Profosal Tos Diperbaiki

67
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa balita merupakan masa yang paling penting dan perlu untuk mendapatkan perhatian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itu dalam masa ini, perlu untuk selalu melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu merupakan tempat bagi balita untuk mendapatkan pelayanan, baik untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan maupun memeperoleh vitamin A dan imunisasi, serta mendapatkan konseling gizi sesuai masalahnya (Buku Panduan Kader Posyandu, Kemenkes,2011). Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat ( UKBM ) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sehingga posyandu berperan penting dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada

Transcript of Profosal Tos Diperbaiki

Page 1: Profosal Tos Diperbaiki

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa balita merupakan masa yang paling penting dan perlu untuk

mendapatkan perhatian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

anak. Untuk itu dalam masa ini, perlu untuk selalu melakukan

pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu

merupakan tempat bagi balita untuk mendapatkan pelayanan, baik untuk

memantau pertumbuhan dan perkembangan maupun memeperoleh

vitamin A dan imunisasi, serta mendapatkan konseling gizi sesuai

masalahnya (Buku Panduan Kader Posyandu, Kemenkes,2011).

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan

Berbasis Masyarakat ( UKBM ) yang dikelola dan diselenggarakan dari,

oleh, untuk dan bersama masyarakat, sehingga posyandu berperan

penting dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna

memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar / sosial dasar untuk

mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

Anak ( Buku Panduan Kader Posyandu, Kemenkes 2011 ).

Posyandu ini mempunyai tujuan sangat penting untuk menopang

Pembangunan di bidang Kesehatan di antaranya :Menurunkan Angka

Kematian Bayi (AKB), menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) baik waktu

melahirkan dan nifas, Membudayakan NKBS, Meningkatkan peran serta

Page 2: Profosal Tos Diperbaiki

2

masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta

kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat

sejahtera dan berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga

sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga

sejahtera.( http://www.sarjanaku.co.id, diperoleh tanggal 31 Maret

2013 ).

Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN .S :

Semua balita diwilayah kerja Posyandu. K : Semua balita yang memiliki

KMS. D : Balita yang ditimbang. N : Balita yang naik berat badannya.

Keberhasilan Posyandu berdasarkan : D / S : baik/kurangnya peran serta

masyarakat. N / D : Berhasil tidaknya Program posyandu .

(http://www.waspada.co.id/index.php, di peroleh tanggal 24 Maret 2013 ).

Tahun 2011 cakupan kunjungan Balita secara Nasional ( D/S ) adalah

sekitar 71 % dari target cakupan kunjungan balita ke posyandu sebesar

80 %. ( Kemenkes, Infodata, 2012, Kemenkes.go.id, di peroleh tanggal

19 Maret 2013 ). Cakupan Penimbangan balita tahun 2012 Provinsi Jawa

Barat ( D/S ) sekitar 76 % ( http://www.diskes.prov jabar.co.id , di peroleh

tanggal 19 Maret 2013).

Peran posyandu sangat penting, karena sebagai wahana

pelayanan berbagai program, guna meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat terutama Ibu dan Anak. Posyandu juga memberikan

pelayanan KB, imunisasi, gizi dan penanggulangan diare. ( Depkes,

2006 ). Karena dalam pelaksanaannya karena cakupan kunjungan balita

ke posyandu masih rendah sehingga untuk cakupan imunisasipun ikut

turun, diikuti penurunan status gizi balita dan kasus penyakit diare masih

Page 3: Profosal Tos Diperbaiki

3

tinggi. Data menyebutkan jutaan bayi tidak terimunisasi lengkap.

Akibatnya, mereka tidak terlindungi dari penyakit menular dan

berbahaya. Cakupan imunisasi balita yang rendah menyulitkan

pengendalian penyakit infeksi. Berdasarkan data Kementerian

Kesehatan, cakupan Imunisasi lengkap pada bayi ( 0 – 11 bulan )

minimal 80 %, sedangkan data Kemenkes pada Tahun 2010

menyebutkan pencapaian cakupan Imunisasi Nasional adalah 75,3 %.

Pada Tahun 2011, pencapaian cakupan imunisasi balita turun menjadi

74,1 %. ( http://www.infoKompas12 /7/ 2012.co.id , diperoleh tanggal 20

Maret 2013).

Selain penurunan cakupan Imunisasi dampak lain dari penurunan

kunjungan ke posyandu adalah masih banyaknya penderita diare.

Penyakit Diare ini merupakan penyebab kematian nomor dua pada

Balita dan nomor tiga bagi bayi serta nomor lima bagi semua umur.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) melaporkan bahwa

balita yang menderita diare dua minggu sebelum survei pada tahun 1997

sebesar 10,4 % dan pada tahun 2002 sebesar 11%. Di Jawa Barat

angka kejadian Diare pada tahun sekitar 36 % dari jumlah balita yang

sakit.( 168.720 balita ) ( http://www. diskes.jabarprov.go.id .di unduh

tanggal 25 Maret 2013).

Tak hanya imunisasi dan penanggulangan diare, fungsi Posyandu

sangat krusial dalam memantau gizi anak balita diantaranya ialah

mencatat indikator perkembangan anak dan potensi apakah anak

tersebut akan mengalami gangguan pertumbuhan (stunting), karena di

setiap kunjungan akan dicatat penambahan berat dan tinggi anak.

Page 4: Profosal Tos Diperbaiki

4

Dengan penimbangan berat badan rutin juga dapat menemukan kasus-

kasus gizi kurang dan mencegah busung lapar. ( Arbi Krishadiyanto —

http://www.harianterbitinfo.co.id, 14 /1/ 2013,di peroleh 19 Maret 2013 ).

Sejak terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan sejak tahun

1997-an, berpengaruh tehadap pencapaian partisipan di posyandu.

Menurut Kepala Sub-Direktorat Gizi Kementerian Kesehatan,Dian Dipo “

tahun 1990-an cakupan jumlah balita yang rutin mengunjungi posyandu

bisa di atas 80 %, tapi saat ini hanya 60-70% dari yang terpantau

keadaan gizinya “( http://www.Beritasatu.co.id. ¶ 5, diperoleh tanggal 17

Maret 2013 ). Ini semua berdampak pada menurunnya status gizi dan

kesehatan masyarakat, terutama masyarakat kelompok rentan, yakni

balita, ibu hamil dan ibu menyusui.

Di Kabupaten Cianjur, dari 2599 buah Posyandu yang tercatat

pada tahun 2011, hanya 61 buah posyandu yang tergolong posyandu

mandiri, dan 298 buah posyandu yang tergolong Posyandu Purnama,

sisanya sebanyak 801 buah merupakan Posyandu Madya dan sebanyak

1358 buah merupakan Posyandu Pratama. Untuk cakupan

penimbangan/peran serta masyarakat ( D/S ) di Kabupaten Cianjur pada

tahun 2012 hanya 64,5 %, disertai dengan angka kejadian Diare

sebanyak 18 % dari kenjungan anak balita ke Puskesmas/Poskesdes

( sekitar 24530 kasus. (Sie Gizi,Subdin Kesehatan keluarga, Dinas

Kesehatan kabupaten Cianjur).

Untuk jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Ciherang terdapat sekitar 67 Posyandu, terdiri dari 50 Posyandu

Pratama, 16 Posyandu Madya, 2 Posyandu Purnama, dan tidak terdapat

Page 5: Profosal Tos Diperbaiki

5

Posyandu Mandiri. yang mempunyai sasaran balita sekitar 4.960 anak

dari 8 desa yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Ciherang Kabupaten

Cianjur. Di desa Hegarmanah terdapat 13 posyandu ,terdiri dari 10

Posyandu Pratama, 2 Posyandu Madya dan 1 Posyandu Purnama

dengan cakupan anak balita sekitar 867 orang. Sementara cakupan

partisipasi masyarakat yang datang ke posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas 79.5 %, sedangkan di Desa Hegarmanah hanya 74 %. Di

puskesmas angka kejadian penyakit diare tahun 2012 berada di urutan

ke -4 dengan jumlah 1486 kasus.( Profil Puskesmas Ciherang ,2012 ).

Di bawah ini, tabel 5 Besar Penyakit Balita di Puskesmas

Ciherang selama 2 tahun terakhir.

Tabel 1.1. Data 5 Besar Penyakit Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ciherang.

No Klasifikasi PenyakitTahun

2011 2012

1 ISPA 456 4982 Diare 423 4673 Broncho Pneumoni 308 2674 Obs Febris 257 2875 Dermatitis 156 109

Sumber : Profil Puskesmas Ciherang Tahun 2012

Desa Hegarmanah mempunyai monografi yang sebagian besar

pesawahan, dengan 11 Rukun Warga, 52 Rukun Tetangga dan sebagian

besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh

tani. tapi untuk letak posyandu sudah terbentuk di setiap ke-RW an.

Page 6: Profosal Tos Diperbaiki

6

Rendahnya cakupan kunjungan masyarakat ke posyandu di

Kabupaten Cianjur khususnya di wilayah kerja Puskesmas Ciherang

sebagaian besar dipengaruhi oleh perilaku ibu itu sendiri yang belum

bisa memahami peran dan fungsi posyandu itu sendiri. Perilaku adalah

respon individu terhadap stimulus atau tindakan yang dapat di amati dan

mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik dalam keadaan

sadar maupun tidak.(Notoatmodjo,2003).

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmojo (2003), perilaku

dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu faktor-

faktor presdisposisi atau predisposing factors seperti pengetahuan,

sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dan sebagainya, faktor-faktor yang

mendukung atau enabling factors (ketersediaan sumber-sumber atau

fasilitas), dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong yang

disebut dengan reinforcing factors (sikap dan perilaku petugas). Perilaku

ibu dalam menjaga kesehatan keluarganya, dipengaruhi oleh beberapa

karakteristik yaitu prilaku, pengetahuan dan sikap.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Rumita ( 2012 ) mengatakan

bahwa rata-rata kunjungan balita dalam setahun ke Posyandu di wilayah

RW 01 Kelurahan Harapan Jaya, Cibinong Kabupaten Bogor tidak lebih

dari 50%, Hasil penelitiannya juga didapatkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara perilaku dan pengetahuan ibu dengan kunjungan

balita ke Posyandu (masing-masing p-value adalah 0,005 dan 0,015 )

( Rumita,2012, abstrak, http:/www.sippm.unas.ac.id/, , diperoleh tanggal

20 Maret 2013 ).

Page 7: Profosal Tos Diperbaiki

7

Berdasarkan survey pendahuluan pada bulan Februari tahun

2013 di Posyandu Melati 3 Desa Hegarmanah Wilayah Kerja Puskesmas

Ciherang Kabupaten Cianjur di dapatkan jumlah balita ( S ) sebanyak 53

orang, yang mepunyai kartu KMS ( K ) 53 orang, yang datang ke

posyandu ( D ) 34 orang ( 64 % ), yang naik timbangannya ( N )

sebanyak 12 orang ( 35 % ) disertai 3 orang balita menderita penyakit

diare dan 4 bayi tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yaitu

imunisasi DPT 2/Polio 3, Campak ,DPT 3 /Polio 4 dan Imunsasi

BCG/Polio 1.

Dari data tersebut dapat di simpulkan hanya sekitar 64 % yang

datang datang ke posyandu ( D/S ).ini menggambarkan bahwa cakupan

kunjungan balita kurang dari target yaitu 80 %. Maka penulis

mengadakan wawancara kepada 12 responden (ibu balita), hasil

wawancara dari 12 ibu balita yang jarang datang ke posyandu, di

dapatkan 3 orang mengatakan tidak perlu ke posyandu lagi karena

anaknya sudah di imunisasi lengkap, 2 orang mengatakan anaknya

sedang sakit dan 7 orang mengatakan bahwa si ibu harus bekerja di

sawah sebagai buruh tani.

Maka dengan ini penulis merasa perlu melakukan penelitian

untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan

ibu balita ke posyandu di Desa Hegarmanah Wilayah Kerja Puskesmas

Ciherang Kabupaten Cianjur.

B. Rumusan Masalah

Page 8: Profosal Tos Diperbaiki

8

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya

adalah “ Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu

Balita ke Posyandu di Desa Hegarmanah Wilayah Kerja Puskesmas

Ciherang Kabupaten Cianjur.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor – faktor Yang Berhubungan dengan

Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Desa Hegarmanah Wilayah

Kerja Puskesmas Ciherang Kabupaten Cianjur Tahun 2013.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

a) Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap ibu dan paritas ibu

dan kunjungan ibu balita ke posyandu di Desa Hegarmanah

Wilayah Kerja Puskesmas Ciherang Kabupaten Cianjur Tahun

2013.

b) Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan

kunjungan ibu balita ke posyandu di Desa Hegarmanah Wilayah

Kerja Puskesmas Ciherang Kabupaten Cianjur Tahun 2013.

c) Mengetahui hubungan sikap ibu dengan kunjungan ibu balita ke

posyandu di Desa Hegarmanah Wilayah Kerja Puskesmas

Ciherang Kabupaten Cianjur Tahun 2013.

d) Mengetahui hubungan paritas ibu dengan kunjungan ibu balita

ke posyandu di Desa Hegarmanah Wilayah Kerja Puskesmas

Ciherang Kabupaten Cianjur Tahun 2013

Page 9: Profosal Tos Diperbaiki

9

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat di :

1. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini berguna sebagai bahan perencanaan pembuatan

program peningkatan status gizi masyarakat pada umumya, status

gizi ibu hamil dan balita pada khususnya, juga sebagai perencanaan

program meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak yang

akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak.

2. Untuk Peneliti

Menerapkan ilmu yang di dapat di institusi pendidikan tentang

posyandu juga pengembangan kemampuan penelitian untuk diri

sendiri.

3. Untuk Penelitian lebih lanjut

Di gunakan oleh peneliti yang lain sebagai bahan referensi dan

perbandingan, yang merupakan pengembangan dari penelitian

selanjutnya.

Page 10: Profosal Tos Diperbaiki

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu

1. Pengertian

Mubarak I.W, (2009) mengatakan Posyandu adalah suatu forum

komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh

dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai srategis dalam

mengembangkan sumber daya manusia sejak dini serta sebagai pusat

kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga

berencana (KB) yang dikelola dan diselenggarakan dengan dukungan

teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian status

kesehatan yang baik.

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan

Berbasis Masyarakat ( UKBM ) yang di kelola dan di selenggarakan dari,

oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan keseahatan guna memberdayakan dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar / sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka

Page 11: Profosal Tos Diperbaiki

11

Kematian Ibu dan Angka Kematian Anak ( Buku Panduan Kader

Posyandu, Kemenkes, 2011 ).

2. Tujuan Posyandu

Menurut Nasrul Effendy tahun 1998 bahwa tujuan pokok posyandu

adalah :

a. Mempercepat Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.

c. Mempercepat penerimaan NKKBS.

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan - kegiatan lain yang menunjang

peningkatan kemampuan hidup sehat.

e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografis.

f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka

alih teknologi untuk swakelola usaha – usaha kesehatan masyarakat.

(Buku Panduan Kader Posyandu ,Kemenkes 2011).

3. Manfaat Posyandu

a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan

keluarga.

b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.

Page 12: Profosal Tos Diperbaiki

12

c. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkingan penyakit

yang dapat di cegah dengan imunisasi.

d. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana.

e. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam

penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan rumah

untuk memotivasi kelompok dasa wisma.

( Buku Panduan Kader Posyandu, Kemenkes, 2011 )

4. Sasaran Pelaksanaan Posyandu

Sasarannya antara lain yaitu :

a. Balita

b. Ibu hamil dan ibu menyusui.

c. Pasangan Usia Subur ( PUS ).

5. Klasifikasi Posyandu

Klasifikasi posyandu (Depkes RI, 2006) terdiri dari :

a. Posyandu pratama ( warna merah )

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum

mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya

terbatas.

b. Posyandu Madya ( warna kuning )

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata rata jumlah kader tugas 5

orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya ( KB, KIA,

Gizi dan Imunisasi ) masih rendah yaitu kurang dari 50%.

c. Posyandu purnama ( warna hijau )

Page 13: Profosal Tos Diperbaiki

13

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya

lebih dari 8 kali pertahun, rata rata jumlah kader tugas 5 orang atau

lebih, dan cakupan 5 program utamanya ( KB, KIA, Gizi dan

Imunisasi ) lebih 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan

mungkin sudah ada dana sehat tetapi masih sederhana.

d. Posyandu Mandiri ( warna biru )

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur.

Cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan

dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.( DepKes RI, 2001 ).

6. Persyaratan pendirian Posyandu

Untuk mendirikan Posyandu mempunyai persyaratan antara lain yaitu :

a. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita.

b. Terdiri dari 120 kepala keluarga.

c. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa).

d. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau

kelompok tidak terlalu jauh.

7. Kegiatan Posyandu

Kegiatan posyandu mempunyai tujuh kegiatan atau disebut Sapta Krida

Posyandu yaitu :

a. Kesehatan Ibu dan Anak

b. Keluarga Berencana

c. Imunisasi

d. Peningkatan Gizi

Page 14: Profosal Tos Diperbaiki

14

e. Penanggulangan Diare

f. Sanitasi Dasar

g. Penyediaan obat esensial.

( Buku Panduan Kader Posyandu, Kemenkes, 2011 )

8. Sistem Lima Meja

Menurut Meilani (2009) posyandu mempunyai sistem lima meja yaitu :

a. Meja I

Pada meja I dilakukan pencatatan atau pendaftaran.

b. Meja II

Pada meja II dilakukan penimbangan balita dan ibu hamil.

c. Meja III

Pada meja III dilakukan penerangan dan pendidikan

d. Meja IV

Pada meja IV peningkatan tentang gizi / ASI

e. Meja V

Pelayanan kesehatan ( pemeriksaan hamil, imunisasi balita, anak dan

ibu hamil, program keluarga berencana, dan pemberian tablet besi

dan vit.A ).

9. Jenis-jenis Pelayanan Posyandu

Jenis pelayanan kesehatan yang dijalankan di Posyandu yaitu :

a. Pemeliharaan Kesehatan Bayi dan Balita

1) Penimbangan bulanan.

2) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang.

3) Imunisasi bayi 1 – 12 bulan.

Page 15: Profosal Tos Diperbaiki

15

4) Pemberian oralit untuk menanggulangi diare.

5) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.

b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia

subur antara lain yaitu :

1) Pemeriksaan kesehatan umum.

2) Pemeriksaan kehamilan dan nifas.

3) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil

penambah darah.

4) Imunisasi TT untuk ibu hamil.

5) Penyuluhan kesehatan dan KB.

6) Pemberian alat kontrasepsi KB.

7) Pemberian oralit pada ibu sebagai pertolongan pertama.

8) Pertolongan pertama pada kecelakaan.

( Buku Panduan Kader Posyandu, Kemenkes, 2011 )

c. Imunisasi

1) Pengertian Imunisasi.

Imunisasi adalah upaya memberikan kekebalan pada bayi dan

anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh

membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipalai

untuk pemebentukan zat anti yang diamsukkan ke dalam tubuh

melalui suntikan seperti vaksin BCG,DPT,Campak, dan melelui

mulut seperti Polio.(Hidayat,2005).

2) Kebijakan Imunisasi

Page 16: Profosal Tos Diperbaiki

16

Beberapa kebijakan operasional immunisasi yang ditetapkan oleh

Pemerintah antara lain sebagai berikut :

a) Jangkauan pelayanan ditingkatkan. Semua Puskesmas dan

puskesmas pembantu memberikan pelayanan immunisasi.

b) Skrining secara ketat dilaksanakan untuk menghindari

hilangnya kesempatan immunisasi.

c) Pelaksanaan program dilakukan secara efesien untuk

menekan ”drop out”.

d) Satu jarum dan satu syringe steril digunakan untuk tiap

suntikan.

e) Supervisi dilakukan dengan ”checklist” secara rutin.

f) Penyuluhan dilakukan untuk menunjang program.

g) Dampak program terhadap penyakit yang dapat diatasi melalui

immunisasi.

h) Pemantauan kegiatan immunisasi secara lintas program dan

sektor.

3) Sasaran Imunisasi

Sasaran vaksinasi adalah :

a) Bayi (umur 0 – 11 bulan)

b) Calon pengantin wanita dan ibu hamil untuk mencegah

tetanus neonatorum

c) Anak SD kelas satu, pemberian DPT dan DT Anak SD kelas

VI perempuan.

4) Jadwal Imunisasi Bayi

Jadwal immunisasi bagi bayi yang datang ke Posyandu

Page 17: Profosal Tos Diperbaiki

17

Table 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Bayi 0 – 11 Bulan( Depkes 2011 )

Umur Vaksinasi0 – 30 hari1 – 2 bulan

3 bulan4 bulan5 bulan9 bulan

HBOBCG, Polio 1

DPT-HB, Polio 2DPT-HB, Polio 3DPT-HB, Polio 4

Campak

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah pengenalan akan sesuatu, atau apa yang akan di

pelajari. Ahli lain menyatakan pengatahuan adalah akumulasi

pengalaman indrawi yang di catat dalam otak masing-masing diberi

nama setempat dan di komunikasikan seperlunya secara abstrak tanpa

menunjujkan benda yang bersangkutan secara fisik (Atmadilaga 1993

dalam Budiman 2011).

2. Tingkat Pengatahuan

Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa Tingkat pengetahuan

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

Page 18: Profosal Tos Diperbaiki

18

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

dalam konteks atau situasi lain.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya ( real).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitan satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bahan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Page 19: Profosal Tos Diperbaiki

19

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria – kriteria yang telah ada.

Arikunto (2006) dalam Budiman dan Riyanto (2012)

mengemukakan bahwa membuat ketegori tingkat pengetahuan

seseorang menjadi tiga tingkatan yang berdasarkan pada nilai

persentase yaitu sebagai berikut :

a. Tingkat kategori Baik jika nilainya ≥ 75 %.

b. Tingkat kategori Cukup jika nilainya ≥ 56-74 %.

c. Tingkat kategori Baik jika nilainya < 55 %.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Budiman dan

Riyanto (2012) adalah

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk menembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun

nonformal), berlangsung seumur hidup. Pengeatahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan diman diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan pula sesorang yang

berpendidikan rendah tidak bertai mutlak berpengetahuan rendah

pula.

Page 20: Profosal Tos Diperbaiki

20

b. Informasi / media massa

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

menekankan informasi adalah transfer pengetahuan. Informasi dapat

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokonya, media massa juga

membawa pesan yang berisi sugesti yang mengarahkan pada opini

sesorang. Yang pada akhirnya memberikan landasan kognitf baru

bagi terbentuknya pengeahuan pada hal tersebut.

c. Sosial, budaya dan ekonomi.

Kebiasaan dan tradisi yuang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah akan dilakukan dengan baik atau buruk. Dengan

demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walau tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukaan

tersedianya suati fasilitas yang diperlikan dalam kegiatan tertentu

sehingga status social ini kakn mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

d. Lingkungan.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun social. Pengaruh lingkungan terjadi

karena adanya interaksi timbale balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

Page 21: Profosal Tos Diperbaiki

21

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memcahkan masalah

yang dihadapi masa lalu.

f. Usia.

Usia mempengaruhi daya tangkap danpola piker seseorang.

Semakin bertambah usia seseorang akan semakin bertambah pula

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya akan semakin membaik.

C. Sikap

1. Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo.(2003) Sikap merupakan reaksi atau

respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap sesuatu stimulasi

atau objek. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap

itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih

dahulu dan prilaku yang tertutup. Sikap seorang nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi tertentu yang

dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulasi sosial.

2. Komponen SIkap

Menurut Notoatmodjo (2003) yang mengutip dari Allport bahwa sikap

mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

a. Kepercayaan

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behaviour)

Page 22: Profosal Tos Diperbaiki

22

Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap yang

utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

3. Tingkatan SIkap

Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespons (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap, karena dengan usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (Valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

tingkat tinggi.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan resiko adalah merupakan sikap paling tinggi. Pengukuran

sikap dapat dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat dinyatakan pendapat dan pertanyaan

responden terhadap suatu obyek.

4. Faktor –faktor yang memepengaruhi sikap

Page 23: Profosal Tos Diperbaiki

23

Menurut Sunaryo (2004), faktor yang mempengaruhi pembentukan

dan pengubahan sikap yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor ini berasal dari dalam diri individu, dimana individu

menerima, mengolah dan memilih segala sesuatu yang datang

dari luar, serta menentukan mana yang akan diterima dan mana

yang tidak. Faktor individu merupakan faktor penentu dalam

pembentukan sikap. Faktor intern menyangkut motif dan sikap

yang bekerja dalam diri individu pada saat sakit, serta yang

mengarahkan minat dan perhatian (faktor psikologis), juga

perasaan sakit, lapar dan haus (faktor fisiologis).

b. Faktor Eksternal

Faktor ini berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk

membentuk dan mengubah sikap. Stimulus dapat bersifat

langsung, misal individu dengan individu atau dengan kelompok,

dapat juga bersifat tidak langsung, yaitu melalui perantara,

seperti alat komunikasi dan media massa, misalnya pengalaman

yang diperoleh individu, situasi yang dihadapi individu, norma

masyarakat, hambatan, serta pendorong yang dihadapi individu

dalam masyarakat.

Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi

syarat untuk itu, sehingga dapat dipelajari. Sikap tidak dibawa

sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan

pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya.

Page 24: Profosal Tos Diperbaiki

24

Pada manusia sebagai mahluk sosial, pembentukan sikap tidak

lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain

(eksternal). Faktor yang berasal dari luar individu yaitu

pengalaman individu, situasi yang dihadapi, norma dalam

masyarakat, hambatan dan pendorong yang dihadapi individu.

Menurut Budiman dan Riyanto (2012), terdapat tiga

macam hasil pengukuran kategori sikap, yakni mendukung

(positif), menolak(negatif), dan netral.

E. Paritas / Jumlah anak

1. Pengertian

Paritas para adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin

yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (Depkes R.I, 2001 : 7)

a. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan

bayi viable.

b. Primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi

viable satu kali. 

c. Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi 

viable sebanyak dua kali atau lebih. 

d. Grande Multipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi 

viable lebih dari atau sama dengan empat kali (James, 2001 : 44).

(Widiari,2012,digilib.unimus.ac.iddownload.phpid=9753.paritas.

diperoleh tanggal 11 April 2013).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi paritas

Page 25: Profosal Tos Diperbaiki

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi paritas menurut Friedman (2006)

adalah :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita

tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin

mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga

kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang

mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa

jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus

dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi

masing-masing.

c. Keadaan ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk

mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam

memenuhi kebutuhan hidup.

d. Latar Belakang Budaya

Kultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat

universal, semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan

bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat,

penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah

menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai

masalah.Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

Page 26: Profosal Tos Diperbaiki

26

masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak

pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok

masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang telah

mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi

kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang

budaya yang mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan

bahwa semakin banyak jumlah anak, maka semakin banyak

rejeki.

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat

langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang

jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai

dengan apa yang ia ketahui.

F Kunjungan ibu balita Ke Posyandu.

1. Pengertian

Kunjungan adalah perbuatan berkunjung ke suatu tempat. Kunjungan

balita ke posyandu adalah datangnya balita ke posyandu untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan seperti penimbangan BB,

imunisasi, penyuluhan gizi dan lain sebagainya. Kunjungan balita

yang paling baik adalah 12 kali pertahun atau setiap bulan datang ke

posyandu.

Page 27: Profosal Tos Diperbaiki

27

Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan balita ke

posyandu kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan.

Sedangkan bila kunjungan balita ke posyandu sudah 8 kali atau lebih

dalam waktu kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik

(Depkes, 2003) .

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kunjungan ke posyandu :

a. Umur balita

Umur balita adalah merupakan permulaan kehidupan untuk

seseorang dam masa ini pertumbuhan dan perkembangan bahsa,

kreativitas, kesadaran bersosial, emosional dan intelejensi

berjalan sangat cepat. Menurut Sri Purdjie menyakan bahwa

umur 12 sampai 59 bulan merupakan umur yang sangat

berpengaruh terhadap kunjungan karena pada umur ini merupaka

pertumbuhan dasar yang akan mempebgaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya.

b. Jumlah anak.

Jumlah anggota akan mempengaruhi kehadiran ibu balita ke

posyandu. Hal ini sesuai sengan pernyataan dari Hurlock (2005)

bahwa semakin besar keluarga maka semakin besar pula

permasalahan yang akan muncul di rumah terutama dalam

mengurus kesehatan anak mereka.

c. Status pekerjaan ibu / keluarga

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Bekerja bagi ibu-ibu akan berpengaruh terhadap kehidupan

keluarga dan waktu untuk mengasuh anak akan berkurang,

Page 28: Profosal Tos Diperbaiki

28

sehingga ibu balita yang bekerja diluar rumah, wakyunya untuk

betrpartisipasi dalam kegiatan posyandu akan sangat kurang atau

bahkan tidak ada wakyu sama sekali.

d. Jarak tempat tinggal

Jarak antara tempat tinggal dan posyandu sangat

memepengaruhi ibu balita untuk hadir / berpartisipasi dalam

kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Lawrence Green dalam Notoaymodjo (2003) bahwa faktor

lingkungan fisik / letak geografis berpengaruh terhadap perilaku

seseorang/masyarakat terhadap kesehatan.

(SriPurdjievita,2002,jtptunimus-gdl--5295-3-bab2. Diperoleh

tanggal 19 maret 2013).

G Kerangka Teori

Faktor Predisposisi :

Faktor-faktor yang berhubungan :

1. Pengetahuan ibu2. Sikap ibu3. Paritas

Enabling Factor (faktor yang memungkinkan):

1. Jarak ke posyandu2. Sarana kesehatan 3. Sosial ekonomi

Kunjungan ibu balita ke posyandu

Reinforce Factor

1.Sikap Petugas kesehatan

Page 29: Profosal Tos Diperbaiki

29

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmojo (2003)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Masa balita merupakan masa yang paling penting dan perlu

untuk mendapatkan perhatian dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan anak. Untuk itu dalam masa ini, perlu untuk selalu

melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Posyandu merupakan tempat bagi balita untuk mendapatkan

pelayanan, baik untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan

maupun memeperoleh vitamin A dan imunisasi, serta mendapatkan

konseling gizi sesuai masalahnya (Buku Panduan Kader Posyandu,

Kemenkes 2011).

Page 30: Profosal Tos Diperbaiki

30

Pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan memberikan

dukungan yang sepenuhnya terhadap program posyandu, seperti

pemberian imunisasi dasar, penanggulangan diare, pemantauan

status gizi dan pemeriksaan Ibu hamil. Tapi dalam pelaksanaannya

banyak hambatan yang menjadi tanggung jawab kita bersama, di

antaranya tentang rendahnya cakupan kunjungan / partisipasi ibu

balita ke posyandu yang berdampak pada penurunan cakupan

imunisasi, tingginya angka kejadian diare yang mencapai 168.720

balita di Jawa Barat pada tahun 2012, ( http://www.

diskes.jabarprov.go.id .di unduh tanggal 25 Maret 2013).

Menurut Lawrence Green dala Notoatmojo (2003), perilaku

dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu faktor-

faktor presdisposisi atau predisposing factors seperti pengetahuan,

sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dan sebagainya, faktor-faktor yang

mendukung atau enabling factors (ketersediaan sumber-sumber atau

fasilitas), dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong yang

disebut dengan reinforcing factors (sikap dan perilaku petugas).

Perilaku ibu dalam menjaga kesehatan keluarganya, dipengaruhi oleh

beberapa karakteristik yaitu prilaku, pengetahuan dan sikap.

Dari kelima faktor diatas, semuanya akan ditelaah apakah

mempunyai hubungan yang relevan dengan tingkat kunjungan ibu

balita ke posyandu. Seperti faktor pengetahuan ibu sangat berperan

tarhadap keberhasilan program posyandu, karena dengan

pengetahuan yang cukup tentang pentingnya posyandu, maka ibu

balita tersebut akan mengetahui , bisa memaknai, mempraktekan,

Page 31: Profosal Tos Diperbaiki

31

menganalisa, menghubungkan dan akhirnya akan mengevaluasi

program posyandu tersebut. Faktor pengetahuan diatas secara

langsung akan berpengaruh membentuk sikap ibu balita itu sendiri

pada penilaian terhadap posyandu. tingkat paritas ibu juga

mempunyai andil tehadap kunjungan ibu ke posyandu, terutama ibu

dengan multipara .

Faktor pendapatan ibu/keluarga berperan dalam keberhasilan

program posyandu, disatu sisi ibu balita mempunyai keinginan

keluarganya mencapai derajat kesehatan optimal disisi lain ibu harus

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yang kurang dari

kebutuhan ,terakhir sikap petugas yang kurang mendukung terhadap

program posyandu tentu berpengaruh terhadap persepsi masyarakat

tentang kegiatan posyandu itu sendiri.

Dari uraian diatas maka tersusunlah suatu kerangka konsep

penelitian. Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan.(Notoatmojdo, 2009 dalam Buku

Penelitian Kesehatan pengarang Budiman, 2011).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti membuat

kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel Independen

1. Pengetahuan ibu.

2. Sikap ibu

3. Paritas ibu

Variabel Dependen

Kunjungan ibu balita ke

posyandu

Page 32: Profosal Tos Diperbaiki

32

4. Sosial ekonomi 5. Sikap Petugas

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gb. 2.1 Kerangka Konsep

Sumber : Notoatmodjo (2010)Metodologi Penelitian Kesehatan.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Cross Sectional Study jenis penelitian

analitik, yaitu penelitian yang mempelajari hubungan faktor resiko

(paparan) dan efek (penyakit , masalah kesehatan) dengan cara

mengamati faktor resiko dan efek secara serentak pada individu-

individu dari suatu populasi pada satu saat. Sedangkan pengertian

dari studi potong lintang (cross-sectional study) adalah penelitian

dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel hanya

satu kali pada satu saat. Pada jenis ini variabel dependen dan

independen dinilai secara simultan ada suatu saat, jadi tidak ada

tindak lanjut.

Data yang dihasilkan dalam studi cross sectional adalah data

pravalensi, maka disebut juga angka pravalensi atau efek suatu

fenomena (variabel eindependen) dihubungkan dengan penyebab

Page 33: Profosal Tos Diperbaiki

33

(variabel dependen), dalam hal ini adalah untuk mengetahui

hubungan pengetahuan, sikap, dan paritas/jumlah anak dengan

kunjungan ibu balita ke posyandu di Desa Hegarmanah wilayah kerja

Puskesmas Ciherang Kabupaten Cianjur.

3. Hipotesis Penelitian

Pernyataan hipotesis sementara dari penelitian ini adalah

Ho1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan

kunjungan ibu balita ke posyandu.

Ha1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu

balita ke posyandu.

Ho2. Tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan kunjungan ibu

balita ke posyandu.

Ha2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan kunjungan ibu balita ke

posyandu.

Ho3. Tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kunjungan ibu

balita ke posyandu.

Ha3. Ada hubungan antara paritas ibu dengan kunjungan ibu balita

ke posyandu.

4. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang

nilainya bervariasi antar objek ke objek lainnya dan terukur.

(Riyanto,2009).

Page 34: Profosal Tos Diperbaiki

34

a. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas dari penelitian adalah pengetahuan ibu, sikap ibu

dan paritas ibu.

b. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat dari penelitian ini adalah kunjungan ibu balita ke

posyandu.

Definisi Konseptional adalah konsep atau teori suatu variabel

penelitian yang secara universal sudah diakui kebenaran ilmiahnya.

Sedangkan Definisi Operasional adalah penjelasan secara

operasional variabel peneitian yang dibuat oleh peneiti dengan

mengacu pada definisi konseptual.(Budiman.2011).

Table 3.1. Tabel Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

No Variabel

Definisi konseptual

Definisi Operasional

Alat Ukur Katagori Skala

1

2

Pengetahuan

Sikap

Pengenalan akan sesuatu, atau apa yang akan di eplajari. (Atmadilaga 1993 dalam Budiman 2011)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap sesuatu stimulasi atau objek di

Pengatahuan ibu tentang posyandu

Tanggapan ibu dalam bentuk pernyataan setuju atau tidak terhadap program posyandu

Kuisioner

Kuisioner

1 : kurang jika nilai ≤ 55%2 :cukup, jika nilai 56-74%3: baik, jika nilai ≥ 75%.

1 : tidak mendukung bila skor < nilai mean/median2: mendukung bila skor ≥ nilai mean

Ordinal

Ordinal

Page 35: Profosal Tos Diperbaiki

35

3

4

Paritas

Kunjungan Ibu Balita ke posyandu

pelajari. (Notoatmodjo. 2003)

Jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu).(Depkes, 2001)

Datangnya ibu balita ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seperti imunisasi, KB, pemeriksaan hamil dan sebagainya. (Depkes, 2003).

Kehamilan ibu yang sekarang dan sebelumnya yang dialami oleh ibu.

Ibu yang datang ke posyandu setiap bulan untuk penimbangan dan pelayanan imunisasi anak balitanya

Kuisioner

KMS anak / Register Kader

1:primipara=ibu dengan 1 anak2:multipara=ibu dengan 2-4 anak3:grandemulti=ibu dengan >4 anak

1 : kurang baik jika kunjungan balita ≤ 7 kali setahun.2 : baik jika kunjungan balita ≥ 8 kali setahun

Nominal

Nominal

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan individu dengan karakter khas yang

menjadi perhatian dalam penelitian (Angraeni dan Mauliku. 2011).

Populasi pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang

mempunyai anak balita yang berumur 13-59 bulan dan datang ke

posyandu pada tahun 2012 yang berjumlah 657 orang, dan yang

berada di wilayah Desa Hegarmanah Kecamatan Karang Tengah.

2. Sampel

Page 36: Profosal Tos Diperbaiki

36

Sampel adalah sabagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga

yang mempunyai anak balita yang berumur 13-59 bulan dan datang

ke posyandu pada tahun 2012 (Januari 2012 s/d Desember 2012).

Besar sampel data nominal pada sampel tunggal untuk estimasi

proporsi suatu populasi dihitung dengan rumus:

n = N 1+N.d²

Keterangan rumus:

n = jumlah/besar sampel minimal

N = jumlah Populasi

d = Delta atau presisi absolut (ketepatan yang dinginkan) misalkan 10

%.

Jadi besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

n = 657 1+657.0,1²

n = 657 1+6.57

n = 86.6 = 87

Jadi sampel yang diambil adalah 87 ibu balita

Teknik pengambilan sampel yang diambil pada penelitian ini adalah

proportional random sampling dengan subpopulasi tiap posyandu.

Yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak,yang

sebelumnya terpilih sebagai sampel di setiap posyandunya.

Pelaksanaan pengambilan data dilakukan dengan mendatangi ibu

Page 37: Profosal Tos Diperbaiki

37

balita yang terpilih dari rumah ke rumah dengan bantuan kader

posyandu.

Ketentuannya memakai rumus :

ni = Ni x n N

Keterangan rumus :

ni = besar sampel untuk masing-masing posyandu

Ni = jumlah ibu balita di masing-masing posyandu

N = populasi

n = besar sampel dari populasi.

Maka untuk sampel di tiap-tiap posyandu adalah :

a. Posyandu Melati 1, sampelnya : ni = 76 : 657 × 87 = 7 orang.

b. Posyandu Aster, sampelnya : ni = 64 : 657 × 87 = 7 orang.

c. Posyandu Kenanga, sampelnya : ni = 80 : 657 × 87 = 8 orang.

d. Posyandu Mawar 1, sampelnya : ni = 72 : 657 × 87 = 7 orang.

e. Posyandu Melati 3, sampelnya : ni = 54 : 657 × 87 = 6 orang.

f. Posyandu Melati 2, sampelnya : ni = 77 : 657 × 87 = 8 orang.

g. Posyandu Cempaka 2, sampelnya : ni = 72 : 657 × 87 = 7 orang.

h. Posyandu Cempaka 3, sampelnya : ni = 61 : 657 × 87 = 6 orang.

i. Posyandu Cempaka 1, sampelnya : ni = 657 × 87 = 4 orang.

j. Posyandu Mawar 2, sampelnya : ni = 81 : 657 × 87 = 8 orang.

k. Posyandu Teratai 2, sampelnya : ni = 51 : 657 × 87 = 6 orang.

l. Posyandu Teratai 1, sampelnya : ni = 54 : 657 × 87 = 6 orang.

m. Posyandu Dahlia, sampelnya : ni = 78 : 657 × 87 = 7 orang.

Page 38: Profosal Tos Diperbaiki

38

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membuat nomor undian

di tiap posyandu sesuai dengan jumlah populasi posyandu, kemudian

ibu balita yang mendapatkan nomor yang sesuai dengan jumlah

sampel,maka itulah yang diambil sebagai sampel di posyandu

tersebut.

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Pengumpulan data dilakukan secara langsung, yaitu bagaimana

sikap, pengetahuan dan paritas ibu balita yang datang ke

posyandu . Data ini dapat diperoleh melalui wawancara dengan

responden/ibu balita dengan alat bantu kuesioner. Pengumpulan

data primer dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada

responden (ibu dengan balita berumur 13-59 bulan yang terpilih di

setiap posyandunya) dari rumah ke rumah dengan bantuan ibu-

ibu kader posyandu. yang sebelumnya di sosialisasikan kepada

ibu-ibu kader posyandu dalam hal penyebaran kuisioner.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi, yaitu dari Puskesmas

Ciherang tentang data kunjungan ibu balita ke Posyandu dan

registrasi balita di tiap posyandu di daerah Desa Hegarmanah

pada Tahun 2012. (Januari 2012 hingga Desember 2012).

Page 39: Profosal Tos Diperbaiki

39

2. Instrument Penelitian

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan

baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban

atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu.(Notoatmodjo 2010).

Instrumen yang digunakan untuk variabel pengetahuan dan variabel

paritas adalah kuisioner dengan pertanyaan tertutup,dengan multiple

choice. Adapun untuk variabel sikap digunakan skala Linkert,

dimana pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2 dan 1. (SS, S, KS, TS,

STS). Sementara pernyataan negatif diberi skor 1,2,3,4 dan 5. (SS,

S, KS, TS, STS). Untuk kuisioner pengetahuan dan sikap harus

didahulukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan

reliabilitas ini dilakukan di Desa Babakan Caringin, karena

pencapaian D/S hampir sama dengan Desa Hegarmanah sekitar

71,5%, dengan jumlah responden 20 orang.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas instrument adalah suatu uji untuk mengetahui sejauh

manakah suatu alat (instrument) dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur, sehingga dapat mencapai sasaran.(Ghiseki, 1981

dalam Mauliku, 2011).

Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment.

R = ( N ( Σ XY) − ( Σ X. ΣY ) √ {NΣX² −(ΣX)²}{NΣY²−(ΣY)²}

Keterangan :

X = skor tiap responden untuk pertanyaan nomor n

Y = skor total tiap responden untuk semua pertanyaan

XY = skor pertanyaan nomor n dikali skor total pada tiap responden.

Page 40: Profosal Tos Diperbaiki

40

Keputusan uji validitas bahwa r hasil ≥ r tabel ( 0,444).

Berdasarkan hasil uji validitas untuk pengetahuan,dari 22 pertanyaan

didapatkan 20 yang valid dan 2 pertanyaan tidak valid. Peneliti

menggunakan 20 pertanyaan yang valid sebagai kuisioner

pengetahuan. Sedangkan hasil uji validitas untuk sikap ibu,dari 15

pernyataan sikap didapatkan 14 pernyataan yang valid dan 1

pernyataan tidak valid,kemudian peneliti menggunakan 14

pernyataan sikap ibu sebagai bahan kuisioner sikap.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana alat

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Budiman dan

Riyanto,2012). Teknik yang digunakan untuk perhitungan reliabilitas

dengan menggunakan metode Alpha-cronbach. Standar yang

digunakan dalam menentukan reliable atau tidaknya suatu instrument

penelitian umumnya adalah perhitungan nilai r tabel pada taraf

kepercayaan 95% atau tingkat signifika 5%.

Rumus koefisien reliabilitas Alpha-cronbach:

ri = { k }{1-∑σ b ² } k-1 σt ²

Keterangan:

ri = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau

∑σb² = jumlah varians butir

σt ² = varian total

(Budiman dan Riyanto, 2012).

Page 41: Profosal Tos Diperbaiki

41

D. Prosedur Penelitian

Langkah – langkah yang akan di tempuh dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti mengajukan izin penelitian kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten Cianjur untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.

2. Penelitian dilakukan pada responden yang sesuai dengan kriteria.

3. Pengambilan data dilakukan saat itu juga.

4. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden supaya bersedia

menjadi responden dalam penelitian.

5. Peneliti menerangkan tujuan penelitian kepada responden.

6. Peneliti memberikan lembar persetujuan responden untuk

ditandatangani.

7. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk mempelajari

terlebih dahulu, bila ada pertanyaan yang sulit dimengerti atau tidak

jelas diberi kesempatan untuk bertanya.

8. Mempersilahkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan

petunjuk.

9. Melakukan pengolahan dan analisis data.

10. Menarik kesimpulan dan generalisasi.

E. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Tehnik Pengolahan Data

Menurut Riyanto (2009) ada 5 tahapan dalam teknik pengolahan

data yaitu :

a. Editing

Page 42: Profosal Tos Diperbaiki

42

Merupakan kegiatan unutk melakukan penegecekan isi

kuisioner, apakah kuisioner sudah diisi dengan lengkap, jelas

jawaban dari responden, relevan jawaban dengan pertanyaan

dan konsisten.

b. Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk hurup menjadi

data berbentuk bilangan / angka. Adapun coding di penelitian ini

adalah :

1) Untuk variabel pengetahuan, bila pengetahuan ibu kurang

diberi kode 1 bila cukup diberi kode 2 dan bila baik diberi

kode 3

2) Untuk variabel sikap, bila sikap ibu tidak mendukung maka

diberi kode 1 dan bila sikap mendukung maka diberi kode 2.

3) Untuk variabel jumlah anak, bila jumlah anak 1 maka diberi

kode 1 dan bila jumlah anak 2-4 anak maka diberi kode 2 dan

bila anak > 4 anak maka diberi kode 3.

c. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang

perlu diberi penilaian atau skor. Dalam pene;litian scoring

dilakukan :

1) Scoring pengetahuan :

Untuk penghitungan skor kategori pengetahuan :

a) Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1

b) Setiap jawaban yang salah diberi nilai 0.

2) Scoring sikap

Page 43: Profosal Tos Diperbaiki

43

Untuk penghitungan skor kategori sikap :

a) Pada pernyataan positif

i. Jawaban sangat setuju diberi skor 5

ii. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1.

b) Pada pernyataan negative

i. Jawaban sangat setuju diberi skor 1

ii. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 5.

d. Processing

Setelah data di koding dan scoring, maka langkah selanjutnya

memasukkan data dari kuisioner ke dalam program computer.

e. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak.

2. Analisa Data

Analisis data adalah mengelompokkan, membuat secara urut dan

menyingkat data sehingga mudah untuk dibaca . Data yang telah

terkumpul dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan alat

bantu komputer.

a. Analysis Univariat

Proses analisa univariat dilakukan terhadap variabel- variabel

dari hasil penelitian. Analisis ini hanya menjabarkan secara deskriftif

melalui tabel distribusi dan presentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2005). Yang diukur dengan melihat distribusi

frekuensi, setealah data tersebut dikategorikan dan diberi tanda,

Page 44: Profosal Tos Diperbaiki

44

kemudian dianalisis dengan cara statistic deskriptif yaitu dengan

persentase menggunakan rumus :

P = F x 100% n

keterangan :

P = Presentase

F = Frekuensi distribusi

n = jumlah responden

Data yang telah disusun dalam bentuk tabulasi dilakukan

analisa sesuai dengan bentuk katageri data yang telah ditetapkan

pada masing-masing variabel penelitian, baik variabel independen

maupun variabel dependen.

dalam penelitian ini

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dan proporsi dari variabel- variabel yang diamati. Analisa

ini pada dasarnya adalah upaya mendeskripsikan sampel yang

diteliti, cara ini dapat ditempuh dengan melakukan pemusatan data

serta melakukan penghitungan mean, modus dan atau simpang baku

(standar deviasi). Adapun variabel yang akan dianalisa univariat

adalah variabel bebas (pengetahuanibu,paritasibu,dansikap ibu) dan

variabel terikat (kunjungan ibu).

Rumus :

P=n/N x 100 %

Keterangan :

Page 45: Profosal Tos Diperbaiki

45

P : Presentasi

n : Jumlah pertanyaan yang dijawab dengan benar

N : jumlah semua pertanyaan

Selanjutnya hasil perhitungan dipresentasikan dengan

menggunakan skala kategori :

i. 0% : Tidak seorangpun dari responden

ii. 1 – 19 % : sangat sedikit dari responden

iii. 20 – 39% : sebagian kecil dari responden

iv. 40 – 59 : sebagian dari responden

v. 60 – 70% : sebagian besar dari responden

vi. 80 – 99% : hampir seluruhnya dari responden

vii. 100% : seluruh responden

Analisa ini dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan melihat

distribusi frekuensi. Yaitu variabel bebas dengan variabel

terikat.

b. Analysis Bivariat

Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel yang meliputi variabel bebas dan

variabel terikat. Karena dalam penelitian ini variabelnya data

kategorik (nominal, ordinal), maka metode yang tepat untuk

menganalisis keeratan hubungan antara dua variabel adalah uji

Kai-Kuadrat / Chi-Square, Dalam penelitian ini analisis bivariat

Page 46: Profosal Tos Diperbaiki

46

berfungsi melihat hubungan antar variabel yang berbentuk

kategorik dimana antar kelompok independen. Cara uji Chi-

Square adalah pertama buatlah hipotesis berbentuk kalimat,

tetapkan tingkat signifikansi, hitunglah X², buatlah kaidah

keputusan yaitu jika P value ≤ ɑ (x hitung ≥ x² table), maka Ho di

tolak artinya signifikan. Carilah x² tabel menggunakan tabel x²,

kemudianperbandingan antara x² hitung dengan x² tabel terakhir

simpulkan. Di bawah ini x²

x² = ∑ (fo – fe) fe

keterangan :

x² = nilai Chi-kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi

fe = frekuensi yang di harapkan.

F. Etika Penelitian

Nazif (2003) menyatakan dalam Buku Metologi Penelitian Kesehatan

karya Mauliku dan Nugrahaeni (2011), bahwa etika adalah panduan

berbuat bagi orang lain di lingkungan organisasi, atau profesi atau

cabang ilmu pengetahuan.

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian keperawatan akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian

harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam

kegiatan penelitian.

Page 47: Profosal Tos Diperbaiki

47

Mauliku dan Nugrahaeni dalam bukunya Metologi Penelitian Kesehatan

(2011 : 87) mengemukan etika memiliki empat prinsip utama yang perlu

diperhatikan, yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka yang bekaitan dengan jalannya penelitian serta

memiliki kebebasan menentukan pilhan dan bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy).

Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan

martabat manusia adalah : peneliti mempersiapkan formulir persetujuan

(inform consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan

informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek

dalam kuisioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan

kerahasian subyek.

3. Keadilan dan inklisivitas,

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk

memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur hati-

hati, professional, berprikemanusiaan dan memperhatikan faktor-faktor

ketepatan, keseksamaan, kecermatan, keakraban, psikologis serta

perasaan religius subyek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan.

Page 48: Profosal Tos Diperbaiki

48

Penelitian dilakukan sesuai prosedur guna mendapatkan hasil yang

bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat di

generalisasikan di tingkat populasi. Serta meminimalisasi dampak

merugikan bagi subyek.

G. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Desa Hegarmanah Wilayah Kerja Puskesmas

Ciherang Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Cianjur. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni s.d. Agustus 2013.