PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA...
Transcript of PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA...
PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)
BMT RAMA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada STAIN Salatiga
Untuk memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan
Studi Strata DIII Perbankan Syariah
Disusun Oleh :
Nama : Ardhi Kusuma Wardana
Nim : 20108043
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2011
PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)
BMT RAMA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada STAIN Salatiga
Untuk memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan
Studi Strata DIII Perbankan Syariah
Disusun Oleh :
Nama : Ardhi Kusuma Wardana
Nim : 20108043
PROGRAM STUDI
PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) eksemplar Salatiga,11 Agustus 2011
Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di _
Salalatiga
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
tugas akhir saudara :
Nama : Ardhi Kusuma Wardana
NIM : 20108043
Judul : Prosedur Pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA) Pada Koperasi Simpan
Pinjam Syarih (KSPS) BMT RAMA Salatiga.”
Dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.
Demikian untuk dijadikan periksa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing Tugas Akhir
Mochlasin, M.A
NIP. 19710923 200604 1 002
TUGAS AKHIR
PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA)
PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS)
BAITUL MAAL WATAMWIL (BMT) RAMA SALATIGA
DISUSUN OLEH
ARDHI KUSUMA WARDANA
NIM : 20108043
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 22 Agustus
2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sebutan A.Md.E.Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah)
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd ( )
Sekertaris Penguji : Benny Ridwan,M.Hum ( )
Penguji I : Drs.H.Alfred L.,M.Si ( )
Penguji II : Ilyas Muhmi ( )
Penguji III : Mochlasin, M.Ag ( )
Salatiga, 22 agustus 2011
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP.19580827 198303 1 002
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
- TIDAK ADA DAYA DAN UPAYA KECUALI DARI ALLAH.
- JIKA ALLAH BERKEHENDAK JADI MAKA JADILAH.
PERSEMBAHAN terimakasih
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia rahmat beserta hidayah-Nya tugas akhir ini saya persembahakan:
1. Kedua Ortuku, Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa dan kasih sayang. 2. Eyang dan Simbah terimakasih cucunya selalu di doakan. 3. Keluarga besarku yang selalu memberikan motifasi dan dukungan selama masa
kuliyahku. 4. De2k ku sayang yang memberikan semuanya. 5. Para sahabatku yang ada dikala suka maupun duka kita saling membantu. 6. Irfani terimakasih yang dengan ikhlas hampir selama 2 tahun menjadi
tumpangan berangkat dan pulang kuliyah. 7. Seluruh staf dan jajaran KSPS BMT Rama Salatiga, terima kasih atas semua
bantuanya. 8. Teman – teman Diploma III angkatan 2008 Perbankan Syariah. 9. Pihak-pihak yang telah mendoakan dan membantu.
ABSTRAK
ARDHI KUSUMA WARDANA (20108043) PROSEDUR PEMBIAYAAN BA’I
BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI SIMPAM PINJAM SYARIAH
(KSPS) BMT RAMA SALATIGA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana alur dan sistem
realisasi pembiayaan yang telah dilakukan pada KSPS BMT RAMA Salatiga,serta
untuk mengetahui kelebihan dari pembiayaanya.Permasalahan dalam penelitian
ini adalah bagaimana melakukan prinsip kehati-hatian dalam merealisir calon
nasabah pembiayaan, guna menanggulangi permasalahan yang akan menimbulkan
kredit macet. Maka dari upaya mengurangi resiko kredit macet di perlukan
berbagai langkah pemberian penbiayaan; di molai dari pengajuan permohonan
pembiayaan syarat-syarat administrasi, surve oleh petugas lapangan, kemudian
dikomitekan dengan manajer, proses pencairan pembiayaan. Dari pengamatan di
KSPS BMT RAMA Salatiga pembiayaan yang paling efektif diterapkan dengan
kategori nasabah kebanyakan adalah menggunakan produk Ba’i Bitsaman
Ajil.Simpulan dari penelitian ini bahwa produk Ba’i Bitsaman Ajil sangat cocok
dengan kriteria nasabah kebanyakan dan diterapkan dalam pembiayaan di KSPS
BMT RAMA, maka prosedur-prosedur dalam merealisir pembiayan faktor
penting guna meminimalkan penyebap kredit macet.
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan berkah rahmat serta hidayah-Nya dan semata-mata karena kehendak-
Nya penyusunan naskah tugas akhir ini dapat terselesaikan. Hal ini merupakan
karunia dan kebahagiaan yang tiada tara karena dengan kuasa-Nya penulis dapat
memenuhi salah satu gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah.
Banyak tantangan,hambatan, dan kesulitan yang kerap dihadapi penulis
setiap saat baik dalam masa persiapan, pelaksanaan, terlebih pada saat
penyusunan penulisan tugas akhir ini. Akan tetapi berkat bantuan, motifasi serta
bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung
akhirnya penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Berkenaan dengan penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa
banyak pihak yang yang membantu dalam penyelesaianya, maka dari itu penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Drs.Mubasirun,M.Ag selaku ketua jurusan Syariah.
3. Abdul Azis NP., M.M selaku Ketua Program Studi Diploma III Perbankan
Syariah.
4. Bapak Moclasin, M.Ag selaku Dosen pembimbing saya yang telah
memberikan banyak pengarahan, bimbingan, keikhlasan dalam penyelesaian
penulisan tugas akhir ini.
5. Faqih Nabhan, MM beserta Istri selaku manajer tempat magang yang
memberikan data sebagai bahan penulisan tugas akhir saya.
6. Semua staf KSPS BMT RAMA Salatiga, yang telah banyak menurunkan
ilmunya kepada saya.
7. Bapak dan Ibu dosen DII Perbankan Syariah yang mengampu saya selama
masa perkuliyahan.
8. Kedua Ortuku dan Keluarga besarku yang selelu memberikan doa restu serta
kasih sayang dan motifasi.
9. De2ku sayang yang memberikan semuanya.
10. Tak luput juga para sahabatku yang senasip seperjuangan, semua mahasiswa
DII Perbankan Syariah 2008.
11. Serta pihak-pihak lain yang membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.
Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan tugas akhir
ini penyusun menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan, oleh karena itu
penyusun mengharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
penulisan yang mendatang.
Akhirnya penulisan tugas akhir ini terselesaikan semoga bermanfaat bagi
penulis sendiri serta untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Salatiga , Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….…………..
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... iv
ABSTRAK ……………………………………………………………………… v
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 5
C. Tujuan ……………………………………………………… 5
D. Kegunaan ………………………………………………….. 6
E. Telaah Pustaka ……………………………………………... 6
F. Metode Penelitian …………………….................................. 9
G. Sistematika Penelitian …………………………….………. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan ………………………………..….. 13
B. Jenis Pembiayaan …………………………………………. 18
C. Prinsip Pembiayaan …………………………………….…. 20
D. Piutang Murabahah ……………………………………….. 23
E. Pengetahuan Ba’I Bisaman ajil …………………………… 26
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga …..……… 26
B. Sejarah Berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga …..……... 28
C. Lokasi KSPS BMT RAMA Salatiga …………………...…. 31
D. Tujuan KSPS BMT RAMA Salatiga ……………………... 31
E. Struktur Organisasi ……………………………………….... 32
F. Produk- produk KSPS BMT RAMA ……………………... 37
G. Ketentuan Simpanan Berjangka Mudharabah ………,,,,,,… 50
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan Murabahah BBA ………………..…. 78
B. Strategi Pembiayaan Pada KSPS BMT RAMA Salatiga ..… 83
C. Penanganan Pembiayaan Bermasalah KSPS BMT RAMA
Salatiga …………………………………………………….. 85
D. Cara Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah KSPS BMT
RAMA Salatiga …………………………………………… 86
E. Sangsi dan Denda …………………………………...…….. 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 93
B. Saran ……………………………………………………… 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Sedangkan Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah. Jika Perbankan Syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah
menyangkut kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Salah satu bank yang menggunakan prinsip
syariah adalah BMI Bank Muamalat Indonesia. BMI disinyalir merupakan
bank syariah pertama yang berdiri di Indonesia, sloganya BMI adalah
“pertama murni syariah”. (UU NO 21 Tahun 2008)
Islam sebagai sistem hidup (way of life), di dalamnya dibagi menjadi
tiga komponen penting, yakni akidah, syariah, dan akhlaq. Dua komponen
akidah dan akhlaq bersifat konstan, yakni tidak mengalami perubahan apa pun
dengan berbedanya waktu dan tempat. Lain hal dengan syariah, komponen
satu ini senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban
umat, yang berbeda-beda sesuai dengan masa rasul masing-masing (Syafi’I
Antonio, 2001: 4).
Hal ini diungkapkan dalam surat Al-Maa’idah 48,
Ï9e@ ä3Ï9 $oYù=yèy_ öNä3ZÏB Zptã÷ŽÅ° %[̀$yg÷YÏBur 4 ... “… untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan…”
Manajemen Bank Syariah tidak banyak berbeda dengan
manajemen Bank Konvensional, namun adanya landasan Syariah serta
dengan Peraturan Pemerintah tentang Bank syariah dalam UU NO 21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah tentu saja organisasi dan sistemnya
berbeda dengan Bank Konvensional. Didalam Bank Syariah terdapat
Dewan Syariah Nasional (DSN) yang bertugas mengawasi dan
mengarahkan lembaga-lembaga keuangan syariah untuk mendorong
penerapan prinsip syariah. Selain itu DSN juga berkewajiban memberikan
teguran terhadap lembaga-lembaga keuangan syariah yang melakukan
kesalahan/ menyimpang dari prinsip syariah. ( BI Petunjuk Pelaksanaan
Kantor Bank Syariah, 1999:22 ).
Pada perekonomian di Indonesia saat ini banyak sekali tingkat
penghasilan masyarakat yang tidak berimbang dengan angka kebutuhan
kehidupannya. Dengan kata lain ialah masih belum tercukupinya
penghasilan yang diperoleh masyarakat dengan kebutuhan hidupnya.
Maka dari itu para ahli ekonomi, perintah serta pengusaha perbankan
mencarikan solusi untuk mengentaskan angka kemiskinan di negeri
“gemah ripah loh jinawi” salah satunya adalah melalui kredit yang di
kucurkan oleh industri perbankan guna mendongkrak ekonomi
masyarakat.
Dengan negara yang mayoritas penduduknya menganut agama
Islam Indonesia merupakan wadah yang cukup potensial guna
mengembangkan perekonomian Islam menggunakan prinsip syariah. Salah
satu lembaga keuangan Syariah yang ada adalah Baitul Mall Watamwil
(BMT) yang mengandung dua artian baitul mall dan baitul tamwil. Baitul
Mall mempunyai arti Rumah Harta sedangkan Baitul Tamwil yang berarti
Rumah Pembiayaan. Yang dapat dijabarkan sebagai rumah harta lembaga
ini dapat mengelola dana yang berasal dari zakat, infaq, dan sodaqoh,
sebagai rumah pembiayaan diwujudkan dengan transaksi-transaksi
keuangan yang memiliki konsep Qordul hasan ( pinjaman kebijakan) yang
diambil dari dana ZIS.
Kehadiran BMT dalam dunia pemberdayaan masyarakat melalui
sistem simpan pinjam syariah dimaksudkan untuk mejadi alternatif dalam
jasa keuangan. Karena secara nama BMT telah melekat ciri sosial dan
bisnis. Salah satu produk pembiayaan yang dikeluarkan BMT RAMA
adalah BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) dan yang telah menjadi produk
pembiayaan andalan pada kebanyakan BMT. BMT RAMA bertujuan
untuk mewujudkan keluarga dan masyarakat disekitar BMT yang selamat,
damai dan sejahtera. Bukan semata-mata mencari keuntungan dan
penumpukan modal pada segolongan orang kaya saja, tetapi lebih
berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil, sesuai dengan
prinsip ekonomi islam. Dalam rangka mencapai tujuan dan agar
peranannya berjalan dengan maksimal, BMT RAMA berfungsi sebagai
lembaga yang mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi,
mendorong dan mengembangkan potensi serta kemampuan potensi
ekonomi anggota dan masyarakat daerah kerjanya.
Dengan berbekal modal awal, pengelola membuka kantor dan
menjalankan BMT RAMA, meningkatkan simpanan masyarakat dan
memberikan pembiayaan pada usaha mikro. Pembiayaan dengan
menggunakan bagi hasil sesuai dengan akad. Dari bagi hasil ini pengelola
membayar pula bagi hasil kepada penyimpan dana, diusahakan lebih besar
sedikit dibanding dengan bunga pada bank konvensional. Dengan
memberikan bagi hasil kepada para penabung dan penjelasan yang tepat
tentang visi, misi, tujuan dan usaha BMT RAMA kekayaan BMT RAMA
akan semakin bertambah diimbangi dengan pembiayaan pada usaha mikro
semakin banyak dan lancar. Kegiatan utama dari BMT adalah
mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada
masyarakat. Agar penyaluran dana berjalan dengan lancar sesuai dengan
tujuan maka dibuatlah prosedur realisasi pembiayaan sesuai SOP (Stadart
Operational Procedure).
Dari uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka saya mengambil judul Tugas Akhir (TA) “PROSEDUR
PEMBIAYAAN BA’I BITSAMAN AJIL (BBA) PADA KOPERASI
SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pejabaran yang di kemukakan dalam latar belakang
masalah, maka dapat menimbulkan rumusan masalah yang akan penulis
bahas adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) pada BMT
RAMA Salatiga?
2. Faktor apakah yang menjadi penyebab terjadinya masalah dalam
pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA) di BMT RAMA salatiga?
3. Bagaimana strategi penanganan pembiayaan produk Ba’i Bisaman Ajil
(BBA) yang bermasalah ?
4. Apa kelebihan produk Ba;i Bisaman Ajil (BBA) ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan dalam
rumusan masalah maka tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) di
KSPS BMT RAMA Salatiga.
2. Untuk mengetahui Faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah
pembiayaan BBA di KSPS BMT RAMA Salatiga.
3. Untuk mengetahui strategi penanganan pembiayaan Ba’i Bisaman Ajill
(BBA) yang bermasalah.
4. Untuk mengetahui keuntungan produk Ba’i Bisaman Ajil (BBA)
D. Kegunaan.
1. Bagi Penulis
a) Dengan dibuatnya tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman tentang Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) khususnya di BMT
RAMA Salatiga .
b) Mempraktekan teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.
c) Untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan program D3
Perbankan Syariah.
2. Bagi STAIN Salatiga
a) Memberikan kontribusi keilmuan sehingga dapat dijadikan
tambahan referensi perpustakaan STAIN salatiga.
b) Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi akademik
untuk STAIN mengenai BBA kususnya pada BMT RAMA
salatiga.
3. Bagi BMT RAMA Salatiga
Diharapkan penelitian ini dapat memberika solusi atas persoalan
mengenai produk bank syari’ah khususnya pembiayaan BBA pada
KSPS BMT RAMA Salatiga.
E. Telaah Pustaka
Menurut Luki Wijanarko pada TA tahun 2009 yang berjudul
“Pembiayaan BBA” Bai’tsaman Bin ajil” di BMT Al Mu’awanah
Beringin tahun 2008-2009” yang membahas tentang pengalokasian dana
BMT melalui pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Ba’i Bitsaman Ajil
(BBA). Aspek yamg mendasari di antaranya adalah aspek kuantitatif
gambaran tentang keadaan pembiayaan BBA di BMT Al Mu’awadah
beringin yang sangat selektif dalam pemilihan pemberian kredit guna
menghindari resiko kredit macet pada BMT itu.
Menurut Ida Fatmawati pada TA tahun 2005 yang berjudul “
Tinjauan Pembiayaan BBA Dalam Kaitanya Dengan Pendapatan BMT
Mujahirin Salatiga” yang menuliskan tentang aplikasi pembiayaan BBA
perhitungan bagi hasil BBA yang didapatkan dari menaikan harga barang
yang dijual dan selisih itulah yang diambil menjadi keuntungan bagi BMT
Mujahirin. Apabila pembiayaan BBA pada BMT Mujahirin Salatiga telah
benar-benar memakai prinsip syariah dan dapat dimaksimalkan maka
pendapatan BMT meningkat serta diikuti peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Menurut Burhanudin dalam buku terbitan tahun 2008 yang bejudul
“Hukum Perbankan Syariah Indonesia”, menuliskan beberapa langkah
yang bisa ditempuh dalam menyelesaikan persengketaan dalam perbankan
syariah, langkah Pertama adalah dengan cara musyawarah dan negosiasi
(syu,ura) atau koalisi (islah). Hal inilah merupakan langkah pertama yang
harus ditempuh, karena perbankan Syariah merupakan lembaga syariah
menerapkan prinsip kemitraan, sehingga persoalan penyelesaiannya
menpertimbangkan hubungan sosial. Apabila dalam musyawarah tidak
terjadi kesepakatan maka Bank dapat menggunakan jalur lain.
Halaman 15 dalam buku Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah,
dijelaskan bahwa dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 282, disebutkan
perintah Allah untuk melakukan pencatatan dalam setiap kegiatan
muamalah. Muamalah dalam hal ini meliputi kegiatan kerjasama usaha,
jual beli, hutang piutang, sewa menyewa dan sebagainya. Dalam ayat
tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah telah mengajarkan kepada umat
manusia untuk melakukan kegiatan pencatatan dalam kegiatan (transaksi).
Kegiatan pencatatan ini pada masa sekarang tidak lain adalah kegiatan
jurnal dalam siklus akuntansi. Perintah Allah untuk memenuhi panggilan
apabila diminta untuk bersaksi dapat ditafsirkan sebagai bentuk pelaporan.
Apabila diperhatikan maka ayat tersebut telah mengajarkan untuk
melakukan seluruh kegiatan siklus akuntansi mulai transaksi sampai
dengan pelaporan keuangan (Nabhan, 2008: 15).
Menurt Abdul Ghofur pada TA tahun 2010 yang berjudul
”Penanganan Pembiayaan Bermasalah di KSU Bisama Klumpit Salatiga ”
membahas tentang faktor penyebab pembiayaan bermasalah di KSU
bisama yang terjadi karena lemahnya pengamatan dan petugas marketing
yang merangkap pembiayaan dan penagihan, serta kelalaian dalam
penganalisaan calon kreditur. Maka yang terjadi dalam KSU Bisama
Klumpit adalah ketidakmampuan nasabah dalam membayar hutang. Dan
yang dilakukan KSU Bisama dalam menangani hal tersebut menggunakan
strategi receduling, reconditioning, restructuring, dan kombinasi.
Sedangkan pembiayaan yang macet akan disita jaminannya.
Menurut UUD No21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada
Bab 1 Ketentuan umum pasal 1 ayat 12 dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Sedangkan pada Bab 1 Ketentuan umum pasal 1 ayat 25 dalam Undang-
Undang yang dimaksud dengan Pembiayaan adalah penyediaan dana atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bi’tamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa.
F. Metode Penelitian
1. Penelitian.
Tipe penelitian penulisan TA (Tugas Akhir) ini adalah Deskriptif.
Maksud Deskriptif adalah penulisan yang menyajikan analisis
mengenai suatu objek dan menggambarkan secara sistematis dan
akurat mengenai bidang tertentu.
2. Jenis Pola yang Digunakan
Data yang digunakan dalam Penulisan ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data yang didapatkan penulis dari observasi yang dilakukan secara
langsung terhadap sumbernya.
b. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari dokumen atau buku-buku dan
sejenisnya yang terkait dengan topik penelitian penulis.
3. Teknik Pengunpulan Data
a. Observasi Langsung
Abservasi langung dilakukan dengan memberikan gambaran utuh
tentang keadaan KSPS BMT RAMA Salatiga.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung dengan
manajer KSPS BMT RAMA Salatiga untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai produk Ba’i Bitsaman Ajil. pada
bank tersebut.
c. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan media alat dokumenter, baik yang
berupa catatan maupun media dokumenter elektronik (camera,
camcorder) yang dimiliki KSPS BMT RAMA Salatiga.
G. Sistematika Penelitian
BAB I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari: Latarbelakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penulisa tugas akhir, telaah
pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini penulis mengemukakan pengertian
pembiayaan dan pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil ,
keunggulan produk tersebut.
BAB III : Laporan Objek
Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga
Dalam bab ini penulis mengambarkan secara umum tentang
objek penelitian antara lain: sejarah perkembangan KSPS
BMT RAMA salatiga, Usaha, visi dan misi bank, tujuan
didirikan KSPS BMT RAMA salatiga, struktur organisasi,
usaha yang dijalankan dan serta data tentang perkembangan
simpanan dan pembiayaan.
BAB IV : Analisa
Dalam bab analisis ini terdiri dari : strategi pemasan produk
Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) , prosedur dan penanganan
permasalahan yang timbul.
BABV : Penutup
Yang berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan
Berdasarkan UU NO 21 Tahun 2008. Yang di maksut dengan
pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berupa :
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalambentuk ijarah sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiyah bitamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam dan
istisna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan
e. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi
jasa.
Berdasarkan keputusan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau
UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai dan/atau diberi
fasilitas dana untuk mengembangkan dana tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan upah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Menurut UU NO 7 tahun 1992, yang dimaksut pembiayaan adalah
: penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil.
Pengertian pembiayan menurut Jhonson adalah kemampuan untuk
memperoleh barang atau jasa dengan memberikan janji akan
membayarkan sejumlah uang seketika diminta pembayarannya atau suatu
hari tertentu dikemudian hari (R. Latumaerissa, julius,1994:44)
Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah
kepada masyaarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang
telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana
(Muhammad, 2011:10)
Sedangkan PP NO 9 1995 tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh
koperasi, pengertian pinjaman adalah : “ penyediaan uang atau tagihan
atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau
kesepakakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang
mewajibkkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan.”
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau
kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota,
koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerima pembiayaan
itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak KSPS
BMT RAMA sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil
dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan
dana pembiayaan tersebut. (SOP KSPS BMT RAMA, 43 - 44)
Didalam lembaga keuangan terdapat dua aktivitas inti yaitu
pendanaan dan pembiayaan. Pendanaan merupakan aktivitas
pengumpulandana dari masyarakat, dapat berupa tabungan, investasi,
deposito. Sedangkan pembiayaan merupakan aktivitas penyaluran dana
kepada masyarakat. Pada lembaga keuangan pembiayaan merupakan
aktivitas utama karena dari pembiayaan yang berhasil disalurkan lembaga
keungan tersebut memperoleh pendapatan.
Adapun pembiayaan/ penyaluran dana dan pendanaan pada
lembaga keuangan baik Bank, Lembaga Keuangan, Koperasi,dll dapat
melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah
adalah : Prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenagan dalam
penetapan fatwa dibidang syariah. (UU NO 21 Tahun 2008: BAB 1)
Dewasa ini pengertian pemberian kredit disamping dengan istilah
pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah
pembiayaan yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip syariah. Dalam
bahasa sehari-hari kata kredi dapat diartikan memperoleh barang dengan
cara membayar dengan dicicil atau diangsur. Bisa juga memperoleh
pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan
cara mengangsur sesuai dengan perjanjian.(Muhammad Ridwan,
2004:163).
Dari semua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
kredit atau pembiayaan adalah : diperolehnya uang atau barang dan jasa
yang dapat di ukur dengan uang dengan suatu akad perjanjian
pengembaliannya dapat dilakukan di kemudian hari baik langsung dilunasi
atau dengan cara mengangasur atau sesuai pejanjian, dan biasanya
pengembalian tersebut disertai dengan sejumlah imbalan sesuai
kesepakatan.
Syariah bersifat komprehensif, yakni merangkum seluruh aspek
kehidupan, baik ibadah maupun muamalah. Di dalam muamalah inilah
sistem perekonomian umat muslim diatur melalui sebuah lembaga
keuangan. Menurut Kasmir, definisi lembaga keuangan adalah setiap
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan di mana kegiatannya baik
hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-
duanya, menghimpun dan menyalurkan dana. Dalam Islam, sebuah
lembaga keuangan harus dilaksanakan sesuai syariah yang pada prinsipnya
bebas dari riba, karena riba haram hukumnya.
Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah (2) : 279
bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? (#qçRsŒù'sù 5> ö�ys Î/ z̀ÏiB «! $# ¾Ï&Î!qß™ u‘ur ( bÎ)ur óOçFö6è? öNà6 n=sù â
¨ râäâ‘ öNà6 Ï9ºuqøBr& Ÿw šcq ßJÎ=ôàs? Ÿw ur šcq ßJn=ôàè? ÇËÐÒÈ
Yang artinya :
“maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiayanya dan tidak (pula) dianiaya”
Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro
syariah yang sudah tak asing lagi bagi kita. BMT sebagai mitra paling
dekat dengan para pengusaha kecil dan menengah, karena memang
keberadaannya adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka, agar lebih
memahami BMT perlu diketahui definisi dari BMT itu sendiri. Baitul
Maal Wattamwil terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut
tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan
penyaluran yang non-profit, sedangkan baitut tamwil sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Sudarsono. 2003:96).
Munculnya lembaga keuangan mikro seperti halnya BMT ini karena
operasionalisasi bank-bank syariah kurang menjangkau usaha masyarakat
kecil dan menengah. Dengan adanya BMT, diharapkan dapat menjamah
perekonomian mikro dan melakukan pendanaan yang berdasarkan prinsip
syariah sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat
kecil.
B. Jenis – Jenis Pembiayaan
1. Jenis pembiayaan berdasarkan kesepakatan atau akadnya.
a. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah merupakan akad kerjasama pembiayaan modal kerja
yang diberikan pihak pertama atau BMT kepada anggota atau calon
anggota di mana pengelola usaha (mudharib) sepenuhnya
diserahkan kepada anggota atau calon anggota tersebut. Dari
pembiayaan ini BMT akan memperoleh bagi hasil sesuai
kesepakatan.
b. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih dalam suatu usaha tertentu dimana masing-masing
memberikan konstribusi dana berdasarkan atas kesepakatan
bersama. Pembagian keuntungan berdasarkan konstribusi masing-
masing sesuai kesepakatan.
c. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah akad penyediaan barang modal beardasarkan
sistem jual beli, dimana BANK/BMT menyediakan barang modal
yang telah dibeli kemudian menjualnya kembali kepada nasabah
dengan mengambil keuntungan tertentu yang ditetapkan (profit
margin) sesuai dengan yang telah disepakati.
d. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
Merupakan pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha.
Pada pembiayaan ini terjadi kesepakatan bahwa anggota atau calon
anggota bersedia membeli barang yang dibeli oleh BMT dengan
harga jual berasal dari harga pokok ditambah margin keuntungan
(mark up).
e. Pembiayaan Qardul Hasan
Merupakan pembiayaan yang diberikan BMT kepada anggota atau
calon anggota yang kurang mampu. Anggota atau calon anggota
tidak diwajibkan memberikan bagi hasil atau keuntungan akan
tetapi hanya diwajibkan mengembalikan pokok pembiayaannya
saja.
f. Pembiayaan Ijarah
Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau calon
anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha. Cara
melunasinya dapat secara angsuran atau pada saat jatuh tempo.
2. Jenis pembiayaan berdasarkan dari kegunaannya
a. Pembiayaan Modal Kerja
Jenis pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan seseorang dalam meningkatkan produksi baik secara
kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi, maupun kualitatif yaitu
meningkatkan kulitas mutu dan hasil produksi umtuk keperluan
perdagangan atau meningkatkan utility of place dari suatu barang
(M. Syafi’i Antonio, 2003:160).
b. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan investasi adalah pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan barang-barabg modal (capital goods) serta fasilitas-
fasilitas yang erat kaitannya (M. Syafi;i Antonio, 2003:161).
3. Jenis Pembiayaan berdasarkan dari tujuannya
a. Pembiayaam Produktif
Pembiayaan Produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
meningkatkan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun
investasi (Antonio, 2003:160)
b. Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sendiri (Antonio, 2003:160).
C. Prinsip Pembiayaan
Guna mempermudah dalam menganalisa pencairan pembiayaan
untuk mengurangi resiko yang mungkin akan ditimbulkan di kemudian
hari, maka dalam merealisir pembiayaan menggunakan pinsip 5C dan 7P.
1. Prinsip 5C adalah : character, capacity, capital, colateral,condition.
a. Character
adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini adalah calon
debitur. Pengetahuan character calon debitur ini dimaksutkan agar
meyakinkan lembaga keuangan Bank/Bmt setelah mengetahui
watak (perilaku baik/buruk) orang yang akan diberikan
pembiayaan.
b. Capacity
Digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar
kredit/pembiayaan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan nasabah
dalam mengelola usahanya sehingga lembaga keuangan bank/bmt
bisa menilai kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjaman.
c. Capital
Mengetahui sumber pendapatan yang dimiliki oleh nasabah.
Karena lembaga keuangan tidak bersedia memberikan
pembiayaan/kredit suatu usaha yang belum berjalan atau belum
beroperasi.
d. Colateral
Merupakan jaminan yang diberikan nasabah baik berupa fisik
maupun non fisik. Nilai suatu jaminan seharusnya melebihi jumlah
kredit yang diajukan. Jaminan juga perlu diteliti keabsahannya
sehingga jika terjadi suatu masalah (kredit macet) barang jaminan
dapat digunakan bank/bmt untuk mengatasi kerugian yang
ditimbulkan.
e. Condition
Yaitu kondisi ekonomi sekarang atau dimasa yang akan datang
berkaitan dengan prospek usaha dari nasabah. Berkaitan dengan hal
ini bank/bmt tidak mungkin merealisir pembiayaan terhadap suatu
usaha yang akan mengalami gulung tikar (pailit).
2. Prinsip 7P meliputi : personality, party, perpose, prospect, payment,
profitability, protection (Kasmir, 2008: 119-120)
a. Personality
Mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi masalah.
b. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah berdasarkan modal, loyalitas
serta karakternya. Sehingga nasabah dapat di golongkan ke
golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang
berbeda pula dari bank.
c. Perpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
pembiayaan/kredit, termasuk kredit yang diinginkan nasabah.
Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah tujuan
untuk konsumtif atau untuk produktif atau untuk tujuan
perdagangan.
d. Prospect
Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya.
e. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumbermana saja dana pengembalian
kredit diperoleh. Semakin banyak sumber penghasilan
D. Piutang Murabahah
Muraarabah adalah jual beli barang pada harga asal (harga
perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh
kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Karakteristiknya adalah penjual
harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan suatu
tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat
secara lumpsum ataupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran
secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil.
a. Rukun Murabahah
1) Pihak yang berkad :
a) Penjual
b) Pembeli
2) Obyek yang diakadkan :
a) Barang yang diperjualbelikan
b) Harga
3) Sighat/Akad :
a) Serah (ijab)
b) Terima (qabul)
b. Syarat Murabahah
1) Pihak yang berakad :
a) Suatu keabsahan suatu perjanjian (akad) para pihak harus
cakap hukum.
b) Sukarela dan tidak di bawah tekanan (terpaksa/dipaksa).
2) Obyek yang diperjualbelikan :
a) Barang yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang
dilarang (haram), dan bermanfaat serta tidak
menyembunyikan adanya cacat barang.
b) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad.
c) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan
yang diterima pembeli.
d) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan.
3) Sighat :
a) Harus jelas secara spesifikasi (siapa) para pihak yang
berakad.
b) Antara ijab qabul harus selaras dan transparan baik dalam
spesifikasi barang (penjelasan fisik barang) maupun harga
yang disepakati (memberitahu biaya modal kepada
pembeli).
c) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang.
c. Tata Cara Penyelenggaran Produk Murabahah
Dari pengertian di atas, maka dapat mengimplementasi
pada produk pemyaluran dana, yakni untuk penjual barang-barang
investasi dengan kontrak jangka pendek dengan sekali akad. Model
ini paling banyak dipergunakan dalam oleh karena setting
administrasinya yang sederhana. (Di dalam lembaga keuangan
konvensional layanan ini dikenal dengan istilah kredit investasi).
Di dalam praktek kita jumpai menggunakan sistem murabahah ini
untuk kebutuhan modal kerja. Sehingga konsekuensinya
diketemukan beberapa akad murabahah yang diperpanjang bahkan
sampai menjadi berkepanjangan/berkelanjutan (evergreen) karena
sifat dari modal kerja sendiri yang merupakan kebutuhan rutin
dalam kegiatan usaha.
E. Pengetahuan dan Keunggulan pembiayaan Ba’i Bisaman Ajil (BBA)
Transaksi jual beli dengan model ba’i bitsaman ‘ajil (BBA)
legitimasi hukumnya kuat, karena secara jelas disebutkan dalam hadits
riwayat Ibnu Majah dari Shalih bin Syuhaib. Ba’i bitsaman ajil merupakan
salah satu model transaksi jual-beli dimana harganya ditangguhkan
sedangkan barangnya diserahkan secara tunai. Dalam hal ini, ada satu
pihak yang haknya belum ditunaikan yaitu pihak penjual yang prinsipnya
berhak untuk menerima uang pembayaran belum diserahkan oleh pihak
pembeli. Sedang, pihak penjual telah melaksanakan kewajibannya dengan
menyerahkan barangnya ke pembeli. BBA mengandung unsur tolong
menolong (ta’awun) karena pihak penjual telah memberikan pertolongan
kepada pihak pembeli dengan menyerahkan barangnya walau-pun
pembayarannya masih ditangguhkan. Dato' Abdul Halim Ismail (pakar
ekonomi Islam Dari malaysia) menjustifikasikan penggunaan BBA
berdasarkan ayat 282 Surah Al-Baqarah yang bermaksud: "Wahai orang
yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk
tempoh yang telah ditentukan, hendaklah kamu
menulisnya."(www.wikipedia.com).
Akad yang mengacu pada prinsip jual-beli mengharuskan adanya
penjual, pembeli, barang yang diperjualbelikan dan harga. Akad jual-beli
memberikan kesempatan kepada para pihak yang melakukan transaksi
untuk melakukan tawar menawar. Dalam hal ini, bank syariah sebagai
penjual dan nasabah sebagai pembeli. Proses transaksi jual-beli
memberikan peluang kepada bank syariah dan nasabah untuk melakukan
tawar menawar atas harga yang disepakati. Model transaksi jual-beli yang
biasa dilakukan oleh bank syariah diantaranya adalah Ba’i Bitsaman Ajil,
Murabahah, Salam dan Istishna’.
Adapun model transaksi jual-beli murabahah pada dasarnya
merupakan pengembangan dari model jual-beli BBA. Perbedaanya terletak
pada proses pembayarannya saja. Pada transaksi BBA proses
pembayarannya dilaksanakan tetkala jatuh tempo tanpa ada cicilan atau
uang muka (urbun).
Contoh : transaksi jual beli BBA terjadi pada tanggal 1 Mei 2006
sedangkan pembayarannya dilakukan pada tanggal 30 Mei 2006.
Dalam hal ini, penyerahan barangnya dilaksanakan tanggal 1 Mei
sedang pembayarannya ditangguhkan sampai tanggal 30 Mei 2006.
Jual-beli murabahah memberikan fasilitas cicilan kepada pembeli dalam
pembayarannya sampai jangka waktu yang ditentukan.
Kaedah pembiayaan BBA merupakan produk utama pembiayaan
BMT juga merupakan produk utama perbankan Islam di indonesia. Di
Indonesia dianggarkan hampir 70 peratus pembiayaan Islam diberikan
mengikut konsep BBA. Implikasi penghakiman ini dijangka akan
menyebabkan bank dan institusi keuangan Islam mengkaji semula segala
perjanjian pembiayaan berasaskan BBA yang dibuat dengan pelanggan.
Malahan dalam perkumpulan ketua-ketua eksekutif perbankan Islam pada
8 September 2008 menasihati mereka agar melihat semula penggunaan
BBA.
Pada intinya keunggulan pembiayaan menggunakan akad Ba’i
Bitsaman Ajil adalah :
1. Merupakan akad jual beli pengembangan dari Murabahah.
2. Jual beli dengan cara pembayarannya diangsur.
3. Di gunakan hampir di setiap pembiayaan pada lembaga keuangan
Islam, kerena nasah diwajibkan melunasi.
4. Ada unsur tolong menolong.
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum KSPS BMT RAMA Salatiga
Koperasi simpan pinjam RAMA adalah lembaga keuamgan mikro
dengan badan hukum koperasi simpanpinjam syariah yang beroperasi
dengan prinsip syariah secara operasional lembaga telah berjalan sejak
tahun 2005. Pengesahan akta pendirian koperasi telah diperoleh dengan
status koperasi simpan pinjam syariah nomor 518/03/BH/XVI/2007.
Ketetapan badan hukum ini semakin meyakinkan BMT RAMA untuk
menimgkatkan kinerja operasionol dan keuangan sebagai perwujudan
peran di tengah-tengah masyarakat. Sebagai lembaga keuangan mikro
KSPS RAMA senantiasa berusaha memberikan penguatan modal dengan
cara menyalurkan dana kepada anggota dan calon anggota yang potensial
dan dapat diandalkan.
Persyaratan dan uji kelayakan senantiasa dilakukan pengkajian secara
teliti dan penuh tanggung jawab sehingga pembiayaan dan pendanaan
yang dilakukan benar-benar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
Sistem dan prosedur operasional pembiayaam dibangun secara profesional
sehingga dapat diyakinkan bahwa setiap pembiayaan dan pendanaan telah
melalui standar kinerja yang handal.
Kelahiran BMT sangat menunjang sistem perekonomian pada
masyarakat Islam lapisan bawah dan menengah karena di samping sebagai
lembaga keuangan Islam, BMT juga memberikan pengetahuan-
pengetahuan agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai
pemahaman agama yang rendah. Istilah baitul mal (BM) sudah ada sejak
zaman Rasulullah, meskipun saat itu belum terbentuk lembaga yang
mandiri dan terpisah. Baitul mal baru muncul sebagai lembaga tersendiri
pada masa Khalifah Umar bin Khattab atas usulan seorang ahli fiqh, yaitu
Walid bin Hisyam. Dengan demikian fungsi BMT sebagai lembaga
ekonomi sosial keagamaan betul-betul terasa dan nyata hasilnya. Lahirnya
BMT di antaranya dilatarbelakangi oleh beberapa alasan sebagai berikut :
a. Agar masyarakat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang
mempunyai modal banyak.
b. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah ke
bawah secara intensif dan berkelanjutan.
c. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan
pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak manusiawi.
d. Agar ada alokasi dana yang merata pada masyarakat, yang fungsinya
untuk menciptakan keadilan sosial (Sumiyanto, 2008: 23).
Karena di kota Salatiga ini terutama di tengah perkotaan mayoritas
penduduknya adalah non Muslim. Dapat dilihat dari sektor perekonomian
centra ekonomi kota salatiga ini terletak di jalan Jendral Sudirman yang
didominasi oleh etnis keturunan tiong hoa. Melihat kondisi tersebut para
cendikawan beserta pengusaha muslim tergugah untuk membangkitkan
usaha kaum muslim dengan didirikannya lembaga keuangan berbasis
syariah, diharapkan pengusaha muslim dapat mengikuti persaingan/
kompetisi ekonomi di salatiga. Maka dari itu dengan berdirinya KSPS
BMT RAMA di jantung kota Salatiga diharapkan tujuan untuk membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat kota Salatiga, terutama bagi anggota
koperasi BMT RAMA yang mayoritas anggotanya adalah muslim.
B. Sejarah Berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga
Awal mula berdirinya KSPS BMT RAMA Salatiga kurang
lebihnya pada akhir tahun 2001 yang didirikan dibawah naungan Yayasan
Al-Mutaqien. Yang menjadi pemrakarsa berdirinya BMT RAMA adalah
Bapak H. Zahroni dia adalah pengusaha muslim yang sukses pemilik
TOKO EMAS IRAMA Salatiga. Sebelum berbadan hukum KSPS, BMT
RAMA yang baru lahir bagaikan seorang bayi lembaga ini tidak terlepas
dari berbagai ujian jatuh bangun bahkan hampir gulung tikar. Dulunya
kantor BMT RAMA yang kecil dan terpencil di pojokan masjid AL-
Mutaqien apa bila dilihat sangatlah berbeda dengan sekarang, hampir
seluruh lantai bawah masjid AL-Mutaqien telah menjadi kantor dari KSPS
BMT RAMA sekarang kantornya terlihat megah dan besar.
Awal kebangkitan KSPS BMT RAMA Salatiga diawali pada 31
Januari tahun 2007 dengan perubahan manajemen dan susunan
kepengurusan, serta telah terdaftar di Departemen Koperasi dengan
terbitnya SK Badan Hukum nomor : 518/03/BH/XVI.31/1/2007. Yang
sebelumya dengan nama “BMT RAMA” kini telah memiliki badan hukum
berganti nama dengan “KSPS BMT RAMA”. Dengan telah terbitnya
badan hukum ini maka dapat mempengaruhi keseriusan manajemen serta
lebih meyakinkan nasabah dan calon nasabah untuk memakai jasa layanan
di KSPS BMT RAMA Salatiga.
Sejarah perubahan manajemen dilakukan pada tanggal 1 Oktober
2007 dengan dilakukan serah terima pengelolaan KSPS BMT RAMA oleh
Bapak H Zahroni kepada pengurus KSPS BMT RAMA Bapak Drs.
Sutrisna M.P.d. Dan pada tanggal yang sama juga dilakukan pengangkatan
manajer dengan surat perintah nomor : P.02/RAMA/X/2007.
Pengangkatan manajer untuk mejalankan operasional KSPS BMT RAMA
oleh Bapak Faqih Nabhan, MM. Beliau adalah dosen akuntansi di Sekolah
Tingga Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Setelah terjadi perubahan manajemen dan kepengurusan KSPS
BMT RAMA sejak tahun 2007 perkembangannya dirasa cukup signifikan.
Berdirinya BMT RAMA diawali dengan berkumpulnya 20 orang yang
terdiri dari pengurus, calon anggota, dan masyarakat. Dan dengan modal
awal sebesar Rp 20.000.000.000,- berdirinya BMT RAMA sebagai bentuk
alternatif lembaga keuangan untuk masyarakat, pengusaha kecil dan
menengah untuk mengatasi kesulitan dalam pengembangan usaha melaui
pemberian penbiayaan yang berdasarkan prinsip syariah.
KSPS BMT RAMA dalam beroperasi menggunakan prisip syariah
sehingga tidak memakai sistim bunga melaikan dengan sistim bagi hasil.
Sehingga BMT juga berhak untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan
syariah dan amanah. Visi KSPS BMT RAMA adalah untuk menjadi
lembaga yang mandiri dalam rangka mengantarkan yang di ridhai oleh
Allah SWT, sedangkan Misinya adalah membentuk lembaga yang
profesional,amanah,jujur dan adil untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat luas, khususnya dalam sumberdaya ekonomi umat.
1. Sistem kerja yang dimiliki oleh KSPS BMT RAMA Salatiga adalah
sebagai berikut :
a. KSPS BMT RAMA dikelola dengan manajemen profesional dan
Islami.
b. Dikelola dengan sistem syariah.
c. Memakai administrasi, pembukuan, dan prosedur Perbankan
Syariah.
d. Aktif menjemput bola, beranjang sana dan berprakarsa.
e. Pengelola dipilih dari pribadi yang berbudi tinggi, jujur, amanah
dan terlatih.
2. Landasan Moril KSPS BMT RAMA
a. Riba bersifat menindas dan dapat menyerang dan dapat
menggunakan sistem pemerasan.
b. Riba memindahkan harta dari yang miskin ke yang kaya serta
dapat menanbah jurang pemisah di antara keduanya.
c. Riba menciptakan suatu kelas yang menganggur, namun menerima
pendapatan dari penumpukan harta kekayaan.
C. Lokasi KSPS BMT RAMA Salatiga
Letak kantor KSPS BMT RAMA Salatiga terletak di tempat yang
strategis dan dijantung kota Salatiga, tepatnya di Jalan Jendral Sudirman
No 21 A Salatiga. Tepat ditengah pasar antara ruko Tamansari dan
pasaraya II, bangunan KSPS BMT RAMA berada di lantai satu Masjid
AL-Mutaqien yamg menghadap ke timur. Di depan kantor KSPS BMT
RAMA adalah akses jalan yang menghubungkan Shoping Center (dalam
kawasan ruko tamansari) dan Pasar Raya II Salatiga. Dengan lay out
bangunan depan full kaca bagaikan di Bank yang besar agar dapat menarik
orang yang lewat disana.
Terdapat di tempat yang strategis telah menjadi satu keuntungan
tersendiri karena tanpa melakukan pemasaran telah banyak nasabah yang
mengunjungi kantor KSPS BMT RAMA. Para pengunjung yang datang
biasanya melakukan konsultasi pembiayaan, mendaftarkan anggota, dan
transaksi yang lain. Demikian gambaran letak KSPS BMT RAMA
Salatiga, sekiranya pembaca penasaran silahkan berkunjung langsung
kesana.
D. Tujuan KSPS BMT RAMA
1. Menggapai mardlotillah
2. Menciptakan lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariah Islam
sebagai sarana peningkatan kehidupan sosial ekonomi umat.
3. Membebaskan umat khususnya para pengusaha kecil dan mikro dari
kesejahteraan bunga dan rentenir.
4. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menabung.
E. Struktur Organisasi
rara`
------------------ --------------------
Keterangan :
---------------------------- : garis konsultatif
: garis
Sumber : Dokumentasi KSPS BMT RAMA
Rapat Anggota Tahunan
Pengurus Pengawas
Syariah
Pengawas
Manajemen
Manajer
Account
officer
Akuntansi
Pendanaan Pembiayaan Teller Administrasi
Fungsi dan tugas tiap-tiap bagian dapat di uraikan sebagai berikut :
a. Rapat Anggota Tahunan
Rapat anggota adalah lembaga tertinggi BMT yang wajib dihadiri
oleh setiap anggota. Pelaksanaannya diatur dalam AD-ART. Rapat ini
dilakukan minimal setahun sekali. Anggota diambil secara musyawarah
untuk mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari
anggota yang memiliki hak suara yang hadir dalam rapat, pengesahan atau
perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi,
pemilihan, pengangkatan dan sekaligus pemberhentian pengurus dan
pengawasbaik pengawas syariah maupun manajemen, penetapan visi misi
organisasi.
b. Pengawas Syariah
Pengawas syariah bertugas memberikan masukan kepada pengurus
untuk memajukan BMT baik diminta atau tidak dan sebagai wakil dari
anggota untuk melaksanakan hasil keputusan musyawarah tahunan.
Amanah ini nantinya akan dipertanggung jawabkan kepada anggota pada
tahun berikutnya.
c. Pengurus
Pengurus adalah mandataris dari seluruh anggota yang
bertanggung jawab penuh pada pelaksanaan progran pencapaian tujuan
BMT. Selain itu pengurus bertanggung jawab melak sanakan keputusan
rapat anggota, mengajukan rancangan recana kerja dan anggran
pendapatan/belanja BMT, menyelenggarakan rapat anggota,
mempertanggung jawabkan laporan keuangan serta memantau dan
mensupervisi pelaksanaan kegiatan BMT.
d. Manajer
1) Memimpin jalannya BMT sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum
yang digariskan pengurus.
2) Membuat recana kerja secara periodik (berkala), meliputi :
a) Rencana pemasaran.
b) Rencana pembiayaan.
c) Rencana biaya operasional.
d) Rencana keuangan.
3) Membuat kebijakan khusus sesuai dengan kebijakan umum yang di
gariskan oleh pengurus.
4) Membuat laporan secara periodik (berkala) kepada pengurus yang
antara lain berupa :
a) Laporan perubahan baru.
b) Laporan perkembangan perubahan.
c) Laporan keuangan.
e. Pengelola
Pengelola adalah tenaga profesional yang melak sanakan kegiatan
operasional program keja yang mejadi tanggung jawab pengurus. Yang
dapat dipilih menjadi pengelola BMT adalah mereka yang memenuhi
syarat sebagai berikut :
1) Memiliki sifat jujur, aktif, terampil, berdedikasi terhadap BMT,
proaktif,sabar, dan istiqomah.
2) Mempunyai potensi untuk berprakarsa, belajar dan trampil
mengoperasikan program kerja untuk mencapai tujuan BMT.
3) Memiliki wawasan keagamaan dan pergaulan sosial yang memadai
untuk mempu mengaplikasikan konsep sistem syariah dalam
mengoperasikan BMT dan perkembangan SDM anggota BMT.
Pengelola terkait dengan kontrak kerja dan bertanggung jawab
sepenuhnya kepada pengurus. Dengan tujuan tersebut pengelola
berhak mendapat imbalan dan bonus sesuai dengan kemampuan dan
perkembangan BMT.
Berkaitan dengan keterbatasan jumlah karyawan KSPS BMT
RAMA maka ada beberapa bagian yang dirangkap. Misalnya bagian teller
juga merangkap Acounting dan Administrasi, manajer pembiayaan juga
merangkap menjadi surveyor, melakukan pembinaan, dan terkadang juga
melayani pembayaran angusan. Di KSPS BMT RAMA sebutan karyawan
untuk yang bekerja di luar kantor disebut PL (Pekerja Lapangan ) yaitu
bagian surveyor dan penarikan tabungan.
Para pekerja lapangan inilah yang menjadi marketing di KSPS
BMT RAMA. Dan para pekeja lapangan/PL ini suatu saat jika diperlukan
dan diperintahkan oleh majer operasional untuk melakukan pembinaan
anggota yang bermasalah harus bersedia. Demikan kiranya gambaran tim
yang bekerja di KSPS BMT RAMA Salatiga.
Agar KSPS BMT RAMA ini senantiasa sehat dan berkembang
tetap diperlukan pembinaan dan pengawasan. Maksut dari pembinaan ini
adalah : semua usaha mengarahkan pengelolaan BMT yang dilaksanakan
dengan tujuan, fungsi dan prinsip BMT dengan prinsip Bilhikmah wal
mau’izatil hasanah. Sedangkan pengawasan adalah kegiatan pemantauan
dan pengawasan BMT yang dilakukan oleh pengurusan BMT dibawah
binaan PINBUK. Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( PINBUK ). Pusat Inkubasi Bisnis
Usaha Kecil (PINBUK) sebagai lembaga primer karena mengembangkan
misi yang lebih luas, yakni menetapkan usaha kecil. Dalam praktiknya
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ( PINBUK ) menetapkan BMT, dan
pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil.
PINBUK adalah badan kerja dari Yayasan Inkubasi Bisnis Usaha
Kecil (YINBUK) untuk menumbukan, membina, mengembangkan dan
mengawasi BMT. YINBUK ini didirikan oleh ketua umum ICMI,ketua
umum MUI dan direktur utama BMI (Bank Muamalat Indonesia) pada
tanggal 13 Maret 1995. Kepengurusan PINBUK ini dibentuk di Pusat, Dati
I, Dati II, sesuai dengan hirarkinya, dan sesuai dengan prinsip gerakan
kemandirian pembentukan ini dalam rangka pembinaan dan pengawasan
BMT yang telah beroperasi di seluruh penjuru Indonesia.
F. Produk-produk KSPS BMT RAMA
Produk Simpanan :
1. Tabungan Wadiah (Sirela)
a. Yang dapat menjadi penabung Tabungan Wadiah Sirela adalah
anggota maupun calon anggota.
b. Akad yang digunakan dalam produk Tabungan Wadiah Sirela
adalah Wadiah Yad Dhamanah atas pengelolaan dana tersebut,
pihak KSPS BMT RAMA dapat memberikan bonus kepada
pemilik dana yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan,
tetapi tidak diperjanjikan di awal kepada pemilik dana.
c. Bonus yang diberikan kepada pemilik dana adalah mengambil
porsi pendapatan yang diperoleh KSPS BMT RAMA dan
diperlakukan sebagai biaya operasional.
d. Setoran dan penarikan Tabungan Wadiah Sirela dapat dilakukan
setiap saat jam kerja.
e. Mitra usaha yang membuka rekening Tabungan Wadiah Sirela
akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti transaksinya.
f. Persyaratan pembukaan rekening Tabungan Wadiah Sirela :
1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan mengisi
kartu spesimen contoh tanda tangan.
2) Membawa KTP asli dan fotocopy.
3) Setoran awal minimal Rp.20.000,- dan setoran selanjutnya
minimal Rp.5.000,-.
g. Biaya-biaya :
1) Setiap bulan tidak dikenakan biaya administrasi.
2) Ada permintaan pengganti buku atau penerbitan buku tabungan
baru dikarenakan hilang atau habis, dikenakan biaya Rp.5.000,-
3) Limit saldo minimal Rp.10.000,-.
4) Atas bonus yang diperoleh penabung tidak dikenakan biaya
pajak.
h. Form yang digunakan pada produk Tabungan Wadiah Sirela :
1) Form pembukaan tabungan dan kartu spesimen
2) Slip setoran
3) Slip penarikan
4) Buku tabungan
i. Proses administrasi Tabungan Wadiah Sirela sperti proses
pembukaan, penutupan, penerbitan buku Tabungan Wadiah Sirela,
buku hilang dan keluhan dari mitra usaha ditangani langsung oleh
Seksi Layanan Usaha.
j. Sedangkan proses setoran dan pengambilan Tabungan Wadiah
Sirela ditangani oleh Teller.
k. Pengambilan tabungan yang dilayani PL (Petugas Lapangan) harus
di koordinasikan dahulu oleh Teller untuk menghindari saldo yang
limit sesuai ketentuan BMT RAMA, yaitu saldo minimal
Rp.10.000,- dan saldo yang diblokir oleh karena sebagai jaminan
pembiayaan di BMT RAMA.
l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah tanda tangan
dari penabung dan penabung dapat menerbitkan surat kuasa
penarikan Tabungan Wadiah Sirela kepada pihak lain.
m. Teller diberikan batasan/limit atas proses pengambilan Tabungan
Wadiah Sirela, besarnya limit ini ditentukan oleh Manajer KSPS
BMT RAMA.
2. Simpanan Berjangka Mudharabah (Deposito)
Yang dimaksud simpanan berjangka (deposito) adalah
simpanan berjangka dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan
anggotanya kepada KSPS BMT RAMA dengan jangka waktu
tertentu antara waktu penyetoran dan waktu penarikan kembali
oleh deposan. Bagi KSPS BMT RAMA dana yang diperoleh dari
simpanan berjangka ini harus diperlakukan secara produktif dalam
bentuk pembiayaan kepada anggota, calon anggota dan koperasi
lain dan anggotanya secara profesional. Penempatan dana pihak
ketiga ke dalam simpanan berjangka ini akan memperoleh
pendapatan bagi hasil, di mana besarnya nisbah bagi hasil
ditentukan di muka ketika pembukaan aplikasi simpanan berjangka
dilakukan dan dapat berubah nisbahnya sewaktu-waktu sesuai
pendapatan BMT RAMA.
Kebijakan, ketentuan, dan tata cara yang harus dipatuhi oleh
pihak pengelola simpanan berjangka KSPS BMT RAMA adalah
sebagai berikut :
1) Simpanan berjangaka yang diterima dari perorangan atau
Badan Usaha Koperasi (KJKS dan koperasi yang memiliki
KJKS) untuk ditempatkan simpanan berjangka, dibukukan ke
dalam perkiraan Buku Besar Simpanan berjangka dengan buku
pembantu sesuai jenis/produk simpanan berjangka masinag-
masing.
2) Besarnya simpanan berjangka yang dapat diproses oleh KSPS
BMT RAMA ditetapkan sebesar jumlah minimal yang akan
ditetapkan oleh pengurus/manajer KSPS BMT RAMA.
3) Jangka waktu simpanan berjangka ditetapkan dalam jangka
waktu 1,3,6, dan 12 bulan setoran minimal Rp.1.000.000,- (satu
juta rupiah) dengan masing-masing nisbah bagi hasil yang akan
ditetapkan tersendiri surat edaran pengurus/manajer KSPS
BMT RAMA
4) Simpanan berjangka hanya dikeluarkan apabila anggota sudah
menyetujui/manandatangani suatu perjanjian (akad) yang
menyebutkan tanggal jatuh temponya/jangka waktu
pemberitahuan penarikan, nisbah bagi hasil, jumlah simpanan
berjangka, pembukuan jumlah produk setelah jatuh tempo, dan
sebagainya termasuk syarat-syarat yang harus dipenuhi anggota
apabila menempatkan dananya untuk simpanan berjangka pada
KSPS BMT RAMA.
5) Perjanjian ditandatangani anggota pada waktu menempatkan
dananya pada simpanan berjangka. Akan tetapi apabila hal itu
tidak memungkinkan karena permohonan simpanan berjangka
dilakukan melalui telepon, surat, dan sebagainya maka
simpanan berjangka dapat dikeluarkan setelah dana untuk
pembukaan tersebut telah diterima secara efektif.
6) Karyawan yang berwenang menerima permohonan simpanan
berjangka melalui telepon, surat harus tetap mengisi dan
melengkapi dengan perjanjian untuk setiap simpanan berjangka
yang dikeluarkan. Perjanjian harus memberikan data yang
terinci tentang ketentuan-ketentua/syarat-syarat simpanan
berjangka yang akan dibukukan dan diketahui/ditandatangani
oleh manajer KSPS BMT RAMA. Selanjutnya harus
ditandatangani oleh anggota pada saat yang telah ditentukan.
7) Setiap simpanan berjangka dituangkan ke dalam sertifikat
simpanan berjangka yang mempunyai nomor urut. Sertifikat
yang belum digunakan dikontrol sama dengan pengontrolan
atas formulir khusus, yakni surat-surat berharga untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
8) Bagi hasil simpanan berjangka dihitung berdasarkan
perhitungan distribusi bagi hasil dan akan dibayar setiap akhir
bulan.
9) Simpanan berjangka hanya bisa diambil pada saat telah jatuh
tempo sesuai perjanjian, untuk simpanan berjangka yang telah
jatuh tempo (tidak diperpanjang secara otomatis dan tidak ada
kesepakatan untuk dipindahkan ke rekening simpanan) akan
dipindahkan keperkiraan titipan simpanan berjangka jatuh
tempo.
10) Ketentuan untuk pencairan simpanan berjangka sebelum jatuh
tempo, ditetapkan antara lain :
a. Pada prinsipnya sebelum jatuh tempo, bilyet sertifikat
simpanan berjangka tidak dapat dicairkan.
b. Apabila ada desakan dari pemilik bilyet sertifikst simpanan
berjangka, maka harus sepengetahuan dan atas persetujuan
manajer KSPS BMT RAMA dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Tidak mendapatkan bagi hasil pada bulan pengambilan
simpanan berjangka.
2) Mendapatkan beban biaya administrasi sebesar 0,5%
dari nilai nominal simpanan berjangka.
3. Investasi simpanan masa depan (Simapan)
a. Yang dapat menjadi penabung Investasi Wadiah Simapan adalah
anggota maupun calon anggota.
b. Akad yang digunakan dalam produk Investasi Wadiah Simapan
adalah Wadiah Yad Dhamanah atas pengelolaan dana tersebut,
pihak KSPS BMT RAMA dapat memberikan bonus kepada
pemilik dana yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan,
tetapi tidak diperjanjikan di awal kepada pemilik dana.
c. Bonus yang diberikan kepada pemilik dana adalah mengambil
porsi pendapatan yang diperoleh KSPS BMT RAMA dan
dperlakukan sebagai biaya operasional.
d. Setoran dan penarikan Investasi Wadiah Simapan dapat dilakukan
setiap pada jam kerja.
e. Mitra usaha yang membuka rekening Investasi Wadiah Simapan
akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti transaksinya.
f. Persyaratan pembukaan rekening Investasi Wadiah Simapan :
1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan mengisi
kartu spesimen contoh tanda tangan.
2) Membawa KTP asli dan fotocopy.
3) Setoran awal minimal Rp.20.000,- dan setoran selanjutnya
Rp.5.000,-.
g. Biaya-biaya :
1) Setiap bulan tidak dikenakan biaya administrasi.
2) Apabila ada permintaan penggantian buku atau penerbitan buku
tabungan baru dikarenakan hilang atau habis, dikenakan biaya
Rp.5.000,-.
3) Limit saldo minimal Rp.10.000,-.
4) Atas bonus yang diperoleh penabung tidak dikenakan biaya
pajak.
h. Form yang digunakan pada produk Investasi Wadiah :
1) Form pembukaan buku tabungan dan kartu spesimen
2) Slip setoran
3) Slip penarikan
4) Buku tabungan
i. Proses administrasi Investasi Wadiah Simapan sperti proses
pembukaan, penutupan, penerbitan buku Investasi Wadiah
Simapan, buku hilang dan keluhan dari mitra usaha ditangani
langsung oleh Seksi Layanan Mitra Usaha.
j. Sedangkan proses setoran dan pengambilan Investasi Wadiah
Simapan ditandatangani oleh Teller.
k. Pengambilan tabungan yang dilayani PL(Petugas Lapangan) harus
dikoordinasikan dahulu oleh Teller untuk menghindari saldo yang
limit sesuai ketentuan BMT RAMA, yaiti saldo minimal
Rp.10.000,- dan saldo yang diblokir oleh karena sebagai jaminan
pembiayaan di BMT RAMA.
l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah tanda tangan
dari penabung dan penabung dapat menerbitkan surat kuasa
panarikan Investasi Wadiah Simapan kepada pihak lain.
m. Teller diberikan batasan/limit atas proses pengambilan Investasi
Wadiah Simapan, besarnya limit ini ditentukan oleh Manajer KSPS
BMT RAMA.
4. Ketentuan Investasi Mudharabah (Siasat)
a. Yang dapat menjadi penabung Investasi Mudharabah Siasat adalah
Anggota dan calon anggota.
b. Investasi Mudharabah Siasat manggunakan akad mudharabah,
sehingga atas dana Investasi Mudharabah Siasat ini, Anggota
selaku Shahibul maal (pemilik dana) berhak mendapatkan bagi
hasil dari KSPS BMT RAMA (selaku mudharib) di mana proporsi
nisbah bagi hasil ditentukan dari manajer BMT RAMA yang
nisbah/bagi hasilnya bisa berubah-ubah disesuaikan dengan
pendapatan BMT RAMA.
c. Pembayaran bagi hasil Investasi Mudharabah Siasat diberikan
setiap bulan, secara langsung menambah saldo rekening tabungan
tersebut akan diambil.
d. Jangka waktu Investasi Mudharabah Siasat dibatasi sampai dana
tersebut oleh akan digunakan oleh Anggota.
e. Investasi Mudharabah Siasat tidak bisa ditarik kecuali pada jangka
waktu sesuai perjanjian atau dalam keadaan yang sangat mendesak
(darurat)
f. Mitra usaha yang membuka rekening investasi mudharabah Siasat
akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti transaksinya.
g. Persyaratan pembukaan rekening investasi mudaharabah Siasat :
1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan mengisi
kartu spesimen contoh tanda tangan.
2) Membawa KTP asli dan Fotocopy
3) Setoran awal minimal Rp.1.000.000,- dan setoran selanjutnya
minimal Rp.1.000.000,-.
h. Biaya-biaya :
1) Setiap bulan tidak dikenakan biaya administrasi.
2) Apabila ada permintaan pengganti buku atau penerbitan buku
tabungan baru dikarenakan hilang atau habis, dikenakan biaya
Rp.5.000,-.
3) Biaya penutupan rekening sebesar Rp.10.000,-
i. Form yang digunakan pada produk Investasi Mudharabah Siasat :
1) Form pembukaan tabungan dan kartu spesimen
2) Slip setoran
3) Slip penarikan
4) Buku tabungan
j. Proses administrasi Investasi Mudharabah Siasat seperti proses
Pembukaan, penutupan, penerbitan buku Investasi Mudharabah
Siasat, buku hilang dan keluhan dari mitra usaha ditangani
langsung oleh Seksi Layanan Mitra Usaha.
k. Sedangkan proses setoran dan pengambilan Investasi Mudharah
Siasat ditangani oleh teller.
l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah tanda tangan
dari penabung dan penabung dapat menerbitkan surat kuasa
penarikan investasi mudharabah Siasat kepada pihak lain.
m. Teller diberikan batasan/limit atas proses pengambilan investasi
mudharabah Siasat, besarnya limit ini ditentukan oleh Manajer
KSPS BMT RAMA yaitu Rp.10.000,-.
5. Ketentuan Investasi Mudharabah (Simprestasi)
a. Yang dapat menjadi penabung investasi mudharabah Siasat adalah
Anggota dan calon anggota.
b. Investasi Mudharabah Simprestasi menggunakan akad
Mudharabah, sehingga atas dana investasi mudharabah
Simprestasi ini, Anggota selaku Shahibul maal (pemilik dana)
berhak mendapatkan bagi hasil dari KSPS BMT RAMA (selaku
Mudharib) di mana proporsi nisbah bagi hasil ditentukan dari
manajer BMT RAMA yang nisbah/bagi hasilnya bisa berubah-
ubah disesuaikan dengan pendapatan BMT RAMA .
c. Pembayaran bagi hasil Investasi Mudharabah Simprestasi
diberikan setiap bulan, secara langsung menambah saldo rekening
tabungan tersebut akan diambil.
d. Jangka waktu Investasi Mudharabah Simprestasi dibatasi sampai
dana tersebut oleh akan digunakan oleh Anggota.
e. Investasi Mudharabah Simprestasi tidak bisa ditarik kecuali pada
jangka waktu sesuai perjanjian atau dalam keadaan yang sangat
mendesak (darurat).
f. Mitra usaha yang membuka rekening investasi mudharabah
Simprestasi akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti
transaksinya.
g. Persyaratan pembukaan investasi mudharabah simprestasi :
1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan mengisi
kartu spesimen contoh tanda tangan.
2) Membawa KTP asli dan fotocopy
3) Setoran awal minimal Rp.20.000,- dan setoran selanjutnya
minimal Rp.20.000,-
h. Biaya-biaya :
1) Setiap bulan tidak dikenakan biaya administrasi.
2) Apabila ada permintaan penggantian buku atau penerbitan buku
tabungan baru dikarenakan habis atau hilang, dikenakan biaya
Rp.5.000,-.
3) Biaya penutupan rekening sebesar Rp.10.000,-
i. Form yang digunakan pada produk investasi mudharabah
simprestasi :
1) Form pembukaan tabungan dan kartu spesimen
2) Slip setoran
3) Slip penarikan
4) Buku tabungan
j. Proses administrasi investasi mudharabah Simprestasi seperti
proses Pembukaan, penutupan, penerbitan buku investasi
mudharabah Siasat, buku hilang dan keluhan dari mitra usaha
ditangani langsung oleh Seksi Layanan Mitrausaha.
k. Sedangakan proses setoran dan pengambilan investasi mudharabah
Simprestasi ditandatangani oleh Teller.
l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah tanda tangan
dari penabung dan penabung dapat menerbitkan surat kuasa
penarikan investasi mudharabah Simprestasi kepada pihak lain.
m. Teller diberikan batasan/limit atas proses pengambilan investasi
mudharabah simprestasi, besarnya limit ini ditentukan oleh
Manajer KSPS BMT RAMA yaitu Rp.10.000,
6. Ketentuan Simpanan Berjangka Mudharabah
a. Simpanan berjangka menggunakan akad mudharabah mutlaqah,
dimana atas dana simpanan berjangka dari mitra usaha selaku
shahibul maal berhak mendapatkan bagi hasil dari KSPS BMT
RAMA selaku mudharib dimana proporsi nisbah bagi hasilnya
disesuaikan dengan produk jangka waktu simpanan berjangka yang
diambil.
b. Jangka waktu dengan proporsi nisbah bagi hasil yang ditentukan
BMT RAMA dan setiap produk berbeda nisbah bagi hasilnya dan
dapat berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai pendapatan BMT
RAMA :
1) Produk 1 bulan : ……………% Shahibul maal,………..%
Mudharab
2) Produk 3 bulan : …………..% Shahibul maal, ……..…%
Mudharab
3) Produk 6 bulan : …….…….% Shahibul maal, ………...%
Mudharab
4) Produk 12 bulan : …….…….% Shahibul maal, ……………%
Mudharab
c. Penarikan simpanan berjangka tidak bisa dilakukan setiap saat
tetapi berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati.
d. Bagi hasil diberikan setiap bulan dimana pembayarannya bisa
dilakukan secara tunai maupun secara pindah buku ke rekening
atas nama Mitra Usaha yang bersangkutan.
e. Perhitungan bagi hasil Muhdarabah untuk produk ini menggunakan
metode Revenue Sharing atau bagi pendapatan, dimana bagi hasil
dihitung dari total pendapatan atas pengelolaan dana mudharabah
tersebut.
f. Simpana berjangka dapat digunakan sebagai jaminan.
g. Si pemilik rekening memperoleh bilyet/sertifikat simpana
berjangka dan yang berwenang untuk menandatangani
bilyet/sertifikat tersebut adalah Manajer KSPS BMT RAMA
Kabag Operasional/Head.
h. Pencarian simpanan berjangka hanya dapat dilakukan pada saat
jatuh tempo dan mitra usaha harus membawa bilyet simpanan asli
siasat akan melakukan pencairan.
i. Bila ada pemilik rekening simpanan berjangka yang ingin
mencairkan rekeningnya sebelum jatuh tempo(untuk kondisi
tertentu misalnya untuk kebutuhan yang sangat mendesak) maka
dapat dicairkan dan dikenakan biaya administrasi.
j. Yang bisa menjadi pemilik rekening simpanan berjangka bisa
perorangan maupun dalam bentuk lembaga dengan persyaratan
sebagai berikut :
1) Mengisi formulir permohonan pembukaan rekening simpanan
berjangka.
2) Mengisi kartu spesimen
3) Membawa KTP asli dan fotocpy
4) Jumlah simpanan minimal Rp.1.000.000,-
k. Simpanan berjangka yang diterima dari perorangan atau badan
usaha untuk ditempatkan di dalam simpanan berjangka, dibukukan
di dalam perkiraan buku besar simpanan berjangka dengan buku
pembantu sesuai jenis/produk simpanan berjangka masing-masing.
l. Simpanan berjangka hanya dikeluarkan apabila calon penyimpan
sudah menyetujui/mendatangani suatu kontrak yang menyebutkan
tanggal jatuh temponya/jangka waktu pemberitahuan penarikan,
nisbah bagi hasil, jumlah simpanan berjangka, pembukuan jumlah
pokok/principal setelah jatuh tempo, cara-cara pembayaran bagi
hasil dan sebagainya termasuk syarata-syarat yang harus dipenuhi
penyimpan apabila menempatkan dananya untuk simpanan
berjangka pada KSPS BMT RAMA.
m. Kontrak ditandatangani penyimpan pada waktu menempatkan
dananya pada simpanan berjangka, akan tetapi apabila hal itu tidak
memungkinkan karena permohonan simpanan berjangka dilakukan
melalui telephone, telex, surat, dan sebagainya maka simpanan
berjangka dapat dikeluarkan setelah dana untuk pembukaan
tersebut telah diterima secara efektif.
n. Karyawan yang berwenang menerima permohonan simpanan
berjangka melalui telepon, telex, dan sebaginya harus tetap mengisi
dan melengkapi dengan kontrak untuk setiap simpanan berjangka
yang dikeluarkan. Kontrak harus harus memberikan data yang
terinci tentang ketentuan-ketentuan syarat-syarat simpanan
berjangka yang akan dibukukan dan diparaf/diketahui oleh pejabat
yang berwenang. Selanjutnya harus ditandatangani oleh si pemilik
rekening/penyimpan pada saat yang telah ditentukan/diperjanjikan.
o. Penarikan simpanan berjangka hanya bisa di ambil oleh penyimpan
yang atas namanya tertera pada bilyet/sertifikat simpanan
berjangka BMT RAMA atau diwakilkan dengan membawa
bilyet/setifikat asli, KTP asli pemilik bilyet/sertifikat dan KTP asli
simpanan berjangka serta surat kuasa pemilik bilyet/sertifikat yang
bermaterai dan bertandatangan pemilik bilyet/sertifikat.
A. JENIS LAYANAN PENYALURAN DANA
Ketentuan Umum
a. KSPS menyediakan layanan pembiayaan dalam bentuk-bentuk
sebagai berikut :
1) Pembiayaan Mudharabah
2) Pembiayaan Musyarakah
3) Piutang Murabahah
4) Piutang Salam
5) Piutang Istishna
6) Piutang Ijarah
7) Qardh
8) Ar Rahn
1) Pembiayaan Mudharabah
Mudhrabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara
pihak pemilik dana (shahibul mall) sebagai pihak yang
menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola
modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan
akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan di muka
dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian (jika ada) akan
ditanggung pemilik modal kecuali jika ditemukan jika ada
kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib),
seperti penyelewengan, kecurangan, penyalahgunaan dana.
a. Rukun mudharabah :
1) Pihak yang berakad:
a) Pemilik modal (shahibul maal)
b) Pengelola modal (mudharib)
2) Obyek yang diakadkan :
a) Modal
b) Kegiatan usaha/kerja
c) Keuntungan
3) Sighot/Akad :
a) Serah
b) Terima
b. Syarat Mudharabah :
1) Pihak yang berakad kedua belah pihak harus mempunyai
kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama mudharabah.
2) Obyek yang diakadkan :
a) Harus dinyatakan dalam jumlah/nominal yang jelas.
b) Jenis pekerjaan yang dibiayai, dan jangka waktu kerjasama
pengelolaan dananya.
c) Nisbah (porsi) pembagian keuntungan telah disepakati
bersama dan ditentukan tata cara pembayarannya.
3) Sighot/akad :
a) Pihak-pihak yang berakad harus jelas dan disebutkan
b) Materi akad yang berkaitan dengan modal, kegiatan
usaha/kerja dan nisbah telah disepakati bersama saat
perjanjian (akad).
c) Resiko usaha yang timbul dari proses kerjasama ini harus
diperjelas saat ijab qabul, yakni bila terjadi kerugian usaha
maka akan ditanggung oleh pemilik modal dan pengelola tidak
mendapatkan keuntungan dari usaha yang telah dilakukan.
d) Untuk memperkecil resiko terjadinya kerugian usaha, pemilik
modal dapat menyertakan persyaratan kepada pengelola dalam
menjalankan usahanya dan harus disepakati secara bersama.
c. Akad kerjasama Mudharabah dibedakan dalam 2 jenis :
1) Mudharabah Mutlaqah, akad ini adalah perjanjian mudharabah
yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak
terikat), misalnya dalam ijab si pemilik modal tidak
mensyaratkan kegiatan usaha apa yang harus dilakukan dan
ketentuan-ketentuan lainnya yang pada intinya memberikan
kebebasan kepada pengelola dana untuk melakukan pengelolaan
investasinya.
2) Mudharabah Muqayyadah, akad ini mencantumkan persyaratan-
persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh si
pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara
usaha, dan obyek investasinya (investasi yang terikat).
Sebagai contoh pengelola dana dipersyaratkan dalam kerjasama
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Tidak mencampurkan dana mudharabah yang diterima dengan
dana lainnya.
b) Tidak melakukan investasi pada kegiatan usaha yang bersifat
sistem jual beli cicilan tanpa adanya penjamin dan atau tanpa
jaminan.
c) Slip pengelola dana harus melakukan sendiri kegiatan
usahanya dan tidak diwakilkan kepada pihak ketiga.
d. Tata Cara penyelenggaraan produk mudharabah :
Pihak pengelola sebagai pemilik proyek dapat mengajukan
permohonan pembiayaan kepada KSPS BMT RAMA. Kebutuhan
dana tersebut dapat digunakan untuk pembiayaan yang bersifat
modal kerja dan atau investasi.
2) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan anggota (syirkah), adalah suatu bentuk akad
kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk
menyertakan modalnya dalam suatu usaha, dimana masing-masing
pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan
manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut proporsi
penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama.
Musyrakah dapat diartikan pula sebagai pencampuran dana untuk
tujuan pembagian keuntungan.
a. Rukun musyarakah :
1) Pihak yang berakad (para mitra)
2) Obyek yang diakadkan :
a) Modal
b) Kegiatan usaha/kerja
c) Keuntungan
3) Sighat :
a) Serah
b) Terima
b. Syarat musyarakah :
1) Pihak yang berakad :
a) Para pihak yang melakukan akad musyarakah harus dalam
kondisi cakap hukum
b) Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan
perwakilan
2) Obyek yang diakadkan :
a) Modal diberikan dalam bentuk uang tunai
b) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah
sebuah hukum dasar, dan tidak diperkenankan bagi salah
satu dari mereka untuk mencantumkan ketidakikutsertaan
mitra lainnya, namun demikian terhadap kesamaan kerja
bukanlah syarat utama. Dibolehkan seorang mitra
melaksanakan porsi pekerjaan yang lebih besar dan banyak
dibandingkan dengan mitra lainnya, sehingga dalam hal ini
mitra tersebut dapat mensyaratkan bagian keuntungan
tambahan bagi dirinya.
3) Sighat
a) Berbentuk pengucapan yang menunjukkan tujuan
b) Akad dianggap sah jika diucapkan secara verbal, atau
dilakukan secara tertulis dan disaksikan.
c. Tata cara penyelenggaraan produk Musyarakah
Dari jenis atau variasi produk musyarakah, syirkah Al Inan
yang paling tepat untuk diimplementasikan ke dalam produk
pembiayaan KSPS BMT RAMA. Syirkah Al Inan ini biasanya
diperuntukkan untuk pembiayaan proyek diman mitra dan KSPS
BMT RAMA sama-sama menyediakan modal untuk membiayai
proyek tersebut. Setelah proyek selesai mitra mengembalikan
dana tersebut berikut bagi hasil telah disepakati bersama.
3) Piutang Murabahah
Mudharabah adalah jual beli barang pada harga asal (harga
perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati
oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Karakteristiknya
adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli
dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama,
dapat secara lumpsum ataupun secara angsuran. Murabahah
dengan pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’
Bitsaman Ajil.
d. Rukun Murabahah
4) Pihak yang berkad :
c) Penjual
d) Pembeli
5) Obyek yang diakadkan :
c) Barang yang diperjualbelikan
d) Harga
6) Sighat/Akad :
c) Serah (ijab)
d) Terima (qabul)
e. Syarat Murabahah
4) Pihak yang berakad :
c) Suatu keabsahan suatu perjanjian (akad) para pihak harus
cakap hukum.
d) Sukarela dan tidak di bawah tekanan (terpaksa/dipaksa).
5) Obyek yang diperjualbelikan :
e) Barang yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang
dilarang (haram), dan bermanfaat serta tidak
menyembunyikan adanya cacat barang.
f) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad.
g) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan
yang diterima pembeli.
h) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan.
6) Sighat :
d) Harus jelas secara spesifikasi (siapa) para pihak yang
berakad.
e) Antara ijab qabul harus selaras dan transparan baik dalam
spesifikasi barang (penjelasan fisik barang) maupun harga
yang disepakati (memberitahu biaya modal kepada
pembeli).
f) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang.
f. Tata Cara Penyelenggaran Produk Murabahah
Dari pengertian di atas, maka KSPS BMT RAMA dapat
mengimplementasi pada produk pemyaluran dana, yakni untuk
penjual barang-barang investasi dengan kontrak jangka pendek
dengan sekali akad. Model ini paling banyak dipergunakan dalam
KSPS BMT RAMA oleh karena setting administrasinya yang
sederhana. (Di dalam lembaga keuangan konvensional layanan ini
dikenal dengan istilah kredit investasi). Di dalam praktek kita
jumpai KSPS BMT RAMA menggunakan sistem murabahah ini
untuk kebutuhan modal kerja. Sehingga konsekuensinya
diketemukan beberapa akad murabahah yang diperpanjang bahkan
sampai menjadi berkepanjangan/berkelanjutan (evergreen) karena
sifat dari modal kerja sendiri yang merupakan kebutuhan rutin
dalam kegiatan usaha.
4) Piutang Salam
Salam (salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang
dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian
terlebih dahulu atas barang yang dipesan/diinginkan dan
melakukan pembayaran di muka atas barang tersebut, baik dengan
cara pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang
keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum
barang yang dipesan/diinginkan diterima kemudian. (Penghantar
barang/delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).
a. Rukun Salam :
1) Pihak yang berakad :
a) Pembeli/pemesan
b) Penjual
2) Obyek yang diakadkan :
a) Barang yang diperjualbelikan
b) Harga/modal salam
3) Sighat/Akad :
a) Serah
b) Terima
b. Syarat Salam :
1) Pihak yang berakad :
a) Harus cakap hukum
b) Sukarela (ridha) dan tidak dalam keadaan
dipaksa/terpaksa/berada di bawah tekanan
2) Obyek yang diakadkan :
a) Barang yang diperjualbelikan :
(1) Tidak termsuk barang yang diharamkan (dilarang)
(2) Spesifikasi barang harus dapat diidentifikasi, a.l.
jenis,type, kualitas, wana, dan sifat lainnya
(3) Ukuran barang dapat diidentifikasi sesuai dengan alat
ukurannya a.l. timbangan, takaran, berat, panjang dan
lainnya.
(4) Harus berupa barang yang berwujud agar dapat diakui
sebagai hutang
(5) Boleh menentukan tanggal dan tempat pengiriman
b) Harga/modal saham
(1) Jumlah harga (modal) yang disepakati harus jelas
(2) Kesepakatan mengenai pembayaran modal harus
diserahkan pada saat akad dengan cara tunai
c) Pembayaran salam
(1) Pembayaran oleh pembeli tidak diperbolehkan dengan
cara hutang, karena akan menimbulkan akad jual beli
hutang dengan hutang, atau
(2) Pembayaran tidak diperbolehkan dengan cara
kompensasi berupa pembebasan hutang si penjual
kepada pembeli, karena bisa menimbulkan praktek riba
d) Sighat/Akad :
(1) Harus jelas dan disebutkan dengan siapa berakad
(2) Proses ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dalam
spesifikasi barang maupun harga yang telah disepakati
(3) Akad tidak mengandung sifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada peristiwa/kejadian yang akan
datang
c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Salam
Dipergunakan untuk membiayai produk (terutama)
pertanian dengan jengka waktu pendek ( kurang atau sama dengan
6 bulan), namun di dalam praktek terhadap barang-barang yang
mempunyai spesifikasi jelas (kuantitas dan kualitas) dapat juga
dibiayai produk salam ini, seperti produk garmen (pembuatan
pakaian jadi)
d. Salam Pararel
Salam pararel berarti melaksanakan 2 transaksi salam yang
berbeda kepada para pihak yang bertransaksi.
5) Piutang Istishna
Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk
suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli
dalam suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat
(produsen) yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan barang
baku bahannya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini
menjadi akad ujrah (upah).
a. Rukun Istishna
1) Para pihak yang berakad
a) Pembuat/penjual/produsen
b) Pemesan/pembeli
2) Obyek yang diakadkan
a) Barang/proyek yang dipesan dengan kriteria yang jelas
b) Kesepakatan atas harga jual
3) Sighat
a) Serah
b) Terima
b. Syarat Istishna
1) Para pihak yang melakukan akad istishna harus dalam kondisi
cakap hukum.
2) Obyek yang dipesan jelas spesifikasinya, yakni a.l. penjelasan
jenis acam, ukuran, dan sifat barang, serta barang tersebut
merupakan barang yang biasa berlaku pada hubungan antar
manusia.
3) Pembuat (produsen) mampu memenuhi persyaratn pesanan.
4) Harga jual ditetapkan sebesar harga pemesanan ditambah
keuntungan.
5) Harga jual tetap selama jangka waktu pemesanan.
6) Jangka waktu pembuatan disepakati bersama.
c. Tata Cara Penyelenggaran Produk Istishna
Produk Istishna dapat diimplementasikan untuk transaksi
jual beli yang prosesnya dilakukan dengan cara pemesanan barang
terlebih dahulu (pembemli menugasi penjual untuk membuat
barang sesuai spesifikasi tertentu,sepert pada proyek kontruksi) dan
pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan, atau di tangguhkan
dalam jangka waktu tertentu.
d. Istishna Pararel
Jika KSPS BMT RAMA bertindak sebagai penjual
kemudian memesan kepada pihak lain (subkontraktor) untuk
menyediakan barang pesanan dengan cara Istishna, maka hal ini
disebut dengan Istishna Pararel.
6) Ijaroh
Ijaroh adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan
sebuah assets sebagai ganti pembayaran. Pengartian sewa (ijaroh)
adala sewa atas manfaat atas dari sebuah assets sedangkan sewa
beli (ijarih wan iqtina) atau disebut juga Ijarih Mutahiyya Bitamliq
adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilkikan.
a. Rukun Ijaroh
1. Pihak yang berakad
a) Penyewa
b) Pemilik barang yang disewa
2. Obyek yang diakadkan
a) Obyek yang disewakan
b) Harga sewa yang disepakati kedua belah pihak
3. Sighat
a) Serah
b) terima
b. Syarat Ijaroh
1. Para pihak yang berakad
a) Para pihak yang berakad harus dalam kondisi cakap hukum
b) Sukarela (ridha) dan tidak dalam keadaan
dipaksa/terpaksa/berada di bawah tekanan
c) Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan
penyewaan
2. Obyek yang disewakan
a) Obyek ijaroh adalah manfaat (penggunaan) assets dan sewa
b) Barang yang disewa bukan barang haram
c) Harga sewa harus terukur
3. Sighat
a) Serah dan terima yang merupakan niat dari kedua belah
pihak
b) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang atau
pada sebuah syarat
c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Ijaroh
Di dalam transaksi ijaroh yang menjadi obyek adalah
penggunaan manfaat atau sebuah assets, dan salah satu rukun
Ijarah adalah harga sewa. Dengan demikian Ijaroh sesungguhnya
bukan dari kelompok jual beli. Di dal implementasi produk Ijaroh,
KSPS BMT RAMA banyak menerapkan produk Ijarah
Muntahiyya Bitamliq/Wa Iqtina dan mengelompokkan produk ini
ke dalam akad jual beli, karena memberikan pilihan kepada
penyewa untuk memberi assets yang disewa pada akhir masa sewa.
Hal ini disebabkan untuk proses kemudahan di sisi operasional
KSPS BMT RAMA dalam hal pemeliharaan assets pada masa atau
sesudah sewa.
7) Qardh
Pinjaman kebajikan (Qardh) adalah jenis pembiayaan melalui
peminjaman harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
Dalam literatur fiqh, Qardh dikategorikan sebagai akad TathaWwu
yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam
rangka mewujudkan tanggung jawab sosial, KSPS BMT RAMA
dapat memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul Hasanah, yaitu
penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk
mendapatkannya. Secara syariah peminjam hanya berkewajiban
membayar kembali pokok pinjaman, walaupun syariah
membolehkan peminjan untuk memberikan imbalan sesuai
kerelaannya, tetapi KSPS BMT RAMA pemberi Qardh tidak
diperkenankan untuk meminta imbalan apapun.
a. Rukun Qardh :
1. Ada peminjam
2. Ada pemberi pinjaman
3. Ada dana
4. Ada serah terima
b. Syarat Qardh
1. Dana yang digunakan bermanfaat
2. Adanya kesepakatan kedua belah pihak
c. Tata Cara Penyelenggaran Produk Pinjaman Qardh dan Al-Qardhul
Hasan
1. Peminjam Qardh, sebagai produk pelengkap untuk memenuhi
kebutuhan dana mendesak, dan atau untuk memenuhi kebutuhan
lain yang tidak bersifat komersial. Pinjam Qardh diberikan
jangka waktu yang sangat pendek. Sumber dana pinjaman
Qardh ini diperoleh dari modal KSPS BMT RAMA. Penyajian
pinjaman Qardh dilakukan dalam aktiva lain-lain.
2. Al-Qardhul Hasan untuk memenuhi kebutuhan bersifat sosial.
Sumber dana diperoleh dari dana ekstern dan bukan berasal dari
dana KSPS BMT RAMA sendiri. Dana Al-Qardhul Hasan
diperoleh dari dana kebajikan seperti a.l. biaya tagih/denda,
zakat, infaq dan sodaqoh.
8) Ar Rahn
a. Rukun Ar Rahn
1. Pihak yang menggadai (rahin)
2. Pihak yang menerima gadai (murtahin)
3. Objek yang digadaikan (marhun)
4. Hutang (marhun bih)
5. Ijab qabul (sighat)
b. Skema Ar Rahn
2.Pemberi Hutang
1.Akad Transaksi
3.Penyerahan Mahrun
9) Alternatif Pelaksanaan Gadai
a. Kategori Gadai
Jenis barang yang dapat digadaikan hendaknya memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Merupakan benda bernilai menurut hukum syara’
2. Sudah ada wujudnya ketika perjanjian terjadi
3. Mungkin diserahkan seketika kepada Murtahim
b. Pemeliharan Barang Gadai
MARHUN BIH
MURTAHI RAHIN
MARHUN
Akad Lain
Para ulama berbeda pendapat tentang biaya pemeliharaan
Syafliah dan Hanabillah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan
gadai menjadi tanggungan penggadai dengan alasan barang
tersebut berasal dari penggadai dan tetap merupakan
miliknya.sedangkan hanafiyah berpendapat biaya keselamatan
barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai dalam
kedudukannya sebagai penerima amanat. Kepada penggadai hanya
dibebankan barang gadai agar tidak berkurang kualitasnya.
Berdasarkan kedua pendapat diatas pada dasarnya biaya
pemeliharaan barang gadaian adalah hak bagi rahin dalam
kedudukannya sebagai pemilik yang syah. Namun apabila marhun
(barang gadaian) menjadi kekuasaan murtahin dan murtahin
diijinkan untuk memelihara marhun,maka yang menanggung
pemeliharaan marhun adalah murtahun. Sedangkan untuk
mengganti biaya pemeliharaan tersebut, apabila murtahin diizinkan
rahin,maka murtahin dapat memungut hasil marhun sesuai dengan
biaya pemeliharaan yang telah dikeluarkannya. Namun apabila
rahin tidak mengizinkannya, maka biaya pemeliharaan yang telah
dikeluarkan oleh murtahin menjadi utang rahin kepada murtahin.
c. Perlakuan Bunga Dalam Gadai
Dalam praktek sehari-hari pelaksanaan gadai karena diikuti
dengan proses pinjam meminjam dan pada proses itu dikenakan
bunga pinjaman yang sering disebut dengan bunga gadai. Dalam
pelaksaan proses gadai secara syari’ah penggunaan bunga tidak
diperkenakan karena bunga merupakan riba.
d. Resiko dan Kerusakan Barang Gadai
Resiko dan kehilangan atau rusak barang gadaian menurut
ulama syaifi’yah dan hanabilah berpendapat bahwa murtahin
(penerima gadai ) tidak menanggung resiko apapun jika kerusakan
atau hilangnya barang tersebut tanpa kesengajaan. Sedangkan
ulama hanafi berpendapat,murtahin menanggung resiko sebesar
harga minimum,dihitung mulai waktu diserahkannya barang
kepada murtahin sampai hari rusaknya atau hilangnya barang.
e. Pemanfaatan Barang Gadai
Pada dasarnya barang gadai tidak dapat dimanfaatkan baik
oleh pemilik ataupun penerima gadai. Hal ini karena status barang
sebagai jaminan utang dan amanat penerimanya. Namun apabila
mendapat izin dari masing-masing pihak maka barang tersebut
dapat dimanfaatkan,dan hasil dari pemanfaatan itu adalah milik
bersama, pemanfaatan itu bertujuan agar harta tidak mubazir.
f. Pembayaran Pelunasan Barang Gadai
Apabila sampai waktu yang telah ditentukan,rahin belum
bisa membayar kembali utangnya,maka rahin dapat dipaksa oleh
marhun untuk menjual barang gadainya. Kemudian hasilnya
digunakan untuk melunasi utangnya. Pelunasan hutang sebesar
hutang rahin,dan apabila terdapat kelebihan maka murtahin harus
mengembalikan kepada rahin.
g. Prosedur Pelelangan Barang Gadai
Jika terdapat persyaratan menjual barang gadai pada saat jatuh
tempo,ini dibolehkan dengan ketentuan :
1. Murtahin harus terlebih dahulu mencari tahu keadaan rahin (
penyebab belum melunasi utangnya).
2. Dapat memperpanjang tenggang waktu pelaksanaan.
3. Kalau murtahin benar-benar butuh uang dan rahin belum bisa
melunasi utangnya, maka murtahin boleh memindahkan barang
gadai kepada murtahin lain seizin rahin.
BAB IV
ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan Murabahah BBA (ba’i bitsaman ajil)
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam realisasi pembiayaan BBA
adalah menjustifikasikan penggunaan BBA berdasarkan ayat 282 Surah Al-
Baqarah yang bermaksud: "Wahai orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk tempo yang ditentukan, hendaklah
kamu menulisnya :
1) Mitra/Anggota/Mitra Usaha
a. Menyampaikan tujuan meminta bantuan KSPS BMT RAMA untuk
memberikan barang/alat produksi/mesin yang dibutuhkan, kegunaan
barang tersebut dalam usaha bisnisnya serta sumber dana dan cara
untuk melunasi pembelian barang tersebut.
b. Menyertakan data-data : Legalitas, Laporan Keuangan (mininal tiga
bulan terakhir), data jaminan dan hubungan hukum mitra usaha dengan
jaminan, serta persyaratan lainnya yang diperlukan oleh KSPS BMT
RAMA.
c. Melampirkan informasi barang/alat produksi/mesin yang dibutuhkan
yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjual/suplier barang
tersebut.
1. Informasi Supplier
2. Informasi tentang nama, alamat, dan telepon supplier
3. Konfirmasi tersedianya barang
2) Account Officer/ Bagian Survey
a. Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, historis usaha mitra usaha
baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.
b. Jika mitra usaha tidak mempunyai usulan/calon supplier, Account
officer/Bagian Survei berhak untuk mencarikan supplier.
3) Unit Support ( Administrasi Pembiayaan Legal )
a. Menganalisis mitra usaha dan supplier dari segi yuridis kelengkapan
dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum dan kelayakan jaminan
yang diajukan oleh mitra usaha.
b. Hasil analisis disampaikan kepada Account Officer/Bagian Survey
selanjutnya berdasarkan informasi tersebut dan analisis kualitatif dan
kuantitaf Account Officer Bagian Survey akan mempresentasikannya
kepada Komite.
4) Komite Pembiayaan
a. Bila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka seluruh
permintaan ini dapat dianggap tidak layak mendapat fasilitas
Murabahah. Seluruh dokumen tidak akan dikembalikan pada mitra
usaha dan Account Officer bagian Survey menyampaikan
surat/telepon/SMS penolakan kepada mitra usaha.
b. Jika permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria,
komite akan memberikan persetujuan.
5) Account Officer/Bagian Survey
a. Berdasarkan persetujuan manajer operasional segera melakukan
survey/silaturahmi kepada debitur.
b. Menggali data-data yang diperlukan guna melengkapi persyaratan
pembiayaan baik dari pihak debitur maupun pihak luar.
c. Melakukan check list jaminan
d. Melaporkan hasil survey/silaturahmi secara sistematis, terinci dan
faktual baik secara langsung maupun tertulis.
6) Mitra Usaha
Setelah menerima surat persetujuan murabahah BBA mitra usaha
menyatakan persetujuannya atas seluruh persyaratan yang diajukan
termasuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta KSPS BMT RAMA.
Mitra usaha setuju membayar uang muka.
7) Manajer Pembiayaan
a. Setelah menerima uang Murabahah BBA, bagian Administrasi
pembiayaan dapat mengeluarkan surat tanda terima uang.
b. Bagian administrasi pembiayaan mempersiapkan akad Murabah, yaitu
akad jual beli antara KSPS BMT RAMA. Pada saat ini dapat sekaligus
dilakukan pengikatan jaminan dapat berupa barang yang
diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya.
c. Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus ataupun diangsur.
Cara mengalokasikan pemberian persetujuan pembiayaan Murabahah Ba’i
Bitsaman Ajil (BBA) adalah :
a. Setiap pemberian persetujuan pembiayaan harus mendasarkan kepada
analisis dan rekomendasi tertulis persetujuan usulan pembiayaan.
b. Dalam hal keputusan pemberian persetujuan pembiayaan tidak sejalan
dengan rekomendasi tertulis usulan pembiayaan, harus dijelaskan
secara tertulis dan alasan apa yang mempertimbangkan dan
meyakinkan pejabat pemutus pembiayaan yang bersangkutan.
c. Keputusan akhir persetujuan pembiayaan berada di komite
pembiayaan.
Setiap pembiayaan yang telah disetujui dan disepakati oleh pemohon
dengan koperasi, maka wajib dibuatkan akad secara tertulis yang memuat hal-
hal :
a. Memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum syariah dan hukum
positif yang dapat melindungi kepentingan koperasi (penyebutan
komparisi, jenis akad).
b. Memuat jumlah, jangka waktu, penggunaan, tata cara pembayaran
kembali, serta persyaratan lainnya.
c. Setiap akad pembiayaan yang dibuat oleh koperasi harus
ditandatangani di kantor koperasi oleh para pihak dan pihak yang
memberikan persetujuan kepada pemohon beserta para saksi yang
salah satu dari saksi tersebut adalah bersal dari pihak pemohon.
Proses Realisasi Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA)
a. Proses realisasi adalah proses pencairan dana atau pembelian barang
mitra setelah diproses dan diputuskan oleh koite/Panitia Pembiayaan.
b. Penggunaan dana untuk pembiayaan jual beli dinamakan pembayaran,
sedangkan penggunaan dana untuk pembiayaan syirkah dan jasa
disebut pencairan.
c. Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern dan ekstern yang berlaku
menjamin perlindungan bagi koperasi telah dipenuhi dan diselesaikan.
d. Dokumen pendukung pencairan
a) Dokumen Utama
1. Surat Persetujuan Prinsip.
2. Perjanjian Pembiayaan.
3. Surat Kuasa Menjual.
4. Akte Fiducia.
5. Kartu Angsuran.
6. Tanda Terima Jaminan.
7. Tanda Terima Uanga Mitra (Penarikan pembiayaan).
2) Tambahan :
1. Standart jaminan.
2. Kuasa debet (angsuran, biaya admintrasi, notaris, asuransi).
3. SPK.
4. Pengecekan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum
pencairan pembiyaan dilakukan oleh unit support Pembiayaan
(Seksi Legal dan Administrasi Pembiayaan).
B. Strategi pembiayaan pada KSPS BMT RAMA Salatiga
Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh account officer yang dapat
mempengaruhi kualitas pembiayaan adalah :
a. Karakter mitra
b. Analisis keuangan mitra
c. Struktur modal
d. Kemampuan produksi
e. Siklus usaha
f. Jaminan
g. Pemantauan pembianaan
KSPS BMT RAMA dalam upaya melindungi kepentingan dan kepercayaan
masyarakat serta memelihara tingkat kesehatan usahanya menetapkan negative list
yang akan ditinjau secara periodik pembiayaan-pembiayaan yang akan dihindari.
a. Pembiayaan yang tidak sesuai syariah.
b. Yaitu pembiayaan yang penggunaannya untuk usaha-usaha dan atau
kegiatan-kegiatan lainnya yang bertentangan dengan syariah islami.
c. Pembiayaan modal spekulasi
d. Pembiayaan yang bersifat spekulasi harus dihindari karena tidak
mencerminkan kesungguhan dalam berusaha dan mengandung unsur
gharar dan maysir.
e. Pembiayaan Tanpa Informasi Keuangan
f. Pemberian pembiayaan tanpa informasi keuangan yang memadai
(transparan dan obyektif) akan membahayakan mitra dan koperasi.
g. Pembiayaan Pada Bidang Yang Tidak Dikuasai
h. Pengajuan pembiayaan untuk bidang usaha yang tidak tercantum dan atau
tidak dikuasai oleh pejabat KSPS BMT RAMA harus ditolak secara dini.
i. Pembiayaan Kepada Mitra Bermasalah
j. Pejabat KSPS BMT RAMA yang berkompetensi dengan pembiayaan
hendaknya selalu melakukan checking tentang mitra yang akan dibiayai,
bila tergolong bermasalah harus ditolak pembiayaanny
Pembiyaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiyaaan dimana terdapat
suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiyaan yang
berakibat terjadi kelambatan dalam membayar, atau diperlukan tindakan
yuridis dalam pengambalian atau kemungkinan terjadinya kerugian koperasi.
C. Penanganan Pembiayaan Bermasalah KSPS BMT RAMA Salatiga.
Penanganan terhadapa pembiayaan bermasalah perlu dilakukan dengan
cara :
a. Preventif (pencegahan)
1) Pemahaman dan pelaksanaan proses pembiayaan yang benar,
menyangkut internal (koperasi) dan eksternal (mitra dan lingkupnya).
2) Pemantauan dan pembinaan pembiayaan (on site dan on disk
monitoring ).
3) Memahami faktor yang menjadi penyebab dan gejala dini pembiayaan
bermasalah.
b. Kuratif (penyelesaian)
Account Officer melakukan analisis evaluasi ulang mengenai aspek
(manajemen, pemasaran, produksi, keuangan, yuridis, agunan).
D. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
a. Cara penanganan/penyelasaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan
dalam bentuk :
1) Refitalisasi
Dilakukan dengan cara :
a) Penataan kembali (restructuring)
Ada tiga bentuk penetaan kembali yaitu :
(1) Ditambah dana (suplesi)
Mitra boleh mengambil kembali sisa bagi debet selama
masih dalam jangka waktu pembiayaan yang disetujui dalam
akad.
(2) Novasi
Perjanjian antara koperasi dengan mitra yang
menyebabkan pembiayaan lama menjadi hangus. Novasi
Subyektif pasif terjadi apabila mitra baru ditunjuk untuk
menggantikan mitra lama yang oleh koperasi dibebaskan dari
perikatannya. Kewajiban mitra lama otomatis berpindah kepada
mitra baru. Mitra lama tidak dapat dituntut kecuali telah
diperjanjikan secara tegas di awal atau pada saat penggantian
mitra tersebut sudah dalam keadaan bangkrut.
(3) Pembaruan pembiayaan
Hal ini bukan merupakan pembaruan perjanjian yang
menyebabkan perjanjian lama menjadi hangus dengan adanya
perjanjian baru. Namun merupakan tindakan terhadap suatu
fasilitas pembiayaan yang diberikan dengan ketentuan :
(a) Mitra masih belum sanggup melunasi pembiyaan yang
telah diterima sehingga yang bersangkutan diberi
kesemapatan untuk memperoleh pembiayaan dengan
maksimal plafon sama seperti pembiayaan semula.
(b) Mitra tidak diperbolehkan mengambil kembali sisa bagi
debet dari pembiayaan terlebih dahulu.
Atas kedua hal di atas, koperasi perlu menilai ulang
terhadap kemampuan mitra terutama dalam penyesuaian
dengan saldo pembiayaan yang sama.
b) Penjadwalan kembali (resceduling)
Penjadwalan dapat dilakukan ulang dengan mengubah jangka
waktu pembiayaan. Penjadwalan ulang (penanggalan, tenggang
waktu), dan jumlah angsuran. Hal ini dilakukan apabila terjadi
ketidak cocokkan jadwal angsuran yang dibuat account officer
dengan kemempuan dan kondisi mitra. Pemecahannya adalah
mengevaluasi dan menganalisi kembali seluruh kemampuan usaha
mitra sehingga cocok dan tepat dengan jadwal yang baru. Koperasi
tidak perlu meneliti ulang tentang jaminan dan segala bentuk
perijinan yang ada.
c) Persyaratan kembali ( recountditioning )
Koperasi melakukan tindakan ini terhadap mitra apabila terdapat :
1) Perubahan kepemilikan usaha.
2) Perubahan jaminan, apakah dalam hal bentuk, harga maupun
status. Hal ini akan mempengaruhi collateral coverage
Pembiayaan.
3) Perubahan pengurus
4) Perubahan nama dan status perusahaan
Keempat hal di atas akan menyebabkan perubahan
penganggung jawab pembiayaan dan perubahan status yuridis
perusahaan yang mungkin tidak tepat lagi dengan perjanjian
semula.
d) Bantuan Manajemen
Apabila dari hasil evaluasi ulang aspek manajemen yang
menjadi faktor penyebab terjadinya pembiyaan bermasalah, maka
koperasi akan melakukan asistensi atau bantuan Manajemen
terhadap usaha mitra.
2) Collection agent
Apabila pejabat koperasi dalam melakukan penagihan
pembiayaan bermasalah hasilnya tidak cukup efektif, maka boleh
menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan penagihan,
dengan syarat bahwa personal yang bersangkutan harus capable,
credible, amanah dan memahami prinsip-prinsip syariah dalam
menagih.
3) Penyelesaian melalui jaminan (eksekusi)
Penyelesaian melalui jaminan dilakukan dengan cara :
a) Non Litigasi
(1) Likuidasi usaha
Meninta kepada nasabah untuk menjual sebagian aset
kekayaan yang dimiliki untuk menutup keterlambatan
pinjaman.
(2) Parate eksekusi
(a) Ambil alih jaminan (off sets)
Mengambil alih hak kepemilikan barang jaminan dan
memberikan jangka tempo kepada nasabah untuk segera
melunasi keterlambatan pembiayaan, apabila dalam jauh
tempo nasabah tidak dapat melunasi maka akan dilakukan
tahap penjualan jaminan.
(b) Menjual jaminan
Apabila telah menemui jalan buntu dari kedua tahapan
diatas maka tahap yang terakhir adalah menjual barang
jaminan. Dalam proses penjualan jaminan nasabah dan
BMT sama-sama mencari calon pembeli (dijual dan
ditawarkan sama-sama diketahui kedua belah pihak).
Setelah barang jaminan laku terjual maka pihak BMT
hanya mengambil sisa tungakan nasabah, selebihnya
merupakan hak dari nasabah.
b) Write Off Sementara
4) Write Off Final
a) Klasifikasi Write Off
(1) Hapus buku, yaitu penghapusbukuan seluruh pembiayaan mitra
yang sudah tergolong macet, akan tetapi masih akan tetap
ditagih.
(2) Hapus tagih, yaitu penghapusbukuan dan penghapus tagihan
seluruh pembiayaan mitra yang sudah nyata-nyata macet.
b) Syarat kondisi
(1) Penghapusbukuan hanya boleh dilakukan terhadap mitra yang
pembiayaannya sudah tergolong macet akan tetapi berdasarkan
analisis koperasi secara material masih ada sumber walau
sangat terbatas jumlahnya untuk membayar.
(2) Penghapus tagihan hanyalah dilakukan terhadap mitra yang
pembiayaannya sudah macet dan berdasarkan analisis ekonomi
yang dilakukan pihak koperasi, mitra yang bersangkutan nyata-
nyata tidak mempunyai sumber dan kemampuan untuk
membayar.
c) Sumber penghapusan pembiayaan
(1) Sumber penghapusbukuan adalah dana Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif Wajib dibentuk ( PPAP WD).
Perolehan pembayaran kembali dari mitra yang
dihapusbukukan akan dimasukkan kedalam rekening PPAP.
(2) Sumber penghapustagihan adalah dana zakat yang dikelola oleh
Baitul Maal.
d) Mekanisme pengambilan keputusan
Untuk setiap rencana penghapusan pembiayaan,baik yang
berupa penghapusbukuan dan terlebih penghapus tagihan haruslah
diajukan oleh Manajer KSPS BMT RAMA. Kemudian berdasarkan
data-data mitra yang diajukan tersebut, Manajer BMT RAMA akan
melakukan penelitian dan memberikan persetujuan dan atau
penolakan.
b. Prose Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
* Menganalisis/ mengkaji ulang penyebab pembiayaan bermasalah
* Penentuan alternatif solusi.
* Pelaksanaan penanganan/penyelesaian.
* Monitoring dan evaluasi.
c. Pembenahan pembiayaan secara preventif ini oleh account officer tetap
harus diajukan kepada Manajer Pembiayaan untuk disetujui. Setelah
disetuji, maka prose berikutnya sama seperti prose pembiayaan terhadap
mitra baru.
d. Terhadap pembiayaan yang menunggak antara 1-4 bulan, account officer
harus memberikan surat pemberitahuan tunggakan. Apabila dalam jangka
waktu tertentu mitra tetap tidak menyelesaikan maka account officer dapat
mengalihkan mitra tersebut keurusan/Seksi Legal dan Remidial.
e. Penanganan mitra pembiayaan bermasalah oleh urusan/Seksi legal dan
remidial berbeda dari account officer. Oleh karena itu sebelum
pembiayaannya dialihkan mitra harus terlebih dahulu diberi tahu hal
tersebut.
f. Wewenang urusan/seksi legal dan remidial adalah menyelesaikan
tunggakan mitra. jika kolektibiltas pembiayaannya telah lancar kembali
maka dapat diserahkan lagi kepada account officer.
E. Sangsi dan Denda
a. Mitra yang mampu akan tetapi menunda-nunda dan atau melalaikan
pembayaran pembiayaannya kepada koperasi dikenakan sanksi berupa
denda untuk setiap hari keterlambatan.
b. Besarnya denda tersebut harus dibuat dan disepakati pada saat
penandatanganan akad pembiayaan antara mitra dengan koperasi.
c. Dana yang diperoleh dari denda tersebut dimasukkan dalam rekening
khusus dan diperuntukan untuk dana sosiala kebajikan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan-penjelasan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis
dan diuraikan melalui tulisan pada bab-bab sebelumnya mengenai pembiayaan
ba’i bisaman ajil pada KSPS BMT RAMA Salatiga, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur pembiayaan penerapanya menggunakan prinsip kehati-hatian
oleh KSPS BMT RAMA Salatiga yang telah menjalankan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dalam pemberian pembiayaan memakai sistim
bagi hasil. Dari itu semua pihak KSPS BMT RAMA Salatiga dalam
mengalokasikan pembiayaan menggunakan akad Ba’i Bisaman Ajil (BBA)
karena memakai akad jual beli sehingga pihak peminjan wajib melunasi
pinjaman.
2. Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh Account officer yang dapat
mempengaruhi kualitas pembiayaan sehingga dapat mencegah
pembiayaan yang bermasalah adalah :
h. Karakter mitra
i. Analisis keuangan mitra
j. Struktur modal
k. Kemampuan produksi
l. Siklus usaha
m. Jaminan
3. Penanganan terhadap pembiayaan bermasalah perlu dilakukan dengan
Prose Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
* Menganalisis/ mengkaji ulang penyebab pembiayaan bermasalah
* Penentuan alternatif solusi
* Pelaksanaan penanganan/penyelesaian
* Monitoring dan evaluasi
4. Keunggulan Akad Ba’i Bisaman Ajil (BBA) adalah :
a. Merupakan akad jual beli pengembangan dari Murabahah.
b. Jual beli dengan cara pembayarannya diangsur.
c. Di gunakan hampir di setiap pembiayaan pada lembaga keuangan
Islam, kerena nasah diwajibkan melunasi.
d. Ada unsur tolong menolong.
B. SARAN
Agar KSPS BMR RAMA dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan,
maka perlu dilakukan :
1. Mempertahankan nasabah yang potensional dengan cara menciptakan
ikatan kekeluargaan antara nasabah dengan KSPS BMT RAMA Salatiga.
2. Secara terus menerus melakukan pembahasan dalam pelayanan dan produk
sehingga nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat KSPS
BMT RAMA Salatiga dan mempertimbangkan citra sebagian lembaga
keuangan yang berlandasan nilai-nilai Islam.
3. Menambah keamanan di kantor agar terhindar dari pihak-pihaktidak
bertnggung jawab, selain menambah penjagaan dengan mengangkat
pegawai security, dan yang paling utama adalah memasang CCTV di sudut
ruangan yang bertetapan langsunmg dengan pelayanan, serta di luar
gedung.
4. Berkaitan dengan usaha untuk dapat menjalankan kegiatan simpan pinjam
yang lebih berkembang lagi perlu menambah alat-alat kelengkapan dan
fasilitas, serta penataan layout yang rajin rapi seperti yang ada di bank.
5. Manajer operasinal menangani secara serius semua kegiatan, besikap
sebagai pimpinan yang bijak dan dewasa, tidak pelit, dan hargailah kinerja
karyawanmu.
6. Dan yang terpenting adalah prinsip syariahnya harus ditegakan, jangan
menonjolkan mark up, denda yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Burhannudin, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, ,Yogyakarta,
UII press,2008.
Wijanarko, Luki, Pembiayaan BBA di BMT AL- Mu’awanah Bringin, tahun
2008-
2009,Salatiga : STAIN, 2009
Fatmawati, Ida, Tinjauan Pembiayaan BBA dalam Kaitanya Dengan Pendapatan
BMT mujahirin Salatiga, Salatiga : STAIN, 2005
Gofur, Abdul, Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada KSU Bisama Klumpit
Salatiga, Salatiga : STAIN , 2010
Undang-Undang Republik Indonesia, no 21 , tentang Perbankan Syariah.
Tahun 2008