Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

download Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

of 26

Transcript of Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    1/26

     

    PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

    MIKRO HIDRO PADA WADUK SIDODADI

    GLENMORE BANYUWANGI

    SKRIPSI

    oleh

    MIFTAH LUTHFI

    NIM 121910301108

    PROGRAM STUDI STRATA 1 (S1)

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2016

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    2/26

     

    PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

    MIKRO HIDRO PADA WADUK SIDODADI

    GLENMORE BANYUWANGI

    SKRIPSI

    diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

    untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Sipil (S1)

    dan mencapai gelar Sarjana Teknik

    Oleh:

    MIFTAH LUTHFI

    NIM 121910301108

    PROGRAM STUDI STRATA 1 (S1)

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2016

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    3/26

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah alternatif sumber

    energi listrik bagi masyarakat. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan

    memberikan dampak negatif, maka air menjadi sumber energi yang penting karena

    dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang murah dan tidak

    menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia kaya sumber daya air sehingga sangat

     berpotensi untuk memproduksi energi listrik yang banyak.

    Di Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi dibangun embung

    Sidodadi pada Perkebunan Kalirejo untuk menampung air hujan dan air sungai

    Manggis untuk mengairi kebun tebu yang ada di wilayah Glenmore dengan luas

    240,621 ha. Selain itu, waduk Sidodadi dibangun untuk tempat wisata alam yang

    membutuhkan energi listrik untuk kebutuhan operasional.

    Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya penghasil listrik

    adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin

     besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar

    energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Dengan melihat

    keadaan Perkebunan Kalirejo yang membutuhkan energi listrik, merupakan alasan

    mendasar untuk memanfaatkan potensi air sungai Manggis menjadi sumber

     pembangkit listrik yang diharapkan dapat menyuplai energi listrik untuk area

     perkebunan.

    Beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya adalah Aji Saka Dwi

    Ramdhani dengan judul “Studi Perencanaan PLTMH 1x12 kW sebagai Desa

    Mandiri Energi di Desa Karangsewu, Cisewu, Garut, Jawa Barat”, Ramli Kadir

    dengan judul “Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)”,

    Dody Andri Setyawan dengan judul “Kajian Potensi Sungai Curuk Untuk

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Di Padukuhan Gorolangu, Kab.

    Kulon Progo, Yogyakarta”.Untuk   itulah dalam tugas akhir ini penulis akan

    membahas tentang Perencanaan Bangunan Sipil Pembangkit Listrik Tenaga Mikro

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    4/26

    Hidro (PLTMH) di Embung Sidodadi Kecamatan Glenmore Kabupaten

    Banyuwangiz.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penulisan ini adalah :

    1. Berapa debit yang dihasilkan dari aliran sungai Manggis yang bisa

    digunakan untuk PLTMH?

    2. Bagaimana desain saluran pengambilan,saluran pembawa, bak pengendap,

     bak penenang, pipa pesat, rumah pembangkit, saluran pembuang untuk

    PLTMH?

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan pada penulisan ini adalah : 

    1. Mengetahui debit yang dihasilkan dari aliran sungai Manggis yang bisa

    digunakan untuk PLTMH.

    2. Mengetahui desain saluran pengambilan,saluran pembawa, bak pengendap,

     bak penenang, pipa pesat, rumah pembangkit, saluran pembuang untuk

    PLTMH.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Dengan penelitian ini diharapkan :

    1. Mampu mendesain bangunan sipil berupa saluran pengambilan,saluran

     pembawa, bak pengendap, bak penenang, pipa pesat, rumah pembangkit,

    saluran pembuang pada PLTMH.

    2. Sebagai bahan acuan pembelajaran ilmu tentang perencanaan bangunan

    sipil PLTMH.

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    5/26

    1.5 Batasan masalah

    Lingkup penelitian ini hanya meliputi :

    1. Perencanaan hanya sebatas bangunan sipil PLTMH (saluran pengambilan,

     bak pengendap, bak penenang, pipa pesat, rumah pembangkit dan saluran

     pembuang).

    2. Tidak membahas terkait AMDAL dan Analisis Ekonomi.

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    6/26

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA`

    2.1 Umum

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), mempunyai kelebihan

    dalam hal biaya operasi yang rendah jika dibandingkan dengan Pembangkit Listrik

    Tenaga Diesel (PLTD), karena minihidro memanfaatkan energi sumber daya alam

    yang dapat diperbarui, yaitu sumber daya air (Endardjo dkk, 1998). Dengan

    ukurannya yang kecil penerapan mikro hidro relatif mudah dan tidak merusak

    lingkungan. Rentang penggunaannya cukup luas, terutama untuk menggerakkan

     peralatan atau mesin-mesin yang tidak memerlukan persyaratan stabilitas tegangan

    yang akurat (Endardjo dkk, 1998).

    Analisa hidrologi sangat diperlukan dalam merencanakan pembangkit

    listrik mikrohidro, yaitu untuk menentukan debit andalan dan debit pembangkit

    yang diperlukan untuk menentukan kapasitas dan energi yang dihasilkan oleh

    PLTMH tersebut.

    2.2 Debit Andalan

    Guna mendapatkam kapasitas PLTMH, tidak terlepas dari perhitungan

     berapa banyak air yang dapat diandalakan untuk membangkitkan PLTMH. Debit

    anadalan adalah debit minimum (terkecil) yang masih dimungkinkan untuk

    keamanan operasional suatu bangunan air, dalam hal ini adalah PLTMH.

    Debit minimum sungai dianalisis atas dasar debit hujan sungai. Dalam

     perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini, dikarenakan minimalnya

    data maka metode perhitungan debit andalan menggunakan metode simulasi

     perimbangan air dari Dr. F.J.Mock (KP.01,1936). Dengan data masukan dari curah

    hujan di Daerah Aliran Sungai, evapotranspirasi, vegetasi dan karakteristik geologi

    daerah aliran.

    Metode ini menganggap bahwa air hujan yang jatuh pada daerah

    aliran(DAS) sebagian akan menjadi limpasan langsung dan sebagian akan masuk

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    7/26

    tanah sebagai air infiltrasi, kemudian jika kapasitas menampung lengas tanah sudah

    terlampaui, maka air akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi.

    Debit andalan untuk Perencanaan PLTMH ini didapat dari hasil perhitungan

    yang dilakukan oleh Abdul Kholiq Abrori pada skripsinya dengan judul

    “Pemodelan Hujan Aliran Menggunakan Metode MOCK pada Sub DAS Kali

    Manggis Banyuwangi” yang dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan FDC.

    2.3 Kurva Durasi Aliran (Flow Duration Curve)

    Flow Duration Curve (FDC) adalah suatu grafik yang memperlihatkan debit

    sungai selama beberapa waktu tertentu dalam satu tahun. Duration Curve

    digambarkan dari data-data debit sekurang-kurangnya 10 tahun agar dapat

    memberikan informasi yang bisa digunakan.

    Dari 10 data debit diurutkan dari terkecil ke terbesar kemudian dicari

     probabilitasnya untuk mengetahui tahun kering, normal, dan basah. Setelah

    diketahui tahun kering fdilanjutkan dengan pengurutan bulan di tahun tersebut dari

    debit terkecil ke terbesar juga dan dicari probabilitasnya untuk mendapatkan kurva

    debit prediksi .

    Data probabilitas menghasilkan data debit prediksi yang nantinya untuk

    menentukan debit rencana PLTMH yang berbentuk kurva yang parameternya

     berupa debit dan prosentase probabilitas.

    2.4 Tinjauan Teknis

    2.4.1 Pengertian dan prinsip PLTA

    Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah suatu bentuk perubahan

    tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan

    menggunakan turbin air dan generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat

    dihitung berdasarkan rumus berikut (Arismunandar dan Kuwahara, 1991) :

    P = 9,8 x Heff x Q (kW) (2.1)

    Dimana :

    P = Tenaga yang dikeluarkan secara teoritis

    H = Tinggi air jatuh efektif (m)

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    8/26

      Q = Debit Pembangkit (m3/det)

    9,8 = Percepatan gravitasi = 9,81m/s2

    Sebagaimana dapat dipahami dari rumus tersebut di atas, daya yang

    dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air, oleh karena itu

     berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung dari pada usaha untuk

    mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar secara efektif dan ekonomis.

    Pada umumnya debit yang besar membutuhkan fasilitas dengan ukuran yang besar

    misalnya, bangunan ambil air (intake), saluran air dan turbin (Arismunandar dan

    Kuwahara, 1991).

    2.4.2 Penentuan Tinggi jatuh Efektif

    1. Jenis saluran air

    Tinggi jatuh efektif dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi jatuh total

    (dari permukaan air pada pengambilan sampai permukaan air saluran bawah)

    dengan kehilangan tinggi pada saluran air (Arismunandar dan Kuwahara, 1991).

    Tinggi jatuh penuh (Full head) adalah tinggi air yang bekerja efektif pada turbin

    yang sedang berjalan. Untuk jenis saluran air, bila diketahui permukaan air pada

     bangunan pengambilan dan saluran bawah serta debit air, maka tinggi jatuh

    efektif kemudian dapat ditentukan, dengan dasar pertimbangan ekonomis.

    Misalnya, bila kehilangan tinggi jatuh air dapat dikurangi dengan memperbesar

     penampang saluran air atau memperkecil kemiringannya, maka tinggi jatuh

    dapat digunakan dengan efektif (Arismunandar dan Kuwahara, 1991).

    2. Jenis waduk atau waduk pengatur

    Jika naik turunnya permukaan air waduk sudah dapat ditentukan, maka tinggi

     jatuh efektif maksimum dan minimum dapat ditentukan seperti diuraikan diatas,

    sesuai dengan permukaan air waduk dalam keadaan maksimum dan minimum.

     Namun apabila naik turunnya permukaan air yang ada sangat besar, perlu dip

    erhatikan hal-hal sebagai berikut :

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    9/26

    a) Tinggi jatuh normal

    Ini adalah tinggi jatuh efektif yang dipakai sebagai dasar untuk

    menentukan tenaga yang dihasilkan atau efisiensi dari turbin. Pada umumnya

    turbin dapat bekerja dengan efisiensi maksimal pada tinggi jatuh ini.

     b) Perubahan tinggi jatuh

    Kapasitas efektif waduk dan naik turunnya permukaan air waduk

    ditentukan berdasarkan atas daya puncak yang dihasilkan dan lamanya hal ini

     berlangsung ; hal ini disesuaikan dengan hubungan antara penyediaan dan

    kebutuhan tenaga, rencana penyediaan tenaga pada musim kemarau,

     pemanfaatan air banjir, dan lain-lain.

    2.4.3 Penentuan Debit Turbin

    1. 

    Debit maksimum

    Debit maksimum turbin ditentukan sedemikian rupa sehingga biaya

    konstruksinya menjadi minimum berdasarkan lengkung debit sepuluh tahun

    terakhir atau lebih. Nilainya pada umumnya dua kali debit dalam musim

    kemarau (Arismunandar dan Kuwahara, 1991).

    2.  Jumlah air pasti

    Jumlah air pasti (firm water quantity) adalah jumlah air yang pasti

    dapat dimanfaatkan sepanjang tahun. Ini diperoleh dari jumlah air dalam

    musim kering dikurangi dengan jumlah air yang dialirkan dibagian hilir

    untuk keperluan pengairan, perikanan, pariwisata, dan lain-lain

    (Arismunandar dan Kuwahara, 1991).

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    10/26

    2.5 Klasifikasi PLTA

    2.5.1 Penggolongan Berdasarkan Tinggi Terjunan (Arismunandar dan

    Kuwahara, 1997).

    Pusat listrik jenis terusan air (water way) adalah pusat listrik yang

    mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai, dan mengalirkan air ke hilir

    melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak kecil. Tenaga listrik

    dibangkitkan dengan memanfaatkan tinggi terjun dengan kemiringan sungai

    tersebut. Jenis bendungan (dam) adalah jenis pusat listrik dengan bendungan yang

    melintang sungai guna menaikan permukaan air dibagian hulu bendungan dan

    membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tinggi terjun yang diperoleh

    antara disebelah hulu dan hilir sungai. Pusat listrik jenis bendungan dan terusan air

    merupakan jenis gabungan dari kedua jenis tersebut diatas. Jenis ini

    membengkitkan tenaga listrik dengan menggunakan tinggi terjun yang didapat dari

     bendung dan terusan.

    2.5.2 Penggolongan Menurut Aliran Air 

    Pusat listrik jenis aliran sungai langsung (run of river) kerap kali dipakai

     pada pusat listrik jenis saluran air. Jenis ini membangkitkan tenaga listrik dengan

    memanfatkan aliran air sungai itu sendiri secara alamiah. Pusat listrik dengan kolam

     pengatur (regulating pond) mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu

    dengan menggunakan kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan

    membangkitkan tenaga listrik sesuai dengan perubahan beban. Pusat listrik jenis

    waduk (reservoir) mempunyai sebuah bendungan besar yang dibangun melintang.

    Dengan demikian terjadi sebuah danau buatan, kadang-kadang sebuah danau asli

    dipakai sebagai waduk. Air yang dihimpun dalam musim hujan dikeluarkan pada

    musim kemarau, jadi pusat listrik jenis ini sangat berguna untuk pemakaian

    sepanjang tahun. Pusat listrik jenis pompa (pumped storage) adalah jenis PLTA

    yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan pada musim hujan atau pada saat

     pemakaian tenaga listrik berkurang pada tengah malam. Pada waktu itu air dipompa

    ke atas dan disimpan dalam waduk. Jadi pusat listrik jenis ini memanfaatkan

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    11/26

    kembali air yang didapat untuk membangkitkan tenaga listrik pada beban puncak

     pada siang hari.

    2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

    2.6.1 Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air

    Akhir-akhir ini di dunia termasuk negara-negara maju, memperhatikan

     pembangunan PLTA berkapasitas kecil. Pembagian PLTA dengan kapasitas kecil

     pada umumnya adalah sebagai berikut (Patty, 1995):

    1. PLTA mikro < 100 kW

    2. PLTA mini 100 - 999 kW

    3. PLTA kecil 1000 - 10000 kW

    Dengan kemajuan teknis, tinggi = 1 –  1,5 m dapat digunakan dan kapasitas

    turbin dapat dibuat 4  –   5 kW. Salah satu sebab bagi negara-negara maju

    membangun PLTA berkapasitas kecil ini adalah harga minyak OPEC yang terus

    meningkat sekarang ini, di samping bertambahnya kebutuhan listrik (Patty, 1995).

    Di Indonesia salah satu program pemerintah adalah listrik masuk desa terpencil di

    daerah pegunungan, pembangunan PLTA menghubungkan desa ini dengan

    hantaran tegangan tinggi tidaklah ekonomis. Berdasarkan pertimbangan diambil

    langkah-langkah berikut dalam perencanaan PLTA mikro hidro untuk suatu daerah

     pedesaan (Patty, 1995) :

    1. Mempelajari bangunan air irigasi (irigasi, drainase dan lain- lain) yang sudah ada

    di desa tersebut.

    2. Meneliti bahan bangunan yang terdapat di tempat serta pendidikan masyarakat

    desa.

    3. Meneliti mesin yang hendak dipakai, lebih baik digunakan mesin yang lebih

    mahal tetapi memerlukan biaya yang lebih sedikit dan waktu yang lebih singkat

    untuk reparasi.

    2.6.2 Penerapan Teknologi Mikro Hidro

    Sekarang ini masih menghadapi berbagai kendala, sehingga baru sebagian

    kecil dari potensi tenaga air yang ada di daerah irigasi dan sungai-sungai kecil

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    12/26

    diseluruh Indonesia yang sudah dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga mikro

    hidro. Kendala utama yang perlu diatasi dengan sebaik-baiknya adalah bahwa

    sampai sekarang teknologi mikro hidro belum dapat mencapai nilai komersial yang

     baik. Mikro hidro masih disebut secara pesanan, sehingga mikro hidro dengan

    kehandalan tinggi yang disebut dengan teknologi maju membutuhkan biaya

    investasi awal yang besar. Sebaliknya, mikro hidro yang dibuat dengan

    menggunakan teknologi sederhana, walaupun tidak membutuhkan biaya investasi

    awal yang besar, pada umumnya mempunyai kehandalan rendah dan masih

    memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi untuk menjamin kelangsungan

    operasinya. Selain itu, mikro hidro yang kehandalannya rendah sering mengalami

    gangguan pengoperasian yang dapat merugikan konsumen (Endardjo dkk, 1998).

    Pengembangan rancang bangun mikro hidro standar PU dimaksudkan sebagai

    upaya standarisasi untuk mengembangkan mikro hidro standar yang mempunyai

    kehandalan tinggi dengan biaya investasi awal yang layak (Endardjo dkk, 1998).

    2.6.3 Rancangan Konsep Rancang Bangun Mikrohidro

    Dari hasil studi awal telah dapat disiapkan rancangan konsep rancang

    standar PU yang masih bersifat sementara dan akan terus disempurnakan (Endardjo

    dkk,1998)

    1. Konstruksi bangunan sipil

     Saluran kolam tandon dan bagian-bagiannya dibuat dari komponen-

     komponen modular saluran terbuka (U-Ditch) beton pracetak yang

    diproduksi secara pabrikasi.

     

    Pipa pesat dan bagian-bagiannya dibuat dari komponen- komponen modular

     pipa beton pracetak yang diproduksi secara pabrikasi.

     Bak penampung belakang, untuk menampung aliran air dari turbin, dibuat

    dari komponen modular beton pracetak yang diproduksi secara pabrikasi.

     Rumah pembangkit merupakan rumah sederhana dengan dinding dari

     pasangan bata/batako atau papan dan atap dari seng gelombang yang secara

    keseluruhan dibangun ditempat.

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    13/26

    2. Konstruksi peralatan elektro-mekanik

    a.  Turbin cross flow berikut adaptor pipa pesat dan bagian- bagian lainnya

    dibuat dari konstruksi besi plat, besi profil dan besi cor secara pabrikasi.

     b.  Generator lengkap dengan pengatur tegangan otomatis (AVR)

    menggunakan produk yang tersedia di pasar.

    c.  Penyelaras daya (kontrol beban) sedang dikaji apakah akan menggunakan

    sistem pengontrol kecepatan turbin atau sistem pembuang kelebihan daya.

    d. Panel kontrol (panel daya) menggunakan produk yang tersedia dipasar.

    Berikut ini dikemukakam beberapa hal pokok yang menjadi fokus perhatian

    dalam pengembangan rancang bangun mikrohidro standar PU (Endardjo dkk,

    1998):

    1.  Sistem Konstruksi

    Pemilihan sistem konstruksi dengan komponen- komponen modular

    yang dibuat secara pabrikasi didasarkan pada pertimbangan bahwa biaya

    konstruksi akan dapat ditekan serendah mungkin apabila sebagian besar

    elemen bangunan/peralatan dibuat secara massal.

    2. 

    Kapasitas Daya Mikrohidro

    Penetapan kapasitas daya maksimum mikrohidro sebesar 50 kW

    didasarkan pada perkiraan sementara (belum dilakukan studi) bahwa harga

    komersial mikrohidro yang dapat diterima oleh pasar tidak lebih dari Rp

    150.000.000,- dan harga per kW mikrohidro untuk kapasitas daya 50 kW

    maksimum Rp 3.000.000,- perkiraan kasar harga per kW mikrohidro

     bersifat sangat sementara karena dalam komponen mikrohidro masih ada

    kandungan impor.

    3. 

    Kapasitas Tinggi Terjun dan Debit Mikrohidro

    Kapasitas tinggi terjun mikrohidro ditetapkan maksimum 50 m

    didasarkan pada kemampuan memikul beban tekanan dari komponen-

    komponen mikrohidro yang sedang dikembangkan. Sedangkan kapasitas

    tinggi terjun minimum ditetapkan 4 m dimaksudkan untuk membatasi besar

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    14/26

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    15/26

     pertimbangan dasar stabilitas sungai dan aman terhadap banjir, dapat dipilih lokasi

    untuk bendung (Weir) dan intake. Tujuan dari intake adalah untuk memisahkan

    air dari sungai atau kolam untuk dialirkan ke dalam saluran, penstock atau bak

     penampungan. Tantangan utama dari bangunan intake adalah ketersediaan debit air

    yang penuh dari kondisi debit rendah sampai banjir. Juga sering kali adanya lumpur,

     pasir dan kerikil atau puing-puing dedaunan pohon sekitar sungai yang terbawa

    aliran sungai.

    Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi Bendung

    (Weir) dan Intake, antara lain :

    a. Jalur daerah aliran sungai Lokasi bendung (Weir) dan intake dipilih pada daerah

    aliran sungai dimana terjamin ketersediaan airnya, alirannya stabil, terhindar

     banjir dan pengikisan air sungai.

     b.Stabilitas lereng yang curam Oleh karena pemilihan lokasi PLTMH sangat

    mempertimbangkan head, sudah tentu pada lokasi lereng atau bukit yang curam.

    Dalam mempertimbangkan lokasi bangunan Bendung (Weir) dan Intake

    hendaknya mempertimbangkan stabilitas sedimen atau struktur tanahnya yang

    stabil.

    c. Memanfaatkan fasilitas saluran irigasi yang ada di pedesaan

    Pemanfaatan ini dapat dipertimbangkan untuk efisiensi biaya konstruksi,

    karena sudah banyak sungai di pedesaan telah dibangun konstruksi sipil untuk

    saluran irigasi.

    d. Memanfaatkan topografi alami seperti kolam dan lain-lain

    Penggunaan kealamian kolam untuk intake air dapat memberikan

    keefektifan yang cukup tinggi untuk mengurangi biaya, disamping itu juga

    membantu menjaga kelestarian alam, tata ruang sungai dan ekosistem sungai.

    Yang perlu diperhatikan adalah keberlanjutan kolam dan pergerakan sedimen.

    e. Level volume yang diambil (Tinggi Dam) dan level banjir

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    16/26

      Karena pembangunan bendung/dam inatek pada bagian yang sempit dekat

    sungai, maka level banjir pada daerah itu lebih tinggi sehingga diperlukan daerah

     bagian melintang dam yang diperbesar untuk kestabilan.

    f. Perletakan Intake selalu pada posisi terluar dari lengkungan sungai.

    Pertimbangan ini dilakukan untuk memperkecil sedimen didalam saluran

     pembawa. Dan sering kali dibuat pintu air intake untuk melakukan pembilasan

    sedimen yang terendap dari intake.

    g. Keberadaan penggunaan air sungai yang mempengaruhi keluaran/debit air.

    Jika intake untuk pertanian atau tujuan lain yang mengambil air maka akan

    mempengaruhi debit sungai.

    2. Bak Pengendap (Settling Basin) 

    Fungsi bangunan ini adalah untuk :

    a.  Penyalur yang menghubungkan intake dengan bak pengendap sehingga

     panjangnya harus dibatasi.

     b.  Mengatur aliran air dari saluran penyalur sehingga harus mencegah

    terjadinya kolam pusaran dan aliran turbulen serta mengurangi kecepatan

    aliran masuk ke bak pengendap sehingga perlu bagian melebar.

    c.  Sebagai bak pengendap adalah untuk mengendapkan sedimen dimana

    untuk detil desainnya perlu dihitung dengan formulasi hubungan panjang

     bak, kedalaman bak, antara kecepatan pengendap, dan kecepatan aliran.

    d.  Sebagai penimbunan sedimen, sehingga harus didesain mudah dalam

     pembuangan sedimen.

    e. 

    Sebagai spillway yang mengalirkan aliran masuk ke bagian bawah dimana

    mengalir dari intake.

    3. Saluran Pembawa (Channel/headrace)

    Saluran pembawa mengikuti kontur permukaan bukit untuk menjaga energi

    dari aliran air yang disalurkan.

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    17/26

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    18/26

    a.  Topografi yang dilewati memiliki tingkat kemiringan yang memenuhi

     persyaratan dimana rute pipa pesat harus berada di bawah minimum garis

    kemiringan hidraulik.

     b.  Stabilitas tanah dari daerah yang dilewati.

    c. 

    Pemanfaatan jalan yang telah ada atau tersedia.

    6. Rumah Pembangkit (Power House)

    Sesuai posisinya, rumah pembangkit ini dapat diklasifikasikan kedalam tipe

    di atas tanah, semi di bawah tanah, di bawah tanah. Sebagian besar rumah

     pembangkit PLTMH adalah di atas tanah. Untuk pertimbangan desain rumah

     pembangkit, perlu dipertimbangkan :

    a.  Lantai rumah pembangkit dimana peralatan PLTMH ditempatkan, perlu

    memperhatikan kenyamanan selama operasi, mengelola, melakukan perawatan

    dimana terjadi pekerjaan pembongkaran dan pemasangan peralatan.

     b.  Memiliki cukup cahaya masuk untuk penerangan di siang hari dan adanya

    ventilasi udara.

    c. 

    Kenyamanan jika operator berada didalamnya seperti untuk melakukan

     pengendalian ataupun pencatatan secara manual.

    Konstruksi untuk desain rumah pembangkit PLTMH juga tidak terlepas

    dari skema sistem PLTMH yang bergantung pada jenis dan tipe turbin yang

    digunakan, dan sirkulasi air yang dikeluarkan setelah menggerakkan turbin. Karena

    itu ada beberapa pertimbangan tipe desain rumah pembangkit sesuai jenis turbin

    yang digunakan, sebagai berikut :

    a. 

    Rumah pembangkit menggunakan turbin jenis “Turbin Implus” 

    Desain konstruksi rumah pembangkit ini perlu mempertimbangkan

     jarak bebas antara dasar rumah pembangkit dengan permukaan air buangan

    turbin (afterbay). Pada kasus turbin implus (turbin pelton, turgo dan

    crossflow), air yang dilepas oleh runner turbin secara langsung dikeluarkan

    kedalam udara di tailrace. Permukaan air di bawah turbin akan bergelombang.

    Oleh karena itu jarak bebas antara rumah pembangkit dengan permukaan air

    afterbay harus dijaga paling tidak 30-50 cm. kedalaman air di afterbay harus

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    19/26

    dihitung berdasarkan suatu formulasi antara desain debit dan lebar saluran di

    tailrace. Kemudian air di afterbay harus ditentukan lebih tinggi dari pada

    estimasi air banjir. Juga head antara pusat turbin dan level air pada outlet

    harus menjadi headloss.

     b. 

    Rumah turbin menggunakan turbin jenis “Turbin Reaction” 

    Hal yang sama dalam desain konstruksi rumah turbin menggunakan

     jenis reaction (Francais, Propeller), adalah prilaku air afterbay. Pada kasus

    menggunakan turbin tipe reaction, air dikeluarkan kedalam afterbay melalui

    turbin. Head antara turbin dan level air dapat digunakan untuk

    membangkitkan tenaga. Dengan demikan desain konstruksinya

    memperbolehkan posisi tempat pemasangan turbin berada di bawah level

    air banjir, dan pada desain konstruksinya perlu disediakan tempat untuk

    menempatkan peralatan seperti pintu tailrace, dan pompa.

    7. Saluran Pembuang Akhir (Tail Race)

    Saluran pembuang akhir (tail race) direncanakan berbentuk persegi empat dari

     pasangan batu.

    A = b x h (2.2)

    V = Q / A (2.3)

    P = b + 2h (2.4)

    R = A / P (2.5)

    Rumus Manning : V = 1  x S1/2 x R2/3 (2.6)

    S = [ (n x V) / R2/3 ]2 (2.7)

    2.7. Perencanaan Daya Listrik  

    Pada prinsipnya pembangkit tenaga air adalah suatu bentuk perubahan

    tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik dengan

    menggunakan turbin air dan generator. Daya (power) teoritis yang dihasilkan dapat

    dihitung berdasarkan persamaan empiris berikut (Arismunandar dan Kuwahara,

    1991) :

    P = 9,8 x Q x H eff (kW) (2.8)

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    20/26

    Dimana :

    P = Tenaga yang dihasilkan secara teoritis (kW)

    Q = Debit pembangkit (m³/det)

    Heff = Tinggi jatuh efektif (m)

    9,8 = Percepatan gravitasi (m/s2)

    Seperti telah dijelaskan bahwa daya yang keluar merupakan hasil perkalian

    dari tinggi jatuh dan debit, sehingga berhasilnya suatu usaha pembangkitan

    tergantung dari usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar

    secara efektif dan ekonomis. Selain itu pembangkitan tenaga air juga tergantung pada kondisi geografis, keadaan curah hujan dan area pengaliran (catchment area)

    (Arismunandar dan Kuwahara, 1991).

    Penentuan tinggi jatuh efektif dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi

     jatuh total (dari permukaan air sampai permukaan air saluran bawah) dengan

    kehilangan tinggi pada saluran air. Tinggi jatuh penuh adalah tinggi air yang kerja

    efektif saat turbin air berjalan (Arismunandar dan Kuwahara, 1991).

    Adapun debit yang digunakan dalam pembangkit adalah debit andalan yang

    terletak tepat setinggi mercu yaitu debit minimum. Karena pembangkit ini

    direncanakan beroperasi selama 24 jam sehari semalam (Arismunandar dan

    Kuwahara, 1991).

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    21/26

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 

    Untuk mendapatkan sebuah hasil kesimpulan dari suatu permasalahan,

    maka diperlukan data-data untuk menunjang penelitian. Data-data tersebut

    kemudian diolah dengan tahapan pengolahan yang telah ditentukan. Metodologi

     penelitian adalah suatu pembahasan yang berisi tentang penjelasan mengenai

    langkah-langkah sistematika penelitian yang dimulai dari pengolahan data hingga

     penyelesaian.

    3.1 Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian (Gambar 3.1) dalam penelitian ini adalah di Kebun

    Kalirejo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

    tepatnya pada koordinat 8° 18' 0" Selatan, 114° 3' 0" Timur. Kecamatan Glenmore

    sendiri berada di antara Kecamatan Kalibaru dan Kecamatan Genteng.

    Gambar 3.1 Peta Lokasi sumber google map

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    22/26

    3.2  Data dan Alat

    3.2.1 Data

    Data merupakan komponen penting dalam melakukan suatu penelitian

    maupun kajian. Data didapatkan dari survey lapangan dan pihak-pihak maupun

    instansi-instansi terkait. Berikut ini adalah data-data yang di perlukan dalam

     penelitian ini :

    1.  Layout Perkebunan

    Data layout Perkebunan, kontur diperoleh dari hasil survey lapangan pada

    lokasi penelitian. Selain layout Perkebunan, data lain yang di perlukan

    adalah data long section dan cross section. Data survey ini didapat dengan

    menggunakan GPS dan Total Station. 

    2.  Data debit

    Data curah hujan didaptakan dari hasil rekam stasiun hujan yang berada

     pada wilayah lokasi penelitian. Data ini diperoleh dari instansi terkait yakni

    Dinas Pengairan Kabupaten Banyuwangi. Data curah hujan yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah data curah hujan harian yang terjadi selama 10

    tahun terakhir yaitu tahun 2005-2014.

    3.  Peta Topografi

    Peta topografi diambil dari  google map dan google earth, kemudian di

    gambarkan pada program AutoCAD sesuai skala yang sebenarnya.

    3.2.2  Alat

    Penelitian ini menggunakan beberapa alat bantu untuk mendapatkan data-

    data yang diinginkan. Adapun alat yang diperlukan meliputi :

    1.  Total Station

    Total Station adalah instrumen optik/elektronik yang digunakan dalam

     pemetaan dan konstruksi. Alat ini digunakan untuk mengukur beda tinggi

    dan elevasi pada titik yang ditentukan. Pengukuran ini dilakukan dengan

     profil memanjang (long section) dan melintang (cross section).

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    23/26

     

    2.  Rol meter

    Alat ini digunakan untuk mengukur jarak atau panjang bentang pada saluran

    yang ditinjau. Rol meter yang digunakan dalam penelitian ini adalah rol

    meter yang terbuat dari fiberglass dengan panjang 50 meter dan 100 meter.

    3.  GPS

    GPS adalah alat yang digunakan untuk menentukan koordinat titik awal

    dalam penelitian ini. Titik koordinat tersebut digunakan sebagai datum atau

    referensi local dan untuk mengetahui koordinat (x,y).

    3.3 

    Metodologi Pelaksanaan

    1.Pengumpulan data:

    a. 

    Data layout daerah perkebunan Sidodadi diperoleh langsung dari hasil

    survei. Didapatkan dengan melakukan pengukuran long section (profil

    memanjang) dan cross section (profil melintang), menjadikan titik pertama

    (ujung) sebagai datum atau referensi lokal jika ternyata di lokasi penelitian

    tidak ada BM yang terdekat.

     b.  Data debit 

    c.  Mengukur tinggi muka air, kecepatan dan luas penampang sungai. 

    d.  Merencanakan Site Plan. 

    e.  Menentukan letak/posisi Intake saluran pengambil air pada Sungai

    Manggis. 

    f. 

    Menentukan bak pengendap. 

    g. 

    Menentukan dimensi saluran pembawa dan bak penenang.

    h.  Menentukan bahan dan dimensi pipa yang akan digunakan. 

    i. 

    Mengukur tinggi terjunan dan jarak lintasan pipa dari bak penenang

    sampai ke power house. 

     j. 

    Menentukan saluran pembuang dari rumah pembangkit menuju waduk. 

    2. Persamaaan

    Menggunakan  Flow Duration Curve (FDC)  dan persamaan daya

    yang akan digunakan dalam perhitungan.

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    24/26

     3. Perhitungan

    Menghitung debit andalan dan daya yang dihasilkan oleh PLTMH.

    4. Pembahasan

    Data yang telah diolah kemudian dibahas untuk mendapatkan hasil

    dari penulisan penelitian ini.

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    25/26

     

    Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian

    Mulai

    Data sungai

    (Debit dan

     penampang)

    Peta Kontur

    Data Klimatologi

    dan Curah Hujan

    Peta(topografi,DAS)

    Perhitungan Debit

    Rencana PLTMH (FDC)

    Perencanaan

    Bangunan Sipil

    Desain

    Bangunan Sipil

    Selesai

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Fix Perencanaan PLTMH Miftah Luthfi S1 Teknik Sipil UNiversitas Jember

    26/26