Proposal PKM Penelitian didanai 2011
-
Upload
maleona-sarah -
Category
Documents
-
view
344 -
download
3
description
Transcript of Proposal PKM Penelitian didanai 2011
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
REKONSTRUKSI SOSIAL
GELANDANGAN DAN PENGEMIS SERTA ANAK JALANAN
MELALUI PROGRAM TJOKROAMINOTO SOCIETY
Bidang Kegiatan :
PKM-P
Diusulkan oleh:
Maleona Sarah Lupita C. Ketua NIM: 070912042 Angkatan 2009
Praja Firdaus Nuryananda Anggota NIM: 070710412 Angkatan 2007
Vinandhika Parameswari Anggota NIM: 071012094 Angkatan 2010
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PKM-P
1. Judul Kegiatan : Rekonstruksi Sosial Gelandangan dan Pengemis serta
Anak Jalanan melalui Program Tjokroaminoto Society
2. Bidang Kegiatan : ( v) PKMP ( ) PKMK
( ) PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( v) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Maleona Sarah Lupita Citrayogi
b. NIM : 070912042
c. Jurusan : S1 Hubungan Internasional
d. Universitas : Universitas Airlangga
e. Alamat Rumah dan : Pondok Sidokare Indah BK-1, Sidoarjo
No Tel/HP : 085648399248
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 Orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : B.L.S. Wahyu Wardhani, Ph.D
b. NIP : 196403311988102001
c. Alamat Rumah dan : Griya Kebraon Utara 11 AQ/9
No. Telp/HP : 081332535115
7. Biaya Kegiatan Total : Rp. 9.926.600,-
a. Dikti : Rp. 9.926.600,-
b. Sumber lain : Rp. –
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : sepuluh bulan
Surabaya, 23 September 2011
Menyetujui,
Wakil Dekan I
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ketua Pelaksana Kegiatan
Universitas Airlangga
(Dr. Dwi Windyastuti Budi H, Dra., MA) (Maleona Sarah L. C.)
NIP. 196109271988102001 NIM. 070912042
Direktur Kemahasiswaan Dosen Pendamping
Universitas Airlangga
(Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M. Kes) (Baiq L.S.W. Wardhani, Ph.D)
NIP. 196004271987011001 NIP. 196403311988102001
1
A. JUDUL
Rekonstruksi Sosial Gelandangan dan Pengemis serta Anak Jalanan
melalui Program Tjokroaminoto Society
B. LATARBELAKANG MASALAH
Indonesia adalah negara yang memiliki SDA yang melimpah ruah.
Namun, akibat adanya globalisasi, inflasi dan berbagai faktor lain membuat angka
kemiskinan di Indonesia bertambah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), 60%
atau 50,15 juta orang pekerja yang dibayar (karyawan) di Indonesia masih
berpenghasilan rendah (Rata-rata penghasilan mereka US$ 2.284 per tahun) Jika
setiap pekerja menanggung seorang istri dan 2 anak, maka setiap orang
pendapatannya cuma US$ 1,5/orang/hari. Secara matematis, lebih dari 75%
rakyat Indonesia penghasilannya di bawah dari US$ 2/orang/hari. Meskipun
pemerintah berusaha meyakinkan rakyat bahwa angka kemiskinan di Indonesia
akan semakin berkurang, namun nyatanya semakin banyak gepeng (gelandangan
dan pengemis) serta anjal (anak jalanan) yang berkeliaran terutama di kota-kota
besar seperti Surabaya. Hal ini bahkan terlihat dalam lingkungan kampus sendiri,
yang rata-rata menampung kurang lebih 20 orang PKL (Pedagang Kaki Lima),
gepeng dan anjal setiap harinya. Mirisnya lagi, seperti tidak ada usaha yang
mampu dilakukan oleh para akademisi ‘pintar’ lulusan universitas untuk
mengurangi keberadaan mereka. Para gepeng dan anjal ini seringkali
menggantungkan hidupnya dari hasil pemberian mahasiswa, karyawan bahkan
dosen dari Universitas ini.
Permasalahan mengenai gepeng dan anjal dalam kampus mungkin sudah
menjadi sesuatu yang vital. Bagaimana sebuah institusi pendidikan mampu
membiarkan anak-anak putus sekolah menjadi gepeng dan anjal ? Putus sekolah
atau tidak melanjutkan pendidikan lagi bagi anak-anak usia sekolah bukanlah
sesuatu yang terdengar aneh lagi di Indonesia. Besarnya angka putus sekolah
Indonesia sudah pasti sudah bertambah lagi setiap tahun, mengingat keadaan
ekonomi nasional yang kian memburuk. Dengan semakin bertambahnya angka
putus sekolah, maka banyak pula anak-anak yang “dipaksa” untuk bekerja seperti
2
apapun. Artinya, dalam rangka struggle for life atau demi melanjutkan gaya hidup
yang terlanjur konsumtif; bisa saja mereka menjadi pedagang asongan, pengamen,
pengemis, kuli panggul, pencopet, pedagang narkoba; atau menjadi pembantu
rumah tangga, kawin di usia dini atau bahkan menjadi pelacur. Artinya, jika
Universitas tidak mampu menghentikan atau membantu perbaikan hidup para
gepeng dan anjal ini, maka dapat dikatakan bahwa para akademisi juga membantu
mereka menjadi para kriminal.
Berkaitan dengan hal itu, dihadirkanlah Program Tjokroaminoto Society
yang mencoba untuk merealisasikan penanggulangan gejala kemiskinan yang
terjadi di lingkungan kampus. Tjokroaminoto Society berbeda dengan program
penanggulangan yang selama ini dilakukan, program ini campus-based program,
yang mengutamakan prinsip dari kampus, oleh kampus, dan untuk kampus.
Dengan mengutamakan pendidikan, Tjokroaminoto Society diharapkan mampu
menumbuhkan kembali harapan untuk bangkit.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dipaparkan,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Mengapa terdapat fenomena gelandangan, pengemis, dan anak jalanan di
kawasan kampus?
2. Bagaimana alternatif solusi dalam menyikapi permasalahan gelandangan,
pengemis, dan anak jalanan yang berada di sekitar kawasan kampus?
3. Apakah Program Tjokroaminoto Society mampu mengentaskan fenomena
gelandangan, pengemis, dan anak jalanan di kawasan kampus?
D. TUJUAN
Tujuan penelitian didorong oleh rasa keingintahuan peneliti terhadap
realita yang terjadi di dalam area kampus yang notabene sebuah institusi
pendidikan justru masih banyak terdapat gelandangan dan pengemis (gepeng)
serta anak jalanan. Realita tersebut masih sering dijumpai di Universitas
Airlangga terutama di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di
3
mana tampak berkeliaran gepeng dan anak-anak putus sekolah yang menjadi loper
koran atau pedagang asongan.
Oleh karena sebab itu peneliti mengusulkan sebuah gagasan yang diberi
nama Tjokroaminoto Society Program sebagai komunitas yang dibentuk untuk
menangani permasalahan sosial ini dengan memasukkan unsur-unsur dari disiplin
Ilmu Hubungan Internasional. Melalui Tjokroaminoto Society Program, peneliti
berencana untuk memberikan suatu wadah bagi para gepeng dan terutama anak
jalanan sebagai generasi penerus tonggak masa depan bangsa tersebut supaya
dapat terfasilitasi dengan baik.
Konkretnya adalah menjalin kerja sama dengan organisasi internasional
yang bergerak aktif pada penanggulangan sektor sosial kemasyarakatan, seperti
UNESCO yang khusus menangani tentang anak-anak kemudian mereferensikan
sejumlah agenda kegiatan kerjasama melalui program-program yang telah
disepakati dapat berjalan secara efektif dan solutif. Pelaksanaan program
kerjasama tersebut juga dapat dilakukan dengan memberdayakan mahasiswa dari
Universitas Airlangga khususnya mahasiswa FISIP agar sekaligus mampu
mengimplementasikan secara langsung dasar-dasar teori sosial yang selama ini
dipelajari demi berpasrtisipasi mengentaskan masalah kemiskinan yang berakibat
timbulnya gepeng dan anak-anak putus sekolah yang kemudian harus beralih
menjadi pekerja di usia dini.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Penciptaan lingkungan kampus yang kondusif tanpa gelandangan,
pengemis, dan anak jalanan.
2. Pengentasan kemiskinan yang bersifat kontributif terhadap
lingkungan kampus dan sekitarnya.
3. Terciptanya prototipe program pengentasan kemiskinan yang
berdasarkan orientasi kampus.
4
F. KEGUNAAN
1. Untuk mahasiswa
a) Melatih mahasiswa untuk menciptakan empatisme sosial.
b) Mengembangkan jiwa sosial di lingkungan nyata.
c) Menambah pengalaman partisipasi aktif di masyarakat.
2. Untuk masyarakat
a) Pengentasan kemiskinan dan perbaikan kualitas hidup.
b) Mengembangkan model program pengentasan kemiskinan
yang melandaskan pada desain dan gerak aksi masyarakat
kampus.
G. TINJAUAN PUSTAKAG. I. Kemiskinan dan Agensi
Tidak dapat dipungkiri bahwa gelandangan, pengemis, dan anak putus
sekolah adalah agensi dari problem kemiskinan di masyarakat. Menurut
Departemen Sosial R.I (1992) “gelandangan” adalah orang yang hidup dalam
keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat
setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap. Menurut
Muthalib dan Sudjarwo dalam Ali, dkk., (1990) diberikan tiga gambaran umum
gelandangan, yaitu (1) sekelompok orang miskin atau dimiskinkan oleh
masyarakatnya, (2) orang yang disingkirkan dari kehidupan khalayak ramai, dan
(3) orang yang berpola hidup agar mampu bertahan dalam kemiskinan dan
keterasingan. “Pengemis” adalah orang yang mendapat penghasilan dari meminta-
minta di muka umum. Sedangkan anak putus sekolah adalah anak yang tidak
melanjutkan tahapan pendidikan formal karena berbagai sebab.
Penanggulangan kemiskinan sendiri sudah menjadi trending topic bagi
seluruh lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari perangkat desa sampai kepala
negara. Sejalan dengan hal tersebut, telah lama negara ini menerapkan kebijakan
penanggulangan kemiskinan, seperti lewat Badan Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (BKPK) tahun 2001 (Dillon, 2001), Bantuan Tunai Langsung (BLT)
5
tahun 2005 (Dewa et al, n.d), dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM-Mandiri) tahun 2008 (Royat, n.d). Di sisi lain kemiskinan
bukanlah semata-mata kekurangan dalam ukuran ekonomi, tetapi juga melibatkan
kekurangan dalam ukuran kebudayaan dan kejiwaan (Simanuhuruk, 2003). Oleh
sebab itu masih sering kita jumpai pembangunan fisik namun tidak menghasilkan
kemapanan mental. Pergerakan sosial dengan skema bottom-up masih jarang
ditemui. Mengacu pada penjelasan-penjelasan sebelumnya, kampus, sebagai
tempat bertemunya teori dan realitas, sudah seharusnya menjadi countermeasure
bagi kemiskinan.
G. II. Kemiskinan dan Globalisasi
Dalam merespon fenomena kemiskinan dengan agensi gelandangan,
pengemis, dan anak putus sekolah, studi globalisasi memiliki pandangan
tersendiri yang menarik untuk dijadikan sebagai alat analisis. Pertama, kemiskinan
adalah efek langsung dari globalisasi (Buckman, 2004). Kedua, kemiskinan dalam
globalisasi dapat dipandang sebagai interpretasi satu identitas terhadap identitas
lain (Derne, 2005). Ketiga, kemiskinan adalah hasil dari permainan globalisasi
yang menimbulkan “yang menang” dan “yang kalah” (Chanda, 2007).
Kemapanan mental dalam hal penanggulangan kemiskinan berkaitan
dengan yang dinamakan sebagai sistem responsibilitas. Sebagai sebuah institusi
pendidikan dengan visi internasional, Universitas Airlangga tidak lepas dari
sistem responsibilitas. Sistem ini menggabungkan tiga konsep, yaitu akuntabilitas,
solidaritas, dan responsibilitas. Jika dirangkum dalam sebuah proposisi, maka
sistem responsibilitas dimaknai sebagai privatisasi akuntabilitas yang
menyebabkan adanya peralihan otoritas publik ke ranah yang lebih privat. Thomas
L. Friedman menyatakan bahwa dalam abad responsibilitas, atau globalisasi,
strategi untuk tetap bisa bertahan adalah internalisasi. Aktor globalisasi harus
menggali lebih dalam jati diri dan mengeksploitasi posisinya (Friedman, 2000).
6
H. METODE PELAKSANAANTipe Penelitian
Tipe penelitian yang peneliti gunakan dalam karya tulis peneliti ini adalah
tipe penelitian kualitatif yang mana dalam tipe penelitian kualitatif ini akan
menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan
tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Selain itu, tipe
penelitian kualitatif juga berakar dari paradigma interpretatif yang pada awalnya
muncul dari ketidakpuasan atau reaksi terhadap ‘paradigma positivis’ yang
menjadi akar penelitian kuantitatif.
Pendekatan yang peneliti lakukan dalam tipe penelitian kualititatif ini
adalah pendekatan fenomenologi yang mempelajari bagaimana kehidupan sosial
ini berlangsung dan melihat tingkah laku manusia, yang meliputi apa yang
dikatakan dan diperbuat, sebagai hasil dari bagaimana manusia mendefinisikan
dunianya. Berdasarkan pemikiran inilah kemudian untuk mengerti sepenuhnya
bagaimana kehidupan sosial tersebut berlangsung, maka harus memahaminya dari
sudut pandang pelaku itu sendiri yang dengan kata lain, tipe penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan fenomenologi ini nantinya bertujuan untuk
belajar dari manusia (learning from the people).
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian
kualitatif ini adalah dengan cara mengimplementasikan beberapa metode yang
dapat mempermudah peneliti dalam mendapatkan berbagai macam informasi yang
peneliti butuhkan secara langsung di lapangan. Metode yang akan peneliti
gunakan supaya konsep penelitian peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian
kualitatif yang benar-benar murni dapat tercapai, antara lain:
1) Pengamatan etnografis
Pengamatan etnografis ini tidak hanya menyajikan observasi visual tetapi juga
interaksi verbal antara peneliti dari berbagai individu yang hadir di berbagai
setting.
7
2) Wawancara mendalam (in-depth)
Wawancara ini dilakukan dengan informan kunci (key informants) dan subjek
penelitian pada umumnya. Informan kunci dalam penelitian kualitatif ini adalah
orang-orang yang benar-benar memiliki kapasitas pengetahuan yang luas dan
mendalam seputar topik penelitian yang peneliti teliti serta mampu memberikan
data yang valid dan berharga.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam karya tulis ini menggunakan metode
Rapid Rural Appraisal (RRA), yaitu suatu pendekatan partisipatif untuk
mendapatkan data/informasi dan penilaian (assesment) secara umum di lapangan
dalam waktu yang relatif pendek dengan menggunakan metode wawancara
mendalam (in-depth) yang dilakukan dengan informan kunci (key informants).
Kelebihan pendekatan ini adalah kemampuan mencakup daerah yang lebih luas
dalam waktu relatif singkat untuk mendapatkan informasi yang luas secara umum.
Dalam metode RRA ini informasi yang dikumpulkan terbatas pada informasi yang
dibutuhkan dan sesuai dengan tujuan penulisan, namun dilakukan dengan lebih
mendalam dengan menelusuri sumber informasi sehingga didapatkan informasi
yang lengkap tentang subjek kajian penulisan.
Teknik Analisis
Teknik analisis atau metode analisis dalam karya tulis ini analisis
deskriptif, yaitu data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
terutama terhadap data kualitatif. Hasil analisis kualitatif akan menemukan bentuk
model pemberdayaan terhadap gepeng dan anak putus sekolah yang ada di
lingkungan kampus melalui Tjokroaminoto Society Program bekerja sama dengan
UNESCO sebagai salah satu organisasi internasional yang concern terutama pada
masalah anak-anak dengan cara berinisiatif mengeluarkan program-program yang
komprehensif dan sinergis.
Pengambilan Kesimpulan
Kesimpulan diambil dari pembahasan keseluruhan mengenai subyek yang
dibahas dan dipadukan berdasarkan fakta yang ada.
8
I. JADWAL KEGIATAN
No. Kegiatan BulanI
BulanII
BulanIII
BulanIV danseterus-
nya
BulanV danseterus-
nya1. Konsultasi Pembimbing
2.
Reschedule SubyekPenelitian, LokasiPenelitian dan Waktuserta Biaya yang Perludikeluarkan
3. Melakukan Penelitianpada Lokasi 1
4. Melakukan Penelitianpada Lokasi 2
5. Dokumentasi, MengaturAdministrasi
6. Melakukan Penelitianpada Lokasi 3
7.MelakukanPembandingan antaraLokasi 1,2, dan 3
8. Mengambil Kesimpulan9. Evaluasi10. Pembuatan laporan
9
J. RANCANGAN BIAYA
1. Biaya Penelitian
No Pengeluaran Jumlah
1. Perlengkapan
Alat Tulis (Look Book, Jilid Spiral, Fotocopy) 190,000.00
Dokumentasi 340,000.00
Tinjauan Pustaka 200,000.00
2. Perjalanan
Konsumsi (3 orang x 5 kali x Rp 15.000) 225,000.00
Bensin 200,000.00
Transportasi (3 orang x 10 kali x Rp 100.000) 3,000,000.00
3. Konsumsi untuk Subyek Penelitian
Susu (25 kotak x 4 minggu) 300,000.00
Kue (25 x 5 hari x 4 minggu @ 1000) 500,000.00
4. Brosur 200,000.00
5,055,000.00
10
2. BIAYA PELAKSANAAN SEMINAR TJOKROAMINOTO SOCIETY
No Pengeluaran Jumlah
1. Perlengkapan
Sewa tempat 800,000.00
Papan tulis 240,000.00
Alat tulis papan 30,000.00
Rak buku 360,000.00
Meja (20 set @ 37500) 750,000.00
Alas duduk (20 set @ 12000) 240,000.00
Buku tulis (4 lusin) 201,600.00
Alat tulis (20set) 120,000.00
Buku bacaan 600,000.00
2. Konsumsi
Susu (40 kotak x 4 minggu) 480,000.00
Kue (20 x 5 hari x 4 minggu @ 1000) 400,000.00
3. Panitia
Uang Saku 5 panitia @ Rp 50.000,00 250,000.00
Konsumsi 5 panitia (5 hari x 4 minggu @ 1000) 100,000.00
4,871,600.00
11
K. DAFTAR PUSTAKA
Buckman, Greg. 2004. “the Anti-Globalization Movement”, dalam Globalization:
Tame It or Scrap It?, London: Zed Book.
Chanda, Nayan. 2007. “Who’s Afraid of Globalization”, dalam Bound Together:
How Traders, Preachers, Adventurer, and Warriors Shaped Globalization,
New Haven: Yale University Press.
Derne, Steve. 2005. “Globalization and the Making of a Transnational Middle
Class: Implication for Class Analysis”, dalam Richard P. Appelbaum &
W.I. Robinson, Critical Globalization Studies. New York: Routledge.
Dewa, K. S. Swastika & Yana Supriyatna. (n.d). The Characteristisc of Poverty
and Alleviation in Indonesia – Karakteristik Kemiskinan dan
Penanggulangannya di Indonesia. Pusat Kajian Analisis Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian.
Dillon, H.S. “Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia”,
dalam DINAMIKA Pedesaan dan Kawasan, Vol. 2/02/2002. Disampaikan
pada Seminar-Diskusi di P3PK UGM, 18 Juni 2001.
Friedman, Thomas L. 2000. The Lexus and the Olive Tree: Understanding
Globalisation. New York: Anchor Books.
Marpuji, Ali, dkk. (1990). Gelandangan di Kertasura, dalam Monografi 3
Lembaga Penelian Universitas Muhammadiyah. Surakarta
Royat, Sujana. (n.d). Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan
– Government Policy on Poverty Alleviation. Deputi Menko Kesra Bidang
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.
Simanihuruk, Muba. (2003). Persepsi dan Perilaku Adaptif Masyarakat
Pinggiran. Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
L. LAMPIRAN
Nama dan Biodata Ketua sertaAnggota Kelompok dan Dosen Pendamping
1. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Maleona Sarah Lupita Citrayogib. NIM : 070912042c. Fakultas/Program Studi : ISIP/ S1 Hubungan Internasionald. Perguruan Tinggi : Universitas Airlanggae. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/mingguf. Alamat email : [email protected]. Tanda tangan :
2. Anggota Pelaksanaa. Nama Lengkap : Praja Firdaus Nuryanandab. NIM : 070710412c. Jurusan : ISIP/ S1 Hubungan Internasionald. Perguruan Tinggi : Universitas Airlanggae. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/mingguf. Alamat email : [email protected]. Tanda tangan :
3. Anggota Pelaksanaa. Nama Lengkap : Vinandhika Parameswarib. NIM : 071012094c. Fakultas/Program Studi : ISIP /S1 Hubungan Internasionald. Perguruan Tinggi : Universitas Airlanggae. Waktu untuk kegiatan : 10 jam/mingguf. Alamat email : [email protected]. Tanda tangan :
4. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap : B.L.S. Wahyu Wardhani, Ph.Db. NIP : 196403311988102001c. Fakultas/Program Studi : ISIP /S1 Hubungan Internasionald. Perguruan Tinggi : Universitas Airlanggae. Tanda tangan :