PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana...

115
KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Marmili Yartini NIM 999114122 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana...

Page 1: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Marmili Yartini

NIM 999114122

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

‘Seratus r ibu gajah ,

Seratus r ibu kuda ,

Seratus r ibu kereta yang ditar ik bagal ,

Seratus r ibu gadis

Yang dipercantik dengan perhiasan dan

anting-anting

Kesemuanya t idak seharga seperenam belas

Satu langkah maju

Ku persembahkan

Untuk MAMA, yang terkas ih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

ABSTRAK

KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN

Marmili Yartini Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri dan faktor–faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada remaja vegetarian. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri Acocella. Subjek penelitian adalah remaja dengan kriteria berusia 15-17 tahun penganut Buddhis alliran Maitreya, dan sudah menjalani vegetarian jenis pure vegetarian lebih dari satu tahun. Subjek penelitian sebanyak satu orang dan diperoleh dengan tekhnik voluntarily sampling. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi dengan batasan kajian dimensi konsep diri menurut Acocella J.R & Calhoun F. J. Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif. Hasil penelitian ini menunjukan (1) konsep diri remaja vegetarian secara menyeluruh adalah relatif positif; (2) konsep diri remaja vegetarian sub dimensi pengetahuan sosial relatif negatif; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja vegetarian adalah hubungan dengan teman sebaya, hubungan keluarga, identifikasi, dan reaksi orang lain. Kata kunci : konsep diri, remaja, vegetarian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

ABSTRACT

THE SELF CONCEPT OF VEGETARIAN ADOLESCENCE

Marmili Yartini Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

The purpose of this study was to obtain a description of the self concept and the factors which have an effect to self concept of vegetarian adolescence. Self concept is his personal view of himself, The subject in the study is adolescence with age range from 15 to 17 years old, and Buddhist maitreya and has been purely vegetary more than one years. Voluntarily sampling was used to obtain a sample of one subject. Data of this study was gained by interview, and observation with theory of sub dimension of self concept by Acocella J.R & Calhoun F. Data analysis used in this research is induktif analysis method . Results of this research are (1) Self concept of vegetarian adolescence is relative positive (2) Self concept of vegetarian adolescence in sub dimension of social knowledge is relative negative (3) The factors which have effect to self concept of vegetarian adolescence are relationship with peers, relationship with family, identification, and other people reaction. Key word : self concept, adolescence, vegetarian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

KATA PENGANTAR

Terpujilah Sang Hyang Adi Buddha, berkat kamma baik dan usaha serta kerja

keras penulis akhirnya mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Konsep Diri Remaja Vegetarian”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam upaya menyelesaikan

tugas akhir ini, antara lain

1. Ibu Sylvia CMYM., S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Mas Gandhung, Mbak Nanik, Mas Doni, Mas Muji atas semua

bantuannya.

5. Untuk Pak Gie dengan semua ketulusannya dalam bekerja.

6. Mama, yang nggak pernah cape mengingatkan aku untuk

menyelesaikan studi.

7. Henny, untuk semua bantuan dan pengorbananmu di awal kuliahku

dan juga terima kasih karna telah menjadi seorang kakak yang

baik dan kuat, nggak pernah mengeluh walau adeknya banyak dan

bandel-bandel terutama aku dan juga untuk Ko Lim-lim dan pink

kecil yang ceriwis.

8. Untuk lily, seorang kakak dan teman dalam mengatasi semua

masalah keluarga kita

9. Untuk adek- adekku, Dina (ayo cepet, selesaikan kuliahmu), Lita

(skripsinya cepat diselesaikan ya, biar bisa terbang yang jauh),

Lisan ‘Beck’ (nggak kebayang kalo kamu dah kuliah & kerja juga),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Liki’Owen’( yang terkecil harus jadi yang tersukses ok!) dan untuk

Hendra(wherever you been, we here as your family)

10. Ko Charles, trims karena bisa nerima aku apa adanya.

11. Helen, kamsia telah menjadi teman diskusi dan bercerita dalam

banyak hal.

12. Untuk Oma yang galak, Ko Hen & Cie Afni, Nathan & Sakya yang

telah memberikan dukungan moral dan material selama ini.

13. Della, Sisil, Erna, Velly, teman-teman yang banyak memberikan

pengalaman berharga dalam hidupku.

14. Yuyun, Asti, Rani, Dian, Ana, dan semua teman-teman

seperjuangan.

15. Anathapindika, ‘Ye, makasih atas bantuanmu nyariin buku selama

aku kuliah, walau kita gak bisa sama-sama tapi aku selalu

menganggapmu seorang teman yang sangat membangun.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga dengan jasa dan kebajikan yang telah dilakukan dapat

membuahkan kebahagiaan. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis

menyadari bahwa pembuatan tugas akhir ini tidak luput dari berbagai

kekurangan, Semoga dalam keterbatasannya skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 7

BAB II. LANDASAN TEORI 8

A. Konsep Diri 8

1. Pengertian Konsep Diri 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

2. Dimensi - Dimensi konsep Diri 9

3. Proses Terbentuknya konsep Diri & Faktor - Faktor yang

Mempengaruhi Terbentuknya Konsep Diri 13

4. Penggolongan Konsep Diri & ciri – Cirinya 16

B. Remaja 18

1. Pengertian Remaja 18

2. Usia Masa Remaja 19

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja 20

4. Konsep Diri Remaja 20

C. Vegetarian 22

1. Pengertian Vegetarian 22

2. Aspek – aspek Vegetarian 23

3. Jenis Vegetarian 32

D. Konsep Diri Remaja Vegetarian 33

BAB III. METODE PENELITIAN 36

A. Jenis Penelitian 36

B. Subjek Penelitian 37

C. Prosedur Pengambilan Sampel 37

D. Batasan Kajian Penelitian 38

E. Metode Pengambilan Data 39

1. Wawancara 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

2. Observasi 40

F. Metode Analisis Data 41

G. Keabsahan Data Penelitian 42

1. Kredibilitas 42

2. Dependabilitas 44

3. Konfirmabilitas 45

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN SERTA

PEMBAHASAN 46

A. Pelaksanaan Penelitian 46

B. Identitas Subjek Penelitian 48

C. Latar Belakang Subjek Penelitian 49

D. Hasil Penelitian 50

1. Wawancara 50

2. Observasi 50

E. Tabel Dinamika Psikologis 52

F. Analisis Data Hasil Penelitian 56

1. Gambaran Umum Remaja Vegetarian 56

2. Kondisi Fisik Dan Psikologis 59

3. Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar 63

4. Konsep Diri 65

G. Pembahasan 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN 74

A. Kesimpulan 74

B. Saran-saran 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Dinamika Psikologis 53

Tabel 2 Tabel Gambaran Umum 56

Tabel 3 Tabel Kondisi Fisik 59 Tabel 4 Tabel Kondisi Psikologis 60

Tabel 5 Tabel Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar 63

Tabel 6 Tabel Konsep Diri 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja adalah suatu masa yang selalu menarik untuk dibicarakan,

hal tersebut dikarenakan posisinya yang tidak jelas dalam satu masa

perkembangan kehidupannya. Disatu sisi remaja sudah tidak mau lagi

diperlakukan sebagai anak-anak yang harus selalu diarahkan dan

dibimbing, disisi yang lainnya dia belum bisa diperlakukan sebagai orang

dewasa. Karena posisinya yang kurang begitu jelas tersebut maka

seringkali banyak remaja yang mengalami kesulitan ataupun mengalami

konflik-konflik tertentu dalam menghadapi masa perkembangan tersebut.

Remaja lebih merasa tertarik kepada agama dan keyakinan spiritual

dari pada anak-anak karena pemikiran abstrak mereka yang semakin

meningkat dan pencarian identitas yang mereka lakukan membawa mereka

pada masalah-masalah agama dan spiritual (Spilka dalam Santrock, 1996).

Disisi lain agama dan keyakinan spiritual pada remaja menjadi bagian yang

cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa

agama bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini.

Remaja sendiri butuh adanya suatu pedoman atau petunjuk dalam rangka

mencari jalannya sendiri, juga dibutuhkan untuk menuju kematangan

pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Di indonesia, keberadaan agama menjadi salah satu faktor penting

dalam mengendalikan tingkah laku remaja. Hal ini disebabkan karena

agama memang mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari. Tidak saja

dalam peringatan hari-hari besar agama atau upacara-upacara pada

peristiwa-peristiwa khusus tetapi juga dalam tingkah laku biasa sehari-hari

(Sarwono, 2006). Salah satu lembaga keagamaan tersebut adalah lembaga

keagamaan umat Buddha.

Lembaga keagamaan umat Buddha di Indonesia yakni WALUBI

(Perwalian Umat Buddha Indonesia) yang terdiri dari berbagai aliran/sekte

yaitu Majelis Mahayana Buddhis Indonesia (MAHABUDHI), Majelis Ijmat

Buddha Mahayana Indonesia (MAJUBUMI), Majelis Agama Buddha

Tantrayana Kasogatan Indonesia (KASOGATAN), Majelis Agama

Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA TANTRI), Majelis

Umat Buddha Theravada Indonesia (MATHBTHI), Majelis Pandita Buddha

Maitreya Indonesia (MAPANBUMI), Majelis Rohaniwan Tridharma

seluruh Indonesia (MARTRISIA), Majelis Agama Buddha Tantrayana

Indonesia (THARPALING), Persaudaraan Vihara Buddha Mahayana

Indonesia (PERVIBUMI), Lembaga keagamaan Buddha Indonesia (LKBI)

dan Budhis Vihara maitreya.

Secara historis Budhisme Maitreya adalah bagian dari Buddhissme

Mahayana sebab Buddhisme Maitreya memiliki kaitan yang erat dengan

Buddhisme Dhayana/Zen yang merupakan salah satu dari delapan Mazhab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Buddhisme Mahayana yang amat popular. Dalam perkembangan hingga

kebentuknya yang sekarang Buddhisme Maitreya memiliki doktrin dan garis

kepatriatan yang langsung dan kontinue dari Buddhisme Dhyana/Zen (Hu

She, 1992:8).

Ajaran Buddhisme Mahayana, untuk mencapai KeBuddha-an

haruslah melalui semangat Bodhisatva yaitu perjuangan pengorbanan demi

kebahagiaan dan keselamatan semua makhluk didunia. Penekanan pada

ajaran kasih sayang, dan cinta yang memandang semua makhluk adalah

bagian dari dirinya yang memiliki watak Buddhata yang sama. Pandangan

Mahayana bahwa semua makhluk memiliki watak Buddhata dan dapat

mencapai Ke-Buddha-an seperti Sang Buddha (Chau Ming, 1994:46).

Buddhisme Dhayana/ Zen yang merupakan bagian dari Buddhiisme

Mahayana juga meyakini inti ajaran Buddhis atau spirit of Buddhis terletak

pada spiritual atau kesadaran watak Buddhata yang hidup dan eksis dalam

raga setiap makhluk. Sang Buddha pada saat momen pencerahan-Nya

bersabda: “Sungguh menakjubkan ternyata semua makhluk hingga seekor

ulat sekalipun memiliki raga Vairobuddha” . Oleh karena itu, setiap

makhluk hidup mempunyai hak atas dunia (Chau Ming, 1994:46).

Berdasarkan falsafah Buddhisme Maitreya ini, umat Buddhis Vihara

Maitreya menjalankan pola perilaku vegetarian, yaitu pola perilaku yang

tidak mengkonsumsi daging, ikan, unggas maupun segala produk daging.

Hanya mengkonsumsi padi-padian, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

semua produk yang bersifat nabati. Pola perilaku vegetarian ini, dijalankan

dalam rangka memberikan keseimbangan kehidupan untuk mencapai tujuan

hakiki kehidupan manusia.

Pola perilaku vegetarian dalam perspektif keagamaan, dilakukan

untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan dengan alam, karena Tuhan

telah menciptakan alam berserta isinya yang sangat seimbang, mempunyai

ekologi yang begitu sempurna sehingga manusia wajib memelihara, serta

melestarikan alam beserta isinya dan juga untuk membangkitkan rasa kasih,

sayang, dan cinta kepada semua manusia dan mahkluk hidup sehingga

memulai untuk vegetarian (Rozin, 1996).

Umat Buddhis Vihara Maitreya yang berpola perilaku vegetarian,

selain dari golongan dewasa, juga terdapat golongan remaja.

Remaja memiliki pemikiran tentang siapakah diri mereka dan apa

yang membuat mereka berbeda dengan yang lain. Mereka memegang erat

identitas dirinya dan berpikir bahwa identitas ini bisa menjadi lebih stabil.

Banyak perubahan yang dialami remaja baik itu perubahan biologis maupun

psikologis, mereka tidak hanya mengalami perubahan dalam dirinya akan

tetapi juga perubahan sikap yang ditujukan oleh orang tua, pendidik,

pengasuh, dan teman sebaya. Mereka sangat berperan membantu remaja

dalam menemukan identitas dirinya. Gambaran dan penilaian seseorang

tentang dirinya disebut sebagai konsep diri. Konsep diri merupakan

gabungan keyakinan tentang diri sendiri meliputi karakter fisik, psikologis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

motif sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi (Hurlock, 1990; 58). Pada

masa remaja, pembentukan konsep diri dianggap sangat penting, karena

konsep diri akan mempengaruhi sukses atau gagalnya seseorang dalam

mengatasi persoalan dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan dalam

tahap selanjutnya (Erickson, dalam Partosuwido 1979). Remaja mempunyai

tugas utama mencari dan menegaskan eksistensi dan jati dirinya,

mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mencari arah dan tujuan,

serta menjalin hubungan dengan orang yang dianggap penting (Purwadi,

2004). Konsep diri sebagai produk sosial tumbuh dan berkembang melalui

interaksi sosial dalam lingkup pergaulan individu.

Bagi remaja lingkungan sosial bisa memberikan gambaran ideal bagi

dirinya dan pada kenyataannya mereka dituntut untuk bisa memenuhi

gambaran tersebut (Hurlock 1990 : 234) gambaran ideal ini bisa berupa

nilai, sikap, norma, serta aturan yang berlaku dalam masyarakat. Remaja

mulai bisa belajar mengenal, melihat, dan mengetahui apa yang harus ia

lakukan untuk bisa memenuhi harapan-harapan lingkungan sosial.

Lingkungan sosial remaja dan remaja saling mendukung. Lingkungan sosial

memberikan gambaran dan masukan tentang apa dan bagaimana individu

menurut penilaian mereka, dan ini penting sekali bagi perkembangan konsep

diri remaja.

Konsep diri merupakan evaluasi tehadap domain yang spesifik dari

diri. Remaja dapat membuat evaluasi diri terhadap beberapa domain dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

hidupnya, antara lain akademik, penampilan fisik dan lain sebagainya.

Konsep diri adalah gambaran seseorang mengenai dirinya (Calhoun

&Acocella, 1993). Konsep diri menjadi faktor penting dalam diri remaja

karena konsep diri mencakup bagaimana individu dapat menerima dan

menghargai diri sendiri berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang

terdapat dalam dirinya, dimana konsep diri ini bersifat dinamis dan selalu

mengalami perubahan. Konsep diri ini terbentuk melalui proses belajar

sejak masa pertumbuhan manusia dari kecil hingga dewasa. Proses

pembentukan diri ini dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti pola asuh,

lingkungan, pengalaman, kritik internal (Rini, 2002).

Dinamika remaja yang melakukan pola kehidupan vegetarian tersebut

sedikit banyak memberikan kontribusi atau pengaruh pada pembentukan

konsep diri mereka. Remaja vegetarian mengalami perubahan yang

menyeluruh terhadap pola kehidupan mereka sehari-hari. Remaja vegetarian

memiliki pengalaman dan lingkungan yang memberikan berbagai perubahan

atau dinamika kehidupan. Sesuai dengan apa yang peneliti perhatikan

remaja vegetarian memiliki perbedaan dalam berperilaku sehari-hari dengan

remaja pada umumnya, hal ini berkaitan dengan aturan-aturan yang harus

mereka jalani sebagai umat Buddha yang menjalani vegetarian.

Dari sinilah muncul ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian

terhadap remaja vegetarian berkaitan dengan gambaran konsep diri mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Apakah pola hidup vegetarian mempengaruhi gambaran konsep diri

remaja tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran konsep diri

pada remaja vegetarian ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri dan mencoba mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada remaja

vegetarian.

D. Manfaat Penelitian

Jika tercapainya tujuan penelitian tersebut diatas, maka hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Kegiatan peneitian ini merupakan kesempatan berharga untuk

menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah di fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

b. Bagi Remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan manfaaat bagi

remaja khususnya yang berhubungan dengan konsep diri.

c. Bagi Pihak lain

Pembaca maupun peminat dibidang psikologi perkembangan,

hasil. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi

bagi penelitian sejenis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

BAB II

DASAR TEORI

A. KONSEP DIRI

1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah seluruh pandangan seseorang tentang dirinya.

Pandangan itu berasal dari bagaimana seseorang melihat dirinya, bagaimana

pemikiran dan pendapat tentang dirinya, bagaimana sikapnya terhadap

dirinya (Noesjirwan, 1979). Brooks (dalam Rakhmat, 2000) mendefinisikan

konsep diri sebagai pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi

tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisik, dan bukan hanya

gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian seseorang tentang dirinya sendiri.

Pengertian konsep diri menurut Hurlock (1990) adalah gambaran

yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan

gabungan keyakinan yang dimiliki orang langsung dari mereka sendiri yang

mencakup karakteristik fisik, psikologis, emosional, aspirasi, dan prestasi.

Konsep diri menurut Fitts (dalam Tarakanita, 2002) adalah sesuatu

konstruk sentral untuk mengenal dan mengerti manusia dan sifatnya

fenomenologis yang berarti terdapat prinsip dasar bahwa manusia bereaksi

terhadap dunia fenomenal seseorang. Aspek yang paling penting yaitu dirinya

sendiri sebagaimana diamati, dipersepsikan dan dialami oleh orang tersebut..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Konsep diri ini mengandung unsur penilaian dan mempengaruhi perilaku

seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.

Pengertian menurut Santrock (1996), konsep diri merupakan evaluasi

terhadap domain yang spesifik dari diri. Konsep diri berbeda dengan rasa

percaya diri.

Berdasarkan uraian diatas, maka disimpulkan bahwa konsep diri

adalah gambaran seseorang tentang dirinya sendiri, sebagaimana diri diamati,

dipersepsi, dan dialami oleh orang tersebut.

2. Dimensi-Dimensi Konsep Diri

Menurut Acocella J.R & Calhoun F. J (1993), konsep diri memiliki

beberapa aspek, yaitu

a. Aspek Pengetahuan ( Knowledge), adalah dimensi pertama dalam

konsep diri yang merupakan dimensi yang diketahui oleh

seseorang tentang dirinya sendiri. Aspek ini memberikan

gambaran tentang keadaan diri sendiri (self picture). Gambaran

mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self image).

Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif. Misalnya jenis

kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan.

b. Aspek Harapan ( Expectations), pada saat seseorang mempunyai

satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka orang tersebut

juga mempunyai pandangan lain tentang kemungkinan orang

tersebut menjadi apa dimasa yang akan datang (Rogers, dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan ini akan mengakibatkan

orang tersebut memiliki pengharapan bagi dirinya sendiri.

c. Aspek Evaluasi (Evaluation), adalah dimensi ketiga dari konsep

diri. Setiap hari individu selalu memberikan penilaian terhadap

dirinya sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti yang saya

harapkan, dan apakah saya dapat memenuhi apa yang menjadi

standar saya.

Berzonnsky (1981) menyatakan bahwa untuk mengerti konsep diri

seseorang dapat dilihat melalui penilaian terhadap diri-dirinya, penilaian

tersebut terdapat dalam beberapa aspek berikut, yaitu:

a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu

yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian, dan benda miliknya.

b. Aspek psikis, di dalamnya terdapat pikiran, perasaan, dan sikap

yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.

c. Aspek sosial, meliputi bagaimana peran sosial yang diperankan

individu dan penilaian individu terhadap peranan tersebut.

d. Aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta

arah bagi kehidupan seseorang.

Hurlock (1990) menyatakan bahwa konsep diri seseorang terdiri dari

beberapa komponen, antara lain sebagai berikut :

a. Konsep diri dasar (the basic self concept)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Konsep diri dasar sama dengan konsep diri real, menurut

pandangan seseorang tentang suatu atau hal-hal yang benar-benar

ada dalam dirinya, mencakup penilaian dirinya, kemampuan dan

ketidakmampuan, status, peranan, keyakinan, aspirasi, dan nilai-

nilai. Individu memandang dirinya sebagaimana adanya, bukan

diri yang diinginkannya.

b. Konsep diri sementara (the trainsitority self concept)

Pandangan seseorang tentang diri yang diharapkan dan diri yang

sebenarnya, jadi individu mempunyai gambaran diri yang dia

yakini saat ini sifatnya sementara dan akan segera dilepas.

c. Konsep diri sosial ( the social self concept)

Didasarkan pada keyakinan tentang penerimaan orang-orang lain

terhadapnya melalui perkataan dan perbuatan biasa disebut

“gambaran cermin” (mirror image).

d. Konsep diri ideal (the ideal self concept)

Konsep tentang diri sendiri yang diharapkfan dan diyakini

seharusnya terjadi. Konsep diri ideal dapat bersiat realistis dalam

arti dapat dicapai secara nyata, namun dapat juga tidak realistis

karena apa yang diinginkan tidak akan pernah terjadi dalam

kenyataan hidup.

Menurut Fitts (dalam Tarakanita, 2002) konsep diri dapat dipahami

dalam 2 dimensi yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

a. Dimensi internal, terdiri dari

• Diri identitas, merupakan kumpulan label dan simbol yang

digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya,. Diri

identitas ini dapat dipengaruhi oleh cara seseorang berinteraksi

dengan lingkungan dan dengan diri sendiri.

• Diri penilaian, yang mempunyai fungsi mengamati dan menilai,

memberikan standar dan memberikan perbandingan terhadap

dirinya.

• Diri pelaku, ,merupakan persepsi seseorang terhadap tingkah

lakunya atau caranya bertindak.

b. Dimensi eksternal, terdiri dari

• Diri fisik, merupakan persepsi seseorang terhadap keadaan fisik,

kesehatan, penampilan dan gerakan motoriknya.

• Diri etik-moral, merupakan persepsi individu tentang dirinya

ditinjau dari standar pertimbangan nilai – nilai moral dan etika.

• Diri personal, merupakan perasaan individu terhadap nilai-nilai

pribadi, terlepas dari keadaan fisik dan hubungannya dengan

orang lain dan sejauh mana individu merasa adekuat sebagai

pribadi

• Diri keluarga, merupakan perasaan dan harga diri individu sebagai

anggota keluarga dan teman-teman dekatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

• Diri sosial, merupakan penilaian individu terhadap dirinya dalam

interaksi dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih luas.

• Diri akademi/ kerja, merupakan penilaian yang berkaitan dengan

penilaian ketrampilan dan prestasi akademik.

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti cenderung menggunakan

teori tentang dimensi-dimensi konsep diri menurut Acocella J.R & Calhoun

F. J, dengan pertimbangan dimensi-dimensi tersebut dianggap cukup

mewakili beberapa pendapat dari beberapa ahli.

3. Proses Terbentuknya Konsep Diri & Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Terbentuknya Konsep Diri

Menurut Symonds (dalam Partosuwido, 1979), konsep diri bukanlah

terjadi dengan sendirinya, tetapi terbentuk sejak kemampuan perspektif anak

mulai berfungsi. Melalui proses pengalaman belajar terus menerus terhadap

diri sendiri, kemudian berkembang pula atas dasar nilai-nilai yang dipelajari

dari interaksi sosial dengan orang lain.

Konsep diri bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan dalam

perkembangannya konsep diri merupakan hasil dari proses belajar dan

berinteraksi. Gunarsa dan Gunarsa (1986) mengatakan bahwa pada dasarnya

konsep diri itu tersusun atas tahapan-tahapan yaitu :

a. Konsep diri primer

Konsep diri primer terbentuk atas dasar pengalaman seseorang

terhadap lingkungan terdekatnya yaitu lingkungan rumahnya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Pengalaman-pengalaman yang berbeda yang ia terima melalui anggota

rumah dari orang tua, paman, nenek atau anggota rumah yang lain.

Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari perbandingan

antara dirinya dengan saudara yang lain, sedangkan konsep terntang

bagaimana aspirasi ataupun tanggung jawabnya dalam kehidupan ini

banyak ditentukan atas dasar pendidikan ataupun tekanan-tekanan yang

datang dari orangtuanya.

b. Konsep diri sekunder

Setelah bertambah besar, ia akan mempunyai hubungan yang

lebih luas dari pada sekedar hubungan dalam lingkungan keluarganya, ia

mempunyai banyak teman, lebih banyak kenalan sehingga ia lebih

banyak pengalaman. Akhirnya anak akan mempunyai sikap diri yang

baru yang berbeda dengan apa yang sudah terbentuk dari rumah.

Terbentuknya konsep diri sekunder ini banyak ditentukan oleh konsep

diri primer yang sudah terbentuk, dan orang akan cenderung memilih

teman yang sesuai dengan konsep diri sebelumnya yang sudah terbentuk.

Dengan demikian konsep diri bukanlah faktor keturunan atau sifat

bawaan sejak lahir, namun merupakan faktor-faktor yang dipelajari dan

terbentuk dari interaksi individu dengan individu lainnya. Pertama dengan

lingkungan keluarganya lalu melalui hubungan individu dengan lingkungan

yang lebih luas. Menurut Argyyle (dalam Soenarji, 1988) terdapat empat

faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri, yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

• Reaksi orang lain

Reaksi yang tidak biasa dari seseorang akan

mempengaruhi dan dapat mengubah konsep diri, apabila

reaksi ini muncul dari orang lain yang memiliki arti bagi

individu maka reaksi ini dapat mempengaruhi

perkembangannya.

• Pembandingan dengan orang lain

Konsep diri sangat tergantung kepada bagaimana cara

orang tersebut membandingkan dirinya dengan orang lain.

• Peranan seseorang

Setiap orang memainkan peran yang berbeda-beda,

didalam setiap peran tersebut individu diharapkan akan

melakukan perbuatan dengan cara-cara tertentu.

• Identifikasi terhadap orang lain

Anak-anak khususnya mengagumi orang dewasa, mereka

seringkali mencoba menjadi pengikut orang dewasa antara

lain dengan meniru keyakinan, nilai, dan perbuatan

mereka. Proses ini menyebabkan anak merasa mereka

memiliki beberapa sifat dari orang yang dikaguminya.

Model tersebut biasanya mereka ambil dari keluarga

(orang tua, saudara, kerabat), lingkungan (guru, pemuka

agama), kelompok sebaya mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

4. Penggolongan konsep Diri & Ciri-Cirinya

a. Konsep diri positif

Konsep diri positif diartikan sebagai evaluasi diri positif,

penghargaan diri yang positif. Pengetahuan yang luas dan

beragam tentang diri sendiri, harapan yang masuk akal serta harga

diri yang tinggi. (Burns, dalam Limbong, 2002).

Konsep diri positif menurut William (dalam Rakhmat,

2000) adalah orang yang yakin akan kemampuannya dalam

mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima

pujian tanpa rasa malu, mampu memperbaiki dirinya karena ia

sanggup mengemukakan aspek-aspek kepribadian yang tidak

disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Konsep diri positif menurut Hamachek (dalam Rakhmat,

2000) adalah orang yang betul-betul meyakini nilai-nilai dan

prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya

walaupun menghadapai tantangan, berani mengubah prinsip bila

ternyata pengalaman dan bukti-buktinya ternyata salah, mampu

bertindak berdasarkan penilaian yang baik, tidak terlalu cemas

akan apa yang akan terjadi hari esok, masa lalu, dan sekarang.

Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi

persoalan, menerima diri apa adanya dan mampu menikmati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

hidup secara utuh dalam berbagai kegiatan seperti, pekerjaan,

permainan, maupun persahabatan.

Berdasarkan paparan diatas maka peneliti menarik

kesimpulan bahwa orang yang memiliki konsep diri positif adalah

orang yang meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta

bersedia mempertahankannya serta mampu mengatasi tantangan

dan persoalan yang dihadapinya.

b. Konsep diri negatif

Konsep diri yang negatif sama dengan evaluasi diri yang

negatif , rasa tidak suka terhadap diri, kurang menghargai dirinya,

pengetahuan yang tidak tepat, harapan yang salah dan harga diri

yang rendah (Burns, dalam Limbong, 2002). Orang yang memiliki

konsep diri negatif peka terhadap kritik dan responsif terhadap

pujuan, penghargaan terhadap dirinya, merasa tidak diperhatikan,

tidak disenangi dan pesimis terhadap kompetisi.

Orang yang memiliki konsep diri negatif mempunyai

pengetahuan yang tidak tepat tentang dirinya sendiri, pengharapan

yang tidak realistis dan harga diri yang rendah. Biasanya hal ini

menghambat lancarnya hubungan sosialyang dilakukan dengan

orang lain. Anggapan bahwa orang lain tidak suka akan dirinya ,

peka terhadap keritik dan pesimis terhadap kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

menyebabkan ia enggan menjalin hubungan dengan orang lain

(Calhoun & Acocella, 1990).

Menurut Fitts (dalam Partosuwido, 1979) ciri-ciri individu

yang memiliki konsep diri rendah adalah tidak menyukai dan

menghormati diri sendiri, memiliki gambaran yang tidak pasti

terhadap dirinya, sulit mendefinisikan diri sendiri dan mudah

terpengaruh dari luar, tidak mempumyai pertahanan psikologis

yang membantu menjaga tingkat harga dirinya. Merasa asing dan

aneh terhadap diri sehingga sulit bergaul, mengalami kecemasan

negatif dan tidak mampu mengambil manfaat dari pengalaman

tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa orang yang memiliki konsep diri negatif adalah orang yang

mempunyai gambaran dan pengetahuan yang tidak tepat

mengenai dirinya sehingga ia menjadi tidak suka dan tidak

menghormati dirinya.

B. REMAJA

1. Pengertian Remaja

Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa

anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial.

Perubahan biologis, kognitif dan sosial yang terjadi meliputi perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

fungsi seksual, proses berfikir abstrak sampai dengan kemandirian (Santrock,

1996).

Berdasarkan teori Erikson remaja berada pada tahap perkembangan

ke lima yaitu identitas VS kekacauan identitas,pada tahap ini individu

dihadapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan

kemana sebenarnya mereka akan menuju dalam hidupnya. Remaja

dihadapkan akan banyak peran baru dalam hidupnya (Santrock,1996).

Menurut Rifai (1984), masa remaja merupakan taraf perkembangan

dalam kehidupan manusia, dimana mereka sudah tidak dapat lagi disebut

anak kecil namun belum dapat disebut orang dewasa, disebut juga masa

psysiological learning dan social learning , hal ini berarti bahwa pada masa

ini individu sedang mengalami suatu pematangan fisik dan pematangan

sosial. Kedua hal ini serempak terjadi pada waktu bersamaan.

2. Usia Masa Remaja

Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu awal

masa dan akhir masa remaja. Masa remaja awal (early adolescence) kira-kira

sama dengan masa sekolah menengah pertama, dan mencakup kebanyakan

perubahan pubertas. Masa remaja akhir (late adolescence) menunjuk kira-

kira setelah usia 15 tahun, minat pada karir, pacaran dan eksplorasi diri

menjadi lebih nyata pada masa ini.

Subjek penelitian adalah remaja berusia 15 tahun, jadi termasuk

dalam golongan masa remaja awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas – tugas perkembangan remaja menurut Havighurst ( Hurlock, 1980)

• Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman

sebaya

• baik pria maupun wanita

• Mencapai peran sosial

• Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya

secara efektif

• Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang

bertanggung jawab

• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang

dewasa lainnya

• Mempersiapkan karir ekonomi

• Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

• Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai

pegangan untuk berperilaku ideologi.

4. Konsep Diri Remaja

Perkembangan masa remaja sangat dipengaruhi oleh konteks dimana

mereka berada. Latar belakang lingkungan, sosio kultural masyarakat sekitar

maupun latar belakang keluraga akan ikun memberikan corak dan arah proses

perkembangan maupun proses pembentukan identitas remaja yang

bersangkutan (Steinberg, dalam Purwadi . 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Menurut Hurlock(1980) konsep diri remaja dipengaruhi oleh

beberapa kondisi, yaitu:

• Usia kematangan, remaja yang matang lebih awal akan diperlakukan

hampir seperti orang dewasa, sehingga mengembangkan konsep diri yang

menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.

• Penampilan diri, perbedaan fisisk mengakibatkan remaja memiliki

perbedaan dalam konsep diri.

• Kepatutan seks, dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu

remaja dalam mencapai konsep diri yang baik,

• Nama dan julukan, remaja peka dan merasa malu bila teman sekelompok

memberikan nama dan julukan yang bernada cemooh.

• Hubungan keluarga, remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan

seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan dirinya dengan orang

tersebut.

• Teman-teman sebaya, keberadaan teman-teman sebaya mempengaruh

kepribadian remaja dalam dua cara yaitu,

• Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep

teman-teman tentang dirinya

• Ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian

yang diakui oleh kelompoknya

• Kreatifitas, remaja yang masa kanak-kanak didorong agar lebih kreatif

dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

persaan individualitas dan identitas yang berpengaruh baik dalam

pembentukan konsep dirinya.

• Cita-cita, bila remaja punya cita-cita yang tidak realistik, ia akan

mengalami kegagalan, hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu

dan reaksi-reaksi bertahan dimana ia akan menyalahkan orang lain atas

kegagalannya.

Selain kondisi-kondisi diatas, stereotipe yang populer juga

mempengaruhi. Sangat mudah menempelkan stereotipe tertentu pada

seseorang, termasuk golongan tertentu, stereotipe adalah suatu kategori

umum yang merefleksikan kesan dan keyakinan kita tentang manusia, semua

stereotipe merujuk pada citra tentang seperti apa anggota dari kelompok

tertentu( Santrock, 1996). Banyak stereotipe tentang remaja, menurut Daniel

Offer (Santrock, 1996) remaja digambarkan sebagai orang yang mudah

tertekan dan terganggu, mereka memasuki masa dewasa dengan integrasi dari

pengalaman sebelumnya.

C. VEGETARIAN

1. Pengertian Vegetarian

Geoffrey L. Rudd, mantan sekretaris the British Vegetarian Society

pada tahun 1842 menyatakan bahwa vegetarian bukanlah berasal dari kata

vegetables (sayuran), melainkan berasal dari bahasa latin yakni vegetus yang

berarti aktif, yang hidup, teguh, bergairah dan kuat. Pada tahun 1840 kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

veget dipakai di Inggris untuk mengatakan seseorang yang kuat dan sehat.

Menu makanan yang veget adalah makanan yang berguna bagi kesehatan dan

stamina tubuh (Wang Che Kuang, 2001:3).

Vegetarian dapat diartikan sebagai seseorang yang sama sekali tidak

memakan makhluk berjiwa. Baik makhluk berjiwa yang hidup di darat

seperti: ayam, bebek, babi, sapi, kambing ataupun makhluk yang hidup di

udara seperti: semua jenis burung atau unggas amapun juga dilaut seperti:

ikan, udang, kepiting, kerang, tripang, lobster (Sumantri, 2005:1).

Hidup vegetarian merupakan hidup yang tidak mengakibatkan

kematian bagi makhluk lain. Seorang yang telah lama bervegetarian akan

merasakan sekali pancaran kedamaian dari jiwanya dengan kandungan nilai-

nilai spiritual yang kental. Sang Buddha bersabda “Ada persamaan antara

manusia dengan hewan”. Artinya manusia ada kewajiban memelihara hewan,

namun tidak berhak untuk membunuhnya, untuk itulah vegetarian menjadi

penting dalam kehidupan seseorang (Bodhi, 2002:53).

2 . Aspek-aspek Vegetarian

a. Aspek tidak membuat penderitaan bagi makhluk lain

Setiap manusia tidak ingin dilukai, disakiti, bahkan tidak segan

menangis untuk memohon kepada orang lain agar tidak disakiti, demikian

juga sama halnya dengan makhluk-makhluk lain seperti hewan. Mereka pada

dasarnya memiliki perasaan yang begitu halus terhadap lingkungannya.

Mereka akan menjaga lingkungannya selayak mereka menjaga dirinya

sendiri. Ketika melihat seekor sapi dibawa ke penjagal dan akan dipotong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

terkadang terlihat sapi tersebut meneteskan air mata, sapi tersebut hanya

pasrah menghadapi nasibnya. Tidak jauh berbeda dengan seorang penjahat

saat divonis, ia akan menangis serta memohon ampunan. Dalam keadaan

seperti itu tidak ada kebahagiaan dan tawa ria.

Dalam sebuah cerita ketika Sang Buddha menerima semangkok susu

sapi, Sang Buddha merasakan getaran kesedihan, kedukaan, dan kepiluan

sehingga bertanya kepada muridnya, “darimana susu ini diperoleh?” dari

induk sapi yang baru tujuh hari melahirkan anaknya”, jawab sang murid.

“kembalikan kepada induk sapi, berikanlah pada anaknya yang

membutuhkan”. Inilah cinta kasih Sang Buddha yang tidak ingin

mendatangkan penderitaan bagi makhluk lain. Bagaimanapun hewan

mempunyai perasaan yang sama dengan manusia (Bodhi, 2002:54).

Praktek vegetarian ini tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan

Buddhisme Maitreya yang dianggap ganjil di mata pemeluk agama lainnya.

Buddhisme Maitreya pada umumnya percaya bahwa praktek makan daging

adalah sama dengan membunuh, dan praktek itu mengakibatkan penderitaan

yang tiada henti karena akan selalu ada balas membalas antara yang

memakan daging dan yang dimakan dagingnya.

Perang atau pembunuhan manusia atas manusia lainnya berawal dari

meja makan. Jeritan kesakitan dan tangisan pilu hewan yang dibunuh untuk

dimakan dagingnya adalah salah satu suara penderitaan yang didengar oleh

Bodhisatva Avalokitesvara. Itulah sebabnya Sang Buddha vegan sejak dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

kandungan, demi tidak mendatangkan penderitaan bagi makhluk yang

bernyawa (http://www.ivs-online.com).

Umat manusia mempunyai tingkat pendidikan berbeda, pemahaman

berbeda, penafsiran berbeda, kesadaran dan pengendalian diri yang berbeda

pula. Kadang kala walaupun tahu, tetapi tidak dilaksanakan dalam artian

semakin tinggi tingkat pengetahuan manusia harus diimbangi dengan

pengendalian diri. Oleh karena kekacauan di dunia ini lebih banyak

diperparah oleh yang memiliki pengetahuan tinggi tetapi tidak diimbangi

dengan pengendalian diri yang berasal dari hati nurani.

Semakin meningkatnya kesadaran umat beragama dan semakin

banyak peminat kehidupan spiritual yang lebih menekankan pada pencarian

ketenangan batin dan kebahagiaan, dimana kearifan pada masa lampau yang

pernah dipraktekkan oleh leluhur manusia kembali dibangkitkan oleh

kelompok Vegetarian meskipun di kalangan umat Buddha dan pelaku

vegetarian sendiri dewasa ini masih kurang informasi dan pemahaman

tentang vegetarian tersebut. Informasi tentang kelompok vegetarian

khususnya pemahaman mereka terhadap konsep vegetarian, sejarah

vegetarian, motivasi dan manfaatnya (http://www.vegetariantimes.com).

b. Aspek cinta kasih terhadap semua makhluk

Manusia menjadi kejam dan membunuh sesamanya karena tidak

adanya rasa cinta kasih di dalam dirinya yang mengakibatkan antar manusia

saling menyiksa. Hal ini merupakan akibat dari siksaan manusia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

dilakukan terhadap hewan. Jika manusia telah meyakini akan makna cinta

kasih sesama makhluk maka tidak akan terjadi pembunuhan dengan alasan

untuk mencukupi kebutuhan vitamin di dalam tubuh manusia. Dengan

bervegetarian maka sesungguhnya manusia telah mengurangi karma buruk,

segala kenikmatan dan cita mulut dapat dikorbankan.

“Manusia dengan segala kelengkapan fasilitas, ternyata tidak

merasakan adanya berkah di dalam hidupnya, ini merupakan sifat dasar

manusia yang tidak pernah merasa cukup terhadap sesuatu yang telah

diperolehnya. Padahal dengan bervegetarian cenderung lebih menguasai

emosi, lebih patuh karena tidak lagi menuruti hawa nafsu. Dengan

bervegetarian akan membuat jiwa ataupun rohani lebih kuat” (Bodhi,

2002:54-55).

Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa makan makanan dengan wajar

akan mendatangkan kedamaian bagi jiwa manusia. Makan bukanlah sekedar

meletakkan makanan diatas lidah. Kegiatan makan hanya bermanfaat bila

makanan itu dikunyah, ditelan, dicernakan, diserap kedalam darah, kemudian

diubah menjadi otot dan tulang, tenaga serta kekuatan, agar mesin badan ini

dapat bekerja, diperlukan bahan bakar yaitu berupa makanan. Makanan itu

sendiri bukanlah pengurbanan, tetapi makanan memungkinkan manusia

melakukan pengurbanan. Karena itu, kegiatan makan tidak boleh dipandang

rendah seolah-olah hanya memenuhi selera rakus. Kegiatan makan

merupakan suatu bagian dari pemujaan manusia kepada Tuhan. Pustaka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Sarasamuccaya menjelaskan ajaran Ahimsa dengan lengkap dan mendalam

serta terkait dengan belas kasihan kepada setiap makhluk.

Di dalam kitab Surangama Sutra dikatakan:

“Ananda, aku mengijinkan para Bhikshu untuk memakan lima jenis

daging yang murni. Daging ini sebenarnya diwujudkan oleh kekuatan

spiritualKu. Sebenarnya tiada kehidupan di dalamnya. Kalian para Brahmana

hidup ditengah-tengah suatu iklim yang panas dan lembab, dan di tanah yang

berbatu-batu dan berpasir tersebut, sayuran tidak akan tumbuh, karenanya

aku harus menolong kalian dengan kekuatan spiritual dan belas kasihKu.

Oleh karena kebaikan dan belas kasih luar biasa ini, (kuciptakan) daging

yang sesuai dengan selera kalian. Setelah ParnirvanaKu, bagaimana bisa

mereka yang makan daging bisa disebut murid-murid Shakya? Engkau

mengetahui bahwa orang yang makan daging ini dapat memperoleh

kesadaran dan mungkin nampak berada dalam samdhi, namun mereka semua

adalah para raksasa. Ketika buah karma dari mereka matang, mereka akan

tenggelam kelautan pahit kelahiran dan kematian. Mereka bukanlah murid-

murid Buddha. Orang semacam ini membunuh dan saling memakan satu

sama lainnya di dalam lingkaran tanpa akhir.

Pengendalian diri dapat diperoleh atau dilatih dengan tidak makan

daging sebagai alternatif. Oleh karena itu, sebagai manusia yang dikaruniai

akal dan pikiran, harus berpikir bijaksana dalam memilih makanan apa yang

sepatutnya dimakan dengan mempertimbangkan keselamatan dan kelestarian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

makhluk lain. Konsep ini dikenal dengan konsep Live and let live. Konsep

Vegetarian juga merupakan salah satu bagian dari cinta kasih terhadap semua

makhluk hidup. Untuk menerapkan konsep ini dalam kehidupan, manusia

harus berperan menjaga keseimbangan ekosistem, salah satu caranya adalah

dengan tidak membunuh binatang untuk dimakan atau menjadi vegetarian

(Taniputera, 2003:163).

Manusia berlomba mencari pekerjaan, motif utamanya hanyalah

sekedar untuk bisa makan tetapi setelah mendapatkan rejeki ternyata tidak

tahu cara makan apa yang perlu atau boleh dimakan dan apa yang tidak boleh

dimakan. Makan hendaknya bukan untuk kenikmatan lidah, tetapi mestilah

dengan kesadaran untuk memelihara tubuh agar bisa dipakai untuk

melakukan pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara.

Makanan ini harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan tubuh.

Unsur-unsur yang diperlukan tubuh adalah protein, karbohidrat,

lemak dan garam. Makanan tidak hanya diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan fisik, akan tetapi juga merupakan sumber nutrisi untuk pikiran.

Oleh karena itu ada istilah yang mengatakan bahwa manusia adalah apa yang

dimakan, dengan kata lain makanan sangat berpengaruh pada perkembangan

pikiran. Kemajuan zaman, pengaruh budaya luar, dan aktifitas manusia yang

semakin padat menjadi alasan semakin diminatinya makanan cepat saji atau

lebih dikenal dengan fast food. Hal tersebutlah yang mendorong

menjamurnya restoran cepat saji, sedangkan tidak semua jenis makanan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

ditawarkan sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia

(http://www.vegetarian-nutrition.info). Makan bukan hanya agar perut

kenyang akan tetapi jauh lebih penting untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan

oleh tubuh sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

Dewasa ini tidak banyak yang memperhatikan makanan yang di

konsumsi, terlihat kecendrungan mengutamakan rasa daripada manfaat dalam

memilih makanan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga

kesehatan tubuh adalah dengan mengkonsumsi makanan vegetarian. Sunanda

Ranade, seorang dokter Ayurveda dari India, menyebutkan bahwa walaupun

dalam Ayurveda tidak dilarang makan daging, tetapi jauh lebih baik

mengkonsumsi makanan vegetarian. Pada dasarnya semua manusia adalah

pemakan sayuran dan buah-buahan. Di samping itu makanan vegetarian juga

kaya serat, mudah diperoleh dan murah, serta dapat meningkatkan ketahanan

tubuh (Angel Hicks, 2001:30).

Dikaji dari sudut pandang ilmiah ada beberapa alasan mengapa

makanan vegetarian sangat baik untuk kesehatan, yaitu : makanan vegetarian

mengandung serat alami, makanan sekaligus obat, manusia termasuk

golongan herbivora, menjaga keseimbangan ekologi, kaya protein, vitamin,

dan mineral. Selain itu, makanan vegetarian tergolong makanan Satvika dan

mendukung konsep non-violence, yaitu tidak menyakiti, melukai ataupun

membunuh makhluk hidup. Binatang, burung, serangga, maupun makhluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

hidup yang lain memiliki hak yang sama untuk hidup di dunia ini (Angel

Hicks, 2001:32-33).

Seseorang melakukan suatu karma dalam kehidupannya maka ia akan

mendapatkan pahalanya, berarti seseorang yang tidak mampu mendapatkan

moksa akan kembali lahir di dunia ini dalam bentuk manusia, binatang,

burung, atau makhluk hidup yang lain. Dengan demikian, binatang atau

burung yang dipelihara untuk dimakan bisa saja mereka adalah nenek

moyang manusia atau sahabat akrab manusia yang kebetulan dilahirkan

kembali menjadi binatang ke dunia ini. Dengan demikian menyadarkan

manusia agar menjauhkan diri dari makan daging yang merupakan himsa.

Makanan yang dimakan yang penuh dengan himsa menyebabkan pikiran

seseorang ditutupi oleh pengaruh-pengaruh himsa sehingga manusia tidak

mendapatkan pikiran yang tenang dan kedamaian dalam diri.

Dalam kepercayaan Buddha dikatakan bahwa pohon atau tumbuhan

juga memiliki jiwa, sehingga mungkin timbul pertanyaan mengapa

memotong tumbuh-tumbuhan tidak tergolong himsa, jawabannya adalah,

karena kalau memetik buah, bunga, ataupun daun dari pohonnya, pohon

tersebut tidak akan mati dan akan kembali menghasilkan buah-buahan

ataupun sayur-sayuran setelah beberapa waktu. Dengan demikian, makanan

yang dihasilkan dari pohon yaitu daun dan buah dibuat untuk manusia atau

makhluk lain untuk dimakan, akan tetapi saat makan daging, manusia harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

membunuh dan binatang tersebut akan mati

(http://www.vegetariantimes.com).

c. Aspek spiritual dan kedamaian jiwa

Pikiran adalah badan halus yang tidak nyata. Penyebab pikiran yang

berfluktuasi tersebut adalah pengaruh lingkungan, karma masa lalu, dan yang

terpenting adalah faktor makanan. Salah satu cara untuk memperoleh pikiran,

perkataan dan perbuatan yang baik, adalah dengan cara mengkonsumsi

makanan yang baik. Begitu juga untuk memperoleh kebahagiaan, makanan

yang baik mutlak diperlukan, serta pergaulan baik didapatkan dengan

makanan baik, sila atau moral yang baik diperlukan makanan baik, untuk

menjadi rohaniawan yang baik diperlukan makanan yang baik. Singkatnya

semua kebajikan diperoleh dengan makanan yang baik, yakni makanan yang

bebas dari unsur pembunuhan.

“Hewan adalah makhluk berintelegensia rendah, dengan

bervegetarian berarti manusia tidak menyerap sifat rendah hewan. Lebih

mengkhawatirkan lagi meskipun daging mengandung banyak protein tetapi

daging juga menjadi pemicu atau penyebab berbagai penyakit seperti kanker,

stroke dan koroner. Padahal protein tidak harus di dapat melalui daging

tetapi dapat melalui sayur-sayuran seperti padi-padian, buah-buahan, dan

kacang-kacangan” (Bodhi, 2002:55).

Salah satu konsep dan praktek Dharma adalah Panatipata Veramani

(menahan diri membunuh makhluk-makhluk hidup) maksud dari pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

pelaksanaan sila ini adalah untuk mengembangkan sikap mulia dan cinta

kasih, yang harus dikembangkan terhadap semua makhluk. Hal ini perlu dan

penting mengingat yang menjadi objek pembunuhan adalah binatang dan

manusia tanpa memandang usia, jenis kelamin, ukuran dan pembuahannya.

Meskipun dalam tingkatan upacara atau seremonial masih dipergunakan

binatang sebagai korban upacara atau untuk dimakan dagingnya (Bodhi,

2002:58).

Keterangan tersebut di atas tidak salah dan juga dibenarkan dalam

hukum agama Buddha sepanjang hal tersebut dapat meningkatkan derajat

kelahiran binatang tersebut pada kelahiran mendatang. kualifikasi kesucian

seorang rohaniwan yang dapat meningkatkan roh binatang tersebut pada

masa mendatang agar menjadi mahkluk yang lebih tinggi derajat

kehidupannya tidak ada pada jaman ini. Jadi upacara yang terpenting yang

dapat menyelamatkan umat manusia adalah jika setiap manusia mau

mengorbankan dirinya dengan sila atau pengendalian diri.

3. Jenis Vegetarian

Dalam perkembangannya, kelompok vegetarian dapat dikategorikan

kedalam beberapa kelompok:

Pure vegetarian (vegan), yaitu kelompok manusia yang tidak makan daging,

susu, telur bahkan tidak lagi makan kulit hewan ataupun kerangka hewan.

a. Lacto vegetarian, yaitu kelompok manusia yang tidak

makan daging tapi masih mengkonsumsi susu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

b. Lacto Ovo Vegetarian, yaitu kelompok manusia yang

tidak makan daging namun mengkonsumsi susu dan

telur sebagai makanan sehari-hari (Susianto, 2002:52).

D. KONSEP DIRI REMAJA VEGETARIAN

Remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-

kanak menuju masa dewasa dimana pada masa ini terdapat begitu banyak

perubahan dalam diri remaja. Demikian juga dengan remaja buddhis yang

melaksanakan pola hidup vegetarian, tumbuh dan berkembang sebagaimana

layaknya remaja pada umumnya dan memiliki tugas perkembangan yang

harus dicapai untuk membantu mencapai kematangan pribadi.

Remaja vegetarian melaksanakan pola vegetarian sesuai dengan nilai

dan aturan yang ada dalam agama Buddha Maitreya berdasarkan dimensi

yang terkandung dalam perilaku vegetarian yaitu tidak membuat penderiataan

bagi makhluk lain, mengembangkan cinta kasih terhadap semua makhluk dan

aspek spiritual dan kedamaian jiwa.

Dalam perkembangannya remaja yang berada dalam tahap

perkembangan operasional formal memiliki konsep yang berbeda mengenai

konsep religius dari pada anak-anak yang berada dalam tahap operasional

konkrit. Remaja yang berada dalam tahap operasional formal lebih reflektif

dari pada anak-anak pada operasional konkrit. Mereka tidak lagi melihat

perwujudan identitas agama dalam tingkah laku individu namun lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

memperhatikan bukti keberadaan keyakinan dan pendirian dalam diri

seseorang.

Selain perubahan yang terjadi sebagai bagian dari perkembangan

mereka dari anak-anak ke remaja, juga terjadi banyak perubahan akibat pola

hidup yang mulai berubah. Perubahan dalam pola hidup yang terjadi pada

remaja vegetarian adalah perubahan yang drastis, meliputi perubahan

pandangan mengenai kehidupan, perubahan pola makan, parubahan pola

makan mengakibatkan tertahannya keinginan-keinginan terhadap makanan

tertentu, dan penyesuaian terhadap kehidupan disekitarnya yang berjalan

seperti biasanya namun di pihak lain ia harus menahan ketetarikannya

terhadap hal-hal yang biasanya boleh ia dapatkan namun menjadi terlarang

karena aturan yang dijalaninya. Dan juga perubahan pandangan orang lain

terhadap diri mereka. Semua hal yang diungkapkan diatas tersebut akan

mempunyai pengaruh besar terhadap terbentuknya konsep diri.

Pilihan kehidupan seperti ini adalah bukan paksaan dari pihak lain

dan juga bukan agama yang diikuti karena seluruh anggota keluarga

menganutnya, namun mereka menjadi pengganut agama Buddha Maitreya

dan menjalani aturan vegetarian karena keinginan sendiri.

Remaja vegetarian memiliki aturan dan lingkungan yang berbeda

dengan remaja pada umumnya sehingga dimungkinkan perkembangan

konsep diri remaja vegetarian memiliki peerbedaan dengan remaja pada

umumnya. Perbedaan tampak jelas pada kehidupan keseharian mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Remaja vegetarian memiliki aturan yang ketat dan kaku terutama dalam hal

makanan dan mereka dituntut untuk hidup hemat dan sejalan dengan ajaraan

Buddha Maitreya.

Perbedaan ini sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap

kehidupan remaja vegetarian dan terbentuknya konsep diri remaja vegetarian.

Konsep diri positif remaja vegetarian dimana didalamnya tercakup tentang

keyakinan akan diri, keyakinan akan nilai-nilai yang dianut, keyakinan akan

kemampuan dalam menghadapi masalah, merasa setara dengan orang lain

sebaliknya remaja vegetarian lebih dikuasai konsep diri negatif maka dapat

dimungkinkan remaja tersebut, harga diri nya rendah, merasa tidak aman,

kurang mampu menerima diri.

Ketika konsep diri itu berkembang dan pada akhirnya remaja

vegetarian memiliki konsep diri positif maka remaja tersebut diasumsikan

mampu untuk menerima segala sesuatu yang berada didalam maupun diluar

dirinya, ketika remaja mampu menerima diri dan lingkungannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis meggunakan metode penelitian studi kasus. Studi

kasus merupakan penelitian yang penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara

intensif, mendalam, mendetil, dan komprehensif. Pendekatan ini digunakan untuk

memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu/subjek

yang diteliti (Alsa, 2003)

Penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang

dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang gejala atau keadaan atau perilaku

sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama dari digunakannya metode deskriptif

adalah untuk menggambarkan suatu gejala atau keadaan dan atau perilaku sementara

berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab latar belakang dari

suatu gejala atau keadaan dan atau perilaku tertentu (Travers dalam Sevilla dkk, 1993

: 71).

Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan konsep diri pada remaja

vegetarian Vihara Boddhicitta Maitreya Yogyakarta sebagai seorang remaja secara

komprehensif dan natural. Disini peneliti tidak mengadakan kontrol atas fenomena

yang ada, tapi berusaha mengeksplorasi dan menggambarkannya secara natural.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah remaja dengan kriteria berusia 15-17 tahun

penganut Buddhis aliran Maitreya di Vihara Maitreya Yang berperilaku vegetarian

jenis perilaku pure vegetarian lebih dari satu tahun.

C. Prosedur Pengambilan Sampel

Sample dalam penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mencocokan

hasil penelitian agar secara statistik dapat digeneralisasikan pada populasi. Sample

dalam penelitian kualitatif bersifat purposif. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

mendeskripsikan proses yang terjadi dalam fenomena yang sedang diteliti sehingga

menyajikan pemahaman yang penuh dan lengkap, bukan digeneralisasikan (Rice &

Ezzy, 1999).

Penelitian ini menggunakan voluntarily sampling, peneliti meminta kesediaan

individu untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam analisis kualitatif merupakan

hal yang sulit untuk menentukan jumlah sample secara tepat. Sampel dapat dikatakan

cukup ketika dapat memenuhi analisis yang dibutuhkan dalam penelitian (Rice &

Ezzy, 1999).

Penelitian ini menggunakan 1 remaja buddhis pada Vihara Bodhicitta

Maitreya Yogyakarta sebagai sampel penelitian. Sampel ini diperoleh berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

kriteria bahwa subjek sudah berperilaku vegetarian jenis lacto ovo lebih dari satu

tahun dan kesediaan subjek untuk ikut terlibat dalam penelitian.

D. Batasan Kajian Penelitian

Untuk mengerti konsep diri seseorang dapat dilihat melaui penilaian

seseorang terhadap diri-dirinya, penilaian ini meliputi tentang fisik, status sosial,

tujuan, dan harapannya (Acocella J.R & Calhoun F. J 1993), Oleh karana itu dalam

penelitian ini variabel-variabel yang akan dikaji mencakup dimensi konsep diri yaitu :

1. Aspek Pengetahuan ( Knowledge), adalah dimensi pertama

dalam konsep diri yang merupakan dimensi yang diketahui oleh

seseorang tentang dirinya sendiri. Aspek ini memberikan

gambaran tentang keadaan diri sendiri (self picture). Gambaran

mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self image).

Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif. Misalnya jenis

kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan.

2. Aspek Harapan ( Expectations), pada saat seseorang

mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka

orang tersebut juga mempunyai pandangan lain tentang

kemungkinan orang tersebut menjadi apa dimasa yang akan

datang (Rogers, dalam Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

ini akan mengakibatkan orang tersebut memiliki pengharapan

bagi dirinya sendiri.

3. Aspek Evaluasi (Evaluation), adalah dimensi ketiga dari

konsep diri. Setiap hari individu selalu memberikan penilaian

terhadap dirinya sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti

yang saya harapkan, dan apakah saya dapat memenuhi apa yang

menjadi standar saya.

E. Metode Pengambilan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 1998 : 41). Dalam penelitian ini wawancara

akan dilakukan dengan menggunakan jenis wawancara dengan menggunakan

pedoman standar yang terbuka. Dalam bentuk wawancara ini, pedoman wawancara

ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaannya pejabarannya dalam kalimat.

Metode wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur,

yaitu wawancara dengan pedoman umum yang mencantumkan isu-isu yang harus

diungkap tanpa menentukan urutan pertanyaan, namun demikian penambahan

pertanyaan dapat ditambahkan sesuai kondisi, situasi ataupun respon subjek penelitian

saat proses wawancara berlangsung. Pertanyaan yang ditambahkan adalah pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

yang dirasa relevan sebagai probing atas jawaban subjek penelitian. Untuk

memudahkan proses wawancara, peneliti menggunakan bantuan recorder.

Adapun hal-hal yang ingin digali dalam wawancara tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Aspek Pengetahuan ( Knowledge),

Aspek ini memberikan gambaran tentang keadaan diri sendiri (self

picture). Gambaran mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri

(self image). Aspek ini merupakan data yang bersifat objektif.

Misalnya jenis kelamin, pekerjaan, suku, kebangsaan

b. Aspek Harapan ( Expectations),

pada saat seseorang mempunyai satu set pandangan tentang siapa

dirinya, maka orang tersebut juga mempunyai pandangan lain

tentang kemungkinan orang tersebut menjadi apa dimasa yang akan

datang (Rogers, dalam Calhoun&Acocella, 1990). Pandangan ini

akan mengakibatkan orang tersebut memiliki pengharapan bagi

dirinya sendiri.

c. Aspek Evaluasi (Evaluation),

Setiap hari individu selalu memberikan penilaian terhadap dirinya

sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti yang saya harapkan,

dan apakah saya dapat memenuhi apa yang menjadi standar saya.

2. Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematis atas fenomena yang diteliti (kerlinger, 1990). Observasi dalam penelitian ini

berarti pengamatan secara langsung.

Observasi dilakukan dengan mencatat kata-kata kunci. Berkaitan dengan

jangka waktu penelitian maka observasi dalam penelitian ini menggunakan partial

participation dimana peneliti mengikuti sebagian saja kegiatan subjek penelitian,

selain itu berkaitan juga dengan waktu penelitian, peneliti menggunakan surface

participation dimana observasi dilakukan hanya menangkap situasi dan kondisi secara

garis besar saja (Hadi, 2004)

F. Metode Analisis Data

Data penelitian kualitatif ini tidak berbentuk angka tetapi lebih banyak berupa

narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto, rekaman

suara) ataupun bentuk non angka lain (Poerwandari, 1998 : 45)

Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif. Analisis ini dimulai

dari mengorganisasikan data hasil observasi dan wawancara. Mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan kesatuan hubungannya sehingga dapat ditemukan tema

serta interpretasi data.

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam menganalisis data

kualitatif pada peneliitian ini adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

1. Membuat salinan kata demi kata diatas kertas dari kaset rekaman wawancara

yang dinamakan transkrip verbatim, Pada transkrip verbatim diberi kolom

kosong disebelah kanan. Gunanya untuk memudahkan peneliti dalam

membubuhkan kode atau catatan tertentu dalam transkrip verbatim.

2. Memberikan nama untuk masing-masing transkrip serta membubuhkan

tanggal, waktu, dan tempat sewaktu pengambilan wawancara disetiap berkas.

3. Membaca transkrip verbatim berulang-ulang. Tujuannya untuk membantu

sebelum melakukan pengkodean dalam memperoleh tema tentang hal-hal yang

berkaitan dengan subjek penelitian.

4. Melakukan pengkodean pada transkrip verbatim. Pengkodean dimaksudkan

untuk mengorganisasi, mengsistematisasi data secara lengkap dan mendetil

sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang tema pada setiap subjek.

Kata-kata kunci yang ditemukan juga dituliskan pada bagian kanan transkrip

verbatim yang telah disediakan.

5. Melakukan kategorisasi.

6. Melakukan interpretasi data dan pembahasan.

G. Keabsahan Data Penelitian

1. kredibilitas

Pada dasarnya kredibilitas tersebut menggantikan konsep validitas

internal dalam penelitian non kualitatif. Menurut Poerwandari (1998)

kredibilitas studi kualitatf terletak pada keberhasilan mencapai maksud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok

sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang

menjelaskan kemajemukan aspek-aspek yang terkait dalam interaksi dari

berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif.

Konsep ini juga harus mampu memotret kompleksitas hubungan antar

aspek tersebut, penelitian dilakukan dengan cara tertentu yang menjamin

bahwa subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat.

Untuk bisa mencapai kredibilitas, peneliti juga harus menguraikan

parameter (langkah-langkah, pedoman-pedoman, batasan) penelitian.

Kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai

berikut :

a. Mendeskripsikan dengan jelas langkah - langkah

penelitian ini, yaitu, bagaimana desain, kriteria

subjek, bagaimana data diperoleh dan menjelaskan

proses dari analisis dari data yang diperoleh.

b. Peneliti ini menggunakakn tape rec. untuk merekam

proses pengambilan data yaitu dengan wawancara

sehingga bisa menghindarikesalahan dalam proses

pencatatan, kemudian dari situ diharapkan supaya

bisa meningkatkan kepercayaan akan kebenaran

dari data tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

c. Peneliti mendokumentasikan secara lengkap dan

rapi data yang terkumpul, proses pengumpulan

datanya maupun analisinya.

d. Peneliti juga secara terbuka mau mendiskusikan

proses penelitian, hasil temuan dari penelitian

dengan pihak lain seperti dengan dosen

pembimbing. Sehingga memungkinkan adanya

saran dan kritik yang bisa meningkatkan kualitas

atau kepercayaan dari penelitian ini.

2. Depedabilitas

Dependability ini menggantikan konsep reabilitas dalam penelitian

non kualitatif. Melalui konstuk dependabilitas peneliti memperhitungkan

perubahan-perubahan yang terjadi menyangkut fenomena yang diteliti,

yang dapat dilakukan peneliti adalah mengkonsentrasiskan diri pada

pencatatan rinci fenomena yang diteliti, termasuk interrelasi aspek-aspek

yang terkait.

Akhirnya dengan data mentah yang terkumpul lengkap dan

diorganisasikan dengan baik, peneliti memungkinkan pihak lain untuk

mempelajari data, mengajukan pertanyaan kritis bila perlu bahkan

melakukan analisis kembali.

Usaha untuk mencapai dependabilitas adalah sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

a. Memberikan uraian deskriptif yang konkrit, catatan

ucapan dan percakapan verbatim, kutipan secara cermat

sehingga tidak memungkinkan tafsiran yang beragam.

b. Menggunakan alat perekam yaitu tape rec. dalam

melakukan wawancara sehingga informasi dapat

ditangkap dengan lengkap dan cermat sesuai dengan

yang diucapakan.

c. Peneliti juga meminta pendapat, penilaian, dan kritik

dari teman sesama peneliti, dan dari dosen pembimbing.

3. Konfirmabilitas

Merupakan suatu bentuk objektivitas dalam penelitian non kualitatif.

Objektivitas dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai sesuatu yang

muncul dari hubungan subjek-subjek yang berinteraksi.

Objektivitas disini lebih dekat dengan pengertian transfaransi, yaitu

kesediaan peneliti mengungkapakan secara terbuka proses dan elemen -

elemen dari penelitiannya, sehingga memungkinkan pihak lain melakukan

penilaian (poerwandari 1998).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

SERTA PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur Pengambilan Data

Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui dua

tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah

yang dilakukan peneliti dalam tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Menyusun pedoman wawancara dan observasi sesuai

dengan teori.

b. Meminta persetujuan subjek penelitian, pada tahap ini

peneliti meminta kesediaan subjek peneliti yang sudah

dijadikan target karena memenuhi kriteria. Peneliti

menekankan bahwa calon subjek berhak menolak ikut

penelitian dan berhak minta berhenti untuk mengikuti

penelitian hingga usai ketika penelitian sedang

berlangsung.

c. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti berusaha

menjalin hubungan baik dengan subjek, lalu memberikan

gambaran umum tentang penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

d. Langkah selanjutnya adalah menetapkan waktu dan tempat

wawancara yang akan disesuaikan dengan kenyamanan

subjek peneliti dan kemampuan peneliti.

e. Peneliti mempersiapkan alat –alat yang digunakan dalam

wawancara dan observasi, yaitu alat perekam, kaset

kosong, alat tulis, notes serta lembar observasi untuk

mencatat hal-hal yang penting selama wawancara dan

observasi berlangsung.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap pelaksanaan wawancara adalah

sebagai berikut :

1. Peneliti mewawancarai subjek sesuai waktu dan tempat yang telah disepakati

bersama. Lokasi wawancara adalah di kos-kos an subjek.

2. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti menekankan kepada subjek bahwa

peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas subjek.

3. Setelah wawancara dilakukan, peneliti mendengarkan kembali rekaman hasil

wawancara dan membuat verbatim untuk meneliti apakah ada hal-hal pokok

yang belum diungkap dalam wawancara dan menggali kembali pertanyaan

yang belum jelas lewat wawancara diwaktu berikutnya. Tujuan lain dalam

verbatim adalah untuk mengoreksi hal-hal yang mengalami kekeliruan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut :

1. Peneliti mendatangi lokasi penelitian dan melakukan observasi terhadap subjek

penelitian dengan mencatat kata kunci. Observasi dilakukan di kos subjek,

vihara Bodhicitta Maitreya, dan sekolah subjek.

2. Setelah tidak berada dilokasi penelitian, peneliti mencatat hasil observasi.

B. Identitas Subjek Penelitian

Bagian informasi tentang subjek ini akan disajikan identitas subjek. Dalam

hal ini identitas sengaja disamarkan untuk menjaga kerahasiaan subjek.

Nama : TS

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL : Bandar lampung, 15 April 1992

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Nama ayah : AT

Pekerjaan Ayah : Wira swasta (bengkel sepeda)

Agama Ayah : Kong Hu Cu

Nama Ibu : PT

Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

Agama Ibu : Kong Hu Cu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Dalam keluarga yang vegetarian selain subjek : 1 orang (kakak perempuan)

C. Latar Belakang Subjek

Subjek adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara, sejak SD subjek bersekolah di

sekolah negeri sehingga agama yang dianut subjek adalah islam, namun agama ini

hanya merupakan agama disekolah yang artinya subjek tidak menjalani agama dan

aturan yang ada seperti ibadah dan lain sebagainya. Agama islam di ikuti subjek

karena disekolah subjek semua muridnya islam dan mata pelajaran agama yang

dipelajari adalah islam.

Orang tua subjek tidak memiliki latar belakang agama yang kuat, ayah dan ibu

subjek adalah penganut Konghucu, dan mereka tidak mengadakan ibadah dalam

kehidupan sehari-hari, hanya setahun sekali bertepatan dengan hari raya imlek

orang tua subjek akan ke klenteng di sana.

Kedua orang kakak subjek sudah tidak tinggal bersama dengan keluarga di

lampung lagi karena menempuh pendidikan, jadi sejak SD kelas 1 subjek hanya

tinggal dengan orang tuanya saja, dan hanya sekali-kali mendapat kunjungan dari

kakak subjek.

Subjek melanjutkan pendidikan SMP ke Yogyakarta mengikuti kakak

perempuannya, setelah menetap di Yogya subjek baru mengenal agama Buddha

lewat kakak perempuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Sehari- hari subjek bersekolah di SMP Santo Thomas, dan sekarang duduk

dikelas dua, teman sekelas subjek memiliki agama yang beragam dengan

mayoritas agama Katolik, Islam, dan kristen. Selain itu hanya ada subjek yang

beragama Buddha dan seorang lagi beragama Hindu.

Subjek sudah vegetarian sejak awal kelas 1 SMP, dan termasuk dalam

kelompok pure vegetatarian, dimana subjek tidak mengkonsumsi daging dan

semua jenis makanan yang berasal dari mahkluk bernyawa, termasuk susu dan

telur.

D. Hasil Penelitian

1. Wawancara

Hasil penelitian berupa kaset rekaman diperoleh saat melakukan wawancara

dengan subjek penelitian, kaset rekaman tersebut kemudian diubah menjadi transkrip

verbatim (kata per kata) tanpa mengubah isi wawancara tersebut. Transkrip verbatim

tersebut kemudian diberi kode dan dianalisis, adapun transkrip wawancara tersebut

terlampir.

2. Observasi

Observasi dilakukan peneliti beberapa kali pada subjek. Hal ini bertujuan agar

data yang diperoleh lebih objektif. Adapun hasil observasi subjek TS yang

dirangkum adalah sebagai berikut :

a. Diri Fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Subjek TS sehari - hari selalu terlihat ceria, wajah dan kulitnya bersih. Subjek

sehari-hari memakai pakaian yang cukup sederhana untuk remaja seusianya, ia tidak

memakai perhiasan apapun, termasuk giwang. Rambut subjek panjang sebahu dan

biasanya selalu dikucir, dan subjek juga tidak pernah memakai kosmetik tertentu

kecuali bedak.

b. Aktifitas sehari – hari

Setiap pagi subjek berangkat ke sekolahannya di daerah baciro naik bus dan

sudah berangkat dari kos - kosan jam 6 pagi. Biasanya setiap pagi subjek sarapan

dengan kakak perempuannya di kos – kosan mereka, dan masak sendiri dengan

hidangan terbatas. Pulang sekolah jam 3 sore, biasanya subjek baru makan siang

setelah sampai dikos-kosan karena ia kesulitan kalau harus makan siang di

sekolahnya. Setiap siang mereka berlangganan katering khusus vegetarian. Dan

biasanya malam hari mereka masak sendiri, atau kadang beli di warung yang

menyediakan masakan vegetarian. Disini terlihat bahwa subjek tidak pernah

mengeluh terbatasnya jenis makanan yang bisa mereka makan, terlihat bahwa subjek

menikmati setiap makanan yang ada. Subjek biasanya ke Vihara, yaitu Vihara

Bodhicitta Maitreya di daerah Kementiran, setiap minggu mulai jam 8 pagi sampai

sore. Namun subjek tidak rutin setiap minggu pergi ke vihara, karena letaknya jauh

dari tempat tinggal subjek kadang ia tidak ikut kebaktian.

c. Relasi sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Di lingkungan kos-kosan subjek adalah satu-satunya anak SMP, sedangkan

yang lainnya adalah mahasiswi semua. Dan selain mereka ada beberapa anak lain

yang juga vegetarian.

Sehari-hari subjek sangat jarang keluar rumah, dan dalam rentang waktu

setiap biasanya ada kunjungan pandita dari vihara, kunjungan itu biasanya adalah

semacam silaturahmi untuk menjaga keakraban sesama penganut Buddha Maitreya.

d. Jenis makanan vegetarian

Orang vegetarian tidak diperbolehkan makan mie instan yang biasa di jual di

toko-toko, mereka hanya boleh makan mie instan dengan lebel tertentu untuk

vegetarian. juga untuk makanan instan lainnya yang mengandung gelatin, susu

maupun senyawa lain yang berasal dari mahkluk bernyawa, misalnya susu sapi, roti

atau wafer yang biasanya mengandung susu. Termasuk juga bumbu penyedap

masakan juga harus dipilih yang tidak menggandung bahan yang berasal dari hewan,

misalnya mereka hanya diperbolehkan menggunakan msg dengan label tertentu, dan

juga penyedap masakan yang mengandung sari pati ayam atau sapi. Termasuk juga

mereka tidak boleh mengkonsumsi semua jenis bawang misalnya bawang merah,

bawang putih dan dan daun bawang.

E. Tabel Dinamika Psikologis

Hasil transkrip verbatim yang telah dilakukan pengkodean diatas akan dibuat

dalam satu tabel dinamika psikologis. Tabel ini berguna untuk membantu dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

mempermudah peneliti melakukan pembahasan, adapun tabel dinamika psikologis

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Tabel I

TABEL DINAMIKA PSIKOLOGIS

ASPEK SUBJEK TS Awal vegetarian

• Masuk agama Buddha karena diajak kakak • Vegetarian setelah masuk agama Buddha • Masukan dari teman-teman di vihara • Mendapat permandian dan menjadi seorang Buddhis • Menjadi vegetarian karena nonton video

pembunuhan hewan

Penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian

• Penyesuaian diri terhadap vegetarian : mengalami kesulitan pada masa awal vegetarian

• Merasakan kesulitan mejaga makanan yang di larang • Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan

makanan bernyawa • Penyesuain diri : mengurangi belanja untuk

mengurangi keinginan

Gambaran umum remaja vegetarian

Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya dan vegetarian

• Pengetahuan agama Buddha : memahami penjelasan tumumbal lahir dan hubungannya dengan vegetarian dalam Buddhism

• Mendapat pengetahuan dari buku, dan sekolah minggu

• Pengetahuan vegetarian : memahami hakikat vegetarian Buddhism selain larangan makan makanan dari mahkluk hidup

• Pengetahuan agama Buddha : memahami secara singkat permasalahan karma dan hubungan nya dengan pola vegetarian dalam Buddhism

• Pengetahuan agama: memahami dan mengerti pengetahuan cinta

• Pengetahuan agama Buddha : memahami hakikat vegetarian dalam Buddhism

• Penyesuaian diri terhadap vegetarian : memahami jenis- jenis makanan yangg di larang vegetarian

• Pengetahuan agama: memahami awal semua perbuatan berasal dari pikiran Pengetahuan agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Buddha : memahami kelahiran kembali dalam buddhism dan hubungannya dengan vegetarian

• Pengetahuan merasa vegetarian adalah kewajiban dalam Maitreya

Kondisi fisik

• Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan makanan bernyawa

• Pengaruh fisik : merasa jarang sakit sejak vegetarian • Pengaruh fisik : merasa sembuh dari penyakit gatal

sejak vegetarian • Pengaruh fisik : tidak mengalami gangguan

kesehatan akibat vegetarian

Kondisi fisik dan psikologis

Kondisi psikologis

• Merasakan manfaat vegetarian : pikiran menjadi lebih tenang, merasa lebih konsen

• Tidak merasa menyesal atas pilihan untuk menjadi vegetarian

• Merasakan pentingnya vegetarian secara utuh tidak fisik aja

• Merasa kecewa terhadap larangan makan thd makanan tertentu

• Kondisi psikologis : merasa lebih menghargai hidup • Merasa lebih bisa menghargai orang lain • Subjek tidak merasa malu kalau orang lain tahu ia

vegetarian • Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah • Merasa ayah menolak membahas masalah ini • Bahagia kalo tujuan tercapai • Kalo tujuan nggak tercapai akan merasa kecewa,

namun nggak putus asa Hubungan dengan lingkungan sekitar

Hubungan dengan lingkungan sekitar / teman sebaya

• Hubungan dengan lingkungan : jarang nunjukin kalo vege

• Hubungan dengan lingkungan : teman- teman subjek mengetahui subjek vegetarian

• Tanggapan teman : ada ejekan • Tanggapan subjek : merasa biasa karena

menganggap teman nya tidak mengerti • Tanggapan teman : ingin tahu • Tanggapan subjek : tidak merasa perlu menjelaskan

karena menganggap hanya pertanyaan iseng • Merasa sia- sia menjelaskan vegetarian kalo orang

nggak ngerti Buddhism • Hubungan dengan teman di sekolah biasa, tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

punya teman akrab • Teman subjek di lingkungan kos tidak ada yang

sebaya • Jarang pergi dengan teman-teman sebaya diluar

diluar jam sekolah • Jarang pergi dengan teman-teman sebaya diluar

diluar jam sekolah • Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman

karena sifat menghargai orang lain • Merasa tidak akrab dengan teman sekelas

Hubungan dengan keluarga

• Orang tua subjek mengetahui subjek vegetarian • Ada dukungan dari sosok Ibu • Tidak ada dukungan dari sosok ayah • Ayah takut subjek sakit karena vegetarian • Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah • Merasa ayah menolak membahas masalah ini • Hubungan dengan kakak baik

Kelebihan • Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman karena sifat menghargai orang lain

• Pengetahuan diri : tidak memiliki kelebihan Kekurangan • Pengetahuan diri : Mengetahui kekurangan yang

dimiliki

Pengetahuan diri

Pendapat tentang diri

• Pendapat tentang diri : tidak merasa beda karena memiliki aturan yang berbeda dengan teman sebaya

• Pengetahuan diri : merasa lebih memahami perasaan yang dialami diri

Harapan tentang diri

• Harapan diri : harapan untuk tetap vegetarian • Harapan terhadap diri : tetap vegetarian seumur

hidup,

Harapan diri Harapan diri

terhadap lingkungan sosial

• Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan tidak ada pengaruh negatif vegetarian ke diri fisik

• Harapan terhadap lingkungan keluarga : sekeluarga bisa vegetarian

• Harapan dengan lingkungan keluarga: Ayah bisa menerima kalo subjek vegetarian,

• Usaha untuk meyakini ayah : tetap jaga kesehatan, memberikan penjelasan

• Makin banyak orang yang vegetarian Penilaian diri

Penilaian terhadap diri sendiri

• Penilaian diri : menikmati kondisi saat ini • Optimis bisa mencapai harapannya • Merasa yakin seumur hidup akan vegetarian • Merasa masih kecil dan masih harus banyak belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

• Penilaian diri : Merasa biasa dengan kekurangan karena merasa menyadari kekurang

Penilaian terhadap lingkungan sosialnya

• Merasa diterima dengan baik oleh teman – teman • Merasa ada dukungan positif dari teman-teman

F. Analisis data hasil penelitian

Analisis data dimulai dari membaca transkrip verbatim dengan seksama

kemudian mencari inti dari setiap pernyataan yang diberikan subjek, dari setiap inti

pernyataan ini dibuat suatu kategorisasi dan melakukan pengkodean. Kemudian

peneliti melakukan analisis data dengan mengelompokan kedalam suatu aspek-aspek,

analisis data ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep diri remaja vegetarian

adapun hasil analisis data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Remaja Vegetarian

Tabel 2

TABEL GAMBARAN UMUM

1 Awal vegetarian

• Masuk agama Buddha karena diajak kakak • Vegetarian setelah masuk agama Buddha • Masukan dari teman-teman di vihara • Mendapat permandian dan menjadi

seorang Buddhis • Menjadi vegetarian karena nonton video

pembunuhan hewan

A1, no 1, 2, 3, 4, 7,

2 Penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian

• Penyesuaian diri terhadap vegetarian : mengalami kesulitan pada masa awal vegetarian

• Merasakan kesulitan mejaga makanan yang di larang

• Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan makanan bernyawa

• Penyesuain diri : mengurangi belanja untuk mengurangi keinginan

A2, no 17, 20, 23,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

3 Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya

• Pengetahuan agama Buddha : memahami penjelasan tumimbal lahir dan hubungannya dengan vegetarian dalam Buddhism

• Mendapat pengetahuan dari buku, dan sekolah minggu

• Pengetahuan vegetarian : memahami hakikat vegetarian Buddhism selain larangan makan makanan dari mahkluk hidup

• Pengetahuan agama Buddha : memahami secara singkat permasalahan karma dan hubungan nya dengan pola vegetarian dalam Buddhism

• Pengetahuan agama: memahami dan mengerti pengetahuan cinta

• Pengetahuan agama Buddha : memahami hakikat vegetarian dalam Buddhism

• Penyesuaian diri terhadap vegetarian : memahami jenis- jenis makanan yangg di larang vegetarian

• Pengetahuan agama: memahami awal semua perbuatan berasal dari pikiran Pengetahuan agama Buddha : memahami kelahiran kembali dalam buddhism dan hubungannya dengan vegetarian

• Pengetahuan vegetarian : tahu pengaruh vegetaarian terhadan fungsi kesehatan

A3, no 10, 14, 15, 16, 18, 22, 28, 55, 58

Dalam penelitian ini ternyata ditemukan bahwa subjek mulai vegetarian

karena diaja ke vihara dan masuk agama Buddha oleh kakak subjek yang juga adalah

seorang Buddhis yang vegetarian. Setelah menjalani Cu tau

(yaitu semacam permandian, yang menandakan bahwa seseorang sah menjadi maitreya dan sudah mendapatkan inisiasi ke Tuhanan dan terpilih menjadi anak Tuhan) (A1, no 3).

Subjek mendapat banyak masukan yang mendorong ia untuk vegetarian dari kakak

perempuannya dan juga dari umat seviharanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

(.........banyaklah yang ngasih masukan kalo vege tu bagus, truss sehat, mereka juga bilang kalo vege tu.....A1, no 4).

Selain itu yang juga sangat mempengaruhi subjek menjadi seorang vegetarian adalah

ketika subjek nonton film pembantaian ternak sapi

(..................ngerti gimana penderitaan hewan yang dibunuh untuk dimakan manusia............... A1, no 8, 9)

Subjek mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap pola vegetarian pada

masa awal vegetarian dan ia merasa kesulitan menjaga makanan yang dilarang

(..........dulu kerasa banget,............agak sulit juga sih jaganya A2 , no 17)

salah satu cara subjek dalam menjaga keinginan terhadap makanan tertentu yang

diinginkannya yaitu subjek mengurangi belanja di toko, sehingga ia merasa kalo

semakin sedikit ia melihat, maka keinginan tidak muncul

(........sekarang aku tu jarang belanja di toko, pokoknya semakin dikit lihat.......

A2, no 23)

Subjek memiliki pengetahuan agama Buddha secara umum cukup baik dan

memahami hakikat vegetarian dalam Maitreya, ia memahami penjelasan mengenai

tumimbal lahir dalam aga Buddha dan bagaimana hubungannya dengan vegetarian

(...kita ngak selamanya bakal terlahir kealam manusia........ A3, no 10).

Subjek juga memahami masalah karma dalam kaitannya dengan vegetarian

dalam agama Buddha.

(....kalo kita banyak menimbun karma baik ya buahnya baik.....A3, no 14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

dan memahami asal semua perbuatan adalah dari pikiran sehingga yang paling

penting adalah mengendalikan pikiran

(.................menurut Sang Buddha, pikiran itu pelopor........A3, no 2

3. Kondisi Fisik dan Psikologis

Tabel 3

TABEL KONDISI FISIK

1 Kondisi fisik • Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan makanan bernyawa

• Pengaruh fisik : merasa jarang sakit sejak vegetarian

• Pengaruh fisik : merasa sembuh dari penyakit gatal sejak vegetarian

• Pengaruh fisik : tidak mengalami gangguan kesehatan akibat vegetarian

B1, no 24, 25, 26,

Dari hasil wawancara dan observasi terlihat bahwa subjek merasakan

pengaruh dan dampak positif vegetarian terhadap tubuhnya, (........tangan sering gatal, jadi nggak pernah .......B1, no 25).

Subjek juga merasa bahwa vegetarian tidak menyebabkan ia menderita

penyakit tertentu. Ia merasa secara fisik tubuhnya akan menolak apabila

makan daging dan subjek merasa ia jarang sakit sejak vegetarian. (..........kayaknya jarang sakit lah. B1, no 24)

Bahkan ia merasakan kalau biasanya ia menderita alergi karena menyantap

Sea food, tidak pernah lagi karena secara tidak langsung subjek sudah

berhenti makan – makanan yang berasal dari hewan, termasuk makanan laut,

selain itu subjek juga secara tidak langsung merasakan bahwa ia sejak

vegetarian, tubuhnya jarang sakit, ia merasa ketahanan tubuhnya meningkat.

Hal ini dirasakan setelah lebih dari satu tahun melakukan praktek vegetarian.

Tabel 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

TABEL KONDISI PSIKOLOGIS

1 Kondisi psikologis

• Merasakan manfaat vegetarian : pikiran menjadi lebih tenang, merasa lebih konsen

• Tidak merasa menyesal atas pilihan untuk menjadi vegetarian

• Merasakan pentingnya vegetarian secara utuh tidak fisik aja

• Merasa kecewa terhadap larangan makan thd makanan tertentu

• Kondisi psikologis : merasa lebih menghargai hidup

• Merasa lebih bisa menghargai orang lain

• Subjek tidak merasa malu kalau orang lain tahu ia vegetarian

• Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah

• Merasa ayah menolak membahas masalah ini

• Bahagia kalo tujuan tercapai • Kalo tujuan nggak tercapai akan

merasa kecewa, namun nggak putus asa

B2, no 5, 6, 19, 20, 21, 23, 27, 30, 61, 62

Dampak psikologis yang paling dirasakan oleh subjek sejak ia

vegetarian adalah ia merasa pikirannya menjadi lebih tenang, sehingga ia

lebih mampu untuk konsentrasi, terutama dampak ini dirasakan subjek dalam

hal menghapal pelajaran disekolah.

(... ngalamin sendiri kalo vege tu rasanya bikin pikiran lebih tenang..........B2,

no 5.

.......kalo mo ulangan, itu kalo dulu belajar susah masuknya.....kayaknya lebih konsen .....B2, no 6)

walaupun mengalami banyak hambatan dan kesulitan dalam penyesuaian diri, subjek

merasa ia tidak menyesal karena memilih untuk menjalankan praktek vegetarian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

(..........dulu kerasa banget,............agak sulit juga sih jaganya A2 , no 17)

Subjek merasa bahwa menjalani praktek vegetarian adalah pilihan hidup, jadi

ia merasa bahwa ia harus menjalaninya.

( nyesel nggak ?... nggak lah pelan – pelan .......kan dah jadi pilihan hidup,

pasti tak jalanin ..B2, no 19)

Selain merasakan dampak vegetarian secara fisik, subjek merasa praktek

vegetarian ini memiliki efek secara utuh terhadap dirinya, hal ini terlihat dari

tanggapan subjek terhadap beberapa jenis masakan yang diciptakan untuk

orang vegetarian, tapi menyerupai makanan dari hewan, misalnya sate yang

dibuat mirip daging, tapi dari bahan tepung.

( .. sebenarnya ada makanan pengganti yang mirip tapi nggak sama, ada sate

palsu. .... ya itulah masalahnya pengendalian diri .... percuma kalo dimulutnya

aku vege tapi pikiran makan daging..... B2, no 21)

Subjek memiliki pengertian, bahwa dalam vegetarian, ia tidak hanya makan

makanan yang sesuai juga namun memiliki pengertian yang benar terhadap

makanan itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Namun sebenarnya subjek kadang juga merasakan kecewa kalau ia dilarang

untuk makan makanan tertentu yang mengandung bahan yang terlarang karena

ia vegetarian,

(... nggak muna yo... ngerasa kecewa, .. kayak nyesel kok banyak buanget

larangan makanannya.......B2, no 23)

hal ini diatasi subjek dengan mengurangi belanja di toko, karena menurutnya

semakin sedikit ia melihat maka semakin sedikit keinginan yang timbul, bagian ini

dijelaskan oleh peneliti dalam gambaran umum remaja vegetarian bagian penyesuaian

diri.

(Tapi yo, emang sekarang aku tu jarang beli-beli apa di toko, pokoknya semakin dikit lihat semakin dikit pengennya.... A2, no 23)

Subjek juga merasakan bahwa ia lebih menghargai hidup sejak ia vegetarian,

ia merasa bahwa ia juga lebih bisa menghargai orang lain, hal ini berkaitan dengan

bertambahnya pengetahuan subjek mengenai masalah tumimbal lahir dalam agama

Buddha yang dimengerti subjek sejak ia vegetarian.

(.......kayaknya aku tu lebih bisa menghargai kehidupan

orang lain, juga kayaknya lebih bisa menghargai hidup..... tapi

sejak vege aku tu ngerti masalah tumimbal lahir. Itu juga

nagapa kita dianjurin banget untuk vege,.............B2, no 27, agama Buddha kan percaya banget masalah kelahiran kembali, nah kita tuh lahir nggak mesti ke alam manusia bisa juga kealam lain yang lebih rendah atau lebih tinggi kan tergantung karma kita, truss kalo misalnya aku makan ayam nggak taunya dulu ayam itu pernah jadi orang tua aku..... Pasti kita ngerasa nggak tega dan nggak pantes ya macem gitu lah ........ A3, B2, no 28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

walaupun subjek jarang secara langsung menunjukan ke orang lain kalau ia adalah

seorang vegetarian, namun subjek tidak merasa malu kalau orang lain tahu. Hanya

saja ia takut orang lain akan beranggapan bahwa ia adalah orang aneh.

(.... biasa ajalah, aku sebenarnya jarang nunjukin kalo vege, ..... C1, no 29, Apakah merasa malu ?... Nggak lah , cuma nggak mau aja kalo ada yang anggap aku tu aneh, ... apa lah... B2, no 30)

Subjek tidak mendapatkan persetujuan dari ayahnya jika ia menjalankan

praktek vegetarian,dan ia merasakan kecewa karena penolakan ayahnya. Ia merasa

ayahnya selalu menolak membahas masalah ini.

(..........papa tu sama skali dak stuju ?katanya nggak ada gunanya..........C2, no 40, ....... Sia sia lah, papa tu keras cici aja papa dak setuju apalagi aku,...C2, no 41 ........... Perasaan sama papa ? kecewa lah.. susah banget kasih pengertian,... papa tu keras..... Tapi lama –lama papa sih dak pernah ungkit lagi masalah in.........C2, B2, no 42 )

4. Hubungan Dengan Lingkungan Sekitar

Tabel 5

TABEL HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR

Hubungan dengan lingkungan sekitar

Hubungan dengan lingkungan sekitar

• Hubungan dengan lingkungan : jarang nunjukin kalo vege

• Hubungan dengan lingkungan : teman- teman subjek mengetahui subjek vegetarian

• Tanggapan teman : ada ejekan • Tanggapan subjek : merasa biasa

karena menganggap teman nya tidak mengerti

• Tanggapan teman : ingin tahu • Tanggapan subjek : tidak merasa perlu

menjelaskan karena menganggap hanya pertanyaan iseng

• Merasa sia- sia menjelaskan vegetarian

C1, no 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

kalo orang nggak ngerti Buddhism • Hubungan dengan teman di sekolah

biasa, tidak punya teman akrab • Teman subjek di lingkungan kos tidak

ada yang sebaya • Jarang pergi dengan teman-teman

sebaya diluar diluar jam sekolah • Merasa tidak akrab dengan teman

sekelas • Merasa diterima dan disenangin oleh

teman-teman karena sifat menghargai orang lain

Hubungan dengan keluarga

• Orang tua subjek mengetahui subjek vegetarian

• Ada dukungan dari sosok Ibu • Tidak ada dukungan dari sosok ayah • Ayah takut subjek sakit karena

vegetarian • Peraasaan subjek : kecewa karena

penolakan ayah • Merasa ayah menolak membahas

masalah ini • Hubungan dengan kakak baik

C2, no 39, 40, 41, 42, 43,

Hasil penelitian, menunjukan bahwa subjek jarang menunjukan ke orang lain

terutama keteman – temannya, kalau ia adalah seorang vegetarian. Namun teman – teman nya mengetahui ia vegetarian dan semenjak saat itu subjek mendapatkan ejekan dari teman nya di sekolah namun subjek menanggapi dengan sikap biasa karena ia merasa teman – temannya tidak memiliki pengertian dan pemahaman mengenai masalah vegetarian ( ...........biasa ajalah, aku sebenarnya jarang nunjukin kalo vege... C1, no 29, ,... tapi ada juga yang ngatain sok suci ya gitulah.... C1, no 32,

gimana ... biasa aja , ... paling aku mikir mereka nggak ngerti..........C1, no 33)

Subjek juga tidak berusaha menjelaskan alasan mengapa ia menjalankan praktek vegetarian, subjek cenderung pasif dan tidak menanggapi teman-temannya sehingga subjek tidak memiliki banyak teman disekolah, ia merasa tidak memiliki teman akrab di sekolah.

(....kalo sama teman sekolah biasa... yang sampe deket banget kayaknya nggak ada.. C1, no

38)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Subjek dalam menanggapi rasa ingin tahu dari teman – temannya, ia tidak

berusaha menjelaskan, subjek merasa kesulitan kalo harus menjelaskan masalah

vegetarian ke orang lain, ia beranggapan sia- sia menjelaskan kalau orang itu tidak

mengerti agama Buddha.

(....... kalo kita jelasin ke orang lain agak susah nerimanya, maksudnya mereka kan dasarnya bukan Buddhis jadi sia sia deh, bukan aku tu nggak mau kasih tau tapi ya seringnya kayak gitu nggak bakal deh ngerti....apalagi ngajak ikut vegetarian nggak pernah lah... kayaknya lebih enak kalo ngerti dulu baru bisa paham.........C1, no 37 )

Diluar sekolah, teman – teman subjek banyak yang berusia jauh diatas subjek

(.....anak kuliahan semua , kalo temen akrab... tapi dah kuliah.. C1, no 38)

Hubungan subjek dengan anggota keluarga baik dan akrab, ia merasa

mendapatkan dukungan dari sosok ibu

(.....kalo mama sih lumayan dukung ... C2, no 40)

Namun subjek merasa tidak ada dukungan dari sosok ayah, ayah subjek tidak

menyetujui subek vegetarian

(.....papa tu sama skali nggak setuju.. katanya nggak ada gunanya. C2 no 40 )

karena tidak ada dukungan dari sosok ayah subjek merasa kecewa dan merasa kalau

untuk masalah vegetarian ayah tidak aikan pernah mendukung dan cenderung

mengabaikan masalah ini dan subjek merasa kecewa karena penolakan dari ayahnya.

(....kecewa lah....lama-lama papa nggak pernah ungkit masalah ini lagi...C2 no

42)

5. Konsep Diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Untuk mengetahui konsep diri remaja vegetarian yang turut serta dalam

penelitian ini dikembangkan beberapa pertanyyan yang terangkum dalam :

1. Pengetahuan diri

2. Penilaian Diri

3. Harapan Diri, yang dilihat dari aspek

a. aspek fisik

b. aspek lingkungan sosial

Hasil penelitian tersebut dibuat dalam suatu tabel konsep diri, tabel tersebut

berguna untuk mempermudah dalam mengetahui konsep diri remaja vegetarian.

Adapun tabel konsep diri yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Tabel 6

TABEL KONSEP DIRI

Kelebih-an

• Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman karena sifat menghargai orang lain

• Pengetahuan diri : tidak memiliki kelebihan

D1, no 52, 54

Kekurang-an

• Pengetahuan diri : Mengetahui kekurangan yang dimiliki

• Pengetahuan diri Merasa tidak sebanding dengan kakak

D2, no 55, 68

Pengetahuan Diri

Pengetah--an tentang diri

• Pendapat tentang diri : tidak merasa beda karena memiliki aturan yang berbeda dengan teman sebaya

• Pengetahuan diri : merasa lebih memahami perasaan yang dialami diri

D3, no 53, 67

Harapan tentang diri

• Harapan diri : harapan untuk tetap vegetarian • Harapan terhadap diri : tetap vegetarian

seumur hidup, • Harapan diri : Ingin seperti sosok kakak

subjek yang sudah vegetarian sebelumnya

E1, no 57, 64, 69

Harapan Diri

Harapan • Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan E2, no

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Konsep Diri Remaja Vegetarian

1. Pengetahuan Diri

Subjek memiliki pengetahuan mengenai diri yang baik, ia menggambarkan

identitas dirinya sebagai seorang remaja vegetarian, dan mengetahui aturan dan

larangan sebagai seorang vegetarian dengan baik. Ia merasa ada penerimaan dari

teman – temannya karena sifatnya yang menghargai orang lain dan ia merasa

memiliki sifat menghargai orang lain sejak ia vegetarian.

(....walau kadang ada yang ngejekin tapi aku ngerasa sebagian besar teman-temanku bisa nerima kalo aku tu vege dan kayaknya mereka tu berusaha toleran apa ya....D1, no 72 dulu ya pas ngumpul sama teman kan suka ngrumpi ngatain yang lain, biasalah ya.. tapi kayaknya sejak masuk SMP truss mulai vege kayaknya aku tu belajar banyak deh, aku lebih ngerti perasaan sakit hati kalo dikata in orang lain, trus perasaan sakit kalo kehilangan, truss

Harapan diri terhadap lingkung-an sosial

• Harapan terhadap sosok ayah : menunjukan tidak ada pengaruh negatif vegetarian ke diri fisik

• Harapan terhadap lingkungan keluarga : sekeluarga bisa vegetarian

• Harapan dengan lingkungan keluarga: Ayah bisa menerima kalo subjek vegetarian,

• Usaha untuk meyakini ayah : tetap jaga kesehatan, memberikan penjelasan

• Makin banyak orang yang vegetarian

E2, no 57, 59, 60, 66,

• Penilaian diri : menikmati kondisi saat ini • Optimis bisa mencapai harapannya • Merasa yakin seumur hidup akan vegetarian • Merasa masih kecil dan masih harus banyak

belajar • Penilaian diri : Merasa biasa dengan

kekurangan karena merasa menyadari kekurang

F1, no 56, 57, 63, 65, 68,

Penilaian Diri

• Merasa diterima dengan baik oleh teman – teman

• Merasa ada dukungan positif dari teman- teman

F2 no 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

ada yang dinamakan anica semacam konsep ketidak kekalan, maksudnya aku jadi lebih bisa menerima kehilangan. Truss kalo di vihara ada diajarin masalah mengontrol pikiran jahat, nah masalah ini aku nggak gitu ngerti sih... cuma intinya kalo semua perbuatan itu awalnya dari pikiran jadi paling pokok kita harus mengontrol pikiran kita...................D1, no 53 )

Kondisi sosial subjek memiliki masalah dalam hubungan dengan teman sebaya di

sekolah, walaupun subjek mengakui bahwa ia merasa biasa walaupun tidak

memiliki teman akrab. Pada wawancara sebelumnya subjek menjelaskan bahwa ia

tidak memiliki teman akrab, dan teman-temannya ada yang mengejek kalau ia

vegetarian, namun dalam wawancara lanjutan subjek mengatakan ia merasa tidak

perlu menjelaskan alasannya vegetarian, karena ia merasa sia-sia menjelaskan pada

orang yang tidak mengerti agama Buddha.

Hasil penelitian menunjukan subjek memiliki pendapat diri, bahwa ia bisa

menerima bila ia memiliki aturan yang berbeda dengan teman – teman sebayanya

disekolah. Ia tidak merasa berbeda walaupun aturan dan cara hidup yang

dijalaninya berbeda dengan teman – temannya.

2. Harapan Diri

Dari hasil wawancara, terlihat bahwa subjek memiliki keinginan untuk tetap

terus menjadi vegetarian hal ini berkaitan dengan identifikasi subjek terhadap

kakaknya yang sudah melakukan praktek vegetarian lebih dari lima tahun, subjek

merasa dirinya tidak dapat dibandingkan dengan kakanya sehingga ia memiliki

harapan diri ingin seperti sosok kakak.

(.....Cici itu dah 5 tahun vege, nggak pernah bolong, aku tu pengen banget kaya dia, orangnya sabar lagi... Awal nya aku vege kan emang cici yang ngajakin, lagian liat aja, ya aku ngerasa hidupnya bersih banget. Kalo dibandingkan aku tu bener – bener nggak ada apa – apanya. Temene aja suka ngomong ke aku kalo cici tu paling taat... E1, no 69)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa subjek memiliki harapan yang

besar bahwa ayahnya akan menyetujui jika ia menjalani praktek vegetarian,

harapan ini coba di wujudkan oleh subjek dengan memberikan pengertian kepada

Ayah. Subjek juga menekankan bahwa ia berusaha menunjukan kepada Ayah,

bahwa tidak ada pengaruh negatif dari vegetarian terhadap dirinya seperti yang

selama ini di khawatirkan oleh ayahnya.

(................. yang pasti tetap jaga kesehatan supaya papa nggak bisa nuduh kalo aku sakit akibat vege, truss ya jelasin pelan – pelan lah, syukur kalo sekeluarga semua bisa ikutan vege.....E2, no 60, kayaknya dah cocok, truss pengen nunjukin ke papa kalo vege tu nggak buat aku sakit atau pun kekurangan gizi.... E2 no 57)

Subjek juga memiliki harapan bahwa ia ingin seluruh anggota keluarga menjadi orang

vegetarian, karena menurutnya vegetarian sangat baik bagi kehidupan, dan ia juga

merasa ayahnya menjalankan aturan yang salah dalam hal menyedikan masakan

persebahan yang sangat bertentangan dengan aturan vegetarian.

(....Malahan kalo bisa sekeluarga vege semua.... E2 no 57)

3. Penilaian Diri

Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek menilai dirinya adalah seorang

yang optimis, dan ia menikmati kehidupannya saat ini sebagai remaja vegetarian.

Subjek menilai dirinya dari tolak ukur kakaknya, sehingga ia merasa sebagai

seorang vegetarian ia belum bisa sebanding dengan kakaknya.

(Belum ada apa–apanya dibandingin cici...............E1 no 68) Cici itu dah 5 tahun vege, nggak pernah bolong, aku tu pengen banget kaya dia, orangnya sabar lagi...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Awal nya aku vege kan emang cici yang ngajakin, lagian liat aja, ya aku ngerasa hidupnya bersih banget. Kalo dibandingkan aku tu bener – bener nggak ada apa – apanya. Temene aja suka ngomong ke aku kalo cici tu paling taat... E1 no 69)

Penilaiaan subjek terhadap lingkungan sosialnya, subjek merasa ia diterima dengan

baik oleh teman – temannya dan ia merasa mendapatkan dukungan positif dari

teman-temannya.

walau kadang ada yang ngejekin tapi aku ngerasa sebagian besar teman-temanku bisa nerima kalo aku tu vege dan kayaknya mereka tu berusaha toleran apa ya....F2 no 72)

G. Pembahasan

Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan

faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan

dengan orang lain. Dalam berinteraksi ini setiap individu akan menerima tanggapan.

Tanggapan yang diberikan tersebut akan dijadikan cermin bagi individu untuk

menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi konsep diri terbentuk karena suatu

proses umpan balik dari individu yang lain (Pudjiyogyanti, 1985)

Perkembangan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh interaksi individu

tersebut dengan orang lain, dengan lingkungan sekitarnya, dan ini biasanya

berhubungan dengan tanggapan / umpan balik yang diberikan oleh lingkungan

kepada individu tersebut. Tanggapan yang diberikan oleh individu tersebut akan

mempengaruhi konsep diri seseorang dan apabila tanggapan yang diberikan

lingkungan terhadap individu tersebut menunjukan penerimaan biasanya seseorang

tersebut akan merasa dirinya diterima dan konsep diri orang tersebut akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

berkembang kearah positif. Akan tetapi sebaliknya apabila tanggapan yang diterima

adalah penolakan maka konsep diri akan berkembang kearah negatif.

Menurut Hamachek (dalam Rakhmat, 2000) Orang yang memiliki konsep diri

positif adalah orang yang meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta

bersedia mempertahankannya serta mampu mengatasi tantangan dan persoalan yang

dihadapi, dari hasil gambaran konsep diri pada remaja vegetarian, dapat dimaknai

bahwa secara menyeluruh subjek memiliki konsep diri relatif positif hal ini dapat

dilihat dari subjek yang menunjukan harapan yang tinggi berkaiatan dengan

keinginannya untuk tetap menjalankan vegetarian dan memiliki harapan bahwa

seluruh anggota keluarganya dapat menjadi vegetarian, subjek juga berharap banyak

ayah menyetujui subjek menjadi vegetarian. Ketika ia meyakini nilai yang dianutnya

dan ia merasa nilai tersebut sesuai dengan dirinya maka ia akan mempertahankan

nilai tersebut dan berusaha mengatasi hambatan yang ada, jika menilik dari usaha

subjek untuk mendapatkan persetujuan ayahnya, dan rasa optimis subjek menghadapi

penolakan ayahnya.

Proses terbentuknya konsep diri subjek juga dipengaruhi proses identifikasi

subjek terhadap kakak perempuannya yang telah vegetarian selama lebih dari lima

tahun. Konsep identifikasi ini sesuai dengan teori Argyyle ( dalam. Soenarji, 1988).

Identifikasi dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk

mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang tidak terpisahkan

dari kepribadiannya sendiri (Freud dalam Hall & Lindzey). Proses identifikasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

terlalu berlebihan dapat menghasilkan proses isolasi pada kelompok yang tidak

menyerupai kelompok identitas yang dimiliki (Puspasari, 2007). Adanya perasaan

fanatik merupakan salah satu dampak negatif yang muncul . proses defensif akan

sangat terkait dengan perkembangan diri, hal ini terjadi apabila keinginan maupun

harapan dirinya terhadap sesuatu dibatasi atau ditentang.

Menurut Argyyle konsep diri juga dipengaruhi oleh reaksi orang lain terhadap

seseorang. Dalam hal ini subjek mendapatkan reaksi negatif dari ayahnya dengan

tidak menyetujui subjek vegetarian, reaksi ini menjadi berarti jika muncul dari orang

yang memiliki arti bagi individu dan dapat mempengaruhi perkembangannya, subjek

memiliki hubungan yang kurang baik dengan ayahnya karena ayah subjek tidak mau

memahami kondisi subjek yang vegetarian.

Umumnya remaja sedang dalam proses mencari identitas diri, dan

menemukannya pada kelompok orang yang memiliki identitas sama. (Puspasari,

2007). Hubungan yang mereka pilih lebih kepada membantu proses pemberian

identitas pada diri mereka seperti kelompok agama. Subjek juga menjadi sangat

rentan dalam proses menyelesaikan konflik, apabila konflik yang timbul menjadi

berat remaja cenderung menjauhkan diri dari hubungan tersebut. Hal ini terlihat dari

cara subjek menghadapi keingintahuan teman-temannya.

Dilihat dari kondisi sosial subjek yang walaupun memiliki masalah dalam

hubungan dengan teman sebaya di sekolah, namun ia tetap merasa ada dukungan

positif serta ada penerimaan dari teman-temannya. Ia merasa teman-temannya hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

bersikap toleran kepadanya. Dalam hal ini terilihat bahwa subjek memiliki

kecenderungan konsep diri negatif jika dilihat dari cara subjek menghadapi teman-

teman sebayanya di sekolah yang memiliki keyakinan yang tidak sama dengan subjek

namun dalam prosesnya kemudian subjek merasa teman-teman mau menerimanya hal

ini menyebabkan perkembangan diri ke arah yang positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN – SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil gambaran konsep diri pada remaja vegetarian, dapat

dimaknai bahwa secara menyeluruh subjek memiliki konsep diri relatif positif

hal ini dapat dilihat dari subjek yang menunjukan harapan yang tinggi

berkaiatan dengan keinginannya untuk tetap menjalankan vegetarian dan

memiliki harapan bahwa seluruh anggota keluarganya dapat menjadi

vegetarian,

Hasil penelitian yang di peroleh dalam penelitian ini menunjukan

bahwa remaja vegetarian (subjek TS) mempunyai kecenderungan konsep diri

negatif jika dilihat dari cara subjek menghadapi teman-teman sebayanya di

sekolah yang memiliki keyakinan yang tidak sama dengan subjek dan juga

dari sikap penolakan dari ayah subjek, namun memiliki perkembangan ke arah

konsep diri positif jika dilihat dari penilaian subjek terhadap tanggapan

teman-teman subjek yang dinilainya mendukung dan toleran, juga dari

harapan subjek yang berusaha mendapatkan persetujuan ayahnya, dan rasa

optimis subjek menghadapi penolakan ayahnya

Proses terbentuknya konsep diri pada remaja vegetarian ini (subjek

TS) dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi dalam kehidupan subjek yaitu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

hubungan dengan teman sebaya, hubungan dengan keluarga, proses

identifikasi, dan reaksi orang lain.

B. SARAN – SARAN

1. Bagi remaja sebagai pelaku vegetarian, hendaknya penelitian ini bisa

menjadi masukan kepada mereka karena sebagai anggota masyarakat

mereka harus mampu menempatkan diri dengan baik sehingga terjadi

keseimbangan antara peran agama yang dijalaninya dan peran sosial

mereka.

2. Bagi keluarga yang memiliki remaja vegetarian, hendaknya dapat

memahami remaja tersebut berkaitan dengan praktek vegetarian yang

dijalaninya, karena adanya pengaruh antara reaksi keluarga dan

terbentuknya konsep diri mereka

3. Mengingat bahwa penelitian ini memiliki kekurangan yang

disebabkan keterbatasan tenaga, waktu dan terutama kemampuan

peneliti dalam melakukan penelitian. Bagi peneliti lain yang tertarik

mengetahui konsep diri remaja vegetarian disarankan agar

mengamamati kehidupan sehari-hari remaja vegetarian dengan jangka

waktu dan dan intensitas yang lebih lama untuk mendapatkan hasil

yang lebih dalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

DAFTAR PUSTAKA

Adisubroto, D. 1992. Orientasi Nilai Orang Jawa serta Ciri-ciri Kepribadiannya.Disertasi

(tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada,

Angel Hicks, 2001, 5 Secrets Of Health And Happiness: Chinese Wisdom To Nourish Your Life, Ahli Bahasa Susi Purwoko, Perpustakaan Nasional, Arcan, Jakarta.

Bodhi, H.Z., 2001, Spiritualitas Hidup Bervegetarian; Makalah Seminar dan Festival 68 Masakan Vegetarian, Yogyakarta.

Bodhi, Halim Zen, 2002, Majalah Sutra Dharma Maitreya Sarana Komunikasi dan Aspirasi Umat Maitreya Indonesia, edisi VIII, Mei 2002, DPP MAPANBUMI RIAU, Riau.

Brouwer, M. A. W. Nimpoeno, J. S Bastaman, F Sidharta, M. Sadli, S. Pariaman, S.D.T.T. & Parthiana, W. 1982. Kepribadian dan perubahannya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Calhoun And Acocella, 1993 Psychology of Adjustment & Human Relationship. New York, Mc Graw_Hill Publishing Company.

Capra, R, W. 1998. Dialog Psikologi dan Agama . Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Ghazali, 1991. Mizkat Cahaya – Cahaya. Bandung : Mizan Goble, F. G. 1987. Mazab Ketiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius Hurlock, E.B, 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga Hu She, 1992, Sejarah dan Kultur Buddhisme Zen, Taipeh, Modern Society. IVS, 2007, Seminar Vegetarian Pola Makan Sehat Alami, Fakultas Teknobiologi,

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, tanggal 4 Februari 2007. Kapleau, Roshi Philip, 1981, Memuliakan Semua Makhluk : Pandangan Budhisme

terhadap Penyembelihandan Praktek Makan Daging, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia

Koeswara, E. 1992. Logoterapi Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Linan, 2002, Vegetarian OK, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia. -------, 2002, Konsep Baru Vegetarian OK dengan Kuartet Nabati; Hidup Sehat dan

Selalu Tampil Prima Tanpa Daging, Penerbit Maitreyawira.Yogyakarta. .

Mangunwijaya, J. B. 1983. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Nataatmdja, H. 1983. Membangun Jiwa Agama Dalam Dunia Ilmiah . Bandung: Penerbit Iqra.

Puspasari, A. 2007. Mengukur Konsep Diri Anak . Jakarta : Penerbit Gramedia Santrock, J. W. 1996. Adolescence Jakarta : Penerbit Erlangga Sumantri, Bambang, 1999, Lebih Baik Mencegah daripada mengobati, wujud nyata

dari pelayanan dengan penuh cinta kasih, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia, Jakarta.

----------------------, 2005, Panduan Vegetarian Indonesia, Penerbit Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia, Jakarta.

Susianto, 2002, Majalah Sutra Dharma Maitreya Sarana Komunikasi dan Aspirasi Umat Maitreya Indonesia, edisi VIII, Mei 2002, DPP MAPANBUMI RIAU, Riau.

Smith, Huston, 1985, Agama-Agama Manusia, Terjemahan Saafroedin Bahar, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Sutta Nipata, 1999, Kitab Suci Agama Buddha, Bagian dari Khuddhaka Nikaya, Sutta Pitaka, Alih Bahasa Oleh Dra. Lanny Anggawati dan Dra. Wena Cintiawati, Penerbit Vihara Bodhivamsa.

Suwarto, 1995, Buddha Dharma Mahayana, Terbitan Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia.

Suzuki, D.T, 1983, The Essence of Buddhism, London: Billing & Son Ltd. Taniputera, Ivan, 2003, Ehipassiko Theravada-Mahayana; Studi Banding Doktrin

Budhisme Aliran Selatan dan Utara, Suwung, Yogyakarta. Wang Che Kuang, 2000, Pribadi Mahakasih Lugu Polos; Amalkan Enam Perbuatan

Mulia, Penerbit DPP Mapanbumi, Jakarta Barat. ----------------------, 2000, Maha Tao Maitreya, Penerbit DPP Mapanbumi, Jakarta

Barat. ----------------------, 2001, Insaf Nurani, Penerbit DPP MAPANBUMI, Jakarta Barat. ----------------------, 2001, Vegetarianisme Menurut Budhisme Maitreya, Info

Vegetarian, Edisi XIX/ Agustus. ----------------------, 2001, Makanan Kesehatan Milinium Ketiga, Vegetarian Tetap

Cukup Gizinya, Penerbit DPP MAPANBUMI, Jakarta Barat. Widjaja, 2002, Vegetarian Konsep Hidup Sehat; Makalah Seminar dan Festival 68

Masakan Vegetarian, Yogyakarta. Yalom, I. D. 1980. Eksistential psychoterapy. New York : Basic Books, Inc.

Publishers Data Internet: http://www.vegetariantimes.com http://www.ivs-online.com http://www.vegetarian-nutrition.info http://www.vegetarian-nutrition.info

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

A. Gambaran umum remaja vegetarian

1. Awal vegetarian

• Bagaimana awalnya masuk agama Buddha Maitreya ?

• Bagaimana awalnya mulai vegetarian ?

• Keinginan sendiri atau atas anjuran orang lain ?

2. penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian

• kesulitan penyesuaian diri

• Apakah kamu tahu manfaat vegetarian ?

• Bagaimana pola makan sehari-hari, apakah kesulitan menjaga

makanan yang dimakan adalah makanan vegetarian ?

• Selain makan, perilaku apa dalam kehidupan sehari-hari yang

harus dikontrol juga ?

3. Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya

• Apa yang kamu ketahui dari ajaran Buddha Maitreya ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

• Mengapa dalam agama Buddha Maitreya sangat dianjurkan sekali

untuk vegetarian ?

B. Kondisi fisik dan psikologis

1. Kondisi Fisik

• Bagaimana penyesuaian tubuh semenjak vegetarian ?

• Apakah menderita penyakit tertentu akibat pola vegetarian ?

• Apakah ada penyakit yang sembuh sejak vegetarian ?

2. Kondisi Psikologis

• Apa yang secara nyata kamu rasakan sebagai dampak dari

vegetarian?

• Apakah vegetarian mengubah pandanganmu terhadap kehidupan

secara umum ?

• Apakah merasa kecewa karena adanya kebiasaan makan yang

berubah?

• Apakah merasa malu dalam melaksanakan vegetarian ?

C. Hubungan dengan lingkungan sekitar

1. Hubungan dengan lingkungan sekitar

• Bagaimana tanggapan teman-teman sekolah yang tahu kalo kamu

vegetarian ?

• Apakah kamu merasa malu/bangga ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

• Apakah ada teman/guru disekolah yang tidak bisa menerima cara

hidupmu?

• Bagaimana kamu menanggapi sikap teman-teman dan guru mu

2. Hubungan dengan keluarga

• Bagaimana hubungan dengan keluarga ?

• Apakah ada dukungan dari keluarga ?

• Bagaimana perasaanmu menanggapi sikap keluargamu ?

D. Pengetahuan diri

1. Kelebihan

• Apa kamu tahu kelebihanmu ?

• Apa yang kamu sukai dari diri mu ?

• Sifat yang dibanggakan ?

2. Kekurangan

• Apakah kamu tahu kekuranganmu ?

3. Pendapat tentang diri

• Apa yang kamu ketahui tentang diri mu ?

• Menurutmu, kamu orangnya bagaimana ?

• Bagaimana sifatmu ?

• Bagaimana pendapatmu tentang diri mu sebagai remaja

vegetarian?

E. Harapan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

1. Harapan tentang diri

• Apakah harapan yang ingin kamu capai ?

• Apa yang kamu lakukan untuk mencapai keinginan

tersebut ?

• Bagaimana perasaanmu kalo gagal mencapai harapanmu ?

• Apakah merasa optimis ?

2. Harapan diri terhadap lingkungan sosial

• Bagaimana harapanmu terhadap lingkungan sosialmu ?

F. Penilaian diri

1. Penilaiannya terhadap dirinya sendiri

• Bagaimana penilaianmu terhadap dirimu sendiri ?

• Puas nggak dengan keadaan sekarang ini ?

2. Penilaiannya terhadap lingkungan sosialnya

• Bagaimana penilaianmu terhadap hubunganmu dengan

orang lain ?

• Bagaimana penilaianmu terhadap penilaian dan perlakuan

orang lain terhadap kamu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

LAMPIRAN 2

Pedoman Koding

A. Gambaran umum remaja vegetarian

1. Awal vegetarian

c. Penyesuaian terhadap cara hidup vegetarian

d. Pengetahuan umum mengenai Buddha Maitreya

B. Kondisi fisik dan psikologis

1. Kondisi fisik

2. Kondisi psikologis

C. Hubungan dengan lingkungan sekitar

1. Hubungan dengan lingkungan sekitar

2. Hubungan dengan keluarga

D. Pengetahuan diri

1. Kelebihan

2. Kekurangan

3. Pendapat tentang diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

E. Harapan diri

1. Harapan tentang diri

2. Harapan diri terhadap lingkungan sosialnya

F. Penilaian diri

1. Penilaian terhadap dirinya sendiri

2. Penilaian terhadap lingkungan sosialnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Lampiran 3

Hasil Wawancara I

Subjek TS

Hari/tanggal : Kamis/ 27 September 2007

Waktu : 19.00 – 22.00

Tempat ; Di kamar kos subjek

Ket.

T : tanya

J : jawab

No 1 T

Ngomong-ngomong gimana awalnya kamu bisa masuk agama Buddha, katanya dulu agamanya beda ya ?

J

Iya, dulu pas SD agamanya islam, biasa lah ikut di sekolah, pas SMP kan pindah ke yogya, truss cici ajak ke vihara, jadi masuk Buddha

• Masuk agama Buddha karena diajak kakak

A1

2 T

Truss langsung vege ?

J Nggak lah........... pas pertama ke vihara diajak cu tau, kan hampir semua disana vege, banyak yang kasih masukan kalo vege itu bagus, lagian cici ngajak

• Vegetarian setelah masuk agama Buddha dan ikut permandian

A1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

makan vege terus. Ya keterusan deh. • Vegetarian karena masukan dari teman-teman di vihara

• Vegerarian karena diajak kakak

A1 A1

3 T Apa itu cu tau ? J Semacam permandian, nandain kalo

aku tu dah sah masuk Maitreya, biasanya disebuat apa ya.. inisiasi sejati, jadi pandita mentransmisikan keTuhanan ke kita, itu artinya kita mendapat jalan keTuhanan, terpilih menjadi anak Tuhan. Caranya pandita akan menyentuh kita dengan kuasa firman Tuhan menyadarkan kita sebagai anak Tuhan...

• Mendapat permandian dan menjadi seorang Buddhis.

A1

4 T

Dari sana kamu langsung jadi seorang vege ?

J

Ya... pertama kali sih emang masih banyak dorongan terutama dari cici, truss dari cici dan koko di vihara, ya banyaklah yang ngasih masukan kalo vege tu bagus, truss sehat, mereka juga bilang kalo vege tu pengaruh banget ke kehidupan kita sehari-hari..

• Vegetarian karena dorongan kakak perempuan

• Masukan dari teman sevihara tentang keuntungan vegetarian

A1 A1

5 T Pengaruhnya gimana ? J Aku sih ngalamin sendiri kalo vege tu

rasanya lebih tenang, apa ya kayaknya lebih sabar, truss lebih bisa konsen

• Merasakan manfaat vegetarian : pikiran menjadi lebih tenang, merasa lebih konsen

B2

6 T Pas saat apa benar –benar kamu rasakan pengaruhnya ?

J

Trutama kalo mo ulangan, itu kalo dulu mo belajar rasanya susah masuknya, tapi ya kayaknya lebih konsen and gampang ngerti.

• Merasakan manfaat vegetarian : kalo belajar lebih bisa konsen dan lebih mudah mengerti

B2

7 T Jadi emang kamu yang pengen sendiri vegetarian ?

J Yo dari awalnya di ajak-ajak truss • Menjadi vegetarian A1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

pernah sekali nonton vcd pembantaian di peternakan sapi, sejak saat itu rasanya emang aku tu mesti vege.

karena nonton video pembunuhan hewan

8 T Film apa ? J Itu lho, bukan film cuma kayak klip

dari anak sapi, truss dikasih liat ke kita itu..proses sembelihnya,... dijamin sadis masak leher sama badannya ditarik sampe putus... Truss dikasi liat ntar sapi nya di jadiin apa, ada yang jadi sosis, sapi yang dijual dipasar, Ada juga yang pembantaian babi, yang ini dak kalah sadisnya..

9 T

Jadi itu sebab nya kamu vege ?

J

Itu istilahnya cuma pertegas aja, dari sana kayaknya ngerti gimana penderitaan hewan yang dibunuh untuk dimakan manusia..paling nggak dari sana aku tu kepanggil banget buat vege..

10 T

Emang keinginan sendiri ya ?

J

Iya lah.. dah bisa mikir, dalam agama Buddha itu kan ada yang disebut tumimbal lahir,... itu jelasin ke kita kalo kita tu nggak selamanya kelahir ke alam manusia, kadang kita tu lahir dialam binatang, jadi bisa aja kalo kita makan ayam, ayamnya tu dulu orang tua, atau kakak kita....

• Pengetahuan agama Buddha : memahami penjelasan tumumbal lahir dan hubungannya dengan vegetarian dalam Buddhism

A3

11 T Oh... ya... kamu belajar dimana ? J Di buku kan banyak, truss biasanya sih

kalo sekolah minggu sering juga diajarin,...

• Mendapat pengetahuan dari buku, dan sekolah minggu

12 T Emang kalo vege tu cuma makanan aja to yang dijaga?

J Ya nggak, makan tu cuma salah satu aja,...

13 T Truss apa lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

J Ya itu dilarang membunuh, apa aja deh yang termasuk karma buruk, dak cuma larangan kita juga mesti mengembangkan metta?

• Pengetahuan vegetarian : memahami hakikat vegetarian Buddhism selain larangan makan makanan dari mahkluk hidup

A3

14 T

karma tu apa ?

J

Sedikit ngerti lah... pokoknya karma tu perbuatan , kalo kita banyak menimbun karma baik yah buahnya baik, truss kebalikannya lah... pokoknya karma itu pengaruh banget ke kelahiran kembali tadi... itulah namanya hukum karma.

• Pengetahuan agama Buddha : memahami secara singkat permasalahan karma dan hubungan nya dengan pola vegetarian dalam Buddhism

A3

15 T

Kalo metta tadi apa ?

J

Metta tu artinya cinta kasih kepada semua makhluk, intinya kita tu harus mengembangkan kasih jadi kalo cinta kasih dah tumbuh pasti kita nggak tega kan menyakiti makhluk lain termasuk membunuh. Apa aja loh.... biasanya kita kan paling biasa bunuh nyamuk asal tepuk aja, truss ya sama teman harus penuh kasih, salling bantu ya kayak gituah

• Pengetahuan agama: memahami dan mengerti pengetahuan cinta kasih dan Buddhism dan pengaruhnya terhadap vegetarian

A3

16 T

Kamu tahu nggak ngapa agama Buddha tuch nganjurin banget untuk vege, sebenarnya kalo kita makan kan nggak sama dengan kita bunuh sendiri?

J

Emang nggak sama,... cuma gini lho.. kita tuch nggak bole pikir kalo kita nggak bunuh langsung trus kita bole makan. Kata cici ini namanya lingkaran setan, dikit banyak pasti pengruh ke hewan yang disembelih. Kan hewan

• Pengetahuan agama Buddha : memahami hakikat vegetarian dalam Buddhis

A3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

dibunuh karna ada permintaan nah walaupun kita nggak bunuh langsung tapi kalo kita ikut makan daging selalu ada hewan yang disembelih ya kayak itu lah..

17 T

Truss sejak mulai vege, kamu kesulitan nggak kan dulu makannya biasa eh, skarang kan dijaga? Banyak yang nggak bole ya ?

J

Pas awal dulu kerasa banget. Apalagi kalo jam istirahat diskolah. Malah dulu pas awal aku tu sering masih jajan bakso di sekolahan,....pelan-pelan lah.... lama-lama ya biasa Sebenarnya agak sulit juga sih jaganya, aku kan suka jajan, sekarang ya tanggo aja dak bole..

• Penyesuaian diri terhadap vegetarian : mengalami kesulitan pada masa awal vegetarian

• Merasakan kesulitan mejaga makanan yang di larang

A2 A2

18 T

Oh ya napa ?

J

Ada semacam apa ya... kayak gelatin ato apa yang dibuat dari usus sapi, pokoknya banyak lah yang dak bole... itu mie instan yang bole cuma yang kayak ini (subjek menunjukan jenis mie instan tertentu yang khusus untuk vegetaria), truss ada lagi kaya kemplang palembang, dulu doyan banget, he.. he...

• Penyesuaian diri terhadap vegetarian : memahami jenis- jenis makanan yang di larang vegetarian

A3

19 T

Nyesel nggak ?

J

Nggak lah.. pelan-pelan lah lama-lama terbiasa kok. Cuma masalah di pengendalian diri. He he,...

• Tidak merasa menyesal atas pilihan untuk menjadi vegetarian

B2

20 T

Kalo sekarang masih sulit nggak jaga pola makan ?

J

Sekarang sih lumayanlah... dah 100 persen dah lumayan terbiasa. Cuma kadang aja kalo pas pulang ke lampung mama kan kadang buat sambel trasi. Apalagi kalo ado krupuk ikan . tapi ya

• Penyesuaian diri : merasa fisik akan menolak makan makanan bernyawa

A2, B2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

tahan juga akhirnya.. Aku sih ngerasa kalo kita dan terbiasa vege badan ini akan otomatis menolak dikasih makanan bernyawa, pasti berasa mual.

21 T

Truus ya.. kalo pas kepengen banget kamu biasanya ngapain ?

J

Kalo pengen sih sebenarnya ada makanan pengganti yang mirip tapi nggak sama. Ada sate palsu, ada kemplang palsu dari kentang,... ya itu lah masalah di pengendalian diri....kan percuma to kalo aku mulutnya vege tapi pikirannya makan daging..

• Merasakan pentingnya vegetarian secara utuh tidak fisik aja

B2

22 T

Oh jadi bayangin aja nggak bole ?

J

Ya ndak boleh....lah.. Kalo dak salah menurut Sang Buddha, pikiran itu pelopor, Pokoknya awal kita tu penting banget kendali pikiran baru bisa vege dengan ok.

• Pengetahuan agama: memahami awal semua perbuatan berasal dari pikiran

A3

23 T

Perasaan kamu gimana kalo pengen makan apalah, ternyata nggak boleh ?

J

Ya ngak muna yo... dulu adalah ngerasa kecewa, apa kayak nyesel kok banyak buanget larangan makanannya, sekarang nggak lagi kok... rasanya biasa, truss kayaknya emang sekarang aku tu jarang kok pengen apa sampe pengen banget. ... Tapi yo, emang sekarang aku tu jarang beli-beli apa di toko, pokoknya semakin dikit lihat semakin dikit pengennya.

• Merasa kecewa terhadap larangan makan thd makanan tertentu

• Penyesuain diri : mengurangi belanja untuk mengurangi keinginan

B2 A2

24 T

Ada nggak yang kamu rasakan benar sebagai pengaruh kamu vegetarian ?

J

mm........apa ya...... kayaknya ya jarang sakit lah...

• Pengaruh fisik : merasa jarang sakit sejak vegetarian

B1

25 T

Kalo penyakit yang sembuh sejak kamu vege apa ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

J Paling kalo dulu pas makan seafood tangan sering gatel-gatel, jadi nggak pernah lagi sekarang.

• Pengaruh fisik : merasa sembuh dari penyakit gatal sejak vegetarian

B1

26 T Kalo tiba-tiba sakit apa sejak mulai vege ada nggak ?

J Kayaknya nggak pernah tuch, • Pengaruh fisik : tidak mengalami gangguan kesehatan akibat vegetarian

B1

27 T

Em... kalo menurut kamu vegetarian tu ngubah cara pandang kamu nggak ?

J

Ya iya lah........kayaknya aku tu lebih bisa menghargai kehidupan orang lain, juga kayaknya lebih bisa menghargai hidup. He he filosofis banget yo ?? Na itu lah kalo dulu masalah kayak gini nggak pernah mikir, tapi sejak vege aku tu ngerti masalah tumimbal lahir. Itu juga nagapa kita dianjurin banget untuk vege.

• Kondisi psikologis : merasa lebih menghargai hidup

• Merasa lebih bisa menghargai orang lain

B2

28 T Maksudnya pie ?? J Itu loh kalo agama Buddha kan percaya

banget masalah kelahiran kembali, nah kita tuh lahir nggak mesti ke alam manusia bisa juga kealam lain yang lebih rendah atau lebih tinggi kan tergantung karma kita, truss kalo misalnya aku makan ayam nggak taunya dulu ayam itu pernah jadi orang tua aku, ya pie to ?? Pasti kita ngerasa nggak tega dan nggak pantes ya macem gitu lah ....

• Pengetahuan agama Buddha : memaami kelahiran kembali dalam buddhism dan hubungannya dengan vegetarian

A3

29 T Truss apa yang kamu rasakan kalo orang tahu kamu adalah seorang vegetarian ?

J

mm... apa ya.... biasa ajalah, aku sebenarnya jarang nunjukin kalo vege

• Hubungan dengan lingkungan : jarang nunjukin kalo vege

C1

30 T Apakah merasa malu ? J Nggak lah • Subjek tidak B2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

merasa malu kalau orang lain tahu ia vegetarian

31 T Truss teman-teman disekolah apakah tahu kalo kamu vege ?

J Ya kalo temen sekelas sih tahu ya,.. • Hubungan dengan lingkungan : teman- teman subjek mengetahui subjek vegetarian

C1

32 T

Truss gimana tanggapan mereka ?

J

Biasalah,... tapi ada juga yang ngatain sok suci ya gitulah...

• Tanggapan teman : ada ejekan

C1

33 T

Oh ya,... gimana tanggapanmu ?

J

Ya mau gimana ... biasa aja , ... paling aku mikir mereka nggak ngerti aja.

• Tanggapan subjek : merasa biasa karena menganggap teman nya tidak mengerti

C1

34 T Gimana tanggapan teman yang lain ?

J Biasa aja sih.. banyak yang cuek, paling kalo teman – teman yang deket ada yang suka tanya-tanya.

• Tanggapan teman : ingin tahu

C1

35 T Tanya apa ? J Ya kayak gitulah biasanya tanya ngapa

? truss fungsinya apa ?

36 T Truss kamu jawabnya gimana ? J Biasanya sih ya aku kasih penjelasan,

tapi kayak nya gak penting deh soalnya kalo ada yang nanya paling iseng, ya pengen tahu aja

• Tanggapan subjek : tidak merasa perlu menjelaskan karena menganggap hanya pertanyaan iseng

C1

37 T

Mm,... apa kamu berusaha ngasih pengertian ? atau kamu ada ngajak mereka ikut vege ?

J

Nggak gitu juga sih, kalo kita jelasin ke orang lain agak susah nerimanya, maksudnya mereka kan dasarnya bukan Buddhis jadi sia sia deh Bukan aku tu nggak mau kasih tau tapi

• Merasa sia- sia menjelaskan vegetarian kalo orang nggak ngerti Buddhism

C1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

ya seringnya kayak gitu nggak bakal deh ngerti....apalagi ngajak ikut vegetarian nggak pernah lah... kayaknya lebih enak kalo ngerti dulu baru bisa paham.

38 T

Oh .. kamu akrab nggak sama teman –temanmu disekolah ?

J

Kalo teman di sekolahan sih biasa lah... yang sampe dekat banget kayaknya nggak ada, kan aku tu kosnya agak jauh, satu kos tu aku dewe yang masih sekolah sisanya anak kuliah semua, kalo temen akrab banget sih di vihara ada tapi dah kuliah.

• Hubungan dengan teman di sekolah biasa, tidak punya teman akrab

• Teman subjek di lingkungan kos tidak ada yang sebaya

C1

39 T

Mama sama papa tahu nggak kamu vege?

J

Tahu lah.. kan dah lumayan lama... Dulu pernah balik ke lampung jadi pada tahu..

• Orang tua subjek mengetahui subjek vegetarian

C2

40 T

Truss tanggapan mereka pie

J

Kalo mama sih lumayan dukung, kan cici juga vege .. kayaknya sih yang ngertiin cuma mama, soale papa tu sama skali dak stuju ?katanya nggak ada gunanya.

• Ada dukungan dari sosok Ibu

• Tidak ada dukungan dari sosok ayah

C2

41 T

Oh ya, dah pernah kamu jelasin ?

J

Sia sia lah, papa tu keras cici aja papa dak setuju apalagi aku,... katanya sih dia takut aku kena sakit apa –apa, takut kurang gizi lah,

• Ayah takut subjek sakit karena vegetarian

C2

42 T

Perasaan kamu gimana?

J

Perasaan sama papa ? kecewa lah.. susah banget kasih pengertian,... papa tu keras.. katanya dia sanggup kok kalo kami mau makan daging , yo kayak gitu lah..

• Peraasaan subjek : kecewa karena penolakan ayah

• Merasa ayah menolak membahas

C2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

Tapi lama –lama papa sih dak pernah ungkit lagi masalah ini, kalo telp pun dak pernah tanya masalah maka ato apa lah?

masalah ini

43 T

Kalo sama koko dket nggak ? koko tahu kamu vege ? setuju ?

J

Biasalah... lumayan akrab cuma jarang ketemu paling kalo libur koko main sebentar, tapi walau tahu koko tu nggak pernah komentar apa- apa.

• Hubungan dengan kakak baik

C2

Hasil Wawancara 2

Subjek TS

Hari/tanggal : minggu/ 30 September 2007

Waktu : 15.00 – 18.00

Tempat ; Di kamar kos subjek

44 T

Menurut mu kelebihanmu apa ?

J

Apa ya? Nggak ada kali yga. Apa ya ...emmmm.... aku punya banyak teman, lumayan gampang bergaul lah..sama sapa aja masuk lah..(teman di vihara)

• Gampang bergaul

sehingga punya banyak teman

D1 (-)

45 T

Bangga nggak sama kelebihan mu itu ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

J

Biasa aja, enak aja kalo punya banyak teman, ada tempat cerita – cerita.

• Merasa biasa dengan kelebihannya

• Merasa enjoy dengan kelebihan.

D3

46 T

Truss ada nggak sifat mu yang kamu banggakan ?

J

Apa ya,.... aku tu baik suka nolongin 3orang lain, he... Aku tu paling seneng kalo bisa bantu orang lain.... Truss kata temen aku, aku orangnya enak buat curhat, Emang sih aku tu juga ngerasa banyak yang suka curhat ke aku, akukan orangnya bisa jaga rahasia orang lain

• Sifat yang dibanggakan : baik,

• Merasa menjadi teman curhat yang baik.

• Merasa bisa jaga rahasia lain

D1

47 T

Kalo kekuranganmu apa ?

J mmm................. kalo kekurangan sih banyak ... ya... misalnya aku tu suka nunda –nunda kerjaan, si cici paling sebel,...kalo dah gini pasti diomelin deh. Truss ya itu aku tu pemalas,,, tak akui lho... kadang sekedar beresin kamar aja malasnya .......

• Kekurangan : suka menunda-nunda pekerjaan, pemalas

D2

48 T

Gimana perasaan mu terhadap kekurangan mu itu ? sedih nggak ?

J

Biasa aja, sudah tak sadari sih,,..... cuma perlu perbaiakan aja...he hee...

• Merasa biasa dengan kekurangan karena merasa sudah mengetahui dan merasa perlu perbaiakan

D3

49 T

Kalo vege tu termasuk nggak hal yang kamu banggain ?

J

Nggak gitu ya, aku ngerasa biasa aja.. kadang aku pikir harusnya makin banyak aja lho orang yang vege. Sebenarnya bagus banget lho.

• Tidak merasa vegetarian sebagai suatu hal yang harus dibanggakan

• Merasa sebaiknya

B2 E2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

semakin banyak orang yang harus vegetarian

50 Truss kamu pernah nggak ngajakin orang untuk vege ?

Nggak pernah... Nggak suka maksain orang lain. Paling baik kalo orang vege itu karena kesadaran sendiri jangan dipaksa.

• Tidak suka memaksakan orang lain untuk vege

C1

51 T

Truss pendapat mu tentang dirimu sendiri gimana ?

J

Biasa.. lah... yang pasti aku tu jujur kalo nggak suka biasanya aku langsung bilang aja makanya banyak yang bilang aku tu blak-bkan, truss keep secret sama masalah orang lain, n yang pasti aku tu pendengar yang baik,

• Pengetahuan tentang diri : jujur, blak-blkan, bisa jaga rahasia, pendengar yang baik

• Penilaian diri baik

D3, D1 F1

52 T

Menurutmu, kamu termasuk orang yang disenangin nggak sama teman-temanmu?

J

Mungkin ya,......mungkin karena aku tu pinter jaga rahasia orang lain truss enak diajak cerita...mungkin juga karena sejak vege tu rasanya lebih bisa hargain orang lain

• Merasa diterima dan disenangin oleh teman-teman

C1, D1

53 Misalnya gimana ? Emm, misalnya kalo dulu ya pas

ngumpul sama teman kan suka ngrumpi ngatain yang lain, biasalah ya.. tapi kayaknya sejak masuk SMP truss mulai vege kayaknya aku tu belajar banyak deh, aku lebih ngerti perasaan sakit hati kalo dikata in orang lain, trus perasaan sakit kalo kehilangan, truss ada yang dinamakan anica semacam konsep ketidak kekalan, maksudnya aku jadi lebih bisa menerima kehilangan. Truss kalo di vihara ada diajarin masalah mengontrol pikiran jahat, nah

• Pengetahuan diri : merasa lebih memahami perasaan yang dialami diri

D3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

masalah ini aku nggak gitu ngerti sih... cuma intinya kalo semua perbuatan itu awalnya dari pikiran jadi paling pokok kita harus mengontrol pikiran kita

54 Kamu senang nggak dengan keadaanmu sekarang ini ?

Senang, pokoknya berusaha tetap vege, hidup sejalan Buddha Dharma

• Merasa senang dengan kondisi sekarang

• Berusaha tetap vegetarian

D3 E1

55 Kalo harapanmu di masa depan apa ? Yang pasti aku tu berharap banget

papa bisa ngertiin aku, vegetarian. Truss aku mau tunjukin ke papa kalo vege tu bagus banget nggak cuma secara fisik, juga bantu pikiran untuk konsen.

• Harapan dengan lingkungan keluarga: Ayah bisa menerima kalo subjek vegetarian,

E2

56 Truss apa aja usahamu ? Apa aja lah... yang pasti tetap jaga

kesehatan supaya papa nggak bisa nuduh kalo aku sakit akibat vege, truss ya jelasin pelan – pelan lah, syukur kalo sekeluarga semua bisa ikutan vege.

• Usaha untuk meyakini ayah : tetap jaga kesehatan, memberikan penjelasan

E2, C2

57 Kalo udah gitu, truss papamu bisa nrima, perasaanmu gimana ?

Mm senang, ya bahagia, soalnya paling susah yakinkan papa.

• Bahagia kalo tujuan tercapai

B2

58 Truss kalo dah berusaha tapi gagal gimana ?

Yang pasti kecewa, tapi nggak bakal putus asa kok... Sampai kapan akan berusaha yakini papa

• Kalo tujuan nggak tercapai akan merasa kecewa, namun nggak putus asa

B2,

59 Kamu merasa mampu nggak untuk capai harapanmu itu ?

Mampu – mampu aja. • Optimis bisa mencapai harapannya

B2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

60 Kalo terhadap dirimu sendiri harapanmu apa ?

Pastinya, seumur hidup terus hidup vegetarian, kayaknya aku nggak sanggup lagi kalo disuruh makan makanan bernyawa. Truss juga berharap sekolahnya lancar sampai beres, bisa banggain ortu,

• Harapan terhadap diri : tetap vegetarian seumur hidup, mampu menyelesaikan pendidikan dengan baik

E1

61 Usahamu gimana ? Kalo sekolah yang pasti belajar dan

nggak putus asa. Kalo masalah vege ya... kayaknya dah nggak bakalan deh makan daging lagi...

• Merasa yakin seumur hidup akan vegetarian

F1

62 Apa harapanmu terhadap lingkunganmu?

Harapan sih semoga makin banyak yang vegetarian,

• Harapan terhadap lingkungan sosial : semakin banyak orang yang vegetarian

F2

63 Usahamu apa ? Nggak suka maksain orang lain, cuma

kalo ada yang tertarik coba aku kasih pemahaman.

• Tidak suka memaksakan kehendak

• Memberi pemahaman ke orang lain

D3 C1

64 Kalo penilaianmu terhadap dirimu sendiri gimana ?

Biasa lah, masih kecil dan masih harus banyak belajar.

• Merasa masih kecil dan masih harus banyak belajar

F1

65 Kalo penilaianmu terhadap penilaian dan perlakuan orang lain terhadap kamu?

Lumayanlah, walau kadang ada yang ngejekin tapi aku ngerasa sebagian besar teman-temanku bisa nerima kalo aku tu vege dan kayaknya mereka tu berusaha toleran apa ya...

• Merasa diterima dengan baik oleh teman –teman

• Merasa ada dukungan positif

F2 F2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI · PDF file... Majelis Agama Buddha Tantrayana Kasogatan Indone sia (KASOGATAN), Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (MADHA

kayaknya mereka tu kadang ikut kok kalo aku makan di warung vege.

dari teman-teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI