PROGRAM ANIMASI CACTUS AND THE BALLOONrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/202724/...i PROGRAM...
Transcript of PROGRAM ANIMASI CACTUS AND THE BALLOONrepository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/202724/...i PROGRAM...
i
PROGRAM ANIMASI
“CACTUS AND THE BALLOON”
TUGAS AKHIR
Digunakan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III
Nada Aprilly Permata 42150744
Andini Permata Arumsari 42150033
Imas Mutiara Nur Arofah 42150733
Khansa Talitha Hanifati 42150661
Saddam Fauzi 42150835
Program Studi Penyiaran
Akademi Komunikasi BSI Jakarta
Depok
2018
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nada Aprilly Permata
NIM : 42150744
Program Studi : Penyiaran
Perguruan Tinggi : Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah Penulis buat dengan judul
“Cactus and The Balloon” adalah asli (orisinil) atau tidak plagiat (menjiplak)
dan belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk
apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan
keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas akhir yang
telah Penulis buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya
bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari
Akademi Komunikasi BSI Jakarta dicabut/dibatalkan.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : Mei 2018
Yang menyatakan,
Nada Aprilly Permata
iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nada Aprilly Permata
NIM : 42150744
Program Studi : Penyiaran
Perguruan Tinggi : Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
Dengan ini menyetujui untuk memberikan izin kepada pihak Akademi
Komunikasi BSI Jakarta, Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif (Non-exclusive
Royalti-Free Right) atas karya program animasi Penulis yang berjudul “Cactus
and The Ballon”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).
Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini pihak Akademi Komunikasi BSI
Jakarta berhak menyimpan, mengalih-media atau format-kan, mengelolaannya
dalam pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami
sebagai pencipta karya program animasi tersebut.
Penulis bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak
Akademi Komunikasi BSI Jakarta, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya program animasi Penulis ini.
Demikian pernyataan ini Penulis buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : Mei 2018
Yang menyatakan,
Nada Aprilly Permata
iv
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas akhir ini diajukan oleh :
Nama : Nada Aprilly Permata
NIM : 42150744
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Cactus and The Balloon
Nama : Imas Mutiara Nur Arofah
NIM : 42150733
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Cactus and The Balloon
Nama : Andini Permata Arumsari
NIM : 42150033
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Cactus And The Balloon
Nama : Saddam Fauzi
NIM : 42150835
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Cactus And The Balloon
Nama : Khansa Talitha Hanifati
NIM : 42150661
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Cactus And The Balloon
v
Untuk dipertahankan pada priode I-2018 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Diploma Ahli Madya
(A.Md) pada Program Diploma III Penyiaran di Akademi Jakarta.
Jakarta, Mei 2018
PEMBIMBING TUGAS AKHIR
Dosen Pembimbing : Adityo Fajar, S.Ikom, M.M ..................
D E W A N P E N G U J I
Penguji I : ............................................ ..............................
Penguji II : ............................................ ..............................
vi
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150661
Nama Lengkap : Khansa Talitha Hanifati
Dosen Pembimbing : Adityo Fajar, S.Ikom, M.M
Judul Tugas Akhir : Cactus and The Balloon
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1. 20 April 2018 Pemilihan Cerita
2. 27 April 2018 Visualisasikan Wajah Tokoh
3. 10 Mei 2018 Story Board
4. 18 Mei 2018 Membuat Naskah
5. 6 Juni 2018 Masuk BAB I dan Digital Gambar
6. 5 Juni 2018 Masuk BAB II dan flipbook
7. 28 Juni 2018 Masuk BAB III dan Produksi Karya
8. 8 Agustus 2018 Revisi BAB III Produksi Karya
9. 11 Agustus 2018 Produksi Karya
Catatan untuk Dosen Pembimbing
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal :20 April 2018
Diakhiri pada tanggal :11 Agustus 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9x Pertemuan
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
(Adityo Fajar, S.Ikom, M.M)
vii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150744
Nama Lengkap : Nada Aprilly Permata
Dosen Pembimbing : Adityo Fajar, S.Ikom, M.M
Judul Tugas Akhir : Cactus and The Balloon
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1. 20 April 2018 Pemilihan Cerita
2. 27 April 2018 Visualisasikan Wajah Tokoh
3. 10 Mei 2018 Story Board
4. 18 Mei 2018 Membuat Naskah
5. 6 Juni 2018 Masuk BAB I dan Digital Gambar
6. 5 Juni 2018 Masuk BAB II dan flipbook
7. 28 Juni 2018 Masuk BAB III dan Produksi Karya
8. 8 Agustus 2018 Revisi BAB III Produksi Karya
9. 11 Agustus 2018 Produksi Karya
Catatan untuk Dosen Pembimbing
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal :20 April 2018
Diakhiri pada tanggal :11 Agustus 2018
Jumlah pertemuan bimbingan :9x Pertemuan
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
(Adityo Fajar, S.Ikom, M.M)
viii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150033
Nama Lengkap : Andini Permata Arumsari
Dosen Pembimbing : Adityo Fajar, S.Ikom, M.M
Judul Tugas Akhir : Cactus and The Balloon
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1. 20 April 2018 Pemilihan Cerita
2. 27 April 2018 Visualisasikan Wajah Tokoh
3. 10 Mei 2018 Story Board
4. 18 Mei 2018 Membuat Naskah
5. 6 Juni 2018 Masuk BAB I dan Digital Gambar
6. 5 Juni 2018 Masuk BAB II dan flipbook
7. 28 Juni 2018 Masuk BAB III dan Produksi Karya
8. 8 Agustus 2018 Revisi BAB III Produksi Karya
9. 11 Agustus 2018 Produksi Karya
Catatan untuk Dosen Pembimbing
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal :20 April 2018
Diakhiri pada tanggal :11 Agustus 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9x Pertemuan
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
(Adityo Fajar, S.Ikom, M.M)
ix
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150733
Nama Lengkap : Imas Mutiara Nur Arofah
Dosen Pembimbing : Adityo Fajar, S.Ikom, M.M
Judul Tugas Akhir : Cactus and The Balloon
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1. 20 April 2018 Pemilihan Cerita
2. 27 April 2018 Visualisasikan Wajah Tokoh
3. 10 Mei 2018 Story Board
4. 18 Mei 2018 Membuat Naskah
5. 6 Juni 2018 Masuk BAB I dan Digital Gambar
6. 5 Juni 2018 Masuk BAB II dan flipbook
7. 28 Juni 2018 Masuk BAB III dan Produksi Karya
8. 8 Agustus 2018 Revisi BAB III Produksi Karya
9. 11 Agustus 2018 Produksi Karya
Catatan untuk Dosen Pembimbing
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal :20 April 2018
Diakhiri pada tanggal :11 Agustus 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9x Pertemuan
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
(Adityo Fajar, S.Ikom, M.M)
x
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150835
Nama Lengkap : Saddam Fauzi
Dosen Pembimbing : Adityo Fajar, S.Ikom, M.M
Judul Tugas Akhir : Cactus and The Balloon
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1. 20 April 2018 Pemilihan Cerita
2. 27 April 2018 Visualisasikan Wajah Tokoh
3. 10 Mei 2018 Story Board
4. 18 Mei 2018 Membuat Naskah
5. 6 Juni 2018 Masuk BAB I dan Digital Gambar
6. 5 Juni 2018 Masuk BAB II dan flipbook
7. 28 Juni 2018 Masuk BAB III dan Produksi Karya
8. 8 Agustus 2018 Revisi BAB III Produksi Karya
9. 11 Agustus 2018 Produksi Karya
Catatan untuk Dosen Pembimbing
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal :20 April 2018
Diakhiri pada tanggal :11 Agustus 2018
Jumlah pertemuan bimbingan :9x Pertemuan
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
(Adityo Fajar, S.Ikom, M.M)
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat merampungkan tugas akhir dengan judul: CACTUS
AND BALLOON. Ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi
serta dalam rangka memperoleh gelar Diploma III pada Program Studi Penyiaran
di Bina Sarana Informtika.
Terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Keluarga yang telah
mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun
materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia
dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada
penulis.
Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Adityo Fajar
S. Ikom, M.M selaku Pembimbing yang telah membantu penulisan Tugas Akhir
ini. Serta ucapan terima kasih kepada :
1. Direktur Akademi Komunikasi BSI Jakarta
2. Ibu Anisti, S.Sos selaku Ketua jurusan penyiaran Bina Sarana
Informatika.
3. Bapak Adityo Fajar S. Ikom, M.M selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir
4. Bapak/ibu dosen di Akademi Komunikasi BSI yang telah memberikan
Penulis dengan semua bahan yang diperlukan.
5. Kepada keluarga Penulis, terutama kedua orang tua, saudara-saudara
yang telah sangat membantu dalam mendorong, menyarankan penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
xii
6. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan
tugas akhir ini.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu
sehingga terwujudnya penulisan ini. Akhir kata Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu, Penullis memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita
semua.
Jakarta, Juni 2018
Penulis
Nada Aprilly Permata
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Tugas Akhir............................................................................... i
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir................................................ ...... ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ............................ .... iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir .......................................... iv
Lembar Konsultasi Tugas Akhir ...................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................. xi
Daftar Isi........................................................................................................... xiii
Abstrak ............................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Kegunaan Program ..................................................................... 5
1.2.1. Kegunaan Khalayak .......................................................... 5
1.2.2. Kegunaan Praktis .............................................................. 5
1.2.3. Kegunaan Akademis ......................................................... 5
1.3. Referensi Audio Visual ............................................................. 6
BAB II KAJIAN PROGRAM .... ................................................................ 7
2.1. Kategori Program ...................................................................... 7
2.2. Format Program ........................................................................ 7
2.3. Judul Program ........................................................................... 8
2.4. Target Audiences ....................................................................... 8
2.5. Karakteristik Produksi ................................................................ 8
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 9
3.1. Proses Kerja Produser ...................................................................... 9
3.1.1. Pra Produksi ................................................................... 9
3.1.2. Produksi ........................................................................... 11
3.1.3. Pasca Produksi ................................................................. 11
xiv
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser .............................. 13
3.1.5. Proses Penciptaan Karya ................................................... 14
3.1.5.1 Konsep Kreatif ..................................................... 14
3.1.5.2 Konsep Produksi ................................................... 14
3.1.5.3 Konsep Teknis ...................................................... 14
3.1.6. Kendala dan Solusinya ...................................................... 15
3.1.7 Lembar Kerja Produser ..................................................... 16
3.1.7.1 Working Schedule ................................................. 16
3.1.7.2 Deskripsi Program ................................................. 18
3.1.7.3 Breakdown Budgeting ........................................... 19
3.1.7.4 Daily Production Report ........................................ 21
3.1.7.5 Equipment List ...................................................... 23
3.1.7.6 Surat Ikatan Kerja .................................................. 24
3.2. Proses Kerja Sutradara ............................................................... 27
3.2.1 Pra Produksi ...................................................................... 27
3.2.2. Produksi ........................................................................... 28
3.2.3 Pasca Produksi .................................................................. 29
3.2.4.Peran dan Tanggung Jawab Sutradara ............................... 29
3.2.5 Proses Penciptaan Karya ................................................... 30
3.2.5.1 Konsep Kreatif ..................................................... 30
3.2.5.2 Konsep Produksi ................................................... 30
3.2.5.3 Konsep Teknis ...................................................... 30
3.2.6. Kendala dan Solusinya ...................................................... 31
3.2.7.Konsep Penyutradaraan .................................................... 32
3.2.7.1 Director Treatment ............................................... 33
3.2.7.2 Script Breakdown Sheet ........................................ 73
3.3. Proses Kerja Penulis Naskah ..................................................... 78
3.3.1 Pra Produksi ...................................................................... 78
3.3.2. Produksi ........................................................................... 80
3.3.3 Pasca Produksi .................................................................. 80
3.3.4.Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah ...................... 81
xv
3.3.5 Proses Penciptaan Karya ................................................... 82
3.3.5.1 Konsep Kreatif ..................................................... 82
3.3.5.2 Konsep Produksi ................................................... 82
3.3.5.3 Konsep Teknis ...................................................... 83
3.3.6. Kendala dan Solusinya ...................................................... 83
3.3.7 Konsep Penulis Naskah .................................................... 84
3.3.7.1 Basic Story ........................................................... 86
3.3.7.2 Sinopsis ................................................................ 89
3.3.7.3 Treatment ............................................................... 90
3.3.7.4 Skenario ................................................................ 93
3.4. Proses Kerja Animator ............................................................... 106
3.4.1 Pra Produksi ...................................................................... 106
3.4.2. Produksi ........................................................................... 107
3.4.3 Pasca Produksi .................................................................. 107
3.4.4.Peran dan Tanggung Jawab Animator ............................... 108
3.4.5 Proses Penciptaan Karya ................................................... 108
3.4.5.1 Konsep Kreatif ..................................................... 108
3.4.5.2 Konsep Produksi ................................................... 109
3.4.5.3 Konsep Teknis ...................................................... 109
3.4.6. Kendala dan Solusinya ...................................................... 109
3.4.7 Lembar Kerja Animator .................................................... 110
3.4.7.1 Konsep Kerja Animator ........................................ 111
3.4.7.2 Storyboard ............................................................ 112
3.5. Proses Kerja Penata Suara ......................................................... 120
3.5.1 Pra Produksi ...................................................................... 122
3.5.2. Produksi ........................................................................... 123
3.5.3 Pasca Produksi .................................................................. 125
3.5.4.Peran dan Tanggung Jawab Penata Suara ......................... 126
3.5.5 Proses Penciptaan Karya ................................................... 128
3.5.5.1 Konsep Kreatif ..................................................... 128
3.5.5.2 Konsep Produksi ................................................... 128
xvi
3.5.5.3 Konsep Teknis ...................................................... 129
3.5.6. Kendala dan Solusinya ...................................................... 130
3.5.7 Lembar Kerja Penata Suara .............................................. 131
3.5.7.1 Konsep Penata Suara ............................................ 131
3.5.7.2 Spesifikasi Peralatan Audio .................................. 131
3.5.7.3 Laporan Penata Suara ........................................... 132
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 163
4.1. Kesimpulan ................................................................................ 163
4.2. Saran ........................................................................................... 163
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 172
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 173
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 173
xvii
ABSTRAK
NADA APRILLY (42150744), ANDINI PERMATA A (42150033), IMAS
MUTIARA N. A (42150733), KHANSA TALITHA H (42150661),
SADDAM FAUZI (42150835)
Penulis adalah sekelompok mahasiswa semester akhir di jurusan penyiaran
Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika Jakarta yang memproduksi film
animasi “CACTUS AND THE BALLOON” sebagai Tugas Akhir penulis untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga.
Animasi merupakan suatu program film yang banyak di tayangkan di
televise maupun di bioskop. Perkembangan film animasi pada saat ini sangat
pesat. Film animasi saat ini sudah sangat canggih dimana film animasi secara
visual sudah sangat baik dan di buat menggunakan perangkat computer untuk
membentuk sebuah karaktrer yang di hendaki oleh penulis.
Menceritakan kehidupan kaktus dan balon. Sang balon adalah kalangan
bangsawan, dan sang kaktus berasal dari kalangan warga biasa. Pada beberapa
puluh tahun yang lalu, para warga kaktus sering menyelundup ke lingkungan
balon untuk mencuri. Warga balon sangat menakuti kaum kaktus, karena jika
terkena durinya, maka ia akan terluka. Dan kaum kaktus tidak menyukai kaum
balon karena mereka angkuh dan merasa mereka adalah kaum bangsawan. Sampai
suatu hari, anak balon bertemu dengan anak kaktus lalu mereka bermain.
Kata kunci : Program animasi hiburan “Cactus and The Balloon”
xviii
ABSTRACK
NADA APRILLY (42150744), ANDINI PERMATA A (42150033), IMAS
MUTIARA N. A (42150733), KHANSA TALITHA H (42150661),
SADDAM FAUZI (42150835)
The author is a group of final semester students majoring in the
broadcasting academy of communication Bina Sarana Informatika jakarta who
produced the animated film "CACTUS AND THE BALLOON" as the author's
Final Project to fulfill one of the requirments for graduation Diploma Program.
Animation is a film program that is widely displayed on television and in
theaters. The development of animated films at this time is very rapid. Animated
films are now very sophisticated where animated films are visually very real and
are made using computer devices to created a character desired by the author.
Animated film “CACTUS AND BALLOON” Tells the story of cactus and
balloons. The balloon is among the nobility, and the cactus comes from among
ordinary citizens. In the past few decades, cactus residents often smuggled into
balloon environments to steal. Balloon residents are very afraid of the cactus,
because if it is hit by a thorn, it will be hurt. And cactus don't like balloons
because they are arrogant and feel they are nobles. Until one day, the balloon boy
meets a cactus child and then they play together.
Keywords : Entertaiment Film Animation “ Cactus and The Balloon “
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Adi Badjuri, (2010:39) “Televisi adalah media pandang
sekaligus media dengar (audio-visual). Ia berbeda dengan media cetak yang
lebih merupakan media pandang. Orang memandang gambar yang ditayangkan
di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi atau narasi dari gambar
tersebut.”
Menurut Suprapto (2013:20), Pada era Orde Baru yang lalu masyarakat
hanya memiliki satu pilihan siaran televisi pemerintah yakni TVRI. TVRI yang
dilahirkan pada tanggal 24 Agustus 1962, tercatat sebagai televisi siaran
terestrial yang pertama dan satu-satunya milik pemerintah hingga awal tahun
1990. Pada awalnya TVRI adalah medium pemerintahan Soekarno yang berada
pada sebuah yayasan untuk memperkenalkan bangsa indonesia pada dunia luar.
Adapun kelahirannya adalah tidak lepas dari upaya menegakkan eksistensi
bangsa indonesia melalui event Pekan Olahraga Asian Games pada tahun 1962.
Setelah Asian Games sukses di gelar, tepatnya pada Oktober 1963, struktur
organisasi TVRI berbentuk. Dengan status yayasan, TVRI bertanggung jawab
kepada Departemen Penerangan untuk isi program, tetapi otonom pada
pendanaan. Di era Orde Baru, memang peran media khususnya media
penyiaran baik RRI maupun TVRI belumlah menunjukkan fungsi sosial
dengan sempurna, karena intervensi politik kekuasaan pada waktu itu.
Sebenarnya pada waktu itu Deppen telah mengedepankan fungsi media RRI
dan TVRI yang sebenarnya dalam rangka meningkatkan peran sosial RRI dan
TVRI dengan meligitimasi forum media seperti kelompencapir sebagai media
belajar masyarakat, tetapi dalam pelaksanaannya belumlah optimal, karena
masuknya kepentingan politik didalamnya, sehingga keberadaan sering
kelompencapir memunculkan pemeo sebagai upaya penggalangan massa cara
lain untuk kepentingan politik dan kekuasaan.
2
Menurut Suprapto (2013:22), “Dominasi TVRI mulai menunjukkan tanda-tanda
berakhir pada tahun 1988, setelah mengudaranya RCTI yang lahir sebagai TV
Swasta pertama di Indonesia. Stasiun milik Bambang Trihatmojo Soeharto ini
pada awalnya bersiaran melalui jaringan kabel untuk seputar jakarta dengan
sistem pay-television semacam tv berlangganan.”
Sejak kelahirannya, menurut Suprapto (2013:21) TVRI telah menjadi
tonggak pertelevisian nasional Indonesia dan berperan sentral dalam setiap
kegiatan komunikasi politik. Keberadaan TVRI yang dalam perkembangan
berikutnya menjadi alat strategis pemerintah serta memegang monopoli
penyiaran di Indonesia yang pada gilirannya telah menjadi “corong
pemerintah” dan bahkan menjadi alat legitimasi kekuasaan Bertahannya Orde
Baru yang berkuasa hingga 32 tahun itu adalah contoh peran dari politik
monopoli penyiaran di Indonesia yang begitu kuat yakni keleluasaan untuk
menyajikan berita-berita pembangunan yang hanya bersumber dari pejabat
negara.
Menurut Suprapto (2013:21), Tahun 1989 adalah tonggak
perkembangan penyiaran (broadcasting) di indonesia setelah hampir 37 tahun
TVRI menjadi single fighter dalam berkiprah di dunia pertelevisian yakni
dengan mengudaranya siaran televisi swasta pertama di Indonesia, yaitu
Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran
terbatas. Kehadiran TV swasta tersebut diawali dan sebagai konsekuensi terbit
SK Menteri Penerangan RI Nomor: 190A/Kep/Menpen/1987 tentang saluran
siaran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi.
Dengan hadirnya beberapa TV swasta nasional dan juga beberapa TV Lokal
dan komunitas, menambah maraknya bisnis televisi di tanah air, dan pada
gilirannya masyarakat akan di hadapkan pada beragam pilihan program yang
menarik.
Memasuki era pasca keruntuhan rezim Orde Baru pada revolusi Mei
1998, Menurut Suprapto (2013:28) media penyiaran belum beranjak
mengalami perubahan yang signifikan. Walaupun dari sisi perkembangan
kepemilikan media, bisnis penyiaran tidak lagi berpusat kepada keluarga
3
cendana. Nama anak-anak Soeharto memang tidak lagi terlihat dalam kancah
kepemilikan stasiun televisi. Para pemain baru mulai bermunculan, baik dengan
mengakuisisi stasiun televisi lama maupun dengan mendirikan stasiun televisi
baru. Pada era reformasi ini, perkembangan televisi swasta masih stagnan dalam
arti belum ada peningkatan kualitas program acara karena penekanan masih ada
entitas komersial. Stasiun televisi swasta belum berani memproduksi acara
sendiri, mengingat keterbatasan SDM yang berkualitas. Biaya produksi,
misalnya untuk sebuah sinetron bisa mencapai lebih dari 400 juta rupiah, karena
harga artis melambung tinggi. Sedang honor artis bisa mencapai separuh dari
biaya produksi. Di lain pihak banyak industri televisi swasta memanfaatkan
production house untuk membeli program guna menopang kebutuhan program
stasiun televisi.
Dan pada era sekarang ini industri televisi telah berkembang sangat pesat
dan program yang ditayangkan pun sudah sangat beragam. Ada informasi, berita
dan juga hiburan yang banyak diminati oleh masyarakat era sekarang. Program
siaran yang disajikan pun saat ini sudah menggunakan gambar dan tata suara
yang baik. Tapi ironisnya tayangan-tayangan tidak mendidik dan mengandung
unsur negatif seperti kekerasan, kriminal, pornografi, percintaan, dan lainnya
sudah sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari bahkan dapat diakses
dan ditonton dengan sangat mudah oleh berbagai kalangan dimana pun dan
kapan pun sehingga memberi pengaruh buruk dari tayangan televisi terutama
untuk anak-anak. Dalam persoalan ini penulis mengkhususkan target utamanya
untuk tayangan ini adalah anak-anak. Program televisi yang kurang mendidik
seperti sinetron, ftv, komedi dengan saling mengejek, dan sebagainya tayang di
jam yang dapat ditonton oleh anak-anak. Salah satu format film tentang
tayangan anak yang digemari oleh anak-anak ialah animasi atau biasa dikenal
dengan kartun.
Menurut Partono (2017:1), Animasi pada dasarnya adalah suatu disiplin
ilmu yang memadukan unsur seni dengan teknologi. Sebagai disiplin ilmu seni
ia terikat dengan aturan atau hukum dan dalil yang mendasari keilmuan itu
sendiri, yaitu prinsip animasi. Sedang teknologi untuk menunjang keilmuan itu
4
sendiri adalah perangkat yang dapat merekam buah seni animasi tersebut.
Seperti Kamera film atau video, perekam suara, perangkat lunak komputer, serta
sumber daya manusia. Semuanya bersinergi hingga terwujudlah sebuah karya
animasi.
Saat ini, film animasi telah menjadi salah satu tontonan favorit banyak
masyarakat, contoh seperti kartun-kartun yang ceritanya unik dan lucu sehingga
diminati oleh anak-anak bahkan semua umur. Tidak hanya kartun seperti iklan
layanan masyarakat dsb banyak yang menggunakan animasi agar terlihat
menarik dan banyak yang menonton. Media animasi cukup efektif sebagai
media komunikasi untuk masyakat karena bentuk penyampaian ceritanya yang
berbeda, menjadi hiburan, dan juga menjadi penuntun dan penginspirasi.
Misalnya iklan layanan masyarakat, kartun anak anak bahkan animasi
merupakan teknik yang sangat sering kita jumpai di dunia perfilman seperti film
layar lebar yang semakin kesini teknik yang digunakan semakin canggih dan
mampu membuat sesuatu yang lain daripada yang lain.
Oleh karena itu, tema animasi yang penulis buat ialah tentang
persahabatan antara dua kaum yaitu balon dan kaktus yang dimana dua kaum
tersebut bermusuhan. Dengan konsep yang mengandung nilai moral, menarik
dan menghibur guna menarik minat masyarakat dimana masyarakat pada
umumnya menyukai animasi atau kartun. Penulis mengambil tema tersebut
untuk mengajarkan kepada anak-anak bahwa tidak semua yang mereka anggap
buruk seterusnya akan seperti itu..
Mengandung arti nilai kehidupan tentang perdamaian. Keunggulan
program animasi ini dapat di tonton oleh semua khalayak. Dari anak kecil
hingga orang dewasa dan mengandung nilai kehidupan, persahabatan, dan
kedamaian.
5
1.2 Kegunaan Program
1.2.1 Kegunaan Khalayak
Program animasi yang penulis buat memiliki tujuan untuk menghibur
semua golongan masyarakat baik muda maupun tua dan juga memberikan nilai
kehidupan.
1.2.2 Kegunaan Praktis
Agar mahasiswa mengerti bagaimana cara membuat dan memproduksi
film animasi dan mengaplikasikan software Animasi tersebut untuk Tugas Akhir
serta sebagai sarana pembelajaran sejarah untuk anak-anak lewat tontonan yang
mengandung pesan moral.
1.2.3 Kegunaan Akademis
Tugas Akhir ini di buat untuk memenuhi gelar Diploma III, untuk
mengaplikasikan pembelajaran bagi mahasiswa yang ingin membuat karya
sejenis.
1.3 Referensi Audio Visual
Dalam proses penulis melakukan pengembangan ide kreatif
mendapatkan ide melalui referensi film animasi yaitu Angry Bird dan Oscar
Oasis. Dari film Angry Bird penulis mendapatkan ide melalui permasalahan
film tersebut, dimana tokoh utama tersebut di jauhi dan di musuhi oleh warga-
nya, tetapi ketika ada masalah yang melanda warga bird, yang menolong ialah
tokoh utama yang di musuhi.
6
Kemudian dari film Oscar Oasis penulis mendapatka ide untuk latar film
animasi yang di buat oleh penulis. Judul animasi di tentukan penulis ialah
“Cactus and The Balloon” karna sesuai dengan karakter yang penulis buat.
Adapun referensi tema terinspirasi dari animasi “Ferdinand” , karena
menurut pandangan penulis pesan dari animasi “Ferdinand” terbilang sama
persis yaitu bahwa siapapun tidak dapat menilai sesuatu hanya dari wujudnya
saja.
7
BAB II
KAJIAN PROGRAM
2.1 Kategori Program
Menurut Morissan (2008:208) menyatakan bahwa, “jenis program
televisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya,
yaitu program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment)”.
Berdasarkan pengelompokkan tersebut, film animasi yang Penulis buat
termasuk kategori hiburan yang bertujuan untuk menghibur khalayak yang di
dalamnya terdapat pesan-pesan yang akan disampaikan dan juga kebanyakan
masyarakat menyukai film kartun animasi baik usia muda maupun usia tua.
2.2 Format Program
Menurut Morissan (2011:223) “definisi hiburan adalah segala bentuk
siaran yang bertujuan untuk menghibur khalayak dalam bentuk music, lagu,
cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah
drama, permainan (game), musik, dan pertunjukkan.”
Berdasarkan definisi diatas, film animasi “Cactus and The Balloon”
termasuk kategori film drama animasi yang bertujuan untuk menghibur
khalayak sekaligus menyampaikan pesan-pesan yang ada didalam cerita tersebut
8
2.3 Judul Program
Penulis memilih judul “Cactus and The Balloon” karena karakter utama
yang di tampilkan pada animasi tersebut hanya dua jenis karakter saja yaitu
Kaktus dan Balon.
2.4 Target Audiences
Program animasi ini ditujukan untuk semua usia dan kalangan,
dikarenakan konsep yang penulis buat di sesuaikan untuk semua kalangan
2.5 Karakteristik Produksi
Program animasi “Cactus and The Balloon” ini memiliki karakter yang
sangat kuat dimana sang kaktus dan sang balon memberikan banyak inspirasi
untuk khalayak karena pada sebuah persahabatan tidak memandang ras, fisik,
serta golongan. Dan alur ceritanya yang sangat menarik untuk di tonton oleh
berbagai kalangan. Serta mengajak khalayak untuk dapat saling membantu satu
sama lain dan tak lupa mengandung arti nilai kehidupan tentang perdamaian
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Kerja Produser
Menurut Rusman (2017:7) Produser adalah penanggung jawab atas
seluruh pelaksanaan pra produksi. Melakukan koordinasi pelaksanaan pra
produksi, produksi, pasca produksi. Dalam menjalankan tugasnya produser
diawasi oleh produser eksekutif. Program yang tidak melibatkan banyak kru,
menggunakan teknik produksi single camera dan recording in segment (film
style) misalnya program dokumenter atau feature yang tayang weekly atau hanya
event spesial sekali tayang, produser kadang juga sebagai penulis naskah,
kameraman dan editor. Pekerjaan ini bisa dilakukan jika produser tersebut dapat
menulis, mengoperasikan kamera dan menguasai pengoperasian teknologi
editing dan memahami editing
3.1.1. Pra Produksi
Menurut Rusman (2017:242) “Dari tahap per tahap, dari rencana
kemudian pindah pembuatan story board. Story board merupakan bentuk visual
dari animasi yang dituangkan melalui gambar. Selanjutnya beralih membuat
layout background yang dibuat berdasarkan storyboard tersebut. Kemudian
membuat ekspresi atau desain karakter tokoh, lalu membuat materi musik dan
gambar, mencari karakter dan gambar pendukung yang lain. Proses tersebut
sangat penting demi kelancaran produksi. Apabila salah satu terabaikan maka
kegiatan produksi akan terganggu.”
Sebelum melakukan produksi suatu program atau suatu acara
diperlukannya rencana. Rencana dalam arti segala sesuatunya harus berjalan
sesuai dengan rencana. Hal ini meliputi konsep, tema, anggaran, jadwal
kegiatan, dsb. Sebagai seorang produser harus dapat memprediksikan pro dan
kontra dari rencana yang akan berjalanan tersebut. Harus dapat mengurangi
kontra terkait rencana tersebut, harus mengkonsep acara dengan matang beserta
team kerja agar hasil yang didapat maksimal dan sesuai dengan rencana yang
telah terjadwalkan.
10
Menurut Partono (2017:57) “Pada Tahap Pra Produksi, Departemen
kreatif sibuk menyiapkan segala materi untuk kegiatan produksi seperti
storyboard, desain karakter, rekaman suara, animatik dan sebagainya. Diawali
dengan skenario, sang visualizer harus menerjemakannya menjadi storyboard.
Berupa runtutan cerita bergambar yang hanya memuat pokok-pokok adegan
kasar, seperti angle (sudut pandang), nuansa, maupun sketsa yang menyiratkan
situasi geografis termasuk dialog dan catatan perkiraan durasi setiap adegan
(scene, sequence, cut) walau tidak secara detail. Sang visualizer tidak bekerja
sendiri, ia dibawah arahan tim artistik seperti Art director bersama Sutradara
plus Produser.”
Konsep atau tema merupakan garis besar visual yang akan dibuat dituang
dalam berupa tulisan serta gambar karakter tokoh animasi. Setelah mendapatkan
tema yang pas untuk produksi, kemudian membuat synopsis. Banyak melihat
pada referensi adalah hal yang sangat baik. Referensi bisa dapat darimana saja
misal dari social media, acara televisi yang menyangkut acara animasi/kartun,
atau bahkan lingkungan sekitar
Rencana adalah rumusan atau metode kerja yang harus dan dapat
dikerjakan secara efektif dan efisien dalam produksi siaran televisi. Metode
kerja yang dibuat harus dapat dijalankan, jika tidak dapat dijalankan, tidak dapat
disebut sebagai rumusan rencana produksi. Dengan adanya rencana, maka
sistematika pekerjaan dapat diatur dan terjadwalkan dengan baik, proses kerja
dapat berjalan sesuai yang direncanakan.
3.1.2. Produksi
Menurut Rusman (2017:15) “Pada tahap produksi, peran lebih dominan
pada sutradara karena tugas utama sutradara menerjemahkan naskah dalam
bentuk gambar bergerak, pada pendekatan estetika yang mengandung nilai
filosofi, emosi, sensasi, dan spitual. Peran produser hanya sebatas fasilitator
11
kebutuhan produksi dan mengawasi setiap penggunaan dana, jadwal kerja serta
menyediakan peralatan dan fasilitas produksi pasca-produksi. Artinya, produser
harus memiliki keahlian perencanaan, pengawasan, dan strategi produksi,
khususnya pengelolaan keuangan.”
Tahap produksi adalah tahap dimana proses pembuatan animasi 2D
mulai dibuat. Hal yang dilakukan merupakan penyusunan gambar yang sudah
dibuat dalam bentuk story board lalu dipindahkan kedalam komputer. Membuat
layout atau tata letak, membuat background, membuat pergerakan agar gambar
terlihat seperti hidup dan gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke
gambar inti yang lainnya/ in beetween, tidak lupa dengan coloring/ perwarnaan
gambar tokoh maupun background. Dalam produksi ada tahap menggerakkan
karakter yang sudah dibuat saat pra produksi dan mengawasi terlaksananya
produksi agar sesuai dengan schedule yang telah dibuat saat pra produksi.
3.1.3. Pasca Produksi
Menurut Brilianto (2016:92), Tugas produser di post production atau
pasca produksi adalah menemani editor melakukan editing. Mengapa produser?
Karena produserlah yang mengetahui konsep program. Agar konsep program
tidak melenceng dari gagasan awal, maka produser harus menemani editor.
Tentu saja, menemani editor tidak selalu dalam cakupan jam kantor. Kadang
kala bahkan jadwal editing memaksa produser untuk harus menginap di studio
editing.
Tahap terakhir setelah produksi ialah pasca produksi, saat pasca produksi
ini tahap penyelesaian akhir dari produksi yang sudah dilakukan sebelumnya.
Untuk animasi langkah yang dilakukan yaitu melakukan penyuntingan atau
menambahkan modifikasi tambahan yang dapat membuat animasi menjadi lebih
menarik. menyatukan suara dengan animasi, pemberian effect menggunakan
perangkat editing yang pada umumnya sering digunakan untuk membuat sebuah
12
film animasi, dan untuk proses akhir ialah puncak dari keseluruhan produktivitas
pembuatan animasi ini yaitu proses exporting atau rendering.
Menurut Indrajaya (2011:139), Pengertian editing adalah penyuntingan,
pemotongan, penyambungan, merangkai pemotongan gambar secara runtut dan
utuh dari bagian-bagian dari hasil rekaman gambar dan suara. Ada dua jenis
teknik editing yang digunakan untuk proses editing program siaran, yaitu
Continuity Editing: menghubungkan adegan satu dengan yang lainnya. Dan
Compilation Editing: editing yang tidak terikat pada kontinuitas gambar.
Gambar berdasarkan script atau narasi. Kedua jenis editing harus tetap
memperhatikan aspek rationable dan aspek attractive
Menurut Partono (2017:108), “Pasca editing, animasi hasil kerja tim
produksi untuk pertama kali dipertunjukkan (preview) dikalangan intern
produksi. Mungkin saja terdapat usulan dari pihak produser, penyandang dana,
dan lain-lain. Namun bila segalanya berjalan mulus semuanya. tim produksi
akan menyambut dengan sorak gembira. Animasi siap di publikasikan.”
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser
Menurut Karsito (2008:57), “menyebutkan produser adalah seorang
sineas profesional yang membuat film. Memiliki wewenang dan tanggung jawab
secara manajemen dan artistik terhadap proses produksi sebuah karya film,
meliputi penentuan ide cerita, penulis skenario, sutradara, tim kreatif (kru), dan
pemain. Merancang produksi, promosi, pemasaran, dan menyusun anggaran.
Memberikan panduan kepada manager produksi beserta seluruh staff.”
Produser adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kelahirannya
sebuah film. Seorang produser adalah sosok sentral yang menjalankan sebuah
produksi film. Bukan dengan uang tapi dengan visi. Karena dengan visi lah
produser bisa menentukan apakah film tersebut bisa dikembangkan. Selain visi
produser yang bertanggung jawab dalam operasi produksi mulai dari tahap pra
13
produksi sampai pasca produksi. Tugas pokok dan tanggung jawab produser
yaitu:
1. Mencari ide cerita untuk produksi
2. Membuat proposal berdasarkan ide cerita
3. Menyusun rancangan produksi
4. Menyusun rencana pemasaran
5. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari
semua departemen
6. Bertanggung jawab atas seluruh produksi
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
3.1.5.1 Konsep Kreatif
Untuk proses karya penciptaan, penulis naskah memberikan beberapa
ide-ide kreatif yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah konsep film
animasi yang matang dan sangat menarik untuk kami angkat menjadi sebuah
film animasi yang menghibur, menginspirasi, memiliki pesan moral dan menarik
untuk di tonton. Dikarenakan film animasi di indonesia sudah mulai kurang
penanyangannya.
14
3.1.5.2 Konsep Produksi
Untuk konsep produksi, penulis sebagai produser harus bertanggung
jawab atas segala yang dilakukan, menyelesaikan tugasnya hingga selesai.
Penulis mengatur jadwal proses animasi berlangsung, memantau jalannya
produksi jika mengalami kendala penulis membantu menentukan jalan
keluarnya. Agar semuanya bisa tetap berjalan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat saat pra produksi.
3.1.5.3 Konsep Teknis
Untuk konsep teknis, penulis sebagai produser menemani
animator mengerjakan animasi, menyediakan tempat untuk produksi. Saat pra
produksi menggunakan tempat sutradara kemudian saat produksi menyewa
tempat (kos-kosan) agar lebih memudahkan team untuk menjalankan produksi
animasi ini. Untuk peralatan yang digunakan saat produksi seperti laptop, pen
tab dan juga sofware yang mendukung jalannya produksi. Untuk laptop
menggunakan laptop milik animator sendiri, dan untuk pen tab team membeli
secara online dan untuk software kami menggunakan beberapa software yang
memang sudah dimiliki oleh animator
15
3.1.6. Kendala dan Solusi
1. Kendala yang dihadapi saat produksi ialah keterbatasannya alat
produksi seperti Laptop dan Pen tab sehingga lebih lama untuk
memproduksi animasi.
Solusi dari itu tetap memakai satu laptop dan membeli pen tab.
2. Kendala selanjutnya laptop untuk produksi mendadak hang / tidak bisa
beroperasi.
Solusi: rusak pada bagian motherboardnya kami membenarkan kerusakan
laptop tersebut pada orang yang ahlinya
3. Kendala selanjutnya yaitu tempat untuk produksi, karena team ada yang
tinggal jauh diantara yang lain, dan tempat semua team tidak ada yang bisa
dipakai untuk menginap karena satu dan lain hal.
Solusinya: team menyewa tempat (kos-kosan)
16
17
18
3.1.7.2 Deskripsi Program
Kategori Program : Hiburan
Media : Televisi
Format Program : Drama Animasi
Judul Program : Cactus and The Balloon
Durasi Program : 10 menit ( 600 second )
Target Audience :
- Usia : 5 - 17 tahun
- Jenis Kelamin : L/P
- Status Ekonomi Sosial : B, C
Karakteristik Produksi : Taping, Record
Jam tayang + Alasan : 08.00 – 08.10 WIB
Alasan : Pagi hari adalah jadwal yang tepat untuk penanyangan film
animasi karena khalayak akan mencari tayangan yang menghibur di pagi
hari
19
3.1.7.3 Breakdown Budgeting
Production Company : Anims Explore Produser : Nada Aprilly
Project Title : Cactus and The Baloon Director : Andini P
Durasi : 10 Menit Unit Manager :
No Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
1 Konsumsi Rp. 250.000
2 Pen Tab 1 Rp. 870.000
3 Fotocopy/Print Rp. 50.000
4 Pensil Warna 1 Rp. 30.000
5 Kertas HVS Rp. 50.000
6 Buku Referensi Rp. 70,000 Rp. 750.000
Total:
Rp. 2.000.000
Produksi
7 Konsumsi Rp. 400.000
8 Software Rp. 900.000
9 Sewa tempat Rp. 650.000
10 Token Listrik Rp. 150.000
11 Kebutuhan kos Rp. 500.000
12 Service Laptop Rp. 2.000.000
20
Total:
Rp. 4.500.000
No Item Unit Rate Amount Notes
Pasca Produksi
13 Transportasi Rp, 100.000
14 DVD Burning 1 Rp. 10.000
15 Fotocopy/Print Rp. 450.000
16 Softcover 2 Rp. 25.000 Rp. 50.000
Total:
Rp. 610.000
Total Seluruh :
Rp. 7.110.000
21
3.1.7.4 Daily Production Report
Production Company : Anims Explore Produser : Nada Aprilly
Project Title : Cactus and The Balloon Director : Andini P.
Hari dan Tanggal : 30 Juni 2018 Lokasi : Kelapa dua,
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Produksi 1 10.00 12.00
Produksi 2 14.00 16.00
Produksi 3 13.00 14.00
Produksi 4 12.00 13.00
Produksi 5 10.00 12.00
Produksi 6 12.00 14.00
Produksi 7 12.00 13.00
Produksi 8 17.00 19.00
Produksi 9 23.00 00.00
Produksi 10 20.00 22.00
Produksi 11 22.00 01.00
Produksi 12 19.00 20.00
Produksi 13 08.00 12.00
Produksi 14 19.00 20.00
Produksi 15 20.00 22.00
Produksi 16 12.00 14.00
Produksi 17 12.00 13.00
22
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Produksi 18 20.00 21.00
Produksi 19 20.00 22.00
Produksi 20 20.00 21.00
Produksi 21 22.00 23.00
Produksi 22 16.00 16.00
Produksi 23 12.00 12.00
Produksi 24 10.00 12.00
Produksi 25 13.00 13.30
Produksi 26 12.00 12.00
Produksi 27 22.00 22.00
Produksi 28 23.00 00.00
Produksi 29 10.00 10.30
23
3.1.7.5 Equipment List
Production Company: Anims Explore Produser : Nada A. P
Project Title : Cactus and The Baloon Director : Andini P. A
Hari dan Tanggal : Sabtu 30 Juni 2018
No Nama Seri Jumlah Keterangan
1 Laptop Lenovo 2 Milik
Sendiri
2 Pentab 1 Beli
3 Charger Lenovo 1 Milik
Sendiri
4 Headset Samsung 1 Milik
Sendiri
5 DVD 2 Beli
6 Tripod 1 Milik
Sendiri
24
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Pihak Pertama
Pihak Kedua
Pihak Ketiga
Pihak Keempat
Pihak kelima
Nama : Nada Aprilly Permata
NIM : 421507744
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Jln. Cipanas 3 no 63 RT 02 RW 01
Nama : Andini Permata Arumsari
NIM : 42150033
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kp. Sugutamu Rt 002 / 028 No.95
Nama : Imas Mutiara Nur Arofah
NIM : 42150733
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Jln. Raden Saleh 24 RT 03 RW 04
Nama : Khansa Talitha Hanifati
NIM : 42150661
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Vila mutiara bogor jln Arwana 3 blok A6
Nama : Saddam Fauzi
NIM : 4215003
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Jln. Citayam Raya, Gang Asam RT 03 RW 05
25
Isi Perjanjian :
Pasal 1 :
Bahwa antara Pihak Pertama hingga Pihak Kelima telah sepakat
mengadakan Kerjasama
Pasal 2 :
Bahwa jika secara sepihak membatalkan kontrak kerja sebelum
waktunya maka harus memberikan biaya sebagai denda sebesar Rp.
50.000.000,- ( Lima Pulu Juta Rupiah ) kepada Anims Production
Pasal 3 :
Bahwa masing-masing pihak berhak untuk mendapatkan pembagian
hasil 50% dari keuntungan. di hitung setelah usaha berjalan selama
Tiga Bulan. dan Selanjutnya dihitung setiap bulan.
Pasal 4 :
Bahwa apabila kekayaan perusahaan telah melebehi dari modal awal,
maka masing-masing pihak berhak menarik modalnya kembali dan
tidak mempengaruhi hak atas pembagian keuntungan.
Pasal 5 :
Bahwa hak-hak tersebut pada perjanjian ini akan menjadi gugur/tidak
sah apabila pihak yang bersangkutan mengundurkan diri atau
melakukan pelanggaran-pelanggaran yang merugikan perusahaan.
Demikan surat perjanjian ini dibuat rangkap dua, di atas materai Rp.
6.000,00 Untuk dijadikan pegangan bagi masing-masing pihak. Dan
surat perjanjian ini ditandatangani di depan saksi-saksi dan dalam
keadaan sehat walafiat tanpa tekanan dari siapapun.
Depok, 20 April 2018.
26
Pihak Pertama,
Nada Aprilly Permata
Pihak Kedua,
Andini Permata Arumsari
Pihak Ketiga
Imas Mutiara Nur Arofah
Pihak Keempat
Khansa Talitha Hanifati
Pihak kelima
Saddam Fauzi
27
3.2. Proses Kerja Sutradara
Menurut Nurul (2018:155) “Sutradara adalah orang yang memimpin pada
seluruh kegiatan tim artistik film dan mengatur penampilan adegan-adegan dalam
film”
Dari kutipan tersebut menurut penulis seorang sutradara harus memiliki
Ide atau cita rasa seni yang tinggi, selain mengandalkan Skill atau kemampuan.
Seorang sutradara harus memiliki pengetahuan yang luas, Karena peran sutradara
sangatlah penting. Karena seorang sutradara adalah seseorang yang
menyelenggarakan produksi,mulai dari penganalisis naskah, mengkreasikan
rekayasa artistik, memindahkan bahan tulisan ke dalam bahasa visual. Sutradara
bertanggung jawab pada hasil akhir sebuah karya seni Audio-visual. Sutradara
juga harus dapat mengembangkan keputusan dari anggota tim kerja, setiap
keputusan harus disampaikan secara jelas dan tepat kepada seluruh kerabat kerja.
3.2.1. Pra Produksi
Menurut Massardi, Naratama (2013:53) mengemukakan bahwa “Penulis
naskah bekerjasama dengan produser dan sutradara dalam mengemas konsep ide
dasar kreatif menjadi suatu cerita drama televisi. Melakukan revisi naskah hingga
final hingga siap untuk di produksi”
Penulis naskah telah menentukan cerita apa yang akan di buat berdasarkan
gagasan cerita yang telah ditentukannya. Sutradara dan tim langsung menyetujui,
karena cerita tersebut dinilai cukup baik. Akhirnya Penulis memutuskan untuk
28
membuat film animasi dari cerita tersebut dan film tersebut diberi judul “Cactus
and The Ballon” Film ini berceritakan tentang persahabatan kaktus dan balon
yang dipisahkan oleh orangtua nya. Di tahap ini penulis juga membuat Director
Treatment dan Breakdown Sheet yang digunakan sebagai patokan sutradara dan
animator dalam membuat film animasi.
3.2.2. Produksi
Menurut Naratama (2013:11) “Sutradara adalah bertanggung jawab
terhadap kualitas gambar (film) yang tampak di layar dimana di dalamnya ia
bertugas mengontrol teknik sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas, dan
kontinuitas cerita yang disertai elemen-elemet dramatik pada produksinya”
Penulis sudah membuat Director Treatment sebagai patokan dalam
pembuatan film animasi ini, dan menjelaskan kepada animator tentang tata urutan
scene apa saja yang akan di ambil untuk kebutuhan dalam film tersebut. Penulis
juga menjelaskan kepada animator shot dan angle apa saja yang digunakan dalam
setiap scene. Penulis sebagai sutradara mengawasi animator dalam pembuatan
karakter atau tokoh dalam film “Cactus and The Balloon” agar sesuai dengan
karakteristik yang diberikan penulis naskah sebelumnya. Dalam proses produksi,
sutradara juga di tuntut untuk peka terhadap masalah yang di alami dari kru
lainnya, dan sutradara juga harus cepat dalam mengambil keputusan jika terjadi
hal-hal yang tidak di inginkan dalam proses produksi.
29
3.2.3 Pasca Produksi
Menurut Didi Petet, Naratama (2013:53) Mengemukakan bahwa sutradara
bertanggung jawab memegang komando utama dalam pelaksanaan produksi
ataupun pascaproduksi. Mengsupervisi pendalaman materi naskah bersama
produser dan kreator acara. Memimpin para professional kerja televisi mulai dari
penata kamera, penata cahaya, penata artistik, penata suara, hingga ke kru
pendukung lainnya
Pada tahap ini penulis berperan dalam mengawasi dan memberi saran
kepada animator mengenai efek, pewarnaan dan pergerakan apa saja yang
dibutuhkan dalam film animasi ini. Saat proses berlangsung hingga proses
pembuatan film selesai sutradara bertanggung jawab atas tahap ini
3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Menurut Muslimin (2018:155) “Sutradara bertanggung jawab terhadap
aspek kreatif film, termasuk konten dan mengendalikan alur plot, mengarahkan
aktor, menyusun dan memilih lokasi dimana pelaksanaan shooting film,
menentukan waktu, dan isi dari soundtrack film”
Peran penulis sebagai sutradara sangatlah penting, dimana sutradara
bekerja dari tahap pra produksi, produksi sampai pasca produksi. Pada tahap pra
produksi, penulis sebagai sutradara menganalisa naskah yang sudah dibuat oleh
penulis naskah, kemudian membuat konsep penyutradaraan, director treatment
dan breakdown sheet.Pada tahap produksi penulis sebagai sutradara harus peka
terhadap masalah yang di alami oleh kru yang lainnya, sutradara juga harus
mengambil keputusan dengan cepat jika terjadi masalah yang tidak di inginkan
dalam proses produksi.Saat pasca produksi, penulis sebagai sutradara melakukan
30
preview terhadap hasil kerja animator, baik dari segi gambar, efek, warna, suara
ataupun alur cerita film animasi ini.
3.2.5. Proses Penciptaan Karya
3.2.5.1 Konsep Kreatif
Judul film animasi yang penulis pilih yaitu “Cactus and The
Balloon” Karena judul ini mewakili isi cerita yang terdapat di dalamnya,
film ini berisi tentang kaktus dan balon yang bersahabat sejak kecil hingga
dewasa meski di tentang oleh orangtua mereka.
Setelah naskah terbentuk, penulis sebagai sutradara membedah naskah
hingga menjadi director treatment, dalam director treatment sutradara
menuangkan ide kreatif dengan menyusun shot dan angle yang menarik,
diantaranya : long shot, full shot, medium long shot, extreme long shot,
very long shot.
3.2.5.2 Konsep Produksi
Proses produksi film animasi “Cactus and The Balloon” dilakukan
di kosan, mulai dari membuat karakter tokoh utama dalam film sampai
selesai. Di tahap produksi film animasi ini, penulis menentukan angle apa
saja yang akan di ambil dalam setiap scene, penulis sebagai sutradara
menemani animator dalam memberi pergerakan dalam setiap objek yang
31
ada di film animasi ini, agar dapat menentukan gambar-gambar dan
pergerakan gambar agar sesuai dengan cerita yang sudah ada.
3.2.5.3 Konsep Teknis
Secara teknis penulis sebagai sutradara memerlukan laptop untuk
membuat director treatment dan breakdown sheet, untuk mengetahui
secara rinci hal apa saja yang di perlukan dalam setiap shot yang dibuat
oleh animator, seperti karakter tokoh utama dan karakter tokoh lainnya,
tempat kejadian dan peran pendukung lainnya.
3.2.6 Kendala Produksi dan solusinya
a. Kendala alam menentukan shot
Penulis sedikit sulit menentukan shot-shot yang akan di ambil, penulis
juga kesulitan dalam membuat variasi shot dalam film animasi ini.
Solusinya :
Penulis bekerja sama dengan animator untuk menentukan shot apa saja
yang harus di ambil dengan melihat dari naskah yang telah dibuat
b. Kendala Teknis
1. Kendala yang dihadapi saat produksi ialah keterbatasannya alat
produksi seperti Laptop dan Pen tab sehingga lebih lama untuk
memproduksi animasi.
32
Solusi dari itu tetap memakai satu laptop dan membeli pen tab.
2. Kendala selanjutnya laptop untuk produksi mendadak hang /
tidak bisa beroperasi.
Solusi: rusak pada bagian motherboardnya kami membenarkan
kerusakan laptop tersebut pada orang yang ahlinya
3. Kendala selanjutnya yaitu tempat untuk produksi, karena team
ada yang tinggal jauh diantara yang lain, dan tempat semua team
tidak ada yang bisa dipakai untuk menginap karena satu dan lain
hal.
Solusinya: team menyewa tempat (kos-kosan)
33
3.2.7 Konsep Penyutradaraan
Sebelum mengapresiasikan skenario dalam bentuk audio visual,
penulis sebagai sutradara sudah harus memiliki gambaran dari jalan
cerita film tersebut, mulai dari shot apa saja yang akan digunakan
sampai pasca produksi.
Dari pelajaran yang penulis dapatkan di perkuliahan dan beberapa
buku yang memberi referensi, setiap shot dan angle yang digunakan
dalam sebuah film harus memiliki arti disetiap pengambilannya.
Misalnya, long shot digunakan untuk menjelaskan tentang pergerakan
anggota tubuh. Sedangkan full shot sering digunakan untuk
pengambilan ekspresi wajah.
Setelah memiliki gambar dari alur film, penulis mulai membuat
director treatment, merupakan catatan penting bagi sutradara dalam
mendeskripsikan sebuah film. Di dalam director treatment sutradara
menuangkan ide kreatif dengan menyusun angle dan shot-shot dalam
setiap scene hingga menarik untuk ditonton. Pembuatan director
treatment ini sebagai pegangan sutradara dan animator saat proses
produksi berlangsung, agar mempercepat animator dalam proses
pembuatan film animasi.
34
Pada saat produksi berlangsung, Penulis sebagai sutradara mengawasi
dan mendampingi animator, hal ini merupakan peran dan tanggung
jawab sutradara dalam pembuatan film saat produksi berlangsung.
Penulis sebagai sutradara juga harus cepat dalam mengambil
keputusan, jika saat produksi berlangsung terdapat masalah baik dari
segi teknis maupun non-teknis dalam pembuatan film animasi ini.
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
3.2.7.2 SCRIPT BREAKDOWN SHEET
Project Title : Cactus and The Balloon Produser : Nada Aprilly Permata
Durasi : 10 menit Director : Andini Permata Arumsari
No Scene Cast Wardrobe Setting Properti Equitment Note
1 1 Marson
Lucy
Orang Tua
Marson
Orangtua
Lucy
- Perbatas
an
pemuki
man
balon
dan
kaktus
- - -
2 1 Lucy
Marson
- Perbatas
an
pemuki
man
balon
dan
kaktus
- - -
3 2 Marson - Kamar
Marson
Plastik
Kasa
Kain
- -
4 3 Marson
Lucy
- Perbatas
an
pemuki
man
balon
dan
kaktus
- - -
76
No Scene Cast Wardrobe Setting Properti Equitment Note
5 4 Marson
Lucy
Orang Tua
Marson
Orangtua
Lucy
- Perbatas
an
pemuki
man
balon
dan
kaktus
- - -
6 5 Lucy - Kamar
Lucy
- - -
7 6 Marson - Kamar
Marson
Tempat
tidur
- -
8 7 Nenek
Kaktus
polisi
Marson
- Pemuki
man
warga
kaktus
Tongkat
Helm
Tongkat
stick
polisi
- -
9 8 Marson
Ibu-ibu
kaktus
- Pemuki
man
warga
kaktus
- - -
10 9 Warga
Balon
- Pemuki
man
warga
balon
Gas
Helium
- -
11 10 Warga
Balon
- Pemuki
man
warga
balon
- - -
77
No Scene Cast Wardrobe Setting Properti Equitment Note
12 11 - - Pemuki
man
warga
balon
Gas
helium
- -
13 12 Polisi
balon
- Pos
polisi
balon
Gas
Helium
- -
14 13 Marson - Pemuki
man
warga
kaktus
Gas
Helium
- -
15 14 Marson
Warga
kaktus
- Pemuki
man
warga
kaktus
Mike - -
16 15 Warga
kaktus
- Bengkel
teknisi
kaktus
Gas
helium
Peralatan
mekanik
- -
17 16 Marson
Warga
balon
- Perbatas
an
pemuki
man
balon
dan
kaktus
- - -
18 17 Warga
kaktus
- Pemuki
man
warga
kaktus
Gas
helium
Peralatan
mekanik
- -
78
No Scene Cast Wardrobe Setting Properti Equitment Note
19 18 Marson
Lucy
- Perbatas
an
pemuki
man
balon
dan
kaktus
- - -
20 19 Lucy
Marson
- Pemuki
man
warga
kaktus
Mike
- -
21 20 Warga
balon
Warga
kaktus
- Perbata
san
pemuki
man
balon
dan
kaktus
- - -
22 21 Warga
balon
Warga
kaktus
- Pemuki
man
warga
balon
Pemuki
man
warga
kaktus
- - -
23 22 Lucy
Orangtua
lucy
- Kamar
Lucy
- - -
24 23 Warga
balon
Warga
kaktus
- Rumah
warga
balon
Senjata
tajam
- -
79
3.3. Proses kerja penulis naskah
Menurut Nurul (2013:47) “Seorang penulis naskah skenario harus
memiliki daya imajinasi yang baik, karena pengembangan synopsis dalam bentuk
skenario menuntut hal-hal yang detail”
Menurut penulis berdasarkan kutipan tersebut, langkah awal proses kerja
penulis naskah yaitu penulis naskah harus memiliki daya imajinasi yang baik,
kreativitas yang tinggi, dan membuat konsep sebuah cerita yang menarik. Penulis
naskah harus memiliki ide konsep awal untuk diangkat oleh penulis menjadi sebuah
cerita, kemudian di kembangkan dalam bentuk skenario lalu di kembangkan
menjadi sebuah film animasi. Dalam proses ini, penulis naskah melakukan
pengembangan ide kreatif dengan menonton beberapa film animasi sehingga
mendapat gambaran mengenai image dari sebuah film animasi.”
3.3.1 Pra Produksi
Menurut Partono (2017:45) Memproduksi animasi di awali dengan ide
cerita yang di dapat dari sumber mana saja. Kemudian seorang penulis cerita
membuat runtut kisahnya” Menurut penulis dalam kutipan tersebut yaitu tahap pra
produksi penulis naskah yaitu mencari ide dari segala sumber. Penulis mencari ide
dari berbagai film animasi, setelah menonton film animasi, penulis mendapatkan
sebuah konsep yang menarik untuk penulis angkat menjadi sebuah film animasi.
Menurut Nurul (2018:31) “Tahap pra produksi mengacu pada hal-hal
yang dilakukan oleh tim produksi sebelum eksekusi pengambilan gambar dalam
membuat sebuah film (sebelum produksi film ”
80
Dari kutipan tersebut, seorang penulis naskah sebelum melakukan eksekusi atau
melakukan produksi harus memiliki acuan hal-hal sebelum tahap produksi seperti
membuat ide, mengembangkan ide-ide pokok, menuangkan menjadi sebuah
sinopsis treatment dan naskah.
Setelah naskah terbentuk, penulis naskah bersama animator mulai
mendesign mengembangkan tokoh atau karakter seperti kaktus, dan balon. Lalu
membuat latar tempat tinggal dari kaktus dan balon, kemudian mencari referensi
situasi dimana karakter kaktus dan balon itu tinggal, membuat tokoh itu sendiri
penulis dan animator membuat menggunakan pan tab dan software. Dari ide pokok
itulah penulis mengembangkan ide cerita, dengan menentukan tema dan judul ide
cerita yang di dapat oleh penulis, film animasi “Cactus and The Balloon” berasal
dari imajinasi penulis itu sendiri. Tema yang diambil oleh penulis tentang
bagaimana kehidupan para balon yang lahir dari golongan kaya yang membenci
kaum kaktus yang lahir dari golongan tidak mampu, dimana leluhur dari kaum
kaktus yang selalu mencuri barang-barang berharga dari kaum balon. Pemilihan
judul berasal dari jenis karakter yaitu kakus dan balon yang di sepakati bersama
tim dan dosen pembimbing. Film animasi “Cactus and The Balloon” adalah film
yang menghibur dan memiliki nilai kehidupan yang bisa di contoh bagi para
penonton, film animasi “Cactus and The Balloon” adalah suatu tontonan yang lucu
dan dapat menghibur para penonton. Beberapa hal yang dilakukan penulis naskah
diantaranya sebegai berikut :
1. Membuat ide sebuah cerita
2. Membuat Basic Story
3. Membuat sinopsis
81
4. Membuat treatment
5. Membuat skenario
Sebagai penulis memilih program film animasi sebagai tugas akhir sesuai
kesepakatan bersama tim, penulis harus berupaya dan bekerja keras dalam
membuat sebuah cerita yang menarik dan layak utuk diangkat menjadi sebuah film
animasi, penulis harus memiliki daya imajinasi yang kuat, penulis membuat sebuah
buku kecil dimana buku tersebut yang di pergunakan penulis untuk mencatat ide
cerita, membuat alur cerita dan membuat beberapa sketsa dari tokoh yang akan di
buat menjadi sebuah film animasi.
3.3.2. Produksi
Menurut Partono (2017:57) “Akhirnya setelah karya cerita telah di ubah
dalam benruk skenario, dimulailah suatu kerja produksi”
Menurut penulis dari kutipan tersebut adalah proses kerja dari penulis
naskah saat produksi yaitu menuangkan cerita dan skenario ke bentuk tontonan
audio visual dalam format Animasi kartun 2 dimensi. Pada tahap produksi penulis
sebagai penulis naskah harus selalu mendampingi proses pembuatan animasi yang
harus sesuai dengan skenario yang di lakukan oleh animator dan penulis membantu
pembuatan karakter dengan animator.
82
3.3.1. Pasca Produksi
Menurut Soenyoto (2017:107) “Tahap akhir dari proses produksi adalah
editing, muara segala kegiatan produksi”
Pada tahap pasca produksi penulis naskah akan tetap mengawasi proses
editing yang di lakukan oleh sutradara dan animator agar sesuai dengan konsep dan
tidak melenceng dari yang sudah ada.
3.3.4. Peran dan tanggung jawab penulis naskah
Menurut Tommy (2013:61) “Sebagai penulis naskah dia harus memiliki
kemampuan mengubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan imajinasi dari
sebuah proses pengindraan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang
menarik dan memiliki makna baik bagi dirinya maupun orang lain”
Peran dan tanggung jawab penulis naskah yaitu mengubah sebuah ide
menjadi sebuah tulisan yang menarik atau menjadi sebuah naskah dan memiliki
cerita yang memiliki makna yang baik untuk orang lain atau untuk dirinya sendiri.
Peran dan tanggung jawab penulis naskah meliputi dari tahap praproduksi yang
dilakukan oleh penulis sebagai penulis naskah adalah mengembangkan ide pokok
yang dikembangkan, dalam proses produksi penulis naskah membantu dan
mengarahkan alur cerita kepada animator.
83
3.3.5 Proses Penciptaan Karya
3.3.5.1. Konsep Kreatif
Dalam proses ini sebagai penulis naskah melakukan pengembangan ide
kreatif mendapatkan ide melalui referensi film animasi yaitu Angry Bird dan Oscar
Oasis. Dari film Angry Bird penulis mendapatkan ide melalui permasalahan film
tersebut, dimana tokoh utama tersebut di jauhi dan di musuhi oleh warga-nya, tetapi
ketika ada masalah yang melanda warga bird, yang menolong ialah tokoh utama
yang di musuhi. Kemudian dari film Oscar Oasis penulis mendapatka ide untuk
latar film animasi yang di buat oleh penulis. Judul animasi di tentukan penulis dan
tim ialah “Cactus and The Balloon” karna sesuai dengan karakter yang penulis
buat.
3.3.5.2. Konsep Produksi
Proses Produksi film animasi “Cactus and The Balloon” dilaksanakan
dirumah sutradara kemudian pindah ke sebuah kost. Dari membuat ide, skenario,
karakter tokoh dalam film animasi ini. Ditahap produksi film animasi ini, penulis
mengembangkan cerita melalui referensi film, kemudian membuat beberapa cerita
untuk diplih oleh tim seperti produser, sutradara, audioman dan editor, setelah
memilih cerita, di kembangkanlah menjadi sebuah naskah. Setelah membuat
naskah, penuliss naskah membantu menggambar karakter dengan menggunakan
pan-tab dan software lalu mendampingi editor agar sesuai dengan cerita dan tidak
ada kesalahan.
84
3.3.5.3. Konsep Teknis
Sebagai penulis naskah menggunakan alat tulis dahulu kemudian
menggunakan laptop untuk membuat sebuah ide cerita dan naskah “Cactus and The
Balloon” kemudian sebagai penulis naskah harus berupaya membuat cerita yang
menarik dan tetap menjaga alur cerita dalam film animasi ini. Kemudian tetap
berkomunikasi dengan baik dengan produser, sutradara, audioman dan editor.
3.3.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala
Penulis sebagai penulis naskah sedikit kesulitan dalam menentukan konflik
yang sesuai dengan cerita kaktus yang bermusuhan dengan kaum balon. Dan
penyelesaian konflik mereka.
Solusi
Penulis menonton film animasi, kemudian penulis mencari-ide dengan
membuat sebuah catatan dimana catatan tersebut berisi ide-ide berbagai macam
konflik yang sesuai dengan alur cerita, kemudian penulis memilih konflik yang pas
dengan cerita “Cactus and the balloon”
85
3.3.7 Konsep Penulis Naskah
Dalam proses produksi animasi ini, penulis mengangkat tema tentang
sebuah kaktus dan balon, dimana kaktus dan balon harus memiliki jarak. Karna,
jika balon tersentuh oleh kaktus, dimana kaktus memiliki duri. Jika balon terkena
duri kaktus, ia akan meledak. Lalu, leluhur mereka memang memiliki sebuah
kekesalan terhadap satu sama lain. Kaum balon menganggap kaum kaktus dahulu
sering mencuri. Kemudian suatu hari, bertemu seoang anak kaktus ( Marsson) dan
anak balon (Lucy), kemudian mereka tumbuh bersama dan bersahabat. Ternyata
persahabatan mereka di ketahui oleh keluarga dan warga mereka masing-masing.
Mereka di pisahkan, namun suatu hari, balon kehabisan asupan Gas Helium,
dimana balon hidup melalui gas tersebut. Gas Helium tersebut rusak. Teknisi
mereka tidak sanggup untuk membetulkan. Kemudian penyangga roda gas tersebut
rusak, tiba-tiba roda gas helium tersebut berputar dan turun kebawah, dimana di
area bawah hiduplah para kaum kaktus. Para kaum balon resah karna asupan gas
rusak, dan secara tiba tiba gas tersebut hilang, Para balon menyangka kaum kaktus
mencuri. Ternyata Marson menemukan gas tersebut dan berusaha membetulkannya
dengan para teknisi kaktus. Disisi lain kaum balon menyangka bahwa kaum kaktus
mencuri. Seorang warga balon mendatangi Marsson dan menuduh kaum kaktus,
tak sengaja ada warga kaktus yang melihat, lalu warga kaktus tersebut
membocorkan kejadian yang ia lihat kepada warganya. Warga kaktus marah,
kemudian tidak ingin membantu membetulkan gas helium tersebut. Sampai suatu
ketika, Lucy dan Marsson tidak sengaja bertemu, kemudian Marsson menceritakan
kejadian Gas Helium, lalu Lucy dan Marsson bersepakat mndatangi warga Kaktus
untuk meminta bantuan, akhirnya para warga luluh dan membantu. Setelah gas
86
helium tersebut pulih, kaum kaktus beramai-ramai ingin mengembalikan, kemudian
kaum balon ramai-ramai ingin melampiaskan kekesalannya, mereka bertemu di
perbatasan, terjadilah perseteruan, kemudian Lucy dan Marsson menjelaskan yang
terjadi. Kaum balon kaget dan meminta maaf. Kemudian mereka hidup dengan
damai.
87
3.3.7.1 Basic Story
Pada suatu hari hiduplah sebuah kaktus dan balon di padang pasir, mereka
hidup dengan berbeda kalangan. Sang balon adalah kalangan bangsawan, dan sang
kaktus berasal dari kalangan warga biasa. Pada beberapa puluh tahun yang lalu,
dikarenakan ekonomi yang tidak menunjang, para warga kaktus sering
menyelundup ke lingkungan balon untuk mencuri. Warga balon sangat menakuti
kaum kaktus, karena jika terkena durinya, maka ia akan terluka. Dan kaum kaktus
tidak menyukai kaum balon karena mereka angkuh dan merasa mereka adalah
kaum bangsawan. Karena dahulu seringnya terjadi insiden tersebut, tertanamlah
turun temurun rasa tidak suka satu sama lain di hati para kaum balon maupun kaum
kaktus.
Pada suatu ketika, ada sebuah balon bernama Lucy, ia sebuah balon yang
yang cantik dan sangat baik hati. Namun Lucy tidak memiliki teman dekat seperti
para balon lainnya.
Pada saat perjalanan pulang bermain di gurun pasir, Lucy tersesat di padang
gurun. Kemudian datanglah sebuah kaktus bernama Marson. Sama dengan Lucy,
marson memiliki hati yang baik. Ia periang dan juga baik hati, ketika marson
melihat lucy, Marson ingin menolongnya dan ia menghampiri Lucy. Lucy maupun
Marson tidak mengetahui bahwa kaum mereka saling berseteru. Lalu mereka
berkenalan, Setelah itu mereka bersahabat hingga tumbuh dewasa, lalu
persahabatan mereka diketahui oleh orang tua mereka, Lucy maupun Marson
dipisahkan.
Semenjak hari itu Lusy dan Marson menjadi sulit bertemu karena keluarga
mereka dipisahkan oleh keluarganya. Sampai pada akhirnya gas Helium yang bisa
disebut nyawa bagi para balon tersebut rusak.
Sayangnya tidak ada satu pun warga balon yang bisa memperbaikinya.
Tetapi kaum kaktus bisa memperbaikinya. Warga balon pun mengetahui hal
tersebut tapi mereka merasa angkuh untuk meminta bantuan kepada kaum
kaktus.Sehingga warga balon sedikit demi sedikit sakit dikarnakan gas Helium
yang merupakan sumbernya nyawanya tidak bisa berfungsi.
Pada suatu ketika di malam hari, tiba tiba penyangga untuk menahan gas
Helium berada itu pun terlepas dan tidak bisa menahan gas Helium tersebut,
88
sehingga gas Helium itu berjalan sendiri dan turun ke pemukiman kaum kaktus.
Beruntungnya Marson yang menemukan gas tersebut dan berusaha memints
bantuan kepada warga kaktus untuk memperbaiki gas tersebut. Warga tersebut
akhirnya luluh dan memperbaiki.
Tetapi berbeda dengan pemikiran kaum balon yang angkuh. Mereka berfikir
bawa nyawa mereka yaitu gas Helium tersebut dicuri oleh kaum kaktus. Ketika
Marson sedang duduk ditempat biasa ia bertemu dengan Lucy, Marson berharap ia
bisa bertemu dengan Lucy di tempat itu, tiba tiba datang sekumpulan warga balon
yang datang. Para warga balon memaki marson karna mengira kaum kaktus yang
mencuri, namun secara tidak sengaja ada kaktus yang melihat Marson di hakimi
warga balon, kemudian sang kaktus tersebut melaporkan kepada warga untuk tidak
membantu membetulkan gas helium para balon. Warga kaktus pun marah,
kemudian mereka tidak mau membantu membetulkan gas helium tersebut.
Marson yang mengetahui hal tersebut menyerah pada keadaan, lalu Marson
mendatangi tempat biasa ia bertemu dengan Lucy, tak disangka Lucy datang
menghampiri Marson dengan keadaan sakit. Marson tidak tega melihat keadaan
Lucy yang mulai melemah. Lucy dan Marson memohon bantuan warga kaktus
untuk kembali membetulkan gas helium.
Pada awalnya warga kaktus menolak untuk membantu, namun dengan
permohonan maaf Lucy mereka mau membantu membetulkan gas helium tersebut.
Setelah berhasil membetulkan gas helium tersebut, seluruh warga kaktus bekerja
sama untuk memdorong gas helium untuk naik ke pemukiman warga balon,
kemudian warga balloon melihat gas helium sedang di bawa naik, para warga balon
marah, mengira dugaan mereka benar yaitu gas helium tersebut di curi oleh warga
kaktus, ketika sampai di depan pemukiman warga balon, para warga balon
melempar warga kaktus dengan tomat. Para warga kaktus marah dan ingin
menghampiri warga balon, namun Lucy datang dan menjelaskan kepada warga
balon bahwa para warga kaktus membantu membetulkan gas helium bukan mencuri
gas helium, para warga balon kaget, dan meminta maaf.
Kemudian mereka hidup dengan damai, pada suatu malam ketika lucy
sedang ingin tidur, Lucy menanyakan alasan mengapa para warga balon dulu sangat
89
membenci warga kaktus, dan orang tua Lucy menjelaskan bahwa kaum kaktus pada
dahulu kala sering mencuri.
90
3.3.7.2 Sinopsis
Menceritakan kehidupan kaktus dan balon. Sang balon adalah kalangan
bangsawan, dan sang kaktus berasal dari kalangan warga biasa. Pada beberapa
puluh tahun yang lalu, dikarenakan ekonomi yang tidak menunjang, para warga
kaktus sering menyelundup ke lingkungan balon untuk mencuri. Warga balon
sangat menakuti kaum kaktus, karena jika terkena durinya, maka ia akan terluka.
Dan kaum kaktus tidak menyukai kaum balon karena mereka angkuh dan merasa
mereka adalah kaum bangsawan. Karena dahulu seringnya terjadi insiden tersebut,
tertanamlah turun temurun rasa tidak suka satu sama lain di hati para kaum balon
maupun kaum kaktus.
Sampai suatu hari, anak balon bertemu dengan anak kaktus lalu mereka
bermain. Dan tanpa sengaja duri anak kaktus mengenai anak balon. Sejak kejadian
tersebut anak kaktus mencukur durinya agar tidak mengenai anak balon.
Mereka bersahabat, sampai suatu ketika ada insiden tidak mengenakan
terjadi, karna insiden tersebut, mereka hidup dengan damai.
91
3.3.7.3 Treatment
1. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Sebuah anak balon kecil dan anak kaktus menghampiri satu sama lain,
kemudian dipisahkan orang tuanya.
2. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Lucy sedang bermain sendirian sampai bertemu dengan Marson dan
mereka berkenalan
3. Kamar Marson ___ Pagi
Marson mencoba berbagai cara untuk menutupi tubuhnya
4. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Mereka bersahabat sampai dewasa
5. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Persahabatan mereka dipisahkan kedua orang tuanya
6. Kamar Lucy Pagi
Lucy merenung kesepian
7. Kamar Marson Pagi
Marson merenung kesepian
8. Pemukiman warga kaktus Pagi
Seorang nenek kaktus ingin menyebrang, warga yang ingin
menyebrang di tahan polisi kaktus, kemudian Marson berjalan lesu
begitu saja melewati nenek kaktus yang ingin menyebrang dan nenek
tersebut jatuh lalu marson tetap berjalan menghiraukannya
9. Pemukiman warga kaktus Pagi
92
Marson berjalan lesu melewati para ibu ibu yang sedang yoga
kehamilan
10. Pemukiman warga balon Pagi
Warga balon panik karna gas Helium mereka rusak dan beberapa
warga mulai sakit
11. Pemukiman warga balon Pagi
Para warga balloon mulai sakit
12. Pemukiman warga balon Malam
Penyangga roda pada gas helium rusak, gas helium jalan perlahan
lahan turun
13. Pos polisi balon Malam
Polisi balon tertidur dan tidak mengetahui gas helium keluar dan
berjalan turun
14. Pemukiman kaktus` Pagi
Marson menemukan gas helium
15. Pemukiman kaktus Pagi
Marson menaiki panggung kaktus dan memohon kepada warga kaktus
16. Bengkel teknisi kaktus Siang
Para warga kaktus membetulkan gas helium
17. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Marson sedang duduk di bawah pohon, lalu para warga balon
mendatangi marson dan menuduh marson, kemudian ada saksi kaktus
yang melihatnya
18. Pemukiman kaktus Siang
93
Para warga kaktus berhenti membetulkan helium gas dan marson
datang
19. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Marson sedang duduk di bawah pohon dan Lucy datang
20. Pemukiman kaktus Pagi
Lucy dan marson mendatangi warga dan meminta warga membetulkan
gas helium
21. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Kaum balon memaki kaum kaktus, setelah dijelaskan mereka berdamai
22. Pemukiman balon dan kaktus Pagi
Mereka hidup bersebelahan dan damai
23. Kamar Lucy Malam
Lucy bertanya kepada orangtuanya mengapa kaum balon tidak
menyukai kaum kaktus
24. Rumah warga balon Malam
Rumah warga balon sedang di curi oleh warga kaktus.
A. Latar Tempat
1. Perbatasan pemukiman warga balon dan kaktus
2. Kamar Lucy
3. Kamar Marson
4. Pemukiman balon
5. Pemukiman kaktus
6. Tempat mekanik balon
94
3.3.7.4 Skenario
1. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Sebuah anak balon kecil dan anak kaktus menghampiri satu sama lain,
kemudian dipisahkan orang tuanya.
2. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Lucy sedang bermain sendirian sampai bertemu dengan Marson
Marson :
“Halo..”
Lucy:
“oh hai..”
(Kemudian Marson menghampiri Lucy)
Lucy:
“Oh, maaf. Durimu bisa mengenaiku..”
Marson:
“Oh maaf. Namaku Marson”
Lucy:
“Aku Lucy..”
Marson:
“Aku Marson.. apakah aku boleh menjadi temanmu?”
Lucy:
“Oh tentu saja!”
Marson:
95
“Mmmm, besok aku akan datang lagi kesini ya..”
(Lucy pun tersenyum)
3. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Marson mencoba berbagai cara untuk menutupi tubuhnya
4. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Mereka bersahabat sampai dewasa
5. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Persahabatan mereka dipisahkan kedua orang tuanya
6. Rumah Lucy Pagi
Lucy merenung kesepian
7. Rumah Marson Pagi
Marson merenung kesepian
8. Pemukiman warga kaktus Pagi
Seorang nenek kaktus ingin menyebrang, warga yang ingin
menyebrang di tahan polisi kaktus, kemudian Marson berjalan lesu
begitu saja melewati nenek kaktus yang ingin menyebrang dan nenek
tersebut jatuh lalu marson tetap berjalan menghiraukannya
9. Pemukiman warga kaktus Pagi
Marson berjalan lesu melewati para ibu ibu yang sedang yoga
kehamilan
10. Pemukiman warga balon Pagi
96
Warga balon panik karna gas Helium mereka rusak dan beberapa
warga mulai sakit
Hakim Desa:
“Bagaimana ini.. kita bisa kehabisan gas dan tidak bisa hidup lebih
lama lagi”
Para Warga:
“Bagaimana ini ketua?”
Hakim Desa:
“Apakah teknisi disini tidak bisa membetulkan?”
Tim Teknisi:
“Kami sudah mencoba, tapi kami tidak bisa, sebenarnya saat saya
berkuliah di Harvard, ada teman sekelas saya yang mempelajari
tentang teknik gas helium tingkat ini”
Warga 1:
“Coba panggilkan dia untuk membetulkan! Apakah ia dari desa balon
lainnya?”
Tim Teknisi:
“Bukan.. Mmm.. ia adalah kepala teknisi kaum Kaktus”
Para Warga:
“Bagaimana ini?”
(Hakim ketua geram)
Hakim Ketua:
97
“Sampai mati, harga diri kaum bangsawan balon tidak akan pernah
jatuh untuk meminta bantuan kaum Kaktus! Kita harus bertahan dan
berusaha membetulkannya sendiri!”
Para Warga:
“Benaaaar!!”
(Para warga bersorak)
11. Pemukiman warga balon Pagi
Para warga balloon mulai sakit
12. Pemukiman warga balon Malam
Penyangga roda pada gas helium rusak, balon jalan perlahan lahan
turun
13. Pos polisi balon Malam
Polisi balon tertidur dan tidak mengetahui gas helium keluar dan
berjalan turun
14. Pemukiman kaktus` Pagi
Marson sedang berjalan dan menemukan gas helium
Marson:
“Bukankah ini? Mengapa ada disini? Apakah ini rusak? Pasti Lucy
membutuhkan ini”
15. Pemukiman kaktus Pagi
Marson menaiki panggung kaktus dan memohon kepada warga kaktus
Marson:
“Halo semua, aku Marson, aku ingin meminta bantuan kalian”
98
Para Warga:
“Ada apa Marson??”
Marson:
“Mmmm… apakah kalian mau membantuku?”
Para Warga:
“Baik, kita akan membantumu. Sebelumnya ada apa Marson?”
Marson:
“Mmmm.. aku menemukan gas helium warga balon didekat rumah,
sepertinya gas helium itu rusak apakah kalian mau membantu
membetulkan nya?”
Warga 1:
“Apa? Kau mengapa marson? Kau kan tahu mereka seperti apa
terhadap kita para kaktus!”
Warga 2:
“Benar! Apakah kamu yakin marson ingin membantu mereka?”
Marson:
“Iya, aku tahu, tapi ada temanku disana yang sangat membutuhkan gas
helium ini, aku tidak bisa membiarkan ia mati begitu saja”
Para Warga:
“Bagaimana pendapat kalian?”
(Para warga berbisik bisik)
Kepala Teknisi kaktus:
“Baiklah, aku bisa membetulkannya. Mungkin ada kalanya kita harus
saling membantu..”
Teknisi Kaktus 1:
“Mmm.. ya mungkin benar kita harus saling membantu..”
Marson:
“Terima kasih! Terimakasih!”
16. Bengkel para teknisi kaktus Siang
Para warga kaktus membetulkan gas helium
99
17. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Marson sedang duduk di bawah pohon, lalu para warga balon
mendatangi marson dan menuduh marson, kemudian ada saksi kaktus
yang melihatnya
Warga Balon 1:
“Hai Marson. Kau temannya Lucy kan?”
Marson:
“Ah iya! Apakah Lucy baik baik saja?”
Warga Balon 1:
“Ya begitulah, Oh ya Marson, gas Helium kami hilang, pasti kalian
para kaktus yang mencurinya bukan?”
Marson:
“Ah, itu..”
Warga Balon 2:
“Tidak bisa ku bayangkan bahwa kalian kaum yang sangat sangat tidak
ada etika yang suka mencuri!”
(Kemudian di balik pohon ada teman Marson Eddy yang sedang
mendengarkan)
18. Bengkel Teknisi kaktus Siang
Para warga kaktus berhenti membetulkan helium gas dan marson
datang
100
Marson:
“Hei.. ada apa dengan kalian? Mengapa berhenti?”
Tim Teknisi 1:
“Sudahlah Marson, tidak ada gunanya kita membantu kaum balon,
mereka pasti selalu menyangka yang tidak tidak terhadap kita”
Marson:
“Oh tidak aku mohon kalian salah sangka”
Tim Teknisi 1:
“Kami sudah tahu Marson, Eddy memberi tahu kami semuanya.
Sudahlah..”
19. Perbatasan pemukiman balon dan kaktus Pagi
Marson sedang duduk di bawah pohon dan Lucy datang
VO Marson:
“Bagaimana ini.. Aku bingung.. Semoga Lucy baik baik saja..”
(Marson sedang merenung kemudian Lucy datang)
Lucy:
“Marson?!”
Marson:
“Lucy! Bagaimana bisa.. Oh astaga, Lucy kau terlihat sakit. Apa kau
baik baik saja?”
Lucy:
“Yaa.. mmm sedikit baik”
(Lucy menghela nafas)
Lucy:
101
“Kau tau Marson? Di desa ku sedang terkena wabah kurang gas. Dan
ya.. mm.. mungkin aku juga terjangkit. Karna..”
Marson:
“Karna Gas Helium itu hilang?
Lucy:
“Astaga Marson? Kau mengetahuinya?”
Marson:
“Yaa.. aku tahu karna gas helium itu ada di desaku..”
(Lucy terkejut)
Marson:
“Dengar Lucy, aku.. aku bisa jelaskan. Jadi, aku sedang berkeliling
kota lalu.. tiba tiba aku menemukan gas itu. Aku lihat gas tersebut
seperti rusak. Dan rodanya pun terlihat lecet. Aku rasa gas tersebut
melewati jalan yang cukup jauh. Mungkin gas tersebut berjalan sendiri
ke desaku. Itu hanya perkiraanku Lucy..”
Lucy:
“Oh begitu. Kau tahu? Di desaku sedang ramai menuduh kamu yang
mencurinya. Tapi aku tidak percaya”
Marson:
“Kau mempercayaiku?”
Lucy:
“Ya! Tentu saja”
Marson:
102
“Gas itu sedang di betulkan oleh teknisi desaku, tapi entah bagaimana
mereka mendengar bahwa para balon menuduh kami mencuri gas itu,
jadi mereka tidak mau mebantu membetulkannya lagi. Lucy, aku tidak
mau melihat kau sakit. Apa kau mau datang ke desaku untuk meminta
bantuan? Mungkin dengan penjelasanmu, warga desaku mau
membantu..”
Lucy:
“Baiklah Marson”
20. Pemukiman kaktus Pagi
Lucy dan marson mendatangi warga dan meminta warga membetulkan
gas helium
(Warga berbisik bisik)
Marson:
“Halo semua”
Warga 1:
“Marson apakah kau sudah hilang akal?”
Warga 2:
“Lihatlah ia membawa balon bangsawan HAHAHA”
(Lucy tertunduk)
Marson:
“Mmm.. begini teman teman aku mohon kalian jangan begini..”
Lucy:
“Aku.. minta maaf atas sikap para balon kepada kalian. Sungguh..”
103
Marson:
“Benar, tolong maafkan mereka kawan..”
Lucy:
“Para balon sekarang sedang sakit karna gas helium rusak. Aku minta
maaf sekali dan apakah kalian mau membantu ku untuk membetulkan
gas helium?”
Warga 3:
“Dengan kami membantumu, apakah para balon tetap berburuk sangka
kepada kami?”
(Warga bersorak)
Marson:
Hey kalian, sudahlah. Lupakanlah kesalahan mereka. Bukankah kita
harus saling membantu?
Warga 1:
“Baiklah baiklah, mari kita satukan tenaga untuk membetulkan gas ini”
Lucy:
“Ah terimakasih!”
21. Gerbang desa balon Pagi
Para warga balon beramai ramai mendorong gas helium ke pemukiman
, namun kaum balon memaki kaum kaktus, setelah dijelaskan mereka
berdamai
Warga Balon:
“Lihat! Para kaktus sedang mendorong gas helium!”
104
(Para warga melemparkan tomat ke para kaktus)
Warga Kaktus:
“Apa apaan mereka?!”
Warga Kaktus 1:
“Sudah ku bilang mereka pasti akan selalu menyangka kita!”
(Para balon menghampiri kaktus)
Ketua desa balon:
“Sudah ku duga ini semua pasti terjadi! Pasti kalianyang mencuri!”
(Warga balon bersorak!)
(Marson datang menghampiri kaum balon)
Marson:
“Tidak kalian semua salah sangka! Kami para kaktus membantu kalian
untuk membetulkan gas helium..”
Warga balon 1:
“Benarkah?”
Ketua desa Balon:
“Apakah itu benar?”
(Lucy datang dari kerumunan warga balon)
Lucy:
“Benar. Itu benar, mereka membantu kita untuk membetulkan gas
helium”
105
Ketua Desa Balon:
“Apaa?”
Warga balon 1:
“Apa? Jadi kami berburuk sangka?”
Lucy:
“Yaa..”
Ketua desa balon:
“Kami semua atas nama Balon meminta maaf dan… berterimakasih
pada kalian..”
Warga Kaktus:
“Ya, baiklah tak apa”
Ketua desa balon:
“Maukah kita berdamai dan berbaikan?”
Warga desa kaktus:
“Ya.. tentu saja”
22. Pemukiman balon dan kaktus Pagi
Mereka hidup bersebelahan dan damai
23. Kamar Lucy Malam
Lucy bertanya kepada orangtuanya mengapa kaum balon tidak
menyukai kaum kaktus dan orang tua Lucy menjelaskan
Lucy:
“Bu, mengapa kita sangat mencurigai para kaktus? Aku tahu mereka
memang membahayakan kita karna durinya. Tapi apakah ada alasan
lain mengapa kita begitu mencurigai mereka?
106
24. Rumah warga balon Malam
Rumah warga balon sedang di curi oleh warga kaktus.
107
3.4 Proses Kerja Animator
Kata animasi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu animo yang
berarti hasrat, keinginan atau minat.
Menurut Partono (2017:1) “animasi pada dasarnya adalah suatu
disiplin ilmu yang memadukan unsur seni dengan teknologi.”
Membuat animasi bukan hanya sekedar menggerakkan objeknya
semata, tetapi lebih dari itu, yaitu bagaimana “menghidupkan objeknya”
sehingga animasi terkesan hidup. Mampu berekspresi, tertawa, tersenyum,
menangis, dan bertingkah laku layaknya seorang aktor atau aktris.
Sesungguhnya animasi juga suatu pertunjukkan gerak yang menyiratkan
suatu ekspresi sedih, gembira, tertawa, murung, atau perilaku lain.
3.4.1 Pra Produksi
Menurut Partono Soenyoto (2017:110) “Motion Graphic
merupakan seni visual animasi grafis yang menggabungkan unsur visual
effect dan animasi”.
Dari kutipan di atas, penulis mempelajari software baru yang lebih
mudah dalam menggunakannya yaitu Clip Studio Paint untuk membuat
sebuah animasi. Setelah sudah memahami software tersebut barulah
penulis naskah menggambar karakternya dan tentu penulis sebagai
animator tidak lepas dari tanggung jawab dengan membantu penulis
naskah dalam menggambar karakter dan latar.
108
3.4.2 Produksi
Menurut Partono Soenyoto (2017:144) “animator kartun 2D
dimasa lalu disebut juga sebagai aktor kertas atau aktor pensil. Dalam
perkembangan teknologi mutakhir disebut juga sebagai aktor digital”.
Pada proses produksi, penggambaran karakter digambar oleh
penulis naskah sedangkan penulis membantu membuat latar dan
pewarnaannya. Penulis sebagai animator membantu penulis naskah untuk
mengatur jarak frame by frame sesuai durasi agar gerakan animasi tidak
patah-patah dan agar gerakan animasi tidak cepat bahkan tidak lambat
juga. Penulis juga melakukan pewarnaan karakter dan latar. Dalam
pembuatan latar, penulis melakukan penggambaran dan pewarnaan di
software Paintoolsai dan di software pembuatan animasi itu sendiri yaitu
Clip Studio Paint.
3.4.3 Pasca Produksi
Menurut Partono Soenyoto (2017:107) “tugas utama editor animasi
adalah sinkronisasi gambar dengan suara seperti unsur dialog, sound effect
(SFX), ilustrasi music, theme song, hingga pembuatan ID program.”
Dari kutipan diatas, penulis sebagai animator merapikan data-data
hasil render setiap scene yang telah dibuat dan merapikannya ke dalam
folder dimana folder tersebut terdapat folder-folder scene yang telah
disesuaikan. Penulis bertanggung jawab penuh atas pembuatan ID
program, penggabungan gambar animasi dan pemberian suara untuk film
109
animasi, menambahkan ilustrasi musik dan tema musik yang telah dibuat
oleh audioman.
Kesimpulan dari laporan lembar kerja penulis sebagai animator
pada tahap pasca ialah menyatukan gambar dari scene pertama hinggan
scene terakhir dan menambahkan ilustrasi musik yang telah dibuat oleh
audioman.
3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Animator
Sebagai animator, penulis bertanggung jawab penuh dalam
menggerakkan gambar. Penulis sebagai animator harus memperhatikan
gerakan gambar yang dibuat scene per scene, frame per frame, detik per
detik dan menit per menit. Penulis juga bertanggung jawab atas proses
penggabungan gambar dengan musik dan bertanggung jawab atas proses
rendering agar mengahasilkan sebuah animasi yang baik.
3.4.5 Proses Penciptaan Karya
Untuk proses penciptaan karya film animasi penulis menentukan
konsep kreatif, konsep produksi dan konsep teknis yang akan menjadi
panduan dasar kelancaran dalam proses penciptaan karya animasi.
a. Konsep Kreatif
Penulis memilih judul film animasi “Cactus And The Baloon”
karena judul ini meewakili isi cerita yang terdapat di dalamnya,
dimana film ini menceritakan tentang kehidupan kaktus dan balon
yang saling bermusuhan.
110
Setelah pemilihan judul telah cocok untuk digunakan, penulis
memikirkan software yang mudah digunakan dan cepat dalam
pengerjaan. Akhirnya software yang cocok ialah Clip Studio Paint.
b. Konsep Produksi
Dalam konsep produksi, penulis bersama penulis lain
memperhitungkan waktu pada tahap proses produksi dan
memperhitungkan waktu kapan target film animasi selesai. Maka,
penulis bersama penulis lainnya telah sepakat memilih konsep
sederhana dalam segi teknik penggerakan dan pembentukkan objek.
Penulis menjadwalkan waktu kerja penulis sebagai animator, lima
hari dalam seminggu. Sehingga dalam pembuatan film animasi akan
selesai dalam waktu kurang lebih empat bulan.
c. Konsep Teknis
Penulis menggunakan software Clip Studio Paint untuk
mewujudkan ide penulis naskah. Penulis naskah menggambar karakter
sedangkan penulis sebagai animator membantu penggambaran latar
serta memberi pewarnaan dan penggerakan gambar animasi hingga
selesai dirender kemudian menambahkan ilustrasi suara yang telah
dibuat oleh audioman.
Penulis dalam teknis ini menggunakan satu unit laptop, satu unit
hardisk eksternal dan pentab.
111
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya
a. Kendala Pra Produksi
Tidak memiliki kendala
b. Kendala Produksi
Software sering not responding sehingga pekerjaan tertunda
Pentab sering mengalami pergerakan yang patah-patah
Solusi
Melakukan penyimpanan walau baru satu garis
penggambaran
Mengistirahatkan pentab sebentar
c. Kendala Pasca Produksi
Laptop mengalami hang dan layar mati
Render mengalami kegagalan terus
Solusi :
Service laptop
Melakukkan render menggunakan laptop lain
112
3.4.7.1 Konsep Kerja Animator
Penulis menggunakan software yang mudah untuk membuat
gambar-gambar animasi yaitu dengan menggunakan software Clip Studio
Paint lalu membantu penulis naskah membuat gambar-gambar. Penulis
naskah membuat gambar karakter sedangkan penulis membuat gambar
latarnya. Penulis juga yang mewarnai gambar karakter yang telah
digambar oleh penulis naskah dan menggabungkan dengan gambar latar
yang telah dibuat oleh penulis. Setelah semua gambar karakter dan gambar
latar digabungkan maka penulis membuat gerakan pada gambar
karakternya.
113
3.4.7.2 Storyboard
SCENE VISUAL KETERANGAN
1 Sebuah anak
balon kecil dan
anak kaktus
menghampiri satu
sama lain.
Kemudian orang
tua mereka
memisahkan
2
Lucy bermain
sendirian sampai
bertemu dengan
Marson
3
Marson mencoba
berbagai cara
untuk melindungi
tubuhnya
114
4
Marson dan Lucy
bersahabat sampai
dewasa
5
Persahabatan
mereka
dipisahkan kedua
orang tuanya
6
Lucy merenung
kesepian
7
Marson merenung
kesepian
115
8
Seorang nenek
kaktus yang ingin
menyebrang
ditahan polisi
kaktus, kemudian
Maron berjalan
lesu begitu saja
melewati nenek
tersebut yang
ingin menyebrang
dan nenek
tersebut terjatuh
tetapi Marson
tetap berjalan
9
Marson melewati
para ibu-ibu yang
sedang yoga
kehamilan
116
10
Waarga balon
panik karena gas
helium mereka
rusak dan
beberapa warga
mulai sakit
11
Para warga balon
mulai sakit
12
Penyangga roda
gas helium rusak.
Gas jalan turun
perlahan.
13
Polisi balon
tertidur dan tidak
mengetahui gas
helium keluar da
berjalan turun
117
14 Marson
menemukan gas
helium
15 Marson menaiki
panggung kaktus
dan memohon
kepada warga
kakus
16 Para warga kaktus
membetulkan gas
helium
118
17 Marson sedang
duduk dibawah
pohon, lalu para
warga balon
mendatangi
Marson dan
menuduh Marson.
Kemudian ada
warga kaktus
yang melihatnya
18 Para warga kaktus
berhenti
membetulkan
helium gas dan
Marson datang
119
19 Lucy dan Marson
mendatangi warga
dan meminta
warga
membetulkan gas
helium.
20 Kaum balon
memaki kaum
kaktus, setelah
dijelaskan
kesalapahaman
yang terjadi,
mereka berdamai
21 Mereka hidup
bersebelahan dan
damai
120
22 Lucy bertanya
kepaa kedua
orang tuanya,
kenapa kaum
balon tidak
menyukai kaum
kaktus
23
Rumah warga
balon sedang
dicuri oleh warga
kaktuss
121
3.5.1. Proses Kerja Penata Suara
Menurut Tommy (2013:72) “Audio/Video Engineer adalah seorang yang
mengoperasikan peralatan Audio/Video di stasiun televisi (juga di stasiun Radio
untuk Level Audio). Ia bertanggung jawab terhadap pengoperasian semua
peralatan Control Elektronik baik Audio/Video yang digunakan oleh Studio
televisi.”
Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan seorang penata suara
bertanggung jawab terhadap hasil suara yang dihasilkan tersebut. Seorang penata
suara juga berkolaborasi dengan sutradara dari mulai Pra-Produksi hingga Pasca
Produksi untuk mengamati dan menciptakan Audio dan Music Intrumental yang
indah dan maksimal.
Untuk menciptakan dan merekam suara agar mendapatkan hasil yang indah
dan baik seorang penata suara harus setidaknya paham dengan tugas yang
ditekuni. Selain itu seorang penata suara juga harus memiliki pendengaran yang
lebih peka dengan karakteristik suara yang dihasilkan. Agar bisa menghindari
suara-suara nois pada saat me-record.
Menurut Rusman (2015:132) “Audioman atau penata suara adalah petugas
yang mengoperasikan peralatan Audio di studio maupun diluar studio
bertanggung jawab atas seluruh pengoperasian peralatan Audio, baik sifatnya
Analog maupun Digital yang digunakan.”
Dalam kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata suara
harus memahami pengoperasian peralatan segala jenis bentuk Audio dengan baik
dan benar. Seorang penta suara juga harus mempuyai sedikit pengetahuan tentang
122
berbagai Karakteristik jenis-jenis peralatan Audio khususnya pada
penggunaannya.
Menurut Rusman (2015:133) “Seorang penata suara biasanya adalah orang
yang sudah mengikuti pendidikan atau pelatihan, namun banyak yang mahir
karena pengalaman menekuni bidang audio tersebut.”
Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan seorang penata suara
biasanya sudah terlatih atau minimal mempunyai pengalaman yang cukup untuk
menjadi seorang penata suara. Yang bertujuan untuk mendapatkan rekaman Audio
jernih dan berkualitas tinggi. Penata suara juga harus mahir dalam memilih
Music/Backsound yang akan di gunakan pada Project yang akan dibuat.
Dalam program acara animasi “Cactus and The Balloon” penulis
menginkan hasil suara yang sangat baik serta kualitas yang terbaik, oleh karena
itu seorang penata suara harus terlebih dahulu memahami karateristik suara yang
akan di hasilkan.
Untuk melakukan perekaman suara, penata suara juga harus memahami
jenis-jenis microphone. Dikarenakan film animasi “Cactus and The Balloon”
adalah film animasi bisu jadi penata suara tidak menggunakan Microphone dan
alat perekam suara lainnya. Penata suara harus terfokus pada ilustrasi music yang
akan dipakai guna menghidupkan suasana pada film animasi “Cactus and The
Balloon”. Disamping itu juga penggunaan musik atau instrumen merupakan suatu
elemen yang sangat penting, karena musik atau instrumen mampu mengatur ritme
dalam mengajak penonton ke suasana yang sesuai dengan pemilihan musik untuk
dijadikan backsound pada tugas akhir film animasi “Cactus and The Balloon”
ini.
123
3.5.2. Pra Produksi
Menurut Rusman (2015:132) “Pada saat persiapan produksi, seorang penata
suara menyiapkan, menempatkan, dan menginstalasi System Audio dan
bertanggung jawab pada seluruh suara, Music, bunyi, atau efek Audio.”
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan penata suara berdiskusi dengan
tim untuk menentukan tema maupun konsep karya yang akan dibuat. Agar
seorang penata suara bisa menerawang dalam artian penata suara akan tahu Effect
suara dan Music/Backsound apa aja yang cocok untuk karyanya tersebut.
Dalam proses pra produksi ini penulis sebagai penata suara berdiskusi
bersama tim untuk menentukan jalan cerita dan Music/Backsound apa saja yang
cocok untuk karya tersebut. Penulis juga berdiskusi dengan Sutradara untuk
menentukan judul dari Animasi yang akan dibuat menjadi “Cactus and The
Balloon”
Tommy (2013:72) “Spesialis Audio dalam kegiatan persiapan produksi
bertanggung jawab terhadap porsi suara termasuk bunyi-bunyian Music dan
Special Effect. Ia menyiapkan, menempatkan, dan menginstalasi bahan-bahan
yang diperlukan untuk Pre-recording.”
Berdasarkan kutipan di atas, seorang penata suara terlebih dahulu
memahami isi naskah yang akan digunakan. Karena setelah penulis memahami isi
naskah yang di gunakan akan mulai tergambarkan akan di buat seperti apa Special
effect dan Music/Backsound. Seorang penata suara juga menyiapkan bahan-bahan
suara yang diperlukan untuk karyanya tersebut.
Tahap pra produksi atau perencanaan adalah semua kegiatan di mulai dari
pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar
124
(shooting). Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain
penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan script/skenario, storyboard,
program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting,
technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang mendukung
proses produksi dan pasca produksi. Dalam tahap ini penulis sebagai penata suara
bekerja sama dengan tim dari tahap pra-produksi. Dimulai dengan berdiskusi
dengan tim untuk membuat konsep dan desain suara dari naskah. Penulis harus
sering berkomunikasi dengan tim khususnya editor untuk menentukan Special
Effect dan Music/Backsound apa saja yang cocok untuk karya yang akan dibuat.
Karena karya yang dibuat penulis adalah Animasi, penulis tidak perlu hunting
lokasi. Yang diperlukan penulis adalah melihat gambaran latar animasi tersebut.
Agar penulis bisa mengetahui suasana dan berimajinasi untuk mendapatkan
Music/Backsound yang cocok. Setelah itu penulis menentukan kebutuhan alat
perekaman dan keamanan alat yang akan digunakan.
3.5.3. Produksi
Menurut Rusman (2015:133) “Selama pelaksanaan produksi berlangsung
penata suara bertugas memonitor keseimbangan, keserasian, harmonisasi Level
Audio, dan memberikan isyarat-isyarat baik tidaknya Audio kepada kerabat kerja
produksi, khususnya kepada PD.”
Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan dalam tahap produksi
seorang penata suara bertugas untuk memonitori jalannya produksi yang bertujuan
untuk mengawasi baik tidaknya suara yang dihasilkan. Seorang penata suara
125
bekerja sama dengan Sutradara untuk menciptakan suara-suara dan
Music/Backsound yang sesuai dengan karya yang akan dibuat.
Setelah proses pra produksi dipersiapkan secara matang, proses produksi
pun dimulai.Proses produksi akan berjalan baik jika dalam proses pra produksi
membahas dengan matang.
Menurut Tommy (2013:72) “Selama produksi berlangsung seorang penata
suara memonitor level suara dan memberikan isyarat untuk melakukan rekaman
melalui Video Tape. Selain itu penata suara melakukan pengeditan gambar dan
hasil produksi dengan menggunakan Video Tape.
Dari kutipan di atas, tugas seorang penata suara bertugas memonitor level
suara yang di hasilkan pada saat produksi. Seorang penata suara juga bekerja
sama dengan Editor untuk melakukan pengeditan dari hasil produksi.
Pada saat tahap produksi pembuatan animasi, penulis membantu seorang
animator menggambar dan mewarnai animasi “Cactus and The Balloon”. Penulis
juga bekerja sama dengan tim membantu membuat dan menggambar Storyboard
untuk meringankan pekerjaan dan untuk mempercepat proses produksi animasi
“Cactus and The Balloon”. Penulis mengamati semua proses produksi untuk
mendapatkan gambaran Special Effect dan Music/Backsound yang akan
digunakan nanti pada proses Pasca Produksi. Animasi “Cactus and The
Balloon” adalah animasi yang mengutamakan gestur tubuh dan raut wajah
(ekspresi). Penulis merekam dan membuat Ambience/Atmosphere untuk segala
kepentingan animsi “Cactus and The Balloon”. Penulis juga mencari tambahan
Special Effect dan Music/Backsound untuk menambahkan pilihan-pilihan
Ambiene/Atmosphere yang diperlukan.
126
3.5.4. Pasca Produksi
Menurut Tommy (2013:72) “Untuk meningkatkan kualitas suara, penata
suara menambhakan elemen-elemen untuk Pre-recording seperti Music dan
mengubah porsi-porsi tertentu untuk menghasilkan kualitas Audio.”
Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpilkan seorang penata suara
menuangkan konsep Music/Backsound yang telah menjadi bayangan pada saat pra
produksi dan membuat Special Effect yang akan di gunakan juga, serta
bertanggung jawab atas keseluruhan hasil suara.
Pada tahap pasca produksi penulis sebagai penata suara bersama rekan
lainnya melihat hasil gambar-gambar yang sudah selesai pada proses produksi
untuk masuk ke tahapan editing. Penulis memberikan Special Effect dan
Music/Backsound yang sebelumnya sudah dicari untuk keperluan editing. Penulis
juga bekerja sama dengan Sutradara untuk mendampingi Editor pada saat proses
pengeditan animasi. Sehingga penulis bisa memberikan saran dan masukan
kepada Editor.
Menurut Nurul (2018:119) “Pasca produksi dalam Design produksi lebih
baik digarap se-Detail mungkin, Scene by Scene. Butuh kerjasama antara
Sutradara, Produser, dan juga tim yang lainnya termaksud Editor. Ini untuk
mengantisipasi jika ada kekurangan bahan pada proses Editing.
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan pada proses Pasca produksi
seluruh tim harus terlibat dalam proses pengerjaannya bersama Editor, khususnya
Sutradara dan Produser. Begitu juga seorang penata suara sudah menyiapkan
Music/Backsound dan Special Effect untuk bahan Editing. Penulis juga sudah
mulai memasukan Music/Backsound yang ada.
127
Pada saat Pasca produksi penulis bekerja sama dengan Editor untuk
mendengarkan dan memilih suara-suara atau Music/Backsound dan juga Special
Effect yang cocok untuk digunakan pada film animasi “Cactus and The Balloon”.
Penulis juga membantu Editor untuk menyunting gambar dan memasukan suara-
suara tersebut dalam proses Editing. Dalam proses ini Sutradara dan Produser
juga harus turun mendampingi Editor untuk melihat dan memberikan saran
bilamana ada kendala dalam proses Editing. Karena film “Cactus and The
Balloon” adalah film animasi yang lebih mengutamakan gesture dan ekspresi
wajah, penulis membantu memberikan saran agar Music/Backsound yang akan di
masukan mendapat Feel yang cocok untuk film animasi ” Cactus and The
Balloon”.
3.5.5. Peran Tanggung Jawab Penata Suara
Dalam pembuatan film animasi “Cactus and The Balloon”, penulis
mempunyai peran dan tanggung jawab pada saat pra produksi, produksi maupun
pasca produksi. Penulis bertanggung jawab untuk menyiapkan konsep maupun
alat-alat audio yang akan digunakan pada saat produksi dan bertanggung jawab
juga terhadap seluruh peralatan yang digunakannya pada saat produksi.
Menurut Nurul (2018:65) Peran audio dalam sebuah film sangat krusial.
Coba bayangkan sebuah film horror tanpa ada Effect Audio yang menyeramkan,
pasti akan terasa bukan sebuah film horror. Bahkan penonton akan merasa datar-
datar saja dan Feel-nya tidak akan masuk dalam ruang dan suasana film horror.
Maka dalam bedah naskah perlu deskripsi dan diskusi antara Sutradara dan Sound
Designer, agar Feel penonton akan terbawa pada suasana yang diharapkan oleh
naskah film ini
128
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan seorang penata suara
bertanggung jawab terhadap keseluruhan Effect Audio dan Backsound/Music pada
film yang akan dibuat. Agar bisa tercipta suasana dan Feel yang diharapkan
seorang penata suara harus bisa membayangkan Effect Audio yang akan
dimasukan kedalam film yang akan dibuat. Karena seorang penata suara menjadi
tumpuan pertama untuk mencairkan suasana dan membawa imajinasi para
penonton agar terhanyut dengan film yang mereka tonton. Disitu lah tugas utama
seorang penata suara.
Peran dan tanggung jawab penata suara secara garis besar. Membuat
konsep penata suara, berkonsultasi dengan sutradara tentang penataan suara
yang baik untuk diambil. Dikarenakan film “Cactus and The Balloon” adalah
film animasi jadi penulis dan seluruh tim tidak mensurvei lokasi. Yang dilakukan
adalah membantu Animator dan Penulis Naskah membuat Flip Book dan
Storyboard untuk gambaran film animasi “Cactus and The Balloon”. Penulis
juga mendampingi Animator saat membuat latar dari film animasi “Cactus and
The Balloon” yang bertujuan agar mendapatkan inspirasi Effect Audio dan
Backsound/Music apa saja yang cocok dimasukan dalam film animasi “Cactus
and The Balloon”. Dalam proses editing penulis juga berkontribusi
mendampingi Animator bersama Sutradara. Memasukan Effect Audio dan
Backsound/Music pada saat tahap editing. Penulis juga membantu Animator Me-
ngedit Offline film animasi “Cactus and The Balloon” agar proses pengerjaan
lebih ringan dan lebih cepat diselesaikan.
129
3.5.6. Proses Penciptaan Karya
Dalam proses produksi ini yang merupakan Tugas Akhir (TA), penulis
berperan sebagai penata suara. Dalam produksifilm animasi yang berjudul
“Cactus and The Balloon” ini, segala hal yang berkaitan dengan suara
merupakan tanggung jawab penulis.
3.5.6.1 Konsep Kreatif
Penulis membayangkan Konsep Kreatif yang akan di gunakan pada pengisi
suara atau musik yang akan di gunakan dengan referensi dari Youtube yang
terkesan Fun dan ceria, dalam konsep kreatif ini penulis membuat karya ini
dengan konsep suara music atau instrument yang dapat memanjakkan telinga
penonton selain itu ditambahkan dengan instrumen yang sedikit cepat untuk
membuat penonton menjadi semangat, dan juga membuat penonton tidak jenuh
pada saat menonton.
3.5.6.2. Konsep Produksi
Pada tahap produksi di program animasi “Cactus and The Balloon” ini,
penulis sebagai penata suara, bekerja sama dengan sutradara dan penulis naskah
serta produser untuk membicarakan konsep yang akan digunakan, agar pada saat
produksi tidak terjadi kesalahan. Untuk konsep itu sendiri penata suara
menambahakan back sound maupun sound effect.
Dalam konsep produksi penulis membuat karya animasi ini, penulis
terfokuskan kepada jobdesknya yaitu penata suara. Penulis melakukan
Brainstorming dengan seluruh tim untuk menentukan konsep teknis yang akan di
130
gunakan pada saat produksi. Setelah itu penulis merencanakan kebutuhan apa saja
yang paling sesuai dan cocok digunakan pada saat di produksi. Konsep yang
digunakan pada saat produksi penulis Menentukan Musik/Backsound dan Sound
Effect guna memperindah animasi “Cactus and The Balloon” yang terfokuskan
kepada ekspresi dan tekstur pada setiap karakternya.
Penulis sebagai penata suara juga bekerja sama dengan editor untuk
menentukan musik maupun instrumen dan atmosphere yang akan digunakan
sehingga menghasilkan suara yang baik dan jelas sehingga sesuai dengan program
acara yang diinginkan olehseluruh tim
3.5.6.3. Konsep Teknis
Karena “Cactus and The Balloon” adalah animasi bisu yang terfokuskan
kepada ekspresi dan tekstur pada setiap karakter, konsep teknis penulis sebagai
penata suara adalah memkombinasi Musik/Backsound dengan menggunakan
aplikasi Adobe Audition guna mendapatkan Musik/Backsound yang bisa
memanjakan telinga para penonton. Penulis juga mencari Sound Effect yang pas
dan cocok untuk memperkuat ekspresi dan tekstur dalam film animasi “Cactus
and The Balloon”.
3.5.7. Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam produksi film animasi “Cactus and The Balloon” ini, ada
beberapa kendala-kendala baik itu dari segi teknis maupun non teknis, seperti :
1. Karena film animasi “Cactus and The Balloon” ini adalah film animasi
yang terfokuskan pada gesture dan ekspresi karakter, penulis menjadi agak
131
sulit untuk menentukan Musik/Backsound apa saja yang pas untuk
membangun suasana dan memperkuat ekspresi karakter dalam film
animasi “Cactus and The Balloon: pada film animasi . Solusinya adalah
penulis melakukan Brainstorming dengan seluruh tim guna membantu ide
dalam memasukan Musik/Backsound apa saja yang pas untuk film animasi
“Cactus and The Balloon”
2. Pada saat penulis mencoba mengkombinasi Musik/Backsound untuk film
animasi “Cactus and The Balloon” Laptop yang digunakan penulis tiba
nge-Hank dan sempat tidak bisa menyala beberapa jam. Solusinya adalah
penulis mengistirahatkan laptop guna membiarkannya agar dingin terlebih
dahulu dengan batre dilepas dari laptopnya, dan pada akhirnya bisa
menyala kembali.
3. Pada saat Recording sedang berlangsung, hal yang tak terduga tiba-tiba
terjadi yaitu turun hujan yang lumayan deras. Sehingga mempersulit dalam
proses Recording yang sedang berlangsung. Solusinya adalah penulis dan
seluruh tim menunggu hingga hujan tersebut berhenti dan baru
melanjutkanya lagi ketika hujannya berenti.
4. Pada saat awal Recording tiba-tiba clip on yang digunakan tidak berfungsi.
Ternyata ada sedikit kabel dari clip on tersebut yang mengelupas (sobek).
Solusinya adalah penulis mencari solasi hitam untuk melilitkan kabel yang
hampir putus tersebut. Sehingga clip on tersebut bisa menyala lagi.
132
3.5.7 Lembar Kerja Penata Suara
3.5.7.1 Konsep Penata Suara
Dalam karya tugas akhir, penulis beserta team membuat sebuah film
animasi “Cactus and The Balloon”. Program televisi dan film mengandung dua
unsur yang penting yaitu gambar dan suara. Kedua komponen ini harus seimbang
dan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Penulis sebagai penata
suara berusaha semaksimal mungkin untuk memperkuat eskpresi dan tekstur
dalam film animasi “Cactus and The Balloon” dengan menggunakan
Musik/Backsound dan Sound Effect yang cocok dan sangat ceria.
3.5.7.2 Spesifikasi Peralatan Audio
Clip On Mic : Personal Microphone Clip DELUXE
Type Of Mic : -
Mic : -
Portable Recorde : -
Software Editing Audio : FL studio 10 & Adobe Audition
133
c. Jenis-Jenis Microphone
1. Personal Mic
134
2. Handle Mic
135
3. Contact Mic
136
4. Boundary Effect Mic
137
5. Studio Microphone
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
170
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan dari apa yang telah dibahas dari bab demi bab
bahwa animasi merupakan salah satu media hiburan, penuntun dan
penginspirasi. Animasi dapat mempermudah pembuatan suatu adegan dengan
karakter-karakter yang mendukung berdasarkan ide cerita yang telah dibuat dan
target utama audiencenya. Dengan hadirnya animasi Cactus and The Balloon
yang mengutamakan target audience anak-anak ini penulis berharap khalayak
dapat terhibur, terinspirasi dan mendapatkan pesan yang tersampaikan dalam
film ini.
Saran
Ada beberapa saran dari penulis antara lain:
1. Untuk editing film animasi diperlukan laptop yang memiliki spesifikasi
yang tinggi serta aplikasi yang mendukung atau lebih baik menggunakan
PC/komputer karena lebih menunjang untuk membuat animasi
171
2. Jika ingin memproduksi sebuah film animasi, harus memperbanyak
menonton film animasi untuk memperbanyak referensi dan mahir dalam
menggambar agar khalayak dapat menangkap isi cerita tersebut
3. Untuk kedepannya, para animator yang akan datang dapat
menngembangkan nama animasi lokal indonesia agar dapat go
internasional
172
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, H. Harfied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Jaya, Brillianto. 2016. Kuliah Jurusan Apa? Broadcasting. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Latief, Rusman. 2017. Menjadi Produser Televisi. Depok : PT Fajar Interpratama
Mandiri.
Latief, Rusman dan Yusiatie Utud. 2015. Siaran Televisi Non-Drama. Depok : PT
Adhitiya Andrebina Agun.
Semedhi, Bambang. 2011. Sinematografi – Videografi. Malang : Ghalia Indonesia.
Soenyoto, Partono. 2017. Animasi 2 D. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Suprapto, Tommy. 2013. Berkarier Di Bidang Broadcasting. Yogyakarta : CAPS.
173
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42150744
Nama Lengkap : Nada Aprilly Permata
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 28 April 1997
B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-Formal
1. SDN MEKAR JAYA 14, lulus tahun 2009
2. SMP YASPEM TUGU IBU 1 DEPOK, lulus tahun 2012
3. SMK YAPEMRI DEPOK, lulus tahun 2015
C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan
1. Anggota Paskibra SMP Yapemri Depok tahun 2010.
2. Anggota Paskibra SMA Yapemri Depok tahun 2012
3. Anggota Xana Galicia Dance Crew di Yapemri tahun 2012
4. Anggota Jong Indonesia Dance Crew Depok tahun 2013
5. Freelance Fotografi dan Videografi tahun 2016
Jakarta, 11 Juli 2018
Foto
3 x 4
Nada Aprilly Permata
174
A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42150033
Nama Lengkap : Andini Permata Arumsari
Tempat & Tanggal Lahir : Serang, 30 Desember 1995
B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-Formal
1. SD NEGERI TUGU 6, lulus tahun 2007
2. SMP NEGERI 35 JAKARTA, lulus tahun 2010
3. SMK HARAPAN BANGSA, lulus tahun 2013
C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan
1. Sebagai Sales Promotion Girl di PT. VOX tahun 2014
Jakarta, 11 Juli 2018
Foto
3 x 4
Andini Permata Arumsari
175
A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42150733
Nama Lengkap : Imas Mutiara Nur Arofah
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Juni 1995
B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-Formal
1. SD Sukamaju, lulus tahun 2007
2. SMP YASPEM TUGU IBU 1 DEPOK, lulus tahun 2010
3. SMK PGRI 1 CIBINONG, lulus tahun 2013
C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan
1. Magang di Narasally Boutique Asisten Designer tahun 2012.
2. Himpunan Mahasiswa Sekolah Tinggi Desain Indonesia Bandung
tahun 2013-2014
3. Bekerja di AlineOne Fashion sebagai Asisten Designer tahun 2016
4. Freelance di Kompas Gramedia sebagai Call Center tahun 2017
Jakarta, 11 Juli 2018
Foto
3 x 4
Imas Mutiara Nur Arofah
176
A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42150835
Nama Lengkap : Saddam Fauzi
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Desember 1996
B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-Formal
1. SD 4 Depok, lulus tahun 2009
2. SMPN 9 DEPOK, lulus tahun 2012
3. SMK PUTRA BANGSA, lulus tahun 2015
C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan
1. Magang di Diskominfo tahun 2015
Jakarta, 11 Juli 2018
Foto
3 x 4
Saddam Fauzi
177
A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42150661
Nama Lengkap : Khansa Talitha Hanifati
Tempat & Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 3 September 1997
B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-Formal
1. SDN KUKUPU 1 BOGOR, lulus tahun 2009
2. SMP NEGERI 16 BOGOR, lulus tahun 2012
3. SMK NEGERI 1 BOJONGGEDE, lulus tahun 2015
C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan
1. Anggota Pramuka SMP YZA 2 Bogor tahun 2009.
2. Anggota Arcturus Dance Crew tahun 2012
3. Magang di Bogor Hotel Institute tahun 2013
Jakarta, 11 Juli 2018
Foto
3 x 4
Khansa Talitha Hanifati