PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

27
PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS I. PENDAHULUAN Pengendalian mutu merupakan salah satu factor kunci keberhasilan hasil pelaksanaan pekerjaan ke PU-an, dalam hal ini pekerjaan jalan raya. Dengan pengendalian mutu yang baik akan diperoleh hasil pekerjaan yang memberikan kinerja yang baik dan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan umur rencana. Penulisan makalah ini ditujukan untuk memberikan informasi tentang hal-hal yang pokok yang perlu dilakukan dalam pengendalian mutu suatu pekerjaan jalan raya, khususnya dalam hal pekerjaan pelapisan dengan campuran beraspal. Pengendalian mutu yang dibahas diarahkan kepada suatu sistem jaminan mutu dimana setiap tahapan pekerjaan harus berpedoman kepada suatu prosedur kerja. Prosedur-prosedur kerja tersebut dilengkapi dengan check list sehingga memudahkan pengontrolan pelaksanaan baik dilokasi pencampuran, pengangkutan dan di lokasi pelapisan. Pembahasan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengendalian mutu di Base Camp dan pengendalian mutu di Lapangan. II. PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU DI BASE CAMP II.1. Laboratorium Sebelum penggunaan, semua peralatan laboratorium harus dicek kesesuaiannya dengan persyaratan yang dipakai. Sebagai contoh, tinggi jatuh alat penumbuk Marshall, atau dudukannya, apakah sesuai atau tidak. Atau alat ukur SE yang dipakai apakah standar atau tidak. Hal pokok yang lain adalah kalibrasi secara berkala.

Transcript of PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Page 1: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS

I. PENDAHULUAN

Pengendalian mutu merupakan salah satu factor kunci keberhasilan hasil pelaksanaan pekerjaan ke PU-an, dalam hal ini pekerjaan jalan raya. Dengan pengendalian mutu yang baik akan diperoleh hasil pekerjaan yang memberikan kinerja yang baik dan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan umur rencana.

Penulisan makalah ini ditujukan untuk memberikan informasi tentang hal-hal yang pokok yang perlu dilakukan dalam pengendalian mutu suatu pekerjaan jalan raya, khususnya dalam hal pekerjaan pelapisan dengan campuran beraspal.

Pengendalian mutu yang dibahas diarahkan kepada suatu sistem jaminan mutu dimana setiap tahapan pekerjaan harus berpedoman kepada suatu prosedur kerja. Prosedur-prosedur kerja tersebut dilengkapi dengan check list sehingga memudahkan pengontrolan pelaksanaan baik dilokasi pencampuran, pengangkutan dan di lokasi pelapisan. Pembahasan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengendalian mutu di Base Camp dan pengendalian mutu di Lapangan.

II. PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU DI BASE CAMP

II.1. Laboratorium

Sebelum penggunaan, semua peralatan laboratorium harus dicek kesesuaiannya dengan persyaratan yang dipakai. Sebagai contoh, tinggi jatuh alat penumbuk Marshall, atau dudukannya, apakah sesuai atau tidak. Atau alat ukur SE yang dipakai apakah standar atau tidak. Hal pokok yang lain adalah kalibrasi secara berkala.

Prosedur-prosedur pengujian yang digunakan seperti SNI, AASHTO, ASTM dan lainnya yang ada dalam kontrak harus tersedia di laboratorium dan diaplikasikan secara benar.

Setiap pengujian harus mencantumkan secara jelas nama dan jabatan personil penguji, pengawas dan yang menyetujui. Jumlah, frekwensi metoda pengambilan contoh uji, dan metoda pengujian harus sesuai dengan persyaratan dalam Spesifikasi.

II.2. Stock Pile

Metoda penanganan agregat di stockpile mempunyai pengaruh besar pada perbedaan volumetrik campuran antara JMF dengan pelaksanaan. Segregasi yang terjadi selama proses penumpukan, pemindahan, dan terkontaminasinya agregat dengan tanah sering terjadi. Untuk menghindari kejadian tersebut di perlukan keahlian dan pengetahuan yang cukup bagi operator loader. Penyimpangan gradasi yang terjadi pada stockpile dapat menyebabkan operator unit pencampur aspal ( Asphalt Mixing Plant, AMP ) sulit dan

Page 2: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

bahkan tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian gradasi dalam waktu yang sangat terbatas. Check list pada stock pile meliputi :

Kebersihan agregat di stock pile, terutama kebersihan pasir Agregat tidak mengalami segregasi Agregat tidak tercampur satu sama lain dan tidak terkontaminasi tanah lempung atau

bahan lain yang tidak perlu.

II.3. AMP

Sesuai dengan komponen yang tersedia, terdapat dua jenis AMP, yaitu (1) AMP jenis menerus dan (2) AMP dengan penakaran ( batch ). Tipikal keduanya diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Di Indonesia jenis yang banyak digunakan adalah jenis batch, karena pengendaliannya relatife lebih mudah

Komponen –komponen yang terdapat dalam AMP adalah sebagai berikut :

a. Cold binsBagian pertama dari AMP adalah cold nins, yaitu tempat penyimpanan agregat kasar, agregat halus dan pasir. Jenis atau tipe cold bins yang umum dikenal adalah : (1) Jenis ban berjalan yang menerus ( continuous belt type ), (2) Jenis yang getarkan ( Vibratory type ), dan (3) Jenis mengalir apro ( Apron ) flow type.

Kontinuitas aliran material dari cold bins ini sangat berpengaruh terhadap produksi campuran beraspal, untuk itu perlu pengendalian mutu yang ketat pada cold bins.

Check list pada cold bins meliputi :

Gradasi agregat. Perubahan gradasi dapat disebabkan karena perbedaan quari atau supplier. Jika terjadi perubahan gradasi agregat maka harus dilakukan pembuatan JMF kembali.

Kondisi dari tiap cold bins. Pencampuran agregat antar bin yang berdekatan dapat dicegah dengan membuat pemisah yang cukup dan pengisian tidak berlebih.

Kalibrasi bukaan cold bins. Bukaan cold bins. Bukaan cold bins kadang-kadang tersumbat jika agregat halus

basah, agregat terkontaminasi tanah lempung, atau penghalang lain yang tidak umum seperti batu dan kayu.

Kecepatan conveyor dan pengontrolan aliran agregat dan membuang material yang tidak perlu.

b. DryerDari cold bins agregat dibawa ke dryer yang mempunyai fungsi : (1) menghilangkan kandungan air pada agregat, dan (2) memanaskan agregat sampai suhu yang disyaratkan. Check list yang diperlukan pada bagian ini meliputi :

Alat pengukur suhu. Pemeriksaan suhu pemanas. Pemeriksaan kadar air secara cepat ; ambil contoh secukupnya, kemudian lewatkan

cermin yang kering, atau spatula diatas agregat tersebut. Amati jumlah kadar air yang mengembun pada permukaan cermin atau spatula.

Page 3: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

c. Hot ScreenSetelah agregat dikeringkan dan dipanaskan, agregat diangkat dengan hot elevator untuk disaring dengan saringan bergetar dan dipisahkan dalam beberapa ukuran. Saringan pertama dengan ukuran terbesar berfungsi membuang agregat yang oversize.

Umumnya pada proses penyaringan ini terjadi pelimpahan agregat, misalnya yang semestinya masuk ke hot bin I tertapi terbawa ke hot bin II. Pelimpahan ini pada kondisi normal terjadi kurang dari 5 % dan cenderung konstan sehingga tidak terlalu mengganggu kualitas produksi. Akan tetapi prosentase tersebut dapat bertambah jika lubang saringan tertutup agregat, kecepatan produksi ditambah sehingga agregat yang disaring bertambah sementara efisiensi operasi penyaringan tetap, agregat halus basah sehingga pada saat pengeringan dan pemanasan agregat halus tersebut akan menggumpal dan masuk ke hot bin yang tidak semestinya. Kemungkinan lain adalah lubang-lubang pada saringan sudah ada yang rusak, sehingga beberapa agregat masuk ke hot bin yang tidak semestinya.

Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan gradasi dan kadar aspal secara serius. Check list yang perlu dilakukan pada bagian ini adalah : Pengecekan harian secara visual pada kebersihan dan kondisi saringan.

d. Hot BinsJika agregat halus masih menyisakan kadar air ( karena burner / dryer kurang baik ) setelah pemanasan, maka agregat yang sangat halus ( debu ) akan menempel dan menggumpal pada dinding hot bin dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersbut dapat menyebabkan perubahan kecil pada gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 200 ( 0,075 mm ).

e. Weigh HopperPada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika keseimbangan waktu pencapaian berat hot bin sulit tercapai, maka operator harus membuang agregat tersebut dan melakukan pengecekan aliran material mulai dari cold bin. Akan tetapi jika ketidak seimbangan waktu tersebut dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akan terjadi penyimpangan gradasi akibat proporsi masing-masing hot bin tidak sesuai. Check list yang dilakukan pada bagian ini adalah :

Kalibrasi timbangan, termasuk timbangan aspal. Weigh box tergantung bebas Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP.

f. PugmillDalam pugmill terjadi dua jenis pencampuran, yaitu pencampuran kering dan pencampuran basah ( setelah ditambah aspal ). Lamanya pencampuran kering diusahakan sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau 2 detik.

Pencampuran basah juga diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari degradasi dan oksidasi. Jika agregat kasar ( tertahan saringan No. 4 ) telah terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan, karena dapat dipastikan agregat halus juga telah terselimuti aspal ( ASTM D 2489, derajat penyelimutan aspal dilihat dari agregat yang tertahan No. 4 ).

Page 4: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Umumnya waktu pencampuran kurang dari 30 detik. Check list yang dilakukan pada bagian ini adalah :

Temperatur aspal ( pada tangki aspal ) Lamanya pencampuran Tampak visual campuran yang keluar dari pugmill. Apakah campuran merata,

terselimuti aspal, aspal menggumpal, atau pugmill bocor.

II.4. Pemeriksaan Hasil Produksi Campuran Panas

Pemeriksaan terhadap hasil produksi sangan diperlukan untuk mengetahui secara dini penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat diperbaiki dengan segera. Penyimpangan dan penyebabnya dipresentasikan pada table 1.

Page 5: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Tabel 1. Penyimpangan Produksi Campuran panas dan Kemungkinan Penyebabnya

Agg

rega

tes

too

wet

Inad

equa

te B

unke

r S

epar

atio

n

Agg

rega

te F

eed

Gat

es n

ot P

rope

rly

Set

Ove

r-R

ated

Dry

er C

apac

ity 

 Dry

er s

et T

oo S

leep

 Im

prop

er D

yer

Ope

rati

on

 Tem

p. I

ndic

ator

Out

of

Adj

ustm

ent

 Agg

rega

te T

empe

ratu

r T

oo H

igh

 Wor

n O

ut S

cree

ns

 Fau

lty

Scr

een

Ope

rati

on

 Bin

Ove

r lo

ws

Not

Fun

ctio

ning

Lea

ky B

ins 

 Seg

rega

tion

of

Agg

rega

te in

Bin

s

 Car

ryov

er i

n B

ins

D

ue t

o O

verl

oadi

ng

Scr

eens

Agg

rega

te S

cale

s O

ut o

f A

djus

tmen

t  

 Im

prop

er W

eigh

ing

 Fee

d of

Min

eral

Fil

ler

Not

Uni

form

Insu

ffic

ient

Agg

rega

tes

in H

ot B

ins

 Im

prop

er W

eigh

ing

Seq

uenc

es

 Ins

uffi

cien

t A

spha

lt

Too

Muc

h A

spha

lt 

 Fau

lty

Dis

trib

utio

n o

f A

spha

lt to

Agg

rega

tes

 Asp

halt

Sca

les

Out

of

Adj

ustm

ent

 Asp

halt

Met

er O

ut o

f A

djus

tmen

t

Und

ersi

ze o

r O

vers

ize

 Bat

ch

 Mix

ing

Tim

e N

ot P

rope

r

 Im

prop

erly

Set

or

Wor

n P

addl

es

 Fau

lty

Dum

p G

ate

 Asp

halt

an

d

Agg

rega

te

Fee

d

Not

S

ynch

roni

zed

 Occ

asio

nal D

ust S

nake

dow

n in

Bin

s

Irre

gula

r P

lant

Ope

rati

on

 Fau

lty

Sam

plin

g

Types of Deficiencies That May Be

Encountered in Producing Plant Mix

Paving Mixtures

A B B A A A B C B B B C AAsphalt Content Does Not Check Job Mix Formula

A A B B B B A A B B B A B B B C B AAggregate Gradation Does Not Check Job Mix Formula

A A B B B A A B B B A B B C B A Encessive Fines in Mix

A A A A A A AUniform Temperaturs Difficult to Maintain

B B B BTruck Weights Do Not Check Batch Weights

B B A A B C B B CFree Asphalt on Min. in Truck

B BFree Dust on Min. in Truck

A A A A A A A B C B B B C ALarge Aggregate Uncoated

B B A A A B B B A B A B C B B B C B AMixture in Truck Not Uniform

B A B B B AMixture in Truck Fat on One side

A A A B C B C AMixture Fiallens in Truck

A A A A A Mixture Burned

A A A A A B A B C B C AMixture Too Brown or Gray

B B B A A A B C B C A Mixture Too Fat

A A A AMixture Smokes in Truck

A A A A A AMixture Steams in Truck

A A A A A AMixture Appears Dull in Truck

Page 6: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Pemeriksaan temperatur merupakan hal penting pada setiap proses produksi campuran panas. Dengan cara visual temperatur campuran panas dapat diamati di atas dump truck. Jika berasap biru berarti terjadi overheating ( terlalu panas ), dan jika menggumpal atau tidak uniform berarti underheating ( kurang panas ).

Meskipun telah dilakukan pemeriksaan secara visual, pemeriksaan dengan alat juga harus dilakukan. Pemeriksaan tersebut meliputi :

Pemeriksaan temperatur diatas dump truck. Pengambilan sample untuk pengujian sifat-sifat fisik campuran ( ekstraksi, analisa

saringan, Marshall, kepadatan, dll ). Umumnya pemeriksaan tersebut dilakukan tiap 200 ton produksi atau minimum 1 kali dalam satu hari.

( Metoda pengambilan contoh uji dan pengujiannya, dijelaskan pada makalah yang lain ).

II.5. Cheek List di Base Camp

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka hal-hal utama yang perlu dicek dan diperhatikan dalam pengendalian mutu di Base Camp adalah sebagai berikut :

1. Laboratorium Kalibrasi alat Kesesuaian dimensi dan persyaratan alat Metoda sampling, frekwensi, volume dan prosedur pengujian

2. Stockpile Kebersihan agregat Segragasi dan degradasi Perubahan gradasi karena quari atau suplier berubah Mineral filler dijaga tetap kering

3. Cold Bin Kalibrasi bukaan cold bin Kelengkapan cold bin, seperti penggetar untuk tipe vibratory Pemisah antar cold bin agar agregat tidak bercampur ( degradasi ) Kontinuitas aliran material

4. Dryer, screen, hot bins, weigh hopper, pugmill, tangki aspal Kalibrasi pengukur suhu pada dryer, tangki aspal, dan pencampur Kalibrasi timbangan agregat dan aspal Kotak penimbang ( weigh box ) tergantung bebas Kebersihan dan kondisi saringan Pemeriksaan temperatur di dryer, tangki aspal dan pencampur Pemeriksaan kadar air agregat setelah dipanaskan ( terutama musim hujan ) Kontrol penimbang agregat dan aspal Lama pencampuran Pengamatan visual terhadap hot mix di atas dump truck

5. Pemeriksaan rutin harian

Page 7: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Metoda sampling, frekwensi, volume dan prosedur pengujian

II.6. Sistem Jaminan Mutu di Base Camp

Untuk menjamin mutu hot-mix yang keluar dari Base Camp telah sesuai dengan persyaratan maka paling sedikit dilakukan hal-hal sebagai berikut :

Tersedianya dokumen kontrak, prosedur pengujian dengan form-formnya. Sertifikat kalibrasi dan masa berlakunya Check list pengendalian mutu di Base Camp (seperti sub bab 2.5). Diisi oleh teknisi, di

periksa oleh atasannya (engineer) dan disahkan oleh owner. Check list yang telah diisi disimpan sebagai bahan masukan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pembayaran.

Hasil-hasil pengujian harian yang telah ditandatangani ketiga pihak. Penyimpanan dan penandaan / identifikasi contoh uji. Site instruction dan memo / surat teguran. Risalah – risalah rapat.

III. PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGANIII.1.Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan yang harus dilakukan adalah :

1. Penyiapan dan Pemeriksaan Permukaan Jalan LamaCampuran beraspal panas umumnya dihampar diatas lapis beraspal atau diatas lapis pondasi agregat. Sebelum Kontraktor melakukan penghamparan, maka harus ada ’request’ terlebih dahulu. Dengan dasar request tersebut dilakukan pengecekan-pengecekan terhadap kesiapan permukaan. Request dapat ditolak jika kesiapan permukaan yang akan dilapis dinilai belum memadai.

Jika akan dihampar diatas lapis beraspal maka harus dilakukan pengecekan terhadap lapis beraspal tersebut, yang meliputi :

Lubang, cutting dan deformasi harus sudah diperbaiki. Metoda perbaikan yang umum dipakai adalah dengan membuat lubang persegi empat dengan luas yang cukup meliputi daerah yang mengalami kerusakan tersebut. Sisi-sisi persegi empat harus tegak. Bentuk persegi empat dengan sisi yang tegak (ditambah lapisan ikat) dimaksudkan untuk menguatkan ikatan antara campuran beraspal yang baru dengan yang lama. Kedalaman disesuaikan dengan kerusakan.

Untuk area yang luas, akan lebih efektif menggunakan Cold Milling. Alat ini akan menggaruk perkerasan lama dengan kedalaman maksimum sampai 15 cm dan lebar 1,5 m tergantung tipe alat.

Pemeriksaan kerataan permukaan dan kemiringan melintang jalan. Jika diperlukan dapat dilakukan pekerjaan leveling terlebih dahulu. Pekerjaan leveling akan lebih optimal jika dilakukan dalam beberapa lapisan, sehingga penurunan setelah pemadatan dapat diketahui dengan baik.

Page 8: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Untuk penghamparan diatas lapis pondasi agregat, harus diperhatikan hal-hal sebagai beikut :

Kepadatan lapis pondasi sesuai persyaratan. Kerataan permukaan lapis pondasi bawah toleransi yang diijinkan. Permukaan bebas dari kotoran seperti tanah lempung, debu, plastik, dan lain-lain.

2. Penyesuaian Permukaan UtilitasSebelum pekerjaan penghamparan campuran beraspal, harus dicek elevasi permukaan utilitas yang terkait, seperti manhole, catch basin, dan lainnya. Diusahakan tidak terjadi pekerjaan dua kali, misalnya manhole telah di overlay. Kemudian dibongkar lagi untuk menaikkan permukaan manhole dan lubang disekitarnya ditambal.

3. Pengendalian elevasi horizontal dan vertikal Pengendalian elevasi horizontal dan vertikal dilakukan dengan membuat patok ketinggian atau dengan kawat memanjang. Pada peralatan yang baru, alat penghampar / finisher telah dilengkapi dengan automatic level. Dengan alat tersebut pengendalian elevasi arah memanjang diarahkan dengan kabel/kawat yang telah ditentukan elevasinya.

4. Pemberian Prime Coats dan Tack CoatsPrime Coats adalah lapisan ikat yang diletakkan diatas lapis pondasi agregat, sedangkan Tack Coats diletakkan diatas lapis beraspal. Prime Coats umumnya dilaksanakan dengan aspal yang mempunyai waktu pengeringan sedang ( medium curing cutback asphalt ), untuk memberi waktu lapis ikat tersebut meresap dengan baik ke lapis pondasi agregat. Kegunaan dari Prime Coats adalah :

Memberi daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran beraspal. Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan (sebelum

dilapis dengan campuran beraspal). Menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca, khusunya hujan.

Kuantitas Prime coats yang digunakan sangat tergntung pada jenis aspal yang digunakan umumnya berkisar 1 lt/m2. Lama waktu pengeringan kira-kira 24 jam, meskipun demikian kadang-kadang terdapat prime coat yang berlebih. Prime coats yang berlebih dapat mengakibatkan bleeding, untuk itu pada daerah yang berlebih ditabur dengan pasir dan kemudian pasir yang telah dilekati aspal dibuang.

Tack coat mempunyai kegunaan memberi daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan dipasang pada permukaan yang kering. Tack coat umumnya dipasang pada hari yang sama dengan penghamparan campuran beraspal. Meskipun demikian tidak diperkenankan melakukan overlay pada saat tack coat masih basah.

Untuk memperoleh hasil yang merata sebaiknya digunakan asphalt distributor. Sebelum pemakaian diuji coba terlebih dahulu ( sudut nozzle, ketinggian, kecepatan kendaraan ) sehingga diperoleh ketebalan yang sesuai dengan persyaratan.

Pengendalian mutu dilakukan dengan meletakkan karton persegi empat yang telah diketahui beratnya. Karton diletakkan diatas permukaan dan kemudian dilewati

Page 9: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

oleh asphalt distributor/sprayer. Berat karton dengan lapis ikat dikurangi berat karton semula merupakan berat lapis ikat per m2. ( jika luas karton 1 m2 ).

III.2.Paving Equipment

Untuk pekerjaan pelapisan campuran beraspal diperlukan

1. FinisherSecara garis besar bagian-bagian yang terdapat pada finisher adalah sebagai berikut :

Power UnitUntuk menjamin peralatan berfungsi dengan baik, beberapa item harus dicek, yaitu sebagai berikut :

– Roda atau tracks ( rantai baja ); jika finisher menggunakan roda karet, maka tekanan roda harus diperiksa dan sama untuk setiap roda. Jika menggunakan tracks harus terpasang dengan baik dan tidak terlalu kencang. Tekanan roda yang kurang atau pemasangan tracks yang kurang kencang dapat mengganggu pergerakan finisher dan berakibat hasil penghamparan tidak merata.

– Mesin, Hopper, Flow gates ; Kontraktor harus menjamin bagian ini bekerja dengan baik, untuk mencegah kerusakan ditengah jalan dan menjaga kontinuitas aliran campuran beraspal.

Screed UnitBagian ini mempunyai dua fungsi utama yaitu ; (1) penghamparan campuran beraspal dengan tebal dan kerataan yang sesuai, dan (2) memberikan pemadatan awal.

Bagian-bagian dari unit ini adalah; screed tow arms, screed plate, heating unit, tamping bars atau vibratory.

– Heating unit ; Screed dilengkapi dengan pemanas yang berfungsi memanaskan screed plate pada awal operasi. Jika screed plate tidak dipanaskan pada awal operasi, maka hasil penghamparan campuran beraspal akan tampak kasar dan bertekstur terbuka, seperti halnya campuran yang terlalu dingin.

– Tamping bars type ; memadatkan dan menyalurkan campuran beraspal ke screed plate untuk memperoleh ketebalan yang diinginkan.

– Vibratory type ; operasinya mempunyai prinsip yang sama dengan tamping bar, kecuali usaha pemadatannya dihasilkan dari electric vibrators. Frekuensi dan amplitude harus diatur sesuai dengan jenis paver, ketebalan, kecepatan dan karakteristik campuran beraspal.

2. Dump TruckDump truck yang digunakan dapat berupa single axle atau tandem axle, prinsip yang penting pada saat campuran beraspal di tumpahkan ( dumping ) ke finisher adalah :

Pada saat dumping, dump truck tidak mendorong finisher. Pengisian tidak berlebih atau berceceran. Jika memungkinkan dump truck didorong

oleh finisher sambil menurunkan muatannya secara perlahan. Untuk itu roda finisher sebaiknya berupa rantai baja dan mempunyai kekuatan dorong yang cukup.

Page 10: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

III.3.Pemeriksaan Campuran Beraspal Panas saat Diterima Di Lapangan

Yang perlu dilakukan saat campuran beraspal panas diterima di lapangan adalah :

1. Pemeriksaan Surat pengiriman / TiketSurat pengiriman atau lebih dikenal dengan istilah tiket, merupakan arsip yang penting untuk pengendalian kuantitas dan kualitas. Pada umumnya pada tiket tercantum informasi-informasi seperti ; nama proyek, nomor urut pengiriman, waktu keberangkatan dari base camp, temperatur, dan berat campuran beraspal. Dari tiket tersebut dapat diperkirakan waktu perjalanan dari base camp ke lapangan. Jika waktunya terlalu lama maka pengecekan temperatur harus dilakukan dengan teliti, terlebih lagi jika bak dump truck tidak ditutup dengan terpal. Jika temperatur di lapangan lebih rendah dari persyaratan, maka isi dump truck tersebut harus direject dan dibuang di luar proyek. Demikian juga jika temperatur terlalu tinggi. Check list yang diperlukan pada bagian ini adalah :

Cek waktu pengiriman. Cek temperatur

2. Pemeriksaan Campuran Beraspal Panas Secara VisualBeberapa indikasi dari penyimpangan campuran beraspal dapat dilihat secara visual, seperti berikut ini :

Berasap biru ; asap biru yang keluar dari campuran beraspal diatas dump truck atau terlihat pada hopper mengindikasikan terjadinya overheating. Pengukuran temperatur dengan alat pengukur suhu harus segera dilakukan. Jika memang terjadi overheating maka campuran beraspal tersebut harus direject.

Campuran beraspal tampak kaku ; tampak visual campuran beraspal yang kaku mengindikasikan campuran tersebut telah dingin. Temperatur campuran beraspal segera dicek dengan alat pengukur suhu.

Permukaan campuran beraspal di dump truck tampak rata ; pada umumnya permukaan campuran beraspal diatas dump truck membentuk bukit. Jika permukaan tersebut terlihat rata, maka kemungkinan campuran beraspal kelebihan aspal atau kadar air. Pemeriksaan secara lebih detail harus dilakukan.

Campuran beraspal tampak kering / berwarna coklat ; campuran yang mengandung terlalu sedikit aspal biasanya tampak kering dan berwarna kecoklatan.

Campuran beraspal beruap ; campuran beraspal masih mengandung kadar air. Kelebihan kadar air juga akan menyebabkan campuran beraspal terlihat seperti kelebihan aspal.

Segregasi ; segregasi mungkin terjadi akibat kesalahan penanganan. Terkontaminasi ; campuran beraspal dapat terkontaminasi solar yang disemprotkan

pada dasar bak dump truck. Campuran beraspal juga dapat terkontaminasi plastik atau lainnya.

3. Perkiraan Panjang penghamparanPanjang penghamparan dapat diperkirakan dengan perhitungan sederhana, sebagai contoh : isi truck 15 ton campuran beraspal, lebar penghamparan 3 m dan tebal penghamparan 0,04 m. berat isi campuran baraspal 2,3 t/m3. Maka panjang hamparan adalah :

Page 11: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Berat (ton) = 3 x 0,04 x 1 x 2,3 atau L (m) = 15 / ( 3 x 0,04 x 2,3 ) = 54 m

III.4.Prosedur Penghamparan

1. Koordinasi antara Base Camp dengan LapanganKeseragaman dan kontinuitas penghamparan akan memberikan kualitas perkerasan yang baik. Untuk menjaga kontinuitas penghamparan maka diperlukan koordinasi antara lapangan dengan base camp. Misalnya selang waktu pengiriman yang berlalu lama akan menyebabkan sambungan kurang baik karena campuran beraspal yang dihampar sudah dingin. Sebaliknya jika dump truck yang dikirim terlalu cepat akan menyebabkan terjadi antrian dump truck di lapangan. Selama menunggu kemungkinan terjadi penurunan suhu. Koordinasi yang baik dapat dilakukan jika di lapangan tersedia alat komunikasi. Dengan alat komunikasi tersebut, hal-hal penting lainnya juga dapat diinformasikan dengan segera seperti akan turun hujan, ada kemacetan lalu-lintas dan lain sebagainya.

2. Pengaturan Tebal dan Lebar PenghamparanJika diperlukan screed / perubahan ketebalan, maka harus dialakukan secara bertahap. Jika diperlukan penambahan lebar penghamparan, maka pada bagian pelebaran tersebut harus terjangkau screw untuk menghindari terjadinya segregasi.

3. Pekerjaan ManualPekerjaan manual dengan penebaran hanya boleh dilakukan jika penghamparan dengan alat finisher sulit atau tidak bisa dilakukan dengan baik. Penebaran dengan tangan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya segregasi.

4. Pemeriksaan hasil penghamparan Temperatur ; temperatur campuran beraspal harus diperiksa pertama kali diatas

dump truck. Tekstur permukaan ; tekstur yang kurang baik dapat disebabkan oleh campuran

beraspal terlalu dingin, jika terjadi pada awal penghamparan kemungkinan screed tidak dipanaskan, pengaturan tamping bar yang tidak tepat juga dapat mengakibatkan tekstur kurang baik. Campuran beraspal yang masih mengandung kadar air akan berprilaku seperti campuran yang telah dingin atau seperti campuran yang kelebihan kadar aspal.

Kerataan permukaan ; penghamparan yang tidak kontinyu dapat menyebabkan permukaan tidak rata pada sambungan. Gradasi yang tidak sesuai, perubahan kecepatan penghamparan, dan dorongan dari dump truck juga dapat menyebabkan permukaan tidak rata.

Kemiringan melintang dan memanjang ; kemiringan melintang dan memanjang harus diperhatikan terlebih pada daerah tikungan. Penyebaran campuran beraspal pada tepi dan tengah harus merata, sehingga saat pemadatan akan diperoleh penurunan yang seragam.

Sambungan melintang ; pada prinsipnya sambungan melintang harus dibuat tegak. Metoda yang dilakukan dapat berupa, pemotongan sambungan sebelum dimulainya penghamparan, atau dengan menaruh kertas pada bagian sambungan. Pada saat penghamparan kembali, maka kertas tersebut diambil sehingga diperoleh sambungan yang tegak.

Page 12: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Sambungan memanjang ; seperti halnya sambungan melintang, maka sambungan memanjang harus dibuat tegak. Umumnya dipakai kayu atau baja siku untuk membentuk sambungan tersebut.

Tipikal problem pada saat penghamparan ; table 2 berikut ini memberikan gambaran mengenai penyimpangan dan penyebabnya saat penghamparan campuran beraspal.

Page 13: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Tabel 2. Penyimpangan dan penyebabnya yang Teramati Saat Penghamparan.

Insu

ffic

ient

of

Non

-Uni

form

Tac

k C

oat

Impr

oper

ly C

ured

Pri

me

or T

ack

Coa

t

Mix

ture

too

Coa

rse

Exc

ess

Fin

es in

Mix

ture

Insu

ffic

ient

Asp

halt

Exc

ess

Asp

halt

Impr

oper

ly P

ropo

rtio

ned

Mix

ture

Uns

atis

fact

ory

Bat

ches

in L

oad

Exc

ess

Moi

stur

e in

Mix

ture

Mix

ture

Too

Hot

or

Bur

ned

Mix

ture

Too

Col

d

Poo

r S

prea

der

Ope

rati

on

Spr

eade

r in

Poo

r C

ondi

tion

Exc

essi

ve M

oist

ure

in S

ubso

il

Exc

essi

ve P

rim

e C

oat o

r T

ack

Coa

t

Exc

essi

ve H

and

Rak

ing

Lab

or C

arel

ess

or U

nski

lled

Exc

essi

ve S

egre

gara

tion

in

Lay

ing

Ope

rati

ng F

inis

hing

Mac

hine

Too

Fas

t

Types of Pavement ImporfectionsThat May Be Encountered In

Laying Plant MixPaving Mixtures

X X X X Bleeding

X X X Brown. Dead Appearance

X X X X X Rich or Fat Spots

X X X X X X X X X X X Poor Surface Texture

X X X X X X X X X X X X Rough Uneven Surface

X X X X X X X X X X Honeycomb or Raveling

X X X X X X X Uneven Joints

X X X X X Roller Marks

X X X X X X X X X X Pushing or Waves

X X X X Cracking ( Many Fine Cracks )

X Cracking ( Large Long Cracks )

X X X X X Rocks Broken by Roller

X X X X X X X X X Tearing of Surface During Laying

X X X X X X X X X Surface Slipping on Base

Page 14: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

III.5.Prosedur Pemadatan

1. Prinsip Pemadataan

Pada ssat pemadatan terjadi 3 gaya utama, yaitu gaya tekan alat pemadat, gaya tahan pada campuran beraspal yang baru dihampar, dan gaya tahan pada lapisan di bawahnya yang telah stabil ( lapis pondasi agregat atau existing lapis beraspal ). Untuk memperoleh pemadatan yang baik, maka gaya tahan lapisan yang telah stabil harus seimbang dengan gaya tekan alat pemadat. Atau dengan kata lain campuran beraspal seolah-olah mendapat gaya tekan dari atas dan bawah. Jika lapisan yang stabil ( lapis pondasi agregat atau existing lapis beraspal ) belum cukup padat maka kepadatan campuran beraspal kemungkinan tidak akan tercapai sesuai persyaratan.

2. Factor yang mempengaruhi kemudahan pemadatanFactor-faktor yang mempengaruhi kemudahan pemadatan adalah sebagai berikut :

Sifat-sifat campuran ( agregat, aspal dan temperatur ); tekstur dan bentuk agregat sangat mempengaruhi kemudahan pemadatan, sabagai contoh penambahan pasir alam akan memudahkan pemadatan. Aspal bersifat sebagai pelumas, pada suhu yang dingin aspal kurang encer ( lebih viscous ). Maka aspal dengan viskositas yang tinggi akan relatif lebih sulit dipadatkan. Kadar aspal juga mempengaruhi kemudahan pemadatan, kadar aspal yang tinggi relatif lebih mudah dipadatkan. Pengaruh temperatur ada hubungannya dengan viskositas aspal, untuk viskositas aspal yang berbeda maka berbeda juga temperatur pemadatannya. Pemadatan pada temperatur yang tidak sesuai dapat menyebabkan retak rambut.

Kondisi lingkungan; kelembaban, kecepatan angin dan temperatur lingkungan mempengaruhi kecepatan penurunan temperatur campuran beraspal.

Ketebalan lapisan ; semakin tebal lapisan campuran beraspal maka pemadatannya relative semakin sulit ( diperlukan usaha yang relative lebih ).

3. Alat pemadatAlat Pemadat yang digunakan untuk memadatkan campuran beraspal panas adalah : Tandem roda baja; digunakan untuk pemadatan awal ( breakdown rolling ) atau

pemadatan akhir ( finish rolling ). Untuk pemadatan akhir harus digunakan tandem dengan berat 8 – 10 ton.

Roda karet ( pneumatic – tired ); digunakan untuk intermediate rolling. Gambar 9 memperlihatkan distribusi gaya yang dihasilkan oleh alat ini. Alat pemadat ini merupakan alat pemadat utama dalam pemadatan campuran beraspal. Kepadatan campuran beraspal diperoleh setelah beberapa kali lintasan, jumlah lintasan sesuai dengan hasil percobaan pemadatan. Tekanan roda berkisar 483 – 517 kPA saat dingin dan 620 kPA saat panas.

4. Prosedur pemadatanPemadatan campuran beraspal dilakukan dalam tiga operasi yang terpisah, seperti berikut ini :– Pemadatan awal ( breakdown rolling ) ; menggunakan pemadat besi atau pemadat

roda karet. Dimulai kurang lebih 0 – 10 menit setelah penghamparan.– Pemadatan utama ( main rolling ); menggunakan pemadat roda karet. Dimulai

kurang lebih 5 – 15 menit setelah penghamparan.

Page 15: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

– Pemadatan akhir ( finished rolling ); menggunakan pemadat besi. Dimulai tidak lebih dari 45 menit setelah penghamparan.

Terdapat dua cara pemadatan berdasarkan ketebalan dari lapisan yang dipadatkan :a. Pemadatan pada campuran beraspal yang tipis ( kurang dari 5 cm )

Urutan cara pemadatannya adalah sebagai berikut :– Sambungan melintang– Ujung tepi– Breakdown rolling mulai dari daerah yang terendah– Intermediate rolling mulai dari daerah yang terendah– Finished rolling

b. Pemadatan pada campuran beraspal yang tebal ( kurang dari 10 cm )Urutan pemadatannya adalah sebagai berikut :– Sambungan melintang– Breakdown rolling mulai dari 30 – 40 cm dari tepi yang lemah– intermediate rolling mulai dari daerah yang terendah– finished rolling

5. Pemeriksaan Hasil Pemadatan Tekstur permukaan; penyimpangan pada tekstur permukaan dapat disebabkan

karena kesalahan pencampuran, penanganan, penghamparan atau pemadatan Kerataan permukaan; kerataan permukaan diukur dengan straight edge 4 meter.

Tolerasi yang diijinkan sesuai persyaratan. Density; pengukuran kepadatan lapangan dilakukan tiap 200 m dengan alat

coredrill. Hal yang penting dalam pengujian kepadatan adalah waktu penimbangan. Apakah cukup didiamkan 1 malam. Menurut prosedur penimbangan baru dilakukan setelah benda uji mempunyai berat konstan.

III.6.Cheek List di Lapangan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka hal-hal utama yang perlu dicek dan diperhatikan dalam pengendalian mutu di lapangan adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan persiapan Kesiapan permukaan ( lubang telah ditambal dan lain-lain ) Kerataan ( bila perlu dilevelling terlebih dahulu ) Lapis di bawahnya telah memenuhi persyaratan ( kepadatan dan kerataan ) Prime coats atau tack coats

2. Peralatan penghampar dan pemadat Finisher dalam kondisi baik Alat pemadat tersedia dan dalam kondisi baik

3. Pemeriksaan campuran beraspal di lapangan

Temperatur Tampak visual

4. Pemeriksaan saat penghamparan Tekstur

Page 16: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc

Kerataan dan kemiringan ketebalan

5. Pemeriksaan saat pemadatan Urutan pemadatan Temperatur masing – masing bagian pemadatan Jumlah passing masing – masing bagian pemadatan Pembersih pada roda ( keset, disemprot minyak, dll )

6. Pemeriksaan hasil pemadatan Tekstur Kerataan dan kemiringan Ketebalan dan kepadatan

III.7. System Jaminan Mutu di LapanganUntuk menjamin mutu campuran beraspal panas di lapangan telah sesuai dengan persyaratan maka paling sedikit dilakukan hal-hal sebagai berikut:

Check list pengendalian mutu dilapangan ( seperti sub bab 3. 6. ). Diisi oleh teknisi, di periksa oleh atasannya ( engineer ) dan disahkan oleh owner. Checklist yang telah diisi disimpan sebagai bahan masukan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pembayaran.

Penyimpanan dan penandaan / identifikasi contoh uji.

Site instruction dan memo/ surat teguran.

Page 17: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc
Page 18: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc
Page 19: PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU CAMPURAN ASPAL PANAS.doc