Prosedur Pemasangan Infuse

15
PROSEDUR PEMASANGAN INFUSE By: Keperawatan RSUS

description

eeee

Transcript of Prosedur Pemasangan Infuse

Page 1: Prosedur Pemasangan Infuse

PROSEDUR PEMASANGAN INFUSE

By: Keperawatan RSUS

Page 2: Prosedur Pemasangan Infuse

PENGERTIAN DAN INDIKASI

Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukan cairan atau obat langsungke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set (potter,2005) Tindakan infus diberikan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan, serta klien yang system pencernaannya terganggu.

Page 3: Prosedur Pemasangan Infuse

TUJUAN…memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi media untuk pemberian obat melalui vena.

Page 4: Prosedur Pemasangan Infuse

INDIKASI DAN KEADAAN YANG MEMERLUKAN PEMASANGAN INFUSE

1) Perdarahan dalam jumlah banyak

2) Trauma abdomen

3) Fraktur tulang, khususnya di pelvis dan paha

4) Kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi

5) Diare dan demam

6) Luka bakar yang luas

7) Semua trauma kepala, dada

Page 5: Prosedur Pemasangan Infuse

JENIS CAIRAN INFUSE

1) Larutan nutrien Larutan ini berisi beberapajenis karbohidrat (dekstrosadan glukosa) dan air. Larutan nutrien yang umum digunakan adalah 5% dekstrosadalam air (D5W), 3,3% glukosadalam 0,3% NaCl, dan 5% glukosadalam 0,45% NaCl. Setiap 1 liter cairan dextrose5% mengandung 170-200 kalori,asam amino (amigen, anunosol, dan travamin) atau lemak (lipomul dan lyposyn).

2) Larutan elektrolit Larutan elektrolit meliputi larutan saline(isotonik, hipotonik atau hipertonik). Jenislarutan elektrolit yang paling banyak digunakan adalah normal salin (isotonik), yaitu NaCl 0,9%. Contoh larutan elektrolit lainnya adalah laktat ringer (Na+, K+, Cl‾, Ca2+) dan cairan butler (Na+, K+,

Mg2+, Cl‾, HCO3

Page 6: Prosedur Pemasangan Infuse

3) Cairan asam basa Jenis cairan yang termasuk cairan asam basa

adalah natrium laktat dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan sejenis garam yang dapat mengikat ion H+ dari cairan

sehingga mengurangi keasaman lingkungan.

4)Volume ekspander Jenis larut ini berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah atau plasma, misalnya pada kasus hemoragi atau kombustio berat. Volume ekspander yang umum digunakan antara lain dekstran, plasma, dan albumin serum. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan tekanan osmotik darah.

Page 7: Prosedur Pemasangan Infuse

PENENTUAN LETAK INFUSE

Penginfusan dapat dilakukan pada beberapa

tempat sebagai berikut :1) Vena lengan yaitu vena sefalika, basilika

atau mediana kubitI2) Vena tungkai atau vena safena 3) Vena di daerah kepala

Page 8: Prosedur Pemasangan Infuse

PERSIAPAN• Cuci tangan di air mengalir

• Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan

• IV Catheter (Abocath) sesuai dengan ukuran yangdibutuhkan

• Infus set sesuai ukuran

• Cairan infus sesuai kebutuhan klien

• Standard infus (kolf)

• Tali pembendung (Torniquet)

• Kapas alkohol 70 % dalam tempatnya

•Betadine dalam tempatnya

• Kassa steril

• Sarung tangan bersih

• Plester

•Bengkok (nierbekken)

•Gunting verband atau plester

• Pengalas atau perlak

•Spalk bila perlu (untuk anak-anak)

• Membawa alat-alat ke dekat klien

Page 9: Prosedur Pemasangan Infuse

PROSEDUR KERJAo Identifikasi klien

o Mempersiapkan psikologis klien

o Meminta persetujuan dan menjelaskan dengan

prosedur yang sederhanao Mengatur cahaya agar penerangan baik

o Mencuci tangan

o Pasang infus set ke cairan denganlangkah :

1)Buka infus set. Geser bagian klem hingga 10cm

dari bagian ruang tetesan dan tutup/klem dengan

cara diputar ke bawah

Page 10: Prosedur Pemasangan Infuse

2) Hubungkan cairan ke set infus dengan menusukkan ujung slang pada bagian karet botol infus.

3) Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan (reservoir) sampai terisi sebagian dan buka klem slang sampai cairan memenuhi slang dan udara di dalam slang keluar.

4) Letakkan pengalas di bawah area (vena) yang akan dipasang infus.

5) Cari lokasi pemasangan. Usahakan pada area paling distal pada ekstremitas yang tidak dominan

6) Bendung vena dengan memasang torniket 10-12 cm di atas area penusukan dan anjurkan klien untuk menggenggam (bila sadar)

7) Kenakan sarung tangan bersih

8) Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol 70% memutar dari dalam ke luar atau dari atas ke bawah

9) Lakukan penusukan vena dengan meletakkan ibu jari di bawah vena dan posisi jarum (abbocath) mengarah ke atas.

10)Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abbocath atau surflo). Apabila terlihat ada darah dalam jarum (abbocath atau surflo), tarik keluar bagian dalam jarum sambil menyusupkan bagian luarnya lebih jauh ke dalam vena. 

Page 11: Prosedur Pemasangan Infuse

11) Setelah jarum bagian dalam dilepaskan, tekan bagian atas vena dengan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar.

12) Hubungkan abbocath ke slang infus secara cepat dan cermat.

13) Lepaskan torniket dan lemaskan kepalan tangan klien.

14) Buka klem dan atur kecepatan sesuai instruksi yang telah diberikan.

15) Periksa daerah sekitar tempat penusukan untuk melihat adanya tanda-tanda infiltrasi.

16) Bila tidak ada tanda-tanda infiltrasi, tutupi area penusukan dengan kasa steril dan fiksasikan dengan plester.

17) Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta ukuran jarum. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

18) Catat jenis cairan, lokasi infus, kecepatan aliran, dan jenis jarum infus yang digunakan.

19) Bila tidak ada tanda-tanda infiltrasi, tutupi area penusukan dengan kasa steril dan fiksasikan dengan plester.

20) Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta ukuran jarum.

21) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

22) Catat jenis cairan, lokasi infus, kecepatan aliran, dan jenis jarum infus yang digunakan.

Page 12: Prosedur Pemasangan Infuse

KEUNTUNGAN YANG DIDAPAT DARI PEMASANGAN INFUS ANTARA LAIN:

1. Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat

2. Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan

3. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi

4. Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan dapat dihindari

5. Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis

Page 13: Prosedur Pemasangan Infuse

KERUGIAN PEMASANGAN INFUS ANTARA LAIN:

1) Tidak bisa dilakukan “drug Recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi

2) Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan “speeed Shock”

3) Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu:

a) Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu

b) Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia

c) Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan

Page 14: Prosedur Pemasangan Infuse

CARA MENGHITUNG TETESAN INFUSE

Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung jumlah tetesan, yakni:

1) Jumlah millimeter perjam Jumlah tetesan dihitung dengan membandingkan volume cairan yang harus diberikan (ml) dengan lamanya pemberian (jam).

Contoh: 3000 ml cairan RL harus diberikan dalam 24 jam. Dengan demikian Jumlah tetesan = (3000 ml)/ (24 jam) =

2) Tetesan permenit Jumlah tetesan dihitung dengan mengalikan jumlah cairan yang dibutuhkan (ml) dengan faktor tetes, kemudian

membaginya dengan lama pemberian (menit). Faktor tetes ditentukan berdasarkan alat yang digunakan.

Rumus pemberian cairan : Tetes = (Σ cairan yang dibutuhkan x faktor tetes (makro atau mikro))/(Total waktu (jam x 60 menit)) Pedoman: Faktor tetes makro : 20 tetes Faktor tetes mikro: 60 tetes

Page 15: Prosedur Pemasangan Infuse

Terimakasih…………..

Wassalamualaikum wr wb...