Profile RSU FL Tobing sibolga
-
Upload
hengkitanjung -
Category
Documents
-
view
274 -
download
2
Transcript of Profile RSU FL Tobing sibolga
-
7/24/2019 Profile RSU FL Tobing sibolga
1/8
A. SEJARAH, PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT DAN LANDASAN HUKUM
Pusat Pelayanan kesehatan masyarakat Sibolga bernama RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing
pada awalnya terletak di Jalan Thamrin Sibolga yang didirikan pada tahun 1942. Nama rumah sakit ini
berasal dari nama seorang pahlawan kemerdekaan yang juga pernah menjadi pimpinan Rumah Sakit
(RS) Sibolga, Dr. Ferdinad Lumbantobing, mengabdikan dirinya di RS Sibolga pada tahun 1942-1945.
Pada masa pendudukan Jepang, Sekutu mendirikan Rumah Sakit yang letaknya berdampingan
dengan RS Sibolga. Hal ini mendorong Dr. Ferdinand Lumbantobing memindahkan Rumah Sakit ke
Sibolga Julu yang letaknya dekat dengan Gereja HKBP. Hingga akhirnya Jepang mengalami kekalahan,
RS Sibolga pun kembali dipindahkan ke jalan Thamrin. Kegigihan perjuangan Dr. Ferdinand
Lumbantobing menjadi latar belakang diangkatnya eliau sebagai Residen Tapanuli. Dan selanjutnya
pimpinan RD Sibolga diserahkan kepada Dr. Condar Nainggolan sampai tahun 1946.
Setelah Jepang angkat kaki dari Sibolga, maka RS Sibolga yang pada saat itu dipimpin oleh Dr.
Muhammad Dewan Siregar mengambil alih gedung Rumah Sakit Jepang. Seiring berjalannya waktu, RS
Sibolga pun mengalami banyak perkembangan. Dari perluasan gedung yang menjadi sarana penunjang
pelayanan kesehatan hingga nama dan status Rumah Sakit tersebut. Perubahan nama RS Sibolga
menjadi RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga terjadi pada saat Dr. Aschwin P. B Matondang. RSU
Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga yang selama ini beralamat di Jalan Thamrin, akhirnya dibawah
kepemimpinan Dr. Syamsul M. Pohan, halaman depan Rumah Sakit ini dihadapkan ke Jl. Dr.F.L Tobing.
Hal ini disesuaikan dengan perubahan nama jalan di kota Sibolga. Dengan demikian, untuk memudahkan
akses pelayanan administrasi, maka pada saat pimpinan dipegang oleh Dr. E. E. Tarigan, Sp.PD, gedung
kantor rumah sakit pun dipindahkan ke lantai II yang sebelumnya merupakan Ruang Rawat Bougenvile.
Perubahan status kepemilikan Rumah Sakit terjadi pada tanggal 1 April 1992. Kepemilikan RSU
Dr. F. L.Tobing Sibolga diserahkan dari Pemerintah Tingkat II Tapanuli Tengah ke Pemerintah Kota
Madya Tingkat II Sibolga, dikarenakan RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga terletak di daerah Kota
Madya Sibolga. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Bupati Tapanuli Tengah dan Walikota
Sibolga sebagai Kepala Daerah Tingkat II Sibolga yang diketahui/ disetujui oleh Pembantu Gubernur
Sumatera Utara Wilayah I No 445/IIa/1992 dan No 445/91/1992.
Peningkatan SDM yang tersedia di Rumah Sakit juga memicu RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing
Sibolga melakukan usaha peningkatan pelayanan kesehatan yang tampak pada kenaikan tipe RumahSakit dari D ke C yakni pada saat pimpinan dipegang oleh Dr. A.Syukur Pane. Peningkatan standar
pelayanan Rumah Sakit terus menurus dilakukan, hal ini terlihat dari dimulainya akreditasi penuh untuk 5
(lima) pelayanan dasar yaitu Administrasi, Rekam Medik, Pelayanan, Keperawatan dan IGD pada tahun
2007. Kemudian proses peningkatan sumber daya manusia juga tidak berhenti disitu saja, setiap SDM
secara bersama-sama meningkatkan pelayanannya sehingga pada tanggal 7 Mei 2009 ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan RI menjadi Rumah Sakit dengan Kelas B dan dipercaya menjadi salah satu dari
100 (seratus) rumah sakit di seluruh Indonesia sebagai Rumah Sakit Umum penanganan siaga bencana
dan krisis kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 1132/ Menkes/ SK/ XI/
2009.
Pencapaian dan peningkatan mutu pelayanan RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga terus
dilakukan sehingga kembali pada tahun 2012 menerima sertifikat terakreditasi sebagai 15 pelayanan dari
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga sejak tanggal 24 Agustus 2015 telah ditetapkan
sebagai rumah sakit dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 7 dan Pasal 64 yang menyatakan
bahwa RSU harus sudah menerapkan PPK-BLUD paling lambat 2 tahun dari waktu penetapan Undang-
-
7/24/2019 Profile RSU FL Tobing sibolga
2/8
undang tersebut. Banyaknya perkembangan dan kemajuan yang dialami rumah sakit ini telah
berlangsung dibawah kepemimpinan secara berkala sebanyak 23 orang Direktur.
NO NAMA MASA JABATAN
12
3
4
5
6
7
8
9
1011
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Dr. Ferdinand LumbantobingDr. Condar Nainggolan
Dr. Gono Parsambilan Pane
Dr. Natiar Hulman L Tobing
Dr. Muhammad Sen Nasution
Dr. Otto Doubesch
Dr. Khow Liem Tjun
Dr. Merapi Marto Sanjoyo
Dr. Mangatas B Marpaung
Dr. Muhammad Dewan siregarDr. Ruben Siagian
Dr. Ascwin P.B. Matondang, SKM
Dr. Ashari Hasibuan
Dr. A. Syukur pane
Dr. H. syamsul M. Pohan
Dr. H. Sudiar
Dr. Eben Ezer Tarigan,Sp.PD, MHA
Drs. Masud Nasution
Dr. T. P. M Silitonga
Dr. Lubuk P. Saing, Sp.A
Drg. Tunggul Sitanggang
Dr. Ratnawati
Dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
1942-19451945-1946
1946-1952
1952-1954
1954-1958
1958-1959
1959-1961
1961-1969
1969-1974
1974-19761976-1982
1982-1987
1987-1990
1990-1994
1994-1998
1998-2000
2000-2006
Mar-Okt 2006
2006-2007
2007-2010
2010-2014
2014-2015
2015 s/d sekarang
1. Landasan Hukum
Landasan Hukum yang mendasari berdirinya RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga
adalah :
1. Undang-undang Nomor: 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah
Sakit
3. Keputusan Menteri RI Nomor: HK/02.03/I/0652/2015 tanggal 2 Maret 2015 tentang Penetapan
Kelas RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga yang menyatakan RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga dengan
Kelas B.
4. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Nomor: 440.442/3593/III/2015
tanggal 20 Maret 2015 tentang Pemberian Ijin Operasional Tetap RSU Dr. F. L. Tobing kepada
Pemerintah Kota Sibolga.
Dalam rangka implementasi PPK-BLUD dibawah kepemimpinan dr. Ratnawati Saing, RSU Dr.
Ferdinand Lumbantobing berupaya mempersiapkan dokumen-dokumen pendampingan dari BPKP Sumut
dan pada saat kepemimpinan dr. H. Masrip Sarumpaet, M.Kes. RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Kota
Sibolga telah ditetapkan statusnya menjadi Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh
berdasarkan Keputusan Walikota Sibolga Nomor : 445/344/TAHUN 2015 tanggal 24 Agustus 2015
Tentang Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah DR. Ferdinand
Lumbantobing Sibolga
-
7/24/2019 Profile RSU FL Tobing sibolga
3/8
2. Karakteristik Bisnis Rumah Sakit
RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga merupakan Rumah Sakit satu-satunya milik Pemerintah
Kota Sibolga. Sebagai institusi pelayanan publik, maka RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga
dituntut untuk melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa ada diskriminasi status sosial maupun strata
ekonomi. RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga dengan manajemen model Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ini bersifat non profit, artinya bahwa Rumah Sakit
tidak semata-mata mencari keuntungan. Jika terdapat keuntungan, maka keuntungan tersebut
dipergunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan peningkatan sarana prasarana dalam hal
kuantitas dan kualitas, peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) dan perbaikan sistem yang
bertujuan untuk lebih meningkatkan mutu layanan. Kaitannya dengan hal ini adalah dengan
diberlakukannya sistem subsidi silang. Artinya pasien dengan kondisi ekonomi yang mampu akan
mensubsidi pasien dengan golongan ekonomi menengah kebawah. Hal ini semata-mata bertujuan untuk
pemerataan mutu layanan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan diadakan Metode Pelayanan ini adalah semata-mata untuk meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit secara menyeluruh, karena pendapatan dari sektor ini akan mensubsidi pelayanan Rumah
Sakit yang bersifat sosial untuk masyarakat kurang mampu. Dengan metode ini maka prinsip PPK -
BLUD yang not for profitdapat berjalan dengan baik.
Fasilitas pelayanan kesehatan dan managemen RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga yang
tersedia adalah:
1. Instalasi Gawat Darurat, merupakan pelayanan kegawatdaruratan yang dilengkapi dengan
peralatan yang memadai, buka 24 jam sehari 7 hari seminggu.
2. Instalasi Rawat Inap, merupakan pelayanan rawat inap dengan kapasitas 170 tempat tidur.
Tabel. Kapasitas Tempat Tidur
NO RUANGJUMLAH TEMPAT
TIDURKET
1 RAFFLESIA 13 TT VIP UMUM
2 ANGGREK 22 TT Kls 1,2 dan zaal
3 MELUR 26 TT KLS 3 DEWASA
4 DAHLIA LT 1 16 TT KLS 3 DEWASA
5 DAHLIA LT 2 16 TT KLS 3 DEWASA
6 MAWAR 27 TT RUANGAN ANAK
7 MELATI 17 TT KEBIDANAN
8 FLAMBOYAN 26 TT RUANG BAYI9 KEMUNING 7 TT ICU
TOTAL 170 TT
Sumber data : SPM RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga
3. Instalasi Rawat Jalan, berjumlah 15 poliklinik terdiri dari 13 poliklinik spesialistik dan 2 poliklinik
khusus yaitu :
a. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
b. Poliklinik Spesialis Bedah
c. Poliklinik Spesialis Anak
d. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
e. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
f. Poliklinik Spesialis THT-KL
g. Poliklinik Spesialis Paru
h. Poliklinik Spesialis Mata
i. Poliklinik Neurologi
j. Poliklinik Gigi dan Mulut
k. Poliklinik Kesehatan Jiwa
l. Poliklinik DM dan Hipertensi
-
7/24/2019 Profile RSU FL Tobing sibolga
4/8
m. Polklinik Jantung dan Pembuluh Darah
n. Poliklinik VCT
o. Poliklinik Khusus
4. Instalasi Bedah Sentral (Central Operating Theatre) dengan 4 kamar operasi lengkap dengan
peralatannya, serta Ruang Recovery 3 tempat tidur.
5. Instalasi Radiologi
6. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
7. Instalasi Rehabilitasi Medik
8. Instalasi Gizi
9. Instalasi Farmasi
10. Instalasi Sterilisasi (CSSD)
11. Instalasi Sanitasi
12. Instalasi Perawatan Intensif (ICU)
13. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit14. Instalasi Pemulasaran Jenazah
15. Instalasi Rekam Medik
16. Unit Transfusi Darah Rumah Sakit
17. Unit Haemodialisis
18. Pelayanan Mangemen , terdiri dari:
a. Bidang Kesekretariatan
b. Bidang Rekam Medis dan Informasi
c. Bidang Keuangan dan Perencanaan
d. Bidang Keperawatan
e. Bidang Pelayanan
f. Bidang Sumber Daya Manusia dan Peningkatan Mutu
Tahun 2016 dibentuk 3(tiga) instalasi yaitu :
1. Instalasi Binatu
2. Instalasi Elektronik Processing Data
3. Instalasi Pengamanan & Ketertiban Lingkungan (satpam, Parkir)
Fasilitas pelayanan pendukung yang tersedia meliputi Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK), Siaga Bencana, dan pelayanan ambulans 24 jam.
B. Visi dan Misi Badan Layanan Umum Daerah RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga
1. VISI
Pemerintah Kota Sibolga memiliki visi dalam pembangunannya yaitu: BERSAMA KITA
MEMBANGUN RAKYAT SIBOLGA YANG SEHAT, CERDAS, SEJAHTERA DAN BERADAB.
Sedangkan visi RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga adalah : MENJADI PUSATRUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN YANG UTAMA DI WILAYAH PANTAI BARAT SUMATERAUTARA.
Visi tersebut memilliki pemahaman ringkas sebagai berikut :
1. Menjadi pusat pelayanan kesehatan, disebabkan karena letak geografis Kota Sibolga yang
berada di Teluk Tapian Nauli dan jaraknya yang jauh dari Ibukota Propinsi diharapkan dapat
menjadi acuan dan pedoman bagi fasilitas kesehatan lainnya untuk melakukan rujukan hanya
ke RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga
2. Perwujudan rumah sakit yang mandiri dan dikenal di luar daerah Kota Sibolga.
Benang merah antara Visi Pemerintah Kota Sibolga dengan visi RSU Dr. Ferdinand
Lumbantobing Sibolga yaitu: Makna dari RakyatSibolga yang sehat adalah masyarakat Sibolga yang
hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih, mampu menjangkau dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Sementara Visi RSUD Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga untuk
-
7/24/2019 Profile RSU FL Tobing sibolga
5/8
menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan yang utama di wilayah pantai barat Sumatera Utara dapat
dicapai melalui pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
Falsafah : Pelayanan Kesehatan diselenggarakan dengan berlandaskan etika dan profesionalisme
Dan Moto : Kesembuhan Anda, Kebahagiaan Kami
2. MISI
Misi merupakan suatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi tersebut diharapkan
seluruh bagian organisasi dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal dan mengetahui
keberadaan dan peran dari RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga. Misi merupakan penjelasan
mengapa organisasi ada, apa yang dilakukan, kapan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.
Perumusan misi organisasi harus memperhatikan dan menampung masukan dari pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dan memberikan peluang untuk perubahan sesuai dengan tuntutan
perubahan lingkungan RSU Dr. Ferdinanad Lumbantobing Sibolga yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
b. Meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya manusia rumah sakit
c. Menyelenggarakan pengelolaan manajemen yang tertib administrasi
d. Meningkatkan kemitraan dengan pihak ketiga
e. Mewujudkan kesejahteraan karyawan
3. Tujuan dan Sasaran Badan Layanan Umum Daerah
1) Kebijakan Dasar
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing menetapkan
arah kebijakan yang diuraikan sesuai dengan misi sebagai berikut:
1. Arah kebijakan yang ditempuh dalam upaya Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutuadalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran rumah sakit.
b. Melengkapi kekurangan sarana dan prasarana rumah sakit agar sesuai dengan standar
rumah sakit kelas B.
c. Melaksanakan standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien.
d. Meningkatkan pengawasan dan evaluasi kinerja.
2. Arah kebijakan yang ditempuh dalam upaya Meningkatkan mu tu dan profes ional isme sum ber
daya manusia rumah saki tadalah sebagai berikut:
a. Melengkapi kekurangan pegawai agar sesuai dengan standar rumah sakit kelas B tidak Non
Pendidikan
b. Meningkatkan frekuensi pendidikan dan pelatihan bagi pegawai.c. Meningkatkan kinerja dan disiplin pegawai melalui penerapan pembinaan dengan sistem
reward and punishment.
3. Arah kebijakan yang ditempuh dalam upaya Menyelenggarakan pengelolaan manajemen yang
tert ib adminis trasiadalah sebagai berikut:
a. Menerapkan sistem administrasi yang transparan, akuntabel, dan efektif.
b. Meningkatkan kualitas laporan, baik kinerja maupun pertanggungjawaban.
c. Menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS).
-
7/24/2019 Profile RSU FL Tobing sibolga
6/8
4. Arah kebijakan yang ditempuh dalam upaya Meningkatkan kemitraan dengan pihak ketiga
adalah sebagai berikut:
a. Menguatkan advokasi untuk peningkatan pembiayaan rumah sakit.
b. Mengembangkan kemitraan dengan penyedia pelayanan dari masyarakat dan swasta.
c. Meningkatkan kemitraan lintas sektoral.
d. Meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan.
e. Menjalin kerjasama operasional dengan pihak vendor
5. Arah kebijakan yang ditempuh dalam upaya Mewujudkan Kesejahteraan Karyawan adalah
sebagai berikut:
a. Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
b. Mewujudkan usaha mandiri seperti apotik, fotokopi, kantin sehat, dan lain-lain melalui modal
koperasi karyawan.
2) Sasaran Strategis
Untuk mencapai Visi Rumah sakit, dirumuskan formulasi strategis yang lebih konkrit, tajam dan
terukur berupa sasaran strategis (Strategic Objective) dalam kurun waktu tahun 2015-2019. Sasaran
strategis tersebut disusun berdasarkan 4 (empat) perspektif, sebagai berikut :
1.1. PERSPEKTIF PELANGGAN
Berdasarkan data historis kondisi pelanggan RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga
menunjukkan posisi yang relatif baik dilihat dari tingkat loyalitas dan keinginan masyarakat
untuk menjadi pasien baru. Dalam 5 (lima) tahun ke depan diharapkan kondisi ini semakin
ditingkatkan dengan menetapkan sasaran strategis yang dijabarkan dalam sasaran
antara/indikator sebagai berikut :
a. Meningkatnya Kepuasan Pelanggan, dengan beberapa sasaran antara/indikator
sebagai berikut :
b. Terlayaninya pasien dengan obat dan perbekalan obat yang berkualitas dan harga
yang terjangkau, dengan target kinerja terpenuhinya obat-obatan dan perbekalan
kesehatan sebesar 100%.
2.2 PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL
Pada perspektif ini, menjadi prioritas penekanan arah bisnis rumah sakit, karena menurut data
historis menunjukkan kinerja yang relatif kurang. Diharapkan dengan peningkatan kinerja
pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran mampu memberikan kontribusi langsung
pada kinerja perspektif ini. Beberapa sasaran yang ditetapkan untuk keberhasilan arah
bisnis rumah sakit adalah sebagai berikut :
a. Tertatanya kelancaran administrasi perkantoran yang baik dan akuntabeldengan target kinerja
terpenuhinya pelayanan administrasi perkantoran sebesar 100 %.
b. Tersedianya pelayanan yang berkualitas dan sesuai standar.
Target Kinerja
Menurunnya angka kematian bayi 5 %
Menurunnya angka kematian ibu 5 %
Menurunnya angka kematian kasar 5 %
Kenaikan cakupan kunjungan pasien 10 % pertahun
-
7/24/2019 Profile RSU FL Tobing sibolga
7/8
c. Terwujudnya pemanfaatan fasilitas yang optimal.
d. Terpeliharanya sarana dan prasarana rumah sakit untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan
dengan target kinerja :
- Meningkatnya cakupan pelayanan instalasi rawat darurat sebesar 25% dengan
diwujudkannya trauma center beserta fasilitas peralatan medis dan non medis.- Meningkatnya cakupan pelayanan instalasi rawat jalan sebesar 25% dengan adanya
Poliklinik sore.
- Terwujudnya Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT).
- Meningkatnya pendapatan rumah sakit sebesar 50 persen
- Meningkatnya jasa pelayanan karyawan sebesar 50 persen.
2.3 PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN
Perspektif ini berkaitan pengembangan SDM, dan pengembangan infrastruktur. Beberapa
sasaran yang hendak dicapai Rumah sakit adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya mutu SDM dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dengan
target kinerja meningkatnya kualitas kompetensi SDM di semua strata secara merata
sebesar 20 %.
b. Meningkatnya mutu SDM dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dengan
target kinerja meningkatnya kedisiplinan pegawai hingga 80%.
2.4 PERSPEKTIF KEUANGAN
Sasaran yang ingin dicapai oleh rumah sakit pada perspektif ini adalah meningkatnya rumah
sakit yang mandiri dengan target kinerja Terwujudnya Sistem Informasi Managemen Rumah
Sakit (SIM-RS), Logistik dan inventori serta Kepegawaian.
4. KEGIATAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, BLUD RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing
Sibolga menyusun rencana kerja berupa program/kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
tahun 2016 sebagaimana diuraikan dalam BAB III Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun 2016
ini.
5. PRINSIP-PRINSIP DASAR BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga telah membangun budaya kerja yang harus dihayati
dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga yang terlibat di rumah sakit dengan tujuan untuk menciptakan
pelayanan kesehatan yang memuaskan. Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misinya, RSU Dr.
Ferdinand Lumbantobing Sibolga memiliki nilai dan keyakinan dasar yang menjadi budaya kerja dan
pijakan, pegangan serta pedoman bagi direksi, unit kerja manajemen, unit kerja pelayanan/operasional
maupun seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
1. Profesionalisme dalam melaksanakan tugas
Penjelasan : pemberian pelayanan yang berlandaskan pada kaidah ilmiah dan kaidah profesi serta
tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan disertai dengan
tanggungjawab yang tinggi, inovatif, kreatif dan optimis.
2. Kejujuran dalam bertindak
Penjelasan : berperilaku sebagai insan yang beriman, jujur, kerja keras, disiplin, berkomitmen,
mendahulukan kepentingan organisasi serta mampu menjaga keseimbangan Emotional Quation
(EQ), Intelectual Quation (IQ) dan Spiritual Quotion (SQ).
-
7/24/2019 Profile RSU FL Tobing sibolga
8/8
3. Ramah dan santun dalam pelayanan
Penjelasan : penuh empati, berpikir positif, iklas, terbuka untuk pembaharuan dalam mewujudkan
keberhasilan bersama.
Disamping berdasarkan nilai-nilai dasar tersebut, Badan Layanan Umum Daerah beroperasi
berdasarkan Pola Tata Kelola atau peraturan internal, yang memuat antara lain : Struktur organisasi,
Prosedur Kerja, Pengelompokan Fungsi yang Logis, Pengelolaan Sumber daya Manusia.
Tata Kelola BLUD RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga memperhatikan prinsip-prinsip antara
lain :
a. Transparansi (Transparency)
Merupakan keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan dalam mengemukakan
informasi yang materiil dan relevan mengenai Rumah Sakit. Rumah Sakit akan
menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu kepada seluruh stakeholders,
sehingga pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan Rumah Sakit (kreditur,pemasok, investor, konsumen dan stakeholderslainnya) mengetahui resiko yang mungkin
terjadi dan keuntungan yang dapat diperoleh dalam melakukan transaksi dengan Rumah
Sakit , sekaligus ikut serta dalam mekanisme pengawasan terhadap jalannya Rumah Sakit.
b. Akuntabilitas (Accountab i l i ty)
Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD agar
pengelolaannya dapat dipertanggung jawabkan dan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas
mencerminkan aplikasi mekanisme sistem internal checks dan balance yang mencangkup
praktik-praktik yang sehat. Pejabat Pengelola bertanggung jawab dalam kegiatan
operasional sehari-hari.
c. Pertanggungjawaban (Responsibi l i ty)
Merupakan kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan organisasi terhadap prinsip
bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
d . Kemandirian (Independency)
Merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.
e. Kewajaran (Fairness)
Merupakan keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.