................ 44

8. Kelembagaan Yang di Naungi Kelurahan Kedaung ................................... 45

B. Gambaran Umum Usaha Pembuatan Tempe di Rt 04 Rw 20 Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang. ............................................................................... 46

1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw 20

Kelurahan Kedaung Kecamatn Pamulang. .......................................................... 46

C. Gambaran Umum Koperasi Timbul Jaya ........................................................ 50

BAB IV ............................................................................................................................. 52

TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN .................................................... 52

A. Temuan Penelitian .......................................................................................... 52

1. Produksi Usaha Tempe di Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang

Kota Tangerang Selatan. ........................................................................................ 52

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat Dalam Melakukan Usaha Pembuatan

Tempe. ...................................................................................................................... 56

3. Hasil Pemberdayaan Yang Dilakukan Oleh Pengusaha Pembuatan Tempe

Terhadap Masyarakat Sekitar. .............................................................................. 59

B. Analisis Hasil Penelitian ..................................................................................... 61

BAB V .............................................................................................................................. 69

PENUTUP ........................................................................................................................ 69

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 69

B. Saran .................................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 72

LAMPIRAN

Page 10: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data Informan ........................................................................................ 11

Tabel 2 : Batas Wilayah Kelurahan Kedaung ....................................................... 46

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin .......................... 50

Page 11: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Wilayah Kelurahan Kedaung ..................................................... 47

Gambar 2 : Struktur Organisasi Keluarahan Kedaung .......................................... 49

Page 12: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini Indonesia belum dapat dikatakan negara maju karena masih

bermunculan berbagai masalah sosial. Pada umumnya, masalah sosial

ditafsirkan sebagai suatu kondisi yang tidak sesuai dengan harapan atau tidak

sesuai dengan nilai, norma dan standar sosial yang berlaku. Lebih dari itu, suatu

kondisi juga dianggap sebagai masalah sosial karena menimbulkan berbagai

penderitaan dan kerugian baik fisik maupun nonfisik.1

Indonesia merupakan negara dunia ketiga yang mana struktur sosial

masing-masing lapisan masyarakatnya berkembang ke arah yang berlawanan.

Hal ini mengakibatkan semakin lebarnya jurang kaya-miskin sehingga yang

kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin.

Kemiskinan dan keterbelakangan yang terjadi di Indonesia merupakan maalah

sosial terbesar di zaman ini.2

Penyebab kemiskinan sangat kompleks dan saling memiliki keterkaitan

antara satu sama lain, yaitu : (1) rendahnya kualitas sumber daya manusia, baik

motivasi maupun penguasaan manajemen dan teknologi, (2) kelembagaan yang

belum mampu menjalankan pelaksanaan pembangunan, (3) sarana dan

prasarana yang belum merata dan belum sesuai dengan kebutuhan

pembangunan, (4) masih sangat minim modal, (5) berbelitnya prosedur dan

1 Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008),

hlm 6.

2 Rudolf H Strahm, Kemiskinan Dunia Ketig,. (Jakarta : CIDESINDO, 1999), hlm 1.

Page 13: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

2

peraturan yang berlaku. Kelemahan-kelemahan ini menyebabkan kaum miskin

tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada, sehingga kesempatan ini di

ambil oleh kelompok-kelompok dari sektor kaya dan mampu3.

Pada hakekatnya, kemiskinan merupakan persoalan klasik yang sama

tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri. Masalah kemiskinan dapat

melibatkan keseluruhan aspek permasalahan sosial dalam kehidupan manusia.

Hingga saat ini belum ditemukan rumusan maupun formula penanganan

kemiskinan yang dianggap paling jitu dan sempurna dalam menangani

kemiskinan. Tidak ada konsep tunggal tentang kemiskinan.4 Salah satu dampak

dari kemiskinan ialah krisis ekonomi. Krisis ekonomi di Indonesia memiliki

pengaruh besar bagi masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, baik

dalam kehidupan ekonomi, sosial budaya, bahkan merambat pada bidang-

bidang lainnya. Pengaruh yang paling dirasakan ialah menurunnya tingkat

pendapatan dan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan hidupnya.5

Krisis ekonomi yang terjadi menambah runyamnya situasi ketenaga

kerjaan di Indonesia. Tingginya angka pengangguran di Indonesia juga

merupakan masalah yang seringkali menjadi perhatian pemerintah.

Pengangguran yang tinggi berdampak langsung terhadap kemisknan,

kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat.

Pengangguran adalah seseorang yang telah mencapai usia kerja yang

tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan agar memperoleh upah

3 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial Kajian Rinagkas Tentang Pembangunan

Manusia Indonesia, (Jakarta : PT Kompas Media Nusantara), hlm 8.

4 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial, ( Bandung : Refika Aditama, 2010), cet ke-3. hlm 138.

5 Zulkarnaen, Membangun Ekonomi Rakyat Persepsi Tentang Pemberdayaan Ekonomi

Rakyat, (Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa, 2003), hlm 27.

Page 14: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

3

atau keuntungan6. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan

kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu

menyerap. Pengangguran seingkali menjadi masalah perekonomian karena

dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan

berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-

masalah sosial lainnya.

Pada dasarnya Indonesia tidak selalu berkaitan dengan masalah-masalah

sosial, banyak sekali potensi-potensi yang terdapat di Indonesia. Baik dari

sumber daya manusianya yang begitu banyak, serta sumber daya alamnya yang

begitu kaya. Indonesia merupakan salah satu negara kaya di dunia,

keberagaman masyarakat dan alamnya mengalahkan negara-negara maju.

Namun kekayaan dan keberagaman tersebut masih belum dapat dimanfaatkan

secara utuh dan menyeluruh oleh masyarakat Indonesia.

Kota Tangerang Selatan yang dengan segala kekurangan nya juga

memiliki banyak sekali potensi. Bila semua potensi itu dikenali dan

diberdayakan secara tepat, maka tidak menutup kemungkinan masalah

pengangguran di Indonesia khususnya di Tangerang Selatan ini bisa di atasi.

Oleh karenanya masyarakat harus mengenali dan menggali potensi yang

terpendam di kota ini.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah pengangguran di Kota

Tangerang Selatan yaitu dengan kegiatan inovatif yang bisa menimbulkan

kesempatan baru bagi penciptaan usaha ekonomi kecil dan peningkatan

penghasilan pada masyarakat. Seperti usaha pembuatan tempe yang berada di

6 Chris Manning, Tadjuddin Noer Efendi. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal

Di Kota, (Jakarta : PT Gramedia, 1985), Hlm 60.

Page 15: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

4

Rt 04 Rw 20 Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan.

Rt 04 Rw 20 yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan kampung tempe

merupakan sentra industri. Sentra industri adalah lokasi pemusatan kegiatan

industri yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis

dan atau mengerjakan proses produksi yang sama, dilengkapi sarana dan

prasarana penunjang yang dirancang berbasis pada pengembangan potensi

sumber daya daerah, serta dikelola oleh suatu pengurus profesional7. Hampir

keseluruhan masyarakat yang berada di Rt 02 Rw 20 Kelurahan Kedaung

Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan memproduksi tempe. Kebanyakan

masyarakat di sini ialah pendatang dari Pekalongan yang telah sukses

mengembangkan usaha pembuatan tempe.

Meskipun demikian, para pengusaha tempe di sini tidaklah

mendapatkan kesuksesannya dengan mudah. Banyak sekali tahapan serta

pembelajaran yang harus dilalui sebelum menjadi sukses. Pada awalnya para

pendatang ini hannya bekerja sebagai pekerja di salah satu pembuat tempe yang

sukses di perkotaan, kemudian si pemilik usaha tempe memberikan

pemberdayaan pada para karyawannya agar mampu membuka usaha tempenya

sendiri sehingga penghasilan yang didapat akan lebih banyak ketika memiliki

usaha sendiri daripada menjadi pekerja.

Hal pertama ialah menyadarkan akan potensi para pekerja bahwa

mereka mampu untuk menjalankan usaha nya sendiri. Kemudian para

pengusaha tempe ini mengajarkan keterampilan membuat tempe kepada para

7 Dikutip dari http://ppi.kemenperin.go.id/halaman/128informasi_umum. Rabu, 12 Juli

2017, pukul 12.35.

Page 16: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

5

pekerja, setelah dirasa mampu untuk membuat usaha tempe sendiri maka

pemilik usaha tempe mendorong agar para pekerja mau dan mampu untuk

membangun usahanya sendiri. Meskipun para pekerja yang awalnya bekerja

untuk para pengusaha tempe tersebut sudah memutuskan untuk membangun

usahanya sendiri namun si pengusha tidak langsung lepas tangan akan nasib si

mantan pegawai. Para pengusaha mengajarkan bagaimana memasarkan

dagangannya dan bagaimana cara mendapatkan bahan baku untuk membuat

tempe.

Setelah dirasa mampu untuk menjalankan usahanya sendiri, barulah

pemilik yang mengajarkan tersebut lepas tangan dan mulai merekrut orang baru

untuk menjadi pegawainya lagi. Kebanyakan pegawai yang diambil berasal dari

kampung halamannya. Begitupula dengan pemilik usaha yang baru berhasil

mandiri tersebut ia juga merekrut pekerja baru dari kampungnya untuk di

jadikan pekerja dan kalau memang mampu akan diajarkan kembali apa yang

telah diajarkan pemilik usaha terdahulunya kepadanya.

Koperasi Timbul Jaya yang merupakan salah satu pemasok bahan baku

pembuatan tempe, yaitu kedelai. Koperasi Timbul jaya merupakan satu-satunya

koperasi yang menyediakan kedelai untuk para pembuatan tempe, namun ada

pula masyarakat yang memilih untuk membeli sendiri kedelainya di tempat lain.

Tawi telah berhasil memasarkan produk tempenya hingga dikirim ke

Taiwan. Dan juga Wasberi yang telah berhasil membuat olahan tempenya

masuk ke dalam pasar-pasar modern. Dan masih banyak lagi para pemilik usaha

tempe yang lainnya. Orang-orang yang telah berhasil tersebut selalu

Page 17: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

6

memberikan motivasi pada pekerjanya berdasarkan pengalamannya magang

dulu agar para pekerja tersebut bisa mandiri seperti mereka.

Keberaadaan usaha pembuatan tempe di Kampung Tempe Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan ini sangat dibutuhkan oleh

masyarakat. Karena pada umumnya tempe digunakan sebagai lauk-pauk,

makanan tambahan, atau bahkan dapat menjadi cemilan, jika diproduksi dengan

cara yang berbeda. Potensi tempe dalam meningkatkan kesehatan dengan harga

yang relatif murah dapat memberikan alternatif pilihan dalam pengadaan

makanan bergizi yang dapat dijangkau oleh segala lapisan masyarakat. Dengan

adanya usaha pembuatan tempe Di Kampung Tempe Kelurahan Kedaung

Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan ini masyarakat sekitarnya menjadi

terberdayakan. Kampung Tempe ini menjadi pemasok terbesar untuk pasar

Ciputat, Cijantung, dan Jombang.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti bermaksut ingin meneliti

tantang “Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Pembuatan Tempe

Di Rt 04 Rw 20 Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas yang menjelaskan tentang

pemberdayaan para pembuat tempe dari masih menjadi pegawai hingga

menjadi pemilik udaha mandiri pembuatan tempe. Maka penelitian ini

difokuskan pada proses serta hasil yang di terima oleh masyarakat.

Page 18: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

7

2. Perumusan Masalah

Agar penulisan ini menjadi terarah dan mempunyai titik fokus yang

jelas, maka penulis membatasi penelitian ini pada :

1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui usaha

pembuatan tempe di rt 04 rw 20 Kelurahan Kedaung Kecamatan

Pamulang Tangerang Selatan?

2. Apa hasil yang diperoleh oleh masyarakat setelah melalui proses

pemberdayaan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini ialah :

1. Untuk memahami bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui

usaha pembuatan tempe di rt 04 rw 20 Kelurahan Kedaung Kecamatan

Pamulang Tangerang Selatan.

2. Untuk mengetahui apa saja hasil yang diperoleh oleh masyarakat rt 04

rw 20 Kelurahan Kedaung Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan

setelah melalui proses pemberdayaan.

D. Manfaat Penelitian.

1. Bagi peneliti.

Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan mampu menambah

pengetahuan peneliti mengenai materi yang dibahas maupun metode yang

digunakan dalam melakukan penelitian mengenai proses pemberdayaan

masyarakat di masyarakat rt 04 rw 20 Kelurahan Kedaung Kecamatan

Pamulang Tangerang Selatan.

Page 19: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

8

2. Bagi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat menambah

referensi bahan bacaan dan mampu meningkatkan keilmuan bagi pembaca

di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Khususnya Jurusan

Pengembangan Masyarakat islam (PMI).

3. Bagi universitas.

Sebagai sumbangan pengetahuan serta masukan dan bahan

pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya dengan tujuan agar keilmuan

mereka dapat bertambah dan dapat digunakan sebagai referensi ketika akan

membuat program pemberdayaan yang berkaitan dengan pemberdayaan

masyarakat pembuatan tempe. Juga sebagai salah satu koleksi perpustakaan

umum UIN Jakarta.

4. Bagi masyarakat.

Masyarakat dapat mengetahui pentingnya pemberdayaan masyarakat

melalui usaha pembuatan tempe di masyarakat rt 04 rw 20 Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan sebagai salat satu

langkah untuk menciptakan kesejahteraan perekonomian para pekerja.

5. Bagi peneliti lain.

Dapat di jadikan penelitian lebih lanjut bagi yang berkepentingan

dalam masalah yang sama.

E. Metodologi Penelitian.

Metodologi terbagi menjadi dua kata, yakni Metodologi dan Penelitian.

Metodologi adalah langkah-langkah yang sistematis untuk memperoleh ilmu

Page 20: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

9

dalam menggunakan metode8. Sedangkan penelitian adalah suatu cara untuk

mencari dan mengungkapkan kebenaan dengan ciri objektivitas dan harus diuji

secara empiris.

Untuk mengetahui proses pemberdayaan yang terjadi di Rt 04 Rw 20

Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Peneliti

mrnggunakan jenis penelitian sebagai berikut :

1. Pendekatan Penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode

penelitian yang dihasilkan dari data-data yang dikumpulkan berupa data-

data dan merupakan suatu penelitian alamiah. Penelitian kualitatif

mengkaji perspektif dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan

fleksibel. Adapun karakterristik penelitian kualitatif yaitu9 :

1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.

2. Memiliki sifat deskriptif analitik. Yaitu data yang diperoleh

seperti hasil wawncara, analisis data, dan catatan lapangan tidak

dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.

3. Tidak berfokus pada hasil saja, tetapi juga memfokuskan pada

proses pencarian data.

4. Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriktif berupa

kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang prilaku yang

diamati.

8 Sedermayanti. Syaifudin Hidayat, Metodologi Penelitian. (Bandung : Mandar Maju,

2011), hlm 25.

9 Lexi. J Melong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007),

hlm 4.

Page 21: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

10

Pendekatan penelitian kualitatif bertujuan untuk membuat gambaran

mengenai fakta-fakta, sifat, hubungan antar fenomena yang diteliti dengan

menggunakan kata-kata tertulis atau lisan berdasarkan orang-orang atau

prilaku yang diamati.10

2. Metode Penentuan Informan.

Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik

perposive sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling

non random dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Berikut ini

merupakan informan yang diwawacarai. Adapun pemilihannya berdasarkan

usulan dari ketua Rt 04.

Tabel 1

Data Informan

No Nama Informan Status Informan Usia

1 Tarono Pemilik usaha pembuatan tempe 43 tahun

2 Wasberi Pemilik usaha pembuatan tempe 40 tahun

3 Tawi Pemilik usaha pembuatan tempe 48 tahun

4 Ras Joyo Pemilik usaha pembuatan tempe 52 tahun

5 Kasadi Pemilik usaha pembuatan tempe 50 tahun

6 Hasan Pemilik usaha pembuatan tempe 38 tahun

7 Tohri Pegawai usaha pembuatan tempe 25 tahun

8 Kartoyo Pegawai usaha pembuatan tempe 25 tahun

10 Lexi. J Melong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2007), hlm 4.

Page 22: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

11

No Nama Informan Status Informan Usia

10 Pendi Pegawai usaha pembuatan tempe 39 tahun

11 Misna Pegawai usaha pembuatan tempe 28 tahun

12 Muri Pegawai usaha pembuatan tempe 19 tahun

13 Alimin Pegawai usaha pembuatan tempe 28 tahun

14 Cahyo Ketua Rw 20 Kelurahan Kedaung 43 tahun

15 Emi Istri Dari Ketua Rt 04 Kelurahan

Kedaung 38 tahun

Sumber : Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti.

3. Macam dan Sumber Data.

Data yang dimaksut ialah berupa semua informasi, baik benda nyata,

sesuatu yang abstrak, suatu peristiwa atau gejala11. Penelitan ini dibagi

menjadi dua bagian, yaitu:

a) Data primer.

Sumber data premier adalah data yang dikumpulkan melalui

observasi dan wawancara terhadap informan. Untuk mengumpulkan

data premier, peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi

langsung kepada masyarakat.

Peneliti melakukan oservasi langsung kepada masyarakat untuk

memperkuat keabsahan data yang diperoleh berdasarkan hasil

wawancara. Peneliti juga mewawancarai informan secara langsung

agar mendapatkan data yang diperlukan.

11 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula.

(Yogyakarta : Universitas Gadjahmada Press, 2012), hlm 44.

Page 23: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

12

b) Data sekunder.

Data skunder merupakan data-data yang diperoleh dari data yag

dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini dapat

ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber

data skunder adalah artikel, jurnal, serta situs di internet yang

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan, biasanya berasal dari

penilitian yang dilakukan oleh orang lain.12

4. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data ialah berbagai cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data, menghimpun, atau mengambil data penelitian. Dalam

penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, terdapat beberapa cara

yang dapat digunakan. Yaitu :

a) Observasi

Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat”

dan “memperhatikan”13. Observasi merupakan salah satu cara

penelitian pada ilmu-ilmu sosial. Metode ini dapat dilakukan dengan

cara menilai lingkungan yang akan di amati berdasarkan penilaian

peneliti. Observasi diartikan sebagai pengamatan yang didasarkan atas

pengalaman secara langsung sehingga dapat mengoptimalkan

kemampuan penelitian dari segi motif, kepercayaan, perhatian,

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta), cet

ke 3, hlm 162.

13 Tristiadi Ardi, Observasi dan Wawancara, (Malang : Bayumedia Publishing, 2003), hlm

1.

Page 24: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

13

kebiasaan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang

tampak pada obyek penelitian.14

b) Wawancara.

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematik, dan berlandaskan

kepada tujuan penelitian. Percakapan dengan maksud tertentu untuk

mendapatkan data yang kongkret dari hail pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan15. Wawancara disebut juga interview, yaitu sebuah

dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk

memperoleh informasi dari informan atau orang yang diwawancarai

atau sumber untuk mendapatkan data. Jenis wawancara ini ialah

pewawancara menentukan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan.16

Wawancara dapat dilakukan secara langsung dengan bertatap

muka maupun melalui telpon. Yang menjadi informan dalam

penelitian ini adalah para pemilik usaha pembuatan tempe, para

pengrajin atau pegawai usaha pembuatan tempe, ketua Rw 20 dan

ketua Rt 04.

c) Studi Dokumen

Studi Dokumen adalah metode pengumpulan data yang nyata

dari obyek penelitian dengan mengambil sebagian data yeng telah

14 Lexi. J Melong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2007), hlm 174-175 15 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, hlm 160.

16 Lexi. J Melong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2007), hlm 190.

Page 25: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

14

tersedia, adapun bentuk dokumentasi yang digunakan antara lain profil

Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Profil

Koperasi Timbul Jaya, Foto-foto kegiatan pengolahan tempe, Data

kependudukan dari Ketua Rt 04, dan sebagainya.

Dokumentasi digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

karena dalam banyak hal dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk

menguji, bahkan menafsirkan.17 Selain itu metode dokumentasi

digunakan untuk mendapatkan data-data yang tertulis dan digunakan

untuk melengkapi serta mengecek data-data yang diperoleh dari

interview dan observasi.

Metode ini digunakan untuk meneliti letak geografis Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Latar belakang

berdirinya usaha pembuatan tempe, keadaan masyarakat Rt 04 Rw 20

Kelurahan Kedaung, serta perkembangan usaha pembuatan tempe.

5. Analisis data.

Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik data tersebut dapat dipahami dan

bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan

dengan penelitian. Atau dapat juga disebut dengan kegiatan yang dilakukan

untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi informasi yang

,lnantinya bisa dipergunakan dalam mengambil keputusan.

17 Lexi. J Melong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2007), hlm 160-162.

Page 26: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

15

Model analis yang yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sasaran

peneliti ini adalah kegiatan analisis data meliputi kegiatan reduksi data,

reduksi yaitu menganalisa sesuatu secara keseluruhan kepada bagian-

bagiannya atau menjelaskan tahap akhir dari proses perkembangan

sebelumnya yang lebih sederana18.

6. Validasi Data

Validasi data merupakan bagian yang tidak kalah penting dari

sebuah penelitian, khususnya penelitian kualitatif. Validasi data digunakan

agar peneliti dapat menggambarkan data yang dikumpulkan secara tepat,

salah satunya dengan cara triangulasi. Berdasarkan pengertian tersebut,

maka untuk mengetahui keabsahan dan kevalitan data penelitian, peneliti

menggunakan metode triangulasi. Adapun triangulasi yang digunakan

adalah triangulasi sumber dan triangulasi data.

a. Triangulasi sumber ialah cara mengecek data dengan langkah

membandingkan dengan data sumber, yaitu dengan mengecek

lisan atau perkataan Ketua Rw 20 dan Ketua Rt 04 mengenai

keberadaan pengrajin tempe di kawasan tersebut.

b. Triangulasi metode dilakukan dengan langkah pengecekan data

berdasarkan metode pengumpulan data yang dilakukan, dalam

hal ini metode observasi atau mengamati kegiatan yang ada di

kampung industri pembuatan tempe. Metode wawancara kepada

18A.Pius Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), cet-1.

Page 27: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

16

para pemilik dan pegawai , data dokumentasi hasil wawancara,

dan lain sebagainya.19

7. Tempat penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kampung Tempe yang terletak di Jln

Wahid, Rt 04 Rw 20 Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang Tangerang

Selatan. Tempat ini juga disebut sebagai kampung tempe karena memang

hampir seluruh warganya berprofesi sebagai pembuat tempe. Pemilihan

tempat ini didasari beberapa hal, antara lain :

1. Karena letaknya yang tidak jauh dari wilayah tempat tinggal

peneliti sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

2. Karena tempat ini belum terlalu dikenal oleh khalayak luas

sehingga diharapkan dengan dilakukan nya penelitian di tempat

ini maka akan menambah eksistensinya.

F. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung penelaahan yang lebih mendetail, penulis berusaha

melakukan kajian terhadap beberapa karya ilmiah yang relevan dengan topik

penulisan karya ilmiah ini.

1. Judul skripsi : Peran Pengusaha Pembuatan Tempe Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus di Rt 16 Rw

19 Kelurahan Kebayoran Lama Utara Jakarta

Selatan)

19 Hamid Patilima, Metode Peneltian Kualitatif, (Bandung : CV. Alfabeta, 2013), hlm 97

Page 28: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

17

Penulis : Nurmah (109054000003) 2013

Isi Pokok : Penulis memaparkan tentang pemberdayaan

masyarakat di Rw 19 Kelurahan Kebayoran Lama

Utara Jakarta Selatan, dengan cara melihat kepada

para pegrajin tempe yang langsung direkrut dari

kampung halaman. Dan hal itu termasuk

pengembangan masyarakat karna mempekerjakan

masyarakat yang tadinya tidak memiliki penghasilan

menjadi berpenghasilan tetap.

2. Judul skripsi : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Oleh

Perempuan Melalui Usaha Kripik di Dusun

Sumberwatu, Desa Sabirejo, Kecamatan Prambanan,

Kabupaten Sleman.

Penulis : Muh. Jamil (10230059) PMI 2015

Isi pokok : Penulis memaparkan bahwa dalam sebuah

pemberdayaan harus menekankan pada proses

pendistribusian kemampuan, kekuatan dan

kekuasaan kepada seluruh aspek atau lapisan

masyarakat khususnya kaum perempuan. Dan

partisipasi masyarakat sangat berpengaruh dalam

keberhasilan suatu pemberdayaan. Penulis juga

memaparkan bahwa dalam proses pemberdayaan

harus di awali dengan pendampingan dan juga

motivasi.

Page 29: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

18

3. Judul Skripsi : Pemerdayaan Ekonomi Kelompok Usaha Rumah

Tangga Berbasis Modal Sosial

Penulis : Nur Putri Amanah

Isi Pokok : Penulis memaparkan bahwa modal sosial yang

dimiliki oleh masyarakat pemilik usaha rumah

tangga tersebut menjadi dasar terlaksananya proses

pemberdayaan yang berlangsung diantara mereka.

Proses pemberdayaan yang dimaksud penulis ialah

untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat

yang berasal dari daerah yang sama sebagai sasaran

utama sehingga terjadi peningkatan ekonomi.

4. Judul skripsi : Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga

Melalui Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok.

Penulis : Anisa Fatonah (PMI) 2017

Isi pokok : Penulis memaparkan bahwa kemiskinan dapat di

atasi dengan terentuknya Kelompok Wanita Tani

Cempaka yang bertempatkan di Kelurahan

Petukangan Jakarta Selatan. Penulis membahas

mengenai tahapan-tahapan dalam pemberdayaan

yang ada di daerah tersebut. Degan menggunakan

metode kualitatif.

5. Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat (Gelandangan dan

Page 30: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

19

Pengemis) Dalam Bidang Keterampilan Pengolahan

Kedelai di Panti Sosial Bina Karya Panghudi Luhur

Bekasi.

Penulis : Iis Sudiyanti (PMI) 2015

Isi pokok : Skripsi ini membahas mengenai proses pelaksanaan

program, khususnya program pelatihan pengolahan

kedelai yang berada di panti sosial Bina Karya.

Bagaimana pemberdayaan yang terjadi di Panti

Sosial Bina Karya, serta tingkat keberhasilan dari

pelaksanaan pelatihan dalam pembuatan kedelai

tersebut.

6. Judul Skripsi : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Kegiatan Kelompok Wanita Tani Mina Maju

Bersama Dakam Pembuatan Abon Lele Di Parung

Poncol RW 02 Kelurahan Duren Mekar.

Penulis : Irfan Aziz (PMI)

Isi Pokok : Skripsi ini membahas mengenai apa saja strategi

yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat

melalui Kegiatan Kelompok wanita Tani Mina Maju

Bersama. Salah satu strategi yang dilakukan ialah

membangun kepercayaan, mengembangkan potensi

serta kreatifitas dari para anggota Kelompok Wanita

Tani Mina Maju Bersama. Dengan adanya kelmpok

tersebut, sangat membantu para petani atau

Page 31: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

20

pembudidaya ikan lele dengan cara mengolahnya

menjadi abon.

7. Judul Skripsi : Peran Masyarakat Mandiri (MM) Dompet Dhuafa

Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Di Depok.

Penulis : Budi Santoso (Pmi) 2008

Isi Pokok : Skripsi ini membahas mengenai apa saja peranan

masyarakat mandiri (MM) dalam melakukan

pemberdayaan pada usaha kecil di Depok dan

bagaimana cara masyarakat mandiri memberdayakan

usaha kecil yang ada di Depok.

G. Sistematika Penulisan.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, dan sistematika

penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Bab ini memaparkan tentang tinjauan teoritis yang membahas tentang

pengertian pemberdayaan, tujuan pemberdayaan, proses pemberdayaan,

tahapan pemberdayaan, indikator keberhasilan pemberdayaan.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian yang mencangkup

tentang Letak dan batas wilayah Kelurahan Kedaung Tangerang Selatan.

Page 32: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

21

Struktur organisasi kepemerintahan Kelurahan Kedaung Tangerang Selatan.

Keadaan penduduk Kelurahan Kedaung Tangerang Selatan. Serta gambaran

umum mengenai usaha pembuatan tempe di Kelurahan Kedaung rt 04 rw 20

Tangerang Selatan.

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

Bab ini membahas tentag temuan data dan analisis yang mencangkup proses,

hasil, serta hambatan dari pemberdayaan masyarakat di rt 02 rw 20 Kelurahan

Kedaung Tangerang Selatan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang didapatkan dari hasil

dan temuan data yang telah dianalisis.

Page 33: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat.

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang artinya mampu atau

berdaya. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang dalam kondisi

miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan

dan keterbelakangan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun

kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk meningkatkan

serta mengembangkan potensi tersebut agar menjadi nyata1.

Pemberdayaan merujuk kepada kemampuan orang, khususya

kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kemampuan dan

kekuatan dalam berbagai hal, yaitu :

a) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki

kebebasan, bukan hannya bebas dalam mengemukakan pedapat,

melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas

dari kesakitan.

b) Menajangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningatkan pendapatannya serta memtperoleh

barang dan jasa yang mereka perlukan.

1 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat : Wacana dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2013),

hlm 24-25.

Page 34: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

23

c) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-

keputusan yang mempengaruhi mereka2.

Pengertian pemberdayaan dapat dijelaskan dengan menggunakan

empat perspektif yaitu : perspektif prularis, elitis, strukturalis, dan post-

strukturalis3.

a. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif pluralis adalah

suatu proses untuk menolong individu dan kelompok-kelompok

masyarakat yang kurang beruntung agar mereka dapat bersaing

secara lebih efektif dengan kepentingan-kepentingan lain. Adapun

upaya yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan

pembelajaran untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Dengan

kata lain, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

mengajarkan kelompok atau individu bagaimana bersaing di

dalam peraturan.

b. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif elitis adalah

suatu upaya untuk bergabung dan mempengaruhi kalangan elit

seperti para pemuka atau tokoh masyarakat, pejabat, dan lainnya

untuk membentuk aliansi dengan kalangan elit dan mengupayakan

perubahan pada kalangan elit.

c. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif struktural

adalah suatu agenda perjuangan lebih menantang karena tujuan

pemberdayaan dapat dicapai apabila bentuk-bentuk ketimpangan

2 Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. (Bandung : PT

Refika Aditama, 2010). cet 4. hlm 58-59.

3 Jim Ife, Frank Tesoriero, Community Development : Alternatif Pengembangan Yang

Sedang Terjadi di Era Globalisasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014), cet ke-2, hlm 206-208.

Page 35: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

24

struktural dieliminasi. Umumnya masyarakat menjadi tidak

berdaya karena struktur sosial yang mendominasi dan menindas

mereka baik karena kelas sosial, gender, rasa tau etnik. Dengan

kata lain pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses

pembebasan, prubahan struktural serta menghilangkan penindasan

struktural.

d. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif post-struktural

adalah suatu proses yang menantang atau mengubah diskursus.

Perspektif ini menyatakan bahwa masyarakat dipahami sebagai

upaya mengembangkan pemahaman terhadap perkembangan

pemikiran baru dan analitis.

Dalam pengertian konvensional konsep pemberdayaan sebagai

terjemahan empowerment mengandung dua pengertian, yaitu (1) to give

power or authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau

mendelegasikan otoritas kepihak lain, (2) to give ability to atau to enable

atau usaha untuk memberi kemampuan atau keberdyaan. Eksplisit dalam

pengertian kedua ini adalah bagaimana menciptakan peluang

mengaktualisasikan keberdayaan seseorang4.

4 Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwijowijoto, Manajemen Pemberdayaan, hlm

115.

Page 36: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

25

Adapun dasar-dasar pemberdayaan antara lain5 :

a. Pemberdayaan adalah proses kerja sama antara masyarakat dan

pelaksana kerja secara bersama-sama yang sifatnya mutual

benefit.

b. Proses pemberdayaan memandang sistem masyarakat sebagai

komponen dan kemampuan yang memberikan jalan kesumber

penghasilan dan memberikan kesempatan.

c. Masyarakat harus merasa bahwa dirinya sebagai agen bebas yang

dapat mempengaruhi.

d. Kompetisi diperoleh atau diperbaiki melalui pengalaman hidup,

pengalaman khusus yang kuat dari pada keadaan yang

menyatakan apa yang dilakukan.

e. Pemberdayaan meliputi jalan ke sumber-sumber penghasilan dan

kapasitas untuk menggunakan sumber-sumber pendapatan

tersebut dengan cara efektif.

f. Proses pemberdayaan adalah masalah yang dinamis, sinergis,

pernah berubah, dan evolusioner yang selalu memiliki banyak

solusi.

g. Pemberdayaan adalah pencapaian melalui struktur-struktur prallel

dari perseorangn dan perkembangan masyarakat.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa

pemberdayaan adalah proses menyeluruh : suatu proses aktif antar

5 Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwijowijoto, Manajemen Pemberdayaan, hlm

116.

Page 37: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

26

motivator, fasilitator dan kelompok masyarakat perlu diberdayakan melalui

peningkatan pengetahuan, keterampilan, pemberian berbagai kemudahan

serta peluang untuk mencapai akses sistem sumber daya dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Khoriddin mengutip Sondang P. Siagan yang menjelaskan bahwa

pemberdayaan masyarakat meliputi beberapa tujuan, yaitu (1) Keadilan

sosial, (2) Kemakmuran merata, (3) Perlakuan yang sama di mata hukum,

(4) kesejahteraan material, mental, dan spiritual. (5) Kebahagiaan untuk

sesama, (6) ketentraman dan keamanan6.

Dalam pengertian yang lain, pemberdayaan memuat dua pengertian

kunci, yakni Kekuasaan dan Kelompok lemah. Kekuatan ini bukan hannya

menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan atau

penguasaan masyarakat atas beberapa hal, yaitu7 :

1. Pilihan-pilihan person dan kesempatan-kesempatan hidup,

yaitu kemampuan dalam membuat keputusan-keputusan

mengenai gaya hidup, tempat tinggal, pekerjaan.

2. Pendefinisian kebutuhan, yaitu kemampuan menentukan

kebutuhan selaras dengan aspirasi dan keinginannya.

3. Ide atau gagasan, yaitu kemampuan mengekspresikan dan

mengimbangkan gagasan dalam satu forum atau diskusi secara

bebas dan tanpa tekanan.

6 Khoriddin, Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta : Liberty, 1992), hlm 29. 7 Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. (Bandung : PT

Refika Aditama, 2010). Cet 4. Hlm 59.

Page 38: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

27

4. Lembaga-lembaga, yaitu kemampaun menjangkau,

menggunakan dan mempengaruhi pranata masyarakat, seperti

lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan.

5. Sumber-sumber, yaitu kemampuan memobilisasi sumber-

sumber formal, informal, dan kemasyarakatan.

6. Aktifitas ekonomi, yaitu kemampuan memanfaatkan dan

mengelola mekanisme produksi, distribusi, pertukaran barang

serta jasa.

7. Reproduksi, yaitu kemampuan dalam kaitannya dengan proses

kelahiran, perawatan anak.

2. Tujuan Pemberdayaan.

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu

melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain

memberdayakan ialah memampukan dan memandirikan masyarakat8.

Masyarakat yang lemah atau tidak berdaya diberikan peluang untuk

mengembangkan diri dan potensi sehingga mampu menjadi masyarakat

mandiri dan terlepas dari kemiskinan.

Tujuan pemberdayaan ialah menumbuhkan keadilan sosial dengan

memberikan ketentraman kepada masyarakat yang lebih besar serta

menciptakan persamaan politik yang seimbang dengan saling menolong

antar sesama9. Masyarakat diberdayakan agar tercipta suatu sistem keadilan

8 Randy R Wrihatnolo, Riant Nugroho Dwijiwijoto. Manjemen Pemberdayaan, hlm 75.

9 Abu Huraerah. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat : Model dan Strategi

Pembangunan Berbasis Kerakyatan. hlm 86

Page 39: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

28

sosial yang berpihak pada masyarakat lemah. Sehingga masyarakat lemah

mampu bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang mencukupi.

Adapun tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan

masyarakat, khususnya kelompok lemah yang tidak memiliki

keberdayaan,baik karena kondisi internal yang mana masyarakat itu berfiki

bahwa mereka tidak berdaya, maupun karena kondisi eksternal yang

memang masyarakat itu ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil. Adapun

ciri dari beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai kelompok

lemah atau tidak berdaya ialah :

a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas,

gender, maupun etnis.

b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak dan remaja,

penyandang cacat, gay dan lesbi, serta masyarakat yang terasing.

c. Kelompok lemah secara personal, yaitu mereka yang mengalami

masalah pribadi dan/keluarga.

Kelompok-kelompok tertentu yang mengalami deskriminasi dalam

suatu masyarakat, seperti masyarakat kelas sosial ekonomi yang rendah,

kelompok minoritas etnis, wanita, populasi lanjut usia, serta para

penyandang cacat, adalah orang-orang yang mengalami ketidakberdayaan.

Keadaaan dan prilaku mereka yang berbeda dari kebanyakan masyarakat

pada umunya seringkali dipandang sebagai sebuah penyimpangan.

Kerapkali mereka tidak dihargai dan seringkali dianggap sebagai orang

yang malas, lemah, yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Padalah

Page 40: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

29

ketidakberdayaan mereka seringkali diakibatkan oleh adanya

kekurangadilan dan diskriminasi dalam aspek-aspek kehidupan tertentu10.

Untuk mencapai tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat, terdapat

pilihan kebijakan yang dilaksanakan dalam beberapa langkah strategi yang

di kemukakan oleh Gunawan Sumodiningrat yaitu11:

1) Untuk memberikan peluang atau akses yang lebih besar pada akses

produksi. Sehingga mampu meningkatkan produksi, pendapatan,

dan menciptakan tabungan yang dapat pemupukan modal serta

berkesinambungan.

2) Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat

yang dibantu dengan sarana dan prasarana penghubung yang

mampu memperlancar pemasaran produksi. Membangun

kesetiakawanan dan rasa kesamaan sehingga menciptakan rasa

percaya diri dan harga diri dalam menghadapi kebutuhan ekonomi

serta meningkatkan kesadaran, kemampuan dan tanggung jawab,

bahwa kemenangan dalam pergelutan perdagangan bebas tidak

akan tercapai tanpa adanya rasa kebersamaan dan kesatuan.

3) Menigkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam upaya

menigkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain pengetahuan

yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan, kesehatan

berperan besar dalam menentukan produktivitas.

10 Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. (Bandung : PT

Refika Aditama, 2010). Cet 4. hlm 60. 11 Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perkonomian Rakyat, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar,1998), Hlm 7-8

Page 41: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

30

4) Kebijakan pengembangan industri harus mengarah pada

penguatan industri rakyat yang terkait denga industri besar. Proses

industrialisasi mengarah kedaerah pedesaan dengan

memanfaatkan potensi setempat yang umumnya arg industri.

5) Kebijakan ketenaga kerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga

kerja mandiri sebagai cikal bakal lapisan wirausaha baru, yang

berkembang menjadi wirausaha kecil dan menengah yang kuat

dan saling menunjang.

6) Pemerataan pembangunan antar daerah, karena perekonmian yang

tersebar diseluruh penjuru tanah air.

3. Indikator Keberdayaan.

Untuk mengetahui fokus tujuan pemberdayaan secara oprasional,

maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat

menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Sehigga ketika sebuah

pemberdayaan diberikan, dapat menjadi lebih terfokuskan pada aspek-aspek

apa saja dari sasaran perubahan (misalnya keluarga miskin yang perlu

dioptimalkan). Adapun indikator pemberdayaan ialah12 :

1) Kebebasan mobilitas : kemampuan individu untuk pergi keluar

rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas

medis, bioskop, rumah ibadah, dan kerumah tetangga. Akan

lebih di anggap berhasil jika invidu tidak memerlukan bantuan

siapapun untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

12 Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. (Bandung : PT

Refika Aditama, 2010). Cet 4. Hlm 64.

Page 42: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

31

2) Kemampuan membeli komoditas kecil : kemampuan individu

untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari

seperti beras, minyak tanah, gas, minyak goreng, bumbu dan

kebutuhan lain nya.

3) Kemampuan membeli komoditas besar : kemampuan individu

untuk membeli barang-barang skunder atau tersier, seperti

lemari, tv (televisi), radio, koran, majalah, pakaian keluarga.

4) Terlibat dalam pembuatan keputusan rumah tangga : mampu

membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami/istri

mengenai keputusan-keputusan keluarga, misalnya mengenai

renovasi rumah, pembelian kambing untuk diternak,

memperoleh kredit usaha.

B. Pemberdayaan Sebagai Sebuah Proses

1. Proses Pemberdayaan

Sejatinya pengembangan masyarakat merupakan sebuah proses.

Ketika mengevaluasi suatu proyek pengembangan masyarakat, siapapun

harus melihat proses. Saat merencanakan suatu pengembangan masyarakat,

siapapun harus mempertimbangkan proses secara mendalam sehingga

pemberdayaan tersebut mendapatkan hasil yang sebagaimana mestinya.

Proses yang baik akan mendorong masyarakat untuk menentukan tujuan

mereka sendiri sehingga tidak menimbulkan ketergantungan13.

13 Jim Ife, Frank Tesoriero. Community Developmen : Alternatif Pengembangan

Masyarakat di era Globalsasi. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006). Edisi 3. hlm 365.

Page 43: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

32

Untuk menggunakan proses yang baik srigkali memerlukan banyak

waktu, dengan kata lain proses yang baik tidaklah mudah untuk dilakukan.

Aspek terpenting dalam sebuah proses ialah bahwa proses harus melibatkan

masyarakat itu sendiri. Keterlibatan ini tidak akan tercapai tanpa partisipasi

penuh. Proses pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari luar.

Proses pengembangan masyarakat harus menjadi proses masyarakat yang

dimiliki, dikuasai, dan dilangsungkan oleh masyarakat itu sendiri.

Menurut Person yang dikutip oleh Suharto, pemberdayaan

merupakan sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan berpengaruh terhadap

kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang harus

mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk

mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya14.

Dalam proses pemberdayaan, terdapat dua kecenderungan, yaitu15 :

a) Pertama, pemberdayaan menekankan pada proses atau

mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan

agar individu yang bersangkutan menjadi lebih berdaya.

b) Kedua, pemberdayaan menekankan pada proses menstimulasi,

mendorong atau memotivasi agar individu mempunyai

14 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung : PT

Refika Aditama, 2010), cet 4, hlm 58-59.

15 Harry Hikmat. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. (Bandung : Humaniora, 2001). hlm

43.

Page 44: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

33

kemampuan atau keberdyaan untuk menentukan apa yang menjadi

pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,

pemberdayaan dalam serangkaiam kegiatan untuk memperkuat kekuasaan

atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-

individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan maka pemberdayaan

menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial : yaitu masyarakat yang berdaya, yang memiliki kekuasaan

atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, memiliki

matapencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam

kehidupan sehari-harinya.

Proses pemberdayaan cenderung dikaitkan sebagai unsur pendorong

sosial ekonomi, dan politik. Pemberdayaan adalah suatu upaya dan proses

bagaimana agar berfungsi sebagai “power” dalam pencapaian tujuan, yaitu

pengembangan diri.

Konsep pemberdayaan memiliki hubungan erat dua konsep pokok

yaitu : konsep power (“daya”) dan konsep disadvantaged (“ketimpangan”).

Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai

kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk

membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari

keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa

Page 45: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

34

kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. Pengertian ini

mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau

tidak dapat dirubah.

2. Tahapan Pemberdayaan.

Ambar Teguh mengutip pandangan Sumodiningrat yang

mengatakan bahwa pemberdayaan tidaklah bersifat selamanya, melainkan

sampai target masyarakat mampu untuk mandiri, meskipun masih harus di

perhatikan dari jauh agar tidak jatuh lagi.16 Berdasarkan pengrtian tersebut

maka dapat di katakan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui proses

pembelajaran hingga mencapai status mandiri, meskipun demikian dalam

rangka mencapai kemandirian tersebut harus tetap dilakukan pemeliharaan

semangat dan kemampuan secara terus menerus agar tidak mengalami

kemunduran lagi.

Pemberdayaan masyarakat tidak dapat dilaksanakan secara cepat,

melainkan akan berlangsung secara bertahap. Adapun tahapan-tahapan

yang harus dilalui meliputi :

1. Tahapan penyadaran dan tahapan pembentukan prilaku menuju

prilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan

kapasitas diri.

2. Tahapan transformasi kemampuan berupa wawasan

pengetahuan dan kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan

16 Ambar Teguh, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan,( Yogyakarta : Gava Media,

2004), hlm 82.

Page 46: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

35

dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil

peran di dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan

keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan

inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.17

3. Strategi Pemberdayaan.

Edi Suharto mengutip pemikiran Person yang menyatakan bahwa

proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya,

tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi

saalam relasi satu-lawan-satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting

pertolongan perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat

meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan dari masyarakat, hal ini

bukanlah strategi utama untuk pemberdayaan. Dalam beberapa situasi,

strategi pemberdayaan dapat dilakukan secara individual.

Secara konseptual, pemberdayaan harus mencangkup enam hal

sebagai berikut18 :

1) Learning by doing, yaitu pemberdayaan sebagai proses hal belajar

dan memiliki suatu tindakan kongkrit yang berlangsung secara

terus menerus, dan berdampak secara langsung atau dapat dilihat.

17 Ambar Teguh, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan,( Yogyakarta : Gava Media,

2004), hlm 83. 18 Abu Huraerah. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat : Model dan Strategi

Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Hlm 86-87

Page 47: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

36

2) Problem solving. Pemberdayaan harus memberikan arti terjadinya

pemecahan masalah yag dirasakan masyarakat dengan cara dan

waktu yang tepat.

3) Self-evaluation. Yaitu bahwa pemberdayaan harus mampu

mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk melakukan

evaluasi secara mandiri.

4) Self-development and cordination. Yaitu mendorong agar mampu

melakukan pengembangan dan melakukan hubungan kordinasi

dengan pihak lain secara lebih luas.

5) Self-selection. Satu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya

pemilihan dan penilaian secara mandiri dalam menetapkan

langkah-langkah kedepan.

6) Self-decisim. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya

dimiliki kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara

mandiri.

Berdasarkan teori diatas, dalam penelitian ini penulis akan

menggunakan teori tersebut untuk menganalisis temuan pada Bab IV

dengan ringkasan sebagai berikut :

A. Pemberdayaan masyarakat yang mencangkup :

1) Pengertian Pemberdayaan : Yang mana membahas mengenai

apa makna dari pemberdayaan dan untuk siapa pemberdayaan

itu dilakukan.

Page 48: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

37

2) Tujuan Pemberdayaan : yang sudah pasti di tunjukkan kepada

masyarakat yang akan diberdayakan agar dapat menjadi

masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

3) Indikator Keberdayaan : untuk menganalisis apakan

masyarakat Kelurahan Kedaung sudah masuk kedalam

katagori berdaya atau belum

B. Pemberdayaan Sebagai Sebuah Proses.

Menurut Person yang dikutip oleh Suharto, pemberdayaan

merupakan sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat

untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan

berpengaruh terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga

yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan

bahwa orang harus mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan

kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan

kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya19.

Proses Pemberdayaan : Sebuah proses pemberdayaan

merupakan salah satu bagian terpenting yang tidak boleh

dilewatkan dalam pencapaian suatu pemberdayaan. Adapun sub

bab proses pemberdayaan dalam penulisan ini dilakukan untuk

mengetahui tentang bagaimana proses masyarakat di berdayakan,

apa saja yang dilakukan dalam proses pemberdayaan, serta hasil

setalah melalui proses pemberdayaan.

19 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung : PT

Refika Aditama, 2010), cet 4, hlm 58-59.

Page 49: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

38

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Kedaung

Nama Desa Kedaung diambil dari nama sebuah pohon yang pada

zaman dulu banyak tumbuh di daerah ini. Dahulu sebelum banyak

masyarakat yang datang dan mendirikan pemukiman, daerah ini awalnya

merupakan kebun pohon kedaung. Karena banyak nya pohon yang tumbuh,

maka masyarakat mulai menyebut daerah ini dengan sebutan kedaung.

Namun seiring berjalannya waktu, lambat laun pohon kedaung semakin

sedikit dan bahkan hilang kemudian sekarang sudah berubah menjadi

pemukiman padat penduduk1.

Dahulu Kedaung masuk ke dalam Kecamatan Ciputat, namun pada

tahun 1992-1993, terjadilah pemekaran kecamatan, maka desa ini masuk

kedalam Kecamatan Pamulang. Pada tahun 2005, desa ini berubah status

menjadi Kelurahan dan bernama Kelurahan Kedaung. Semula kelurahan ini

masuk kedalam Kabupaten Tangerang, namun pada 2008, setelah

pembentukan kota Tangerang Selatan, akhirnya Kelurahan beserta

Kecamatan Pamulang masuk ke dalam Kota Tangerang Selatan2.

1 Di akses dari www.tangerangonline.id pada Sabtu, 12 Agustus 2017. Pukul 12.05 2 Di akses dari www.tangerangonline.id pada Sabtu, 12 Agustus 2017. Pukul 12.05

Page 50: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

39

2. Letak dan Batasan Wilayah Kelurahan Kedaung

Kelurahan Kedaung merupakan salah satu Desa yang terletak di

Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten yang

daerahnya seluas 276,70 Ha. Kelurahan Kedaung terdiri dari 20 Rukun

Warga (RW) dan 97 Rukun Warga (RW). Kondisi umum Kelurahan

Kedaung memiliki Batas Wilayah adminitratif, yaitu3 :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Kampung Sawah

Kecamatan Ciputat.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Ciputat Kecamatan

Ciputat.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Ciputat Kecamatan

Ciputat

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Bambu Apus

Kecamatan Pamulang.

Tabel 2

Batas Wilayah Kelurahan Kedaung

Batas Kelurahan Kecamatan

SEBELAH UTARA KAMPUNG SAWAH CIPUTAT

SEBELAH SELATAN CIPUTAT CIPUTAT

SEBELAH TIMUR CIPUTAT CIPUTAT

SEBELAH BARAT BAMBU APUS PAMULANG

Sumber : Berdasarkan data Kelurahan Kedaung

3 Berdasarkan data Monografi yang di berikan oleh Bapak Hasan Basri, Sekertaris

Kelurahan Kedaung yang di akses pada Kamis, 3 Agustus 2017. Pukul 11.40 WIB

Page 51: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

40

Gambar 1

Peta Wilayah Kelurahan Kedaung

Sumber : Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Kedaung

3. Infrastrutur Keadaan Umum

Kedaung adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Pamulang,

Tangerang Selatan, Banten, Indonesia. Awalnya, Kedaung masuk kedalam

Kecamatan Ciputat. Namun pada tahun 1992-1993, terjadilah pemekaran

kecamatan, maka desa ini masuk ke dalam Kecamatan Pamulang. Pada

Tempat

Penelitian

(Kampung

Tempe)

Page 52: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

41

tahun 2005, Desa Kedaung berubah status menjadi Kelurahan dan bernama

Kelurahan Kedaung. Semula kelurahan ini masuk ke dalam Kabupaten

Tangerang. Namun setelah 2008, terjadi pembentukan kota dan Kelurahan

ini masuk ke Kota Tangerang Selatan4.

Keluraha Kedaung terletak sejauh 5,0 Km dari Ibu Kota Kecamatan,

dan sejauh 5,5 Km untuk sampai ke Ibu Kota Kabupaten/Kota. Untuk

mencapai Ibu Kota Provinsi harus menempuh jarak sejauh 79 Km. Adapun

terdapat banyak sarana prasarana yang berada di kawasan Kedaung.

Diantaranya :

a. Kantor kelurahan : Semi Permanen

b. Sarana Kesehatah

1) Posyandu : 18

2) Poli Klinik : 25

c. Sarana Pendidikan

1) Gedung Sekolah PAUD : 6

2) Gedung Sekolah TK : 6

3) Gedung Sekolah SD : 6

4) Gedung Sekolah SLTP : 2

5) Gedung Sekolah SMU : 2

d. Sarana Masjid

1) Masjid : 12

2) Musholah : 24

3) Majelis Taklim : 24

4 Diperoleh dari Kelurahan Kedaung pada Kamis, 3 Agustus 2017. Pikul 11.45

Page 53: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

42

4. Struktur Organisasi Pemerintaham

Gambar 2

Struktur Organisasi Kelurahan Kedaung

(Tahun 2017)

Sumber : Berdasarkan Data Kelurahan Kedaung

5. Keadaan Penduduk Kelurahan Kedaung Tangerang Selatan

Jumlah penduduk di Kelurahan Kedaung adalah sebanyak : 39,172

jiwa yang terdiri dari jumlah Laki-laki sebanyak 20,003 jiwa dan jumlah

Perempuan sebanyak 19,169 jiwa dengan luas wilayah 276,70 Ha.

Kepala Kelurahan

H.M. SARWO EDY, SE.M.SI

Jabatan Fungsional

LILI HAMID, SE

Kasi Ekbang

Buddy Rahman, S.Ip

Kasi Kesos/kesra

Mamak Firdaus

Sekertaris Kelurahan

HASAN BASRI

Kasi Pemerintahan

Muhammad Nurdin

Page 54: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

43

Meyoritas masyarakat di Kelurahan Kedaung bekerja pada sektor

perdagangan/karyawan swasta yakni sebanyak 3.682 orang dan di sektor

jasa sebanyak 2.175 orang. Terdapat pula Pegawai Negri Sipil (PNS)

sebanyak 120 orang, Abri sebanyak 29 orang5.

Tabel 3

Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin

Data 2017

NO UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0 – 4 2.086 2.031 4.117

2 5 – 9 1.129 1.060 2.189

3 10 - 14 1.010 1.009 2.019

4 15 – 19 1.075 1.000 2.075

5 20 – 24 2.551 2.536 5.087

6 25 – 29 2.188 2.170 4.358

7 30 – 34 2.083 1.998 4.081

8 35 – 39 1.418 1.222 2.640

9 40 – 44 1.194 1.044 2.238

10 45 – 49 1.083 1.043 2.126

11 50 – 54 1.188 1.223 2.411

12 55 – 59 1.047 1.007 2.054

13 60 – 64 790 801 1.591

14 65 > 1.161 1.025 2.186

Jumlah 20.003 19.169 39.172

Sumber : Berdasarkan Data dari Kelurahan Kedaung Tangerang Selatan

6. Dasar Pemikiran Kelurahan Kedaung

Pemerintah Daerah memiliki peranan penting dalam menentukan

keberhasilan suatu program pembangunan sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, yaitu mampu menyelenggarakan rumah tangganya

5 Berdasarkan data Monografi yang di berikan oleh Bapak Hasan Basri, Sekertaris

Kelurahan Kedaung yang di akses pada Kamis, 3 Agustus 2017. Pukul 11.40 WIB.

Page 55: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

44

sendiri. Hal ini tidak terlepas dengan Peran dan Fungsi Kelurahan sebagai

Perangkat Daerah paling bawah yang tertuang dalam Keputusan Bupati

Tangerang Nomor 74 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kelurahan Kabupaten Tangerang6.

Berdasarkan hal tersebut diatas, bahwa setiap unit pelaksana

kelurahan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan yang

dilimpahkan Camat kepada Lurah sebagai Perangkat Daerah, dan

mempunyai fungsi diantaranya7 :

1) Perumusan program kerja kelurahan.

2) Penyelenggaraan pelayanan masyarakat.

3) Penyelenggaraan fasilitas umum.

4) Pembinaan ketentraman dan ketertiban.

5) Penyelenggaraan kegiatan pembangunan ekonomi.

6) Serta pelayanan administrasi dan ketatausahaan.

7. Data Perangkat Kelurahan Kedaung

1) Kepala Kelurahan

Nama : M. Sarwo Edy, SE, M. Si

Pangkat/Golongan : Penata Muda/III.c

Nip : 197108142010011001

Pendidikan : S2 (Strata Dua)

Riwayat Jabatan : Staf Kecamatan

6 Berdasarkan data Monografi Kelurahan Kedaung yang di akses pada Kamis, 3 Agustus

2017. Pukul 11.40 WIB 7 Berdasarkan data Monografi Kelurahan Kedaung yang di akses pada Kamis, 3 Agustus

2017. Pukul 11.40 WIB

Page 56: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

45

Lurah Pamulang Barat

Kasubag Umpeg

Kec. Pamulang

Lurah Kedaung

2) Sekertaris Lurah

Nama : Hasan Basri

Penidikan : SMA

Riwayat Jabatan : Staff Pelaksana

Kasi Ekbang

Sekertaris Kelurahan8

8. Kelembagaan Yang di Naungi Kelurahan Kedaung

1) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) atau sebutan lain.

Jumlah Pengurus : 5 Orang

Jumlah Anggota : 12 Orang

Jumlah Kegiatan Perbulan : 5 Kegiatan

2) PKK

Jumlah Pengurus : 11 Orang

Jumlah Anggota : 66 Orang

Jumlah Kegiatan Perbulan : 15 Kegiatan

3) Karang Taruna

Jumlah Karang Taruna : 1

Jenis Karang Taruna : Umum

8 Berdasarkan data Monografi yang di berikan oleh Bapak Hasan Basri, Sekertaris

Kelurahan Kedaung yang di akses pada Kamis, 3 Agustus 2017. Pukul 11.40 WIB

Page 57: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

46

Jumlah Pengurus (rata-rata) : 15 Orang

4) Lembaga Kemasyarakatan Lainnya.

Jumlah : 4

Nama :

BKM Jumlah Pengurus : 5 Orang

FSMMJ Jumlah Pengurus : 11 Orang

IRMAS Jumlah Pengurus : 11 Orang

FKKS Jumlah Pengurus : 10 Orang

B. Gambaran Umum Usaha Pembuatan Tempe di Rt 04 Rw 20 Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang.

1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw 20

Kelurahan Kedaung Kecamatn Pamulang.

Usaha pembuatan tempe merupakan usaha yang hasil nya cukup

menjanjikan, tempe banyak di gemari oleh masyarakat luas. Selain karena

harganya yang murah, tempe juga merupakan makanan yang banyak

mengandung vitamin. Tempe merupakan makanan sehari-hari, sehingga

permintaan akan tempe tidak akan pernah sepi. Tidak hannya berhenti

disitu, para pengrajin tempe di sini juga membuat berbagai macam olahan

dari bahan tempe.

Usaha pembuatan tempe di Kelurahan Kedaung Rt 04 Rw 20 sudah

lama berjalan. Usaha pembuatan tempe disini biasaya dilakukan secara

turun menurun. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Cahyo selaku ketua Rw

20, beliau mengatakan :

Page 58: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

47

“Kebanyakan disini biasanya mah turun temurun usahanya. Bapak

saya juga dulu usaha tempe, sekarang saya juga usaha tempe nerusin

usaha bapak”9.

Dahulu, masyarakat yang menempati kawasan ini ialah orang asli

suku Betawi. Namun, seiring dengan berjalanya waktu banyak penduduk

asli yang memilih untuk menjual tanah milik nya kepada pendatang dari

Pekalongan dan Tasikmalaya. Para pendatang ini yang pada awalnya

melakukan usaha pembuatan tempe di kawasan tersebut. Selang waktu

berlalu, para pendatang pun menjadi sukses dan akhirnya banyak para

pendatang lain yang sedaerah ingin mencoba peruntungan nya melakoni

usaha pembuatan tempe.

Saat ini hampir keseluruhan masyarakat yang menempati kawasan

ini ialah pendatang dari Pekalongan dan Tasik tersebut, sedangkan

masyarakat asli suku Betawi sudah tidak banyak tersisa.

“Dulu mah orang betawi semua disini, tapi pada pindah. Tanah nya

di jual-jualin ke pendatang yang sekarang jadi pengrajin tempe. Jadi

kira-kira disini sekarang 80% nya pendatang dari sono (Pekalongan

& Tasikmalaya)”10. Ujar Bapak Cahyo.

Meskipun demikian, para pengusaha tempe disini tidaklah

mendapatkan kesuksesan nya dengan mudah. Banyak sekali tahapan serta

pembelajaran yang harus di lalui sebelum menjadi sukses. Pada awalnya

para pendatang ini hannya bekerja sebagai pekerja di salah satu pembuat

tempe yang sukses di perkotaan, kemudian si pemilik usaha tempe

memberikan pemberdayaan pada para karyawan nya agar mampu membuka

9 Wawancara Pribadi dengan Bapak Cahyo, Pengusaha Pembuat Tempe sekaligus Rw 20,

(Tangerang Selatan, 25 Juli 2017), Pukul 09.00 WIB. 10 Wawancara Pribadi dengan Bapak Cahyo, Pengusaha Pembuat Tempe sekaligus Rw 20,

(Tangerang Selatan, 25 Juli 2017), Pukul 09.00 WIB.

Page 59: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

48

usaha tempenya sendiri sehingga penghasilan yang di dapat akan lebih

banyak ketika memiliki usaha sendiri daripada menjadi pekerja.

Adapun yang pertama dilakukan ialah menyadarkan akan potensi

para pekerja bahwa mereka mampu untuk menjalankan usaha nya sendiri.

Kemudian para pengusaha tempe ini mengajarkan keterampilan membuat

tempe kepada para pekerja, setelah dirasa mampu untuk membuat usaha

tempe sendiri maka pemilik usaha tempe mendorong agar para pekerja mau

dan mampu untuk membangun usahanya sendiri. Meskipun para pekerja

yang awalnya bekerja untuk para pengusaha tempe tersebut sudah

memutuskan untuk membangun usahanya sendiri namun si pengusha tidak

langsung lepas tangan akan nasib si mantan pegawai. Para pengusaha

mengajarkan bagaimana memasarkan dagangan nya dan bagaimana cara

mendapatkan bahan baku untuk membuat tempe.

2. Profil Pengelompokan Pengrajin Usaha Pembutan Tempe.

Dalam setiap proses pemberdayaan, hasil yang diperoleh oleh setiap

individu tidak lah sama meskipun pada hakekatnya cara yang dilakukan

tidak jauh berbeda. Ada pengusaha tempe yang telah berhasil mencapai

kesukesan nya, namun ada pula pengusaha tempe yang masih merilis dari

bawah dengan terlebih dahulu menjadi pegawai usaha pembuatan tempe

yang membantu para pengusaha yang telah sukses.

Tawi merupakan pengusaha yang telah mencapai kesuksesan dalam

pengolahan tempe. Tawi telah memasarkan hasil olahan tempenya hingga

kepasar Internasional. Tawi juga telah berhasil merekrut pegawai untuk

selanjutnya di jadikan pengusaha tempe juga. Kesuksesan Tawi tidak

Page 60: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

49

didapat dengan mudah, dahulu ia juga merupakan pegawai yang membantu

pengusaha tempe di Kebayoran. Namun karena kemauan yang kuat serta

usaha yang keras, akhirnya tawi berhasil membuka usaha pembuatan

tempenya sendiri.

Berbeda dengan Tarono, beliau juga merupakan pengusaha

pembuatan tempe. Namun, produk nya belum terkenal seperti milik Tawi.

Produk tempe milik Tarono hannya dipasarkan ke Ciputat, Uin, dan

sekitarnnya. Tarono dahulu juga merupakan pegawai tempe, namun ia

berfikir bagaimana caranya agar ia mendapatkan kehidupan yang lebih

layak sehingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka usaha pembuatan

tempenya sendiri.

Awal mendirikan usaha tempe miliknya sendiri ia dihadapkan

dengan cobaan yang begitu beragam. Mulai dari transportasi yang saat itu

hannya memiliki sepeda, pemasaran yang saat itu belum terlalu dikuasai,

serta pelanggan yang belum mengetahui kualitas produk tempe oahannya.

Saat ini Tarono telah mecapai kesuksesan. Penghasilan nya bertambah dan

mencukupi kebutuhan keluarganya. Pemasaran nya juga telah

menggunakan sepeda motor dan tidak terlalu menguras tenaga ketika harus

mengantarkan pesanan dengan jarak yang cukup jauh.

Ketika Tawi dan Tarono telah berhasil mendirikan usaha pembuatan

tempeya sendiri, berbeda hal nya dengan Kartoyo. Saat ini kartoyo masih

berprfesi sebagai pegawai tempe yang membantu pengusaha tempe dalam

penglahannya. Awalnya Kartoyo diajak oeh saudaranya yang telah lebih

Page 61: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

50

dulu terjun kedalam usaha pembuatan tempe. Selain karena memang

dimaksutkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, Kartoyo juga

berharap kedepan nya ia akan memiliki usaha pembuatan tempenya sendiri

dan tidak ikut orang lagi.

C. Gambaran Umum Koperasi Timbul Jaya

Koperasi Timbul Jaya disahkan berdiri pada tanggal 21 Februari 2013,

Pukul 15 : 00 WIB. Koperasi Timbul Jaya beralamatkan di Jl Wahid Pulo

Samid, Rt 010 Rw 010, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Adapun tujuan dari berdirinya Koperasi

Timbul Jaya ialah Untuk mengembangkan potensi ekonomi dan kesejahteraan

anggotanya, serta Untuk mengembangkan potensi wilayah dan di sekitar

koperasi.

Koperasi Timbul Jaya berperan besar bagi sebagian warga di kawasan

ini, karena Koperasi Timbul Jaya merupakan supplier atau pemasok bahan baku

terpenting untuk pembuatan tempe, yaitu kedelai. Karena Koperasi ini belum

lama terbentuk, maka masih ada warga yang memasok bahan kedelai dari orang

lain di luar kawasan ini. Seperti kata Bapak Casmudi :

“Ya karna Koperasi ini baru berdiri sekitar 3-4 Tahun jadi masih banyak

juga warga yang ngambil kedelai dari orang cina yang awalnya emang

salah satu pemasok terbesar sebelum adanya koperasi. Kira-kira 60%

nan lah warga yang udah terdaftar tergabung dalam koperasi ini.

Mungkin nanti kedepan nya pengen nya semua warga ngambil kedelai

nya dari sini, karna kan emang kita bertujuan membantu sesama

memudahkan pemasokan kedelai. Ini semua yang kerja dikoperasi juga

pengrajin tempe semua, jadi sistem kerjanya saling melengkapi aja gitu

siapa yang bisa pagi ya pagi kalo bisa sore ya sore11.

11 Wawancara pribadi dengan Bapak Casmudi, Pengusaha Pembuat Tempe sekaligus Ketua

Pengurus Koperasi Timbul Jaya, (Tangerang Selatan. kamis, 3 Agustus 2017), Pukul 12.30 WIB.

Page 62: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

51

Koperasi Timbul Jaya ini berdiri dibawah naungan Dinas Koperasi dan

Dinas Perindustrian. Diharapkan kedepan nya Koperasi ini akan semakin

berkembang dan menjadi pemasok bagi seluruh warga pengrajin tempe di

kawasan Kedaung. Adapun rencana dari Dinas perindustrian yaitu

mempersiapkan Kampung Tempe Kelurahan Kedaung untuk dapat bersaing di

pasar besar internasional. Dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan serta

pengadaan seminar mengenai segala hal tentang tempe. Hal tersebut di tujukan

agar meningkatkan mutu penjualan tempe namun tidak menghilangkan ciri khas

yang telah ada dan tetap menggunakan cara yag tradisional.

Hingga saat ini, kedelai yang di pasok oleh Koperasi Timbul Jaya baru

hannya ada 3 macam. Ada yang paling bagus, ada yang bagus dan ada yang

biasa saja. Semuanya tergantung pemesanan dari konsumen.

“Kedelai kan beda-beda neng, ada yang paling bagus, ada yang bagus,

ada yang biasa aja. Kita mah disini Cuma nyediain tergantung keinginan

konsumen. Cuma kalo sampe saat ini emang baru Cuma ada 3 macem12.

Saat ini kita kira-kira ngabisin kedelai itu 10 Ton untuk 3 hari.

Koperas timbul jaya yang merupakan salah satu pemasok bahan baku

pembuatan tempe, yaitu kedelai. Koperasi timbul jaya merupakan satu-satunya

koperas yang menyediakan kedelai untuk para pembuatan tempe. Namun, ada

pula masyarakat yang memilih untuk membeli sendiri kedelai nya di tempat

lain. Koperasi timbul jaya juga menaungi pemasaran bagi beberapa warga yang

memasarkan prodak nya ke pasar-pasar modern besar bahkan luar negri.

12 Wawancara pribadi dengan Bapak Casmudi, Pengusaha Pembuat Tempe sekaligus Ketua

Pengurus Koperasi Timbul Jaya, (Tangerang Selatan. kamis, 3 Agustus 2017), Pukul 12.30 WIB.

Page 63: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

52

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

1. Produksi Usaha Tempe di Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang

Kota Tangerang Selatan.

Usaha pembuatan tempe merupakan usaha yang hasilnya cukup

menjanjikan, tempe banyak digemari oleh masyarakat luas. Selain karena

harganya yang murah, tempe juga merupakan makanan yang banyak

mengandung vitamin. Tempe merupakan salah satu makanan yang memiliki

sumber protein tinggi dengan harga murah dibandingkan dengan sumber

protein asal hewani seperti daging, susu dan telur. Tempe merupakan

makanan sehari-hari, sehingga permintaan akan tempe tidak akan pernah

sepi1.

Usaha pembuatan tempe di Kelurahan Kedaung Rt 04 Rw 20 sudah

lama berjalan. Usaha pembuatan tempe di sini biasaya dilakukan secara

turun menurun. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Cahyo selaku ketua Rw

20, beliau mengatakan :

“Kebanyakan disini biasanya mah turun temurun usahanya. Bapak

saya juga dulu usaha tempe, sekarang saya juga usaha tempe nerusin

usaha bapak”251

Membuat tempe bukan lah perkara yang mudah, karena jika tempe

yang di produksi tidak bagus maka tempe tersebut tidak akan laku di

1 Rita Rama Yulis. Susianto, Fakta Ajaib Khasiat Tempe, ( Jakarta : Penebar Plus), hlm 30

2 Wawancara Pribadi dengan Bapak Cahyo, Pengusaha Pembuat Tempe sekaligus Rw 20,

(Tangerang Selatan, 25 Juli 2017), Pukul 09.00 WIB.

Page 64: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

53

pasaran. Pengolahan tempe yang baik harus benar-benar di perhatikan agar

kualitas tempe yang didapat memuaskan. Adapun pembuatan tempe yang

baik juga berawal dari pemilihan bahan baku yang baik.

“ya dari awal pemilihan kacang nya udah berpengaruh. Kalo

kacangnya bagus ya hasil nya bagus. Terus cara nyuci nya juga harus

bersih. Ngerebusnya juga harus pas. Terus yang paling penting

waktu ngejemur tempe nya. Kalo cuaca terlalu panas itu kurang

bagus. Jamur nya kurang cepet tumbuh3.52

Proses pembuatan tempe yang di lakukan oleh masyarakat

Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang pada umumnya menggunakan

modal sendiri, karena tidak ada bantuan dari pemerintah, seperti yang

dilakukan oleh bapak Tawi (48 tahun). Ia mengumpulkan modal

menggunakan uang pribadi, dahulu Pak Tawi hannyalah sebagai kuli tempe

atau pegawai usaha pembuatan tempe, namun karena keinginan nya untuk

menjadi sukses ia berusaha menemukan cara agar mampu membuka usaha

pembuatan tempe miliknya sendiri.

Kesuksesan nya tidak lah di dapatkan dengan mudah, beliau dulunya

meminjam mesin milik bos nya untuk membuat tempe. Beliau membuat

tempe miliknya sedikit demi sedikit ketika pekerjaan nya telah selesai.

Hingga penghasilan nya terus bertambah dan akhirnya memutuskan untuk

membuka sendiri usaha pembuatan tempe miliknya.

“Pertama saya ikut bos saya. Saya disuruh jualin. Lama lama saya

mulai ngerebus sendiri, kan belom punya alat tuh, masih minjem

sama bos semua. Sama bos gapapa karena saya emang bilang mao

3 Wawancara Pribadi dengan Alimin, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang Selatan,

08 September 2017), Pukul 09.00 WIB.

Page 65: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

54

buka usaha sendiri. Dikasih pinjem alat-alatnya, jadi kalo kerjaan

sama bos udah selesai ya saya bikin punya saya dikit-dikit.4”53

Setiap harinya proses produksi pembuata tempe di rumah bapak

Tawi dimulai pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB yang di

bantu oleh 5 pegawainya. Dari semua pemilik usaha tempe di kelurahan

Kedaung, dapat dikatan bahwa produk tempe bapak Tawi merupakan salah

satu produk dengan kualitas terbaik. Hal tersebut dapat dibutikan dengan

pemasaran produk nya yang telah menginjak kancah internasional. Produk

tempe bapak Tawi telah berhasil di expore ke Taiwan dan Hongkong.

“Tapi sekarang saya masokin tempenya ke pasar-pasar besar di

BSD. Saya juga udah export ke Taiwan, dan Hongkong. Punya saya

dipilih karena katanya kualitas punya saya bagus, ga gampang

lembek, tahan lama. Tadinya orang cina itu ga Cuma beli punya

saya, tapi ngambil banyak contoh dari orang-orang lain juga. Tapi

katanya punya saya paling cocok dan tahan lama4”54”

Tidak jauh berbeda hal nya dengan bapak Tarono (43 Tahun), beliau

juga merupakan salah satu pemilik usaha pembuatan tempe yang telah

berhasil membuka usaha nya sendiri. Bapak Tarono merupakan warga asli

Pekalongan yang pada tahun 1993 telah memulai usaha pembuatan tempe

nya sendiri. Proses produksi tempe di rumah bapak Tarono dimulai sejak

pukul 13-00 WIB hingga pukul 15-00 WIB. Beliau juga memulai usaha

pembuatan tempe miliknya dengan modal sendiri dari hasil menjadi kuli

tempe sebelumnya.

“Usaha tempe dari 1996 udah mulai dagang. Kalo ngolah tempe si

saya dari tahun 1993 udah ngolah, cuman kan dulu masih ikut orang,

istilah nya masih jadi kuli. Ya kalo untuk jual sendiri itu dari tahun

4 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tawi, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 18.20 WIB. 5 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tawi, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 18.20 WIB.

Page 66: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

55

1996. Modal nya ya ngumpulin, tadinya kan kuli nah setelah punya

modal sedikit-sedikit ya baru buat usaha sendiri. Dari penghasilan

kuli tadi neng6”55”

Bapak tarono mengolah 60-65 Kg kedelai setiap harinya, dan ketika

sudah menjadi tempe sekitar 1 kwintal. Untuk pemasaran hasil produknya,

bapak Tarono memang belum mengninjak pasar internasional. Beliau

hannya menjadi pemasok untuk pedagang-pedagang di sekitar Ciputat.

”Dulu mah saya keliling pake sepeda ontel nyari pembeli, tapi kalo

sekarang alhamdulillah udah banyak langganan. Jadi saya tinggal

nganterin aja pake motor. Saya nganterin itu ke Uin, tukang sayur

yang di uin, warung-warung makan di legoso juga itu ada beberapa

yang langganan saya, terus masuk ke Jln, kerta mukti itu tukang

sayur saya juga yang masok tempenya. Jadi alhamdulillah sekarang

tinggal nganter-nganterin aja. Udah banyak pelanggan7”.56”

Namun demikian, penghasilan yang didapat sudah dapat

mencukupi kebutuhan nya dan sudah dapat dikatakan sejahtera.

“kalo penghasilan mah kan ga nentu ya tiap hari, namanya juga

pedagang. Omset paling 1.000,00 (satu juta) per-hari tapi belom

dibagi-bagi buat segala macemnya. Apalagi kebutuhan oprasional

sehari-hari sekarang kan mahal banget. Anak saya 3, belom lagi

biaya sekolah, les, ngaji. Yang paling gede umur 10 tahun kelas

4SD, yang kedua 7 tahun kelas 2 SD, yang terakhir itu baru 10 hari.

Tapi kurang lebih kalo 200 – 300 mah dapet lah neng. Cukup untuk

kebutuhan sehari-hari”857.

Saat ini bapak Tarono tidak memiliki pegawai, beliau hannya di

bantu oleh istrinya. Dahulu bapak Tarono memiliki seorang pegawai.

Namun pegawai tersebut telah berhasil mandiri dan membuka usaha

pembuatan tempenya sendiri.

6 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tarono, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 16.00 WIB 7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tarono, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 16.00 WIB 8 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tarono, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 16.00 WIB

Page 67: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

56

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat Dalam Melakukan Usaha

Pembuatan Tempe.

Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif pluralis adalah

suatu proses untuk menolong individu dan kelompok-kelompok masyarakat

yang kurang beruntung agar mereka dapat bersaing secara lebih efektif

dengan kepentingan-kepentingan lain. Adapun upaya yang dapat dilakukan

ialah dengan memberikan pembelajaran untuk meningkatkan kapasitas

masyarakat9.58.

Menurut Person yang dikutip oleh Suharto, pemberdayaan

merupakan sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan berpengaruh terhadap

kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang harus

mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk

mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya10.59.

Proses pemberdayaan masyarakat dalam melakukan usaha

pembuatan tempe dapat dilihat melalui dua kecenderungan proses

pemberdayaan, yaitu1160:

9 Jim Ife, Frank Tesoriero, Community Development : Alternatif Pengembangan Yang

Sedang Terjadi di Era Globalisasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014), cet ke-2, hlm 206-208.

10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung : PT

Refika Aditama, 2010), cet 4, hlm 58-59.

11 Harry Hikmat. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. (Bandung : Humaniora, 2001). hlm

43.

Page 68: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

57

1. Pemberdayaan menekankan pada proses atau mengalihkan

sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan agar individu

yang bersangkutan menjadi lebih berdaya.

Dengan kata lain, dalam hal memberdayaan masyarakat melalui

usaha pembuatan tempe ini pemberdayaan menekankan pada bagaimana

proses mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan

dari pemilik usaha pembuatan tempe kepada para pegawai agar para

pegawai menjadi lebih berdaya dalam menjalani kehidupan nya.

Pemilik usaha pembuatan tempe merupakan kelompok kuat

yang memiliki pengaruh untuk memberdayakan pegawainya. Sehingga

para pegawai tersebut menjadi lebih berdaya, adapun cara yang

digunakan ialah dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan agar

masyarakat/individu lemah menjadi terberdayakan. Terutama dalam hal

ekonomi. Dikatakan memberdayakan karena para pemilik usaha tempe

ini mempekerjakan tetangga di kampung nya yang tidak memiliki

pekerjaan atau penghasilan.

“Ga ada kerjaan tadinya, sekolah juga galulus. Paling suka

disuruh bersihin bantuin panen kalo lagi panen sama orang. Kalo

ga suka disuruh jagain kambing orang12.61”

“Saya dulu masih kecil tinggal dikampung, ga sekolah ga punya

kegiatan karna ekonomi keluarga. Terus di ajak sama pak Tawi

ke jakarta untuk ikut dia jualan13.62.”

12 Wawancara Pribadi dengan Solihin, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 10 September 2017), Pukul 17.00 WIB. 13 Wawancara Pribadi dengan Tohri, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang Selatan,

09 September 2017), Pukul 16.00 WIB

Page 69: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

58

Dengan demikian, pemilik dapat dikatakan memberdayakan

pegawai karena pegawai yang tadinya tidak memiliki penghasilan dan

tidak memiliki keterampilan dalam membuat tempe pada akhirnya

mampu dan memiliki keterampilan, sehingga keterampilan tersebut

membantunya dalam mendapatkan penghasilan.

2. Pemberdayaan menekankan pada proses menstimulasi,

mendorong atau memotivasi agar individu mempunyai

kemampuan atau keberdyaan untuk menentukan apa yang

menjadi pilihan hidupnya.

Pemberdayaan menekankan pada proses menstimulasi atau

mendorong dan memotivasi individu agar mempunyai kemampuan.

Dalam hal ini pemilik usaha pembuatan tempe selaku pemberdaya

mendorong pegawai agar mau dan memiliki keinginan untuk menguah

arah hidup nya menjadi leih baik. Pemilik usaha tempe memberikan

kesempatan untuk para pegawai menemukan bakat dan kesempatan

yang dimilikinya.

Pemilik usaha tempe melatih keterampilan pegawai dalam

membuat tempe yang baik dan berkualitas. Sehingga pegawai memiliki

kemampuan untuk membuat tempe, dan jika memang pegawai tersebut

memiliki keinginan untuk membuka usaha pembuatan tempe nya sendiri

di waktu mendatang, maka para pemilik usaha tempe tidak melihatnya

sebagai pesaing dan justru malah membantu agar keinginan pegawai

tersebut terpenuhi.

Page 70: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

59

“Saya di ajarin membuat tempe, karna dulu masih kecil saya ga

bisa apa-apa akhirnya semuanya di ajarin pelan-pelan sama pak

Tawi. Sampe bisa. Alhamdulillah Sekarang saya sudah dapat

mandiri dalam mebuat tempe.14.”63.”

Dengan pelatihan keterampilan pembuatan tempe yang

dilakukan oleh pemilik untuk para karyawanya maka para karyawan

saat ini memiliki kehidupan yang lebih sejahtera dari hasil pengolahan

tempe tersebut.

3. Hasil Pemberdayaan Yang Dilakukan Oleh Pengusaha Pembuatan

Tempe Terhadap Masyarakat Sekitar.

Bentuk upaya yang dilakukan oleh pengusaha tempe salah satunya

ialah dengan menanggulangi permasalahan kemiskinan nyang berada di Rw

20 Rt 04 Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang Jakarta Selatan.

Adapun bentuk upaya nya ialah dengan membekali para pegawai atau

pengrajin dengan pendidikan dan keahlian hidup yang nantinya dapat

dimanfaatkan ilmu dan keterampilannya dalam rangka mengembangkan

ekonomi para pengrajin tempe dan pembekalan ilmu serta keterampilan,

yang sekaligus juga dapat mengurangi jumlah pengangguran.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada para

pegawai atau pengrajin tempe, seperti yang dijelaskan oleh salah satu

informan berkata :

“Dengan menekuni usaha tempe ini, ekonomi saya jadi stabil, dapet

pemasukan setiap hari. Terus bisa mencukupi kebutuhan sekolah

anak15”64”

14 Wawancara Pribadi dengan Tohri, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang Selatan,

09 September 2017), Pukul 16.00 WIB. 15 Wawancara Pribadi dengan Pendi, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang Selatan,

11 September 2017, Pukul 17.00 WIB.

Page 71: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

60

Tidak jauh berbeda dengan Misna yang juga pegawai atau pengrajin

tempe :

“Dengan ada nya usaha pembuatan tempe ini, saya terbantu dari segi

ekonomi dan juga keterampilan, saya jadi bisa bikin tempe16.”65.”

Dan juga menurut Tohri yang sudah sedari kecil ikut dalam usaha

pembuatan tempe.

“Sekarang saya udah bisa bantu ekonomi keluarga dikampung.

Udah bisa beli apa-apa sendiri. Udah bisa mandiri gaperlu minta

uang orang tua.17”66”

Juga pengakuan Kartoyo selaku pengrajin tempe yang tadinya tidak

memiliki penghasilan tetap dan hannya bekerja srabutan.

“Manfaat nya si sekarang saya udah punya penghasilan sendiri.

Punya pekerjaan dan ga kerja serabutan lagi. Kalo kerja serabutan

kan kalo lagi ada ya ada kalo lagi ga ada kan nganggur18”67.”

Dengan adanya usaha pembuatan tempe di Jln. Wahid Rt 04 RW 20,

Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan menjadikan

masyarakat khususnya para pengrajin tempe memiliki keahlian hidup yang

telah dibekali oleh pengusaha pembuatan tempe dalam rangka

mengembangkan perekonomian mereka.

Kegiatan pengelola usaha pembuatan tempe (selaku Investor) dalam

pembuatan tempe, membuka peluang bagi berbagai sektor atau pihak lain

untuk meningkatkan aktivitasnya. Adanya lapangan kerja bagi para pekerja.

Dan pengusaha pembuatan tempe mendapatkan laba.

16 Wawancara Pribadi dengan Misna, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang Selatan,

11 September 2017, Pukul 15.30 WIB. 17 Wawancara Pribadi dengan Tohri, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang Selatan,

09 September 2017), Pukul 16.00 WIB. 18 Wawancara Pribadi dengan Kartoyo, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 09 September 2017), Pukul 17.00 WIB.

Page 72: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

61

B. Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan

bahwa munculnya pengusaha pembuatan tempe ini tidak terjadi secara singkat,

melainkan membutuhkan proses dan waktu yang lama19.68Peneliti menemukan

bahwa dahulu Jln. Wahid Rw 20 Rt 04 Kelurahan Kedaung Kecamatan

Pamulang, Tangerang Selatan, sama sekali bukan tempat produksi pengolahan

tempe. Justru awalnya ialah usaha Ikan Hias, namun seiring berjalannya waktu

banyak pendatang dari Pekalongan yang datang dan perlahan mengubah tempat

ini menjadi tempat industri tempe. Dulunya sebelum berkembang seperti

sekarang ini, hannya ada beberapa pengusaha tempe di kawasan ini, akan tetapi

karena adanya pembelajaran tentang tempe, akhirnya lama kelamaan mereka

yang di ajarkan membuka usaha tempe nya sendiri. Seperti yang di katakan oleh

ibu Emi selaku ketua Rt 04 Rw 20 Kelurahan Kedaung.

“Saya udah tinggal disini dari tahun 1984 ikut suami. Tadinya daerah

ini kebon semua, cuman ada tiga rumah sama rumah saya. Dua rumah

yang lain punya peterak ikan hias. Dulu disini pertama kali malah yang

ada peternakan ikan hias, tapi karna emang kurang laku makanya pada

pindah. Eh malah di gantiin sama pedagang tempe dari

pekalongan20”.69”.

Keberaadaan usaha pembuatan tempe di Kampung Tempe Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan ini sangat dibutuhkan oleh

masyarakat. Karena pada umumnya tempe digunakan sebagai lauk-pauk,

makanan tambahan, atau bahkan dapat menjadi cemilan, jika di produksi

dengan cara yang berbeda. Potensi tempe dalam meningkatkan kesehatan

19 Wawancara pribadi dengan Emi, Ketua Rt 04, (Tangerang Selatan, 05 September 2017),

pukul 15.00 WIB 20 Wawancara pribadi dengan Emi, Ketua Rt 04, (Tangerang Selatan, 05 September 2017),

pukul 15.00 WIB

Page 73: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

62

dengan harga yang relatif murah dapat memberikan alternatif pilihan dalam

pengadaan makanan bergizi yang dapat dijangkau oleh segala lapisan

masyarakat. Dengan adanya usaha pembuatan tempe Di Kampung Tempe

Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan ini masyarakat

sekitarnya menjadi terberdayakan.2170

Sejatinya, pemberdayaan yang terjadi dalam usaha pembuatan tempe ini

bukanlah pemberdayaan yang terjadi secara terencana, melainkan terjadi secara

tidak sengaja. Mulanya para pemilik ini hannya mencari pegawai yang mau

membantunya bekerja dalam pengolahan pembuatan tempe, namun meskipun

demikian didalamnya terdapat unsur pemberdayaan2271.Dikatakan

memberdayakan karena dalam pelaksanaannya, usaha pembuatan tempe ini

memenuhi kriteria dalam tahapan pemberdayaan. Adapun tahapan

pemberdayaan adalah sebagai berikut :

1. Tahapan penyadaran dan tahapan pembentukan prilaku menuju prilaku sadar

dan peduli sehingga merasa membutuhkan kapasitas diri.

2. Tahapan transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan dan

kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan

keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan

sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan

pada kemandirian23.72

21 Berdasarkan hasil Observasi pribadi yang peneliti lakukan dari hasil wawancara kepada

para pemilik usaha pembuatan tempe. 22 Berdasarkan hasil Observasi pribadi yang peneliti lakukan dari hasil wawancara kepada

para pemilik usaha pembuatan tempe. 23 Ambar Teguh, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan,( Yogyakarta : Gava Media,

2004), hlm 83.

Page 74: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

63

Bapak Tawi merupakan salah satu pemilik usaha pembuatan tepe yang

telah berhasil dalam usaha pembuatan tempe. Dahulu Bapak Tawi hannyalah

kuli atau pegawai yang bekerja pada pengusaha tempe yang berada di

Kebayoran, namun kemudian Bapak Tawi menyadari bahwa dirinya tidak

mungkin terus menerus menjadi kuli karena dengan begitu kehidupannya tidak

akan berubah, hal ini sebagaimana disebutkan oleh Bapak Tawi dalam

wawancara dibawah :

“Pertama saya ikut bos saya. Saya disuruh jualin. Lama lama saya mikir

gamungkin saya jadi kuli terus. Dari situ saya mulai belajar ngerebus

sendiri, kan belom punya alat tuh, masih minjem sama bos semua. Sama

bos gapapa karena saya emang bilang mao buka usaha sendiri. Dikasih

pinjem alat-alatnya, jadi kalo kerjaan sama bos udah selesai ya saya

bikin punya saya dikit-dikit.24”73”

Dengan bermodalkan tekat untuk berubah, Bapak Tawi mulai mencicil

sedikit demi sedikit modal yang di butuhkan. Dengan usahanya yang gigih,

akhirnya Bapak Tawi berhasil dalam usaha tempe ini sehingga beliau telah

menjadi pemilik sekaligus pengusaha pembuatan tempe. Saat ini Bapak Tawi

merupakan salah satu pengusaha tempe yang memiliki kualitas unggulan.

Produk tempe milik bapak Tawi telah berhasil memasuki pasar internasional

karena produk tempe miliknya memiliki kualitas yang bagus. Seperti yang

dikatakan oleh bapak Tawi:

“Sekarang saya masokin tempenya ke pasar-pasar besar di BSD. Saya

juga udah expore ke Taiwan, dan Hongkong. Punya saya dipilih karena

katanya kualitas punya saya bagus, ga gampang lembek, tahan lama”2574

24 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tawi, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 18.20 WIB. 25 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tawi, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 18.20 WIB.

Page 75: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

64

Hal tersebut juga diperkuat oleh perkataan ibu Emi, selaku Istri dari

Ketua Rt 04 Rw 20, beliau mengatakan :

“Itu bapak Tawi dia pemasarannya udah sampe ke Hongkong segala,

tapi ga heran sih bisa kaya gitu, karena emang produk tempe punya dia

bagus, bersih lagi, ga ada ampas kulitnya. Kalo yang laen kan emang

kadang masih suka ada ampas kulitnya gitu, mungkin supaya jadinya

banyak jadi kulitnya dibiarin masih ada”2675

Keberhasilan Bapak Tawi dalam memasarkan penjualannya hingga

menuju pasar Internasional tidaklah mudah. Karena memang Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan ini telah terkenal sebagai

kampung tempe, maka ada beberapa orang asing yang berasal dari Hongkong

dan Taiwan yang bekerja dalam bidang penyediaan bahan makanan Indonesia

datang untuk mengajak bekekerja sama dalam hal meng-Expore tempe untuk

dijadikan pemasok. Mulanya bukan hannya produk milik Bapak Tawi saja yang

dijadikan sampel, beberapa pengusaha lain juga dipinta untuk mengirimkan

hasil produk nya ke Hongkong dan Taiwan, namun lama kelamaan dipilihlah

produk Bapak Tawi karena produknya yang paling bagus dan tahan lama.

Sehingga saat ini hannya produk Bapak Tawi yang bertahan untuk menjadi

pemasok di pasar Internasional.2776

Saat ini Bapak Tawi telah berhasil menjadi pengusaha dan pemilik

usaha. Dikatakan demikian karena Bapak Tawi ialah pemilik modal dan

sekaligus turut berkecinambungan dalam pembuatan tempe tersebut. Aset

Bapak Tawi telah menjadi semakin bertambah sejak usaha pembuatan

tempenya telah berhasil menginjak pasar Internasional.

26 Wawancara pribadi dengan Emi, Ketua Rt 04, (Tangerang Selatan, 05 September 2017),

pukul 15.00 WIB. 27 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tawi, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 18.20 WIB.

Page 76: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

65

Sejatinya Islam mengajarkan tentang kerja keras dan kemandirian.

Umat Islam akan lebih baik jika harus bekerja keras daripada harus meminta-

minta. Dalam kasus ini, Bapak Tawi telah berhasil melakukan dakwah. Dakwah

yang dilakukan Bapak Tawi bukanlah berupa kata-kata, melainkan melalui

perbuatan dan prilakunya dalam menyadarkan orang-orang kampungnya.

Bermodalkan pengalaman dalam keberhasilan membagun usaha

pembuatan tempe, Bapak Tawi mulai membagikan ilmu dan pengalaman nya

melalui pemberdayaan, Bapak Tawi telah berhasil memberdayakan masyarakat.

Karena dalam perekrutan pegawai bapak Tawi melakukan tahapan-tahapan

dalam pemberdayaan. Tahapan pertama yakni Tahapan penyadaran dan

tahapan pembentukan prilaku menuju prilaku sadar dan peduli sehingga merasa

membutuhkan kapasitas diri. Dalam merekrut pegawai, beliau mengajak

tetangga di kampungnya yang tidak memiliki pekerjaan untuk ikut

membantunya menjalankan usaha pembuatan tempe. Bapak Tawi memberikan

penyadaran bahwa meskipun hannya lulusan Sekolah Dasar tidak menutup

kemungkinan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup dan tidak menjadi

pekerja serabutan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perkataan Tohri,

pegawai yang telah lama membantu bapak Tawi dalam pembuatan usaha tempe,

sebagai berikut :

“Saya dulu masih kecil tinggal dikampung, ga sekolah ga punya

kegiatan karna ekonomi keluarga. Terus di ajak sama pak Tawi ke

jakarta untuk ikut dia jualan.28”77”

Tahapan kedua yaitu Tahapan transformasi kemampuan berupa

wawasan pengetahuan dan kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan

28 Wawancara Pribadi dengan Tohri, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang Selatan,

09 September 2017), Pukul 16.00 WIB

Page 77: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

66

memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam

pembangunan. Bapak Tawi mengajarkan keterampilan dalam membuat tempe

yang bagus kepada para pegawai. Pegawai yang dipekerjakan pada awalnya

tidak bisa membuat tempe, namun bapak Tawi mengajarkan hal tersebut agar

para karyawan mampu membuat tempe yang bagus dan berkualitas. Seperti

pemaparan Tohri ketika ditanya apakah mendapatkan pelatihan atau tidak,

Tohri mengatakan :

“Karena dulu masih kecil saya ga bisa apa-apa akhirnya semuanya di

ajarin pelan-pelan sama pak Tawi. Sampe bisa.”2978

Tahapan Ketiga yaitu Tahap peningkatan kemampuan intelektual,

kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan

inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian. Bapak Tawi juga mengajarkan

tentang pemasaran. Hal tersebut dikarenakan agar para karyawan mampu

membuka usaha pembuatan tempenya sendiri jika sudah mandiri dan sudah

mengetahui bagaimana cara mengolah hingga memasarkan hasil produk tempe.

Bukan hannya bapak Tawi saja, kebanyakan pengusaha tempe

kelurahan Kedaung Kecamatn Pamulang, Tangerang Selatan juga telah berhasil

memberdayakan masyarakat. Para pemilik uasaha tempe ini memberdayakan

masyarakat sekampungnya yang tidak memliki keterampilan dan pekerjaan.

Seperti kata bapak Tarono ketika di tanya apa saja yang dipertimbangkan dalam

mencari seorang pegawai :

29 Wawancara Pribadi dengan Tohri, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang Selatan,

09 September 2017), Pukul 16.00 WIB

Page 78: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

67

“Oh itu saya mgeliat tetangga saya di kampung yang ga punya kerjaan,

dari pada nganggur mending saya ajak ke Jakarta buat kerja sama

saya”3079.

Tidak jauh berbeda dengan jawaban bapak Wasberi ketika di tanyakan

prihal pertimbangan nya dalam mencari seorang pegawai.

“Kriteria khusus sih ga ada, yang penting saya liat anaknya rajin terus

mao di ajak ke Jakarta buat kerja sama saya, ya saya ajak aja.

Kebanyakan sih anak-anak yang masih pada muda dan putus sekolah di

kampung terus nganggur”3180.

Pemberdayaan yang terjadi juga dapat dibuktikan dengan ucapan Bapak

Ras Joyo, pemilik usaha pembuatan tempe yang telah melalui proses

pemberdayaan tersebut. Ia memaparkan kepada penulis sebagai berikut :

“Dulu saya ikut orang jadi kuli tempe, terus saya kumpulin uangnya. Pas

uangnya udah cukup buat modal awal buka usaha tempe, saya coba buat

usaha tempe sendiri. Dulu usaha tempe nya masih susah, saya masih

jualan keliling buat nyari pembeli, tapi sekarang alhamdulillah udah

lumayan maju”32.81.

Juga menurut pengakuan Solihin, salah seorang pegawai tempe yang

merasa telah berdaya. Solihin merupakan pemuda asal Pekalongan yang putus

sekolah karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Dengan

pendidikan yang terbatas, sangat sulit mendapatkan pekerjaan yang tepat,

namun dengan di ajaknya Solihin untuk menjadi pegawai tempe di Kelurahan

Kedaung ini, akhirnya kebutuhan ekonomi nya terberdayakan dan telah

mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera, bahkan Solihin sudah dapat

membantu biaya ekonomi keluarganya.

30Wawancara Pribadi dengan Bapak Tarono, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 16.00 WIB 31 Wawancara Pribadi dengan Bapak Wasberi, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), pukul 17.00 WIB 32 Wawancara Pribadi dengan Ras Joyo, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 09 September 2017), Pukul 15.00 WIB.

Page 79: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

68

Adapun manfaat yang paling terlihat diperoleh oleh Solihin setelah di

berdayakan ialah terpenuhnya kebutuhan ekonomi dan memperoleh ilmu

bagaimana mendapatkan tempe yang berkualitas.

“Ya saya jadi bisa buat tempe. Yang paling berasa sih saya udah bisa

ngirimin orang tua uang hasil kerja saya sendiri. Bisa bantu-bantu buat

biaya makan bapak ibu di kampung”33.82.

Para pemilik usaha pembuatan tempe memberdayakan pegawai dengan

berbagai tahapan. Adapun langkah pertama ialah menyadarkan tentang potensi

para pekerja bahwa mereka mampu untuk menjalankan usaha nya sendiri.

Kemudian para pengusaha tempe ini mengajarkan keterampilan membuat

tempe kepada para pekerja. Meskipun para pekerja yang awalnya bekerja untuk

para pengusaha tempe tersebut sudah memutuskan untuk membangun usahanya

sendiri, namun para pengusha tempe tidak langsung berlepas tangan tentang

nasib para mantan pegawai. Para pengusaha mengajarkan bagaimana

memasarkan dagangan nya dan bagaimana cara mendapatkan bahan baku untuk

membuat tempe.

Setelah dirasa mampu untuk menjalankan usaha nya sendiri, barulah

pemilik yang mengajarkan tersebut melepas mantan pegawainya untuk menjadi

pengusaha baru, dan mulai merekrut orang baru untuk menjadi pegawainya lagi.

Kebanyakan pegawai yang di ambil berasal dari kampung halamannya.

33 Wawancara Pribadi dengan Solihin, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 10 September 2017), Pukul 17.00 WIB.

Page 80: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan

masyarakat dimaksutkan untuk memberikam keterampilan kepada

masyarakat atau orang-orang yang berasal dari daerah yang sama sebagai

sasaran utama sehingga terjadi peningkatan ekonomi. Pengusaha tempe di

Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan ini ikut

membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, mereka menggunakan kemampuan dan modal yang mereka miliki

sendiri untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dirinya dan saudara

sekampungnya. Terdapat beberapa kesimpulan yang peneliti paparkan,

antara lain :

a. Dengan adanya pengusana pembuatan tempe di Kelurahan Kedaung

Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan ini masyarakat menjadi

terberdayakan. Pengusaha pembuatah tempe berperan dalam

pemberdayaan masyarakat khususnya para pengrajin tempe dengan

memberikan ilmu serta keterampilan dalam pembuatan tempe. Para

pengusaha tempe juga memberikan pekerjaan kepada warga yang

membutuhkan. Dengan adanya pengusaha pembuatan tempe di

daerah ini, maka tercipta masyarakat yang lebih kreatif dan mandiri.

Page 81: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

70

b. Proses pemberdayaan ini memberikan manfaat yang besar bagi

masyarakat khusunya para pegawai atau pengrajin tempe. Para

pengrajin yang terlibat langsung dalam proses pemberdayaan

mengalami peningkatan kesejahteraan. Mereka merasa bahwa

keterampilan yang mereka dapatkan merupakan keterampilan yang

dapat memberikan keuntungan bagi mereka, khususnya dalam

pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Hidup mereka menjadi

lebih berkecukupan. Para pengusaha tempe telah berhasil

melakukan pemberdayaan terhadap diri mereka sendiri dan para

pegawainya serta masyarakat sekitar.

B. Saran

Dari berbagai informasi yang didapatkan dari hasil penelitian,

terdapat beberapa permasalahan yang menjad catatan bagi peneliti yang

mana hal tersebut menjadi dasar peneliti untuk memberikan masukan dan

usulan untuk memajukan usaha pembuatan tempe di Jl. Wahid Rt 04 Rw 20

Kelurahan Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Peneliti

berharap saran yang diberikan dapat dijadikan sebgai bahan pertimbangan.

a. Usaha pembuatan tempe yang berada di Kelurahan Kedaung

Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan agar dapat ditingkatkan

dan dikembangkan sehingga menjadi usaha yang berskala besar.

b. Menjaga kebersihan lingkungan harus menjadi pertimbangan yang

matang sehingga tidak mengganggu masyarakat yang lain. Tidak

membuang sampah atau limbah tempe sembarangan agar tidak

menimbulkan banjir dan penyakit.

Page 82: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

71

c. Proses pemberdayaan seperti yang berlangsung di Kelurahan

Kedaung Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan juga dapat

diadopsi oleh kelompok lain untuk dapat memberdayakan diri

mereka sendiri dan juga dapat diadopsi oleh sebuah institut ketika

melakukan sebuah proses pemberdayaan.

d. Pemerintah diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana

penunjang untuk usaha pembuatan tempe ini seperti teknologi yang

dapat digunakan untuk proses pembuatan tempe agar dapat menjadi

lebih cepat dan higienis.

e. Pemerintah juga diharapkan untuk lebih sering memberikan

pelatihan kepada para pemilik dan pegawai usaha pembuatan tempe

mengenai cara pembuatan tempe yang lebih modern namun tidak

meninggalkan ciri khas dari pembuatan tempe yang sudah ada.

f. Masalah kacang kedelai import yang harganya sangat mahal juga

mengganggu para pengusaha pembuatan tempe dalam memproduksi

kacang kedelai tersebut. Oleh karenanya diharapkan pemerintah

untuk menyusun rencana atau strategi bagaimana caranya agar

kacang kedelai tidak harus ketergantungan lagi kepada negara lain

dengan kualitas yang bagus.

Page 83: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

72

DAFTAR PUSTAKA

1. Daftar Buku

Ardi Tristiadi. 2003. Observasi dan Wawancara. Malang : Bayumedia Publishing.

Gunawan Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.

Aziz Moh Ali, Suhartini Rr. Dkk. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat

Pradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta : Pustaka Pesantren.

Hikmat Harry. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Humaniora.

Huraerah Abu. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat : Model dan

Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan.

Ife Jim, Tesoriero Frank. 2014. Community Development : Alternatif

Pengembangan Yang Sedang Terjadi di Era Globalisasi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Manning Chris, Effendi Tadjuddin Noer. 1985. Urbanisasi, Pengangguran, dan

Sektor Informal Di Kota. Jakarta : PT Gramedia.

Melong Lexi J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Partanto A.Pius, Al-Barry M Dahlan. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Arkola.

Patilima Hamid. 2013. Metode Peneltian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

Sarwono Bambang. 1992. Usaha Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Sedermayanti, Hidayat Syaifudin. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar

Maju.

Soetomo.2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahan. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Strahm Rudolf H. 1999. Kemiskinan Dunia Ketiga. Jakarta : CIDESINDO.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suhartini, Halim. A, dkk. 2005. Model-model Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta : Pustaka Pesantren.

Suharto Edi. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Bandung : Refika Aditama.

Page 84: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

73

Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula. Yogyakarta : Universitas Gadjahmada Press.

Sumdiningrat Gunawan. Pemberdayaan Sosial Kajian Rinagkas Tentang

Pembangunan Manusia Indonesia. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.

Sumodiningrat Gunawan. 1998. Membangun Perkonomian Rakyat. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Suprapti Lies. 2003. Teknologi Pengolahan Pangan : Pembuatan Tempe. Jakarta :

Kanisius.

Teguh Ambar. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta :

Gava Media.

Wrihatnolo Randy R, Dwijiwijodo Riant Nugroho. Manjemen Pemberdayaan.

Yulis Rita Rama, Susianto. Fakta Ajaib Khasiat Tempe. Jakarta : Penebar Plus.

Zubaedi. 2007. Wacana Pembangunan Alternatif : Ragam Perspektif

Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Yogyakarta : Ar-Ruzz

Media.

Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat : Wacana dan Praktik. Jakarta :

Kencana.

Zulkarnaen. 2003. Membangun Ekonomi Rakyat Persepsi Tentang Pemberdayaan

Ekonomi Rakyat. Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa.

2. Daftar Informan

Wawancara Pribadi Dengan Alimin, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 09.00 WIB.

Wawancara Pribadi Dengan Cahyo, Pengusaha Pembuat Tempe sekaligus Rw 20,

(Tangerang Selatan, 25 Juli 2017), Pukul 09.00 WIB.

Wawancara Pribadi Dengan Casmudi, Pengusaha Pembuat Tempe sekaligus Ketua

Pengurus Koperasi Timbul Jaya, (Tangerang Selatan. kamis, 3 Agustus

2017), Pukul 12.30 WIB.

Wawancara Pribadi Dengan Emi, Ketua Rt 04, (Tangerang Selatan, 05 September

2017), pukul 15.00 WIB

Wawancara Pribadi Dengan Kartoyo, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 09 September 2017, Pukul 17.00 WIB.

Page 85: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

74

Wawancara Pribadi Dengan Kasadi, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 10 September 2017, Pukul 15.00.

Wawancara Pribadi Dengan Misna, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 11 September 2017, Pukul 15.30 WIB.

Wawancara Pribadi Dengan Pendi, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 11 September 2017, Pukul 17.00 WIB.

Wawancara Pribadi Dengan Ras Joyo, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 09 September 2017), Pukul 15.00 WIB.

Wawancara Pribadi Dengan Solihin, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 10 September 2017), Pukul 17.00 WIB.

Wawancara Pribadi Dengan Tarono, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 16.00 WIB

Wawancara Pribadi Dengan Tawi, Pemilik Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 08 September 2017), Pukul 18.20 WIB.

Wawancara Pribadi Dengan Tohri, Pegawai Usaha Pembuat Tempe, (Tangerang

Selatan, 09 September 2017), Pukul 16.00 WIB

3. Sumber Web

Dikutip dari http://ppi.kemenperin.go.id/halaman/128informasi_umum. Rabu, 12

Juli 2017, pukul 12.35.

Dikutip dari www.sortindo.com, pada Senin, 8 Agust-17. Pukul 16.00 wib.

Page 86: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

72

Lampiran - lampiran

Page 87: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

72

PEDOMAN WAWANCARA

Dalam upaya memperoleh data, penelitian ini menggunakan wawancara

sebagai metode utama untuk melakukan pengkajian data secara mendalam.

A. Untuk Pemilik Usaha Pembuatan Tempe

1. Sejak kapan bapak/ibu memulai usaha pembuatan tempe?

2. Apa alasan bapak/ibu membuka usaha pembuatan tempe?

3. Bagaimana bapak/ibu mendapatkan sumber dana untuk memulai usaha

pembuatan tempe?

4. Bagaimana bapak/ibu mendapatkan pemasokan kedelai untuk pembuatan

tempe?

5. Bagaimana proses pemasaran yang bapak/ibu lakukan dari hasil pembuatan

tempe ini?

6. Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering terjadi dalam usaha

pembuatan tempe?

7. Berapa penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil pembuatan tempe?

8. Berapa banyak pegawai yang membantu bapak/ibu dalam pembuatan

tempe?

9. Apa saja kriteria bapak/ibu dalam mempekejakan seorang pegawai?

10. Apa saja materi yang diajarkan kepada para pegawai selama proses

pelatihan?

11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelatihan kepada

para pegawai?

12. Metode apa saja yang bapak/ibu gunakan untuk memberikan pelatihan

kepada para pegawai?

13. Apa tujuan dari pelatihan yang bapak/ibu berikan kepada para pegawai?

14. Apakah seluruh pegawai mengikuti pelatihan dengan serius?

15. Apakah dari seluruh pegawai yang mengikuti pelatihan pada akhirnya

menjadi pegawai bapak/ibu?

16. Apakah para pegawai juga di ajarkan memasarkan hasil pembuatan tempe

yag telah jadi?

17. Apa yang bapak/ibu harapkan dari usaha pembuatan tempe ini untuk jangka

waktu ke depan?

Page 88: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

72

B. Untuk Pegawai Pembuatan Tempe.

1. Kapan bapak/ibu mulai bergabung dengan kegiatan usaha pembuatan

tempe?

2. Bagaimana awal mula bapak/ibu dapat bergabung dengan kegiatan usaha

pembuatan tempe?

3. Apa yang bapak/ibu kerjakan sebelum mengikuti kegiatan usaha pembuatan

tempe?

4. Apa motvasi bapak/ibu sehingga mau bergabung dalam kegiatan usaha

pembuatan tempe?

5. Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan sebelum menetap menjadi

pegawai di tempat usaha pembuatan tempe ini?

6. Berapa lama waktu yang bapak/ibu dapatkan untuk mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

7. Apa saja yang diajarkan oleh pemilik pada saat pelatihan pembuatan tempe?

8. Apakah bpak/ibu mengikuti seluruh program pelatihan yang diberikan oleh

pemilik untuk pembuatan tempe?

9. Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah dan sebelum mengikuti

pelatihan pembuatan tempe?

10. Apakah bapak/ibu sudah dapat mandiri dalam pembuatan tempe?

11. Apakah bapak/ibu juga diajarkan cara memasarkan produk dari hasil

pembuatan tempe?

12. Berapa banyak penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil usaha

pembuatan tempe ini?

13. Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

bapak/ibu sehari-hari?

Page 89: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

78

Wawancara Kepada Pemilik Usaha Pembuatan Tempe

Nama : Tarono

Usia : 43 Tahun

Tanggal penelitian : 08 September 17, pukul 16.00 WIB

Tempat : di rumah

1. T : Sejak kapan bapak/ibu memulai usaha pembuatan tempe?

J : oh saya usaha tempe dari 1996 udah mulai dagang. Kalo ngolah tempe si saya

dari tahun 1993 udah ngolah, cuman kan dulu masih ikut orang, istilah nya masih

jadi kuli. Ya kalo untuk jual sendiri itu dari tahun 1996.

2. T : Apa alasan bapak/ibu membuka usaha pembuatan tempe?

J : karena bisa, dan setidaknya ingin sedikit lebih maju kan neng. Masa iya mao

jadi kuli terus.

3. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan sumber dana untuk memulai usaha

pembuatan tempe?

J : ya ngumpulin, tadinya kan kuli nah setelah punya modal sedikit-sedikit ya

baru buat usaha sendiri. Dari penghasilan kuli tadi neng.

4. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan pemasokan kedelai untuk pembuatan

tempe?

J : di pulo sawit ini ada dua toko kedelai, satu toko koperasi satu lagi toko kacang

biasa perorangan. Sebenernya saya anggota koperasi, tapi di bagi-bagi karena

kan itu pedagang kedelai yang perorangan juga kan kenal juga.

5. T : Bagaimana proses pemasaran yang bapak/ibu lakukan dari hasil pembuatan

tempe ini?

Page 90: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

79

J : dulu mah saya keliling pake sepeda ontel nyari pembeli, tapi kalo sekarang

alhamdulillah udah banyak langganan. Jadi saya tinggal nganterin aja pake

motor. Saya nganterin itu ke Uin, tukang sayur yang di uin, warung-warung

makan di legoso juga itu ada beberapa yang langganan saya, terus masuk ke Jln,

kerta mukti itu tukang sayur saya juga yang masok tempenya. Jadi alhamdulillah

sekarang tinggal nganter-nganterin aja. Udah banyak pelanggan.

6. T : Berapa harga jual tempe yang telah jadi?

J : oh saya jual itu harga tempe yang gede 4.000 kalo yang agak kecilan itu 3.000

7. T : Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering terjadi dalam usaha

pembuatan tempe?

J : cuaca kalo hambatan sih. Sama harga kedelai yang suka tiba-tiba naik. Saya

kan per-hari itu ngolah 60-65 Kg kacang. Nah itu kalo jadi tempe kira-kira

jadinya 1 kwintal.

8. T : Berapa penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil pembuatan tempe?

J : kalo penghasilan mah kan ga nentu ya tiap hari, namanya juga pedagang.

Omset paling 1.000,00 (satu juta) per-hari tapi belom dibagi-bagi buat segala

macemnya. Apalagi kebutuhan oprasional sehari-hari sekarang kan mahal

banget. Anak saya 3, belom lagi biaya sekolah, les, ngaji. Yang paling gede umur

10 tahun kelas 4SD, yang kedua 7 tahun kelas 2 SD, yang terakhir itu baru 10

hari. Tapi kurang lebih kalo 200 – 300 mah dapet lah neng. Cukup untuk

kebutuhan sehari-hari.

9. T : Berapa banyak pegawai yang membantu bapak/ibu dalam pembuatan

tempe?

J : kalo sekarang saya Cuma dibantu istri aja. Kalo dulu pegawai saya ada 1,

namanya Muhammad Sobirin. Tetangga saya di kampung, tapi sekarang sudah

buka usaha sendiri dia. Sudah mandiri, terus mao nyari lagi sekarang udah susah

neng nyari orang mao kerja.

10. T : Apa saja kriteria bapak/ibu dalam mempekejakan seorang pegawai?

Page 91: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

80

J : oh itu saya ngeliat tetangga saya dikapung yang gapunya kerjaan, dari pada

nganggur mending saya ajak kejakarta buat kerja sama saya.

11. T : Apa yang bapak/ibu harapkan dari usaha pembuatan tempe ini untuk jangka

waktu ke depan?

J : biar gampang aja biar lancar, misalkan kedelai nya harganya stabil. Kalo naik

itu jangan banyak-banyak. Karena ini kedelai ka memang barang impore. Kalo

bisa kualitas kedelai barang lokal itu di perbagus lah biar gausah impor lagi.

Page 92: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

81

Wawancara Kepada Pemilik Usaha Pembuatan Tempe

Nama : Wasberi

Usia : 40 Tahun

Tanggal penelitian : 08 September 17, pukul 17.00 WIB

Tempat : di rumah

1. T : Sejak kapan bapak/ibu memulai usaha pembuatan tempe?

J : Saya itu mulai usaha kira-kira sejak 1992 sampai sekarang.

2. T : Apa alasan bapak/ibu membuka usaha pembuatan tempe?

J : Ya karena persaingan mencar kerja di Jakarta itu kan sulit neng, sedangkan

saya SD aja gak lulus. Kebetulan saya dulu ikut orang jadi kuli tempe di

Kebayoran, nah akhirya setelah bisa saya nyoba untuk membuka usaha sendiri.

3. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan sumber dana untuk memulai usaha

pembuatan tempe?

J : Kalo dana itu dulu saya ngumpulin dari hasil gaji saya jadi kuli tempe itu aja.

Pelan-pelan saya cicil buat bikin usaha sendiri.

4. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan pemasokan kedelai untuk pembuatan

tempe?

J : itu ada yang jual orang cina, dari dulu memang banyak masyarakat sini yang

ngambil kedelai disana. Terus sekarang ada koperasi kan, nah sebagian juga

saya di pasok oleh koperasi itu

5. T : Bagaimana proses pemasaran yang bapak/ibu lakukan dari hasil pembuatan

tempe ini?

J : kalo pemasaran itu saya masok di pedagang-pedagang pasar Ciputat sama

Jombang. Ada pegawai saya juga yang jualan langsung di Ciputat.

6. T : Berapa harga jual tempe yang telah jadi?

J : kalo untuk harga saya jual itu ada yang 5.000 ada yang 4.000.

7. T : Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering terjadi dalam usaha

pembuatan tempe?

Page 93: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

82

J : kalo hambatan si ga terlalu banyak ya, paling di pemasaran aja. Namanya

kan pedagang, kadang rame kadang sepi.

8. T : Berapa penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil pembuatan tempe?

J : kalo penghasilan 200 ribu perhari itu udah bersih neng, udah beda sama gaji

pegawai.

9. T : Berapa banyak pegawai yang membantu bapak/ibu dalam pembuatan

tempe?

J : pegawai saya saat ini ada 2 neng, tetangga dari kampung semua.

10. T : Apa saja kriteria bapak/ibu dalam mempekejakan seorang pegawai?

J : kriteria khusus sih ga ada, yang penting saya liat anak nya rajin terus mao di

ajak ke Jakarta buat kerja sama saya. Ya sa ajak aja. Kebanyakan si anak-anak

yang masih pada muda dan putus sekolah di kampung terus nganggur.

11. T : Apa saja materi yang diajarkan kepada para pegawai selama proses

pelatihan?

J : banyak neng, dari mulai nyuci kedelai, ngerebus kedelai, sampe motong daun

pisang aja itu ada ilmunya. Kalo ga di ajarin ya gabakal bisa.

12. T : Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelatihan kepada

para pegawai?

J : kalo untuk berapa lama nya ya ga pasti, namanya orang kan beda-beda. Ada

yang cepet ada yang lama. Ada yang pinter ngerebus ada juga yang pinter

ngegiling. Jadi beda-beda aja kemampuan nya.

13. T : Apakah para pegawai juga di ajarkan memasarkan hasil pembuatan tempe

yag telah jadi?

J : iya saya ajarkan, karena kan namanya masih tetangga saya mao nya mereka

juga sukses. Jadi saya ajarin semuanya. Nanti kalo udah bisa kan siapa tau mao

buka usaha sendiri, ya saya mah bebas aja ga ngelarang. Malah seneng.

14. T : Apa yang bapak/ibu harapkan dari usaha pembuatan tempe ini untuk jangka

waktu ke depan?

J : ya semoga makin lancar aja neng, dan semoga peminat tempe juga makin

banyak ya bukan makin berkurang.

Page 94: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

83

Wawancara Kepada Pemilik Usaha Pembuatan Tempe

Nama : Tawi

Usia : 48 Tahun

Tanggal penelitian : 08 September 17, pukul 18.20 WIB

Tempat : di rumah

1. T : Sejak kapan bapak/ibu memulai usaha pembuatan tempe?

J : sebenernya sih udaha lama, tapi pindah ke sini itu baru sekitar tahun 2000 an

lah

2. T : Apa alasan bapak/ibu membuka usaha pembuatan tempe?

J : karena ga ada kerjaan lain nya. Ya karena dari awal nya saya emang kerja

sama orang jadi kuli tempe. Lama lama lama punya pengalaman saya usaha

sendiri. Untuk nyekolahin anak juga sih, alhamdulillah anak saya yang paling

gede kuliah di Universitas Budi Luhur.

3. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan sumber dana untuk memulai usaha

pembuatan tempe?

J : Pertama saya ikut bos saya. Saya disuruh jualin. Lama lama saya mikir

gamungkin saya jadi kuli terus. Dari situ saya mulai belajar ngerebus sendiri,

kan belom punya alat tuh, masih minjem sama bos semua. Sama bos gapapa

karena saya emang bilang mao buka usaha sendiri. Dikasih pinjem alat-alatnya,

jadi kalo kerjaan sama bos udah selesai ya saya bikin punya saya dikit-dikit.

4. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan pemasokan kedelai untuk pembuatan

tempe?

J : saya tergantung ada duit nya, kalo lagi ada duit saya nyetok banyak. Beli nya

di langganan. Kalo ga ada duit ya beli nya ngeteng. Kadang saya juga ngambil

nya di koperasi situ Timbul Jaya.

5. T : Bagaimana proses pemasaran yang bapak/ibu lakukan dari hasil pembuatan

tempe ini?

J : pertama kali kan saya di Petukangan tinggalnya bareng bos. Saya masarin

hasil tempe saya ke ciputat. Kan jauh dari sana ke ciputat akhirnya saya

Page 95: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

84

memutuskan buat nyari kontrakan di daerah ciputat. Lama lama semakin maju

dan ada yang mao jual tanah, kebetulan saya udah ada uang jadi saya beli tanah

disini. Tapi sekarang saya masokin tempenya ke pasar-pasar besar di BSD. Saya

juga udah expore ke Taiwan, dan Hongkong. Punya saya dipilih karena katanya

kualitas punya saya bagus, ga gampang lembek, tahan lama. Tadinya orang cina

itu ga Cuma beli punya saya, tapi ngambil banyak contoh dari orang-orang lain

juga. Tapi katanya punya saya paling cocok dan tahan lama.

6. T : Berapa harga jual tempe yang telah jadi?

J : saya jual dari harga 3.000 – 5.000 per-potong. Tergantung beli berapa

banyak

7. T : Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering terjadi dalam usaha

pembuatan tempe?

J : cuaca neng kendalanya. Kalo musim kemarau itu ragi dikit (setengah sendok)

juga jadi, tapi kalau musim hujan itu ragi banyak (dua sendok) juga lama

jadinya.

8. T : Berapa penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil pembuatan tempe?

J : kalo penghasilan itu kira-kira 1.000,00 ( satu juta ) ya dapet lah neng.

9. T : Berapa banyak pegawai yang membantu bapak/ibu dalam pembuatan

tempe?

J : pegawai saat ini ada 5 orang. Gajinya 100,00 (seratus ribu) per-hari. Beda

sama uang rokok.

10. T : Apa saja kriteria bapak/ibu dalam mempekejakan seorang pegawai?

J : nyari yang mao kerja keras. Itu pegawai semua tetangga dari kampung. Dari

pada nganggur di kampung. Itu pak RT juga jadi supir anter tempe kalo ada

pesenan. Sebenernya sih saya ga kurang tenaga. Tapi ngeliat tetangga dari pada

nganggur ya saya bantu aja suruh nganter barang. Biar sama-sama bisa

ngebantu tetangga.

11. T : Apa saja materi yang diajarkan kepada para pegawai selama proses

pelatihan?

J : banyak neng, semua nya di ajarin. (motong daon, ngerebus tempe, misahin

kulit kedelai, ngerendem, nggilig kedelai).

Page 96: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

85

12. T : Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelatihan kepada

para pegawai?

J : tergantung anak nya neng. Ada yang cepet ngerti ada juga yang udah di ajarin

berminggu-minggu masih ga bisa ngerjain dengan baik.

13. T : Apakah para pegawai juga di ajarkan memasarkan hasil pembuatan tempe

yag telah jadi?

J : iya saya ajarin, saya ajak kalo lagi ngirim barang. Kadang malah saya Cuma

tinggal ngeliatin doang biar pegawai saya yang ngurus semuanya.

14. T : Apa yang bapak/ibu harapkan dari usaha pembuatan tempe ini untuk jangka

waktu ke depan?

J : ya biar maju aja gitu usaha buat kedepan nya.

Wawancara Kepada Pemilik Usaha Pembuatan Tempe

Nama : Ras Joyo

Usia : 52 Tahun

Tanggal penelitian : 09 September 17, pukul 15.00 WIB

Tempat : di rumah

1. T : Sejak kapan bapak/ibu memulai usaha pembuatan tempe?

J : udah dari tahun 1985, berati udah 32 tahun berati.

2. T : Apa alasan bapak/ibu membuka usaha pembuatan tempe?

J : ya karena kan untung nya ada, dari pada kita kerja kan hasilnya ketauan

sebulan berapa. Kalo usaha enak, kalo cape tinggal libur gausah ijin sama atasan

segala.

3. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan sumber dana untuk memulai usaha

pembuatan tempe?

J : dari saya sendiri modalnya. Uang pribadi hasil nabung. Dulu saya ikut orang

jadi kuli tempe, terus saya kumpulin uangnya. Pas uangnya udah cukup buat

modal awal buka usaha tempe, saya coba buat usaha tempe sendiri. Dulu usaha

tempe nya masih susah, saya masih jualan keliling buat nyari pembeli, tapi

sekarang alhamdulillah udah lumayan maju”

Page 97: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

86

4. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan pemasokan kedelai untuk pembuatan

tempe?

J : kalo kedelai saya sebagian ambil dari koperasi, sebagian ngambil di temen

saya itu toko di depan jalan raya.

5. T : Bagaimana proses pemasaran yang bapak/ibu lakukan dari hasil pembuatan

tempe ini?

J : anak buah saya yang jualin di pasar, sama paling nganterinn ke langganan

langganan tukang sayur.

6. T : Berapa harga jual tempe yang telah jadi?

J : ada yang 5.000, ada juga yang 3,000.

7. T : Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering terjadi dalam usaha

pembuatan tempe?

J : kendala nya ga ada, paling Cuma cape aja neng. Maklum faktor umur juga,

cape sedikit udah gaenak badan.

8. T : Berapa penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil pembuatan tempe?

J : 2,000,00 – 3,000,00 (dua juta sampai tiga juta) lah perbulan.

9. T : Berapa banyak pegawai yang membantu bapak/ibu dalam pembuatan

tempe?

J : pegawai saat ini cuma ada 3 doang.

10. T : Apa saja kriteria bapak/ibu dalam mempekejakan seorang pegawai?

J : ga ada kriteria, asal mao rajin kerja aja. Ga males, semangat.

11. T : Apa saja materi yang diajarkan kepada para pegawai selama proses

pelatihan?

J : dulu pegawai dateng ada yang gabisa sama sekali, ya saya ajarin sekalian dia

sambil ngeliatin biar ngerti. Ada juga yang udah bisa, paling tinggal di ajarin

masarin nya di sini doang aja.

12. T : Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelatihan kepada

para pegawai?

J : ya seminggu juga kalo emang anak nya semangat udah bisa neng.

13. T : Apakah para pegawai juga di ajarkan memasarkan hasil pembuatan tempe

yag telah jadi?

J : iya atuh di ajarkan. Malah kadang emang pegawai yang ngejualin di pasar.

Page 98: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

87

14. T : Apa yang bapak/ibu harapkan dari usaha pembuatan tempe ini untuk jangka

waktu ke depan?

J : semoga makin maju aja, pemerintah menstabilkan harga kedelai. Dan

semoga ini kualitas tempe nya semakin bagus.

Page 99: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

88

Wawancara Kepada Pemilik Usaha Pembuatan Tempe

Nama : Kasadi

Usia : 50 Tahun

Tanggal penelitian : 10 September 2017, pukul 15.00

Tempat : di rumah

1. T : Sejak kapan bapak/ibu memulai usaha pembuatan tempe?

J : kira-kira udah sekitar 25 tahunan .

2. T : Apa alasan bapak/ibu membuka usaha pembuatan tempe?

J : ya buat mencukupi kebutuhan keluarga, nyari nafkah.

3. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan sumber dana untuk memulai usaha

pembuatan tempe?

J : uang pribadi saya, tapi dulu sempet minjem ke saudara yang udah duluan

usaha tempe 3,000,00_ (tiga juta) tapi alhamdulilah sekarang sih sudah lunas.

4. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan pemasokan kedelai untuk pembuatan

tempe?

J : kalo kedelai itu saya ngambil dari toko di depan jalan itu loh, memang dari

dulu disana. Tapi kan ada koperasi baru ya, jadi kadang sebagian saya ngambil

di koperasi.

5. T : Bagaimana proses pemasaran yang bapak/ibu lakukan dari hasil pembuatan

tempe ini?

J : saya keliling daerah ciputat sampe jombang aja neng.

6. T : Berapa harga jual tempe yang telah jadi?

J :4.000 – 5.000. Harga tempe kan emang kisaran segitu semua neng

7. T : Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering terjadi dalam usaha

pembuatan tempe?

J : kalo hambatan paling Cuma di cuaca sama semakin berkurang minat pembeli

aja ya terhadap tempe ini.

8. T : Berapa penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil pembuatan tempe?

Page 100: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

89

J : Kalo penghasilan itu kira-kira per-hari 200 ribu sampai 300 ribu itu neng. Ga

nentu, tergantung di pasaran lagi sepi apa rame. Tapi yang paling penting kan

cukup buat kehidupan sehari-hari. Bisa makan, bisa biayain anak sekolah.

9. T : Berapa banyak pegawai yang membantu bapak/ibu dalam pembuatan

tempe?

J : 1 orang. Tapi anak dan istri saya juga ikut ngebantuin.

10. T : Apa saja kriteria bapak/ibu dalam mempekejakan seorang pegawai?

J : tetangga saya dari kampung ini pegawai saya.

11. T : Apa saja materi yang diajarkan kepada para pegawai selama proses

pelatihan?

J : ya sebelumnya emang udah pernah ikut orang dulu dia, jadi ga banyak yang

saya ajarin. Karena emang udah paham cara membuat tempe nya.

12. T : Apakah para pegawai juga di ajarkan memasarkan hasil pembuatan tempe

yag telah jadi?

J : paling Cuma di ajarin nganter barang ke pelanggan-pelanggan aja neng.

Dengan begitu kan lama-lama dia ngerti sendiri cara masarin nya gimana.

13. T : Apa yang bapak/ibu harapkan dari usaha pembuatan tempe ini untuk jangka

waktu ke depan?

J : ya semakin maju usahanya. kalo bisa ya pemerintah itu menyediakan tempat

industri yang layak gitu lah, supaya lingkungan juga tetep rapih dan terjaga.

Page 101: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

90

Wawancara Kepada Pemilik Usaha Pembuatan Tempe

Nama : Hasan

Usia : 38 tahun

Tanggal penelitian : 10 September 2017, pukul 16.00

Tempat : di rumah

1. T : Sejak kapan bapak/ibu memulai usaha pembuatan tempe?

J : sekitar 10 tahunan. Dulunya saya jadi kuli tempe, ikut orang. Terus setelah

saya udah bisa mandiri terus uang modal udah cukup jadi buka usaha sendiri.

2. T : Apa alasan bapak/ibu membuka usaha pembuatan tempe?

J : ya keuntungan nya lumayan,bisa buat mencukupi kebutuhan hidup. Saya

Cuma lulusan SMP, punya usaha sendiri aja udah sukur.

3. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan sumber dana untuk memulai usaha

pembuatan tempe?

J : dulu nya kan saya kerja sama orang, saya ngumpulin uang di tabung sedikit-

sedikit. Pas udah cukup ya saya buka usaha sendiri. Awalnya kecil-kecilan,

keliling pake sepeda ontel. Alhamdulillah sekarang udah kebeli rumah,

nganterin tempe juga udah pake motor ga pake sepeda lagi.

4. T : Bagaimana bapak/ibu mendapatkan pemasokan kedelai untuk pembuatan

tempe?

J : kedelai dari orang cina, emang dari dulu udah masok ke dia. Kalo koperasi

kan baru baru ini adanya. Jadi masih ngambil dari toko di depan gang aja punya

cina.

5. T : Bagaimana proses pemasaran yang bapak/ibu lakukan dari hasil pembuatan

tempe ini?

J : dulu saya keliling pake sepeda, kalo sekarang udah enak tinggal nganterin ke

pelanggan. Paling jualan juga di pasar-pasar deket sini.

6. T : Berapa harga jual tempe yang telah jadi?

J : ada yang 5.000 ada yang 3.000, segitu lah standar.

7. T : Apa saja hambatan atau kendala-kendala yang sering terjadi dalam usaha

pembuatan tempe?

J : kalo hambatan paling di cuaca aja.

Page 102: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

91

8. T : Berapa penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil pembuatan tempe?

J : 2.000.000 perbulan mah lebih. Belom lagi buat kebutuhan sehari-hari buat

anak jajan.

9. T : Berapa banyak pegawai yang membantu bapak/ibu dalam pembuatan

tempe?

J : pegawai cuma 1 aja, paling di bantuin sama istri.

10. T : Apa saja kriteria bapak/ibu dalam mempekejakan seorang pegawai?

J : ga ada kriteria husus. Yang penting anak nya sopan, rajin, nurut.

11. T : Apa saja materi yang diajarkan kepada para pegawai selama proses

pelatihan?

J : ya cara bikin tempe semua di ajarin, dari mulai masih jadi kedelai sampai di

cetak dan jadi tempe.

12. T : Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelatihan kepada

para pegawai?

J : ga lama, ya paling sekalian kerja sambil ngeliati nanti juga paham sendiri.

13. T : Apakah para pegawai juga di ajarkan memasarkan hasil pembuatan tempe

yag telah jadi?

J :iya di ajarin. Karena kan nanti dia juga yang ngejualin atau nganter barang

sebagian ke pelanggan.

14. T : Apa yang bapak/ibu harapkan dari usaha pembuatan tempe ini untuk jangka

waktu ke depan?

J : ya supaya lancar aja, tempe nya bagus terus ga rusak.

Page 103: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

92

Wawancara Kepada Pegawai Pembuatan Tempe

Nama : Tohri

Usia : 25 Tahun

Tanggal penelitian : 9 September 17, Pukul 16.00

Tempat : di rumah

1. T : Kapan bapak/ibu mulai bergabung dengan kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : Saya udah lama, dari kecil sampe sekarang. Saya lupa udah berapa tahun.

2. T : Bagaimana awal mula bapak/ibu dapat bergabung dengan kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Saya dulu masih kecil tinggal dikampung, ga sekolah ga punya kegiatan

karna ekonomi keluarga. Terus di ajak sama pak Tawi ke jakarta untuk ikut dia

jualan.

3. T : Apa yang bapak/ibu kerjakan sebelum mengikuti kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : Ga ada kerjaan sebelum ikut kerja disini.

4. T : Apa motvasi bapak/ibu sehingga mau bergabung dalam kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Ya untuk membantu ekonomi keluarga, biar saya ada pengalaman juga.

5. T : Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan sebelum menetap menjadi

pegawai di tempat usaha pembuatan tempe ini?

J : Iya, karna dulu masih kecil saya ga bisa apa-apa akhirnya semuanya di ajarin

pelan-pelan sama pak Tawi. Sampe bisa.

6. T : Apa saja yang diajarkan oleh pemilik pada saat pelatihan pembuatan tempe?

J : semua proses pembuatan tempe. Dari mulai mencuci kedelai, merebus,

mencetak, dan membungkus tempe dengan plastik atau daun.

7. T : Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah dan sebelum mengikuti

pelatihan pembuatan tempe?

J : banyak, sekarang saya udah bisa bantu ekonomi keluarga dikampung. Udah

bisa beli apa-apa sendiri. Udah bisa mandiri gaperlu minta uang orang tua.

Page 104: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

93

8. T : Apakah bapak/ibu sudah dapat mandiri dalam pembuatan tempe?

J : Kalo dibilang mandiri sih sebenernya udah bisa.

9. T : Apakah bapak/ibu juga diajarkan cara memasarkan produk dari hasil

pembuatan tempe?

J : Diajarkan, kalo dulu malah saya diajarin jualan langsung.

10. T : Berapa banyak penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil usaha

pembuatan tempe ini?

J : 100,000,00 (seratus ribu) /hari.

11. T : Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

bapak/ibu sehari-hari?

J : Cukup. Karena saya kan masih belom berkeluarga, jadi penghasilan segitu

udah cukup. Malah udah bisa ngirimin orang tua di kampung.

Page 105: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

94

Wawancara Kepada Pegawai Pembuatan Tempe

Nama : Kartoyo

Usia : 25 tahun

Tanggal penelitian : 9 September 17, Pukul 17.00

Tempat : di rumah

1. T : Kapan bapak/ibu mulai bergabung dengan kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : kira-kira udah 3 tahun.

2. T : Bagaimana awal mula bapak/ibu dapat bergabung dengan kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Di ajak sama kakak saya. Kakak saya kan pemilik usaha tempe juga.

3. T : Apa yang bapak/ibu kerjakan sebelum mengikuti kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : dulu saya kerja serabutan.

4. T : Apa motivasi bapak/ibu sehingga mau bergabung dalam kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Karna minat juga si. Siapa tau nanti kedepan nya bisa buka usaha pembuatan

tempe sendiri.

5. T : Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan sebelum menetap menjadi

pegawai di tempat usaha pembuatan tempe ini?

J : iya, sambil kerja sambil di ajarin. Namanya kita belum bisa apa apa.

6. T : Berapa lama waktu yang bapak/ibu dapatkan untuk mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

J : kalo berapa lamanya si ga nentu ya. Karna kan di ajarin nya sambil kerja juga

jadi langsung ngerti. Paling seminggu juga udah mulai paham.

7. T : Apa saja yang diajarkan oleh pemilik pada saat pelatihan pembuatan tempe?

J : semua proses pembuatan tempe. Dari mulai beli kedelai sampe masarin.

8. T : Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah dan sebelum mengikuti

pelatihan pembuatan tempe?

Page 106: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

95

J : Manfaat nya si sekarang saya udah punya penghasilan sendiri. Punya

pekerjaan dan ga kerja serabutan lagi. Kalo kerja serabutan kan kalo lagi ada ya

ada kalo lagi ga ada kan nganggur.

9. T : Apakah bapak/ibu sudah dapat mandiri dalam pembuatan tempe?

J : Sudah bisa, tapi kalo mandiri kayanya si belum.

10. T : Apakah bapak/ibu juga diajarkan cara memasarkan produk dari hasil

pembuatan tempe?

J : Iya di ajarkan. Tapi bagian yang jualan bukan saya.

11. T : Berapa banyak penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil usaha

pembuatan tempe ini?

J : 85,000,00 (seratus ribu) / hari.

12. T : Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

bapak/ibu sehari-hari?

J : Dibilang cukup ya cukup, dibilang kurang ya kurang. Pinter pinter ngolah

duit aja si. Apalagi anak saya kan udah 2, kebutuhan nya semakin banyak.

Page 107: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

96

Wawancara Kepada Pegawai Pembuatan Tempe

Nama : Solihin

Usia : 19 tahun

Tanggal penelitian : 10 September 2017, pukul 17.00

Tempat : di rumah

1. T : Kapan bapak/ibu mulai bergabung dengan kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : 5 tahunan.

2. T : Bagaimana awal mula bapak/ibu dapat bergabung dengan kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Di ajak di kampung buat ikut jualan tempe di Jakarta.

3. T : Apa yang bapak/ibu kerjakan sebelum mengikuti kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : Ga ada kerjaan tadinya, sekolah juga galulus. Paling suka disuruh bersihin

bantuin panen kalo lagi panen sama orang. Kalo ga suka disuruh jagain kambing

orang.

4. T : Apa motvasi bapak/ibu sehingga mau bergabung dalam kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Biar bisa bantu orang tua nyari uang.

5. T : Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan sebelum menetap menjadi

pegawai di tempat usaha pembuatan tempe ini?

J : iya di ajarin supaya bisa. Kan saya tadinya ga bisa apa-apa mba. Tapi

akhirnya saya di ajarin buat bikin tempe yang bagus sampe bisa.

6. T : Berapa lama waktu yang bapak/ibu dapatkan untuk mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

J : pertama-tama bingung. Tapi lama-lama kan ngeliatin pegawai lain terus di

ajarin, lama-lama bisa. Gatau ya butuh waktu berapa lama lupa.

7. T : Apa saja yang diajarkan oleh pemilik pada saat pelatihan pembuatan tempe?

J : ya cara membuat tempe, dari masih kedelai sampe jadi tempe siap jual.

8. T : Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah dan sebelum mengikuti

pelatihan pembuatan tempe?

Page 108: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

97

J : ya saya jadi bisa buat tempe. Yang paling berasa sih saya udah bisa ngirimin

orang tua uang hasil kerja saya sendiri. Bisa bantu-bantu buat biaya makan

bapak ibu di kampung.

9. T : Apakah bapak/ibu sudah dapat mandiri dalam pembuatan tempe?

J : ga juga sih

10. T : Apakah bapak/ibu juga diajarkan cara memasarkan produk dari hasil

pembuatan tempe?

J : di ajarkan tapi ga fokus di ajarkan. Cuma di kasih tau aja. Saya belum pernah

disuruh jualan sendiri.

11. T : Berapa banyak penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil usaha

pembuatan tempe ini?

J : 85,000,00 / hari

12. T : Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

bapak/ibu sehari-hari?

J : buat saya cukup, apalagi makan juga ditanggung bos, tinggal juga masih di

rumah bos. Paling kalo kepengen beli apa-apa baru beli sendiri.

Page 109: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

98

Wawancara Kepada Pegawai Pembuatan Tempe

Nama : Pendi

Usia : 39 tahun

Tanggal penelitian : 11 Sep. 17, pukul 17.00

Tempat : di rumah

1. T : Kapan bapak/ibu mulai bergabung dengan kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : Kalo saya baru, paling baru 1 tahun setengah di jakarta

2. T : Bagaimana awal mula bapak/ibu dapat bergabung dengan kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Saya ini tetangga nya bapak Tawi, jadi pas bapak tawi ngajak saya buat ikut

sama dia jualan tempe ya saya mau. Karna kan emang bapak tawi tau kalo saya

pekerjaannya ga netep.

3. T : Apa yang bapak/ibu kerjakan sebelum mengikuti kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : Saya di kampung juga jadi kuli tempe, tapi pas diajak ke Jakarta ya saya mau.

Karna kalo saya di kampung terus nanti saya ga bisa berkembang, saya pengen

nya suatu saat nanti bisa buka usaha tempe sendiri.

4. T : Apa motvasi bapak/ibu sehingga mau bergabung dalam kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Buat nyari nafkah

5. T : Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah dan sebelum mengikuti

pelatihan pembuatan tempe?

J : ekonomi saya jadi stabil, dapet pemasukan setiap hari. Terus bisa mencukupi

kebutuhan sekolah anak.

6. T : Apakah bapak/ibu sudah dapat mandiri dalam pembuatan tempe?

J : Sudah

T : Tidak ingin membuka usaha tempe sendiri?

J : sebenertnya pengen, tapi kan modal nya ga sedikit. Kalo modal bikin tempe

si mungkin emang ga seberapa, tapi mesin-mesin nya yang mahal.

Page 110: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

99

7. T : Apakah bapak/ibu juga diajarkan cara memasarkan produk dari hasil

pembuatan tempe?

J : iya, saya yang jualin tempe yang siap dipasarkan.

8. T : Berapa banyak penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil usaha

pembuatan tempe ini?

J : 75,000,00/hari. T : Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup bapak/ibu sehari-hari?

J : Cukup buat makan sama kehidupan sehari-hari. Kalo buat gaya ya ga cukup.

Page 111: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

100

Wawancara Kepada Pegawai Pembuatan Tempe

Nama : Misna

Usia : 28 tahun

Tanggal penelitian : 11 Sep. 17, pukul 15.30

Tempat : di rumah

1. T : Kapan bapak/ibu mulai bergabung dengan kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : udah lama, 10 tahun.

2. T : Bagaimana awal mula bapak/ibu dapat bergabung dengan kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : di ajak sodara yang udah duluan jadi pegawai tempe di jakarta. Kebetulan

pemiliknya lagi butuh pegawai katanya. Yaudah saya coba.

3. T : Apa yang bapak/ibu kerjakan sebelum mengikuti kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : dulunya saya jadi tukang ojek di kampung. Penghasilan ga nentu. Pas di ajak

ke Jakarta untuk jadi pegawai tempe ya saya mau. Walaupun saya ga ngerti

sama sekali tentang tempe tadinya.

4. T : Apa motvasi bapak/ibu sehingga mau bergabung dalam kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : supaya punya penghasilan, ga jadi pengangguran lagi.

5. T : Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan sebelum menetap menjadi

pegawai di tempat usaha pembuatan tempe ini?

J : iya di ajarin.

6. T : Berapa lama waktu yang bapak/ibu dapatkan untuk mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

J : ga lama juga udah bisa paham, udah bisa kerja dengan bener.

7. T : Apa saja yang diajarkan oleh pemilik pada saat pelatihan pembuatan tempe?

J : ya cara mencuci kedelai sampe bersih, karna kan bersih apa enggak nya

kedelai mempengaruhi rasa tempe pas udah jadi.

8. T : Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah dan sebelum mengikuti

pelatihan pembuatan tempe?

Page 112: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

101

J : terbantu dari segi ekonomi, keterampilan juga jadi bisa bikin tempe.

9. T : Apakah bapak/ibu sudah dapat mandiri dalam pembuatan tempe?

J : lumayan.

10. T : Apakah bapak/ibu juga diajarkan cara memasarkan produk dari hasil

pembuatan tempe?

J : di ajarkan, kalo malem saya ikut jualan

11. T : Berapa banyak penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil usaha

pembuatan tempe ini?

J : 100,000,00- /hari.

12. T : Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

bapak/ibu sehari-hari?

J : iya cukup, itu banyak.

Page 113: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

102

Wawancara Kepada Pegawai Pembuatan Tempe

Nama : Muri

Usia : 19 Tahun

Tanggal penelitian : 11 Sep. 17, pukul 16.00 WIB.

Tempat : di rumah

1. T : Kapan bapak/ibu mulai bergabung dengan kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : 2 taun lalu.

2. T : Bagaimana awal mula bapak/ibu dapat bergabung dengan kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : Kebetulan tetangga saya dikampung punya usaha tempe di Jakarta. Nah

waktu lebaran dia pulang kampung. Terus bilang saya lagi nyari pegawai karna

pegawai yang sebelum nya udah keluar. Terus saya bilang aja saya mau jadi

pegawai nya.

3. T : Apa yang bapak/ibu kerjakan sebelum mengikuti kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : sekolah tadinya, tapi karena kebutuhan banyak dan orang tua ga bisa biayain

jadi memutuskan untuk berhenti.

4. T : Apa motvasi bapak/ibu sehingga mau bergabung dalam kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : agar bisa bantu penghasilan orang tua. Pengen nya sih lanjut sekola lagi.

5. T : Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan sebelum menetap menjadi

pegawai di tempat usaha pembuatan tempe ini?

J : iya di ajarin. Tadinya saya ga ngerti sama sekali.

6. T : Berapa lama waktu yang bapak/ibu dapatkan untuk mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

J : kira-kira seminggu di kasih tau. Abis itu saya udah lumayan bisa. Lama-lama

makin bisa.

7. T : Apa saja yang diajarkan oleh pemilik pada saat pelatihan pembuatan tempe?

J : banyak. Tentang bikin tempe yang bagus.

Page 114: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

103

8. T : Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah dan sebelum mengikuti

pelatihan pembuatan tempe?

J : saya jadi punya uang sendiri. Gausah minta orang tua lagi. Buat jajan.

9. T : Apakah bapak/ibu sudah dapat mandiri dalam pembuatan tempe?

J : belum.

10. T : Apakah bapak/ibu juga diajarkan cara memasarkan produk dari hasil

pembuatan tempe?

J : diajarkan. Saya ikut kalo lagi nganter tempe ke pasar-pasar.

11. T : Berapa banyak penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil usaha

pembuatan tempe ini?

J : 75,000,00- per hari.

12. T : Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

bapak/ibu sehari-hari?

J : cukup. Saya udah bisa beli baju sendiri. Udah bisa jajan pake uang sendiri.

Gaperlu bergantung sama orang tua lagi.

Page 115: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

104

Wawancara Kepada Pegawai Pembuatan Tempe

Nama : Alimin

Usia : 28 Tahun

Tanggal penelitian : 8 September 2017, pukul 15.00

Tempat : di rumah

1. T : Kapan bapak/ibu mulai bergabung dengan kegiatan usaha pembuatan

tempe?

J : sejak 3 tahun lalu.

2. T : Apa motvasi bapak/ibu sehingga mau bergabung dalam kegiatan usaha

pembuatan tempe?

J : siapa tau nanti kedepan bisa punya usaha sendiri.

3. T : Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan sebelum menetap menjadi

pegawai di tempat usaha pembuatan tempe ini?

J : iya di kasih tau gimana-gimananya cara bikin tempe supaya berkualitas dan

ga gampang busuk.

T : bagaimana pak cara nya membuat tempe berkualitas dan tidak mudah

busuk?

J : ya dari awal pemilihan kacang nya udah berpengaruh. Kalo kacangnya bagus

ya hasil nya bagus. Terus cara nyuci nya juga harus bersih. Ngerebusnya juga

harus pas. Terus yang paling penting waktu ngejemur tempe nya. Kalo cuaca

terlalu panas itu kurang bagus. Jamur nya kurang cepet tumbuh.

4. T : Berapa lama waktu yang bapak/ibu dapatkan untuk mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

J : Berapa lama ya saya lupa. Tapi paling seminggu dua minggu.

5. T : Apa saja yang diajarkan oleh pemilik pada saat pelatihan pembuatan tempe?

J : milih kacang yang bagus, mencuci bersih kacang, ngerebus, dan memotong

daun pisang untuk membungkus.

6. T : Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah dan sebelum mengikuti

pelatihan pembuatan tempe?

J : banyak, salah satunya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari

7. T : Apakah bapak/ibu sudah dapat mandiri dalam pembuatan tempe?

Page 116: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

105

J : sudah, tapi kalo untuk buka usaha sendiri masih belum mampu nih. Mesin

penggilingnya butuh modal.

8. T : Apakah bapak/ibu juga diajarkan cara memasarkan produk dari hasil

pembuatan tempe?

J : iya saya suka di ajak jualan.

9. T : Berapa banyak penghasilan yang bapak/ibu dapatkan dari hasil usaha

pembuatan tempe ini?

J : 80 – 85,000,00 per hari.

10. T : Apakah penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

bapak/ibu sehari-hari?

J : cukup. harus pinter nyisihin uang nya.

Page 117: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

106

KEGIATAN OBSERVASI

Tanggal Kegiatan Observasi Output

25 Juli 2017

Peneliti mengunjungi Bapak Cahyo

selaku Ketua Rt 20 Kelurahan Kedaung

Kecamatan Pamulang, Tangerang

Selatan untuk menyampaikan maksud

dan tujuan untuk melakukan penelitian

atau tugas akhir skripsi di Rt 04 Rw 20

yang disebut Kampung Tempe.

Dari kedatangan pertama kali

tersebut, peneliti mendapatkan izin

untuk melakukan penelitian skripsi di

tempat tersebut.

03 Agustus 2017

Peneliti mendatangi Kelurahan

Kedaung untuk menyampaikan

maksud dan Tujuan bahwa peneliti

akan melakukan penyelesaian tugas

akhir Skripsi di Kelurahan Kedaung

tepatnya Rt 20 Rw 04. Pihak kelurahan

dengan senang hati memberikan izin

dan justru menyemangati peneliti agar

menyelesaikan tugas akhir skripsi

dengan giat. Peneliti juga meminta

data-data mengenai gambaran

demgrafi Kelurahan Kedaung

Kecamatan Pamulang, Tangerang

Selatan

Hasil dari kedatangan peneliti ke

Kelurahan Kedaung yaitu peneliti

mendapatkan data lengkap mengenai

Monografi Kelurahan Kedaung

Kecamatan Pamulang, Tangerang

Selatan.

03 Agustus 2017

Setelah dari Kelurahan Kedaung

Kecamatan Pamulang, peneliti kembali

lagi ke Jln. Wahid Rw 20 Rt 04 untuk

bertemu dengan Bapak Cahyo, selaku

pengelola Koperasi Timbul Jaya yang

mana koperasi tersebut menaungi

sebagian besar bahan kedelai untuk

para pemilik usaha tempe. Meskipun

Koperasi Timbul Jaya bukanlah satu-

satu nya penyuply kedelai untuk

masyarakat sekitar.

Peneliti mendapatkan data mengenai

sejarah tentang berdirinya Koperasi

Timbul Jaya yang mana Koperasi

tersebut baru berdiri sekitar 3 tahun.

Dan Koperasi Timbul Jaya

mengharapkan agar nantinya seluruh

masyarakat turut berkontribusi atas

keberlanjutan Koperasi Timbul Jaya

ini.

Page 118: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

107

Tanggal Kegiatan Observasi Output

05 September

2017

Setelah mendapatkan izin dari Ketua

Rw 20, peneliti mengunjungi rumah

Ketua Rt 04 juga untuk menyampaikan

maksud dan tujuan untuk melakukan

penelitian di Rt 04. Peneliti bertemu

dengan istri dari ketua Rt yakni Ibu

Emi dan berbincang. Ibu Emi juga

bercerita mengenai masyarakat yang

berada di Rt 04 yang memang 80% nya

berasal dari Pekalongan dan memiliki

usaha pembuatan tempe.

Hasil dari pertemuan dengan Ibu Emi,

peneliti mendapatkan cukup banyak

informasi untuk menjadi bahan

penulisan lebih dalam. Beliau juga

memberikan referensi masyarakat

atau warga mana saja yang akan

bersedia untuk diwawancarai guna

mendapatkan data yang lebih

mendalam.

08 September

2017

Setelah segara perizinan telah diurus,

peneliti memulai wawancara dengan

para pengusaha pembuatan tempe dan

pegawai yang bekerja. Peneliti

ditemani oleh Ibu Emi agar masyarakat

mau bekerja sama dan mau untuk

diwawancarai. Pada 08 September ini

peneliti mewawancarai beberapa

informan, yaitu :

1. Alimin (pegawai pembuatan

tempe)

2. Bapak Tarono (pemilik usaha

pembuatan tempe)

3. Bapak Tawi (pemilik usaha

pembuatan tempe).

Hasil dari wawancara ini peneliti

mendapatkan gambaran mengenai

proses pemberdayaan yang tejadi

melalui usaha pembuatan tempe serta

hasil yang iperoleh oleh pegawai

setelah diberdayakan.

09 September

2017

Peneliti kembali melakukan observasi

dan wawancara kepada para pemilik

dan pegawai usaha pembuatan tempe.

Peneliti berhasil mewawancarai:

1. Bapak Kartoyo (pegawai usaha

pembuatan tempe)

2. Bapak Ras Joyo (pemilik usaha

pembuatan tempe)

3. Tohri (pegawai usaha

pembuatan tempe)

Dari hasil wawancara tersebut

peneliti mendapatkan informasi yang

lebih mendalam mengenai proses

serta hasil pemberdayaan masyarakat

melalui usaha pembuatan tempe di Rt

04 Rw 20. Peneliti semakin

mendapatkan gambaran yang lebih

mendalam.

10 September

2017

Karena para pemilik dan pegawai

hannya bersedia diwawancarai apabila

sedang tidak melakukan kegiatan

produksi tempe, akhirnya peneliti

hannya dapat mewawancarai beberapa

orang saja dalam satu harinya. Dan

pada 10 September 2017 peneliti

berhasil mewawancarai:

1. Kasadi (pemilik usaha

pembuatan tempe)

Dari hasil wawancara tersebut

peneliti mendapatkan informasi yang

lebih mendalam mengenai proses

serta hasil pemberdayaan masyarakat

melalui usaha pembuatan tempe di Rt

04 Rw 20. Kebanyakan kisah

keberhasilan para pemilik usaha

pembuatan tempe hampir sama.

Page 119: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

108

Tanggal Kegiatan Observasi Output

2. Solihin (pegawai usaha

pembuatan tempe)

11 September

2017

Peneliti melakukan observasi dan

wawancara kepada :

1. Misna (pegawai usaha

pembuatan tempe)

2. Pendi (pegawai usaha

pembuatan tempe)

Dari hasil wawancara ini peneliti

mendapatkan data yang akan

digunakan untuk memperkuat hasil

analisis dalam penyelesaian skripsi.

Page 120: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

109

Page 121: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

110

Page 122: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

111

Page 123: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

112

DOKUMENTASI

Lingkungan Kampung Tempe

Page 124: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

113

Page 125: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

114

Page 126: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40915/...i ABSTRAK Jamillah Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Tempe Di Rt 04 Rw

115

Koperasi Timbul jaya