Proses Membuat Patung Wayang Kulit

20
BIDANG: MENGENAL KRAF TRADISIONAL Kraf tradisional boleh didefinisikan sebagai perusahaan (kerja seni) yang melibatkan kemahiran kerja tangan yang memerlukan daya cipta oleh masyarakat yang diwarisi turun- temurun. Di sekolah rendah, murid diperkenalkan dengan kraf tradisional seperti: 1. Alat domestik 2. Alat permainan 3. Alat pertahanan diri 4. Perhiasan diri (ornamen) 5. Batik 6. Tekat 7. Ukiran 8. Tenunan 9. Anyaman 10. Tembikar Bidang ini memberi kesedaran tentang adanya beberapa jenis kraf tradisional dalam budaya tanah air. Kegiatan kraf tradisional memperkenalkan fungsi, proses dan teknik membuat, alat dan bahan, motif, corak dan hiasan. Aspek apresiasi hasil kerja diadakan sebagai satu proses pembelajaran yang merangkumi pengenalan, proses pembuatan serta mengenali tokoh-tokoh bagi setiap bidang kraf yang dinyatakan. Kegiatan ini boleh dilakukan dalam pelbagai cara seperti pernyataan, puisi, lakonan, nyanyian dan cerita.

description

x

Transcript of Proses Membuat Patung Wayang Kulit

BIDANG: MENGENAL KRAF TRADISIONAL

Kraf tradisional boleh didefinisikan sebagai perusahaan (kerja seni) yang melibatkan kemahiran kerja tangan yang memerlukan daya cipta oleh masyarakat yang diwarisi turun-temurun. Di sekolah rendah, murid diperkenalkan dengan kraf tradisional seperti: 

1. Alat domestik

2. Alat permainan

3. Alat pertahanan diri

4. Perhiasan diri (ornamen)

5. Batik 

6. Tekat

7. Ukiran

8. Tenunan

9. Anyaman

10.Tembikar

Bidang ini memberi kesedaran tentang adanya beberapa jenis kraf tradisional dalam budaya tanah air. Kegiatan kraf tradisional memperkenalkan fungsi, proses dan teknik membuat, alat dan bahan, motif, corak dan hiasan. 

Aspek apresiasi hasil kerja diadakan sebagai satu proses pembelajaran yang merangkumi pengenalan, proses pembuatan serta mengenali tokoh-tokoh bagi setiap bidang kraf yang dinyatakan. Kegiatan ini boleh dilakukan dalam pelbagai cara seperti pernyataan, puisi, lakonan, nyanyian dan cerita.

Tajuk:Model Wayang Kulit

Alatan :gunting

Bahan:manila kadpen markerpensel warna

Langkah 1

1. Guru mempamirkan contoh wayang kulit yang dimuat turun dari internet.2. Bersoal jawab dengan murid.

Langkah2

1. Warnakan gambar yang telah siap digunting dengan menggunakan pensel warna.

Langkah 5

1. Model wayang kulit yang telah siap.

PROSES MEMBUAT WAYANG KULIT

Dalang merupakan orang yang bertanggungjawab dalam membuat patung wayang kulit yang ingin dipersembahkan. Seorang dalang perlu mempunyai kreativiti dan kepintaran dalam membuat watak-wataknya sendiri dan setiap watak yang dihasilkan itu seharusnya mempunyai seni reka bentuk yang menarik dan sesuai untuk dipadankan dalam cerita yang ingin dipersembahkan. Antara proses untuk membuat patung wayang kulit ialah :

langkah pertama ialah1) Kulit lembu dijemur untuk dikeringkan.

Kulit lembu atau kambing yang telah dibersihkan akan direndam ke dalam aircampuran garam, lad

a, lengkuas dan serai untuk beberapa hari dan kemudiandijemur menggunakan pacang di penjurunya. Setelah dipastikan kulit tersebuttelah benar-benar kering dan tidak berbau, bulu-bulu yang terdapat pada kulityang telah kering itu akan dikikis menggunakan kepingan kaca sehinggabersih.

2) Kulit ditebuk dengan menggunakan lingkaran kertas.Kertas yang telah siap dilukis dengan wajah dari watak wayang kulit akanditekapkan ke atas kulit yang telah dibersihkan. Di sinilah terletaknya kreativitidan kewibawaan seorang dalang untuk membentuk patung wayang kulitmengikut watak yang ingin dipersembahkan.Setiap lorekan dan garis lubangyang ditebuk mempunyai fungsinya yang tertentu dan watak-watak yangdihasilkan mempunyai identiti estatika yang tersendiri.

3) Buluh, tali dan pewarnaBuluh sebagai bahan penyadang diraut rapi dan diikat menggunakan talikepada kulit yang telah siap ditebuk. Tali digunakan untuk membuat gerakanpada bibir, tangan dan lain-lain anggota yang diperlukan pada patungtersebut. Tali ini akan diikat apabila patung tersebut telah siap diwarnakanmengikut watak yang digambarkan melalui cerita-cerita tertentu. Warna yangbiasa digunakan ialah dari bahan dye fabrik dan cat air. Kerja-kerjamewarnakan patung wayang kulit ini memerlukan kreativiti, bakat dankesabaran yang jitu.

Proses Pembuatan

Industri kerajinan tangan merupakan salah satu sektor industri yang cukup  menjanjikan di kalangan masyarakat, terutama di kawasan objek wisata. Indonesia memiliki kekayaan budaya dan produk kerajinan yang sangat beranekaragam.  Produk kerajinan tangan yang dihasilkan terdiri dari berbagai macam bahan, salah satunya dari kulit. Dengan bahan dasar kulit, dapat dibuat seni tatah sungging yang menggunakan kulit sebagai media kreatif. Produk yang dihasilkan berupa wayang kulit, kipas, hiasan dinding, miniatur wayang, kaligrafi, pembatas buku, kap lampu, pigura, kipas tangan serta souvenir lainnya.

Kerajinan tatah sungging terutama wayang kulit adalah kerajinan yang memadukan seni dan sejarah wayang kulit. Ini dikarenakan untuk membuat wayang kulit diperlukan kemauan belajar yang tinggi, keuletan dan rasa kecintaan yang tinggi dengan cerita pewayangan.  Wayang kulit sebagai salah satu warisan leluhur khususnya dari Kraton Yogyakarta diharapkan menjadi contoh warisan yang dijaga dan dipertahankan demi kelangsungan keberadaan wayang kulit khususnya dan sebagai identitas kota Yogyakarta pada umumnya.

Industri kerajinan tatah sungging mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Industri kerajinan ini telah terkenal hingga ke mancanegara. Di provinsi Yogyakarta, tepatnya di Dusun Karangasem Desa Wukirsari, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta banyak terdapat centra pengrajin tatah sunggging. Di daerah ini, hampir 80% penduduknya memiliki profesi sebagai pengrajin tatah sungging.

Untuk membuat suatu wayang kulit memerlukan beberapa tahapan kerja, di antaranya yaitu :

Pembelian kulit

Kulit yang digunakan untuk membuat wayang kulit terdiri dari beberapa macam, yaitu kulit mentah dan kulit split. Kulit mentah adalah kulit yang langsung digunakan untuk proses pembuatan wayang kulit tanpa melalui proses kimiawi. Sedangkan kulit split adalah kulit yang sudah melalui proses kimiawi di pabrik. Kulit yang digunakan untuk membuat wayang kulit biasanya berasal dari kulit kerbau, sapi, dan kambing. Sebagian besar kulit diperoleh dari daerah Magetan (Jawa Timur), Sukoharjo, Solo, Segoroyoso (Yogyakarta) dan Magelang.

Pengolahan kulit

Direndam dengan air selama satu hari sampai lunak. Kemudian direntangkan atau dipentangkan dengan menggunakan tali dan pigura kayu yang kuat. Selanjutnya kulit tersebut dijemur di bawah terik matahari sampai benar-benar kering. Kulit yang sudah kering segera ditipiskan dengan cara dikerok. Bagian yang dikerok adalah bagian rambut (bagian luar) dan sisa-sisa daging yang masih melekat (bagian dalam). Kulit dikerok dengan menggunakan pisau atau pethel sedikit demi sedikit secara hati-hati. Kulit bagian dalam dikerok terlebih dahulu dan lebih banyak dikurangi agar diperoleh kulit yang berkualitas. Setelah itu, baru dilanjutkan pengerokan kulit bagian luar. Pengerokan kulit bagian luar hanya sedikit saja karena bila dilakukan pengurangan terlalu banyak maka kulit yang dihasilkan akan menjadi mudah patah bila dilipat. Bila perlu, pada bagian ini hanya dihilangkan rambut-rambutnya saja dan dibersihkan dengan air. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mempermudah pengerokan rambut pada kulit, seperti merendam kulit dengan air mendidih, dan dengan menggunakan air kapur sebelum dipentangkan. Torehan pisau pada proses pengerokan hanya dilakukan satu arah dari atas ke bawah. Setelah kulit ditipiskan, sisa-sisa kerokan dibersihkan dengan air dan bagian yang dikerok dihaluskan dengan amplas. Selanjutnya, dijemur di panas sinar matahari lagi hingga kering secara merata.

Gambar 1. Proses pengerokan kulit.

Gambar 2. Kulit hewan yang telah dikerok dan dikeringkan

Setelah kering, kulit dilapisi dengan warna dasar untuk menutup pori-pori kulit agar permukaannya rata. Kemudian mulai dibentuk sketsa di permukaan kulit. Setelah itu, tepi sketsa ditatah sehingga diperoleh bentuk dasar. Tahap selanjutnya adalah memperhalus tatahan dasar dan membuat kombinasi yang indah dalam terawangan cahaya. Setelah terbentuk wayang secara kasar, maka bagian muka dan detail lainnya di bagian sketsa dalam mulai ditatah. Proses ini sangat penting karena berpengaruh pada karakter wayang yang dihasilkan. Setelah melalui tahap ini, wayang yang dihasilkan tersebut dinamakanputihan karena belum diwarnai.

Gambar 3. Proses tatah kulit.

Putihan tersebut diwarnai dengan menggunakan pewarna sintetis, yaitu cat Sandy Colour, dan menggunakan perekat rakol (lem Fox). Setelah selesai dicat dan disempurnakan, wayang kulit diberi penyangga dengan menggunakan tanduk kerbau atau bambu.

Gambar 4. Proses pewarnaan wayang kulit (Sungging)

Sisa potongan kulit yang dinamakan dengan leresan umumnya dapat digunakan sebagai bahan rambak (krupuk kulit) dan sebagai dipupuk organik.

Proses membuat wayang kulit melalui kertas kulit tebal.

Kehalusan serta ketinggian kesenian kerja tangan tertera pada watak-watak wayang kulit. Ciri pembuatannya melambangkan ketelitian serta ketinggian kesenian pembuatannya. Watak -watak atau patung-patung wayamg kulit biasanya diperbuat daripada kulit lembu.

Nilai dan mutu kulit lenbu hendaklah memenuhi spesifikasi dan kriteria tukang-tukang wayang kulit. Kulit lembu betina menjadi pilihan berbanding dengan kulit lembu jantan, kerana ia lebih besar dan lembut. Kulit - kulit ini boleh didapati dengan membeli daripada penjual daging tempatan atau di tempat penyembelihan. Patung wayang yang dibuat dari kulit lebih tahan lama dan tahan melebihi 100 tahun jika dirawat dengan baik.

Menurutt paham zaman dahulu yang masih dipegang kuat oleh pembuat patung, setiap patung wayang kulit mestilah dibuat dari kulit dan bukan dari kayu atau lain-lain. Masih ada yang percaya bahwa, jika dibiarkan anak-anak atau siapa saja bermain dengan wayang kulit dan menganti patung wayang sebenarnya dengan wayang kayu. Dapat menghalangi anak anak tersebut dari penyakit karena patung wayang kulit  di percayai mempunyai penjaganya sendiri.

1. Bagi kulit-kulit yang telah  di pilih, kerja awal yang perlu  di lakukan ialah mengeluarkan lebihan daging dan lemak yang melekat pada bidang bersegi empat, yang  di buat dari kayu atau batang buluh. Kerja-kerja pemilihan kulit ini untuk memudahkan lebihan daging dan lemak melekat  di kikis dengan "pisau raut"ataudikenali dengan nama "pisau wali" ketelitian menjadi sifat utama kerja pengikisan untuk menghindari kulit menjadi

mudah terkoyak, juga untuk memastikan kulit itu benar-benar bersih.

2. Kulit yang sudah dibersihkan dijemur sehingga kering selama dua atau tiga dari, tergantung pada keadaan cuaca. Kulit tersebut biasanya dijemur agak jauh dari rumah untuk menhindari bau busuk. Setelah kulit cukup kering, pengikisan dilakukan dengan pisau raut.

3. Setelah dikikis dan bersih dari bulu, kulit tersebut dibasuh dan dijemur untuk yang kedua kali. Setelah kulit yang dijemur itu kering, tukang wayang akan memulai melakar patung-patung wayang yang hendak dibuat.

4. Biasanya lakaran watak-watak wayang dibuat di atas kertas putih tipis.Walaupun watak-watak wayangdiasaskan kepada watak-watak wayang kulit Melayu purba, kemahiran dan kreativitas amatlah perlu untuk membuat watak wayang kulit yang halus dan menarik.

5. Penjenisan corak dan motif perlu disusun dengan teratur dan sesuai dengan watak wayang yang dibuat. Biasanya watak wayang kulit Melayu berukuran ±71 sentimater panjang dan lebarnya tidak lebih dari 30 sentimeter. Lakaran pada kertas yang telah disediakan itu seterusnya akan digunting atau dipotong mengikut profil. Tukang wayang kemudian menempelkan lakaran tersebut pada kulit dengan menggunakan lem. biasanya lem yang digunakan dibuat dari kanji atau lem yang dapat larut dalam air.

6. Kertas lakaran yang dilekatkan pada kulit kemudian dipahat mengikuti lakaran. Setelah selesai memahat, kertas lakaran putih yang masih melekat pada kulit dilepas atau dicuci. untuk dalang mereka menggunakan berus tembaga halus dan air untuk menggosok dan membersihkan kertas yang melekat pada kulit.

7. Kulit yang telah dicuci dibiarkan mengering. Watak-watak wayang itu seterusnya akan diperkuat dengan sebilah bambu. bambu yang diraut membentuk bulat leper serta runcing dibagian pangkalnya diikat tegak ditengah-tengah patung wayang. Bambu ini sebagai "tulang" kepada patung-patung wayang tersebut. Tulang pemacak ini akan dibelah dua dari ujung hingga kira-kira 30.5 sentimeter dari pangkalnya. Seterusnya patung wayang itu diapit di antara belahan tersebut lalu diikat dengan benang pada jarak kira-kira 5sentimeter.

8. Selain bambu yang dapat dijadikan tulang untuk patung-patung wayang, kayu serta tanduk kerbau juga dapat digunakan. karena kayu dan tanduk kerbau sulit didapat dan sulit dibentuk, maka bambu berduri menjadi pilihan utama pengrajin wayang. Selain mudah di peroleh bambu berduri juga tahan lama serta ringan. Warna juga memainkan peranan penting pada bentuk wayang kulit. Ia dapat menberikan perbedaan antara watak-watak yang lembut dan watak-watak yang garang.

Dasar-dasar Pewayangan Wayang kulit diciptakan Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang/Kediri sekitar abad ke-10. Raja berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya yang digoreskan di atas daun lontar. Bentuknya ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu.

Wayang kulit tokoh Kresna

Figur tokoh pertama yang diciptakan adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata adalah perwujudan dewa Wisnu. Secara umum wayang memang mengambil cerita dari kisah Mahabarata dan Ramayana, tetapi tidak selalu terbatas pada kedua cerita tadi saja. Satu hal yang pasti, untuk memahami cerita wayang atau lakonnya, penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh pewayangan. Beberapa tokoh pewayangan antara lain Kresna, Dewi Sinta, Dewi Arimbi, Srikandi, Surtikanti, Punta Dewa, Bima, Arjuna, Werkudoro, Brotoseno, Sadewa, Nakula, dll.

Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang. Dalam pergelarannya, wayang kulit diiringi oleh musik gamelan dengan nyanyian para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik layar yang disebut kelir dan terbuat dari kain putih. Bagian belakang kelir disorotkan lampu listrik atau lampu minyak sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.

Pergelaran wayang kulit. Foto: gamelan.org.nz

Persiapan Pembuatan Wayang Kulit Wayang kulit umunya terbuat dari kulit kerbau. Kenapa kulit kerbau? Karena tidak mengandung banyak minyak. Kulit sapi contohnya, memiliki kandungan minyak tinggi sehingga proses pengeringannya bisa sampai berminggu-minggu. Kulit kerbau sudah bisa langsung kering setelah dijemur 4 sampai 5 hari.

Kulit kerbau yang baru dikelupas dijemur di bawah sinar matahari dengan posisi dibentangkan. Jika cuaca sedang mendung, seluruh permukaan kulit kerbau ditaburi garam supaya tidak cepat busuk. Setelah benar-benar kering, kulit kembali direndam selama satu malam, kemudian dijemur lagi. Baru setelah kering untuk yang kedua kalinya bulu-bulu yang melekat pada kulit dikerok dengan pisau.

Peralatan yang digunakan untuk membuat wayang kulit adalah besi yang ujungnya runcing. Biasanya besi ini diambil dari jari-jari sepeda motor. Pada dasarnya besi dari baja ini digunakan untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang. Coba kamu perhatikan wayang kulit, ada banyak ukiran yang dibuat hingga benar-benar berlubang.

Menatah wayang kulit. Foto: infoyogya.com