Proposal Penelitian Elza

49
PROPOSAL PENELITIAN Ketidakpatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia Rawat Jalan di Rumah Sakit Atma Husada Samarinda: Sebuah Penelitian Kualitatif Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran ELZA SAMANTHA ELMIRA 1010015046 FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER i

description

kesehatan

Transcript of Proposal Penelitian Elza

Page 1: Proposal Penelitian Elza

PROPOSAL PENELITIAN

Ketidakpatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia Rawat Jalan di Rumah Sakit Atma Husada Samarinda:

Sebuah Penelitian Kualitatif

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kedokteran

ELZA SAMANTHA ELMIRA1010015046

FAKULTAS KEDOKTERANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA

DESEMBER 2013

i

Page 2: Proposal Penelitian Elza

RIWAYAT HIDUP

Nama : Elza Samantha Elmira

Tempat, tanggal lahir : Malang, 5 September 2013

NIM : 1010015046

Jurusan/Program Studi : Kedokteran Umum

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Universitas Mulawarman

Alamat : Jl. AWS gang Pandan Mekar

Ponpes Al-Fajar

Nama orang tua : Ayah : Zulkarnain, S.E

Ibu : Salma Zuhriyah, S.H

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 001 Balikpapan Utara (1998 – 2004)

2. SMP Negeri 1 Balikpapan (2004 – 2007)

3. SMA Negeri 1 Balikpapan (2007 – 2010)

4. Fakultas Kedokteran Program Studi Kedokteran Umum Universitas

Mulawarman Samarinda (2010 – sekarang)

Riwayat Organisasi :

1. Komusdept Departemen SALAM KMM Asy-Syifaa’ Fakultas Kedokteran

UNMUL (2012-2013)

2. Staf Departemen KPSDM KMM Asy-Syifaa’ Fakultas Kedokteran

UNMUL (2011-2012)

3. Staf Syamil PUSDIMA Universitas Mulawarman (2013-2014)

Penghargaan :

1. Juara 2 Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat Kota oleh Dinas Pariwisata

Balikpapan Tahun 2008

2. Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat Kota oleh Telkomsel

Balikpapan tahun 2010

3. Semifinalis Lomba Pidato ALSA UI 12 tahun 2009

4. Semifinalis Lomba Debat ISDC di Jakarta tahun 2009

ii

Page 3: Proposal Penelitian Elza

5. Juara 1 Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Kota oleh English Learning

Centre Balikpapan tahun 2008

iii

Page 4: Proposal Penelitian Elza

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu ada di saat

terendah, di saat termudah, di saat tersulit, di saat ingin menyerah, dan dengan

kelembutanNya menegur rasa putus asa, mengusir rasa malas, yang telah

melimpahkan anugerah-Nya sehingga karya tulis ilmiah dengan judul

“Ketidakpatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia Rawat Jalan di Rumah

Sakit Atma Husada Samarinda: Sebuah Penelitian Kualitatif” ini dapat selesai

tepat pada waktunya.

Karya tulis ini berisi tentang latar belakang, tinjauan pustaka, metode

penelitian, hingga alur penelitian. Penulis berharap proposal skripsi ini dapat

bermanfaat dan dapat diterima oleh semua pihak sehingga pada akhirnya dari

hasil analisis penyeban ketidakpatuhan yang merupakan tema utama dari proposal

ini dapat digunakan untuk penelitian di kemudian hari.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Zulkarnain dan Salma Zuhriyah, kedua orang tua yang begitu luar biasa

mendukung dalam segala hal hingga hari ini saya masih menjadi mahasiswa di

FK UNMUL. Untuk Sandra, Sarah, Sita, dan Emir a constant reminder untuk

siapa saja perjuangan disini.

2. dr. H.Emil B. Moerad, Sp.P, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Mulawarman.

3. dr. Jaya Mualimin, M.Kes, Sp.KJ, selaku pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu dan pemikirannya serta memberi pengarahan sekaligus

dorongan untuk terus maju dan menyelesaikan proposal skripsi ini.

4. dr. Ronny Isnuwardhana, MIH, selaku pembimbing II yang telah bersedia

memberi masukan yang membangun dan pengarahan langsung dalam tahap

penyelesain proposal skripsi ini.

5. dr. Deny J Rotinsulu, Sp.KJ , selaku dosen penguji I yang telah memberikan

waktu dan perhatian dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

v

Page 5: Proposal Penelitian Elza

6. dr. Lukas D Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked, M.Sc, selaku dosen penguji II yang

telah memberikan waktu dan perhatian dalam penyelesaian proposal skripsi

ini.

7. dr. Ika Fikriah, M. Kes, selaku dosen wali yang telah memberi motivasi dan

perhatian dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

8. Angkatan 2010, the OSTEONers. Terima kasih untuk kompetisinya, untuk

dukungannya, untuk kekompakkannya which will always be remembered as

my good times. Untuk Liny, Alif, Rifi, Zizah, Desy, Wina, Mayshia, untuk

persahabatan dan pengertiannya yang luar biasa.

9. KMM Asy-Syifaa’ dan seluruh pengurusnya hingga hari ini untuk menjadi

perantara transformasi. Terus sampaikan kebaikan hingga nyawa ini sampai di

tenggorokkan. Mbak Denik, Mbak Ayu, Mbak Muzay, dan Amanda

terimakasih sekali atas rasa ikhlasnya.

10. Semua orang di Rumah Inspirasi, Pondok Pesantren Al-Fajr.

11. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

telah memberi dukungan dan bantuan selama penulisan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata dengan penuh kerendahan hati penulis memohon maaf apabila

terdapat kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan proposal skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna tetapi

penulis berharap semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan serta bagi mereka yang membutuhkannya.

vi

Samarinda, September 2013

Elza Samantha Elmira

Page 6: Proposal Penelitian Elza

DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

RIWAYAT HIDUP................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI.........................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Skizofrenia.................................................................................................4

2.1.1 Definisi...............................................................................................4

2.1.2 Etiologi dan Faktor Resiko.................................................................5

2.1.3 Patofisiologi........................................................................................5

2.1.4 Diagnosis............................................................................................5

2.1.5 Terapi Pelaksanaan.............................................................................6

2.2 Kepatuhan Pasien Skizofrenia Minum Obat..............................................9

2.2.1 Definisi...............................................................................................9

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat..........10

2.2.3 Diagnosis..........................................................................................12

2.2.4 Morisky Medication Adherence Scale (MMAS)...............................12

BAB 3 KERANGKA KONSEP..........................................................................13

3.1 Kerangka Konsep.....................................................................................13

BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................14

4.1 Desain Penelitian.....................................................................................14

4.2 Tempat Penelitian....................................................................................14

4.3 Waktu Penelitian......................................................................................14

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian...............................................................14

4.4.1 Populasi Penelitian............................................................................14

4.4.2 Sampel Penelitian.............................................................................14

4.5 Besar Sampel...........................................................................................14

vii

Page 7: Proposal Penelitian Elza

4.6 Kriteria Sampel........................................................................................14

4.7 Data dan Instrumen Penelitian.................................................................15

4.7.1 Data Primer.......................................................................................15

4.7.2 Instrumen Penelitian.........................................................................15

4.8 Definisi Operasional................................................................................15

4.9 Cara Pengambilan Data...........................................................................16

4.10 Pengolahan dan Penyajian Data...............................................................17

4.10.1 Pengolahan Data...............................................................................17

4.10.2 Penyajian Data..................................................................................17

4.10.3 Analisis Data.....................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

LAMPIRAN...........................................................................................................20

viii

Page 8: Proposal Penelitian Elza

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informasi Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Morisky Medication Adherence Scale

Lampiran 4 Form Guided Interview.......................................................................24

ix

Page 9: Proposal Penelitian Elza

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia adalah penyakit otak yang menyebabkan seseorang menjadi

disfungsional secara fisiologis untuk dirinya sendiri maupun interaksi secara

sosial. Kira-kira 15 dari jumlah seluruh penduduk dunia mengidap penyakit ini,

bahkan lebih dari 2 juta orang Amerika mengidap penyakit ini (National Institute

of Mental Health, 2002). Penyakit ini sering muncul pada awal 20 tahun hingga

usia paruh baya sehingga bagi banyak orang penyakit ini akan mengurangi

produktivitas kehidupan secara mendadak (Sadock & Sadock, 2007).

Orang yang mengidap skizofrenia tidak akan mampu berkomunikasi secara

normal dengan orang lain, salah satunya adalah karena menganggap bahwa orang

lain ingin mencelakakannya (Sadock & Sadock , 2010). Pasien-pasien ini akan

sangat kesulitan berkomunikasi dan berada dalam lingkungan banyak orang.

Selain itu mereka pun mengalami halusinasi dan ilusi sehingga seakan-akan

melihat hal yang tak nyata (Amelia & Anwar, 2013).

Salah satu teori yang menyebabkan gejala ini adalah kelainan dari regulasi

dopamin, sehingga pengobatan yang berfisat antagonis dopamin akan

menurunkan gejala pasien (Sadock & Sadock , 2010). Pengobatan antipsikotik ini

harus dilakukan minimal dalam waktu 1 tahun untuk mencegah terulangnya gejala

psikosis (ilusi, delusi, dan halusinasi) (Fenton, Blyler, & Heinssen, 1997)

Pengobatan ini berfokus pada mengurangi gejala psikosis dengan cepat

pada fase akut dan memperpanjang periode relaps dan mencegah pengulangan

gejala yang lebih buruk. Selain itu, pada pengobatan yang teratur pasien dapat

kembali ke dalam lingkungan sosialnya dalam waktu yang lebih cepat. Pasien

yang menjalani pengobatan secara rutin selama satu tahun memiliki risiko lebih

kecil untuk mengalami relaps (Zygmunt, Offson, Boyer, & Mechanic, 2002).

Sayangnya, pada banyak penelitian dibuktikan bahwa 50% pasien

skizofrenia yang masuk ke rumah sakit jiwa kemudian dilakukan rawat jalan

malah mengalami masalah ketidak patuhan (poor adherence). Hal ini dapat

mengakibatkan masalah baru pada pasien skizofrenia yaitu pasien lebih mudah

1

Page 10: Proposal Penelitian Elza

jatuh ke dalam kondisi relaps dan kekambuhan fase psikosis yang lebih buruk,

keluar masuk rumah sakit berulang kali, serta meningkatkan beban sosial dan

ekonomi bagi keluarga pasien dan negara. Hal ini diakibatkan pasien yang tidak

teratur dalam minum obat akan memiliki risiko kekambuhan sebesar 92% (Fenton

et al., 1997).

Pengobatan tidak akan menyembuhkan pasien 100% tetapi dengan

pengobatan maka waktu remisi pasien setahun lebih lama dan gejala psikosis

tidak akan terlalu parah. Hal ini tentunya akan memperingan beban hidup pasien

(Zygmunt et al., 2002).

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa intervensi terhadap masalah

kepatuhan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal

ini bisa dilakukan melalui terapi kognitif-prilaku, komunikasi keluarga, dan terapi

komunitas untuk meningkatkan kepatuhan minum obat melalui peningkatan

pemahaman pasien. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor terkait ketidak

patuhan (Zygmunt et al., 2002). Beberapa faktor yang menjadi penentu terjadinya

ketidak patuhan antara lain faktor pasien, dukungan keluarga, efek samping obat,

hubungan terapeutik, dan karakteristik penyakit. Salah satu penyebab yang

membedakan kondisi pengobatan pasien skizofrenia di Indonesia dengan pasien di

bagian barat dunia adalah pengobatan skizofrenia meliputi sesi komunikasi

dokter-pasien dengan berbagai pendekatan yang bertujuan untuk berdiskusi terkait

pengobatan, sedangkan di indonesia belum terjadi komunikasi semacam ini

(Claramita, 2012). Perbedaan kultur dan sistem kesehatan yang cakupannya

berbeda dapat menjadi faktor lain yang menyebabkan ketidakpatuhan pada pasien

di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terkait perbedaan kultur

dan sistem kesehatan sehingga intervensi bersifat efektif dan tepat sasaran.

Membayangkan sebuah kehidupan dimana kita tidak lagi memiliki kontrol

atas diri sendiri, melainkan sebuah keadaan patologis yang membuat kita berpikir

hal yang maya adalah kenyataan, ketakutan akan sesuatu yang tidak pernah ada,

dan menjauhnya banyak orang karena perubahan diri kita, membuat peneliti

tergerak untuk melakukan penelitian yang mencari tahu alasan pasien skizofrenia

kesulitan dalam mematuhi pengobatan. Pengobatan ini adalah sebuah aspek

fundamental dalam kehidupan mereka untuk terus berjalan secara normal

2

Page 11: Proposal Penelitian Elza

walaupun harus diimbangi dengan terapi yang lain. Dengan menemukan alasan

ketidak patuhan pasien skizofrenia pada pasien Rumah Sakit Jiwa Atma Husada

harapannya dapat menjadi masukan untuk perbaikan sistem pengobatan baik

untuk pasien, keluarga, dan sistem kesehatan pada umumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pengobatan

antipsikotik pada pasien skizofrenia yang rawat jalan Rumah Sakit Atma Husada

Samarinda?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat

antipsikotik pasien skizofrenia yang sedang rawat jalan di Rumah Sakit Atma

Husada Samarinda.

1.4 Manfaat Penelitian

1.1.1. Manfaat Ilmiah

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan di bidang psikiatri

1.1.2. Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan untuk

memperbaiki penatalaksanaan Skizofrenia di rumah sakit.

2. Penelitian ini dapat menjadi awal untuk dilakukannya penelitian

lanjutan terkait cara efektif meningkatkan kepatuhan pada pasien

Skizofrenia.

1.1.3. Manfaat Peneliti

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan untuk berpikir kritis dan menemukan solusi untuk

permasalahan-permasalahan kesehatan, terutama di bidang psikiatri.

3

Page 12: Proposal Penelitian Elza

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Skizofrenia

2.1.1 Definisi

Skizofrenia adalah kelainan psikiatri yang meliputi 4 hal, yaitu persepsi,

pikiran, afek, dan prilaku. Penyakit ini biasanya dimulai sebelum usia 25 tahun

dan akan bertahan seumur hidup dan tidak pandang strata dalam menyerang, baik

pasien maupun keluarga akan menderita karena penyakit ini (Sadock & Sadock,

2007). Penyakit ini bersifat kronik dan melaui 3 fase, yaitu fase prodromal, fase

aktif, dan fase residual. Fase prodromal dimulai dengan perubahan perasaan dan

mood, fase aktif biasanya disebut dengan psikosis yaitu munculnya gejala

halusinasi, delusi, dan ilusi (Sadock & Sadock, 2010). Halusinasi adalah keadaan

dimana pasien merasakan, melihat atau mendengar hal yang tidak nyata,

contohnya halusinasi auditori dimana pasien merasa mendengar suara-suara

perintah atau bicara dengan asal suara yang tidak diketahui. Delusi adalah gejala

dimana pasien merasa dirinya orang yang penting sehingga menimbulkan

perhatian, atau dalam bahaya, ada berbagai macam gejala delusi atau waham

seperti grandiositas, paranoid, dan lain-lain. Ilusi adalah perubahan sensori

sehingga input yang masuk tidak sesuai dengan yang dilihat atau dirasakan,

contohnya merasakan benda kcil seperti benda yang sangat besar (National

Institute of Mental Health, 2002).

Karena kompleksnya gejala dan penyebab dari skizofrenia maka dalam

mendiagnosis seorang dokter harus pandai menggali sejarah dan status mental

pasien karena tidak ada pemeriksaan laboratorium untuk skizofrenia (Sadock &

Sadock, 2007).

Menurut Carson dan Butcher (Wiramihardja, 2005),

“Skizofrenia merupakan kelompok psikosis yang ditandai terutama oleh

distorsi-distorsi mengenai realitas, terlihat pula adanya perilaku menarik diri dari

interaksi sosial, serta disorganisasi dan fragmentasi dalam hal persepsi, pikiran,

dan kognisi”

4

Page 13: Proposal Penelitian Elza

2.1.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Beberapa faktor risiko terjadinya skizofrenia adalah sebagai berikut (Sadock &

Sadock, 2007):

a. Hereditas

b. Lingkungan

c. Emosi yang diekspresikan

d. Kepribadian premorbid

e. Fisik

f. Biokimia

g. Imunologi

h. Kerusakan otak

2.1.3 Patofisiologi

Beberapa teori yang menjadi hipotesis patofisiologi skizofrenia perubahan

sturktural dan fuunsional dari sistem saraf pusat. Perubahan yang bersifat

fungsional meliputi kelainan regulasi serotonin, dopamin, dan glutamat.

Walaupun teori kelebihan dopamin merupakan salah satu teori lama yang saat ini

mulai ditinggalkan tetapi dengan penggunaan antipsikosis yang menginhibisi

keluaran dopamin dapat menurunkan gejala psikosis. Teori yang saat ini banyak

digunakan adalah karena kelainan jalur GABA dan Glutamat (Higgins & George,

2007).

Berdasarkan penelitian pada struktur dari otak pasien skizofrenia ditemukan

adanya beberapa kesamaan pada subjek penelitian, yaitu adanya pembesaran

ventrikel, penurunan masa abu-abu pada otak, dan pengecilan lobus temporal.

Secara fungsional hal ini dapat mempengaruhi patofisiologi dari skizofrenia

(Higgins & George, 2007).

2.1.4 Diagnosis

Sebelum melakukan diagnosis pada pasien skizofrenia, seorang dokter

harus mengetahui gejala-gejala khas yang dialami oleh pasien. Gejala dan tanda

skizofrenia pada umumnya dibagi menjadi 2 yaitu gejala positif dan gejala

negatif.

5

Page 14: Proposal Penelitian Elza

Menurut kriteria ICD – 10 penegakkan diagnosis skizofrenia meliputi

gejala (Sadock & Sadock, 2010)

a. Adanya paling tidak 1 gejala persisten selama 1 bulan diantaranya, thought

echo (pikiran berulang), waham kontrol/kebesaran/infidelity/reference/dan

lain-lain, halusinasi auditory (pasien merasa diperintah, diajak berbicara

oleh suara yang tidak ada sumber yang terlihat), dan delusi yang terkait

dengan kultur setempat seperti kemapuan membaca pikiran orang lain, dan

sebagainya.

b. Adanya minimal 2 gejala selama 1 bulan hampir setiap hari diantaranya,

flight of ideas, neologisme, inkoherensi, posisi tubuh katatonik, dan afek

datar.

2.1.5 Terapi Pelaksanaan

1.1.1.1.Farmakoterapi

Pengobatan skizofrenia dibagi menjadi 2 jenis yaitu First Generation

Antipsychotics (FGA) atau disebut juga antipsikotik ‘tipikal’ dan Second

Generation Antipsychotics (SGA) atau yang disebut antipsikotik ‘atipikal’.

Perbedaan antara kedua jenis obat ini adalah toleransi pasien terhadap efek obat

lebih baik dan penurunan gejala lebih cepat pada obat golongan SGA (Pantelis &

Lambert, 2003).

Obat yang termasuk dalam golongan SGAyang sering digunakan adalah

olanzapine, clozapine, dan risperidone. Sedangkan obat yang termasuk dalam

golongan FGA adalah haloperidol, flupenazine, dan chlorpromazine (Pantelis &

Lambert, 2003). Pada gejala positif seperti halusinasi, delusi, dan inkoherensi, dan

negatif seperti hilangnya kemauan dan afek serta bicara yang sangat sedikit dapat

diatasi dengan lebih baik pada pemberian SGA. Untuk gejala lain seperti

penurunan interaksi sosial, ide bunuh diri dan defisit kognitif dapat diatasi lebih

baik pula dengan golongan SGA (Pantelis & Lambert, 2003). Hanya saja harga

obat-obat yang termasuk dalam SGA jauh lebih mahal dibanding FGA sehingga

terkesan keuntungannya hanya sedikit jika dibandingkan dengan harga yang harus

dibayar (Leucht S, 2009). Pada penelitian lain ditemukan bahwa penggunaan

beberapa jenis low potency SGA mempunyai efek yang sama dengan FGA,

6

Page 15: Proposal Penelitian Elza

sehingga pemilihan obat harus benar-benar memikirkan aspek pasien secara

holistik (Leucht S, 2009).

Secara singkatnya berikut efek samping obat berdasarkan jenis,

penggunaan dan golongannya:

Terapi skizofrenia secara farmakologi berdasarkan onset dibagi menjadi 2

fase, yaitu (Sadock & Sadock, 2010):

a. Fase Psikosis Akut

Pada fase ini pengobatan dengan menggunakan anti psikotik dan

benzodiazepine akan cepat menenangkan pasien yang kebanyakan

mengalami agitasi akibat halusinasi dan delusi. Anti psikotik akan bekerja

lebih cepat melalui injeksi intramuskuler (Sadock & Sadock, 2007).

Obat antipsikotik yang dapat menyebabkan akinesia dan gangguan traktus

ekstrapiramidalis antara lain haloperidol dan flupenazine. Sedangkan

golongan antipsikotik atipikal seperti olanzapine dan risperidone tidak

menyebabkan gangguan ekstrapiramidal (Sadock & Sadock, 2007).

b. Fase Maintenance dan Stabilisasi

Pada fase ini tujuan pengobatan adalah mencegah relaps dengan terus

menggunakan obat-obatan karena jika obat dihentikan maka risiko terjadi

relaps meningkat hingga 72 % pada satu tahun pertama, sehingga

disarankan agar pengobatan dilakukan minimal selama 5 tahun (Sadock &

Sadock, 2007).

b.1.6.2 .Non Farmakoterapi

Beberapa jenis pengobatan yang tidak menggunakan obat-obatan yaitu:

a. ECT (Electro Convulsive Therapy)

Dikatakan penggunaan ECT dengan pengobatan entipsikotik akan lebih

efektif (Sadock & Sadock, 2007).

b. Terapi Berorientasi Keluarga

Karena pasien dikembalikan dalam keadaan remiten, maka penting untuk

mengedukasi keluarga bagaimana cara mengatasi masalah-masalah yang

dapat timbul dari pasien. Secara terbuka menjelaskan keadaan pasien dan

pentingnya keluarga untuk tidak merasa malu diharapkan tekanan sehari-

7

Page 16: Proposal Penelitian Elza

hari untuk menghadapi pasien akan berkurang (Sadock & Sadock, 2007).

Penting pula bagi keluarga untuk tidak menunjukkan emosi berlebihan

selama terapi karena hal tersebut akan dapat memperburuk kesempatan

pasien untuk sembuh (Green Michael F, 2008 ; Sadock & Sadock, 2007;

Birchwood, Spencer, & Dermot, 2000)

b.1.7 Perjalanan Penyakit

Skizofrenia mempunyai prognosis yang lebih baik dibanding zaman

dahulu dimana hampir seluruh pasien akan dimasukkan ke dalam Rumah Sakit

Jiwa dalam waktu yang lama. Saat ini kurang dari 50% pasien skizofrenia yang

dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan 80% dari pasien tersebut dikategorikan rawat

jalan (Sadock & Sadock, 2010). Walaupun demikian penanganan skizofrenia

tidak bisa dibilang mudah karena jumlah kekambuhan pasien skizofrenia baik di

negara maju atau berkembang yakni sekitar 50-92% tidak peduli keadaan

ekonomi dan kemakmuran negara tersebut. Bahkan setelah pasien mengkonsumsi

obat dengan teratur pun terdapat sebuah siklus kekambuhan yang muncul setiap 2

tahun, sehingga pengobatan membutuhkan terapi tambahan di luar farmakoterapi

(Kazadi, 2008).

Faktor prognosis yang menguntungkan mencakup tidak adanya riwayat

keluarga bagi penyakit ini, personalitas normal serta latar belakang keluarga dan

catatan keluarga stabil (Sadock & Sadock, 2010). Gambaran penyakit yang

mengarah ke prognosis yang baik berupa onset akut, pencetusnya yang nyata,

retensi respon emosi yang normal, adanya gejala katatonik, retensi dorongan dan

inisiatif (Sadock & Sadock, 2010;Sadock & Sadock, 2007; N J B Kazadi, 2008).

Untuk menetapkan prognosis kita harus mempertimbangkan semua faktor

di bawah ini:

a. Kepribadian pre-psikotik: sebelumnya kepribadian pasien cenderung

schizoid dan setelah admisi rumah sakit hubungan sosial pasien bertambah

buruk, maka prognosis lebih buruk (Sadock & Sadock, 2010)

b. Awitan: bila skizofrenia timbul secara akut, maka prognosis lebih baik

dibanding yang muncul perlahan (Sadock & Sadock, 2010;Sadock &

Sadock, 2007)

8

Page 17: Proposal Penelitian Elza

c. Jenis: prognosis jenis katatonik yang paling baik dari semua jenis. Sering

penderita dengan skizofrenia katatonik sembuh dan kembali ke

kepribadian pre-psikotik. Kemudian menyusul prognosis jenis paranoid.

Banyak dari penderita ini dapat kembali dengan normal di masyarakat

(Sadock & Sadock, 2010).

d. Umur: makin muda usia episode awal, makin buruk prognosisnya (Sadock

& Sadock, 2010).

e. Pengobatan: makin cepat diberi pengobatan, makin baik prognosis

(Sadock & Sadock, 2010).

f. Dikatakan bahwa bila terdapat faktor pencetus, seperti penyakit badaniah

atau stres psikologis, maka prognosis lebih baik (Sadock & Sadock, 2010;

Sadock & Sadock, 2007).

g. Faktor keturunan: prognosis menjadi lebih berat bila di dalam keluarga

terdapat riwayat yang menderita skizofrenia (Sadock & Sadock, 2010;

Sadock & Sadock, 2007).

Jadi prognosis skizofrenia tidak begitu buruk seperti yang diduga orang

sampai dengan pertengahan abad ke -20. Terlebih dengan obat antipsikotik, lebih

banyak penderita dapat dirawat diluar Rumah Sakit Jiwa. Tinggal dan kembali

melakukan rutinitas dengan orang-orang yang ia kenali akan lebih mempermudah

proses penyembuhan (Sadock & Sadock, 2010; Sadock & Sadock, 2007)

2.2 Kepatuhan Pasien Skizofrenia Minum Obat

2.2.1 Definisi

Menurut WHO (2003), kepatuhan dibagi menjadi adherence dan compliance.

Adherence adalah sejauh mana perilaku pasien – minum obat, mengikuti diet,

dan/atau melakukan perubahan pola hidup, sesuai dengan saran dari tenaga medis.

Sementara compliance lebih bersifat satu arah, yaitu dari dokter ke pasien padahal

komunikasi penting untuk mengefektifkan pengobatan. Definisi compliance saat

ini telah jarang untuk digunakan lagi.

Pasien skizofrenia yang telah stabil akan dikategorikan sebagai pasien rawat

jalan, sayangnya 50% dari pasien ini kemudian mengalami putus obat. Hal ini

akan berdampak sangat buruk bagi prognosis pasien baik secara individu, maupun

sosial (Fenton et al.,1997).

9

Page 18: Proposal Penelitian Elza

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat

Berdasarkan sebuah penelitian oleh Wayne S. Fenton, Crystal R. Blyler dan

Robert K Heinssen (1997), ada beberapa faktor yang menjadi faktor penentu

kepatuhan minum obat pasien

a. Faktor pasien

Pada pasien dengan gejala waham kebesaran atau yang mengalami gejala

ilusi dan halusianasi yang sudah sangat parah atau keduanya. Insight yang

menurun, atau semakin pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit, admisi

involuntary akan semakin mempermudah kejadian tidak patuh.

Komorbiditas dengan penyalahgunaan obat dan alkohol akan meningkatkan

kejadian kambuh hingga 13% dan hal ini sering terjadi pada pasien

skizofrenia yang baru keluar dari rumah sakit karena tingkat stress yang

tinggi.

b. Faktor obat

Pengobatan skizofrenia bersifat antagonis terhadap dopamin sehingga akan

menurunkan kepekaan reseptor terhadap dopamin ataupun langsung

menurunkan jumlah dopamin sehingga efek pemakaian jangka panjangnya

adalah timbulnya mood disforia. Selain itu pengobatan lain yang lebih

sering menimbulkan efek samping adalah haloperidol dengan efek sedasi

dan antikolinergiknya yang dapat menyebabkan tremor patologis dan

tardive dyskinesia.

c. Faktor lingkungan

Pasien skizofrenia yang dirawat di rumah oleh keluarga yang tidak begitu

peduli terhadap pengobatan, atau keluarga jauh akan lebih sering mengalami

kekambuhan. Oleh karena itu, prilaku positif akan cenderung meningkatkan

komplians

Faktor hambatan praktikal, seperti tidak adanya uang ataupun kondisi rumah

yang jauh dengan tempat kontrol juga dapat menjadi faktor penentu

keberhasilan pengobatan.

10

Page 19: Proposal Penelitian Elza

d. Faktor terkait klinisi

Hal-hal yang terkait dengan klinisi yang dapat menjadi penentu ketidak

patuhan adalah faktor rumah sakit yang memerlukan birokrasi panjang dan

pelayanan tidak baik. Selain itu terdapat pula faktor edukasi keluarga yang

kurang oleh dokter, termasuk seperti tidak menunjukkan emosi yang

berlebihan pada pasien. Hal ini mencakup apa-apa saja yan perlu dihindari

pada pasien skizofrenia dan pengobatan pasien, bahkan sebuah studi yang

membahas terkait pelatihan pengobatan mencakup jenis, efek samping, dan

kegunaan dan menegosiasikan personal treatment dengan dokter akan

meningkatkan komplians (Fenton et al., 1997).

Ketidak patuhan dalam meminum obat akan meningkatkan risiko relaps

hingga 92%. Harus dikatakan bahwa pasien yang teratur minum obat selama

1 tahun pun tetap dapat jatuh dalam kondisi relaps, walaupun relaps baru

bisa terjadi setelah putus obat selama beberapa minggu hingga bulan, hanya

saja jika pasien patuh terhadap pengobatan maka waktu remisi atau bebas

gejala dapat bertahan lebih lama dan gejala relaps tidak akan seburuk

episode pertama skizofrenia (Fenton et al., 1997). Pengobatan memang

tidak dikatakan menyembuhkan skizofrenia tetapi menjaga kualitas hidup

pasien tetap baik melalui pengurangan intensitas dan frekuensi relaps

(National Institute of Mental Health, 2002).

Pada banyak penelitian dibuktikan bahwa bahkan pada pasien dengan

ketidakteraturan pengobatan plasebo pun angka relaps sama dengan pasien

yang meminum obat antipsikotik. Hal ini semakin mempertegas bahwa

keteraturan pengobatan memiliki suatu efek sugestif sehingga menurunkan

angka relaps. Selain itu dapat dikatakan kondisi penyakit dan kehidupan

pasien yang memiliki diversitas yang tinggi turut pula berkontribusi

terhadap ketidakpatuhan dalam meminum obat (Fenton et al., 1997).

Beberapa hal lain yang dikatakan dapat mempengaruhi keteraturan minum

obat adalah adanya terapi modalitas yang mensupport farmakoterapi, terapi

intervensi untuk menjaga kepatuhan seperti konseling keluarga dan pasien,

dan hubungan terapetik yang baik (Fenton et al., 1997). Pada penelitian lain

ditemukan bahwa waktu 90 menit per minggu bersama pasien dapat

11

Page 20: Proposal Penelitian Elza

memperbaiki terapi pada pasien melalui usaha pemahaman informasi

terapetik (Zygmunt et al., 2002).

2.2.3 Diagnosis

Kepatuhan minum obat dapat dideteksi secara kualitatif melalui pengisian

beberapa jenis kuisioner kepatuhan minum obat seperti Drug Inventory Attitude -

10 (DAI-10), atau Medication Adherence Rating Scale (MARS), dan beberapa

jenis yang lain (Kane, Kissling, Lambert, & Parellada, 2010).

Cara untuk mendeteksi yang lain adalah dengan mengetahui dari

pengakuan pasien sendiri, skrining urin dan saliva, pembaruan resep (kerutinan

kontrol) dan jumlah pil yang diambil, atau skrining serum. Hanya saja hal ini

memang sulit untuk dilakukan karena mungkin akan dipengaruhi pada kesalahan

dalam dosis dan waktu pemberian, meminum obat yang seharusnya tidak boleh,

dan kesalahan dalam pemberian resep (Fenton et al., 1997).

2.2.4 Morisky Medication Adherence Scale (MMAS)

Salah satu alat pendeteksi ketidakpatuhan dalam minum obat adalah

MMAS. Kuisioner ini terdiri atas 8 pertanyaan terkait prilaku pasien terhadap

pengobatannya. Kuisioner dijawab dengan jawaban iyaatau tidak pada nomor 1

hingga 7, pada nomor 8 jawaban berupa spektrum sering hingga tidak pernah.

MMAS memiliki sensitifitas sebesar 93% dan spesifisitas sebesar 53% pada

sebuah studi kepatuhan minum obat anti hipertensi (Donald E. Morisky, 2008).

Sebuah penelitian yang dilakukan di palestina membuktikan bahwa

kuisioner ini dapat digunakan untuk pasien skizofrenia. Hasil penelitian tersebut

adalah lebih dari 70% pasien skizofrenia mengalami ketidakpatuhan minum obat

(Sweileh WM, 2012). Pada sebuah penelitian validitas dan reliabilitas dari MMAS

pada pasien hipertensi didapatkan validitas p = 0.5 dan reliabilitas sebesar 0,83

(Donald E. Morisky, 2008).

12

Page 21: Proposal Penelitian Elza

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Faktor risiko yang menjadi penyebab

: Faktor risiko yang mempengaruh

13

Efek Samping Obat

Tidak patuh

Faktor Pasien

Fisik dan

Biokimia

Kepribadian

PremorbidLingkungan

Herediter

Karakteristik

Penyakit

Patuh

Terapi

hubungan terapeutikDukungan keluarga

Emosi yang

diekspresikanSkizofrenia

Page 22: Proposal Penelitian Elza

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus, yaitu

penelitian yang mempelajari secara mendalam satu kasus atau program pada satu

periode tertentu (Leedy & Ormrod, 2001).

4.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Atma Husada

Samarinda.

4.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan mulai dilakukan pada bulan Desember 2013 dan

berlangsung selama 1 bulan.

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian

4.4.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan Skizofrenia berumur

lebih dari 18 tahun yang menjalani perawatan di RSJ Atma Husada Samarinda.

4.4.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan pasien rawat jalan

Skizofrenia berumur lebih dari 18 tahun yang memenuhi kriteria penelitian dan

masih menjalani perawatan di di RSJ Atma Husada Samarinda.

4.5 Besar Sampel

Metode sampling yang akan peneliti gunakan untuk penelitian ini adalah

purposive sampling. Jumlah sampel yang akan menjadi subjek penelitian adalah

tidak ditentukan hingga data telah jenuh.

4.6 Kriteria Sampel

Kriteria Inklusi :

a. Pasien bersedia dilakukan wawancara.

b. Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Atma Husada yang sedang rawat

jalan.

14

Page 23: Proposal Penelitian Elza

c. Pasien tidak patuh dalam pengobatan dibuktikan dengan pengisian

kuesioner atau melalui pengakuan pasien atau keluarga bahwa pasien

telah tidak teratur minum obat minimal selama 1 minggu sebelumnya.

Kriteria Eksklusi

a. Pasien yang patuh terhadap pengobatan

b. Pasien rawat jalan yang kambuh.

c. Adanya komorbiditas penyakit mental yang lain bersama dengan

skizofrenia.

d. Pasien mempunyai riwayat mengkonsumsi NAPZA selama pengobatan.

4.7 Data dan Instrumen Penelitian

4.7.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam kepada pasien

dan akan dilakukan pula kepada pihak lain seperti keluarga, dokter, pihak rumah

sakit dan pihak lain yang terkait jika diperlukan dan mendapat izin dari pasien.

Data yang berupa hasil wawancara akan dikumpulkan dengan menggunakan

guided interview (lampiran 4). Wawancara akan dilakukan dengan mengguna alat

perekam suara dan kamera dalam bentuk narasi, video, dan gambar untuk

mengkonfirmasi data yang peneliti kumpulkan selama wawancara.

4.7.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah guided interview

(panduan wawancara), alat perekam suara dan gambar.

4.8 Definisi Operasional

Morisky Medication Adherence Scale (MMAS): Alat pendeteksi tingkat

kepatuhan dalam pengobatan yang terdiri atas 8 pertanyaan terkait prilaku pasien

terhadap pengobatannya

Ketidakpatuhan minum obat (Adherence): Sejauh mana perilaku pasien –

minum obat, mengikuti diet, dan/atau melakukan perubahan pola hidup, sesuai

dengan saran dari tenaga medis.

15

Page 24: Proposal Penelitian Elza

4.9 Cara Pengambilan Data

Data primer diperoleh dengan melakukan tes untuk mengetahui tingkat

kepatuhan minum obat pada pasien rawat jalan. Tes tersebut akan dilakukan oleh

peneliti setelah mendapat persetujuan dari responden berupa penandatanganan

pada lembar informed consent atau formulir persetujuan (format terlampir).

Instrumen yang digunakan adalah MMAS yang terdiri dari 8 item (format

terlampir) dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Peneliti akan

16

Analisis hasil dan kesimpulan

Guided interview hingga data telah jenuh

Sesuai Kriteria Inklusi

1. Pasien usia > 18 tahun

2. Pasien skizofrenia rawat jalan yang bersedia untuk dilakukan interview

3. Pasien tidak patuh pada pengobatan dengan wawancara yang dipandu

dengan kuisioner

Screening sampel dengan menggunakan MMAS

atau pengakuan pasien dan keluarga mengenai

riwayat ketidakpatuhan

Poli Jiwa rawat jalan RSJ Atma Husada

Samarinda

Surat Ijin Penelitian ke Direktur

RSJ Atma Husada Samarinda

Triangulasi data

Page 25: Proposal Penelitian Elza

menggunakan MMAS sebgai panduan untuk skrining tingkat kepatuhan pasien

dalam minum obat. Pasien yang diketahui tidak patuh dalam pengobatan atau

pernah mengalami ketidak patuhan dapat diminta izin untuk wawancara lebih

mendalam mengenai alasan-alasan ia pernah tidak teratur dalam pengobatan dan

apa yang ia alami karena ketidak patuhan tersebut. Jika jawaban dari pasien

menuntun peneliti kepada subjek lain yang terlibat dalam pengobatannya maka

peneliti akan melakukan observasi terkait hal tersebut atau wawancara mendalam.

4.10 Pengolahan dan Penyajian Data

4.10.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer untuk

menyajikan data dalam narasi.

4.10.2 Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel dan narasi.

4.10.3 Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan mencari kesamaan dan perbedaan informasi

antar pasien hingga faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan dalam

minum obat dapat ditemukan.

17

Page 26: Proposal Penelitian Elza

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, D. R., & Anwar, Z. (2013). Relaps pada Pasien Skizofrenia. Jurnal

Ilmiah Psikologi Terapan, 52-64.

Atmojo, S. (1993) . Metode Penelitian Kesehatan. Bhineka Cipta.

Avguštin, B. (2009). Depression In Schizophrenia – Literature Overview.

Psychiatria Danubina, 93.

Birchwood, M. , Spencer, E. & Dermot, M. (2000). Schizoprenia: Early Warning

Sign. Advances in Psychiatric Treatment, 93-101.

Mulholland, C. & Cooper, S. (2000). The Symptom Of Depression In

Schizophrenia And Its Management. Advances in Psychiatric Treatment,

6, 169–177.

Canadian Institute of Health Information. (2008). Hospital Length of Stay and

Readmission for Individuals. CIHI.

Claramita, M. (2012). Doctor–Patient Communication in Southeast Asia: A

Different Culture? Springer :Adv in Health Sci Educ, 15–31 .

Morisky D. E, Ang A, Marie K., Harry J W. (2008). Predictive Validity of a

Medication Adherence Measure in an Outpatient Setting. the Journal of

Clinical Hypertension, 348-354.

Emsley, R., Chiliza, B., Asmal, L., & Harvey, B. H. (2013). The Nature Of

Relapse In Schizophrenia. BioMed Central Psychiatry.

Fenton, W. S., Blyler, C. R., & Heinssen, R. K. (1997). Determinants of

Medication Compliance in Schizophrenia: Emirical and Clinical Findings.

Schizophrenia Bulletin, 637-650.

Higgins, E. S., & George, M. S. (2007). Neuroscience of Clinical Psychiatry, The:

The Pathophysiology of Behavior and Mental Illness, 1st Edition.

Lippincott Williams & Wilkins.

Hui, D. C. (2011). Relapse in Schizophrenia. The Hong Kong Medical Diary, 5.

Kane, J., Kissling, W., Lambert, T., & Parellada, E. (2010). Adhrence Rating

Scale. Centre of Excellence for Relapse Prevention, 1-10.

Lamberti, J. S. (2001). Seven Keys to Relaps Prevention in Schizophrenia. Journal

of Psyciatric Practice, 1-7.

18

Page 27: Proposal Penelitian Elza

Leedy, P. D., & Ormrod, J. E. (2001). Practical Research: Planning and Design.

New Jersey: Merrill Prentice Hall.

Leucht S, Corves C,Arbter D,Engel R. R,Li C, Davis J. M. (2009). Second-

generation versus first-generation antipsychotic drugs for schizophrenia:

a meta-analysis. Lancet vol. 373, 31-41.

Michael F. Green, D. L. (2008). Social Cognition in Schizophrenia: An NIMH

Workshop on Definitions, Assessment, and Research Opportunities.

Oxford Journal, 34 (6), 1211-1220.

Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Kazadi N. J. B. (2008). Factors associated with relapse. SAJP, 5, 52-62.

National Collaborating Centre for Mental Health. (2010). Schizophrenia. Diakses

pada April 16, 2013, dari

http://www.schizophrenia.com/pdfs/szoverview.pdf

National Institute of Mental Health. (2002). An Overview of Schizophrenia.

Diakses pada April 16, 2013, dari http://www.nimh.nih.gov/

Pantelis, C., & Lambert, T. J. (2003). Managing patients with " Treatment-

Resistant '' Schizophrenia. Medical Journal of Australia, 62-66.

Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2007). Kaplan & Sadock's Synopsis of

Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry (10th edition).

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Sadock, B. S., & Sadock, V. A. (2010). Kaplan and Sadock's Pocket Handbook of

Clinical Psychiatry. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta: Sagung Seto.

Sweileh W M, Ihbesheh M S, Jarar I S, Sawalha A F, Abu Taha A S, Zyoud S H,

Morisky D E. (2012). Antipsychotic Medication Adherence And

Satisfaction Among Palestinian People With Schizophrenia. US National

Library of Medicine, 49-55.

Zygmunt, A., Offson, M., Boyer, C. A., & Mechanic, D. (2002). Interventions to

Improve Medication Adherence in Schizophrenia. Am J Psychiatry 159,

1653 - 1664.

19

Page 28: Proposal Penelitian Elza

LAMPIRAN

Lampiran 1 Informasi Penelitian

Informasi Penelitian

Saya bernama Elza Samantha Elmira yang merupakan mahasiswi Fakultas

Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda. Dengan ini saya meminta

kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi subyek penelitian saya yang berjudul

“Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia Rawat Jalan di Rumah Sakit

Atma Husada Samarinda: Sebuah Penelitian Kualitatif”.

Penelitian ini dilakukan selama bulan Desember 2013 di Rumah Sakit

Jiwa Atma Husada Samarinda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat pasien

skizofrenia yang sedang rawat jalan. Dengan melakukan penelitian ini, saya

berharap dapat memberi manfaat berupa informasi mengenai apa-apa saja yang

berhubungan dengan kesulitan pasien dalam minum obat secara rutin dan dengan

ini saya berharap kejadian kambuh akan dapat dihindari.

Saya mengharapkan bantuan dari Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan

dari wawancara yang akan saya lakukan untuk mencari tahu faktor-faktor

tersebut. Data dan identitas diri dari Bapak/Ibu akan disamarkan dan dijaga

kerahasiaannya.

Apabila setelah membaca penjelasan di atas Bapak/Ibu bersedia menjadi

subyek penelitian ini, silahkan menandatangani lembar informasi penelitian ini

sebagai bukti persetujuan. Atas perhatian dan partisipasi dari Bapak/Ibu, saya

ucapkan terima kasih.

Samarinda, ……………….. 2013

Mengetahui,

Peneliti

Elza Samantha Elmira

20

Page 29: Proposal Penelitian Elza

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lembar Persetujuan Responden

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

No. Telepon :

Saya menyatakan telah memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya

terhadap penelitian yang akan dilakukan, dan mengerti atas informasi tersebut.

Saya bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara dengan jujur.

Saya juga bersedia memberikan pernyataan saya untuk dijadikan bahan penelitian.

Demikian surat persetujuan ini Saya buat, tanpa ada paksaan dari pihak

manapun, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Samarinda, …….……….… 2013

Peneliti Yang memberi persetujuan,

(……………………….) (………………………….)

21

Page 30: Proposal Penelitian Elza

Lampiran 3 Morisky Medication Adherence Sccale (MMAS)

Morisky Medication Adherence Sccale (MMAS)

Nomor Responden :

Nama Responden: …………………..

Umur : ……….. tahun

Pendidikan terakhir: …………………

Pekerjaan: ……………………………

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Tanggal Pemeriksaan :

No Pertanyaan Jawaban

pasien

(ya/tidak

)

Nilai

Y = 1

N = 0

1 Apakah anda kadang lupa untuk minum obat skizofrenia anda?

2 Kadang ada alasan lain kenapa orang tidak minum

obat selain lupa. Coba diingat selama 2 minggu yang

lalu, apakah ada hari-hari dimana anda lupa minum

obat?

3 Pernahkah anda menghentikan atau tidak meminum obat anda - karena anda merasa tidak nyaman setelah meminumnya - tanpa memberitahukan dokter anda?

4 Saat bepergian atau meninggalkan rumah, apakah

anda kadang lupa untuk membawa obat?

5 Apakah anda masih minum obat kemarin?

6 Ketika anda merasa bahwa penyakit anda sudah lebih baik, apakah kadang anda tidak meminum obat anda?

7 Minum obat setiap hari merupakan hal yang tidak nyaman bagi beberapa orang. Apakah anda pernah merasa kesulitan untuk mengikuti aturan pengobatan

22

Page 31: Proposal Penelitian Elza

skizofrenia anda?

8 Seberapa sering anda lupa minum obat?

a. Tidak pernah/ jarangb. Sesekalic. Kadang-kadangd. Biasanyae. Selalu

Nilai Total

Cara penilaian

Jika nilai total >2 = kepatuhan rendah

Jika antara 1 -2 = kepatuhan sedang

0 = kepatuhan tinggi

23

Page 32: Proposal Penelitian Elza

Lampiran 4 Rancangan Guided Interview

Daftar Pertanyaan

1. Faktor terkait Pasien

1. Apa perasaan bapak/ibu terkait dengan pengobatan selama ini?*

2. Apa yang menjadi halangan terbesar sehingga tidak teratur minum

obat/kontrol?*

2. Faktor terkait Obat

Apa yang bapak/ibu rasakan setelah mengkonsumsi obat?*

Apa ibu ada merasakan hal-hal yang tidak nyaman setelah minum obat?

Jika iya maka, tanyakan apa-apa saja hal tersebut

Apa efek obat sesuai dengan harapan bapak/ibu?*

3. Faktor terkait Lingkungan

Menurut bapak/ibu apakah keluarga sudah sangat mendukung kesembuhan

bapak/ibu? Jika iya maka, tanyakan dalam bentuk apa. Jika tidak maka,

tanyakan darimana pasien tahu tantang hal itu.*

Jika ada tanda-tanda tidak mendukunganya keluarga apakah hal tersebut

sering menggangu/mempengaruhi pasien secara emosional atau menjadi

sumber stress?*

4. Faktor terkait hubungan dengan klinisi

Bagaimana pelayanan rumah sakit selama ini terhadap Bapak/Ibu?*

Bagaimana pelayanan dokter terhadap bapak/Ibu? Apakah sudah puas?*

Apa yang Bapak/Ibu inginkan dari dokter Bapak/Ibu?*

Apakah saja yang diberitahu oleh dokter kepada Bapak/Ibu terkait

pengobatan?*

5. Faktor lain

Apakah ada faktor lain yang menurut bapak/ibu berkontribusi atau

menyebabkan pasien/diri anda tidak patuh terhadap pengobatan?

6. Pertanyaan untuk tenaga medis dan yang terkait

Apa kesulitan terbesar dalam memastikan pasien patuh terhadap

pengobatan?

Kira-kira apa penyebab pasien tidak patuh terhadap pengobatan?

Apa yang anda sampaikan terkait pengobatan kepada pasien?

24

Page 33: Proposal Penelitian Elza

Bagaimana reaksi pasien dan keluarga setelah mendapatkan edukasi terkait

pengobatan?

Apa yang anda lakukan untuk memastikan kepatuhan pasien dalam minum

obat?

Keterangan:

...* : pertanyaan dengan tanda tersebut dapat ditanyakan kepada keluarga untuk

merefleksi keadaan pasien di mata keluarga.

25