Proposal Skripsi

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya (Danang Endarto. 2009). Kebutuhan terhadap sumber daya air tidak akan bisa digantikan oleh sumber daya alam lainnya. Semisal bagi manusia dalam setiap perjalanan hidupnya dari zaman Nabi Adam hingga saat ini menunjukkan dengan jelas bahwa peran air seperti untuk mandi, minum tidak akan pernah bisa digantikan oleh yang lain, begitupun pula pada hewan. Hal ini menunjukkan peran air yang sangatlah vital bagi kita sebagai makhluk hidup. Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama saja dengan pengeluaran bahan/material berharga yang lain seperti : mineral, emas, batu bara, minyak atau gas. Air biasanya mempunyai batasan yang istimewa, yaitu sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Tetapi jika ditinjau secara qualitas air

description

proposal teknik sipil

Transcript of Proposal Skripsi

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahAir merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya (Danang Endarto. 2009). Kebutuhan terhadap sumber daya air tidak akan bisa digantikan oleh sumber daya alam lainnya. Semisal bagi manusia dalam setiap perjalanan hidupnya dari zaman Nabi Adam hingga saat ini menunjukkan dengan jelas bahwa peran air seperti untuk mandi, minum tidak akan pernah bisa digantikan oleh yang lain, begitupun pula pada hewan. Hal ini menunjukkan peran air yang sangatlah vital bagi kita sebagai makhluk hidup.Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama saja dengan pengeluaran bahan/material berharga yang lain seperti : mineral, emas, batu bara, minyak atau gas. Air biasanya mempunyai batasan yang istimewa, yaitu sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Tetapi jika ditinjau secara qualitas air termasuk ke dalam sumber daya alam yang mudah tercemar. Hal ini yang mengakibatkan jumlah volume air yang dapat dimanfaatkan manusia semakin sedikit. Sehingga pemikiran awal bahwa air merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui ini perlu kiranya untuk dikoreksi. Karena sebenarnya anggapan ini hanya dapat berlaku jika terdapat keseimbangan diantara imbuhan air dengan exploitasi didalam kawasan tangkapan/tadahan air. Di Indonesia pertumbuhan penduduk, ekonomi, maupun industri telah menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap pemukiman dan kawasan industri. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi penggunaan lahan, khususnya alih fungsi lahan kehutanan. Pada tahun 2011, jumlah lahan kritis semakin meningkat dengan bertambahnya pengalihan fungsi lahan hutan menjadi lahan pemukiman sehingga penutupan lahan berkurang dan hutan gundul (Anonim. 2007). Proses pembangunan kawasan perkotaan dan perumahan sungguh merupakan hal yang kontradiksi jika ditinjau dari ketersediaan air tanah dan peningkatan puncak limpasan air permukaan. Perubahan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan imbuhan air tanah dan pertambahan pengeluaran air dari dalam tanah, sehingga mengganggu keseimbangan sistem hidrologi air bawah permukaan, dan menghasilkan penurunan paras air tanah. Dinegara yang telah maju, peningkatan kuantitas penduduk tidak mengganggu ketersediaan air tanah, hal ini disebabkan oleh beralihnya atau ditinggalkannya sumur-sumur individu dan ditukar atau berganti kepada sumur umum dalam yang disediakan oleh instansi tertentu seperti PDAM atau semacamnya yang merupakan bagian dari pemerintah local setempat. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, karena kecenderungan apabila jumlah penduduk makin bertambah, maka jumlah sumur-sumur yang dibuat oleh individu pun makin banyak. Wilayah Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang mendapat cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim yaitu musim penghujan dan kemarau. Dominasi kedua musim tersebut sangat mempengaruhi ketersediaan air, namun dampak negatif dari semua itu adalah merosotnya kualitas lingkungan yang akhirnya dapat mengakibatkan kekurangan air bersih ketika musim kemarau dan meningkatnya aliran permukaan pada saat musim hujan. Penerapan teknologi tepat guna saat ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah sistem ini dengan mengantisipasi tingkat pemulihan lahan kritis yang memerlukan waktu relatif panjang selama 25 tahun (Marbun. 2008) dan keadaan iklim indonesia yang terletak di iklim tropika dimana tiap tahun terjadi musim kemarau dan musim hujan dengan curah hujan tiap tahun sebesar 100-340 mm sehingga banjir akan terus terjadi tiap tahun (Atmakusuma. 2009).Banyak manfaat apabila air tanah di lingkungan kita melimpah. Persediaan air tanah kita juga akan melimpah, sehingga pada waktu musim kemarau manusia tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan air. Dengan cara membuat sumur resapan dapat banyak mengambil banyak keuntungan. Sekarang tinggal bagaimana manusia mengambil langkah untuk dapat selalu dapat menikmati air yang merupakan kebutuhan pokok manusia.Menurut Departemen Kehutanan (1995), manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain: (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi; (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah, mengurangi genangan air banjir, mencegah instrusi air laut, dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang (Pasaribu. 1999). Dimana hal tersebut tidak bisa dilakukan hanya sekedar dengan memanfaatkan Drainase. Sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004; 7) Drainase adalah suatu sistem mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Atau secara seerhana penulis sebut bahwa drainase merupakan jalan utama bagi air (air limpasan).Oleh karena itu, pembuatan sumur resapan perlu dilakukan terutama pada pembangunan gedung, perumahan maupun pertokoan. Manfaat yang dirasakan dari sumur resapan bisa menjadi budaya Indonesia.Pada umumnya masyarakat Metro dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masih bersumber pada sumur dangkal, sumur pompa biasa, dan pompa listrik. Sedangkan pemenuhan kebutuhan air bersih oleh PDAM yaitu PDAM Way Irang pada tahun 2001 sebesar 29% dari jumlah penduduk Kota Metro, dan itupun hanya berpusat pada wilayah pusat kota metro.

Tabel 1.1. Data Kebutuhan Air Bersih di Kota Metro (Dinas PU Metro: 2005)Jumlah Penduduk(Jiwa)Kapasitas Produksi EksistingKebutuhan Ideal Kota SedangKebutuhan Total(Lt/Org/hr)Selisih(Lt/hr)

Lt/dtLt/hr

118.4485043.20.00010011.844.8007.524.800

Sedangkan untuk Wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur kebutuhan akan air bersih ditopang oleh adanya sumur dangkal yaitu berkisar 75% dari total kebutuhan warga. Wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro ini merupakan lokasi pusat pendidikan di Kota Metro. Hal ini menjadikan lokasi tersebut sebagai wilayah yang padat huni dikarnakan banyaknya pelajar dan mahasiswa yang berasal dari luar wilayah metro. Sehingga dapat dipastikan di wilayah ini khususnya lokasi-lokasi asrama maupun kos-kosan menjadi begitu tinggi. Banyaknya pembangunan konstruksi pendukung pendidikan serta meningkatnya jumlah bangunan tinggal yang mengubah fungsi lahan perkebunan menjadikan volume air limpasan permukaan meningkat sedangkan volume pengeluaran air tanah semakin tinggi akibat wilayah tersebut merupakan wilayah padat huni. Maka, dapat dipastikan volume air tanah semakin menurun, kejadian seperti ini bukan hanya terdapat di satu wilayah di Indonesia sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Syampadzi Nurroh diwilayah Jakarta Barat yang menyimpulkan: Pembuatan sumur resapan merupakan solusi yang tepat untuk pencegahan banjir di daerah yang resapan air sedikit khususnya di Jakarta Barat, karena pemulihan lahan kritis memerlukan waktu yang relatif lama untuk daerah tangkapan air. Akan tetapi partisipasi masyarakat terhadap pembuatan sumur resapan dirumah sendiri belum antusias walaupun manfaat dari sumur resapan efektif untuk pencegahan banjir dan membantu ketersediaan air pada musim kemarau. Sehingga dengan kegiatan ini masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari sumur resapan dan menjadikan sumur resapan sebagai budaya keluarga Indonesia. (Syampadzi Nurroh. Pengaruh sumur resapan terhadap sistem hidrologi dan aplikasinya terhadap pemukiman di jakarta barat. 2009)Sehingga, hal ini menjadi hal yang menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai Sumur Resapan pada Drainase jalan di wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro sebagai upaya pelestarian Sumber Daya Air. Penempatan sumur resapan pada drainase diambil mengingat fungsi drainase sebagai jalan utama bagi air limpasan.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengaruh sumur resapan pada drainase jalan terhadap kelestarian air?;2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kestabilan air tanah?;3. Dimana lokasi yang tepat untuk sumur resapan di wilayah 15A Iring mulyo Metro Timur ?;4. Bagaimana desain sumur Resapan yang ideal bagi wilayah metro khususnya wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur ?;5. Berapa jumlah sumur resapan yang tepat untuk setiap meter persegi wilayah yang mengalami alih fungsi diwilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur?.C. Tujuan penelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Diketahuinya pengaruh sumur resapan terhadap qualitas sumur resapan.2. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan air tanah di wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur.3. Diketahuinya lokasi serta desain sumur resapan yang ideal untuk wilayah 15A Iring Mulyo Kota Metro.4. Diketahuinya hubungan antara luas wilayah yang mengalami alih fungsi dengan jumlah sumur resapan.D. Manfaat penelitianAdapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Berguna sebagai pengembangan khasanah ilmu pengetahuan. Terutama yang berkaitan dengan teknik sipil.2. Berguna sebagai solusi dari permasalahan masyarakat Kota Metro terhadap ketersediaan Air bersih yang terganggu oleh upaya pembangunan kota dan kawasan pemukiman khususnya di wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur Kota Metro.5. Memperkenalkan teknologi sumur resapan terhadap masyarakat yang akhirnya mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan Sumber Daya Air.6. Untuk Meningkatkan kualitas dan kuantitas air tanah di wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur Kota Metro yaitu dalam upaya memberikan salah satu solusi dalam pelestarian Sumber Daya Air tanah.7. Berguna bagi penulis sebagai seorang calon Sarjana Teknik Sipil yang tentunya akan berhadapan dengan pembangunan infrastruktur didalam masyarakat. Bahwa pembangunan infrastruktur-infrastruktur harus tetap memikirkan upaya menjaga kestabilan dari Sumber Daya Alam.E. Ruang Lingkup Studi sumur resapan pada drainase jalan dalam upaya pelestarian kestabilan air tanah ini di laksanakan di wilayah 15A Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro. Yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2012 15 Juli 2012. Studi ini dilaksanakan oleh Penulis serta di bantu oleh beberapa Dosen Pembimbing. Penelitian ini perlu dilakukan karena mengingat keadaan quantitas dan qualitas air tanah di wilayah 15A Iring Multo Kota Metro yang terlihat berkurang. Penelitian dilakukan dengan cara pelaksanaan survey dan pembuatan solusi dari permasalahan air tanah yaitu dengan pembuatan sumur resapan pada drainase jalan.F. Asumsi dan Keterbatasan PenelitianPenulis mengasumsikan bahwa konstruksi bangunan diwilayah metro tidak memberikan celah pada tanah sebagai jalan masuknya air kedalam tanah dan diasumsikan drainase air dari pemukiman berpusat pada drainase jalan. Sehingga penulis membatasi penelitian yaitu sebagai berikut:a. Perhitungan jumlah volume air limpasan hanya akibat bangunan konstruksi. Yaitu berupa bangunan sekolah, pemukiman, perkantoran, dan jalan di wilayah 15A Iring Mulyo Metro timur Kota Metro.b. Perhitungan air limpasan yang merupakan air imbuhan akibat terjadinya hujan.

BAB IISTUDI PUSTAKAA. UMUMSiklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya (Danang Endarto, Geografi 1:2009, Hal 159). Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk. Berbagai perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi diuraikan sebagai berikut. 1. Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar matahari. Proses penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan.2. Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi awan dan ada yang terbawa angin naik ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun bahkan menjadi kristal-kristal es (benda padat).3. Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Dalam proses ini air yang berbentuk padat (kristal es) jatuh ke permukaan bumi menjadi air. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi ada yang mengalir di permukaan tanah (mengalir ke sungai, danau, dan laut) dan ada pula yang meresap ke dalam tanah yang menjadi air tanah. Air yang berada di permukaan tanah akan menguap lagi menjadi uap air dan awan, kemudian4. Turun menjadi hujan, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar siklus hidrologi berikut ini.

Gambar 2.1 :Siklus Hidrologi (Sumber: Danang Endarto, Geografi 1 untuk SMA, 2009:160)Dari gambar dan penjelasan siklus hidrologi diatas dapat disimpulkan bahwa bertambahnya jumlah bangunan beton yang ada dipermukaan bumi membuat keadaan air tanah tidak seimbang antara pengeluaran dan pemasukan sedangkan jumlah air limpasan di permukaan tanah akan semakin meningkat. Hal tersebut yang akhirnya membuat banjir menjadi tradisi disetiap tahunnya.Berdasarkan hasil penelitian yang telah lalu yang dilakukan oleh Syampadzi Nurroh diwilayah Jakarta Barat yang menyimpulkan: Pembuatan sumur resapan merupakan solusi yang tepat untuk pencegahan banjir di daerah yang resapan air sedikit khususnya di Jakarta Barat, karena pemulihan lahan kritis memerlukan waktu yang relatif lama untuk daerah tangkapan air. Akan tetapi partisipasi masyarakat terhadap pembuatan sumur resapan dirumah sendiri belum antusias walaupun manfaat dari sumur resapan efektif untuk pencegahan banjir dan membantu ketersediaan air pada musim kemarau. Sehingga dengan kegiatan ini masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari sumur resapan dan menjadikan sumur resapan sebagai budaya keluarga Indonesia. (Syampadzi Nurroh. Pengaruh sumur resapan terhadap sistem hidrologi dan aplikasinya terhadap pemukiman di jakarta barat: 2009)Sumur resapan secara istilah memiliki pengertian yaitu sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Susmur resapan merupakan kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan berfungsi memasukkan air kedalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan (Kusnaedi, Sumur Resapan, Penebar Swadaya: 2011. Hal 6)Sedangkan drainase adalah suatu sistem mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air (Dr. Ir. Suripin, M. Eng: 2004). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Sehingga pembuatan Sumur Resapan yang terletak pada Drainase jalan dianggap sebagai suatu ide yang ideal. Dimana disebutkan diatas fungsi drainase adalah mengalirkan, membuang, atau mengalihkan air sedangkan fungsi sumur resapan adalah memasukkan air kedalam tanah, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sumur resapan pada drainase jalan adalah mengalirkan, membuang, atau mengalihkan air kedalam permukaan tanah sehingga mampu menstabilkan keadaan air tanah.B. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sumur resapan.Dalam perencanaan pembuatan sumur resapan perlu dipertimbangkan faktor iklim, kondisi air tanah, kondisi tanah, tata guna lahan, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.1. Faktor IklimIklim merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sumur resapan. Faktor yang perlu mendapat perhatian adalah besarnya curah hujan. Semakin besar curah hujan disuatu wilayah berarti semakin besar atau banyak sumur resapan yang diperlukan. Besarnya curah hujan dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu curah hujan rendah (2.500 mm/tahun) (Kusnaedi, Sumur Resapan, Penebar Swadaya: 2011. Hal 21). Dan pada wilayah 15A Iring mulyo Kota metro memiliki intensitas curah hujan 2.264-2.868 mm (BPS Metro, Metro In Figure: 2011).2. Kondisi air tanah Pada kondisi permukaan air tanah yang dalam, sumur resapan perlu dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan suplai air melalui sumur resapan. Sebaliknya, pada lahan yang muka airnya dangkal, sumur resapan ini kurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik terutama pada daerah rawa dan pasang surut. Tabel 2.1 Jumlah sumur resapan yang harus dibuat berdasarkan kondisi permeabilitas dan luas bidang tanah (Kusnaedi, Sumur Resapan, Penebar Swadaya: 2011. Hal 21). NoLuas Bidang Tadah (m2)Jumlah Sumur (buah)

Permeabilitas sedangPermeabilitas agak sedangPermeabilitas cepat

80 cm140 cm80cm140 cm80 cm140 cm

1234567891011121320304050607080901002003004005001122233348121519--11112223568-1111222247911-----11112345---1111223567-------112234

Untuk kondisi air tanah diwilayah metro termasuk kedalam kategori sedang dikarnakan bukan merupakan daerah rawa dan juga tidak memiliki permukaan air tanah yang dalam.3. Kondisi TanahKondisi tanah diwilayah metro bertekstur tanah lempung dan liat berdebu (www.metrokota.go.id: diakses pada tanggal 20 Mei 2012). Kondisi tanha berpengaruh terhadap daya resap tanah terhadap air hujan. Oleh karenanya konstruksi sumur resapan harus mempertimbangkan sifat fisik tanah.Tabel 2.2 Hubungan kecepatan infiltrasi dan tekstur tanah (Sitanala Arsyad: 1976)Tekstur tanahKecepatan infiltrasi (mm/Jam)Kriteria

Pasir berlempung25 - 50Sangat cepat

Lempung 12,5 - 25Cepat

Lempung berdebu7,5 - 15Sedang

Lempung berliat0,5 2,5Lambat

Liat