Proposal Penelitian Revisi

30
A. Judul Penelitian Judul penelitian yang akan dilakukan yaitu “Pengaruh Waktu Pembelajaran dan Suasana Kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. B. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Pada umumnya, negara berkembang atau yang mengalami stabilitas politik dan agama, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia menangani secara langsung masalah- masalah yang berhubungan dengan pendidikan, khususnya yang menyangkut masalah kebijakan. Setiap negara mempunyai landasan dan tujuan pendidikan yang berbeda. Salah satu tujuan pendidikan di Indonesia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 menyatakan “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”, dan ayat 2 yang berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Oleh karena itu seluruh warga negara Indonesia 1

description

masih dalam perbaikan dan banyak kesalahan.tugas mata kuliah metode penelitian.

Transcript of Proposal Penelitian Revisi

Page 1: Proposal Penelitian Revisi

A. Judul Penelitian

Judul penelitian yang akan dilakukan yaitu “Pengaruh Waktu

Pembelajaran dan Suasana Kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa”.

B. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Pada

umumnya, negara berkembang atau yang mengalami stabilitas politik dan

agama, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Mengingat

sangat pentingnya bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh

negara di dunia menangani secara langsung masalah-masalah yang

berhubungan dengan pendidikan, khususnya yang menyangkut masalah

kebijakan. Setiap negara mempunyai landasan dan tujuan pendidikan yang

berbeda. Salah satu tujuan pendidikan di Indonesia yaitu untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 menyatakan “Setiap warga negara

berhak mendapat pendidikan”, dan ayat 2 yang berbunyi “Pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Oleh

karena itu seluruh warga negara Indonesia berhak untuk memperoleh

pendidikan, dan tidak memandang suku, agama, maupun ras.

Dalam Dictionary of Psychology (1972) pendidikan diartikan sebagai …

the institutional procedures which are employed in accomplishing the

development of knowledge, habits, attitude, etc. usually the term is applied to

formal institution [ Syah Muhibbin (1995:11)]. Pernyataan tersebut dapat

diartikan bahwa pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat

kelembagaan seperti sekolah atau madrasah yang dipergunakan untuk

menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,

kebiasaan, sikap dan sebagainya.

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Bandung merupakan

salah satu sekolah menengah kejuruan yang kejuruannya berkaitan dengan

1

Page 2: Proposal Penelitian Revisi

dunia otomotif, yaitu jurusan TKR (Teknik Kendarangan Ringan), TSM

(Teknik Sepeda Motor) dan TBO (Teknik Bodi Otomotif).

Pendidikan disekolah ini dilaksanakan pada pagi hari sampai siang/sore

hari. Dengan kata lain, waktu pembelajaran dilaksanakan pagi hari maupun

siang hari. Pelaksanaan pembelajaran yang berbeda, secara tidak langsung

akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran yang

disampaikan.

Pemindah daya merupakan salah satu mata pelajaran pada jurusan Teknik

Kendaraan Ringan yang di pelajari pada kelas XI. Mata pelajaran ini

dianggap sulit oleh siswa, karena untuk memahaminya memerlukan

keseriusan berfikir (konsentrasi) yang tinggi. Oleh karena itu, efektif tidaknya

materi pemidah daya diterima siswa juga dipengaruhi waktu pembelajaran di

sekolah.

Di dalam sekolah, terdapat beberapa ruang kelas dan praktek yang

digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Ruang kelas tersebut tentunya tidak

sama antara ruang kelas satu dengan yang lain, karena setiap ruangan

biasanya di atur oleh office boy maupun siswa yang rajin. Bagi siswa yang

rajin menata maupun menjaga kebersihan, tentunya ruang kelas akan terlihat

rapih dan menarik, sebaliknya apabila siswa malas, maka ruang kelas

kelihatan kotor dan tidak menarik. Selain itu, faktor penting yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kondusif tidaknya siswa ketika

mengikuti pembelajaran dan interaksi sosial siswa. Meskipun ruang kelas

bagus, tetapi sebagian siswa ramai dalam mengikuti pembelajaran, maka

materi yang diserap tidak akan maksimal. Begitu pula interaksi sosialnnya,

baik interaksi siswa dengan guru yang mengajar maupun interaksi siswa

dengan teman-temannya. Apabila interaksi siswa dengan guru baik, maka

siswa akan senang dalam mengikuti pelajarannya, sehingga materi yang

diajarkan lebih mudah di serap. Sebaliknya jika siswa sudah tidak senang

dengan guru yang mengajar, tentunya siswa akan malas mengikuti

pelajarannya karena tidak ada rasa aman, nyaman, sehingga siswa tidak

antusias dalam mengikuti pembelajaran. Begitu juga interaksi siswa dengan

2

Page 3: Proposal Penelitian Revisi

teman-temannya, apabila interaksi baik, maka siswa nyaman dalam mengikuti

pelajaran, sebaliknya apabila interaksi kurang baik, siswa merasa tertekan

dalam mengikuti pelajaran, karena takut dengan temannya-temannya.

Perbedaan keadaan/suasana ruang kelas ini menyebabkan adanya perbedaan

penyerapan materi yang diajarkan antara kelas satu dengan kelas lainya.

Berdasarkan hal tersebut, maka proposal penelitian ini akan mencari ada

tidaknya pengaruh waktu pembelajaran di sekolah dan suasana kelas terhadap

prestasi belajar pemindah daya.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identfikasi masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Suasana/keadaan setiap kelas berbeda-beda, ada yang bersih, nyaman,

fasilitas lengkap, kumuh, tertata rapih, tidak terawat, dan sebagainya.

2. Hambatan dalam proses pembelajaran dapat berupa faktor internal maupun

eksternal.

3. Waktu pembalajaran di sekolah dapat berlangsung pagi sampai siang dan

siang sampai sore.

D. Batasan Masalah

Untuk menghidari agar tidak terjadi kesalahpahaman dan perluasan

masalah perlu batasan permasalahan sebagai berikut :

1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ada tidaknya

hubungan antara waktu pembelajaran dan suasana kelas terhadap prestasi

belajar pemindah daya siswa TKR kelas XI semester I SMKN 8 Bandung

TP. 2015/2016.

2. Waktu pembelajaran yang dimaksud adalah waktu pembelajaran pemindah

daya di kelas.

3. Waktu pembelajaran dalam penelitian ini hanya dibatasi menjadi dua,

yaitu waktu pembelajaran pemindah daya di kelas pada pagi hari (pagi –

siang) dan siang hari (siang – sore).

3

Page 4: Proposal Penelitian Revisi

4. Suasana kelas dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Suasana kelas yang baik, dengan kriteria penerangan kelas yang cukup,

ventilasi udara memadai, tata kelas rapih dan bersih serta teman –

teman yang menyenangkan (memperhatikan ketika pelajaran

berlangsung).

b. Suasana kelas yang kurang baik, dengan kriteria penerangan kelas

kurang, ventilasi udara terbatas (jumlahnya minim, bahkan tidak ada),

tata kelas tidak teratur serta teman-teman yang kurang menyenangkan

(tidak memperhatikan ketika pelajaran berlangsung).

c. Faktor internal yang diteliti, yaitu waktu pembelajaran ketika siswa

mengikuti pelajaran di kelas, sedangkan faktor eksternal yang diteliti

adalah suasana kelas siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Prestasi belajar pemindah daya siswa dibatasi pada nilai tes akhir siswa

yang diperoleh melalui tes tertulis Materi Sistem Kopling.

E. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan

dalam bentuk pertanaan sebagai berikut : “Seberapa besar pengaruh waktu

pembelajaran dan suasana kelas terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran pemindah daya”.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau aspek dari orang maupun

objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya. [Sugiyono (2002:20)]

Variabel pada penelitian ini termasuk pada penelitian

assosiatif/korelasional. Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu

penelitian untuk mempengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua

variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut

sehingga tidak ada manipulasi variabel [Faenkel dan Wallen (2008:328)].

Untuk jenis variabel assosiatif/korelasional pada penelitian ini yaitu :

4

Page 5: Proposal Penelitian Revisi

Variabel Bebas : Waktu pembelajaran dan suasana kelas

Variabel Terikat : Prestasi belajar siswa

G. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pegangan atau pedoman bagi peneliti dalam

melaksanakan penelitian. Sehubungan dengan hal ini, Arikunto (1986 : 41)

merumuskan bahwa : “tujuan penelian yaitu rumusan kalimat yang

menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian yang

dilakukan selesai”.

Untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian, maka tujuan yang hendak

dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh waktu pembelajaran terhadap prestasi

belajar siswa.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh suasana kelas terhadap prestasi

belajar siswa.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh waktu pembelajaran dan sauna kelas

terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pemindah daya.

H. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi guru hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam memilih waktu

pembelajaran yang sesuai untuk mengajar mata pelajaran pemindah daya.

2. Bagi siswa hasil penelitian ini sebagai masukan akan pentingnya persiapan

diri dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi

berbagai faktor yang dapat menghambat belajar.

3. Bagi peneliti hasil penelitin ini sebagai tambahan wawasan yang belum

diketahui dan bekal menjadi guru.

4. Bagi sekolah hasil penelitian ini sebagai masukan dalam menentukan

jadwal mata pelajaran.

5

Page 6: Proposal Penelitian Revisi

I. Definisi Operasional

Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari berbagai

konsep yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan tidak akan

menimbulkan penafsiran yang berbeda.

1. Waktu pembelajaran adalah waktu berlangsungnya pelajaran pemindah

daya di kelas.

2. Suasana kelas adalah keadaan di ruang kelas ketika pelajaran pemindah

daya berlangsung.

3. Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai (dari hasil yang telah

dikerjakan atau dilakukan), dalam bidang akademik hasil dari

pembelajaran yang telah dilakukan disekolah dan ditentukan pengukuran

dan penilaian.

J. Asumsi dan Hipotesis

a. Asumsi

Menurut Hamzah Ahmad (1996:30), asumsi merupakan hal yang

diterima sebagai dasar, merupakan landasan berfikir, anggapan, dugaan

dan pikiran. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Waktu pembelajaran dapat mempengaruhi penerimaan materi yang

disampaikan.

2. Suasana ruang kelas dapat mempengaruhi kenyamanan siswa sehingga

berpengaruh terhadap tingkat penerimaan materi yang disampaikan.

3. Waktu pembelajaran dan suasana kelas yang efektif akan berpengaruh

terhadap prestasi belajar.

b. Hipotesis

Suharsimi Arikunto (2002:64) mengemukakan “Hipotesis dapat

diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

6

Page 7: Proposal Penelitian Revisi

Sesuai dengan asumsi dan masalah yang peneliti ajukan, maka peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh yang positif antara waktu pembelajaran dan

suasana kelas terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

pemindah daya di SMK Negeri 8 Bandung

Ha : Ada pengaruh yang positif antara waktu pembelajaran dan

suasana kelas terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

pemindah daya di SMK Negeri 8 Bandung

K. Tinjauan Teoritis

1. Waktu Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu mempunyai (1) seluruh

rangkaian yang telah lewat, sekarang dan yang akan datang, (2) lamanya

(saat-saat tertentu) untuk melakukan sesuatu, (3) keadaan hari. Pada

umumnya waktu dibedakan menjadi tiga, yaitu pagi, siang dan

sore/malam. Pagi hari biasanya digunakan untuk melalui aktivitas baik

berangkat sekolah maupun bekerja. Sedangkan siang hari digunakan untuk

beristirahat melepas lelah setelah melakukan aktivitas dipagi hari

sedangkan sorenya untuk berkeumpul keluarga atau digunakan untuk

belajar.

Menurut Slameto (1995:2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Akan tetapi perubahan tingkah laku yang

dimaksud bukan perubahan tingkah laku seseorang dalam keadaan tingkah

laku seseorang dalam keadaan tidak sadar (mabuk), perubahan yang terjadi

dalam aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan, tetapi :

a. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang kurangnya ia merasakan telah terjadi

adanya suatu perubahan dalam dirinya.

7

Page 8: Proposal Penelitian Revisi

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Suatu perubahan

yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan

berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat dan aktif

Maksudnya, dalam perbuatan belajar, perubahan tersebut senantiasa

bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar

akan bersifat menetap.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena mempunyai

tujuan yang akan dicapai.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseornga setelah melalui suatu proses

belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

Waktu pembelajaran merupakan waktu terjadinya proses belajar-

mengajar di sekolah, waktu belajar di sekolah dapat pagi, siang maupun

sore/malam hari.

Faktor yang mempengaruhi terhadap siswa belajar adalah :

a. Inteligensi

Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang

baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-

konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhdap kemajuan belajar. Dalam situasi

yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan lebih

8

Page 9: Proposal Penelitian Revisi

berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat inteligensi rendah.

Walaupun demikian siswa yang mempunyai intelegensi tinggi belum

berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu

proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.

b. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-

mata tertuju kepada suatu objek (hal/benda) atau sekumpulan objek.

Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa hasrus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Apabila

bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah

kebosanan, sehingga siswa menjadi tidak suka belajar lagi.

c. Konsentrasi

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian

pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan

belajar proses memperolehnya. Konsentrasi siswa terhadap pelajaran

yang di ikutinya akan mempermudah dirinya dalam menyerap materi

yang diajarkan.

d. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran, karena

apabila siswa belum siap dalam mengikuti pembelajaran, maka

belajarnya kurang optimal. Sebaliknya jika siswa siap dalam menerima

pelajaran, maka hasil belajarnya akan baik.

e. Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani

dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat

dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

9

Page 10: Proposal Penelitian Revisi

2. Suasana Kelas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sauna mempunyai arti (1)

keadaan disekitar sesuatu/keadaan di lingkungan sesuatu, (2) keadaan

suatu peristiwa. Suasana kelas dapat juga diartikan sebagai situasi atau

kejadian yang sering terjadi di dalam kelas ketika siswa mengikuti

kegiatan pembelajaran. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa

suasana kelas sukar untuk didefinisikan, tetapi lebih mudah dalam

memahami suasana kelas, dengan contoh berikut :

“Kita dapat merasakan bahwa kelas IA tidak sama dengan kelas IB, dan

begitu pula kelas IB tidak sama dengan kelas IC. Kelas IA adalah kelas

yang “mati”, tidak ada gairah dan semangat. Sebaliknya kelas IB

merupakan kelas ramai tetapi kosong, artinya prestasinya rendah. Kelas

IC merupakan kelas yang menyenangkan , ketua kelas aktif, anak-anaknya

Nampak kompak, dan prestasinya paling menonjol diantara dua kelas

yang lain”.

Suasana kelas merupakan salah satu faktor penting dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Suasana kelas yang gaduh/ramai akan

mengganggu siswa lain yang sedang mengikuti pembelajaran. Agar siswa

dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik perlulah diciptkan

suasana kelas yang tenang. Supaya siswa dapat berkonsentrasi secara

penuh dalam memahami pelajaran yang diajarkan. Suasana kelas tidak

hanya sebatas gaduh atau tidaknya teman-teman sekelas, akan tetapi

interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, keadaan

gedung (ventilasi udara, penerangan, ruangan, hiasan dinding dan keadaan

lantai dan dinding) juga merupakan bagian dari suasana kelas.

Apabila interaksi guru dengan siswa terjalin dengan baik, maka siswa

akan menyukai gurunya, sehingga secara tidak langsung siswa juga akan

menyukai pelajaran yang di ajarkan, apabila siswa belum paham, siswa

akan berusaha mempelajari pelajaran yang diajarkan dengan sebaik-

baiknya. Sebaliknya, jika interaksi guru dengan siswa tidak terjalin dengan

baik, maka siswa malas mempelajari pelajaran yang diajarkannya,

10

Page 11: Proposal Penelitian Revisi

akibatnya siswa tidak ada motivasi untuk belajar sehingga tidak

memahami apa yang telah diajarkan.

Begitu pula interaksi siswa dengan siswa. Interaksi sesama teman

sekelas dapat mempengaruhi belajar siswa. Tiap siswa memiliki

kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Sehingga siswa harus

menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan sesame teman sekelas.

Pengaruh lingkungan social tersebut antara lain :

a. Pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang

berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar.

b. Lingkungan social dapat berupa sauna akrab, gembira, rukun dan

damai. Suasana kejiwaan berpengaruh pada semangat dan proses

belajar.

c. Lingkungan social di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh

pada semangat belajar di kelas.

Selain faktor di atas, faktor eksternal yang lain adalah prasana dan

sarana pembelajaran. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah,

ruang belajar/kelas, ruang ibadah dan ruang kesenian. Sedangkan sarana

pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas

laboration sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain. Apabila

fasilitas pembelajaran memadai, maka kegiatan belajar mengajar dapat

berlangsung optimal. Ruang kelas yang baik, apabila kelas tersebut

memiliki ventilasi udara, cahaya (penerangan) dan keadaan ruang kelas

yang baik.

Sirkulasi ruang kelas akan berdampak pada tubuh siswa dan

mempengaruhi semangat belajar karena jumlah oksigen, energy yang

diperoleh untuk proses belajar akan diproses. Demikian juga cahaya

(penerangan) dalam kelas, cahaya yang kurang terang atau terlalu terang

akan memaksa otot-otot mata untuk berkontraksi. Jika otot mata

berkontrasi terus-menerus maka akan menimbulkan efek negative, yakni

11

Page 12: Proposal Penelitian Revisi

mengantuk. Penerangan yang ideal adalah penerangan yang tidak langsung

dan merata di seluruh ruangan.

3. Prestasi Belajar

Menurut Winkel melalui Sunarto (1996:162) mengatakan bahwa

“prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan

bobot yang dicapainya”.

Pemahaman terhadap materi yang diajarkan dapat diketahui dengan

evaluasi hasil belajar (tes belajar). Evaluasi hasil belajar merupakan

proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian

dan pengukuran hasil belajar. Tujuan evaluasi belajar adalah untuk

mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah

mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan

tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau angka.

Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar

memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan.

Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum

dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaknik ranah kognitif, ranah afektif

dan ranah psikomotorik.

4. Pemindah Daya

Pemindah daya adalah sejumlah mekanisme yang yang memindahkan

tenaga yang dihasilkan engine untuk menggerakan roda dan kendaraan.

Dalam mempelajari pemindah daya tidak hanya dibutuhkan sekedar

hafalan sajar (teoritis), melainkan juga harus memahami konsep cara

kerjanya, agar teori dapat yang telah didapat dimanfaatkan untuk

praktikum di workshop tergantung pemahaman siswa terhadap materi

yang diterima. Jika siswa memahami teori dan konsep yang diajarkan,

tentunya siswa akan dapat melakukan praktikum di workshop dengan baik,

12

Page 13: Proposal Penelitian Revisi

sebaliknya siswa yang kurang paham dengan teori dan konsep pemindah

daya, siswa tidak dapat melakukan praktikum di workshop dengan baik.

Salah satu materi pada mata pelajaran pemindah daya adalah system

kopling. Kopling atau clutch terletak antara engine dan transmisi. Kopling

berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan tenaga dari engine ke

transmisi melalui pedal.

Syarat-syarat kopling :

Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran engine ke transmisi

dengan lembut.

Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara

penuh (100%) tanpa slip

Waktu terputus dan terhubung putaran dapat berlangsung dengan

relatif cepat.

Ada banyak macam kopling yang digunakan system kendaraan ringan

untuk mengklafikasikannya dapat dlihat dari beberapa kategori sebagai

berikut :

Dilihat dari cluth covernya

- Menggunakan diafraghma spring

- Menggunakan coil spring

Dilihat dari cara kerjanya

- Kopling manual

- Kopling otomatis

Dilihat dari prinsip kerjanya

- Kopling gesek

- Kopling hidrolik

Komponen pada system kopling :

Flywheel

Clutch Disk

Clutch Cover

Release Bearing

13

Page 14: Proposal Penelitian Revisi

Release Fork

L. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan satu sampel tiga variabel, yaitu terdiri dari dua prediktor dan satu

kriterium. Kedua prediktor yaitu waktu dan suasana kelas, sedangkan

kriteriumnya prestasi belajar.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya

akan diduga (Singarimbun 1995 : 132). Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI TKR SMK Negeri 8 Bandung, Tahun Pelajaran

2015/2016 sebanyak 7 kelas dengan jumlah 245 siswa.

b. Sampel

Sampel menurut Kartono (1990:129) “sampel adalah contoh, monster,

representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya

yaitu satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan refsentatif sifatnya dari

keseluruhan”.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR semester I

SMK Negeri 8 Bandung, yang diambil sebanyak 2 kelas, yaitu kelas XI

TKR 1 dengan jumlah 35 siswa dan XI TKR 2 dengan jumlah 34 siswa.

3. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:148) pengertian instrument adalah “Alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati.”

Berdasarkan pengertian tersebut instrument yang akan dipakai dalam

penelitian ini adalah berupa angket (kuesioner), lembar observasi dan test

penguasaan materi.

4. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan eksperimen

ini adalah sebagai berikut :

14

Page 15: Proposal Penelitian Revisi

1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah penelitian.

2. Menyusun rancangan penelitian dan memilih lokasi penelitian.

3. Menentukan kompentensi dan subkompetensi disesuai dengan alokasi

dan tempat.

4. Menyusun instrument penelitian.

5. Menguji instrument tersebut untuk mencari validitas, realibitas, indeks

kesukaran dan daya pembeda butir soal tersebut pada kelas selain kelas

control dan kelas eksperimen.

6. Melakukan penelitian.

7. Analisa data pembahasan hasil analisa dengan menggunakan teori-teori

yang berhubungan.

8. Menyimpulkan hasil penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran, selanjutnya

diolah dan di analisis untuk menguji hipotesis penelitian ini.Tujuan yang

ingin dicapai dengan analisis data ini untuk menyederhanakan data ke

dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan, sehingga hubungan-

hubungan yang ada dalam masalah penelitian ini dapat dipelajari dan

diuji.Alat yang dipakai untuk menyederhanakan data ini adalah dengan

menggunakan statistika. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang

diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan data yang

normal maka digunkan uji distribusi chi kuadrat. Adapun langkah-

langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

a. Menentukan rentang dengan rumus :

R = Xa – Xb

(Siregar S, 2004:24)

Keterangan:

15

Page 16: Proposal Penelitian Revisi

Xa= Data terbesar

Xb= Data terkecil

b. Menetukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

i = 1 + 3,3 log n

(Siregar S, 2004:24)

Keterangan: n = Jumlah sampel

c. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

P = RK

(Siregar S, 2004:25)

Keterangan:

R = Rentang

K = Banyak kelas

d. Menghitung rata-rata kelas (i) dengan rumus:

x=∑f i x i

∑ f i

(Siregar S, 2004:25)

Keterangan:

Fi = Jumlah frekuensi

X = Data tengah-tengah dalam interval

e. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

S=√ n∑ f i x i2−(∑ f i x i )

2

n(n−1)

(Siregar S, 2004:86)

f. Tentukan batas bawah (Bb) dan batas atas (Ba) kelas iterval

terendah dengan rumus:

Interval I: Bb: Xb, boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P

Ba: Xb + (P-1)

16

Page 17: Proposal Penelitian Revisi

(Siregar S, 2004:86)

Keterangan: Bb = Batas bawah interval

g. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

Zi = x¿−x

S (dua desimal)

(Siregar S, 2004:86)

Lihat nilai peluang Zin pada tabel statistik, isiskan pada kolom lo. Harga X

dan xn selalu diambil nilai peluang 0,500

(Siregar S, 2004:87)

h. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom li, contoh l1 = lo1 – lo2

Hitung frekuensi harapan ei = li∑fi

(Siregar S, 2004:87)

i. Hitung nilai X2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

X2 = ∑( fi−ei )2

ei

(Siregar S, 2004:87)

j. Lakukan interpolasi pada tabel X2, untuk menghitung Pvalue

k. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika Pvalue>α=0,05

1. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians

dalam populasi tersebut homogen atau tidak yaitu mencari nilai F dengan rumus:

F=S A

2

c

(Siregar S, 2004:50)

Keterangan:

SA2 = Varians terbesar

SB2 = Varians terkecil

Dengan derajat kebebasannya masing-masing

dkA = (nA-1) dan dkB = (nB-1)

(Siregar S, 2004:50)

2. Uji Hipotesis Penelitian

17

Page 18: Proposal Penelitian Revisi

Uji hipotesis penelitian menggunakan statistik uji t-test syaratnya data

harus normal, maka data harus diuji normalitas dengan menggunkan aturan

Sturgess. Berdasarkan pertimbangan memilih rumus t-test, yaitu bila n1 ≠ n2

maka digunakan uji t-test dengan rumus sebagai berikut:

t=x1−x2

√ s12

n1

+s2

2

n2

(Siregar S, 2004:155)

Dengan derajat kebebasan:

dk=( s1

2

n1

+s2

2

n2)

2

( s12

n1)

2

(n1+1 )+

( s22

n2)

2

(n2+1 )(Siregar S, 2004:130)

M. Sistematika Penulisan Laporan

Dalam penulisan ini, disusun dalam sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan dan

pembatasan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori, kerangka berfikir, asumsi dan hipotesis.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang metode penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian,

data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik

pengumpulan data, instrument penelitian, pengujian instrument dan teknik

analisis data.

18

Page 19: Proposal Penelitian Revisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBATASAN

Berisi tentang analisis data hasil uji coba instrument, hasil penelitian, hasil

uji statistic dan pembatasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

N. Agenda Kegiatan

O. Anggaran Penelitian

19

Page 20: Proposal Penelitian Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum SMK edisi tahun 2004.

Jakarta : Rineka Cipta

Frenkel, J.r dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in

Education. New York : McGraw-Hill

Slameto .(1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta

Sugiyono. (2002). Statisika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru.

Bandung : Remaja Rosdakarya

Penyusun, Tim. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : UPI

20