PROPOSAL PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG
Transcript of PROPOSAL PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG
1
PROPOSAL PENELITIAN
DASAR UNIVERSITAS
LAMPUNG
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DARING BAHASA
INGGRIS PROFESI MAHASISWA
Drs. Yon Rizal, M.Si
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2021
2
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pembelajaran daring berpengaruh
terhadap aktivitas dan hasil belajar mahasiswa khususnya untuk mata kuliah Bahasa
Inggris Profesi (BIP) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi IPS FKIP Unila.
Penelitian ini sangat penting dilakukan karena tidak memungkinkan untuk dilaksanakan
pembelajaran tatap muka saat ini karena merebaknya wabah covid-19, sementara mata
kuliah BIP ini merupakan suatu kuliah yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan kemampuan mahasiswa dalam bidang Bahasa Inggris sekaligus juga untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam menguasai dan
memecahkan masalah dalam dunia bisnis dengan menggunakan bahan ajar yang berupa
studi kasus yang berbahasa Inggris.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu metode
penelitian yang berupaya untuk menjabarkan dan memaparkan hasil penelitian sesuai
dengan yang terjadi di lapangan tanpa melakukan uji hipotesis. Pengolahan data
dilakukan dengan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Dengan demikian hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang sangat penting dalam rangka
upaya perbaikan proses pembelajaran khusnya pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
IPS FKIP Unila. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas mahasiswa
dalam mengikuti perkuliahan secara daring, baik dalam mengikuti perkuliahan langsung
secara daring maupun dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan baik secara individu
maupun dalam bentuk presentasi kelompok secara daring. Data tentang hasi belajar
mahasiswa akan diambil dari hasil ujian tengah semester, ujian semester dan nilai
presentasi dan kehadiran.
Kata kunci : CTL
3
A. Latar Belakang Masalah
BAB I
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya, belajar merupakan suatu proses mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif seorang mahasiswa dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan itu bersifat
relatif konstan, lama dan berbekas. Oleh karena itu belajar mengandung pengertian
bahwa seseorang baru dikatakan belajar kalau terjadi perubahan dalam dirinya sebagai
akibat dari interaksinya dengan lingkungan.
Program Studi Pendidikan Ekonomi IPS FKIP Unila merupakan suatu Program
Pendidikan yang bertujuan untuk mendidik dan melatih mahasiswanya menjadi lulusan
yang mampu mandiri, atau setidak-tidaknya mampu mengisi lapangan kerja selain dari
bidang kependidikan setelah mereka menyelesaikan pendidikan . Dalam rangka untuk
mewujudkan tujuan tersebut telah banyak cara dan kebijakan yang ditempuh oleh
Universitas Lampung khususnya Program Studi pendidikan Ekonomi IPS FKIP, salah
satu di antaranya adalah dengan memasukkan mata kuliah BIP yang diajarkan pada
semester ke empat. Mata kuliah ini merupakan suatu mata kuliah Program Studi wajib
yang diajarkan di program studi Pend. Ekonomi IPS FKIP.. Berdasarkan pengalaman
mengajarkan mata kaliah ini, ternyata proses belajar mengajar pada mata kuliah tersebut
belum sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yaitu kemampuan mahasiswa untuk
menguasai bahasa inggris, khususnya penguasaan bahasa inggris yang erat kaitannya
dengan bidang ilmu ekonomi dan bisnis. Sebagai mata kuliah yang bertujuan untuk
membentuk pribadi yang mandiri di kemudian hari, tentunya diperlukan pola dan proses
pembelajaran yang berbeda dibandingkan dengan mata kuliah lain. Banyak faktor yang
menyebabkan proses pembelajaran pada mata kuliah ini masih monoton dan tidak sesuai
dengan karakteristik mata kuliah yang berujuan untuk membentuk sikap, jiwa dan
kemampuan mandiri seorang ymahasiswa . Di antara beberapa faktor tersebut adalah
karena kurangnya variasi metode pembelajaran serta kurangnya buku-buku dan sumber
belajar lain yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa saat ini.
4
Dalam rangka upaya mrningkatkan mutu proses dan hasil belajar mahasiswa
tersebut, perlu dilakukan suatu perubahan dalam strategi pembelajaran kearah yang lebih
baik dan produktif serta terkait dengan realita yang terjadi di lapangan. Perkuliahan yang
terlalu bersifat teoritis dan konseptual perlu dirubah kearah yang lebih praktis dan
realistis sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap tepat dilakukan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar saat ini adalah pendekatan pembelajaran
yang mengaitkan/ menghubungkan materi yang dipelajari diruang kuliah dengan
kenyataan di lapangan atau yang sering dikenal dengan pendekatan CTL (Contextual
Teaching and Learning). Pendekatan ini tidak hanya tepat dilakukan di perguruan tinggi,
tetapi juga dianggap tepat dilakukan di tingkat pendidikan dasar dan menengah
sebagaimana sedang digalakkan oleh pemerintah saat ini. Mata kuliah Bahasa Inggris
Profesi bertujuan untuk membekali mahasiswa akan pengetahuan dan keterampilan
praktis serta sikap dan nilai-nilai kemandirian dan mampu berkiprah dalam dunia usaha
dalam kaitannya dengan peningkatan ekonomi. Oleh karena itu dalam pembelajarannya
tentu dituntut suatu model pembelajaran yang berkaitan erat dengan praktek pembahasan
masalah aktivitas aktual ekonomi se hari-hari, jadi tidak hanya terpaku pada teori-teori
dan konsep-konsep yang kaku sehingga sulit dipahami dan dicerna oleh mahasiswa.
Model atau pendekatan yang cocok diterapkan dalam mata kuliah pembejaran tersebut
adalah pendekatan atau model pembelajaran yang berorientasi pada realita di lapangan
(pendekatan kontekstual).
Terkait dengan masalah yang sedang dihadapi oleh Indonesia dan dunia pada
umumya, yaitu mewabahnya pandemi Covid 19 yang berpengaruh terhadap semua segi
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia pendidikan harus dicari solusinya agar
proses pendikan terus berlangsung. Proses pendidikan yang selama ini berlangsng di
sekolah dan perguruan tinggi secara tatap muka, saat ini sudah tidak mungkin lagi
dilaksanakan karena tingginya resiko penularan. Oleh karena itu pembelajaran daring
menjadi suatu strategi pembelajaran yang dapat digunakan demi menjaga
keberlangsungan proses pendidikan
5
B.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil belajar
mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam
mata kuliah Bahasa Inggris Profesi secara daring
2. Untuk mengetahui model pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran
mata kuliah Bahasa Inggris Profesi
3. Untuk mengetahui bagaimanakah kontribusi pendekatan CTL dalam
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mahasiswa mata kuliah pada
mata kuliah Bahasa Inggris Profesi pada Program Studi pendidikan
Ekonomi IPS FKIP Universitas Lampung.
C.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan proses dan
hasil pemebelajaran di perguruan tinggi, khususnya dalam pembelajaran Nata Kuliah
Bahasa Inggris Profesi baik pada Program Studi Pendidikan Ekonomi IPS FKIP Unila,
maupun bagi program studi lain dalam upaya meningkatkan mutu dan proses
pembelajaran.
6
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A.Pengertian C T L (Contextual Teaching and Learning )
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning - CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu dosen/guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata mahasiswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan
lebih bermakna bagi mahasiswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari
pengajar pada siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.
B. Komponen-komponen CTL
Konstruktivisme (construktivism); merupakan landasan berfikir pendekatan CTL, yaitu
bahwa pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit-demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak se konyong-konyong. Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata.
Menemukan (inquiry); Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri.
Bertanya (questioning); Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan
dosen/guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir
mahasiswa. Bagi mahasiswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam
melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry; yaitu menggali informasi,
mengkofirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek
yang belum diketahuinya.
7
Masyarakat belajar (learning community); Konsep ini menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari
sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu.
Pemodelan (modeling); Pemodelan dalam pembelajaran dimaksudkan bahwa hasil belajar
yang diperoleh mahasiswa merupakan hasil dari pemodelan (contoh) yang dapat ditiru.
Dalam pembelajaran, pemodelan ini sangat bermanfaat untuk menanamkan sifat dan
karakter pada mahasiswa melalui contoh-contoh pemecahan masalah ekonomi yang
dihadapi masyarakat dan pemerintah se-hari-hari..
Refleksi (reflection);Refleksi juga merupakan bagian penting dalam pembelajaran dengan
pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan pada masa lalu. Mahasiswa
mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang
merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
Penilaian yang sebenarnya (autenthics assessment); Assessment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar
mahasiswa. Gambaran perkembangan belajar mahasiswa perlu diketahui oleh dosen agar
dapat memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan segala bentuk kegiatan belajar siswa yang saling berinteraksi
sehingga terjadi perubahan dan pertumbuhan prilaku belajar fan diharapkan dapat
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Menurut Sardiman A.M. (1997:99) aktivitas
belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dalam kegiatan belajar kedua
aktivitas harus selalu terkait. Kemudian Abu Ahmadi (1991:125) mengemukakan
beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa situasi sebagai berikut: (1)
mendengarkan, (2) memandang, (3) meraba, (4) membuat dan mencicipi/mencecap, (5)
membaca, (6) membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi, (7) mengamati
tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan, (8) menyusun paper atau kertas kerja, (9)
mengingat, (10) berfikir, (11) latihan atau praktik. Untuk itu siswa dituntut melakukan
aktivitas belajar secara aktif di sekolahdan di rumah baik secara individu maupun kerja
kelompok. Hal ini bertujuan untuk dapat memahami beberapa pengetahuan yang di
ajarkan guru.
8
Bentuk-bentuk aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar
animasi meliputi: Aktivitas On Task (siswa yang aktif mengikuti pelajaran) dan Aktifitas
Off Task (siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran). Aktivitas yang tidak relevan
dengan pembelajaran (Off Task) akan lebih mudah diamati dibandingkan dengan aktivitas
yang relevan dengan pembelajaran (On Task). Siswa dikatakan aktif belajar (On Task)
jika dalam belajarnya siswa sedikit melakukan aktivitas yang tidak relevan dengan
pembelajaran (Off Task). Dengan melakukan banyak aktifitas yang sesuai dengan
pembelajaran maka siswa mampu memahami, mengingat dan mengaplikasi materi yang
telah diajarkan.
a. Aktivitas On Task
Data aktivitas mahasiswa secara daring diperoleh dari lembar observasi yang
berisi tujuh aktivitas On Task, yaitu berbicara yang relevan dengan materi atau
topik, memperhatikan penjelasan materi atau topik, mencatat materi atau topik,
mengerjakan tugas yang diberikan atau yang sesuai dengan topik, mengajukan
pertanyaan yang sesuai dengan topik yang sedang dibahas, mengemukakan
tentang topik tertentu, inovatif dan kreatif menggunakan media atau alat bantu
yang lain yang mendukung kegiatan pembelajaran.
b. Aktivitas Off Task
Data aktivitas mahasiswa diperoleh dari lembar observasi yang berisi tujuh
aktivitas Off Task, yaitu berbicara yang tidak relevan dengan tugas yang
diberikan, berkunjung kekelompok lain, mengerjakan tugas lain, menggangu
interaksi siswa lain, mencoba menarik perhatian,
Interaksi anatara dosen dan mahasiswa dalam proses belajar dan mengajar secara
daring dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
minat dan aktivitas mahasiswa, membantu menyamakan presepsi dan konsep
sehingga mahasiswa dapat memahami materi yang selanjutnya berpengaruh terhadap
tercapainya tujuan pembelajaran.
9
D. Pembelajaran Daring (On Line)
Pembelajaran Online ( E-Learning); adalah pembelajaran jarak jauh atau distance
learning. Terdapat berbagai istilah untuk mengemukakan gagasan mengenai
pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan internet, yaitu Online learning, e-
learning, internet-enabled learning, virtual learning, virtual classroom atau web based
learning (Sihaan, 2003). Istilah E-Learning mengandung pengertian yang sangat luas,
sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi E-Learning dari berbagai sudut
pandang. Menurut Kumar (2002) yang dikutip oleh Rusman, E-Learning adalah
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, Internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan. Sedangkan menurut Khan
(2005) yang dikutip dalam I Kadek Suartama bahwa E-Learning menunjuk pada
pengiriman materi pembelajaran kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun dengan
menggunakan berbagai teknologi dalam lingkungan pembelajaranyang terbuka, fleksibel
dan terdistribusi. Lebih jauh, istilah pembelajaran terbuka dan fleksibel merujuk pada
kebebasan peserta didik dalam hal mendefinisikan waktu, tempat, kecepatan, isi materi,
gaya belajar, jenis evaluasi, belajar kolaborasi atau mandiri.
Dari puluhan bahkan ratusan definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar
mengajar disebut sebagai E-Learning.Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan
oleh para ahli dan pakar pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Online atau
E-Learning adalah suatu proses pembelajaran dengan menggunakan seperangkat alat-alat
elektronik sebagai sumber dan media penunjang pembelajaran agar terlaksananya proses
belajar mengajar yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Menurut Rashty (1999) yang
dikutip oleh Dewi Salma Prawiradilaga terdapat beberapa metode E-Learning sebagai
berikut.:
1.Model Adjunct.
Model ini dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang tradisional. Artinya
pembelajaran tradisional yang ditunjang dengan sistem penyampaian secara Onlines
ebagai pengayaan keberadaan sistem penyampaian secara Online merupakan suatu
tambahan.
10
2.Model Mixed/Blend.
Model Blended menempatkan sistem penyampaian secara Online sebagai bahan yang
tidak terpisahkan dari proses pembelajaran secara keseluruhan. Artinya baik proses tatap
muka maupun pembelajaran secara Online merupakan satu kesatuan yang utuh.
3.Model Online penuh (fully Online).
Dalam model ini semua interaksi pembelajaran dan penyampaian bahan belajar terjadi
secara Online. Lebih khusus lagi Rosenberg (2001) mendefinisikan pembelajaran Online
sebagai pemanfaatan teknologi Internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran,
sehingga siswa dapat mengakses dari manasaja. Kaitanantara berbagai istilah yang
berkaitan dengan pembelajaran Online dan pembelajaran jarak jauh.
Hardjito (2002) mengungkapkan bahwa internet dapat digunakan dalam setting
pembelajaran karena mempunyai karateristik yang khas, yaitu. 1).Sebagai media
interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi
one-to-one maupun one-to-many. 2.) Memiliki sifat interaktif 3).Memungkinkan
terjadinya komunikasi secara sinkron maupun komunikasi tertunda, sehingga
memungkinkan terselenggaranya ketiga jenis komunikasi yang merupakan syarat
terselenggaranya suatu proses pembelajaran.
Boettcher (Hardjito, 2002) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran yang meliputi
pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi secara umum
keterlaksanaanya tergantung dari satu atau lebih dari tiga metode dasar komunikasi yaitu.
1). Komunikasi guru dengan siswa 2). Komunikasi antara siswa dengan sumber belajar 3)
.Komunikasi diantara siswa Jika ketiga aspek tersebut dapat diselenggarakan dengan
komposisi yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal.
Keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan
antara ketiga komunikasi tersebut (Hardjito, 2002).
11
D.Roadmap Penelitian
2020
Analisis situasi pembelajaran daring
2021
Implementasi pembelajaran CTL 2022
2020
Penerapan dapat meningkatkan Hasil
Belajar
12
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1. Bagan Alur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian untuk kebutuhan mahasiswa terhadap media
pembelajaran ekonomi.Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian deskriptif
verifikatif dengan metode penelitian expost facto dan survey. Populasi yang digunakan
adalah mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung, sedangkan teknik
samplingyang digunakan adalahProbabilitySampling,
denganmenggunakanRandomSampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik observasi, dokumentasi,
interview(wawancara), dan angket (kuesioner).
a. Observasi, teknik ini dilakukan untuk mengamati keadaanyangadadilapangan
padasaat mengadakan penelitian pendahuluanyaitu untukmengamati proses
pembelajaran di dalam kelas, melihat fasilitas dan mengamati lingkungan kuliah.
b. Dokumentasi digunakan untukmengumpulkan datayangsudah tersedia dalam
catatan dokumen.Dalampenelitian sosial, fungsidatayangberasal dari dokumentasi
lebih banyak digunakan sebagai datapendukungdan pelengkap bagi data
primeryangdiperoleh melaluiobservasi danwawancara.
c. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data berupa data pada studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahanyangharus diteliti, mengetahui
kebutuhan mahasiswa dan untuk mengetahui permasalahan secara mendalam
d. Angket digunakan dilakukan dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada sampel untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan
mahasiswa terhadap karakteristik media yang dibutuhkan dalam belajar ekonomI.
3.2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena subjek tidak
dikelompokkan secara acak, tetapi hasil diterima apa adanya. Seperti halnya penelitian
eksperimen pada umumnya, pelaksanaan kuasi eksperimen pun membandingkan dua
13
kelas (eksperimen-kontrol) dan dengan menggunakan pretest-postest sebagai desain
penelitiannya. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain
kelompok control pretes-postes, karena melibatkan dua kelompok siswa yaitu kelompok
kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Disain kelompok kontrol pretes-postes
menurut Ruseffendi (2005:50) adalah sebagai berikut:
Kelas Eksperimen A: O x O
Kelas Kontrol A: O O
Keterangan :
A : Pemilihan sampel secara acak kelas
O : Observasi pretes / postes
X : Perlakuan dengan pembelajaran pendekatan Authentic learning.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan ekonomi universitas
lampung. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang dipilih secara
simple random sampling dua kelas tersebut adalah sebagai kelas eksperimen yang
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan authentic learning, dan
siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori sebagai
kelas kontrol.
14
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Rencana Anggaran Biaya
No.
Komponen Biaya Biaya yang diusulkan
(Rp)
1. Pengadaan alat dan bahan Rp6,500,000 2. Travel Expenditure Rp4.000.000 3. ATK/BHP Rp3.500.000 4. Laporan/Diseminasi/Publikasi Rp6.000.000 Jumlah 20.000.000
4.2. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
IPS FKIP Unila semester genap 2020/2021 yang berjumlah sebanyak 83 orang yang
terdiri atas dua kelas yaitu kelas mahasiswa kelas A dan kelas B.
No
Jenis Kegiatan
Bulan
Juni
Juli Agustus Septemb
er
Oktobe
r
1. Penyusunan rencana pembelajaran, meliputi
perangkat pembelajaran,
bahan ajar, media dan rencana evaluasi
2. Pelaksanaan Pembelajaran, observasi pembelajara serta revisi proses pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan
perkembangan pembelajaran secara daring
3. Penulisan Laporan
4. Seminar dan Perbaikan Laporan
15
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipt
Dalyono. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. 226
hlm.
Djamarah & Zain. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
David Rashty. (1999). E-learning process models. Diakses pada tanggal 25 oktober
2020Darihttp://addwise.com/articles/elearning_process_models.pdf
Gagne, R. M. 2000. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Terjemahan
Munandir. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Illeris. 2000. Macam-Macam Teori Belajar.http://belajarpsikologi.com/ macam-
macam- teori-belajar.
Isman. (2016). Pembelajaran Moda Dalam Jaringan(MODA DARING).ISBN:
978-602-361-045-7
Koran, Jaya Kumar C.(2002).Aplikasi E-Learning dalam Pengajaran dan
pembelajaran di Sekolah Malasyia.
Khan, B. (2005). Managing E-Learning: Design, Delivery, Implementation and
Evaluation. Hershey: Information Science Publishing.
Michael Molinda, 2005, Instrucsional Technology and Media for Learning
New Jersey Colombus, Ohio
Rosenberg, M. J. (2001). E-learning: Strategies for delivering knowledge in the
digital age. New York: McGraw-Hill.
Rusman. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.