Proposal Kerja Praktik Ades 2003 Odt PDF
-
Upload
ades-wahyu-dwi-susilo -
Category
Documents
-
view
85 -
download
4
Transcript of Proposal Kerja Praktik Ades 2003 Odt PDF
PROPOSAL KERJA PRAKTIKPENGUJIAN TAHANAN ISOLASI
PADA STATOR DAN ROTOR
GENRATOR SINKRON 3 FASA 3,52 MW
DI PT.INDONESIAN POWER UBP MRICA
SUB UNIT PLTA KETENGER BATURADEN
OLEH :
ADES WAHYU DWI SUSILO
H1C009038
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
PURBALINGGA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI PADA STATOR DAN ROTOR
GENRATOR SINKRON 3 FASA 3,52 MWDI PT.INDONESIAN POWER UBP MRICA
SUB UNIT PLTA KETENGER BATURADEN
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk melaksanakan Kerja Praktik pada Pendidikan Strata Satu Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman
oleh :ADES WAHYU DWI SUSILO
H1C009038
Diterima dan DisetujuiTanggal :
Jurusan TeknikKetua,
Hari Prasetijo STNIP. 19620222.198702.1.001
Tim Komisi Tugas AkhirKetua,
Mengetahui,Fakultas Sains dan Teknik
Dekan,
Ir. H. Purnama Sukardi, Ph.DNIP. 19661010.198403.1.003
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada saat sekarang ini,Indonesia sebagai negara berkembang mulai bergerak menuju ke arah
negara industri.Pembangunan industri-industri tersebut guna meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan mengurangi pengangguran yang melanda Indonesia pasca krisis moneter
tahun 1998.Hal ini ditambah dengan banyaknya proyek-proyek pemukiman/perumahan
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia terutama di Pulau Jawa dan
juga luasnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Industri dan proyek perumahan
diatas, menimbulkan peningkatan permintaan kebutuhan listrik.Industri memerlukan listrik
guna menjalankan motor-motor listrik guna kegiatan/ proses produksi seperti pabrik semen,
pabrik garmen,pabrik bahan kimia dll yang tentunya daya yang digunakan sangat besar.
Sedangkan,pemukiman/ rumah tangga membutuhkan listrik guna menyuplai peralatan
elektronik misalnya: lampu, air conditioner(AC), magic jar,komputer,mesin cuci,pompa air,
televisi,radio dan sebagainya.
Uraian diatas hanya memberikan gambaran bahwa energi listrik memegang
peranan strategis dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya dan manusia
pada umumnya.Arti strategis adalah manusia tidak dapat hidup tanpa listrik karena
dibutuhkan dalam kehidupan yang serba elektronis di zaman modern ini. Buktinya saat
adanya pemadaman bergilir masyarakat merasa terganggu dan resah dengan kurangnya
pasokan listrik dan kerugian yang sangat besar bagi industri yang diakibatkan oleh hal
tersebut. Kecenderungan peningkatan kebutuhan energi listrik harus segera diantisipasi oleh
pemerintah (BUMN dalam hal ini PLN) yang memonopoli produksi energi listrik tanah air.
Gejala ini harus diantisipasi oleh penyedia jasa energi listrik yaitu PLN (Perusahaan Listrik
Negara) dengan pembangunan pembangkit listrik baru berbahan bakar non-fosil (tidak
terbaharui).Oleh karena itu, pemerintah berusaha menyosialisasikan bio-fuel dan batu bara
yang dianggap sebagai solusi seiring dengan menipisnya bahan bakar minyak.Batubara
sebagai alternatif baru karena diperkirakan melimpah ruah di Indonesia terutama di Pulau
Kalimantan dan dapat digunakan ratusan tahun.
Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan industri..
Untuk pemenuhan kebutuhan ini, maka dibangunlah banyak pembangkit listrik di Indonesia.
Berdasarkan jenis energi yang dikonversikan menjadi tenaga listrik,maka pembangkit energi
listrik dibagi menjadi beberapa jenis,antara lain yaitu: PLTA(Pembangkit Listrik Tenaga Air),
PLTU(Pembagkit Listrik Tenaga Uap),PLTD(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel),PLTG
(Pembangkit Listrik Tenaga Gas),PLTP(Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi).Selain itu,
ada juga gabungan dari dua jenis pembangkit PLTG dan PLTU yang biasa dikenal dengan
nama PLTGU(Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap).
Proses Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dimulai dengan sebuah sungai
atau waduk yang mempunyai ketinggian untuk menghasilkan energi potensial kemudian
dialirkan melalui pipa pesat untuk menghasilkan energi kinetik dari air tersebut yang
akan menggerakan sudu -sudu turbin dengan energi mekaniknya, turbin terkopel dengan
generator. Pada generator terjadi proses konversi energi dari energi mekanik menjadi
energi listrik. Listrik tersebut kemudian di naikkan tegangannya menggunakan trafo
step up, dan kemudian di transmisikan melalui switch yard.
Salah satu peralatan yang penting dalam penyediaan listrik ke konsumen adalah
generator sinkron.Sedangkan, pada saat peralatan listrik tersebut mengalami gangguan
misalnya hubung singkat pada lilitannya dan sebagainya,maka diambil suatu tindakan
preventif untuk mengatasi gangguan tersebut.Untuk mengatasi hal tersebut, mutlak
diperlukan suatu pemeliharaan.Salah satu pemeliharaan tersebut adalah dengan
pengujian pada rotor maupun stator generator sinkron. Generator sinkron memegang
peranan penting dalam produksi energi listrik di PT.Indonesian Power UBP Mrica Sub
Unit PLTA Ketenger Baturaden.Generator ini digunakan untuk mengkoversi energi
mekanik putaran dari turbin menjadi energi listrik.Dengan perputaran generator sinkron
dihasilkan tenaga listrik dengan arus bolak balik 3 fasa
Pengujian tahanan isolasi dilakukan untuk mengetahui tingkat isolasi pada stator
baik tahanan isolasi antar fasa maupun fasa-ground. Idealnya tahanan isolasinya adalah
tidak terhingga, dimana seluruh arus yang ada di dalam conductor betul-betul di blok
oleh bahan isolasi sehingga tidak terdapat arus yang mengalir dari konduktor ke core
melalui bahan isolasi tersebut. Jika arus bocor yang mengalir dari konduktor ke ground
menjadi besar, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah serius pada isolasinya.
Nilai minimal isolasi antar fasa yang baik yaitu untuk setiap 1 volt tegangan
keluaran generator mempunyai isolasi sebesar 1 Mohm.Nilai tahanan isolasi yang
berada dibawah nilai minimalnya dapat menyebabkan short circuit pada statornya dan
bisa membahayakan peralatan yang terhubung dengannya. Pengujian ini dilakukan
menggunakan insulation test yang biasa disebut Megger, alat ini juga bisa sekaligus
menunjukan indeks polarisasi belitan sehingga bisa diketahui apakah belitan itu masih
baik atau sudah lembab.
.
I.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian Kerja Praktik ini adalah:
1. Secara umum akan membahas :
a. Sejarah umum PT. Indonesia Power UBP Mrica Sub unit PLTA
Ketenger Baturaden.
b. Sistem pembangkitan listrik di PLTA Ketenger Baturaden
PT Indonesia Power UBP Mrica.
2. Secara khusus akan membahas :
a. Prinsip kerja Generator Sinkron 3 Fasa
b. Proteksi tahanan isolasi pada generator sinkron 3 fasa
c. Prinsip dan alat yang digunakan pada pengujian tahanan isolasi.
d. Hasil pengujian tahanan isolasi pada generator PLTA Ketenger Baturaden
PT Indonesia Power UBP Mrica
I.3 Tujuan Kerja Praktik
Tujuan dari kerja praktek ini adalah :
1. Dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses pembangkitan listrik
tenaga air.
2. Belajar untuk terlibat langsung dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
3. Dapat berpartisipasi dalam Annual Inspection PLTA Ketenger Baturaden
PT.Indonesian Power UBP Mrica
4. Dapat mengetahui dan berpartisipasi dalam pengujian tahanan isolasi pada
Rotor dan stator generator sinkron 3 fasa PT.Indonesian Power UBP Mrica
Sub Unit PLTA Ketenger Baturaden
5. Melihat penerapan materi kuliah (khususnya di bidang tenaga)di lapangan.
Lalu membandingkan antara teori dan kenyataan pada lapangan.
I.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktik yang dilakukandi PT.
Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit PLTA Ketenger Baturaden antara lain adalah:
1) Menambah wawasan dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja.
2) Mengetahui penerapan (aplikasi) teori yang didapat di bangku kuliah pada
dunia kerja.
3) Mengetahui secara umum peralatan pada pembangkitan.
4) Mengetahui gambaran pekerjaan di bidang arus kuat.
5) Mengetahui dan berpartisipasi dalam pengujian tahanan isolasi pada Rotor
dan stator generator sinkron 3 fasa PT.Indonesian Power UBP Mrica Sub Unit
PLTA Ketenger baturaden
6) Sebagai salah satu persyaratan penyelesaian studi pada Program Studi Teknik
Elektro Universitas Jenderal Soedirman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Generator Sinkron dan Karakteristiknya
Generator arus bolak-balik yang kadang-kadang disebut dengan generator sinkron atau
alternator adalah sebuah peralatan listrik yang berfungsi untuk mengubah energi gerak
(mekanis) menjadi energi listrik AC dimana kecepatan putaran medan dan kecepatan putaran
rotornya sama atau tidak ada slip. Kumparan medan pada generator sinkron terletak pada
rotornya sedangkan kumparan jangkarnya terletak pada stator.
Generator besar yang digunakan untuk mencatu jala-jala daya listrik nasional modern
digerakkan oleh turbin uap atau kincir angin.Generator yang digunakan untuk mencatu sistem
daya terpisah, atau sistem yang lebih kecil atau untuk memperlengkapi daya beban puncak
tambahan terhadap jala-jala listrik yang lebih besar kerap kali digerakkan oleh mesin diesel atau
turbin bakar.
Prinsip kerja generator sinkron adalah menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik dimana disini rotor berlaku sebagai kumparan medan (yang
menghasilkan medan magnet) dan akan menginduksi stator sebagai kumparan
jangkar yang akan menghasilkan energi listrik. Pada belitan rotor diberi arus
eksitasi DC yang akan menciptakan medan magnet. Rotor ini dikopel dengan
turbin putar dan ikut berputar sehingga akan menghasilkan medan magnet putar.
Medan magnet putar ini akan memotong kumparan jangkar yang berada di stator.
Oleh karena adanya adanya perubahan fluks magnetik pada tiap waktunya maka pada
kumparan jangkar akan mengalir gaya gerak listrik yang diinduksikan oleh rotor.
Kecepatan sudut putar rotor :
n = kecepatan putar rotor(rpm)
f = frekuensi(Hz)
p = jumlah kutub
Dalam generator dc,lilitan jangkar dipasang pada bagian mesin yang berputar agar
memungkinkan pengubahan tegangan bolak-balik yang dibangkitkan dalam lilitan menjadi
tegangan searah pada terminal melalui penggunaan komutator yang berputar. Kutub
medan diletakkan pada bagian mesin yang diam. Dalam semua generator bolak-balik
bertegangan rendah yang kecil, medan diletakkan pada bagian yang berputar atau rotor,
dan lilitan jangkar pada bagian yang diam atau stator dari mesin.
Konstruksi medan yang berputar dan jangkar-diam menyederhanakan masalah isolasi
generator ac. Karena tegangan yang biasa dibangkitkan adalah setinggi 18.000 sampai 24.000 volt,
maka tegangan tinggi ini tidak perlu dikeluarkan melalui cincin slip (slip ring) dan kontak geser
tetapi dapat dikeluarkan langsung kealat penghubung dan pembagi (switchgear) melalui kawat
berisolasi dari jangkar diam. Konstruksi ini juga mempunyai keuntungan mekanis yaitu getaran
lilitan jangkar berkurang dan gaya sentrifugal menjadi lebih baik. Medan yang berputar
dicatu/dieksitasi dengan arus searah dengan tegangan 125, 250 atau 375 V melalui cincin slip
dan sikat-sikat, atau melalui hubungan kabel langsung antara medan dan penyearah yang
berputar jika digunakan sistem eksitasi tanpa sikat-sikat (brushless).
Lilitan jangkar atau stator bisa salah satu dari sekian banyak tipe. Tipe yang paling
banyak digunakan adalah lilitan rangkaian terbuka yang dibentuk dari kumparan yang
terisolasi terpisah mirip dengan lilitan sengkelit generator dc. Sebenarnya, lilitan yang
demikian tersusun dari tiga lilitan terpisah (pada generator tiga fase), yang masing-masing
terpisah satu sama yang lain sebesar 120 derajat. Ketiga lilitan bisa hubungan Y atau
delta. Hubungan Y adalah yang paling umum karena dengan sendirinya langsung
memberikan tegangan tinggi, dan kawat netral dapat dikeluarkan bersama tiga saluran
membentuk sistem empat kawat tiga fase. Stator generator ac bersama lilitannya ditunjukkan
pada gambar dibawah ini
Ada dua jenis yang berbeda dari struktur medan generator sinkron, yaitu tipe kutub-sepatu (salient) dan silinder.
-Rotor tipe kutub-sepatu (salient pole)Generator kepesatan rendah seperti yang digerakkan oleh mesin diesel atau turbin air
mempunyai rotor dengan kutub medan yang menonjol atau kutub medan sepatu seperti rotor
yang ditunjukkan dalam gambar 4.4. Keping kutub yang dilaminasi dengan kumparan
medannya dipasang pada bingkai dari besi, yang terpasok pada poros.
-Rotor tipe silinder Generator kepesatan tinggi atau tipe turbo mempunyai rotor silinder sepertiyang
ditunjukkan dalam gambar 4.5. rotor yang ditunjukkan akan dibelitkan untuk dua kutub dan dirancang untuk bekerja pada 3000 putaran per menit (rpm). Konstruksi silinder penting dalam mesin kepesatan tinggi karena tipe kutub sepatu sukar dibuat untuk menahan tekanan pada kepesatan tinggi. Lebih lanjut, rotor kutub sepatu mempunyai rugi angin yang tinggi pada kepesatan yang tinggi. Generator sinkron dengan konstruksi rotor silinder digerakkan oleh turbin uap atau gas. Generator yang ditunjukkan oleh gambar 4.1 mempunyai rotor silinder dua kutub.
II. 2 Eksitasi Generator dan Tegangannya
Sistem eksitasi konvensional sebelum tahun 1960 terdiri dari sumber arus searah (DC)
yang dihubungkan ke medan generator ac melalui dua slip ring dan sikat-sikat.
Sumber dc biasanya generator dc yang digerakkan motor atau generator dc yang
digerakkan oleh penggerak mula yang sama yang diberi daya oleh generator ac.
Setelah adanya solid state, beberapa sistem eksitasi yang berbeda yang
menggunakan alat ini telah dikembangkan dan digunakan. Dalam salah satu sistem,
daya diambil dari terminal generator ac, diubah ke dc oleh penyearah stasioner solid
state dan kemudian dicatukan ke medan generator ac dengan menggunakan cincin slip
konvensional dan sikat-sikat. Dalam sistem serupa yang digunakan dalam generator
besar yang digerakkan oleh turbin uap, daya dicatukan ke penyearah solid state dari
lilitan tiga fase terpisah yang terletak diatas alur stator generator. Satusatunya fungsi
dari lilitan ini adalah menyediakan daya eksitasi untuk generator.
Sistem pembangkitan lain yang masih digunakan baik dengan generator sinkron tipe
kutub sepatu maupun tipe rotor silinder adalah sistem brush less / tanpa sikat, yang mana
generator ac kecil dipasang pada poros yang sama sebagai generator utama yang digunakan
sebagai pengeksitasi. Pengeksitasi ac mempunyai jangkar yang berputar, keluarannya kemudian
disearahkan oleh penyearah dioda silikon yang juga dipasang pada poros utama. Keluaran yang
telah disearahkan dari pengeksitasi ac, diberikan langsung dengan hubungan yang diisolasi
sepanjang poros ke medan generator sinkron yang berputar. Medan dari pengeksitasi ac adalah
stasioner dan dicatu dari sumber dc terpisah. Keluaran dari pengeksitai ac, dan berarti tegangan
yang dibangkitkan oleh generator sinkron, dapat dikendalikan dengan mengubah kekuatan
medan pengeksitasi ac. Jadi sistem eksitasi tanpa sikat tidak mempunyai komutator, cincin slip
atau sikat-sikat yang sangat memperbaiki keandalan dan menyederhanakan pemeliharaan
mesin.
Eksitasi tegangan Setelah generator ac mencapai kepesatan yang sebenarnya oleh
penggerak mula (prime mover), medannya dieksitasi dari catu dc. Ketika kutub lewat dibawah
konduktor jangkar yang berada pada stator, fluksi medan yang memotong konduktor
menginduksikan ggl kepadanya. Ini adalah ggl bolak-balik, karena kutub dengan polaritas yang
berubah-ubah terus menerus melewati konduktor tersebut. Karena tidak menggunakan komutator,
ggl bolak-balik yang dibangkitkan keluar pada terminal lilitan stator.
Besarnya ggl yang dibangkitkan bergantung pada laju pemotongan garis gaya
atau dalam hal generator, besarnya ggl bergantung pada kuat medan dan kepesatan
rotor. Karena generator bekerja pada kepesatan konstan maka besarnya ggl yang
dibangkitkan menjadi bergantung pada eksitasi medan. Ini berarti bahwa besarnya ggl
yang dibangkitkan dapat dikendalikan dengan mengatur besarnya eksitasi medan yang
diberikan pada generator. Eksitasi medan dapat langsung dikendalikan dengan
mengubah besarnya tegangan eksitasi yang dikenakan pada medan generator.
Faktor daya dari generator dapat ditentukan dengan karakteristik beban
yang sedang dicatu ( kecuali generator bekerja secara paralel dengan generator
lain ).
Frekuensi ggl yang dibangkitkan bergantung pada jumlah kutub medan dan kepesatan
generator. Pada kumparan tertentu, akan dibangkitkan tegangan satu siklus
lengkap bila sepasang kutub rotor (kutub uatra dan selatan) digerakkan melewati
kumparan. Maka jumlah siklus yang dibangkitkan dalam satu putaran rotor sama dengan jumlah
pasang kutub rotor atau p/2, dimana p adalah jumlah total kutub. Jika n adalah kepesatan rotor
dalam putaran per menit, maka n/60 adalah putaran per sekon. Frekuensi dalam hertz atau siklus
per sekon, maka
II. 3 Sistem Isolasi Lilitan Rotor dan Stator
Sistem isolasi generator menggabungkan beberapa material berbeda untuk memproteksi lilitan
medan dan lilitan stator, sehingga bagian utama sistem melibatkan banyak pengujian untuk mendapatkan
batasan – batasan isolasi. Ini meliputi kekuatan dielektrik yang telah secara tradisional berhasil dengan
menggunakan mika dalam bermacam – macam bentuk. Generator yang disusun dengan isolasi lilitan
asphalt-mika telah mempunyai sejarah dapat menyerap kelembaban yang dalam beberapa kasus
membutuhkan pengeringan lilitan untuk mendapatkan level resistansi isolasi yang memuaskan.
Sekarang lilitan menggunakan isolasi epoxy-mica karena mempunyai kekuatan mekanik dan kekedapan
terhadap air, oli atau kontaminasi lain terhadap isolasi, yang ditimbulkan selama kondisi abnormal.
Fungsi utama isolasi adalah membatasi tegangan pada isolasi, jika tegangan yang berlebihan
diterapkan pada lilitan, stress tegangan akan mengakibatkan pemanasan pada isolasi dan dapat
mengakibatkan kerusakan. Tentunya level tegangan yang cukup tinggi akan menghasilkan breakdown
dengan segera. Mempertahankan kekompakan dan kualitas sistem isolasi adalah sangat penting terhadap
pemanasan, kehampaan, kerusakan mekanis atau ketidaknormalan lain yang mengakibatkan kelemahan
terhadap isolasi. Kelemahan isolasi ini akan meningkat secara berkelanjutan pada saat generator terus
beroperasi pada tegangan kerja. Jika tegangan breakdown mengalir pada isolasi sementara generator
melayani beban, ini kemungkinan besar akan mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada komponen
generator, ini dapat menjadi sangat serius karena akan membutuhkan rewinding atau pengantian lilitan.
Untuk menghindari masalah - masalah tersebut maka seharusnya dilakukan pemeliharaan secara berkala
terhadap semua komponen dari sistem isolasi sehingga kita dapat mencegah masalah - masalah tersebut
sebelum terjadi.
II. 4 Pengujian Rotor dan Stator
Ada beberapa pengujian pada sistem isolasi untuk mengevaluasi kekuatan
dielektrik untuk menjamin keandalan. Dari semuanya tanpa kecuali, melibatkan tegangan yang
melewati dinding/permukaan isolasi. Perbedaan dari satu pengujian ke pengujian yang lain adalah
perbedaan level tegangan yang diterapkan, pengukuran dan penunjukkan hasil.
Secara garis besar pengujian rotor dan stator pada generator dibagi atas dua kategori :
- Prooftest
Proof test yaitu pengujian yang menggunakan level tegangan yang lebih tinggidaripada tegangan
kerja. Argumen yang sering digunakan dalam pengujian tegangan lebih adalah mungkin akan
menimbulkan breakdown pada lilitan. Biaya dari waktu outage mesin sangat bervariasi diantara
outage yandirencanakan, pada saat beberapa waktu perawatan dilakukan, dan outage selama
kondisi beban puncak. Breakdown biasanya mengalir selama kondisi beban puncak. Jika
generator mempunyai isolasi tipis, dimana dapat memungkinkan breakdown selama transient
atau surja dalam sistem, pengujian tegangan ini umumnya umumnya lebih ekonomis diperbaiki
selama outage yang direncanakan. Jika satu atau lebih titik lemah pada lilitan mengalir gangguan,
ini kemudian akan menjadi titik grounding dari lilitan, menggantikan netral dan kemudian
menerapkan tegangan yang besar ke bagian lain lilitan. Breakdown susulan dapat mengalir
kemudian, dimana dapat menghasilkan arus sirkulasi yang tinggi seperti gangguan fasa ke fasa
(seperti gambar 5.3). Ini akan menghasilkan kerusakan inti, yang mengharuskan inti diperbaiki
dan kemungkinan seluruhnya diganti lilitannnya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
mencari kelemahan, dan kemungkinan breakdown
Contoh proof test pada generator adalah pengujian High Potensial Test.
- Analytical test
Analytical test yaitu pengujian dengan menggunakan level tegangan yang biasanya
dibawah tegangan kerja.
Beberapa diantaranya jenis – jenis analytical test adalah sebagai berikut :
a. Insulation Resistance Test / Megger Test
b. DC Leakage
c. Dissipation Factor
d. Balancing Voltage Rotor Test
e. Tahanan Dalam (Rd) Rotor
f. Partial Discharge Test (PD Test)
Pengujian pada peralatan baru pada perusahaan berdasarkan standar ANSI (American
National Standards Institute) dan dilakukan oleh perusahaan sebelum pengiriman. Jika
pengguna memilih menggunakan pengujian tambahan pada peralatan, ini juga harus
berdasarkan standar yang dipublikasikan oleh ANSI.
BAB III
METODE KERJA PRAKTIK
III.1. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Kerja praktik ini akan dilaksanakan di PT.Indonesian Power UBP Mrica
Sub Unit PLTA Ketenger Baturaden
2. Waktu
Kerja praktik dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari 16 Juli 2012
. sampai 16 Agustus 2012
III.2 Aspek yang dikaji
Aspek yang akan dipelajari selama kegiatan kerja praktik ini adalah
sebagai berikut :
1. Aspek Umum
Aspek ini akan mempelajari mengenai sejarah dan perkembangan
instansi, lokasi, struktur organisasi dan ketenagakerjaan.
2. Aspek Khusus
Aspek yang dikaji yaitu pengujian tahanan isolasi pada rotor dan stator
generator 3 fasa di PLTA Ketenger Baturaden PT.Indonesian Power
UBP Mrica.
III.3 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktik
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan kerja
praktik adalah 1. Pengamatan Lapangan
Yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan dengan terlibat langsung
dalam proses kerja di PT. Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit PLTA
Ketenger Baturaden.
2. Wawancara
Berupa pengumpulan informasi dan konsultasi secara lisan dengan teknisi
pemelihara dan pembimbing di lapangan.
3. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan data tertulis untuk
mengetahui dan menganalisis besarnya tahanan pentanahan di PT.
Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit PLTA Ketenger Baturaden.
4. Studi Pustaka
Berupa pengumpulan literatur dan pendapat para ahli sebagai data
pelengkap.
BAB IV
JADWAL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
N
O.KEGIATAN
PEKANI
I
I
II
I
II
I
V1
1.Orientasi
X
X2
2.
Pengumpulan data, pemahaman cara kerja sistem
dan peralatan
X
X
X
X3
3.Evaluasi
X
X4
4.Kesimpulan dan pembuatan laporan
X
X
BAB V
PERSONALIA
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman yang
akan melaksanakan Kerja Praktik di PT.Indonesian Power UBP Mrica Sub Unit PLTA
Ketenger Baturaden adalah :
Nama : Ades Wahyu Dwi Susilo
NIM : H1C009038
Angkatan : 2009
Konsentrasi : Tenaga