PROFIL PASIEN ASMA DI PUSKESMAS CIPUTAT...
-
Upload
nguyenlien -
Category
Documents
-
view
237 -
download
6
Transcript of PROFIL PASIEN ASMA DI PUSKESMAS CIPUTAT...
-
PROFIL PASIEN ASMA DI PUSKESMAS CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
PERIODE JULI 2014 JUNI 2015
Laporan Penelitian
ditulis sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Nurprima Arum Mawarni
1112103000072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, alhamdulillahir robbil alamin, puji syukur peneliti panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini. Salawat serta salam tak lupa peneliti sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat.
Adapun judul penelitian ini adalah Profil Pasien Asma di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 tidak luput dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada :
1. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M. Epid. Selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Mukhtar Ikhsan, Sp. P (K), MARS sebagai dosen pembimbing I
penelitian dan dr. Ahmad Azwar Habibi, M. Biomed selaku dosen
pembimbing II penelitian, yang telah membantu, mengarahkan,
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing peneliti.
4. dr. Sri Dhuny Atas Asri, Sp. P dan dr. Nurmila Sari, M.Kes selaku penguji
sidang laporan penelitian ini.
5. dr. Flori Ratna Sari, PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi
Pendidikan Dokter 2012.
6. Pak Purwa Siswanto dan staff Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan yang
telah membantu peneliti untuk mendapatkan izin serta data penelitian di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
7. Ir. H. Alex Noerdin SH selaku Gubernur Provinsi Sumatera-Selatan beserta
jajaran pemerintahannya yang telah memberikan dukungan secara material
maupun moral.
-
vi
8. Ibunda Ir. Hj. Nurhasanah, MM dan Ayahanda Ir. H. Supangkat, M.Si serta
kedua saudara peneliti yaitu Gatrajeniusa Ariprima dan Sisimetrika
Katleyana, yang selalu memberikan bantuan dukungan baik secara material
maupun moral
9. Teman-teman kelompok penelitian, yaitu : Abdelrahman, Siti Nur Fadilah,
dan Mahdiah Maemunah yang senantiasa selalu bersama-sama berjuang
dari awal hingga penelitian ini dapat diselesaikan
10. Sahabat dan teman PSPD 2012, yang telah bersama-sama menjalani
preklinik selama 3,5 tahun.
11. Teman-teman PSPD 2010, 2011, 2013, 2014 dan 2015 yang secara
bersamaan berjuang menggapai mimpi menjadi dokter.
12. Seluruh civitas akademika FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun bagi
peneliti. Sempga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Ciputat, 06 Oktober 2015
Peneliti
-
vii
ABSTRAK
Nurprima Arum Mawarni, Program Studi Pendidikan Dokter. Profil Pasien
Asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan Periode Juli 2014 Juni 2015.
Pendahuluan : Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang mulai
meningkat pada usia anak-anak. Asma lebih dominan pada wanita dewasa
dibandingkan laki-laki, lebih sering terjadi pada anak-anak, dan di bulan Agustus-
September. Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil pasien asma berdasarkan
karakteristik lokasi kecamatan, lokasi desa, usia, jenis kelamin, sumber pendanaan,
dan bulan kunjungan.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deksriptif
dengan desain cross-sectional. Data didapatkan dari rekam medis elektronik pasien
asma yang telah terdiagnosis asma. Sampel diambil secara simple random
sampling. Hasil dan Simpulan : Berdasarkan karakteristik yang diteliti, ditemukan
bahwa kategori dengan jumlah pasien terbanyak masing-masing adalah lokasi
kecamatan Ciputat (69.5%), lokasi desa ciputat (26.6%), usia kategori 5-14 tahun
(19.4%), jenis kelamin perempuan (53.2%), sumber pendanaan umum (40,1%), dan
bulan kunjungan Agustus (13.2%).
Kata Kunci : Asma, lokasi kecamatan, lokasi desa, usia, jenis kelamin, sumber
pendanaan, bulan kunjungan.
ABSTRACT
Nurprima Arum Mawarni, Medical Education Programme. Profile of Patients
with Asthma in Ciputat Primary Health Care South Tangerang Period July
2014 June 2015.
Objective: Asthma is the one of chronic disease started to increase in
children. Asthma more dominant in adult woman than man, more often happen in
children, and on August-September. The purpose of this study is to depict asthma
patients based on sub-district location, village location, age, gender, health
insurance, and cared month.
Methode : This is descriptive study with cross-sectional design. The data is
obtained from electronic medical records of patient with asthma who had
diagnosed by general practitioner. Samples taken with simple random sampling.
Result and Conculsion: the groups with the largest proportion of each
characteristic were Ciputat sub-district (69.5%), Ciputat village (26.6%), age 5
14 years old (19.4%), female (53.2%), uninsured health insurance (40,1%), August
cared-month (13.2%).
Keywords : Asthma, sub-district location, village location, age, gender, health
insurance, cared-month.
-
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.i
LEMBAR PERNYATAAN.ii
LEMBAR PERSETUJUAN...iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.iv
KATA PENGANTAR..v
ABSTRAK.vii
DAFTAR ISI. ...viii
DAFTAR GAMBAR...x
DAFTAR TABEL...xi
DAFTAR LAMPIRAN.xii
BAB I PENDAHULUAN.1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah.3
1.3 Tujuan Penelitian...3
1.3.1 Tujuan Umum3
1.3.2 Tujuan Khusus...........3
1.4 Manfaat Penelitian.4
1.4.1. Bagi Peneliti..4
1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..5
2.1. Anatomi Sistem Pernapasan5
2.2. Asma...5
2.2.1. Definisi..5
2.2.2. Epidemiologi, Etiologi dan Faktor Predisposisi6
2.2.3. Patofisiologi..9
2.2.4. Penegakkan Diagnosis Asma.9
2.2.5. Klasifikasi Asma.11
2.2.6. Penatalaksanaan..16
2.2.7. Pencegahan..19
2.2.8. Komplikasi..20
-
ix
2.3. Profil Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan....21
2.3.1. Situasi Keadaan Umum...21
2.3.1.1. Gambaran Umum...21
2.3.1.2. Kependudukan21
2.3.2. Sosial Ekonomi
2.3.2.1. Tingkat Pendapatan...23
2.3.2.2. Perkembangan Tahap Keluarga & KK
Miskin...23
2.4. Kerangka Teori. 25
2.5. Kerangka Konsep..26
2.6. Definisi Operasional.27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...30
3.1. Desain Penelitian.30
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian..30
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian...30
3.4. Cara Kerja Penelitian...31
3.5. Manajemen Data..31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN33
4.1. Profil Karakteristik Subjek Penelitian di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan...33
4.2. Pembahasan.37
4.3. Keterbatasan Penelitian...41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..43
5.1. Kesimpulan43
5.2. Saran...43
DAFTAR PUSTAKA.45
LAMPIRAN...49
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme inflamasi akut dan kronik pada asma dan remodeling9
Gambar 2.2 Algoritma tata laksana asma mandiri di rumah17
Gambar 2.3 Algoritma tata laksana asma mandiri di FKTP............18
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi derajat keparahan asma.....14
Tabel 2.2 Derajat kontrol asma...15
Tabel 2.3 Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
tahun 2014..22
Tabel 2.4 Distribusi umur...22
Tabel 2.5 Distribusi umur (sambungan)..23
Tabel 2.6 Perbandingan KK miskin....24
Tabel 4.1 Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli
2014 Juni 2015 berdasarkan letak kecamatan......................................................33
Tabel 4.2 Profil frekuensi kedatangan dengan diagnosa kerja asma di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan letak lokasi
desa.........................................................................................................................34
Tabel 4.3 Profil frekuensi kunjungan dengan diagnosa kerja asma di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan
umur.......................................................................................................................35
Tabel 4.4 Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli
2014 Juni 2015 berdasarkan jenis kelamin...........................................................35
Tabel 4.5 Profil pasien dengan diagnosa kerja asma di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan kelompok
umur.......................................................................................................................36
Tabel 4.6 Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli
2014 Juni 2015 berdasarkan sumber pendanaan ..................................................36
Tabel 4.7 Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli
2014 Juni 2015 berdasarkan bulan kunjungan......................................................37
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Statistik SPSS.........49
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup......61
-
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asma merupakan penyakit kronik yang diderita 235 juta manusia di dunia.1
Menurut Faisal Yunus (2009) sekitar 12,5 juta penduduk Indonesia menderita asma.
Sedangkan, menurut Kemenkes RI (2013), prevalensi kasus asma di Indonesia sebesar
4,5%. Prevalensi asma tertinggi di Indonesia berada di daerah Sulawesi tengah (7,8%),
kemudian Provinsi Nusa Tenggara Timur (7,3%), lalu DI Yogyakarta sebesar 6,9%.
Prevalensi asma terendah di Indonesia terletak di Provinsi Lampung (1,6%), kemudian
diikuti Riau dan Bengkulu (2%). Sedangkan, prevalensi asma di Provinsi Banten
sebesar 3,8%.
Asma terjadi pada semua umur tetapi lebih banyak mulai terjadi pada masa
kanak-kanak.2 Centers for Disease Control and Prevention mencatat prevalensi asma
dari tahun 2001-2009 di Amerika Serikat pada semua umur meningkat dari 7,3% (20,3
juta penduduk) menjadi 8,2% (24,6 juta penduduk).3 Dari 24,6 juta penduduk Amerika,
sekitar 7 juta penduduk diantaranya adalah anak-anak.4 Selama 20 tahun terakhir, asma
mengalami peningkatan angka kejadian pada anak-anak. Asma sering terjadi pada
anak-anak.17 Tiga per empat dari anak mulai mengalami gejala asma sebelum umur
tujuh tahun dan sampai umur 16 tahun18. Prevalensi asma pada anak < 18 tahun sebesar
9.6%.3 Menurut CDC, Prevalensi asma di 2013, asma pada anak
-
2
tahun, 2,2%, Umur 25 34 tahun, 2,7% sedangkan umur sebesar 35 44 tahun, 3,5%.
Umur 45 54 tahun sebesar 4,8%, umur 55 64 tahun 7,3%, umur 65 74 tahun,
10,4%, dan umur 75+ tahun, 12,4%.
Menurut NHLBI pada kelompok anak-anak, lebih sering mengenai anak laki-
laki dibanding perempuan. Sedangkan pada kelompok dewasa, wanita lebih sering
terkena dibanding pria.2 Wanita dewasa (umur 18-70) lebih rentan mengalami
eksaserbasi asma sebesar 1,89 x dibanding laki-laki dewasa10
Menurut N. W. Johnston, angka kunjungan ke UGD maupun pelayanan
kesehatan karena asma meningkat di akhir bulan Agustus dan awal bulan September,
awal dari musim semi. Pada saat awal musim semi, infeksi rhinovirus sangat sering
terjadi, dan lebih sering terpapar pada anak-anak umur sekolah.10 Menurut Crystal N.
Piper et.al, anak-anak yang ditanggung jaminan kesehatan, 2 kali lebih besar untuk
memiliki manajemen asma. Pasien asma anak-anak secara umum pembiayaannya
ditanggung oleh jaminan kesehatan, sedangkan hanya 6,85% pasien anak asma yang
tidak ditanggung asuransi.11
Pasien asma di Amerika telah dijamin kesehatannya oleh asuransi sebesar
89,0%22 Sedangkan pasien yang tidak dijamin kesehatannya oleh asuransi sebesar
11,0%. Pasien asma yang tidak memiliki asuransi, 40.3% nya tidak dapat membeli
obat-obatan yang diresepkan, 19.5% berobat ke spesialis, dan sisanya (58.8%) berobat
ke Puskesmas.22
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin melihat kecendrungan profil
pasien asma berdasarkan lokasi desa mapun kecamatan, jenis kelamin, umur, sumber
pendanaan dalam pengobatan, serta bulan kunjungan maka peneliti mengambil judul
penelitian Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode
Juli 2014 Juni 2015.
-
3
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
periode Juli 2014 Juni 2015
1.3 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pasien Asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
periode Juli 2014 Juni 2015
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan letak lokasi kecamatan
maupun desa di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni
2015.
b. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan umur di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015.
c. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015.
d. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan sumber pendanaan di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015.
e. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan bulan kunjungan di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015.
f. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan faktor risiko maupun faktor
predisposisi di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni
2015.
g. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan gejala klinis di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015.
-
4
h. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan terapi pengobatan asma yang
diberikan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni
2015.
i. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan rujukan ke spesialis paru di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015.
j. Mengetahui gambaran pasien Asma berdasarkan gambaran Foto Thorax di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi peneliti
a. Merupakan prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Merupakan prasyarat untuk menempuh jenjang pendidikan klinik Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
c. Meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam bidang penelitian
d. Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang penyakit Asma
e. Meningkatkan kemampuan dalam mendiagnosis penyakit Asma serta
memberikan edukasi terhadap pasien
1.4.2 Manfaat bagi perguruan tinggi
a. Mampu melakukan fungsi universitas sebagai lembaga yang mengamalkan
nilai-nilai Tri Darma Perguruan Tinggi berupa pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat
b. Sebagai data awal untuk melakukan penelitian selanjutnya terutama dalam
bidang Asma
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Sistem Pernapasan
Sistem respirasi manusia terdiri dari hidung, faring, laring, trakea,
bronkus dan paru. Sistem respirasi dapat dibedakan dari segi struktur maupun
fungsi. Secara struktural, sistem respirasi terbagi menjadi dua, yaitu : sistem
respirasi atas dan sistem respirasi bawah. Sistem respirasi atas terdiri dari
hidung, dan faring. Kemudian, sistem respirasi bawah terdiri dari laring, trakea,
bronkus hingga paru. Secara fungsional terbagi menjadi dua, yaitu : zona
konduksi dan zona respirasi. Yang termasuk zona konduksi adalah hidung,
faring, laring, bronkus, bronkiolus, dan bronkus terminal. Fungsi dari zona
konduksi adalah menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara serta
mengalirkannya ke dalam paru. Sementara zona respirasi meliputi bronkiolus
respiratori, duktus alveolar, sakus alveolus hingga alveolus. Pertukaran gas CO2
dan O2 terjadi di zona respirasi.14
2.2 Asma
2.2.1. Definisi
Asma merupakan penyakit kronik akibat inflamasi di saluran napas
yang menyebabkan terjadinya penyempitan saluran napas2 sehingga pasien
merasa sesak napas rekurens serta bunyi napas ngik-ngik, yang sering
bermula di masa kanak-kanak. Sesak napas sering muncul di pagi hari dan
di malam hari.1
Menurut GINA 2014, asma dapat diartikan sebagai penyakit
heterogen, yang biasanya ditandai dengan inflamasi saluran napas kronik.
Yang diikutsertakan dengan riwayat gejala respirasi seperti mengi, sesak
napas, dada berat, batuk yang terjadi setiap waktu dan dalam intensitas,
kemudian bersamaan dengan keterbatasan saluran napas ekspirasi.15
-
6
2.2.2. Epidemiologi, Etiologi dan Faktor Predisposisi
Asma merupakan penyakit kronik yang diidap 235 juta manusia
di dunia.1 Menurut Faisal Yunus (2009) sekitar 12,5 juta penduduk
Indonesia menderita asma. Sedangkan, menurut Kemenkes RI (2013),
prevalensi kasus asma di Indonesia sebesar 4,5%. Prevalensi asma tertinggi
di Indonesia berada di daerah Sulawesi Tengah (7,8%), kemudian Provinsi
Nusa Tenggara Timur (7,3%), lalu DI Yogyakarta sebesar 6,9%. Prevalensi
asma terendah di Indonesia terletak di Provinsi Lampung (1,6%), kemudian
diikuti Riau dan Bengkulu (2%). Sedangkan, prevalensi asma di Provinsi
Banten sebesar 3,8%.13
Asma terjadi pada semua umur tetapi lebih banyak mulai terjadi
pada masa kanak-kanak.2 Centers for Disease Control and Prevention
mencatat prevalensi asma dari tahun 2001-2009 di Amerika Serikat pada
semua umur meningkat dari 7,3% (20,3 juta penduduk) menjadi 8,2% (24,6
juta penduduk).3 Dari 24,6 juta penduduk Amerika, sekitar 7 juta penduduk
diantaranya adalah anak-anak.4 Selama 20 tahun terakhir, asma mengalami
peningkatan angka kejadian pada anak-anak.
Asma sering terjadi pada anak-anak (GINA, 2013).17 Tiga per empat
dari anak mulai mengalami gejala asma sebelum umur tujuh tahun dan
sampai umur 16 tahun.18 Prevalensi asma pada anak
-
7
Menurut NHLBI pada kelompok anak-anak, lebih sering mengenai
anak laki-laki dibanding perempuan. Sedangkan pada kelompok dewasa,
wanita lebih sering terkena dibanding pria2. Wanita dewasa (umur 18-70)
lebih rentan mengalami eksaserbasi asma sebesar 1,89 x dibanding laki-laki
dewasa.10 Kadar estrogen pada perempuan lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar estrogen pada laki-laki. Kadar estrogen yang lebih tinggi pada
perempuan memiliki efek yang besar, karena perempuan lebih rentan untuk
terkena sensitisasi alergen. Menurut Rana S Bond et. al, estrogen berperan
utama melalui reseptor estrogen. Reseptor estrogen , (ER, ER) dan
GPR (G protein-coupled receptor) terekspresi di sel immunomodulasi.
Salah satu turunan dari hormon estrogen adalah estradiol, yang
meningkatkan produksi sel dendrit yang akan meningkatkan respon Th2.8
Menurut N. W. Johnston, angka kunjungan ke UGD maupun
pelayanan kesehatan karena asma meningkat di akhir bulan Agustus dan
awal bulan September, awal dari musim semi. Alasan mengapa asma sering
terjadi pada saat awal musim semi, karena saat musim semi merupakan awal
dari masuk ke sekolah setelah liburan musim panas.10 Pada saat awal musim
semi, infeksi rhinovirus sangat sering terjadi,9 dan lebih sering terpapar pada
anak-anak umur sekolah. 10
Menurut Crystal N. Piper et.al, anak-anak yang ditanggung jaminan
kesehatan, 2 kali lebih besar untuk memiliki manajemen asma. Pasien asma
anak-anak secara umum pembiayaannya ditanggung oleh jaminan
kesehatan, sedangkan hanya 6,85% pasien anak asma yang tidak ditanggung
asuransi.11 Pasien asma di Amerika telah dijamin kesehatannya oleh
asuransi sebesar 89,0%3 Sedangkan pasien yang tidak dijamin kesehatannya
oleh asuransi sebesar 11,0%. Pasien asma yang tidak memiliki asuransi,
40.3% nya tidak dapat membeli obat-obatan yang diresepkan, 19.5%
berobat ke spesialis, dan sisanya (58.8%) berobat ke Puskesmas.11
IUATLD (International Union Againts Tuberculosis and Lung
Disease) mengemukakan bahwa terdapat peran faktor genetik yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami asma. Asma sering terjadi di dalam
keluarga dan lebih sering terjadi pada kembar identik. Namun tidak semua
-
8
kembar identik mengalami asma, hanya separuh dari pasangan kembar
identik.18
Menurut NHLBI, etiologi asma dibedakan menjadi tiga hal
berdasarkan interaksi faktor host dengan adanya pajanan ataupun paparan
lingkungan, yaitu :
1. Sistem imun didapat
2. Genetik
3. Faktor lingkungan2
Hal- hal yang dapat mencetuskan asma (faktor predisposisi) adalah
:15
1. Alergen udara (parasit Tungau Debu Rumah
(Dermatophagoidespteronyssinus) maupun infeksi virus
respirasi seperti rhinovirus dan respiratory syncytial virus)2
2. Infeksi saluran napas atas
3. Alergen seperti debu, tungau debu rumah, maupun bulu
hewan peliharaan
4. Faktor makanan : asupan rendah omega 3 2
5. Obesitas2
6. Iritans seperti asap rokok, dan polusi udara2
7. Obat-obatan yang bergolongan OAINS (Obat Anti Inflamasi
Non Steroid) dan beta-bloker
8. Bahan pengawet seperti MSG, dan sulfit
9. Lainnya, seperti emosi atau kecemasan, udara dingin, latihan
maupun GERD
-
9
2.2.3. Patofisiologi
zz
Gambar 2.1 Mekanisme inflamasi akut dan kronik pada asma dan
proses remodelling
Sumber : PDPI6
2.2.4. Penegakkan Diagnosis Asma15
1. Onset : Asma dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi asma terjadi
sebelum berumur 20 tahun.
2. Pola : Asma memburuk pada malam hari dan pagi hari.
3. Pola : asma terjadi dalam hitungan menit, jam, maupun hari.
4. Pola : Asma dapat terpicu dari debu, olahraga, emosi, dan terpajan
alergen.
5. Fungsi paru : fungsi paru pasien asma terekam dengan hasil
keterhambatan positif yang diukur dari puncak aliran napas (peak flow)
maupun dari spirometri.
6. Fungsi paru diantara gejala : mungkin normal
Aktivasi fibroblast dan
makrofag
Penurunan apoptosis
Proliferasi otot polos
& kelenjar mukus
Edema dan
Permeabilitas vaskular
Penarikan sel
inflamasi
Penglepasan sitokin &
faktor pertumbuhan
Sekresi mucus &
bronkokonstriksi Hipereaktivitas
bronkus
Penglepasan mediator
inflamasi
Aktivasi dan
kerusakan sel epitel
Perbaikan jaringan dan
remodelling
Sel-sel inflamasi yang
menetap
Aktivasi sel inflamasi
-
10
7. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien pernah didiagnosis oleh dokter
sebagai pasien asma sebelumnya.
8. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien memiliki asma maupun
penyakit alergi, seperti eksim dan rinitis.
9. Time course : gejala perburukan tidak ada, akan tetapi setiap tahun,
gejala yang terjadi berbeda, mungkin membaik secara spontan atau
harus diberikan terapi bronkodilator maupun ICS selama berminggu-
minggu
10. Gambaran Radiologi : normal
GINA 2014 mengatakan bahwa bila pasien memiliki setidaknya 3
hal yang benar mengenai pernyataan di atas ataupun lebih, pasien sudah
dapat didiagnosis sebagai pasien asma. Cara menegakkan bahwa pasien
tersebut mengalami asma atau tidak dengan memperhatikan tanda dan
gejala, riwayat penyakit, dan menggunakan beberapa alat seperrti
kuesioner, maupun mengukur kapasitas paru.15
1. Gejala dan Tanda Klinis Asma15
- Mengi ketika ekspirasi.
- Memiliki riwayat :
1. Batuk, seringnya memburuk pada malam hari
2. Mengi rekurens
3. Sulit bernapas rekurens
4. Dada memberat rekurens
- Gejala memburuk pada malam hari, menyebabkan pasien
terbangun pada malam hari.
- Gejala terjadi pada musim ataupun cuaca tertentu.
- Pasien memiliki riwayat eksim, hay fever, ataupun riwayat
keluarga yang memiliki penyakit asma ataupun penyakit
atopik.
- Gejala terjadi atau memburuk dengan adanya :
1. Bulu binatang
2. Bahan kimiawi aerosol
-
11
3. Perubahan suhu
4. Tungau debu rumah
5. Obat-obatan, yaitu : aspirin, golongan beta-bloker
6. Olahraga
7. Infeksi respirasi (virus)
8. Merokok
9. Emosi
- Gejala membaik setelah diberi terapi anti asma
- Patients colds go to the chest or take more than 10 days
to clear up
2. Ukur kapasitas fungsi paru
3. Tes diagnostic tambahan, seperti :
- Inhalasi mannitol atau challenge exercise dilakukan bila
pasien memiliki gejala asma yang konsisten akan tetapi hasil
tes ukur kapasitas paru normal.
2.2.5. Klasifikasi Asma
Berdasarkan derajat klasifikasi keparahan asma yang dikeluarkan
oleh American Lung Association pada tahun 2011, asma dibedakan menjadi
:
1. Asma intermittent
Yang dimaksud dengan asma intermittent adalah bila
seseorang mengalami gejala asma 2 hari per minggu. Penggunaan
SABA untuk mengendalikan gejala juga 2 hari per minggu. Kedua
hal tersebut digolongkan untuk semua umur pasien asma dari 0-4
tahun, 5-11 tahun, dan diatas 12 tahun. Semua pasien asma
intermittent tidak mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Bila pasien asma berumur 5-11 tahun, dan diatas 12
tahun terbangun pada malam hari setidaknya 2 kali dalam sebulan
maka ia termasuk pasien asma intermitten. Pasien asma yang
berumur 5 tahun hingga lebih dari 12 tahun memiliki fungsi paru
yang normal, hal ini terlihat dari kapasitas volume ekspirasi (FEV1)
-
12
paksa diantara eksaserbasi sekitar >80%. Pasien asma intermittent
umur 5-11 tahun memiliki FEV1/FVC sebesar >85%, sedangkan
pasien asma intermittent yang berumur +12 tahun memiliki
FEV/FVC yang normal.16
2. Asma persisten ringan
Pasien asma persisten ringan mengalami gejala asma 2 kali
per minggu tetapi tidak setiap hari. Pasien asma persisten ringan
juga mengalami sedikit hambatan dalam beraktivitas. Pasien asma
ringan yang berumur 5 - >12 tahun lebih sering terbangun di malam
hari sebanyak 3-4 kali per bulan, dibandingkan dengan umur 0-4
tahun hanya 1-2 kali per bulan. Penggunaan SABA pada pasien
asma persisten ringan yang berumur 0-4 tahun hingga 5-11 tahun
2 hari per minggu tetapi tidak setiap hari, sedangkan pasien yang
berumur +12 tahun menggunakan SABA >2 hari per minggu tetapi
tidak setiap hari dan tidak lebih dari satu kali per hari. Nilai kapasitas
volume ekspirasi paksa (FEV1) pasien asma yang berumur 5-11
tahun hingga >12 tahun sebesar 80%. Kapasitas FEV1/FVC pada
pasien yang berumur 5-11 tahun >85% sedangkan pada pasien yang
berumur >12 tahun normal.16
3. Asma persisten sedang
Pasien asma persisten sedang mengalami gejala asma setiap
hari, kemudian mengalami beberapa keterhambatan dalam
beraktivitas. Pasien asma persisten sedang yang berumur 0-4 tahun
terbangun pada malam hari sekitar 3-4 kali per bulan. Sedangkan
pada pasien yang berumur dari 5 tahun hingga di atas 12 tahun,
terbangun lebih dari sekali per minggu tetapi tidak di malam hari.
Pada kelompok ini, pasien memiliki beberapa hambatan dalam
beraktivitas yang diakibatkan oleh asma. Kapasitas volume
ekspirasi paksa (VEP1) pada pasien yang berumur dari lima hingga
di atas 12 tahun berkisar dari 60-80%. FEV1/FVC yang dimiliki oleh
seseorang yang berumur dari 0-4 tahun sekitar 75-80%. Sedangkan
-
13
FEV1/FVC yang dimiliki pasien yang berumur lima hingga +12
tahun menurun 5% dibandingkan sebelumnya.16
4. Asma persisten berat
Pasien asma persisten berat mengalami gejala setiap hari.
Anak yang berumur 0-4 tahun jarang terbangun di malam hari, >1
kali per bulan dibandingkan dengan anak yang berumur dari 5
hingga +12 tahun sering terbagun di malam hari sekitar 7 kali dalam
seminggu. Pasien asma berat juga sering menggunakan SABA untuk
mengontrol asma beberapa kali dalam sehari. Pasien asma berat
yang berumur 5 hingga +12 tahun memiliki kapasitas volume
ekspirasi paksa paru (FEV1)
-
14
Tabel 2.1. Klasifikasi derajat keparahan asma
Komponen
keparahan
Klasifikasi Derajat Keparahan Asma
Intermiten
Persisten
Ringan Sedang Parah
0 -
4
thn
5-
11thn
12 +
thn
0-
4thn
5-
11thn 12+thn
0-
4thn
5-
11thn
12 +
thn
0-
4thn
5-
11thn
12+thn
Gejala 2 hari/minggu 2 hari/minggu tetapi tidak
setiap hari Setiap hari
Sepanjang hari
Terbangun
malam hari 0 2 x/bln
1-2
x/bln 3-4x/bln
3-
4x/bln
>1x/ mgg tapi
tidak di
malam hari
>1x/
bln
Sering 7
x/minggu
Penggunaan
SABA 2 hari/minggu
2
hari/minggu
tetapi tidak
seharian
>2
hari/minggu
tetapi tidak
seharian,
dan tidak
lebih dari
1x dalam
sehari
Seharian Beberapa kali sehari
Pengaruh
terhadap
aktivitas
Tidak ada Sedikit terhambat Terhambat sedang Sangat Terhambat
Fungsi paru
FEV1
FEV1/FVC
-
FEV1
normal
>80%
>85%
FEV1
normal
>80%
normal
-
>80%
>80%
>80%
normal
-
60-80%
75-80%
60-80%
menurun
5%
N/A
-
15
American Lung Association 2011 juga mengeluarkan klasifikasi
berdasarkan kontrol asma, yaitu :
1. Asma terkontrol dengan baik (well controlled)
2. Asma tidak terkontrol (not well controlled)
3. Asma sangat tidak terkontrol (very poorly controlled)16
Tabel 2.2. Derajat kontrol asma
Sumber : American Lung Association, 201116
Komponen
kontrol
Terkontrol dengan baik Tidak terkontrol Sangat tidak terkontrol
0-4 tahun 5-11 tahun 12
tahun
0-4
tahun
5-11
tahun
12
tahun
0-4
tahun
5-11
tahun
12
tahun
Gejala 2
hari/mgg
2
hari/mgg
tetapi tidak
lebih dari
sekali
dalam
sehari
2
hari/mg
g
>2
hari/mg
g
>2hari/
mgg
tetapi
tidak
lebih
dari
sekali
>2
hari/mgg
Sepanjang hari
Terbangun
pada malam
hari
1x/bln 2x/bln >1x/bln 2x/bln 1-
3x/mgg
>1x/m
gg
2x/m
gg
4x/mg
g
Pengaruh
terhadap
aktivitas
Tidak ada Aktivitas terhambat Aktivitas sangat terhambat
Penggunaan
SABA untuk
control
2hari/mgg >2hari/minggu Beberapa kali per hari
Kapasitas
paru FEV1
atau peak
flow
FEV1/FVC
N/A
>80%
>80%
>80% N/A 60-80%
75-80%
60-80% N/A
-
16
2.2.6. Penatalaksanaan15
Seseorang mengalami eksaserbasi asma bila mengalami
peningkatan sesak yang progressif, batuk, mengi, dada memberat atau
kombinasi dari gejala-gejala tersebut. Berikut ini adalah penanganan
eksaserbasi asma pada pasien yang direkomendasikan oleh GINA 2014,
yaitu :
- inhalasi beta 2 bloker golongan cepat
dimulai dengan 2- 4 puff setiap 20 menit untuk sejam
pertama
serangan ringan : butuh 2 4 puff setiap 3 - 4 jam
serangan sedang : butuh 6 puff setiap 1 2 jam
- glukokortikosteroid oral dengan dosis 0.5 1 mg/kgBB
(prednisolon) pada pasien yang mengalami serangan asma
sedang hingga berat
- oksigen diberikan bila pasien mengalami hypoxemia dengan
target saturasi Oksigen >95%
- kombinasi beta 2 agonis atau antikolinergik dihubungkan
dengan risiko rawat inap yang rendah dan perbaikan PEF dan
FEV1 yang lebih baik
- methylxantines tidak direkomendasikan jika ditambahkan
dengan penggunaan inhalasi beta 2 agonis dosis tinggi.
Teofilin dapat digunakan jika inhalasi beta 2 agonis tidak
tersedia. Bila pasien sudah sering menggunakan teofilin
-
17
Sedangkan menurut Depkes RI, algoritma tata laksana asma mandiri
di rumah adalah sebagai berikut :20
Gambar 2.2. Algoritma tata laksana asma mandiri di rumah
Sumber : DEPKES20
-
18
Algoritma tata laksana asma yang dapat dilakukan di FKTP
(Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) sebagai berikut :
Gambar 2.3. Algoritma tata laksana asma mandiri di FKTP
Sumber : Depkes20
-
19
2.2.7. Pencegahan
Menurut WHO 2002, Pencegahan asma dapat dilakukan dengan 3
tingkat pencegahan, yaitu : pencegahan primer, sekunder, maupun tersier.
Pencegahan primer dilakukan untuk mencegah pasien tersensitisasi dengan
alergen (pembentukan antibody Ig E). Pencegahan sekunder dilakukan
untuk mencegah sensitisasi penyakit alergi dan terutama eksim atopik
ataupun dermatitis atopik, alergi respirasi atas, serta alergi asma. Sedangkan
pencegahan tersier dilakukan untuk menangani asma penyakit alergi.7
1. Pencegahan primer
- Hindari merokok dan pajanan terhadap asap rokok.
- Hindari kondisi rumah yang lembab, dan menurunkan polusi
udara di dalam ruangan.
- Lakukan program menyusui sampai 6 bulan.
- Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya
eksaserbasi asma.
2. Pencegahan sekunder
- Cegah alergi pernapasan dengan tatalaksana farmako pada
eksim atopi atau dermatitis atopi topikal.
- Obati penyakit saluran napas atas seperti : rhinitis alergi
- Hindari pajanan tungau debu rumah, hewan peliharaan dan
kecoa pada anak yang telah tersensitisasi.
- Pindahkan tenaga kerja dari pekerjaannya bila dia
mengalami asma akibat kerja.7
3. Pencegahan tersier
- Bayi yang mengalami alergi susu sapi harus menghindari
protein susu sapi; jika suplemen dibutuhkan, gunakan susu
formula hipoalergenik.
- Harus menghindari pajanan terhadapa tungau debu rumah,
hewan peliharaan dan kecoa.
- Bila ada proses peradangan harus ditangani dengan
farmakoterapi.
- Hindari penggunaan asam asetil salisilat atau Obat Anti
Inflamasi Non Steroid (OAINS) secara ketat.
-
20
Sedangkan menurut National Library Medicine, tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
- Vakum karpet secara rutin dan jauhkan karpet dari kamar
tidur
- Bila seseorang memiliki hewan peliharaan di rumah,
jauhkan hewan peliharaannya dari kamar tidur
- Jangan merokok
- Hindari polusi udara
- Jaga kebersihan rumah dan makanan serta jauhkan dari
tempat tidur. Untuk mencegah munculnya kecoa7
2.2.8. Komplikasi4
Menurut National Library Medicine, asma kemungkinan memiliki
komplikasi sebagai berikut :
1. Kematian
2. Penurunan kemampuan dalam berolahraga dan beraktivitas
lain
3. Kekurangan tidur
4. Perubahan fungsi paru secara permanen
5. Batuk yang persisten
6. Sulit bernapas yang membutuhkan alat bantu napas seperti :
ventilator4
-
21
2.3 Profil Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
2.3.1. Situasi Keadaan Umum
2.3.1.1. Gambaran Umum
Puskesmas Ciputat terletak di sebelah Utara Kota Tangerang
Selatan sekitar 6 km. Luas wilayah kecamatan Ciputat kira-kira
13.311 Ha yang didominasi oleh tanah darat / kering (93,64%)
kemudian sisanya merupakan tanah rawa / danau. Puskesmas Ciputat
merupakan salah satu dari tiga Puskesmas yang ada di wilayah
kecamatan Ciputat, yang berbatasan dengan :
- sebelah Utara : wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah
- sebelah Selatan : wilayah kerja Puskesmas Pamulang
- sebelah Barat : wilayah kerja Puskesmas Benda Baru
- sebelah Timur : wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur24
Puskesmas Ciputat berada di Jalan Ki Hajar Dewantara No. 7
Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan,
Propinsi Banten. Dibangun di atas tanah seluas 683m2 dengan luas
bangunan 1200m2 terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan
masyarakat dipusatkan di lantai 1, sedangkan lantai 2 digunakan
sebagai ruang pimpinan, staf, penyimpanan data dan ruang rapat. Di
lantai 2 juga terdapat ruang pelayanan pengobatan TB paru, klinik
sanitasi, klinik PTRM, dan laboratorium.24
2.3.1.2. Kependudukan
Wilayah kerja Puskesmas Ciputat terdiri dari 2 kelurahan,
yaitu : kelurahaan Ciputat, dan kelurahan Cipayung, yang dijadikan
sebagai kelurahan binaan. Total jumlah penduduk dari 2 kelurahan
sebesar 52.748 jiwa yang terdiri dari : 27.034 jiwa laki-laki, dan 25.714
perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 126,18 jiwa per km2.
Tingkat kepadatan penduduk di kelurahan Ciputat lebih mendominasi
(147,45 jiwa/km2) dibandingkan dengan kelurahan Cipayung (104,91
jiwa/km2).24
-
22
Tabel 2.3. Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan 2014 :
No
.
Desa Luas
wilaya
h (km2)
Jumlah
pendudu
k
Jumla
h KK
Jumla
h
Ruma
h
R
W
RT Kepadata
n
penduduk
/ km2
1. Ciputat 18.334 27.104 5.103 4.167 15 55 147,45
2 Cipayun
g
24.509 25.644 5.047 5.250 12 63 104,91
Puskesmas 42.843 52.748 10.150 9.417 27 11
8
126,18
Sumber : Profil Tahun 2014 UPT Puskesmas Ciputat24
Tabel 2.4. Distribusi umur
No Kelompok umur
(tahun)
Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Laki-laki +
Perempuan
1 2 3 4 5
1 0-4 1.463 1.384 2.847
2 5-9 2.075 1.971 4.046
3 10-14 2.390 2.267 4.657
4 15-19 2.116 2.028 4.144
5 20-24 2.204 2.097 4.301
6 25-29 2.367 2.289 4.656
7 30-34 2.944 2.796 5.740
8 35-39 2.762 2.604 5.366
9 40-44 2.377 2.253 4.630
10 45-49 1.904 1.813 3.717
11 50-54 1.431 1.358 2.789
Sumber : Profil Tahun 2014 UPT Puskesmas Ciputat24
-
23
Tabel 2.5. Distribusi umur (sambungan)
No Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Laki-laki +
Perempuan
1 2 3 4 5
12 55-59 1.176 1.117 2.293
13 60-64 794 751 1.545
14 65-69 437 420 857
15 70-74 310 296 606
16 75+ 284 270 554
JUMLAH 27.034 25.714 52.748
Sumber : Profil Tahun 2014 UPT Puskesmas Ciputat, 201424
2.3.2. Sosial Ekonomi
2.3.2.1. Tingkat Pendapatan
Perkembangan perekonomian kecamatan Ciputat tahun 2014
dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku di tahun 2014. Namun data dari BPS
(Badan Pusat Statistik) belum tersedia untuk tingkat kecamatan
Ciputat, sehingga belum dapat ditampilkan data akurat. Rasio beban
tanggungan keluarga yang dipikul pada usia >15 tahun keatas sebesar
78,10.24
2.3.2.2. Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin
Tabel 2.6. Perbandingan KK Miskin
No Tahun Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa
gakin
1 2013 40.221 9.825
2 2014 52.478 6.150 Sumber : Profil Tahun 2014 UPT Puskesmas Ciputat, 2014
-
24
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun
2014 sebanyak 52.748 jiwa dan terdapat 10.300 jumlah KK. Setelah
divalidasi, jumlah penduduk miskin di wilayah kecamatan Ciputat
tahun 2014, sebesar 6.150 jiwa. Jumlah kuota Jamkesmas tahun 2014
sebesar 3083 jiwa. Penduduk miskin yang telah memiliki kartu
jamkesmas sebanyak 5,84% dari total penduduk wilayah kerja
Puskesmas Ciputat, dan sebanyak 50% jiwa dari 6.150 gakin yang
mendapatkan kartu Jamkesmas. Sedangkan penduduk miskin yang
belum memperoleh Jamkesmas akan dicakup oleh bantuan Jamkesda
yang kuotanya terus bertambah dari waktu ke waktu.24
-
25
2.4 Kerangka Teori
aktivasi sel-
sel inflamasi
Jenis Kelamin:
wanita
bronkokonstriksi
estrogen
produksi sel
dendrit
Akses mudah BPJS
Jamkesmas
Jamsostek
Jamkesda
KTP Tangsel
Paparan alergen
saat kerja
Jenis pekerjaan
Faktor sosio-ekonomi
Sumber Pendanaan
Non asuransi Asuransi
Non asuransi
Hasil
pengobatan
FR paparan
alergen
keelastisitasan
bronkus
Bronkus
hiperresponsif DD : asma
akibat kerja
DK : asma
Faktor lingkungan Faktor Individual
Lokasi tinggal Seasonality
Bulan
Kunjungan
pre pubertas dewasa
umur
respon Th2
Faktor Risiko
FKTP
paparan
rhinovirus
Kunjungan
Pasien
Turbulensi udara
mengi
sensitisasi
alergen
TL: Nebulisasi Beta-2
Agonis kerja singkat
-
26
2.5 Kerangka Konsep
Pasien
FKTP
Kunjungan
Pasien sensitisasi
alergen
aktivasi sel-
sel inflamasi
Jenis Kelamin:
wanita
DK : asma
Faktor lingkungan Faktor Individual
Lokasi tinggal Seasonality
Bulan
Kunjungan
pre pubertas dewasa
umur
bronkokonstriksi
estrogen
produksi sel
dendrit
Akses mudah BPJS
Jamkesmas
Jamsostek
Jamkesda
KTP Tangsel
Paparan alergen
saat kerja
Jenis pekerjaan
Faktor sosio-ekonomi
Sumber Pendanaan
Non asuransi Asuransi
Non asuransi
Hasil
pengobatan
FR paparan
alergen
keelastisitasan
bronkus
Bronkus
hiperresponsif
Faktor Risiko
DD : asma
akibat kerja
paparan
rhinovirus
respon Th2
Turbulensi udara
mengi
variabel tidak
diteliti
Variabel
diteliti
TL: Nebulisasi Beta-2
Agonis kerja singkat
-
27
2.6 Definisi operasional
Variabel Definisi Cara
Ukur
Alat
Ukur
Hasil ukur Skala
Pasien Asma Pasien yang
terdiagnosis
sebagai J45
ICD 10 atau
asma di
Puskesmas
Ciputat
Rekam
medis
Rekam
medis
Pasien asma
atau dengan
kode ICD 10
J45
Ordinal
Umur Umur pasien
saat pasien
melakukan
pengobatan
Rekam
medis
Rekam
medis
-
28
Pamulang
Mekar Baru
Pondok Aren
Luar Wilayah
Berdasarkan
desa :
Ciputat
Cipayung
Pisangan
Serua
Kedaung
Bambu Apus
Pondok Ranji
Sawah Lama
Cempaka Putih
Sawah Baru
Cirendeu
Pondok Cabe
Ilir
Rempoa
Jombang
Serua Indah
Pondok Aren
Luar wilayah
Benda Baru
Pamulang Barat
Sumber
Dana
Metode
pembayaran
pengobatan
Rekam
medis
Rekam
medis
BPJS
ASKES
JAMKESMAS
JAMSOSTEK
GRATIS
Ordinal
-
29
UMUM
Bulan
Kunjungan
Waktu
(bulan)
kunjungan
pasien untuk
berobat ke
Puskesmas
Rekam
medis
Rekam
medis
Juni 2015
Mei 2015
April 2015
Maret 2015
Febuari 2015
Januari 2015
Desember 2014
November 2014
Oktober 2014
September 2014
Agustus 2014
Juli 2014
Ordinal
-
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian
cross sectional retrospektif secara deskriptif, dengan mengambil rekam
medis elektronik di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014
Juni 2015.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan November
2015 di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi dan sampel
Populasi dan sampel penelitian adalah penderita asma periode Juli
2014 - Juni 2015 yang datang ke Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
3.3.2. Jumlah sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel, dimana
jumlah sampel sama dengan jumlah populasi.25
3.3.3. Cara pengambilan sampel
Sampel diambil dengan mengambil rekam medis elektronik pasien
yang terdiagnosa asma periode Juli 2014 - Juni 2015 di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan.
-
31
3.3.4. Kriteria sampel
3.3.4.1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah pasien yang terdiagnosa asma di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015.
3.3.4.2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah data yang diperoleh dari rekam medis
elektronik mengenai pasien yang tidak terdiagnosa asma.
3.4 Cara kerja penelitian
Pasien terdiagnosa asma di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan Juli 2014 Juni 2015
Sampel penelitian
Kriteria Inklusi
Asma
Analisis Masalah
Perizinan di kampus FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
-
32
3.5 Managemen data
3.5.1. Tekhnik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari rekam medis elektronik pada pasien yang
terdiagnosa asma periode Juli 2014 Juni 2015 di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan.
3.5.2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
windows versi 16 dengan mencari frekuensi dan deskripsi data.
3.5.3. Analisis Data
Analisis Univariat
Tujuan dari analisis univariat adalah untuk menggambarkan
distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel profil.
3.5.4. Rencana Penyajian Data
Data diinterpretasikan secara deskriptif dalam bentuk sajian berupa
: tabel dan diagram. Kemudian dilakukan penyusunan data, dalam bentuk
laporan hasil penelitian, yang akan dipresentasikan.
-
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Karakteristik Subjek Penelitian di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan
Tabel 4.1 Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan letak lokasi kecamatan
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
(%)
Kecamatan Ciputat 272 68.5
Ciputat Timur 47 11.8
Pamulang 71 17.9
Mekar Baru 4 1.0
Pondok Aren 2 0.5
Luar Wilayah 1 0.3
Total 397 100.0
Berdasarkan hasil Tabel 4.1, profil pasien asma di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan
kecamatan tertinggi pertama berada di daerah Ciputat sebesar 68.5%,
tertinggi kedua berada di kecamatan Pamulang sebesar 17.9 %, sedangkan
tertinggi ketiga berada di kecamatan Ciputat Timur sebesar 11.8%.
Sedangkan, profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan kecamatan terendah berada di
Luar Wilayah Tangerang Selatan.
-
34
Tabel 4.2 Profil frekuensi kedatangan dengan diagnosa kerja asma di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015
berdasarkan letak lokasi desa
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Desa Ciputat 106 26.4
Ciputat Timur 81 20.4
Pamulang 10 2.5
Serua 30 7.6
Kedaung 50 12.6
Bambu Apus 20 5.0
Sawah Lama 38 9.6
Cempaka Putih 17 4.3
Sawah Baru 8 2.0
Cirendeu 6 1.5
Pondok Cabe
Ilir 4 1.0
Rempoa 7 1.8
Jombang 7 1.8
Serua Indah 4 1.0
Pondok Aren 2 0.5
Luar Wilayah 1 0.3
Total 397 100.0
Berdasarkan hasil Tabel 4.2, profil frekuensi kedatangan dengan
diagnosis kerja asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli
2014 Juni 2015 tertinggi pertama berada di desa Ciputat sebesar 26.4%,
kemudian tertinggi kedua berada di desa Cipayung sebesar 20.4%, lalu
tertinggi ketiga terdapat di desa Kedaung sebesar 12.6%. Profil pasien asma
terendah pertama berasal dari desa Luar Wilayah (0.3%), sedangkan
terendah kedua berasal dari desa Pondok Aren (0.5%), kemudian terendah
ketiga berasal dari desa Pondok Cabe Ilir dan Serua Indah (1.0%).
-
35
Tabel 4.3 Profil frekuensi kunjungan dengan diagnosa kerja asma di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015
berdasarkan umur
Variabel Kategori
(tahun)
Frekuensi Persentase (%)
Umur 1-4 29 7.3
5-14 80 20.2
15-24 22 5.5
25-34 46 11.6
35-44 49 12.3
45-54 47 11.8
55-64 69 17.4
65-74 50 12.6
75+ 5 1.3
Total 397 100.0
Berdasarkan dari hasil tabel 4.3, didapatkan bahwa profil pasien
asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan tertinggi I pada umur 5 14
tahun (20.2%), kemudian tertinggi II pada umur 55 64 tahun sebesar
17.4% dan tertinggi III pada umur 65 74 tahun (12.6%). Profil pasien asma
di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan terendah I pada umur 75+ sebesar
1.3%, kemudian terendah II pada umur 15-24 tahun (5.5%), dan terendah
III pada umur 1 4 tahun sebesar 7.3%.
Tabel 4.4 Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan jenis kelamin
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 186 46.9
Perempuan 211 53.1
Total 397 100.0
Berdasarkan hasil gambaran di atas, didapatkan bahwa pada pasien
asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan didominasi oleh jenis
kelamin perempuan sebesar 53.1% dari keseluruhan pasien, sedangkan jenis
kelamin laki-laki sebesar 46.9%.
-
36
Tabel 4.5 Profil pasien dengan diagnosa kerja asma di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan
kelompok umur
Variabel Kategori (tahun) Laki-laki
(%)
Perempuan (%)
Umur 1-4 65.5 34.5
5-14 52.5 47.5
15-24 31.8 68.2
25-34 23.9 76.1
35-44 49.0 51.0
45-54 44.7 55.3
55-64 40.6 59.4
65-74 58.0 42.0
75+ 100 0
Berdasarkan tabel 4.5, prevalensi pasien dengan diagnosis asma di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 pada
kelompok (anak-anak) umur 1 14 tahun, kelompok umur 65 sampai 75
tahun ke atas lebih didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, sedangkan pada
kelompok umur 15 64 tahun lebih didominasi oleh jenis kelamin
perempuan.
Tabel 4.6 Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan sumber pendanaan
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Sumber Pendanaan BPJS 59 14.9
GRATIS 96 24.2
JAMKESMAS 29 7.3
UMUM 162 40.8
ASKES 45 11.3
JAMKESDA 4 1.0
JAMSOSTEK 2 0.5
Total 397 100.0
Berdasarkan hasil dari tabel 4.6, didapatkan bahwa dominasi sumber
pendanaan biaya pengobatan berasal dari pasien umum sebesar 40.8%,
kemudian pasien yang merupakan warga Tangsel (sumber pendanaan
pengobatan gratis) sebesar 24.2%, dan yang menggunakan BPJS sebesar
14.9%, dan. Sedangkan profil sumber pendanaan biaya pengobatan
terendah berasal dari Jamsostek sebesar 0.5%.
-
37
Tabel 4.7 Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan bulan kunjungan
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Bulan Kunjungan Juni 2015 26 6.5
Mei 2015 27 6.8
April 2015 26 6.5
Maret 2015 35 8.8
Febuari 2015 32 8.1
Januari 2015 31 7.8
Desember 2014 24 6.0
November 2014 26 6.5
Oktober 2014 35 8.8
September 2014 40 10.1
Agustus 2014 51 12.8
Juli 2014 44 11.1
Total 397 100.0
Berdasarkan tabel 4.7, kunjungan pasien asma di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 tertinggi I pada bulan
Agustus 2014 sebesar 12.8%, kemudian tertinggi II pada bulan Juli 2014
sebesar 11.1%, dan tertinggi III pada September 2014 sebesar 10.1%.
Sedangkan kunjungan pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
periode Juli 2014 Juni 2015 terendah I pada bulan Desember 2014 sebesar
6.0%, kemudian terendah II pada bulan Juni 2015, April 2015, dan
November 2014 sebesar 6.5%, dan terendah III sebesar 6.8% pada bulan
Mei 2015.
4.2 Pembahasan
4.2.1. Profil Letak Lokasi
Berdasarkan hasil Tabel 4.1, profil pasien asma di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan
kecamatan tertinggi pertama berada di daerah Ciputat sebesar 68.5% dan
selebihnya dari wilayah lain, karena Puskesmas Ciputat didirikan memang
untuk melayani kesehatan bagi masyarakat Ciputat dan wilayah lain.
Ditunjang dengan letak yang strategis, yang dilewati semua rute angkot,
membuat Puskesmas mudah dijangkau sehingga pasien asma yang berasal
dari wilayah lain juga berobat di Puskesmas Ciputat. Selain hal tersebut,
pasien lain yang berasal dari luar kecamatan Ciputat, melakukan
-
38
pengobatan di Puskesmas Ciputat mungkin disebabkan karena pasien asma
tersebut merupakan penduduk lama yang dahulunya berdomisili di
kecamatan Ciputat, kemudian berpindah domisili. Pasien asma terendah
berasal dari Luar Wilayah, hal ini dikarenakan pasiennya merupakan
penduduk pendatang dan berdomisili sementara di Ciputat.
Berdasarkan hasil Tabel 4.2, profil frekuensi kedatangan dengan
diagnosis kerja asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli
2014 Juni 2015 tertinggi pertama berada di desa Ciputat sebesar 26.4%,
kemudian tertinggi kedua berada di desa Cipayung sebesar 20.4%. Kedua
desa tersebut merupakan cakupan wilayah kerja Puskemas Ciputat,24
sehingga sangat rasional sekali bila banyak pasien asma yang berkunjung
ke Puskesmas berasal dari desa Ciputat dan desa Cipayung. Selebihnya
pasien berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Ciputat, seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa hal tersebut mungkin disebabkan karena lokasi
Puskesmas Ciputat yang strategis, dan sarana transportasinya cukup
memadai, atau sedang berdomisili sementara di Puskesmas Ciputat.
4.2.2. Profil Umur
Berdasarkan dari hasil tabel 4.3, didapatkan bahwa profil pasien
asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan tertinggi pada umur 5 14
tahun (20.2%), Hal ini serupa dengan apa yang disampaikan GINA (Global
Initiative For Asthma), bahwa asma lebih sering terjadi pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa.17 IUATLD (International Union Against
Tuberculosis and Lung Disease) juga mengemukakan bahwa 3 dari 4 anak
mulai mengalami gejala sebelum umur tujuh tahun dan sampai umur 16
tahun.18 Sedangkan menurut Global Asthma Report, asma lebih sering
terjadi pada kategori umur 10 14 tahun.26
Peringkat tertinggi kedua berada di kategori umur 55-64 tahun
(17.4%), sedangkan peringkat tertinggi ketiga berada di kategori umur 65-
74 tahun (12.6%). Berdasarkan teori yang didapatkan dari buku ajar
Tortora, semakin bertambahnya usia, kemampuan kapasitas paru semakin
menurun14, dan semakin berkurangnya keelastisitasan bronkus dan
-
39
alveolus21 yang menyebabkan lumen bronkus mengecil dan udara yang
masuk menyebabkan terjadinya turbulensi pada saluran bronkus yang
mengecil. Sehingga, pada pasien muncul bunyi mengi yang menandakan
salah satu gejala dari asma.
4.2.3. Profil Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil tabel 4.4, didapatkan bahwa pada pasien asma di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan didominasi oleh jenis kelamin
perempuan sebesar 53.1% dari keseluruhan pasien, sedangkan jenis kelamin
laki-laki sebesar 46.9%. Hal ini serupa dengan apa yang dikemukakan oleh
NHLBI pada kelompok perempuan dewasa lebih sering terkena
dibandingkan dengan laki-laki dewasa2. N W Johnston juga menyatakan
bahwa perempuan dewasa yang berumur 18 tahun hingga 70 tahun lebih
rentan mengalami eksaserbasi asma sebesar 1.89 x lebih tinggi
dibandingkan laki-laki dewasa.10
Pada perempuan, kadar estrogen yang dimiliki lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar estrogen pada laki-laki. Kadar estrogen yang
lebih tinggi pada perempuan memiliki efek yang besar, karena perempuan
lebih rentan untuk terkena sensitisasi alergen. Menurut Rana S Bond et. al.,
estrogen berperan utama melalui reseptor estrogen. Reseptor estrogen ,
(ER, ER) dan GPR (G protein-coupled receptor) terekspresi di sel
immunomodulasi. Salah satu turunan dari hormon estrogen adalah estradiol,
yang meningkatkan produksi sel dendrit yang akan meningkatkan respon
Th2.8 Sehingga perempuan dewasa rentan untuk tersensitisasi alergen.
4.2.4. Profil Umur terhadap Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.5, prevalensi pasien dengan diagnosis asma di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 pada
kelompok (anak-anak) umur 1 14 tahun, kelompok umur 65 sampai 75
tahun ke atas lebih didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, hal ini serupa
dengan apa yang dikemukakan oleh NHLBI, bahwa pada kelompok anak-
anak, lebih sering mengenai anak laki-laki dibanding perempuan.2 Pada studi
-
40
Tsung Ju Wu et. al, juga memberikan hasil yang sama, yaitu sebelum anak-
anak mengalami pubertas, anak laki-laki lebih sering mengalami asma
dibandingkan dengan anak perempuan.23
Menurut Sears MR dalam penelitian Tsung Ju Wu et.al, prevalensi
sensitisasi alergi lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak
perempuan. Menurut Thurlbeck WM dalam penelitian Tsung Ju Wu et.al,
anak laki-laki memiliki paru yang lebih besar dibandingkan dengan anak
perempuan pada tinggi yang sama, Menurut Doershuk CF dalam penelitian
yang sama mengatakan bahwa anak laki-laki juga memiliki resistensi
saluran napas lebih besar dibandingkan anak perempuan. Beberapa alasan
di atas merupakan penjelasan yang masuk akal mengapa saluran napas anak
laki-laki lebih hiperresponsif dibandingkan dengan anak perempuan.23
Sedangkan pada kelompok umur 15 64 tahun lebih didominasi oleh jenis
kelamin perempuan. Menurut Benedicte Leynaert et.al., asma lebih sering
terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki sebesar 20% pada
usia lebih dari 35 tahun.26
4.2.5. Profil Sumber Pendanaan
Berdasarkan hasil dari tabel 4.6, didapatkan bahwa dominasi sumber
pendanaan biaya pengobatan berasal dari pasien umum sebesar 40.8%. Hal
ini berbanding terbalik dengan New York State Department of Health, yang
menyatakan bahwa sekitar 10.6% warga amerika tidak mempunyai jaminan
kesehatan dari pemerintah.22 Pasien asma yang tidak memiliki asuransi,
40.3% nya tidak dapat membeli obat-obatan yang diresepkan22 Sehingga
ada kemungkinan frekuensi asma berulang meningkat, yang akhirnya akan
memperburuk hasil pengobatan pada pasien asma.
Di Tangerang Selatan memang memberikan pelayanan medis secara
gratis bila menunjukkan KTP Tangsel, namun kebanyakan penduduk yang
ada di wilayah Tangsel tidak memiliki KTP Tangsel karena sebagian
penduduk bukan penduduk asli (KTP non Tangsel) maka daripada itu
sumber pendanaan yang dominan digunakan di Puskesmas Ciputat
merupakan sumber pendanaan umum.
-
41
4.2.6. Profil Bulan Kunjungan
Berdasarkan tabel 4.7, kunjungan pasien asma di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan periode Juli 2014 Juni 2015 tertinggi pada bulan
Agustus 2014 sebesar 12.8%, dan pada bulan Juli 2014 sebesar 11.1%. Hal
ini sama seperti yang disampaikan N W Johnston dan M R Sears, bahwa
kunjungan asma tertinggi terjadi di awal dari musim semi (bulan
September) dan akhir dari musim panas (bulan Agustus).10 Pada saat awal
musim semi, infeksi rhinovirus sangat sering terjadi9 dan lebih sering
mengenai anak-anak umur sekolah.10 Akan tetapi, di Indonesia tidak
memiliki 4 musim, Indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu : musim
kemarau dan musim hujan. Musim kemarau terjadi pada bulan Agustus dan
Juli. Pada saat musim kemarau, polusi udara baik berupa debu, maupun
alergen sangat banyak, sehingga pasien terpajan dan mulai tersensitisasi
alergen, dan pada akhirnya pasien mengalami asma.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan hanya mengandalkan data sekunder
berupa rekam medis. Rekam medis yang digunakan merupakan rekam
medis elektronik. Peneliti telah melakukan observasi pada rekam medis non
elektronik, dan sebenarnya peneliti ingin menggunakan rekam medis non
elektronik, akan tetapi penyimpanan berkas rekam medis non elektronik
tidak terlalu rapi yang menyebabkan hilangnya beberapa rekam medis
pasien. Selain hal tersebut, data yang didapatkan baik dari segi rekam medis
non elektronik maupun rekam medis elektronik sangat minim. Akan tetapi,
rekam medis non elektronik lebih memberikan data yang signifikan
dibandingkan dengan rekam medis non elektronik.
Di dalam rekam medis non eletronik, tidak menyebutkan status
pekerjaan pasien, hasil anamnesis (gejala klinis), dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan beserta hasilnya, lalu terapi yang diberikan, faktor risiko dan
faktor predisposisi, terapi pengobatan yang diberikan, rujukan ke spesialis
paru serta gambaran thorax . Begitu juga di rekam medis non eletronik, ada
-
42
sebagian saja yang menyebutkan namun tidak lengkap, misalnya langsung
kode ICD 10 asma (J45) saja. Kurangnya pendataan yang lengkap mengenai
rekam medis pasien baik secara elektronik maupun non elektronik
menyebabkan terbatasnya penelitian.
Berdasarkan hasil anamnesis dengan dokter yang berjaga, pasien
yang mengeluh asma diberikan salbutamol atau aminofilin. Bila pasien
mengalami dua gejala asma pada waktu yang berdekatan, ataupun terapi
yang diberikan tidak meredakan, maka dokter yang ada di Puskesmas segera
merujuk pasien ke dokter spesialis paru. Karena semua hal tersebut,
menyebabkan minimnya variabel yang dipresentasikan mengenai profil
pasien asma di Puskesmas periode Juli 2014 Juni 2015. Peneliti hanya
menggunakan data sekunder dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki,
karena frekuensi kunjungan pasien asma yang cukup minim.
-
43
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode
Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan letak lokasi kecamatan terbanyak
berasal dari kecamatan Ciputat (68.5%).
2. Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode
Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan letak lokasi desa terbanyak
berasal dari desa Ciputat (26.4%).
3. Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode
Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan umur terbanyak yaitu berasal dari
kategori umur 5-14 tahun (20.2%).
4. Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode
Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah
perempuan (53.1%).
5. Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode
Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan sumber pendanaan terbanyak
berasal dari sumber pendanaan umum (40.8%).
6. Profil pasien asma di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan periode
Juli 2014 Juni 2015 berdasarkan bulan kunjungan terbanyak
berada di bulan Agustus 2014 (12.8%).
5.2.Saran
1. Saran bagi Puskesmas, untuk memberikan penyuluhan mengenai
penyakit asma dan pencegahannya, karena tidak hanya pada dewasa
tetapi juga pada anak-anak.
2. Saran bagi dokter di Puskesmas, untuk lebih memperhatikan aspek-
aspek diagnostik holistik lain selain aspek klinis pasien sehingga
dapat terindentifikasi faktor risiko yang menyebabkan eksaserbasi
asma pada pasien. Diharapkan pada penelitian selanjutnya akan ada
-
44
yang meneliti mengenai faktor risiko asma yang lain, seperti : jenis
pekerjaan, riwayat penyakit keluarga, jenis alergen dan lain-lain.
3. Penelitian ini hanya menggunakan studi deskriptif, diharapkan pada
penelitian yang selanjutnya dapat mencari hubungan antar variabel
independen dengan kejadian asma.
-
45
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Asthma [Internet]. 2013 [cited 2014 Feb 19] Available from :
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs307/en/
2. NHLBI. What Is Asthma [Internet]. 2012 [cited 2014 Feb 19] Available
from : http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/asthma/
3. CDC. Morbidity and Mortality Weekly Report, Vital Signs : Asthma
Prevalence, Disease Characteristics, and Self-Management Education
United States, 2001-2009 [Internet]. 2011 [cited 2014 Feb 27]; 60(17): 547-
52. Available from : http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/wk/mm6017.pdf
4. NIH Medline Plus. Chronic Diseases : Asthma and You [Internet]. 2013
[cited 2014 Feb 19] Available from :
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazine/issues/fall11/articles/fall11
pg5-7.html
5. GINA. Global Strategy For Asthma Management and Prevention [Internet].
2010 [cited 2014 Feb 27] Available from :
http://www.ginasthma.org/local/uploads/files/GINA_Report_2010_1.pdf
6. PDPI. ASMA Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia
[Internet]. 2003 [cited 2014 Feb 27] Available from :
http://www.klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.html#BABIV
7. WHO. Management of Noncommunicable Diseases Department Chronic
Respiratory Diseases and Arthritis : Prevention of Allergy and Allergic
Asthma [Internet]. 2003 [cited 2015 Jun 19] Available from :
http://www.worldallergy.org/professional/who_paa2003.pdf
8. Bonds Rana S, Midoro-Horiuti T. Estrogen effects in allergy and asthma
[Internet]. 2013 Feb [cited 2015 September 24]; 13(1): 92-99. Available
from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3537328/pdf/nihms430343
/pdf
9. Jackson David J, Sykes A, Mallia P, and Johnston Sebastian L. Asthma
exacerbations : origin, effect, and prevention [Internet]. 2011 Dec [cited
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs307/en/http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/asthma/http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/wk/mm6017.pdfhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazine/issues/fall11/articles/fall11pg5-7.htmlhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazine/issues/fall11/articles/fall11pg5-7.htmlhttp://www.ginasthma.org/local/uploads/files/GINA_Report_2010_1.pdfhttp://www.klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.html#BABIVhttp://www.worldallergy.org/professional/who_paa2003.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3537328/pdf/nihms430343/pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3537328/pdf/nihms430343/pdf
-
46
2015 September 4]; 128(6): 1165-74. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22133317
10. Johsnton N W, Sears M R. Review Series Asthma exacerbations 1 :
Epidemiology [Internet]. 2006 Aug [cited 2015 September 2015]; 61(8):
722-728. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/PMC/article/PMC2104697/pdf/722.pdf
11. Piper Crystal N, Elder K, Glover S, Baek J, Murph K. Disparities Between
Asthma Management and Insurance Type Among Children on Journal Of
The National Medical Association [Internet]. 2010 Jul [cited 2015
September 11];102(7):556-61. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20690318
12. BALITBANGKES DEPKES RI. Riset Kesehatan Dasar 2007 [Internet].
2008 [cited 2015 Sep 11]. Available from :
http://www.k4health.org./sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas
%202007.pdf
13. KEMENKES RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 [Internet]. 2014
[cited 2015 Sep 12]. Available from :
http://www.depkes.go.id/resources/donwload/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf
14. Tortora Gerard J, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology,
25th ed. USA: John Wiley & Sons, Inc.; 2009.
15. GINA. Asthma Management and Prevention (for Adults and Children Older
that 5 Years) A Pocket Guide for Physicians and Nurses Updated 2014
[Internet]. 2014 [cited Jun 27 2014]. Available from :
http://www.ginasthma.org/local/uploads/files/GINA_Pocket_2014.pdf
16. American Lung Association. Trends in Asthma Morbidity and Mortality
[Internet]. 2012 [cited 2014 Jun 15] Available from :
http://www.lung.org/finding-cures/our-research/trend-reports/asthma-
trends-report.pdf
17. GINA. Asthma Management and Prevention (for Adults and Children Older
that 5 Years) A Pocket Guide for Physicians and Nurses Updated 2013
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22133317http://www.ncbi.nlm.nih.gov/PMC/article/PMC2104697/pdf/722.pdffile:///C:/Users/user/Downloads/httphttp://www.k4health.org./sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas%202007.pdfhttp://www.k4health.org./sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas%202007.pdfhttp://www.depkes.go.id/resources/donwload/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdfhttp://www.depkes.go.id/resources/donwload/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdfhttp://www.ginasthma.org/local/uploads/files/GINA_Pocket_2014.pdfhttp://www.lung.org/finding-cures/our-research/trend-reports/asthma-trends-report.pdfhttp://www.lung.org/finding-cures/our-research/trend-reports/asthma-trends-report.pdf
-
47
[Internet]. 2014 [cited Feb 27 2014]. Available from :
http://www.ginasthma.org/local/uploads/files/GINA_Pocket_2013.pdf
18. IUATLD. 44th World Conference on Lung Health of the International Union
Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union) [Internet]. 2013 [cited
2014 Jun 25]. Available from : http://www.theunion.org/what-we-
do/journals/ijtld/ABSTRACT_BOOK_2013_Web.pdf
19. CDC. Most Recent Asthma Data [Internet]. 2015 [cited 2015 Sep 12].
Available at : http://www.cdc.gov/asthma/most_recent_data.htm
20. Infodatin. You Can Control Your Asthma [Internet]. [cited 2015 Sep 12].
Available at :
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asma.pdf
21. Martono, H, Pranaka K, editors. Buku Ajar Boedhi-Darmojo GERIATRI
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009.
22. New York State Department of Health. National Asthma Survey - New
York State Summary Report [Internet]. 2006 [cited 2015 Sep 28] Available
from :
http://www.health.ny.gov/statistics/ny_asthma/pdf/national_asthma_surve
y_nys.pdf
23. Wu Tsung J, Wu C, Lee Yungling L. Asthma incidence, remission, relapse
and persistence: a population-based study in southern Taiwan [Internet].
2014 [cited 2015 Sep 28]; 15:135. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4232728/
24. Dinkes Kota Tangsel. Profil Tahun 2014 UPT PUSKESMAS CIPUTAT.
Banten: Dinkes Kota Tangsel; 2014.
25. Sastroasmoro S, Ismael S, authors. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Klinis, edisi ke-3. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2010.
26. The Global Asthma Network [Internet]. [place unknown]: The Global
Asthma Network; 2011 [cited 2015 Oct 27] Available from :
http://www.globalasthmareport.org/burden/burden.php
http://www.ginasthma.org/local/uploads/files/GINA_Pocket_2013.pdfhttp://www.theunion.org/what-we-do/journals/ijtld/ABSTRACT_BOOK_2013_Web.pdfhttp://www.theunion.org/what-we-do/journals/ijtld/ABSTRACT_BOOK_2013_Web.pdfhttp://www.cdc.gov/asthma/most_recent_data.htmhttp://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-asma.pdfhttp://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-asma.pdfhttp://www.health.ny.gov/statistics/ny_asthma/pdf/national_asthma_survey_nys.pdfhttp://www.health.ny.gov/statistics/ny_asthma/pdf/national_asthma_survey_nys.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4232728/http://www.juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/27/26
-
48
27. Benedicte Leynaert, Jordi Sunyer, Raquel Garcia-Esteban, Cecilie Vanes,
Deborah Jarvis, Isa Cerveri et.al., authors. Gender differences in prevalence,
diagnosis, and incidence of allergic and non-allergic asthma: a population-
based cohort. Thorax [internet]. 2012 [cited 31 Oct 15]; 67:625-631.
Available from :
m.thorax.bmj.com/content/67/7/625.long?view=long&pmid=22334535
-
49
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
HASIL UJI STATISTIK
STATISTIK DESKRIPTIF (UNIVARIAT)
Kecamatan
KECAMATAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid CIPUTAT 272 68.5 68.5 68.5
CIPUTAT TIMUR 47 11.8 11.8 80.4
PAMULANG 71 17.9 17.9 98.2
MEKAR BARU 4 1.0 1.0 99.2
PONDOK AREN 2 .5 .5 99.7
LUAR WILAYAH 1 .3 .3 100.0
Total 397 100.0 100.0
-
50
Desa
DESA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid CIPUTAT 105 26.4 26.4 26.4
CIPUTAT TIMUR 81 20.4 20.4 46.9
PAMULANG 10 2.5 2.5 49.4
SERUA 30 7.6 7.6 56.9
KEDAUNG 50 12.6 12.6 69.5
BAMBU APUS 20 5.0 5.0 74.6
PONDOK RANJI 5 1.3 1.3 75.8
SAWAH LAMA 38 9.6 9.6 85.4
CEMPAKA PUTIH 17 4.3 4.3 89.7
SAWAH BARU 8 2.0 2.0 91.7
CIRENDEU 6 1.5 1.5 93.2
PONDOK CABE ILIR 4 1.0 1.0 94.2
REMPOA 7 1.8 1.8 96.0
JOMBANG 7 1.8 1.8 97.7
SERUA INDAH 4 1.0 1.0 98.7
PONDOK AREN 2 .5 .5 99.2
LUAR WIILAYAH 1 .3 .3 99.5
BENDA BARU 1 .3 .3 99.7
PAMULANG BARAT 1 .3 .3 100.0
Total 397 100.0 100.0
-
51
(Lanjutan)
Umur
Kategori umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-4 29 7.3 7.3 7.3
5-14 80 20.2 20.2 27.5
15-24 22 5.5 5.5 33.0
25-34 46 11.6 11.6 44.6
35-44 49 12.3 12.3 56.9
45-54 47 11.8 11.8 68.8
55-64 69 17.4 17.4 86.1
65-74 50 12.6 12.6 98.7
+75 5 1.3 1.3 100.0
Total 397 100.0 100.0
-
52
(Lanjutan)
Jenis kelamin
JENIS_KEL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 186 46.9 46.9 46.9
PEREMPUAN 211 53.1 53.1 100.0
Total 397 100.0 100.0
-
53
Jenis kelamin terhadap umur
Umur 1-4 tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 19 4.8 65.5 65.5
perempuan 10 2.5 34.5 100.0
Total 29 7.3 100.0
Missing System 368 92.7
Total 397 100.0
-
54
(Lanjutan)
jenis_kelamin_terhadap_umur_5_sampai_14tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 11 61.1 61.1 61.1
perempuan 7 38.9 38.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
umur_15_sampai_24_tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 7 1.8 31.8 31.8
perempuan 15 3.8 68.2 100.0
Total 22 5.5 100.0
Missing System 375 94.5
Total 397 100.0
-
55
(Lanjutan)
umur_25_sampai_34_tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 11 2.8 23.9 23.9
perempuan 35 8.8 76.1 100.0
Total 46 11.6 100.0
Missing System 351 88.4
Total 397 100.0
-
56
(Lanjutan)
umur_35_sampai_44_tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 24 6.0 49.0 49.0
perempuan 25 6.3 51.0 100.0
Total 49 12.3 100.0
Missing System 348 87.7
Total 397 100.0
umur_45_sampai_54_tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 21 5.3 44.7 44.7
perempuan 26 6.5 55.3 100.0
Total 47 11.8 100.0
Missing System 350 88.2
Total 397 100.0
-
57
(Lanjutan)
umur_55_sampai_64_tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 28 7.1 40.6 40.6
perempuan 41 10.3 59.4 100.0
Total 69 17.4 100.0
Missing System 328 82.6
Total 397 100.0
-
58
(Lanjutan)
umur_65_sampai_74_tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 29 7.3 58.0 58.0
perempuan 21 5.3 42.0 100.0
Total 50 12.6 100.0
Missing System 347 87.4
Total 397 100.0
umur_diatas_75_tahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 5 1.3 100.0 100.0
Missing System 392 98.7
Total 397 100.0
-
59
(Lanjutan)
Sumber pendanaan
SUMBER_PENDANAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BPJS 59 14.9 14.9 14.9
GRATIS 96 24.2 24.2 39.0
JAMKESMAS 29 7.3 7.3 46.3
UMUM 162 40.8 40.8 87.2
ASKES 45 11.3 11.3 98.5
JAMKESDA 4 1.0 1.0 99.5
JAMSOSTEK 2 .5 .5 100.0
Total 397 100.0 100.0
-
60
Bulan Kunjungan
BULAN_KUNJUNGAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid JUNI 2015 26 6.5 6.5 6.5
MEI 2015 27 6.8 6.8 13.4
APRIL 2015 26 6.5 6.5 19.9
MARET 2015 35 8.8 8.8 28.7
FEBUARI 2015 32 8.1 8.1 36.8
JANUARI 2015 31 7.8 7.8 44.6
DESEMBER 2014 24 6.0 6.0 50.6
NOVEMBER 2014 26 6.5 6.5 57.2
OKTOBER 2014 35 8.8 8.8 66.0
SEPTEMBER 2014 40 10.1 10.1 76.1
AGUSTUS 2014 51 12.8 12.8 88.9
JULI 2014 44 11.1 11.1 100.0
Total 397 100.0 100.0
-
61
LAMPIRAN 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurprima Arum Mawarni
Tempat tanggal Lahir : Palembang, 09 Januari 1996
Alamat : Jalan Surya Sakti no. 3 RT.32 RW.11 KM.09
Kota Palembang, Sumatera Selatan
Email : [email protected]
No Telpon : 085882932596
Riwayat Pendidikan :
(1999-2000) Sanggar Kegiatan Belajar Srijaya
(2000-2001) Taman Kanak-kanak Aisyiyah Palembang
(2001-2007) Sekolah Dasar Negeri 128 Palembang
(2007-2010) Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Palembang
(2010-2012) Semester Pendek Madrasah Aliyah Negeri 3
Palembang
(2012sekarang) Program Studi Pendidikan Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mailto:[email protected]
SAMPUL REVISI TERANYAR.pdfBAB I NURPRIMA ARUM MAWARNI - PROFIL PASIEN ASMA DI PUSKESMAS CIPUTAT PERIODE JULI 2014 - JUNI 2015.pdfBAB II REVISI NURPRIMA ARUM MAWARNI.pdfBAB III REVISI NURPRIMA ARUM MAWARNI.pdfBAB IV REVISI NURPRIMA ARUM MAWARNIii.pdfBAB V NURPRIMA ARUM MAWARNI revisi.pdfDAFTAR PUSTAKA revisi NURPRIMA ARUM MAWARNI.pdfLAMPIRAN REVISI NURPRIMA ARUM MAWARNI.pdf