Proposal Riset Kecemasan pada lansia
-
Upload
ikhwan-nur -
Category
Documents
-
view
367 -
download
6
description
Transcript of Proposal Riset Kecemasan pada lansia
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan di Indonesia masih menjadi perhatian
khusus bagi pemerintah. Masalah kesehatan di Indonesia diantaranya
derajat kesehatan, kerjasama lintas sektoral, kebijakan pembangunan
kesehatan, sistem pembiayaan pembangunan kesehatan, mutu sarana
kesehatan, tenaga kesehatan dan perbekalan kesehatan. Masalah
kesehatan tersebut dapat terjadi pada masyarakat secara umum atau
komunitas tertentu seperti kelompok rawan (bayi, balita dan ibu),
kelompok lanjut usia dan kelompok pekerja (Suparyanto, 2010).
Saat ini, di seluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih
dari 629 juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan
pada tahun 2025, lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Di Negara
maju, pertambahan populasi/penduduk lanjut usia telah diantisipasi
sejak awal abad ke-20.
Indonesia menduduki peringkat keempat dengan jumlah lansia
terbanyak setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Saat ini jumlah
kelompok lanjut usia di Indonesia adalah sebesar 7,28 % dari jumlah
penduduk. Diperkirakan pada tahun 2020, jumlah lansia di Indonesia
akan meningkat menjadi sebesar 11,34 % (Kosasih, 2004).
Pertambahan jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia dalam
kurun waktu 1990 sampai 2025 diperkirakan sebagai pertumbuhan
lansia yang tercepat di dunia. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 16
juta jiwa pada tahun 2002. Data sensus badan pusat statistik pada
1
2
tahun 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia sebanyak
15.054.877 jiwa dengan jumlah lansia wanita 52,42% dan pria 47,58%.
Tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia mencapai
18,96 juta jiwa (Statistik Indonesia, 2010).
Meningkatnya jumlah lanjut usia maka membutuhkan
penanganan yang serius karena secara alamiah lanjut usia itu
mengalami penurunan baik dari segi fisik, biologi, maupun mentalnya
dan hal ini tidak terlepas dari masalah ekonomi, sosial, dan budaya
sehingga perlu adanya peran serta keluarga dan adanya peran sosial
dalam penanganannya. Menurunnya fungsi berbagai organ lansia
menjadi rentan terhadap penyakit yang bersifat akut atau kronis. Ada
kecenderungan terjadi penyakit degeneratif, penyakit metabolik,
gangguan psikososial, dan penyakit infeksi meningkat (Nugroho,
2004).
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang
terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai
mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong,
pendengaran dan penglihatan mulai berkurang, mudah lelah, gerakan
menjadi lambat dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak
terutama di perut dan pinggul.
Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan
kognitif seperti lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang,
tempat, serta tidak mudah menerima hal/ide baru (Maryam, 2008).
Penurunan yang terjadi pada lansia mempengaruhi kesehatan jiwa.
Masalah kesehatan jiwa yang sering timbul pada lansia meliputi
kecemasan, depresi, insomnia, dan demensia (Maryam, 2008).
3
Kecemasan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan
keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus
untuk ketakutan tertentu (Chaplin, 2005).
Kecemasan yang dialami lansia memiliki gejala-gejala yang
sama dengan gejala-gejala yang dialami oleh setiap orang hanya saja
objek yang menyebabkan kecemasan itu yang berbeda dan lansia
sering mengalami kecemasan dengan masalah-masalah yang ringan
(Maryam, 2008).
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan peneliti pada
tanggal 25 november 2012 di desa kaliombo RW 02 dengan
wawancara dan mengisi kuesioner pada 10 orang lansia, terdapat 4
(40%) lansia laki-laki dan 6 (60%) lansia perempuan mengalami
tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Berdasarkan studi pendahuluan
kondisi lansia yang bertempat tinggal di desa kaliombo mereka kurang
mendapakan perhatian dari masyarakat atau dukungan dari keluarga.
Hal ini disebabkan oleh kesibukan dari anak-anaknya Kondisi
lansia yang sudah tidak serumah dengan anaknya sehingga jarang
bertemu atau jarang dikunjungi, adanya konflik antara orang tua
dengan anaknya, anak tidak mau di repotkan dengan urusan orang
tuanya, sehingga menyebabkan ketakutan lansia karena merasa
sudah tidak dibutuhkan, tidak berguna dan tidak dihargai di dalam
keluarganya. Kondisi fisik yang menurun seperti berkurangnya fungsi
pendengaran, penglihatan , maupun gerak fisik dan usia yang semakin
tua, sudah tidak dianggap dan diperhatikan lagi oleh masyarakat
dalam kegiatan sosial. Hal tersebut juga dapat menimbulkan
keterasingan dan ketakutan pada lansia, sehingga lansia merasa tidak
4
berguna lagi dalam masyarakat. Permasalahan yang dihadapi oleh
lansia diatas dapat menjadikan mereka mengalami kecemasan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis
paparkan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “
Hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pada lansia
dalam menghadapi proses degeneratif”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah : “HUBUNGAN ANTARA
JENIS KELAMIN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA
DALAM MENGHADAPI PROSES DEGENERATIF DI DESA KALIOMBO
RW 02 PECANGAAN JEPARA”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara faktor jenis kelamin dengan
tingkat kecemasan pada lansia di desa kaliombo RW 02 pecangaan
jepara
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik jenis kelamin pada lansia
b. Untuk mengetahui kecemasan pada lansia dalam menghadapi
proses degeneratif.
D. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah mengkaji
tentang hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan
pada lansia di desa kaliombo RW 02.
5
2. Ruang lingkup keilmuan
Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah kesehatan
lansia dalam bidang ilmu keperawatan.
3. Ruang lingkup lokasi dan waktu
Lokasi penelitian dilakukan di desa kaliombo RW 02 kecamatan
pecangaan Kabupaten jepara dan rencana waktu pelaksanaannya
dilakukan pada bulan november - desember tahun 2012
4. Sasaran
Sasaran atau responden dalam penelitian ini adalah beberapa
lansia di RW 02 desa kaliombo
E. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
a. Menambah wawasan peneliti tentang hubungan antara faktor jenis
kelamin dengan tingkat kecemasan pada lansia.
b. Memberikan sumbangan pemikiran mengenai gangguan
kecemasan yang terjadi pada lanjut usia.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Sebagai bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan dan penyuluhan kesehatan pada lansia.
b. Untuk menambah wawasan serta keilmuan pada pelaksanaan
pendidikan kesehatan.
3. Bagi masyarakat
Memberi pengetahuan lansia tentang pentingnya lansia dalam
menghadapi proses penuaan.
6
F. Keaslian penelitian
Tabel 1.1
Keaslian penelitian
Nama Judul Metode
penelitian
Hasil
Berliana
2004
Kecemasan pada usia
lanjut pensiunan
pegawai departmen P
dan K
Hasil di dapatkan
(65%) lansia
pensiunan
mengalami
kecemasan tinggi
dan (14%) lainya
kecemasan
rendah
Mulyani
2004
Kecemasan usia lanjut
yang mempunyai dan
tidak mempunyai
keluarga di panti sosial
werdha unit budi luhur
jogjakarta
Hasil
menunjukkan
(61%) lansia
tidak memiliki
keluarga (39,8%)
masih
mempunyai
keluarga
Ikhwan nur
2013
Hubungan antara jenis
kelamin dengan tingkat
kecemasan pada lansia
dalam menghadapi
proses degeneratif di
RW 02 desa kaliombo
-
7
G. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian saat ini dibandingkan penelitian
sebelumnya terletak pada keterbatasan kepustakaan,. Selain itu
keterbatasan waktu yang digunakan oleh peneliti