PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf ·...
Transcript of PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf ·...
i
ARTIKEL ILMIAH
PENURUNAN KADAR FE DAN KESADAHAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN
FITOREMEDIASI TANAMAN KIAMBANG (Salvinia Molesta)
Oleh :
DANIAR RESTI ANGGARANI
A2A014001
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
http://repository.unimus.ac.id
ii
HALAMAN JUDUL
PENURUNAN KADAR FE DAN KESADAHAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN
FITOREMEDIASI TANAMAN KIAMBANG (Salvinia Molesta)
Oleh :
DANIAR RESTI ANGGARANI
A2A014001
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
http://repository.unimus.ac.id
iv
PENURUNAN KADAR FE DAN KESADAHAN PADA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM DENGAN FITOREMEDIASI TANAMAN
KIAMBANG (Salvinia Molesta)
Daniar Resti Anggarani,
1 Mifbakhuddin,
1 Rahayu Astuti
1
1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu perusahan air minum yang menggunakan air baku berasal dari
sumber- sumber mata air di semarang. Zat kimia yang ada di air baku dapat menaikkan nilai besi
dan kesadahan. Berdasarkan uji pendahuluan didapatkan besi air baku sebesar 2,10 mg/l
sedangkan kesadahan sebesar 887,8 mg/l (diatas ambang batas 1.00 dan 500 mg/l). Pengolahan air
baku yang dapat dilakukan yaitu dengan metode fitoremediasi menggunakan tanaman kiambang
(salvinia molesta). Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan
rancangan non randomized pretest-posttest control group design. Obyek penelitian yaitu air baku
di salah satu perusahan air minum di Kelurahan Tembalang, Kecamatan Banyumanik. Variasi
lama kontak yang digunakan yaitu 3 jam, 5 jam, 7 jam. Dilakukan 6 kali pengulangan sehingga
jumlah pengamatan 24 sampel yang terdiri dari 18 sampel perlakuan dan 6 sampel kontrol. Hasil
pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis dan one away anova. Hasil: besi
rata- rata sebelum perlakuan yaitu 2,14 mg/l dan simpangan baku 0,031, sedangkan rata- rata
setelah perlakuan yaitu 1,56 mg/l dan simpangan baku 0,339 mg/l. kesadahan rata-rata sebelum
perlakuan 569,01 mg/l dan simpangan baku 13,79 mg/l sedangkan rata-rata setelah perlakuan
419,87 mg/l dan simpangan baku 22,62 mg/l Simpulan: Ada pengaruh penurunan kadar besi (Fe)
dan kesadahan pada perusahan air minum dengan fitoremediasi tanaman kiambang.
Kata kunci: lama kontak, tanaman kiambang, air baku
ABSTRACT
Background: One drinking water company that uses raw water comes from spring sources in Semarang.
Chemicals in raw water can increase iron and hardness. Based on the preliminary test, iron raw
water was obtained at 2.10 mg / l while hardness was 887.8 mg / l (above the threshold of 1.00 and
500 mg / l). Raw water treatment that can be carried out is by phytoremediation method using a
kiambang (salvinia molesta) plant Method The type of research used was a quasi-experimental
design with non randomized pretest-posttest control group design. The object of research is raw
water in one of the drinking water companies in Tembalang Village, Banyumanik District.
Variations in the length of contact used are 3 hours, 5 hours, 7 hours. 6 repetitions were carried out
so that the number of observations of 24 samples consisted of 18 treatment samples and 6 control
samples. Observations were analyzed using Kruskal-Wallis and one away anova test
statistics.Result: average iron before treatment was 2.14 mg / l and standard deviation 0.031,
while the average after treatment was 1.56 mg / l and standard deviation 0.339 mg / l. average
hardness before treatment 569.01 mg / l and standard deviation 13.79 mg / l while the average after
treatment 419.87 mg / l and standard deviation 22.62 mg / l
Conclusion: There is a decreased effect of iron (Fe) and hardness on drinking water companies
with phytoremediation of kiambang plants
Keywords: contact duration, kiambang plants, raw water
http://repository.unimus.ac.id
1
Pendahuluan
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi
kehidupan manusia, baik sebagai keperluan industri dan kehidupan sehari-
hari. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas
sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena air merupakan
komponen utama bagi tubuh manusia.1 Kehilangan air lebih dari 20% dapat
mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dahidrasi, sehingga manusia
memerlukan air minum sebanyak 8 gelas perhari untuk keseimbangan tubuh
dan metabolisme tubuh.2 Air bersih adalah air yang melalui proses pengolahan
maupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat baku mutu kesehatan
seperti fisika, kimia, biologi dan radioaktif dan dapat juga diminum secara
langsung. Air minum diperoleh dari sistem jaringan perpipaan maupun non
perpipaan merupakan air minum yang berasal dari sumur dangkal, sumur
pompa, bak penampungan air hujan, mobil tangki, maupun sumber mata air
gunung.3
Air yang mengalami kontak dengan berbagi macam material yang
terdapat di dalam bumi salah satunya adalah besi, maka dapat menyebabkan
kualitas air baku menjadi tercemar oleh zat besi. Kandungan besi di dalam air
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kedalaman air didalam tanah
semakin dalam air yang meresap maka semakin tinggi kelarutan besi,
rendahnya pH air, adanya gas-gas terlarut di dalam air (CO2 dan H2S), suhu
yang tinggi menyebabkan berkurangnya kadar O2 dalam air yang menguraikan
kadar besi. 6
Air yang mengandung kadar besi akan menimbulkan rasa, bau logam
yang amis pada air, terdapat warna kecoklatan pada pakaian putih. Kadar besi
yang tinggi di dalam air yang dikonsumsi akan mempegaruhi kesehatan tubuh
manusi yaitu kerusakan hati, ginjal, usus, rematik.7 Keberadaan besi di dalam
air harus sesuai dengan nilai baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/2010 mengenai syarat
kadar maksimum yang diperbolehkan untuk besi adalah 1,0 mg/l dan zat besi
http://repository.unimus.ac.id
2
sering juga berada di dalam keadaan senyawa dengan zat organik komplek
yang lebih sulit dioksidasi.3 Pencemaran yang terdapat pada air adalah besi,
selain itu kesadahan juga dapat menjadi parameter pencemaran air.
Kesadahan adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg). Kesadahan biasanya disebabkan oleh garam karbonat atau
garam garam asam.8 Kalsium klorida atau magnesium sulfat terjadi karena
geologi tanah yang ada disekitarnya. Air dikatakan sadah apabila melebihi
batas maksimum 500 mg/lt dapat menyebabkan beberapa masalah korosi pada
alat-alat yang terbuat dari besi yang menyebabkan sabun kurang membusa
sehingga meningkatkan konsumsi sabun dan dampak kesadahan yang
ditimbulkan oleh kesehatan adalah penyumbatan pembuluh darah jantung dan
batu ginjal. 9-11
Berdasarkan penelitian terdahulu telah dilakukan penelitian eksperimen
terhadap efektifitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi (fe)
berdasarkan variasi waktu tinggal pada air sumur gali dengan waktu tinggal 1
jam, 3 jam, 5 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa penurunan kadar besi
(Fe) yang dibawah ambang batas dalam waktu tinggal dengan persentase
sebanyak 0,0789%.12
Air baku adalah air bersih yang digunakan sebagai kebutuhan air
minum, air rumah tangga, mapun air industri. Air baku dapat diperoleh dari
sungai, air tanah, dan air sumur. Air yang digunakan sebagai air baku harus
memenuhi persyaratan yang sesuai. Sumber air baku yang digunakan oleh
perusahaan air minum adalah air sungai, waduk, dan air hujan. Air PDAM
memiliki Fe dan kesadahan yang melebihi baku mutu maka diperlukkan
sistem pengolahan air baku. Salah satu dari sistem pengolahan air baku yang
digunakan yaitu dengan cara metode fitoremediasi.
Metode fitoremediasi adalah dengan penggunaan tanaman air sebagai
media untuk menyerap air baku. Tanaman yang digunakan dalam
fetoremediasi adalah kemampuan sangat tinggi untuk mengangkut berbagai
pencemaran yang ada.13, 14
Tanaman yang biasa digunakan sebagai
fitoremediasi adalah taman azolla, kiambang (Salvinia molesta), enceng
http://repository.unimus.ac.id
3
gondok (Eichhornia crassipes), kangkung air (Ipomea aquatic). Dipilihnya
tanaman kiambang (Salvinia molesta) karena tanaman ini dapat tumbuh di
perairan dengan kadar nutrisi yang rendah. Kiambang memiliki diameter daun
yang relative kecil (rata-rata 2-4 cm) tetapi juga memiliki akar yang lebat dan
panjang. Berdasarkan hal tersebut diharapkan kiambang (Salvinia Molesta)
dapat secara aktif menyerap polutan, namun tidak menghalangi proses
penetrasi cahaya dalam perairan.15
Dari peneliti sebelumnya telah dilakukan
penelitian yang serupa untuk menurunkan kadar Fe dalam air dengan
menggunakan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes. L).16
Maka dari penelitian
tersebut peneliti akan memanfaatkan tanaman kiambang (Salvinia molesta)
yang digunakan untuk menurunkan kadar Fe dan kesadahan.
Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti terhadap air baku
PDAM didaerah Ngesrep Tembalang telah diperoleh bahwa kandungan Fe
dalam air baku tersebut sebesar 2,20 mg/l dan sedangkan kesadahan sebesar
887,8 mg/l. hasil tersebut dibandingkan dengan baku mutu air bersih yang
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
492/MENKES/PER/IV/2010 sudah melebihi baku mutu.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka perlu untuk
melakukan penelitian mengenai Penurunan Kadar Fe dan Kesadahan Pada
Perusahaan Daerah Air Minum dengan Fitoremediasi Tanaman Kiambang
(Salvinia molesta).
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). dengan non
randomized pretest posttest control group design, dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok pertama merupakan unit percobaan untuk
perlakuan dan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kemudian
mencari perbedaan antara pengukuran dari keduanya, dan perbedaan ini
dianggap sebagai akibat perlakuan.19,20
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah air baku
Perusahan Daerah Air Minum Ngesrep. Sampel penelitian adalah air baku
Perusahan Daerah Air Minum.
http://repository.unimus.ac.id
4
Dalam penelitian ini banyaknya perlakuan ada 4 dan ulangan sebanyak 6
kali sehingga jumlah total subyek pengamatan adalah 24.
Hasil
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa nilai terendah penurunan
kadar besi sesudah perlakuan yaitu 10.05% terdapat pada kelompok kontrol,
sedangkan nilai tertinggi penurunan besi sebesar 57.00% terdapat pada
kelompok perlakuan penambahan lama kontak sebesar 7 jam.
Tabel 1 Persentase Penurunan Kadar Besi Sesudah Perlakuan Air Baku
Ulangan
Penurunan Besi dengan Variasi lama kontak (%)
Kontrol 3 jam 5 jam 7 jam
1 17.37 16.67 13.43 53.92
2 13.30 16.28 21.96 57.00
3 22.17 6.70 26.94 53.81
4
5
6
10.05
21.03
17.13
18.01
53.92
21.70
21.56
18.31
46.05
47.91
25.23
23.11
Terendah 10.05 6.70 13.43 23.11
Tertinggi 22.17 53.92 46.05 57.00
Rata-rata 16.84 22.21 24.70 43.49
Simpangan baku 4.582 16.30 11.36 15.27
Tabel 2 diketahui bahwa nilai terendah penurunan kesadahan sesudah
perlakuan yaitu 19,09% terdapat pada kelompok kontrol, sedangkan nilai
tertinggi penurunan kesadahan sebesar 33,94% terdapat pada kelompok
perlakuan penambahan lama kontak sebesar 7 jam.
http://repository.unimus.ac.id
5
Tabel 2 Persentase Penurunan Kesadahan Air Baku
Ulangan
Penurunan Kesadahan dengan Variasi lama kontak (%)
Kontrol 3 jam 5 jam 7 jam
1 23.09 25.07 27.67 26.54
2 25.64 27.34 22.82 33.79
3 25.99 24.27 26.81 30.15
4
5
6
23.17
20.48
19.09
21.88
25.26
25.70
24.81
23.81
23.25
31.47
33.93
31.41 Terendah
19.09 21.88 22.82 26.54
Tertinggi 25.99 27.34 27.67 33.94
Rata-rata 22.91 24.92 24.86 31.21
Simpangan baku 2.738 1.805 1.976 2.72
Pada uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,012 (p < 0,05) artinya H0
ditolak atau ada pengaruh lama kontak terhadap penurunan kadar besi pada
air baku dan berarti ada perbedaan penurunan kadar besi yang signifikan pada
berbagai perlakuan lama kontak.
Tabel 4.6. Analisis Persentase Rata-rata Penurunan Kadar Besi Air Baku
Lama Kontak
Rata-rata
penurunan
Besi (%)
Simpanga
n baku
Nilai p
Normalitas Kruskal Wallis
Kontrol 16.84 4.582
0,001 0,012
3 22.21 1,64
5 24.70
1,10
7 43.49 22.21
http://repository.unimus.ac.id
6
Pada uji one away anova didapatkan nilai p = 0,000 (p > 0,05) ada
pengaruh lama kontak tanaman kiamabang terhadap penurunan kesadahan.
Tabel 4.7. Analisis Persentase Rata-rata Penurunan Kesadahan Air Baku
Lama
Kontak
Rata-rata
penurunan
Kesadahan
(%)
Simpangan
baku
Nilai p
Normalitas Homogeni
tas
Anova
Kontrol
22
.9
1
2.738
0,267 0,725
3
24.92
1.805
0,000
5
24.86 1.976
7
31.21
2.722
Pembahasan
Hasil pengukuran pH sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan bahwa
hasil pH 6,2 - 7,8. Peningkatan pH dikarenakan proses biologi yang terjadi
pada interaksi tanaman kiambang dengan lingkungan. Hal ini akan
menyebabkan konsentrasi CO2 pada lingkungan akan meningkat dan pH air
juga dipengaruhi oleh konsentrasi CO2. Hasil pengukuran suhu yang dilakukan
didapatkan bahwa suhu pada kelompok kontrol dan perlakuan berkisar 25,2°C
- 27,8°C. Suhu air bersih dipengaruhi oleh suhu lingkungan akibat pada cuaca
saat perlakuan.
Mekanisme penyerapan kadar besi (Fe) oleh tanaman dapat dibagi menjadi
tiga proses yang sinambung, yaitu penurunan kadar Besi (Fe) pada proses
fitoremediasi dimulai dengan penyerapan oleh akar tanaman. Senyawa-
senyawa yang larut dalam air biasanya diambil oleh akar bersama air,
sedangkan senyawa-senyawa hidrofobik diserap oleh permukaan akar.
Transkolasi kadar besi (Fe) dari akar ke bagian tanaman lain. Setelah kadar
besi (Fe) menembus endodermis akar, maka senyawa-senyawa asing lain
http://repository.unimus.ac.id
7
mengikuti aliran transpirasi ke bagian atas tanaman melalui jaringan
pengangkut. Lokalisasi kadar besi (Fe) pada sel dan jaringan. Bertujuan untuk
menjaga agar kadar besi (Fe) tidak menghambat metabolisme tanaman.18
Reaksi kadar besi (Fe) yaitu Fe(HCO3)2===> FeCO3 + CO2 + H2O. Sehingga
pada penelitian ini menunjukan lama kontak 3 jam, 5 jam dan 7 jam. Dari hasil
uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,012 (p < 0,05).Jadi dengan demikian
ada pengaruh lama kontak terhadap penurunan kadar besi pada air baku
PDAM. Peneliti sebelumnya tentang efektifitas alat pemurnian air dalam
menurunkan kadar besi (Fe) berdasarkan variasi waktu tinggal pada sumur gali
dengan menggunakan waktu tinggal 1 jam, 3 jam dan 5 jam didapatkan hasil
penelitian tertinggi pada lama kontak 5 jam 0,00789 mg/l.12
Mekanisme penyerapan kesadahan oleh tanaman dapat dibagi menjadi tiga
proses yang sinambung, yaitu penurunan kesadahan pada proses fitoremediasi
dimulai dengan penyerapan oleh akar tanaman. Senyawa-senyawa yang larut
dalam air biasanya diambil oleh akar bersama air, sedangkan senyawa-senyawa
hidrofobik diserap oleh permukaan akar. Transkolasi kesadahan dari akar ke
bagian tanaman lain. Setelah kesadahan menembus endodermis akar, maka
senyawa-senyawa asing lain mengikuti aliran transpirasi ke bagian atas
tanaman melalui jaringan pengangkut. Lokalisasi kesadahan pada sel dan
jaringan. Bertujuan untuk menjaga agar kesadahan tidak menghambat
metabolisme tanaman.18
lama kontak 3 jam, 5 jam dan 7 jam. Dari hasil uji one
away anova didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) ada pengaruh lama kontak
terhadap penurunan kesadahan pada air baku PDAM. Peneliti sebelumnya
tentang efektifitas alat pemurnian air dalam menurunkan kadar besi (Fe)
berdasarkan variasi waktu tinggal pada sumur gali dengan menggunakan waktu
tinggal 1 jam, 3 jam dan 5 jam didapatkan hasil penelitian tertinggi pada lama
kontak 5 jam 0,00789 mg/l.12
Kesimpulan Dan Saran
A. Simpulan
1. Lama kontak tanaman kiambang (Salvinia molesta) adalah 3 jam, 5 jam, 7
http://repository.unimus.ac.id
8
jam. Penurunan kadar besi (Fe) yang paling efektif adalah lama kontak 7
jam dengan rata-rata 43,49%, sedangkan penurunan kesadahan yang
paling efektif adalah lama kontak 7 jam dengan rata- rata 31,21%.
2. Kadar besi (Fe) sebelum penambahan tanaman kiambang (Salvinia
Molesta) yaitu terendah 2,07 mg/l dan tertinggi 2,19 mg/l dengan rata-rata
2,1425 mg/l, sedangkan sesudah penambahan tanaman kiambang (Salvinia
Molesta) besi (Fe) terendah yaitu 0,89 mg/l dan tertinggi 1.97 mg/l dengan
rata-rata 1,56 mg/l.
3. Kesadahan sebelum penambahan tanaman kiambang (Salvinia molesta)
yaitu terendah 537,90 mg/l dan tertinggi 589.65 mg/l dengan rata-rata
569.01 mg/l, sedangkan sesudah penambahan tanaman kiambang (Salvinia
molesta) kesadahan terendah yaitu 367.20 mg/l dan tertinggi 457.30 mg/l
dengan rata-rata 419.87mg/l.
4. Persentase penurunan besi kadar (Fe) pada penambahan tanaman
kiambang (Salvinia molesta) dengan lama kontak 3 jam sebesar 22,21%, 5
jam sebesar 24,70%, 7 jam sebesar 43,49%.
5. Persentase penurunan kesadahan pada penambahan tanaman kiambang
(Salvinia molesta) dengan lama kontak 3 jam sebesar 24,92%, 5 jam
sebesar 24,86%, 7 jam sebesar 31,21%.
6. Berdasarkan hasil analisis pada uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai p =
0,012 (p < 0,05) ada pengaruh lama kontak tanaman kiambang (Salvinia
molesta) terhadap penurunan besi kadar (Fe).
7. Berdasarkan hasil analisis pada uji one away anova didapatkan nilai p =
0,000 (p < 0,05) ada pengaruh lama kontak tanaman kiamabang terhadap
penurunan kesadahan.
B. Saran
a. Bagi institusi : Untuk melakukan uji coba tanaman kiambang (Salvinia
molesta) pada air baku PDAM sebelum dialirkan ke tabung filtrasi.
b. Bagi peneliti : Perlu dilakukan uji coba untuk memperpanjang lama kontak
tanaman kiambang (Salvinia Molesta) untuk mengetahui batas maksimal
penyerapan kadar besi (Fe) terhadap air baku. Perlu dilakukan uji coba kadar
http://repository.unimus.ac.id
9
Merkuri, BOD, Timbal, Mangan, TSS yang dapat mencemari air baku. Perlu
melihat tangkai atau batang kiambang (Salvinia molesta) pada saat perlakuan.
Daftar Pustaka
1. Arifiani, Fajri N, Hadiwidodo, Mochtar. Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air PDAM Ibu Kota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Jurnal Presipitasi. 2007;3 (2):78-85.
2. totok S, dkk. Teknologi Pengolahan Air Bersih Jakarta: Rineka Cipta; 2004. 3. 492/MENKES/PER/IX/2010 N, Kesehatan PM. Tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air 4. Harmayani, Dina K, Kansukartha. Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan
Limbah Domestik Di Lingkungan Kumuh. Jakarta: S.N; 2007. 5. Pickering, al e. Angka Kejadian Diare < http://www.who.go.id/go. Vol 2018:
World Health Organization 2009. 6. Suparmin. Pengolahan Air Minum Purwokerto: Politeknik Kesehatan Depkes
Semarang Jurusan Kesling; 2002. 7. K A, S HK. Teknologi Pengolahan Air Minum. Yogyakarta: Gosyen Publishing;
2011. 8. Srikandi F. Polusi air dan udara. Yogyakarta: Kanisius; 2005. 9. Totok S. Air Untuk Masa Depan. Jakarta: Rineka Cipta; 2002. 10. Tresna SA. Pencemaran lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta; 2002. 11. Nasir M. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia; 2005: Hal 224-239. 12. Sasadara SC. Efektifitas Alat Pemurni Air dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe)
Berdasarkan Variasi Waktu Tinggal Pada Air Sumur Gali. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013.
13. Aiyen. Ilmu Remediasi untuk Atasi Pencemaran Tanah http:/www.kompas.com/kompas-cetak/0503/04/ilpeng/1592821.htm. Vol 2018: Harian Kompas; 2005.
14. Agustina L. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta; 2004. 15. Widiarso T. Fitoremediasi Air Tercemar Nikel Menggunakan Kiambang (Salvinia
molesta). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember; 2011. 16. Easter B. Kemampuan Kayu Apung (Pistia stratiotes. L) Dalam Meremediasi Air
Tercemar Logam Berat FE Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2017:1. 17. Elly AR. Kadar Sisa Chlor dan Kandungan Bakteri E. Coli Air PT. Dream Sucses
Airindo (DSA) Ambon Sebelum dan Sesudah Pengolahan. Kesehatan Masyarakat 30 Mei 2007 2007:88-89.
18. Hayati EK. Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Tanin pada Daun Belimbing Wuluh. Jurnal Kimia. 2010;Volume 4 (2)(193-200).
19. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan PT. Rineka Cipta Jakarta; 2001. 19. Hanafi KA. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada; 2003. 20. Hermawati, Wiryanto, Solicchatun. Fitoremediasi Limbah Detergen
menggunakan Kayu Apu (Pistia straitiotes L.) dan Genjer (Limnocharis flava L.). Bio Smart. 2005;7(2):115-124.
http://repository.unimus.ac.id