Proposal Ku
-
Upload
ela-miawati -
Category
Documents
-
view
46 -
download
14
Transcript of Proposal Ku
![Page 1: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Air adalah salah satu sumber daya alam yang penting dan berguna bagi
kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Manusia memerlukan air untuk
pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari seperti minum, masak, mandi dan
mencuci. Namun seiring dengan perkembangan zaman, air tidak lagi hanya
semata-mata berfungsi untuk minum, mandi, dan mencuci saja, tetapi air juga
berkembang dan memiliki fungsi ekonomis dan fungsi sosial.
Maksud air memiliki fungsi ekonomis dan fungsi sosial disini adalah air
dikatakan memiliki fungsi ekonomis karena air sekarang ini memiliki nilai guna,
dimana untuk mendapatkan air harus melakukan pengorbanan. Hal ini karena
seiring dengan pertambahan penduduk, maka kebutuhan air tidak dapat dipungkiri
akan semakin meningkat tanpa dibarengi jumlah air yang memadai. Hal ini
tentunya berbeda pada waktu dulu dimana untuk mendapatkan air tidak harus
melakukan pengorbanan karena pada saat itu air mudah didapat dan penduduk
masih belum bertambah seperti sekarang ini. Pengertian air dikatakan memiliki
fungsi sosial berkaitan erat dengan kondisi air yang sehat, jernih, dan bersih, yang
nantinya dapat dijadikan indikator untuk mengetahui kesehatan dan berkehidupan
layak masyarakat disekitarnya. Fungsi sosial maupun fungsi ekonomi yang
dimiliki air ini sangat penting untuk diperhatikan oleh semua pihak terutama
pemerintah yang selaku pengelola Sumber Daya Alam sesuai yang diamanatkan
1
![Page 2: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/2.jpg)
2
oleh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3), yang isinya adalah “Bumi,
air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.
Untuk mengefisiensikan dan mengefektivitaskan kewenangannya, maka
Pemerintah Pusat memberikan wewenang daerah kepada daerah untuk mengurusi
rumah tangganya sendiri. Pemberian wewenang dari pemerintah pusat ke daerah
ini sering disebut dengan otonomi daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah dijelaskan bahwa “Otonomi daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemberian otonomi daerah pada prinsipnya dimaksudkan supaya daerah dapat
menjalankan asas desentralisasi, yaitu asas yang berisikan mengenai adanya
penyerahan sebagian tugas pemerintahan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah yang disertai dengan adanya pemberian wewenang kepada
pemerintah daerah untuk dapat mengeluarkan berbagai kebijakan penting dalam
rangka menjalankan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada
masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah ini, maka setiap daerah dituntut
untuk melakukan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat yang ada di
daerahnya.
Salah satu pelayanan yang sangat penting yang harus dilakukan oleh daerah
adalah pelayanan dalam proses penyediaan air (air bersih) kepada masyarakat di
daerahnya. Untuk memberikan pelayanan dalam proses penyediaan air bersih,
![Page 3: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/3.jpg)
3
maka daerah membentuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang bertujuan
untuk menyediakan air bersih di daerah-daerah. Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
bergerak di bidang pelayanan air minum, dimana PDAM tersebar di seluruh
daerah di Indonesia, salah satunya berada di Kabupaten Ciamis.
Di Kabupaten Ciamis, pemberian layanan air bersih dilakukan oleh PDAM
Tirta Galuh Kabupaten Ciamis. PDAM Tirta Galuh Kabupaten Ciamis didirikan
berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Ciamis Nomor 9 Tahun 1988
tanggal 1 Agustus 1988 tentang Pendirian PDAM Tirta Galuh dan telah disahkan
oleh Gubernur Jawa Barat dengan Surat Keputusan Nomor: 188.342/SK/201-
Huk/1989 tanggal 15 Februari 1989. PERDA yang mengatur tentang PDAM Tirta
Galuh telah beberapa kali mengalami perubahan, diantaranya dengan PERDA
Kabupaten Ciamis Nomor 1 Tahun 2004, kemudian berubah dengan PERDA
Kabupaten Ciamis Nomor 9 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas PERDA Nomor
1 Tahun 2004, dan terakhir PERDA Kabupaten Ciamis Nomor 10 tahun 2008
tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Kabupaten Ciamis.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Kabupaten Ciamis dalam
perkembangannya sekarang ini memiliki cabang- cabang yang tersebar di
Kabupaten Ciamis. Cabang-cabang PDAM Tirta Galuh tersebut adalah Cabang
Ciamis, Cabang Sindangkasih, Cabang Panumbangan, Cabang Kawali, Cabang
Banjarsari, dan Cabang Pangandaran. PDAM Tirta Galuh Kabupaten Ciamis
dalam menjalankan roda perusahaannya, mempunyai visi: “Menjadi Perusahaan
Terpercaya dalam Pelayanan yang Handal dan Professional”, dimana dengan visi
![Page 4: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/4.jpg)
4
tersebut, PDAM Tirta Galuh mempunyai misi untuk menjadi perusahaan yang
profesional dalam pelayanan air minum kepada masyarakat di Kabupaten Ciamis.
Visi PDAM Tirta Galuh itu tidak lepas mengacu pada PERDA Kabupaten
Ciamis Nomor 10 tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh
Kabupaten Ciamis pasal 43 yang isinya adalah:
a. Memberikan pelayanan air bersih /air minum kepada seluruh pelanggan secara optimal;
b. Memberitahukan kepada calon pelanggan tentang dapat atau tidaknya menjadi pelanggan;
c. Menerima laopran dari pelanggan atau masyarakat lainnya tentang kerusakan pipa dinas;
d. Mengganti meter air dan/ atau pipa dinas yang rusak akibat teknis;e. Memberitahukan kepada pelanggan tentang adanya gangguan hambatan
pelayanan dan/atau informasi lainnya yang berkaitan dengan pelayanan.
Namun berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan
pemberian layanan air bersih oleh PDAM Tirta Galuh yang masih kurang optimal.
Pelayanan yang kurang optimal ini peneliti temukan di beberapa daerah di
Kabupaten Ciamis, salah satunya di Kecamatan Ciamis. Kecamatan Ciamis
merupakan daerah yang masuk ke wilayah PDAM Tirta Galuh Cabang Ciamis
dimana terletak di pusat kota Kabupaten Ciamis, yang memiliki pelanggan PDAM
6701. Adapun permasalahan yang peneliti temukan diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Masih ada warga masyarakat di Kabupaten Ciamis, khususnya di Kecamatan
Ciamis yang belum bisa menikmati saluran pipa air PDAM, padahal mereka
sangat membutuhkannya
![Page 5: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/5.jpg)
5
2) Pada musim kemarau, air minum PDAM terkadang sulit diperoleh dan PDAM
menjadwalkan pemberian air secara bergiliran yang terkadang tidak efektif
dan tidak adil.
3) Tidak adanya pemeriksaan kondisi meteran air secara berkala sehingga jika
terjadi kerusakan meteran air yang terpasang pada sambungan pipa air PDAM
ke pelanggan terkadang tidak segera diganti.
Belum optimalnya pemberian layanan oleh PDAM Tirta Galuh Kabupaten
Ciamis, ternyata berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan PDAM khususnya di
Kecamatan Ciamis. Hal ini dapat dilihat dari adanya indikator-indikator sebagai
berikut :
1) Calon pelanggan merasa lelah menunggu kepastian pemasangan sambungan
baru pipa air PDAM.
2) Pelanggan PDAM di Kecamatan Ciamis sering mengeluhkan pemberian
pasokan air yang terbatas karena tidak mencukupi untuk keperluan rumah
tangga.
3) Pelanggan terkadang dirugikan sebagai akibat dari angka pemakaian air yang
tertera pada meteran air lebih besar dari jumlah pemakaian air yang
sebenarnya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas tersebut, maka peneliti
tertarik dan terdorong untuk melakukan penelitian guna mencari atau menemukan
solusi bagi pemecahan permasalahan tersebut. Oleh karena itu, maka peneliti
mengambil judul penelitian :
“ Pengaruh Pemberian Layanan Air Bersih oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Galuh Terhadap Kepuasan Pelanggan di Kecamatan
Ciamis, Kabupaten Ciamis ”.
![Page 6: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/6.jpg)
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimanakah Pemberian Layanan Air Bersih oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Galuh?
2) Bagaimana Kepuasan Pelanggan di Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis
kepada PDAM Tirta Galuh?
3) Bagaimana Pengaruh Pemberian Layanan Air Bersih oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Galuh Terhadap Kepuasan Pelanggan di
Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian layanan air bersih oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galuh.
2) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pelanggan di Kecamatan
Ciamis, Kabupaten Ciamis kepada PDAM Tirta Galuh.
3) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan air
bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galuh terhadap
kepuasan pelanggan di Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.
![Page 7: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/7.jpg)
7
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Kegunaan Teoritis
1.4.1.1 Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan
khasanah ilmu pengetahuan sosial, khususnya bidang pemerintahan.
1.4.1.2 Penelitian ini diharapkan juga dapat menambah kepustakaan/literatur, dan
rujukan dalam bidang ilmu sosial, khususnya ilmu pemerintahan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1.4.2.1 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
pengaruh pemberian layanan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Galuh terhadap kepuasan pelanggan bagi
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Galuh, dan masyarakat di Kecamatan Ciamis, Kabupaten
Ciamis.
1.4.2.2 Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti untuk menambah
wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan penyusunan
Karya Ilmiah.
1.5 Kerangka Pemikiran
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediakan pelanggan. Moenir (1992:26) mengatakan pelayanan adalah
“kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
![Page 8: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/8.jpg)
8
berlandaskan faktor materil melalui sistem, prosedur, dan metode-metode tertentu
dalam rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”.
Pelayanan memiliki karakterisitik yang harus diberikan oleh pemberi layanan
kepada yang diberi layanan. Karakteristik pelayanan tersebut meliputi sebagai
berikut:
1) Prosedur pelayanan harus mudah di mengerti dan mudah dilaksanakan, sehingga terhindar dari prosedur birokmatik yang sangat berlebihan, atau berbelit-belit (Time Consuming);
2) Pelayanan diberikan secara jelas dan pasti, sehingga ada sesuatu kejelasan dan kepastian bagi pelanggannya dalam menerima pelayanan tersebut;
3) Pemberian pelayanan senantiasa diusahakan agar pelayanan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien;
4) Memberikan pelayanan senantiasa memperhatikan kecepatan dan ketepatan waktu yang sudah ditentukan;
5) Pelanggan setiap saat dapat dengan mudah memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan pelayanan secara terbuka;
6) Dalam berbagai kegiatan pelayanan baik teknis maupun administrasi, pelanggan selalu diperlakukan dengan moto “Customerr is king and Customer is always right”(Nisjar, 1997:126).
Pemberian pelayanan kepada para pelanggan, perlu terus ditingkatkan kualitas
maupun kuantitasnya. Dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan kepada pelanggan tersebut, maka diperlukan adanya suatu kriteria yang
dapat dijadikan sebagai standar. Adapun kriteria dimaksud menurut Gasperz
(1997: 241) sebagai berikut:
1) Pelayanan merupakan output yang tidak berbentuk.2) Pelayanan merupakan output variabel tidak standar.3) Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat
dikonsumsikan dalam produksi.4) Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui proses
pelayanan.5) Pelanggan berpartisipasi dalam proses memberikan pelayanan secara
langsung kepada pelanggan.6) Keterampilan personal “diserahkan” atau diberikan secara langsung
kepada pelanggan.7) Pelayanan tidak dapat diproduksi secara massal.
![Page 9: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/9.jpg)
9
8) Membutuhkan pertmbangan pribadi yang tinggi dari individu yang memberikan pelayanan.
9) Perusahaan jasa pada umumnya bersifat padat karya.10) Fasilitas pelayanan berada dekat dengan lokasi pelanggan.11) Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjektif.12) Pengendalian kualitas terutama dibatasi pada pengendalian proses.13) Option penetapan harga lebih rumit.
Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah dan
berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang berkualitas saat ini
tidak mustahil dianggap sebagai sesuatu yang tidak berkualitas pada saat yang
lain. Maka kesepakatan terhadap kualitas sangat sulit untuk dicapai. Dalam hal ini
yang dijadikan pertimbangan adalah kesulitan atau kemudahan konsumen dan
produsen di dalam menilai kualitas pelayanan. Menurut Parasuraman et al. (dalam
Tangkilisan, 2005: 216-217) terdapat 5 dimensi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Bukti Langsung (Tangibles), yaitu meliputi fasilitas fisik, penampilan personel, dan sarana komunikasi;
2) Keandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan;
3) Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Jaminan (Assurance), aspek ini meliputi mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan;
5) Empati (Empathy), meliputi kemudahan dalam hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
Pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan nantinya akan menentukan
tingkat kepuasan pelanggan. Hal ini karena kepuasan pelanggan merupakan faktor
terpenting yang diinginkan oleh semua perusahaan yang bekerja dalam bidang
pelayanan produk/jasa. Kotler (1996: 46) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan
adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli/pelanggan yang telah mengalami
penampilan atau hasil perusahaan yang memenuhi harapannya. Sedangkan
![Page 10: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/10.jpg)
10
menurut Engel et al (dalam Tjiptono, 2000: 146) mengatakan bahwa “Kepuasan
pelanggan yaitu evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-
kurangnya memberikan (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan.”
Melihat dari definisi-definisi yang telah disebutkan di atas, maka bisa disimpulkan
bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara
harapan dengan hasil dari kinerja yang dirasakan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka bagan kerangka pemikiran dalam
penelitian ini adalah :
1.6 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka peneliti mengemukakan
anggapan dasar sebagai berikut:
1) Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik,
dan menyediakan pelanggan.
Tangibles
Reliability
Responsiveness
Assurance
Empathy
KepuasanPelanggan
![Page 11: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/11.jpg)
11
2) Kepuasan pelanggan adalah tanggapan konsumen/pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan yang sebelumnya dengan
kinerja produk yang dirasakan.
3) Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan akan mempunyai pengaruh
terhadap kepuasan pelanggan, apabila ada kesesuaian antara pelayanan yang
diharapkan oleh pelanggan dengan kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan.
Berdasarkan anggapan dasar diatas, maka penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut : “Terdapat pengaruh positif antara pemberian layanan oleh
Pengaruh Pemberian Layanan Air Bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Galuh Terhadap Kepuasan Pelanggan di Kecamatan Ciamis,
Kabupaten Ciamis”.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
Ho : r ≤ 0 Tidak terdapat pengaruh yang positif antara pemberian layanan
oleh Pengaruh Pemberian Layanan Air Bersih oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galuh Terhadap Kepuasan
Pelanggan di Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.
Ha : r ≥ 0 Terdapat pengaruh yang positif antara pemberian layanan oleh
Pengaruh Pemberian Layanan Air Bersih oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Galuh Terhadap Kepuasan Pelanggan di
Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.
![Page 12: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/12.jpg)
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian menurut tingkat eksplanasi,
dimana menurut pendapat Kline (dalam Sugiyono, 2007:11), penelitian menurut
tingkat eksplanasi adalah “ penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan
variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lain”. Adapun untuk memecahkan dan menganalisis permasalahan dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Deskriptif. Metode
penelitian dekskriptif menurut Nawawi (2001:63) yaitu :
Prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Metode penelitian deksriptif ini mempunyai ciri-ciri khas, sehingga dapat
dibedakan dengan metode penelitian lain. Hal tersebut sejalan dengan penjelasan
Iskandar (2004: 176) yang mengemukakan bahwa :
Penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1) Lebih memperhatikan dalam mendapatkan sampel populasi yang
representatif dalam penelitian.2) Tekhnik atau prosedur pengumpulan data yang lebih tepat.3) Pernyataan masalahnya lebih jelas
12
![Page 13: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/13.jpg)
13
3.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1 Definisi Variabel
Variabel menurut Kidder adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulannya. Selain Kidder ada juga Hatch dan
Farhady yang mendefinisikan variabel secara teoritis sebagai “atribut seseorang,
atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau
satu objek dengan objek yang lain” (Sugiyono, 2009: 38).
Melihat pengertian definisi tentang variabel diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel
independen (variable bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan
variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian Layanan Air Bersih
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galuh. Sub variabel bebas
dalam penelitian ini adalah dimensi-dimensi kualias pelayanan, yaitu sebagai
berikut:
![Page 14: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/14.jpg)
14
1) Bukti Langsung (Tangibles), yaitu meliputi fasilitas fisik, penampilan
personel, dan sarana komunikasi. Indikator yang digunakan dalam dimensi ini
adalah :
a) Keramahan dan penampilan karyawan PDAM.
b) Kelengkapan peralatan untuk menunjang kerja PDAM.
c) Kejernihan dan kebersihan kondisi air PDAM.
2) Keandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Indikator yang digunakan
dalam dimensi ini adalah :
a) Ketepatan pelayanan sesuai prosedur, seperti waktu pelayanan sesuai
dengan prosedur dan informasi yang ada.
b) Keandalan pelayanan secara operasional dan administratif, seperti
ketelitian dan keakuratan pencatatan meteran air dan kelancaran air.
c) Perlakuan yang adil kepada pelanggan.
3) Responsiveness (Kesigapan), adalah keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap. Indikator yang digunakan dalam dimensi ini adalah :
a) Efisiensi dan efektivitas pelayanan.
b) Kemampuan dan kesigapan karyawan PDAM dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan.
c) Ketanggapan dalam merespon keluhan pelanggan dalam waktu yang cepat
dan tepat.
![Page 15: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/15.jpg)
15
4) Assurance (Jaminan), aspek ini meliputi mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan. Indikator
yang digunakan dalam dimensi ini adalah :
a) Penguasaan pengetahuan dan kecakapan karyawan PDAM dalam
memberikan pelayanan.
b) Pengetahuan dan kecakapan karyawan PDAM dalam mengatasi
permasalahan pelanggan.
c) Kejujuran karyawan PDAM dalam pencatatan meteran air.
5) Empathy (Tenggang Rasa), yaitu meliputi kemudahan dalam hubungan
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para
pelanggan. Indikator yang digunakan dalam dimensi ini adalah :
a) Kepedulian terhadap pelanggan.
b) Kemampuan berkomunikasi antara karyawan PDAM dengan pelanggan
c) Adanya sarana yang menunjang untuk kritik, saran dan masukan dari
pelanggan.
Sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kepuasan Pelanggan
PDAM di Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis atas pemberian layanan air
bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galuh. Dalam
penelitian ini sub variabel terikat yang digunakan adalah dimensi yang dapat
memuaskan pelanggan, dimana dimensi-dimensi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
![Page 16: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/16.jpg)
16
1) Bukti Langsung (Tangibles), yaitu meliputi fasilitas fisik, penampilan
personel, dan sarana komunikasi. Indikator yang digunakan dalam dimensi ini
adalah :
a) Kepuasan pelanggan atas keramahan dan penampilan karyawan PDAM.
b) Kepuasan pelanggan atas kelengkapan peralatan untuk menunjang kerja
PDAM.
c) Kepuasan pelanggan atas Kejernihan dan kebersihan kondisi air PDAM.
2) Keandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Indikator yang digunakan
dalam dimensi ini adalah:
a) Kepuasan pelanggan atas ketepatan pelayanan sesuai prosedur, seperti
waktu pelayanan sesuai dengan prosedur dan informasi yang ada.
b) Kepuasan pelanggan atas keandalan pelayanan secara operasional dan
administratif, seperti ketelitian dan keakuratan pencatatan meteran air dan
kelancaran air.
c) Kepuasan pelanggan atas perlakuan yang adil dari PDAM.
3) Responsiveness (Kesigapan), adalah keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap. Indikator yang digunakan dalam dimensi ini adalah:
a) Kepuasan pelanggan atas efisiensi dan efektivitas pelayanan PDAM
b) Kepuasan pelanggan atas kemampuan dan kesigapan karyawan PDAM
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
c) Kepuasan pelanggan atas ketanggapan dalam merespon keluhan pelanggan
dalam waktu yang cepat dan tepat.
![Page 17: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/17.jpg)
17
4) Assurance (Jaminan), aspek ini meliputi mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan. Indikator
yang digunakan dalam dimensi ini adalah:
a) Kepuasan pelanggan atas penguasaan pengetahuan dan kecakapan
karyawan PDAM dalam memberikan pelayanan.
b) Kepuasan pelanggan atas pengetahuan dan kecakapan karyawan PDAM
dalam mengatasi permasalahan pelanggan.
c) Kepuasan pelanggan atas kejujuran karyawan PDAM dalam pencatatan
meteran air.
5) Empathy (Tenggang Rasa), yaitu meliputi kemudahan dalam hubungan
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para
pelanggan. Indikator yang digunakan dalam dimensi ini adalah:
a) Kepuasan pelanggan atas kepedulian PDAM terhadap pelanggan.
b) Kepuasan pelanggan atas kemampuan berkomunikasi antara karyawan
PDAM dengan pelanggan.
c) Adanya sarana yang menunjang untuk kritik, saran dan masukan dari
pelanggan.
3.3 Unit Analisis, Populasi, dan Sampel
3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian (Arikunto, 2006: 1430). Unit analisis dalam penelitian ini adalah
pelanggan PDAM di Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.
![Page 18: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/18.jpg)
18
3.3.2 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan PDAM di Kecamatan
Ciamis pada bulan Desember tahun 2011 sebanyak 6701 orang.
3.3.3 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2009: 80) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan
teknik pengambilan sampel Probability Sampling dengan Simple Random
Sampling. Simple Random Sampling menurut Sugiyono (2009:82) adalah
“Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak ta npa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu’.
Peneliti menentapkan sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane yang
dikutif Riduwan dan Akson (2006:249).
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
N = Jumlah Populasi
d = Determinan
Dengan perumusan tersebut diatas, maka jumlah sampel minimal yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah :
![Page 19: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/19.jpg)
19
n = 6701 6701 (0,12) + 1
n = 6701 67, 01 + 1
n = 6701 68,01
n = 98,53 dibulatkan menjadi 99.
Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 99 orang yang merupakan pelanggan PDAM di Kecamatan
Ciamis, Kabupaten Ciamis.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan dalam melakukan penelitian, maka perlu ditentukan
secara tepat apa saja jenis data (jenis informasi) yang dibutuhkan. Melihat itu
semua maka, peneliti menggunakan dua sumber data dalam penelitian, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer menurut
Silalahi (2009: 289) adalah “data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika
peristiwa terjadi, termasuk di dalamnya adalah artikel- artikel atau karangan-
karangan yang original yang disampaikan dalam konferensi”. Sedangkan sumber
data sekunder menurutnya adalah “data yang dikumpulkan sumber-sumber lain
yang tersedia yang meliputi komentar, interpretasi atau pembahasan tentang
materi original” (Silalahi, 2009: 291).
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah:
![Page 20: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/20.jpg)
20
1. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara membaca dan mempelajari berbagai literatur dan sumber bacaan yang
berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
2. Studi Lapangan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh secara
langsung diperoleh dilokasi penelitian. Pengumpulan datanya dilakukan
dengan cara :
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian. Pengamatan
langsung yang dilakukan mengenai pemberian layanan air bersih oleh
PDAM dan kepuasan pelanggan PDAM Tirta Galuh Ciamis di Kecamatan
Ciamis, Kabupaten Ciamis.
b. Angket / Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden,
kemudian responden tersebut memberikan jawabannya dengan cara
memilih jawaban yang tersedia. Angket/ Kuisioner ini diberikan kepada
Pelanggan PDAM Tirta Galuh di Kecamatan Ciamis.
c. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan masukan tentang hal-
hal yang ada kaitannya dengan permasalahanan penelitian. Dalam
penelitian ini, wawancara dilakukan hanya untuk melengkapi kuisioner
yang disebarkan kepada responden. Adapun yang akan peneliti wawancara
adalah karyawan PDAM dan pelanggan PDAM di Kecamatan Ciamis,
![Page 21: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/21.jpg)
21
3.5 Teknik Pengolahan/Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dan kedua,maka peneliti
menggunakan analisis kuantitatif melalui pengolahan data yang ditabulasikan dan
dideksripsikan ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Menentukan rentang nilai, yaitu dengan cara skor atau nilai tertinggi dikurangi
skor / nilai terendah.
Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y)
Skor tertinggi : 5 x 99 Responden = 495
Skor Terendah : 1 x 99 Responden = 99
Rentang : 495 – 99 = 396
Interval Kelas : 396 : 5 = 79,2
Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti pada
gambar kuartil berikut ini :
a. Variabel X
SangatKurang Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik
99 178,2 257,4 336,6 415,8 495
b. Variabel Y
SangatKurang Puas Kurang Puas Cukup Puas Sangat Puas
99 178,2 257,4 336,6 415,8 495
![Page 22: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/22.jpg)
22
2) Menentukan Kategori Penilaian.
a. Variabel X
1. Untuk Kategori Sangat Kurang Baik: 99,00 ≤ X ≤ 178,2
2. Untuk Kategori Kurang Baik : 178,2 ≤ X ≤ 257,4
3. Untuk Kategori Cukup : 257,4 ≤ X ≤ 336,6
4. Untuk Kategori Baik : 336,6 ≤ X ≤ 415,8
5. Untuk Kategori Sangat Baik : 415,8 ≤ X ≤ 495
b. Variabel Y
1. Untuk Kategori Sangat Kurang Puas : 99,00 ≤ X ≤ 178,2
2. Untuk Kategori Kurang Puas : 178,2 ≤ X ≤ 257,4
3. Untuk Kategori Cukup : 257,4 ≤ X ≤ 336,6
4. Untuk Kategori Puas : 336,6 ≤ X ≤ 415,8
5. Untuk Kategori Sangat Puas : 415,8 ≤ X ≤ 495
3) Menentukan Prosentase
Dalam distribusi frekuensi, total skor kenyataan dari masing-masing item
dapat diprosentasikan dalam perhitungan sebagai berikut :
x 100%
Keterangan :
Total skor : Jumlah skor kenyataan untuk masing-masing item dari dua
variabel.
Total Ideal : Skor tertinggi x jumlah responden yang dijadikan sampel.
![Page 23: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/23.jpg)
23
Untuk mengetahui ukuran prosentase tersebut, maka Arikunto (1998: 246)
mengemukakan pedoman persentase sebagai berikut :
Tabel 3.1
Pedoman Persentase
Interval Persentase Kategori Persentase
76 - 100 %
56 - 75 %
40 – 55 %
< 40 %
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Selanjutnya untuk mengetahui korelasi hubungan antara dua variabel, maka
dilakukan uji statistik parametik dengan menggunakan rumus koefisien korelasi
product moment (r). Menurut Sugiyono (2009: 183) bahwa rumus yang digunakan
dalam koefisien korelasi product moment sebagai berikut :
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi Product Moment
x = Variabel independen
y = Variabel dependen
Selanjutnya untuk dapat memberikan penafsiran atau interpretasi seberapa
kuat hubungan antara variabel x dan variabel y digunakan pedoman sebagai
berikut :
![Page 24: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/24.jpg)
24
Tabel 3.2
Interval Koefisien dan tingkat Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,0 - 0,199
0,20 - 0, 399
0,40 - 0,599
0,60 - 0,799
0,80 - 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
(Sugiyono, 2009: 184)
Kemudian untuk menghitung besarnya pengaruh pemberian layanan oleh
PDAM Tirta Galuh Ciamis terhadap kepuasan pelanggan di Kecamatan Ciamis,
Kabupaten Ciamis dapat digunakan rumus koefisien determinasi dengan rumus
sebagai berikut :
(Sudjana, 1982: 24)
Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
Untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakanuji t dengan rumus sebagai berikut :
(Sugiyono, 2009: 184)
Keterangan :
t = Nilai yang dihitung
r = Koefisien korelasi yang dihitung
n = jumlah sampel
![Page 25: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/25.jpg)
25
3.6 Jadwal Penelitian
Tabel. 3.3
JADWAL PENELITIAN
DARI BULAN OKTOBER 2011 SAMPAI DENGAN JULI 2012
No Tahap dan kegiatan
penelitian
Waktu ( Bulan)
Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul
1 Observasi Awal
2 Studi Pustaka
3 Penyusunan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Penelitian
6 Bimbingan dan Penyusunan Hasil Penelitian
7 Sidang Skripsi
![Page 26: Proposal Ku](https://reader033.fdocuments.net/reader033/viewer/2022051015/55721192497959fc0b8f2c72/html5/thumbnails/26.jpg)
26
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Moenir, H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Siagian, Sondang. 1992. Filsafat organisasi. Jakarta: Gunung Agung.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Tjiptono, Fandi. 1996. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.
. 2000. Manajemen Jasa Edisi 1 Cetakan ke-2. Yogyakarta: Andi.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sumber Lain :
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 10 tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Galuh Kabupaten Ciamis.