Budidaya Naga di Kebun: Pengolahan Buah Naga dalam Rangka ...
PROPOSAL PENELITIAN PKM buah naga coy.doc
-
Upload
dicky-endrianto-saputro -
Category
Documents
-
view
1.318 -
download
75
description
Transcript of PROPOSAL PENELITIAN PKM buah naga coy.doc
A. Judul Program
Pengaruh Persilangan Beda Ploidi pada Buah Naga Terhadap Kenampakan
Buah Naga
B. Latar Belakang Masalah
Buah naga atau lazim juga disebut dengan pitaya, akhir-akhir ini menjadi
salah satu buah yang populer dikalangan masyarakat. Buah yang termasuk
kelompok kaktus atau family cactaceae ini sangat digemari oleh masyarakat untuk
dikonsumsi. Karena, selain memiliki rasa manis segar, buah ini juga memiliki
berbagai khasiat obat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Menurut Mahadianto (2007) buah naga memiliki cukup banyak khasiat bagi
kesehatan diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, membersihkan
darah, menguatkan ginjal, menyehatkan lever, perawatan kecantikan, menguatkan
daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, Sedangkan menurut Simatupang
(2007) buah naga mengandung 80% air, selain kandungan vitamin C yang tinggi.
Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah serat, kalsium, zat besi,
fosfor yang cukup bermanfaat untuk mengatasi penyakit darah tinggi.
Oleh karena itu, buah naga memilki nilai ekonomi yang cukup tinggi jika
dibandingkan dengan buah yang lain. Hal ini menjadi peluang usaha bagi investor
domestik untuk melakukan pembudidayaan buah naga dengan skala yang cukup
besar (Purba, 2007). Buah naga yang dibudidayakan oleh investor tersebut antara
lain buah naga dari genus Hylocereus yaitu Hylocereus undatus (daging buah
putih), Hylocereus polyrhizus (daging buah berwarna merah), dan Hylocereus
costaricensis (daging buah berwarna ungu) sedangkan genus Selenicereus yang
dibudidayakan adalah Selenicereus megalanthus (daging buah berwarna kuning)
(Tel-Zur et. al., 2003).
Buah naga Hylocereus spp lebih sering dibudidayakan karena memilki
kelebihan tersendiri yaitu ukuran buah lebih besar dan warna daging lebih
bervariasi. Sedangkan buah naga Selenicereus megalanthus jarang dibudidayakan
1
karena ukuran buah relatif kecil walaupun rasanya paling manis diantara jenis
yang lain. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan ploidi diantarakedua jenis
buah naga tersebut. Menurut Lichtenzveig (2000) Genus Hylocereus merupakan
tanaman yang diploid (2 N = 2X = 22) dan genus Selenicerus merupakan
tanaman buah naga yang tetraploid (2N = 4 X = 44).
Persilangan merupakan cara paling populer untuk meningkatkan variasi
genetik karena relatif mudah, murah dan efektif untuk dilakukan (Anonim, 2007).
Perlakuan persilangan dapat mempengaruhi kenampakan buah secara langsung
seperti diungkapkan oleh Walter (2004) bahwa polen yang berasal dari kurma lain
memberikan suatu pengaruh langsung terhadap bentuk dan warna benih, ukuran
kecepatan perkembangan buah, umur panen, kadar gula dan ukuran. Oleh karena
itu pengaruh persilangan dapat langsung terekspresikan dalam buah buah hasil
persilangan.
C. Perumusan Masalah
Salah satu buah naga yang jarang berada dipasaran adalah buah naga kulit
kuning karena ukuran buahnya yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan
buah naga kulit merah. Namun demikian, buah naga kulit kuning ini memliki rasa
manis yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan buah naga kulit merah.
Keunggulan yang berbeda diantara kedua jenis buah naga ini kemungkinan dapat
disatukan dengan cara mempersilangkan keduanya dan mengharapkan terjadinya
efek xenia yang mampu meningkatkan kualitas buah. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu pengujian untuk membuktikan hal tersebut.
Buah naga kulit kuning dan buah naga kulit merah memiliki marga yang
berbeda. Sedangkan persilangan antar genus buah naga belum banyak dilakukan,
oleh karena itu perlu diketahuidan dipelajari persilangan antar marga buah naga.
2
Adapun permasalahan yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah kemampuan silang antara buah naga merah (Hylocereus)
dengan buah naga kuning (Selenicereus), sebaliknya serta penyerbukan
sendiri.
2. Bagaimanakah pengaruh persilangan terhadap kenampakan buah.
D. Tujuan Program
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari kemampuan persilangan antar marga buah naga
(Hylocereus spp x Selenicereus sp) dan sebaliknya serta penyerbukan sendiri.
2. Mempelajari ada tidaknya pengaruh persilangan antar marga buah
naga (Hylocereus spp x Selenicereus sp) dan sebaliknya serta penyerbukan
sendiri terhadap kenampakan buah
E. Luaran yang Diharapkan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat tersusun artikel yang terpublikasikan
sebagai acuan bagi peneliti ataupun petani buah naga.
F. Kegunaan Program
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui efek persilangan yang
mana yang dapat mempengaruhi kenampakan buah secara positif sehingga dapat
meningkatkan value added bagi komoditas buah naga dan meningkatkan
kesejahteraan petani pada akhirnya.
G. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Buah Naga
Buah naga adalah tanaman sejenis kaktus. Daerah asal kaktus hutan yang
buahnya berwarna merah dan bersisik ini adalah Meksiko, Amerika Tengah, dan
Amerika Utara. Di daerah asalnya buah naga atau dragon fruit dinamakan
3
pitahaya atau pitaya roja. Tanaman buah naga berasal dari Amerika, namun
tanaman buah naga lebih dikenal sebagai tanaman yang berasal dari Asia karena
dibudidayakan secara besar-besaran di daerah Asia yaitu Vietnam dan Thailand.
Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae dan
subfamili Hylocereanea. Subfamili Hylocereanea terdapat beberapa genus.
Klasifikasi buah naga sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : -Hylocereus
-Selenicerus
(Kristanto, 2008).
Tanaman buah naga yang dibudidayakan dikenal dengan nama dragon fruit,
terdiri dari 2 genus yaitu genus Hylocereus (kulit buah matang berwarna merah)
dan Selenicerus (kulit buah matang berwarna kuning). Genus Hylocereus
meliputi Hylocereus undatus (daging buah berwarna putih), Hylocereus
polyrhizus (daging buah berwarna merah) dan Hylocereus costaricensis (daging
buahnya berwarna merah keunguan) dan genus Selenicerus yaitu Selenicerus
megalanthus daging buahnya berwarna putih (Tel-Zur et. al., 2003)
Buah naga yang dibudidayakan yang dikenal ada 2 genus yaitu Hylocereus
dan Selenicereus. Buah naga yang dibudidayakan adalah buah naga dari genus
Hylocereus yaitu Hylocereus undatus (daging buah putih), Hylocereus polyrhizus
(daging buah berwarna merah), dan Hylocereus costaricensis (daging buah
berwarna ungu) sedangkan genus Selenicereus yang dibudidayakan adalah
Selenicereus megalanthus (daging buah berwarna kuning) (Tel-Zur et. al., 2003).
Genus Hylocereus merupakan tanaman yang diploid (2n = 2x = 22) dan genus
4
Selenicerus merupakan tanaman buah naga yang tetraploid (2n = 4x = 44)
(Lichtenzveig et.al., 2000; Tel-Zur et. al., 2003).
Buah naga daging putih memiliki kulit berwarna merah dan sangat kontras
dengan daging putih yang ada di dalamnya. Di dalam daging terdapat biji-biji
hitam. Jenis ini banyak dijumpai di pasar lokal maupun mancanegara, bobot rata-
rata 400-500 gram. Buah jenis ini bercitarasa manis bercampur masam segar,
mempunyai sisik atau jumbai kehijauan di sisi luar, serta kadar kemanisannya
tergolong rendah dibandingkan buah naga jenis lain, yakni 10-13 briks (Andipati,
2006).
Selenicerus megalanthus memiliki penampilan yang berbeda dibandingkan
jenis anggota Hylocereus. Kulit buahnya berwarna kuning tanpa sisik sehinggga
cenderung lebih halus. Walaupun tanpa sisik, kulit buahnya masih menampilkan
tonjolan-tojolan. Rasa buahnya jauh lebih manis dibanding buah naga jenis
lainnya karena memiliki kadar kemanisan mencapai 15-18 briks (Kristanto,
2008).
Buah naga berkulit kuning memiliki batang hijau ramping, tepinya tidak
tajam. Bunga berwarna putih, dengan panjang bunga sekitar 30 cm. Buah naga
berkulit kuning ini mempunyai ukuran paling kecil jika di bandingkan dengan
jenis lainnya, yakni hanya sekitar 80-100 gr (Winarsih, 2007).
Morfologi tanaman buah naga terdiri dari, akar, batang, duri dan bunga serta
buah. Akar buah naga berupa akar serabut yang berkembang di dalam tanah, pada
batang bagian atas sebagai akar gantung. Batang berwarna hijau berpenampang
segitiga, segi empat atau segi enam. Lebar penampang tidak lebih dari 8 cm. Duri
tanaman buah naga hitam berukuran kecil dan tumbuh di sepanjang batang di
bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri muncul ini akan tumbuh
bunga. Bentuk bunga buah naga seperti bunga wijayakususma. Bunga yang tidak
rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong
seukuran dengan buah alpukat (Kurniawan, 2008).
5
Menurut Kristanto (2008), agar tanaman dapat tumbuh baik dan dapat
memberikan hasil yang maksimal maka media tumbuhnya harus gembur, subur,
dan mengandung bahan organik tinggi dengan kandungan kalsiumnya juga harus
tinggi. Tanaman buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus.Tanaman
buah naga merupakan jenis tanaman memanjat. Walaupun akarnya dicabut,
tanaman ini masih tetap hidup sebagai tanaman epifit karena kebutuhan
makanannya diperoleh melalui akar udara pada batang. Tanaman ini termasuk
tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun.
Akar tumbuhan buah naga berupa akar serabut pendek. Berwarna putih
kekuningan. Akar buah naga seperti akar kaktus lainnya, sangat cepat menyerap
air. Akar ini tidak hanya tumbuh di pangkal batang di dalam tanah tetapi juga
pada celah-celah batang. Akar tersebut juga berfungsi sebagai alat pelekat atau
memanjat tumbuhan lain serta tiang penyangga. Akar ini juga dapat disebut akar
udara atau akar gantung yang memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup tanpa
tanah atau hidip sebagai epifit (Winarsih, 2007).
Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan
berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-biruan. Batang
berukuran panjang dan bentuknya siku atau segitiga. Pada batang tanaman buah
naga tumbuh banyak cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang.
Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi, Itulah
sebabnya batang dan cabangnya berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung
cambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Batang dan cabang
tumbuh duri-duri yang keras, tetapi sangat pendek. Letak duri tersebut pada tepi
batang maupun cabang (Kristanto, 2008)
Bunga terletak pada sulur batang, berbentuk terompet dan berwarna putih.
Kuncup bunga yang sudah berukuran panjang sekitar 30 cm akan mulai mekar
pada sore hari. Mekarnya bunga dimulai dari mahkota bunga bagian luar yang
berwarna krem, kemudian mekarnya mahkota bunga bagian dalam yang berwarna
putih bersih. Setelah mekar, bunganya berbentuk corong yang didalamnya tampak
6
sejumlah benang sari berwarna kuning. Bunga mekar penuh sekitar tengah malam
dan menyebarkan bau yang harum sehingga mengundang kelelawar untuk
hinggap dan menyerbuki bunga tersebut (Kristanto, 2008). Dan pada pagi harinya
bunga telah menutup dan layu.
Bunga tanaman buah naga merupakan bunga lengkap, benangsari dan putik
dalam satu bunga dengan jumlah benangsari banyak (lebih dari 100). Bunga
mekar pada malam hari dan penyerbukan alami dibantu oleh pollinator alami
berupa angin maupun kelelawar. Kekurangan pollinator alami menyebabkan hasil
buah tidak optimal dan memerlukan penyerbukan buatan. Penyerbukan buatan
pada buah naga biasa dilakukan di kebun-kebun buah naga di Israel (Weis, et. al.,
1994).
Tanaman buah naga mulai berbuah umur 1,5-2 tahun. Buah yang telah
masak dapat dipanen. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah
yang memiliki ciri - ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik berubah
warna dari hijau menjadi kemerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan
gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak
bunga mekar. Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu
menghasilkan buah 8 samapai dengan 10 buah naga dengan bobot sekitar antara
400 - 650 gram. Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September
hingga Maret. Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 - 20
tahun (Dinas Pertanian Jawa Timur, 2007).
Bentuk buah bervariasi dari bulat sampai lonjong. Letak buah pada
umumnya mendekati ujung cabang atau batang. Pada cabang atau batang dapat
tumbuh buah lebih dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan. Ketebalan
kulit buah 2-3 cm. Permukaan kulit buah terdapat jumbai atau jambul berukuran
1-2 cm (Tel-Zur et. al., 2003 )
2. Persilangan
7
Persilangan buatan merupakan kegiatan persarian secara terarah, yaitu
mempertemukan tepung sari dengan kepala putik. Tujuan persilangan buatan
yaitu untuk memperoleh gabungan gen yang baik dari induk yang disilangkan,
yang pada akhirnya diperoleh tanaman yang memiliki daya hasil tinggi, mutu biji
baik, dan daya adaptasi luas (Kartono, 2005).
Cara perkembangbiakan tanaman secara seksual dibagi menjadi dua yaitu
penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri yaitu
penyatuan sel telur dan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Penyerbukan
sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan morfologi bunga. Sifat genetik
yang dimaksud yaitu kemampuan sel kelamin tanaman tersebut untuk dapat
bergabung sendiri. Sedangkan morfologi bunga dikaitkan dengan susunan bunga
yang dapat menghalangi masuknya tepungsari tanaman lain ke sel telur.
Sementara itu, penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh
penyatuan sel telur suatu tanaman dengan sel sperma tanaman lain. Penyerbukan
ini terjadi karena terhalangnya tepungsari sendiri untuk dapat membuahi sel telur.
Penyerbukan umumnya terjadi karena bantuan angin atau serangga
(Poespodarsono, 1986).
Kuncup bunga tanaman buah naga yang sudah berukuran 30 cm akan mulai
mekar pada sore hari. Hal ini terjadi karena pada siang hari kuncup bunga
dirangsang untuk mekar oleh sinar matahari dan perubahan perubahan suhu yang
agak tajam antara siang dan malam hari. Mekarnya bunga dimulai pada pukul
21.00 dari mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, kemudian disusul
mahkota bunga bagian dalam. Setelah mekar akan tampak sejumlah benang sari
berwarna kuning (Kristanto, 2008).
Perkawinan silang antara dua jenis tanaman unggul dan berbeda sifatnya
dapat memiliki sifat yang berbeda dari induknya, kadang-kadang dapat
menghasilkan keturunan yang mengandung sifat-sifat baru yang lebih baik atau
lebih menguntungkan daripada sifat yang dimiliki induknya. Semua keturunan
dapat menunjukkan berbagai variasi, contohnya dalam percabangan,
8
pembungaan, kemampuan bereproduksi, resistensi terhadap berbagai serangan
hama, penyakit dan sebagainya (Darjanto, 1990).
Menurut Mizrahi et. al (2004) pada genus Hylocereus dan Selenicereus.
terdapat sifat tidak serasi sendiri (self-incompatible) sehingga untuk
menghasilkan buah perlu dilakukan penyerbukan silang dengan serbuksari dari
species yang sesuai. Pengaruh serbuksari terhadap penampilan buah dikenal
dengan xenia (Denney, 1992).
Keturunan dari persilangan merupakan populasi yang mengandung
keragaman genetik, sehingga seleksi dapat dilakukan. Keberhasilan persilangan
tergantung pada ketepatan dalam memilih tetua yang akan dikombinasikan dan
seleksi pada generasi yang sedang bersegregasi. Persilangan diharapkan dapat
dihasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat seperti yang dikehendaki, jika
pemilihan tetua tepat (Dewi, 2004).
H. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Maret 2009 sampai selesai di
Gatak Sukoharjo.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga tanaman buah
naga spesies kulit kuning (Selenicereus megalanthus) dan spesies kulit merah
(Hylocerus polyrhizus, Hylocereus undatus, Hylocereus costaricensis).
Alat yang digunakan yaitu kuas (lembut), kertas minyak (sebagai penutup
kepala putik), mika, benang, label, lampu senter, meteran, penggaris,
timbangan analitik, petridist, gunting, dan hand refraktometer.
3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pemuliaan tanaman berupa
persilangan yaitu persilangan dialel lengkap. Dengan macam persilangan :
Persilangan Tunggal = Buah Naga Kuning X Buah Naga Merah
9
Buah Naga Kuning X Buah Naga Putih
Buah Naga Kuning X Buah Naga ungu
Persilangan Sebalik = Buah Naga Merah X Buah Naga Kuning
Buah Naga Putih X Buah Naga Kuning
Buah Naga Ungu X Buah Naga Kuning
Persilangan Sesama = Buah Naga Merah X Buah Naga Merah
Buah Naga Putih X Buah Naga Putih
Buah Naga Ungu X Buah Naga Ungu
Buah Naga Kuning X Buah Naga Kuning
4. Tata Laksana Penelitian
a. Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dimulai yaitu persiapan
alat dan bahan penelitian. Alat yang digunakan dalam persilangan yaitu
kuas kecil, plastik penutup kepala putik, kertas tebal untuk menampung
serbuk sari, benang, label, dan lampu senter.
b. Pelaksanaan persilangan
- Menentukan bunga yang akan disilangkan
dipilih bunga yang sudah cukup, berukuran 30 cm dan buah naga
mulai mekar skitar pukul 19.00 WIB. Bunga buah naga mulai mekar
penuh sekitar pukul 23.00 WIB.
- Menutup putik dengan plastik sekitar 19.00
WIB.
Melakukan persilangan dengan mengoleskan serbuk yang telah masak
dan segar dengan menggunakan kuas dan ditampung kertas tebal.
Kemudian serbuk sari yang terkumpul pada kertas tebal tersebut
disilangkan dan dioleskan langsung kekepala putik dengan cara
mengoleskan serbuk sari pada permukaan kepala putik
- Melakukan kastrasi yaitu dengan
menghilangkan serbuk sari bunga yang telah disilangkan agar tidak
10
terjadi pembuahan sendiri.
- Menutup bunga dengan plastik penutup bunga
lalu diberi label untuk menandai jenis persilangan yang dilakukan pada
bunga tersebut.
c. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi pemupukan,
penyiraman air, dan pemangkasan.
d. Pemanenan
Umur buah naga daging merah saat bunga mekar hingga saat panen
yaitu sekitar 50 hari. Buah naga yang telalh masak ditandai dengan
perubahan warna kulit dari hijau menjadi merah (Hylocerus sp ) atau dari
hijau menjadi kuning (Selenicereus megalanthus) pada seluruh permukaan
kulit. Pemetikan buah dilakukan dengan cara memotong buah pada
tangkai dapat melalui samping dengan gunting.
5. Variabel Penelitian
a. Kemampuan silang
Menghitung persentase keberhasilan persilangan yaitu dari bunga
yang disilangkan yang berhasil menjadi buah. Pengamatan dilakukan
seminggu setelah dilakukan persilangan. Bunga yang berhasil menjadi
buah muda ditandai dengan pangkal buah yang masih hijau dan terlihat
kokoh, sedangkan bunga yang gagal menjadi buah ditandai dengan
pangkal bunga menguning dan berwarna coklat muda. Bunga tersebut
akan layu dan akhirnya rontok.
b. Jumlah bunga gugur
Menghitung bunga yang gugur dan mencatat waktu gugurnya bunga,
kemudian menghitung presentase bunga yang gugur tersebut.
c. Umur panen buah (hari)
11
Menghitung umur panen buah yaitu mulai dari persilangan
dilakukan sampai buah dipanen. Buah naga kulit kuning yang telah masak
ditandai dengan berubahnya warna kulit menjadi kuning. Sedangkan pada
buah naga kulit merah berdaging putih ditandai dengan perubahan warna
kulit dari hijau menjadi merah pada seluruh permukaan kulit, mahkota
buah sudah mengecil.
d. Bentuk buah
Mengamati bentuk buah naga hasil persilangan.
e. Berat buah (gram)
Menimbang buah yang telah di panen dengan timbangan dan
mencatat berat buah tersebut.
f. Diameter dan Panjang Buah (cm)
Mengukur diameter dan panjang buah dengan menggunakan
penggaris, setelah buah di panen.
g. Jumlah biji
Menghitung jumlah biji buah naga hasil dari persilangan, dengan
sampel.
h. Kadar gula
Menghitung kadar gula buah dengan alat penghitung kadar gula
(Hand refraktofotometer), dengan sampel.
i. Warna kulit buah
Mengamati warna kulit buah naga dari hasil persilangan.
j. Warna daging buah
Mengamati warna daging buah naga dari hasil persilangan.
6. Analisis Data
Penelitian ini menghasilkan data kualitatif yang dianalisis secara
diskriptif, dengan mendeskripsikan kenampakan buah hasil persilangan.
12
I. Jadwal Kegiatan Program
Program penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu enam bulan
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Program No Kegiatan Bulan
I II III IV V VI1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan alat dan bahan
2. Pelaksanaan kegiatan Persilangan Pemeliharaan
tanaman Pemanenan
3. Analisis Hasil4. Pembuatan Laporan 5. Pengumpulan
Laporan final
13
J. Rancangan Biaya
K. Daftar Pustaka
Jenis JumlahHarga
satuan (Rp)Harga total
(Rp)1. Bahan
a. Sewa Kebunb. Sewa timbangan analitikc. Sewa hand refraktometer
---
---
950.000100.000100.000
Jumlah Sub Total 1 1.150.0002. Peralatan penunjang
a. Kuas (halus)
b. kertas minyak
c. Mika
d. Benang (kenur)
e. Label
f. Lampu senter
g. Meteran
h. Penggaris
i. Toples
j. Gunting kertas
k. Gunting Buah
8 buah6 buah25 lembar1 set15 buah4 buah1 buah5 buah10 buah5 buah2 buah
10.0005.0001.000
35.0005.000
45.00015.0002.0005.0006.000
45.000
80.00030.00025.00035.00075.000
180.00015.00010.00050.00030.00090.000
Jumlah Sub Total 2 620.0003. Transportasi
a. Pembelian alat dan bahanb. Pelaksanaan Penelitian
4 orangx24 orangx15
10.00010.000
80.000600.000
Jumlah Sub Total 3 680.0004. Lain-lain
a. Dokumentasib. Pembuatan laporanc. Penggandaan laporand. Publikasi hasil penelitian
----
----
150.000200.000100.000100.000
Jumlah Sub Total 4 550.000Jumlah Total 3.000.000
14
Andipati. 2006. Buah Naga. http://andipati.wordpress.com/2006/08/04/buah-naga/. Diakses tanggal 3 Maret 2010.
Anonim. 2007. Pemuliaan Tanaman. http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 3 Maret 2010.
Darjanto dan Satifah, S. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. PT. Gramedia. Jakarta.
Denney, J.O. 1992. Xenia includes metaxenia. Hort Science 27 : 722-728
Dewi, D. R. 2004. Induksi Pembungaan dan Kemampuan Silang Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max (L) Merill). Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Unpublish. Surakarta.
Dinas Pertanian Jawa Timur. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). http://www.diperta-jatim.go.id/index. Diakses tanggal 3 Maret 2010.
Kartono. 2005. Persilangan Buatan pada Empat Varietas Kedelai. Buletin Teknik Pertanian. vol.10 (2) : 49-52.
Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kurniawan, D. 2008. Mengenal Buah Naga (Dragon Fruit). http://dk-breakthrough.blogspot.com. Diakses tanggal 3 Maret 2010.
Lichtenzveig J., S. Abbo, A. Nerd, N. Tel-Zur and Y. Mizrahi. 2000. Cytology and mating system in the climbing cacti Hylocereus and Selenicereus. American Journal of Botany 87 : 1058-1065
Muhadianto, N. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). http://www.diperta-jatim.go.id/index.php?gate=home&task=detail&id=24. Diakses pada tanggal 3 Maret 2010.
Simatupang, L. 2007. buah Naga Segar dan Nikmat. http://food_details.php Diakes pada tanggal 3 Maret 2010.
Tel-Zur, N., S. Abbo, D. Bar-Zvi and Y. Mizrahi. 2003. Chromosome Doubling in Vine Cacti Hybrids. Journal of Heredity 94 :329-333.
Walter, S. 2004. Metaxenia In The Date Palm. http://jhered_oxfordjournals.org . Diakses Pada Tanggal 18 Maret 2010.
15
Weis, J. A. Nerd, Y. Mizrahi. 1994. Flowering behaviour and pollination requirements in climbing cacti with fruit crop potential. Hort Science 29: 1487-1492
Winarsih, S. 2007. Mengenal dan Membudidayakan Buah Naga. Aneka Ilmu. Semarang.
Poespodarsono, S. 1986. Pemuliaan Tanaman I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian. Malang.
Lampiran
16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA PELAKSANA PROGRAM
Nama Lengkap : Dewi Ma’rufahTempat Tanggal Lahir : Jepara, 22 Maret 1988Alamat Rumah : Purwogondo RT 06/01 Kalinyamatan, Jepara 59462Jenis Kelamin : PerempuanCP : 0856 4121 1993Pendidikan :
1. TK Pertiwi Purwogondo2. SD N Purwogondo 13. SLTP N 1 Pecangaan 4. SMA N 1 Pecangaan 5. Agronomi Fakultas Pertanian UNS
Pengalaman Organisasi : 1. KPI SMA N I PECANGAAN periode 2004-20052. Kabid kesekretariatan KSI FP UNS periode 2007 3. Kabid Kesekretariatan KSI FP UNS periode 20084. Kabid Pembinaan KSI FP UNS periode 20095. Anggota dewan penasehat pengurus KSI FP UNS periode 20106. Asisten Adminkeu KOPMA UNS periode 20077. Adminkeu LSO KATERA KOPMA UNS periode 20088. Staf Humas JN UKMI UNS periode 20089. Staf pembinaan JN UKMI UNS periode 200810. Sekretaris bidang JN UKMI UNS periode 2009
Karya Tulis yang pernah dibuat1. Peningkatan kualitas produk pertanian melalui implementasi konsep
pengelolaan hama terpadu (PHT) di lapangan (diajukan dalam ajang mawapres)
2. Carota ice cream sebagai es krim kesehatan kaya serat dan beta karoten (PKMK lolos PIMNAS tahun 2009)
3.Motto Hidup : Hidup ala rasulullah : Semangat, think positif, dan
istiqomah
Dewi Ma’rufahNIM. H 0106006
17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PELAKSANA PROGRAM
Nama Lengkap : Nasrudin Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 11 Maret 1989Alamat Rumah : Tempursari 03/03, Mantingan, NgawiJenis Kelamin : Laki-lakiNomor Telepon : 085725310135E-Mail : [email protected] :
MI Tempursari MTs N Gondang Sragen MA Al-Muayyad Surakarta Agronomi, Fakultas Pertanian UNS
Pengalaman Organisasi : Anggota KUB Tanaman Hias FP UNS Staff Bendum HIMAGRON 2008 FP UNS
Motto Hidup : Jalani hidup dengan selalu berfikir positif.
Nasrudin H 0106083
18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA PELAKSANA PROGRAM
Nama Lengkap : Dwiningsih N WTempat Tanggal Lahir : Karanganyar, 11 Juni 1988Alamat Rumah : Perum Bea dan Cukai no 12 baturan, Colomadu,
Karanganyar Jenis Kelamin : PerempuanNomor Telepon : 085647017267Pendidikan :
TK Bayangkari Karangasem SD Negeri Karangasem 2 Surakarta SMP Negeri 12 Surakarta SMU Negeri Colomadu Agronomi Fakultas Pertanian UNS
Pengalaman Organisasi : Anggota KUB Tanaman Hias FP UNS Motto Hidup : Bersenyumlah selalu untuk hidup yang lebih baik
Dwiningsih N W NIM. H0106007
19