Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

38
Golongan yang menyebarkan agama Hindu Buddha Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.

description

agama

Transcript of Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Page 1: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Golongan yang menyebarkan agama Hindu Buddha

 Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak

diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik)

yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.

          Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur

sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan

antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan

aktif dalam perdagangan tersebut.

         Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara

Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi

salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.

         Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke

Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli

memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau

kebudayaan India ke Indonesia.

Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa

yaitu antara lain:

1. Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa

yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan

prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka

prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga

mendirikan kerajaan di Indonesia.

2.Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama

Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk

berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan

orang Indonesia.

Page 2: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

3.Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama

Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum

Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda.

Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala

Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke

Indonesia.

Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan

ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa

Sansekerta adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda.

Dan golongan Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut

kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.

Disamping pendapat / hipotesa tersebut di atas, terdapat pendapat yang lebih

menekankan pada peranan Bangsa Indonesia sendiri, untuk lebih jelasnya simak

uraian berikut ini.

Hipotesis Arus Balik dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan

peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha

di Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh

para cendikiawan atau golongan terdidik. Golongan ini dalam penyebaran

budayanya melakukan proses penyebaran yang terjadi dalam dua tahap yaitu

sebagai berikut:

* Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para

biksu, yang menyebarkan agama Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur

dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya

orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha

di India. Sekembalinya dari India mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta,

kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India. Dengan

demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga

orang-orang Indonesia yaitu para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan

melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat pengaruh India masih

Page 3: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

menunjukan ciri-ciri Indonesia.

* Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama

aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk

menduduki golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-

tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia

dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara Vratyastome /

penyucian diri untuk menghindukan seseorang

Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut

Hindu - Budha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa

masuknya pengaruh Hindu - Budha merupakan satu proses tersendiri yang

terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan.

Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut

dengan Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke

Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat

dari perunggu diberbagai daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel),

Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut

berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi. Dan di

samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di

Kota Bangun, Kutai (Kaltim).

Page 4: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Metode yang digunakan dalam penyebaran agama Hindu

Buddha

1. Teori kolonisasi

Teori ini berusaha menjelaskan proses masuk dan berkembangnya agama

dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia dengan menekankan pada peran

aktif dari orang-orang India dalam menyebarkan pengaruhnya di Indonesia.

Berdasarkan teori ini, orang Indonesia sendiri sangat pasif, artinya mereka

hanya menjadi objek penerima pengaruh kebudayaan India tersebut. Teori

kolonisasi ini terbagi dalam beberapa hipotesis, yaitu sebagai berikut.

a. Hipotesis Waisya

Menurut NJ. Krom, proses terjadinya hubungan antara India dan Indonesia

karena adanya hubungan perdagangan, sehingga orang-orang India yang datang

ke Indonesia sebagian besar adalah para pedagang. Perdagangan yang terjadi

pada saat itu menggunakan jalur laut dan teknologi perkapalan yang masih

banyak tergantung pada angin musim. Hal ini mengakibatkan dalam proses

tersebut, para pedagang India harus menetap dalam kurun waktu tertentu

sampai datangnya angin musim yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan

perjalanan. Selama mereka menetap, memungkinkan terjadinya perkawinan

dengan perempuan-perempuan pribumi. Mulai dari sini pengaruh kebudayaan

India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Pendapat Krom tersebut didasarkan penelaahan dia pada proses Islamisasi

Page 5: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

di Indonesia yang dilakukan oleh para pedagang Gujarat. Bukan hal yang

mustahil, proses masuknya budaya Hindu-Buddha di Indonesia dilakukan

dengan cara yang sama. Namun, teori ini memiliki kelemahan, yaitu para

pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta

dan huruf Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana. Namun

bila menilik peninggalan prasasti yang dikeluarkan oleh negara-negara kerajaan

Hindu-Buddha di Indonesia, sebagian besar menggunakan bahasa Sanskerta

dan berhuruf Pallawa. Dengan demikian, timbul pertanyaan: Mungkinkah

4

para pedagang India mampu membawa pengaruh kebudayaan yang sangat

tinggi ke Indonesia, sedangkan di daerahnya sendiri kebudayaan tersebut

hanya milik kaum Brahmana? Selain itu, terdapat kelemahan lain dalam hipotesis

ini yaitu dengan melihat peta persebaran kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha

di Indonesia yang lebih banyak berada di pedalaman. Namun apabila pengaruh

tersebut dibawa oleh para pedagang India, tentunya pusat kerajaan-kerajaan

Hindu-Buddha akan lebih banyak berada di daerah pesisir pantai.

b. Hipotesis Ksatria

Ada tiga ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai proses penyebaran

agama dan kebudayaan Hindu-Buddha dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu

sebagai berikut.

1) C.C Berg

Page 6: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

C.C. Berg mengemukakan bahwa golongan yang turut menyebarkan

kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah para petualang yang

sebagian besar berasal dari golongan Ksatria. Para Ksatria ini ada yang

terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan

yang diberikan oleh para Ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan

bagi salah satu kelompok atau suku yang bertikai. Sebagai hadiah atas

kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah

seorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinannya

ini memudahkan bagi para Kesatrian untuk menyebarkan tradisi Hindu

Buddha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Berkembanglah tradisi

Hindu-Buddha dalam masyarakat Indonesia.

2) Mookerji

Dia mengatakan bahwa golongan Ksatria (tentara) dari India yang membawa

pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Para Ksatria ini

kemudian membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi

sebuah kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan

perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di India dan mendatangkan para

seniman yang berasal dari India untuk membangun candi-candi di Indonesia.

3) J.L Moens

Dia mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan

di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India

Page 7: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

pada abad yang sama. Perlu diketahui bahwa sekitar abad ke-5, banyak

kerajaan-kerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Ada

di antara para keluarga kerajaan tersebut, yaitu para Ksatrianya yang

5

melarikan diri ke Indonesia. Mereka ini selanjutnya mendirikan kerajaan

di kepulauan Nusantara.

Kekuatan hipotesis Ksatria terletak pada kenyataan bahwa semangat

berpetualang pada saat itu umumnya dimiliki oleh para Ksatria (keluarga

kerajaan). Sementara itu, kelemahan hipotesis yang dikemukakan oleh Berg,

Moens, dan Mookerji yang menekankan pada peran para Ksatria India dalam

proses masuknya kebudayaan India ke Indonesia terletak pada hal-hal sebagai

berikut, yaitu:

1) Para Ksatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa;

2) Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaankerajaan

India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti) yang

menggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun

Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore

yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah

satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang

memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penaklukkan tersebut terjadi

pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan

Page 8: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

pada kurun waktu yang lebih awal.

c. Hipotesis Brahmana

Hipotesis ini menyatakan bahwa tradisi India yang menyebar ke Indonesia

dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapat ini dikemukan oleh JC.Van Leur.

Berdasarkan pada pengamatannya terhadap sisa-sisa peninggalan

kerajaankerajaan

yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, terutama pada prasastiprasasti

yang menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, maka sangat

jelas itu adalah pengaruh Brahmana. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa

kaum Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu, sehingga pantas

jika mereka yang memegang peranan penting dalam proses penyebaran agama

dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Akan tetapi, bagaimana mungkin para Brahmana bisa sampai ke Indonesia

yang terpisahkan dengan India oleh lautan. Dalam tradisi agama Hindu terdapat

pantangan bagi kaum Brahmana untuk menyeberangi lautan, sehingga hal ini

menjadi kelemahan hipotesis ini.

2. Teori Arus Balik

Pendapat yang dikemukakan tersebut di atas mendapat kritikan dari

F.D.K Bosch. Adapun kritikan yang dikemukakannya adalah sebagai berikut.

a. Berdasarkan pada peninggalan-peninggalan yang ada, ternyata teori kolonisasi

Page 9: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

tidak mempunyai bukti yang kuat. Untuk hipotesa Waisya, tidak terbukti

bahwa kerajaan awal di Indonesia yang bercorak Hindu-Buddha ditemukan

di pesisir pantai, melainkan terletak di pedalaman. Kritikan untuk hipotesa

Ksatria, ternyata tidak ada jaya prasasti yang menyatakan daerah atau

kerajaan yang ada di Indonesia pernah ditaklukkan atau dikuasai oleh

para Ksatria dari India.

b. Bila ada perkawinan antara golongan Ksatria dengan putri pribumi dari

Indonesia, seharusnya ada keturunan dari mereka yang ditemukan di

Indonesia. Pada kenyataannya, hal itu tidak ditemukan.

c. Dilihat dari hasil karya seni, terdapat perbedaan pembangunan antara

candi-candi yang dibangun di Indonesia dengan candi-candi yang dibangun

di India.

d. Kritikan yang lain adalah dilihat dari sudut bahasa. Bahasa Sanskerta

hanya dikuasai oleh para Brahmana, tetapi kenapa bahasa yang digunakan

oleh masyarakat pada waktu itu adalah bahasa yang digunakan oleh

kebanyakan orang India.

Selanjutnya, F.D.K Bosch punya pendapat lain. Teori yang dikemukakan

oleh Bosch ini dikenal dengan teori Arus Balik. Menurut teori ini, yang pertama

kali datang ke Indonesia adalah mereka yang memiliki semangat untuk

menyebarkan Hindu-Buddha, yaitu para intelektual yang ikut menumpang

kapal-kapal dagang. Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya.

Page 10: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk

mengikuti ajarannya tersebut. Pada perkembangan selanjutnya banyak orang

Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berkunjung dan belajar agama

Hindu-Buddha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang

mengajarkannya kepada masyarakat Indonesia yang lain.

Bukti-bukti dari pendapat di atas adalah adanya prasasti Nalanda yang

menyebutkan bahwa Balaputradewa (raja Sriwijaya) telah meminta kepada

raja di India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat untuk menimba

ilmu para tokoh dari Sriwijaya. Permintaan raja Sriwijaya itu ternyata dikabulkan.

Dengan demikian, setelah para tokoh atau pelajar itu menuntut ilmu di sana,

mereka balik ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan pengaruh

Hindu-Buddha di Indonesia.

Page 11: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Kehidupan masyarakat setelah kedatangan Hindu Buddha

Pengaruh Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu Budha terhadap Kehidupan

Masyarakat Indonesia

Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia, selain membawa

perubahan pada system kepercayaan bangsa Indonesia, ternyata membawa

perubahan pula pada bidang kehidupan masyarakat lainnya. Masuknya unsur-

unsur budaya Hindu Budha dari India telah mengubah dan menambah khasanah

budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan seperti :

a. Bidang Agama

Sebelum mendapat pengaruh agama-agama dari India, penduduk nusantara telah

memiliki kepercayaan :

1. Animisme : Keyakinan adanya berbagai roh yang menempati alam

sekeliling tempat tinggalnya. Tingkatan tinggi dari animisme adalah

pemujaan kepada roh para leluhur.

2. Dinamisme : Kepercayaan tentang adanya kekuatan gaib yang luar biasa

pada benda-benda tertentu : rambut, kepala, batu, dan lain-lain.

3. Totemisme : Kepercayaan kepada binatang sebagai lambang nenek

moyang.

4. Animatisme : Kepercayaan bahwa benda atau pohon tertentu berjiwa dan

berfikir seperti manusia : keris, pohon beringin, dan lain-lain.

5. Fetisisme : Kepercayaan adanya jiwa dalam benda-benda tertentu.

Dengan masuknya budaya India, penduduk nusantara secara berangsur-angsur

memeluk agama Hindu dan Budha diawali oleh lapisan elit para datu dan

keluarganya. Walaupun demikian, lapisan bawah terutama di pedesaan masih

Page 12: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

banyak yang tetap menganut kepercayaan asli berupa pemujaan kepada nenek

moyang. Dalam perkembangan, agama Hindu-Budha berpadu menjadi agama

Siwa Budha. Bahkan agama campuran ini masih diwarnai dengan kepercayaan-

kepercayaan asli nusantara.

b. Bidang Pemerintahan

1.      Munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha seperti Kutai,

Tarumanegara, Mataram, Majapahit dan Sriwijaya.

2.      Munculnya system kemaharajaan sehingga seorang pemimpin tidak dipilih

dengan demokratis melainkan turun-temurun atau menggunakan system dinasti.

3.      Pada puncak pemerintahan, atau pucuk sistem masyarakat sebelum

datangnya budaya pengaruh India terdapat para pemimpin : Ketua Suku, Ketua

adat, dengan gelar Datu atau Datuk, Ratu dan Raka. Sejak datangnya pengaruh

budaya India, para Datu atau Ratu berganti gelar Raja atau Maharaja. Meskipun

posisi tidak berubah tetap sebagai pucuk pimpinan dalam pemerintahan. Dengan

adanya sistem kasta, para dukun atau ahli nujum, yang menjadi penasehat Datu

atau Ratu, meskipun bergelar Brahmana, posisi tetap di bawah raja, rakyat

merdeka tetap sebagai waisya, dan para budak tetap sebagai kaum sudra.

c.       Bidang Sosial

-           Masa Kerajaan-Kerajaan Hindu

Sistem masyarakat di nusantara sebelum kedatangan pengaruh budaya India,

diatur dan dibedakan berdasarkan profesi yaitu petani, perajin, peramu, dan lain-

lain. Dengan masuknya pengaruh budaya India sistem masyarakat ditata

berdasarkan sistem kasta :

·         Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi dalam struktur sosial

masyarakat Hindu. Kasta ini terdiri dari para pendeta yang bertugas memimpin

upacara-upacara keagamaan, selain itu memberipetunjuk dan nasihat kepada

Page 13: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

seluruh lapisan masyarakat, mulai dari raja, bangsawan, pedagang, sampai

masyarakat biasa.

·         Kasta Ksatria merupakan kasta yang bertugas menjaga keamanan Negara

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kasta ini terdiri dari para raja

dan prajurit. Raja dianggap sebagai keturunan dewa dan atas perintah dewa raja

tersebut berkuasa diwilayahnya (Kultus Dewa Raja).

·         Kasta Waisya merupakan kasta bagi golongan pedagang dan petani.

Golongan ini merupakan komponen yang sangat penting dalam masyarakat,

karena petani bertugas menghasilkan bahan makanan dan pedagang yang

memasarkan hasil produksi tersebut. Tanpa kehadiran komponen ini kebutuhan

bahan makanan tidak dapat terpenuhi.

·         Kasta Sudra merupakan kasta yang memiliki kedudukan paling rendah. Hal

ini diakibatkan orang-orang yang termasuk kedalam golongan ini tidak memiliki

harta atau kekayaan yang cukup untuk menopng hidupnya dan merupakan mereka

hanya mempunyai tenaga saja. Golongan ini umumnya bekerja pada golongan-

golongan di atasnya, sebagai pembantu atau tukang. Dalam pelaksanaan sistem

masyarakat di Indonesia tidak dilakukan pembedaan secara ketat.

·         Selain empat Kasta di atas, ada kasta yang tidak diterima oleh masyarakat

karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan adat-adat yang ada di dalam

masyarakat, kasta ini disebut Paria.

-          Masa Kerajaan -Kerajaan Budha

Struktur sosial dalam masyarakat yang mendapat pengaruh agama Budha berbeda

dengan agama Hindu, yaitu masyarakatnya tidak mengenal sistem kasta. Pada

masyarakat ini kedudukan seseorang ditentukan oleh usahanya sendiri, bahakan

siapa saja dapat memiliki kedudukan yang diinginkannya. Meskipun demikian,

secara umum masyarakat ini dapat kita bagi ke dalam 2 golongan yaitu:  

Page 14: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

·         Bhiksu dan Bhiksuni

Bhiksu dan Bhiksuni adalah pemeluk agama Budha yang telah berhasil

meninggalkan sifat keduniawiannya dan telah menempati tempat tersendiri, yaitu

biara. Para bhiksu (laki-laki) dan bhiksuni (perempuan) harus menaati aturan-

aturan yang telah ditentukan dalam biara, mereka tidak bisa bebas sebagaimana

masyarakat umum.

·         Upasaka-Upasika

Adalah masyarkat Budha yang tingkatannya masih seperti masyarakat

kebanyakan. Mereka tidak begitu terikat dengan aturan-aturan seperti para Bhiksu

dan Bhiksuni. Mereka adalah masyarakat awam yang belum banyak memperoleh

atau memahami tentang ajaran agama

d. Bidang Kesenian

Masuknya Hindu dan Budha memiliki andil yang sangat besar bagi perkembangan

kesenian di Indonesia, baik itu seni pahat, seni bangunan maupun senin sastra.

Perkembangan seni bangunan ditandai dengan berdirinya bangunan candi, seperti

candi prambanan dan Borobudur. Dua bangunan megah ini merupakan bukti

nyata kemajuan di bidang seni bangunan.

Sementara seni pahat/ukir dapat dilihat pada relief candi Borobudur maupun

prambanan. Ternyata gambar relief yang ada pada candi tersebut memiliki arti dan

makna tersendiri. Adapun pengaruhnya di bidang sastra berkembang pesat pada

zaman Kediri dan Majapahit. Banyak di buku-buku sastra yang ditulis para

pujangga baik di Kediri maupun di Majapahit.

e. Di Bidang Bahasa dan Tulisan

Sejak masuknya agama Hindu dan Budha di Indonesia, bahasa sansekerta dan

huruf palawa mulai digunakan dalam penulisan prasasti dan kitab sastra, misalnya

: prasasti kutai, prasasti  tugu, prasasti kebun kopi, prasasti canggal, dan lain-lain.

Dalam perkembangannya bahasa Sansekerta dan huruf Palawa mengalami

Page 15: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

akulturasi dengan bahasa dan huruf jawa sehingga munculah bahasa jawa kuno

dan huruf Jawa Kuno. Karya-karya sastra dari India seperti Ramayana dan

Mahabaratha banyak mempengaruhi karya-karya pujangga di Nusantara. Karya-

karya sastra yang muncul dengan pengaruh India antara lain:

·         Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa

·         Sutasoma, karya Mpu Tantular

·         Negarakertagama, karya Mpu Prapanca

f. Bidang Teknologi

Kemampuan masyarakat pada masa Hindu dan Budha di bidang teknologi telah

menghasilkan beberapa peninggalan yang sangat membanggakan. Bukti-bukti

yang masih dapat kita saksikan adalah peninggalan candi Borobudur, Prambanan

dan lain-lain. Pembangunan Borobudur dan Prambanan sulit terwujud bila tidak

didukung kemampuan yang tinggi bidang teknologi.

Arca, relief dan ukiran batu bisa tertata rapi dan urut serta serasi memerlukan

keahlian tersendiri. Selain candi, bukti-bukti kemajuan bidang teknologi

masyarakat masa Hindu adalah kemahiran membuat wayang dan system irigasi.

Peninggalan-peninggalan tersebut menunjukan bahwa masyarakat masa Hindu

telah memiliki kemampuan di bidang teknologi.

Page 16: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Proses berdirinya kerajaan Hindu Buddha

Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Di indonesia

Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat

hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti

India, China dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia

diperkirakan pada awal Tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara

lain: Maha Resi Agastya yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau

Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni Musafir Budha Pahyien.

Dua kerajaan besar pada zaman ini adalah Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa

abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di

Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang

sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh

Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya

sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun

1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah

yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh

Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum

dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya Islam pada sekitar abad ke-12 secara perlahan-lahan menandai akhir

dari era ini.

Alur waktu

300 - Indonesia telah melakukan hubungan dagang dengan India Hubungan

dagang ini mulai intensif abad ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam

pasaran internasional misalnya: logam mulia, perhiasan, kerajinan, wangi-

wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu

Page 17: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang

besar dalam masyarakat Indonesia, terutama dengan masuknya ajaran Hindu dan

Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.

300 - Telah dilakukannya hubungan pelayaran niaga yang melintasi Tiongkok.

Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha yaitu Fa Shien dan

Gunavarman. Hubungan dagang ini telah lazim dilakukan, barang-barang yang

diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.

400 - Hindu dan Budha telah berkembang di Indonesia dilihat dari sejarah

kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada masa itu antara lain candi,

patung dewa, seni ukir, barang-barang logam.

671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing berangkat dari

Kanton ke India. Ia singgah di Sriwijaya untuk belajar tatabahasa Sansekerta,

kemudian ia singgah di Melayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan

perjalanannya ke India.

685 - I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini ia tinggal selama empat tahun untuk

menterjemahkan kitab suci Budha dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa

Tionghoa.

692 - Salah satu kerajaan Hindu di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan

berkembang menjadi besar dan pusat perdagangan yang dikunjungi pedagang

Arab, Parsi, Tiongkok. Yang diperdagangkan antara lain tekstil, kapur barus,

mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Sebagian dari Semenanjung Malaya, Selat

Page 18: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Malaka, Sumatera Utara, Sunda, Jambi termasuk kekuasaaan Sriwijaya. Pada

masa ini perkembangan kerajaan Sriwijaya berkaitan dengan masa ekspansi Islam

di Indonesia dalam periode permulaan. Sriwijaya dikenal juga sebagai kerajaan

maritim.

922 - Dari sebuah laporan tertulis diketahui seorang musafir Tiongkok telah

datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa telah

menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Tiongkok.

1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di bagian utara Aceh dalam

perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia melalui laut. Marco Polo

berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.

1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta melewati Samudra dalam perjalanannya

ke dan dari Tiongkok. Diketahui juga bahwa Samudra merupakan pelabuhan yang

sangat penting, tempat kapal-kapal dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta

mendapati bahwa penguasa Samudra adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i

salah satu ajaran dalam Islam.

1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan Raja Hayam Wuruk

dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan Indonesia

bahkan Jazirah Malaka sesuai dengan "sumpah Palapa" Gajah Mada yang ingin

Nusantara bersatu.

Kerajaan Hindu/Buddha:

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kalingga

Page 19: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Kerajaan Kediri

Kerajaan Singhasari

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Mataram (Hindu)

Kerajaan Melayu Tua - Jambi

Kerajaan Sunda

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Tarumanagara

Peninggalan-Peninggalan Sejarah Yang Bercorak Hindu-Budha

Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, banyak meninggalkan sumber

sejarah, baik berupa bangunan kuno (seni bangun), prasasti, hasil kesusastraan.

Berikut beberapa peninggalan sejarah yang bercorak Hindu- Budha.

a. Seni bangun

Peninggalan-peninggalan sejarah ada beberapa jenisnya, seperti komplek

percandian, pemandian, keraton, makam. Candi adalah peninggalan berupa

komplek bangunan yang bersifat Hindu, sedangkan yang bersifat Budhis disebut

Stupa, Stupika.

Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar,

misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke

Page 20: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab

Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah.

Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa

Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti

Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak.

Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa.

Dari prassti-prassti itu didapatkan keterangan yang menyebutkan bahwa “Raja

Purnawarman adalah Raja Tarumanegara beragama Hindu, Beliau adalah raja

yang gagah berani dan lukisan tapak kakinya disamakan dengan tapak kaki Dewa

Wisnu”

Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah adanya perunggu di Cebuya yang

menggunakan atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada masa Raja

Tarumanegara. Berdasarkan data tersebut, maka jelas bahwa Raja Purnawarman

adalah penganut agama Hindu dengan memuja Tri Murti sebagai manifestasi dari

Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa

Tengah, yang dibuktikan adanya prasasti Tukmas di lereng gunung Merbabu.

Prasasti ini berbahasa sansekerta memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih muda

dari prasasti Purnawarman. Prasasti ini yang menggunakan atribut Dewa Tri

Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan

berasal dari tahun 650 Masehi.

Pernyataan lain juga disebutkan dalam prasasti Canggal, yang berbahasa

sansekerta dan memakai huduf Pallawa. Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja

Sanjaya pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dengan Candra Sengkala berbunyi:

“Sruti indriya rasa“, Isinya memuat tentang pemujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa

Wisnu dan Dewa Brahma sebagai Tri Murti.

Page 21: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

Adanya kelompok Candi Arjuna dan Candi Srikandi di dataran tinggi Dieng dekat

Wonosobo dari abad ke-8 Masehi dan Candi Prambanan yang dihiasi dengan Arca

Tri Murti yang didirikan pada tahun 856 Masehi, merupakan bukti pula adanya

perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah. Disamping itu, agama Hindu

berkembang juga di Jawa Timur, yang dibuktikan dengan ditemukannya prasasti

Dinaya (Dinoyo) dekat Kota Malang berbahasa sansekerta dan memakai huruf

Jawa Kuno. Isinya memuat tentang pelaksanaan upacara besar yang diadakan oleh

Raja Dea Simha pada tahun 760 Masehi dan dilaksanakan oleh para ahli Veda,

para Brahmana besar, para pendeta dan penduduk negeri. Dea Simha adalah salah

satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi Budut adalah bangunan suci yang

terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa

Timur.

b. Seni Rupa dan Seni Ukir.

Pengaruh India membawa perkembangan dalam bidang seni rupa dan seni ukir

atau pahat. Hal ini disebabkan adanya akulturasi. Misalnya relief yang dipahatkan

pada dinding candi Borobudur yang merupakan relief tentang riwayat Sang

Budha. Relief ini dikenal dengan Karma Wibangga yang dipahatkan dalam salah

satu dinding Studa Borobudur.

Page 22: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

c. Seni Sastra dan Aksara

Hasil sastra berbentuk prosa atau puisi : isinya antara lain tentang tutur (pitutur :

kitab keagamaan), wiracarita (kepahlawanan), kitab Hukum (Undang-Undang).

Wiracarita yang terkenal di Indonesia yaitu Kitab Ramayana dan Mahabarata.

Timbul wiracarita gubahan pujangga Indonesia. Misalnya, Kitab Baratayuda yang

digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.

Perkembangan aksara, perkembangan huruf Pallawa dari India ke Indonesia,

mengakibatkan berkembangnya karya-karya sastra. Misal, karya-karya sastra

Jawa kuno. Huruf Nagari (dari India) disertai huruf Bali kuno (dari Indonesia).

d. Sistem Kemasyarakatan.

Sistem kasta merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau

derajad orang yang bersangkutan. Setiap orang sudah ditentukan kastanya. Sistem

kasta ini muncul dalam masyarakat Indonesia setelah ada hubungan dengan India.

Terdapat empat kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Weisya dan Sudra. Sistem

kasta ini bukan asli Indonesia.

e. Filsafat dan Sistem Kepercayaan.

Kepercayaan asli bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme. percaya

adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Kehidupan roh halus

Page 23: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

memiliki kekuatan maka roh nenek moyang dipuja. Masuknya pengaruh India

tidak menyebabkan

pemujaan terhadap roh nenek moyang hilang. Hal ini dapat dilihat pada fungsi

candi. Fungsi candi di India sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, selain

sebagai tempat pemujaan, candi juga berfungsi sebagai makam raja dan untuk

menyimpan abu jenazah raja yang telah wafat.

Dapat terlihat adanya pripih tempat untuk menyimpan abu jenazah, dan diatasnya

didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa. Hal tersebut merupakan

perpaduan antara fungsi candi di India dengan pemujaan roh nenek moyang di

Indonesia.

f. Sistem Pemerintahan

Pengaruh India di Indonesia dalam sistem pemerintahan, adalah adanya sistem

pemerintahan secara sederhana.

Setelah pengaruh India masuk, kedudukan pemimpin tersebut diubah menjadi raja

serta wilayahnya disebut kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara

Abhiseka, biasanya namanya ditambah “warman”. Contoh: di Kerajaan Kutai,

Taruma dan sebagainya.

Bukti akulturasi di bidang pemerintahan, misalnya : raja harus berwibawa dan

dipandang punya kesaktian (kekuatan gaib), seperti para Raja disembah

menunjukkan adanya pemujaan Dewa Raja.

Page 24: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia

TUGAS SEJARAH

KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN PADA

MASA HINDU=BUDDHA

NAMA:

CANDRA AGUNG WIBISONO ( 02 )

KELAS:

X 4

SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

Page 25: Proses Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia