Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

of 28 /28
PROFITABILITAS DALAM PERBANKAN SYARIAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syari’ah pada saat ini tumbuh dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan keuangan di dunia Islam. Lembaga keuangan syari’ah bukan hanya terdapat di Negara-Negara Islam, tetapi juga terdapat di Negara-Negara yang ada masyarakat muslimnya. Kerangka dasar dari lembaga keuangan syari’ah adalah serangkain aturan main dan hukum berdasarkan syari’ah yang mengatur bidang ekonomi, sosial politik dan aspek budaya pada masyarakat Islam. Syari’ah sendiri adalah hukum Islam yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam berbagai bidang usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur, keuangan, dan usaha-usaha lainnya. Masalah pokok yang sering dihadapi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha apapun tidak terlepas dari kebutuhan dana (modal) untuk membiayai usahanya kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi atau 1

Embed Size (px)

Transcript of Proposal - Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah

PROFITABILITAS DALAM PERBANKAN SYARIAHBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga keuangan syariah pada saat ini tumbuh dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan keuangan di dunia Islam. Lembaga keuangan syariah bukan hanya terdapat di Negara-Negara Islam, tetapi juga terdapat di Negara-Negara yang ada masyarakat muslimnya. Kerangka dasar dari lembaga keuangan syariah adalah serangkain aturan main dan hukum berdasarkan syariah yang mengatur bidang ekonomi, sosial politik dan aspek budaya pada masyarakat Islam. Syariah sendiri adalah hukum Islam yang berdasarkan pada Al-Quran dan Sunnah. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam berbagai bidang usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur, keuangan, dan usaha-usaha lainnya. Masalah pokok yang sering dihadapi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha apapun tidak terlepas dari kebutuhan dana (modal) untuk membiayai usahanya kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi atau modal kerja. Dana memang dibutuhkan baik untuk perusahaan yang baru berdiri maupun yang sudah berjalan.

Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dimana pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Undang-undang tersebut menetapkan bahwa bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara -cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank serta, bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Usaha keuangan adalah usaha-usaha yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak dibidang keuangan atau sering disebut dengan lembaga keuangan, kegiatan utama lembaga keuangan adalah membiayai permodalan suatu bidang usaha disamping usaha lain seperti menghimpun uang yang sementara waktu belum digunakan untuk pemiliknya.

Tingkat kesehatan perbankan syariah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007. Dalam peraturan tersebut dijelaskan secara spesifik sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah seperti yang tertuang dalam pasal 1 angka 6, 8, dan 9 PBI No. 9/1/PBI/2007 dimana, tingkat kesehatan bank didefinisikan sebagai hasil penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank atau Unit Usaha Syariah (UUS) melalui: a.) penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar; dan b.) penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen.

Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam memantau seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor baik permodalan, kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar serta faktor manajemen diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring meningkatnya keuntungan bank.

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Faktor kuantitatif yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah perlu diperhitungkan dengan matang agar lebih efektif menghasilkan laba yang maksimal. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap faktor profitabilitas bank syariah yang diwakili oleh rasio utama, maka penulis melakukan penelitian tentang: Profitabilitas Dalam Perbankan Syariah.B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah struktur modal terhadap profitabilitas?

2. Bagaimanakah efisiensi operasional terhadap profitabilitas?

3. Bagaimana manajemen pengelolaan dana untuk menjaga kestabilan likuiditas dan solvabilitas dalam meningkatkan profitabilitas?C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Struktur modal terhadap profitabilitas?

2. Efisiensi operasional terhadap profitabilitas?

3. Manajemen pengelolaan dana untuk menjaga kestabilan likuiditas dan solvabilitas dalam meningkatkan profitabilitas?D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Dengan adanya pembahasan masalah akan menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang manajemen dana likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas.

2. Bagi BMT

Sebagai informasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta penetapan kebijakan demi perkembangan perbankan syariah.

3. Bagi Peneliti Dan Pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, atau kemungkinan untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan penilaian manajemen danaE. Keaslian Penulis

Dalam rangka pencapaian penulisan skripsi yang maksimal, sebagai bahan perbandingan penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa mahasiswa antara lain:Nur Fadilah, 2009, tentang Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri. Variable likuiditas tidak terbukti berpengaruh terhadap perubahan profitabilitas bank syariah mandiri selama periode bulan Januari 2006 sampai dengan Maret 2009 likuiditas (LDR) tidak berpengaruh disebabkan bank syariah mandiri selama periode penelitian sangat menjaga LDR agar dapat memberikan pengembangan kepada DPK pada saat ditagih, selain itu pendapatan bank syariah tidak langsung dari besarnya jumlah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tetapi perolehannya berdasarkan nisbah yang belum diketahui secara pasti.

Latifatur Rahmah, Manajemen Pengelolaan Dana Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Pada BMT MMU Sidogiri Pasuruan. Penelitian Rahmah menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan dana pada BMT MMU Sidogiri menggunakan pendekatan Pool Of Fund Approach. BMT MMU Sidogiri tidak mengalami kendala dalam penghimpunan dana namun kendalanya ada pada pengalokasian dana dimana pada tahun 2009 BMT pernah mengalami idle money. Ditinjau dari aspek jasadiyah dengan menganalisis faktor CAMEL BMT MMU termasuk kategori sehat prosentase CAR selalu berada diatas nilai minimal, peningkatan aktiva produktif juga diikuti oleh kenaikan profit yang diperoleh. BMT MMU masih mampu menanggug beban operasionalnya dari pendapatan operasional serta memiliki rasio lancer yang cukup bagus karena telah memenuhi standar rasio lancar yang ditetapkan BI yaitu minimal 3 % sedangkan ditinjau dari aspek ruhiyah, BMT MMU juga dapat dikatakan sehat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank SyariahBank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan tata-cara operasinya mengacu kepada ketentuan Al-Quran dan Hadis. Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam yaitu mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya, yang menyangkut tata-cara bermuamalat secara Islam dengan menjauhi praktek-praktek yang dikhwatirkan mengandung unsur-unsur riba.

Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 6 (m) dan pasal 13 ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat (13) menjelaskan maksud dari prinsip syariah, yaituaturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah antara lain: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah ), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pemilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.

Fungsi dan peran Bank Syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan Standar Akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) adalah sebagai berikut:

1. Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 2. Investor bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

3. Penyedia jasa lalulintas keuangan dan lalulintas pembayaran bank syariah dapat melakukan kegiatan layanan jasa perbankan sebagaimana lazimnya.

4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasi dan mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

Kegiatan Usaha Bank Syariah, diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 6/24/PBI/2004 tertanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Adapun kegiatan usaha tersebut meliputi :

1. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi;

2. Melakukan penyaluran dana;

3. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan;

4. Membeli, menjual dan atau menjamin atas resiko sendiri surat-surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah;

5. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan atau Bank Indonesia;

6. Menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip Syariah;

7. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan atau nasabah berdasarkan prinsip syariah;

8. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah;

9. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasarkan prinsip wadiah yad amanah;

10. Melakukan kegiatan penitipan termasuk administrasinya untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah;

11. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berdasarkan prinsip syariah;

12. Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan prinsip syariah;

13. Melakukan kegiatan usaha kartu debet;

14. Melakukan kegiatan wali amanatberdasarkan akad wakalah;

15. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui oleh Bank Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan Syariah Nasional

B. Manajemen Dana di BMT dan Bank Konvensional sebagai KomparasiDana bagi sebuah lembaga keuangan yang berperan sebagai intermediary merupakan suatu yang sangat vital karena tanpa dana BMT tidak dapat berbuat sesuatu. BMT mempunyai kegiatan utama yaitu mengumpulkan dan menyalurkan dana yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Begitupun dengan manajemen juga penting dalam pengumpulan dan penyaluran dana baik dalam bentuk pembiayaan maupun dalam bentuk lainnya.

Sebelum membahas tentang pengertian manajemen dana, maka akan dibahas pengertian dana dan pengertian manajemen secara terpisah. Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasi oleh BMT dalam bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki BMT itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana anggota atau pihak lain yang sewaktu -waktu akan ditarik kembali.Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha -usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut G.R.Terry yang dikutip oleh Malayu Hasibuan mendefinisikan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Malayu Hasibuan mendefinisikan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen dana adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya. Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dan kekurangan dana.

Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara Bank Syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dan kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahib al maal) dengan pengelola dana (mudharib) oleh karena itu tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah menyimpan dana. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik (professional investment manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediary dan kemampuannya menghasilkan laba.Pokok-pokok permasalahan manajemen dana bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah:

1. Berapa memperoleh dana dan dalam bentuk apa dengan biaya yang relative lebih murah

2. Berapa jumlah dana yang dapat ditanamkan dan dalam bentuk apa untuk memperoleh pendapatan yang optimal

3. Berapa besarnya deviden yang dibayarkan yang dapat memuaskan pemilik/pendiri dan laba ditahan yang memadai untuk pertumbuhan bank syariah.

Perbedaan manajemen dana BMT dan Bank Konvensional terletak pada pembiayaan dan pemberian balas jasa baik yang diterima oleh bank maupun investor pada bank konvensional pembiayaan disebut dengan loan, sedangkan balas jasa yang diterima atau diberikan pada bank umum berupa bunga dalam prosentase pasti, sedangkan pada BMT sistem syariah hanya memberi dan menerima balas jasa berdasarkan perjanjian (akad) bagi hasil.

Bank syariah dirancang untuk melakukan fungsi pelayanan sebagai lembaga keuangan bagi para nasabah dan masyarakat. Untuk itu bank syariah harus mengelola dana yang dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Kekayaan Bank Syariah dalam bentuk:

a. Kekayaan yang menghasilkan (aktiva produktif) yaitu pembiayaan untuk debiturserta penempatan dana di bank atau investasi lain yang menghasilkan pendapatan

b. Kekayaan yang tidak menghasilkan yaitu kas dan inventaris (harta tetap)

2. Modal Bank Syariah berasal dari:

a. Modal sendiri yaitu simpanan pendiri (modal), cadangan dan hibah, infaq/shadaqah

b. Simpanan/hutang dari pihak lain

3. Pendapatan usahakeuangan bank syariah berupa bagi hasil untuk mark up dari pembiayaan yang diberikan dan biaya administrasi serta jasa tabungan bank syariah di bank

4. Biaya yang harus ditanggung oleh bank syariah yaitu biaya operasi, biaya gaji, manajemen, kantor dan bagi hasil simpanan nasabah penabung.Untuk mempermudah dalam memahami karakteristik sumber dan penggunaan dana berikut gambaran tentang pola penghimpunan dan pengalokasian dana melalui pendekatan pusat pengumpulan dana (pool offunds approach) yaitu dengan melihat sumber-sumber dana dan penempatannya dimana sumber dana dikumpulkan dahulu kedalam satu kantong sumber dana dan setelah dianggap cukup baru ditempatkan sesuai posisi yang telah ditetapkan.

Dengan teknik pendekatan assets allocation approach setiap sumber diperlakukan beda menurut sifat sumber dana dengan pendekatan ini setiap dana yang dialokasikan berbeda antara satu dengan yang lainnya. menurut sifat dana, jangka waktu jatuh tempo (perputaran dana) maupun ketentuan cadangan wajib untuk lebih jelasnya model pendekatan Asset Allocation Approach.

C. Rasio Keuangan

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu lembaga keuangan mikro syariah secara periodik. Laporan keuangan sekaligus menggambarkan kinerja perusahaan selama periode tersebut. Agar laporan ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti, maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Analisis rasio keuangan merupakan cara penilaian pelaksanaan kegiatan perusahaan, keuntungannya, struktur modalnya, dan lainlain dengan menggunakan tolak ukur yang merupakan perbandingan antara angka angka dalam neraca dan daftar rugi laba.Sebelum membahas jenis-jenis keuangan, ada baiknya jika memberikan kategori bahwa Bank dapat dikatakan likuid apabila memenuhi kategori sebagai berikut:

1. Memegang alat likuid, cash assets, yang terdiri dari utang kas, rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama dengan jumlah likuiditas yang diperkirakan.

2. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid akan tetapi bank tersebut memiliki surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun setelah jatuh tempo

3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, atau dengan call money.

Jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek

2. Rasio aktifitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menggunakan asetnya dengan efisien

3. Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan untuk memenuhi total kewajibannya

4. Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan profitabilitas

5. Rasio pasar adalah rasio yang mengukur prestasi pasar relative terhadap nilai buku, pendapatan atau deviden.

Dengan adanya pembatasan pada rasio keuangan yang berhubungan dengan manajemen dana, maka peneliti menyajikan kajian tentang 3 rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas.D. Efisiensi Operasional dan ProfitabilitasEfisiensi Operasional diukur dengan menggunakan BOPO yaitu, rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber dayayang ada di perusahaan. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dari rasio ini dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank, jika angka rasio menunjukkan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti bahwa kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat rendah. Tetapijika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank yang bersangkutan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi.

Rasio Profitabilitas merupakan perbandingan laba (setelah pajak) dengan Modal (Modal Inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total assets yang dimiliki bank pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan rasio mendekati pada kondisi yang sebenarnya (real), maka posisi modal atau assets dihitung secara rata-rata selama periode tersebut.

Sedangkan menurut Dendawijaya, analisis profitabilitas/rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Adapun alat analisis yang di gunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain :

1. Return on Assets (ROA), adalah perbandingan laba bersih bank dengan total aktiva.

2. Return on Equity (ROE), adalah perbandingan laba bersih bank dengan modal sendiri.

3. Rasio biaya operasional, adalahperbandingan biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasional.

4. Net Profit Margin Ratio, adalah rasio yang menggambarkan tingkat laba yang di peroleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasional.

Analisis rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan perhitungan Return on Assets (ROA), karena lebih akurat. Sedangkan ROE lebih cocok digunakan untuk mengukur profitabilitas pada perusahaan dan NPMR lebih cocok digunakan untuk mengukur profitabilitas pada perusahaan manufaktur. Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebutdan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianUntuk memperoleh data yang akurat mengenai permasalahan di atas maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang relevan dengan judul yang di atas. Penelitian ini menggunakan model penelitian lapangan (field research) dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran yang mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Sedangkan penelitian kualitatif adalah bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata lisan atau dari orang-orang dari perilaku mereka yang dapat diamati.B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada objek sebagai sumber informasi yang di cari. Adapun sumber data primernya adalah hasil wawancara dan observasi yang bertujuan untukmengetahui dan memahami segala aktifitas BMT dan yang menentukan kebijakan-kebijakan dalam penanganan masalah mengenai pengelolaan dana BMT.

2. Data Sekunder yaitu: data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan yang telah tersedia.C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa metode

1. Interview

Metode interview yaitu suatu upaya untuk mendapatkan informasi atau data berupa jawaban pertanyaan (wawancara) dari para sumber.

Interview perlu dilakukan sebagai upaya penggalian data dari nara sumber untuk mendapatkan informasi atau data secara langsung dan lebih akurat dari orang-orang yang berkompeten (berkaitan atau berkepentingan) di BMT untuk mengetahui data tentang strategi pengelolaan dana dan kendala yang dihadapi BMT.2. Observasi

Metode observasi yaitu usaha-usaha mengumpulkan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki.

Dalam hal ini, penulis mengadakan pengamatan terhadap kondisi wilayah penelitian secara langsung serta mencatat peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek penelitian. Observasi dilakukan di BMT untuk mencari data yang berkaitan dengan cara pengelolaan dana likuiditas dan solvabilitas pada BMT.3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal tentang sejarah berdirinya BMT, struktur organisasi, visi dan misi, serta laporan keuangan yang berupa laporan neraca, laba/rugi, dan arus kas BMT pada periode tertentu.D. Metode AnalisisUntuk keperluan analisis data, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu data berupa kata-kata lisan atau dari orang-orang dan perilaku mereka yang dapat diamati. Penelitian ini pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu, mengenai sifat-sifat, karakteristik atau faktor-faktor tertentu. Proses analisis data deskriptif kualitatif melalui analisis terhadap data riil yang diperoleh dari lapangan dan belum diolah, yaitu dengan membuat batasan data yang diolah (berdasarkan data yang diperoleh).DAFTAR PUSTAKA

Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1994,

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi, Ekonisia, Yogyakarta, 2004,

Karnaen Perwaatmadja dan M. Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2007,

Malayu Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009,

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (UPP) AMPYKPN, Yogyakarta, 1997,

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, 2004,

Taswan, Manajemen Perbankan; Konsep, Teknin, dan Aplikasi Banking Risk Assesmen, UPP STIM YKPM, Yogyakarta, 2006,

Totok Busantoso dan Siget Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2006,

Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005,

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2007, hlm. 2

Totok Busantoso dan Siget Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2006, hlm. 52

Karnaen Perwaatmadja dan M. Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992, hlm. 1

Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005, hlm. 66

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi, Ekonisia, Yogyakarta, 2004, hlm. 39

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, 2004, hlm. 5-6

Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1994, hlm. 8

Malayu Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 2

Ibid., hlm. 27

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (UPP) AMPYKPN, Yogyakarta, 1997, hlm. 228

Taswan, Manajemen Perbankan; Konsep, Teknin, dan Aplikasi Banking Risk Assesmen, UPP STIM YKPM, Yogyakarta, 2006, hlm. 96

18