PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …
Transcript of PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMAL …
PROGRAM SFRTEMP-R21 UNTUK PERHITUNGAN TERMALPADA PERISTIWA LEPASNYA IKATAN KELONGSONG
DENGAN.DAGING ELEMEN BAKAR PLAT
Tri Wulan TjiptonoSyarif
Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta
A B S T R A K
Suatu program untuk perhitungan thermal untuk evaluasitemperatur maksimum yang mungkin pada suatu elemen bakarplat dengan menggunakan program SFRTEMP-R21 dengan komputerIBM 7040, telah dapat diproses pada komputer IBM PC dengankompailer Micro Soft FORTRAN 77. Program komputer ini didasarkan formulasi matematis untuk perhitungan termal yangmenyebabkan gagalnya ikatan ( bond defects ) antara" fuelalloy "/ daging dengan kelongsongnya. Untuk menyederhanakan persoalan diasumsikan bahwa model dari "bond defects"antara "~uel alloy" dan kelongsongnya adalah silinder, pana~yang dibangkitkan di transfer hanya ke arah tebal elemenbakar ( melintang elemen bakar), dan suhu maksimum dari"fuel alloy" terjadi dekat "bond defects". Out put programini adalah selisih suhu antara elemen bakar dengan pendinginuntuk berbagai harga koefisien per~indahan panas ( kondisinormal, dan pada harga 0.001, 0.002, 0.01, 0.0125,0.02,0.05,0.01 dari kondisi normal). Sebagai contoh darihasil perhitungan untuk elemen bakar reaktor JRR-2 dan RSGj ika diandaikan diameter ekivalen ·'bond defects" 0.4 cm danmasing-masing suhu masukan 55 dan 40 C maka suhu maksimumyang mungkin dari ·'fuel alloy·' /daging masing-masing akanlebih kecil dari 162 C dan 102 C.
A B S T R ACT
Thermal calculation to evaluate the possible maximumtemperature in the fuel plate using a computer program(SFRTEMP-R21) for IBM 7040, now can be processed on the IBMPC and compiled with Micro Soft FORTRAN 77. This programis based on the mathematical formula for bond defect in thefuel plate. Here it is assumed that bond defect modelbetween fuel alloy/ meat and cladding is cylindrical and thegenerated heat transfers only in the direction of the Z-axis( across the thick of the plate). Output of it which istemperature difference between fuel alloy and coolant arecalculated in some condition and radius bond defect. Forexample if the radius eqivalent for bond defect is 0.4 cmand the inlet coolant temperature is 50 0 for JRR-2 and 40 0for RSG,the conceivable maximum temperature of the fuelalloy (JRR-2)/ meat (RSG) would be less than 162 oC and 102oC respectively.
533
534
•
I.PENDAHULUAN
Kegagalan suatu elemen bakar pada umumnya berupa ru
saknya ikatan antara kelongsong dengan "fuel alloy". Hal
tersebut antara lain dikarenakan proses perpindahan panas
antara elemen bakar dengan pendingin tidak sempurna. Dalam
makalah ini akan disajikan suatu program yang dapat diguna
kan untuk menentukan besarnya selisih suhu antara elemen
bakar dan pendingin pada berbagai harga koefisieri perpindah
an panas (dalam kondisi normal dan berbagai harga yang
menyimpang dari kondisi normal tersebut ). Program ini meru
pakan hasil modifikasi dari suatu program untuk komputer IBM
7040, namun saat ini dapat diproses dengan komputer tipe IBMPC.
Program disusun berdasar formulasi matematis yang
merupakan penyelesaian persamaan perpindahan panas untuk
perhitungan termal yang megakibatkan "bond defects" pada
·'fuel alloy". (1 ,2) Model "bond defects" antara "fuel alloy
.,dan kelongsong diasumsikan sebagai silinder, perpindahan
panas yang dibangkitkan hanya ke arah melintang elemen bakar
( arah Z ) seperti pada Gb. 1, dan suhu maksimum dari "fuel
alloy" terjadi dekat "bond defects". Dari hasil perhitungan
termal ini diperoleh suhu maksimum yang mungkin dari suatu
"fuel alloy" pada suhu pendingin dan radius ekivalen "bond
defect" tertentu untuk berbagai harga koefisien perpindahan
panas atau sebaliknya berdasar suhu maksimum yang mungkin
pada fuel alloy dan suhu pendingin tertentu maka radius
"bond defects" yang mungkin terjadi dapat ditentukan.
Sebagai data masukan program adalah: tebal kelong
song, tebal setengah elemen bakar, konduktivitas termal dari
kelongsong dan elemen bakar, koefisisen perpindahan panas
pada permukaan kelongsong, daya volumetrik yang dibangkitkan
oleh "fuel alloy", dan faktor pengali yang menyatakan besar
nyapenyimpangan koefisien perpindahan panas, serta radius
535
"bond defects" yang akan dianalisis. Out put program adalah
besarnya selisih suhu antara kelongsong dan elemen bakar
pada berbagai kondisi tersebut. Program ini selain telah
dicoba dengan data sample untuk reaktor JRR-2 Jepang juga
dengan data masukan dari elemen bakar untuk RSG-Serpong.
II.TEORI
Formulasi matematis yang digunakan untuk menghitung
selisih suhu antara elemen bakar dengan pendingin diambil
dari analisis termal pada daerah "bond defect" suatu elemen
bakar plat. Untuk penyederhanaan permasalahan diasumsikan
bahwa temperatur maksimum ter j adi pada daerah "bond defect",
bentuk "bond defect" silindris dan proses perpindahan panas
yang dibangkitkan hanya ke arah Z (yaitu menurut tebal bahan
bakar)<1 .2',seperti pada Gb.1.
Pada keadaan steady state maka persamaan perpindahan
panasnya dapat ditulis sebagai
( 1)
1
untuk koordinat silinder maka \l 2= -
Penyelesaian umum dari Pers. (1) adalah
+ r+ -
(2)
T1.2(Z) dan T1 .a(r,z) didapat dari persamaan-persamaan dan
syarat batas berikut ini :
d2T 1 .::2 + Q---- -=0dz2 k
+ 1
r + V 2T 1 • a = 0'0 Z2
536
z= a, 0 <= r <= R
z=-a, 0 <= r <= R
Penyelesaian Pers.(3) adalah
Q
2kF
dengan
OT1 = H1*T1-k
2) zCJ T1
= H2*T1k
OZ
(H2-H1 )Q
2aH1H2+kF(H1H2)a
Q a2+
2 kF
H2=(h*kc)/(h*c +kc)
H1= ~H2.Penyelasaian (4)adalah
di mana
+ (
0( 1 = C'(1 ,1 , lX1 ,,2, •.••••••• ~1 ,n •••••••• 81 •••
tan( 0( 1 )=
H1H2- { 1 - ---} +
(kol.1 )2
H1/k0\1
H1H2 H12 H221 + ---- + --- + ----
(k ~1)04 (ko(1)2 (kq1 )2
+ H2/k 0{1
Untuk penyederhanaan diarobil n=1, maka A1 dan B1 adalah
A1 ,1 =
=
k/H2 +a) E1
"'1 I 1( b<..1,1 R) • K0 (0<. 2 , 1R )
0(2 K1 (0\2,1 R)
tan( 0(1,1 a) - H1/k 0(1
+ (H1/k()C1) tan( ()\1a)
531
di roana
Penyelesaian umum Pers. 1 adalah
Io( '" 1.1 rHb1.1 sin(D(,., z) + cOS(~,.1 z»
Atas dasar teari terse but di atas roaka disusun program
SFRTEMP-R21. Agar program tersebut dapat diproses pada kOl11
puter IBM PC perlu diadakan berbagai perubahan, dikarenakan
program terse but dikoropilasi dengan MICRO SOFT FORTRAN 77.
Perubahan yang pokok adalah pada roasalah FORMAT baca dan
tulis, fungsi Bessel. Untuk koroputer IBM 7040 fungsi terse
but sudah tersedia.~cpada MS FORTRAN 77 harus dibuat.
-TII-.HASIL DAN PEMBAHASAN
Program SFRTEMP-R21 setelah dilakukan perubahan dan
penyesuaian kemudian dikOl11pilasidengan MS FORTRAN 77, list
ing programnya disajikan pada Lampiran I. Sebagai pengujian
terhadap program baru tersebut digunakan untuk roenghitung
harga T1 dari elemen bakar reaktor JRR-2 (JAPAN RESEARCH
REACTOR-2) yang roerupakan "sample problem·' program aslinya.
Ditinjau dari hasil program dan dibandingkan dengan hasil
program aslinya ternyata sesuai. Oleh karena itu, program
tersebut telah dicoba pula untuk roenghitung T1 reaktor RSG
Serpong. Hasil perhitungan kedua reaktor tersebut di atas
disajikan pada Lampiran II.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat digunakan untuk
roenentukan suhu roaksiroumelemen bakar yang paling roungkin
pada daerah "bond defect" untuk suatu harga radius "bond
defect9' dan koefisien perpindahan panas, atau sebaliknya
jika diketahui suhu roaksiroumelemen bakar roaka dapat diper
kirakan radius "bond defect" yang roungkin terjadi. Sebagai
contoh untuk elemen bakar JRR-2, jika diasumsikan radius
'.
538
ekivalen untuk "bond defect" adalah 0.4 cm dan suhu masukan
pendingin 55 C, diperoleh harga T1 adalah 114 C maka suhu
maksimum elemen bakar yang paling mungkin' adalah 169 C.
Untuk RSG Serpong jika diasumsikan radius ekivalen untuk
"bond" defect" 0.4 dan suhu masukan 40.5 C, diperoleh harga
T1 adalah 62 C maka suhu maksimum elemen bakar yang paling
mungkin adalah 102.5 C.
Ditinjau dari hasil perhitungan untuk radius "bond
defect" yang sarna pada berbagai harga koefisien perpindahan
panas H1 perubahan harga T1 tidak begitu besar, ini berarti
bahwa perubahan harga perpindahan panas tidak dominan dalarn
mempengaruhi ken~dkan suhu elemen bakar. Dari hasil per
hitungan ini ternyata semakin tinggi suhu elemen bakar maka
radius "bond defect" nya semakin besar, hal itu berarti
bahwa pada suhu tinggi dapat terjadi peristiwa lepasnya
ikatan antara elemen bakar dengan kelongsongnya semakin
besar pula.
Data yang digunakan pada reaktor RSG diambil dari buku
PSAR Revisi 6, kecuali harga konduktivitas thermal elemen
bakar dihitung berdasar hasil perbandingan konduktifitas
thermal dari buku PSAR Revisi 5 dan 6 dengan rapat masa
dari dagingnya. Hal tersebut dilakukan karena data pada
Revisi 6 dirasa janggal di mana dengan rapat mas a lebih
tinggi dibanding harga pada Revisi 5 harga konduktivitas
thermalnya justru lebih kecil. Adapun data-datanya adalah
sebagai berikut :
Daya volumetrik , cal/ det. cc =1537
Konduktivitas thermal daging cal/sec.cm. C = 0.09312
Konduktivitas thermal Kelongsong cal/sec.cm C = 0.51840
Koefisien perpindahan panas konveksi pada
kelongsong cal/sec.cm2.C =0.31033
Tebal pare daging
,cm =0.027
Tebal kelongsong
,cm =0.038
Koefisien perpindahan panas konfeksi pada kondisi
norma 1 cal/sec.cm2.C
539
= 0.30433
Apabila data tersebut dimasukkan pada suatu persarnaan :
tm - t£= Q'" s( s/2k£ + c/kc +1/h) maka akan diperoleh
bahwa suhu di tengah-tengah elemen bakar tm adalah 74.5969
C. Jika kita tinjau besarnya suhu elemen bakar di mana
terjadi "bond defect" dengan radius ekivalen 0.4 cm adalah
102 C, ini berarti 27.24 C di atas kondisi normal. Sehingga
jika diasumsikan terjadi "bond defect" seperti tersebut di
atas adalah wajar/ suatu hal yang dapat dipertanggungjawab
kan. Pada kondisi tersebut suhu kelongsong kurang lebih
99.826 C, dan untuk kondisi normal 72.24 C. Jadi kenaikan
suhu pusat elemen bakar dan kelongsong sarna, dan oleh
karena tetapan muai panjang antara daging dan kelongsong
tidak sarna maka dengan kenaikan suhu'yang sarna"akan dihasil
kan pemuaian yang berlainan, dengan demikian terjadinya
peristiwa lepasnya ikatan antara daging dan kelongsong ada
lah sang at besar kemungkinannya.
Bila dibandingkan dengan hasil perhitungan untuk reak
tor JRR-2, maka hasil perhitungan untuk reaktor RSG harus
dibawah reaktor JRR-2. Hal tersebut dikarenakan daya volume
triknya JRR-2 lebih besar 1.89 kali daya volumetrik elemen
bakar RSG. Akan tetapi hasil tersebut bila dibandingkan
dengan data RSG pada buku PSAR Revisi 6 jauh berbeda, dimana
dalam buku tersebut suhu pusat bahan bakar pada operasi
normal adalah 145 C. Dan bila harga tersebut digunakan untuk
menentukan daya volumetriknya maka besarnya akan menjadi
1130.39 cal/sec. cc dimana harga tersebut adalah 3.065 kali
daya volumetrik yang dimiliki RSG. Oleh karena suhu pusat
elemen bakar berbanding langsung dengan daya volumetrik maka
kelihatannya tidaklah mungkin suhu pusat bahan bakar akan
mencapai harga seperti pada spesifikasi di atas pada daya
volumetrik yang dispesifikasikan juga.-
540
IV. K E-S IMP U LAN
Pada dasarnya suatu program dapat diproses pada berba
gai jenis komputer asalkan disesuaikan dulu dengan kompailer
yang akan dipakai. Dalam hal ini program untuk komputer IBM
7040, dapat diproses pada komputer IBM PC dengan kompailer
MS Fortran77.
Seperti diuraikan di atas, program baru telah dicoba,
dengan data masukan untuk reaktor JRR-2 yang merupakan "sam
ple problem" program aslinya dan hasilnya sesuai dengan
output program aslinya. Dan telah pula dicoba untuk analisis
eleman bakar reaktor RSG, dari hasil perhitungan tersebut
dapat dikemukakan bahwa :
-Untuk radius ekivalen untuk "bond defect" yang
sama, harga selisih suhu antara elemen bakar dan
pendingin (T1) untuk berbagai harga koefisien
perpindahan panas konveksi (H1) yang tidak jauh
berbeda, ini berarti bahwa harga H1 tidak dominan
dalam mempengaruhi kenaikan harga T1
-Dari perhitungan ini dapat diperoleh suatu infor
masi tentang radius ekivalen untuk
gagalnya ikatan antara daging dan kelongsong
("bond defect ••) • jika diketahui suhu daging
untuk RSG dan "fuel alloy" untuk JRR-2, atau
sebaliknya. Misalnya radius ekivalene untuk bond
defect 0.4 cm maka suhu daging 102 C untuk RSG
dan 169 C untuk JRR-2. Untuk RSG harga tersebut
27.24 di atas harga suhu pusat bahan pada kondisi
normal. Dengan demikian pada elemen bakar RSG
untuk radius bond defect yang sama, akan ditimbu
lkan oleh suhu yang lebih rendah. Namun demikian
perlu diketahui oleh karena daging elemen bakar
nya berupa serbuk maka peristiwa bond defect akan
terjadi pada suhu yang lebih tinggi. Hal terse but
dikarenakan fleksibilitas bahan bakar serbuk,
541
dapat dengan mudah mengikuti perubahan kelongsong
lain halnya dengan daging "fuel alloy" seperti
pada reaktor JRR-2 maka fleksibilatasnya tidak
akan sebaik serbuk sehingga terjadinya bond de
fect pada elemen bakar akan lebih mudah.
-Ukuran radius ekivalen gagalnya ikatan antara
kelongsong dengan daging elemen bakar akan tergan
tung pada suhu daging atau sebaliknya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada saudara
Ir.Utaya atas saran dan penjelasan-penjelasannya yang berhu
bungan dengan persoalan termohidrolik maupun dalam masalah
data spesifikasi reaktor RSG.
DAFTAR PUSTAKA
1.J.Uchiyama at all, A STUDY OF THE FUEL CLADDING FAILURES
IN JRR-2, JAERI 1175(1969), pg.22-28.
2.Samuel H. at all, STUDY ANALYSIS OF THERMAL PROBLEM FOR
PLATE TYPE CORE FUEL, JAERI 1026(1962).
3.E.R. Eckert at all, ANALYSIS OF HEAT AND MASS TRANSFER, Mc
GRAW HILL Co. 1972.
4.M.M. Elwakil, NUCLEAR HEAT TRANSPORT, INT. TEXTBOOK Co,
1971 .
.,
LAMPIRAN I LISTING PROGRAM$STORAGE:2
PROGRAn FDEFEC
C TBIS PROGRAn CAI BE USED FOR PERFORnAICE FUEL ELEnEDT PLATE .C 1IALYSIS. OUT PUT OF THEn IS nAllnun TEnPERATURE OF TBE FUEL
InPLICIT REAL*4 IA-B,O-Z)CCCCCCC ELEftEITWBERE DEFECT OCCURED
DlnEJSIOI BU(10),RADI10>,BI10>,ALPBAI110),AlPBA2110>,AI110),
I SR1DI2500>,TEnPI2500}
OPEI16,FILI='JAERI87.0DT')
BRITElo,100}
100 FORnATI2J,'C1LCDLATIOI OF TEftP.II FE PLATE VIBOIDIIG AREA')
OPEI12,FILE='JAIRI.IIP'>
READI2,101}AIF,CIC,FPB,DS,CT,G,AQ101 FORnATI7F10.5)
WRITEI6,104>AIF,CIC,FPB,DS,CT,G,AO
104 FORnATI'AIF=',FI0.5,1,'CIC=',FI0.5,1,'FPB=',FI0.5,1,'DS=',FI0.5,
I 1,'CT=',F10.5,1,'G =',FID.5,1,'!Q=',FI0.5>BI=FPBfCIC/ICIC+FPBfCT}
OGD=10*D5
RBI=BI/AIF
IFIAIF.LT.O.I> GO TO 315
ALPBA=5.20
DElT1=0.05
GO TO I
315 A1PB1=18.18
D£LTA=O.OOI
AlPBA=AlPBA+DIlTA
DAl=DS*!LPBA
TAII=AlPBAfT11(D!l)
J=!B5IRBI-TAII)
IFIJ-10.0ffl-2»2,2,12 1LPB!211 )=!lPBA
iRITII6,105>BI
In5 FORn1TI5I,'B2 =',FI0.5)
iRITElo,IOo}AlPBA211}
186 FORn1T(4DI,'!lPB12=',FI0.5)IRI=1
CPEK!~,FILI='JAERI1.IIP'}
READI5,102)(BU(IRI),IRI=I,10)
READI5,103}IRAD(J>,J=1,10>102 FORftATIFI2.7}
103 FORnAT(FI2.7)
DO 7910 IRI=I,101=1"=1
RATIO=IBDIIRI)fBI/Bi}fIOC.O
BS=BJ+BU(IRI}JBB
BD=BJ-BUIIRI}JBH
BP=BJfBDIIRI}fBJ
CE=BD*OGD/12.0fDSfBP+AIFfBS>
CF=QGDf(I.0/BI+D5/12.0fAIF}}+IAIF/BI+DS)fCE
IFIAIF.LT.D.I> CO TO 225
1LPB1=3.000
GO TO 5
225 1L1B1=12.330
543
5 ALPB1=ALPBA+0.0025
DAl=DS'AlPBA
A!l=HFIAlPBA
TAIG=TUI DAU
ROOT=SQRi(I.0+BP/(AAl'fi)+(BUtIRI)fDI/AA1)112+IBI/AAl)"2)
TP=I-I.0+BP/(AAll'2>+ROOT>/(BS/AAl>
y= ADStTP- UiG )
mY-.DOI >6,6,5
6 AlPBAllft>=ALPBA
B(ft)=ITAIG-BUtIRI)IBI/AA1)/(BDIIRI)ITAIG/AAl+I.0)
YRITE(6,107>BUllil),RATI0,CE,CF,Btft>,AlPBAI(ft>
ID7 FORnATt 'HI =',F15.7,/,'RATI0=',FI3.5,/,'E=',FI3.5,/,'F=',FI3.5
1 ,/,'B=',F13.5,/,'AlPBAI=',ft3.5>
IfIAIf.lT.O.I> GO TO 575
Xl=10
GO TO 675
575 Il::8
675 DO 20 J=I,Il
RDAll::RADtJ)IALPBAI(ft>
RDAl2=iAD(J)IAlPB!211)
BI9=1.
COIT=1.
DO 2000 1::1,2D
RI=RUU I)
COIT=COITliDAl2112/(1.IRIIRI}BIO=BI9+COIT
2000 COITIIUE
]BI::1.BB2::I.
BfsO.
B8=0.
DO 2002 1=1,20
II I=RUlI I}
Btl=IRDAL2/2.)11(211}
BB2=BB2IRII
5DB=BB2IBB2
Bf=BF+I./RII
RSF=Bf/SOI!
I11!=BI!+BIIIJlSF
2002 COITIIUE
AIO=-IC.5772156+AlOGIRDAl212.»IBJO+BB
CBI=RDAl2l2.
BII::RDAlI/2.
BII=IIDUI/2.
BCI::iDAL2I2.
BII=RDU211.
COI2=1.
CO!lI=O.
DD=I.
55=1.
DO 20D5 1=1,20
RI I=RUlI J}
V=COD2+1.
CBI=CBIIRDAl2fI2/11.fYICOI2>
B11=B1!'RDAllfI2/(1.fYICOI2)
544
BCI=BClfoCBI
COI2=V
COJI=COilfol.JRII
DD=DD+I.JIRII+1.J
BII=BIlfoCBlfICOil+DD}/2.
2005 COJlTIIIUE
AI'=! .5772156+ALOG!RDAL2/2.)JIBCI+1 ./RDAL2-BII
AllnJ=(-CEIIAIF/Bi+DS)J!I(ALPBAII!!}IBIIIAIO}/IALPBA21J1JIAII }+BIOJ
VRITH6,108JA\(I!},BIO,BII ,.uo,mloa FORI!ATI21,'AI=',FI3.5,4!EI5.3,2I}}
VRITEI6,109}RADIJ}
109 FOR!!AT! 'RAD=',F8.2,!,20I,'SRAD',IOI, 'TEI!II!AI}',IOI,'SRAD',IOI,
I 'TEnl tuIJ' }I!AI=O
SS= 0.1
1-1 5S=5S+0.85
I!AI=I!AI+I
SRADIl!nJ=SS
SALPI=ALPBAI(I!JISRADII!AIJ
BI8=1.
COIT= 1.
DO 2010 1=1,20
JlI=RUH I}
COJT=COJlT*SALPII12/(4.IRI'RIJ
BID=BIO+COIT
2010 COlTIIDE
BBB=BID
nn!UI=O.D
ZDS=-0.00395
15 ZDS=ZDS+0.00395
TEI!PI=O.O
ZALPI=ALPBAIII!}IZD5
TEnpl=TEIIPI+Alln}IBBBI!BII!)fSIJlIZALPI }+COSIZALPI}}
TEI!P2=-AQI!ZDS'12}/12.0IAIF}+CEIZDS+CF
iE=T:ErJPI+T:EIIP2
IFITE.GT.TEIII!AIJTEnI!AI=TE
IFIDS-ZDSJI6,16,15
16 TEI!P(flAX}=iEl!n!i
IFIRADIJ}-5RADII!AIJ}17,17,li
17 I!IJI=II!AI+I}12
DO 120 1.=I,fllI1=2*1.-1
II=211.
II!=I!-I!U
IF![I!.EQ;I} GO TO 136
VRITEI6,121 }5RAD([},TEI!PII},5RADIIIJ,TEnPIII}
121 FORI!!TI20X,F8.2,6X,FI0.4,8I,F8.2,6I,FID.4}
GO TO 120
130 VRITEIG,122J 5RADII},TEIIPII}
122 FORI!AT(20X,F8.2,6X,FI0.iJ
126 COITIIlIE
26 COJITIIUE
7016 COJTlJlUE
CLOSEt 2 }
CLOSH 5 }
CLOSH 6 }
IJfn
545
LAMPIRAN II. Grafik hasil perhitungan selisih suhu antara
bahah bakar dengan pendingin untuk reaktor
JRR-2 dan MPR-30, untuk harga-harga H1= 0,
H1=H2/50, H1=H2/20, dan H1=H2/~0
149
U
I 139.•UZ
C;1Z9ZIiI.
119Z~~II: 190~X
~III 99Z~%
~ 89
t:. Hl: 9
1. HI: HZI2I1
o HI: HZ/ll1
I HI: 1IZ/511
'9
U 85z:
..uz: 75.•Q
4z
ill" 65z:
11/~Q 55I: I~X~IIIZ~%~ 35
~
I% 25
~ t:. 111= II1\
% •
.• HI: 1121511
•• 15 o Hl: H2I201\ .•
,oJ
I HI: HZ/III ~"'\III.
1\5 ,l.4
.6
RADIUS "SOlID DEFECT" R ( eM )
'.'.
546
TANYA JAWAB
1. Ir. Utaja
Mengapa tidak dicoba untuk daerah fluks max ?
Jawaban :
Karena belum sempat untuk menghi~ung data daya volumetrik
pada daerah fluks mak, dan hal terse but dapat di hitung
di kamudian hari