Proposal TA 4411-22
-
Upload
alfi-stifronis -
Category
Documents
-
view
29 -
download
4
description
Transcript of Proposal TA 4411-22
Halaman 1 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
Form TA-01
PROPOSAL TUGAS AKHIR (Diketik satu spasi dalam kotak yang tersedia dengan jenis huruf Arial ukuran 12)
I. RINGKASAN
1. PENGUSUL a. Nama : Alfi Nur Shoba Stifronis b. NRP : 4411100022 c. Semester : Gasal/Genap * d. Tahun Ajaran : 2015/2016 e. Semester yang ditempuh : 9 f. Batas Waktu Studi : 14 semester g. Jumlah SKS Lulus tahap Sarjana (min. C) : 133 SKS h. Prasyarat Tugas Akhir, telah lulus matakuliah: **
1. Tugas Perencanaan Transportasi Laut 2. Metodologi Penelitian
i. Bidang Keahlian ** : Logistik Pelabuhan Pelayaran
j. Tanda Tangan : ………………………………………………………..
2. MATERI TUGAS AKHIR
a. Judul Tugas Akhir
“Model Logistik Ekspor Ikan Kerapu Budidaya”
b. Ikhtisar Tugas Akhir
Sejak tahun 2009 Indonesia telah menjadi produsen akuakultur terbesar kedua di
dunia, di bawah negara China. Peningkatan rata-rata produksi perikanan budidaya
Indonesia setiap tahunnya sebesar 27,84 persen. Dibandingkan dengan 10 (sepuluh)
besar negara penghasil perikanan budidaya dunia, maka prosentase kenaikan rata-
rata produksi Indonesia tertinggi dibandingkan dengan negara lainnya. Perbandingan
total produksi ikan kerapu nasional terhadap total produksi ikan kerapu dunia,
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 Indonesia menempati urutan ke-3 (tiga)
terbesar sebagai penghasil produk ikan kerapu dengan memberikan kontribusi
sekitar 10,84% terhadap total produksi ikan kerapu dunia yang sebesar 110.251 ton.
Posisi Indonesia tersebut masih di bawah China yang memberikan konstribusi
sebesar (66%), disusul Taiwan sebesar (20,34%). Berdasarkan data statistik,
Halaman 2 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
produksi ikan kerapu budidaya pada tahun 2004 sebesar 10.398 ton, meningkat
menjadi 18.864 ton pada tahun 2013, dengan kenaikan rata-rata sebesar
23,01%.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis model logistik ekspor
ikan kerapu dari Sulawesi Utara menuju Jepang dengan biaya distribusi yang
minimum dan keuntungan maksimal. Metode penelitian yang digunakan yaitu
dengan metode optimasi, dimana dengan menggunakan optimasi rute dan
moda transportasi akan didapatkan mode logistik yang tepat sehingga
meminimalkan biaya logistik ekspor dan menghasilkan profit yang lebih besar.
c. Tempat Pelaksanaan / Pengerjaan / Survei
Untuk penelitian ini survei dilakukan dengan mengambil sampel di tempat budidaya
ikan kerapu di Banyuwangi dan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3. CALON DOSEN PEMBIMBING (Disarankan terlebih dulu berkonsultasi dengan calon Dosen Pembimbing.)
1. Nama : Firmanto Hadi, ST., M.Sc NIP : 19690610 199512 1 001 Tanda Tangan : ..................................................
2. Nama : Irwan Tri Yunianto, S.T., M.Sc. NIP : 4400201405002 Tanda Tangan : ..................................................
4. KATEGORI PEKERJAAN TUGAS AKHIR (Untuk entry kata kunci database Tugas Akhir **)
Eksperimen Laboratorium / Survei Lapangan Evaluasi / Pengembangan Teori / Metode / Teknik Analisis Desain dan Perancangan Kapal / Sistem Pembuatan Program Komputer Studi Kasus / Studi Kelayakan Lain-lain (sebutkan) .............................................................................................................
Halaman 3 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
II. PENDAHULUAN
1 LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 13.000
pulau, sekitar 75% dari total luas ditutupi oleh laut. Memiliki garis pantai terpanjang di dunia
berkisar 80.000 km. Akuakultur atau lebih dikenal perikanan budidaya kini telah menjadi
tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor perikanan.
Produksi akuakultur yang dapat ditingkat dengan lebih cepat, menyebabkan akuakultur
diharapkan dunia dan Indonesia. Akuakultur menjadi subsector yang dapat memenuhi
pangan yang sehat untuk masyarakat dunia sebagai konsumsinya sehari-hari. Seiring
dengan sudah optimalnya peningkatan produksi perikanan tangkap. Kini berdasarkan data
tahun 2013 yang dirilis FAO tahun 2015 ini, produksi perikanan budidaya dunia sudah lebih
besar dibandingkan dengan perikanan tangkap dunia.
Produksi perikanan budidaya dunia pada tahun 2013 mencapai 97,2 juta ton. Naik
sekitar 7 juta ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan rata-rata produksi
setiap tahunnya mencapai 6,63 persen. Peningkatan produksi perikanan budidaya dunia
lebih banyak disumbangkan oleh China sebesar 58,76 persen. Namun kontribusi China ini
selama tiga tahun terakhir ini terus menurun. Tahun 2011 kontribusinya sebesar 59,92
persen, lalu tahun 2012 turun sebesar 59,75 persen. Sementara Indonesia selama tiga tahun
terakhir ini kontribusinya terus naik. Tahun 2011 kontribusi Indonesia terhadap produksi
dunia sebesar 9,5 persen lalu naik pada tahun 2012 sebesar 10,63 persen dan pada tahun
2013 kontribusi Indonesia naik lagi menjadi sebesar 13,53 persen. (DJPB KKP, 2015)
Sejak tahun 2009 Indonesia telah menjadi produsen akuakultur terbesar kedua di dunia,
di bawah negara China. Peningkatan rata-rata produksi perikanan budidaya Indonesia setiap
tahunnya sebesar 27,84 persen. Dibandingkan dengan 10 (sepuluh) besar negara penghasil
perikanan budidaya dunia, maka prosentase kenaikan rata-rata produksi Indonesia tertinggi
Tabel 1 Produksi Perikanan Budidaya Dunia, 2004 - 2013
(sumber : Fishstat FAO, Maret 2015)
Halaman 4 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
dibandingkan dengan negara lainnya. Bahkan dengan produsen perikanan budidaya
terbesar di dunia yakni negara China, juga jauh lebih besar kenaikannya. China sebagai
produsen ikan dunia terbesar, kenaikan rata-rata produksinya hanya sebesar 5,29 persen.
Angka ini juga di bawah kenaikan rata-rata produksi perikanan budidaya dunia. Indonesia
sendiri memiliki beberapa komoditas yang menjadi andalan dalam subsektor perikanan
budidaya yang dikembangkan dan menjadi fokus dalam peningkatan produksi perikanan
budidaya diantaranya udang, rumput laut, bandeng, kerapu, kakap, nila, mas, lele, patin dan
gurame. Secara total produksi perikanan budidaya Indonesia berada di posisi kedua sebagai
produsen ikan dari hasil budidaya. (Fishstat FAO, 2015)
Perbandingan total produksi ikan kerapu nasional terhadap total produksi ikan kerapu
dunia, menunjukkan bahwa pada tahun 2012 Indonesia menempati urutan ke-3 (tiga)
terbesar sebagai penghasil produk ikan kerapu dengan memberikan kontribusi sekitar
10,84% terhadap total produksi ikan kerapu dunia yang sebesar 110.251 ton. Posisi
Indonesia tersebut masih di bawah China yang memberikan konstribusi sebesar (66%),
disusul Taiwan sebesar (20,34%). (Fishstat FAO, 2014). Berdasarkan data statistik, produksi
ikan kerapu budidaya pada tahun 2004 sebesar 10.398 ton, meningkat menjadi 18.864 ton
pada tahun 2013, dengan kenaikan rata-rata sebesar 23,01%. Budidaya kerapu di Indonesia
tersebar dari Sumatera sampai Papua dan terkonsentrasi di beberapa provinsi seperti
Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Aceh, Maluku, Maluku Utara, Jawa Timur,
Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tenggara. Total produksi ikan kerapu pada
tahun 2013 masing-masing di daerah tersebut adalah sebesar 5.571 ton, 4.418 ton, 1.940
ton, 1.431 ton, 1.023 ton, 720 ton, 601 ton, 593 ton, 427 ton dan 396 ton. (DJPB KKP, 2013)
-
20000.0
40000.0
60000.0
80000.0
100000.0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tota
l Pro
du
ksi (
ton
)
Tahun
Produksi Kerapu Dunia, 2004-2013
China Taiwan Indonesia Thailand Myanmar
Saudi Arabia Singapore Korea Others
(sumber : Fishstat FAO, Maret 2015)
Gambar 1 Produksi Kerapu Dunia, 2004 – 2013
Halaman 5 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
Ikan kerapu merupakan komoditas perdagangan internasional yang harganya mahal
dan permintaannya tinggi. Selain itu ikan kerapu adalah komoditas unggulan ekspor non
migas, disamping rumput laut, udang dan tuna terutama ke Hong Kong, Jepang, Singapura
dan China. Indonesia merupakan eksportir kerapu terbesar dunia, terutama ekspor kerapu
hidup. Jenis kerapu yang banyak dibudidayakan saat ini adalah kerapu bebek (Chromileptes
altivelis), kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu hybrid.
Dalam kegiatan ekspor ikan kerapu budidaya, proses distribusi menjadi sangat penting,
dimana hal tersebut dapat menjamin bahwa kualitas ikan kerapu budidaya masih terjaga
sehingga pemilihan model logistik dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengambil judul penelitian "Model Logistik
Ekspor Kerapu Budidaya".
2 PERUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana logistik ekspor ikan kerapu budidaya dari Sulawesi Utara menuju Jepang?
2. Bagaimana model logistik ekspor ikan kerapu budidaya dari Sulawesi Utara menuju
Jepang dengan biaya distribusi yang minimum dan keuntungan maksimal?
3 BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini agar dapat terfokus dan
tidak menyimpang dengan tujuan yang diinginkan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada ekspor ikan kerapu budidaya dari Sulawesi Utara ke Jepang.
2. Ekspor ikan kerapu yang dibahas dalam penelitian ini hanya pada ikan kerapu budidaya
saja, tidak termasuk ikan kerapu tangkap.
3. Tidak membahas desain konseptual moda transportasi yang digunakan.
(sumber : DJPB KKP, 2013)
Gambar 2 Propinsi Produsen Utama Kerapu 2013
Halaman 6 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
4 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Mengetahui logistik ekspor ikan kerapu budidaya dari Sulawesi Utara menuju Jepang.
2. Mengetahui model logistik ekspor ikan kerapu budidaya dari Sulawesi Utara menuju
Jepang dengan biaya distribusi yang minimum dan keuntungan maksimal.
5 MANFAAT
Manfaat dari Tugas Akhir ini yaitu dapat mengetahui pola pendistribusian ikan kerapu
budidaya serta pengaruhnya terhadap harga dan kualitas komoditi. Dan juga dapat
mengetahui model logistik yang optimal untuk ekspor ikan kerapu budidaya dari Sulawesi
Utara menuju Jepang.
6 HIPOTESIS
Dugaan awal dari hasil pengenerjaan Tugas Akhir ini adalah:
1. Dengan mengoptimalkan rute pengiriman dari daerah asal menuju pelabuhan,
pendistribusian ikan kerapu budidaya menimbulkan biaya logistik lebih sedikit dari
kondisi saat ini.
2. Dengan pendistribusian menggunakan moda transportasi kapal petikemas akan
mendapatkan biaya minimum dan keuntungan maksimal daripada menggunakan kapal
jenis lainnya.
III. STUDI LITERATUR
1 Biaya Kapal
Dalam menghitung biaya yang dibutuhkan kapal, muali dari pengadaan kapal sampai
beroperasi kapal ada 4 komponen biaya (Nugroho, 2010) antara lain:
1.1 Biaya Modal (Capital Cost)
Biaya modal merupakan biaya awal dalam pengadaan kapal, dalam biaya modal kapal
terdiri beberapa biaya yang mencakup:
1. Depresiasi kapal sesuai dengan umur ekonominya. (persamaan 1)
2. Besarnya angsuran
3. Beserta bunga pinjaman untuk pengadaan kapal.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑘 − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
Persamaan 1 Rumus Biaya Depresiasi
Halaman 7 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
𝐶𝐶 = 𝐷𝐶 +𝐴 ∗ (𝑇 − 𝐺) − 𝐵
𝐸
Persamaan 2 Rumus Biaya Modal
Keterangan:
CC = Biaya modal per tahun
DC = Biaya depresiasi
A = Jumlah angsuran
T = Masa pinjaman
G = Grace periode
B = Jumlah pinjaman
E = Umur ekonomi kapal
Nilai biaya modal yang digunakan untuk menentukan total pengeluaran pertahun
diperoleh dari penjumlahan biaya depresiasi dengan bunga yang harus dibayarkan
karena peminjaman yang dibebankan nilai pertahun sesuai dengan umur ekonomis
kapal. (persamaan 2)
1.2 Biaya Operasional (Operational Cost)
Biaya operasional merupakan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan untuk aspek
operasional sehari-hari untuk membuat kapal selalu dalam keadaan siap berlayar.
Komponen biaya operasional ini meliputi biaya ABK, biaya perbekalan, biaya minyak
pelumas, biaya asuransi, biaya perawatan, serta biaya administrasi kapal (persamaan
3). Persamaan untuk menghitung estimasi biaya operasional adalah sebagai berikut.
𝑂𝐶 = 𝑀 + 𝑆𝑇 + 𝐿𝑂 + 𝐼 + 𝐴𝑀 + MC
Persamaan 3 Rumus Biaya Operasional
Keterangan,
OC = Biaya operasional
M = Biaya ABK
ST = Biaya store and consumable
LO = Biaya minyak pelumas
I = Biaya asuransi
AM = Biaya administrasi
1.3 Biaya Pelayaran (Voyage Cost)
Biaya pelayaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan selama pelayaran.
Komponen voyage cost meliputi biaya bahan bakar dan biaya pelabuhan (persamaan
4). Persamaan untuk menghitung estimasi biaya pelayaran adalah sebagai berikut.
𝑉𝐶 = 𝐹𝑂 + 𝑃𝐶
Persamaan 4 Rumus Biaya Pelayaran
Halaman 8 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
Keterangan,
VC = Biaya pelayaran
FO = Biaya bahan bakar
PC = Biaya pelabuhan
1.4 Biaya Bongkar Muat (Cargo Handling Cost)
Biaya bongkar muat merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses bongkar muat
dilakukan sampai selesai di pelabuhan. Komponen biaya ini berasal dari tarif bongkar
muat dikalikan dengan banyaknya muatan yang akan dibongkar muat (persamaan 5).
𝐶𝐻𝐶 = 𝐻𝑅 ∗ 𝑄
Persamaan 5 Rumus Biaya Bongkar Muat
Keterangan,
CHC = Biaya bongkar muat
HR = Tarif bongkar muat
Q = Jumlah muatan
2 Operation Research (Riset Operasi)
Riset Operasi merupakan penerapan metode-metode ilmiah dalam masalah yang
komplek dan suatu pengolahan sistem managen yang besar, baik menyangkut manusia,
mesin, bahan dan uang dalam indutri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan. Pendekatan ini
menggabungkan dan menerapkan metode ilmiah yang sangat komplek dalam suatu
pengolahan mangemen dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada dan
digunakan secara efisien dan efektif untuk membantu pengambilan keputusan dalam
kebijakan perusahaan.
Riset Operasi berkaitan dengan pengambilan keputusan secara ilmiah dan bagaimana
membuat suatu model yang baik dalam merancang dan menjalankan sistem yang melalui
alokasi sumber daya yang terbatas. Inti dari beberapa kesimpulan di atas adalah bagaimana
proses pengambolan keputusan yang optimal dengan menggunakan alat analisis yang ada
dan adanya keterbatasan sumber daya. Beberapa metode dalam riset operasi antara lain:
Linear Programming
Analisis Dualitas dan Post Optimal (Duality and Post-Optimal Analysis)
Metode Transportasi (Transportation Method)
Metode Jaringan Kerja (Network Method)
Metode Simpleks (Simplex Method)
2.1 Linear Programming
Linear Programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu
manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan sumber
Halaman 9 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
daya yang terbatas untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan pada
umumnya adalah memaksimalisasi keuntungan, namun karena terbatasnya sumber
daya, maka dapat juga perusahaan meminimalkan biaya. Linear Programming memiliki
empat ciri khusus, yaitu:
a. Penyelesaian masalah mengarah pada pencapaian tujuan maksimisasi atau
minimisasi.
b. Kendala yang ada membatasi tingkat pencapaian tujuan.
c. Ada beberapa alternatif penyelesaian.
d. Hubungan matematis bersifat linear.
Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari permasalahan linear programming yang
harus diperhatikan yang merupakan asumsi dasar, yaitu:
1. Certainty (kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi kendala sudah
diketahui dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa.
2. Proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas dalam fungsi
tujuan dan fungsi kendala.
3. Additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan penjumlahan
aktivitas individu.
4. Divisibility (bisa dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus merupakan bilangan
integer (bilangan bulat), tetapi bisa juga berupa pecahan.
5. Non-negative variable (variabel tidak negatif). Artinya bahwa semua nilai jawaban
atau variabel tidak negatif.
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan Linear Programming, ada
dua pendekatan yang bisa digunakan, yaitu metode grafik dan metode simpleks. Metode
grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana variabel
keputusan sama dengan dua. Sedangkan metode simpleks bisa digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dimana variabel keputusan dua atau lebih.
2.2 Linear Programming dengan Solver Excel
Dalam prakteknya, dimana model pemrograman linear khas mungkin melibatkan ribuan
variabel dan kendala, satu-satunya cara layak untuk memecahkan model tersebut
adalah dengan menggunakan komputer. Bagian ini menyajikan dua jenis berbeda dari
perangkat lunak populer: Excel Solver. Solver terutama menarik bagi pengguna
spreadsheet. Dalam Excel Solver, spreadsheet adalah media input dan output untuk
Pemrograman Linear.
Halaman 10 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
3 Pelabuhan Perikanan
Departemen Perhubungan menggolongkan pelabuhan perikanan termasuk ke dalam
pelabuhan khusus. Pelabuhan perikanan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem
bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh
dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang perikanan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.165 tahun 2000, dalam
Bambang T. (2010), pelabuhan perikanan dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas berikut
ini :
3.1 Kelas A : Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), dengan kriteria :
Melayani kapal ikan yang beroperasi di perairan lepas pantai (perairan nusantara),
perairan ZEEI dan laut bebas (internasional)
Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran > 60 GT
Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m dan kedalaman kolam 3 m
Mampu menampung 100 kapal atau jumlah keseluruhan 6.000 GT sekaligus
Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor
Terdapat industri perikanan
Gambar 1 Contoh Linear Programming dengan Excel Solver
Halaman 11 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
3.2 Kelas B : Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), dengan kriteria :
Melayani kapal ikan yang beroperasi di laut territorial dan perairan ZEEI
Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya
30 GT
Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m dan kedalaman kolam sekurang-
kurangnya minus 3 m
Mampu menampung 75 kapal atau jumlah keseluruhan 2.250 GT sekaligus
Terdapat industri perikanan
3.3 Kelas C : Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), dengan kriteria :
Melayani kapal ikan yang beroperasi di perairan pedalaman, perairan kepulauan dan
laut teritorial
Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya
10 GT
Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m dan kedalaman kolam sekurang-
kurangnya minus 2 m
Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal atau 300 GT sekaligus
3.4 Kelas D : Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), dengan kriteria :
Melayani kapal ikan yang beroperasi di perairan pedalaman dan perairan kepulauan
Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya
3 GT
Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m dan kedalaman kolam sekurang-
kurangnya minus 2 m
Mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal atau 60 GT sekaligus
IV. METODOLOGI
Dalam bab ini menjelaskan mengenai metodologi dari pengerjaan Tugas Akhir. Metodologi
berisi langkah – langkah pengerjaan yang direncanakan penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir.
Selain itu, terdapat kerangka berpikir penulis dalam menyelesaikan masalah di Tugas Akhir.
Penjelasan detail mengenai pengumpulan data dan jenisnya juga akan dijelaskan pada bab ini.
a. Tahap Identifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan identifikasi mengenai permasalahan yng diangkat dalam Tugas Akhir
ini. Permasalahan yang timbul diantaranya adalah daya tawar nelayan lemah, pembudidaya
tidak mendapatkan untung maksimal dan pemasukan bagi negar tidak ada. Pada tahap inilah
akan dibahas permasalahan yang ada.
Halaman 12 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
b. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data - data yang dibutuhkan untuk proses analisis dan
perhitungan. Data yang dibutuhkan dibedakan menjadi dua, yaitu :
Data Primer
Data yang didapatkan melalui pegamatan langsung dari lapangan dan wawancara
dengan narasumber terkait. Maksud dari pengumpulan data ini untuk memperoleh
gambaran mengenai proses ekspor ikan kerapu budidaya.
Data Sekunder
Data yang didapatkan dengan mengambil beberapa data dari sumber lain yang
disediakan oleh beberapa instansi terkait, internet dan jurnal. Data ini berhubungan
dengan data tariff petikemas dan kapal, data produksi ikan kerapu budidaya, serta jumlah
ekspor ikan kerapu budidaya ke Jepang.
c. Tahap Analisis Perhitungan
Tahap selanjutnya adalah tahap analisis perhitungan untuk menghitung seberapa besar biaya
logistik yang ditimbulkan. Pada tahap ini dilakukan analisis perhitungan dengan memberikan
pilihan rute alternative dan moda transportasi yang optimum.
Halaman 13 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
Diagram Alir
V. RENCANA SISTEMATIKA TUGAS AKHIR
Lembar Judul
Lembar Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Mulai
Identifikasi Masalah
Daya tawar nelayan lemah
Pembudidaya tidak
mendapatkan untung yang
maksimal
Pemasukan bagi negara
tidak ada
Pengumpulan Data
Tarif Petikemas dengan truk
Tarif kapal ikan
Produksi ikan kerapu
budidaya di Sulawesi Utara
Jumlah ekspor kerapu
budidaya di Jepang
Analisis Perhitungan Biaya Logistik
Rute Alternatif Moda Transportasi
Kapal Petikemas
Kapal General Cargo
Model Optimasi
Validasi
Selesai
Halaman 14 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.6 Hipotesis
BAB II STUDI LITERATUR
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM
BAB V HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
VI. RENCANA DAFTAR KEGIATAN TUGAS AKHIR
Rencana Kegiatan
BULAN
1 2 3 4
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan data tarif, produksi dan jumlah ekspor
Analisis kondisi eksisting ekspor ikan kerapu budidaya
Perhitungan rute alternatif
Perhitungan moda transportasi yang optimum
Pembuatan model optimasi
Penarikan kesimpulan
Penyusunan laporan Tugas Akhir
Halaman 15 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
VII. DAFTAR PUSTAKA AWAL
Afero, Farok.(2009).Analisa Ekonomi Budidaya Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan
Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) dalam Keramba Jaring Apung di Indonesia. Banda Aceh:
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banda Aceh
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.(2014).Produksi Perikanan Budidaya 2013.Jakarta:
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.(2014).Statistik Data Produksi Perikanan 2010-2014.
Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.(2015).Laporan Kinerja Direktorat Produksi Tahun
2014.Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan
Nugroho, Setyo.(2010). Materi mata kuliah “Manajemen Kapal” tentang Shipping Cost. Surabaya:
Jurusan Transportasi Laut, FTK, ITS.
Triatmodjo, Bambang.(2010). Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta Offset
Utama, Febryanto W.(2008). Analisa Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Macan di Pulau
Panggang, Kabupaten Administratif Kepualuan Seribu, DKI Jakarta. Bogor: Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, IPB
Halaman 16 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
VIII. LEMBAR EVALUASI PROPOSAL TUGAS AKHIR (Lembar halaman ini diisi oleh Tim Penguji pada saat presentasi Proposal Tugas Akhir)
Setelah membaca, mempelajari, dan menimbang Proposal Tugas Akhir ini, maka Tim Pengarah Proposal tersebut pada daftar di bawah ini menyatakan bahwa: Kelayakan proposal: **
Sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa lain
Permasalahan terlalu tinggi untuk tingkat S1
Permasalahan terlalu rendah untuk tingkat S1
Tidak jelas hubungan judul dengan teori yang dipakai
Metode analisis tidak cocok dengan permasalahan yang dibahas
Survei / perolehan data / percobaan terlalu sulit untuk dilakukan
Diperlukan peralatan / piranti canggih untuk penyelesaian dan belum tersedia di Jurusan
Tujuan penelitian tidak jelas
Manfaat penelitian tidak jelas
Lain-lain (sebutkan):
Keputusan Tim Pengarah: **
a. Menerima Proposal tanpa perbaikan dan diteruskan. b. Menerima Proposal dengan perbaikan. Daftar perbaikan dapat dilihat pada Daftar
Perbaikan Proposal Tugas Akhir.
c. Menolak Proposal dan ganti judul dan/atau topik. Catatan: ** Beri tanda centang
Halaman 17 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
IX. DAFTAR PERBAIKAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
a. Judul : ................................................................................
b. Latar Belakang Masalah : ................................................................................
c. Perumusan Masalah : ................................................................................
d. Batasan Masalah : ................................................................................
e. Tujuan / Manfaat : ................................................................................
f. Hipotesis : ................................................................................
g. Studi Literatur : ................................................................................
h. Metodologi : ................................................................................
i. Sistematika Tugas Akhir : ................................................................................
j. Daftar Kegiatan : ................................................................................
k. Catatan Tambahan : ................................................................................
Halaman 18 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
X. USULAN DOSEN PEMBIMBING (Dosen Pembimbing diusulkan oleh Tim Pengarah Proposal Tugas Akhir, namun keputusan akhir akan ditentukan oleh rapat Bidang Keahlian yang dipimpin oleh Kepala Laboratorium terkait dan diusulkan kepada Ketua Jurusan untuk mendapat pengesahan, dengan mempertimbangkan beban penugasan dosen dan relevansi masalah untuk Tugas Akhir ini)
1. ...................................
2. ...................................
3. ...................................
XI. TIM PENGARAH PROPOSAL (Tim Pengarah Proposal adalah dosen Jurusan Transportasi Laut yang mengarahkan mahasiswa dalam menentukan topik dan menyusun proposal TA)
N a m a Tanda Tangan
a. Dosen 1. …………...................................... ................................... 2. …………...................................... ...................................
Halaman 19 dari 19
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504
Email: [email protected]
LEMBAR REVISI (Diisi setelah ujian/ menerima revisi proposal TA)
Model Logistik Ekspor Ikan Kerapu Budidaya
PROPOSAL TUGAS AKHIR Telah direvisi sesuai dengan hasil Pengarahan Proposal Tugas Akhir
Tanggal 16 September 2015
Bidang Keahlian Logistik/ Pelabuhan/ Pelayaran
Program S1 Jurusan Transportasi Laut Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh:
Alfi Nur Shoba Stifronis NRP. 4411100022
Disetujui oleh Tim Pengarah Proposal Tugas Akhir:
N a m a Tanda Tangan
a. Ketua Tim Eka Wahyu Ardhi, S.T., M.T. ...................................
b. Anggota 1. …………...................................... ................................... 2. …………...................................... ................................... Mengetahui dan menyetujui: Surabaya, 21 September 2015 Ketua Jurusan Transportasi Laut Ir. Tri Achmadi, Ph.D NIPH. 19650110 198803 1 001