Proposal Miskin 1

download Proposal Miskin 1

of 17

Transcript of Proposal Miskin 1

PERMOHONAN BANTUAN HIBAH Diajukan dalam Program British Award for Poverty Alleviation II _______________________________________________________________________ _ RINGKASAN PROYEK A. INFORMASI UMUM PROYEK i. Judul Proyek :

Pengentasan Penduduk Miskin Melalui Penerapan Pertanian Terpadu dan Kesehatan Pencegahan di Bali Tahun 2007ii. Bentuk dan Jenis Program: Pelatihan sistem pertanian/pemeliharaan babi terpadu, pelatihan pemanfaatan biogas, pelatihan cara hidup bersih dan sehat serta melakukan pilot proyek pada keluarga miskin disertai dengan pemberian fasilitas peternakan untuk meningkatkan pendapatan keluarga miskin.

iii. Nama dan Alamat Organisasi Pemohon Dana : Nama Pemohon : Dr. K. Tangking Widarsa, M.PH. Nama Organisasi : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Unud. Alamat : Gedung BF, Komplek Fak. Pertanian, Kampus Bukit, Jimbaran, Bali Phone/Fax : 0361 701805 E-mail : [email protected] iv. Lokasi Proyek : Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali v. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Program/Kontak Person Nama Penanggung Jawab : Dr. K. Tangking Widarsa, M.PH. Alamat : Program Studi Ilmi Kesehatan Masyarakat, Unud, Gedung BF, Komplek Fak. Pertanian, Kampus Bukit, Jimbaran, Bali Phone : 0361 701 805 E-mail : [email protected] B. JANGKA WAKTU PROYEK: 10 bulan (Maret - Desember 2007) C. TUJUAN PROYEK : 1. Meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin melalui sistem pertanian terpadu 2. Meningkatkan kesehatan rumah tangga miskin melalui cara hidup bersih 3. Mengembangkan sistem usaha baru yang berkelanjutan

1

D. Uraian Kegiatan Secara Umum: Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka bagi masyarakat miskin struktural dimana faktor penyebab kemiskinan dideterminasi sebagai akibat dari kurangnya kepemilikan tanah garapan, rendahnya tingkat pendidikan yang menyebabkan kekurangmampuan dalam penguasaan teknik berproduksi yang baik. Kemiskinan ini juga menyebabkan kekurangmampuan dalam melakukan servis kesehatan (pengobatan) dan penanganan lingkungan yang baik, sehingga berakibat pada rendahnya produktifitas kerja dan rendahnya pendapatan rumah tangga. Oleh karena itu, kegiatan dalam pengentasan kemiskinan ini diarahkan pada bagaimana meningktkan pendapatan rumah tangga melalui sistem pertanian (peternakan babi induk) yang terpadu sehingga luas lahan yang terbatas bisa dipergunakan seefektif mungkin ditambah dengan kemungkinan menciptakan kegiatan/usaha baru dari sistem pertanian terpadu ini sehingga peningkatan penghasilan tidak hanya berasal dari hasil penjualan babi, tetapi juga dari usaha baru seperti penggunaan/penjualan biogas, usaha kebun sayur/hortikultura, penjualan kompos, yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam proyek ini juga dilakukan program intervensi penyehatan lingkungan dan cara hidup bersih melalui pemanfaatan/pengadaan sumber air bersih, jamban keluarga yang mana diharapkan bisa berkesinambungan sehingga status kesehatan keluarga bisa ditingkatkan dimana dengan kesehatan yang baik akan mendorong kinerja yang optimal dan penghasilan yang maksimal. E. Kelompok Sasaran Kelompom sasaran dari kegiatan ini adalah kelompok masyarakat sangat miskin/miskin di Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, yang merupakan salah satu Desa Binaan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana. F. Dana yang Dibutuhkan dan Sumbernya Total dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah 5,000 (Limaribu foundsterling) setara dengan Rp. 87.500.000, yang diharapkan bersumber dari British Award for Proverty Alleviation II.

2

PROPOSAL _______________________________________________________________________ _ A. JUDUL : PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI SISTEM PERTANIAN TERPADU DAN PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN B. DEFINISI MASALAH DAN RASIONALISASI PROYEK Kemiskinan merupakan masalah serius yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia yang berdampak pada kurang optimalnya percepatan pembangunan inovatif dan moderniasasi secara global. Kemiskinan terstruktur yang meliputi kurangnya pengetahuan, pemilikan lahan dengan pendapatan keluarga yang rendah akan menyulitkan dalam pelaksanaan dan introduksi program-program dasar kesehatan. Dengan rasionalisasi bahwa program kesehatan dasar secara umum hanya akan berdampak nyata kalau masyarakat berada pada kondisi mampu secara teknologi, pengetahuan dan pendapatan yang memadai, maka program pengentasan kemiskinan merupakan salah satu alternatif yang bisa dipakai untuk meningkatkan kesehatan masyrakat. Data statisik menunjukkan bawah sekitar 18% dari total 147,044 rumah tangga di Bali berada pada kondisi miskin. Dari jumlah tersebut 30% dari keluarga miskin berada pada keadaan sangat miskin (BPS Bali, 2006) dengan distribusi yang berbeda yang dipengaruhi oleh kondisi daerah/kabupaten. Bahkan, beberapa desa yang terdapat di Kabupaten Bangli, Karangasem, Klungkung dan Buleleng terdapat 76-85% rumah tangga miskin dari total rumah tangga yang ada yang meliputi kekurangmampuan dalam fasilitas kebersihan lingkungan (air bersih dan fasilitas buang air) serta ketidakmampuan untuk membiayai pengobatan/servis kesehatan. Bertolak dari besarnya peranan kesehatan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga maka diperlukan suatu langkah inovatif dalam pemecahan masalah kemiskinan dan kesehatan ini. Dengan karakteristik masyarakat Bali yang agraris dan dengan pertimbangan bahwa keunggulan budaya lokal masyarakat yang mayoritas beragama Hindu, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah pemanfaatan pertanian terpadu dalam peternakan babi induk. Program pertanian terintegrasi ini dikembangkan dengan tujuan selain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat juga untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Masyarakat di Bali sebagian besar memelihara babi. Berdasarkan data dinas perternakan Bali diketahui ada 6 juta ternak babi di wilayah Bali. Setiap rumah tangga yang memiliki ternak babi secara terpadu dapat mengolah kotoran ternaknya menjadi biogas sebagai sumber energi disamping untuk menunjang program pemerintah dalam penghematan energi minyak dan gas. Dari babi yang ada di Bali dengan kalkulasi per harinya dihasilkan 1.379 liter gas atau setara dengan 2,5 liter minyak tanah. Hasil sisa limbah setelah diolah menjadi biogas dapat dijadikan kompos dengan nilai jual yang lumayan untuk mendukung program pertanian organik. Sehingga perternak/masyarakat miskin dapat mengolah lahannya yang umumnya jumlahnya sangat terbatas dengan sistem yang terintegrasi. Ladang atau bak penampungan limbah hasil pengolahan biogas yang ditanami sayuran maupun 3

pada areal persawahan. Sayuran tersebut juga dapat digunakan sebagai pakan untuk mengurangai penggunaan konsentrat. Dengan demikian maka potensi yang dimiliki dapat sepenuhnya digunakan disamping keuntungan utama yang diperoleh dari hasil penjualan ternak babi yang usianya 4 bulan. Disamping itu, program kesehatan masyarakat melalui penyediaan air bersih sehingga dapat mendukung kesehatan individu pada keluarga miskin dan air buangan rumah tangga dialirkan untuk membersihkan kandang babi. Sehingga program terpadu ini mempunyai manfaat ganda dimana peningkatan pendapatan rumah tangga disertai dengan peningkatan status kesehatan pada rumah tangga miskin. Desa Kuwum, yang termasuk desa binaan PS IKM, merupakan salah satu desa dengan masyarakat sangat miskin terbanyak di wilayan kerja Puskesmas Mengwi I. Data statistik menunjukkan bahwa Desa Kuwum merupakan Desa dengan kompoisi penduduk miskin 2,08% dan rumah tangga miskin sbeanyak 10,25% sehingga total masyarakat miskin sebanyak 12,33 % dan merupakan persentase masyarakat miskin tertinggi dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Mengwi. Kemiskinan ini disebabkan karena rendahnya penghasilan tumah tangga, pendidikan yang rendah, serta pemilikan tanah garapan yang sangat terbatas sehingga dari jumlah kepala rumah tangga terbanyak sebagai petani (28,7%) dan 37,5% sebagai petani penggarap serta 10,8% sebagai buruh. Dengan kondisi demografi tersebut dan ditambah dengan masalah kesehatan masyarakat utama yang ada seperti pembuangan limbah dan sanitasi lingkungan yang kurang baik, maka Desa Kuwum dijadikan sebagai subyek dalam proyek ini. C. TUJUAN PROYEK 1. Meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin melalui sistem pertanian terpadu sesuai dengan potensi daerah 2. Meningkatkan kesehatan rumah tangga miskin melalui cara hidup bersih 3. Mengembangkan sistem usaha baru yang berkelanjutan D. SASARAN PROYEK Sasaran dari kegiatan proyek ini adalah: 1. Pemberian pembekalan pengetahuan dan teknologi dalam sistem pertaian terpadu kepada masyarakat miskin struktural 2. Pengembangan dan aplikasi teknologi dalam pertanian terpadu untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga 3. Penyehatan/sanitasi lingkungan melalui pengolahan limbah hasil peternakan 4. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui cara hidup bersih Kelompok sasaran Dalam proyek ini akan dipilih kelompok rumah tangga miskin Desa Kuwum, Mengwi, Badung, dengan pertimbangan bahwa kelompok masyarakat di Desa Kuwum merupakan salah satu desa binaan Program Stusi Ilmu Kesehatan Masyarakat (PS IKM), Unud, dan telah tersedia data awal karakteristik Desa dan masalah kesehatan yang dilakukan melalui Program Pembelajaran Lapangan, Mahasiswa PS IKM Unud. Disamping itu, di Wilayah Kerja Puskesmas Mengwi I, 4

yang mana telah terbentuk nota kesepakatan antara PS IKM dengan Pemerintah Badung, di Desa Kuwum terdapat paling banyak rumah tangga miskin (12,33%), menurut survey BPS yang telah dilakukan tahun 2006. Masyarakat Sasaran Desa Kuwum, Mengwi, Badung dipilih sebagai masyarakat sasaran dalam penelitain ini karena Desa Kuwum merupakan salah satu Desa Binaan PS IKM Unud, dengan keluarga miskin paling banyak (12,33% dari total rumah tangga) diantara semua Desa Binaan di Wilayak Kerja Puskesmas Mengwi I. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran Keadaan demografi Jumlah penduduk setiap tahun cenderung bertambah sedangkan luas wilayah tetap, kepadatan penduduk terus meningkat akan menjadi beban bila tidak ditangani secara cepat dan tepat. Penduduk Desa Kuwum Dusun Kuwum berjumlah 841 orang dan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 238 KK. Sedangkan dari data sampel 20 KK terdapat 93 orang. Tabel 1. Penduduk Dusun Kuwum Desa Kuwum menurut pendidikan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Pendidikan Tidak pernah/belum sekolah Sudah tamat TK Sudah tamat SD Tidak tamat SD (drop out) Tamat SD tidak dilanjutkan Tamat SMP Tamat SLTA Kuliah/sarjana Jumlah 3 84 2 3 16 20 -

Dari data tersebut diatas dapat kita lihat bahwa di Desa Kuwum penduduknya sebagian besar menempuh pendidikan SD. Namun tidak ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Jumlah penduduk yang paling besar adalah berpendidikan SD. Ada beberapa hal yang dapat kita lihat dimana angka melek huruf cukup tinggi. Tabl 1. Penduduk Dusun Kuwum Desa Kuwum menurut Agama No 1 2 3 4 5 Agama Hindu Islam Kristen Budha Katolik 5 Jumlah 841 0 0 0 0

Tabel 3. Penduduk Dusun Kuwum Desa Kuwum menurut umur dan jenis kelamin Jenis kelamin Laki 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65< 24 40 24 29 17 44 51 42 28 16 24 23 19 33 Perempuan 26 36 25 27 13 68 48 40 18 20 24 19 36 40 50 76 49 56 30 112 99 82 46 36 48 42 55 73

Umur

Jumlah (orang)

Tabel 4. Penduduk Dusun Kuwum Desa Kuwum menurut mata pencaharian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Mata Pencaharian Petani Petani penggarap Dagang PNS ABRI Buruh Tukang Pegawai swasta Bengkel Guru Peternakan Dokter/bidan Pensiunan Belum bekerja Jumlah (orang) 80 25 30 17 8 30 15 55 3 18 2 2 4 -

Sebagian besar penduduk di Dusun Kuwum mata pencahariannya adalah petani. Ini disebabkan karena memang daerah tersebut daerah pertanian hanya sebagian kecil 6

yang menjadi PNS. Hal yang patut dicatat adalah hampir tidak ada pengangguran karena banyak pekerjaan yang dapat dilakukan seperti usaha pertanian. Keadaan geografis Secara geografis Desa Kuwum Dusun Kuwum Kecamatan Menguwi ini berada berbatasan dengan Kabupaten Tabanan. Daerah ini adalah dataran rendah Sehingga cocok sebagai lahan pertanian. Disebelah selatan berbatasan dengan Desa Sembung, sebelah utara berbatasan dengan desa Perean wilayah Tabanan, sebelah Timur abian semal, dan sebelah barat wilayah Tabanan. Wilayah yang sebagian besar daerah pertanian yang menyebabkan banyak penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Sawah didesa kuwum diairi dengan sistem irigasi dari sungai yang ada disebelah barat. Keadaan sosial Di Dusun Kuwum terdapat berbagai kegiatan sosial dan organisasi sosial kemasyarakatan. Hal ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara sesama. Dapat saya ambil contoh dimana saat upacara kematian, masyarakat bersama-sama saling membantu dalam penyelenggaraan kegiatan upacara tersebut. Ini membuktikan betapa kuatnya rasa kebersamaan mereka. Di dusun Kuwum juga terdapat banyak organisasi sosial kemasyarakatan seperti PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)Gerakan pembangunan masyaraka dengan motor penggerak wanita untuk pembangunan keluarga. Tujuannya memperbaiki dan membina tata kehidupan keluarga yang dijiwai pancasila. Anggotanya berjumlah 116 orang. Karang Taruna Organisasi ini anggotanya pemuda-pemudi dan bertujuan mengikut sertakan pemuda dalam pembangunan desa. Lembaga Tradisional seperti : Subak, Banjar, Seka Truna, Seka Shanti, Seka Gong, Seka Baleganjur, Seka angklung, Pecalang. Sarana kesehatan Di Desa Kuwum Dusun Kuwum terdapat 1 puskesmas pembantu. Puskesmas pembantu ini baru dibangun 6 bulan yang lalu. Sebelumnya penduduk Desa Kuwum berobat ke puskesmas di Desa Sembung. Sekarang setelah pemekaran wilayah telah dibangun puskesmas pembantu di Desa Kuwum. Pada puskesmas pembantu ini hanya dijaga oleh seorang perawat. Sarana dan prasarana di puskesmas pembantu desa kuwum masih kurang lengkap.

E. INOVASI DAN KEUNIKAN PROYEK Program ini merupakan suatu program yang unik dimana masyarakat miskin struktural dibekali dengan pengetahuan tentang sistem pertanian terpadu dengan pemanfaatan lahan yang sangat minimal, pendidikan tentang kesehatan masyarakat 7

dan higiene lingkungan melalui model penyediaan air bersih dan pemanfaatan air secara optimal untuk pengolahan/penangan limbah kotoran ternak babi yang selanjutnya diolah menjadi biogas sehingga mengurangi pencemaran lingkungan dan mengurangi kebutuhan energi bahan bakar minyak dan kayu api. Jadi ada pembekalan pegetahuan dan teknologi yang berdamak pada keberlanjutan peningkatan pendapatan rumah tangga serta peningkatan derajat kesehatan yang lebih baik. Pemanfaatan sistem pertanian terpadu dengan menggunakan babi induk ini belum pernah dilakukan pada skala masyarakat kecil dan rumah tangga sehingga diharapkan akan menjadi model yang bisa ditularkan ke pada masyarakat sekelilingnya. F. IMPLEMENTASI DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK Pemilihan keluarga miskin dan pembangunan fasilitas penyediaan air bersih, fasilitas kandang babi, fermentor untuk biogas, kolam/bak untuk menampung sisa buangan biogas (berfungsi sebagai pupuk alami) yang nantinya bermanfaat untuk penaman kangkung, serta saluran pembuangan lainnya. Pembekalan keluarga binaan tentang peternakan babi serta penangan limbah peretenakan babi untuk diolah menjadi biogas. Pembekalan tenatng pemanfaatan biogas sebagai sumber energi Pelaksanaan program intervensi di bidang kesehatan seperti kebersihan individu, cara hidup bersih dan sehat dan memberikan pembekalan peranan kesehatan agar bisa bekerja dengan baik dan produktif sehingga secara tidak langsung akan dapat meningkatan pendapatan rumah tangga.

G. KETERLIBATAN MASYARAKAT Melalui pendekatan dengan tokoh masayrakat di Desa Kuwum, rumah tangga miskin akan dilibatkan melalui pembangunan sarana dan prasarana untuk pengembangan pilot proyek. Masyarakat target akan diberikan pembekalan tentang komponen kesehatan masayrakat secara umum meliputi kesehatan air, kesehatan diri dan lingkungan, teknik pemeliharaan babi serta pengolahan limbah menjadi biogas serta pemanfaatan buangan biogas untuk pupuk alami yang bermafaat untuk memproduksi hijauan yang nantinya dipergunakan untuk mencampur pakan ternak. Diakhir proytek diharapkan terjadi peningkatan pendapatan rumah tangga dari usaha pertanian terpadu disertai dengan peningkatan kualitas kesehatan melalui sanitasi lingkungan yang baik dengan metode pengolahan limbah yang bernilai guna. Dengan demikian diharapkan terjadi keberlanjutan dari usaha peternakan babi dan bisa ditularkan ke masyarakat lainnya untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. H. HASIL YANG DIHARAPKAN Pada proyek ini 2 keluarga miskin akan dijadikan subyek penelitian (pilot proyek) dalam sistem pertanian terpadu (Gabar 1). Dengan situsi lapangan bahwa untuk 8

produksi biogas diperlukan minimal 5 ekor babi, maka diawal proyek masing-masing keluarga miskin diberikan 3 bibit induk babi betina dan 3 babi peliharaan sehingga sebelum babi betina beranak pasokan limbah peternakan babi mencukupi untuk produksi biogas.

Rumah tanggaSayur

Kandang babi

Digeste r biogas Bahan bakar (biogas)

Bak penampungan limbah

Tanama n sayur

kompo

Pakan ternak

Gambar 1. Bagan sistem pertanian terpadu Perhitungan ekonomis sistem pertanian terintegrasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui lima ekor babi dewasa menghasilkan kotoran 20 kg per hari dimana biogas yang dihasilkan mencapai 1.379 liter biogas per hari yang cukup digunakan untuk keperluan memasak tiga kali makan satu keluarga (5-7 anggota keluarga). Hasil biogas tersebut setara dengan 2,5 liter minyak tanah seharinya. Dengan demikian keluarga peternak yang sebelumnya menggunakan minyak tanah untuk memasak bisa menghemat penggunaan minyak tanah 2,5 liter/hari, jika harga minyak tanah di pedesaan Rp 2,500/liter berarti keluarga tersebut saat ini bisa mengurangi pengeluaran sebesar Rp 2.250.000/tahun. Untuk keluarga yang masih mengandalkan kayu bakar sebagai sumber energi, dan kayu bakar tersebut tidak dibeli tapi diperoleh dari lingkungan maka penggunaan biogas sepertinya tidak mengurangi pengeluaran mereka, tetapi jika dilihat lebih jauh ada bebarapa keuntungan yaitu terjadi penghematan waktu untuk mencari kayu bakar sekitar 1-4 hari dalam waktu satu bulan, kepraktisan dan kenyamanan memasak sebagai bentuk kepedulian bagi seorang Ibu, dan mengurangi kerusakan lingkungan akibat penurunan penebangan pohon dan tersedianya pupuk organik yang berlimpah untuk mengimbangi penggunaan pupuk anorganik. Unit biogas juga memberi peluang untuk menambah pendapat dari hasil penjualan kompos, karena 5 ekor babi dewasa dapat diperoleh kompos sekitar 400-900 kg/bulan. Hasil penjualan limbah reaktor dengan harga per kilogram Rp 150 dapat mencapai Rp. 60.000-135.000 per bulan. 9

Table 5. Penghasilan per rumah tangga dengan sistem pertanian terintegrasi ( dalam satu tahun) No 1 2 3 4 5 Total Perhitungan penghematan minyak tanah secara nasioanal : (dengan perhitungan pembangunan 1000 biogas) Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan bahan bakar minyak tanah. Kebijakan pemerintah yang mengurangi pasokan minyak tanah dan menaikan harga minyak menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar tersebut. Upaya penggunaan sistem biogas secara terpadu dapat menghemat bahkan tidak perlu lagi menggunakan minyak tanah sehingga pemerintah tidak dibebani oleh subsidi minyak tanah. Terlebih lagi penggunaan biogas hanya menggunakan bahan dari kotoran ternak yang dapat diperoleh secara gratis dan mudah. Hal ini tentunya sangat membantu masyarakat pedesaan dalam memperoleh bahan bakar minyak. Apabila program integrated farming dengan sistem biogas ini diterapkan pada 1000 rumah tangga maka penghematan bahan bakar yang diperoleh adalah 2,5 liter minyak tanah/ hari dikali satu tahun seharga 2.250.000/rumah tangga sehingga 1000 program dapat menghemat 2.250.000.000/tahun. Ini tentunya sangat mnguntungkan secara nasional pertama dapat mengurangi penggunaan minyak tanah bersubsidi, bersifat ramah lingkungan karena biogas bersifat alami dan gas buangnya sangat kecil, potensi merusak hutan untuk mencari kayu bakar dapat dikurangi, hasil reactornya dapat digunakan sebagai pupuk organik. I. PENGUKURAN HASIL Pengukuran penambahan pendapatan keluarga dilakukan dengan melalui studi kelayakan dengan menghitung komponen diperlukan yang diperlukan dan hasil penjualan babi yang diperoleh. Pengukuran sarana dan prasarana dilakukan dengan melihat proses pengolahan limbah dan sanitasi lingkungan, prilaku hidup bersih dan sehat Partisispasi masyarakat diukur dengan melihat kemampuan masyarakat yang diberikan fasilitas dalam menjalankan program dengan baik serta tingkat pengetahuan mereka tentang sistem pertanian terpadu dan kemampuan untuk melaksanakan teknik pengolahan limbah dengan baik dan diakhir proyek diharapkan model ini bisa diterapkan di daerah lain atau oleh rumah tangga yang lainnya sehingga bisa berkesinambungan. 10 Jenis Penghematan minyak tanah Penjualan kompos Sayuran Penjualan anak babi 250.000/ekor @ 6 Penjualan babi dewasa 1,3 juta/ekor @ 3 per 6 bulan Jumlah (Rp.) 2.250.000 720.000 180.000 1.500.000 7.800.000 12.350.000

J. KEBERLANJUTAN DAN ADOPSI TEKNOLOGI Sistem ini diharapkan berlanjut karena telah diberikan babi untuk produksi bibit sehingga diharapkan setiap tahunnya akan menghasilkan bibit babi. Dengan karakteristik masyarakat agraris dan mayoritas beragama Hindu, maka kebutuhan babi akan tetap tinggi yang menjadi pangsa pasar babi yang dihasilkan. Dengan system pertanian terpadu dimana biaya pakan ternak bisa disubstitusi dengan hijauan dari hasil buangan pengolahan biogas serta kebutuhan energi untuk memasak pakan bisa disediakan dari produksi biogas maka model ini akan tetap berlanjut dimasayarakat. Model ini akan sangat mudah diadopsi dan dikembangkan oleh pengusaha peternakan bibit babi dan babi sehingga sanitasi lingkungan bisa tetap terjaga pada areal peternakan serta kebutuhan energi akan bisa disediakan dari biogas dan bahkan sangat memungkinkan untuk mengurangi energi listrik, bahan bakar minyak, serta mengurangi penebangan hutan untuk penyediaan kayu bakar. Dengan demikian proyek ini akan memberikan kontribusi tidak hanya bagi peningkatan pendapatan rumah tangga dalam pengentasan kemiskinan tetapi juga dalam peningkatan kesehatan masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan. Penyebaran anak babi ke keluarga lainnya. K. WAKTU DAN PEMANFAATAN DANA PROYEK Waktu dalam proyek ini adalah selama 10 bulan L. JUMLAH DANA YANG DIUSULKAN Rp. 87.500.000,-(setara dengan 5,000)

11

M. JUSTIFIKASI ANGGARAN BIAYA Rp Kegiatan I. Peneliti Peneliti Tenaga lapangan Sub jumlah I Bahan dan peralatan Pembuatan sarana dan prasarana Pembuatan sarana air bersih Pembuatan kandang babi Pembuatan instalasi biogas Pemberian modal usaha dalam bentuk ternak Babi umur 3 bulan Induk babi dewasa siap dikawinkan Transportasi untuk ternak Penyerahan Sub jumlah II Pelatihan Pelatihan peternakan terintegrasi Nara sumber Konsumsi Ruang dan peralatan ATK dan fotokopi materi Transportasi Komunikasi Dokumentasi Pelatihan proses pembuatan dan pemanfaatan biogas Nara sumber Konsumsi Ruang dan peralatan ATK dan fotokopi materi Transportasi Komunikasi Dokumentasi Penyuluhan penyehatan lingkungan dan cara hidup bersih dan sehat Nara sumber Konsumsi Ruang dan peralatan ATK dan fotokopi materi 12 Volume (juta) 4 orang 2 orang 6,0 3,0 9,0 8,0 7,0 33,0 2,5 5,0 0,5 0,5 56,5 1,0 1,0 0,5 0,5 0,5 0,3 0,2 1,0 1,0 0,5 0,5 0,5 0,3 0,2

II

2 bh 2 bh 2 bh 6 ekor 6 ekor Paket Paket

III

2 orang 50 orang 1 set 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 2 orang 50 orang 1 set 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

2 orang 50 orang 1 set 1 paket

1,0 1,0 0,5 0,5

Transportasi Komunikasi Dokumentasi Sub jumlah IV V. Monitoring dan Evaluasi VI Administrasi VII Lain-lain T O T A L (I, II, III, IV, V, VI, VII) N. JADWAL KEGIATAN No. Kegiatan3 4 5 6

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

0,5 0,3 0,2 12,0 5,0 5,0 2,0 87,5

Bulan (2007)7 8 9 10 11 12

1 2

Persiapan Pelaksanaan

xxx x

xxx x xxx x xxx x xxx x xxx x

Pembuatan

kandang, instalasi biogas, air bersih Pelatihan Peternakan Pelatihan Biogas Program kesehatan Pelaksanaan praktek pertanian terpadu

xxx x xxx x xxx x xxx x xxx x Xxxx xxx x xxx x xxx x Xxxx

3 4

Evaluasi Laporan

O. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. Jumlah rumah tangga miskin (RTM) Provinsi Bali per 31 Mei 2006. Pendataan dilaksanakan oleh BPS Agustuis 2005 Mei 2006. 2. Muharam, R.H. 2006. Mengubah kotoran babi menjadi biogas. Pustakatani elibrary. 3. FAO, Kathmandu (1996) "Report on the Meeting for the Development of a National Biogas Policy Framework and Celebration of the 10,000th Biogas Plant Construction with BSP Support". FAO, Kathmandu, 7 February 1996. 4. dll.

13

14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI 1. Ketua Peneliti Nama NIP Tempat dan Tgl lahir Pangkat/Golongan Jabatan Unit Kerja Alamat Instansi Bidang KeahlianPublikasi :

: dr. Tangking Widarsa, MPH : 130780289 : Br Gladag Badung, 20 Januari 1948 : : : : Pembina Utama Muda / IV C Lektor Kepala PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Komplek Gedung BF Fakultas Pertanian Kampus Bukit Jimbaran Unud : Biostatistik dan Kesehatan Masyarakat

Efo Suarmiartha, Tangking Widarsa, Supriyadi, Perilaku Seksual Beresiko Terhadap Penularan AIDS Pengemudi Truk Denpasar-Surabaya., Temu Tahunan JEN V. 58. 1992

Seminar

:

Ketut Tangking Widarsa, Temu Tahunan V Jaringan Epidemiologi Nasional (JEN), 29 November 4 Desember 1992. Jakarta, Indonesia. Ketut Tangking Widarsa, Determinan dan Konsekuensi Kebijakan Kesehatan Terhadap Perubahan Tingkat dan Perbedaan Status Kesehatan di Indonesia, 2-6 Desember 1991. Yogyakarta, Indonesia Ketut Tangking Widarsa, Third Annual Meeting of The Indonesian Epidemiology Network (JEN), 26-30 November 1990. Bandung Indonesia

Training/ WorkShop :Establishing an Effective Surveillance for HIV/AIDS. The Center for Health Research Institute for Research, University of Indonesia & The School of Public Health University of California, Los Angeles. 27th March 1992.

2.

Anggota Peneliti I Nama NIP Alamat Pangkat/Golongan Jabatan Unit Kerja Alamat Instansi Bidang Keahlian

: dr. W. Darwata, MPH : 130780289 : Perum Unud No.13, Br. Manguntur, Batubulan, Sukawati, Gianyar : : : : Pembina Tingkat I / IV B Lektor Kepala PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Komplek Gedung BF Fakultas Pertanian Kampus Bukit Jimbaran Unud : Penyehatan Lingkungan/Kesehatan Masyarakat

3. Anggota Peneliti II Nama NIP : dr. Partha Muliawan, M.Sc (OM) : 130886693 15

Alamat Pangkat/Golongan Jabatan Unit Kerja Alamat Instansi Bidang Keahlian 4. Anggota Peneliti III Nama NIP Tempat dan Tgl lahir Pangkat/Golongan Jabatan Unit Kerja Alamat Instansi Bidang Keahlian PUBLICATIONS 1.

: Jl. Kerta Petasikan : : : : Pembina Utama Muda / IV C Lektor Kepala PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Komplek Gedung BF Fakultas Pertanian Kampus Bukit Jimbaran Unud : Keselamatan Kerja dan Kesehatan Masyarakat

: Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. : 132070030 : Tabanan, 26 Februari 1966 : : : : Penata Muda TK/IIIB Asisten Ahli PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Komplek Gedung BF Fakultas Pertanian Kampus Bukit Jimbaran Unud : Mikrobiologi Terapan

P. Niamsup, I N. Sujaya, M. Tanaka, T. Sone, S. Hanada, Y. Kamagata, S. Lumyong, A. Assavanig, K. Asano, F. Tomita, and A. Yokota. Lactobacillus thermotolerans sp. Nov., a novel thermotolerant species isolated from chicken faeces. International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology, 53, 263-268. 2003. 2. N.S. Antara, I. N. Sujaya, A. Yokota, K. Asano, W.R. Aryanta and F. Tomita. Identification and succession of lactic acid bacteria during fermentation of urutan, a Balinese indigenous fermented sausage. World Journal of Microbiology & Biotechnology, 18: 255-262. 2002. 3. I N. Sujaya, S. Amachi, A. Yokota, K. Asano, and F. Tomita. Identification and characterization of lactic acid bacteria in ragi tape. World Journal of Microbiology & Biotechnology, 17: 349-357. 2001 4. I N. Sujaya, S. Amachi, K. Saito, A. Yokota, K. Asano and F. Tomita. Specific enumeration of lactic acid bacteria in ragi tape by colony hybridization with specific oligonucleotide probes World Journal of Microbiology & Biotechnology, 18:263-270. 2002 5. I NENGAH SUJAYA, TERUO SONE, ATSUSHI YOKOTA, KOZO ASANO and FUSAO TOMITA. The role of lactic acid bacteria in brem fermentation. Annual Reports of ICBiotech. 2001. (in press). 6. I N. Sujaya, K. Asano, and F. Tomita. Development of Pediococcus pentosaceus specific oligonucleotide probe and its application on specific enumeration of lactic acid bacteria in ragi tape. The 1st Hokkaido Indonesian Student Association Scientific meeting (HISAS I), Sapporo November 4, 2001. p: 79-81. 7. AKARAT SOKSOMCHEEF, I NENGAH SUJAYA, KATSUICHI SAITO, ATSUSHI YOKOTA, KOZO ASANO, and FUSAO TOMITA. Studies on 16S rDNA probes for dot blot and colony hybridization for genus and species specific detection of intestinal microorganisms. Biotechnology for Sustainable Utilization of Biological Resources in the Tropics vol. 15, 2002. (in press) 8. I NENGAH SUJAYA, WAYAN REDI ARYANTA, ATSUSHI YOKOTA, KOZO ASANO and FUSAO TOMITA. Biochemical and sensorial properties of brem bali. Annales Bogorienses, 7: 24 - 31. 2000. 9. AKARAT SOKSOMCHEEF, I NENGAH SUJAYA, KATSUICHI SAITO, ATSUSHI

16

YOKOTA, KOZO ASANO, and FUSAO TOMITA. Studies on 16S rDNA probes for dot blot and colony hybridization for genus and species specific detection of intestinal microorganisms. Annual Reports of ICBiotech vol. 21, 1998 (in press). 10. I Nengah Sujaya, Yoshifumi Tamura, Takayuki Tanaka, Tasoza Yamaki, Takayuki Ikeda, Nao Kikushima, Hiroshi Yata, Atsushi Yokota, Kozo Asano and Fusao Tomita. 2003. Development of Internal Transcribed Spacer Regions Amplification Restriction Fragment Length Polymorphisms Method and Its Application in Monitoring the Population of Zygosaccharomyces rouxii M2 in Miso Fermentation. J. Biosci. Bioeng., 96, 438-447. 11. I N. Sujaya, N.S. Antara, T. Sone, Y. Tamura, W.R.Aryanta, A. Yokota, K. Asano, and F. Tomita. 2003. Identification and characterization of yests in brem, a traditional Balinese rice wine. W. J. Microbiol. Biotechnol., 20: 143-150. 12. Abe A, Sone T, Sujaya I N, Saito K, Oda Y, Asano K, Tomita F. 2003. rDNA ITS sequence of Rhizopus oryzae: its application to classification and identification of lactic acid producers. 2003. Biosci Biotechnol Biochem. 67(8): 1725-1731. 13. Kimiko Minamida, I Nengah Sujaya, Akiko Tamura, Norihiro Shigematsu, Teruo Sone, Atsushi Yokota, Kozo Asano, Yoshimi Benno and Fusao Tomita . The effects of Di-DFructofuranose-1,2:2,3-Dianhydride (DFAIII) administration on human intestinal microbiota. Journal of Bioscience and Bioengineering, 98: 244-250 (2004). 14. Nyoman Semadi Antara, I Nengah Sujaya, Atsushi Yokota, Kozo Asano and Fusao Tomita. Effects of indigenous starter cultures on microbial and physicochemical characteristics of urutan, a Balinese fermented sausage. Journal of Bioscience and Bioengineering, 98: 92 98 (2004). 15. Microflora and selected metabolites of potato pulp fermented with an Indonesian starter ragi tape. Food Technology and Biotechnology, 43: 169 173 (2004). 16. I N. Sujaya, W.R. Aryanta, K. Asano, F. Tomita. Microbial Ecology of Brem Fermentation: Isolation and Cahracterization of Amylolytica Microbes from Indonesai Ragi Tape. Annual Report of ICBiotech 2004. (in press). 17. Effects of difructose anhydride III (DFA III) administration on rat intestinal microbiota ARTICLE Journal of Bioscience and Bioengineering, Volume 99, Issue 3, 2005, Pages 230-236 Kimiko Minamida, Kazuki Shiga, I Nengah Sujaya, Teruo Sone, Atsushi Yokota, Hiroshi Hara, Kozo Asano and Fusao Tomita Abstract | Full Text + Links | PDF (490 K)

18. Effects of difructose anhydride III (DFA III) administration on bile acids and growth of DFA III-assimilating bacterium Ruminococcus productus on rat intestine ARTICLE Journal of Bioscience and Bioengineering, Volume 99, Issue 6, 2005, Pages 548-554 Kimiko Minamida, Maki Kaneko, Midori Ohashi, I Nengah Sujaya, Teruo Sone, Masaru Wada, Atsushi Yokota, Hiroshi Hara, Kozo Asano and Fusao TomitaAbstract | Full Text + Links | PDF (540 K)

17