PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS …repository.utu.ac.id/455/1/BAB I_V.pdf · dukun...
Transcript of PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS …repository.utu.ac.id/455/1/BAB I_V.pdf · dukun...
GAMBARAN YANG MEMPENGARUHI TINGGINYAPERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA
NON KESEHATA (DUKUN) DI PUSKESMASKUALA BHEE KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2013
SKRIPSI
OLEH :
MISRIANINIM: 08C10104078
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH-ACEH BARAT
2013
G GAMBARAN YANG MEMPENGARUHI TINGGINYAPERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA
NON KESEHATA (DUKUN) DI PUSKESMASKUALA BHEE KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2013
SKRIPSI
OLEH :
MISRIANINIM: 08C10104078
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH-ACEH BARAT
2013
i
ABSTRAK
Misriani. Gambaran yang Mempengaruhi Tingginya Pertolongan Persalinan olehTenaga Non Kesehatan (Dukun) di Puskesmas Kuala Bhee Kabupaten Aceh BaratTahun 2013. Dibawah bimbingan Bapak Salman Rusly, SKM, M.Epid danBapak Hasrah Junaidi, SKM.
Penyebab tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia (AKI) salah satunya adalahpertolongan persalinan oleh tenaga tidak terampil (dukun). SDKI (Survei DemografiKesehatan Indonesia) tahun 2007 sebanyak 54% persalinan masih ditolong olehdukun bayi (Nurhayati, 2008). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktorpenyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) diKecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat. Jenis penelitian deskriptif.Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. Sampel penelitian 30orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pengolahandata dilakukan dengan program statistik dalam bentuk tabel distribusi, frekuensi danpersentase. Hasil penelitian mayoritas responden pendidikan SMP yaitu 23 orang(76,6%), dan pekerjaan IRT (ibu rumah tangga) yaitu 21 orang (70%). Hasilpenelitian didapatkan faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaganon kesehatan (dukun) di Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat tahun 2013berdasarkan faktor ekonomi rendah 26 orang (86,7%), faktor budaya 30 orang(100%), dan faktor geografis 20 orang (66,7%). Disarankan agar petugas kesehatanmemberikan informasi dan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang resiko yang terjadibila persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun).
Kata kunci: Pertolongan persalinan, Tenaga dukun
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : GAMBARAN YANG MEMPENGARUHITINGGINYA PERTOLONGAN PERSALINANOLEH TENAGA NON KESEHATAN (DUKUN) DIPUSKESMAS KUALA BHEE KABUPATEN ACEHBARAT TAHUN 2013
Nama Mahasiswa : MISRIANI
NIM : 08C10104078
Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Menyetujui,Komisi Pembimbing
Ketua
Salman Rusly, SKM, M.EpidNIDN/NUPN. 9901009710
Anggota
Kiswanto, M.SiNIDN. 0119107602
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Sufyan Anwar, SKM, MARSNIDN. 0121067602
Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Marniati,SKM, M.KesNIDN.0104097801
Tanggal Lulus : 09 September 2013
iii
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan Judul :
GAMBARAN YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PERTOLONGANPERSALINAN OLEH TENAGA NON KESEHATAN (DUKUN) DI
PUSKESMAS KUALA BHEE KABUPATEN ACEH BARATTAHUN 2013
Yang disusun oleh :Nama : MisrianiNIM : 08C10104078Fakultas : Kesehatan MasyarakatProgram Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 09 September 2013 dandinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI1. Salman Rusly, SKM, M.Epid
(Dosen Pembimbing Ketua) ....................................
2. Kiswanto, M.Si(Dosen Pembimbing Anggota) ....................................
3. Evi Darni, S.Kep, MKM(Dosen Penguji I) ....................................
4. Susi Sriwahyuni. S, SKM(Dosen Penguji II) ....................................
Alue Peunyareng, 09 September 2013Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Marniati,SKM, M.KesNIDN.0104097801
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama : MisrianiJenis Kelamin : WanitaTempat/Tanggal Lahir : Rantau Panyang/08 Des 1989Agama : IslamStatus : MenikahAlamat Rumah : Rantau Panyang Kecamatan Woyla
Induk Kabupaten Aceh BaratAlamat Email :
Pendidikan Formal :Sekolah Dasar (1997-2002) : SD Padang Jawa WoylaSLTP (2002-2005) : SMP Kuala BheeSLTA (2005-2008) : SMA 1 Woyla
Pendidikan Non Formal :- Kursus Komputer (2012)- Kursus Bahasa Inggris (2009)
v
KATA PENGANTAR
Bissmilahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
berkah, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan judul “Gambaran yang Mempengaruhi Tingginya Pertolongan
Persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan (Dukun) di Kecamatan Woyla Induk
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013”.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan uluran tangan serta bimbingan
yang tidak ternilai harganya dari semua pihak, Skripsi ini tidak mungkin dapat
saya selesaikan. Karena itu izinkanlah saya mengucapkan terimakasih serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah telibat
langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian Skripsi ini. Rasa
hormat, penghargaan dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya saya sampaikan
sebagai berikut :
1. Kepada kedua orang tua Bapak M. Sarong dan Ibu Zalikha yang telah
mendidik ananda hingga kini.
2. Bapak Drs. Alfian Ibrahim, M.S, selaku Rektor Universitas Teuku Umar
(UTU).
3. Bapak Sufyan Anwar, SKM, MARS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar (FKM-UTU).
4. Bapak Salman Rusly, SKM, M.Epid, sebagai Pembimbing Ketua dalam
penyusunan Skripsi ini.
5. Bapak Hasrah Junaidi, SKM, selaku Pembimbing Anggota dalam penyusunan
Skripsi ini.
vi
6. Ibu Evi Darni, S.Kep, MKM dan Ibu Susi Sriwahyuni. S, SKM yang telah
berkenan menjadi penguji dalam Sidang Skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar, dan staf akademik, atas kesempatan penulis menimba
khasanah ilmu di kampus ini.
8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar (FKM-UTU) dan teman-teman seperjuangan yang telah banyak
memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan Skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu, mendoakan dan memberi semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT selalu senantiasa membalas segala kebaikan kita
semua, Aamiiin ya Rabbal ‘Alamiiin.
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini jauh dari sempurna, untuk
itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan Skripsi ini.
Meulaboh, 09 September 2013
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDULABSTRAK ................................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iiiRIWAYAT HIDUP ....................................................................................... ivKATA PENGANTAR ……………………………………………………........ vDAFTAR ISI ………..……………………………………………………........ viiDAFTAR TABEL ......................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR ................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………....... 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………........ 1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………............ 5
1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………...... 5
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... 5
1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………........ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………..... 7
2.1. Persalinan .................................................................................. 7
2.1.1. Definisi Persalinan .......................................................... 7
2.1.2. Fisiologi Persalinan ........................................................ 8
2.1.3. Faktor Persalinan ............................................................ 8
2.1.4. Kala Persalinan ............................................................... 9
2.1.5. Tandai-tandai Mulainya Persalinan .............................. 10
2.1.6. Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan ................ 10
2.1.7. Mekanisme Persalinan .................................................. 11
2.2. Dukun Bayi ................................................................................ 12
2.2.1. Definisi Dukun Bayi ....................................................... 12
2.2.2. Faktor-faktor Penyebab Pertolongan Persalinan oleh Dukun 12
2.2.3. Dampak Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Dukun ...... 13
2.2.4. Perawatan Persalinan oleh Dukun Bayi ........................ 14
viii
2.3. Kerangka Teori ...................................................................... 14
2.4. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………....... 16
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………....... 16
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….. 16
3.3. Populasi dan Sampel ……………………………………………. 16
3.3.1. Populasi …………………………………………………. 16
3.3.2. Sampel …………………………………………………. 17
3.4. Metode Pengumpulan Data …………………………………..... 18
3.5. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 19
3.6. Aspek Pengukuran Variabel ........................................................ 20
3.7. Teknis Analisis Data ……………………………….................... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………....... 22
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................... 22
4.1.1. Karakteristik Demografi ................................................. 22
4.1.1.1. Faktor Pendidikan dan Faktor Ekonomi .......... 22
4.1.2. Faktor Penyebab Tingginya Pertolongan Persalinan Dukun 23
4.1.2.1. Faktor Budaya ................................................ 23
4.1.2.2. Faktor Geografis ............................................ 24
4.2. Pembahasan .............................................................................. 24
4.2.1. Faktor Pendidikan ......................................................... 25
4.2.2. Faktor Ekonomi ............................................................ 25
4.2.3. Faktor Budaya .............................................................. 26
4.2.4. Faktor Geografis ............................................................ 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………........ 28
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 28
5.2. Saran-saran ............................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30
LAMPIRAN ................................................................................................... 32
ix
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 19
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Demografi Responden di Kecamatan WoylaInduk Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ...................................... 22
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Persentase Berdasarkan Faktor Budaya (n=30) 23
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Persentase Berdasarkan Faktor Geografis(n=30) .............................................................................................. 24
Tabel 4.4. Faktor Penyebab Tingginya Pertolongan Persalinan oleh TenagaNon Kesehatan (Dukun) di Kecamatan Woyla Barat KabupatenAceh Barat Tahun 2013 ................................................................... 43
x
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 2.1. Kerangka Teoritis ..................................................................... 14
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 15
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 3: Tabel Skor
Lampiran 4: Master Tabel Penelitian
Lampiran 5: Surat Keterangan Izin Penelitian dari FKM-UTU
Lampiran 6: Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari Tempat
Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di seluruh dunia 600.000 wanita usia 15-49 tahun meninggal setiap
tahunnya akibat kehamilan dan persalinan, hal ini menjadi masalah, khususnya di
negara-negara berkembang. Dengan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya kematian maternal yang berbeda di setiap daerah maka
kematian maternal dapat dicegah.
Angka kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara-negara sedang berkembang berkisar
antara 350 - 750 per 100.000 kelahiran hidup. Faktor penyebab kematian maternal
tersebut adalah (a) faktor reproduksi (b) pelayanan kesehatan dan (c) sosial
ekonomi (Moedjiono, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia merupakan tertinggi di ASEAN
yaitu 226 per 100.000 kelahiran hidup, penurunan AKI adalah program prioritas
Indonesia. Oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas dekat dengan masyarakat yang difokuskan pada tiga pesan kunci
Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan
yang adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran
merupakan salah satu upaya dalam penurunan angka kematian tersebut
(Moedjiono, 2012).
2
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan,
atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan
lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan
atau penangananya. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam
menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Oleh karena itu, pemerintah sangat
menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-
program kesehatan (Moedjiono, 2012).
Pada tahun 2015, untuk mencapai Millennium Development Goals
(MDGs) ditargetkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup, dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data Departemen kesehatan RI, angka kematian ibu masih banyak
disebabkan para ibu hamil tidak mempunyai akses untuk pergi ke bidan atau
dokter yang ada didaerah. Rata-rata 10% ibu di Indonesia tidak pernah
memeriksakan kandungannya ketenaga kesehatan dan 30% ibu tidak melahirkan
pada tenaga kesehatan mereka lebih memilih untuk melahirkan pada dukun
(Moedjiono, 2012).
Peningkatan persalinan oleh tenaga kesehatan yang ditargetkan pada tahun
2012 yaitu 90%, menjadi program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini
merupakan bagian dari Making Pregnancy Saver (MPS) yang mendorong ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang
dilahirkan oleh tenaga kesehatan yang terampil. Pemeriksaan awal yang dilakukan
berupa pemeriksaan antenatal care (Moedjiono, 2012).
3
Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat bertujuan untuk melakukan
upaya pencegahan. Program yang dilakukan meliputi pelayanan keluarga
berencana dan pelayanan persalinan yang aman dan bersih. Pada tingkat ini,
deteksi dini komplikasi dan rujukan yang memadai sangat penting karena banyak
kasus komplikasi obstetri yang belum dapat ditangani pada tingkat masyarakat.
Oleh karena itu peran anggota keluarga, dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga
kesehatan setempat sangat berpengaruh dalam masa rujukan ini. Bila terjadi
keterlambatan dalam merujuk dan membawa ibu ke fasilitas rujukan yang
memadai, maka akan membahayakan jiwa ibu dan bayinya (Nurhayati, 2008).
Menurut WHO di negara berkembang masih banyak terdapat ibu yang
melahirkan di rumah tanpa ditolong oleh tenaga kesehatan. Para ibu tersebut
mempercayakan proses kelahiran mereka untuk ditangani oleh dukun bayi. Dukun
bayi sangat berperan dalam upaya keselamatan ibu bahkan menurut Minden and
Levin (1996) dalam buku The right to know: women and their traditional birth
attendants; dukun bayi berperan penting sebagai penghubung antara masyarakat
dengan sistem pelayanan kesehatan formal (Nurhayati, 2008).
Menurut WHO kunjungan antenatal pertama dapat menjangkau 90% dari
ibu hamil, namun saat kelahiran tiba hanya 60% yang dilakukan oleh tenaga
terampil. Bahkan menurut SDKI tahun 1997 sebanyak 54% persalinan masih
ditolong oleh dukun bayi. Disamping itu data WHO tahun 2002 bahwa pada
wanita yang memiliki tingkat ekonomi lebih tinggi sebanyak 89,2% kelahiran
ditolong oleh tenaga kesehatan. Kondisi ini sangat timpang pada wanita dengan
ekonomi rendah yaitu hanya 21,3% (Nurhayati, 2008).
4
Faktor geografis mempengaruhi seorang ibu memilih dan mendapatkan
tenaga yang menolong persalinannya. Kondisi geografis yang sulit ditempuh dan
masalah transportasi menjadi salah satu penyebab terlambatnya ibu mendapat
pertolongan persalinan. Di daerah dengan kondisi geografis dan transportasi yang
sulit meski sudah ditangani oleh bidan, namun jika dalam proses memerlukan
pertolongan darurat maka kondisi tersebut akan memperlambat ibu yang akan
melahirkan mencapai fasilitas kesehatan. Di samping kondisi geografis, faktor
budaya juga berperan dalam upaya menentukan siapa yang akan menolong
persalinan seorang ibu. Ada budaya yang berlaku di suatu masyarakat tertentu
yang hanya mau memilih dukun bayi sebagai penolong kelahiran. Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI pernah mengatakan; Meski
ditempatkan bidan, tapi masyarakatnya tidak mau meminta pertolongan
(Nurhayati, 2008).
Peran dukun bayi yang masih cukup besar sebagai tenaga penolong
persalinan oleh sebagian besar wanita pada tingkat ekonomi rendah perlu digaris
bawahi. Selayaknya fakta yang menyatakan bahwa dukun bayi masih digunakan
sebagai penolong persalinan, dapat menjadi acuan kebijakan dan program serta
strategi upaya keselamatan ibu di Indonesia (Nurhayati, 2008).
Data yang didapat peneliti di Puskesmas Kecamatan Woyla Induk
Kabupaten Aceh Barat. Pada tahun 2012 di bulan Januari sampai Desember
terdapat sekitar 30 orang ibu bersalin yang ditolong persalinannya oleh tenaga non
kesehatan (dukun) dan 15 orang ibu bersalin yang ditolong persalinannya oleh
tenaga medis (bidan, perawat, dokter). Dan adapun faktor-faktor yang
diperkirakan menyebabkan tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non
5
kesehatan (dukun) adalah faktor letak geografis dan faktor budaya setempat. Dan
sebelumnya belum ada penelitian tentang faktor penyebab tingginya pertolongan
persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun).
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian pendahuluan di atas, didapati rumusan masalah yakni
gambaran geografi dan budaya penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh
tenaga non kesehatan (dukun) di Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat.
Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga
non kesehatan (dukun) di Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat Tahun
2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran faktor pendidikan penyebab tingginya
pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) di Kecamatan
Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk mengetahui gambaran faktor ekonomi penyebab tingginya
pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) di Kecamatan
Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat.
6
3. Untuk mengetahui gambaran faktor budaya penyebab tingginya
pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) di Kecamatan
Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat.
4. Untuk mengetahui gambaran faktor geografis penyebab tingginya
pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) di Kecamatan
Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi Pendidikan Kesehatan Masyarakat :
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan, informasi bagi
tenaga pendidikan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
2. Bagi Penelitian Selanjutnya :
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah informasi
pendukung untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang faktor
penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan
(dukun).
1.4.2. Manfaat Praktis
3. Bagi Tenaga Kesehatan :
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di bidang persalinan, khususnya
pada ibu yang melahirkan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persalinan
2.1.1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar janin dan placenta dari
dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah
persalinan dengan presentasi verteks, aterm, selesai dalam tempo 4-24 jam, dan
tidak melibatkan bantuan artifisial maupun komplikasi (Forrer, 2001).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi
yang normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelolah dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah
& Asrihidayat, 2008).
Persalinan adalah fungsi seorang wanita, dengan fungsi ini produksi
konesepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput ketuban) dilepaskan dan
dikeluarkan dari uterus melalui vagina ke dunia luar (Oxorn, 2003).
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plesenta, dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005).
8
2.1.2. Fisiologi Persalinan
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan prematur atau postmatur), mempunyai omset yang spontan (tidak di
induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan
partus presipitatus atau partus lama), mempunyai janin (tunggal) dengan
persentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis,
terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forseps), tidak mencakup komplikasi
(seperti perdarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta yang normal (Forrer,
2001).
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium
yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos
uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi
dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan,
serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi
yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan
kelahiran (Prawirohardjo, 2008).
2.1.3. Faktor Persalinan
Faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan adalah power yang
merupakan kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot volunter dari
ibu yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan, passage
merupakan bagian tulang panggul, servik, vagina dan dasar panggul
(Displacement) dan passenger terutama janin (secara khusus bagian kepala janin)
plus plasenta, selaput dan cairan ketuban / amnion (Forrer, 2001).
9
2.1.4. Kala Persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu kala pertama dimulai dari saat
persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam
dua fase yaitu fase laten (8 jam) servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7
jam) servik membuka dari 3 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering
selama fase aktif. Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi
lahir proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Kala
tiga dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Dan kala empat dimulai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam pertama post partum (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan terdiri atas empat kala yaitu kala pertama berlangsung dari awal
gejala sampai servik berdilatasi sempurna (10 cm). Termasuk awal fase laten, di
mana kontraksi masih tak teratur atau sangat lemah; fase aktif, di mana kontraksi
menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih kuat; dan fase transisi yang singkat,
yang terjadi tepat sebelum dilatasi dan pendataran sempurna. Lamanya kala
pertama rata-rata 6 sampai 18 jam pada primipara dan 2 sampai 10 jam pada
multipara.
Kala dua diawali dengan dilatasi sempurna servik dan diakhiri dengan
kelahiran bayi. Kontraksi pada kala ini biasanya sangat kuat. Pada multipara kala
dua berakhir sekitar 20 menit dan pada primipara menghabiskan waktu sampai 2
jam untuk bayi melewati serviks yang berdilatasi dan jalan lahir. Kala tiga diawali
dengan keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, proses
ini biasanya berakhir beberapa menit baik pada multipara maupun primipara. Kala
empat diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak
10
relaksasi lagi, kala empat lebih panjang pada multipara dari pada primipara,
biasanya dari 4 sampai 12 jam (Hamilton, 1995).
2.1.5. Tanda-tanda Mulainya Persalinan
Tanda-tanda mulainya persalinan adalah Lightening yaitu terbenamnya
kepala janin ke dalam rongga panggul karena berkurangnya tempat di dalam
uterus dan sedikit melebatnya simfisis. Sering buang air kecil yang disebabkan
oleh tekanan kepala janin pada kendung kemih. Kontraksi Brakton-Hicks pada
saat uterus yang teregang dan mudah dirangsang yang dapat menimbulkan
distenfensi dinding abdomen sehingga dinding abdomen menjadi lebih tipis dan
kulit menjadi lebih peka terhadap rangsangan (Forrer, 2001).
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan
sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah diuterus. Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan
sekresinya bertambah bisa bercampur darah (Mochtar, 1992).
2.1.6. Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar yang
ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain faktor-faktor
humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan
nutrisi.
1. Teori penuruman hormon: 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja
11
sebagai penenang otot-otot polos yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua: menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskhemia otot-otot rahim, sehingga menganggu sirkulasi
uteroplasenter.
4. Teori iritasi mekanik: dibelakang serviks terletak ganglion servikale, bila
ganglion ini digeser dan ditekan oleh kepala janin akan timbul kontraksi
uterus.
5. Induksi partus: dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria
yang dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip
yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus (Mochtar, 1992).
2.1.7. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan dibagi atas tujuh bagian yaitu engagement
merupakan apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul.
Penurunan merupakan gerakan bagian presentasi melewati panggul. Fleksi
merupakan segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding
panggul. Putaran paksi dalam adalah pintu atas panggul ibu memiliki bidang
paling luas pada diameter transversanya. Ekstensi merupakan saat kepala janin
mencapai perinium, kepala akan defleksi kearah anterior oleh perinium. Restitusi
dan putaran paksi luar merupakan setelah kepala lahir, bayi berputar hingga
12
mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas panggul. Ekspulsi
merupakan setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis
(Bobak, 2005).
2.2. Dukun Bayi
2.2.1. Definisi Dukun Bayi
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya
wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong
persalinan secara tradisional. Dan dukun bayi merupakan sosok yang sangat
dipercaya dikalangan masyarakat, memberikan pelayanan khususnya bagi ibu
hamil sampai dengan nifas secara sabar (Nurhayati, 2008).
2.2.2. Faktor-faktor Penyebab Pertolongan Persalinan oleh Dukun
1. Faktor geografis, di daerah dengan kondisi geografis dan transportasi yang
sulit meski sudah ditangani oleh bidan, namun jika dalam proses
memerlukan pertolongan darurat maka kondisi tersebut akan
memperlambat ibu yang akan melahirkan mencapai fasilitas kesehatan
(Nurhayati, 2008).
2. Masih langkahnya tenaga medis di daerah-daerah pedalaman, sekarang
dukun di kota semakin berkurang meskipun sebetulnya belum pernah
sama sekali bahkan disebagian besar kabupaten dukun beranak masih eksis
dan dominan (Dian, 2009).
3. Kultur budaya masyarakat kita terutama di pedesaan masih lebih percaya
kepada dukun beranak dari pada bidan apalagi dokter. Dengan sikap
13
budaya dan kebanyakan masyarakat di pedesaan tetap memilih dukun
beranak sebagai penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat
tinggi (Dian, 2009).
4. Faktor ekonomi, bahwa sekitar 65% dari seluruh masyarakat
menggunakan dukun beranak walaupun biaya merupakan alasan yang
menentukan pilihan masyarakat dan mereka lebih memilih layanan yang
diberikan oleh dukun. Sementara 35% sisanya menggunakan layanan
kesehatan seperti bidan di desa, puskesmas dan pustu (Dian, 2009).
5. Dukungan keluarga, bila terjadi keterlambatan dalam merujuk dan
membawa ibu ke fasilitas kesehatan yang memadai maka akan
membahayakan jiwa ibu dan bayinya (Nurhayati, 2008).
2.2.3. Dampak Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan (Dukun)
Menurut sinyalemen Dinas Kesehatan tahun 2000 Angka Kesehatan ibu
cendrung tinggi akibat pertolongan persalinan. Kasus kematian ibu saat
melahirkan tetap tinggi, pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan
atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan tidak dapat dilakukan. Selain itu
pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus persalinan
diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya belum keluar, atau partus
macet itu disebabkan karena memijat dukun bayi tersebut kurang profesional dan
hanya berdasarkan pada pengalaman, sementara mutu pelayanan dukun berbeda
dengan defenisi standar medis seperti dengan praktek yang tidak steril (memotong
tali pusat dengan sebilah bambu).
Riwayat kasus kematian ibu dan janin dalam penelitian ini
menggambarkan apa yang terjadi jika dukun beranak gagal mengetahui tanda
14
bahaya dalam masa kehamilan dan persalinan serta rujukan yang terlambat dan
kecacatan janin pun bisa terjadi dari kurangnya pengetahuan dukun beranak akan
tanda-tanda bahaya kehamilan (Dian, 2009).
2.2.4. Perawatan Persalinan oleh Dukun Bayi
Perawatan persalinan juga dapat dilakukan oleh dukun bayi antara lain
mengenali tanda-tanda persalinan, memanfaatkan/menggunakan dukun kit dengan
baik, menolong persalinan dengan aman, mengenal kelainan persalinan, merawat
tali pusat dengan baik, merujuk semua kasus kelainan persalinan, membuat
laporan mengenai persalinan yang ditolong (Meilani dkk, 2009).
2.3. Kerangka Teori
Kerangka teori disimpulkan dari berbagai teori yang dikemukakan oleh
para ahli diantaranya: Nurhayati (2008), Dian (2009), Meilani dkk (2009).
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Geografis Budaya Ekonomi Pendidikan Pengetahuan Dukungan Keluarga Tenaga Kesehatan
Hal-hal yang menyebabkantingginya pertolongan persalinan
oleh tenaga non kesehatan(dukun) oleh masyarakat
15
2.4. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab
tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) yang akan
digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
• Faktor Pendidikan
Pertolongan persalinanoleh tenaga non kesehatan
(dukun)
• Faktor Ekonomi
• Faktor Budaya
• Faktor Geografis
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu melihat gambaran secara umum
yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendidikan, ekonomi, geografis dan
budaya penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan
(dukun) di Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat
pada tangal 04 sampai dengan tanggal 23 Juli tahun 2013. Lokasi ini dipilih
karena belum pernah dilakukan penelitian mengenai geografis dan budaya
penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun).
Alasan pemilihan lokasi penelitian karena di daerah tersebut masih ada ibu-ibu
yang pertolongan persalinannya ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun).
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah ibu-ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun) baik
pada ibu primipara maupun multipara di Kecamatan Woyla Induk Kabupaten
Aceh Barat. Dari hasil penelitian data yang didapat peneliti di Puskesmas Woyla
Induk Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat. Diperoleh bahwa 30 orang
17
ibu bersalin yang di tolong oleh tenaga non kesehatan (dukun) di bulan Januari
sampai Desember tahun 2012, dan 15 orang ibu bersalin yang ditolong
persalinannya oleh tenaga medis, di bulan Januari sampai Desember tahun 2012 di
Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penentuan
jumlah sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah berdasarkan
(Arikunto, 2006). Jika besar populasi lebih dari 100 maka sampel yang diambil
20% - 25%. Jika besar populasi kurang dari 100 maka sampel diambil keseluruhan
dari populasi (total population). Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang
responden. Tehnik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu mengambil sampel yang ada, tersedia dan memenuhi kriteria.
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin (ibu yang sudah pernah
melahirkan ditolong oleh tenaga non kesehatan atau sebutan dukun beranak).
Dengan kriteria responden sebagai subjek penelitian antara lain :
1. Ibu-ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun) baik
pada ibu primipara maupun multipara di Kecamatan Woyla Induk
Kabupaten Aceh Barat.
2. Dapat berbahasa Indonesia.
3. Bersedia menjadi responden penelitian.
18
3.4. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan
permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada bagian Fakultas Kesehataan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh. Mengirimkan permohonan izin
yang diperoleh ke Puskesmas Woyla Induk Kecamatan Woyla Induk Kabupaten
Aceh Barat. Sebelum pengumpulan data peneliti minta data sama kepala
Puskesmas setempat untuk memberi tahu data-data yang pernah melahirkan di
tolong oleh tenaga dukun, dan peneliti mencari alamat ibu-ibu tersebut. Peneliti
melaksanakan pengumpulan data penelitian dalam waktu satu minggu dalam
membagi kuesioner pada responden.
Dan setelah responden bertemu dengan penelitian, peneliti menjelaskan
pada responden tentang tujuan penelitian ini. Jika ada calon responden yang
menolak dijelaskan kembali mengenai maksud dan tujuan ibu penelitian ini. Dan
barulah responden mengerti, selanjutnya responden di minta untuk
menandatangani informed consent (surat persetujuan). Setelah itu responden
diminta untuk mengisi kuesioner yang berupa data demografi dan budaya
mengenai faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan (dukun) yang diberikan oleh peneliti. Setelah semua responden mengisi
kuesioner yang diberikan maka peneliti mengumpulkan data untuk di analisa.
19
3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi opersional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari
perbedaan persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian.
Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagaimana tabel 3.1
berikut :
Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian
1. Variabel : Faktor GeografisDefinisi
Cara Ukur
Alat UkurHasil Ukur
Skala Ukur
:
:
::
:
Merupakan gambaran suatu daerah dimana daerahtersebut yang fasilitasnya jauh dari tempat pelayanankesehatan (nakes).Mengisi lembar kuesioner dan di damping oleh penelitiuntuk menjawab pernyataannya.Lembar kuesioner.1. Sulit.2. Kurang Sulit.Ordinal.
2. Variabel : Faktor BudayaDefinisi
Cara Ukur
Alat UkurHasil Ukur
Skala Ukur
:
:
::
:
Merupakan pandangan masyarakat yang turun-temurunyang tidak dapat dihilangkan pada masyarakat setempatdalam memilih persalinan.Mengisi lembar kuesioner dan di damping oleh penelitiuntuk menjawab pernyataannya.Lembar kuesioner.1. Turun Temurun.2. Bukan Turun temurun.Ordinal.
3. Variabel : Tingginya Pertolongan Persalinan oleh Tenaga NonKesehatan (Dukun)
Definisi
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
:
:
:
:
:
Merupakan minat masyarakat dalam pemilihanpertolongan persalinan oleh tenaga dukun.Mengisi lembar kuesioner dan di damping oleh penelitiuntuk menjawab pernyataannya.Lembar kuesioner yang diberikan oleh peneliti kepadaresponden.1. Tinggi.2. Rendah.Ordinal
20
3.6. Aspek Pengukuran Variabel
Dalam memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data dalam bentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti.
Instrumen terdiri atas dua bagian, bagian pertama mengenai data demografi
responden yaitu nama (inisial), tingkat pendidikan, tingkat ekonomi. Bagian
kedua adalah kuesioner tentang faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan
oleh tenaga non kesehatan (dukun). Kuesioner ini terdiri dari 8 pernyataan.
Dimana 4 pernyataan merupakan pertanyaan tentang faktor budaya dan 4
pernyataan merupakan pertanyaan tentang faktor geografis.
Peneliti memberikan kuesioner dengan pilihan jawaban yang diberikan
dengan cara dua pilihan alternatif jawaban “ya” dan “ tidak” skor untuk jawaban
“ya” bernilai ( 1 ) dan “tidak” bernilai ( 0 ). Penilaian kuesioner ini dengan
menggunakan skala ordinal yaitu dengan meminta pendapat apakah responden
menyatakan “ya” atau “tidak” mengenai faktor penyebab tingginya pertolongan
persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) dengan mendapatkan bobot tiap
item.
3.7. Tehnik Analisis Data
Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan perhitungan
statistik deskriptif untuk faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh
tenaga non kesehatan (dukun). Di mana data dianalisis dengan cara diperiksa
terlebih dahulu atau diediting, untuk memeriksa apakah pertanyaan dan kuesioner
telah di isi sesuai petunjuk. Setelah diberi kode atau coding terhadap pertanyaan
yang telah di ajukan untuk mempermudah tabulasi dan analisis. Analisis yaitu
21
menganalisis data yang terkumpul dengan menentukan persentase jawaban dari
setiap responden. Selanjutnya peneliti mengolah data tersebut secara manual
secara statistik.
Dari pengolahan data statistik deskriptif. Hasil analisis data disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat faktor penyebab tingginya
pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun).
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian mengenai gambaran
penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun).
Melalui pengumpulan data terhadap 30 responden yang telah dilakukan pada
tanggal 04 sampai dengan tanggal 23 Juli tahun 2013, di Wilayah Kerja
Puskesmas Woyla Induk Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat.
4.1.1. Karakteristik Demografi
Karakteristik responden yang meliputi pendidikan, pekerjaan, dan
penghasilan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
4.1.1.1. Faktor Pendidikan dan Faktor Ekonomi
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Demografi Responden di KecamatanWoyla Induk Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)Pendidikan
SD 0 0SMP 23 76,6SMA 7 23,3
PekerjaanIRT 21 70Petani 7 30
Penghasilan< Rp. 1.000.000,- 26 86,7> Rp. 1.000.000,- 4 13,3
Sumber: Data primer (diolah 2013)
Berdasarkan tabel 4.1 bahwa mayoritas responden rata-rata berpendidikan
SMP 23 orang (76,6%), dan paling sedikit berpendidikan SMA 7 orang (23,3%).
Pekerjaan responden rata-rata sebagai ibu rumah tangga 21 orang (70%) dan
22
sebagai petani 9 orang (30%). Sedangkan penghasilan responden rata-rata sekitar
< Rp. 1.000.000,- 26 orang (86,7%), dan sedikit di atas Rp. 1.000.000,- hanya 4
orang (13,3%).
4.1.2. Faktor Penyebab Tingginya Pertolongan Persalinan oleh Dukun
4.1.2.1. Faktor Budaya
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Persentase Berdasarkan Faktor Budaya(n=30)
No PernyataanYa Tidak
Frek % Frek %1 Apakah semua ibu-ibu yang melahirkan
harus ditolong oleh dukun sesuai dengankepercayaan di daerah setempat
25 83,3 5 16,7
2 Apakah sudah turun-temurun di daerahsetempat untuk melahirkan ditolong olehdukun
30 100 - -
3 Apakah pertolongan persalinan didukunmenggunakan ritual budaya sehingga ibulebih percaya dibanding bidan
1 3,3 29 96,7
4 Apakah dengan melahirkan ditolong olehdukun ibu lebih percaya dibanding bidan
30 100 - -
Sumber: Data primer (diolah 2013)
Dari tabel 4.2 dapat dilihat kategori berdasarkan faktor budaya di
Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat. Dengan hasil skor kuesioner
bahwa mayoritas responden sudah turun-temurun di daerah setempat melahirkan
ditolong oleh dukun 30 (100%), dan mayoritas responden dengan melahirkan
ditolong oleh dukun ibu lebih percaya dibanding bidan 30 (100%).
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Budaya PenyebabTingginya Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan(Dukun) di Puskesmas Kuala Bhee Kabupaten Aceh Barat Tahun2013
No Faktor Budaya Frekuensi Persentase12
Turun TemurunTidak Turun Temurun
300
1000
Total 30 100Sumber: Data primer (diolah 2013)
23
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa ibu-ibu yang pernah bersalin di
Puskesmas Kuala Bhee 30 (100) secara turun temurun melahirkan lebih percaya
dan ditolong oleh dukun dibandingkan oleh tenaga kesehatan (nakes).
4.1.2.2. Faktor Geografis
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Persentase Berdasarkan Faktor Geografis(n=30)
No PernyataanYa Tidak
Frek % Frek %1 Apakah transportasinya sulit untuk dicapai
oleh ibu menuju ke pelayanan kesehatan20 66,7 10 33,3
2 Apakah jarak rumah ibu dengan fasilitaspelayanan kesehatan (bidan, perawat,dokter) jauh
19 63,3 11 36,7
3 Apakah ibu membutuhkan waktu yang lamauntuk mencapai tempat pelayanan kesehatan(bidan, perawat, dokter)
19 63,3 11 36,7
4 Apakah ibu kesulitan untuk mencapaitempat pelayanan kesehatan (bidan, perawat,dokter)
19 63,3 11 36,7
Sumber: Data primer (diolah 2013)
Dari tabel 4.4 dapat dilihat kategori berdasarkan faktor geografis di
Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat. Dengan hasil skor kuesioner
bahwa mayoritas responden transportasinya sulit untuk dicapai oleh ibu menuju
ke pelayanan kesehatan 20 (66,7%), dan mayoritas responden jarak rumah ibu
dengan fasilitas pelayanan kesehatan jauh, dan ibu kesulitan untuk mencapai
tempat pelayanan kesehatan 19 (63,3%).
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Geografis PenyebabTingginya Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan(Dukun) di Puskesmas Kuala Bhee Kabupaten Aceh Barat Tahun2013
No Faktor Geografis Frekuensi Persentase12
SulitKurang Sulit
2010
66,733,3
Total 30 100Sumber: Data primer (diolah 2013)
24
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa ibu-ibu yang pernah bersalin di
Puskesmas Kuala Bhee, mayoritas responden mengaku sulit transfortasinya untuk
menuju ke pelayanan kesehatan yaitu 20 (66,7%) responden.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan gambaran hasil penelitian dapat diidentifikasikan beberapa
faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan
(dukun) di Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013, yang
disebabkan oleh faktor pendidikan, Faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor
geografis.
4.2.1. Faktor Pendidikan
Jika dilihat dari data demografi responden bahwa faktor pendidikan
responden rata-rata berpendidikan SMP yaitu 23 orang (76,6%), sedangkan
pendidikan SMA yaitu 7 orang (23,3%). Hasil ini tidak berbeda dengan apa yang
di kemukakan oleh Asmanidar (2003) yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya pertolongan persalinan oleh dukun di Blangkejeren
Kecamatan Labuhan Haji Aceh Selatan, di mana mayoritas tingkat pendidikan
yang dimiliki responden adalah SD. Rendahnya tingkat pendidikan responden
mengakibatkan pilihan mereka untuk mendapatkan pertolongan persalinan oleh
dukun dibandingkan dengan bidan.
4.2.2. Faktor Ekonomi
Jika dilihat dari data demografi responden bahwa faktor ekonomi
responden rata-rata berpenghasilan < Rp. 1.000.000,- sebanyak 26 orang (86,7%)
sedangkan dengan penghasilan > Rp. 1.000.000,- sebanyak 4 orang (13,3%). Hasil
25
ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa sekitar 65% dari seluruh
masyarakat menggunakan dukun beranak walaupun biaya merupakan alasan yang
menentukan pilihan masyarakat dan mereka lebih memilih layanan yang diberikan
oleh dukun. Sementara 35% sisanya menggunakan layanan kesehatan seperti
bidan di desa, Puskesmas, dan pustu (Suara Merdeka 2003, dalam Dian, 2009).
4.2.3. Faktor Budaya
Dari hasil penelitian dilihat kategori berdasarkan faktor budaya di
Kecamatan Woyla Induk Kabupaten Aceh Barat. Dengan hasil skor kuesioner
bahwa mayoritas responden sudah turun-temurun di daerah setempat melahirkan
di tolong oleh dukun 30 (100%), dan mayoritas responden dengan melahirkan
ditolong oleh dukun ibu lebih percaya dibanding bidan 30 (100%). Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa kultur budaya masyarakat terutama di
pedesaan masih lebih percaya pada dukun beranak dari pada bidan apalagi dokter,
dengan sikap budaya dan kebanyakkan masyarakat di pedesaan tetap memilih
dukun beranak sebagai penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi
(Suara Merdeka 2003 dalam Dian, 2009).
4.2.4. Faktor Gografis
Dari hasil penelitian dilihat kategori berdasarkan faktor geografis di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat. Dengan hasil skor kuesioner bahwa
mayoritas responden transportasinya sulit untuk dicapai oleh ibu menuju ke
pelayanan kesehatan 20 (66,7%), dan mayoritas responden jarak rumah ibu
dengan fasilitas pelayanan kesehatan jauh dan ibu kesulitan untuk mencapai
tempat pelayanan kesehatan 19 (63,3%). Hal ini sesuai dengan teori yang
mengemukakan bahwa kondisi geografis dan transportasi yang sulit di tempuh
26
dan masalah transportasi menjadi salah satu penyebab terlambatnya ibu mendapat
pertolongan. Jika di daerah dengan kondisi geografis dan tranportasi yang sulit
meski sudah di tangani oleh bidan juga akan memperlambat ibu yang akan
melahirkan untuk mencapai fasilitas kesehatan (Nurhayati, 2008).
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat diambil
kesimpulan dan saran mengenai “gambaran yang mempengaruhi tingginya
pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) di Kecamatan Woyla
Induk Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013” maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
5.1. Kesimpulan
1. Faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan (dukun) berdasarkan faktor pendidikan yaitu 23 responden
(76,6%) pendidikan rendah.
2. Faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan (dukun) berdasarkan faktor ekonomi yaitu 26 responden
(86,7%) ekonomi rendah.
3. Faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan (dukun) berdasarkan faktor budaya yaitu 30 responden (100%).
4. Faktor penyebab tingginya pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan (dukun) berdasarkan faktor geografis yaitu 20 responden
(66,7%).
29
5.2. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah :
1. Dapat memberikan informasi dan penyuluhan bagi tenaga kesehatan,
khususnya bidan yang bertugas di desa tentang resiko yang terjadi bila
persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun).
2. Dapat menambah pemahaman ibu hamil agar memilih pertolongan
persalinan sebaiknya agar dapat memilih pertolongan persalinan pada
tenaga medis.
30
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi.
Rineka Cipta. Jakarta.
Asmanidar, (2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya pertolongan
persalinan oleh dukun di Blangkejeren Kecamatan Labuhan Haji
Aceh Selatan. Skripsi Program D IV Bidan Pendidik Universitas
Sumatera Utara.
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4.
EGC. Jakarta.
Dempsey, P.A, (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan, Edisi 4.
EGC. Jakarta.
Dian. 2009. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan (dukun).
dienduh 8 Maret 2012 dari http://faktor-
faktorpertolonganpersalinanolehdukun.
Forrer, Helen, RN, RM. 2001. Perawatan Maternitas (Maternity Care) Edisi 2.
EGC. Jakarta.
Hamilton. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas (Basic Maternity Nur
sing) Edisi 6. EGC. Jakarta.
Meilani, Niken dkk. 2009. Bidan Komunitas. Fitra Maya. Yogyakarta.
Moedjiono. 2012. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan
(dukun). dienduh 10 Maret 2012 dari http://faktor-
faktorpertolonganpersalinanolehdukun.
Mochtar, Rustam, M.Ph. 1992. Sinopsis Obstetri Fisiologi / Patologi. EGC.
Jakarta.
31
Mufdillah & Asrihidayat. 2008. Konsep Kebidanan Plus Materi. Bidan Delima.
Jakarta.
Nurhayati. 2008. Bermitra dengan Dukun Bayi. dienduh 8 Maret 2012 dari
http/www.com AKI & AKB.
Oxorn Harry. 2003. Ilmu Kebidanan Fisiologi dan Patologi Persalinan. Yayasan
Essential Medika. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Prawirohardjo Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka. Jakarta.
Setiadi. 2007. Riset Keperawatan. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Syaifuddin, AB. 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.