PROGRAM TADARUS DAN SHALAT DHUHA DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB...
Transcript of PROGRAM TADARUS DAN SHALAT DHUHA DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB...
PROGRAM TADARUS DAN SHALAT DHUHA DALAM MENUMBUHKAN
KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK SD
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Oleh :
YOGA FITRIANDI
A 510130226
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
PELAKSANAAN PROGRAM TADARUS DAN SHALAT DHUHA DALAM
MENUMBUHKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK DI SD
MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Pelaksanaan program tadarus
dan shalat dhuha di SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta dalam
menumbuhkan karakter tanggung jawab anak, (2) Kendala yang dialami oleh
guru dalam penerapan tadarus dan shalat dhuha di SD Muhammadiyah 23
Semanggi Surakarta, (3) Solusi untuk mengatasi kesulitan dalam penerapan
tadarus dan shalat dhuha di SD Muhammadiya 23 Semanggi Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah, wali kelas, guru agama, wali murid dan anak. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara,
dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan terdiri dari empat komponen
analisis, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verification. Penelitian ini diawali dengan tahap persiapan,
pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan dan diakhiri dengan pelaporan.
Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha di
SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta sudah berjalan dengan baik dalam
menumbuhkan sebuah karakter tanggung jawab, anak sudah terbiasa akan
melaksanakan program sekolah jadi rasa tanggungjawab nya sudah mulai
muncul dari pelaksanaan program tersebut. Kendala yang di alami sekolah
dalam pelaksanaan program tersebut salah satunya adalah anak terkadang lupa
membawa perlengkapan dalam pelaksanaan program tersebut, namun sekolah
juda sudah menyiapkan perlengkapan tersebut untuk mengatasi kendala yang
dialami anak tersebut.
Kata Kunci: tadarus, shalat dhuha, karakter, karakter tanggungjawab
Abstract This study aims to describe: (1) Implementation of tadarus and prayer dhuha
program in SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta in developing the
character of student responsibility, (2) Obstacles experienced by teachers in
applying tadarus and dhuha prayer in SD Muhammadiyah 23 Semanggi
Surakarta, (3) Solution to overcome difficulties in applying tadarus and dhuha
prayer in SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta. This research is a
qualitative research. The subjects of this study were principal, homeroom
teacher, religious teacher, guardian and student. Data collection techniques
used are observation techniques, interviews, documentation. Analytical
techniques used consisted of four components of analysis, namely data
collection, data reduction, data presentation, and withdrawal of conclusions or
2
verification. This research begins with the preparation stage, the
implementation of research, the preparation of reports and ending with
reporting. The result of this research is the implementation of tadarus and
shalat dhuha program in SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta has been
running well in developing a character of responsibility, the students are
accustomed to implement the school program so the sense of responsibility
has started to emerge from the implementation of the program. Obstacles
experienced by the school in the implementation of the program is one of the
students sometimes forget to bring equipment in the implementation of the
program, but juda school has prepared the equipment to overcome the
obstacles experienced by these students.
Keywords: tadarus, dhuha prayer, character, character responsibility
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang bersifat mutlak dan tidak bisa dipisahkan
dari diri manusia. Melalui pendidikan akan terbentuk pribadi–pribadi yang
berkulitas seperti yang diharapkan oleh tujuan pendidikan. Pendidikan
didapat sejak lahir sampai tidak bernafas lagi, Pendidikan bisa didapat dari
keluarga, lingkungan dan sekolahan.Pendidikan juga merupakan hak setiap
warga negara dalam Undang–Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa,
“tiap–tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran”.
Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 bahwa, “mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan tujuan
pendidikan diatas maka salh satu sasaran tujuan pendidikan adalah
membangun sebuah karakter, sedangkan tujuan utama pendidikan bukanlah
dalam ilmu pengetahuan saja tetapi juga dalam hal pembentukan karakter
Suatu pendidikan bisa di katakan berhasil dalam artian tidak hanya
akademiknya saja namun juga berperilaku baik sopan dan memiliki sebuah
karakter. Proses pembentukan karakter tidaklah mudah maka dari itu
3
pembentukan karakter dimulai sejak awal pendidikan melalui sebuah
program-program sekolah seperti halnya program kegiatan tadarus dan shalat
dhuha. Pada dasarnya anak yang rajin melakukan ibadah khususnya umat
islam akan menumbahkan sebuah karakter-karakter yang baik, salah satunya
adalah karakter tanggung jawab. Tadarus sendiri adalah proses membaca
ayat-ayat suci Al-Qur’an, sedangkan shalat dhuha adalah shalat Sunnah yang
dilakukan pagi hari sebelum matahari berada di atas.
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau
budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi
pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain.
Menurut Ginajar dalam Heri Gunawan (2012: 32) dari sekian banyak karakter
yang dapat diteladani dari nama-nama Allah tersebut, ia merangkunya
menjadi tujuh karakter dasar, yakni: (1) jujur; (2) tanggungjawab; (3) disiplin;
(4) visioner; (5) adil; (6) peduli; dan (7) kerjasama.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Pelaksanaan program
tadarus dan shalat dhuha di SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta
dalam menumbuhkan karakter tanggung jawab anak, (2) Kendala yang
dialami oleh guru dalam penerapan tadarus dan shalat dhuha di SD
Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta, (3) Solusi untuk mengatasi kesulitan
dalam penerapan tadarus dan shalat dhuha di SD Muhammadiya 23 Semanggi
Surakarta. Setelah melakukan penelitian, peneliti dapat mengetahui
pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha di SD Muhammadiyah 23
Semanggi Surakarta, mengetahui peran guru dan kepala sekolah dan wali
murid pada pelaksanaan program tadarus dan shalat dalam menumbuhkan
karakter tanggung jawab anak. Data yang diperoleh peneliti informasi
mengenai penumbuhan karakter tanggung jawab anak melalui pelaksanaan
program tadarus dan shalat tersebut didapatkan melalui kegiatan observasi
dan wawancara secara mendalam dengan anak, guru , guru agama, wali murid
dan kepala sekolah. Sebelum melakukan penelitian ini peneliti belum
mengetahui pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha dalam
4
menumbuhkan karakter tanggung jawab anak, kendala dan solusi yang di
hadapi dalam penerapan program tersebut secara mendalam. Sehingga dengan
melakukan penelitian mengenai pelaksanaan program tadarus dan shalat
dhuha dalam menumbuhkan karakter tanggung jawab anak di SD
Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta, peneliti dapat mengetahui serta
mendeskripsikan pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha dalam
menumbuhkan karakter tanggung jawab anak, kendala dan solusi yang di
hadapi dalam pelaksanaan program tersebut melalui kegiatan observasi dan
wawancara secara mendalam..
2. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian
deskriptif fenomelogi. Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah 23
Semanggi Surakarta di Jl. Serayu Rt.03/Rw.15 Pasar Kliwon Surakarta 57117.
Sumber data yang digunakan dalam memperoleh data yaitu melalui kepala
sekolah, guru kelas , guru agama, wali murid dan anak.. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis
data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Instrumen dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara, observasi dan
dokumentasi. Dan uji keabsahan data dengan triangulasi sumber dan teknik.
Menurut Sugiyono (2007:83) Triangulasi diartikan teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang terdapat di SD Muhammadiyah 23 Semanggi
Surakarta melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi membahas tentang
pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuah dalam menumbuhkan karakter
tanggung jawab anak, serta kendala dan solusi dalam pelaksanaan program
tadarus dan shalat dhuha..
5
3.1 Pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha di SD
Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta dalam menumbuhkan
karakter tanggung jawab anak.
Pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha di SD Muhammadiyah 23
Semanggi Surakarta dalam menumbuhkan karakter tanggung jawab anak
sudah berjalan dengan baik, karena peran guru dan kepala sekolah baik
dalam pelaksanaannya maupun dalam menyediakan perlengkapan yang
menunjang pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha Pelaksanaan
program tadarus dan shalat dhuha dilaksanakan di pagi hari sebelum
proses kegiatan belajar dimulai, sesuai dengan Ust. Yusuf Mansur
(2012:159) waktu shalat dhuha adalah dari mulai mulai meningginya
matahari satu tombak hingga matahari bberada di tengah-tengah langit.
Sejalan dengan pendapat bapak Tugiman wali kelas 5 proses pelaksanaan
program shalat dhuha di laksankan di pagi hari setelah kegiatan tadarus
kemudian dilanjutkan dengan shalat dhuha. Shalat dhuha menurut Ust.
Yusuf Mansur (2010:2) adalah shalat Sunnah yang dilakukan ketika
matahari sedang terbit sampai menjelang waktu zhuhur, sedangkan
pengertian tadarus sendiri menurut Mulla Ali al-Qari dalam Misykatul
Mashabih yang dikutip oleh Ahmad Syarifuddin (2008:49) mengatakan
bahwa tadarus adalah kegiatan qira’ah sebagian orang atas sebagian yang
lain sambil membetulkan lafal-lafalnya dan mengungkap makna-
maknanya
Melalui program yang sudah dilaksanakan oleh SD
Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta diharapkan sudah mampu
menumbuhkan sebuah karakter tanggungjawab. Karakter sendiri menurut
Furqon Hidayatullah (2010: 16) karakter adalah kualitas atau kekuatan
mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan
kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang
membedakan dengan individu lain. Dengan demikian, dapat dikemukakan
juga bahwa karakter pendidikan adalah kualitas mental atau kekuatan
moral, akhlak atau budi pekerti pendidik yang merupakan kepribadian
6
khusus yang harus melekat pada pendidik dan yang menjadi pendorong
dan penggerak dalam melakukan sesuatu.Menurut Ari Ginajar dalam Heri
Gunawan (2012: 32) dari sekian banyak karakter yang dapat diteladani
dari nama-nama Allah tersebut, ia merangkunya menjadi tujuh karakter
dasar, yakni: (1) jujur; (2) tanggungjawab; (3) disiplin; (4) visioner; (5)
adil; (6) peduli; dan (7) kerjasama. Sedangkan pengertian tanggung jawab
sendiri menurut Gunawan Heri (2012:33) Tanggung jawab adalah
merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya). Dengan
adanya program tadarus dan shalat dhuha menjadikan anak yang lebih
tanggung jawab terhadap apa yang sudah menjadi kewajibannya di
sekolah seperti halnya apabila sudah bel berbunyi anak langsung masuk
kelas kemudian membaca iqro’, juz’ama, ataupun Al-Qur’an sesuai
jadwalnya apa yang harus di baca, kemudian apabila jadwalnya shalat
dhuha, sehabis membaca juz’ama anak langsung mengambil air wudhu
kemudian melakukan shalat dhuha jadi tidak perlu diperingatkan lagi
karena sudah menjadi tanggungjawab mereka seperti pendapat menurut
Ibu Nurul Maisaroh wali kelas 6 mengatakan bahwa program kegiatan
tadarus dan shalat dhuha itu penumbuhan karakter nya di agama kemudian
terus tanggung jawab nya bagai mana pola kedisiplinnya misalnya jam nya
tadarus jam nya shalat itu sudah bisa sendiri tidak usah di ingatkan lagi itu
sendiri kan sudah terlihat kalo anak sudah tertata sendiri, anak-anak istilah
nya tanggung jawab nya sudah mulai ada.
Pada dasarnya apabila anak rajin beribadah khusus nya umat islam
seperti membaca Al-Qur’an dan memahaminya akan dapat menumbuhkan
sebuah karakter, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw dalam
supyogo (2013:23) mengatakan bahwa “islam memberikan tuntunan
tentang bagaimana kegiatan ritual seharunya dilakukan oleh setiap
muslim. Kegiatan ritual yang dimaksudkan itu seperti berdzikir, shalat,
7
puasa, membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Kegiatan itu sanagat penting
untuk membangun kekuatan spiritual bagi mereka yang menjalakannya.
Melalui kegiatan ritual itu, maka terbangun komunikasi antara manusia
dengan Dzat yang maha pencipta. Dengan demikian ritual itu pula maka
akan terbangun sebuah sikap atau karakter yang mulia seperti rendah hati,
disiplin, sabar, tanggung jawab dan lain-lain”.
3.2 Kendala yang dialami oleh guru dalam penerapan tadarus dan shalat
dhuha di SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta.
Dalam suatu program pastinya ada sebuah kendala-kendala yang
dihadapi, pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha yang di terapkan
oleh SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta. Kendala yang dialami
oleh wali kelas dalam penerpan program tadarus yaitu anak belum bisa
membaca dengan lancar, anak terkadang lupa tidak membawa juz’ama,
dan anak kurang konsentrasi dalam tadarus, sedangkan kendala program
shalat dhuha anak kurang khusyuk dalam shalat dhuha , shofnya kurang
tertata rapi, dan tempat yang kurang luas sehinggi dalam pelaksanaan
shalat dhuha tidak bisa dilakukan secara serentak.
Kendala yang terjadi tidak hanya di lingkungan sekolah saja
namun juga terjadi dirumah anak cenderung malas dalam melaksanakan
program tadarus dan shalat dhuha yang sudah menjadi tanggung jawabnya
disekolah.
3.3 Solusi untuk mengatasi kesulitan dalam penerapan tadarus dan
shalat dhuha di SD Muhammadiya 23 Semanggi Surakarta.
Solusi yang dilakukan SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut yaitu dengan program tafid,
bimbingan membaca iqro’, juz’ama, ataupun Al-Qur’an di akhir proses
belajar mengajar sehingga anak akan lebih lancar membacanya, SD Muh
23 juga sudah menyediakan juz’ama apabila ada anak yang lupa tidak
membawa, sedangkan dalam mengatasi kendala shalat dhuha wali kelas
berusaha terus mengingatkan agar anak bisa khusyuk dalam
8
melaksanakan shalat dhuha sehingga nanti anak diharapkan bisa khusyuk
dalam pelaksanaan shalat dhuha.
Solusi yang dilakukan oleh para wali murid sendiri dalam
menyikapi anaknya yang malas melakukan program tadarus dan shalat
dhuha yaitu menggunakan sebuah punishment atau gertakan apabila belum
melakukan tanggung jawabnya seperti yang sudah dilakukan disekolah
anak tidak diperbolehkan main karena anak cenderung lebih suka bermain
daripada melakukan tanggungjawabnya seperti apa yang sudah mereka
lakukan disekolah, namun himbauan tersebut hanya sebatas ucapan saja,
agar anak lebih disiplin melaksanakan tanggung jawabnya terlebih dahulu
sebelum bermain dengan teman-temannya.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
dari penelitian itu sebagai berikut :
4.1 Pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha dalam menumbuhkan
karakter tanggung jawab sudah berjalan dengan baik, efektif, dan
terorgansir. Pelaksanaan program tadarus dan shalat dhuha dilakukan
dengan 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
lanjut, namun disini peniliti hanya melaksanakan pada tahap pelaksanaan.
Pada pelaksanaannya guru dan kepala sekolah berperan aktif dalam
menumbuhkan karakter tanggung jawab melalui program tadarus dan
shalat dhuha. Melalui program tadarus dan shalat dhuha sudah mulai
terlihat dalam penumbuhan karakter tanggung jawab, anak tidak lagi
diperingatkan melaksanakan hal tersebut mereka sudah menjalakan
tanggungjawabnya. Namun program tersebut belum begitu lancar dalam
penerapannya dirumah.
4.2 Kendala yang dihadapi oleh wali kelas pada pelaksanaan program tadarus
adalah kurang lancarnya anak dalam membaca baik itu iqro’, juz’ama, Al-
Qur’an, sedangkan kendala yang dihadapi pad shalat dhuha adalah kurang
khusyuknya dalam melaksanakan shalat dhuha juga kadang anak
9
prempuan lupa membawa rukuq. Kendala juga terjadi pada penerapan
dirumah anak malas dalam melakukan tanggungjawabnya seperti apa
yang dilakukannya di sekolah.
4.3 Solusi yang digunakan dalam mengatasi kendala yang terjadi pada
penerapan tadarus yaitu wali murid melakukan bimbingan di akhir proses
belajar mengajar kemudian ada juga program tafid dari sekolah sehingga
dengan program tersebut anak akan lebih lancar dalam membacanya,
sedangkan solusi yang dilakukan oleh wali murid mengkhusyukan
program shalat dhuha yang dilakukan oleh anak yaitu dengan pemberian
nasehat-nasehat sehingga anak akan lebih paham dan bagi anak
perempuan yang lupa membawa ruquh disekolah juga sudah disediakan.
Dalam mengatasi kendala yang dialami walimurid pada saat dirumah
yaitu menggunakan sebuah gertakan dan nasehat agar anak mau
melaksanakan program yang sudah dilakasanakannya di sekolahan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter konsep dan Implementasi”. Bandung:
Alfabeta
Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta. Yuma Pressindo..
Mansur, Yusuf. 2010. Shalat Dhuha Setiap Pagi Kunci Meraih Rezeki Sepanjang
Hari. Bandung. Kawah Media
Mansur, Yusuf dan Yansyah, Luthfi. 2012. Dahsyatnya Shalat Sunnah. Jakarta.
Zikrul Hakim
Sugiyono. 2007. “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung : Alfabeta.
Suprayogo, Imam. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Malang: UIN-
MALIKI PRESS
Syarifudin, Ahmad. 2008. Mendidik Anak Membaca Menulis Dan Mencintai Al-
Qur’an. Jakarta: Germa Insani
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003
10
Undang-Undang 1945 Pasal 31 Ayat 1