PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat...

31
1 PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN YANG MENJADI BURUH MIGRANT DI 12 DESA LINGKAR HUTAN TAMAN NASIONAL RINJANI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, MELALUI PENGEMBANGAN BISNIS BERBASIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN & SENSITIVE GENDER ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN SEJARAH BURUH MIGRAN DESA TETEBATU KECAMATAN SIKUR DISUSUN OLEH KONSORSIUM ADBMI AND FRIENDS LOMBOK TIMUR Jln. Diponegoro No. 27 Selong

Transcript of PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat...

Page 1: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

1

PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN

YANG MENJADI BURUH MIGRANT DI 12 DESA LINGKAR HUTAN TAMAN

NASIONAL RINJANI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, MELALUI

PENGEMBANGAN BISNIS BERBASIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

YANG BERKELANJUTAN & SENSITIVE GENDER

ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN SEJARAH BURUH MIGRAN

DESA TETEBATU KECAMATAN SIKUR

DISUSUN OLEH

KONSORSIUM ADBMI AND FRIENDS

LOMBOK TIMUR

Jln. Diponegoro No. 27 Selong

Page 2: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan taufik hidayah

serta inayah-Nya penulisan kajian sosial ini bisa diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap

tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW sampai kemudian hari, amin Ya Robbal Alamin.

Adapun tahapan kegiatan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang

dilakukan antara lain melalui wawancara semi-terstruktur dari sumber sumber informasi di desa

bersangkutan terutama para pelaku migrasi, Pemerintah Desa dan para pihak yang dianggap relevan

dalam program kegiatan yang dilakukan oleh ADBMI & Friends. Selain itu juga dilakukan berbagai

pertemuan yang dikemas dalam diskusi komunitas dan lokakarya desa untuk melakukan proses

triangulasi data yang diperoleh di lapangan. Selain metode wawancara semi-terstruktur juga dipadukan

dengan metode PRA sehingga data yang dihasilkan diyakini akan lebih valid.

Hasil kajian ini nantinya diharapkan dapat menjadi rujukan oleh para pihak terutama pelaksana

program ADBMI & Friends untuk mengintervensi kegiatan program yang akan dilaksanakan dan

merupakan data condition preseden yang dibutuhkan.

Terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga

tersusunnya dokumen kajian ini dan semoga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak untuk kepentingan

pemeberdayaan maupun pembangunan yang dilaksanakan di Desa Tetebatu khususnya dan Kabupaten

Lombok Timur pada umumnya.

Penyusun,

ttd

Turmawazi

Page 3: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i

DAFTAR ISI. ........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1

B. Tujuan ..................................................................................................................................1

C. Glosari ..................................................................................................................................2

D. Proses dan metodologi Ansos ..............................................................................................2

BAB II SEJARAH DESA ......................................................................................................................3

BAB III KONDISI GEOGRAFI .............................................................................................................4

A. Demografi ............................................................................................................................4

B. Kondisi Perekonomian .........................................................................................................5

C. Kondisi Infrasutruktur ..........................................................................................................7

D. Kondisi social budaya ..........................................................................................................9

E. Kehidupan social perempuan ...............................................................................................10

F. Pemerintahan Dan Kelembagaan Desa ................................................................................10

BAB IV SEJARAH MIGRASI TETEBATU ..........................................................................................14

A. Peletak Sejarah Migrasi .......................................................................................................14

B. Time line migrasi .................................................................................................................14

C. Factor penyebab migrasi ......................................................................................................15

D. Biaya migrasi .......................................................................................................................15

E. Proses dan jalur migrasi .......................................................................................................16

F. Perubahan pasca migrasi ......................................................................................................16

G. Ukuran kesuksesan migrasi ..................................................................................................17

H. Pandangan masyarakat terhadap buruh migrant perempuan ................................................17

BAB V KEMISKINAN ...........................................................................................................................18

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................19

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................19

B. Rekomendasi .......................................................................................................................21

BAB VII PENUTUP ..............................................................................................................................22

Lampiran-lampiran

lampiran 1. Peta Desa

Lampiran 2. Data Bmi Desa Tetebatu

Lampiran 3. Data Penerima Manfaat

lampiran 4. Data Tabulasi 100 penerima manfaat

Page 4: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

4

Page 5: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Migrasi merupakan salah satu alternatif primadona bagi warga yang ingin mengubah

kehidupannya dan keluarganya di tengah sulitnya memperoleh pekerjaan di negeri sendiri. Bukan

hanya saat ini bahkan sudah berpuluh-puluh tahun lalu ternyata sudah banyak warga yang sudah

bermigrasi. Tak terkecuali Desa Tetebatu yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani yang juga

merupakan salah satu destinasi wisata yang dimiliki Lombok Timur. Akan tetapi keuntungannya

tidak bisa dirasakan oleh banyak warga yang ada di desa tersebut, karena berbagai faktor di

antaranya yang sangat mendasar adalah faktor skill dan pendidikan. Sehingga hanya dinikmati oleh

kalangan yang mempunyai skill, pendidikan dan modal yang cukup saja.

Sementara mereka yang tidak memiliki keterampilan dan kemampuan terpaksa harus

bermigrasi demi mencukupi kebutuhan keluaraganya. Dan demi merubah hidup yang lebih layak,

demi membangun tempat tinggal yang lebih nyaman, juga demi mendapatkan fasilitas seperti yang

dimiliki oleh orang lain. Migrasi warga di Desa Tetebatu, tidak satu atau dua kali bahkan juga

berulang-ulang kali, terus menerus.

Melihat fenomena migrasi yang demikian ADBMI & Friends melalui program Kemakmuran

Hijau atau Green Prosperity Project MCA-Indonesia memilih Desa Tetebatu menjadi salah satu desa

binaan yang diprogramkan untuk mengembangkan ekonomi rumah tangga buruh migran. Sehingga

buruh migran serta keluarganya tidak hanya memanfaatkan remittance dengan tata kelola yang

konsumtif tetapi juga memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada sebagai sumber pendapatan

lainnya.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Dokumen Kajian Ekonomi dan Sosial Desa Tetebatu berbasis masyarakat ini

bertujuan untuk:

a) Mengidentifikasi dampak migrasi pada masyarakat dari sisi ekonomi, sosial dan budaya

berbasis pengelolaan sumber daya alam yang sensitif gender.

b) Sebagai panduan masyarakat dan Pemerintah Desa serta para pihak dalam pengentasan

kemiskinan BMI dan keluarganya melalui pengembangan bisnis alternatif yang sensitif gender.

C. Daftar Istilah

1. Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang

lowlife dan unskill yang bekerja di luar dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu

dengan menerima upah.

Page 6: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

6

2. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk

secara sosial maupun budaya.

3. Sensus merupakan penghitungan jumlah penduduk, ekonomi dan sebagainya yang dilakukan

oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan secara serentak, dan bersifat

menyeluruh dalam suatu batas negara untuk kepentingan demografi negara yang

bersangkutan.

4. Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan

adanya suatu pengolahan baik berupa suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika,

bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat

lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

5. Profil adalah sebuah gambaran singkat tentang seseorang, organisasi,benda lembaga ataupun

wilayah.

6. Letak geografis adalah letak suatu wilayah atau negara sesuai dengan kenyataannya di

permukaan bumi dan didasarkan pada keadaan alam di sekitarnya.

7. Migrasi adalah perpindahn penduduk dari satu tempat ke tempat lain

8. Konservasi adalah upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan

dan sumber daya alam.

9. Definisi buruh migran atau pekerja migran adalah orang yang bermigrasi atau berpindah dari

wilayah kelahiran atau lokasi tinggal yang bersifat tetap untuk keperluan bekerja.

10. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)

dalam suatu proyek bisnis/perusahaan atau suatu spekulasi bisnis.

D. Proses dan Metodelogi Pelaksanaan Analisa Sosial

dalam mendapatkan berbagai data yang terdapat dalam kajian analisa sosial (Ansos) ini

kami melaksanakan berbagai proses dan metodelogi pengumpulan data antara lain:

1. Interview door to door komunitas BMI;

2. Kunjungan dan pendampingan kepada tokoh masyarakat, perempuan, pemuda dan tokoh adat;

3. Survey dan assesment kepada warga penerima manfaat;

4. Komunikasi dan koordinasi bersama Pemerintah Desa dan Dusun;

5. Diskusi Komunitas untuk Database I dan II;

6. Lokakarya Desa untuk Database;

7. Live in dan observasi lokasi binaan.

Page 7: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

7

BAB II

SEJARAH DESA

Desa Tetebatu merupakan salah satu desa pemekaran dari desa induknya yaitu Kotaraja,

Kotaraja sendiri pada saat itu dibagi dalam dua wilayah yakni Kotaraja Utara meliputi Tetebatu dan

Kembang Kuning dipimpin oleh Mamiq Rumilang sementara Kota Raja Selatan terdiri dari Kota Raja

dan Loyok. Dan pada tahun 1969, Tetebatu mekar menjadi desa tersendiri yang dipimpin oleh Kepala

Desa perdana yakni Amaq Masri.

Penamaan Desa Tetebatu sendiri diambil dari adanya sebuah Tetebatu yang berada di sebelah

timur Dusun Tetebatu. Tete dalam bahasa Indonesia artinya jembatan dan batu sendiri adalah batu, jadi

Tetebatu menurut bahasa artinya jembatan batu. Akan tetapi keberadaan jemabatan batu tersebut secara

pasti tidak ada yang mengetahuinya. Dari cerita seorang guru dari Kotaraja mengatakan bahwasanya

tete batu tersebut dibuat oleh seorang datu dari Kotaraja yang waktu itu pergi berburu hewan ke hutan

dan melewati daerah Pancor Yebo (Lingsar) ketika dia menyebrang terjadi banjir disungai tersebut dan

berinisiatif mengambil batu menjadi titiannya.

Ada beberapa alasan pemekaran Desa Tetebatu dari Desa Kotaraja adalah:

1. Penduduk Tetebatu yang cukup padat;

2. Jarak tempuh ke kantor desa yang cukup jauh;

3. Penolakan penduduk di Tetebatu, yang tanah-tanahnya banyak dikuasai oleh orang-orang

Kotaraja dan Tetebatu merasa terjajah.

Page 8: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

8

BAB III

KONDISI GEOGRAFIS

Desa Tetebatu merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan Sikur Kabupaten

Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat dan berbatasan langsung dengan kawasan Taman

Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Dilihat dari letak geografis wilayahnya, Desa Tetebatu berada di

ketinggian 700/9000 mdpl dengan topografi wilayah berbukit yang digunakan untuk areal persawahan,

perkebunan dan pemukiman warga. Curah hujan rata-rata 4000 mm/tahun dengan jumlah curah hujan 6

bulan dan suhu rata-rata hariannya 250 C. Secara administratif, Desa Tetebatu terdiri dari 5 Dusun, ddan

40 RT, yaitu: Dusun Tetebatu (12 RT), Orong Gerisak (8 RT), Lingkung Daye (5 RT), Lingkung Lauk

(9 RT) dan Kembang Seri (6 RT). Luas wilayah Desa Tetebatu sekitar 8.098,8 Ha. Dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut:

Utara Desa Jeruk Manis dan TNGR

Selatan Desa Tetebatu Selatan

Timur Desa Kembang Kuning dan Jeruk Manis

Barat Desa Tetebatu Selatan

Jarak Desa Tetebatu dari ibukota kecamatan sekitar 14 km, dapat ditempuh sekitar 30 menit

dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan dari ibukota kabupaten Desa Tetebatu ini

berjarak sekitar 24 km dan berjarak 46 km dari ibukota provinsi. Untuk mencapai desa ini dapat

menggunakan kendaraan bermotor maupun angkutan umum.

A. Demografi

1. Penduduk

Menurut data Profil Desa Tetebatu tahun 2016, jumlah penduduk di Desa Tetebatu tercatat 8.596

jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga 2.635 KK, yang terdiri atas laki-laki 4.009 jiwa dan

perempuan 4.587 jiwa.

2. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian Desa Tetebatu dengan bentang alamnya yang kaya berpotensi sebagai

destinasi wisata alam yang telah cukup lama menjadi tujuan turis mancanegara. Berbanding

terbalik dengan mata pencaharian warga. Mata pencaharian yang banyak mereka lirik adalah

sebagai TKI ke luar negeri, sementara keluarga yang ditinggalkan berprofesi sebagai petani,

buruh tani, peternak, buruh ternak, pedagang dan pemandu wisata. Akan tetapi yang disebutkan

dua terakhir, jumlahnya haanya bisa dihitung dengan jari. Hal yang membuat kondisi demikian

adalah faktor kepemilikan lahan yang sangat minim dari warga sekitar, ketrampilan dan tata

pengelolaan yang belum mumpuni.

Page 9: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

9

Kondisi perekonomian warga penerima manfaat program baik berdasarkan pekerjaan dan

penghasilan dapat digambarkan melalui grafik berikut ini:

Berdasarkan penghasilan komunitas BMI mereka lebih banyak memiliki pengahsilan rata-rata

Rp.300.000 sampai dengan Rp.600.000 perbulannya. Gambaran penghasilan mereka sebagai

berikut:

5

81

3 10

133

28 37

17 7 7 7

1

15

2 7

18

40 48

55

25

59 55

14 7

22

10 9

29

4

ORONGGERISAK

TETE BATU LINGKUNGDAYA

LINGKUNGLAUK

KEMBANGSERI

PEKERJAAN KOMUNITAS BMI

PEKERJAAN PETANI PEKERJAAN BURUH TANI PEKERJAAN PEDAGANG

PEKERJAAN BURUH LEPAS PEKERJAAN IRT PEKERJAAN PETERNAK

PEKERJAAN LAINNYA

67

3

34 48

22

158

85

66 64 54

18

38

6

39 40

63

79

42

19

ORONGGERISAK

TETE BATU LINGKUNGDAYA

LINGKUNGLAUK

KEMBANGSERI

PENGHASILAN KOMUNITAS BMI

PENDAPATAN <300000 PENDAPATAN 300,000-600,000

PENDAPATAN 600,000-1,000,000 PENDAPATAN <1,000,000

Page 10: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

10

B. Kondisi Sumber Daya Alam

1. Potensi Pertanian dan Perkebunan

Desa Tetebatu merupakan daerah di dataran tinggi dengan jenis tanah yang berpasir dan

berwarna hitam keabu-abuan. Adapun pembagian wiayah menurut penggunaannya adalah

sebagai berikut :

Tabel 7.1 Luas wilayah menurut penggunaan

Wilayah Luas

Pemukiman 3.401 ha / m2

Persawahan 386 ha / m2

Perkebunan 280 ha / m2

Kuburan 1,8 ha / m2

Perkarangan 4.021 ha / m2

Taman - ha / m2

Perkantoran 800 ha / m2

Prasarana umum lainnya 6 ha / m2

Total Luas Wilayah 8.095,8 ha / m2

Kepemilikan lahan pertanian dan perkebunan oleh masyarakat asli di Tetebatu sanagat

sedikit karena banyak dikuasai oleh orang dari luar desa seperti Kotaraja, Tuan Guru Bodak (48

Ha), Tuan Guru Sundak dan lainnya. Hal ini berakibat kepada mata pencaharian warga banyak

menjadi buruh tani dan buruh ternak.

Komuditas lokal dan jenis tanaman yang banyak ditanam di lahan pertanian adalah

tembakau, cabe, jagung, padi dan kacang tanah. Untuk cabai warga mulai menanam sekitar

tahun 2013 yang merupakan buah hasil pembelajaran mereka sesama TKI di Malaysia yang

diterapkan di kampung halaman.

Untuk komoditas hasil perkebunan yang banyak adalah pisang, durian, advokad, kopi,

cengkeh dan nangka.

a) Komoditas perkebunan

NO KOMODITAS HASIL PRODUKSI/PENGOLAHAN TANTANGAN

PENGEMBANGAN USAHA

1 Pisang Pisang goring, kripik, pisang sale, kolek,

dodol, kue, molen

Penyakit menceret kerap

menyerang, cepat busuk/rusak,

minimnya tempat pemasaran,

minim skill pengelolaan

2 Alfukat Juice, kosmetik Musiman, pengetahuan

pengelolaan buah alfukat

kurang,cepat busuk

3 Durian Juice, es buah, kolek, bijinya jadi kerepek Tidak yahan lama, musiman,

menceret, terganggu monyet

Page 11: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

11

4 Kelapa Es, santen, minyak, sapu, topat, daunnya

jadi hiasan, sapu lidi, bahan bangunan,

keset, biscuit

5 Bambu Bahan anyaman, rembaungnya jadi sayur,

pohonnya bisa jadi tali

Skill membuat anyaman yang

lebih nerkwalistas minim

6 Pakis Sayuran Musim kemarau yang

menyulitkannya tumbuh dan

berkembang

7 Mangga Rujak, juice Musiman, cepat busuk dan skill

pengelolaannya

8 Manggis Juice, kosmetik, rujak Musiman dan cepat busuk

9 Pepaya Kosmetik, slae, rujak, es, sayuran Kemampuan/skill pengelolaan

minim, cepat busuk

10 Nangka Sayuran, es, Juice, kolek Minimmnya kemampuan

pengelolaan, akses pasar cukup

jauh,

b) Komoditas Pertanian

NO KOMODITAS HASIL PRODUKSI/PENGOLAHAN TANTANGAN

PENGEMBANGAN USAHA

1 Kacang

panjang

Sayuran,

2 Cabe Sambel, saos Biaya banyak, lahan minim,

pengetahuan kurang

3 Tomat Juice, sambal, saos, obat Tidak tahan lama, harganya

relative murah

4 Kol Sayuran, pelengkap tahu isi Kurangnya tata tanam, akses pasar

jauh, pengetahuan pengolahan

selain sayur minim

5 Kecipir Sayuran dan biji jadi snack Minim peminat, kurang pasaran

6 Kangkung Sayuran, pecel, plecing, makanan bebek Kurang lahan tempat tanam

7 Kentang Keripik, sayuran Skill penanaman dan pengolahan

minim

8 Wortel Sayur, obat, Juice Minim pengetahuan tata cara

penanaman, skill pengelohan dan

akses pasar

9 Keladi Kerepek, sayur Dianggap tanaman pelengkap, skill

pengelolaan minim

10 Jepang Sayuran, pengganti nasi, kosmetik Akses pasar untuk kosmetik tidak

tahu, alat produksi tak ada, tidak

ada pelatihan pengelolaan buah

jepang

2. Potensi Peternakan dan budidaya

Untuk potensi ternak di Desa Tetebatu, sebagian besar keluarga beternak sapi. Ternak

sapi ini dianggap sebagai investasi atau sejenis tabungan keluarga. Ternak sapi ini bisa

dikembangkan secara maksimal oleh masyarakat karena dari sisi keamanan sangat

memungkinkan. Didukung dengan ketersediaan pakan ternak sendiri sangat mudah didapat.

Pakan ternak yang dikembangkan jenis rumput gajah. Rumput gajah ditanam dengan

memanfaatkan lahan di sekitar pingir sungai, pematang sawah, pinggir jalan dan kebun.

Page 12: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

12

Sedangkan untuk ternak kecil dikembangkan jenis ayam kampung dan bebek. Adapun jenis

populasi ternak di Desa Tetebatu dapat dilihat seperti tabel di bawah ini:

Tabel 7.2 Jenis populasi ternak

Jenis Ternak Jumlah Pemilik Perkiraan Jumlah

Populasi

Sapi 300 orang 606 ekor

Ayam kampung 250 orang 1.500 ekor

Bebek 20 orang 250 ekor

Ayam potong 15 orang 20.000 ekor

a) Budi Daya Dan Peternakan

NO KOMODITAS HASIL PRODUKSI/PENGOLAHAN TANTANGAN PENGEMBANGAN

USAHA

1 Ayam Lauk, kotorannya jadi pupuk Minim penegtahuan dalam pengelolaan

akibatnya merigi, bau kotoran

dikeluhkan masyarakat

2 Sapi Lauk, pupuk, bio gas, pentol, Bibit unggul kurang, masih menunggu

bantuan pemerintah, tidak sesuai

dengan kondisi cuaca, kotoran yang

dibuang diparit dikeluhkan masyarakat

3 Kambing Lauk, pupuk, bio gas Bibit unggul kurang, masih menunggu

bantuan pemerintah, tidak sesuai

dengan kondisi cuaca, kotoran yang

dibuang diparit dikeluhkan masyarakat

4 Itik Lauk/lalapan, telur Lingkungan kotor akibat kotorannya,

biaya budi daya lebih tinggi dari

penghasilan, peminat makan daging

minim

5 Ikan Lauk/lalapan, Kondisi air yang tidak menetap, skill

budi daya minim, anggapan masih kerja

sampingan, kondisi air yang kotor

akibat kotoran ternak

6 Lele Lauk/lalapan, Kondisi air yang tidak menetap, skill

budi daya minim, anggapan masih kerja

sampingan, kondisi air yang kotor

akibat kotoran ternak

7 Jamur Sate, crispy, sup, sayur Biaya produksi tinggi, skill budi daya

kurang

3. Potensi Wisata

Salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa Tetebatu adalah potensi wisata. Destinasi

wisata Desa Tetebatu merupakan desa yang berbatasan langsung dengan TNGR. Sehingga

potensi ini menjadi incaran wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung di sana.

Page 13: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

13

Potensi wisata yang banyak diincar oleh para wisatawan asing di desa ini antara lain

adalah areal persawahan, areal hutan, air terjun, prosesing kopi tradisional, areal perbukitan dan

masih banyak lagi hal lain yang bisa menjadi objek promosi wisata di Desa Tetebatu.

Dan penunjang wisata yang berkunjung ke Desa Tetabatu, banyak warga sudah mulai

menyiapkan penginapan home stay dan warung tempat mereka makan minum. Akan tetapi satu

hal yang belum ada di desa ini sebagai pelengkap kebutuhan wisatawan yaitu oleh-oleh khas

Tetebatu. Untuk itu pada setiap kesempatan diskusi keinginan ini sering muncul dari kader,

pemuda dan penggiat wisata di desa ini.

C. Kondisi Infrasutruktur

Adapun kondisi infrastruktur yang terutama sekali adalah jalan yang kondisinya sebagian

sangat memperihatinkan apalagi sewaktu hujan besar jalan-jalan yang menghubungkan antar dusun

ke dusun ini akan beralih menjadi sungai dan menghanyautkan banyak sampah, tanah dan batu.

Tabel 8.1 Kondisi Infrastruktur Desa Tetebatu

No Fisik Jumlah Kondisi

1 Gedung Kantor Desa 1 Unit Baik

2 Jalan Kabupaten 1 Km Baik

3 Home stay/hotel 12 Buah Baik

4 Pos Kamling 5 Unit Baik

5 Masjid 5 Buah Baik

6 Mushalla 15 Buah Baik

7 Lapangan Voly 1 Unit Baik

8 Meja Pingpong 1 Unit Baik

9 Puskesmas Pembantu 1 Buah Baik

10 Posyandu 7 Buah Baik

11 Gedung SLTP 1 Buah Baik

12 Gedung SD / Sederajat 5 Buah Baik

13 Gedung TK/PAUD 4 Buah Baik

14 Perpustakaan Desa 1 Buah Baik

15 Mata Air 5 unit Baik

16 MCK Umum 8 Unit Baik

17 jamban keluarga 110 KK Baik

Page 14: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

14

D. Kondisi Sosial Budaya

Berbicara social issue dan budaya yang terkenal di desa ini adalah tingginya angka

pernikahan di bawah umur. Dan yang marak terjadi di sekitar dusun yang langsung berbatasan

dengan TNGR yakni Orong Gerisak, Lingkung Daya dan Kembang Seri. Dusun Kembang Seri

menyumbang angka pernikahan di bawah umur paling tinggi sekaligus penyumbang janda muda

terbanyak. Menurut kajian yang kami lakukan di warga ada beberapa alasan kenapa anak-anak

banyak menikah dan dinikahkan oleh orang tuanya ketika masih belum cukup umur:

1. Adanya ketakutan dicap tidak laku dan menjadi perawan tua;

2. Tidak mampu memenuhi kebutuan sehari-hari;

3. Angka putus sekolah dan tidak melanjutkan sekolah yang cukup tinggi;

4. Orang tua atau salah satu orang tua menjadi TKI sehingga berimbas pada kurangnya perhatian

yang mereka peroleh;

5. Agar tanggung jawab secepat mungkin berpindah pada orang lain;

6. Adanya anggapan ini adalah trend;

7. Faktor suhu pegunungan yang dingin juga bagian menjadi pemicunya.

Di samping tingginya angka pernikahan di bawah umur di Desa Tetebatu, ada juga

beberapa permaslahan sosial yang lain yang banyak timbul di desa ini anatara lain:

1. Tingginya angka perceraian;

2. Tingginya angka putus sekolah;

3. Banyak dijumpai perempuan di desa ini menikah dari 3 sampai 6 kali;

4. Angka perselingkuhan istri para pelaku migrasi cukup banyak;

5. Anak menjadi kepala keluarga;

6. Adanaya persainagan yang tidak sehat antara anak TKI dalam hal kepemilikan HP dan motor.

Berbicara budaya warga Tetebatu masih memegang adat istiadat yang biasa dipakai

terutama dalam hal pernikahan dan penyambutan tamu. Hal ini dibuktikan dengan adanya lembaga

adat yang diberi nama “Sugeng Rauh”, yang mana tokoh adatnya berfungsi untuk menjalankan

segala proses pernikahan seperti besejati, nyelabar, sorong serah aji krama dan lainnya. Untuk

penyambutan tamu tokoh adat juga difungsikan untuk memakaikan tamu baju adat Sasak, diarak

dengan gendang bleq, peresean, menari tarian Sasak dan begibung.

Maka yang menjadi bagian penting dari program ini adalah bagaiamana menjamin

keluarga TKI aman dan sejahtera terutama sekali anak-anak TKI yang ditinggalkan yang jumlah

begitu banyak. Di bawah ini digambarkan jumlah anak Komunitas BMI di Desa Tetebatu:

Page 15: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

15

E. Kehidupan Sosial Perempuan

Melihat perspektif gender di Desa Tetebatu dari kacamata kesetaraan gender, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa :

1) Relasi perempuan dengan laki di level keluarga dan masyarakat

Relasi antara laki dan perempuan hampir tidak memiliki sekat namum sering kali beban kerja

bagi perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, karena selain bekerja di dalam

rumah perempuan juga dituntut untuk bekerja di luar rumah yaitu di sawah dan ladang untuk

membantu pekerjaan suami dan keluarga mereka. Di sektor pertanian misalnya, selain

menyiapkan masakan untuk keluarga perempuan juga dituntut untuk menyiangi dan mengairi

sawah bahkan sampai mengangkut beban berat dari sawah ke rumah. Atau di sektor peternkan

misalnya perempuan harus mengambil rumput di hutan untuk makanan ternak dan dipikul

sendiri.

2) Akses dan partisipasi dalam Pembangunan Desa

Masyarakat Desa Tetebatu lebih cendrung memilih laki-laki dari pada perempuan dalam segala

posisi disebabkan karena faktor geografis Desa Tetebatu yang terhitung jauh dari pusat

kecamatan atau kabupaten, kondisi lahan yang sangat miring, berbatasan langsung dengan hutan

lindung dan TNGR serta perempuan menganggap dirinya tidak begitu penting atau layak

menduduki posisi tersebut. Kondisi tersbut menyebabkan perempuan hanya memiliki peranan di

masyarakat atau di desa pada persoalan domistik, dan sebagian berkiprah dalam pelayanan

681

366

293

511

98

386

211 180

251

172

295

155 113

260

98

ORONGGERISAK

TETE BATU LINGKUNGDAYA

LINGKUNGLAUK

KEMBANGSERI

ANAK DALAM TANGGUNGAN

ANAK DALAM TANGGUNGAN TOTAL ANAK DALAM TANGGUNGAN PR

ANAK DALAM TANGGUNGAN L

Page 16: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

16

Posyandu. Sehingga tidak satupun perempuan yang menjabat pada struktural pemerintahan

desa. Posisi strategis yang bisa di tempati oleh perempuan di desa atau di masyarakat adalah

sebagai pengurus PKK. Kaur Keuangan di kantor desa dan sebagai seksi konsumsi atau

bendahara di setiap kepengurusan.

3) Kebijakan dalam Rumah Tangga

Profesi yang dilakoni warga Desa Tetebatu sangat beragam, ada yang sebagai petani, buruh

tani, peternak, buruh ternak, pelaku wisata dan lain-lain. Dengan keberagaman profesi tersebut

tidak menjadi batasan bagi masyarakat untuk menjalin hubungan antara yang satu dengan yang

lainnya. Tetapi jika ditinjau dalam keluarga misalnya relasi antara laki dan perempuan bagi

masyarakat Desa Tetebatu masih lebih mendominasi laki-laki dari pada perempuan. Misalnya

dalam pengaturan rumah tangga yang cendrung menginisiasi segala sesuatunya adalah para

lelaki.

4) Manfaat

Kecenderungan laki-laki yang lebih banyak terlibat daripada perempuan sangat berdampak

positif terhadap laki-laki, misalnya dalam struktur pemerintahan atau kelembagaan lebih

dominan laki-laki yang menjadi pengurus dibanding dengan perempuan.

F. Pemerintahan dan Kelembagaan Desa

Desa merupakan sebuah wilayah administratif yang berada di bawah tingkat kecamatan,

yang terdiri dari beberapa pemukiman kecil yang disebut dengan dusun, kampung, banjar, maupun

jorong. Menurut PP Nomor 72 tahun 2005 menyatakan bahwa desa merupakan kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah dan memiliki kewenangan untuk mengatur

serta mengurus kepentingan masyarakat setempat yang berdasarkan pada asal usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Seluruh proses pemerintahan desa dikendalikan oleh Pemerintah Desa bersama dengan

BPD, sedangkan di bagian kepemudaan ada lembaga Karang Taruna sebagai wadah aspirasi dan

bakat pemuda. Sedangkan untuk gerakan kaum perempuan ada PKK dan sebagai Kader Posyandu

yang mana jumlah pengurus PKK di Desa Tetebatu sebanyak 34 orang dan Kader Posyandu

sebanyak 30 orang.

Dalam pelaksanaan pelayanan pemerinthana di desa, Kepala Desa dibantu oleh Sekertaris

Desa (Sekdes) dan 6 Kepala Urusan (Kaur) dengan fungsi yang berbeda-beda. Dan ada 5 orang

Kepala Dusun yang membantu Kepala Desa untuk menyelenggarakan tugas kepemimpinannya.

Dalam rangka menjalanakan pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat fungsi

pemerintah dan lembaga desa memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut:

1. Kepala Desa

Page 17: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

17

Kepala Desa merupakan orang yang berkedudukan sebagai kepala pemerintah di desa.

Kedudukan Kepala Desa berada langsung di bawah Bupati dan ia bertanggung jawab kepada

Bupati melalui camat. Fungsi dan tugas dari Kepala Desa adalah memimpin

penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan desa.

Berikut adalah nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Tetebatu:

1. Amaq Masri (1969)

2. Sahnan (1970-1972)

3. Amit (1974-1977)

4. Nyonya Surdini Sueno (1978-1982)

5. Muhammad (Plt 1982-1983)

6. Medal (1984-1992)

7. Subki Mansur(1992-2000)

8. Hizbullah (Plt 2000-2001)

9. Junaidi (2001-2012)

10. Ahmad Ajidi (2012-sekarang)

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

BPD merupakan suatu lembaga tingkat desa yang anggotanya terdiri dari Ketua Rukun

Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama, serta tokoh atau pemuka

masyarakat lainnya. Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk desa yang bersangkutan

yang dipilih dalam musyawarah mufakat dengan masa jabatan dari anggota BPD adalah 6

tahun. Fungsi BPD yaitu menetapkan peraturan desa bersama dengan Kepala Desa dan

menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat.

3. Sekretaris Desa (Sekdes)

Kedudukan dari Sekretaris Desa adalah sebagai unsur staf yang membantu Kepala Desa serta

memimpin sekretariat desa. Adapun tugas utama dari seorang Sekretaris Desa adalah

membantu tugas Kepala Desa dalam melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan yang meliputi

administrasi, kepegawaian, keuangan, umum, perlengkapan, perencanaan, evaluasi, serta

laporan.

4. Kepala Urusan (Kaur)

Kepala urusan berfungsi untuk membantu kerja-kerja Kepala Desa dan sekertaris desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan di desa adapun kepala urusan tersebut antara laian: KAUR

pemerintahan, kaur umum, kaur trantib, kaur pembangunan, kaur keuangan, kaur kesra.

5. Kepala Dusun (Kadus)

Page 18: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

18

Kedudukan Kepala Dusun adalah sebagai unsur kewilayahan yang membantu pelaksanaan

tugas dari Kepala Desa di lingkup kerjanya. Adapun tugas dari Kepala Dusun adalah

membantu Kepala Desa dalam menjalankan kebijakan serta kegiatan di bidang

pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan, serta kemasyarakatan.

Adapun Kepala Dusun saat ini semunya merupkan pejabat sementara, sambil menunggu

aturan yang jelas tentang pengangkatan Kadus, ke-5 orang kadus tersebut ialah:

1. Kadus Tetebatu : Denan

2. Kadus Orong Gerisak : Muhajar

3. Kadus Lingkung Lauk : H. Adnin said

4. Kadus Lingkung Daye : Atharuddin

5. Kadus Kembang Seri : Aq Rendi

6. Lembaga Kemasyarakatan Desa

Selain Pemerintah Desa dan BPD, ada satu lagi lembaga yang juga berperan penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa. Lembaga tersebut adalah lembaga kemasyarakatan.

Lembaga non-pemerintah ini dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan. Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai pendukung Pemerintah Desa.

Tugasnya adalah membantu Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan desa.

7. Karang Taruna

Karang Taruna merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan jiwa

mudanya. Karang Taruna di Desa Tetebatu bernama Karang Taruna XXXXX.

8. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu)

Posyandu dibedakan menjadi dua yaitu Posyandu Balita dan Posyandu Lansia. Kegiatannya

meliputi penimbangan rutin bagi balita dan lansia, pemberian makanan tambahan bagi balita

dan lansia, penyuluhan kesehatan bagi balita dan lansia.

9. Tim Penggerak PKK

Tim Penggerak PKK Desa mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan

mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga seperti menggali,

menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Untuk menunjang kerja-kerja team penggerak PKK di Desa Tetebatu terdapat 34 pengurus

dan anggota ikut tergabung di organisasi ini. Adapun komposisi pengurus intinya yaitu:

Ketua : Hatmawini

Page 19: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

19

Wakil : Baitul Izza

Sekretaris : Nurhayati

Bendahara : Tutik Mariati

10. RT dan RW

Kepala Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) mempunyai tugas membantu

Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. RT dan RW dalam

melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:

Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;

Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;

Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi

dan swadaya murni masyarakat;

Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.

Page 20: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

20

BAB IV

SEJARAH MIGRASI

A. Peletak Sejarah Migrasi

Migrasi di Tetebatu berawal sekitar tahun 1980-an, adapun orang yang pertama kali

bermigrasi di desa ini adalah Amaq Mulyasih yang berangkat sekitar pada tahun 1982. Kemudian

setelah itu ia menjadi perekrut TKI di desanya. Salah satu TKI yang direkrut adalah Amaq

Karyawanto dari Dusun Lingkung Daye, dia berangkat sebagai tenaga kerja pada saat itu

menggunkan jalur undocuments (Illegal). Dia berangkat melalui jalur laut dengan rute Lembar

menuju Surabaya, dari Surabaya menuju Bengkalis dengan estimasi biaya Rp.150,000,-. Biaya

tersebut diperoleh dengan cara berhutang di tetangga. Di Bengaklis Amaq Karyawanto ditampung

selama 20 hari, kemudian dia diselundupkan ke Malaysia Barat dan bekerja di sektor perkebunan

kelapa sawit.

Setelah masyarakat menegetahui bahwa bekerja di Malaysia cukup menjanjikan baik lewat

warga yang sudah pergi dan bujuk rayu tekong yang sudah mulai bergantayangan pada tahun 1990-

an, akhirnya wargapun banyak yang berbondong-bondong berangkat ke Malaysia baik yang

menggunakan jalur perseorangan, jalur illegal maupun jalur tekong/PJTKI.

Dari hasil pendataan yang dilakukan ADBMI & Friends di Desa Tetebatu, bisa dilihat pada

chart di bawah ini.

Sumber : Pendataan TKI ADBMI Tahun 2016

Dengan

B. Time Line Migrasi

Kemudian untuk beberapa TKI dan prosesnya kami gambarkan melalui table berikut ini

173

104 101

59

125

165

103 94

54

116

8 1 7 5 9

ORONGGERISAK

TETE BATU LINGKUNGDAYA

LINGKUNGLAUK

KEMBANGSERI

JUMLAH TKI

TKI T TKI L TKI P

Page 21: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

21

No Nama Tahun Negara tujuan Hasil Jalur Proses

1 Aq Mulyasih 1982 Malaysia Gagal laut undocument

2 Aq Karyanto 1983-

1987

Malaysia Gagal Laut Undocument

3 Muliah 1987 Malaysia Buat rumah, beli helr,

usaha tembakau

Laut Undocument

4 Ruhul qudus 1993 Malaysia Gagal Laut Undocument

5 Sumaedi 1994 Malaysia Gagal Laut Undocument

6 Taprudin 2000 Malaysia Buat rumah, bayar

hutang, kembalikan

sawah

pesawat berdocument

7 Nasrudin 1995-

2016

Malaysia Gagal Pesawat Document +

undocument

8 Sakiyah

(tkw)

2006 Saudi Arabia Buat rumah dan naik haji Pesawat Document

9 Irsan (TKW) 2008-

2016

Saudi Arabia Buat rumah & beli sawah Pesawat Document

10 Harianti

(TKW)

2015 Malaysia Bayar hutang pesawat Document

C. Faktor Penyebab Bermigrasi

Faktor warga bermigrasi ke luar negeri, cukup dikatakan seragam yaitu faktor ekonomi

yang tak mendukung di daerah sendiri, akan tetapi ada beberpa faktor lain juga yang kemudian

membuat warga bermigrasi dari periode perdana ke periode selanjutnya antara lain:

1. Mencari penghasilan yang cukup besar;

2. Perceraian (single parent);

3. Mencari modal usaha;

4. Ingin membuat rumah;

5. Terlilit hutang;

6. Ingin menyekolahkan anak;

7. Kepemilikan lahan pertanian yang semakin berkurang dan lebih banyak dikuasai oleh orang

dari luar desa sehingga menuntut mereka menjadi buruh di desa sendiri;

8. Cerita-cerita keberhasilan keluarga, tetangga, sahabat bahkan bujuk rayu tekong;

9. Faktor tidak lulus kuliah dan sekolah;

10. Malaysia saat itu menjadi primadona tujuan migrasi dan tidak ada informasi tentang negara lain

tujuan migrasi.

Page 22: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

22

11. Gagal panen/hasil pertanian tidak menjanjikan terutama tanaman pertanian.

D. Biaya Migrasi

Bermigrasi ke luar negeri tidak terlepas dari biaya keberangkatan dan persiapan, dilihat dari

periode yang satu k periode yang lainnya tentunya bebeda-beda, dari beberapa warga desa Tetebatu

yang kami jumpai bahwasanya biaya bermigrasi pada periode perdana pada tahun 1980-an berkisar

pada angka Rp.100.0000 sampai dengan Rp.150.000. Dan dengan rute migrasi melalui jalur darat

dan laut. Berbeda dengan pada tahun 1990-an mencapai Rp.200.000 ketika menggunakan jalur laut

dan berkisar Rp.2.000.000 sampai dengan Rp.2.500.000 dengan menggunakan pesawat terbang.

Pada periode berikutnya kisarana tahun 2000-an biaya migrasi semakin mahal, kalau menggunakan

pesawat terbang biaya bermigrasi menyasar pada angka Rp.3.000.000 sampai dengan Rp.3.500.000,

sedangkan untuk jalur darat dan lautan berkisar pada angka Rp.1.000.000.

Sedangakan sumbernya pembiayaan bermigrasi dari masa ke masa relative masih sama

yaitu dengan menjual/menggadai asset yang dimiliki seperti menjual sapi, menggadai sawah,

berhutang terkadang juga ada yang minjam sama keluarga ataupun tetangga. Akan tetapi ketika

meminjam harus mengembalikan dalam jumlah yang lebih. Akibatnya remittance yang dikirim ke

keluarga habis dipakai untuk membayar hutang dan sepulangnya tidak menjumapai sedikitpun hasil

yang diperoleh dari ber-TKI.

E. Proses dan Jalur Migrasi

Proses yang banyak dipakai oleh warga bermigrasi dari periode ke periode antara lain:

perseorangan, illegal (gelap), melancong dan jalur resmi melalui PPTKIS. Tetapi pada periode

perdana banayak di anatara warga yang memilih jalur gelap/undocuments, tidak memikirkan resiko

karena masih pada saat itu tidak terlalu ketat dan juga masih belum bergentayangannya tekong-

tekong ke pelosok desa.

Adapun jalur yang dipakai warga bermigrasi pada periode perdana adalah dengan

menggunakan jalur darat dan laut sehingga membutuhkan beberapa hari sampai 1 minggu di tengah

laut. Lalu kemudian pada periode 1990-an para TKI sudah ada yang menggunakan pesawat. Rute

yang ditempuh mana kala TKI bermigrasi dengan menggunakan jalur laut yaitu: Tetebatu-Lembar-

Tanjung Periuk, Jakarta-Malaysia Barat. Ada juga jalur yang lain: Tetebatu-Lembar-Padang Bae-

Jember-Jakarta Utara-Tanjung Pinang.

F. Perubahan Pasca Migrasi

Migrasi ke luar negeri ternyata banyak menimbulkan perubahan di tengah masyarakat ketika

para pahlawan devisa itu balik dari negeri jiran, perubahan-perubahan tersebut bisa saja bertahan

Page 23: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

23

dalam waktu yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang. Di antara perubahan yang

dibawa oleh pahlawan devisa tersebut yaitu perubahan gaya penampilan berpakaian, bahasa, dan

arsitektur rumah. Ada juga perubahan cara tanam dan variasi tanaman seperti sudah mulainya para

mantan pahlawan devisa ini menanam cabai yang konon katanya mereka diajarkan para TKI dari

kawasan timur seperti Suralaga, Wanasaba dan Pringgabaya. Perubahan prilaku, dari yang sering

masuk hutan dan melakukan perusakan, sekarang tidak lagi mereka dilakukan. Ada juga kepemilikan

motor yang hampir setiap rumah di kawasan ini punya 1 sampai dengan 3 motor, dari yang gagap

teknologi sekarang sudah mulai memanfaatkan teknologi. Bukan saja HP akan tetapi komputer juga

dan sudah bisa mengakses internet. Rata-rata mereka semua aktif di jejaring sosial seperti Facebook.

G. Ukuran Kesuksesan Migrasi

Indikator kesuksesan warga dalam bermigrasi tergolong masih klasik artinya masih tidak

jauh beda dengan indikator kesuksesan pada awal-awal bermigrasi. Beberapa indikator kesuksesan

yang kami bisa rangkum dari kunjungan warga dan diskusi komunitas antara lain:

1. Dapat membangun rumah;

2. Bisa membeli dan mengganti motor bahkan ada yang sudah membeli mobil;

3. Mampu membeli dan gonta ganti HP canggih;

4. Dapat menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi;

5. Dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari;

6. Sebagian kecil sudah bisa membuka usaha berinvestasi (investasi ternak, tanah dll);

7. Dapat melunasi hutang;

8. Menyewa lahan pertanian;

9. Mencari modal untuk menikah (bagi yang muda).

H. Pandangan Umum Masyarakat Terhadap Buruh Migran Perempuan (TKW)

Pandangan umum masyarakat terhadap buruh migran perempuan atau Tenaga Kerja Wanita

(TKW). Dari data jumlah TKI/TKW yang dirilis di atas sangat jelas sekali jumlah TKW hanya 30

dan buruh migran laki-laki sebanyak 532 orang dari jumlah keseluruhan 562 orang TKI di Desa

Tetebatu. Ternyata hal ini sangat dipengaruhi oleh cara pandang masyarakat kepada perempuan

bahwa:

a) Perempuan kurang baik apabila bepergian sendiri apalagi jauh walaupun itu untuk mencari

nafkah, karena perempuan adalah tulang rusuk bukan tulang punggung.

b) Perempuan masih dianggap sebelah mata oleh warga ketika melihat dan mengetahui adanya

TKI Perempuan, karena image yang berkembang ketika mereka di negeri tujuan paling jual

diri atau diistilahkan bisok botol yang artinya mencuci botol. Sehingga warga tidak

memberikan izin terhadap perempaun yang ingin bermigrasi.

Page 24: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

24

c) Perempuan cenderung berpotensi mendapatkan kekerasan sehingga warga khawatir kalau

terjadi yang tidak diinginkan pada keluarga perempuannya yang menjadi buruh migran.

Page 25: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

25

BAB V

KEMISKINAN

Kemiskinan merupakan masalah yang muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak

mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup

tertentu. Kemiskinan hampir melanda setiap desa yang ada di Lombok Timur baik yang di daerah subur

yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya maupun daerah yang kering dan tidak banyak potensi

sumber daya alamnya. Demikian juga yang terjadi di daerah kaki Gunung Rinjani yakni Desa Tetebatu

yang melimpah ruah akan potensi sumber daya alamnya. Akan tetapi cukup banyak waraganya yang

juga memilih menjadi TKI ke luar negeri untuk menyambung hidup diri dan keluarganya. Untuk itu

target program ini adalah mereka yang tergolong miskin dari keluarga TKI dengan berbagai indikator

kemiskinan yang telah disepakati dalam lokakarya dan dihimpun dari diskusi komunitas I dan II yang

diadakan oleh Konsorsium ADBMI & Friends.

Berbicara indikator kemiskinan di setiap lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah ada

saja perbedaan. Berikut ini akan dipaparkan indikator kemiskinan menurut beberapa lembaga dan

perbandingannya menurut masyarakat sendiri yang diambil dari hasil diskusi-diskusi dan lokakarya

yang dilakukan dalam rangka menentukan penerima manfaat dari kalangan komunitas buruh migran.

Indikator utama kemiskinan menurut BAPPENAS dapat dilihat dari:

1) kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang tidak layak

2) terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif

3) kuranya kemampuan membaca dan menulis

4) kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup

5) kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi

6) ketakberdayaan atau daya tawar yang rendah

7) akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.

Menurut Bank Dunia indikator kemiskinan yaitu:

1) kepemilikan tanah dan modal yang terbatas

2) terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pembangunan yang biaskota

3) perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat

4) perbedaan sumber daya manusia dan sektor ekonomi

5) rendahnya produktivitas

6) budaya hidup yang jelek

7) tata pemerintahan yang buruk

8) dan pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan

Page 26: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

26

BPS mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum

kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Dari sisi makanan, BPS

menggunakan indikator yang direkomendasikan oleh Widyakara Pangan dan Gizi tahun 1998 yaitu

kebutuhan gizi 2.100 kalori per orang per hari, sedangkan dari sisi kebutuhan non-makanan tidak hanya

terbatas pada sandang dan papan melainkan termasuk pendidikan dan kesehatan. Model ini pada intinya

membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan suatu garis kemiskinan (GK), yaitu jumlah rupiah

untuk konsumsi per orang per bulan. Sedangkan data yang digunakan adalah data makro hasil Survei

Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas).

Dalam kehidupan masyarakat yang tergolong penduduk miskin berdasarkan kemampuannya

memenuhi kebutuhan hidupnya, menurut Badan Pusat Statistik:

1) Penduduk dikatakan sangat miskin apabila kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya

mencapai 900/kalori/orang/hari ditambah kebutuhan dasar atau setara dengan Rp.

120.000/orang/hari.

2) Penduduk dikatakan miskin apabila kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai

antara 1900/2100 kalori/orang/hari ditambah kebutuhan dasar atau setara dengan Rp. 120.000-Rp.

150.000/orang/bulan. Penduduk dikatakan mendekati miskin apabila kemampuan memenuhi

konsumsi makanan hanya mencapai 2100/23000 kalori/orang/hari dan kebutuhan dasar atau setara

dengan Rp. 150.000-Rp. 175.000/orang/bulan.

Menurut versi masyarakat, dari hasil diskusi komunitas dan lokakarya desa, kemiskinan itu adalah

sebagai berikut:

1) Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah dinding pakai bamboo/kayu

2) Tidak memiliki fasilitas tempat pembuangan air besar/WC

3) Luas lantai tempat tinggal 8 m2

4) Sumber penerangan tidak menggunakan listrik

5) Sumber mata air minum dari sumur/mata air tidak terlindungi/air terjun

6) Memasak menggunakan kayu arang/minyak tanah

7) Konsumsi daging/susu 1 x seminggu

8) Memiliki 1 stel pakain baru dalam setahun

9) Makan satu/dua kali sehari

10) Tidak sanggup berobat ke puskesmas/klinik

11) Sumber pengahsilannya dari bertani dengan luas lahan 0,5 Ha, buruh tani, buruh ternak, buruh

bangunan, buruh perkebunan dan pengahasilannya di bawah Rp.600.000 perbulan

12) Pendidikan KK tidak tamat SD/tidak sekolah/hanya sampai SD

13) tidak memilik tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.500.000 seperti sepeda motor,

emas, ternak, dll.

Page 27: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

27

Page 28: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

28

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Jika dilihat berdasarkan analisa SWOT, data dan fakta yang tersaji pada bab–bab sebelumnya dapat

ditarik kesimpulan seperti tabel di bawah ini :

No Strengths

(Kekuatan) Weaknesses

(Kelemahan) Opportunity

(Peluang) Threats

(Ancaman)

1 Kemiskinan

a. Terdapat obyek

wisata dan

ekowisata

sebagai sumber

pendapatan

b. Adanya program

pemberdayaan

dan

pendampingan

dari NGO.

c. Terdapat home

stay dan

penginapan

d. Adanya kader-

kader muda desa

penggerak

masyarakat untuk

lebih berbedaya

a. Management

pengelolaan

remittance yang

masih rendah.

b. Minimnya

pemberdayaan

masyarakat di

level desa.

c. Kurangya inisiasi

dari masyarakat

setempat.

d. Adanya trauma

masyarkat

berkelompok dan

trauma menabung

a. Peningkatan

kapasitas

masyarkat.

b. Melakukan

pemberdayaan

masyarakat

sesuai yang diatur

dalam undang-

undang desa.

c. Munculnya wira

usaha baru.

d. Membangun

konsep

ekowisata.

a. Semakin

tingginya

tingkat

persaingan

hidup.

2 Konservasi

a. Memiliki potensi

sumber daya

alam yang cukup,

seperti hasil

hutan bukan kayu

(HHBK).

b. Desa memilki

Masyarakat Mitra

Polhut yang

membentu kerja-

kerja

perlindungan

hutan

c. Ada kelompok

penyangga hutan

yang membantu

menjaga dan

mengelola hutan

a. Sumber daya

manusia yang

masih rendah.

b. Komuditas yang

boleh

dikembangkan

kelompok

penyangga hutan

dibatasi

a. Reboisasi dan

konservasi

kawasan hutan.

b. Masyarakat

diberikan

mengelola tanah

hutan

a. Terjadinya

kekeringan dan

merosotnya

debit air.

3 Migrant

a. Jumlah warga

yang bermigrasi

cukup banyak .

b. Adanya

a. Tidak ada

pekerjaan

alternatif.

b. Tidak adanya

a. Peningkatan

kapasitas

masyarakat TKI.

a. Terjadinya

pengangguran

menyebabkan

migrasi daur

Page 29: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

29

remitence social

dari sebagian TKI

yang memiliki

pengetahuan dan

keterampilan

yang memadai.

c. Penerima

manfaat terdata

by name by

address

pembinaan. ulang yang

terencana

b. Tuntutan

ekonomi rumah

tangga yang

terus

bertambah.

c. Persaingan

hidup

komunitas BMI

meningkat

d. Terbatasnya

penerima

manfaat

4 Gender

a. Jumlah penduduk

perempuan lebih

banyak daripada

laki-laki.

b. Terbangunnya

partisipatif

perempuan dan

laki-laki dalam

pembangunan.

c. Penerima

manfaat dari

komunitas TKI

lebih banyak

perempuan

a. Terbatasnya ide

perempuan

diterima dan di

aplikasikan

ketika dilibatkan

dalam

pembangunan

desa

b. Kurangnya

keterlibatan

perempuan secara

penuh.

c. Tufoksi

perempuan masih

dalam ranah

domistik.

a. Terbukanya

ruang dalam

menyatakan

pendapat.

b. Peran perempuan

lebih banyak

daripada laki-laki

dalam

pembangunan

desa, seperti

dalam

pelaksanaan

sensus penduuk,

pelayanan

kesehatan

(posyandu) yang

mayoritas

pengerjaanya

adalah

perempuan.

a. Terbatasnya

peran

perempuan

dalam

pengambilan

keputusan.

b. Rendahnya

minat

perempuan

dalam

pembangunan.

B. Rekomendasi

Untuk menurunkan tingkat kemiskinan kepada komunitas TKI demi tercapainya masyarakat yang

sejahtera dan peduli lingkungan, maka perlu dilaksanakan bebarapa hal sebagai rekomendasi tindak

lanjut di antaranya:

1 Kemiskinan

a. Perlu adanya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa secara terus menerus.

b. Pembentukan kelompok belajar dan kelompok usaha sebagai sentra ekonomi

masyarakat.

c. Dibentuknya BUMDesa beserta pengurusnya.

Page 30: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

30

2 Konservasi

a. Diperlukan adanya awik-awik atau aturan yang mengatur tentang pelestarian lingkungan

atau kawasan hutan.

b. Meningkatkan kerjasama dengan dinas instansi terkait atau dengan pihak lain untuk

melakukan pelestarian lingkungan atau kawasan hutan.

c. Penting untuk mengelompokkan masyarakat yang mengelola kawasan hutan dengan

skema yang sesuai dengan peraturan Pemerintah dengan tujuan agar masyarakat yang

mengelola kawasan ikut aktif untuk berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan

kawasan hutan (eks & keluarga BMI).

3 Migrant

a. Pemerintah Desa harus pro aktif melakukan perlindungan terhadap buruh migrant

dengan memilki bagian khusus yang menangani issu buruh migrant dalam struktur

Pemerintah Desa.

b. Dieperlukan lembaga sosial desa sebagai bentuk perlindungan dan pemberdayaan

terhadap buruh migrant asal desa.

c. Diperlukan peraturan desa yang mengatur tentang perlindungan dan pemeberdayaan

buruh migrant di desa Tetebatu

4 Gender

a. Meningkatkan peran perempuan dalam semua aspek pembangunan.

b. Pemerintah Desa harus respek terhadap Program-program perlindungan dan

pemberdayaan perempuan dengan penganggaran di desa atau membangun skema kerja

sama dengan multi pihak.

c. Harus ada solusi pengurangan issu-issu sosial yang menimpa kaum perempuan .

Page 31: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI … file1 program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat miskin yang menjadi buruh migrant di 12 desa lingkar hutan taman nasional rinjani di

31

BAB VII

PENUTUP

Demikian dokumen Analisa Sosial di Desa Tetebatu Kecamatan Sikur ini disusun dengan

harapan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tidak lupa disampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah berkontribusi terhadap tersusunnya dokumen ini.

Selanjutnya kritik saran dan masukan sangat diharapkan dari semua pihak agar dokumen ini

lebih sempurna karena sangat disadari bahwa dokumen kajian ini masih jauh dari sempurna.

=================================Terima Kasih===============================