Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

download Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

of 24

Transcript of Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    1/61

    PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

    PADA PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH

    DESA CICANTAYAN CISAAT

    SUKABUMI

    SkripsiDiajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

    Oleh:

    ABDUL BASIT

    NIM. 103 053 028 732

    Pembimbing

    Dr. Sihabudin Noor, MA

    NIP. 150 281 998

    JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

    FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2009

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    2/61

    ABSTRAK

    Nama : Abdul Basit

    NIM : 103053028732

    Skripsi ini berjudul “Program Pemberdayaan Ekonomi pada Pondok

    Pesantren As-Salafiyah Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi” dibawah

    bimbingan Dr. Sihabuddin Noor, MA.

    Pesantren adalah merupakan tempat mencetak umat yang beriman dan

    bertaqwa, tempat menuntut dan memperdalam ilmu agama, beribadah, umat yang

    beragama dan sholeh dalam kehidupan masyarakat, menjadi umat yang bertaqwa

    dan berteguh, memiliki pesantren bukan hanya yang terlihat bangunannya saja

    tanpa berdampak bagi umat.

    Agar kebersamaan dalam perjuangan bisa termanifestasi, persamaanpersepsi perjuangan dan strategi merupakan suatu yang harus dikerjakan.Pesantren merupakan salah satu sarana yang paling tepat untuk melakukan hal itu,

    karena pesantren memiliki kedudukan yang paling dalam masalah ini, yaknisarana mencetak umat beragama shaleh dalam kehidupan masyarakat.

    Pondok Pesantren As-Salafiyyah adalah salah satu pondok pesantren yangberada di daerah Sukabumi merupakan wujud nyata dari perbedaan jaman serta

    kebutuhan akan beragama yang baik hadir di tengah-tengah masyarakat yangberkomunitas sebagai petani.

    Pendirian pondok pesantren As-Salafiyyah, menjawab keluhan masyarakatakan minimnya lapangan kerja yang berada di daerah tersebut. Karena dengan

    adanya pondok pesantren As-Salafiyyah ini, masyarakat yang minim akan

    pengalaman bekerja dan tidak mempunyai riwayat hidup mampu memiliki

    penghasilan tetap dengan bekerja di pondok pesantren ini dengan lapangan usaha

    yang telah disediakan oleh pimpinan pondok pesantren As-Salafiyyah ini yaitu

    KH. Ahmad Makki.

    Dengan penempatan pondok pesantren pada pusat aktivitas ini diharapkan

    dapat membantu masyarakat sekitar yang berkekurangan, khususnya para janda-

     janda miskin dan para pengangguran yang tidak mempunyai pekerjaan tetap agar

    mempunyai penghasilan dan memiliki kegiatan tetap dikarenakan bekerja di

    pondok pesantren As-Salafiyyah ini.

    Keunikan pondok pesantren As-Salafiyyah dalam program pemberdayaanekonomi masyarakat sekitar yang kurang mampu adalah program percetakan kitab

    kuning, pembudidayaan ikan hias, dan program santunan rutin untuk masyarakatsekitar, banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar pondok pesantren

    ini.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    3/61

    SURAT PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. 

    Skripsi ini merupakan hasil karya Saya yang diajukan untuk memenuhi salahsatu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.2.  Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.3.  Jika kemudian hari terbukti karya Saya merupakan jiplakan dari hasil karya

    orang lain, maka Saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 26 Februari 2009

    Abdul Basit

     \

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    4/61

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kepada Allah Swt, atas segala nikmat dan rahmat

    yang telah dianugerahkan-Nya hingga skripsi ini dapat Penulis selesaikan sebagai

    salah satu syarat untuk mencapai Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos I).

    Salawat berserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi

    Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu

    setia kepadanya. Karena beliaulah yang telah membawa ummat dari jaman

    Jahiliyah menuju jaman Islamiyah.

    Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itulah

    Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1.  Dr. Murodi MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

    2.  Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku

    Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah yang telah banyak

    memberikan kemudahan dan nasehat yang berharga.

    3.  Dr. Sihabuddin Noor, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi Penulis yang

    tiada hentinya memberikan bimbingan serta dukungan sehingga

    terselesaikannya skripsi ini.

    4.  Seluruh staf Perpusatakan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

    Komunikasi yang telah memberikan fasilitas referensi.

    5.  Seluruh ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren as-Salafiyah terutama pada

    Pimpinan PonPes KH. Ahmad Makki yang telah memberikan izin serta

    waktunya.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    5/61

    6.  Kedua orangtua Penulis, Bapak Sopandi dan Ibu Dedeh yang telah

    memberikan doa serta dukungan penuh pada Penulis.

    7.  Teman special H. Samsir Alamsyah S.Sos.I, yang telah banyak membantu

    Penulis.

    8.  Teman sekelas Penulis, Minang Firmansyah, S.Sos.I, Abdul Rahmatsyah,

    S.Sos.I, Topik, Linda, Umi, S.Sos.I, Putri S.Sos.I, M. Yusuf S.Sos.I, serta

    Alm. M. Sidup dan juga semua teman seangkatan Penulis 2003 di Jurusan

    Manajemen Dakwah.

    Penulis hanya bisa berdoa semoga kebaikan yang telah mereka berikan

    mendapat imbalan yang setimpal dari Allah Swt. Akhirnya Penulis hanya bisa

    berharap mudah-mudahan karya tulis ini menambah khazanah intelektual

    pembaca. Amin.

    Jakarta, 26 Februari 2009

    Penulis

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    6/61

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK................................................................................................... i

    SURAT PERNYATAAN ............................................................................ ii

    KATA PENGANTAR................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

    B. Batasan dan Perumusan Masalah....... ...................................... 7C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................. ............... 8

    D. Metodologi Penelitian............................................................. 9

    E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 12

    F. Sistematika Penulisan.............................................................. 13

    BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................ 15

    A. Program................................................................................. 15

    1. Pengertian Program............................................................ 152. Macam-macam Program.................................................... 15

    3. Tujuan Program ................................................................. 16B. Pemberdayaan........................................................................ 17

    1. Pengertian Pemberdayaan .................................................. 172. Tahap-tahap Pemberdayaan ............................................... 20

    3. Proses Pemberdayaan.......................................... ............... 21

    C. Ekonomi ................................................................................ 22

    1. Pengertian Ekonomi........................................................... 22

    2. Peran Ekonomi .................................................................. 23

    D. Pondok Pesantren................................................................... 25

    1. Pengertian Pondok Pesantren ............................................. 25

    2. Komponen-komponen Pondok Pesantren........................... 27

    3. Tipe-tipe Pondok Pesantren............................................... . 29

    BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH

    CISAAT SUKABUMI ............................................................... 32

    A. Sejarah Berdirinya .................................................................. 32

    B. Visi dan Misi........................................................................... 34

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    7/61

    C. Letak Geografis....................................................................... 35

    D. Struktur Organisasi ................................................................. 36

    E. Aktivitas.................................................................................. 38

    BAB IV ANALISIS PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

    PADA PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH ................. 40

    A. Analisa Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren

    as-Salafiyah ........................................................................... 401. Program Percetakan ........................................................... 42

    2. Program Kolam Ikan.......................................................... 47

    3. Program Tahunan............................................................... 48

    B. Faktor Penghambat dan Pendukung........... ....................... ...... 49

    1. Faktor Penghambat ............................................................ 49

    2. Faktor Pendukung.............................................................. 50

    BAB V PENUTUP.................................................................................. 51

    A. Kesimpulan............................................................................. 51

    B. Saran-saran ............................................................................. 52

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 53

    LAMPIRAN................................................................................................ 55

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    8/61

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang Masalah

    Secara umum dapat dilihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat Indonesia

    sedang dihadapkan pada berbagai macam persoalan yang berantai. Seolah tidak

    diketahui pangkal dan kapan akan berkunjung, salah satu dari sekian banyak

    persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah kemiskinan.

    Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 ditandai dengan

    menurunnya nilai tukar rupiah, berkurangnya pendapatan dalam negeri, turunnya

    minat investasi, pengangguran yang semakin besar akibat pekerja yang di PHK

    dan angkatan kerja baru yang tidak terserap, lonjakan jumlah penduduk miskin

    mencapai 79,4 juta jiwa dan secara makro pembangunan merosot dengan laju

    pertumbuhan 13,68% dan laju inflasi 77,68%.1 

    Menurut para pemikir penyebab krisis yang terjadi di Indonesia

    merupakan kesalahan pemerintah dalam menetapkan mengambil kebijakan-

    kebijakan. Hal ini disebabkan;  Pertama, kebijakan ekonomi yang mengejar

    pertumbuhan dengan menciptakan "penghela ekonomi",  yaitu sekelompok elit

    yang mendapat berbagai fasilitas dan privilese untuk tumbuh meraksasa.2 

    Para pengusaha inilah yang diharapkan akan memperbesar pertumbuhan

    ekonomi yang kemudian dibagikan kepada masyarakat melalui mekanisme tricle

    1  Bambang Ismawan, Pemberdayaan Masyarakat yang Berkesinambungan,  (Jakarta :

    Diktat Pelatihan Yayasan Bina Swadaya), h. 12  Ibid., h. 2

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    9/61

    down effect. Kebijakan ini sendiri juga telah diterapkan oleh beberapa Negara lain.

    Pada Negara-negara tersebut fasilitas dan privelese diberikan dalam jangka waktu

    tertentu dan kemudian sebagai konpensasi atas segala yang telah diterima para

    penghela ekonomi tersebut akan dikenai pajak progresif. Pajak progresif ini

    kemudian digunakan untuk mendukung sektor ekonomi menengah dan kecil.

    Tetapi hal serupa tidak terjadi di Indonesia, di Indonesia para penghela ekonomi

    terus mendapatkan berbagai fasilitas dan privelese tanpa batas bahkan sektor

    ekonomi menengah dan kecil disubordinasikan oleh mereka. Secara keseluruhan

    struktur ekonomi yang terbentuk menjadi rapuh karena fundamen (dasar) ekonomi

    tidak tersebar luas akan tetapi sangat terbatas pada sekelompok elit yang sangat

    tergantung pada berbagai fasilitas.

    Kedua, terjadinya perubahan basis ekonomi pada pertengahan tahun 80-an.

    Pada periode ini basis pertumbuhan ekonomi berpindah dari pertanian kepada

    broad-based industry dan hi-tech industry.  Pada kenyataannya kedua jenis

    industri ini lebih menekankan pengembangan industri-industri berbasis inpor ( foo

    loose industry) yang bersumber dari relokasi industri atau perluasan pasar industri

    negara lain.

    Hasil akhir dari perubahan basis ini adalah diabaikannya sector pertanian

    sehingga swasembada pangan yang pernah dicapai menjadi hancur, petani

    menjadi tumbal dalam proses industrialisasi, dan rapuhnya sector industri karena

    tidak terjadi proses deepening.3 

    3  Ibid. h. 2

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    10/61

    Selain itu kemiskinan biasanya terjadi karena individu tidak mampu

    memberdayakan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai kesejahteraan

    dalam kehidupannya secara mandiri.

    Proses pemberdayaan pada intinya adalah ditujukan guna membantu klien

    yang memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan

    yang akan dilakukan yang terkait dengan kemapuan diri mereka, termasuk

    mengurangi efek hambatan pribadi dan social dalam melakukan kegiatan. Hal ini

    dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

    menggunakan daya yang masyarakat miliki antara lain, melalui daya dari

    lingkungannya sendiri.4 

    Kemiskinan yang diderita oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas

    muslim tidak hanya masalah kecerdasan, tetapi juga masalah keahlian hidup,

    karena keahlian dapat membuat masyarakat atau orang menjadi survive  dalam

    menjalani hidup dan mencapai apa yang mereka inginkan, begitu juga sebaliknya,

    tanpa keahlian hidup mereka tidak akan mendapatkan peluang untuk

    memenangkan kompetisi hidup yang semakin keras.5 

    Dengan demikian dapat dipahami bahwa kemiskinan lebih cenderung

    diakibatkan karena individu atau masyarakat tidak mampu memberdayakan

    potensi yang dimiliki secara maksimal, pada hakekatnya kemiskinannya tidak

    sendirinya menimbulkan keresahan, tetapi ia akan meresahkan apabila secara

    kontras berhadapan langsung dengan kemewahan. Para ilmuan social menyebut

    4  Isbandi Rukmiyanto, Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

    Komunitas Pengantar Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 2001),

    h. 325  Nanih Mahendrawati dan Agus Ahmad Syafe’i, Pengembangan Masyarakat Islam,

    (Bandung : Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, h. 66.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    11/61

    situasi tersebut sebagai "deprivation", deprivasi selalu menimbulkan keresahan

    social atau social unres yang pada gilirannya akan menimbulkan disintegrasi

    social.6 

    Dalam ajaran Islam ada dua tata hubungan yang harus dipelihara oleh

    umatnya yaitu hablum minalllah dan hablum minannaas, hubungan tersebut

    dilambangkan dengan tali, karena ia menunjukan ikatan atau hubungan antara

    manusia dengan Tuhan dan antara manusia dengan masyarakat di sekitar

    lingkungannya termasuk dirinya sendiri. Islam agama yang diturunkan Allah

    SWT guna membawa misi untuk menjadi rahmat bagi sekalian makhluk terutama

    manusia, yang memberikan pelajaran berharga dari setiap firman-firman-Nya.

    Salah satu diantaranya adalah apa yang termaktub pada Al-Qur'an surat Al-

    Baqarah ayat 177 yang berbunyi :

    Artinya : "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu

    suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada

     Allah SWT, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, danmemberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang

    miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-

    minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shala,t dan menunaikan

     zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang

    6  Jalaluddin Rahmat,  Islam Aktual, Refleksi Sosial Seseorang Cendikiawan Muslim, 

    (Bandung : Mizan, 1999), Cet. Ke-2, h. 232-233

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    12/61

     yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah

    orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."

    (Q.S. Al-Baqarah: 177).

    Firman di atas menggambarkan bahwa Agama Islam sebagai agama yang

    memuat dan mengandung ajaran yang bersifat universal, dalam ayat tersebut

    diperintahkan bagaimana seorang memiliki harta harus memberikan bantuan atau

    menyalurkan sebagian hartanya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin dan

    peminta-minta dan perintah untuk mengeluarkan zakat. Dalam firman ini jelas

    bahwa ajaran Islam pada hakikatnya mengandung unsure pemberdayaan dan

    pengentasan kemiskinan yaitu melalui perintah wajib zakat.

    Krisis ekonomi, diperparah lagi dengan banyak terjadinya berbagai macam

    bencana, semakin menambah berat beban masyarakat yang hidup di bawah garis

    kemiskinan. Pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak terjadi, melambungnya

    harga bahan pangan yang kian hari kian meningkat mengakibatkan masayrakat

    tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.

    Kemiskinan yang melanda apabila terus dibiarkan dan tidak dicarikan

     jalan keluarnya sangat potensial sekali memicu terjadinya berbagai dampak dan

    akibat sampingan seperti tindakan kriminalitas penodongan, perampokan bahkan

    pembunuhan. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengangguran, anak-anak

    yang putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya pendidikan yang tinggi,

    sekolah hanya milik orang kaya yang punya banyak uang, sedangkan yang

    keluarganya secara ekonomi tidak memadai hanya berada dibatas harapan dan

    putus asa. Kondisi seperti ini sangat memilukan, terlebih di negeri yang subur

    namun banyak sekali rakyatnya yang hidup dibawah garis kemiskinan, sangat

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    13/61

    ironis memang kata pepatah "tikus mati kelaparan di lumbung padi". Tetapi

    memang itulah yang tengah terjadi di negeri ini.

    Bangsa Indonesia yang penduduknya mayoritas adalah umat Islam secara

    ekonomi terlihat begitu rapuh. Hal ini tidak lain karena umat Islam itu sendiri

    belum menjalankan hidup secara Islami. Seperti membiasakan hidup hemat, tidak

    konsumtif, memaksimalkan potensi yang dimiliki ( produktif ), lingkungan yang

    edukatif, dan menuntut penguasaan life skill (keahlian hidup), juga pengembangan

    dan pemberdayaan masyarakat dari berbagai segi kehidupan.

    Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan akhir-akhir ini mulai

    menerapkan metodologi membangun karakter (character building), membawa

    angina segar bagi masyarakat. Bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan

    (transfer of knowledge) akan tetapi membekali santri dan anak didik untuk

    mampu memberdayakan diri sendiri dan masyarakat sekitar, bukan hanya dari

    sector pendidikan tetapi juga sector yang lainnya. Peran Pondok Pesantren harus

    sanggup membangun individu (charcter building) santri untuk membangun

    kelompok (social) yang mempunyai potensi kuat dalam mengisi pembangunan

    negeri ini.

    Dengan konsepsi yang demikian itu, pondok pesantren merupakan

    lembaga pendidikan yang ideal, terutama karena didalamnya memuat konsep

    pendidikan yang integralistik, pragmatic, dan selain itu peranan pesantren sebagai

    lembaga penguat ekonomi kerakyatan yang mempunyai akar budaya yang sangat

    kental dilingkungan masyarakat.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    14/61

    Pesantren harus mampu menempatkan dirinya sebagia transformasi,

    motivator dan inovator. Kehadiran pesantren dewasa ini telah memainkan

    perannya sebagai fungsi itu meskipun boleh dikata dalam taraf yang perlu

    dikembangkan lebih lanjut. Sebagai salah satu komponen masyarakat, pesantren

    memiliki kekuatan dan "daya tawar" untuk melakukan perubahan-perubahan yang

    berarti. Komponen masyarakat yang bukan hanya melakukan perubahan dalam

    sector pendidikan akan tetapi sector yang lebih luas lagi, seperti pengembangan

    usaha milik pesantren, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis pesantren.

    Salah satu pesantren yang memiliki program pemberdayaan masyarakat miskin

    adalah Pondok Pesantren As-Salafiyyah yang berlokasi di jalan Babakan Tipar

    Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi.

    Untuk mengetahui lebih lanjut dan berpijak pada latar belakang masalah di

    atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah

    tersebut yang dituangkan dalam penulisan skripsi dengan judul: "Program

    Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As-Salafiyyah Desa

    Cicantayan Cisaat Sukabumi". 

    B.  Batasan dan Perumusan Masalah 

    Agar penelitian ini terarah dan tidak melebar maka penulis membatasi

    penelitian ini pada kegiatan Program Pemberdayaan Ekonomi yang dilakukan

    oleh pihak Pondok Pesantren As-Salafiyyah, rumusan masalahnya sebagai

    berikut:

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    15/61

    1.  Apa yang dilakukan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah Sukabumi

    dalam upaya melakukan program pemberdayaan ekonomi di Pesantren as-

    Salafiah?

    2.  Apa saja yang menjadi factor penghambat dan pendukung dari upaya

    tersebut?

    C. 

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Sejalan dengan rumusan permasalahan di atas dapatlah diketahui bahwa

    tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

    a.  Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pihak

    Pondok Pesantren As-Salafiyyah dalam upaya melakukan program

    pemberdayaan terhadap ekonomi pesantren.

    b.  Untuk mengetahui apa saja yang menjadi factor penghambat dan

    pendukung dari kegiatan tersebut.

    2. Manfaat Penelitian

    a.  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat guna dijadikan bahan masukan

    bagi instansi atau lembaga yang bergerak dibidang pemberdayaan

    ekonomi.

    b. 

    Dengan mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang ditemukan

    dalam melakukan upaya pemberdayaan terhadap masyarakat diharapkan

    dapat dijadikan bahan analisis sehingga memudahkan dalam mengambil

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    16/61

    tindakan dan langkah-langkah yang lebih efektif dan tepat sasaran dalam

    upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

    D.  Metodologi Penelitian

    1.  Dasar Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, pendekatan ini

    dimaksudkan untuk menggambarkan suatu kenyataan empiris yang terjadi, dalam

    hal ini penelitian menjelaskan langkah-langkah dan bentuk-bentuk kegiatan oleh

    Pondok Pesantren As-Salafiyyah Sukabumi dalam menjalankan program

    pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sedangkan metode yang digunakan adalah

    metode kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

    data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku

    yang dapat diamati.7 

    2.  Penentuan Lokasi Penelitian

    Penelitian dilakukan pada Pondok Pesantren As-Salafiyyah yang

    berlokasikan di Jalan Babakan Tipar Desa Cicantayan, Kec. Cisaat, Sukabumi.

    Adapun alasan memilih lokasi tersebut adalah :

    a.  Karena letak Pondok Pesantren mudah di jangkau oleh peneliti.

    b.  Karena masyarakat di sekitar Pondok Pesantren As-Salafiyah

    masih banyak yang bertaraf ekonomi lemah.

    7 Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya 2000), h. 3

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    17/61

    Adapun tehnik pengambilan sample yang digunakan adalah tehnik random

    sampling  dimana peneliti mengambil sebagian populasi sebagai sample yang

    berjumlah 20 Kepala Keluarga.

    3.  Jenis Data

    Jenis data yang dipergunakan dan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

     jenis data kualitatif. Penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah

    kasus sedikit. Satu kasus tunggal pun dapat dipakai, bila secara potensial memang

    sangat sulit bagi peneliti untuk memperoleh kasus lebih banyak, dan bila dari

    kasus tunggal itu memang diperlukan banyak informasi yang sangat mendalam.8 

    4.  Sumber Data

    Sumber data adalah subjek utama dalam meneliti masalah di atas untuk

    memperoleh data-data yang konkret. Adapun sumber data dari penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    a.  Sumber Data Primer

    Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah

    (pengasuh/pimpinan) Ro'is pesantren dan orang-orang kepercayaan

    pesantren atau orang yang dipercaya oleh pimpinan pesantren

    untuk mengelola program-program pesantren dalam pemberdayaan

    masyarakat sekitar pesantren yang menjadi objek pemberdayaan

    pesantren.

    b.  Sumber Data Sekunder

    8 Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Prilaku Manusia, (LPSP3,

    Fak. Psikologi UI, 2001), h. 56

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    18/61

    Data sekunder adalah buku-buku dan dokumen-dokumen tertentu

    dari berbagai literature yang berhubungan dan terkait dengan

    penelitian.

    5.  Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

    cara berkomunikasi langsung atau tidak langsung yaitu dengan mempergunakan

    teknik sebagai berikut :

    a. 

    Observasi

    Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan pada

    kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang

    muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam

    hubungan tersebut.9  Yang diobservasi adalah program-program

    pesantren yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi

    masyarakat.

    b.  Wawancara

    Wawancara adalah situasi antar pribadi bertatap muka ketika

    seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

    yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan

    dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancarai

    atau responden. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah wawancara tak berstruktur ketika melakukan wawancara

    dengan penanggung jawab program pemberdayaan yang dilakukan

    9 Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Baharigural, (Yogyakarta : UGM Press, 2000),

    h. 770

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    19/61

    oleh pihak pesantren, dan wawancara berstruktur ketika peneliti

    melakukan wawancara dengan masyarakat yang diberdayakan.

    6.  Analisa Data

    Dalam menganalisa data pada penelitian kualitatif dengan menggunakan

    system katagorisasi, dilanjutkan dengan penapsiran data yang salah satu tujuannya

    adalah deskriptif analitik, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis

    membaca, mempelajari, memahami, dan kemudian menguraikan semua data yang

    diperoleh, lalu analisis komparatif sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan

    penelitian.10

     

    Adapun dalam teknik penulisan dan transliterasi menggunakan buku

    "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta", terbitan UIN Press, Jakarta tahun 2004.

    E.  Tinjauan Pustaka

    Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih

    lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang

    penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu

    yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud

    pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang

    tidak sama atau berbeda dengan penelitian dari skripsi-skripsi sebelumnya.

    Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis

    tidak menemukan judul dan objek skripsi yang sama. Penulis menemukan judul

    10  Lexy J. Moeloeng,  Metode Penelitian Kualitatif,  (Bandung : Rosda Karya, 2000), h.

    197-198

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    20/61

    skripsi dari Abdul Fikri jurusan Manajemen Dakwah yang membahas tentang

    "Pola Pendayagunaan Dana Zakat Pada BAZDA Kota Tangerang Dalam Upaya

    Pemberdayaan Usaha Ekonomi Lemah". Judul dan objek penelitian tersebut

    sangat jauh berbeda dengan yang penulis teliti, hanya dalam dalam kata

    pemberdayaannya saja yang sama. Kemudian penulis menemukan judul skripsi

    dari Siti Marfu’ah Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang membahas

    tentang "Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat

    (LSM)". Judul dan objek penelitian ini pun berbeda namun pembahasannya

    hampir sama yaitu membahas tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat, karena

    penulis juga banyak membahas masalah pemberdayaan ekonomi masyarkat.

    F.  Sistematika Penulisan

    Penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas lima bab, dimana antara bab

    yang satu dengan bab yang lainnya saling berkaitan dan masing-masing bab terdiri

    dari sub-sub bab. Untuk lebih jelas berikut adalah sistematikanya :

    BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan

    perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

    penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

    BAB II : Tinjauan teoritis, terdiri dari Pengertian Manajemen, unsur-

    unsur manajemen, pengertian pemberdayaan, bentuk-bentuk

    pemberdayaan, pengertian manajemen pemberdayaan, tahap-

    tahap pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    21/61

    masyarakat, sekilas pengertian ekonomi, dan pengaruh

    kemiskinan terhadap berbagai aspek kehidupan.

    BAB III : Gambaran Umum Pondok Pesantren As-Salafiyyah, sejarah

    berdirinya, visi dan misi berdirinya, struktur organigram

    Pondok Pesantren As-Salafiyyah, dan sekilas deskriptif

    program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh Pondok

    Pesantren As-Salafiyyah Sukabumi.

    BAB IV : Analisis Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di

    Pondok Pesantren As-Salafiyyah Sukabumi, bentuk program

    pemberdayaan ekonomi masyarakat, factor penghambat dan

    pendukung program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang

    dilakukan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah.

    BAB V : Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    22/61

     

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS 

    A. 

    PROGRAM

    1. 

    Pengertian Program

    Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dulu

    ketatanegaraan, perekonomian, dsb) yang akan dijalankan.11

     

    Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

    seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga, bahkan negara. Jadi

    seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara memiliki suatu

    program. Suharsimi Arikunto, mengungkapkan sebagai berikut:12

     

    Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

    untuk mencapai kegiatan tertentu.

    2. 

    Macam-macam Program

    Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari

    berbagai aspek, program ditinjau dari:

    a.  Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah

    seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan, dan jika

    program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa

    banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

    11  Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

     Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 70212

     Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998),

    h. 34

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    23/61

    b.  Jenis, ada program pendidikan, program pemberdayaan, program koperasi,

    program kemasyarakatan, dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung

    dari isi program yang bersangkutan.

    c.  Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

    panjang.

    d.  Keluasan, ada program sempit dan ada program luas.

    e. 

    Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar.

    f. 

    Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.13

     

    3.  Tujuan Program

    Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses

    pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang

    dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:14

     

    Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat

    perhatian oleh evaluator. Jika suatu program memiliki tujuan yang tidak

    bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.

    Tujuan program dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan

    khusus.

    Tujuan umum biasanya menunjukkan output dari program jangka panjang,

    sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek.

    15

     

    13  Ibid , h. 2

    14  Ibid , h. 35

    15  Ibid. h. 45

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    24/61

    B.  PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

    1.  Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

    Pemberdayaan adalah suatu usaha jangka panjang untuk

    memperbaiki proses pemecahan masalah dan melakukan pembaharuan.

    Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai perubahan kearah yang lebih baik

    dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya

    meningkatkan tarap hidup ketingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah

    meningkatkan kemampuan dengan rasa percaya diri untuk menggunakan daya

    yang dimiliki, tentunya dalam menetukan tindakan ke arah yang lebih baik

    lagi.16

     

    Dalam pandangan Islam, agama adalah pemberdayaan,

    pemberdayaan harus merupakan gerak tanpa henti. Istilah pemberdayaan

    adalah terjemah dari istilah asing "empowermen" . Secara leksikal

    pemberdayaan berarti penguatan. Sedangkan secara teknis istilah

    pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah

    pengembangan dan istilah ini dalam batasan-batasan tertentu dapat

    dipertukarkan.  Imang Mansyur Burhan  mendefinisikan pemberdayaan umat

    atau masyarakat adalah: sebagai upaya membangkitkan potensi umat Islam

    kearah yang lebih baik dalam kehidupan sosial, politik maupun ekonomi.17

     

    Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

    harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang ini tidak

    mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan,

    16  Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: UGM Press 1999), h.

    1517  Ibid, h. 42

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    25/61

    dengan kata lain memberdayakan adalah meningkatkan kemapuan dan

    meningkatkan kemandirian masyarakat.18

     

    Setelah melihat berbagai pendapat dari para ahli mengenai

    pemberdayaan, penulis mencoba mengambil suatu kesimpulan bahwa yang

    dimaksud dengan pemberdayaan adalah:

    a.  Pemberdayaan adalah pengembangan diri atau masyarakat dari

    keadaan yang tidak berdaya menjadi berdaya.

    b. 

    Pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemapuan dan

    kemandirian masyarakat.

    c.  Pemberdayaan adalah suatu proses perubahan dengan waktu yang

    cukup panjang dilakukan secara continue  untuk menuju kearah

    yang lebih baik.

    Sedangkan masyarakat biasa diartikan kelompok manusia yang

    saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk mencapai tujuan

    bersama. Masyarakat adalah tempat melihat dengan jelas proyeksi individu

    sebagai keluarga, keluarga sebagai prosesnya, masyarakat hasil dari

    proyeksi tersebut.19

     

    Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling terkait oleh

    sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum khas dan hidup bersama.

    18  Gunawan Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (PT.

    Bina Rena Pariwara), Cet. Ke-2, h. 16519

     Murtada Mukhtshari,  Masyarakat dan Sejarah, (Bandung: Mizan, 1995) cet. Ke-5, h.

    15

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    26/61

    Masyarakat adalah yang terdiri dari individu-individu yang hidup secara

    berkelompok.20

     

    Dari kedua definisi tentang pemberdayaan dan masyarakat secara

    terpisah maka secara sederhana pemberdayaan masyarakat adalah :

    "Bagaiamana mengembangkan keadaan atau situasi dari tidak berdaya

    menjadi berdaya ke arah yang lebih baik kepada individu yang hidup

    secara bersama".21

     

    Pemberdayaan masyarakat dapat juga diartikan sebagai suatu

    gerakan yang dirancang untuk meningkatkan tarap hidup keseluruhan

    masyarakat, atau juga diartikan proses perubahan yang dilakukan secara

    terus menerus oleh individu untuk menuju kearah yang lebih baik.22

     

    Pemberdayaan yang terjadi pada masyarakat bukanlah suatu

    proses yang berhenti pada satu titik tertentu, tetapi merupakan suatu upaya

    kesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada.

    Upaya pemberdayaan yang dilakukan pada masyarakat tentunya

    tidak sepenuhnya berjalan dengan mulus, dalam pelaksanaannya ada

    beberapa kendala yang akan dihadapi salah satunya adalah kepribadian

    individu-individu dari sistem sosial.

    Penulis dapat menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat

    adalah proses pengembangan, peningkatan tarap hidup masyarakat menuju

    20 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , (Jakarta : Rajawali Press, 1987), Cet.

    Ke-1, h.75

    21  Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar , (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 801

    22  Isbandi Rukmiyanto, Pemberdayaan dan pengembangan Masyarakat dan Intervensi

    Komunitas, Pengantar Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001),

    h. 36

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    27/61

    arah yang lebih baik atau melakukan perubahan kepada masyarakat agar

    keluar dari kehidupan yang membelenggunya seperti kemiskinan dan

    keterbelakangan.

    2. 

    Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat

    Upaya untuk memberdayakan masyarakat terdiri dari tiga tahapan

    yaitu:

    a. 

    Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

    masyarakat itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan

    bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya)

    yang dapat dikembangkan.

    b.  Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam

    rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, serta

    pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat

    masyarakat semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang.

    c.  Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi.23

     

    Ada tiga tahapan dalam pemberdayaan yaitu :

    a.  Pemberdayaan pada mitra ruhaniyyah,  degradasi moral atas

    pergeserannilai masyarakat Islam saat ini sangat mengguncang

    masyarakat Islam. Kepribadian kaum muslimin terutama generasi

    muda begitu gampang terbawa arus kebudayaan negatif barat, hal ini

     juga diperparah dengan gagalnya pendidikan agama. Untuk keluar dari

    23 Ibid , h. 164

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    28/61

    masalah ini masyarakat Islam harus berjuang keras mendisain

    kurikulum yang benar-benar berorientasi pada pemberdayaan total

    ruhaniyah Islamiyah  yang tidak bertentangan dengan perjuangan

    kebenaran ilmiyah dan kemodernan.

    b.  Pemberdayaan Intelektual,  umat Islam yang berada di Indonesia

    bahkan dimana pun sudah terlalu jauh tertinggal dalam kemajuan dan

    penguasaan teknologi. Untuk itu diperlukan berbagai upaya

    pemberdayaan intelektual sebagai sebuah perjuangan besar.

    c. 

    Pemberdayaan ekonomi,  masalah kemiskinan menjadi demikian

    identik dengan masyarakat Islam. Dan pemecahannya merupakan

    tanggung jawab masyarakat Islam itu sendiri. Situasi ekonomi

    masyarakat Islam Indonesia bukan untuk diratapi melainkan untuk

    dicari jalan keluarnya. Untuk keluar dari himpitan ekonomi ini

    diperlukan perjuangan yang besar dan gigih dari setiap komponen

    umat, bahwa seorang manusia harus mampu menguasai life skill atau

    keahlian hidup.24

     

    3.  Proses Pemberdayaan Masyarakat

    Proses pemberdayaan masyarakat terdiri atas lima tahapan yaitu :

    a. 

    Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdayakan

    dan tidak memberdayakan.

    24  Nanih Mahendrawati dan Agus Ahmad Syafe'1, Pengembangan Masyarakat Islam, 

    (Bandung: Rosda Karya 2001), Cet. Ke-1, h. 25

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    29/61

    b.  Mendiskusikan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak

    pemberdayaan.

    c.  Mengidentifikasi masalah.

    d.  Mengidentifikasi basis daya yang berguna.

    e.  Mengembangkan rencana-rencana aksi dan

    mengimplementasikannya.25

     

    Dari uraian di atas bahwa pemberdayaan yang terjadi pada

    masyarakat, bukanlah suatu proses yang berhenti pada suatu titik tertentu

    tetapi lebih merupakan sebagai upaya kesinambungan untuk meningkatkan

    daya yang ada.

    C.  EKONOMI

    1.  Pengertian Ekonomi

    Pada awalnya kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos 

    dan  Nomos. "Oikos"   artinya rumah, tempat tinggal atau lingkungan hidup.

    Sedangkan " Nomos"   artinya aturan, norma-norma atau ilmu. Jadi ekonomi

    adalah ilmu yang mengatur rumah tangga, tempat tinggal atau lingkungan

    hidup. Jadi ekonomi berarti pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang

    berkaitan dengan usaha manusia secara perorangan (pribadi), kelompok

    (keluarga, suku, bangsa, organisasi) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak

    terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.26

     

    25 Ibid , h. 55

    26  L.T. Sianturi dan H.K.A Moyoto,  Ekonomi dan Koprasi,  (Jakarta: Gunung Mulia

    1992), h. 4

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    30/61

    Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha individu dalam

    ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari.27

     

    Berdasarkan beberapa definisi tentang ekonomi di atas, penulis

    berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia

    dalam mengatur rumah tangga, tempat tinggal, dan lingkungan untuk

    memenuhi lingkungan hidup.

    2.  Peran Ekonomi Dalam Kehidupan

    Sejak manusia hidup, tumbuh dan bergaul timbullah satu masalah

    yang harus dipecahkan bersama yaitu bagaimana manusia memenuhi

    kebutuhan hidup mereka masing-masing. Karena kebutuhan seseorang tidak

    mungkin dapat dipenuhi oleh dirinya sendiri karena makin luas pergaulan

    mereka makin bertambah kuatlah antara satu sama lainnya untuk memenuhi

    kebutuhan itu.

    Kebutuhan perekonomian manusia telah dihadapi sepanjang zaman

    dengan berbagai kesibukan. Kesibukan manusia ditunjukan untuk memenuhi

    kebutuhan hidupnya yang beraneka ragam. Contohnya pada manusia primitif

    mereka hidup dari hasil mengambil ikan, hasil buruan, bertani, dan mengambil

    hasil hutan yang diperlukan, dengan alat sederhana mereka memenuhi

    kebutuhan untuk diri sendiri dan hidup dalam lingkungan. Tetapi sekarang

    kesibukan manusia terdapat disegala lapangan dan berbagai macam kegiatan

    27 Muhammad Al-assal Fathi dan Muhammad Abdul Karim, Sistem, Prinsip, dan Tujuan

     Ekonomi Islam, (Pustaka Setia 1999), Cet, Ke-1, h. 10

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    31/61

    seperti menjual sayur, bertani, supir, pegawai kantor, guru, dokter dan lain-

    lainnya.

    Majunya pengetahuan tekhnologi sangat memungkinkan terbukanya

    lapangan usaha baru. Terbukanya lapangan usaha baru itu akan menambah

    keanekaragaman kebutuahan manusia. Dalam kehidupan perekonomian,

    manusia selalu merasa hidup kekurangan, hal ini sangat nyata terlihat dari

    kesibukan manusia yang tiada henti dalam berbagai lapangan usaha. Perasaan

    hidup yang selalu berkekurangan ini mendorong manusia untuk melakukan

    berbagai macam tindakan yang disebut sebagai tindakan ekonomi. Tindakan

    ekonomi adalah segala usaha atau kegiatan manusia untuk memenuhi

    kebutuhan hidupnya.28

     

    Dengan demikian jelaslah bahwa semua segi kehidupan manusia

    perlu dilakukan berbagai macam tindakan ekonomi agar tercapai kebutuhan

    yang diinginkan. Dalam hal bukan kebutuhan hal hidup seseoorang saja yang

    dipenuhi, tetapi kebutuhan hidup bersama, yaitu : masyarakat, Negara dan

    akhirnya kebutuhan internasional yang meliputi kebutuhan manusia sedunia.

    Dengan demikian sangatlah jelas bahwa urgensi dari ekonomi itu

    sendiri atau berhubungan dengan uang yang semuanya itu sangat dicintai dan

    berkuasa atas manusia. Ekonomi sumber segala pekerjaan, pusat dari susunan

    alam dan dengan ekonomi pula manusia mencapai tingkat yang paling tinggi

    dari kemajuan dan kebahagiaan.

    28 L.T. Sianturi dan H.K.A Moyoto, Ekonomi dan Koprasi, h. 3

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    32/61

    D. PONDOK PESANTREN

    1. Pengertian Pondok Pesantren

    Secara etimologi pondok pesantren berasal dari dua kata, yaitu :

    pondok dan pesantren. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  kata

    pondok dapat diartikan sebagai "tempat belajar agama Islam".29

     Di dalam

    kamus Al-Munir  kata pondok berasal dari bahasa arab, yaitu: (Funduuq)

    yang berarti: hotel atau penginapan".30

      Sedangkan kata pesantrren dapat

    didefinisikan sebagai "asrama tempat suci atau tempat murid-murid belajar

    mengaji".31

      Sedangkan secara terminologi pondok pesantren adalah

    "lembaga dakwah yang mewujudkan proses pendidikan Nasional".32

     

    Pesantren sebagai lembaga pendidikan nasional umat islam untuk

    mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan

    ajaran islam dengan memberikan tekanan pada keseimbangan antara aspek

    ilmu dan aspek perilaku. Pesantren dipimpin oleh seorang Kyai yang

    bertanggungjawab atas seluruh proses pendidikan dalam pesantren.33

     

    Mastuhu mendefinisikan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional

    Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan

    29 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  (Jakarta:

    Balai Pustaka, 1988), h. 69530

      Ahmad Warsan Al-Munawar,  Al-Munir Kamus Arab-Indonesia,  (Surabaya: PustakaProgrisif, 1997), h. 1073.

    31 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar, h. 667

    32  Nurcholis Majid, Merumuskan Kembali Tujuan Pondok Pesantren Dalam Pergaulan

     Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), h. 333

      Djohan Effendi,  Ensiklopedi Nasional Indonesia,  (Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka,

    1990), Cet. Ke-1, h. 187

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    33/61

    mengamalkan ajaran Islam dengan menekan pentingnya moral keagamaan

    sebagai pedoman sehari-hari.34

     

    Dari definisi-definisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa

    pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Isalm yang didalamnya

    terdapat murid yang disebut santri dan dipimpin oleh seorang Kyai.

    2. Komponen-komponen Pondok Pesantren

    Untuk lebih mendekatkan pemahaman terhadap pesantren pada

    pembahasan ini akan dikemukakan komponen-komponen pondok

    pesantren. Pesantren itu terdiri dari lima elemen pokok, yaitu: Kyai, santri,

    masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik.35

     

    a. Kyai: Istilah kyai, Bindere, nun, ajengan dan guru adalah sebutan yang

    semula diperuntukan bagi para ulama tradisional dipulau jawa.

    Walaupun sekarang Kyai sudah digunakan secara umum bagi semua

    ulama baik tradisional maupun modern, dipulau jawa maupun diluar

    pulau jawa.

    Kyai dapat juga dikatakan Tokoh non formal yang ucapan-ucapan dan

    seluruh prilakunya akan dicontoh oleh komunitas disekitarny. Kyai

    berfungsi sebagai sosok model atau teladan yang baik tidak saja bagi

    santrinya, tetapi juga bagi seluruh komunitas disekitar pesantren.

    36

     

    34  Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 6

    35  Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1984), Cet. Ke-3, h. 18

    36  Yasmadi,  Moderenisasi Pesantren, Kritikan Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan

     Islam Tradisional, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. H. 61

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    34/61

    a.  Santri: Santri sebagai elemen kedua dari kultur pesantren yang

    merupakan unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari keempat unsur

    lain. Biasanya santri terdiri dari dua kelompok. Pertama, Santri mukim:

    Ialah santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap dalam pondok

    pesantren. Kedua Santri kalong: Ialah santri-santri yang berasal dari

    daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap

    dalam pesantren, mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai

    mengikuti suatu pelajaran di pesantren.37

     

    b. 

    Masjid: Masjid sebagai unsur ketiga ialah sebagai pusat kegiatan ibadah

    dan belajar mengajar. Masjid merupakan sentral sebuah pesantren karena

    disinilah pada tahap awal bertumpu seluruh kegiatan dilingkungan

    pesantren, baik yang berkaitan dengan ibadah, shalat berjama'ah, dzikir,

    wirid, do'a, i'tikaf, dan juga kegiatan belajar mengajar.38

     

    c. Pondok: pondok adalah asrama bagi para santri merupakan ciri khas tradisi

    pesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan lain. Ada

    tiga alasan utama kenapa pesantren harus menyediakan asrama bagi para

    santri, pertama: Kemasyhuran seorang Kyai dan kedalaman

    pengetahuannya mengali ilmu dari kyai tersebut dengan baik dan teratur

    serta dalam waktu yang lama, para santri harus menetap di pondok.

    Kedua: mayoritas pesantren berada di desa-desa dimana tidak ada

    perumahan yang cukup untuk menampung para

    37  Nurcholis Majid, Kaki Langit Peradaban Islam, (Jakarta: Paramadina,1997), Cet. Ke-

    1, h. 5238 Yasmadi, Modernisasi Pesantren, h. 64

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    35/61

    d.  santri, dengan demikian perlu adanya asrama khusus untuk

    menampungnya. Ketiga : ada sikap timbal balik antara kyai dan santri,

    para santri menganggap kyai seolah-olah sebagai bapaknya sendiri dan

     juga sebaliknya. Sikap timbal balik ini menimbulkan keakraban dan

    kebutuhan untuk saling terus menerus satu sama lainnya.39

     

    e.  Pengajaran kitab-kitab klasik: penggalian khazanah budaya Islam

    melalui kitab-kitab klasik salah satu unsur yang terpenting dari

    keberadaan sebuah pesantren dari yang membedakannya dengan

    lembaga pendididkan lainnya. Pesantren sebagai lembaga pendididkan

    Islam tradisional tidak dapat diragukan lagi berperan sebagai pusat

    transmisi ilmu-ilmu ke Islaman, terutama yang bersipat kajian-kajian

    klasik. Maka pengajaran kitab-kitab klasik telah menjadi karakteristik

    yang merupakan ciri khas dari proses belajar mengajar di pesantren.40

     

    3.  Tipe-Tipe Pondok Pesantren

    Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI nomor 3/1979, ada empat

    tipe pondok pesantren, yaitu : A, B, C, dan D. Pertama, pondok pesantren

    tipe A, ialah pondok pesantren dimana para santri belajar dan bertempat

    tinggal bersama dengan guru (kyai), kurikulumnya terserah pada para

    kyainya, cara memberi pelajaran individual dan tidak menyelenggarakan

    madrasah untuk belajar.

    39 Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, h. 18

    40  Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam, Studi Kritis dan Refleksi Historis, 

    (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997), h. 108

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    36/61

    Kedua, pondok pesantren tipe B, ialah pesantren yang mempunyai

    madrasah dan kurikulum, pengajaran dan kyai dilakukan dengan cara studium

    general, pengajaran pokok terletak pada madrasah yang di selenggarakannya.

    Kyai memberikan pelajaran secara umum kepada para santri pada waktu yang

    telah ditentukan, para santri tinggal disitu dan mengikuti pelajaran-pelajaran

    dari kyai disamping mendapatkan ilmu pengtahuan agama dan umum di

    madrasah.

    Ketiga, pondok pesantren tipe C, yaitu: pondok pesantren yang fungsi

    utamanya hanya sebagai tempat tinggal atau asrama, santri-santrinya belajar di

    madrasah atau sekolah-sekolah umum, fungsi kyai disini sebagai pengawas,

    pembina mental, dan pengajar agama.

    Keempat, pondok pesantren tipe D, yaitu: pondok pesantren yang

    menyelenggarakan sistem pondok sekaligus sistem sekolah madrasah.41

     

    Adapun pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan,

    lembaga sosial, juga berfungsi sebagai pusat penyiaran agama Islam yang

    mengandung kekuatan resistensi terhadap dampak modernisasi, sebagaimana

    telah diperankan pada masa lalu dalam menentang penetrasi kolonisme

    walaupun dengan cara uzlah atau menutup diri.42

     

    Fungsi lainnya yaitu sebagai instrument untuk tetap melestarikan

    ajaran-ajaran Islam di bumi nusantara, karena pesantren mempunyai pengaruh

    yang kuat dalam membentuk dan memelihara kehidupan nasional, kultural,

    41 Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Proyek Peningkatan

    Pondok Pesantren, 2000), h. 1442

      M. Dawan Raharjo, Perkembangan Masyarakat Islam dalam Persepektif Pesantrendan Pergaulan Dunia Pesantren, (Jakarta: P3M, 1985), h. vii

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    37/61

    keagamaan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu antara fungsi poindok

    pesantren dengan lembaga lainnya tidak bisa dipisahkan yakni untuk

    meneruskan dan mensukseskan pembangunan nasional, karena pendidikan

    dinegara kita diarahkan agar terciptanya manusia yang bertaqwa, mental

    membangun dan memiliki keterampilan serta berilmu pengetahuan sesuai

    dengan perkembangan zaman.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    38/61

     

    BAB III

    GAMBARAN UMUM

    PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH CISAAT SUKABUMI

    A.  Sejarah Berdirinya

    Pesatnya perkembangan media informasi yang berteknologi tinggi

    telah menjangkau berbagai lapisan masyarakat tak terkecuali anak-anak. Tak

     jarang muatan di dalamnya meninabobokan anak-anak di usia dini untuk

    mengkonsumsinya, sehingga dapat dipastikan mental spiritual meeka telah

    terkontaminasi dengan media hiburan yang mungkin tanpa bimbingan dan

    pengawasan dari kedua orang tua. Orang tua bekerja keras diluar rumah demi

    masa depan keluarga terutama anak-anaknya, sementara tak banyak waktu

    bagi kedua orang tua untuk menumbuh kembangkan mental spiritual anak

    mereka, sehingga sudah seyogyanya sebuah lembaga pendidikan mulai

    memperhatikan masa depan anak-anak, yaitu dengan mendirikan

    Pesantren As-Salafiyah mulai dirintis pada tahun 1942 oleh Mama

    K.H. Abdullah Mahfudz (alm). Dulu nama pesantren ini adalah "Miftahul

    "Ulum" tetapi lebih ngetrend dengan sebutan pesantren babakan, dan para

    santrinya adalah warga masyarakat yang berada disekitar daerah sukabumi,

    ketika nama beliau mulai dikenal dan para santri diluar kota mulai

    berdatangan, pada tahun 1969 K.H. Abdullah Mahfudz meninggal dunia,

    sehingga pada waktu itu terjadi kepakuman, barulah pada tahun 1977 tongkat

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    39/61

    kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya yaitu K.H. Ahmad Makki, gerakan

    pertama nama pesantren Babakan Tipar beliau ganti menjadi Pesantren As-

    Salafiyah.

    Kata As-Salafiyah diambil dari dalil yang artinya setiap kebaikan yang

    menyelamatkan kita diakhirat haruslah mengikuti jejak Ulama Salaf. Dan

    akhirnya Pesantren Babakan Tipar ini dikenal menjadi Pesantren As-Salafiyah

    pada tahun itu juga bersama istrinya yang bernama HJ. Imas Syihabul Millah

    beliau membangun pesantren putri pertama di Kota Sukabumi, dikenal

    dengan nama Asrama Putri As-Salafiyah.43

     

    Penyelenggaraan pendidikan non formal metodologi salafiyah. Dari

    tahun ketahun terus dikembangkan dan ditingkatkan sehingga meliputi

    berbagai  fan ilmu  (Al-Qur'an, Qiroat dan tajwid, Tafsir, Hadist, Tauhid,

    Fiqih, Akhlaq, Nahwu Shorof, Mantiq, Falaq, Arud, Bilaghah dan Tasauf,.

    Dengan pembagian kelas ibtida, Ausath dan Ulya, dan menggunakan sistem

    atau metode Balagan, Sorogan, takhfidz dan Hafalan, Diskusi dan Praktik.44

     

    Untuk lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia, Mama KH. Ahmad

    Makki berinisiatif menerbitkan kitab terjemah dan penjelasan kitab-kitab

    kuning, adapun tujuannya adalah membantu mempermudah para santri dalam

    mengkaji kitab kuning. Alhamdulillah hasil terbitan As-salafiyah sudah

    diterima oleh masyarakat diwilayah Jawa Barat, Banten, DKI, Lampung dan

    lain-lain.

    43  KH. Ahmad Makki, Ketua Umum, Wawancara Pribadi,  (Pondok Pesantren As-

    Salafiyah, Sukabumi, 25 Januari 2008)44

      Ust. Sufri. S.H.I, Bid Pendidikan, Wawancara Pribadi,  (Pondok Pesantren As-

    Salafiyah Sukabumi, 25 januari 2008)

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    40/61

     

    B.  VISI DAN MISI PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH

    Pondok Pesantren As-salafiyah merupakan pondok pesantren yang

    bertanggung jawab terhadap pembinaan masyarakat yang berada di wilayah

    kota suka bumi khususnya dan umumnya masyarakat Indonesia. Banyak

    potensi yang dimiliki pondok Pesantren As-Salafiyah baik berupa fisik

    maupun SDM, diantarannya: bangunan permanen dua tingkat, Masjid, kamar

    tidur kobong atau aula, kamar mandi, pengaturan makan secara kolektif

    (kost), jasa pencucian, masing-masing kamar memiliki satu pengawas

    Asatidz/dzah. Intinya berdakwah mengembangkan syiar Islam sebagai mana

    yang di perintahkan Allah dan Rasul-Nya.

    Visi Pondok Pesantren as-Salafiyah adalah terwujudnya generasi

    muda Islam yang berkualitas dan berakhlakul karimah

    Sedangkan misi pondok pesantren As-Salafiyah adalah membentuk

    santriwan dan santriwati yang mempunyai kepribadian yang berakhlakul

    karimah, mempunyai keilmuan yang luhur, dan akhlaq yang adi luhung.

    Melayani masyarakat dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan

    keagamaan dan duniawi, menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial dan

    pemberdayaan masyarakat dan menjadi pihak yang ikut aktif dalam gerakan

    bersama seluruh komponen masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas

    moral bangsa.45

     

    45  Ust. Abdul Azis, Rois A'm, Wawancara Pribadi,  (Pondok pesantren As-Salafiyah

    Sukabumi, 25 Januari 2008)

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    41/61

    Dengan kata lain adalah mensejahterakan masyarakat Kota Sukabumi

    khususnya dan umumnya masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang taat

    dan patuh terhadap ajaran Islam, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan

    syariat Islam.

    C. 

    LETAK GEOGRAFIS

    Letak Pondok Pesantren As-Salafiyah ini, di pinggir jalan utama yang

    menuju ke Kota Sukabumi yang berdampingan dengan beberapa pondok

    pesantren yang juga sudah kenamaan di Kota Sukabumi, seperti Pondok

    Pesantren Al-Masturiyah dan Pondok Pesantren Sunanul Huda.

    Pondok Pesantren As-Salafiyah luas areanya sekarang ini kurang lebih

    2 hektar dengan berlokasi strategis kebeberapa tempat lembaga pendidikan

    umum, baik yang mau sekolah SD, SMP, SMU, ALIYAH dan Perguruan

    tinggi, Pesantren As-Salafiyah ini juga berada di jalur transit dan jalan ke

    Jakarta, sehingga sangat mudah untuk mencapai lokasi.

    Dari segi bangunan, Pondok Pesantren As-Salafiyah mempunyai

    bangunan yang cukup baik, karena sekelilingnya terdapat persawahan yang

    terbentang luas. Segala usia khususnya usia SD dan SMP, disiapkan bangunan

    dengan nama Asrama Insan Kamil As-Salafiyah 1, juga menerima santri

    putra-putri yang ingin sekolah di luar, dengan segala persyartan yang tentunya

    sudah diatur oleh pihak Pesantren.

    Pondok PesantrenAs-Salafiyah yang mempunyai bangunan permanen

    dua tingkat yang terdiri dari beberapa kamar (kobong) dan aula tempat para

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    42/61

    santri menuntut ilmu agama, tak ketinggalan pula fasilitas kamar mandi yang

    terdiri dari beberapa ruangan agar para santri dapat bergantian atau bersama-

    sama melakukan kebersihan dengan tanpa ada rasa kecemburuan.

    D. 

    Stuktur Organisasi

    Dari sega bahasa, stuktur dapat berarti cara bagaimana sesuatu disusun

    atau di bangun. Sedangkan organisasi dapat berarti susunan atau aturan dari

    berbagai bagian, Sehingga merupakan kesatuan yang terarur dan tersusun.46

     

    Struktur organisasi dalam sebuah lembaga, termasuk pondok pesantren

    As-Salafiyah, dimaksudkan sebagai kerangka untuk mengetahui ruang

    lingkup, jalur kondisi, kegiatan dan fungsi-fungsi yang dijalankan masing-

    masing bagian yang ada dalam struktur organisasi yang bersangkutan.

    Soetmina mengatakan bahwa: Struktur organisasi ialah suatu kerangka

    yang menunjukan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi,

    hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan tanggung jawab

    setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut".47

     

    Organisasi adalah merupakan kerja sama diatara beberapa orang untuk

    mencapai tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja yang

    menjadi ikatan kerja sama dalam organisasi itu demi mencapai tujuan secara

    efektif dan efisien'.

    48

     

    46  Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  (Jakarta:

    Balai Pustaka, 1994/ 1995), Cet. Ke-3, h. 86047

     Soetmina, Perpustakaan, Kepustakawan dan Pustakawan, (Yogyakarta: Kanisus,1992),

    Cet. Ke-1, h. 5748

      Ek. Imam Munawir,  Asa-Asas Kepemimpinan Dalam Islam,  (Surabaya: Usaha

    Nasional), h. 96

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    43/61

    Berangkat dari kutipan diatas, Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

    struktur organisasi dimaksudkan sebagai kerangka kerja sama diantara orang-

    orang yang akan bertindak, menyusun tenaga kerja dan tugas-tugas dan

    menyusun bagian-bagian sedemikian rupa dengan panuh rasa tanggung jawab

    sehingga dalam sistem organisasi, apa yang dicita-citakan dapat terwujud.

    Untuk mencapai misi yang diemban dalam pengurus pondok pesantren

    As-Salafiyah maka disusunlah sebuah struktur dalam rangka pembagian kerja

    untuk orang-orang yang tepat, sehingga pada gilirannya tujuan dapat tercapai

    secara baik.

    Adapun Stuktur dan susunan pengurus Pondok Pesantren As-Salafiyah

    adalah sebagai berikut:

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    44/61

    STAF ORGANISASI AS-SALAFIYAH

    Sumber: Pondok Pesantren As-Salafiyah

    E.  AKTIVITAS PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH

    Dalam keseharian santri belajar untuk hidup disiplin dal keperibaian

    dan belajar, maka pihak pesantren membuat schedule kegiatan harian dan

    ROIS A'M

    Ust. Abdul Aziz

    WAKIL ROIS

    Ust. Iwan Mulyawan S. Sos. I

    BENDAHARA

    Ust. Asep Abdul Rohim

    SEKRETARIS

    Ust. Iwan Miftahul Bisri, S. Pd. I

    PENDIDIKAN

    Ust. Sofyan Sauri

    Ust. Wahyu Hidayatullah

    Ust. Sufrihatin, S. H. I

    PENDIDIKAN

    Ust. Sofyan Sauri

    Ust. Wahyu Hidayatullah

    Ust. Sufrihatin, S. H. I

    KEBERSIHAN

    Ust. Harun Kabir

    Ust. Ismatullah

    KEAMANAN

    Ust. Deden M

    Ust. Khoerul Bahri

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    45/61

    kegiatan mingguan. Untuk kegiatan harian santri diajarkan pengajian kitab

    kuning setiap habis shalat lima waktu.

    Adapun kegiatan mingguan:

    1. Malam Minggu : Latihan Muhadoroh

    2. Minggu Pagi : Olah raga / Kerja bakti

    3. Minggu Siang : Istirahat

    4. Malam Kamis : Riyadoh

    5. Malam Jum'at : Barjanji / Marhaba'an

    6. Jum'at Subuh : Ziarah

    7. Jum'at Sore : Latihan Marawis

    Sumber : Pondok Pesantren As-Salafiyah

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    46/61

     

    BAB IV

    PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI PADA

    PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYYAH SUKABUMI

    A. Analisa Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As-

    Salafiyyah Sukabumi

    Pemberdayaan sebagaimana diungkapkan T. Hani Handoko,

    merupakan suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan

    masalah dan melakukan pembaharuan. Pemberdayaan dapat juga diartikan

    sebagai perubahan kepada arah yang lebih baik dari tidak berdaya menjadi

    berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya meningkatkan tarap hidup

    ketingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan

    dengan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, tentunya

    dalam menentukan tindakan ke arah yang lebih baik lagi.

    Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan

    bagi masyarakat, dalam upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang

    sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat

    diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi

    dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat

    memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilhan-pilihan.49 

    Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti

    menciptakan kondisi semua orang yang lemah dapat menyumbang

    49Nanih Mahendrawati dan Agus Ahmad syafe’i, Pengembangan Masyarakat Islam,

    (Bandung : Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 42

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    47/61

    kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya. Pemberdayaan

    dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu bersenyawa dalam

    masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan,

    dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan mendirikan

    masyarakat.50

     Pemberdayaan menurut pengertiannya adalah suatu usaha untuk

    meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang (masyarakat), agar dari segi

    kehidupan ekonomimya dapat sedikit meningkat dibandingkan dengan yang

    sebelumnya.

    Merujuk kepada definisi tersebut di atas jelas bahwa program-

    program kegiatan Pondok Pesantren As-Salafiyyah yang telah dijalankan

    dengan signifikan dan sejalan terhadap pengembangan dan pemberdayaan

    ekonomi masyarakat, program-program yang telah berjalan di Pondok

    Pesantren As-Salafiyyah adalah sebagai berikut:

    1.  Percetakan

    2.  Kolam Ikan Hias

    3.  Santunan Tahunan kepada masyakat yang tidak mampu.

    Program-program ini telah lama di kembangkan atau dijalankan di

    Pondok Pesantren As-Salafiyyah. Sebagaimana kata KH. Ahmad Makki

    selaku ketua umum Pondok Pesantren As-Salafiyyah bahwasanya percetakan

    dan pembudidayaan ikan sangat membantu masyarakat sekitar Pondok

    50  Bambang Ruditi (ed),  Akses Peran Serta Masyarakat : Lebih Jauh Memahami

    Community Development, (Jakarta : ICDS, 2003), h. 153

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    48/61

    Pesantren ini dalam mensejahterakan kehidupannya sehari-hari, terutama bagi

    masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau mata pencaharian.51

     

    Pesantren Assalafiyah adalah salah satu pondok pesantren yang ada

    di Indonesia ini yang berupaya untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

    Karena kehidupan di sekitar Pondok Pesantren Assalafiyah masih sangat

    sederhana, banyak pengangguran, belum lagi perempuan renta yang berjuang

    sendirian di dunia ini demi menghidupi seluruh keluarganya dikarenakan sang

    suami pergi ataupun telah tiada. Untuk itu KH. Ahmad Makki selaku

    pimpinan Pondok Pesantren Assalafiyah berusaha keras agar dapat

    memberdayakan masyarakat sekitar.

    1. Program Percetakan

    Berawal pada tahun 1988 dari kebiasaannya yang suka menulis, KH.

    Ahmad Makki mencoba mengeluarkan beberapa kitab karangannya sendiri,

    yang pada waktu itu beliau cetak di daerah Jakarta. Adapun kitab yang beliau

    keluarkan diantaranya adalah Al-Fiyah, Zohar Tauhid, dan Hidayatul Azkiya.

    Dari ketiga kitab cetakan beliau ini banyak permintaan masyarakat agar lebih

    di perbanyak cetakannya. Adapun tujuan awal KH. Ahmad Makki

    mengeluarkan cetakan ini adalah untuk para santri yang bermukim di

    Pesantren Assalafiyah supaya para santri dapat lebih mudah dalam

    mempelajari ilmu-ilmu yang ada di Pondok Pesantren.

    51  KH. Ahmad Makki, Ketua Umum, Wawancara Pribadi,  Pesantren As-Salafiyyah

    Sukabumi, 25 Januari, 2008.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    49/61

    Pada tahun 1994, KH. Ahmad Makki mendirikan sendiri percetakan

    di Pondok Pesantren. Yang kemudian terkenal dengan percetakan Al-Makki.

    Jadi yang pada awalnya beliau hanya mengarang kitab dan mencetaknya di

    luar atau di orang lain, sekarang beliau dapat mengarang kitab dan

    mencetaknya sendiri di Pondok Pesantren Assalafiyah52

    .

    Uniknya yang bekerja di percetakan ini diperuntukan khusus bagi

    masyarakat sekitar, yang belum mempunyai pekerjaan tetap terutama wanita

    yang berstatus janda yang juga tidak mempunyai pekerjaan tetap. Walaupun

    lokasinya berada di dalam komplek pesantren, para santri tidak berkenan atau

    tidak di perbolehkan untuk bekerja di percetakan ini. Namun hasil dari

    percetakan itu setelah menggaji karyawannya dana yang masuk ataupun

    penghasilan dari percetakan itu sepenuhnya di salurkan ke Pesantren. Jadi

    selama ini dari mulai pembangunan pesantren sampai mensejahterakan para

    santrinya KH. Ahmad Makki memperoleh dana dari hasil percetakan, dan

    tidak memberatkan sedikitpun kepada santri. Santri disini di khususkan hanya

    mencari ilmu saja.

    Adapun pekerja atau karyawan yang bekerja di percetakan yang

    sekarang dikenal dengan percetakan al-Makki ini berjumlah kurang lebih 50

    orang dan kesemuanya itu adalah orang-orang sekitar Pondok Pesantren As-

    Salafiyyah yang mempunyai potensi dan kemampuan untuk bekerja dan

    merekapun kebanyakan para wanita yang sudah tidak mempunyai suami,

    namun tidak sedikit pula para pekerja yang masih muda, mereka yang tidak

    52  KH. Ahmad Makki, Ketua Umum, Wawancara Pribadi,  (Pesantren As-Salafiyyah

    Sukabumi, Januari, 2008).

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    50/61

    mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup untuk bisa bekerja di

    perusahaan atau di pabrik-pabrik sekitar wilayah Sukabumi.

    Dengan adanya program percetakan ini pemberdayaan ekonomi

    masyarakat yang dilakukan di Pondok Pesantren As-Salafiyyah ini sangat

     jelas terasa kepada seluruh masyarakat yang berada disekitar pondok

    dikarenakan kesulitan ekonomi yang mereka rasakan dapat berkurang. Dengan

    adanya percetakan ini pula masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

    sehari-hari.

    Hasil karya ataupun terbitan percetakan ini sudah sangat terkenal di

    beberapa Propinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa

    Timur. Adapun yang sampai ke luar pulau Jawa yaitu Sumatra dan Sulawesi.

    Bahkan sudah sampai ke luar negeri seperti Malaisyia dan Brunaidarussalam.

    Dengan banyaknya permintaan masyarakat akan cetakan kitab kuning yang

    dilakukan di Pondok Pesantren As-Salafiyah ini membuat pemberdayaan

    masyarakat sekitar pondok menjadi semakin berkembang pesat.

    Hasil dari percetakan al Makki ini adalah sebagai berikut :

    DAFTAR KITAB DAN HARGA

    Penerbit Assalfiyyah Sukabumi Jabar telp. (0266) 239624

    No. Nama Kitab Harga Satuan (Rp) Isi hal

    1. Pj. Almarjan Fii Tauhiidhih Tijan 23.000 229

    2. Tj. Bidayatul Hidayah 25.000 250

    3. Tj. Bulughul Marom jilid 1 34.000 342

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    51/61

    4. Tj. Bulughul Marom jilid 2 37.000 374

    5. Pj. Burdah 31.000 313

    6. Tj. Faidhul Qodir tt berbagai ukuran 14.000 121

    7. Tj. Fathul Mu'in jilid 1 29.000 272

    8. Tj. Fathul Mu'I jilid 2 30.000 295

    9. Pj. Fathul Qorib jilid 1 31.000 314

    10. Pj. Fathul Qorib jilid 2 32.000 317

    11. Pj. Hadist Arba'in 19.000 188

    12. Pj. Hikam jilid 1 26.000 257

    13. Pj. Hikam jilid 2 22.000 222

    14. Pj. Hisnus Sunnah jilid 1 22.000 217

    15. Pj. Hisnus Sunnah jilid 2 25.000 254

    16. Pj. Hidayatul Adzkiya 30.000 222

    17. Tj. Irsyadul Ibad jilid 1 27.000 217

    18. Tj. Irsyadul Ibad jilid 2 35.000 254

    19. Tj. Irsyadul Ibad jilid 3 29.000 298

    20. Tj. Irsyadul Ibad jilid 4 24.000 262

    21. Pj. Jurumiyah 22.000 352

    22. Pj. Jauharotu Tauhid 29.000 288

    23. Tj. Kasyifatus Saja jilid 1 30.000 300

    24. Tj. Kasyifatus Saja jilid 2 25.000 249

    25. Tj. Kasyifatus Saja jilid 3 25.000 255

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    52/61

    26. Tj. Kasyifatus Saja jilid 4 25.000 247

    27. Tj. Kafayatul Awam 14.000 119

    28. Pj. Mu'awanah jilid 1 21.000 210

    29. Pj. Mu'awanah jilid 2 20.000 204

    30. Pj. Muchtarul Ahaadist 31.000 313

    31. Tj. Nashoihul Diniyah jilid 1 27.000 264

    32. Tj. Nashoihul Diniyah jilid 2 29.000 288

    33. Tj. Nashoihul Diniyah jilid 3 31.000 312

    34. Tj. Nashoihul Ibad jilid 1 30.000 302

    35. Tj. Nashoihul Ibad jilid 2 28.000 280

    36. Pj. Peranan Mantiq dan Ushul fiqh 15.000 124

    37. Tj. Riyadul Badi'ah/Safinatun naja 20.000 196

    38. Pj. Su'bul Iman 19.000 184

    39. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 1 32.000 320

    40. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 2 32.000 322

    41. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 3 27.000 270

    42. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 4 34.000 340

    43. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 5 36.000 360

    44. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 6 34.000 340

    45. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 7 34.000 340

    46. Tj. Tafsir Zalalaein jilid 8 31.000 305

    47. Tj. Tafsir Zalalaein lengkap jilid 1 44.000 320

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    53/61

    48. Tj. Tafsir Juz Amma 34.000 264

    49. Tj. Tafsir Yasin 20.000 195

    50. Tj. Ta'limul Muta'alim 16.000 157

    51. Pj. Ta'limul Muta'alim jilid 1 20.000 184

    52. Pj. Ta'limul Muta'alim jilid 2 30.000 302

    53. Tj. Taqrib 16.000 145

    54. Tj. Tasyriful Uzza (Kaelani) 28.000 272

    55. Tj. Uqudulujein 24.000 236

    56. Tj. Ushfur 23.000 223

    Jumlah Total 1.501.000

    Sumber: Pondok Pesantren As-Salafiyyah, Januari 2008.

    2. Program Kolam Ikan

    Lingkungan Pondok yang terletak di pinggir perkampungan yang

    berbatasan dengan persawahan dan perkebunan, dan dikelilingi dengan kolam

    atau tambak ikan ini dapat pula memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan

    adanya kolam ikan yang mengelilingi Pondok pesantren di budidayakan

    dengan memelihara ikan hias dan ikan air tawar. Yang keseluruhannya

    dikelola oleh ketua yayasan namun para pekerjanya kebanyakan dari

    masyarakat sekitar yang setiap hari memberi makan, membersihkan dan

    mengembang biakkan ikan-ikan tersebut

    Selain dengan percetakan Pondok Pesantren As-Salafiyyah

    memberdayakan masyarakat sekitar dengan jalan membuka lapangan usaha

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    54/61

    bagi siapa saja masyarakat yang tidak mempunyai mata pencaharian, yaitu

    dengan cara menjadikan kolam ikan sebagai lapangan usaha bagi masyarakat

    sekitar. Namun program kolam ikan ini dikhususkan bagi kaum lelaki saja.

    Program kolam ikan ini sangat membantu masyarakat yang

    mayoritas bekerja sebagai petani. Dengan adanya kolam ikan ini masyarakat

    sekitar memiliki kemampuan atau potensi untuk memenuhi kebutuhan hidup

    sehari-hari. Sebagaimana penghasilan kolam ikan ini.53

     

    3.  Program Tahunan

    Program ini merupakan program yang dirancang oleh Pondok

    Pesantren As-Salafiyyah, guna memberdayakan masyarakat sekitar. Selain

    mereka di pekerjakan di percetakan dan dikolam ikan, merekapun di beri

    santunan setiap tahunnya. Menurut Ust. Supriyatin, banyak warga sekitar yang

    tidak bekerja di percetakan dan kolam ikan tetapi mereka tetap di berdayakan

    dengan cara : Pengajian rutin mingguan, untuk bapak-bapak itu bertepatan hari

    Jum'at pagi, sedangkan bagi Ibu-ibu itu hari Rabu pagi, yang bertempat di

    Pesantren As-Salafiyyah. Adapun bentuk program tahunannya selain

    pengajian rutin yaitu: bantuan berupa bahan makanan, pakaian, dan dana yang

    berupa uang tahunan dari hasil zakat percetakan dan kolam ikan54

    .

    Banyak para warga masyarakat sekitar yang sangat antusias

    mengikuti program mingguan, bulanan bahkan tahunan ini, dikarenakan

    53  Ust. Mumuh, Rois 'Am, Wawancara Pribadi,  (Pesantren Assalfiyyah Sukabumi, 25

    Januari, 2008).54

      Ust. Supriyatin, Wawancara Pribadi, (Pesantren Assalafiyah Sukabumi, 25 Januari

    2008).

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    55/61

    mereka merasa diberdayakan dengan adanya program-program ini. Selain

    menambah khazanah keilmuan, mereka pun dibekali dengan masukan-

    masukan yang bersifat membangun. Yang tadinya tidak mempunyai

    pengetahuan tentang percetakan merekapun mengetahuinya.

    Oleh karena itu masyarakat sekitar pondok pun sangat terbantu akan

    kebutuhan kehidupannya sehari-hari. Baik berupa kebutuhan ekonomi maupun

    kebutuhan yang lainnya seperti kepribadian yang baik, tenggang rasa

    kesesama tetangga, dan timbal balik kepesantren.

    Banyak para warga masyarakat yang sengaja memberikan sedekah

    kepada para santri berupa makanan, tempat dan lain-lainnya, itu semata-mata

    karena ingin timbal balik kepada pesantren yang telah memberdayakan atau

    mensejahterakan kehidupannya sehari-hari.

    B. Faktor Penghambat dan Pendukung

    Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan ada

    beberapa hal yang menjadi factor penghambat dan factor pendukung Pondok

    Pesantren As-Salafiyyah dalam mengaplikasikan pemberdayaan terhadap

    ekonomi masyarakat antara lain:

    1.  Faktor Penghambat

    a. 

    Pemahaman yang rendah akan manfaat kegiatan yang ditawarkan

    oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah hal yang paling mendasar

    disebabkan karena kurangnya kesadaran dan rendahnya tingkat

    pendidikan.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    56/61

    b.  Tingkat pendidikan yang rendah, sehingga menyulitkan terhadap

    upaya mensosialisasikan program-program yang telah dirancang.

    Solusi yang telah diupayakan oleh pondok pesantren adalah ingin

    membantu masyarakat yang berkekurangan dalam masalah

    perekonomian dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

    c.  Kurangnya potensi dan SDM yang mahir dalam melakukan

    berbagai program yang telah di rencanakan oleh pondok pesantren.

    2. Faktor Pendukung

    Sedangkan faktor pendukung pada program kegiatan yang dilakukan

    pondok pesantren adalah:

    a.  Telah tersedianya infrastruktur, seperti mesin percetakan, gedung

    yang cukup luas, kolam yang banyak dan luas, kantor, kendaraan

    operasional dan lain-lain.

    b.  Kebutuhan masyarakat akan penghasilan usaha guna memenuhi

    kebutuhan hidup sehari-hari.

    c.  Adanya koordinasi yang baik antara masyarakat sekitar dengan

    pondok pesantren sehingga terjalin hubungan yang erat.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    57/61

     

    BAB V

    PENUTUP

    A. 

    Kesimpulan

    Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

    1.  Pondok Pesantren As-Salafiyah bukan saja sebagai lembaga pendidikan

    Islam yang mencetak generasi muda yang dibekali dengan pengetahuan

    agama an sich, akan tetapi pondok pesantren As-Salafiyah – sebagai

    lembaga sosial – telah melakukan beberapa upaya pemberdayaan

    masyarakat, maupun dari segi ekonomi dan kreativitas masyarakat. Upaya

    pemberdayaan yang dilakukan oleh pondok pesantren As-Salafiyah,

    seperti; program percetakan kitab kuning, pembudidayaan ikan hias, dan

    program santunan untuk masyarakat sekitar, banyak memberikan

    kontribusi bagi masyarakat sekitar pondok pesantren.

    2.  Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program pemberdayaan

    yang dilakukan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah adalah; yang

    menjadi faktor pendukung yaitu, sudah tersedianya sumber daya manusia

    (SDM) dari pondok untuk melakukan pembinaan, telah tersedianya

    sumberdana (sudah adanya donatur tetap), telah tersedianya infrastuktur

    seperti kendaraan operasional, kantor, mesin dan sebagainya. Sedangkan

    yang menjadi faktor penghambat adalah; kurangnya kesadaran masyarakat

    akan potensi yang dimiliki, pemahaman yang rendah terhadap manfaat

    kegiatan yang ditawarkan oleh Pondok Pesantren As-Salafiyyah, tingkat

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    58/61

    pendidikan yang rendah, sehingga menyulitkan terhadap upaya sosialisasi

    program-program yang telah dirancang.

    B.  Saran-Saran

    1.  Sebagian besar kita kurang pandai memanfaatkan waktu dan potensi yang

    ada, sehingga kita cenderung hidup dalam kondisi yang apa adanya tanpa

    adanya kemajuan dan menciptakan kondisi kehidupan yang lebih berarti.

    Untuk itu semoga kita mampu mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan

    dan hal-hal yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan ekonomi

    masyarakat.

    2.  Bagi Pondok Pesantren As-Salafiyyah semoga dapat mempertahankan

    dan terus meningkatkan program-program dan profesionalitas yang sudah

    dibangun.

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    59/61

    DAFTAR PUSTAKA 

    Ahmad, Abu, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta : PT. Rieneka Cipta, 1991, Cet. Ke-2

    Al-Assal, Muhammad, Ahmad dan Karim, Abdul, Muhammad, Fathi, Sistem,

    Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, Pustaka Setia, 1999, Cet. Ke-1

    Asiba’i, Husni, Mustafa, Kehidupan Sosial Menurut Islam, Bandung: CV.Diponorogo, 1993, Cet. Ke-4

    Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.

    Dawan, M. Raharjo, Perkembangan Masyarakat Islam dalam Persepektif

    Pesantren dan Pergaulan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1988

    Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Proyek

    Peningkatan Pondok Pesantren, 2000

    Dhofier, Zamaksyari, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1984

    Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang. Yogyakarta: UGM Press, 1999

    Effendi, Djohan, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka,1990, Cet. Ke-1

    Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Studi Kritis dan Refleksi Historis,

    Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997

    Kartono, Kartini, Patologi Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1988, Cet. Ke-2

    Kerlinger N Fred.,  Asas-Asas Penelitian Baharigural, Yogyakarta : UGM Press,

    2000

    Mahendrawati, Nanih, M.Ag, dan Syafe’I, Ahmad, Agus, M.Ag, Pengembangan

     Masyarakat Islam, Bandung: Rosda Karya, 2001, Cet. Ke-1

    Majid, Noerkholis,  Merumuskan Kembali Tujuan Pondok Pesantren dalam

    Pergaulan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985

    Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994

    Moeloeng, Lexy J,  Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya,

    2000

  • 8/19/2019 Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren as Salafiyah

    60/61

     

    Muchtarom, Zeni,  Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta: Alami Press,

    1996, Cet. Ke-1

    Mukhtshari, Murtada, Masyarakat dan Sejarah, Bandung: Mizan, 1995

    Munawir, Warsan, Ahmad, Kamus Arab Indonesia Al-Munawir,  Krapyak

    Yogyakarta: 1984

    Poerwandari, Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku