PROPOSAL TA2 Trikloroetilen

download PROPOSAL TA2 Trikloroetilen

of 27

description

TRI KLORO ETILEN

Transcript of PROPOSAL TA2 Trikloroetilen

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Pabrik adalah sarana untuk memproduksi barang kebutuhan manusia.

    Tujuan pendirian pabrik adalah untuk bisa mendapatkan nilai tambah, biasanya

    nilai tambah tersebut secara ekonomi, yaitu mengolah bahan baku menjadi produk

    baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pabrik dapat digolongkan menjadi

    dua kelompok besar berdasarkan adanya reaksi kimia dalam perubahan bahan

    baku menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia.

    Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan

    merupakan reaksi kimia. Sedangkan pabrik kimia menyelenggarakan satu ataupun

    serangkaian reaksi kimia untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Pabrik

    trikloroetilen termasuk ke dalam kelompok pabrik kimia, karena perubahan bahan

    baku asetilen dan klorin menjadi produk trikloroetilen merupakan reaksi kimia.

    1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

    Latar belakang pendirian pabrik trikloroetilen adalah permintaan pasar yang

    terus meningkat serta ketersediaan bahan baku untuk memproduksi trikloroetilen.

    Permintaan pasar akan trikloroetilen dari tahun 1999 2004 dapat dilihat dari data

    impor trikloroetilen pada tabel 1. Dari data impor tersebut, diperkirakan

    permintaan trikloroetilen di Indonesia akan terus meningkat pada tahun-tahun

    mendatang. Faktor lain yang melatarbelakangi pendirian pabrik trikloroetilen

    adalah pada saat ini tidak adanya pabrik yang memproduksi trikloroetilen di

    Indonesia, sehingga kebutuhan trikloroetilen dalam negeri murni didapat dari

  • impor. Impor trikloroetilen di Indonesia dari tahun 1999 2004 dapat dilihat pada

    gambar 1.

    Sumber: BPS, diolahGambar 1. Impor Trikloroetilen Indonesia

    1.2 Analisa Pasar

    Perkembangan konsumsi trikloroetilen di Indonesia cenderung meningkat

    untuk tipa tahunnya, ini berarti membuktikan bahwa Indonsia masih membutuhkan

    banyak trikloroetilen agar konsumsi di dalam negeri terpenuhi.

    Data statistic yang diterbitkan oleh BPS tentang kebutuhan ethanol di

    Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat seperti terlihat pada table 1-1

    (BPS, 2006) sebagai berikut:

    Table 1-1. Kebutuhan Ethanol Dalam Negeri

    Tahun Jumlah (Ton)2002 18887.372003 16896.702004 13930.062005 46806.402006 21487.40

  • 2007 18520.37

    1.3 Prediksi Kapasitas Produksi

    Untuk menentukan kapasitas pabrik ini berdasarkan data di atas maka

    proyeksi kebutuhan Ethanol di Indonesia pada masa mendatang dapat diperkirakan

    dengan metode least square:

    Tahun Periode (X) (Y) X2 X.Y2002 1 18887.37 1 18887.372003 2 16896.70 4 33793.402004 3 13930.06 9 41790.182005 4 46806.40 16 187225.602006 5 21487.40 25 107437.002007 6 18520.37 36 111122.22

    n = 6 X = 21 Y = 136528.30 X2 = 91 X.Y = 500255.77

    Persamaan umum : Y = a + bx

    Dengan :

    384.1280)21()91(6

    )30.136528(.)21()77.500255(6)()(

    ).(.)().(

    373.18273)21()91(6

    )77.500255(.)21()91(.)30.136528()()(

    ).(.)()(.)(

    2

    22

    2

    22

    2

    b

    XXnYXYXnb

    a

    XXnYXXXYa

    Dimana : Y = Kapasitas Produksi

    X = Tahun ke-n

    Dari rumus persamaan maka dapat diproyeksikan kebutuhan Ethanol pada

    tahun 2015 yaitu sebesar:

    Y = 18273.373 + (1280.384) X

    = 18273.373 + (1280.384) (13)

    = 34918.365 Ton/Tahun

  • Berdasarkan data proyeksi di atas, bahwa kebutuhan Trikloroetilen

    akan terus meningkat pada tahun 2015 mencapai 34918.365 Ton/Tahun, maka

    industri ini direncanakan akan memproduksi Trikloroetilen secara komersil sebesar

    35.000 Ton/Tahun.

    1.4 Ketersediaan Bahan Baku

    Bahan baku utama pembuatan trikloroetilen adalah gas asetilen dan gas

    klorin banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik di kawasan pabrik Cilegon dan

    sekitarnya, baik sebagai produk utama maupun sebagai produk samping.

    Pabrik-pabrik yang memproduksi asetilen di Indonesia terutama di daerah

    Banten dan sekitarnya beserta kapasitas produksinya dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Pabrik-pabrik yang memproduksi asetilenNo. Nama Pabrik Alamat Kapasitas Produksi1 PT Air Products Jl.Raya Merak Km.16 1500000 cum p.a Indonesia Desa Rawa Arum Cilegon Banten2 PT Aneka Gas # Jl. Raya Bekasi Km. 22 2078000 cum p.a Industri Jakarta 13910 # Jl. Beji - Tugu Km. 10 Semarang - Jawa Tengah # Medan Industrial Estate/Mabar Jl. Pulau Kalimantan No.1

    Medan 20204 - Sumatera Utara

    # Jl. Raya Surabaya - Mojokerto Km. 10

    Beringin Bendo - Taman Sepanjang

    Sidoarjo Jawa Timur # Jl. Simpangan Industri No.12 Bandung Jawa Barat

    # Cilegon Industrial Estate Blok H-12

    Cilegon Banten # Jl. Gowa - Gunung Sari Makassar - Sulawesi Selatan3 PT BOC Gases # Jl. Raya Romoo 280000 kg p.a Indonesia Kecamatan Manyar Gresik - Jawa Timur # Mulia Glass Industrial Estate

  • Jl. Raya Tegal Gede Bekasi - Jawa Barat # Jl. Ancol IX/5 Ancol Barat - Jakarta Barat # Jl. Yon Martasasnita Desa Ranca Sari Pamanukan Subang - Jawa Barat4 PT Budi Inti Sari Jl. Daan Mogot Km.18 1620000 cum p.a Gas Batu Ceper - Tangerang Banten5 PT GT. Java Serang Banten 14000 ton p.a

    PetrochemicalComplex

    Tabel 1 (lanjutan)6 PT Inti Gas Abadi Jl. Industri VII Blok N No. 11 20000 cu meters p.a Tangerang Banten

    7 PT Ramawijaya Bekasi International Industrial Estate 360 tons p.a

    Graha Kompleks Hyundai Blok C-9 Lemahabang

    Bekasi - Jawa Barat

    8 PT Sentulprima Jl. Raya Jakarta Serang Km. 12-13 690 tons p.a

    Gasindo Serang BantenSumber: Indonesian Chemical Industries Directori, 2004

    Sedangkan pabrik-pabrik yang memproduksi klorin beserta kapasitas

    produksinya di Indonesia terutama di daerah Banten dan sekitarnya dapat dilihat

    pada tabel 2.

    Tabel 2. Pabrik-pabrik yang memproduksi klorinNo. Nama Pabrik Alamat Kapasitas Produksi1 PT Asahimas Desa Gunung Sugih 22000 tons p.a Chemical Jl. Raya Anyer Km.122 Cilegon Banten2 PT Batavindo Indramayu Jawa Barat 75000 tons p.a

    Chlorimatra3 PT Dongjin Jl. Raya Anyer Km.123 6000 tons p.a Indonesia Desa Gunung Sugih - Kecamatan

    Ciwandan Cilegon Banten4 PT Indah Kiat Pulp # Paper Mill Units 165000 tons p.a & Paper Tbk Jl. Raya Serpong Km.8 Serpong Tangerang Banten # Pulp Making Unit & Oxygen Plant Jl. Raya Minas Perawang Km.26 Pinang Sebatang Siak Bengkalis Riau # Unit III Jl. Raya Serang Km. 76 - Kragilan

  • Serang Banten5 PT Pindo Deli Pulp Jl. Prof. Dr. Ir. H. Sutami No.88 44375 tons p.a & Paper Mills Teluk Jambe Johar Kelurahan Adirasa Karawang - Jawa Barat6 PT Sulfindo Desa Mangunreja Bojonegara 195000 tons p.a Adiusaha Merak Banten

    Sumber: Indonesian Chemical Industries Directori, 2004

    1.5 Perencanaan Pendirian Pabrik

    Pemilihan lokasi pabrik yang tepat merupakan hal yang penting dalam studi

    kelayakan pendirian suatu pabrik dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya

    optimasi dari suatu proses, karena hal nin menyangkut beberapa factor produksi

    dan distribusi dari pabrik yang akan didirikan. Dalam penentuan lokasi pabrik

    banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan yang utamam pabrik harus terletak di

    loaksi yang mana biaya produksi dan distribusi sekecil mungkuin, serta dengan

    mempertimbangkan factor-faktor penunjang lainnya.

    Lokasi pabrik Trikloroetilan ditetapkan di daerah Cilegon. Lokasi ini dipilih

    berdasarkan faktor-faktor utama dan penunjang pemilihan lokasi berikut :

    I.5.1. Faktor Primer

    Factor primer secara langsung mempengaruhi tujuan utama dari suatu usaha

    atau kegiatan pabrik. Tujuan utama ini meliputi produksi dan distribusi produk

    yangb diatur menurut macam dan kualitas waktu serta tempat yang dibutuhkan

    konsumen pada tingkat harga yang terjangkau, sementara pabrik masih

    memperoleh keuntungan yang wajar, factor primer ini meliputi:

    1. Dekat dengan sumber atau penyediaan bahan baku

  • Diusahakan pabrik dekat dengan sumber bahan baku sesuai dengan jumlah

    kebutuhan, harga pembelian yang pantas, biaya transportasi tidak terlalu mahal,

    dan terjaga kontinuitas pengirimannya.

    Bahan baku gas klorin dan asetilen diperoleh dari kawasan industri yang

    berada di Cilegon. Sehingga biaya transportasi pengangkutan bahan baku tidak

    terlalu mahal.

    2. Dekat dengan daerah pemasaran produk

    Pabrik Trikloroetilen didirikan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan

    pasar di Indonesia yaitu oleh industri makanan dan minuman, industri kimia,

    industri kosmetik, dan sebagainya yang mana sebagian besar industri-industri ini

    terdapat di pulau Jawa, terutama di Ibukota Jakarta, wilayah Tangerang sehingga

    saranan angkutan jalan raya memegang peranan penting.

    3. Fasilitas Transportasi

    Untuk memudahkan transportasi yang meliputi pengangkutan dan pemindahan

    sampai di tempat tujuan, baik bahan baku maupun produk, maka lokasi pabrik

    direncanakan ditempatkan di daerah yang dekat dengan jalan besar dan pelabuhan.

    Keberadaan pelabuhan merak yang dapat digunakan sebgaia prasarana dalam

    menunjang pemasaran, sehingga memudahkan perolehan bahan baku dan

    distribusi produk.

    4. Kemudahan memperoleh sarana penunjang

    Sarana utilitas seperti air mempunyai peranan penting bagi industri kimia

    karena diperluikan untuk kelangsungan proses dan untuk sanitasi. Adapun sarana

    penunjang dan utilitas tersebut dapat dengan mudah diperioleh dari unit utilitas

    kawasan industri Cilegon yang berasal dari air laut.

  • Karena lokasi pabrik didirikan di daerah kawasan industri di Cilegon, maka

    kebutuhan listrik cukup memadai untuk menjalankan perlatana dan sebagai sarana

    penerangan serta pendinginan baik di lokasi pabrik maupun di lingkungan

    perkantoran, dan cadangan listrik digunakan generator diesel.

    I.5.2. Faktor Sekunder

    Yang termasuk factor-faktor sekunder dalam pemilihan lokasi pabrik

    adalah:

    1. Kemudahan mendapatkan tenaga kerja

    Ada dua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menunjang didirikannya pabrik

    ini, yaitu tenaga kerja terampil dan tenaga kerja non terampil. Tenaga kerja yang

    terampil dan berkualitas diperoleh dari lulusan sekolah menengah umum sampai

    perguruan tinggi. Sedangkan tenaga kerja non terampil diperoleh dari lingkungan

    masyarakat di sekitar lokasi pabrik, sehingga dengan demikian lapangan kerja

    sekaligus dapat dibuka dengan pendirian pabrik ini.

    2. Iklim dan kondisi tanah yang bersangkutam

    Iklim yang baik (kelembaban udara, intensitas panas matahari, curah hujan dan

    angina) setrta kondisi tanah yang baik mempengaruhi kelancaran proses produksi

    juga menjadi factor pendorong bagi karyawana untuk bekerja lebih baik dengan

    sekelilingnya yang cukup baik.

    3. Lahan

  • Factor ini berkaitan dengan rencana pengembvangann pabrik lebih lanjut.

    Cilegon merupakan daerah kawasan industri, sehingga lahan di daerah tersebut

    sudah disiapkan untuk pendirian suatu pabrik.

    4. Peraturan daerah dan keadaan masyarakat

    Kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah tempat didirikannya

    suatu pabrik, juga akan mempengaruhi kelangsungan pabrik itu sendiri. Akan

    sangat menguntungkan apabila pemerintah daerah memberikan kemudahan atau

    fasilitas kepada pihak pabrik, sedang pihak pabrik juga memberikan kontribusi

    kepada pemerintah berupa pemasukan pajak serta memberikan peluang kerja bagi

    masyarakat sekitar kawasan pabrik.

    BAB II

  • TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk

    2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku

    Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Trikloroetilen adalah

    asetilen dan klorin,

    1. Asetilen

    Bahan baku pembuatan TCE adalah asetilen dengan komposisi seperti yang

    terdapat pada tabel 5,

    Tabel 5 Komposisi asetilen:Komponen Fraksi berat

    (%)Asetilen

    Metan

    Hidrogen

    99,6

    0,37

    0,03

    a. Asetilen

    Rumus kimia : C2H2

    Berat molekul : 26,038 kg/kmol

    Titik didih : - 83,80C

    Titik leleh : -840C

    Temperatur kritis : 35,10C

    Tekanan kritis : 61,91bar

    Densitas : 1,11 kg/m3

    Bentuk : gas

  • Kapasitas panas : (6,132 + 1,952x10-3 T 1,299x105 T-2) x

    R kJ/kmol K

    Hvap : 801,9 kJ/kg

    Log P (tekanan uap) : 4,66141 (909,079/(T + 7,947)) bar

    2. Klorin

    Rumus kimia : Cl2

    Berat molekul : 70,906 kg/kmol

    Titik didih : -34,10C

    Titik leleh : -1010C

    Temperatur kritis : 1440C

    Tekanan kritis : 77 bar

    Bentuk : gas

    Densitas : 3,71kg/m3

    Kapasitas panas : (4,442 + 0,089x10-3 T 0,344x105 T-2) x

    R kJ/kmol K

    Hvap : 287,79 kJ/kg

    Log P (tekanan uap) : 3,02130 (530,591/(T 64,639)) bar

    Kemurnian : 100%

  • 2.1.2 Spesifikasi Produk

    1. Tetrakloroetan

    Rumus kimia : C2H2Cl4

    Berat molekul : 167,85 kg/kmol

    Titik didih : 146,30C

    Temperatur kritis : 371,50C

    Tekanan kritis : 23,67 bar

    Bentuk : cair

    Densitas : 1,56 kg/l

    Kapasitas panas : (21,155 48,28x10-3 T + 101,4x10-6 T2) x

    R kJ/kmol K

    Hvap : 45,72 kJ/kg

    Log P (tekanan uap) : 3,21563 ( 959,602/(T 123,372)) bar

    2. Trikloroetilen

    Rumus kimia : C2HCl3

    Berat molekul : 131,39 kg/kmol

    Titik didih : 87,60C

    Titik leleh : -84,80C

    Temperatur kritis : 2980C

    Tekanan kritis : 35,07 bar

    Bentuk : cair

    Densitas : 1,463 kg/l

    Kapasitas panas : (17,1931 + 9,31709x10-1 T 2,74646x10-

    3 T2 + 3,08927x10-6 T3) kJ/kmol K

  • Log P (tekanan uap) : 3,55346 ( 974,538/(T 85,811)) bar

    3. Hidrogen Klorida

    Rumus kimia : HCl

    Berat molekul : 36,46 kg/kmol

    Titik didih : -33,50C

    Temperatur kritis : 51,680C

    Tekanan kritis : 82,56 bar

    Bentuk : cair

    Densitas : 1,18 g/cm3

    Kapasitas panas : (3,156 0,623x10-3 T + 0,151x105 T-2) x R

    kJ/kmol K

    Log P (tekanan uap) : 3,6075 ( 535,172/(T 39,847)) bar

    2.1.3 Spesifikasi Bahan Penunjang

    1. Air

    Rumus kimia : H2O

    Berat molekul : 18,016 kg/kmol

    Titik didih : 1000C

    Titik leleh : 00C

    Temperatur kritis : 374,30C

    Tekanan kritis : 221,2 bar

    Bentuk : cair

    Densitas : 0,998 gr/ml

  • Kapasitas panas :(18,2964 + 4,72118x10-1 T 1,33878x10-3

    T2

    + 1,31424x10-6 T3) kJ/kmol K

    2. Antimony Trichloride

    Rumus kimia : SbCl3

    Berat molekul : 228,12 kg/kmol

    Titik didih : 2220C

    Titik leleh : 73,40C

    Temperatur kritis : 247,850C

    Tekanan kritis : 62,7 bar

    Bentuk : padat

    Densitas : 7.9 gr/cm3

    Kapasitas panas : 100,7 kJ/kmol.K

    3. Barium diklorida

    Rumus kimia : BaCl2

    Berat molekul : 208,23 kg/kmol

    Titik didih : 15600C

    Titik leleh : 9630C

    Bentuk : padat

    Densitas : 3,856 gr/cm3

    Kapasitas panas : 81,75 kJ/kmol.K

  • 4. Pyrrole

    Rumus kimia : C4H5N

    Berat molekul : 67,09 kg/kmol

    Titik didih : 130,10C

    Titik leleh : -230C

    Temperatur kritis : 366,80C

    Tekanan kritis : 56,742 bar

    Bentuk : cair

    Densitas : 9.67 gr/cm3

    Kapasitas panas : 127,74 kJ/kmol.K

    2.2 Proses-proses Pembuatan Trikloroetilan

    Berdasarkan bahan baku ada tiga macam proses yang digunakan dalam

    pembuatan trikloroetilan yaitu proses asetilen, proses klorinasi dan proses

    oksiklorinasi (Kirk-Othmer, 1993).

    2.2.1. Proses Asetilen

    Proses berdasarkan acetylene terdiri dari dua tahap. Tahap pertamam

    diiliustrasikan pada reaksi 1, asetilen (C2H2) diklorinasi menjadi produk

    intermediate tetrakloroetan (CHCl2-CHCl2). Reaksi tersebut eksotermis,

    temperature dipertahankan pada 80-90C. katalis-katalis yang digunakan antara

    lain ferric chloride, phosporus chloride dan antimony trichloride.

    Produk kemudian didehidroklorinasikan menjadi trikloroetilen melalui

    thermal cracking (reaksi 2), biasanya menggunakan katalis seperti barium

  • chloride atau silica pada temperature 300-500 C. konversi tetrakloroetan sekitar

    98% massa berdasarkan asetilen. Sedangkan konversi tetrakloroetan menjadi

    trikloroetilen yaitu sebesar 95% massa. Tetrakloroetan juga dapat dipecah menjadi

    trikloroetilen tanpa menggunakan katalis pada temperature 330-770 C, tapi reaksi

    ini berjalan lambat.

    C2H2 + 2 Cl2 CHCl2 CHCl2 (2.1)

    CHCl2 CHCl2 ClCH = CCl2 + HCl (2.2)

    2.2.2. Proses Klorinasi

    Proses klorinasi etilen (CH2 = CH2) menghasilkan produk utama yaitu

    trikloroetilen (ClCH = CCl2) dan asam klorida (HCl) sebagai produk samping.

    Reaksi eksotermis berlangsung pada suhu 280-450C, dengan menggunakan

    katalis potassium klorida atau aluminium klorida.

    Dikloroetan direaksikan dengan klorin (Cl2) ditunjukkan pada reaksi 2.3.

    rasio umpan dikloroetan dengan klorin menentukan produk mana yang akan lebih

    banyak dihasilkan. Konversi trikloroetilen maksimum 75% massa dari umpan

    dikloroetan yang dicapai pada rasio klorinn dan dikloroetan 1,7 : 1. konversi

    dikloroetan menjadi tetrakloroetilen maksimum 86% massa pada rasio klorin dan

    dikloroetan 3 : 1. Reaksi:

    ClCH2CH2Cl + 2 Cl2 ClCH = CCl2 + 3 HCl (2.3)

    2.2.3. Proses Oksiklorinasi

    Produk utama proses oksiklorinasi adalah trikloroetilen (ClCH = CCl2),

    perkloroetilen (Cl2CCCl2) dan air (H2O). reaksi samping menghasilkan karbon

  • dioksida (CO2), hydrogen klorida (HCl) dan bebera[pa hidrokarbon terklorinasi.

    Oksiklorinasi etilan diklorid merupakan satu tahap oksiklorinasi dimana etilen

    diklorid direkasikan dengan klorin dan atau hydrogen klorida membentuk

    trikloroetilen dan perkloroetilen. Reaksi ini diilustrasikan pada reaksi 2.4 (Most,

    1989)

    2 ClCH2CH2Cl + Cl2 + HCl + O2 ClCH = CCl2 + Cl2CCCl2 + H2O(2.4)

    Reaksi berlangsung di reactor fluidized bed pada temperature 425C dan

    tekanan 138-207 kPa. Katalis yang paling umum digunakan adalah campuran

    potassium dan cupric klorida. Konversi menjadi klorokarbon berkisar antara 85-

    90% massa, dengan 10-15% massa kehilangan sebagai karbon monoksida (CO)

    dan karbon dioksida. Control temperature pada proses oksiklorinasi sangat

    penting. Di bawah 425 C, tetrakloroetan menjadi produk dominan. 57,3% massa

    berat dari produk mentah pada suhu 330C. Di atas 480 C terjadi panas berlebih

    dan reaksi-reaksi dekomposisi. Rasio produk dapat dikendalikan tetapi lebih sulit

    dibandingkan dengan proses klorinasi, serta alat pemroses harus dibuat dari logam

    campuran yang tahan korosi.

    Perbandingan Proses Pembuatan Trikloroetilen

    No. Item Jenis ProsesProses Asetilen Proses Klorinasi Proses Oksiklorinasi1. Bahan baku Asetilen

    KlorinEtilen, etilen dikloridKlorin

    Etilen, etilen dikloridKlorinOksigenAsam klorida (HCl)

    2. Konversi 98% berdasarkan asetilen95% berdasarkan tetrakloroetan

    Konversi maksimum 75% berdasarkan umpan dikloroetan pada rasio klorin dengan dikloroetan 1,7 : 1

    Konversi menjadi klorokarbon (TCE dan PCE) 85-90%

    3. Kondisi Reaksi 2 tahap Reaksi klorinasi Etilen diumpankan

  • operasi - Reaksi tahap I, reaksi klorinasi asetilen menjadi 1,1,2,2-tetrakloroetan. Reaksi eksotermis, T = 80-90C. katalis yang digunakan adalah antimony trichloride

    - Reaksi tahap II, reaksi dehidroklorinasi 1,1,2,2-tetrakloroetan menjadi TCE. Reaksi thermal cracking, endotermis T = 300-500C menggunakan katalis barium chloride.

    etilen menjadi 1,2-dikloroetan yang kemudian direaksikandengan klorin membentuk TCE. Reaksi eksotermis berlangsung pada suhu 280-450, dengan katalis potassium chloride atau aluminium chloride.

    bersama-sama dengan oksigen dan klorin membentuk TCE dan PCE. Reaksi berlangsung pada suhu 425C dantekanan 138-207 kPa.

    4. Peralatan utama

    2 reaktor, separator, absorber

    1 reaktor, kolom neutralizer dan drier, kolom distilasi.

    1 reaktor, separator, vent scrubber, kolomdistilasi, kolom neutralizer dan drier

    5. Bahan penunjang

    - KatalisAntimony trichloride (SbCl3)Barium chloride (BaCl2)

    - Air- Steam

    - KatalisPotassium chloride atau Aluminium chloride

    - Air- Steam

    - KatalisPotassium chloride atau cupric chloride

    - Air- Steam

    2.3 Pemilihan Proses

    Dari ketiga proses tersebut di atas, yang akan digunakan dalam

    perancangan pabrik trikloroetilen adalah proses asetilen, menurut persamaan

    reaksi:

    C2H2 + 2 Cl2 CHCl2CHCl2

  • CHCl2CHCl2 ClCH = CCl2 + HCl

    Hal ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

    a. Konversi trikloroetilen yang dihasilkan pada proses asetilen paling tinggi

    dibandingkan dengan proses klorinasi dan oksiklorinasi.

    b. Proses Oksiklorinasi menghasilkan produk utama lainnya yang dapat

    mengurangi hasil produksi trikloroetilen.

    Diagram Blok Proses Asetilen

  • 2.4 Kegunaan Trikloroetilen

    Trikloroetilen (TCE) secara luas digunakan dalam industri untuk melarutkan

    dan ekstraksi minyak. Penggunaan yang paling umum dari TCE adalah untuk

    pembersihan permukaan logam yang tertutup oleh lemak (grease), selain itu TCE

    juga digunakan dalam ekstraksi biji, dry cleaning, dehidrasi alkohol, penggunaan

    dalam analisis, bahan baku pembuatan polyvinyl chloride (PVC) dan sebagai salah

    satu komponen yang terkandung dalam cat, pernis, bahan perekat,serta insektisida

    dan germisida.

    Diagram Blok Proses Oxyklorinasi

  • BAB III

    DESKRIPSI PROSES

    3.1 Uraian Singkat Proses Pembuatan Trikloroetilen

    Tahap pembuatan trikloroetilen menggunakan proses asetilen adalah sebagai

    berikut :

    1. Persiapan bahan baku

    Sebelum masuk ke reaktor R201, asetilen yang berasal dari tangki bahan

    baku T101 pada tekanan 55 atm dan temperatur 30oC dilewatkan melalui

    expander valve untuk menurunkan tekanannya menjadi 1,33 atm pada temperatur

    29,89oC, kemudian akan dinaikkan temperaturnya menjadi 90oC dengan tekanan

    1,30 atm menggunakan heater H101.

    Klorin yang berasal dari tangki bahan baku T102 pada tekanan 10 atm dan

    temperatur 300C dilewatkan melalui expander valve untuk menurunkan

    tekanannya menjadi 1,31 atm dan temperatur 29,99oC, dan akan dinaikkan

    temperaturnya menjadi 90oC dengan tekanan 1,30 atm menggunakan heater

    H102. Gas asetilen dan klorin kemudian diumpankan ke dalam reaktor R201

    pada tekanan 1,1 atm dan temperatur 90oC.

    2. Proses utama

  • Gas asetilen direaksikan dengan gas klorin di dalam solven dengan bantuan

    katalis SbCl3 di dalam bubble reaktor R201pada temperatur operasi 90oC dan

    tekanan operasi 1 atm Untuk meningkatkan perolehan tetrakloroetan maka

    digunakan klorin berlebih dengan perbandingan molar klorin terhadap asetilen

    adalah 5,5. Pada kondisi tersebut konversi asetilen menjadi tetrakloroetan sebesar

    98% massa (Kirk-Othmer,1993). Di dalam reaktor 1 (R201) terjadi reaksi

    sebagai berikut:

    C2H2 + 2 Cl2 CHCl2 CHCl2 .....(2.1)

    Asetilen klorin tetrakloroetan

    Produk keluar dari reaktor R201 terbagi dalam dua fase, yaitu fase gas

    (yang terdiri dari asetilen, klorin, metan dan hidrogen) sebagai keluaran atas dan

    fase cair (terdiri dari tetrakloroetan dan katalis SbCl3) sebagai keluaran bawah.

    Keluaran atas reaktor R201 dilewatkan ke membran separator untuk memisahkan

    antara reaktan sisa (asetilen dan klorin ) yang akan dikembalikan ke reaktor 1

    R201 dengan gas pengotor (metan dan hidrogen) yang akan dibakar di thermal

    incinerator. Keluaran bawah reaktor R201 yang terdiri dari produk dan solven

    yaitu tetrakloroetan dan katalis SbCl3, dimasukkan ke dalam vaporizer VP201

    untuk memisahkan produk tetrakloroetan dengan solven dan katalis.

    Produk tetrakloroetan dimasukkan ke dalam vaporizer VP201 untuk

    diuapkan pada temperatur 91,04oC. Keluaran vaporizer pada temperatur 160,95oC

    masuk ke dalam separator untuk dipisahkan antara uap dengan cairannya. Cairan

    yang terbentuk, yaitu solven tetrakloroetan dan katalis SbCl3 dikembalikan lagi ke

    dalam reaktor R201, sedangkan uapnya akan dinaikkan temperaturnya menjadi

  • 300oC dengan tekanan 2 atm menggunakan gas produk reaktor R-202 dan steam.

    Gas tetrakloroetan kemudian diumpankan ke dalam reaktor fixed bed multi tubular

    R202.

    Reaksi yang terjadi pada reaktor R202 adalah reaksi dehidroklorinasi

    tetrakloroetan menjadi trikloroetilen dan HCl secara thermal cracking dengan

    bantuan katalis BaCl2, konversi tetrakloroetan menjadi trikloroetilen sebesar 95%

    massa. Reaktor R202 beroperasi pada tekanan 2 atm dan temperatur 250 300oC.

    Reaksi yang terjadi dalam reaktor R202 sebagai berikut:

    CHCl2 CHCl2 ClCHCCl2 + HCl .....(2.2)

    Tetrakloroetan trikloroetilen asam klorida

    3. Penanganan produk akhir dan produk samping

    Produk yang keluar dari reaktor R202 dikondensasikan di condensor

    CD201 pada temperatur 88,82oC sehingga trikloroetilen dan reaktan

    tetrakloroetan sisa berubah fasa menjadi cair, sedangkan HCl masih dalam fasa

    gas. Cairan trikloroetilen dan tetrakloroetan dipisahkan dari gas HCl di separator

    SP302. Keluaran atas separator adalah gas HCl yang didinginkan di cooler CL

    302 sampai temperatur 35oC kemudian diserap di absorber ABS301 dengan

    tekanan operasi 1 atm dan temperatur operasi 35oC. Produk absorber adalah

    larutan HCl 37% massa yang langsung dialirkan ke tangki penyimpanan produk

    T304 pada tekanan 1 atm dan temperatur 35oC.

    Keluaran bawah separator SP302 trikloroetilen dan tetrakloroetan akan

    dipisahkan menggunakan Vaporizer 302. Gas dan cairan yang terbentuk akan

  • dipisahkan di separator 303. Cairan yang berupa tetrakloroetan dikembalikan ke

    reaktor R202 melalui vaporizer VP201.

    Gas keluaran separator 303 dikondensasikan di condensor CD302 pada

    tekanan 1,2 atm dan temperatur 99,89oC kemudian dialirkan ke tangki

    penyimpanan produk T305 pada tekanan 1 atm dan temperatur 35oC. Kemurnian

    produk akhir trikloroetilen sebesar 99% massa dengan impurities tetrakloroetan

    sebanyak 0,05% massa dan pyrrole sebagai stabilizer 0,05% massa.

    3.2 Diagram alir proses

    Blok diagram proses pembuatan trikloroetilen dari asetilen dan klorin beserta

    pembagian unit secara kuantitatif dapat dilihat pada gambar 1, sedangkan blok

    diagram proses secara kualitatif ditunjukkan pada gambar 2.

  • Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Trikloroetilen dari Asetilen dan Klorin secara Kuantitatif

    C2HCl

    3(g)

    HCl(aq)

    C2HCl

    3(l)

    C2H

    2Cl

    4(l)

    C2HCl

    3(l)

    HCl(g)

    HCl(g)C

    2HCl

    3(g)

    C2H

    2Cl

    4(g)

    C2H

    2Cl

    4(l)

    C2HCl

    3(l)

    C2H

    2Cl

    4(l)

    C2HCl

    3(l)

    SbCl3(l)

    C2H

    2Cl

    4(l)

    C2HCl

    3(l)

    SbCl3(l)

    C2H

    2Cl

    4(l)

    SbCl3(l)

    C2H

    2Cl

    4(l)

    H2(g)

    CH4(g)

    Cl2(g)

    C2H

    2(g)

    Cl2(g)

    C2H

    2(g)

    H2(g)

    CH4(g)

    Cl2(g)

    C2H

    2(g)

    H2(g)

    CH4(g)

    Cl2(l)

    H2(l)

    CH4(l)

    C2H

    2(l))

    Separator

    Vaporizer

    Unit 2 Unit 3Unit 1

    Tangki HCl

    AbsorberCooler

    Tangki Trikloroetilen

    Kondensor

    SeparatorKondensor

    Vaporizer

    Reaktor 2(R202)

    Separator

    ke thermal incineratorMembranSeparator

    Reaktor 1(R201)

    Pre-treatmentFeed

  • Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Trikloroetilen dari Asetilen dan Klorin secara Kualitatif

    P =1,4atmT = 99,89oC

    P = 1,3 atmT = 35oC

    P = 1,3 atmT = 35oC

    P = 1,4 atmT = 35oC

    P = 1,2 atmT = 88,82oC

    P =1,2atmT = 88,82oC

    P = 1,3 atmT = 99,89oC

    P = 1,3 atmT = 250oC

    P = 2 atmT = 300oCP = 1,4 atm

    T = 90oC

    P = 1,39 atmT = 90oC

    P = 1,4 atmT = 90oC

    P = 1 atmT = 90oC

    P = 1,1 atmT = 90oC

    P = 1,1 atmT = 90oC

    P = 1,1 atmT = 90oC

    P = 10 atmT = 30oC

    P = 55 atmT = 30oC

    Separator

    Vaporizer

    Unit 2 Unit 3Unit 1

    Tangki HCl

    AbsorberCooler

    Tangki Trikloroetilen

    Kondensor

    SeparatorKondensor

    Vaporizer

    Reaktor 2(R202)

    Separator

    ke thermal incineratorMembranSeparator

    Reaktor 1(R201)

    Pre-treatmentFeed

  • Keterangan diagram alir kuantitatif dan kualitatif:

    Unit 1 = unit penyimpanan dan persiapan bahan baku

    Unit 2 = unit reaksi

    Unit 3 = unit pemurnian serta penanganan produk